ISSN 2086-1397

Jurnal VISIPENA

Volume 10, Nomor 1, Juni 2019

Diterbitkan Oleh: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

STKIP Bina Bangsa Getsempena – Banda

ISSN 2086 - 1397

JURNAL VISIPENA Volume 10, Nomor 1, Juni 2019

Penanggungjawab Ketua STKIP Bina Bangsa Getsempena Lili Kasmini

Ketua Penyunting Kepala LP2M STKIP Bina Bangsa Getsempena Intan Kemala Sari

Penyunting Lili Kasmini Musdiani Isthifa Kemal Zainal Abidin Suarja Syarfuni Intan Kemala Sari Gio Mohamad Johan Yusrawati JR Simatupang

Desain Sampul Eka Rizwan

Web Designer Achyar Munandar

Alamat Redaksi Jalan Tanggul Krueng Aceh No 34, Desa Rukoh – Surel: [email protected] Laman: http://visipena.stkipgetsempana.ac.id/

Diterbitkan Oleh: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STKIP Bina Bangsa Getsempena

i | Jurnal Visipen a – STKIP Bina Ba n gsa Getsempena

PENGANTAR PENYUNTING

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 dapat diterbitkan. Sebagaimana yang menjadi tujuan utama hadirnya Jurnal Visipena yang telah menginjak tahun ke-10 sejak awal diterbitkannya adalah sebagai wadah memberikan ruang publikasi tulisan ilmiah hasil karya civitas akademika baik di lingkungan STKIP Bina Bangsa Getsempena sendiri maupun dari lembaga pendidikan lainnya. Dimana diharapkan jurnal ini dapat berguna bagi kemajuan dunia pendidikan. Dalam volume kali Jurnal Visipena memuat 15 hasil penelitian, yaitu: 1. Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Guru SMA Katolik, merupakan hasil penelitian Agnes Delviana Simangunsong, Matin, dan Siti Rochanah (Universitas Negeri Jakarta). 2. Pewarisan Tari Tarek Pukat (Tarian Pesisir Aceh) di Sanggar Cut Nyak Dhien, merupakan hasil penelitian Fitriani (STKIP Bina Bangsa Getsempena). 3. Meningkatkan Kemampuan Konsentrasi Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Usia 5 - 6 Tahun dengan Menggunakan Alat Permainan Edukatif (Ape) dan Berbasis Modifikasi Perilaku (Mix Method Research di TK Islam PB. Soedirman), merupakan hasil penelitian Fri Corina Sandrawati, Martini Jamaris, dan Asep Supena (Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta). 4. Pengaruh Kepribadian dan Motivasi Terhadap Kinerja Tugas Guru SD Swasta Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara, merupakan hasil penelitian Yulia Hidayati, I Made Putrawan, dan Mukhneri Mukhtar (Program Studi Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta). 5. Homeschooling; Pendidikan Alternatif di Indonesia, merupakan hasil penelitian Zul Afiat (Universiti Sultan Zainal Abidin, Terengganu Malaysia). 6. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan) (2018), merupakan hasil penelitian Ahmad Faris Al Anshari (Magister Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ). 7. Pengaruh Permainan Bakiak dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak TK Khairani Aceh Besar, merupakan hasil penelitian Riza Oktariana (STKIP Bina Bangsa Getsempena). 8. Analisis Kohesivitas Kelompok, Kepuasan Kerja dan Kemangkiran (Absenteeism) Terhadap Produktivitas Kerja Guru di SMK Negeri Se-Kota Bekasi, merupakan hasil penelitian Purwani Puji Utami, Niken Vioreza, Nanda Lega Jaya Putra (STKIP Kusuma Negara Jakarta) dan Illah Sailah (Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta). 9. Analisis Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri Kabupaten dan Kota Tangerang, merupakan hasil penelitian Syafa’at Ariful Huda, Purwani

ii | Jurnal Visipen a – STKIP Bina Ba n gsa Getsempena

Puji Utami, Chairunnisa, (STKIP Kusuma Negara Jakarta) dan Illah Sailah (Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta). 10. Pengaruh Strategi Pembelajaran Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar, merupakan hasil penelitian Helmi Yahya Nurdiansyah, Agung Purwanto, Sarkadi (Universitas Negeri Jakarta). 11. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Self Efikasi Terhadap Efektifitas Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Utara (2019), merupakan hasil penelitian Khodamad Sutaji, Ma’ruf Akbar, dan Matin (SMP Negeri 5 Bekasi Jawa Barat). 12. Metode Lotre Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid Leran Senori Tuban Analisis Terhadap Pencapaian Hafalan Al-Qur’an dan Permasalahannya, merupakan hasil penelitian Aya Mamlu’ah (Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro). 13. Studi Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti dalam Implementasi KTSP di SMP Negeri Kabupaten Gianyar, merupakan hasil penelitian Hery Nugroho dan Ni Ketut Suriati (STMIK Primakara). 14. Penerapan Teknik Supervisi Kelompok dengan Metode Workshop Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Negeri Lamklat Tahun Pelajaran 2018/2019, merupakan hasil penelitian Ismuha (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar). 15. Penggunaan Multimedia Terhadapaktivitas Belajar Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya, merupakan hasil penelitian Nurdin Amin dan Rosi Novi Aji (Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry).

Akhirnya penyunting berharap semoga jurnal edisi kali ini dapat menjadi warna tersendiri bagi bahan literatur bacaan bagi kita semua yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Banda Aceh, Juni 2019

Ketua Penyunting

iii | Jurnal Visipen a – STKIP Bina Ba n gsa Getsempena

DAFTAR ISI

Susunan Pengurus i Pengantar Penyunting ii Daftar isi iv

Agnes Delviana Simangunsong, Matin, dan Siti Rochanah 1 Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Guru SMA Katolik

Fitriani 13 Pewarisan Tari Tarek Pukat (Tarian Pesisir Aceh) di Sanggar Cut Nyak Dhien

Fri Corina Sandrawati, Martini Jamaris, dan Asep Supena 27 Meningkatkan Kemampuan Konsentrasi Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Usia 5 - 6 Tahun dengan Menggunakan Alat Permainan Edukatif (Ape) dan Berbasis Modifikasi Perilaku (Mix Method Research di TK Islam PB. Soedirman)

Yulia Hidayati, I Made Putrawan, dan Mukhneri Mukhtar 39 Pengaruh Kepribadian dan Motivasi Terhadap Kinerja Tugas Guru SD Swasta Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara

Zul Afiat 50 Homeschooling; Pendidikan Alternatif di Indonesia

Ahmad Faris Al Anshari 66 Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan) (2018)

Riza Oktariana 78 Pengaruh Permainan Bakiak dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak TK Khairani Aceh Besar

Purwani Puji Utami, Niken Vioreza, Nanda Lega Jaya Putra dan Illah Sailah 94 Analisis Kohesivitas Kelompok, Kepuasan Kerja dan Kemangkiran (Absenteeism) Terhadap Produktivitas Kerja Guru di SMK Negeri Se-Kota Bekasi

Syafa’at Ariful Huda, Purwani Puji Utami, Chairunnisa, dan Illah Sailah 113 Analisis Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri Kabupaten dan Kota Tangerang

iv | Jurnal Visipen a – STKIP Bina Ba n gsa Getsempena

Helmi Yahya Nurdiansyah, Agung Purwanto, Sarkadi 127 Pengaruh Strategi Pembelajaran Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar

Khodamad Sutaji, Ma’ruf Akbar, dan Matin 135 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Self Efikasi Terhadap Efektifitas Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Utara (2019)

Aya Mamlu’ah 148 Metode Lotre Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid Leran Senori Tuban Analisis Terhadap Pencapaian Hafalan Al-Qur’an dan Permasalahannya

Hery Nugroho dan Ni Ketut Suriati 164 Studi Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti dalam Implementasi KTSP di SMP Negeri Kabupaten Gianyar

Ismuha 176 Penerapan Teknik Supervisi Kelompok dengan Metode Workshop Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Negeri Lamklat Tahun Pelajaran 2018/2019

Nurdin Amin dan Rosi Novi Aji 190 Penggunaan Multimedia Terhadapaktivitas Belajar Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah di SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya

v | Jurnal Visipen a – STKIP Bina Ba n gsa Getsempena

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMA KATOLIK

1)Agnes Delviana Simangunsong, 2)Matin, dan 3)Siti Rochanah 1),2),3)Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh komunikasi organisasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja di Sekolah Menengah Atas Katolik di Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei analisis jalur dalam. Dalam penelitian ini, 130 dari 192 guru telah memilih sampel acak. Para responden dilibatkan dengan mengirimkan umpan balik mereka dalam kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, ada pengaruh positif antara komunikasi organisasi dan motivasi kerja; kedua, ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dan motivasi kerja; ketiga, ada pengaruh positif antara komunikasi organisasi dan kepuasan kerja.

Kata Kunci: Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Komunikasi Organisasi

Abstract The objective of this research is to obtain information concerning to the effect of organizational communication and job satisfaction toward work motivation in Catholic Senior High Schools at West Jakarta.The research was conducted by using survey method with path analysis in testing hypothesis. In this research, 130 from 192 teachers had selected random sampling. The responders were involved by sending their feedback within the questionnaires.The results showed that: first, there are positive influences between organizational communication and work motivation; second, there are positive influences between job satisfaction and work motivation; third, there are positive influences between organizational communication and job satisfaction.

Keywords: work motivation, job satisfaction, organizational communication

PENDAHULUAN membentuk SDM yang berkualitas, yaitu Globalisasi dan MEA tidak dapat yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif, dihindari oleh Indonesia. Tantangan bagi namun memiliki akar kepribadian bangsa Indonesia adalah bagaimana Indonesia yang kuat. Dalam upaya ini, dunia dapat menanggapi perubahan, dapat pendidikan sangat berperan. bersaing dalam pasar bebas, dan dapat tetap Namun sangat disayangkan, mempertahankan kepribadian bangsa. sejumlah survei mengungkapkan bahwa Indonesia harus menghadapi tantangan mutu pendidikan di Indonesia masih tersebut agar Indonesia tidak tergilas dalam rendah. Rendahnya mutu pendidikan di persaingan dan dampak negatif yang Indonesia, antara lain disebabkan oleh merugikan. Maka Indonesia perlu rendahnya mutu guru, yang dapat dilihat

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |1 dari kompetensi dan kinerjanya. Kinerja Motivasi kerja mendorong seseorang guru SMA masih perlu ditingkatkan. mencapai tujuan kerja. Newstrom Melihat kondisi guru yang demikian, mengatakan bahwa, “work motivation is the pemerintah terus-menerus mencoba set internal dan external forces that cause meningkatkan mutu guru dengan membuat an employee to choose a course of action program keprofesian berkelanjutan (PKB). and engage in certain behaviours. Ideally, Namun guru yang mau mengikuti PKB these behaviors will be directed at the jumlahnya sangat sedikit. Masih banyak achievement of a organizational goal” guru yang tidak mau mengembangkan diri (2007:101). untuk menambah pengetahuan dan Motivasi kerja adalah kekuatan meningkatkan kompetensinya dalam internal dan eksternal yang menyebabkan mengajar. Ternyata keadaan guru yang seorang karyawan memilih suatu tindakan demikian dialami juga di SMA Katolik se- dan terlibat dalam perilaku tertentu. Jakarta Barat. Dengan kondisi tersebut, Idealnya, perilaku tersebut diarahkan pada peningkatan motivasi guru merupakan pencapaian tujuan organisasi. keniscayaan. Motivasi yang diarahkan pada tujuan Peneliti mengidentifikasi faktor kerja dapat berasal dari dalam maupun luar yang mempengaruhi motivasi kerja adalah diri seseorang. Amstrong mengungkapkan komunikasi organisasi yang kurang lancar, demikian,” Motivation at work can take kurangnya kepuasan kerja, loyalitas yang place in two ways. First, people can kurang, dan komitmen yang rendah. motivate themselves by seeking, finding, Berdasarkan identifikasi masalah di atas, and carrying out work which satisfies their maka penelitian ini difokuskan untuk needs or at least leads to expect that their meneliti pengaruh komunikasi organisasi goals will be achieved. Secondly, dan kepuasan kerja terhadap motivasi kerja management can motivate people through guru SMA Katolik se-Jakarta Barat. such methods as pay, promotion, praise, Motivasi merupakan daya dorong recognition, etc” (2007:253). yang dipunyai oleh seseorang untuk Motivasi di tempat kerja dapat terjadi mencapai tujuannya. Motivasi kerja dalam dua cara. Pertama, orang dapat mendorong seseorang untuk mencapai hasil memotivasi diri sendiri dengan mencari, kerja yang semakin baik. Dorongan ini bisa menemukan, dan melaksanakan pekerjaan berasal dari dalam (internal) dan bisa dari yang memenuhi kebutuhan mereka atau luar (eksternal). setidaknya membuat mereka mengharapkan tujuan mereka tercapai. Kedua, manajemen

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |2 dapat memotivasi orang dengan cara Dessler dan Philips mengatakan pembayaran, promosi, pujian, pengakuan, bahwa, “organizational communication is dll. an exchange of information that creates a George danJones juga common basic of understanding and feeling menyampaikandemikian, yaitu bahwa, among two or more individuals or groups “work motivation is the psychological in an organization. Organizational forces that determines the direction of a communication can move in a variety of person‟s behavior in an organization, a directions and can be formal and informal person‟s level of effort, and a person‟s level in nature” (2005: 443). of persistence”(2012: 157) Motivasi kerja Komunikasi organisasi adalah adalah dorongan psikologis seseorang yang pertukaran informasi yang menciptakan menentukan arah perilaku, tingkat usaha, suatu dasar umum pemahaman dan dan tingkat ketekunan seseorang di dalam perasaan di antara dua atau lebih individu organisasi. atau kelompok dalam sebuah organisasi. Berdasarkan uraian-uraian yang Komunikasi organisasi dapat bergerak dikemukakan di atas maka dapat dalam berbagai arah dan dapat bersifat disintesiskan bahwa motivasi kerja adalah formal dan informal. dorongan pada diri seseorang untuk Schermerhorn et al. mengatakan mencapai hasil kerja yang lebih baik, bahwa, “organizational communication is dengan indikator: (1) tanggung jawab, (2) the specific process through which usaha untuk bekerja, (3) ketekunan dalam information moves and is exchanged within melaksanakan tugas, (4) inisiatif. an organization. Communication in Komunikasi organisasi merupakan organizations uses a variety of formal and elemen penting dalam organisasi. Dengan informal channels, the richness of channel, komunikasi seluruh anggota organisasi or its capacity to convey information, must berbagi informasi. Kejelasan informasi be adequate for the message. Information mendukung kesepahaman antara pemberi flows upward, downward, and laterally in dan penerima serta mendorong untuk organizations” (2010: 272). menyampaikan umpan balik. Dengan Komunikasi organisasi adalah komunikasi seluruh bagian dalam proses spesifik di mana informasi bergerak organisasi bisa saling berkoordinasi. dan dipertukarkan dalam sebuah organisasi. Mereka dapat bersinergi untuk mencapai Komunikasi dalam organisasi tujuan yang sama. menggunakan berbagai saluran formal dan informal, kekayaan saluran, atau kapasitas

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |3 untuk menyampaikan informasi, harus Akhirnya Gibson, et al. memadai untuk pesan tersebut. Informasi menguraikan secara lengkap bahwa, “job mengalir ke atas, ke bawah, dan secara satisfaction is an attitude that individuals lateral dalam organisasi. have about their jobs. It results from their Berdasarkan uraian-uraian yang perception of the job. While numerous dikemukakan di atas, maka dapat dimensions have been associated with job disintesiskan bahwa komunikasi organisasi satisfaction, five in particular have crucial adalah proses pertukaran informasi characteristics. (1) Pay. The amount antarindividu dalam organisasi dengan received and the perceived equity of pay; kesamaan makna pesan yang disampaikan, (2) Job. The extent to which job tasks are dengan indikator: (1) kejelasan pesan, (2) considered interesting and provide kesamaan pemahaman, (3) umpan balik. opportunities for learning and for Kepuasan kerja merupakan suatu accepting responsibility; (3) Promotion perasaan. Setiap orang yang bekerja selalu opportunities. The availability of menginginkan kepuasan dalam bekerja. opportunities for advancement; (4) Seseorang akan merasa puas dalam bekerja Supervisor. The supervisor‟s abilities to apabila ada kesesuaian antara harapan dan demonstrate interest in and concern about kenyataan yang diperoleh di tempat kerja. employee; (5) Co-workers. The extent to Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya which co-workers are friendly, competent, yang sesuai dengan harapannya maka and supportive” (2012: 102). kepuasan kerja yang tinggi semakin dapat Kepuasan kerja adalah sebuah sikap dicapai. seseorang tentang pekerjaannya. Ada lima Kepuasan kerja dapat dirasakan oleh dimensi yang merupakan karakteristik seseorang ketika ia senang dengan penting dari pekerjaan, yaitu (1) Gaji yang pekerjaannya. Newstrom mengatakan wajar; (2) Pekerjaan yang menarik dan bahwa, “job satisfaction is a set of memberikan peluang untuk belajar dan favorable or unfavorable feelings and menerima tanggung jawab; (3) Kesempatan emotions with which employees view their promosi untuk naik pangkat; (4) pengawas work” (2011: 220). Kepuasan kerja adalah yang mempunyai kemampuan, minat, dan sekumpulan perasaan dan emosi yang peduli pada karyawan; (5) Rekan kerja menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ramah, kompeten, dan mendukung. yang dirasakan karyawan terhadap Berdasarkan uraian-uraian di atas, pekerjaannya.. maka dapat disintesiskan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |4 senang yang dirasakan oleh seseorang Mc Shane and Glinow menjelaskan terhadap apa yang diharapkan dari komunikasi berpengaruh pada motivasi, organisasi, dengan indikator: (1) perasaan “along with supporting a learning terhadap pekerjaan, (2) perasaan terhadap orientation and intrinsically motivating job, gaji, (3) perasaan terhadap kesempatan companies foster creativity through open promosi, (4) perasaan terhadap supervisi, communication and sufficient resources” (5) perasaan terhadap rekan kerja. (2008: 243). Seiring dengan mendukung Motivasi kerja senantiasa perlu orientasi belajar dan secara intrinsik ditingkatkan agar kinerja dapat lebih baik. memotivasi pekerjaan, perusahaan Pekerja perlu berupaya meningkatkan menumbuhkan kreativitas melalui motivasi internalnya sedangkan pihak di komunikasi terbuka dan sumber daya yang luar pekerja membantu meningkatkan memadai. motivasi eksternalnya. Salah satu upaya Anggota lembaga sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja adalah merupakan sebuah tim. Selanjutnya, komunikasi antarindividu yang terdapat Colquit, at al. pada gambar berikut dalam lingkup pekerjaan. mengilustrasikan pengaruh komunikasi dalam tim terhadap motivasi.

Gambar Pengaruh Komunikasi Tim terhadap Motivasi (2015: 6)

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |5

Berdasarkan uraian di atas, maka influences employee motivation but doesn‟t diduga bahwa komunikasi organisasi affect performance in jobs where employees berpengaruh langsung positif terhadap have little control over their job output motivasi kerja seseorang. Jika komunikasi (such as assembly-line work)” (2008: 111). organisasi ditingkatkan maka motivasi Kepuasan kerja mempengaruhi motivasi kerja meningkat. kerja karyawan, namun tidak Selain perbaikan pada komunikasi mempengaruhi kinerja mereka dimana organisasi, salah satu upaya yang dapat karyawan memiliki sedikit kontrol atas dilakukan untuk meningkatkan motivasi pekerjaan mereka (seperti pekerjaan kerja adalah dengan meningkatkan perakitan). kepuasan kerja. Pemberi kerja dapat Selanjutnya, Schermerhorn memotivasi karyawannya dengan menjelaskan bahwa kepuasan kerja memberikan kepuasan kerja. berpengaruh terhadap motivasi, McShane dan Glinow juga sebagaimanadiilustrasikan dalam gambar mengatakan bahwa: “job satisfaction berikut.

M P S Individu Performan O E A al ce T R contingenc T I attribut es F y of Equity I V Work O rewardscomparis S A effor R on F T t M A I A Person C O Organizatio N al value T N nal support C of I

E reward O s N

Gambar Pengaruh Kepuasan terhadap Motivasi (2010: 130) Berdasarkan uraian di atas, maka meningkatkan kepuasan kerja seseorang. diduga bahwa kepuasan kerja berpengaruh Kepuasan kerja dapat ditingkatkan antara langsung positif terhadap motivasi kerja. lain dengan komunikasi organisasi. Jika kepuasan kerja ditingkatkan maka Downs dan Adrian menjelaskan motivasi kerja meningkat. bahwa,“… determine what types of Kepuasan kerja dapat meningkatkan communication changes could be made that motivasi. Oleh karena itu diperlukan pula would increase employee satisfaction.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |6

Communication changes needed to prove organizational behavior-that open job satisfaction” (2004: 142). Mengetahui communication is generally better than jenis komunikasi bisa dilakukan untuk restricted communication” (2008: 5). meningkatkan kepuasan karyawan. Komunikasi efektif akan cenderung Perubahan komunikasi diperlukan untuk mendorong kinerja yang lebih baik dan membuktikan kepuasan kerja. kepuasan kerja. Orang memahami Selanjutnya Pradhan dan Chopra pekerjaan mereka lebih baik dan merasa menyatakan bahwa “…. The researcher lebih terlibat dalam organisasi. Pada reviewed some work on‟Job Satisfaction‟, beberapa kasus bahkan secara sukarela since in her own study, she worked on the menyerahkan sebagian dari hak mereka premise that job satisfaction is to a great selama ada kestabilan organisasi karena extent determined by the „communication‟, mereka melihat bahwa pengorbanan component as manifest in the varied diperlukan. Respon positif dari karyawan demands of the nature of the work in all the mendukung salah satu proposisi dasar different profession” (2008: 21). perilaku organisasi - bahwa komunikasi Penelitian terhadap beberapa terbuka umumnya lebih baik daripada pekerja mengenai kepuasan kerja komunikasi yang dibatasi. menunjukkan bahwa mereka bekerja atas Berdasarkan uraian di atas, maka dasar pemikiran bahwa kepuasan kerja diduga bahwa komunikasi organisasi sebagian besar ditentukan oleh komponen berpengaruh langsung positif terhadap komunikasi yang terwujud dalam tuntutan kepuasan kerja. Jika komunikasi organisasi bervariasi dari sifat pekerjaan di semua ditingkatkan maka akan berdampak pada profesi yang berbeda. peningkatan kepuasan kerja. Pradhan dan Chopra juga mengungkapkan bahwa: Communication is METODE effective, it tends to encourage better Penelitian ini menggunakan metode performance and job satisfaction. People penelitian survei dengan pendekatan understand their jobs better and feel more kuantitatif-kausal, dengan menggunakan involved in them. In some instances they analisis jalur (path analysis). Pola would even voluntarily give up some of keterikatan variabel yang diteliti dapat their long established privileges because diketahui melalui gambar model hipotetik they see that a sacrifice is necessary. Such pengaruh antarvariabel penelitian berikut positive responses of employees support ini: one of the basic propositions of

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |7

X1

X3

3

X2

Gambar Model Hipotetik Pengaruh Antarvariabel

Keterangan: guru. Data diperoleh dari kuesioner yang

X1 :Komunikasi Organisasi diisi oleh guru tersebut. (eksogen)

X2 : Kepuasan Kerja (eksogen) HASIL DAN PEMBAHASAN

X3 : Motivasi Kerja (endogen) Berdasarkan uji normalitas galat : Pengaruh taksiran regresi, dapat disimpulkan Populasi penelitian ini adalah pasangan semua data baik motivasi kerja seluruh Guru Tetap Yayasan (GTY) SMA atas komunikasi organisasi, motivasi kerja Katolik se-Jakarta Barat yang berjumlah atas kepuasan kerja, dan kepuasan kerja 192 orang sedangkan sampel diundi dengan atas komunikasi organisasi berasal dari teknik acak sederhana (simple random sampel yang berdistribusi normal. Hasil sampling. Jumlah sampel penelitian ini pengujian terdapat dalam tabel berikut. dihitung dengan rumus Slovin sejumlah 130

Tabel Hasil Pengujian Normalitas Galat Taksiran Regresi

Galat Taksiran Ltabel Nomor n Lhitung Keterangan Regresi α = 5% α = 1%

1 X3 atas X1 130 0.0642 0.078 0.090 normal

2 X3 atas X2 130 0.0486 0.078 0.090 normal 3 X2 atas X1 130 0.0454 0.078 0.090 normal

Berdasarkan uji signifikansi dan linearitas regresi sangat signifikan dan sangat linear. Hasil pengujian dirangkum dalam tabel berikut.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |8

Tabel Hasil Uji Signifikansi dan Uji Linearitas Regresi Uji Regresi Uji Linearitas Reg Persam Fhitun Ftabe Fhitun Ftabe Kesimpulan aan g l g l α=0,0 α=0,0 1 1 X3 X3= 141,71* 6,84 1,45 ns 1,51 Regresi sangat atas 39,95 + * signifikan/Regre X1 0,73X1 si sangat linear X3 X3= 9,50** 6,84 1,32 ns 1,54 Regresi sangat atas 91,73 + signifikan/Regre X2 0,38X2 si sangat linear X2 X2= 11,33** 6,84 1,05 ns 1,51 Regresi sangat atas 122,28 signifikan/Regre X1 + si sangat linear 0,20X1

Keterangan: H0: β31 ≤ 0

** : Sangat signifikan H1: β31 > 0

ns : Non signifikan (regresi H0 ditolak, jika thitung> ttabel. linear) Dari perhitungan analisis jalur, Korelasi antara komunikasi pengaruh langsung komunikasi organisasi organisasi dengan kepuasan kerja sebesar terhadap motivasi kerja, nilai koefisien

0,270. Korelasi antara komunikasi jalur sebesar 0,300 dan nilai thitung sebesar organisasi dengan motivasi kerja sebesar 3,51. Nilai ttabel untuk α=0,01 sebesar 2,62.

0,250. Korelasi antara kepuasan kerja Oleh karena nilai thitung lebih besar dari dengan motivasi kerja sebesar 0,278. pada nilai ttabel maka dengan demikian Ho

Sementara itu hasil pengujian ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis sebagai berikut: komunikasi organisasi berpengaruh secara Hipotesis Pertama langsung positif terhadap motivasi kerja Komunikasi organisasi berpengaruh dapat diterima. langsung positif terhadap motivasi kerja.

Tabel Koefisien Jalur Pengaruh X1 terhadap X3

Pengaruh Koefisien thitung ttabel Langsung Jalur α=0,05 α =0,01 X1 terhadap X3 0,300 3,51** 1,98 2,62

** Koefisien jalur sangat signifikan (3,51 > 2,62 pada α =0,01)

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |9

Hasil penelitian ini senada dengan hasil Dari perhitungan analisis jalur, penelitian Mutuku dan Mathoko di pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap Jaringan Nokia Siemens Kenya (2014: motivasi kerja, nilai koefisien jalur sebesar

28-62). 0,227 dan nilai thitung sebesar 3,01. Nilai ttabel Hipotesis Kedua untuk α=0,01 sebesar 2,62. Oleh karena

Kepuasan kerja berpengaruh nilai thitung lebih besar dari pada nilai ttabel

langsung positif terhadap motivasi maka dengan demikian Ho ditolak dan H1 kerja. diterima. Dengan demikian komunikasi

H0: β32 ≤ 0 organisasi berpengaruh secara langsung

H1: β32 > 0 positif terhadap motivasi kerja dapat

H0 ditolak, jika thitung> ttabel. diterima.

Tabel Koefisien Jalur Pengaruh X2 terhadap X3

Pengaruh Koefisien thitung ttabel Langsung Jalur α=0,05 α =0,01 X2 terhadap X3 0,227 3,01** 1,99 2,62

** Koefisien jalur sangat signifikan (3,01 > 2,63 pada α =0,01)

Hasil penelitian ini senada dengan H0 ditolak, jika thitung> ttabel. hasil penelitian Afifah dan Musadieq pada Dari perhitungan analisis jalur, karyawan PT Pertamina Geothermal pengaruh langsung komunikasi organisasi Energy Jakarta. Dari penelitian ditemukan terhadap kepuasan kerja, nilai koefisien bahwa adanya pengaruh kepuasan kerja jalur sebesar 0,270 dan nilai thitung sebesar terhadap motivasi kerja sebesar 0,663. 3,18. Nilai ttabel untuk α=0,01 sebesar 2,62.

(2017: vol. 47). Oleh karena nilai thitung lebih besar dari

Hipotesis Ketiga pada nilai ttabel maka dengan demikian Ho

Komunikasi organisasi berpengaruh ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian langsung positif terhadap kepuasan kerja. komunikasi organisasi berpengaruh secara

H0: β21 ≤ 0 langsung positif terhadap kepuasan kerja

H1: β21 > 0 dapat diterima.

Tabel Koefisien Jalur Pengaruh X1 terhadap X2

Pengaruh Koefisien thitung ttabel Langsung Jalur α=0,05 α =0,01 X1 terhadap X2 0,270 3,18** 1,99 2,62

** Koefisien jalur sangat signifikan (3,18 > 2,62 pada α =0,01)

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |10

Ringkasan model analisis jalur berikut: dapat dilihat pada gambar 4.7 sebagai

r13= 0,250

p31= 0,300 X1

X3 r = 0,270 12 3 p21= 0,270

X2 r23= 0,278

p32= 0,227 Gambar Model Empiris Antar Variabel

Hasil penelitian ini senada dengan 2. Terdapat pengaruh langsung positif hasil penelitian Darijani, Soltani, dan kepuasan kerja terhadap motivasi Pourroostaei bahwa efektivitas komunikasi kerja dengan nilai koefisien korelasi organisasi berdampak pada kepuasan sebesar 0,278 dan nilai koefisien jalur kerja.(2014: 43-51). sebesar 0,227. Artinya, peningkatan kepuasan kerja yang dirasakan guru SIMPULAN mengakibatkan peningkatan motivasi Berdasarkan hasil penelitian yang kerja guru SMA Katolik se-Jakarta dilakukan terhadap guru SMA Katolik se- Barat. Jakarta Barat, diperoleh kesimpulan 3. Terdapat pengaruh langsung positif sebagai berikut: komunikasi organisasi terhadap 1. Terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja dengan nilai koefisien komunikasi organisasi terhadap korelasi sebesar 0,270 dan nilai motivasi kerja dengan nilai koefisien koefisien jalur sebesar 0,270. Artinya korelasi sebesar 0,250 dan nilai peningkatan komunikasi organisasi koefisien jalur sebesar 0,300. Artinya yang terjadi dalam lingkup kerja guru peningkatan komunikasi organisasi mengakibatkan peningkatan kepuasan yang terjadi dalam lingkup kerja guru kerja guru SMA Katolik se-Jakarta mengakibatkan peningkatan motivasi Barat. kerja guru SMA Katolik se-Jakarta Barat.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |11

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Thara dan Mochammad Al Musadieq. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya terhadap Kinerja: Studi pada Karyawan PT. Pertamina Geothermal Energy Kantor Pusat Jakarta. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 47 No. 1 Juni, 2017.

Amstrong, Michael. A Handbook of Human Resources Management Practice. London: Kogan Page, 2007.

Colquitt, Jason A. dan Jeffrey A. LePine, Michael J. Wesson, Improving Performance and Commitment in the Workplace. Fourt Edition. New York: McGraw-Hill Education, 2015.

Darijani, Ali dan Hassan Soltani, Mohammad Ali Pourroostaei. Impact of the Effectiveness of Organizational Communication on Job Satisfaction throught Job Motivation of Employees of Shiraz Telecommunication Company. WALIA Journal. 30 (S3), 2014.

Dessler, Gary dan Jean Philips, Managing Now. USA: Houghton Miffin Company, 2008.

Downs, Cal W. dan Allyson D. Adrian. Assesing Organizational Communication-Strategi Communication Audits. New York: The Guilford Press, 2004.

George, Jennifer M. dan Gareth R. Jones, Understanding and Managing Organizational Behavior. Sixth Edition. New Jersey: Pearson Education, 2012.

Gibson, James L. dan John M. Ivencevich, James H. Donnelly, Jr., Robert Konopaske. Organization Behavior: Structure, Processes, Foourteeth Edition. New York: McGraw-Hill, 2012.

McShane, Steven L. dan Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior: Emerging Realities for the Workplace Revolution. 4th Edition. New York: McGraw-Hill, 2008.

Mutuku, Claire Katungu dan Dr. Petronilla Mathoko. Effects of Organizational Communication on Employee Motivation: A Case Study of Nokia Siemens Networks Kenya. International Academic Journal of Information Sciences and Project Management. Volume 1, Issue 3, 2014.

Newstrom, John W. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. New York: McGraw Hill, 2007.

Newstrom, John W. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. New York: McGraw Hill, 2011.

Schermerhorn, Hunt, Osborn,Uhl-Bien. Organizational Behavior. 11e. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc., 2010.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |12

PEWARISAN TARI TAREK PUKAT (TARIAN PESISIR ACEH) DI SANGGAR CUT NYAK DHIEN

Fitriani STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengkaji Tari Tarek Pukat sebagai ekspresi kehidupan masyarakat pesisir dan upaya pewarisannya di sanggar Cut Nyak Dhien. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interdisiplin. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, kemudian dianalisis menggunakan alur reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa, Tari Tarek Pukat diciptakan oleh Yuslizar pada tahun1958. Tarek Pukat menggambarkan aktivitas para nelayan yang menangkap ikan dilaut tarek berarti tarik sedangkan pukat adalah alat sejenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan. Tarian ini ditarikan oleh 13 penari yang terdiri dari 8 penari wanita dan 5 penari pria. Tarian ini mempunyai 19 pola gerakan yang dibagi menjadi dua yaitu 7 pola gerakan untuk penari wanita dan 14 untuk pola gerakan penari pria dengan pola lantai bermacam ragam untuk penari lelakisedangkan penari wanita menari dengan posisi duduk bersaf. Tema yang digunakan pada tarian ini yaitu aktivitas masyarakat nelayan yang sedang mencari ikan dilaut. Pengiringnya yaitu Serune Kalee, Geundrang Aceh dan Rapa’I serta syair tari Tarek Pukat. busana yang digunakan dalam tarian ini sangat sederhana dari pakain tradisi Aceh yang sebenarnya.dari pakain penari wanita baju Aceh,celana hitam panjang, songket yang menutup sampai lutut dan selendang yang dililitkan di kepala,tali Pinggang Aceh, kalung Aceh dan bros baju Aceh sedangkan para penari laki- laki hanya menggunakan baju lengan panjang berwarna hitam dan celana panjang berwarna hitam sarung yang di selempangkan kebahu serta ikat kepala. Properti yang digunakan yaitu raga ikan, topi nelayan dan tali sebagai pukat. dari gerak pawang engkot sampain gerak penutup merupakan ekspresi kehidupan para nelayan yang mencari ikan dilaut. Sehingga tarian ini harus tetap diwariskan dan diteruskan kepada generasi penerus yang akan datang dengan Pewarisan Tari Tarek Pukat melalui Pembelajaran Di Sanggar Cut Nyak Dhien. kegiatan yang ada disanggar Cut Nyak Dhien adapun hal yang terlibat pertama mengenai pola umum latihan yang ada pada sanggar Cut Nyak Dhien yaitu: jadwal latihan di Sanggar, bimbingan latihan dari pelatih sanggar, membuat gerakan dasar sebagai pemanasan, pembagain materi untuk latihan dan pembagain kelompok penari. Didalam proses pembelajaran adanya siswa, pelatih,tujuan,materi,metode media,nilai-nilai yang ditanamkan disanggar dan evaluasi.

Kata Kunci: Tari Tarek Pukat Abstract The purpose of this research is to study Tarek Pukat Dance as an expression of coastal community life and its inheritance efforts in Cut Nyak Dhien studio. The research method used qualitative method with interdisciplinary approach. The research data was collected by observation, interview, and documentation. The validity check of data using source triangulation, then analyzed using flow reduction, presentation, and data verification The results showed that, Tarek Pukat Dance was created by Yuslizar in 1958. Tarek Pukat describes the activities of fishermen who catch fish at sea tarek means tug whereas trawl is a kind of net used to catch fish. This dance is danced by 13 dancers consisting of 8 female

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |13

dancers and 5 male dancers. Dance has 19 motion patterns that are divided into two namely 7 patterns of movement for female dancers and 14 for male dancers movement patterns with various floor patterns for male dancers dancedisari danced women dance with sitting position bersaf. The theme used in this dance is the activity of fishermen who are looking for fish at sea. His companions are Serune Kalee, Geundrang Aceh and Rapa'I and Tarek Pukat dance poems. the clothing used in this dance is very simple from the original grip of Aceh tradition. From the clothing of women dancers Acehnese clothes, long black trousers, songket covering up to the knees and scarves wrapped around the head, ropes of Aceh Pangang, Aceh necklaces and Aceh clothing bros while male dancers wear only black long- sleeved shirts and black trousers wrapped in kebuang and headbands. The property used is fish body, fishing hat and rope as trawl. from the motion of the endangered handler to the closing motion is an expression of the life of the fishermen looking for the fish at sea. So this dance should remain inherited and forwarded to future generations who will come with Inheritance Dance Tarek Pukat through Learning In Studio Cut Nyak Dhien. the existing activities were violated by Cut Nyak Dhien while the first thing involved about the general pattern of the existing training at Cut Nyak Dhien studio were: training schedule in Sanggar, training guidance from the studio coach, making basic movements as warming up, distributing material for training and organizing dance groups . In the process of learning the existence of students, trainers, goals, materials, media methods, embedded values are violated and evaluation.

Keywords: Tarek Pukat Dance

PENDAHULUAN Masyarakat pesisir Aceh merupakan Murtala (2009:1) menyatakan masyarakat yang mata pencahariannya bahwa Aceh tidak hanya merupakan sebagai nelayan, pada umumnya orang batasan geografis yang kemudian menjadi nelayan berdasarkan turun temurun menjadikannya salah satu provinsi yang dari ayah keanak dan seterusnya, baik berada dalam Negara kesatuan republik dimasa lalu maupun masa sekarang. Indonesia namun juga merupakan wilayah Masyarakat Aceh sedikit sekali jumlah tempat berkumpulnya beragam suku nelayan yang berasal dari kalangan yang bangsa. Provinsi Aceh dihuni oleh beragam lain terutama mereka yang tinggal ditataran suku bangsa yang mayoritas menyatu tinggi atau kota. Para nelayan dapat dalam satu ikatan agama, yaitu agama dikatakan sebagai sebuah koloni yang Islam. Kepercayaan dan keyakinan yang mendiami wilayah sepanjang pesisir pantai. dianut oleh mayoritas masyarakat Aceh, Masyarakat pesisir Aceh hampir sebagian kiranya sangat berpengaruh terhadap besar dari mereka melakukan pekerjaan kehidupan masyarakat sehari-hari terutama nelayan baik sebagai nelayan tetap maupun dalam cara berkesenian. nelayan sambilan tidak tetap perkampungan yang kumuh dengan rumah yang terbuat

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |14

dari bambu atau pelepah rumbia sedikit Aceh ini berbeda dengan tarian Aceh sekali yang mampu membangun rumah lainnya yaitu lilkok pulo, meusekat saman, beton. Masyarakat pesisir Aceh merupakan rapa’I geleng dan tari Aceh pada umumnya kelompok yang mampu membuat Pukat yang mengandung syiar Agama Islam. atau jaring dan mempunyai perahu Setiap komponen pada tari Tarek Pukat ini (Daud,2010:12). terdapat kearifan lokal yang memiliki Potensi kesenian yang berada di makna, isi pesan tentang norma-norma Aceh terlihat dari hasil alam sosial, nilai-nilai budaya dan sebagai wujud (pertambangan), hutan, pesisir laut yang kebudayaan yang mengatur sistem sosial menjadi gambaran kesenian yang ada di dalam menata aktivitas kehidupan sosial Aceh. Kondisi alam yang sangat masyarakatnya. menjanjikan ini menjadikan masyarakat Dalam bahasa Aceh, Tarek Pukat Aceh memiliki profesi yang beragam, dari berarti menarik jala ikan. Kegiatan ini petani, nelayan, peladang dan penambang. berlangsung di daerah pesisir, yang Dari seluruh gejala tingkah laku masyarakat merupakan kegiatan rutin para nelayan. Aceh dari sejarah, adat-istiadat, agama, Kegiatan Tarek Pukat sangat kental dengan mata pencarian menjadi inspirasi dalam kebudayaan Aceh, sebagai mana kita suatu karya tari tradisional Aceh. Salah ketahui daerah Aceh dikelilingi oleh pesisir satunya yang menggambarkan kebiasaan laut. Selain itu, Tarek Pukat merupakan masyarakat dalam mata pencarian sebagai sebuah tarian daerah yang dimana tarian ini nelayan yaitu seni Tari Tarek Pukat. menggambarkan tentang kegiatan Tarek Pukat salah satu dari bentuk “Menarek Pukat” Tarian ini diciptakan kesenian yang merupakan wujud oleh almarhum Yusrizal Banda Aceh pada kebudayaan hasil olah pikir, ide ataupun tahun 1962 (Burhan, 1986:141). Tarek gagasan AlmarhumYuslizar dalam Pukat menggambarkan aktivitas para masyarakat pesisir Aceh yang terbentuk nelayan yang menangkap ikan dilaut Tarek dari unsur-unsur dasar untuk komunikasi berarti tarik sedangkan Pukat adalah alat melalui gerakan maupun suara (ekspresi sejenis jaring yang digunakan untuk visual) yang menunjukan estestis . Tarek menangkap ikan (pemerintah kota banda Pukat sebagai gambaran aktivitas Aceh, 2008). Tarek Pukat salah satu jenis masyarakat pesisir yang memiliki rasa tarian di pesisir Aceh, yang sengaja keindahan (estetika) yang ditimbulkan dari dipertunjukan untuk menggambarkan gerak, syair dan musik. Tari Tarek Pukat aktivitas masyarakat nelayan yang pergi

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |15

meulaoet, mereka membuat jaring ikan Niazah A Hamid. Sanggar Cut Nyak Dhien (Pukat) sebagai mata pencaharian merupakan wadah untuk pelestarian tari masyarakat pesisir Aceh ( Fitri, 2009). Tradisional Aceh yang selalu menjaga bentuk keaslian dari Tradisi Aceh, dan Bentuk yang dipertunjukkan dalam terciptanya tari Tarek Pukat Aceh ini Tarek Pukat memiliki keunikan yang dapat pertama sekali di Sanggar Cut Nyak Dhien. dilihat dari aspek geraknya, property, Bagaimana Sanggar Cut Nyak hingga pola lantainya. Maka dari itu, tentu Dhien berupaya menghidupkan dan memiliki pesan yang tersembunyi memperkenalkan Tarek Pukat sebagai didalamnya. Karena sesungguhnya tari salah satu aktivitas masyarakat Aceh pesisir merupakan simbol dari kehidupan dalam rangka mempresentasikan keadaan masyarakat. Sehingga sangat dibutuhkan para nelayan dalam sebuah tarian tradisi pembelajaran tari Tarek Pukat yang masyarakat Aceh pesisir melalui pewarisan bertujuan untuk menjaga kelestarian dalam pembelajaran pada sanggar Cut budaya pesisir Aceh yang selalu ada di Nyak Dhien dan terus dilestarikan dalam pelajari pada komunitas sanggar yang acara-acara adat dan juga acara besar dalam dikatakan sebagai pendidikan nonformal ruang lingkup Nasional maupun yang dapat dikembangkan kepada generasi Internasional. Inilah keterkaitan perbedaan muda agar mereka mengenal budaya antara tari tradisional Aceh pada umumnya daerahnya dan nantinya diharapkan dengan dengan Tari Tarek Pukat yang mempunyai mengenal, mereka akan mencintai sehingga simbol yang berbeda pada tarian Aceh pada pada akhrinya akan memiliki rasa tanggung umumnya. Tarek Pukat sebagai jenis jawab untuk memelihara dan pertunjukan kreativitas didalam unsur mengembangkanya dalam pembelajaran geraknya yang mengandung keunikan tari Tarek Pukat pada Sanggar Cut Nyak dalam gerak. karena adanya gerak Tarek Dhien yang berada di Pondopo Gebenur Pukat yang menggambarkan proses Provinsi Nangroe Aceh Darusslam Banda pembuatan pukat atau jaring dalam tari dan Aceh. menggambarkan peran dalam masyarakat Sanggar Cut Nyak Dhien Banda pesisir Aceh yang bangga atas kesenian Aceh, merupakan sanggar yang masih tradisional dan bagian dari kelompok yang bertahan dan paling dikenal oleh seluruh ingin memperkenalkan kesenian dan masyarakat Aceh karena sanggar ini kebudayaan yang dimilikinya. Berdasarkan sanggar tertua di Aceh di bawah pimpinan penjelasan diatas terlihat bahwa Tari Tarek

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |16

Pukat merupakan kesenian unik yang relavan yang lain terhadap fenomena dalam berkembang sejak lama dan masih bertahan karya seni. Dalam penelitian ini, disiplin hingga sekarang, yang menjadi sebuah ilmu yang digunakan oleh peneliti yaitu gambaran kehidupan masyarakat pesisir disiplin ilmu sosial budaya, komunikasi dan Aceh. Atas dasar itu peneliti ingin mengkaji disiplin seni tari. Pendekatan penelitian lebih lanjut mengapa Tari Tarek Pukat ini tersebut diimplementasikan melalui metode masih terus bertahan dan berlanjut dari penelitian kualitatif. Metode kualitatif ini generasi kegenerasi. Maka dari itu untuk merupakan metode yang digunakan untuk melihat, peneliti membutuhkan lokasi meneliti pada kondisi objek yang bersifat penelitiannya di Sanggar Cut Nyak Dhien, alamiah.Teknik pengumpulan data yang karena sanggar ini masih mempertahankan digunakan dalam penelitian yaitu, kesenian tradisi Aceh. observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Inilah yang menjadi dasar untuk Instrument yang digunakan dalam mengkaji tentang bagaimana bentuk Tari observasi adalah: (1) pedoman Tarek Pukat di Sanggar Cut Nyak Dhien Observasi,(2) kamera untuk serta upaya yang dilakukan Sanggar Cut mendokumentasikan kegiatan yang sedang Nyak Dhien mewariskan Tari Tarek Pukat dilakukan peneliti yang berkaitan dengan dalam kehidupan masyarakat pesisir Aceh tari Tarek Pukat. sehingga dapat meningkatkan keabsahan data dan lebih Diharapkan setelah mengetahui bentuk terjamin data yang diperoleh, (3) Tari Tarek Pukat di Sanggar Cut Nyak Handphone,untuk mengambil video tari Dhien serta upaya dalam mewariskan dari Tarek Pukat saat penelitian di sanggar Cut generasi kegenerasi berikutnya di sanggar Nyak Dhien. Supaya penelitian ini lebih Cut Nyak Dhien diharapkan nilai-nilai dan akurat, dikarnakan peneliti betul-betul tradisi yang terkandung di dalamnya dapat melakukan pengumpulan data. Wawancara diteruskan oleh generasi yang akan datang. yang dilakukan pada penelitian ini terkait dengan hal yang sangat penting yaitu METODE bagaimana“ Tari Tarek Pukat Aceh: Bentuk Penelitian ini menggunakan Ekspresi Kehidupan Masyarakat Pesisir dan pendekatan interdisiplin. Dikarenakan Upaya Pelestarianya Di Sanggar Cut Nyak bukan hanya konsep atau teori yang Dhien”. Untuk mendapatkan data menjadi ciri dari bentuknya saja yang dilapangan peneliti menggunakan digunakan tetapi bisa mengambil bentuk wawancara terstruktur dengan Narasumber

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |17

yang ada di sanggar Cut Nyak Dhien yaitu, HASIL DAN PEMBAHASAN Cut Maysarah, Fitriana Rizkiy ketua atau a. Tari Tarek Pukat sebagai pelatih sanggar, Widya Astuti, Cut Emma Ekspresi Kehidupan Masyarakat pengurus sanggar Cut Nyak Dhien. Dan Pesisir Aceh yang paling dikenal di Aceh dan juga Secara penjelasan tentang tarek sanggar tertua di bawah pimpinan Niazah A pukat yang digambarkan dalam tarian yaitu, Hamid. Sementara untuk dokumentasi penari wanita dari kiri ke kanan membuat peneliti melakukan pengumpulan data jala dengan cara merajut tali dari seorang pengkajian dokumen-dokumen seperti penari kepada penari berikutnya, sedangkan literatur-literatur buku tentang tarek pukat, laki-laki kembali memasuki pentas dengan foto-foto yang terkaitan dengan mengkayoh atau mendayung. Penari wanita pembelajaran tari tarek pukat di sanggar tetap dengan posisi duduk sedangkan penari Cut Nyak Dhien serta video tari tarek laki-laki dengan berbagai bentuk komposisi pukat. membuat gerakan seperti mendayung, Pada penelitian ini untuk menguji menarik pukat, menjala ikan dan lain- keabsahan data digunakan triangulasi lain.pada akhir lagu dengan tempo cepat sumber yaitu pengujian data dengan cara penari perempuan secara serentak mengecek data yang telah diperoleh melalui memperlihatkan jala yang sudah siap beberapa sumber. Pada penelitian ini uji dirajut dalam posisi setengah berdiri, keabsahan sumber dilakukan dengan cara: berdiri dan berjalan kesamping kedepan (1) membandingkan data hasil pengamatan atau kebelakang sambil tetap memegang dengan data hasil wawancara; (2) pukat yang diangkat keatas atau kebawah membandingkan hasil wawancara dengan sesuai dengan irama lagu.tari ini diakhirkan isi dokumen yang terkait. Demikian juga dengan gerak serentak, penari perempuan triangulasi metode dilakukan dengan dengan posisi setengah jongkok sambil memanfaatkan berbagai teori, metode, dan mengembangkan jala dan sambil teknik untuk menganalisis masalah yang berpegangan tangan. sama.

Gambar 1. Penari menarik pukat

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |18

Terlihat pada gambar di atas bahwa sebagai nelayan, dengan membuat gerakan gerakan penari laki-laki yang sedang seperti masyarakat nelayan yang sedang membentuk gerakan seperti menarik pukat, menarik pukat bersama-sama dalam mengekspresikan bentuk kegiatan mencari ikan dilaut. masyarakat pesisir yang bermata pencarian

Gambar 2. Para Nelayan Menarik Pukat Di atas terlihat jelas bahwa gerakan oleh penari laki-laki merupakan ekspresi yang ada pada tarian tarek pukat pada para nelayan saat menarik pukat. ragam gerak menarek pukat yang digerakan

Gambar 3. Gerakan kayoeh (mendayung) Terlihat pada ragam gerakan kayoeh sampan ketika ingin melepaskan pukat yang dapat diartikan sebagai mendayung ketengah laut untuk mencari ikan sehingga sampan atau but (kapal) merupakan bentuk terbentuklah gerakan pada tarian Tarek gerakan yang mengekspresikan kegiatan Pukat yang menjadi gambaran masyarakat masyarakat nelayan yang mendayung nelayan saat mendayung sampan.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |19

Gambar 4. Masyarakat Nelayan Mendayung Sampan Dari hasil penjelasan diatas bahwa mengetahui semua bentuk ragam gerak tari bentuk dari gerakan kayoeh ini merupakan yang ada pada tari tarek pukat sehingga ekspresi para nelayan pesisir Aceh yang peserta didik mengetahui proses pembuatan mendayung sampan yang mempunyai pukat yang dirangkai menggunakan tali kegiatan setiap hari pada saat berada sumbu, dengan diajarkan langsung dipermukaan air laut ketika sedanga bagaimana gerakan yang ada pada tari meletakan pukat atau menjatuhkan pukat Tarek Pukat sehingga peserta didik kedasar laut. Jadi tidak bisa mengggunakan mengenal dan mengetahui bagaimana mesin but yang membuat ikan didalam laut keadaan kegaiatan aktivitas para berlarian dengan putaran baling-baling masyarakat nelayan Aceh yang mencari yang ada didalam air sehingga ikan akan ikan dengan menarik pukat. pergi menjauh dari sasaran para nelayan. Dan peserta didik mengetahui alat-alat b. Pewarisan Nilai-nilai Yang apa saja yang digunakan oleh masyarakat Ditanamkan Melalui nelayan ketika hendak mencari ikan dilaut Pembelajaran di Sanggar Cut dari segi persiapan properti yang digunakan Nyak Dhien saat berkerja, sehingga mengetahui fungsi Dengan hasil data penelitian dari alat pukat dan mengetahui tarian ini dilapangan baik yang diperoleh melalui diciptkan oleh alamrhum yuslizar sebagai pengamatan maupun wawancara, dapat gambaran masyarakat pesisir Aceh. selain dijelaskan nilai-nilai pembelajaran tari itu peserta didik tidak hanya mengetahui Tarek Pukat yang diwariskan kepada dari segi bentuk geraknya saja tetapi peserta didik atau penari sanggar Cut Nyak mereka juga mengetahui alat musik untuk Dhien yaitu, pertama, dapat dilihat dari menarikan tari Tarek Pukat dan mengapa aspek pengetahuan peserta didik atau penari hanya menggunakan 3 jenis alam musik

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |20

Tradisional saja dan peserta didik dari peserta didik yang masih baru, dan tidak penari laki tidak hanya bisa menarikan tari memandang lebih besar atau kecil yang Tarek Pukat saja, tetapi mereka juga bisa mengajarkannya karena disanggar ini memainkan alat musik untuk iringan Tarek dilarang malu untuk diajarkan oleh penari Pukat. yang lebih muda apabila memang Karena dalam sanggar Cut Nyak Dhien kemampuannya lebih bagus. para peserta didik tidak hanya diajarkan Nilai-nilai kemandirian dan saling menari saja, tetapi juga diajarkan berkerjasama ini diterapkan oleh pelatih bagaimana cara memegang alat musik sejak pertama kali mereka masuk menjadi supaya meraka mengetahui cara bermain peserta didik di sanggar Cut Nyak Dhien alat musik khususnya alat musik tradisional sehingga sudah dilatih untuk mempunyai Aceh. hingga tidak mengherankan jika sikap disiplin ketika hadir dan tepat waktu anggota sanggar baik itu pemusik bisa ketika latihan, tanggung jawab dengan apa menjadi penari dan penari bisa menjadi yang sudah diberi kepercayaan oleh pelatih, pemusik, karena meraka sudah dilatih salah satunya untuk menjaga lingkungan supaya mengetahui cara menari dan sanggar dan psarana prasarana yang ada di memainkan musik sebagai iringan penari sanggar, mempunyai sikap sabar dan tekun jadi apabila ada kendala ketika dengan sesama anggota dan saling menampilkan tari Tarek pukat di festival mengerti,serta cermat dalam mengambil Aceh, maka sanggar tidak merasa susah keputusan. Penanaman nilai tersebut akan karena dapat menggantikan dengan anggota membentuk sikap yang mandiri kepada yang lain sehingga semua anggota sudah seluruh peserta didik atau penari sehingga mempunyai bekal untuk dipertunjukan. apabila pelatih tidak dapat menjadi pelatih Kedua, dilihat dari aspek sikap, terlihat di sanggar lagi maka mereka yang akan bahwa ada keinginan para pelatih untuk meneruskan dan melanjutkan kegiatan yang membuat sikap mandiri kepada peserta telah diterapkan oleh sanggar dari dulu didik atau penari,dengan cara mereka seling hingga sekarang. berlajar bersama ketika berlatih dan pelatih Ketiga, dari aspek keterampilan dari melepaskan mereka supaya bisa saling peserta didik ini merupakan semua bentuk membantu satusama lainnya dan ketiak gerakan tari tradisional Aceh mereka sudah penari junior telah bisa mengawasai gerak sanggat menguasai dengan pemeblajaran tari maka dia akan membantu penari baru yang rutin dalam 1 minggu tiga kali yang msaih diberkan gerakan dasar pada sehingga mereka anak-anak sanggar Cut

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |21

Nyak dhien ini mempunyai keterampilan perlu di teruskan kepada anak-anak dari hasil latihan yang cukup panjang yang generasi muda. selama ini dilakukan, apa lagi kemampuan SIMPULAN dari anggota penari laki-laki ketika mereka 1. Tari Tarek Pukat mempunyai Sembilan bisa menari mereka juga bisa mejadi belas pola gerakan yang dibagi menjadi pemusik bagi penari sanggar Cut Nyak dua yaitu tujuh pola gerakan untuk Dhien, dan tidakmkalah dengan penari wanita dan empat belas untuk keterampilan yang di miliki oleh anggota pola gerakan penari pria dengan pola penari wanita yang tidak hanya sebagai lantai bermacam ragam karena penari penari mereka juga mempunyai keahlian lelaki menari dengan posisi berdiri dalam memakai baju dan make up sendiri sedangkan penari wanita menari dengan dalam penampilan saat ingin menarikan posisi duduk bersaf. Tema yang dipanggung sehingga mereka tidak digunakan pada tarian ini yaitu aktivitas memberatkan pelatih blagi dalam membuat masyarakat nelayan yang sedang sesuatu hal mengenai penampilan saat mencari ikan dilaut. Pengiring tari Tarek memanggung, itu semua dari kemandirian Pukat yaitu Serune Kalee, Geundrang yang telah ditanamkan oleh pelatih sanggar Aceh dan Rapa’I serta syair yang Cut Nyak dhien sehingga mereka mampu membuat semangat para penari dalam membuat semuanya dengan sendirinya. menarikan tarian ini. busana yang Nilai-nilai yang ditanamkan melalui digunakan dalam pertunjukan Tarek pembelajaran di sanggar Cut Nyak Dhien Pukat ini sangat sederhana dari pakain ini merupakan warisan yang menumbuhkan tradisi Aceh yang sebenarnya.dari adanya kesadaran budaya untuk tetap pakain penari wanita baju Aceh,celana melestarikan tari tradisional maupun tari hitam panjang, songket yang menutup kreasi yang mentradisi, sehingga akan tetap sampai lutut dan selendang yang dapat diteruskan dan diketahui oleh dililitkan di kepala,tali Pinggang Aceh, generasi muda yang akan datang nantiknya, kalung Aceh dan bros baju Aceh melalui proses pembelajaran tanpa disadari sedangkan para penari laki-laki hanya telah menumbuhkan sikap pada masyarakat menggunakan baju lengan panjang dan peserta didik untuk menghargai dan berwarna hitam dan celana panjang mencintai tarian tradisi yang Ada di Aceh berwarna hitam sarung yang di sebagai warisan tradisional Aceh yang selempangkan kebahu serta ikat kepala.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |22

Properti yang digunakan yaitu raga ikan, Aceh tetap terus di lestarikan oleh topi nelayan dan tali sebagai pukat. Tari penerus anak didik dari Almarhum Tarek Pukat ini bisa ditampilkan dimana Ichsan Ibrahim untuk mewariskan saja dan kondisi apa saja karena tarian kepada generasi kegenerasi selanjutnya. ini tidak mempunyai kekhususan lokasi Kegiatan pembelajaran di sanggar Cut untuk dipertunjukan, bisa di lapangan Nyak Dhien ini tidak lepas dari dan bisa di panggung pertunjukan sesuai komponen-komponen pembelajaran dimana ingin mengadakan yang secara umunya setiap pembelajaran pertunjukannya. Tari Tarek Pukat ini adanya guru dan pelatih yang menjadu ditampilkan di depan masyarakat yang subjek dan objeknya. Sehingga terbentuk ingin melihat pertunjukan tari Tarek suatu transformasi ilmu dalam kegiatan Pukat dan biasanya di tampilkan pada yang ada disanggar Cut Nyak Dhien acara khusus hari kelautan,festival seni adapun hal yang terlibat pertama Aceh,Acara formal, acara mengenai pola umum latihan yang ada Kemasyarakatan, acara pekan pada sanggar Cut Nyak Dhien yaitu: kebudayaan Aceh (PKA), acara Petani jadwal latihan di Sanggar, bimbingan sedunia hingga pada perlombaan tari latihan dari pelatih sanggar, membuat tradisional Aceh. gerakan dasar sebagai pemanasan, 2. Salah satu yang masih membuat sanggar pembagain materi untuk latihan dan Cut Nyak Dhien ini tetap melestarikan pembagain kelompok penari. Proses tarian Tradisional Aceh dan tetap pembelajaran tari Tarek Pukat di sanggar meneruskan kepada generasi hingga Cut nyak Dhien ini yang pertama sekarang yaitu Drs. H. Ichsan Ibrahim memisahkan gerakan tari laki-laki yang merupakan sesame seniman Aceh dengan perempuan, selanjutnya gerakan yang menjadi kerabat dekat Almarhum membuat pukan dengan menggunakan Yuslizar. Dengan melalui pembelajaran tali yang dilakukan oleh penari disanggar Cut Nyak Dhien ini maka perempuan, dan laki-laki berlajar tetap terus hadir dan selalu ada tarian bersama penari laki-laki untuk gerakan Tradisional Aceh di masyarakat Aceh sebagai nelayan tahap selanjutnya ketika dengan wadah yang sudah lama para peserta didik sudah menguasai dilestarikan oleh seniman-seniman Aceh gerakan tarian ini maka selanjutnya di sanggar Cut Nyak Dhien hingga mereka belajar dengan menggunkan sampai sekarang pewarisan dari seniman iringan musik yang dimainkan oleh

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |23

anggota sanggar Cut Nyak Dhien. Tari dengan tetap meneruskan tari-tari tarek Pukat harus tetap diwariskan dan Tradisional yang ada di Aceh. sehingga diteruskan kepada generasi penerus yang mampu mempertahankan bentuk akan datang dengan Pewarisan Tari keaslian pada tarian Tradisional dengan Tarek Pukat melalui Pembelajaran Di didorong oleh seniman-seniman tari Sanggar Cut Nyak Dhien. Sanggar Cut Aceh yang karyanya sampai sekarang Nyak Dhien ini merupakan sanggar yang masih dikenal oleh Masyarakat Aceh masih bertahan hingga sampai sekarang maupun diluar Aceh.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |24

DAFTAR PUSTAKA Baharuddin dan Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.

Cahyono, Agus. 2006. “Pola Pewarisan Nilai-nilai Kesenian Tayub”. Jurnal Harmonia Pengetahuan Dan Pemikiran Seni. 7(1):21-33.

Firdaus Burhan, ed. 1986. Ensikopedia Musik dan Tari Daerah, Propinsi Daerah Istimewa Aceh Banda Aceh: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya.

Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:Bumi Aksara.

Hartati, 2010. “Teknik Pembelajaran Tari Pada Sanggar Cut Nyak Dhien Banda Aceh”.Jurnal: ilmiah Fkip Universitas Syiah Kuala.

Hartati, 2013. “Pengelolaan Sanggar Cut Nyak Dhien dalam Pengembangan kebudayaan Aceh”. Jurnal: ilmiah Fkip Universitas Syiah Kuala.

Harun, Mohd. 2007. “Representasi Nilai Estetis Orang Aceh Dalam Hadih Maja”. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Bidang Pendidikan. 9(2):100.

Hawkins. 1990. Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Idan, Hermanto. 2010. Pintar Antropologi.Jogjakarta: Tunas Publishing.

Kodiran. 2004. Pewarisan Budaya Dan kepribadaian. Jurnal Humaniora 16 (1), 10-16.

Mohamad, Harun,2009. Memahami Orang Aceh. Banda Aceh: cipta pustaka.

Muhammad, Fidaus. 2010. “Hasil Tangkapan dan Laju Tangkapan Unit Perikanan Pukat Tarik, Tugu dan Kelong”. Jurnal Makara, Teknologi,Vol. 14, No.1.

Muhammad, Takari. 2015. “Mengkaji Secara Saintifik Budaya Musik Aceh dari sisi Struktural dan Fungsional”. Jantho Aceh ISBI.

Mulanto &Cahyono. 2016. Pewarisan Bentuk Nilai dan Makna Tari Kretek. Semarang: Catharsis Journal of Arts Education.

Murtala. 2009. Tari Aceh Yusrizal kreasi yang mentradisi. Banda Aceh: Iskandar.

Netriroza, Arifni. 2007. “Masyarakat Dan Kesenian Naggroe Aceh Darussalam”. Etnomusikologi: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Seni. 2(6):196.

Nur Syam,2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LKis.

Nurwani, 2011. “Serampang XII: Tari Kreasi Yang Mentradisi”. Harmonia : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni Vol.XI, No.1

Pemerintah kota Banda Aceh, 2008. Seni Tari Aceh

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |25

Rachmawati dan Daryanto,2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik.Yogyakarta: Gava Media.

Rahmat, Munazir,dkk, 2017. “Menjaga Kelestarian Lingkungan Maritim Pesisir yang Berkelanjutan di Kabupaten Pidie dengan Pendekatan Adat Meulaot”.Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78.

Rohidi, 2014. “Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal”.Jurnal Imaji, Vol. VIII No. 1 - Januari 2014.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1994. Pendekatan Sistem Sosial Budaya dalam Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang press.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang : Cipta Prima.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2014. Pendidikan Seni Isu Dan Paradigma. Semarang : Cipta Prima Nusantara.

Sedyawati. 2012. BudayaIndonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiharto, Bambang. 2013. Untuk Apa Seni. Bandung: Matahari.

Suharsimi Arikunto, 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulasman dan Gumilar, Setia.2013. Teori-teori Kebudayaan(Dari Teori Hingga Aplikasi) Bandung: CV Pustaka Setia.

Sumaryono. 2016. Antropologi Tari Dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta:Media Kreativa.

Sunarto, 2013. “shamanisme:fenomena religius dalam seni pertunjukan nusantara harmonia”. Volume 13, No. 2 / Desember 2013.

Suwardi Endraswara, 2012. Metodologi Penelitian Kebudayaan.Yogyakarta: Gadjah Mada university Press.

Suyadi, 2015. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |26

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSENTRASI ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER) USIA 5 - 6 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DAN BERBASIS MODIFIKASI PERILAKU (Mix Method Research di TK Islam PB. Soedirman)

1)Fri Corina Sandrawati, 2)Martini Jamaris, dan 3)Asep Supena Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan konsentrasi anak ADHD yang berusia 5 – 6 tahun dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif dan berbasis modifikasi perilaku. Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam PB Soedirman Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 dengan 1 orang Subjek penelitian. Alat permainan edukatif yang digunakan adalah balok, playdough, puzzle dan leggo. Sementara metode penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research, dimana penelitian dilaksanakan dalam 3 fase yaitu Baseline 1 (3 sesi), Intervensi (8 sesi) dan Baseline 2 (3 sesi). Data kualitatif diperoleh melalui hasil pengamatan menggunakan Catatan Observasi. Sedangkan data kuantitaf di peroleh dengan membandingkan skor rata-rata hasil Baseline 1, Intervensi dan Baseline 2. Hasil penelitian membuktikan bahwa konsentrasi anak dengan ADHD dapat ditingkatkan melalui intervensi dengan alat permainan edukatif (APE). Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata total skor kemampuan konsentrasi pada Baseline 1 adalah 28,3 menurun pada fase intervensi menjadi 21,75 dan pada fase Baseline 2 menjadi 20,33, yang diartikan kemampuan konsentrasi anak ADHD meningkat. Data ini juga di dukung oleh data frekuensi fokus teralihkan berkurang pada fase intervensi dan juga peningkatan durasi fokus saat mengerjakan tugas. Penerapan teknik modifikasi perilaku dengan prompt (verbal prompt, gestural prompt, physical prompt) dan reinforcement (pujian, jempol, tos) terbukti merupakan intervensi yang mampu mendukung peningkatan konsentrasi pada anak ADHD. Prompt dan reinforcement ini merupakan dukungan guru yang diwujudkan dalam sikapnya untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak ADHD.

Kata Kunci: Peningkatan Konsentrasi, Anak ADHD, Alat Permainan Edukatif

Abstract The purpose of this research is to determine the improvement in concentration of ADHD children aged 5-6 years old using Educational Game Tool and based on behavior modification. This research was conducted at the PB Soedirman Islamic Kindergarten. The study was started in October 2018 with 1 study subject. Educational Game Tools which used is building blocks, playdough, puzzle and leggo. Meanwhile the research method used is Single Subject Research, where research is conducted in 3 phases which is Baseline 1 (3 sessions), Intervention (8 sessions) and Baseline 2 (3 sessions).The Qualitative data is obtained through observations using Observation Records.While the quantitative data obtained by comparing the average result score of the Baseline 1, Intervention and Baseline 2.The results of the study prove that the concentration of children with ADHD can be improved through intervention with educational game tools. This is proven by the average results of the total concentration ability score in Baseline 1 is 28.3, decreasing in the intervention phase to 21.75 and in the Baseline 2 phase becomes 20.33, which means the concentration ability of ADHD children is improving.This data is also supported by the lesson distracted focus frequency in the intervention phase and also an increase in the

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |27 duration on task. The application of behavior modification techniques with prompt (verbal prompt, gestural prompt, physical prompt) and reinforcement (praise, thumbs, high fives) is proven to be an intervention that is able to support improving concentration in ADHD children.This prompt and reinforcement is the teacher's support which is manifested in his attitude to improve the concentration ability of ADHD children.

Keywords: Concentration Increase, ADHD Children, Educational Game Tool

PENDAHULUAN mengalami GPPH di Jakarta adalah 26.2 % Attention Deficit Hyperactivity dimana proporsi terbesar adalah jenis Disorder (ADHD) atau Gangguan gangguan tidak mampu memusatkan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas perhatian, yaitu sebesar 15.9 %. Pada tahun (GPPH) adalah suatu kondisi medis yang 2016 diperkirakan mencapai 26.4 %. ditandai dengan ketidakmampuan Keberadaan anak ADHD juga terdapat memusatkan perhatian, hiperaktif dan atau di TK Islam PB Soedirman. Pada beberapa impulsif yang terdapat lebih sering dan tahun terakhir hampir selalu ada anak-anak lebih berat dibandingkan dengan anak-anak dengan gangguan pemusatan perhatian, sebaya (Peraturan Menteri Kesehatan mengalami hiperaktivitas maupun impulsif Republik Indonesia Nomor terhadap teman sebayanya. Pada umumnya 330/Menkes/per/II/2011). Masalah ini orangtua tidak mengetahui ataupun tidak terdapat secara menetap (persisten) dan terus terang kepada sekolah mengenai biasanya menyebabkan kesulitan dalam kondisi anaknya. Orangtua menganggap kehidupan anak, baik di rumah, sekolah bahwa kondisi anaknya tersebut normal dan atau dalam hubungan sosial antar manusia. merupakan hal biasa pada anak-anak. Jumlah anak penderita ADHD di Kondisi anak-anak ini baru terdeteksi Indonesia belum diketahui secara pasti ketika mengikuti aktivitas di kelas. Mereka tetapi diperkirakan jumlahnya juga terus lebih senang bermain sendiri, meningkat. Penelitian yang secara terbatas konsentrasinya mudah teralihkan dan dilakukan di Jakarta dilaporkan prevalensi cenderung mengganggu teman yang lain. penderita ADHD 4,2 %, paling banyak Anak-anak ini juga biasanya mengalami ditemukan pada anak usia sekolah dan pada keterlambatan dalam berbicara. anak laki-laki (Adiputra, et.al, 2015). Untuk meningkatkan perilaku belajar Menurut D. Saputro (2004) dalam anak ADHD di kelas seperti berkonsentrasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik dan menyelesaikan tugas juga dapat Indonesia Nomor 330/Menkes/per/II/2011, dilakukan melalui kegiatan bermain atau prevalensi anak Sekolah Dasar yang menggunakan alat permainan edukatif.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |28

Hasil penelitian dari de la Guía, Lozano Konsentrasi and Penichet (2015) menyimpulkan bahwa Menurut Surya (2003:17) konsentrasi permainan edukatif dapat meningkatkan yaitu perpusatan perhatian atau pikiran kemampuan kognitif anak seperti memori, pada suatu hal. Berdasarkan asal katanya perhatian, dan kemampuan pribadi. konsentrasi itu diartikan sebagai suatu Sementara sebelumnya juga terdapat hasil pemusatan, pengumpulan, penghimpunan penelitian dari Aral, Gursoy, dan Can Yasar sesuatu pada suatu tempat pada suatu fokus. (2012) yang menyatakan bahwa puzzle Hakim (2002:1) mengemukakan merupakan alat permainan edukatif yang konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan mampu meningkatkan perkembangan pikiran kepada suatu objek tertentu. kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial Kemudian Olivia (2011:15) emosional dan kreativitas pada anak mengemukakan bahwa memfokuskan dimana anak dapat bermain sambil belajar. perhatian pada objek tertentu disebut Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka konsentrasi. Kemampuan ini sangat selain menerapkan modifikasi perilaku, diperlukan dalam hampir semua aktivitas penggunaan Alat Permainan Edukatif manusia. diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi Van Tiel (2015:162) mengemukakan anak ADHD. konsentrasi adalah kemampuan anak dalam Rumusan masalah dalam penelitian ini upaya mempertahankan perhatian juga adalah: 1) Bagaimanakah bentuk intervensi memusatkan perhatian. Kemampuan ini yang dapat digunakan untuk meningkatkan berkaitan dengan sistem yang disebut konsentrasi anak ADHD usia 5-6 tahun?, 2) regulasi kesadaran yang terlokalisasi di Apa sajakah aspek yang perlu diperhatikan bagian tengah dari otak. Sistem regulasi dalam meningkatkan konsentrasi anak kesadaran ini mempunyai peranan penting ADHD usia 5-6 tahun? 3) Bagaimana agar manusia dapat melakukan kontak perkembangan kemampuan konsentrasi dengan dunia di luar dirinya. anak ADHD usia 5-6 tahun setelah Dari pengertian di atas dapat diberikan intervensi? disimpulkan bahwa konsentrasi adalah Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana individu fokus atau memusatkan mengetahui peningkatan konsentrasi anak perhatian dalam mengerjakan atau ADHD yang berusia 5 – 6 tahun dengan melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu menggunakan APE dan berbasis modifikasi mampu diselesaikan. Pada anak ADHD perilaku berkonsentrasi dapat diamati melalui

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |29 perilaku duduk dengan fokus. Konsentrasi Hyperactivity Disorder, (Attention = dapat diajarkan, untuk dapat berkonsentrasi perhatian, Deficit = berkurang, diperlukan duduk dengan tenang. Hyperactivity = hiperaktif dan Disorder = Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda- gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, beda sesuai dengan usianya. Rentang ADHD berartigangguan pemusatan perhatian anak dalam menerima informasi perhatian disertai hiperaktif. melalui aktivitas apapun juga berbeda. ADHD menurut Kosasih, E (2012:17) adalah “gangguan perilaku yang ditandai Hakikat Anak Dengan Gangguan dengan gangguan pemusatan perhatian, ADHD pembicaraan yang lepas kontrol dan Menurut Arga Paternotte & Jan perilaku yang hiperaktif”. Pada umumnya, Buitelaar, di terjemahkan oleh Julia gangguan ini dijumpai pada anak laki-laki Mariam Van Tiel (2013:2) ADHD adalah yang masih duduk di bangku sekolah. singkatan dari Attention Deficit Dibandingkan dengan teman sebayanya Hyperactivity Disorder, atau dalam bahasa anak ADHD biasanya memperoleh hasil Indonesia disebut Gangguan Pemusatan belajar di bawah target, terisolasi secara Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Ini sosial, berperilaku anti sosial dan tidak berarti anak penyandang ADHD mengalami kesulitan pada masa sekolahnya mendapat perhatian yang kurang dari (Hoseini, 2014:446). orangtua atau gurunya. Anak dengan Dari beberapa pengertian tersebut di attention deficit (kekurangan pemusatan atas disintesiskan bahwa ADHD adalah perhatian) karena anak-anak ini mengalami kondisi anak–anak yang memperlihatkan kesulitan untuk melakukan pemusatan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang perhatian terhadap tugas-tugas yang konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif yang diberikan kepada anak. Sekalipun dapat menyebabkan kesulitan belajar, mempunyai motivasi yang baik, namun kesulitan berperilaku, dan kesulitan sosial anak sangat sulit untuk mengerjakannya, pada aktivitas hidupnya. dan kalaupun mengerjakannya maka anak menghabiskan banyak tenaga bila Hakikat Alat Permainan Edukatif dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Permainan, bermain atau padanan kata Menurut Baihaqi dalam Hoseini dalam bahasa Inggris disebut "kata benda" (2014:447), ADHD adalah istilah populer, (games), "kata kerja" (to play), "kata kependekan dari AttentionDeficit benda" (toys) ini berasal dari kata "main".

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |30

Dalam bahasa indonesa, kata main berarti support children’s cognitive, language and "melakukan perbuatan untuk tujuan self-care skills while making a great bersenang-senang (dengan alat-alat tertentu contribution to their social-emotional and atau tidak); berbuat sesuatu dengan sesuka motor skills. In this respect, educational hati, berbuat asal saja." Dan dalam dunia materials are important at educational psikologi kegiatan bermain dipandang settings since they are visual, entertaining, sebagai "suatu kegiatan (atau lebih luasnya attractive and arousing children’s will to aktivitas) yang mengandung keasyikan participate. (fun) dan dilakukan atas kehendak diri Pernyataan tersebut diartikan bahwa sendiri, bebas, tanpa paksaan dengan tujuan material edukatif didefinisikan sebagai alat untuk memperoleh kesenangan pada waktu permainan yang memungkinkan anak mengadakan kegiatan tersebut". belajar sambil bermain yang secara Permainan adalah alat bagi anak untuk sistematik didesain untuk mendukung menjelajahi dunianya dari yang tidak perkembangan kognitif, bahasa, dan dikenalinya sampai pada yang ketahuinya kemampuan mengurus diri sendiri, juga dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, memberikan kontribusi yang sangat besar sampai mampu melakukannya (Semiawan, untuk perkembangan sosial emosional dan 2002:20). Sedangkan alat permainan motorik. Material edukatif memiliki unsur edukatif adalah sarana yang dapat visual, menghibur, atraktif dan merangsang aktivitas anak untuk membangkitkan partisipasi anak. mempelajari sesuatu tanpa anak Dari beberapa pengertian di atas, dapat menyadarinya, baik menggunakan disimpulkan bahwa alat permainan edukatif teknologi modern maupun tekhnologi adalah media yang digunakan para pendidik sederhana bahkan bersifat tradisional untuk mengembangkan potensi anak dalam (Ismail, 2006:155). Alat permainan meningkatkan, kemampuan kognitif, afektif edukatif juga merupakan alat yang dapat dan psikomotor juga dapat diterapkan meningkatkan pengetahuan dan dalam pembelajaran. pemahaman anak tentang sesuatu. Sedangkan menurut Avc (1999) dalam METODE Aral, et. al (2012) mendefinisikan : Berdasarkan pada tujuan penelitian Educational materials are defined as toys yang telah ditetapkan, metode penelitian which enable children to learn as they play yang digunakan adalah metodeSingle as they are systematically designed so as to Subject Researchyaitu penelitian

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |31 eksperimen dengan subyek tunggal untuk baseline dan kondisi eksperimen mengetahui seberapa besar pengaruh dari (intervensi). suatu perlakuan yang diberikan kepada Penelitian ini menggunakan 1 Subjek subyek secara berulang dalam waktu penelitian, dan dilaksanakan sebanyak 14 tertentu (Soendari, 2012). sesi yang terdiri dari 3 tahap, yaitu : Robert H. Horner, et.al., (2005:165) - Baseline 1 (A) terdiri dari 3 sesi mengemukakan: Single Subject Research - Intervensi (B) terdiri dari 8 sesi, dan merupakan metode saintifik yang - Baseline 2 (A) terdiri dari 3 sesi digunakan untuk menentukan prinsip dasar perilaku dan menetapkan evidence-based HASIL DAN PEMBAHASAN practice (proses penggunaan bukti-bukti 1. Dimensi meningkatkankonsentrasi yang jelas, tegas dan berkesinambungan didapatkan hasil sebagai berikut: (a) untuk membuat keputusan terbaik). Single Perubahan kecenderungan arah pada Subject Research menyediakan informasi perilaku konsentrasi subjek “D” menuju yang dibutuhkan untuk ranah pendidikan perubahan positif dengan arah negatif khusus. (b) Perubahan kecenderungan stabilitas Pada Single subject research target pada Baseline stabil sedangkan behavior dilakukan berulang-ulang dengan Intervensi stabil dan ke arah stabil pada periode waktu tertentu misalnya Baseline 2. Dapat dilihat dipresentase perminggu, perhari atau perjam. stabilitasnya pada fase Baseline 100% Perbandingan tidak dilakukan antar sedangkan pada fase intervensi 100%. individu maupun kelompok tetapi (c) Perubahan level juga sangat baik - dibandingkan pada subyek yang sama 10. (d) Presentase overlap sangat baik dalam kondisi yang berbeda. Yang 0% karena semakin kecil presentasenya dimaksud kondisi di sini adalah kondisi maka semakin baik.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |32

Grafik Stabilitas Data Kemampuan Konsentrasi

Keterangan: = batas atas = mean level = batas bawah

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Visual Pada Dimensi Meningkatkan Konsentrasi No. Kondisi Baseline 1 Intervensi Baseline 2 1 Panjang Kondisi 3 8 3 2 Estimasi kecenderungan (=) (-) (+) arah 3 Kecenderungan Stabil Stabil Stabil stabilitas 4 Jejak data (=) (-) (+)

5 Level Stabilitas dan Variabel Stabil Variabel rentang (30-27) (24-20) (21 – 20) 6 Perubahan level

2. Dimensimenyelesaikan tugas sebagai stabil sedangkan Intervensi stabil dan ke berikut: (a) Perubahan kecenderungan stabil pada Baseline 2. Dapat dilihat arah pada perilaku konsentrasi subjek dipresentase stabilitasnya pada fase “D” menuju perubahan positif dengan Baseline 100% sedangkan pada fase arah negatif. (b) Perubahan intervensi 87,5%. (c) Perubahan level kecenderungan stabilitas pada Baseline juga sangat baik -8. (d) Presentase Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |33

overlap sangat baik 0% karena semakin kecil presentasenya maka semakin baik.

Grafik Stabilitas Data Kemampuan Menyelesaikan Tugas

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Visual pada Dimensi Menyelesaikan Tugas

No. Kondisi Baseline 1 Intervensi Baseline 2 1 Panjang Kondisi 3 8 3 2 Estimasi kecenderungan (=) (-) (+) arah 3 Kecenderungan Stabil Stabil Stabil stabilitas 4 Jejak data (=) (-) (-)

5 Level Stabilitas dan Variabel Stabil Variabel rentang (30-27) (26-7) (4 – 0) 6 Perubahan level

3. Dimensimentaati peraturan sebagai stabil pada Baseline 2. Dapat dilihat berikut: (a) Perubahan kecenderungan dipresentase stabilitasnya pada fase arah pada perilaku konsentrasi subjek Baseline 100% sedangkan pada fase “D” menuju perubahan positif dengan Intervensi 87,5%. (c) Perubahan level arah negatif. (b) Perubahan juga sangat baik -8. (d) Presentase kecenderungan stabilitas pada Baseline1 overlap sangat baik 0% karena semakin stabil sedangkan Intervensi stabil dan ke kecil presentasenya maka semakin baik.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |34

Grafik Stabilitas Data Kemampuan Mentaati Peraturan

Tabel Rangkuman Hasil Analisis Visual pada Dimensi Mentaati Peraturan

No. Kondisi Baseline 1 Intervensi Baseline 2 1 Panjang Kondisi 3 8 3 2 Estimasi kecenderungan (=) (-) (+) arah 3 Kecenderungan Stabil Stabil Stabil stabilitas 4 Jejak data (=) (-) (+)

5 Level Stabilitas dan Stabil Stabil Stabil rentang (38-34) (32-26) (28 – 26) 6 Perubahan level

Pembahasan tertentu. Pada penelitian ini diberikan ADHD (Attention Deficit intervensi kepada anak ADHD untuk Hyperactivity Disorder) adalah gangguan meningkatkan konsentrasi. pemusatan perhatian, hiperaktif juga Hasil penelitian ini menemukan impulsif yang terjadi pada anak-anak dapat bahwa konsentrasi anak dengan ADHD dideteksi sejak dini. Perilaku gangguan dapat ditingkatkan melalui alat permainan pemusatan perhatian (kesulitan edukatif. Hal ini terbukti dari hasil Baseline berkonsentrasi) merupakan salah satu 1, Intervensi dan Baseline 2 yang pemicu ADHD di mana mereka kesulitan menghasilkan skor yang terus mengalami untuk fokus pada kegiatan tertentu. Oleh penurunan yang berarti bahwa anak terus sebab itu, peneliti ingin mengkaji beberapa mengalami peningkatan konsentrasi dalam alternatif untuk anak ADHD agar bisa belajar. Fase Baseline1, Intervensi dan fokus dalam kegiatan dengan waktu Baseline 2 berada pada rentang stabilitas. Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |35

Selain itu frekuensi fokus teralihkan pada (tergantung pada usia anak yang fase Intervensi lebih sedikit daripada fase memainkan). Baseline juga didukung durasi fokus Alat permainan edukatif lainnya yang mengerjakan tugas pada fase Intervensi digunakan peneliti adalah Building Block yang lebih baik daripada fase Baseline. (Balok Bangunan). Building block adalah Hasil ini sejalan dengan pendapat alat bermain yang terbuat dari kayu, plastik yang dikemukakan oleh Winarti (2017) atau spon tebal. Dibentuk sedemikian rupa, menyatakan bahwa alat permainan edukatif sehingga memiliki ukuran tertentu yang sangat berguna untuk meningkatkan bentuknya terdiri dari: kubus, persegi konsentrasi anak, adapun bentuk-bentuk panjang, segi empat, segi tiga siku, permainan yang dapat digunakan adalah setengah lingkaran dan sebagainya (Ismail, puzzle dan meronce. Peneliti menggunakan 2006:221). puzzle kepada anak dengan ADHD agar Hasil penelitian ini sejalan dengan mampu berkonsentrasi dalam belajar, penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Narti menyelesaikan tugas, dan mentaati aturan. (2017). Hasil penelitiannya menyimpulkan Puzzle pada hakikatnya merupakan suatu bahwa beberapa program yang dapat bentuk permainan yang umumnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan digunakan anak yang sifatnya teka-teki. belajar anak ADHD, yaitu : kerjasama pongan-potongan yang tersedia dalam antara orangtua dengan terapis, melatih bentuk, bahan dan ukuran dari yang mudah anak untuk duduk mandiri, olahraga, hingga yang sulit . Bermain puzzle kegiatan belajar, modifikasi perilaku, merupakan suatu aktivitas bermain dengan penggunaan APE dan penggunaan reward. menyusun dan menggabungkan potongan- potongan gambar secara acak dengan pola SIMPULAN gambar tertentu kemudian menjadi sebuah Konsentrasi anak dengan ADHD gambar yang utuh. Hal ini berarti puzzle dapat ditingkatkan melalui intervensi suatu kegiatan bermain yang memerlukan dengan alat permainan edukatif. Hal ini konsentrasi untuk menyusun kepingan- dibuktikan dengan frekuensi fokus kepingan menjadi gambar yang utuh teralihkan berkurang setelah diberikan dengan tingkat kesulitan yang bertahap. intervensi dan juga peningkatan durasi Jumlah potongan terdiri dari empat keping fokus saat mengerjakan tugas. Penerapan sampai lebih, dengan bentuk potongan dari teknik modifikasi perilaku dengan prompt yang paling sederhana sampai rumit (verbal prompt, gestural prompt, physical

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |36 prompt) dan reinforcement (pujian, jempol, berikut: 1) Pada indikator konsentrasi tos)terbukti merupakan intervensi yang seluruh data mulai fase Baseline1, mampu mendukung peningkatan Intervensi dan Baseline 2 seluruh data konsentrasi pada anak ADHD. Prompt dan stabil dengan prosentase kestabilan 100%, reinforcement ini merupakan dukungan 87,5%, dan 100%. Total skor rata-rata pada guru yang diwujudkan dalam sikapnya Baseline 1 28,3 menurun menjadi 21,75 untuk meningkatkan kemampuan pada fase Intervensi dan 20,33 pada konsentrasi anak ADHD. Sikap yang Baseline 2. Hasil tersebut menunjukkan berupa kata-kata motivasi, bahasa tubuh bahwa Subjek mengalami peningkatan maupun gerakan fisik tidak hanya mampu konsentrasi belajar. 2) Pada indikator meningkatkan konsentrasi anak tetapi juga menyelesaikan tugas seluruh data mulai mendorong anak ADHD untuk mampu fase Baseline 1, Intervensi dan Baseline 2 mengontrol dirinya sehingga tugas dapat di seluruh data stabil dengan prosentase selesaikan dan mampu memahami kestabilan 100%, 87,5%, dan 100%. Total peraturan. skor rata-rata pada Baseline 1 adalah 26, Terjadi peningkatan konsentrasi anak turun menjadi 20,5 pada fase Intervensi dan ADHD setelah dilakukan intervensi. Pada menurun lagi menjadi 20 pada Baseline 2. fase Baseline1 jumlah fokus teralihkan rata- Hasil tersebut menunjukkan kemampuan rata sebanyak 10,33 kali dan menurun Subjek menyelesaikan tugas semakin menjadi 5 kali pada fase intervensi dan meningkat. 3) Pada indikator mentaati mengalami peningkatan kembali pada fase peraturan seluruh data mulai fase Baseline 2 sebanyak 5,6 kali. Selain itu Baseline1, Intervensi dan Baseline 2 juga dibuktikan dari rata-rata durasi fokus seluruh data stabil dengan prosentase mengerjakan tugas meningkat setelah kestabilan 100%, 87,5%, dan 100%. Total diberikan intervensi. Pada fase Baseline 1 skor rata-rata pada Baseline 1 adalah 36, rata-rata durasi fokus 28,3 detik meningkat turun menjadi 28,4 pada fase Intervensi dan menjadi 127,25 detik pada fase Intervensi menurun lagi menjadi 27 pada Baseline 2. dan menurun pada fase Baseline 2 menjadi Hasil tersebut menunjukkan kemampuan 99 detik. Subjek mentaati peraturan semakin Tentang Pedoman Deteksi Dini meningkat. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Serta Penaganannya diperoleh data sebagai

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |37

DAFTAR PUSTAKA

Aral,Neriman et. al., 2018. “An investigation of the effect of puzzle design on children’s development areas”, Procedia Social and Behavioral ScienceElsevier Ltd, 2012. www.sciencedirect.com.

Hakim, Thursan. 2002.Mengatasi Gangguan Konsentrasi. Jakarta: Puspa Swara.

Horner,Robert H. et.al., 2005. The Use of Single-Subject Research to Identify Evidence- Based Practice in Special Education. Exceptional Children. Vol. 71. No.2

Hoseini,Bibi Leila,et. al. 2014. ”Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children: A Short Review and Literature”, International Journal of Pediatrics , Vol.2, N.4-3, Serial No.12.

Ismail,Andang. 2006.Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.

Julia Maria Van Tiel, 2015. Pendidikan Anakku Terlambat Bicara (Jakarta: Prenadamedia Group.

Kosasih,E. 2012.Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya.

Narti, Wiwin (2017). Penanganan Kesulitan Belajar Anak dengan ADHD (Studi Kasus Pusat Layanan Psikologi Bismika Muara Bungo. Nur El-Islam Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan, Vol.4 No.1.

Olivia, Femi. 2011. Good Memory Building. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 330/Menkes/per/II/2011 tentang Pedoman Deteksi Dini Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak Serta Penanganannya.

Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT Prenhellindo.

Soendari, Tjutju. ”Penelitian Dengan Subyek Tunggal”, h. 2, 2012-06-18 (http://file.upi.edu/Direktori/F!P/JUR_PEND_LUAR_BIASA/195602141980032-

Surya, Hendra. 2003. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputirido.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |38

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA TUGAS GURU SD SWASTA KECAMATAN KELAPA GADING JAKARTA UTARA

1)Yulia Hidayati, 2)I Made Putrawan, dan 3)Mukhneri Mukhtar Program Studi Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek dari (1) kepribadian, (2) motivasi, (3) tugas kinerja guru pribadi SD Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif-kausal dengan teknik analisis jalur. Survei melibatkan 84 guru sebagai sampel yang menggunakan teknik sampel acak sederhana dengan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, terdapat pengaruh langsung positif kepribadian terhadap kinerja tugas guru di sekolah. Kedua, terdapat pengaruh langsung positif motivasi terhadap kinerja tugas guru di sekolah. Ketiga, terdapat pengaruh langsung positif kepribadian terhadap motivasi guru di sekolah.

Kata Kunci : Kepribadian, Motivasi, Kinerja Tugas

Abstract This research aimed to investigate the effect of (1) personality, (2) motivation, (3) task performance of teachers in private elementary school subdistrict Kelapa Gading North Jakarta. Survey method with a quantitative-causal approach using Path Analysis Technique was used to in this research. This survey involving 84 teachers as a sample using simple random sampling technique by Slovin formula. The findings of this study indicated: first, there is a positive direct effect of personality toward task performance teachers in school. Second, there is a positive direct effect of motivation toward task performance teachers in school. Third, there is a positive direct effect of personality toward motivation teachers in school.

Keywords: Personality, Motivation, Task Performance

PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun Sekolah merupakan sebuah organisasi. 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 8) Organisasi dapat dikatakan baik apabila dijelaskan bahwa dalam menjalankan memiliki tujuan dan tujuan yang ditetapkan tugasnya, seorang guru harus memiliki tersebut dapat dicapai. Sekolah dasar standar kompetensi yang meliputi sebagai satuan pendidikan akan bermutu kompetensi pedagogik, kepribadian, social, baik jika dilakukan upaya-upaya dan profesional. Disampaikan oleh Yunus peningkatan mutu pendidikannya. Guru (2017), bahwa Kompetensi guru menjadi merupakan salah satu faktor penentu tinggi syarat utama tercapainya kualitas belajar rendahnya mutu hasil pendidikan. Peran yang baik. Kompetensi guru harus berpijak guru amatlah penting dalam dunia pada kemampuan dalam mengajarkan pendidikan. materi pelajaran secara menarik, inovatif,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |39 dan kreatif yang mampu membangkitkan pekerjaannya maka mereka akan bekerja gairah siswa dalam belajar. penuh semangat dan bertanggung jawab. Dalam artikelnya, Sari (2014) Motivasi guru masih pada level menyampaikan, bahwa guru juga dituntut administratif yang ingin memperoleh gelar untuk bekerja dengan memberikan PNS, seperti dikatakan oleh konselor pelayanan sebaik-baiknya kepada pendidikan Chodijah (2017). Motivasi pelanggan sekolah seperti siswa, orang tua, merupakan sasaran penting dalam dan masyarakat. Dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia, karena pembelajaran dan berinteraksi dengan secara langsung maupun tidak langsung siswa akan banyak ditentukan oleh akan mempengaruhi produktivitas kerja. karakteristik kepribadian guru yang Suatu gejala yang dapat merusak kondisi bersangkutan. Guru yang menguasai organisasi sekolah adalah rendahnya kompetensi kepribadian akan sangat motivasi kerja guru dimana timbul gejala membantu upaya pengembangan karakter seperti kemangkiran, malas bekerja, siswa. Berbeda dengan di sekolah, berbeda keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, pula dengan di lingkungan masyarakat. Di kualitas pengajaran, indisipliner guru dan masyarakat, kepribadian guru masih gejala negatif lainnya. Sebaliknya motivasi dianggap hal sensitif. Apabila ada seorang yang tinggi menandakan bahwa sebuah guru melakukan tindakan tidak terpuji atau organisasi sekolah telah dikelola dengan melanggar aturan yang berlaku di baik dengan manajemen yang efektif. masyarakat, maka hal ini dapat Guru dituntut memiliki kinerja yang mengakibatkan merosotnya wibawa guru mampu memberikan dan merealisasikan yang bersangkutan juga hilangnya rasa harapan dan keinginan semua pihak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga terutama masyarakat umum yang telah sekolah dimana dia mengajar. mempercayai sekolah dan guru dalam Di sekolah, guru memiliki tugas dan membina anak didik. Dalam meraih mutu tanggung jawab moral yang besar terhadap pendidikan yang baik sangat dipengaruhi keberhasilan siswa. Kerja guru merupakan oleh kinerja guru dalam melaksanakan kumpulan dari berbagai tugas untuk tugasnya sehingga kinerja guru menjadi mencapai tujuan pendidikan Oleh tuntutan penting untuk mencapai karenanya, faktor motivasi yang menunjang keberhasilan pendidikan. Secara umum, guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya mutu pendidikan yang baik menjadi tolok sangatlah penting. Artinya jika guru ukur bagi keberhasilan kinerja yang memiliki motivasi dalam melakukan ditunjukkan guru.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |40

Menurut Menteri Keuangan Mulyani langsung terlibat dalam pembentukan (2017), pendidikan di Indonesia berada di sumber daya organisasi ke dalam barang peringkat 53 dunia dan masih lebih unggul atau jasa yang dihasilkan organisasi. Vietnam meski memiliki fokus yang hampir Kinerja tugas menurut Schermerhorn, sama yaitu di bidang pendidikan. Dari Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien (2011:14), datanya, ada sekitar 4 juta guru yang setiap “task performance is the quantity and tahunnya dibayar pemerintah tapi quality of work produced or the services kinerjanya tidak kompeten. provided by an individual, team, or work Peningkatan kinerja guru dapat dicapai unit, or organization as a whole.” Kinerja apabila guru bersikap terbuka, kreatif, dan tugas adalah kuantitas dan kualitas dari memiliki semangat kerja yang tinggi. pekerjaan yang dihasilkan atau memberikan Dengan demikian, adanya motivasi yang pelayanan dari seorang individu, tim, unit kuat dan kompetensi kepribadian yang kerja, atau organisasi secara keseluruhan. tinggi, diharapkan guru dapat menghasilkan Robbins dan Judge (2013:26) kinerja tugas yang optimal guna sependapat, “task performance is the tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia. combination of effectiveness and efficiency Berdasarkan fakta dan data yang at doing your core job tasks.” Kinerja diperoleh, maka peneliti tertarik untuk tugas adalah kombinasi efektifitas dan melakukan penelitian tentang kepribadian, efisiensi dalam melakukan tugas-tugas motivasi, dan kinerja tugas guru SD Swasta. pekerjaan inti. Selanjutnya, “the task Judul dari penelitian yang akan dikaji yaitu performance of a teacher would be the level “Pengaruh Kepribadian dan Motivasi of education that students obtain. All the Terhadap Kinerja Tugas Guru SD Swasta types of performance relate to the core Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara.” duties and responsibilities of a job and are often directly related to the function listed Kinerja Tugas on a formal job description. Task Menurut Colquit, Lepine, dan Wesson performance is the most important human (2015:33) kinerja tugas adalah “task output contributing to organizational performance includes employee behaviors effectiveness.” Kinerja tugas dari seorang that are directly involved in the guru adalah tingkat pendidikan yang transformation of organizational resources berhasil dicapai oleh siswa. Semua jenis into the goods or services that the kinerja tugas berkaitan dengan inti organization produces.” Kinerja tugas pekerjaan dan tanggung jawab juga secara meliputi perilaku karyawan yang secara langsung berkaitan dengan fungsi yang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |41 terdaftar dalam deskripsi tugas formal. and behavior. Personality reflects what Kinerja tugas adalah hasil pekerjaan yang people are like and creates their social paling penting terhadap kontribusi reputation.” Kepribadian mengacu pada efektifitas organisasi. struktur dan kecenderungan di dalam diri Kinerja tugas menurut McShane dan seseorang yang menjelaskan pola Von Glinow (2015:35) mengacu pada “… karakteristik dari pikiran, emosi, serta goal directed behaviors under the perilaku. Kepribadian mencerminkan apa individual’s control that support yang disukai seseorang dan membentuk organizational objectives. Kinerja tugas reputasi sosialnya. mengacu pada perilaku yang diarahkan Menurut McShane dan Von Glinow pada sasaran di bawah kendali individu (2015:39), kepribadian mengacu pada, “… yang mendukung tujuan organisasi. the relatively enduring pattern of thoughts, Pendapat Rae Andre (2009:126), “task emotions, and behaviors that characterize a performance is the behaviors, both mental person, along with the psychological and physical, that individual exhibit in processes behind those characteristics.” pursuit of organizational goals”. Kinerja Yaitu pola pemikian, emosi, dan perilaku tugas adalah perilaku baik, baik pikiran yang relatif abadi dari seseorang yang maupun tenaga yang ditunjukkan oleh berasal dari proses psikologis dari karakter individu dalam mengejar tujuan organisasi. tersebut. Dari beberapa konsep tentang kinerja Pendapat tentang kepribadian menurut tugas yang dikemukakan di atas maka dapat Schermerhorn, Hunt, Osborn, dan Uhl-Bien disintesiskan bahwa kinerja tugas adalah (2011:31), “personality is overall perilaku yang secara langsung terlibat combination of characteristics that capture dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan inti the unique nature of a person as that yang mendukung tujuan organisasi yang person reacts to and interacts with others.” meliputi kinerja tugas rutin, kinerja tugas Kepribadian adalah kombinasi karakteristik adaptif, dan kinerja tugas kreatif. dari sifat unik seseorang saat bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian Robbins dan Judge (2013:133) Colquitt, LePine, and Wesson sependapat tentang kepribadian yakni “as (2015:278) mendefinisikan “personality the sum total of ways in which an refers to the structures and propensities individual reacts to and interacts with inside a person that explain his or her others.” Kepribadian diartikan dengan characteristics patterns of thought, emotion, keseluruhan cara dari bagaiman seseorang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |42 bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. and by social, cultural, and environmental Selanjutnya dikatakan, “we most often factors”. Kepribadian adalah serangkaian describe it in terms of the measurable traits karakter, kecenderungan, dan temperamen a person exhibits.” Seringkali yang relatif stabil terbentuk dari keturunan dideskripsikan dengan hal-hal yang terlihat dan sosial, budaya, serta faktor lingkungan. dan tampak dari sikap seseorang. Berdasarkan definisi dari berbagai Menurut Rae Andre (2009:37), pengertian tentang kepribadian dapat “personality is the unique pattern of disintesiskan, bahwa kepribadian adalah enduring thoughts, feelings, and actions karakteristik mental seseorang untuk that characterize an indivdual.” beradaptasi dan berinteraksi dengan Kepribadian adalah pola pikir, perasaan, lingkungannya dengan indikator: dan sikap yang unik dan menetap yang kesungguhan, mudah beradaptasi, stabilitas menjadi ciri dari seseorang. emosi, keterbukaan, dan kenyamanan. Definisi menurut Greenberg Motivasi (2011:141), “the unique and relatively Menurut Schemerhorn (2011:130), stable pattern of behavior, thoughts, and “motivation was defined as forces that emotions, shown by individuals.” account for the level and persistence of an Kepribadian adalah pola pikir, sikap, dan individual’s effort expended at work”. emosi yang unik juga relatif stabil dari Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan seseorang. yang menimbulkan tingkat dan ketekunan Pendapat Gibson, Ivancevich, dari suatu usaha individu yang dihasilkan di Donnelly, dan Konopaske (2012:107), tempat kerja. “personality is a stable set of characteristics Definisi menurut Gibson, Ivancevich, and tendencies that determine Donnelly, dan Konopaske (2012:126), commonalities and differences in people’s “forces acting on an employee that initiate behavior”. Kepribadian adalah serangkaian and direct behavior”. Motivasi adalah karakter dan kecenderungan yang kekuatan yang bekerja pada karyawan yang menunjukkan kesamaan dan perbedaan pada menggerakan dan mengarahkan perilaku. perilaku seseorang. Colquitt, LePine, dan Wesson Menurut Shani, Chandler, Francois, (2015:168) mendefinisikan, “motivation is dan Lau (2009:80), “personality is defined defined as a set of energetic forces that as a relatively stable set of characteristics, originates both within and outside an tendencies, and temperaments that have employee, initiates work-related effort, and been significantly formed by inheritance

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |43 determines its direction, intensity, and can be defined as a set of energetic forces persistence”. Motivasi didefinisikan that originates both within as well as sebagai seperangkat kekuatan energik yang beyond an individual’s being, to initiate berasal baik di dalam dan di luar karyawan work related behavior, and to determine its yang menunjukkan usaha yang form, direction, intensity, and duration. berhubungan dengan pekerjaan, dan Motivasi didefinisikan dengan seperangkat menentukan arah, intensitas, dan kekuatan energik yang berasal dari ketekunannya. individunya, berkaitan dengan pekerjaan, Robbins dan Judge (2013:202) serta menentukan arah, intensitas, dan berpendapat, “as the processes that account waktu. for the individual’s intensity, direction, and Motivasi menurut pendapat Rae Andre persistence of effort toward attaining a (2009:96), “motivation is an individual’s goal”. Motivasi adalah proses yang direction, intensity, and persistence of effort berkaitan dengan menentukan arah, in attaining a goal”. Motivasi adalah arah, intensitas, dan ketekunan seseorang dalam intensitas, dan usaha ketekunan seseorang mencapai tujuannya. dalam meraih tujuannya. Definisi lainnya Menurut Daft (2010:506), “motivation dikemukakan oleh Greenberg (2011:244), refers to the forces either within or external “motivation is the set of processes that to a person that arouse enthusiasm and arouse, direct, and maintain human persistence to pursue a certain course of behavior toward attaining some goal”. action”. Motivasi mengacu pada kekuatan Motivasi adalah serangkaian proses yang baik di dalam atau di luar seseorang yang membangkitkan, mengarahkan, dan membangkitkan antusiasme dan ketekunan menjaga perilaku manusia dalam mencapai untuk mengejar suatu tindakan tertentu. tujuan. Menurut McShane dan Von Glinow Berdasarkan uraian di atas dapat (2015:33), “motivation refers to the forces disintesiskan bahwa motivasi adalah within a person that affect the direction, dorongan yang timbul dari dalam maupun intensity, and persistence of voluntary dari luar diri seseorang, terdiri dari behavior”. Motivasi mengacu pada komponen arah, intensitas, dan ketekunan kekuatan di dalam seseorang yang dari perilaku individu dalam melakukan mempengaruhi arah, intensitas, dan aktivitas untuk pencapaian tujuan ketekunan perilaku sukarela. organisasi. Definisi motivasi dari Shani, Chandler, Francois, dan Lau (2009:103), “Motivation

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |44

METODE Hasil penelitian ini senada dengan Penelitian ini menggunakan motode pendapat beberapa ahli di antaranya adalah survey dengan teknik analisis jalur (path Robbins dan Judge (2013:138) analysis). Data penelitian ini dikumpulkan mengungkapkan hubungan 5 ciri besar dengan cara memilih sampel dalam kepribadian dan kinerja tugas. bahwa dari 5 populasi. Populasi terjangkau dalam ciri kepribadian, terdapat 3 ciri yang penelitian ini adalah seluruh guru SD memiliki pengaruh terhadap kinerja tugas Swasta Kecamatan Kelapa Gading Jakarta yaitu extraversi, mudah beradaptasi, dan Utara. Dan perhitungan dengan kesungguhan. Secara garis besar, ciri menggunakan slovin, maka diperoleh kepribadian dari ketiganya adalah sampel sebanyak 84 guru untuk diteliti. kemampuan dalam berinteraksi dengan Teknik pengumpulan data yang digunakan individu lain, banyak disukai karena mudah penelitian ini berbentuk kuesioner. beradaptasi, dan memiliki usaha besar dan Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen tekun sehingga dapat menghasilkan kinerja kepada 20 guru untuk menentukan tugas yang tinggi. butir-butir instrumen yang valid dan Ditambahkan juga oleh Colquitt reliabel. Teknik analisis data dilakukan (2017:288), bahwa kesungguhan memiliki dengan statistika deskriptif dan statistika dampak positif terhadap kinerja. Dan inferensial dengan terlebih dahulu individu dengan kesungguhan yang tinggi melakukan uji prasyarat analisis yaitu akan menghasilkan kinerja tugas yang normalitas populasi dan analisis regresi. tinggi.

Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja HASIL DAN PEMBAHASAN Tugas Pengaruh Kepribadian terhadap Kinerja Dari hasil pengujian hipotesis ketiga Tugas dapat disimpulkan bahwa terdapat Dari hasil pengujian hipotesis pertama pengaruh langsung positif motivasi dapat disimpulkan bahwa terdapat terhadap kinerja tugas dengan nilai pengaruh langsung positif kepribadian koefisien korelasi sebesar 0,513 dan nilai terhadap kinerja tugas dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,378. Ini koefisien korelasi sebesar 0,462 dan nilai memberikan makna motivasi berpengaruh koefisien jalur sebesar 0,280. Ini langsung positif terhadap kinerja tugas. memberikan makna kepribadian Hasil penelitian ini senada dengan berpengaruh langsung positif terhadap pendapat beberapa ahli di antaranya adalah kinerja tugas.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |45

Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan kepuasan berupa penghargaan intrinsik Konopaske (2012:127) yang menyatakan: maupun ekstrinsik. “one reason our understanding of The important of motivation is that it motivation is important is that high levels of can lead to behaviors that reflect high motivation are significant contributors to performance within organizations. Studies exceptional performance. Managers prefer have found that high employee motivation highly motivated employees because they goes hand in hand with high organizational strive to find the best way to perform their performance and profits. jobs. They want to come to work and be part Pentingnya motivasi adalah bahwa hal of a team; they’re interested in helping, itu dapat menyebabkan perilaku yang supporting, and encouraging coworkers. mencerminkan kinerja tinggi dalam Self confident and decisive employees organisasi. Berdasarkan hasil penelitian display these and other desirable actions.” bahwa motivasi karyawan yang tinggi Satu alasan dari pemahaman kita sejalan dengan kinerja dan laba organisasi tentang motivasi itu penting adalah bahwa yang tinggi. tingkat motivasi yang tinggi signifikan Pengaruh Kepribadian terhadap berkontribusi terhadap kinerja tugas yang Motivasi luar biasa. Manajer lebih menyukai Dari hasil pengujian hipotesis kedua karyawan dengan motivasi yang tinggi dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh karena mereka berusaha menemukan cara langsung positif kepribadian terhadap terbaik untuk melakukan pekerjaan mereka. motivasi dengan nilai koefisien korelasi Mereka ingin bekerja dan menjadi bagian sebesar 0,481 dan nilai koefisien jalur dari tim; mereka tertarik untuk membantu, sebesar 0,481. Ini memberikan makna mendukung, dan mendorong rekan kerja. kepribadian berpengaruh langsung positif Karyawan yang percaya diri dan tegas akan terhadap motivasi. menampilkan ini dan tindakan lain yang Hasil penelitian ini senada dengan diinginkan. pendapat beberapa ahli di antaranya adalah Daft (2010:507) berpendapat, setiap Robbins dan Judge (2013:104), “a worker’s orang memiliki kebutuhan yang harus emotional state influences customer service, dipenuhi seperti halnya makanan, which influences levels of repeat business pertemanan, pengakuan, ataupun prestasi. and of customer satisfaction. Providing Dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan high-quality customer service makes itulah muncul sikap agar mendapatkan demands on employees because it often puts

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |46 them in a state of emotional dissonance. of the organization as a whole. Employees Over time, this state can lead to job burnout, and managers attitudes can strongly declines in job performance, and lower job influences employee motivation, satisfaction of repeat business and of performance, and productivity. Three customer satisfaction.” components of attitudes are cognitions, Kondisi emosional pekerja akan emotions, and behavior.” Prinsip perilaku mempengaruhi pelayanan pelanggan yang organisasi menggambarkan bagaimana mempengaruhi level bisnis dan kepuasan orang sebagai individu dan kelompok pelanggan. Menyediakan pelayanan berperilaku dan mempengaruhi kinerja pelanggan dengan kualitas yang tinggi organisasi secara keseluruhan. Sikap menuntut pekerja akan mengalami disonansi karyawan dan manajer dapat sangat emosi. Seiring waktu, hal ini akan mempengaruhi motivasi, kinerja, dan menyebabkan kelelahan dalam bekerja, produktivitas karyawan. Tiga komponen menurunkan kinerja, dan kepuasan kerja sikap adalah cara berpikir, emosi, dan yang rendah. perilaku. Gibson, Ivancevich, Donnelly, dan PENUTUP Konopaske (2012:107) menyatakan bahwa, Simpulan “personality is so interrelated with Kepribadian berpengaruh langsung perception, attitudes, learning, and positif terhadap kinerja tugas. Artinya, motivation that any attempt to understand penguatan kepribadian guru mengakibatkan behavior is grossly incomplete unless peningkatan kinerja tugas guru SD Swasta personality is considered”. Kepribadian di Kecamatan Kelapa Gading. Sehingga sangat terkait dengan persepsi, sikap, jika sekolah ingin meningkatkan kinerja pembelajaran, dan motivasi bahwa usaha tugas, maka upaya yang dapat dilakukan untuk memahami perilaku sangat tidak adalah dengan meningkatkan kepribadian lengkap kecuali jika mempertimbangkan guru SD Swasta di Kecamatan Kelapa kepribadian. Selanjutnya ditambahkan juga, Gading Jakarta Utara. (2) Motivasi “motivation is related to behavior and berpengaruh langsung positif terhadap performance”. Motivasi berkaitan dengan kinerja tugas. Artinya, tingginya motivasi perilaku dan kinerja. yang dimiliki oleh guru mengakibatkan Sedangkan menurut Daft (2010:463), peningkatan kinerja tugas guru SD Swasta “the principles of organizational behavior di Kecamatan Kelapa Gading. Sehingga describe how people as individuals and jika sekolah ingin meningkatkan kinerja groups behave and affect the performance

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |47 tugas, maka upaya yang dapat dilakukan tugas yang maksimal. 2) Bagi Yayasan adalah dengan meningkatkan motivasi guru Penyelenggara agar mengkaji ulang SD Swasta di Kecamatan Kelapa Gading kebijakan-kebijakan terkait upah/gaji guru, Jakarta Utara. (3) Kepribadian berpengaruh apakah upah tersebut sudah bisa dikatakan langsung positif terhadap motivas. Artinya, humanis, memfasilitasi kesejahteraan guru penguatan kepribadian guru mengakibatkan dengan melakukan rekreasi bersama peningkatan terhadap motivasi yang seluruh guru (staff gathering) minimal satu dirasakan oleh guru SD Swasta di tahun sekali, dan mendukung guru secara Kecamatan Kelapa Gading. Sehingga jika penuh untuk melanjutkan pendidikan sekolah ingin meningkatkan motivasi guru, formalnya guna kemajuan sekolah dan maka salah satu upaya yang dapat yayasan. 3) Bagi Dinas Pendidikan agar dilakukan adalah dengan meningkatkan menetapkan gaji sesuai UMK, baik untuk penguatan kepribadian guru SD Swasta di guru tidak tetap (GTT) maupun guru tetap Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. yayasan (GTY). 4) Bagi guru dengan penuh kesadaran harus memiliki motivasi internal Saran serta kecintaan terhadap pekerjaan yang Bagi Kepala Sekolah sebagai dijalani, sehingga dapat muncul keikhlasan pemimpin dapat menjadi contoh utama dan tanggung jawab yang akan mendorong dalam menerapkan kepribadian yang dirinya untuk melaksanakan tugasnya profesional dalam bekerja dan berinteraksi sebaiknya mungkin serta melebihi tugas dengan para guru juga karyawan di formalnya, rajin dan aktif mengikuti lingkungan sekolah, memberikan pelatihan yang difasilitasi oleh sekolah agar kesempatan kepada guru untuk mengikuti dapat lebih mengembangkan diri guna seminar, diklat, dan pelatihan-pelatihan kemajuan sekolah, juga perlu mengadakan guna mengembangkan diri, tidak segan kegiatan-kegiatan yang bersifat tim maupun untuk memuji hasil kerja guru sehingga kelompok agar dapat mempererat tali guru-guru merasa diperhatikan oleh sekolah persaudaraan dengan sesama rekan guru dan merasa dihargai, melaksanakan juga terciptanya keharmonisan dan rasa supervisi dari dalam maupun luar sekolah nyaman dalam lingkungan kerja. Interaksi secara rutin untuk meningkatkan semangat antar guru juga dapat menambah ilmu dan berkompetisi antar guru dan memberikan saling memberikan masukan untuk penghargaan kepada guru yang berprestasi. perbaikan kekurangan yang ada pada diri Adanya penghargaan dapat meningkatan masing-masing guru. motivasi bekerja untuk mencapai kinerja

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |48

DAFTAR PUSTAKA

Andre, Rae. Organizational Behavior: An Introduction to Your Live in Organizations. USA: Pearson, 2009.

Borman and Brush. More Progress Toward a Taxonomy of Managerial Performance Requirements. Human Performance, 1993.

Borman and Motowildo. Task Performance and Contextual Performance: The Meaning for Personnel Selection Research. Human Performance, 1997.

Colquitt, Jason A., Jeffery A. Lepine, and Michael J. Wesson. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment at the Work Place. USA: McGraw Hill, 2015.

Daft, Richard L. New Era of Management. South-Western: Cengage Learning, 2010.

George J. M. and Brief A. P. Feeling good-doing good: A conceptual analysis of the mood at work organizational spontaneity relationship. Psychologival Bulletin, 1992.

Greenberg, Jerald. Behavior in Organizations. USA: Pearson, 2011.

Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donelly, and Robert Konopaske. Organizations: Behavior, Structure, Process. Singapore: McGraw Hill, 2012.

Makki, Arooj dan Momina Abid. Influence of Intrinsic and Extrinsic Motivation on Employee’s Task Performance. http://sass/sciedupress.com Volume 4, Issue 1.

McShane, Steven L. and Mary Ann Von Glinow. Organizational Behavior: Emerging Knowledge, Global Reality. New York: McGraw Hill, 2015.

Mozaffari, Fatimah dan Zeinab Ghodratinia. Extroversion and Introversion: the Effect of Teacher’s Personality on Elementary EFL Learners Achievement. IOSR Journal of Humanities And Social Science. Volume 20, Issue 9, 2015.

Muhsin, Nur. Pengaruh Kepribadian dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Budaya Organisasi Pada Madrasah Tsanawiyah Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. Organizational Behavior. New Jersey: Pearson, 2013.

Schermerhorn, John R., James G. Hunt, Richard N. Osborn, and Mary Uhl-Bien. Organizational Behavior. USA: John Wiley and Sons, 2011.

Shani, A.B, Dawn Chandler, Jean Francois Coget, and James B. Lau. Behavior in Organizations: An Experiental Approach. USA: McGraw Hill, 2009.

Sudjiwanati. Pengaruh Big Five Personality Terhadap Stress Kerja dan Motivasi Kerja Guru SMA Malang.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |49

HOMESCHOOLING; PENDIDIKAN ALTERNATIF DI INDONESIA

Zul Afiat Universiti Sultan Zainal Abidin, Terengganu Malaysia Email: [email protected]

Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji konsep teoritik, klasifikasi, model, faktor-faktor pendukung, jenis homeschooling dan pelaksanaan homeschooling di Indonesia. Pembahasan Homeschooling ini adalah dalam perspektif perkembangan anak. Kesimpulan hasil kajian secara teoritik adalah bahwa Homeschooling adalah pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga, yang materi pembelajarannya dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Klasifikasi format homeschooling terbagi dua yaitu homeschooling tunggal yang dilaksanakan oleh orangtua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya, dan homeschooling majemuk dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua masing-masing. Homeschooling merupakan pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan di rumah dan secara khusus diberikan oleh orang tua atau seorang tutor profesional. Homeschooling dalam praktiknya memindahkan sekolah dari area umum ke area yang lebih privat, yakni ke rumah.

Kata Kunci: Homeschooling, Pendidikan Alternatif

Abstract This article aims to examine the theoretical concept, classification, models, supporting factor, types of homeschooling and the implementation of homeschooling in Indonesia. The discussion of homeschooling was in the perspective of child development. The conclusion based on the theoretical concept describes that it was an educational form which was done independently by family, and the learning materials were choosen in accordance with the children need. The homeschooling classification forms was divided into two forms namely single home schooling which was conducted independently by parents in one family withought collaborating with aothers.Compound homeschooling was conducted by two or more families for certain activities, but the main activities remain to be implemented by the respective parents. Homeschooling was an education for the children who performed at home and was specifically provided by a parent or a professional tutor. Homeschooling in practice was to move the school from the public area to a more private area, which was home.

Keywords: Homeschooling, Education Alternatives

PENDAHULUAN itu juga dipandang sebagai alternative Homeschooling saat ini telah untuk menghindari pengaruh lingkungan menjadi salah satu bentuk pendidikan negatif yang akan dihadapi oleh anak-anak alternatif yang fenomenal dengan sekolah umum ketika menimba ilmu. penekanan untuk mengakomodasi potensi Homeschooling (sekolah rumah) di atur kecerdasan anak secara maksimal. Selain dalam sistem Pendidikan Nasional di

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |50 bawah devisi pendikan nonformal. Undang- pendidikan sekolah, seperti les privat, dan undang No. 2003 (Depdiknas, 2003) pasal training. Sedangkan sebagai komplemen 27 ayat 1 menyebutkan bahwa kegiatan berarti bahwa pendidikan alternatif belajar secara mandiri. Pemerintah tidak dilaksanakan untuk melengkapi mengatur standar isi dan proses pelayanan pengetahuan dan keterampilan yang kurang informal kecuali standar penilaian apabila atau tidak dapat diperoleh di dalam akan disetarakan dengan Pendidikan jalur pendidikan sekolah, sebagaimana terjadi formal dan nonformal sebagaimana melalui kursus, try out, dan pelatihan. dinyatakan dalam pasal 27 ayat 2. Pada Data Penelitian dan Pengembangan perkembangan selanjutnya Peraturan LBTI (Lembaga Baca Tulis Indonesia) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2009 menunjukkan bahwa di No.129 Tahun 2014 memberikan Indonesia terdapat sekitar seribu empat penegasan tentang eksistensi sekolah rumah ratus orang melakukan pendidikan (homeschooling), sebagai dialektika negara homeschooling, meskipun masih relatif dan masyarakat yang menunjukkan wujud kecil dibandingkan siswa sekolah. Hal ini keterlibatan negara dalam pelaksanaan serta sejalan dengan hasil penelusuran Google proses yang tidak terelakkan untuk Trends tahun 2013, yang menyatakan memberikan keterlibatan pemerintah dalam bahwa Indonesia menduduki peringkat atas proses pelaksanaan homeschooling sebagai dalam pencarian kata kunci salah satu pendidikan alternatif “homeschooling” dalam kategori region, di (Kemdikbud, 2014). atas Australia, AS dan Inggris. Sedangkan Pendidikan alternatif dapat untuk kategori Kota, Surabaya menduduki berfungsi sebagai substitute, suplemen dan peringkat teratas, berikutnya Jakarta dan komplemen terhadap pendidikan sekolah. urutan ketiga adalah Sydney. Dengan Sebagai substitute, artinya dapat demikian dapat diketahui bahwa menggantikan pendidikan jalur sekolah perkembangan homeschooling di Indonesia yang karena beberapa hal masyarakat tidak cukup pesat, meskipun tidak terlepas dari dapat mengikuti pendidikan di jalur berbagai persoalan dan tantangan. persekolahan (formal), sebagaimana sudah Kekhawatiran mengenai isu terlaksana selama ini adalah Kejar Paket A, sosialisasi dan eksklusifitas dalam lingkup B, dan C. Sebagai suplemen, diartikan agama, suku, sosial dan budaya yang bahwa pendidikan alternatif dilaksanakan berkembang dalam masyarakat perlu dikaji untuk menambah pengetahuan, secara mendalam sehingga dapat diperoleh keterampilan yang kurang didapatkan dari data dan fakta ten-tang interaksi sosial

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |51 anak-anak homeschooling dalam telah memberikan warna atau wajah baru masyarakat. Sosialisasi menjadi kesan dan dalam sistem pendidikan dunia, yang persepsi umum yang memberikan penilaian dikenal dengan berbagai istilah seperti e- bahwa siswa homeschooling tidak mampu learning, distance learning, online bersosialisasi dengan baik. Siswa learning, webbased learning, homeschooling cenderung dinilai memiliki computerbased learning, dan virtual sosialisasi yang eksklusif untuk kalangan classroom, dimana semua terminologi tertentu seperti atas dasar persamaan tersebut mengacu pada pengertian yang agama, golongan sosial maupun suku sama yakni pendidikan berbasis teknologi tertentu. informasi. Budaya menerangkan bahwa Pengertian Homeschooling homeschooling merupakan sistem pendidikan atau pembelajaran yang Istilah Homeschooling ini mungkin diselenggarakan di rumah yang masih kurang populer oleh kebanyakan dipopulerkan sebagai pendidikan alternatif masyarakat di Indonesia, namun proses yang bertumpu dalam suasana keluarga dan Homeschooling yang berarti sekolah di menempatkan anak-anak sebagai subjek rumah, sudah dilaksanakan oleh seluruh dengan pendekatan at home (Kembara, keluarga. Tidakkah setiap anak mendapat 2007, p. 34). Dengan pendekatan tersebut, pendidikan di rumahnya, bagaimana sang anak-anak merasa nyaman belajar apapun ibu mula mengajar anakberbicara, sesuai dengan keinginan, kapan dan dimana menghitung bahkan membaca? Sebenarnya saja karena tengah berada di rumah. di situlah proses Homeschooling bermula, Homeschooling mengalami hanya proses pendidikan Orang tua itu perkembangan pesat karena didukung oleh tidak berlangsung lama. Apabila anak-anak banyak faktor diantaranya adalah memasuki usia sekolah Dasar, orang tua perkembangan teknologi informasi yang lebih banyak bergantung kepada sistem luar biasa. Mulai dari eksplorasi materi sekolah umum untuk perkembangan pembelajaran berkualitas seperti literatur, pendidikan anaknya.Selain sekolah di jurnal, dan buku, membangun forum-forum rumah, terdapat beberapa istilah lain seperti diskusi ilmiah, sampai konsultasi/diskusi "home education", atau "homebased dengan para pakar dunia, dapat dilakukan learning" yang digunakan untuk maksud dengan mudah tanpa mengalami sekat- yang sama dalam bahasa Indonesia sekat karena setiap individu dapat (Yayah,2007). melakukan sendiri. Dampak luas tersebut

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |52

Homeschooling merupakan model Tiada definisi tunggal yang benar-benar pendidikan alternatif selain di sekolah. mantap untuk “homeschooling”. Ini Pengertian umum Homeschooling adalah disebabkan model pendidikan yang model pendidikan di mana sebuah keluarga dilaksanakan dalam Homeschooling adalah memilih untuk bertanggungjawab sendiri sangat berbeda antara bangsayang satu atas pendidikan anak-anaknya dan dengan bangsa yang lain. Salah satu mendidik anaknya dengan menggunakan pengertian umum Homeschooling adalah rumah sebagai asas pendidikannya. Orang "model pendidikan sebuah keluarga tua bertanggungjawab secara aktif atas memilih untuk bertanggungjawab sendiri proses pendidikan anaknya. atas pendidikan anak-anaknya dan Bertanggungjawab secara aktif di sini mendidik"(Griffith, 2006).Orang tua tidak adalah melibatkan penuh orang tua pada menyerahkan tanggung jawab pendidikan proses penyelenggaraan pendidikan, anak kepada guru dan sistemsekolah. dimulai dalam hal penentuan arah dan Homeschooling bertanggungjawab secara tujuan pendidikan, nilai-nilai yang ingin aktif atas proses pendidikan anaknya. Sitem dibangunkan, kecerdasan dan kemahiran Persekolahan ini adalah sesuai untuk yang hendak diraih, kurikulum dan bahan menjadi salah satu pilihan orang tua dalam pembelajaran hingga kaedah belajar serta mendidik anak-anaknya. Pilihan ini amalan belajar kehidupan seharian anak terutama disebabkan oleh adanya (Sumardiono, 2010). pandangan atau penilaian orang tua yang Dalam bahasa Indonesia, lebih bersedia untuk menyelenggarakan terjemahan yang biasanya digunakan untuk sendiri pendidikan anak-anak mereka di Homeschooling adalah "sekolah rumah". rumah. Ini banyak dilakukan di kota-kota Istilah ini digunakan secara resmi besar, terutama yang pernah mengalaminya olehPendidikan Nasional (Depdiknas) ketika berada di luar negeri. dalam menyatakan Homeschooling. Selain Homeschooling adalah satu bentuk itu, Homeschooling kadang kala juga alternatif untuk orang tua yang menekankan diterjemahkan dengan istilah sekolah dan menfokuskan pembentukanamalan mandiri. Homeschooling adalah model rohani, akademik dan pedagogi kepada pendidikan alternatif yang dipraktekkan anaknya terhadap sistem pendidikan oleh berjuta-juta keluarga di seluruh dunia. formal(Collum, 2005). Walaupun terdapat usaha untuk Homeschooling adalah proses mendefinisikan “homeschooling” tetapi ia pendidikan yang secara sadar, teratur dan bukan perkara mudah untuk dilakukan. terarah yang dilakukan oleh orang tua atau

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |53 keluarga di mana proses pembelajaran menjadi guru tetapi mereka lebih berlangsung dalam suasana yang kondusif. berperanan sebagai fasilitator. Ini bertujuan Tujuannya agar setiap potensi anak-anak agar anak lebih berminat dan tekun belajar yang unik dapat berkembang secara dan bukannya untuk melahirkan anak maksimal. Homeschooling merupakan genius yang menguasai semua bahan yang program pengajaran anak-anak yang tidak diajarkan. Secara prinsip, homeschooling terdapat di sekolah tradisional. Kegiatan adalah pendidikan pilihan yang mengajar boleh dilakukan di rumah atau diselenggarakan oleh orang tua, proses suatu tempat pada komunitas tertentu. belajar mengajar dilakukan dalam suasana Pelajar homeschoolingboleh terdiri dari kondusif dengan tujuan, agar setiap potensi seorang anak, beberapa saudara bahkan anak-anak yang unik dapat berkembang beberapa anak-anak di mana orang tua secara maksimul (Maulida D Kembara, mereka sepakat untuk memberikan program 2007). homeschooling ini biasanya dilakukan oleh Berdasarkan penjelasan di atas orang tua atau orang lain yang homeschooling dapat didefinisikan sebagai dipercayakan sebagai gurunya (Abe proses pendidikan yang diselenggarakan Saputro, 2007). oleh keluarga sendiri terhadap ahli Banyak orang berpendapat, keluarganya semasa masih dalam usia homeschooling sering kali diartikan sebagai persekolahan dengan memilih model atau school-at-home, sekolah di rumah. Artinya kurikulum yang sesuai dengan gaya belajar orang tua akan mengajar anaknya di salah anak. Hal ini dijalankan untuk satu ruangan di rumah, sementara anaknya mengembangkan bakat anak dengan duduk dengan rapi di meja mendengar mandiri dan mempunyai akhlak baik penjelasan dan pengajaranorang tua yang kepada orang tua dan lingkungan sekitar. menjadi guru. Padahal Homeschooling Karena aktiviti anak lebih banyak masa di adalah alternatif pendidikan yang berbeda rumah bersama keluarga maka daripada organisasi sekolah biasa. Anak pembentukan akhlak lebih efektif di rumah. belajar di bawah pengawasan kedua orang Homeschooling sesuai dengan tuanya. Mereka menentukan mata pelajaran Undang-Undang Sistem Pendidikan dan kandungannya. Perlu ditekankan, Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 tahun Homeschooling bukan meringankan 2003, Pasal 1 ayat 1 bunyi Undang-Undang sekolah di rumah. Kegiatan pelajaran dan tersebut adalah: Pendidikan adalah usaha pembelajaran agak berbeda daripada di sedar dan terencana untuk sekolah. Orang tua tidak perlu selalu mewujudkansuasana belajar dan proses

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |54 pembelajaran agar pelajar secara aktif maupun ruang dunia maya (Abe Saputro, mengembangkan potensi dirinya untuk 2007). mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, Perkembangan homeschooling di pengendalian diri, keperibadian, Indonesia belum diketahui secara tepat kecerdasan, akhlak mulia, serta karena belum ada kajian khusus tentang keterampilan yang diperlukan dirinya, akar perkembangannya. Istilah masyarakat, bangsa dan negara. homeschooling merupakan khazanah relatif Homeschooling menjadi sebahagian baru di Indonesia. Namun jika dilihat dari daripada usaha pencapaian fungsi dan konsep homeschooling sebagai tujuan pendidikan kebangsaan iaitu pembelajaran yang tidak berlangsung mengembangkan kemampuandan seperti di sekolah formal atau membentuk watakserta peradaban yang belajarbersama orang tua, maka bermaruah dalam rangka mencerdaskan Homeschooling bukanlah merupakan kehidupanbangsa. perkara baru. Tidak kurang para tokoh besar seperti KH. , Ki Hajar Homeschooling di Indonesia Dewantara, dan Buya juga Homeschooling bukanlah sesuatu mengembangkan cara belajar dengan yang baru di dunia pendidikanIndonesia. sistem homeschooling, bukan sekadar agar Sesungguhnya bangsa Indonesia sudah lulus ujian kemudian memperoleh Ijazah, lama mengenali Homeschooling. Sebelum namun agar lebih mencintai dan sistem pendidikan Belanda hadir di bumi mengembangkan ilmu itu sendiri (Chris tercinta ini, Homeschooling sudah Verdiansyah, 2007). berkembang di Indonesia. Pondok Sejak tanggal 4 Mei 2006, di pesantren misalnya, banyak para ulama dan Jakarta telah dididirikan ASAH PENAH guru secara khusus mengajar anak-anaknya (Persatuan Homeschoolingdan Pendidikan di rumah. Begitu pula para cendikiawan Alternatif) oleh beberapa tokoh dan dan bangsawan zaman dahulu, mereka suka pengamal pendidikan dan Kebudayaan. mendidik anak-anaknya secara mandiri di Pelindungnya atau penerangnya adalah Dr. rumah atau tempat terbuka, dibandingkan Ace Suryadi (Ketua Pengarah Pendidikan menyekolahkan anaknya di sekoah formal. Luar Sekolah) dengan para penasihat, Homeschooling tidak mempunyai batasan antara lain Prof. Dr. Mansur Ramli (Kepala tempat karena proses belajar itu boleh Balitbang depdiknas) dan Dr. Ella terjadi di mana saja, baik dalam ruang fisik Yuliawati (Pengarah Depdiknas). Penghargaan dari Depdiknas terhadap

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |55 lahirnya Asah Pena tentu mengukuhkan sempurna, sudah banyak yang menjadi keyakinan bahawa Homeschooling mampu tokoh pergerakan nasional. Antaranya menjadi salah satu alternatif pendidikan adalah dan Buya pada masa depan (Maulida. D Kembara, Hamka. Hal ini karena, bersekolah di 2007).Pada saat ini, perkembangan rumah bukan sekadar idea menyenangkan Homeschooling di Indonesia dipengaruhi tentang kebebasan dalam pendidikan, tetapi oleh akses terhadap informasi yang juga jalan kesuksesan. Melewati abad 21, semakin terbuka. Keadaan ini membuatkan kebebasan keluarga dalam hal pendidikan para orang tua mempunyai banyak pilihan mencetuskan imaginasi ratusan ribu orang. untuk pendidikan anaknya. Banyak Kebebasan itubernama "bersekolah di keluarga Indonesia yang belajar di luar rumah" dan ia bukan hal yang baru. negeri menyelenggarakan Homeschooling Sekolahdi rumah sudah dikenali sejak untuk memenuhi keperluan pendidikan sekian lama dan berkembang dengan cukup anak-anaknya. Selain itu, rasa tidak senang pesat, sehingga membangun kesadaran terhadap kualitas pendidikan di sekolah masyarakat tentang cara kita mendidik formal juga menjadi pencetus bagi kelurga- (Dobson, 2005). keluarga Indonesia untuk Huraian di atas menunjukkan menyelenggarakan homeschooling yang bahawa kewujudan Homeschooling dinilai lebih dapat mencapai tujuan bukanlah sesuatu yang baru bagi bangsa pendidikan yang dilaksanakan oleh Indonesia. Walaupun keadaan keluarga. Homeschooling pada masa lalu lebih akrab Pendidikan yang dilakukan oleh dikenal dengan sebutan "Pembelajaran orang tua sangatlah penting artinya, Otodidak", namun keberadaannya sama karenaorang tua adalah manusia yang dengan homeschooling yang dikenal paling dekat dengan anak-anak, sekarang. Meskipun pendidikan di dalam sekiranyaorang tua baik maka potensi anak- rumah sebagai pendidikan tidak formal dan anak akan menjadi lebih baik. Hal ini dapat merupakan hak penuh keluarga, namun dilihat dalam lingkungan keluarga ketika untuk menjamin hak pendidikan dan orang tua berpendidikan tinggi dan perkembangan anak-anak dipenuhi dan berakhlak baik maka orang tua mengajar dijaga, makaorang tua yang anaknya untuk selalu belajar dan berakhlak menyelenggarakan sekolah ini diwajibkan baik (Setiawan Benni, 2006),begitulah juga melaporkannya kepada pemerintah terkait. sebaliknya. Dapat dilihat bahwa alumni homeschooling, walaupun belum

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |56

Pelaksanaan Homeschooling di Kedua, homeschooling tumbuh Indonesia dalam konteks lingkungan keluarga miskin Sesungguhnya, homeschooling yang kesulitan untuk membiayai bukanlah sesuatu yang sangat baru bagi pendidikan formal yang cukup mahal. dunia pendidikan di Indonesia. Bangsa Dalam konteks ini, fenomena Indonesia sudah mengenal homeschooling berkembangnyahomeschooling tidak sejak sekian lama sebelum sistem didasarkan pada pemahaman yang pendidikan Belanda hadir di bumi mendalam terhadap falsafah pendidikan Indonesia. Di pondok-pondok pesantren dalam konteks pencerahan dan misalnya, majoriti para ustaz dan tuan guru membebaskan. Sebaliknya ia berdasarkan secara khusus mendidik anak-anaknya di ketidakberdayaan dalam ekonomi untuk rumah. Demikian juga para ahli silat dan mendapat pendidikan formal yang elit. bangsawan zaman dahulu (Sumardiono, Ketiga, fenomena persekolahan di 2007). Meskipun belum sempurna, namun rumah tumbuh dalam konteks lingkungan para alumni homeschooling cukup banyak keluarga yang anaknya mempunyai banyak yang menjadi tokoh pergerakan nasional aktivitas atau pekerjaan yang berbeda atau seperti Ki Hadjar Dewantara dan Buya tidak sejaan dengan pelajaran yang Hamka. dijadwalkan oleh sekolah-sekolah formal. Secara umum, fenomena Homeschooling dalam konteks ini biasanya berkembangnya homeschooling di terjadi pada keluarga yang anaknya menjadi Indonesia saat ini dapat dikategorikan artis, atlet, penyanyi dan lain-lain yang menjadi tiga konteks. Pertama, fenomena mengalami kesulitan untuk menyesuaikan homeschooling tumbuh dalam kalangan aktivitasnya dengan jam belajar di sekolah masyarakat kelompok menengah dan ke formal. atas yang memahami falsafah pendidikan Untuk memberikan gambaran dalam konteks pencerahan dan secara lebih jelas tentang melaksanakan pembebasan. Keluarga seperti ini memilih homeschooling di Indonesia, berikut homeschooling sebagai jawaban atas dijelaskan satu persatu tentang validitas dan kesulitan membebaskan sekolah formal dari klasifikasi, kurikulum dan kaedah praktik pengekangan terhadap hak tumbuh pembelajaran, penilaian, dan model kembang anak secara wajar. Di samping penyelenggaraan kegiatan pembelajaran itu, komunitas seperti ini sangat memahami homeschooling. prinsip multi kecerdasan, tanpa terjebak aspek akademik semata.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |57

Terdapat beberapa model pelaksanaan pencetus bagi keluarga-keluarga di kegiatan pembelajaran homeschooling di Indonesia maupun di luar negeri untuk Indonesia antaranya sebagai berikut: menyelenggarakan homeschooling. 1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Homeschooling ini dilihat dapat dilakukan oleh orang tua di menghasilkan bentuk pendidikan rumah/alam sekitar. bermutu. 2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran 2. Keanekaragaman kecerdasan dilakukan oleh orang tua dan tutor di Salah satu teori pendidikan yang rumah dan di dalam komunitas. berpengaruh dalam perkembangan Biasanya aktivitas di komunitas homeschooling iaitu teori intelegensi dilaksanakan dua kali dalam seminggu. ganda atau keanekaragaman kecerdasan 3. Pelaksanaan kegiatan menggunakan (Multiple Intelligences) yang dibahasdi sistem campuran: tiga hari di sekolah dalam buku Frames of Minds The formal yang mendukung Theory of Multiple Intelligences yang homeschooling seperti di (Morning dihasilkan oleh Howard Gardner Star Academy) dan selebihnya di (1983). Gardner menjelaskan teori rumah dan alam sekitar oleh orang tua. kecerdasan anak. Pada tahun 1999, 4. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran beliau menambah satu jenis kecerdasan bergabung dengan PKBM (Pusat baru sehingga menjad ijenis kecerdasan Kegiatan Belajar Masyarakat) dengan manusia. Jenis-jenis kecerdasan bertemu sekurang-kurangnya lima kali tersebut adalah kebijaksanaan seminggu, selebihnya mandiri dan linguistik, kecerdasan matematik-logik, bersama orang tua. intelegensi ruang-visual, kecerdasan kinestetik-badan, kecerdasan musikal,

Faktor-faktor Mempengaruhi kecerdasan interpersonal, kecerdasan Keberadaan Homeschooling intrapersonal, intelegensi lingkungan. Terdapat beberapa faktor pendukung 3. Tokoh Hasil Homeschooling homeschooling, antaranya sebagai berikut: Banyak kesuksesan toko hpenting dunia 1. Kegagalan Sekolah Formal dalam kehidupan tanpa menjalani Baik di Amerika Serikat maupun di sekolah formal juga menciptakan Indonesia, kegagalan sekolah-sekolah kemunculan homeschooling. Contohnya formal dalam menghasilkan mutu Benjamin, Franklin, Thomas Alfa pendidikan yang lebih baik menjadi Edison,KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lain.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |58

4. Fasilitas dan Infrastruktur bergabung dengan lain. Biasanya Dewasa ini, perkembangan homeschooling jenis ini dilaksanakan homeschooling turut dihasilkan oleh karena adanya tujuan atau sebab-sebab fasilitas yang berkembang di dunia khusus yang tidak dapat diketahui atau nyata. Ciri-ciri itu antara lain fasilitas dikompromi dengan komunitas pendidikan (perpustakaan, muzium, homeschooling lain. Hal ini disebabkan institusi penyelidikan), fasilitas awam oleh lokasi atau tempat tinggal pelaku (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas homeschooling yang tidak membenarkan sosial (taman, rumah anak yatim, rumah berkumpul dengan komunitas sakit), fasilitas perniagaan (pasar raya, homeschooling lain. pameran, restoran, pom bensin, sawah, 2. Homeschooling Majemuk ladang), dan fasilitas teknologi dan Homeschooling majemuk ialah maklumat (internet, suara dan gambar) homeschooling yang dilaksanakan oleh dua sehingga di mana-mana anak didik atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu. berada, disitu menjadi kelas dan tempat Sementara kegiatan utama tetap mereka belajar. dilaksanakan oleh orang tua masing- masing. Alasannya terdapat keperluan- Jenis-jenis Homeschooling keperluan yang bisa digabungkan oleh Kebanyakan paraorang tua berfikir beberapa keluarga untuk melakukan bahawa homeschooling itu hanya bisa aktivitas bersama. Contohnya kurikulum dilakukan di rumah serta diajar oleh orang dari aktivitasolahraga, musik, kegiatan tua sendiri. Padahal kenyataanya tidak sosial dan aktivitas keagamaan. demikian. Menurut Seto Mulyadi (2007) 3. KomunitasHomeschooling ada beberapa klasifikasi jenis Komunitas homeschooling adalah homeschooling yaitu homeschooling gabungan beberapa homeschooling majemuk dan homeschooling tunggal, majemuk yang menyusun dan menentukan sedangkan kegiatan homeschooling terdiri silibus, bahan pengajaran, aktivitas utama daripada tiga jenis iaitu, homeschooling (olahraga, musik/seni, dan bahasa), dan majemuk, tunggal dan komunitas. jadwal pembelajaran. Antara alasan orang tua memilih komunitas 1. Homeschooling Tunggal homeschooling sebagai pilihan untuk Sekolah di rumah tunggal adalah pembelajaran anak-anaknya ialah: homeschooling yang dilaksanakan oleh 1. Berstruktur dan lebih lengkap untuk orang tua dalam satu keluarga tanpa pendidikan akademik, pembangunan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |59

akhlak mulia, dan pencapaian hasil rumah, ciri-ciri model pendidikan secara belajar. umumnya bisa dilihat seperti berikut: 2. Terdapat fasilitas pembelajaran yang 1. Orientasi pendidikan lebih menekankan baik, misalnya bengkel kerja, makmal pada pembentukan karakter pribadi dan IPA/bahasa, auditorium, fasilitas sukan pengembangan bakat potensial, dan dan kesenian. minat anak-anak dengan cara yang alami 3. Ruang gerak sosialisasi anak didik lebih dan spesifik. luas tetapi tetap dapat dikawal. 2. Kegiatan belajar dapat terjadi secara 4. Sokongan lebih besar karena masing- mandiri, bersama dengan orang tua, masing bertanggungjawab untuk saling bersama dengan tutor, dan dalam mengajar mengikut kepakaran masing- kelompok masyarakat masing. 3. Orang tua memainkan peran kunci 5. Sesuai untuk anak-anak usia di atas sebagai guru, pakar motivasi, fasilitator, sepuluh tahun. motivator, teman dan teman dialog Teori dan Model Pendidikan dalam menentukan kegiatan belajar Homeschooling mengajar dalam proses tersebut. Homeschooling secara etimologi 4. Keberadaan seorang guru (tutor) dapat diartikan sebagai sebuah sekolah berfungsi sebagai mentor dan rumah dan menjadi pilihan alternatif bagi membimbing minat anak-anak dalam orang tua yang meletakkan anak-anak mata pelajaran yang disukainya. sebagai subjek kajian dengan pendekatan 5. Fleksibilitas tabel kegiatan belajar. pendidikan di rumah. Oleh itu, bagaimana Kegiatan belajar bisa dilakukan di pagi pendekatan untuk pendidikan di rumah itu? hari, dan di malam hari. Pendekatan pendidikan di rumah adalah 6. Fleksibilitas jumlah pelajaran per mata satu pendekatan keluarga yang pelajaran. Diskusi pelajaran tidak akan membolehkan anak-anak belajar dengan berubah ke topik lain, jika anak-anak baik berdasarkan keperluan dan gaya tidak menguasai. Anak-anak diberi pembelajaran masing-masing, pada waktu kesempatan lebih besar untuk tertentu, di mana saja dan dengan siapa menentukan topik untuk setiap saja. Melalui pendekatan sedemikian pertemuan. dijangka bahawa anak-anak bisa 7. Pendekatan pembelajaran lebih personal berkembang dalam potensi yang maksimal, dan manusiawi. lebih adil dan tidak terbatas. Di sekolah

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |60

8. Proses pembelajaran dilakukan kapan masa belajar di rumah secara kendiri dan saja, bersama kapan saja dan di mana bersama orang tua. saja serta dengan siapa saja (tidak Pendidikan sendiri merupakan satu terbatas pada kehadiran ruang kelas dan konsep pendidikan yang menyediakan rumah yang indah). perhatian yang sangat istimewa kepada 9. Memberikan kesempatan kepada anak- pelajar. Konsep pendidikan ini berawal anak untuk belajar sesuai dengan minat, dengan asumsi dasaryaitu anak-anak kebutuhan, durasi kepemilikan materi, dilahirkan dengan mempunyai potensi yang dan kecerdasan mereka. baik untuk berfikir, menyelesaikan 10. Ujian Nasional dapat diterapkan ketika masalah, berkomunikasi, membangun siswa siap untuk menempatinya. Untuk hubungan sosial, serta potensi dan Indonesia, Penilaian Ujian Akhir kemampuan untuk belajar dan memajukan Nasional dapat dicapai melalui diri (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004). pengujian paket kesetaraan A, B, dan C Pada hakekatnya program yang dilakukan oleh Kementerian pendidikan peribadi lebih menekankan Pendidikan. proses pengembangan kemampuan pelajar. Persepsi seseorang tentang konsep Bahan ajaran yang dipilih yang sesuai pelaksanaan dalam pendidikan umum dengan minat, kemampuan dan keperluan berasal dari pemikiran dan kepercayaan pelajar. Pemilihan pendidikan dilakukan tentang apa tujuan pendidikan, bagaimana dengan melibatkan pelajar. Tidak ada untuk mendidik, dan mengapa ia program atau kurikulum baku, yang ada memerlukan pendidikan. Menurut Nana adalah program kurikulum sekurang- Syaodih Sukmadinata (2004:11), model kurangnya yang dalam pelaksanaannya konsep pelajaran yang banyak pelaksanaan dikembangkan bersama pelajar. Isi dan dasar pendidikan, minimum boleh proses pembelajaran sentiasa berubah dibahagikan kepada empat jenis, iaitu sesuai dengan minat dan keperluan pelajar. pendidikan klasik, pendidikan swasta, Oleh sebab itulah homeschooling erat pendidikan sendiri dan pendidikan kaitannya dengan pendidikan peribadi teknologi. Dari empat model konsep karena memiliki persamaan (Nana Syaodih pendidikan, dalam tulisan ini hanya Sukmadinata, 1997). berfokus pada konsep pendidikan sendiri Menurut Dr. Arief Rachman, M.Pd. (personalizededucation). Hal ini karena (Dalam Ali Muhtadi, 2008) Homeschooling konsep pendidikan sendiri lebih berkaitan selain menampung potensi kecerdasan anak dengan Homeschooling yang lebih banyak secara lebih maksimal, juga menjadi pilihan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |61 lain untuk mengelakkan pengaruh pada anak” yang berfokus pada minat lingkungan negatif yang mungkin akan anak.Saat ini banyak pendidikan yang dihadapi oleh anak-anak dalam sekolah- merekomendasikan pengajaran anak pada sekolah umum ketika menimba ilmu. tingkat awal dengan mengintegrasikan Beliau berkata bahawa pergaulan bebas, bidang yang berkaitan dengan subjek dan gaduh, rokok, dan obat-obat terlarang mendasarkan kepada minat dan bakat menjadi kes yang terus menghantui para alamiah anak. Misalnya belajar membaca orang tua, tambahan pula mereka tidak dan matematika dalam konteks proyek dapat mengawasi anak-anak sepanjang studi sosial, atau mengajarkan konsep masa, terutama ketika mereka berada di matematika melalui studi musik. Anak- sekolah dan di luar rumah yang berkaitan anak yang diajari keterampilan berpikir dengan aktiviti sekolah. lantaran itu, dalam konteks subjek akademis terbukti homeschooling dan pendidikan akhlak lebih baik dalam tes kecerdasan dan memberikan kebebasan waktu bagi orang prestasi sekolah. Stenberg mengungkapkan tua untuk mengawasi anak mereka dalam bahwa siswa akan belajar lebih baik ketika membentuk akhlak. Aktivitas pembelajaran diajari dengan berbagai macam cara, yang dilakukan di rumah dan diawasi oleh menekankan keterampilan kreatif dan orang tua maka membolehkan pelajar praktis sekaligus mengingat dan berpikir mengembangkan bakat dan minat serta kritis. mendapat pendidikan akhlak secara Berbagai perubahan dalam teori dan langsung dari orang tua. praktek pendidikan tampaknya akan sulit dicapai pada model praktek pendidikan Homeschooling dan Perkembangan yang biasa ditemukan pada sekolah-sekolah Anak formal di Indonesia. Para orangtua yang Memperbincangkan tentang memiliki perhatian pada pendidikan anak- bagaimana sebuah sekolah masa kini dapat anaknya pada umumnya menganggap meningkatkan perkembangan anak, maka bahwa model pendidikan yang tepat hanya bahasan tidak dapat terlepas dari berbagai mungkin diperoleh dari homeschooling, perubahan dalam filosofi pendidikan yang dimana mereka dapat mengatur sendiri terjadi sepanjang sejarah yang kurikulum dan metode belajar yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam mendekati ideal. teori dan praktek pendidikan. Pendidikan Disamping sumbangan positifnya yang mengandalkan “three R” (reading, terhadap perkembangan anak, ternyata ‘riting, dan ‘rithmetic) ke metode “berpusat kritik terbesar yang banyak diterima

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |62 praktek homeschooling juga berkenaan berbagai kritik yang dilontarkan mengenai dengan perkembangan anak, yaitu dalam homeschooling berkenaan dengan hal kemampuan sosialisasi. Arif Rahman, kemampuan sosialisasi anak justru mengatakan bahwa hal yang harus menjadi menghasilkan hal yang sebaliknya. Konsep titik perhatian penting dari homeschooling diri yang positif yang diperoleh anak-anak adalah strategi untuk menghindari dari pendidikan homeschoolingternyata kekhawatiran bahwa siswa yang mengikuti mampu mendorong kemampuan sosialisasi metode pendidikan ini akan teralienasi dari yang baik. lingkungan sosialnya sehingga potensi Simpulan kecerdasan sosialnya tidak muncul. Homeschooling sebagai Pendidikan Kecemasan itu wajar mengingat lingkungan alternatif di masyarakat, pada hakikatnya rumah yang sangat terbatas sehingga anak dipilih sebagai Pendidikan berbasis tidak terbiasa dengan perbedaan dan keluarga, orang tua bersama anak cenderung memahami sesuatu dari sudut menentukan tujuan pembelajaran, metode, pandangnya sendiri. pendekatan, materi dan sumber belajar Hasil penelitian menunjukkan yang disesuaikan dengan strategi, kondisi, bahwa banyaknya siswa yang berasal dari gaya belajar, keunikan, jenis kecerdasan, Asia Timur yang berprestasi bagus di minat, bakat, kebutuhan dan kondisi Amerika Serikat adalah karena pengaruh keluarga. budaya dan praktik pendidikan di negara 1. Homeschooling adalah pendidikan yang asal mereka. Hari dan tahun bersekolah dilakukan secara mandiri oleh keluarga, yang lebih tinggi dibanding sekolah AS, yang materi pembelajarannya dipilih dan kurikulum yang diatur secara sentral, kelas disesuaikan dengan kebutuhan anak. lebih besar (sekitar 40 – 50 murid), dan Homeschoolingmerupakan pendidikan para guru menghabiskan lebih banyak bagi anak-anak yang dilaksanakan di waktu mengajari seluruh kelas, sedangkan rumah dan secara khusus diberikan oleh anak AS lebih banyak waktu bekerja orang tua atau seorang tutor profesional. sendiri atau dalam kelompok kecil dan Homeschooling dalam praktiknya karena itu menerima perhatian yang lebih memindahkan sekolah dari area umum besar tetapi lebih sedikit instruksi total. ke area yang lebih privat, yakni ke Di sisi lain, hasil penelitian Taylor rumah. menunjukkan bahwa sangat sedikit siswa 2. Klasifikasi format homeschooling, yaitu: homeschoolingyang mengalami masalah Homeschooling tunggal dilaksanakan dalam berhubungan sosial. Menurutnya,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |63

oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa khusus diberikan oleh guru atau seorang bergabung dengan lainnya karena hal tutor profesional. Homeschooling dalam tertentu atau karena lokasi yang pengertian modern, merupakan alternatif berjauhan. Sedangkan pendidikan formal di negara-negara homeschoolingmajemuk Di-laksanakan maju. Praktek homeschooling oleh dua atau lebih keluarga untuk memindahkan sekolah dari area umum kegiatan tertentu sementara kegiatan ke area yang lebih privat, yakni ke pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua rumah. Perlu digarisbawahi disini, masing-masing. bahwa homeschoolingtampaknya lebih 3. Pelaksanaan homeschoolingdi Indonesia direkomendasikan bagi negara yang yang juga disebut pendidikan di rumah sudah maju. merupakan pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan di rumah dan secara

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |64

DAFTAR PUSTAKA Ali Muhtadi, (2008). Pendidikan dan pembelajaran di sekolah rumah (home schooling): Suatu tinjauan teoritis dan praktis (Majalah Ilmiah Pembelajaran, ISSN)

Chris Verdiansyah, (2007). Persekolahan rumah; Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, Jakarta: Kompas Media Nusantara. Collum, E., (2005), The ins and outs of homeschooling: The determinants of parental motivations and student achievement. Education and Society, 37, 307-335.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:BalaiPustaka.

Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS), (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Kembara, Maulia D, (2007). Panduan lengkap homeschooling. Bandung:Progressio.

Linda Dobson, (2005). Tamasya Belajar, Panduan Merancang Program di RumahUntuk AnakUsia Dini, Bandung, Mizan LC. Marry Griffith, (2006). Belajar Tanpa Sekolah; Bagimana Memanfaatkan seluruh Dunia Sebagai Ruang Kelas Anda, Bandung; Nuansa. Nana Syaodih Sukmadinata, (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata, (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya. Saputro, Abe, (2007). Rumahku sekolahku: panduan bagi orangtua untuk menciptakan homeschooling. Yogyakarta:Graha Pustaka.

Sumardiono, (2007,b). Persekolahan rumah, Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Sumardiono, (2010). Warna Warni Homeschooling. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Setiawan Benni, (2006). Manifesto Pendidikan di Indonesia, Yokyakarta: Ar-Ruzz.

RD. Feldman Papalia, (2004). Human Development, New York-USA: McGraw.

Seto Mulyadi, (2007). Home Schooling keluarga Kak-Seto. Bandung: PT. Mizan Pustaka. Verdiansyah, Chris, (2007) Homeschooling; Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Wikipedia, (2016). “Homeschooling”, http://en.wikipedia.org/wiki/homeschooling.

Yayah Komariyah,(2007). Persekolahan rumah, Trend Baru Sekolah Alternatif, Jakarta, Sakura Publising.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |65

MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan) (2018) Ahmad Faris Al Anshari Magister Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan program BK di sekolah agar diperbaiki dan dikembangkan lebih baik lagi.Untuk mengetahui mekanisme Program BK di SMK menggunakan pola BK Komprehensif untuk mengetahui dan memahami perencanaan apa saja yang dilakukan dalam program layanan bimbingan dan konseling komprehensif. Pada penelitian inimenggunakanmetode studi deskriptif dengan memakai instrument non tes yakni angket dari ASCA National Model Program Audit yang telah diterjemahkan sesuai konteks BK di Indonesia. Instrumen ini dikembangkan oleh American School Counselor Association pada tahun 2005 sebagai alat evaluasi untuk menentukan tingkat keterlaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif untuk membantu dalam pengambilan keputusan di masa depan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap gambaran pelaksanaan sistem manajemen layanan BK di tiga Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Jakarta didapat hasil bahwa belum ada sekolah yang masuk dalam kategori tinggi, kemudian ada sekolah yang memiliki tingkat penerapan sistem manajemen layanan BK dengan kategori rendah, yaitu SMK Muhammadiyah 6 Jakarta, dan kategori sedang yaitu SMKN 31 Jakarta dan SMK Budi Mulia Utama.

Kata Kunci: Program Bimbingan dan Konseling Abstract This study aims to find out to find out the advantages and disadvantages of BK programs in schools so that they can be improved and developed better. To find out the BK Program mechanism in Vocational Schools uses Comprehensive BK patterns to know and understand what plans are carried out in a comprehensive guidance and counseling service program. In this study using a descriptive study method using a non-test instrument, namely a questionnaire from ASCA National Audit Program Model that has been translated according to the context of BK in Indonesia. This instrument was developed by the American School Counselor Association in 2005 as an evaluation tool to determine the level of implementation of comprehensive guidance and counseling programs to assist in future decision making. Based on research conducted on the description of the implementation of the BK service management system in three Vocational High Schools in the City of Jakarta the results showed that no school was included in the high category, then there was a school that had a low category of BK service management systems, Vocational School Muhammadiyah 6 Jakarta, and the moderate category Vocational High School 31 Jakarta and Budi Mulia Utama Vocational School.

Keywords: Guidance and Counseling Program

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |66

PENDAHULUAN kehidupan anak. Tentu saja semua aspek Sudah sejak lama berkembang kehidupan anak selalu dipandang dari sudut anggapan bahwa bimbingan dan konseling pandang perkembanngan individual dan ditujukan pada siswa yang bermasalah, integrasi kepribadian masing-masing anak. seperti siswa yang melakukan kesalahan Hal ini mengingat bahwa anak adalah atau pelanggaran tata tertib sekolah. Tentu makhluk yang unik, artinya tidak ada saja anggapan tersebut dapat menyesatkan manusia yang sama satu sama lainnya, baik cenderung berbahaya, terutama bagi guru dalam sifat maupun kemampuannya. BK yang melaksanakan kegiatan pelayanan Program bimbingan dan konseling Bimbingan dan Konseling di sekolah. sekolah merupakan serangkaian rencana Padahal, visi BK sudah jelas yakni aktivitas layanan bimbingan dan konseling membantu memberikan layanan dalam di sekolah, yang selanjutnya akan menjadi mengembangkan segala potensi dan pedoman bagi setiap personel dalam kepribadian sisiwa secara optimal. pelaksanaan dan pertanggungjawabannya. Secara operasional, program program bimbingan dan konseling yang Bimbingan Konseling diwujudkan dalam mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan berbagai layanan yang diberikan kepada konseling yang akan diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah peserta didik dalam rangka menunjang yang menghambat perkembangan psikologi tercapainya tujuan pendidikan nasional dan sosial yang berpengaruh besar dalam pada umumnya dan visi/misi yang ada di perkembangan dan pertumbuhan siswa, sekolah secara khusus. kepribadian, intelegensi, emosional, Penyusunan program bimbingan religius, dan sosial. Namun demikian, dan konseling hendaknya merujuk pada pelayanan Bimbingan dan Konseling tidak pedoman kurikulum dan berdasarkan hanya bersifat kuratif melainkan juga kondisi objektif yang berkaitan dengan bersifat pengembangan. kebutuhan nyata di sekolah yang Di sekolah memberikan layanan disesuaikan dengan tahapan perkembangan bimbingan dan konseling pada siswa dalam peserta didik. Program bimbingan dan menghadapi berbagai tantangan, kesulitan, konseling sekolah yang komprehensif di danmasalah aktual yang timbul, agar siswa dalamnya akan tergambarkan visi, misi, dapat berkembang secara optimal. tujuan, fungsi, sasaran layanan, kegiatan, Pelayanan bantuan yang diberikan tidak strategi, personel, fasilitas dan rencana terbatas pada bidang sekolah saja evaluasinya. melainkan mencakup seluruh aspek

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |67

Seiring perkembangan zaman dirancang untuk menjamin bahwa setiap kegiatan Bimbingan dan Konseling pun siswa memiliki hak yang sama untuk ikut mengalami perkembangan di memperoleh manfaat program tersebut. bidangnya dengan memunculkan model Sehingga kenyataan yang sering muncul, baru yaitu Bimbingan dan Konseling yaitu aktivitas konselor sekolah yang Komprehensif. Pengertian Bimbingan dan menghabiskan banyak waktunya untuk Konseling sendiri adalah upaya sistematis, memenuhi kebutuhan sebagian kecil siswa objektif, logis, dan berkelanjutan serta (secara khusus hanya mengurus kebutuhan terprogram yang dilakukan oleh konselor siswa berprestasi rendah dan bermasalah) atau guru Bimbingan dan Konseling untuk tidak terjadi lagi. Sehingga program yang memfasilitasi perkembangan peserta dilaksanakan merupakan program yang didik/Konseli untuk mencapai kemandirian realistik dan layak untuk di dalam kehidupannya (Permendikbud, 2014) implementasikan dan dapat sedangkan pengertian Komprehensif sendiri mengembangkan potensi peserta didik adalah dapat mencakup ranah yang luas secara optimal di sekolah-sekolah. atau dapat mencakup keseluruhan. Sekolah Menengah Kejuruan Sehingga dapat di simpulkan bahwa sebagai lembaga pendidikan formal yang Bimbingan dan Konseling Komprehensif bertanggung jawab untuk mengembangkan adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan kemampuan peserta didik seoptimal berkelanjutan serta terprogram yang mungkin, tidak hanya berfungsi untuk dilakukan oleh konselor atau guru memudahkan perolehan pengetahuan dan Bimbingan dan Konseling untuk keterampilan tetapi juga mengembangkan memfasilitasi perkembangan peserta pemahaman diri melalui prestasi yang didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dicapai siswa dan belajar memahami dalam kehidupannya mencakup seluruh kemampuan-kemampuan yang dimiliki ranah kehidupannya. serta kekurangannya untuk menghadapi Dengan demikian, program masa depan secara optimal. bimbingan dan konseling sekolah yang Salah satu upaya membantu peserta komprehensif disusun untuk merefleksikan didik mengembangkan kemampuan dirinya pendekatan yang menyeluruh bagi dasar seoptimal mungkin adalah dengan penyusunan program, pelaksanaan mengadakan layanan bimbingan dan program, sistem manajemen, dan sistem konseling di sekolah dengan maksud untuk pertanggungjawabannya. Selain itu, meningkatkan kualitas peserta didik dengan program bimbingan dan konseling sekolah dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |68 kompleksitas masalah kehidupan yang serta mengevaluasi kegitan bimbingan dan dihadapinya berkaitan dengan masa konseling untuk mengetahui apakah semua depannya. Untuk itu guru BK sangat kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan berperan dalam memotivasi, memandang mengetahui bagaimana hasilnya. masa depan karier mereka dengan optimis Gibson (2011) menyatakan bahwa serta memiliki kesadaran tinggi. Mengingat manajemen bimbingan dan konseling pentingnya layanan bimbingan dan adalah aktivitas-aktivitas yang konseling di sekolah maka diperlukan memfasilitasi dan melengkapi fungsi-fungsi perencanaan yang sistematis dan matang di keseharian staf konseling meliputi aktivitas dalam program BK, sehingga dapat administratif seperti pelaporan dan mencapai tujuan secara efektif sesuai perekaman, perencanaan dan kontrol dengan kondisi dan kemampuan sekolah. anggaran, manajemen fasilitas dan Namun kenyataannya program BK di pengaturan sumber daya. Dari pendapat di sekolah masih belum terlaksana dengan atas maka dapat disimpulkan manajemen baik karena berbagai faktor. bimbingan dan konseling adalah kegiatan Berdasarkan permasalahan di atas, manajemen yang dilakukan oleh konselor diperlukan penelitian untuk mengetahui untuk memfasilitasi fungsi bimbingan dan pelaksanaan program Bimbingan dan konseling mulai dari perencanaan, Konseling di sekolah.Oleh karena itu pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi peneliti memutuskan untuk melakukan untuk mencapai tujuan bimbingan dan penelitian denganmembandingkan program konseling yang efektif dan efisien dengan Bimbingan dan Konseling di tiga Sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya yang Menengah Kejuruan daerah Jakarta. ada. Sugiyo (2011) menyatakan Sugiyo (2011) menyatakan tujuan manajemen bimbingan dan konseling manajemen dilakukan secara sistematis adalah kegiatan yang diawali dari agar mencapai produktif, berkualitas, perencanaan kegiatan bimbingan dan efektif dan efisien.Manajemen bimbingan konseling, pengorganisasian aktivitas, dan dan konseling bertujuan untuk semua unsur pendukung bimbingan dan mengembangkan diri konseli (peserta konseling, menggerakkan sumber daya didik) secara efektif dan efisien. manusia untuk melaksanakan kegiatan Kegiatan manajemen bimbingan bimbingan dan konseling, memotivasi dan konseling dikatakan produktif apabila sumber daya manusia agar kegiatan dapat menghasilkan keluaran baik secara bimbingan dan konseling mencapai tujuan kualitas dan kuantitas.Kualitas dari layanan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |69 bimbingan dan konseling dilihat dari kontribusi pada pencapaian prestasi peserta tingkat kepuasan dari konseli yang didik.Perubahan paradigma BK di Sekolah mendapatkan layanan bimbingan dan telah membawa perubahan pula pada konseling.Sedangkan kuantitas dari layanan pendekatannya. Pendekatan yang bimbingan dan konseling dilihat dari berorientasi tradisional, remedial, klinis dan jumlah konseli yang mendapat layanan terpusat pada guru BK (Depdiknas, 2008) bimbingan dan konseling.Efektif berarti Program BK komprehensif menjadi kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan berbasis kebutuhan peserta didik dan sangat tujuan, keefektifan dari layanan bimbingan di butuhkan kondisi sekolah. dan konseling adalah melihat dari Ciri-ciri sekolah dalam membuat ketercapaian layanan bimbingan dan program BK di dasarkan pada paradigma konseling yaitu konseli mampu BK Komprehensif yang melalui lima mengembangkan dirinya secara optimal. premis dasarnya. Menurut Gysbers (1976) Sedangkan efisien apabila kesesuaian lima premis ini yaitu; Bimbingan dan antara sumber daya dengan keluaran atau Konseling sebagai sebuah program penggunaan sumber dana yang minimal memiliki karakteristik yang sama dengan dapat dicapai sesuai tujuan yang program sekolah pada umumnya. diharapkan. Layanan bimbingan dan Karakteristik tersebut antara lain terdapat konseling dapat dinyatakan efisien apabila standar siswa, standar kompetensi, tujuan bimbingan dan konseling yaitu pengelola yang profesional, sumber daya, pengembangan diri konseli dapat dicapai dan terdapat sebuah program, pelaksanaan dengan penggunaan sumber daya yang serta evaluasi. Oleh sebab itu kegiatan BK sedikit.Tujuan-tujuan manajemen bertujuan untuk membantu siswa dalam bimbingan dan konseling ini dapat dicapai rangka mencapai standar kompetensi yang secara efektif dan efisien apabila memenuhi di maksud.Program bimbingan dan prinsip-prinsip manajemen. konseling berfokus pada pengembangan Bimbingan dan konseling dan kesinambungan.Pengembangan berarti komprehensif sebagai sebuah model program BK komprehensif memiliki penyelenggaraan program bimbingan dan aktivitas rutin, terencana, dan sistematis konseling di sekolah telah terbukti untuk membantu masalah belajar, karir, efektif.Gysbers dalam Furqon (2014) pribadi, dan sosial, serta membantu siswa berdasarkan studi yang di lakukannya untuk menyelesaikan masalahnya. mengungkapkan bahwa program bimbingan Kesinambungan berarti program BK dan konseling kompehensif memberikan komprehensif memiliki aktivitas yang terus

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |70 menerus sebagai bentuk pelayanan lebih lanjut dalam dunia kerja atau sehingga fokus layanan BK lebih di arah pendidikan tinggi. kan pada usaha memfasilitasi pengalaman Undang-undang no.2 tahun 1990 belajar tertentu yang membantu siswa sistem pendidikan nasional: pendidikan untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi kejuruan merupakan pendidikan yang pribadi yang mandiri. Program BK mempersiapkan peserta didik untuk dapat Komprehensif berkolaborasi dengan semua bekerja dalam bidang tertentu, dan personil sekolah.Hal ini berarti diperjelas lagi dengan keputusan Menteri penyelenggaraan BK secara komprehensif Pendidikan dan Kebudayaan nomor dalam pelayanannya, guru BK harus 0490/U/1992 tentang SMK yaitu melibatkan personil sekolah lainnya seperti merupakan satuan pendidikan menengah guru mata pelajaran, staf sekolah, orang yang diselenggarakan untuk melanjutkan tua, dan anggota masyarakat lainnya. dan meluaskan pendidikan dasar serta Bimbingan dan Konseling di kembangkan mempersiapkan siswa untuk memasuki secara sistematis melalui proses lapangan kerja dan mengembangkan sikap perencanaan, implementasi, evaluasi dan profesional. berkesinambungan. Melalui penerapan Ginzberg dan Super dalam fungsi-fungsi manajemen tersebut di Sharf(1992) menyatakan bahwa remaja, harapkan kegiatan dan layanan BK dapat di pada siswa tingkat SMK sederajat berada selenggarakan secara tepat sasaran dan pada tahap pemilihan tentative berdasarkan terukur.Program BK ditopang oleh kebutuhan, minat, kemampuan, dan nilai kepemimpinan yang kokoh. Faktor menjadi dasar bagi pemilihan bidang kepemimpinan ini di harapkan dapat pekerjaan. Pilihan-pilihan sementara dibuat menjamin akuntabilitas dan pencapaian dan dicobakan dalam khayalan, diskusi, dan kinerja program BK. mata pelajaran yang diikuti, pekerjaan dan Pendidikan Sekolah Menengah lain-lain. Pilihan pada masa ini akan sangat Kejuruan diselenggarakan untuk mempengaruhi pilihan pekerjaannya di melanjutkan dan meluaskan pendidikan masa mendatang, karena pekerjaan serta menyiapkan siswa menjadi anggota merupakan suatu proses yang terus masyarakat yang memiliki kompetensi menerus. Perkembangan karir pada masa dasar hubungan timbal balik dengan remaja ditandai dengan adanya peningkatan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar dalam penjajagan serta perencanaan karir, serta dapat mengembangkan kompetensi peningkatan kesadaran diri, penyempitan pilihan pekerjaan, dan terjadi pergeseran

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |71 pusat perhatian dari diri ke perencanaan Instrumen ini memandu konselor karir yang lebih realistik. sekolah menerapkan standar dan memetakan kekuatan dan kelemahan METODE program BK di sekolah sesuai 4 elemen Berdasarkan permasalahan yang atau aspek utama dalam ASCA National telah ditetapkan, maka metode penelitian Model yakni: fondasi/landasan, sistem yang tepat untuk digunakan adalah metode penyampaian, sistem manajemen, dan penelitian deskriptif dengan jenis survey. akuntabilitas (Palmer, 2012). Serta dibagi Metode penelitian deskriptif merupakan menjadi 17 indikator, denganlima pilihan metode penelitian yang dirancang untuk jawaban, yaitu tidak ada, dalam proses, memperoleh gambaran tentang status gejala baru selesai, terlaksana, dan tidak suatu permasalahan saat penelitian menjawab. Indikator tersebut terbagi dari dilakukan. Metode penelitian deskriptif empat aspek yaitu keyakinan dan filosofi, juga merupakan suatu bentuk dasar dari Misi program konseling sekolah, suatu penelitian karena ditujukan untuk wewenang/ranah dan tujuan, Asca standar menggambarkan fenomena-fenomena yang nasional/kompetensi, panduan kurikulum, ada, baik fenomena bersifat alamiah rencana individual siswa, layanan ataupun rekayasa manusia. Pada penelitian responsif, dukungan sistem, konselor ini tidak ada perlakuan yang diberikan atau sekolah/kesepakatan administrator, dewan dikendalikan sebagaimana terdapat dalam penasihat, penggunaan data dan monitoring penelitian eksperimen, dan tidak ada pula siswa, penggunaan data untuk pengujian hipotesis (Basuki, 2006). menghilangkan kesenjangan, perencanaan, Pada penelitian ini, menggunakan penggunaan waktu, laporan hasil, evaluasi instrument non tes yakni angket dari ASCA unjuk kerja konselor, dan audit program. National Model Program Audit yang telah Pengerjaan angket ini berkisar 30 – 45 diterjemahkan sesuai konteks BK di menit yang berisi 115 butir Indonesia. Instrumen ini dikembangkan pernyataan.Tingkat validitas dan realibilitas oleh American School Counselor instrumen ini belum diketahui peneliti. Association pada tahun 2005 sebagai alat evaluasi untuk menentukan tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN keterlaksanaan program bimbingan dan Berdasarkan penelitian yang konseling komprehensif untuk membantu dilakukan terhadap gambaran pelaksanaan dalam pengambilan keputusan di masa sistem manajemen layanan BK di tiga depan. Sekolah Menengah Kejuruan di Kota

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |72

Jakarta didapat hasil bahwa belum ada SMK Muhammadiyah 6 Jakarta, dan sekolah yang masuk dalam kategori tinggi, kategori sedang yaitu SMKN 31 Jakarta kemudian ada sekolah yang memiliki dan SMK Budi Mulia Utama, sebagaimana tingkat penerapan sistem manajemen ditampilkan pada tabel. layanan BK dengan kategori rendah, yaitu

No. Nama Sekolah Skor % Kategori 1 SMKN 31 Jakarta 228 66 % Sedang 2 SMK Budi Mulia Utama 158 46 % Sedang 3 SMK Muhammadiyah 6 133 39 % Rendah

Jika dilihat dari skor setiap aspek, manajemen, dan akuntabilitas dibandingkan SMK Negeri 31 memiliki skor yang paling dengan SMK Budi Mulia Utama dan SMK tinggi dari semua aspek, yaitu pada aspek Muhammadiyah 6 sebagaimana landasan, sistem penyampaian, sistem digambarkan pada gambar.

Gambaran Sistem Manajemen Program BK di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta Kota Jakarta SMKN 31 SMK Budi Mulia SMK Muhammadiyah 6

63 85 5454 55 5337 3629 251513

Berdasarkan hasil instrument dari layanan BK yang hampir mencakup kriteria tiga sekolah tersebut, serta merujuk kepada program BK yang disampaikan oleh teori yang telah dipaparkan mengeni Gysberg di sekolah, guru BK pun dapat program BK, hasilnya yaitu pada SMKN 31 menunjukkan data-data utama maupun Jakarta dinilai paling baik dibandingkan pendukung dalam pelaksanaan layanan BK dua sekolah lainnya yaitu SMK Budi Mulia sesuai dengan yang tercantum dalam Utama dan SMK Muhammadiyah 6 program BK, dan juga sesuai dengan hasil Jakarta. Hal tersebut terlihat pada program pengisian instrumennya yang banyak BK yang telah dibuat dan keterlaksanaan mengisi baru selesai dan terlaksana. Sistem

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |73 manajemen layanan BK di sekolah ini optimal dalam memberikan pelayanan memiliki sistem manajemen yang baik, kepada para siswa di sekolah. pembagian yang jelas antar guru BK, dan Pada SMK Muhammadiyah 6 data yang cukup lengkap.Dukungan sistem Jakarta yang saya sendiri sebagai guru BK dari pimpinan sekolah juga dinilai nya masih banyak sekali kekurangan dalam baik.Guru BK didorong untuk mengikuti pelaksanaan program BK di sekolah karena berbagai seminar dan pelatihan, bahkan sebelum saya menjadi guru BK di sekolah mengambil studi lanjut untuk tersebut yang menjadi guru BK bukan dari meningkatkan kompetensinya, serta lulusan BK melainkan guru mata pelajaran kebijakan anggaran juga dirasakan cukup yang ditugaskan sebagai guru BK karena baik. belum ada guru BK di sekolah tersebut Sedangkan pada SMK Budi Mulia pada saat itu, dan saya saat ini belum genap Utama dan SMK Muhammadiyah 6 Jakarta satu tahun bekerja di sekolah itu sehingga masih belum membuat program BK dan saya masih mencoba merancang sedikit layanan BK secara baik dan benar yang demi sedikit program BK di sekolah secara sesuai dengan standar, terlihat dari baik dan benar. pengisian instrument yang banyak mengisi dalam proses bahkan tidak ada. Meskipun PENUTUP pada pengisian instrument guru BK di Simpulan SMK Budi Mulia Utama beberapa indikator Bimbingan konseling komprehensif mengisi terlaksana, namun responden merupakan bentuk layanan yang belum bisa menunjukkan datanya dan ada menekankan pada upaya pencapaian tugas data yang ditunjukkan tidak sesuai dengan perkembangan, pengembangan potensi, dan apa yang seharusnya. Menurut guru BK di pengentasan masalah konseli.Program sekolah tersebut hal itu dapat terjadi bimbingan konseling komprehensif ini disebabkan banyaknya beban pekerjaan mengandung empat komponen pelayanan, yang dilimpahkan kepada guru BK yang yaitu pelayanan dasar, pelayanan responsif, tidak sesuai dengan pekerjaan guru BK perencanaan individual, dan dukungan seharusnya, dan kurangnya pengetahuan sistem. Dalam pelaksanaannya, pendekatan guru BK mengenai program BK yang benar ini menekankan kolaborasi antara konselor serta kurang tepatnya layanan BK yang dengan para personil sekolah lainnya dilakukan di sekolah, sehingga terlihat (pimpinan sekolah, guru-guru, dan staf peran guru BK belum dilakukan secara administrasi), orang tua konseli, dan pihak- pihak terkait lainnya (seperti instansi

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |74 pemerintah/swasta dan para ahli: psikolog mengembangkan layanan BK secara dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi optimal kepada peserta didik di sekolah. dengan proses pendidikan di sekolah secara Seperti diminta untuk merazia barang keseluruhan dalam upaya membantu para bawaan atau rambut laki-laki yang panjang konseli agar dapat mengembangkan atau peserta didik, hal tersebut membuat para mewujudkan potensi dirinya secara penuh, peserta didik beranggapan bahwa guru BK baik menyangkut aspek pribadi, sosial, adalah polisi sekolah, sehingga para peserta belajar, maupun karir. didik menjadi takut kepada guru BK di Program bimbingan dan konseling sekolah. yang komprehensif membutuhkan Kemudian hasil dari penelitian dukungan manajemen sekolah yang adil terlihat skor paling rendah pada aspek dan setara sehingga sekolah memberikan akuntabilitas dibandingkan ketiga aspek perhatian yang memadai dan setara lainnya yaitu aspek landasan, sistem terhadap semua unsur yang penting bagi penyampaian, dan sistem manajemen. Hal jalanya proses pendidikan. Dukungan tersebut disebabkan oleh kurangnya finansial yang memadai, fasilitas yang pengetahuan para guru BK di sekolah memadai dan pemberian waktu yang mengenai laporan evaluasi hasil pada memadai untuk bimbingan, pengajaran dan program BK sehingga mereka belum kegiatan pendidikan lain di sekolah adalah melaksanakan atau sedang mencoba bukti kebijakan yang integratif di sebuah melaksanakan laporan evaluasi tersebut. lembaga pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang Saran telah dilakukan di tiga sekolah, guru BK Sebaiknya konselor di sekolah masih belum menyusun program BK secara dapat memilih pola yang cocok untuk di baik dan benar, pada SMKN 31 dan SMK terapkan di sekolah tersebut, menyusun Budi Mulia Utama berada dalam kategori program BK yang sesuai kebutuhan peserta sedang, dan SMK Muhammadiyah 6 berada didik disekolah, serta mencari pengetahuan dalam kategori rendah. Hal tersebut tentang program BK untuk menambah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan wawasan, sehingga dapat menyusun guru BK mengenai program BK yang program BK yang baik dan benar sesuai cukup, serta beban kerja diluar BK yang dengan standar yang ada. Untuk pihak diberikan pihak sekolah kepada guru BK sekolah sebaiknya dapat memisahkan secara berlebihan, sehingga waktu yang antara konselor sekolah dan tim tata tertib dimiliki guru BK berkurang untuk agar tidak timbul anggapan bahwa Guru

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |75

Bimbingan dan Konseling adalah polisi banyak peserta didik, karena idealnya satu sekolah, serta tidak membebani pekerjaan guru BK menangani sekitar 150 peserta diluar kegiatan BK kepada guru BK secara didik, serta penambahan kecakapan guru berlebihan. BK dalam menggunakan IT untuk Kemudian yang perlu diperbaiki memudahkan kinerja guru BK dalam selanjutnya adalah pada penambahan melaksanakan layanan BK secara optimal. jumlah guru BK di sekolah yang terdapat

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |76

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. 2007. Rambu-RambuPenyelenggaraanBK dalam JalurPendidikanFormal. Jakarta:DirjenPMPTK.

Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional). 2008. Rambu-Rambu Penyelenggaraan BK dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dinas Pendidikan Tinggi.

Gibson, Robert L dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hikmat. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

M. A. Furqon, Aip Badrujaman. 2014. Model Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi Akuntantanbilitas. Jakarta: PT Indeks.

Noraman C Gysbers dan Patricia Henderson. 1976. Developing and Managing: Your School Guidance and Counseling Program. American Counseling Association: Alexandria.

Palmer, Lauren E. 2012. Predicting Student Outcome Measures Using the ASCA National Model Program Audit.The Professional CounselorVolume 2, Issue 2 | September 2012Pages 152-159

Rahman, Fathur. 2008. Penyusunan Program BK di sekolah. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Richard, Sharf. 1992. Applying career Development Theory to Counseling. University of Delaware cole Publishing Company. California.

Sugiyo, 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang:Widya Karya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |77

PENGARUH PERMAINAN BAKIAK DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK TK KHAIRANI ACEH BESAR

Riza Oktariana STKIP Bina Bangsa Getsempena Email: [email protected]

Abstrak Perkembangan fisik motorik salah satu dari lima aspek perkembangan anak usia dini, untuk mencapai perkembangan motorik khususnya motorik kasar dilakukan melalui permainan. Aktivitas bermain dapat menstimulasi perkembangan fisik motorik anak, dan menjadi salah satu faktor lain yang berperan penting dalam peningkatan psikis anak yaitu kecerdasan interpersonal. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memilih judul “Pengaruh Permainan Bakiak dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Perkembangan Anak TK Khairani Aceh Besar. Rumusan masalah dalam penelitian ini: Adakah pengeruh permainan bakiak terhadap perkembangan fisik motorik anak, adakah pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap perkembangan fisik motorik anak, dan adakah interaksi permainan bakiak dan kecerdasan interpersonal terhadap perkembangan fisik motorik anak. Tujuan penelitian yaitu: Untuk mengetahui pengaruh permainan bakiak terhadap fisik motorik anak, untuk mengetahui pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap perkembangan fisik motorik anak dan untuk mengetahui interaksi permainan bakiak dan kecerdasan interpersonal terhadap perkembangan fisik motorik anak. Lokasi penelitian di laksanakan di TK Khairani Aceh Besar yang beralamat di Desa Lubok Batee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar, penelitian dilakukan pada tanggal 15 Oktober sampai dengan 15 Desember 2018. Subjek penelitian anak kelompok B yang berjumlah 30 orang, yang terdiri dari B1 (15 orang) dan B2 (15 orang). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian adalah desain treatment by level 2 x 2. Instrumen penelitian ini menggunakan tes permainan bakiak, lembar observasi kecerdasan interpersonal dan tes perkembangan fisik motorik. Prosedur penelitian yaitu data pretest, perlakuan, postest, pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Memenuhi standar validitas dan reliabilitas instrumen. Tehnik analisis data mengunakan deskriftif data yang meliputi Mean, Median, Modus, tabel distribusi frekuensi dan histogram. Pengujian prasyarat analisis yaitu data normalitas dan homogenitas. Dari hasil analisis data yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh permainan bakiak dan kecerdasan interpersonal terhadap perkembangan fisik motorik anak TK Khairani Aceh Besar.

Kata Kunci: Permainan Bakiak, Kecerdasan Interpersonal, Perkembangan Fisik Motorik

Abstract The development of physical motorism in one of the five aspects of early childhood development, to achieve motoric development especially gross motoric is done through play. Play activities can stimulate children's physical motor development, and become one of the other factors that play an important role in children's psychological improvement, namely interpersonal intelligence. Based on this background, the researchers chose the title "The Effect of Bakiak Game and Interpersonal Intelligence on the Motoric Physical Development of Khairani Kindergarten Children in Aceh Besar. The formulation of the problem in this study: Is there clogging of clogs playing on children's physical motor development. Is there an influence of interpersonal intelligence on children's physical motor development, and Is there interaction between clogs and interpersonal intelligence on children's physical motor

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |78 development. The objectives of the study were: To determine the effect of clogging on children's motoric physical, To determine the effect of interpersonal intelligence on children's physical motor development, To find out the interaction of clogs and interpersonal intelligence on children's physical motor development. The research location was conducted at Khairani Aceh Besar Kindergarten, having its address at Lubok Batee Village, Ingin Jaya Subdistrict, , the study was conducted on October 15 to December 15 2018. The research subjects were group B children of 30, consisting of B1 (15 people) and B2 (15 people). This research was carried out using the experimental method and the research design was treatment design by level 2 x 2. The instrument of this study used clogged game tests, observation sheets of interpersonal intelligence and tests of motoric physical development. Research procedures are data pretest, treatment, posttest, data processing, data analysis and conclusions. Meet the standards of instrument validity and reliability. Data analysis techniques use descriptive data which includes the Mean, Median, Mode, frequency distribution table and histogram. Testing the analysis prerequisites, namely data on normality and homogeneity. From the results of the analysis of the data obtained this study shows that there is the influence of clog playing and interpersonal intelligence on the physical motor development of Khairani Aceh Besar Kindergarten children.

Keywords: Bakiak Game, Interpersonal Intelligence, Motoric Physical Development

PENDAHULUAN pembinaan yang ditujukan kepada anak Pendidikan Anak Usia Dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (PAUD) merupakan salah satu bentuk yang dilakukan melalui pemberian penyelenggaraan pendidikan yang rangsangan pendidikan untuk membantu menitikberatkan pada peletakkan dasar pertumbuhan dan perkembangan jasmani kearah pertumbuhan dan perkembangan dan rohani agar anak memiliki kesiapan fisik motorik (koordinasi motorik halus dan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. motorik kasar), dan kecerdasan (daya pikir, Taman Kanak-Kanak berfungsi daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan memberikan layanan pendidikan untuk spiritual), sosial emosional (sikap dan umur 4-6 tahun. Program ini bertujuan perilaku serta agama), bahasa dan membantu mengembangkan potensi baik komunikasi sesuai dengan keunikan dan psikis dan fisik yang meliputi nilai agama tahap-tahap perkembangan yang dilalui dan moral, disiplin, sosial-emosional, oleh anak usia dini. (Adalilla, S, 2010). kemandirian, kognitif, bahasa, fisik- Khususnya di Taman Kanak-kanak motorik, dan seni untuk setiap memasuki sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan selanjutnya. pendidikan yang perlu diperhatikan. Hal ini Menurut Trianto (2011:14-16) sesuai dengan UU RI No.20 tahun 2003 menyatakan “Masa kanak-kanak BAB I, Pasal 1 Butir 14 yaitu: Pendidikan merupakan masa yang kritis bagi Anak Usia Dini adalah suatu upaya perkembangan motorik”. Oleh karena itu

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |79 masa kanak-kanak merupakan saat yang Permainan ini menguji ketangkasan, tepat untuk mengajarkan anak tentang kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, berbagai keterampilan motorik salah wawasan serta kejujuran. satunya melakukan permainan. Terdapat Selain aktivitas bermain bakiak berbagai cara anak belajar keterampilan yang dapat menstimulasi perkembangan motorik yaitu trial and error, meniru, dan fisik motorik anak, ternyata ada faktor lain pelatihan yang memberikan hasil berbeda. yang juga berperan penting dalam Secara langsung atau tidak langsung peningkatan psikis anak yaitu kecerdasan perkembangan fisik motorik anak akan interpersonal. Kecerdasan interpersonal mempengaruhi konsep diri dan perilaku merupakan kemampuan untuk memahami anak sehari-hari yang kemungkinan terus dan bekerjasama dengan orang lain”. dibawa dimasa mendatang. Oleh karena itu Menurut Armstrong (2013:39), ciri-ciri diperlukan perhatian yang besar terhadap dari anak yang memiliki kecerdasan faktor-faktor yang diduga kuat memiliki interpersonal adalah suka bersosialisasi, pengaruh terhadap perkembangan fisik berbakat menjadi pemimpin, menjadi motorik anak. anggota organisasi, panitia, atau kelompok Salah satu permainan yang dapat informal di antara teman seusianya, mudah meningkatkan perkembangan fisik motorik bergaul, senang mengajari anak-anak lain khususnya fisik motorik kasar anak adalah secara informal, suka bermain dengan dengan permainan bakiak. Bila anak teman seusianya, mempunyai dua atau memiliki keterampilan motorik yang lebih teman dekat, memiliki empati yang memadai urat syarafnya akan bekerja baik atau memberi perhatian lebih kepada mengoordinasikan seluruh gerak tubuh dan orang lain, banyak disukai teman dan mengikuti ritme tertentu sehingga anak dapat memahami maksud orang lain akan menjadi pribadi yang terampil, lincah walaupun tersembunyi. Pengembangan dan cekatan. kecerdasan interpersonal sangat penting Bakiak adalah salah satu bagi anak sebab akan menjadi dasar saat permainan tradisional. Bahannya dibuat anak bergaul dengan teman serta dari kayu panjang seperti seluncur es yang lingkungan. Itulah sebabnya mengapa sudah dihaluskan dan diberi beberapa selop kecerdasan interpersonal berkaitan erat diatasnya, biasanya untuk 3-4 orang. dengan proses pembelajaran. Proses Memainkan bakiak biasanya secara pembelajaran yang menyenangkan berkelompok atau tim, yang masing-masing menentukan kemampuan anak dalam tim berlomba untuk sampai ke finish. bersikap dan berprilaku sosial yang selaras

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |80 dengan norma agama, moral tradisi, moral Bermain/KOBER (usia 3 tahun) sedangkan hukum, dan norma moral lainnya yang 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti berlaku di masyarakat khususnya di Aceh. program Taman Kanak-kanak/TK. Anak yang memiliki kemampuan Snowman (dalam Patmonodewo, motorik kasar yang baik maka ia akan 2000:32) mengemukakan karakteristik fisik memiliki perkembangan mental yang baik anak prasekolah (4-6 tahun) yaitu: pula karena anak mampu menyesuaikan diri penampilan maupun gerak-gerik anak dengan lingkungan sekitarnya sehingga prasekolah mudah dibedakan dengan anak rasa percaya dirinya akan terus meningkat yang berada dalam tahap sebelumnya. dan akan berpengaruh positif pada Adapun ciri fisik dari anak prasekolah kemampuan motorik kognitifnya. antara lain: (1) anak prasekolah umumnya Perkembangan Fisik Motorik sangat aktif. Mereka telah memiliki Anak usia dini adalah anak yang penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dan sangat menyukai kegiatan yang ini merupakan usia yang sangat dilakukan sendiri. Berikan kesempatan menentukan dalam pembentukan karakter kepada anak untuk berlari, memanjat dan dan kepribadian anak (Yuliani Nurani melompat. Sujiono, 2009:7). Usia dini merupakan usia Snowman (dalam Patmonodewo, di mana anak mengalami pertumbuhan dan 2000:35) “Anak usia dini merupakan perkembangan yang pesat. Usia dini individu yang berbeda, unik, dan memiliki disebut sebagai usia emas (golden age). karakteristik tersendiri sesuai dengan Makanan yang bergizi yang seimbang serta tahapan usianya”. Pada masa ini stimulasi stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan seluruh aspek perkembangannya memiliki untuk pertumbuhan dan perkembangan peran penting untuk tugas perkembangan tersebut. selanjutnya. Sel-sel tubuh anak usia dini Menurut Biehler dan Snowman tumbuh dan berkembang sangat pesat, (dalam Patmonodewo,2000:19) bahwa pertumbuhan otak pun sedang mengalami yang dimaksud dengan anak prasekolah perkembangan yang sangat luar biasa, adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. demikian halnya dengan pertumbuhan dan Mereka biasanya mengikuti program perkembangan fisiknya. prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Dari pengertian tersebut tergambar Indonesia umumnya mereka mengikuti bahwa anak usia dini adalah anak yang program Tempat Penitipan Anak/TPA (3 berada pada rentang usia 0-6 tahun yang bulan-5 tahun) dan Kelompok dilakukan melalui pemberian rangsangan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |81 pendidikan untuk membantu pertumbuhan dengan sendirinya anak akan melakukan dan perkembangan jasmani dan rohani agar gerakan yang sudah waktunya untuk anak memiliki kesiapan dalam memasuki dilakukan. (Wijaya; 2008) misalnya, pendidikan lebih lanjut. Sejalan dengan seorang anak usia 6 bulan belum siap Undang-Undang Sistem Pendidikan duduk sendiri, maka orang dewasa tidak Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang perlu memaksakan dia duduk di sebuah sisdiknas pasal 28 ayat 1 yaitu pendidikan kursi. Pada masa kanak-kanak kemampuan anak usia dini diselenggarakan sebelum motorik berkembang sejalan dengan jenjang pendidikan dasar. perkembangan kemampuan kognitif anak. Perkembangan motorik adalah Lebih jelasnya lagi Anita Yus, proses tumbuh kembang kemampuan gerak mengelompokkan kegiatan yang dapat seorang anak. Pada dasarnya, membantu pengembangan motorik kasar perkembangan ini berkembang sejalan anak pra sekolah dapat dilakukan dengan dengan kematangan saraf dan otot anak. beberapa cara, diantaranya: berjalan dengan Sehingga, setiap gerakan sesederhana tangan terayun, berjalan dengan seimbang apapun merupakan hasil pola interaksi yang dan dapat berhenti secara tiba-tiba, kompleks dari berbagai bagian dan sistem melompat untuk menjangkau benda keatas dalam tubuh yang dikontrol oleh atau kedepan, mengayuh sepeda dengan otak. Kemampuan motorik terbagi dua cepat, menangkap dan melempar bola yaitu motorik kasar dan motorik halus. dengan cepat. Motorik kasar adalah aktivitas dengan Menurut Gallahue dalam (Albadi menggunakan otot-otot besar yang meliputi Sinulinga, dkk, 2014:73) menguraikan gerak dasar lokomotor, nonlokomotor dan tahapan-tahapan perkembangan motorik manipulatif (Widarmi:2008). yaitu; 1) tahap refleksif, 2) gerakan kasar Gerak Motorik Kasar adalah (rudimentary), 3) tahap gerakan dasar, 4) kemampuan yang membutuhkan koordinasi tahap gerakan spesialis. sebagian besar bagian tubuh anak. Oleh Tahap gerakan refleksif ditandai karena itu, biasanya memerlukan tenaga dengan gerakan serba reflex yang meliputi, karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih a) refleks primitif (mekanisme mencari besar. Motorik kasar anak akan informasi, perlindungan dan untuk diberi berkembang sesuai dengan usianya (age makan), b) refleks anggota badan (postural) appropriateness). Orang dewasa tidak perlu yang benar-benar di luar kesadaran melakukan bantuan terhadap kekuatan otot misalnya, refleks menggenggam. besar anak. Jika anak telah matang, maka

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |82

Tahap gerakan kasar (rudimentary) Kecerdasan interpersonal lebih ditandai dengan penguasan gerakan di dari kecerdasan-kecerdasan lain, bawah sadar dalam bentuk gerakan yang kecerdasan interpersonal yang kuat dibutuhkan untuk survive, seperti menempatkan kita untuk kesuksesan, mempertahankan gerakan kepala agar tetap sebaliknya kecerdasan interpersonal yang tegak, gerakan togok dan manipulatif serta lemah akan menghadapkan kita pada rasa gerakan lokomotor, seperti menggenggam, frustasi dan kegagalan terus-menerus dan merangkak, jalan, menjangkau Tahap keberhasilan kita, kalaupun ada terjadi gerakan dasar (fundamental skill) pada kebetulan saja (Hoerr, 2007:172). masa kanak-kanak merupakan kelanjutan Kecerdasan interpersonal memungkinkan gerakan kasar dan adaptasi mulai kita untuk bisa memahami berkomunikasi berkembang misalnya, berjalan, berlari. dengan orang lain, melihat perbedaan Gerakan ini tidak sepenuhnya akibat dalam mood, temperamen, motivasi, dan kematangan, tapi kesempatan dan dorongan kemampuan. Termasuk juga kemampuan bagi perkembangannya. Tahap gerakan untuk membentuk dan juga menjaga spesialis merupakan gerakan lebih lanjut hubungan, serta mengetahui berbagai yang dipakai sebagai alat untuk berbagai perasaan yang terdapat dalam suatu aktivitas khusus seperti dalam kegiatan kelompok, baik sebagai anggota maupun olahraga. Gerakannya lebih spesifik dan sebagai pemimpin (Cambell, 2006:172) dilakukan dengan gerak yang khas dengan Williams (2005;162) tujuan tertentu dan gerakannya sudah mengungkapkan bahwa kecerdasan menjadi kompleks karena melibatkan interpersonal adalah kemampuan untuk kemampuan kognitif, afektif dan memahami dan berinteraksi dengan baik psikomotor. dengan orang lain. Kemampuan ini Kecerdasan Interpersonal melibatkan kemampuan verbal dan non Kecerdasan interpersonal verbal, kemampuan kerjasama, manajemen didefinisikan sebagai kemampuan konflik, strategi membangun consensus, mempersepsi dan membedakan suasana kemampuan untuk percaya, menghormati, hati, maksud, motivasi, serta perasaan memimpin, dan memotivasi orang lain orang lain, serta kemampuan memberi untuk mencapai tujuan umum. Gordon dan respons secra tepat terhadap suasana hati, Huggins-Cooper (2013:57) menyebut temperamen, motivasi, dan keinginan orang kecerdasan interpersonal sebagai lain (Amstrong, 2003). kecerdasan sosial, dengan memiliki kecerdasan social membantu kita untuk

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |83 memahami perasaan, motivasi, dan intense jam sekolah, (c) berperan sebagai penengah orang lain. keluarga ketika terjadi pertikaian, (d) Dariyo (2013:95) menyatakan bahwa menikmati permainan kelompok, (e) kecerdasan interpersonal adalah berempati besar terhadap perasaan orang kemampuan untuk memahami interaksi lain, (f) dicari sebagai penasehat atau sosial dan mampu memanfaatkan secara pemecah masalah oleh teman-temannya, (g) efektif kemampuannya untuk berhubungan menikmati mengajari orang lain, (h) interaksi dengan orang lain. Kecerdasan tampak mempunyai bakat memimpin. interpersonal menurut Safaria (2005, dalam Dengan mengembangkan Sari,2009), merupakan kemampuan dan kecerdasan interpersonal pada anak sejak keterampilan seseorang dalam menciptakan dini akan memberi manfaat baik bagi anak. relasi sosialnya sehingga kedua beah pihak Menurut Adi W. Gunawan (2006: 119), berada pada situasi menang sama atau kecerdasan interpersonal yang menang saling menguntungkan. dikembangkan dengan baik akan sangat Dari beberapa pendapat di atas menentukan keberhasilan seseorang dalam dapat disimpulkan bahwa kecerdasan hidupnya setelah dia menyelesaikan interpersonal adalah kemampuan untuk pendidikan formal, memungkinkan membangun suatu hubungan yang meliputi berkomunikasi dan memahami orang lain, kepekaan sosial yang ditandai dengan anak mengerti kondisi pikiran dan suasana hati memiliki perhatian terhadap semua teman yang berbeda, memiliki kemampuan untuk tanpa memilih-milih teman, pemahaman membentuk dan mempertahankan suatu sosial yang ditandai dengan anak dapat hubungan, dan dapat memiliki kemampuan menyelesaikan konflik atau masalah untuk mempengaruhi kawannya dan walaupun dengan dibimbing oleh pendidik, biasanya sangat menonjol dalam dan komunikasi sosial yang ditandai melakukan kerja kelompok. dengan anak dapat mengemukakan Permainan Bakiak pendapat kepada teman tanpa didekati oleh Piaget dalam Benson (2004:143), teman terlebih dahulu. “melihat bahwa bermain sebagai kegiatan Ciri-ciri anak yang memiliki penyesuaian diri yang melibatkan proses kecerdasan interpersonal menurut asimilasi: anak berusaha mencocokkan Amstrong (2002:33) adalah sebagai dunia nyata dengan keinginan dan berikut: (a) mempunyai banyak teman, (b) pengalamannya sendiri. Kemudian terdapat banyak bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan, terlibat dalam kelompok di luar

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |84 proses imitasi ada proses peniruaan untuk bermain secara soliter memiliki fungsi yang kesenangannya sendiri (berhasil meniru)”. penting karena setiap kegiatan bermain Parten Mayesty dalam Sujiono jenis ini 50% menyangkut kegiatan edukatif (2010:34) “memandang bahwa kegiatan dan 25% menyangkut kegiatan otot kasar, bermain sebagai sarana bersosialisasi, (b). Bermain secara Pararel, yaitu bermain dimana melalui bermain dapat memberi sendiri-sendiri secara berdampingan, jadi kesempatan anak bereskplorasi, tidak ada interaksi antara mereka, namun menemukan, mengekporesikan perasaan, ada peniruan, (c). Bermain Asosiatif, ini berkreasi dan belajar secara menyenangkan. terjadi ketika anak-anak bermain secara Selain itu kegiatan bermain dapat bersama, bermain bola bersama, bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, pasir bersama, dan sebagainya. dengan siapa ia hidup serta lingkungan Soebandiyah dalam Soejiono tempat dimana ia hidup”. (2010:18), ada beberapa prinsip yang Menurut Piaget dalam Benson berkaitan dengan perkembangan program (2004:75) terdapat tiga tingkatan bermain; kegiatan bermain: a) relevansi, kurikulum a). Bermain penguasaan, merupakan yang ada, relevan dengan perkembangan pengulangan tingkah laku, b). Bermain anak, b) adaptasi, kurikulum simbolik, bermain pura-pura karena memperhatikan dan mengadaptasi bahan melibatkan khayalan, bermain peran dan ilmu, ada harus dapat diteknologi dan seni pengggunaan simbol, c). Bermain dengan yang sedang berkembang, c) kontiunitas, aturan, permainan ini penting dalam proses kurikulum disusun secara berkelanjutan, belajar menentukan mana yang benar dan tahap demi tahap, d) fleksibilitas, mana yang salah. kurikulum yang ada harus dapat dipahami, Menurut Moeslichaton (2004:37), dipergunakan dan dikembangkan secara ada beberapa penggolongan kegiatan luwes, e) kepraktisan dan akseptabilitas, bermain yang sesuai dengan anak usia dini, kurikulum dapat memberikan kemudahan yaitu kegiatan bermain sesuai dengan bagi praktisi dan masyarakat dalam dimensi perkembangann sosial anak dan melaksanakan kegiatan pendidikan, f) kegiatan bermain berdasarkan pada kelayakan, rumusan yang ada harus kegemaran anak. Kegiatan bermain sesuai menunjukkan kelayakan dan keberpihakan dengan dimensi perkembangan sosial anak: pada anak, g) akuntabilitas, kurikulum yang (a). Bermain secara Soliter, yaitu anak ada harus bisa dipertanggungjawabkan bermain sendiri atau dapat juga dibantu pada masyarakat. oleh guru. Para peneliti menganggap

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |85

Selain itu, secara khusus, pengembangan strategi pembelajaran telah pengembangan program kegiatan bermain ditentukan urutan kegiatan pembelajaran harus: 1) Didasarkan pada prinsip-prinsip (bermain), metode, media serta penentuan perkembangan anak usia dini, seperti waktu yang akan digunakan. prinsip belajar melalui bermain. 2) Proses Pengembangan tema, pengembangan kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan tematik merupakan sesuatu strategi dalam lingkungan yang kondusif baik pembelajaran yang melibatkan beberapa dalam ruangan ataupun diluar ruangan. 3) bidang pengembangan untuk memberikan Prosesnya dilaksanakan dengan pendekatan pengalaman yang berbeda bagi anak. tematik dan terpadu. 4) Proses atau Sujiono (2010:76) mengemukakan prinsip aktivitasnya diarahkan pada pengembangan pengembangan tema yakni: a) menyediakan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan kesempatan pada anak untuk terlibat terpadu. Dekdikbud (2000: 32-33). langsung; b) kegiatan melibatkan seluruh Sehingga program pembelajaran dapat indera; c) membangun pengetahuan baru berfungsi sebagai berikut (Sujiono, dan: d) memberikan kesempatan 2009:139): 1) Mengembangkan seluruh menggunakan permainan untuk kemampuan anak. 2) Mengenalkan anak menterjemahkan pengalaman kepada dengan dunia sekitar. 3) Mengenalkan pemahaman. peraturan dan menanamkan disiplin pada Desain pembelajaran dibuat anak. 4) Memberikan kesempatan pada sedemikian rupa dengan anak menikmati masa bermainnya. mempertimbangkan berbagai hal. Peneliti Pengembangan Program Kegiatan melakukan sebuah observasi yang jeli Bermain Sujiono (2010:71-76) terhadap segala hal atau respon yang menyebutkan dasar pengembangan model tampak selama proses pembelajaran program kegiatan bermain, diantaranya: berlangsung. Langkah berikutnya adalah perencanaan kegiatan bermain dan menganalisis peserta didik (anak-anak) pengembangan tema. Penjelasannya peneliti. Beberapa hal yang menjadi objek dijabarkan sebagai berikut; Perencanaan analisa misalnya: 1) respon anak-anak yang kegiatan bermain dan pengembangan tema. juga merupakan produk pembelajaran; 2) Perencanaan di implementasikan dalam metode 3) materi belajar, 4) guru dan suatu strategi kegiatan bermain yang aktif, sebagainya. Sehingga hasil analisis dapat kreatif dan menyenangkan bagi anak. digunakan sebagai acuan untuk melakukan Suparman dalam Sujiono (2010: 72) perbaikan atau peningkatan dari segala mengungkapkan bahwa dalam aspek dalam proses pembelajaran yang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |86 berlangsung. Setelah hal tersebut dilakukan dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga maka, peninjauan kembali, merumuskan pertengahan tahun 1970-an, sering dan tujuan pembelajaran dengan biasa memainkan bakiak atau bakiak memperhatikan berbagai kompetensi yang panjang ini. Bakiak panjang atau yang hendak dicapai dari proses pembelajaran sering disebut terompah galuak di Sumatera tersebut. Barat adalah bakiak deret dari papan bertali Setelah proses pembelajaran karet yang panjang. Sepasang bakiak dilaksanakan, ada tindakan evaluasi. minimal memiliki tiga pasang sandal atau Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, dimainkan tiga anak secara berkelompok. mulai dari guru, anak didik, metode, materi Berbeda halnya dengan didaerah Sumatera dan bahan ajar. Semua aspek tersebut akan Barat, bakiak merupakan sebutan di Jawa menentukan hasil pembelajaran yang dapat Tengah untuk sejenis sandal yang menjadi salah satu indikator keberhasilan telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dari proses pembelajaran. Maka, diperlukan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas sebuah evaluasi untuk mengukur hasil yang dipaku dikedua sisinya. Di Jawa proses tersebut. Evaluasi ini secara terus Timur dikenal dengan sebutan Bangkiak. menerus dilakukan hingga terjadi Sangat populer karena murah terutama peningkatan atau perubahan positif pada dimasa ekonomi susah sedangkan dengan perkembangan anak didik dan tercapaian bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tujuan dari proses pembelajaran (bermain) tahan air serta suhu panas dan dingin. tersebut. Adapun permainan sejenis bakiak Skenario pembelajaran dibuat yaitu bakiak batok, jika dijawa dikenal dengan menggunakan kegiatan pembukaan dengan nama jejangkungan, masyarakat sampai pada penutupan. Kegiatan pembuka sunda bogor menyebutnya dengan nama berfungsi sebagai pemanasan, diisi dengan bakiak batok. Bakiak batok merupakan kegiatan-kegiatan yang memberi semangat permainan tradisional yang lahir dari anak untuk memulai berinteraksi dengan budaya masyarakat sunda bogor yang warga sekolah. Biasanya kegiatan tersebut agraris. Permainan tradisional ini dilakukan diluar ruangan. Setelah itu, menggunakan alat peraga berupa batok kegiatan berlanjut di dalam ruangan untuk kering yang sudah dibelah dua. Pembuatan bermain inti dan sekaligus penutupan. alat peraga bakiak batok tidak sulit, Pontjopoetro, S. Dkk (2002:3) mulanya batok kelapa yang sudah tua "Bakiak" sebenarnya permainan tradisional dibelah menjadi dua bagian. Disetiap anak-anak di Sumatera Barat. Anak-anak bagian diberi lubang tepat dibagian

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |87 tengahnya untuk kemudian dikaitkan pada Penelitian ini dilaksanakan di TK seutas tali dan dihubungkan pada batok Khairani Aceh Besar yang beralamat di yang lain. Tali yang digunakan adalah tali Desa Lubok Batee Kecamatan Ingin Jaya yang mempunyai sifat lentur sehingga Kabupaten Aceh Besar. Adapun waktu memudahkan saat digunakan. Bakiak batok penelitan dilakukan pada tanggal 15 dimainkan secara individu. Biasanya juga Oktober 2018 sampai dengan tanggal untuk diperlombakan di tingkat kecamatan 15 Desember 2018. dan kelurahan pada 17 Agustusan. Subjek Penelitian Permainan tradisional berfungsi Subjek dalam penelitian ini adalah untuk mempertahankan nilai-nilai dengan anak-anak kelompok B yaitu kelompok B1 cara memasukkan makna dalam berbagai dan kelompok B2 dengan jumlah 30 orang sifat, bentuk, dan jenis permainan. anak, kelompok B1 terdiri dari 15 anak, dan Terobosan-terobosan yang dapat dilakukan kelompok B2 terdiri dari 15 orang anak. melalui pertama memasukkan dalam Jumlah anak tersebut langsung ditetapkan kurikulum PAUD sebagai pembentuk jiwa sebagai subjek penelitian. anak. Anak cenderung lebih mudah Metode dan Rancangan Penelitian memahami sesuatu yang diajarkan melalui Penelitian dilakukan dengan media permainan, daripada hanya menggunakan metode eksperimen. mendengarkan guru berceramah. Penelitian eksperimen yang menggunakan Karakteristik permainan tradisional yaitu seluruh subjek dalam kelompok belajar cenderung menggunakan atau untuk diberikan perlakuan. memanfaatkan alat atau fasilitas di Instrument Penelitian lingkungan kita tanpa harus membelinya. a. Instrumen Tes Perkembangan Fisik Salah satu syaratnya ialah daya imajinasi Motorik dan kreativitas yang tinggi. b. Instrumen Tes Permainan Bakiak c. Lembar Observasi Kecerdasan METODE Interpersonal Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian eksperimen yang menggunakan Setelah mengikuti serangkaian seluruh subjek dalam kelompok belajar proses pembelajaran yang telah terprogram, untuk diberikan perlakuan. maka diperoleh data perkembangan fisik Lokasi dan Waktu Penelitian motorik yang berupa skor yang digunakan dan dianalisis dari rata-rata hasil penilaian

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |88 ketiga evaluator. Dalam masig-masing Perkembangan Fisik Motorik kelompok terdapat anak yang memiliki Data Perkembangan fisik motorik kecerdasan interpersonal sudah baik dan pada anak kelompok B yang berjumlah 30 anak yang memiliki kecerdasasan orang, diperoleh skor antara 20 sampai 24, interpersonal belum baik. Sudah dan belum dan distribusi frekuensi sebagaimana baiknya kecerdasan interpersonal yang tampak dalam tabel dibawah ini. dimiliki anak diukur dengan cara melakukan observasi kecerdasan interpersonal. Sko Kriteria Persentase No F r (%) 1 20 BSH 2 6,7 2 21 BSH 5 16,7 3 22 BSB 6 20,0 4 23 BSB 12 40,0 5 24 BSB 5 16,7 Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas Kecerdasan Interpersonal didapatkan gambaran bahwa 23,4% (7 Data kecerdasan interpersonal anak) memperoleh skor perkembangan fisik pada anak kelompok B yang berjumlah 30 motorik dengan kriteria penilaian orang, diperoleh skor antara 13 sampai 14, Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan dan distribusi frekuensi sebagaimana 76,7% (23 anak) memperoleh skor tampak dalam tabel dibawah ini. perkembangan fisik motorik dengan kriteria penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).

Kriteria Persenta No Skor F se (%) 1 13 Ya/Mampu 26 86,7 2 14 Ya/Mampu 4 13,3 Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan memiliki kemampuan kecerdasan gambaran bahwa 86,7% (26 anak) interpersonal baik dan mampu memperoleh skor 13 dan 13,3% (4 anak) mempengaruhi perkembangan fisik motorik memperoleh skor 14 dengan kriteria anak.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |89

Permainan Bakiak diperoleh skor antara 23 sampai 27. Data permainan bakiak pada anak Distribusi frekuensi sebagaimana tampak kelompok B yang berjumlah 30 orang, dalam tabel dibawah ini.

Kriteria Persenta No Skor F se (%) 1 23 BSH 2 6,7 2 24 BSH 10 33,3 3 25 BSB 8 26,7 4 26 BSB 4 13,3 5 27 BSB 6 20,0 Total 30 100%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan kriteria penilaian Berkembang Sangat Baik gambaran bahwa 40% (12 anak) (BSB). memperoleh skor pemainan bakiak dengan Uji Regresi Permainan Bakiak dan kriteria penilaian Berkembang Sesuai Kecerdasan Interpersonal terhadap Harapan (BSH) dan 60% (18 anak) Perkembangan Fisik Motorik memperoleh skor permainan bakiak dengan

ANOVAb Sum of Mean Model Squares df Square F Sig. 1 Regre .590 1.511 2 .755 .539 ssion a Resid 37.856 27 1.402 ual Total 39.367 29 a. Predictors: (Constant), Data Postest Permainan Bakiak, Data Postest Kecerdasan Interpersonal b. Dependent Variable: Data Postest Perkembangan Fisik Motorik

Penggabungan antar variabel di atas permainan bakiak dan kecerdasan nilai sig. (2-tailed) adalah 5,90. Hal ini interpersonal berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) < perkembangan fisik motorik anak 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kelompok B TK Khairani Aceh Besar. bahwa hipotesis di terima, artinya variabel

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |90

Penelitian ini bertujuan untuk Berdasarkan hasil analisis data melihat pengaruh permainan bakiak dan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil kecerdasan interpersonal terhadap bahwa hipotesis penelitian yang perkembangan fisik motorik anak TK menyatakan bahwa terdapat pengaruh Khairani Aceh Besar. permainan bakiak terhadap fisik motorik Hasil analisis awal terhadap (khususnya perkembangan fisik motorik pelaksanaan pengembangan fisik motorik kasar) anak. Dilihat dari adanya perubahan anak selama ini di TK cenderung skor sebelum dan sesudah diberi perlakuan. dilaksanakan tidak sistematis dan tidak Data awal/sebelum diberi perlakuan rata- holistik. Kegiatan lebih berorientasi pada rata skor perkembangan fisik motorik anak hasil pembelajaran yang dilakukan didalam berada pada kategori Belum Berkembang ruangan saja dan kurang memperhatikan (MB) dan setelah diberikan perlakuan, proses perkembangan fisik motorik anak. terjadi peningkatan hingga perkembangan Akibatnya perkembangan fisik motorik fisik motorik anak berada pada kategori anak tidak berlangsung simultan sehingga Berkembang Sangat Baik (BSB). ada bagian dari perkembangan tersebut yang terlewatkan serta kurang mendapat PENUTUP perhatian dari pendidik/guru. Simpulan Melihat kondisi perkembangan Penelitian menggunakan metode fisik motorik anak yang belum terlaksana eksperimen yang terdiri dari variabel terikat secara simultan, sistemik dan holistik ini yaitu perkembangan fisik motorik dan maka perlu adanya rancangan aktivitas fisik variabel bebas yaitu permainan bakiak dan yang dapat mengakomodasi kebutuhan kecerdasan interpersonal. Berdasarkan data perkembangan fisik motorik tersebut. yang diperoleh dari hasil analisis dan Penguasaan keterampilan motorik tidak pengujian hipotesis penelitian maka dapat terjadi secara otomatis atau mendadak disimpulkan: namun merupakan akumulasi dari 1. Terdapat pengaruh permainan bakiak pengalaman dan dipengaruhi oleh proses terhadap perkembangan fisik motori pematangan. Artinya, kalau anak sudah anak kelompok B TK Khairani Aceh matang, anak dapat dilatih dengan mudah Besar. dan cepat karena system syaraf-otot anak 2. Terdapat pengaruh kecerdasan sudah siap melakukan respons secara interpersonal terhadap perkembangan normal. fisik motorik anak kelompok B TK Khairani.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |91

3. Terdapat interaksi yang signifikan Guru disarankan untuk antara permainan bakiak dan menggunakan permainan bakiak dalam kecerdasan interpesonal terhadap proses pembelajaran sebagai aktifitas perkembangan fisik motorik anak jasmani yang dapat menjadi stimulasi aspek kelompok B TK Khairani. pengembangan aspek fisik motorik dan pemahaman terhadap karakteristik- Saran karakteristik yang ada pada diri anak usia Memperhatikan kesimpulan hasil dini. Dengan memiliki pengetahuan tentang penelitian dan implikasi temuan-temuan aktifitas gerak ini, maka akan memudahkan yang diuraikan sebelumnya maka pendidik/guru untuk memilih permainan disarankan: yang cocok untuk diterapkan dengan 1. Saran bagi Kepala Sekolah memperhatikan karakteristik anak usia dini, Kepala sekolah merupakan sehingga dapat meningkatkan penentu kebijakan di sekolah menyangkut perkembangan fisik motorik dan mengasah berbagai hal, salah satunya adalah kecerdasan interpersonal anak dalam kebijakan pengadaan sarana alat permainan bermain. bakiak yang disesuaikan dengan rasio anak 3. Saran bagi Peneliti Lain didik bagi keperluan pembelajaran yang Bagi peneliti lain yang ingin dapat mengembangkan aspek fisik motorik melakukan penelitian sejenis dapat anak. Selain itu, perlu juga secara intensif menggunakan variabel lain seperti tinggi memberikan serta mengikutsertakan dan berat badan (postur tubuh) dalam pendidik/guru dalam pelatihan-pelatihan pencapaian perkembangan fisik motorik yang menyangkut peningkatan kualitas anak usia 5-6 tahun. Memperhatikan guru seperti seminar-seminar, pelatihan keterbatasan penelitian ini, maka peneliti penerapan model pembelajaran inovatif, memperkirakan masih banyak variabel lain dan lain-lain. yang turut mendukung terhadap 2. Saran bagi Guru perkembangan fisik motorik.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |92

DAFTAR PUSTAKA Adalilla, S. (2010). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya

Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multifel di Dalam Kelas. Edisi Ketiga.Diterjemahkan oleh Widya Prabaningrum, Dyah. Jakarta: Permata PuriMedia.

Amstrong. (2003), The art of HRD: Strategic Human Resource Management a Guide to Action Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik Panduan Praktis untuk bertindak, alih bahasa oleh Ati cahayani.Jakarta: PT Gramedia.

Abidin, Yusuf. (2009). Guru dan pembelajaran bermutu. Bandung: Rizqi Press.

Sinulinga Albadi. 2014. Teori Dasar. Medan: Unimed Press

Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sujiono, Yuliani Nurani dan Sujiono, Bambang. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Anak Usia Dini. Yogyakarta : PEDAGOGIA

Widarmi D, dkk, 2008, Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiyani, Ardy. (2012). Save Our Children From School Bullying. Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Yamin, Martinis.2013. Strategi dan Metode dalam Model Inovasi Pembelajaran . Jakarta : Gaung Persada Press Group

Yus, Anita. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |93

ANALISIS KOHESIVITAS KELOMPOK, KEPUASAN KERJA DAN KEMANGKIRAN (ABSENTEEISM) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BEKASI

1)Purwani Puji Utami, 2)Niken Vioreza, 3)Nanda Lega Jaya Putra, dan 4)Illah Sailah 1), 2), 3)STKIP Kusuma Negara Jakarta 4)Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Produktivitas kerja guru merupakan faktor penentu keberhasilan mutu pendidikan, sebab guru bersinggungan langsung dengan peserta didik dalam memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan lulusan profesional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung kepuasan kerja dan kemangkiran terhadap produktivitas kerja guru SMK.Penelitian ini dilakukan di Bekasi, Indonesia.Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan path analysis.Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 104 guru dengan teknik simple random sampling menggunakan rumus slovin. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) kohesivitas kelompok berpengaruh langsung positif terhadap produktivitas kerja guru;(2) kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap produktivitas kerja guru; (3) kemangkiran (absenteeism) berpengaruh langsung negatif terhadap produktivitas kerja; (4) kohesivitas kelompokberpengaruh langsung negatif terhadap kemangkiran (absenteeism); dan (5) kepuasan kerja berpengaruh langsung negatif terhadap kemangkiran (absenteeism); (6) kohesivitas kelompok berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja.

Kata Kunci : Kemangkiran, Kohesivitas Kelompok, Kepuasan Kerja, Dan Produktivitas Kerja

Abstract Teacher work productivity is a determining factor for the success of education quality, because teachers face directly with students in providing guidance that will produce professional graduates. The purpose of this study was to examine the direct effect of group cohesiveness, job satisfaction and absenteeism on the work productivity of vocational high school teachers. This research was conducted in Bekasi, Indonesia. This study uses a survey method with the path analysis approach. Data collection by distributing questionnaires as many as 104 teachers with simple random sampling technique with Slovin formula. Based on the results of testing the hypothesis in this study it was concluded that:(1) group cohesivenesshas a positive direct effect on teacher work productivity; (2) job satisfaction has a positive direct effect on teacher work productivity; (3) absenteeism has a direct negative effect on work productivity; (4) group cohesiveness has a direct negative effect on absence; and (5) job satisfaction has a direct negative effect on absence;(6) group cohesivenesshas a positive direct effect on job satisfaction.

Keywords: Absenteeism, Group Cohesiveness, Job Satisfaction, and Productivity

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |94 PENDAHULUAN dengan produktif. Aspek-aspek kepuasan Guru menduduki posisi strategis kerja yang harus dipenuhi seperti: untuk mewujudkan tujuan pendidikan kebijakan sekolah, pengawasan, nasional, karena guru terlibat langsung pembayaran, hubungan interpersonal, dalam aktivitas proses pembelajaran di peluang untuk promosi dan pertumbuhan, kelas dan seluruh proses pendidikan di kondisi kerja, kerja itu sendiri, pencapaian, sekolah. Guru dituntut untuk selalu pengakuan, dan tanggung jawab. Lebih memiliki kerja yang produktif dalam proses jauh lagi, jika para guru puas dengan pembelajarannya, sebagai faktor terpenting pekerjaan mereka, selain produktif mereka diantara faktor-faktor lain dalam organisasi juga akan mengembangkan diri dan yang berfungsi merencanakan, memberikan kinerja yang tinggi, sehingga melaksanakan, dan mengendalikan setiap menciptakan guru yang berdaya saing kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah. tinggi. Para guru tidak dapat disamakan dengan Sesuai dengan pendapat Ogochi alat, karena guru memiliki kepribadian dan (2014, p. 128) pada penelitiannya fisik yang beraneka ragam sehingga dapat menyatakan bahwa “job satisfaction will mempengaruhi produktivitas kerja. refer to good feelings about teaching as a Jex (2002, p. 88) menjelaskan job that boosts the morale of teachers and bahwa “productivity is defined as employee maintain their need to stay in the behavior that contributes positively to the profession; their commitment to the job and goals and objectives of the organization”. the pride they have in being teachers”. Adapun beberapa faktor yang memengaruhi Faktor lainnya yang juga produktivitas kerja diantaranya adalah mempengaruhi produktivitas kerja guru kepuasan kerja dan kemangkiran. adalah kemangkiran (absenteeism) artinya Chehrazi (2016, p. 22) menjelaskan produktivitas kerja dianggap baik bila dalam penelitiannya bahwa kepuasan kerja kemangkiran rendah (minim), begitupun memiliki pengaruh yang signifikan pada sebaliknya. Donkor(2017, p. 216) beberapa variabel organisasi sekolah menjelaskan bahwa, “teacher absenteeism termasuk produktivitas. is synonymous to loss of contact hours by Begitupun Usop (2013, p. 251) pada teachers with their pupils or students”. penelitiannya mengenai kepuasan kerja Selanjutnya Samuel & Gabriel guru Divisi Kota Cotabato, menemukan (2014, p. 17) menjelaskan “when there is a bahwa seorang guru yang merasa puas high teacher absence, it tends to lower the dengan pekerjaannya, maka akan bekerja morale of the remaining teachers resulting

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |95 in a high teacher turnover. Other teachers memberikan definisi, “productivity is a tend to feel more burdened because they measure of how much value individual may have to plan for the teacher who is employees add the goods or services that absent. Teacher absenteeism contributes to the organization produces”.Menurut the declining image of the teaching Kondalkar (2007, p. 3) “productivity profession and school reputation”. concerns both effectiveness and efficiency”. Penelitianterdahulu menghasilkan Sedarmayanti (2017, pp. 236- faktor-faktor yang mempengaruhi 237)menguraikan beberapa indikator produktivitas kerja guru yang berbeda-beda produktivitas kerja tentang individu yang menurut peneliti yang satu dengan peneliti produktif, diantaranya: (1) tindakannya lainnya, sehingga memunculkan research konstruktif, (2) percaya pada diri sendiri, gap. (3) bertanggung jawab, (4) memiliki rasa Sedangkan yang ingin digali dalam cinta terhadap pekerjaan, (5) mempunyai penelitian ini adalah pengaruh kohesivitas pandangan ke depan, (6) mempunyai kelompok, kepuasan kerja dankemangkiran kontribusi positif terhadap lingkungannya (absenteeism) terhadap produktivitas kerja (kreatif, imajinatif dan inovatif). guru dalam hal karya tulis yang Berdasarkan penjelasan konsep di dihasilkannya.Hal ini disebabkan adanya atas, maka dapat disintesiskan bahwa fenomena rendahnya karya tulis ilmiah produktivitas kerja adalah hasil kerja guru di Kementerian Pendidikan dan pegawaiyang memberi kontribusi positif Kebudayaan Republik Indonesia terhadap tujuan organisasi. Adapun dibandingkan dengan semakin indikatornya adalah: a) nilai tambah untuk meningkatnya penilaian mutu atas melaksanakan tugas; b) efektivitas kerja; c) penerapan standar produktivitas kerja guru efisiensi kerja; d) kualitas kerja; dan e) dari tahun ke tahun, yang memunculkan pencapaian tujuan organisasi. fenomena gap. Adapun beberapa penelitian yang Produktivitas kerja merupakan membahas tentang produktivitas kerja guru faktor yang sangat diharapkan dalam diantaranya oleh Shamaki, E. B (2015, p. 1) bekerja, karena secara langsung yang meneliti produktivitas kerja di Nigeria memberikan kontribusi bagi pencapaian menggunakan kuesioner 165 guru. tujuan organisasi. Secara konseptual Temuannya menjelaskan bahwa gaya pengertian produktivitas kerja dikemukakan kepemimpinan demokratis sebaiknya oleh Mejia, Balkin, dan Cardy (2012, p. 18) ditekankan oleh kepala sekolah dalam

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |96 administrasi sekolah, serta seminar dan Pada hasil penelitian terdahulu, lokakarya harus dilakukan para guru untuk diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi memperbarui pengetahuan mereka, produktivitas kerja.faktor-faktor yang sehingga meningkatkan produktivitas kerja mempengaruhi produktivitas kerja dari guru. Namun, dalam penelitian ini hanya berbagai segmen dimensi yang berbeda melihat produktivitas kerja guru dari yang dikaitkan dengan cara meningkatkan pengaruh gaya kepemimpinan kepala produktivitas kerja, seperti: gaya sekolah.Penelitian Halkos and Bousinakis kepemimpinan, kepuasan kerja, stres, dan (2010, p. 426), menggunakan analisis promosi. Selain itu, ternyata kemangkiran faktor untuk mengidentifikasi faktor-faktor memiliki pengaruh negatif terhadap yang bertanggung jawab untuk korelasi produktivitas kerja.Kondalkar (2007, p. 4) antara sejumlah besar variabel dan berpendapat, “employee absenteeism and pengaruhnya terhadap turnover has a negative impact on produktivitas.Ditemukan hasil yang productivity. Employee who absents menunjukkan bahwa produktivitas kerja frequently cannot contribute towards sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu productivity and growth of the stres dan kepuasan.Seperti yang diduga, organization”.Selanjutnya Tamara Singh, pada temuan yang pertama, peningkatan Chetty, dan Karodia (2016, p. 151) stres dapat menyebabkan berkurangnya menjelaskan bahwa “absenteeism faced by produktivitas kerja, sedangkan temuan the organisation included in this study is yang terakhir diperoleh hasil peningkatan causing disruption to business, impacting kepuasan kerja mengarah pada peningkatan negatively on productivity, eroding profits, produktivitas. and, ultimately, leading to the loss of Begitupun Bhat (2018, p. 52) business and unsatisfactory organisational berpendapat bahwa promosi berhubungan performance”. positif dengan kepuasan kerja karena gaji dan promosi memiliki prestise sosial yang METODE terikat dengan tingkat pekerjaan.Temuan Penelitian ini dilakukan di Kota ini juga mendukung pandangan yang Bekasiyaitu Guru SMK Negeri. Metode menyatakan bahwa promosi staf membantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan semangat pekerja dan metode survei dengan pendekatan analisis memotivasi mereka untuk bekerja sehingga jalur (path analysis). Ada empat variabel meningkatkan produktivitas kerja. yang diteliti, yaitu variabel endogen adalah

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |97 Produktivitas Kerja (Y) dan variabel guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. eksogen yaitu Kohesivitas Kelompok (X1) Populasi terjangkau, yaitu guru-guru dan Kepuasan Kerja (X2) serta variabel Pegawai Negeri Sipil, yang akan dijadikan Intervening adalah Kemangkiran (X3). objek penelitian yaitu 5 (lima) SMK Negeri Instrumen yang digunakan dalam Kota Bekasi, Indonesia. Populasi diambil penelitian ini berbentuk kuesioner dengan secara acak sederhana (random sampling), skala Likert.Bentuk pernyataan dalam yaitu SMK Negeri 4, 7, 9, 10,12 dengan kuesioner terdiri dua macam yaitu jumlah 140 orang guru. Berdasarkan pernyataan yang bersifat positif dan yang populasi tersebut dipilih 20 responden bersifat negatif. Data diperoleh dan untuk dilakukan uji alat ukur. Sedangkan dikembangkan melalui indikator dari untuk penelitian besaran sampel masing-masing variabel. Sebelum menggunakan rumus Slovin sebagai digunakan dalam penilaian, instrumen berikut: tersebut diujicobakan tingkat validitas (keabsahan) dan reliabilitasnya (kehandalan).Butir-butir instrumen yang Keterangan: valid dapat terus digunakan untuk alat 1 = konstanta pengukuran dalam penilaian, sedangkan n = besaran sampel butir instrumen yang tidak valid dibuang N = besaran populasi 2 dan tidak digunakan dalam penelitian e = nilai kritis/ batas ketelitian yang ini.Pengembangan instrumen ditempuh diinginkan melalui tahapan-tahapan yaitu: (1) Diperoleh, n = 104 menyusun indikator variabel penelitian, (2) menyusun kisi-kisi instrumen, (3) Dengan demikian, maka sampel melakukan uji coba instrumen dan (4) penelitian seluruhnya adalah 104 orang melakukan pengujian validitas dan guru. Desain penelitian yang digunakan reliabilitas instrumen. adalah Metode Analisis Jalur, dengan Populasi sasaran penelitian ini adalah menganalisis pengaruh satu variabel guru Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) terhadap variabel lainnya. Pola rancangan Negeri se-Kota Bekasisebanyak 198 orang Analisis Jalur sebagai berikut:

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |98 X1

X3 Y

X2

Gambar: 1.Desain Penelitian demikian dapat disimpulkan bahwa Keterangan: Kohesivitas Kelompok berpengaruh

X1 = Kohesivitas Kelompok langsung positif terhadap Produktivitas

X2 = Kepuasan Kerja Kerja.

X3 = Kemangkiran b. Hipotesis kedua: terdapat pengaruh

Y = Produktivitas Kerja langsung positif Kepuasan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis statistik yang diuji adalah Hasil Penelitian berpengaruh langsung positif Kepuasan a. Hipotesis pertama: terdapat pengaruh Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja langsung positif Kohesivitas Kelompok (Y).

(X1) terhadap Produktivitas Kerja (Y). Secara statistik:

Hipotesis statistik yang diuji adalah H0: βу2≤ 0 berpengaruh langsung positif Kohesivitas H1: βу2> 0

Kelompok (X1) terhadap Produktivitas Berdasarkan hasil analisis jalur

Kerja (Y). pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap Secara statistik: Produktivitas Kerja (Y) diperoleh koefisien

H0: βу1 ≤ 0 jalur ρу2 sebesar 0,110 dengan thitung = 3,82,

H1: βу1 > 0 sedangkan nilai ttabel= 1,98 (α = 0,05; dk =

Berdasarkan hasil analisis jalur 100). Oleh karena thitung >ttabel, maka H0 pengaruh Kohesivitas Kelompok (X1) ditolak, H1 diterima.Dengan demikian terhadap Produktivitas Kerja (Y) diperoleh dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja koefisien jalur ρу1 sebesar 0,492 dengan berpengaruh langsung positif terhadap thitung= 7,69, sedangkan nilai ttabel = 1,98 (α Produktivitas Kerja.

= 0,05; dk = 100). Oleh karena thitung > ttabel,maka H0 ditolak, H1 diterima.Dengan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |99 c. Hipotesis ketiga: terdapat pengaruh thitung = -4,81, sedangkan nilai ttabel = -1,98

langsung negatif Kemangkiran (X3) (α=0,05; dk= 101). Oleh karena thitung

terhadap Produktivitas Kerja (Y).

(X3) terhadap Produktivitas Kerja (Y). langsung negatif terhadap Kemangkiran. Secara statistik: e. Hipotesis kelima: terdapat pengaruh

H0: βу3 > 0 langsung negatif Kepuasan Kerja (X2)

H1: βу3 < 0 terhadap Kemangkiran (X3). Berdasarkan hasil analisis jalur Hipotesis statistik yang diuji adalah

pengaruh Kemangkiran (X3) terhadap berpengaruh langsung negatif Kepuasan

Produktivitas Kerja (Y) diperoleh koefisien Kerja (X2) terhadap Kemangkiran (X3).

jalur ρу3 sebesar - 0,019, dengan thitung = - Secara statistik:

3,07, sedangkan nilai ttabel = -1,98(α =0,05; H0 : β32> 0

dk = 100). Oleh karena thitung

ditolak, H1 diterima.Dengan demikian Berdasarkan hasil analisis jalur

dapat disimpulkan bahwa Kemangkiran pengaruh Kepuasan Kerja (X2) terhadap

berpengaruh langsung negatif terhadap Kemangkiran (X3) diperoleh koefisien jalur

Produktivitas Kerja. ρ32 sebesar -0,255 dengan thitung = -4,44,

d. Hipotesis keempat: terdapat pengaruh sedangkan nilai ttabel = -1,98 (α = 0,05;

langsung negatif Kohesivitas dk=101). Oleh karena thitung

Kelompok (X1) terhadap Kemangkiran ditolak, H1 diterima.Dengan demikian

(X3). dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja Hipotesis statistik yang diuji adalah berpengaruh langsung negatif terhadap berpengaruh langsung Negatif Kohesivitas Kemangkiran.

Kelompok (X1) terhadap Kemangkiran (X3). f. Hipotesis keenam: terdapat pengaruh Secara statistik: langsung positif Kohesivitas Kelompok

H0 : β31> 0 (X1) terhadap Kepuasan Kerja (X2).

H1 : β31< 0 Hipotesis statistik yang diuji adalah Berdasarkan hasil analisis jalur berpengaruh langsung positif Kohesivitas

pengaruh Kohesivitas Kelompok (X1) Kelompok (X1) terhadap Kepuasan Kerja

terhadap Kemangkiran (X3) diperoleh (X2).

koefisien jalur ρ31sebesar -0,307 dengan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |100 Secara statistik: group productivity. Studies consistently

H0: β21≤ 0 show that the relationship between

H1: β21> 0 cohesiveness and productivity depends on Berdasarkan hasil analisis jalur the group’s performance-related norms”. pengaruh Kohesivitas Kelompok (X1) Kohesivitas kelompok mempengaruhi terhadap Kepuasan Kerja (X2) diperoleh produktivitas kerja.Studi secara konsisten koefisien jalur ρ21 sebesar 0,480 dengan menunjukkan bahwa hubungan antara thitung= 5,52, sedangkan nilai ttabel = 1,98 (α kohesivitas kelompok dan produktivitas

= 0,05; dk=102). Oleh karena thitung kerja bergantung pada norma-norma yang

>ttabel,maka H0 ditolak, H1 diterima.Dengan terkait dengan kinerja kelompok.Begitupun demikian dapat disimpulkan bahwa Stephen P. Robbins dan Mary Coulter Kepuasan Kerja berpengaruh langsung memberikan gambar teori yang mendukung positif terhadap Kemangkiran. Kohesivitas kelompok mempengaruhi produktivitas. Pembahasan Luthans (2012, p. 345) memberikan Temuan penelitian sesuai dengan teori bahwa, “a highly cohesive group that teori yang telah dikemukakan oleh peneliti is given positive leadership may have the terdahulu, yaitu: highest possible productivity”. Bahwa 1. Kohesivitas Kelompok Berpengaruh semakin erat kohesivitas kelompok, maka Langsung Positif terhadap semakin tinggi produktivitas kerja. Produktivitas Kerja Begitupun Hellriegel & Slocum Dari hasil pengujian hipotesis (2011, p. 373) mengungkapkan: “Team pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat performance and productivity can be pengaruh langsung Positif Kohesivitas affected by cohesiveness. Cohesiveness and Kelompok terhadap Produktivitas Kerja productivity are often related, particularly dengan nilai koefisien korelasi sebesar for teams having high performance goals. 0,553 dan nilai koefisien jalur sebesar If the team is successful in reaching those 0,492. Ini memberikan makna Kohesivitas goals, the positive feedback of its successes Kelompok Berpengaruh Langsung Positif may heighten member commitment and terhadap Produktivitas Kerja. satisfaction”. Hasil penelitian ini senada dengan Kinerja dan produktivitas kerja pendapat 5 ahli: Robbins & Judge (2013, p. dapat dipengaruhi oleh kohesivitas 378) mengatakan, “cohesiveness affects kelompok. Kohesivitas kelompok dan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |101 produktivitas kerja sering dikaitkan, productivity, lowers absenteeism levels, terutama bagi tim yang memiliki tujuan lower turnover rates, promotes positive kinerja tinggi. William (2009, p. 59) customer satisfaction, moderately promotes menjelaskan, “cohesive work group led to OCB, and helps minimize workplace significantly higher levels of job misbehavior”. satisfaction and productivity”. Bahwa Kepuasan kerja secara positif Kohesivitas kelompok mempengaruhi mempengaruhi produktivitas, menurunkan kepuasan kerja dan produktivitas kerja. tingkat kemangkiran, tingkat turnover yang Teori dan penelitian yang relevan lebih rendah, meningkatkan kepuasan tersebut ikut mendukung bahwa kohesivitas pelanggan secara positif, mempromosikan kelompok mempengaruhi produktiktivitas OCB secara moderat, dan membantu kerja, Artinya semakin kuat keeratan meminimalkan perilaku kerja. kohesivitas kelompok, maka akan membuat Dixit & Bhati (2012, p. 40) produktivitas kerja tinggi. Berdasarkan memiliki pendapat yang sama, “that job uraian di atas jelaslah bahwa kohesivitas satisfaction has the highest impact on high kelompok berpengaruh langsung positif employees’ commitment and productivity”. terhadap produktivitas kerja. Kepuasan kerja tersebut memiliki dampak 2. Kepuasan Kerja Berpengaruh tertinggi terhadap komitmen dan Langsung Positif terhadap produktivitas karyawan yang tinggi. Produktivitas Kerja Artinya semakin terpenuhinya kepuasan Dari hasil pengujian hipotesis kedua kerja guru, maka semakin tinggi dapat disimpulkan bahwa terdapat produktivitas kerja guru yang dihasilkan. pengaruh langsung Positif Kepuasan Kerja Teori dan penelitian relevan terhadap Produktivitas Kerja dengan nilai tersebut ikut mendukung bahwa untuk koefisien korelasi sebesar 0,354 dan nilai meningkatkan produktivitas kerja perlu koefisien jalur sebesar 0,110. Ini ditingkatkan kepuasan kerja.Berdasarkan memberikan makna Kepuasan Kerja uraian di atas jelaslah bahwa kepuasan Berpengaruh Langsung Positif terhadap kerja berpengaruh langsung positif terhadap Produktivitas Kerja. produktivitas kerja. Hasil penelitian ini senada dengan pendapat beberapa ahli, seperti Robbins dan Coulter (2012, p. 396) memberikan teori, “job satisfaction positively influences

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |102 3. Kemangkiran Berpengaruh organization”. Kemangkiran karyawan dan Langsung Negatif terhadap turnover memiliki dampak negatif terhadap Produktivitas Kerja produktivitas. Karyawan yang tidak hadir Dari hasil pengujian hipotesis kedua sering tidak dapat berkontribusi terhadap dapat disimpulkan bahwa terdapat produktivitas dan pertumbuhan organisasi. pengaruh langsung negatif Kemangkiran Artinya semakin rendah tingkat terhadap Produktivitas Kerja dengan nilai kemangkiran, maka akan semakin tinggi koefisien korelasi sebesar -0,275 dan nilai produktivitas kerja guru. Berdasarkan teori koefisien jalur sebesar -0,019. Ini diatas jelaslah bahwa terdapat pengaruh memberikan makna Kemangkiran langsung negatif kemangkiran Berpengaruh Langsung Negatif terhadap (absenteeism) guru terhadap produktivitas Produktivitas Kerja. kerja guru. Hasil penelitian ini senada dengan 4. Kohesivitas Kelompok Berpengaruh pendapat beberapa ahlidiantaranya Langsung negatif terhadap dijelaskan dalam buku Helms (2006, p. Kemangkiran 673),“despite the improvements in Dari hasil pengujian hipotesis kedua productivity made possible by the division dapat disimpulkan bahwa terdapat of labor, managers must be aware of the pengaruh langsung negatif Kohesivitas negative aspects of specialization: fatigue, Kelompok terhadap Kemangkiran dengan stress, boredom, low quality products, nilai koefisien korelasi sebesar -0,430 dan absenteeism, and turnover”. nilai koefisien jalur sebesar -0,307. Ini Terlepas dari peningkatan memberikan makna Kohesivitas Kelompok produktivitas yang dimungkinkan oleh Berpengaruh Langsung Negatif terhadap pembagian kerja, manajer harus menyadari Kemangkiran. aspek negatif produktivitas kerja seperti: Hasil penelitian ini senada dengan kelelahan, stres, kebosanan, produk pendapat beberapa ahli seperti Vardi dan berkualitas rendah, kemangkiran, dan Weitz (2004, p. 79), “absenteeism is highly turnover. influenced by the social context, for Kondalkar (2007, p. 4) berpendapat, example, group cohesiveness was found to “employee absenteeism and turnover has a be a major determinant of absenteeism negative impact on productivity. Employee rates”. Kemangkiran sangat dipengaruhi who absents frequently cannot contribute oleh konteks sosial, misalnya, kohesivitas towards productivity and growth of the kelompok ditemukan sebagai penentu

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |103 utama tingkat kemangkiran.Sependapat quantity and quality of performance, it does dengan Helms (2006, p. 358) dijelaskan, influence citizenship behaviors, turnover, “cohesiveness in work groups has many absenteeism, and preferences and opinions positive effects, including worker about unions”. satisfaction, low turnover and absenteeism, Gibson menyimpulkan kepuasan and higher productivity”. Kohesivitas kerja mempengaruhi perilaku dalam kelompok kerja memiliki banyak kewarganegaraan, turnover, kemangkiran, efek positif, termasuk kepuasan kerja, preferensi dan pendapat tentang kelompok rendahnya turnover, menurunkan pegawai. Begitupun Mullins membuat kemangkiran, dan produktivitas yang lebih bagan pengaruh kepuasan kerja terhadap tinggi.Artinya semakin tinggi keeratan kemangkiran. Sependapat dengan hal dalam kohesivitas kelompok, maka tersebut Anderson et al. (2001, p. 265) juga semakin rendah intensitas anggotanya mengungkapkan, “satisfaction with the melakukan kemangkiran.Dari uraian di atas work itself is the satisfaction facet that best jelaslah bahwa kohesivitas kelompok predicts performance, turnover, and berpengaruh langsung negatif terhadap absenteeism”. Kepuasan dengan pekerjaan kemangkiran (absenteeism). itu sendiri adalah sisi kepuasan yang paling 5. Kepuasan Kerja Berpengaruh baik mempengaruhi kinerja, turnover, dan Langsung negatif terhadap kemangkiran. Kemangkiran Dari beberapa uraian di atas jelaslah Dari hasil pengujian hipotesis kedua terdapat pengaruh negatif antara kepuasan dapat disimpulkan bahwa terdapat kerja dengan kemangkiran guru. Dengan pengaruh langsung negatif Kepuasan Kerja kata lain, Semakin terpenuhinya kepuasan terhadap Kemangkiran dengan nilai kerja guru, maka terjadi penurunan koefisien korelasi sebesar -0,403 dan nilai intensitas perilaku kemangkiran guru. koefisien jalur sebesar -0,255. Ini 6. Kohesivitas Kelompok Berpengaruh memberikan makna kepuasan kerja Langsung Positif terhadap Kepuasan Berpengaruh Langsung Negatif terhadap Kerja Kemangkiran. Dari hasil pengujian hipotesis Hasil penelitian ini senada dengan pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat pendapat beberapa ahli, seperti yang pengaruh langsung Positif Kohesivitas dijelaskan oleh Gibson et al. (2009, p. 106), Kelompok terhadap Kepuasan Kerja “although job satisfaction doesn’t influence dengan nilai koefisien korelasi sebesar

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |104 0,480 dan nilai koefisien jalur sebesar menurunkan kemangkiran, dan 0,480. Ini memberikan makna Kohesivitas meningkatkan produktivitas. Kelompok Berpengaruh Langsung Positif Sependapat dengan hal tersebut terhadap kepuasan Kerja. William (2009, p. 59) menjelaskan, Hasil penelitian ini senada dengan “cohesive work group led to significantly pendapat beberapa ahli, diantaranya higher levels of job satisfaction and Hellriegel & Slocum (2011, p. 373), yang productivity”.Bahwa Kohesivitas berpendapat kohesivitas kelompok dapat kelompok mempengaruhi kepuasan kerja meningkatkan kepuasan kerja: “Team dan produktivitas kerja. performance and productivity can be Berdasarkan beberapa pendapat di affected by cohesiveness. Cohesiveness and atas, dapat disimpulkan setiap orang akan productivity are often related, particularly lebih merasa puas bergabung dalam for teams having high performance goals. kelompok yang lebih kohesif. Semakin If the team is successful in reaching those tinggi tingkat keratan kohesivitas goals, the positive feedback of its kelompok, maka akan meningkatkan successesmay heighten member kepuasan kerja sehingga banyak commitment and satisfaction”. anggotanya akan mengikuti tujuan Sangat jelas bahwa kinerja dan kelompok dengan senang hati. Dari uraian produktivitas tim dapat dipengaruhi oleh tersebut jelas bahwa kohesivitas kelompok kohesi kelompok. Kohesi dan produktivitas berpengaruh langsung positif terhadap sering dikaitkan, terutama bagi tim yang kepuasan kerja. memiliki tujuan kinerja tinggi. Jika tim PENUTUP berhasil mencapai tujuan tersebut, umpan Simpulan balik positif keberhasilannya meningkatkan Berdasarkan hasil data penelitian dan komitmen dan kepuasan anggota. hasil analisis data penelitian yang telah Begitupun pada buku Helms (2006, dibahas, dengan semua persyaratan analisis p. 358) dijelaskan, “cohesiveness in work data yang meliputi uji linieritas serta groups has many positive effects ,including keberartian regresi telah dipenuhi, maka worker satisfaction, low turnover and dapat disimpulkan bahwa: absenteeism, and higher productivity”. 1. Terdapat pengaruh langsung positif Kohesivitas dalam kelompok kerja kohesivitas kelompok terhadap memiliki banyak efek positif, termasuk produktivitas kerja. Artinya dengan kepuasan pekerja, menurunkan turnover,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |105 peningkatan keeratan kohesivitas 6. Terdapat pengaruh langsung positif kelompok, maka akan membuat kohesivitas kelompok terhadap produktivitas kerja tinggi. kepuasan kerja. Dapat disimpulkan 2. Terdapat pengaruh langsung positif setiap orang akan lebih merasa puas kepuasan kerja terhadap produktivitas bergabung dalam kelompok yang lebih kerja. Artinya dengan terpenuhinya kohesif. Tingkat keeratan kohesivitas kepuasan kerja guru, maka akan kelompok yang tinggi, maka akan membuat tinggi produktivitas kerja meningkatkan kepuasan kerja sehingga guru yang dihasilkan. banyak anggotanya akan mengikuti 3. Terdapat pengaruh langsung negatif tujuan kelompok dengan senang hati. kemangkiran (absenteeism) terhadap produktivitas kerja. Kemangkiran guru Implikasi memiliki dampak negatif terhadap Bertolak dari hasil temuan diatas, produktivitas. Guru yang tidak hadir maka implikasi hasil dari penelitian akan sering tidak dapat berkontribusi diarahkan kepada upaya peningkatan terhadap produktivitas dan produktivitas kerja melalui peningkatan pertumbuhan organisasi. Artinya kohesivitas kelompok, peningkatan dengan rendahnya tingkat kemangkiran, kepuasan kerja dan menurunkan maka menjadi tinggu produktivitas kemangkiran (absenteeism). Adapun kerja guru. rincian implikasinya sebagai berikut: 4. Terdapat pengaruh langsung negatif 1. Upaya peningkatan produktivitas kohesivitas kelompok terhadap kerja melalui peningkatan kohesivitas kemangkiran (absenteeism). Dapat kelompok. disimpulkan dengan tingginya keeratan Produktivitas kerja gurudapat dalam kohesivitas kelompok, maka meningkat jika didukung oleh keeratan menjadi rendah intensitas anggotanya dalam kohesivitas kelompok, dengan : melakukan kemangkiran. a. Kepala sekolah menciptakan suasana di 5. Terdapat pengaruh langsung negatif mana setiap anggota sekolah, terutama kepuasan kerja terhadap kemangkiran guru saling menghormati kompetensi (absenteeism). Dapat disimpulkan satu sama lain, menyepakati tujuan dengan terpenuhinya kepuasan kerja bersama dan bekerja pada tugas-tugas guru, maka terjadi penurunan intensitas interdependen. perilaku kemangkiran guru.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |106 b. Kepala sekolah menyamakan persepsi penuh dalam menunjang hasil guru dalam memandang, menafsirkan, pekerjaan. dan bertindak terhadap lingkungan j. Kepala sekolah mengembangkan ikatan sekolah mereka dengan cara yang sama emosional yang kuat kepada antar guru atau disepakati bersama. dan kepada kelompok itu sendiri. c. Kepala sekolah dan setiap guru saling k. Kepala sekolah dan guru saling berbagi mendukung dan memvalidasi satu sama pengalaman yang berharga, hal ini lain di tempat kerja. dapat memberi masukan dalam d. Kepala sekolah menciptakan kondisi meningkatkan sikap, dan kebebasan dimana setiap guru saling tertarik satu dalam berkreativitas. sama lain dan termotivasi untuk tetap l. Kepala sekolah dan antar sesama guru bersatu. lebih mendahulukan kepentingan e. Kepala sekolah memberikan kelompok dan bekerja bersama-sama kesempatan guru untuk berpartisipasi secara efektif. mencapai tujuan kelompok. m. Kepala sekolah dan antar sesama guru f. Kepala sekolah dan guru saling membantu mengatasi rintangan menghilangkan segala perbedaan dan dan hambatan lain untuk pertumbuhan motif individu. Sehingga memberikan pribadi dan pengembangan rasa nyaman, karena mereka saling n. Kepala sekolah secara konsisten membutuhkan untuk mencapai tujuan menciptakan norma-norma yang terkait bersama. Dengan demikian, terciptalah dengan kinerja kelompok untuk kekompakan sosio-emosional dan meningkatkan produktivitas kerja guru. kekompakan instrumental. Jadi, untuk meningkatkan g. Kepala sekolah menciptakan suasana produktivitas kerja, sangat diperlukan interaksi guru yang bersahabat, keeratan didalam kohesivitas kelompok. bergotong-royong, bersatu dan 2. Upaya peningkatan produktivitas bekerjasama dengan efektif. kerja melalui peningkatan kepuasan h. Kepala sekolah memberikan kerja. penghargaan pada guru dan kesempatan Kepuasan kerja merupakan salah satu untuk sukses. unsur yang penting dalam upaya i. Kepala sekolah memberikan meningkatkan produktivitas kerja guru, kesempatan setiap guru meyumbangkan seperti: pemikiran, waktu dan tenaga secara

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |107 a. Kepala sekolah perlu memberikan rasa a. Kepala sekolah dalam meningkatan nyaman kepada guru dengan demikian produktivitas harus menghindari kepuasan kerja guru dapat tercermin kondisi-kondisipenyebab aspek dari perilaku guru yang memiliki kemangkiran, seperti: kelelahan, stres, keyakinan terhadap pekerjaan dan kebosanan, dll. bersikap positif terhadap pekerjaan. b. Kepala sekolah menghindari sanksi b. Kepala sekolah perlu senantiasa yang berdampak pada kemangkiran menciptakan hubungan yang harmonis berupa bentuk penghindaran yang dengan guru, sehingga bila ada kendala mungkin terjadi saat hukuman sering guru dalam pencapaian tugas dapat digunakan. dibantu dengan cepat dan tidak c. Kepala sekolah harus memperhatikan merugikan sekolah. dan menganalisis, tiga faktor penyebab c. Kepala sekolah perlu memenuhi hal-hal terjadinya kemangkiran, yaitu: (1) yang yang menjadi kebutuhan dan hak Faktor situasi kerja, (termasuk dalam guru, sehingga guru merasa senang faktor ini: cakupan kerja, stres, dalam menjalankan tugasnya. frekuensi transfer kerja, kondisi kerja, d. Kepala sekolah perlu memberi dan ukuran kelompok kerja); (2) Faktor keleluasaan kepada para guru untuk personal, (termasuk dalam faktor ini: berinovasi dalam menjalankan tugas nilai guru, umur, jenis kelamin, dan tambahannya sehingga guru dapat kepribadian); (3) Faktor Kehadiran, berkarir secara maksimal, tanpa (termasuk dalam faktor ini: sistem melupakan tugas pokoknya sebagai penghargaan, skema sakit, dan norma seorang guru. kelompok kerja). Jadi, untuk meningkatkan d. Kepala sekolah harus memperhatikan produktivitas kerja dapat dilakukan melalui ukuran unit kerja, tanggungjawab guru, peningkatan kepuasan kerja. dan penjadwalan organisasi menjadi 3. Upaya peningkatan produktivitas tiga pegaruh potensial yang dapat kerja dengan menurunkan digunakan untuk meningkatkan kemangkiran (absenteeism). kehadiran guru. Dalam hal ini umpan Kemangkiran pada hakekatnya harus balik, penghargaan dan sanksi dapat dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan, menjadi prosedur kontrol yang efektif dalam rangka meningkatkan produktivitas terhadap kehadiran. kerja guru, dengan melakukan :

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |108 Saran guru dalam pencapaian tugas dapat Berdasarkan penelitian terdahulu, dibantu dengan cepat, sehingga belum ada yang mengkaji pengaruh tidak menimbulkan kemangkiran. variabel kohesivitas kelompok, c. Kepala sekolah harus berusaha kepuasan kerja dan kemangkiran membuat lingkungan kerja yang terhadap produktivitas kerja nyaman, seperti: menciptakan guru.Diharapkan dengan penelitian ini situasi dan lingkungan kerja dengan dapat memberikan kebaruan dan kondisi fisik yang tidak berbahaya, masukan bagi Dinas Pendidikan Kota berada dalam fasilitas bersih, relatif Bekasi. Bagian akhir penulisan modern, dengan peralatan dan Disertasi ini, penulis sampaikan perlengkapan yang memadai, beberapa saran dalam upaya pengaturan waktu kerja yang baik, meningkatkan produktivitas guru, pengaturan keadaan ruangan, suhu sebagai berikut: udara, penerangan, pertukaran 1. Bagi kepala sekolah: udara. Melalui jaminan keamanan a. Faktor kohesivitas kelompok yang kerja dan lingkungan kerja yang diciptakan oleh kepala sekolah baik, maka dapat menciptakan diharapkan agar mendapatkan peningkatan kepuasan kerja guru di perhatian yang lebih baik lagi dalam sekolah. meningkatkan produktivitas kerja d. Berkaitan dengan kepuasan kerja guru, seperti:memenuhi berbagai para guru dalam menjalankan tugas, kebutuhan individu, dan menjaga hal ini tidak hanya karena tunjangan hubungan positif untuk mencapai yang diberikan kepadanya tujuan bersama. melainkan tanggung jawab moral b. Diciptakan hubungan yang dan profesional kepada sekolah, harmonis antara kepala sekolah dan oleh sebab itu sebaiknya kepala guru, seperti: kepala sekolah sekolah harus senantiasa mampu memahami guru dan memperhatikan apa saja yang bersikap ramah, memberikan pujian menjadi kebutuhan dan hak-hak untuk kinerja yang bagus, dasar para guru agar dapat mendengar pendapat guru, dan melaksanakan tugasnya dengan menunjukkan ketertarikan pribadi baik, seperti: adanya jaminan serta kepada guru. Jadi, bila ada kendala kesejahteraan guru, yang meliputi

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |109 sistem jaminan sosial, tunjangan, pemberitaan, penggunaan teknologi fasilitas, kebijakan promosi yang informasi dan komunikasi (TIK), adil (tidak bermakna ganda dan dan sebagainya. Melalui berbagai sesuai dengan harapan guru). pengalaman dan pelatihan, maka Promosi memberikan peluang untuk produktivitas kerja guru semakin pertumbuhan pribadi, peningkatan meningkat. tanggung jawab, dan kenaikan b. Guru sebaiknya menjalin hubungan status sosial. Jika guru menganggap yang baik dengan kepala sekolah keputusan-keputusan promosi di dan rekan sesama guru terutama sekolah berlaku secara terbuka dan yang berkaitan dalam adil, maka mereka berpeluang menyelesaikan tugas, seperti: meraih kepuasan dalam pekerjaan kerjasama dalam memecahkan mereka. permasalahan yang dihadapi, 2. Bagi guru: pemberian penghargaan dan a. Guru hendaknya selalu dorongan terhadap setiap upaya mengembangkan kompetensi dan yang bersifat positif, perbedaan wawasan, seperti: mengikuti status yang tidak terlalu tajam di penataran, diklat, seminar, antara kepala sekolah dengan guru, lokakarya, simposium, Training Of sehingga memungkinkan terjalin Trainer (TOT), Diklat Sertifikasi, hubungan yang manusiawi dan Pendidikan dan Latihan Profesi semua tugas dapat selesai tepat Guru (PLPG), latihan waktu dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan berpikir inovatif, sekolah. latihan mencurahkan gagasan lewat 3. Bagi peneliti lain:penelitian ini dapat penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI), dijadikan bahan rujukan dalam rangka mengikuti berita aktual dari media penelitian lanjutan.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |110 DAFTAR PUSTAKA Anderson, Neil. (2001). Handbook of Industrial, Work And Organizational Psychology. London: SAGE Publications Ltd.

Annierah Maulana Usop. (2013, March). Work Performance and Job Satisfaction among Teachers. International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 3 No. 5; h. 251.

Bhat, Arshad Ali. (2018). Job Satisfaction Among High School Teachers. The International Journal of Indian Psychology, Vol. 6, Issue 1.

Chehrazi, Karim Amir. (2016). The Relationship of Empowerment and Job Satisfaction with Productivity of Employees of Education System in Ahwaz. International Journal of Learning & Development, Vol. 6, No. 1.

Dixit, Varsha & Bhati, Monika. (2012). A Study about Employee Commitment and its impact on Sustained Productivity in Indian Auto-Component Industry.European Journal of Business and Social Sciences, Vol. 1, No. 6.

Donkor, Anthony Kudjo. (2017). Dominant Causes Of Teacher Absenteeism In Basic Schools Of East Gonja District. Education Research Journal, Vol.7(9): 214-226.

Fred C. Lunenburg dan Melody R. Lunenburg.“Developing High Performance Teams: Long- Standing Principles That Work.” International Journal Of Organizational Behavior In Education, Volume 3, Number 1, 2015.

Gibson, James L. et.al. (2012). Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.

Halkos, George & Bousinakis, Dimitrios.(2010). International Journal of Productivity and Performance Management.Emerald Group Publishing Limited 1741-0401, Vol. 59 No. 5.

Helms.(2009). Encyclopedia of Management, 6th edition. New York: Cengage Learning.

Jex, Steven M. (2002). Organizational Psychology A Scientist: Practitioner Approach. New York: John Wiley & Sons.

Kondalkar,V.G. (2007). Organizational Behavior.New Delhi: New Age International.

Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior An Evidence-Based Approach Twelfth Edition. New York: McGraw-Hill.

Meija, Luis R. Gomez, Balkin, David B., and Cardy, Robert L. (2012). Managing Human Resource (New Jersey: Pearson Education, Inc.

Ogochi, George. (2014). Job Satisfaction and Teacher Effectiveness in Selected Secondary Schools in Trans Mara West District, Kenya. Journal of Education and Practice, Vol.5, No.37.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |111 Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary.(2014). Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy. (2013). A. Organizational BehaviorFifteenth Edition. USA: Pearson Education.

Samuel, Tieku Gyansah & Gabriel Esilfie, A. A. (2014). Teacher Absenteeism and its Impact on Quality Education: A Case Study of the Public Schools in the Abesim Circuit of the Sunyani Municipality. The International Journal Of Humanities & Social Studies,2(1), 6–20.

Sedarmayanti.(2017). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Shaju George, Muna Ahmed Alromaihi, Zain Abdulla Alshomaly. (2017, January). Job Satisfaction And Employee Performance: A Theoretical Review Of The Relationship Between The Two Variables, International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences, IJARMSS, ISSN: 2278-6236, Impact Factor: 6.943, Vol. 6 No. 1.

Shamaki, E. B .(2015). Influence of Leadership Style on Teacher’s Job Productivity in Public Secondary Schools in Taraba State, Nigeria (Journal of Education and Practice, ISSN 2222-1735 (Paper & Online), Vol.6, No.10,), h.1

Singh, Tamara, Chetty, Nishika, & Karodia, Anis Mahomed. (2016) An Investigation Into The Impact Of Absenteeism On The Organisational Performance Of A Private Security Company In Durban, Kwazulu-Natal. Singaporean Journal Of Business Economics, and Management Studies, Vol. 4, No. 11.

Stephen H. Robbins and Mary Coulter. (2012). Management.. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Tamara Singh, Nishika Chetty dan Anis Mahomed Karodia. (2016).An Investigation Into The Impact Of Absenteeism On The Organisational Performance Of A Private Security Company In Durban, Kwazulu-Natal, Singaporean Journal Of Business Economics, And Management Studies Vol.4, No. 11.

William, C. (2009). Management. New York: South-Western Cengage Learning.

Yoav vardi and Ely Weitz: (2004). Misbehavior in Organizations. Theory, Research.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |112 ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH SMP NEGERI KABUPATEN DAN KOTA TANGERANG

1)Syafa’at Ariful Huda, 2)Purwani Puji Utami, 3)Chairunnisa, dan 4)Illah Sailah 1), 2), 3)STKIP Kusuma Negara Jakarta 4)Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial dan kreatifitas terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah di SMP Negeri dan Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis jalur yang diterapkan dalam pengujian hipotesis. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen dari kuesioner. Jumlah sampel 60 kepala sekolah dipilih dengan simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada pengaruh positif langsung dari kemampuan manajerial terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah, 2) ada pengaruh positif langsung kreatifitas terhadap keputusan kepala sekolah. membuat dan 3) ada efek positif langsung dari kemampuan manajerial terhadap kreatifitas

Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kemampuan Manajerial dan Kreatifitas

Abstract The purpose of this research is to determine the influence of managerial ability and creativity on headmaster’s decision making in Junior High School of Counties and Tangerang City.The research used survey method with path analysis applied in testing hypothesis. Technique of data collecting is using instrument from questionnaire. The number of 60 headmaster’s sample was selected by simple random sampling.The result of this research indicated that: 1) there is a direct positive effect of managerial ability to headmaster’s decision making, 2) there is a direct positive effect of creativity to headmaster’s decision making and 3) there is a direct positive effect of managerial ability to creativity.

Keywords: Decision Making, Managerial Ability and Creativity

PENDAHULUAN selama ini berada di pusat. Daerah Penetapan dan pelaksanaan memperoleh wewenang penuh untuk Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang memajukan daerahnya disegala bidang Pemerintah Daerah, Undang-Undang No. termasuk bidang pendidikan. 25 tahun 2000 tentang perimbangan Pemerintah daerah melalui Kantor keuangan antara Pemerintah Pusat dan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Pemerintah Daerah, dan PP No. 25 tahun mencoba mensosialisasikan dan 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan melaksanakan pengelolaan sekolah dengan Propinsi sebagai Daerah Otonomi telah otonomi yang dikenal dengan Manajemen memberikan sejumlah pelimpahan Berbasis Sekolah (MBS) yang memberikan kewenangan dalam bidang pendidikan yang otonomi lebih besar kepada sekolah dan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |113 mendorong pengambilan keputusan memperoleh pendidikan dan peningkatan partisipatif yang melibatkan secara relevansi pendidikan, serta kebersamaan langsung semua warga sekolah (Kepala dalam proses penyelenggaraan pendidikan sekolah, siswa, kepala sekolah, karyawan, merupakan kebijaksanaan dan program orangtua siswa dan masyarakat) untuk yang harus dilaksanakan mulai dari jenjang meningkatkan mutu sekolah berdasarkan Pendidikan Dasar sampai pada jenjang kebijakan pendidikan nasional. Pendidikan Tinggi. Peningkatan mutu Kualitas pendidikan di sekolah pendidikan sebagai salah satu tergantung pada pengelolaan kepala kebijaksanaan untuk mencapai tujuan sekolah terhadap proses yang dilakukan pendidikan nasional dilakukan secara terkait dengan unsur-unsur yang ada terencana, teratur, terarah, dan didalamnya seperti Kepala sekolah, media berkesinambungan. Berbagai usaha yang belajar, siswa, serta sarana dan prasarana. telah dilakukan, antara lain: Relevansi kualitas pendidikan, penyempurnaan kurikulum, peningkatan merupakan masalah pokok pendidikan mutu Kepala sekolah, serta penyediaan nasional yang saat ini belum terpecahkan berbagai jenis sarana pendidikan yang dengan baik dalam rangka meningkatkan memadai dan memenuhi persyaratan teknis relevansi dan kualitas pendidikan, telah pendidikan sesuai dengan kebutuhan banyak usaha yang telah dilakukan pembangunan. Berbagai jenis sarana pemerintah, antara lain: pembaharuan pendidikan, berupa buku, alat peraga, dan kurikulum dan metode mengajar, media pendidikan sudah disebarluaskan ke peningkatan sarana dan prasarana sekolah-sekolah. pendidikan, peningkatan pengadaan buku Proses kreatifitas yang dilakukan pelajaran, penataan Kepala sekolah, kepala sekolah dalam memimpin peningkatan kualifikasi Kepala sekolah, merupakan salah satu faktor yang esensial dan pengembangan profesional lainnya. untuk terciptanya kemampuan manajerial. Dari berbagai usaha tersebut banyak hasil Kemampuan manajerial yang baik yang dicapai, namun masih perlu memerlukan kreatifitas dalam mengelola ditingkatkan agar mencapai standar kualitas para bawahan. Proses kreatifitas berfungsi yang diharapkan. mengikat masing-masing komponen Dalam rangka peningkatan SDM menjadi satu bagian yang integral. Ikatan secara keseluruhan, peningkatan kualitas yang terbentuk karena kreatifitas yang pendidikan, pemerataan kesempatan dilakukan kepala sekolah dalam memimpin

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |114 akan dapat mendorong semangat kerjasama Sekolah Menengah Pertama yang dan menumbuhkan sikap visioner yang ada di Kabupaten dan kota Tangerang, semuanya itu mempengaruhi pengambilan umumnya berjalan kurang produktif. keputusan. Dampak yang muncul dari pengelolaan Usaha lain untuk mewujudkan sistem yang kurang efektif ini tujuan pendidikan nasional dan tujuan mengakibatkan rendahnya kualitas peserta sekolah adalah pengelolaan administrasi didik dan mutu lulusan yang belum mampu sekolah yang teratur, terarah dan terencana. bersaing dengan sekolah menengah Pengelolaan administrasi sekolah yang baik pertama lain apalagi jika dibandingkan akan menunjang penyelenggaraan proses dengan sekolah menengah pertama Negara belajar yang baik pula. Penyelenggaraan tetangga negeri ini (Malaysia dan proses belajar yang baik akan dapat Singapura). meningkatkan hasil belajar siswa seperti Lemahnya sistem yang yang diharapkan oleh tujuan pendidikan mengembangkan pendidikan di sekolah nasional yang hendak dicapai. menengah pertama ini merupakan akibat Fungsi-fungsi komponen tersebut di dari keseluruhan unsur pendidikan baik atas mustahil berjalan efektif menunjang SDM maupun prasarana sekolah, akan kelancaran proses belajar mengajar tetapi pangkal dari semua persoalan ini disekolah tanpa adanya kemampuan tertuju pada bagaimana seorang pemimpin manajerial. Sosok yang berwenang yaitu kepala sekolah mampu membuat mengatur dan mengendalikan semua itu keputusan, mengatur, mengendalikan dan adalah kepala sekolah sebagai top leader di mengevaluasi secara efektif setiap item sekolah. program sekolah dan setiap unsur Di sekolah sebagai suatu sistem pendidikan yang ada. terdiri dari berbagai Jenis dan karakter Pada tahun 2012 telah ditemukan individu, keragaman sumber daya dan Kepala Sekolah SMPN Kabupaten banyaknya variabel yang terkait dengan Tangerang memutuskan dengan sepihak pendidikan, maka secara otomatis memutasi guru sekolah tanpa alasan yang diperlukan kemampuan manajerial dan jelas. Sehingga para guru sekolah kreatifitas kepala sekolah dalam mengadukan kepala sekolah ke Wali Kota menggerakkan berbagai variabel tersebut Tangerang (http://www.republika.co.id). sehingga semuanya berjalan sesuai dengan hal yang senada juga akibat dari kebijakan fungsi dan tugasnya. Kepala Sekolah SMPN Kota Tangerang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |115 yang memberhentikan 7 orang guru kreatifitas antara atasan dan bawahan yang sekolah, dengan alasan “guru PNS sudah kurang familiar, di samping faktor-faktor terpenuhi” seharusnya sesuai Surat Edaran lainnya yang secara sistemik berpengaruh (SE) Menteri Pandayagunaan Aparatur untuk perkembangan sekolah menengah Negara (Menpan) sebetulnya tidak boleh pertama. lagi ada pemberhentian guru sekolah Secara praktis, sesungguhnya honorer di sekolah negeri sekolah harus terjamin dalam arti bahwa (http://www.suarakarya- pengambilan keputusan melalui pengerahan online.com/news.html). Ditemukan pula kemampuan, pengetahuan, kreatifitas, kepala sekolah se-Kota Tangerang keterampilan, waktu dan tenaga kepala mengeluarkan kebijakan sepihak yang sekolah, sehingga sekolah dapat mencapai ditujukan kepada orang tua murid tujuan dan sasaran yang pada gilirannya (http://www.seputarbanten.com/2011/09/14 memungkinkan mempertahankan /kepala-sekolah-di-kota tangerang). eksistensinya, bahkan juga untuk Maka fokus utama dari bertumbuh dan berkembang, baik dalam pengambilan keputusan adalah bagaimana arti kuantitatif maupun kualitatif. Dengan seorang kepala sekolah mampu membuat kata lain proses pengambilan keputusan kebijakan yang cermat dan tepat sehingga kepala sekolah yang baik akan mampu berpengaruh positif bagi perkembangan mendorong sekolah memperoleh, sekolah itu sendiri. memelihara dan mengembangkan berbagai Lemahnya pengambilan keputusan sikap dan perilaku positif dan produktif kepala sekolah menengah pertama di bagi kepentingan sekolah. Jika para guru Kabupaten dan Kota Tangerang ini sangat dan pegawai lainnya diliputi oleh rasa tidak Nampak pada: 1. Ketidaksesuain antara puas atas setiap keputusan kepala sekolah, rencana dengan program kegiatan, 2. maka akan berdampak negatif bagi Keputusan yang tidak didukung oleh kebijakan makro maupun mikro. seluruh jajaran sekolah, dan 3. Keputusan Berdasarkan pemikiran tersebut di yang tidak mencerminkan aspirasi warga atas akan diteliti lebih lanjut analisis sekolah lainnya. pengambilan keputusan kepala SMPN di Peristiwa di SMPN seperti tersebut Kabupaten dan Kota Tangerang. di atas lebih disebabkan karena faktor Menurut Robert Kreitner & Angelo kepala sekolah, diantaranya kemampuan Kinicki (2010: 337) memberikan manajerial yang terbatas dari pola penjelasan tentang pengambilan keputusan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |116 ialah “the rational model proposes that decision kriteria 3). allocating weights to manager use a rational, four step sequence the kriteria 4). developing alternatives 5). when making decisions ; (1) identifying the analyzing alternatives 6). selecting an problem , (2) generating alternative , (3) alternatives 7). implementing the selecting a solution, and (4) implementing alternative 8). evaluating decision and evaluating the solution”. Menurut effectiveness”. Pengambilan keputusan model ini, manajer dalam mengambil merupakan proses dinamis. Proses dinamis keputusan sepenuhnya bersikap objektif ini mempunyai implikasi prilaku dan dan menguasai semua informasi yang strategi pada organisasi. Penelitian empiris dibutuhkan. Setelah solusi dipilih, terbaru mengindikasikan bahwa proses selanjutnya adalah menerapkannya, keputusan yang mencakup pembuatan kemudian mengevaluasi efektivitas dari pilihan strategis menghasilkan keputusan solusi tersebut. Pernyataan diatas didukung yang baik dalam organisasi. oleh Luthans (2011: 259) “decision making Pendapat yang sama disampaikan is almost universally defined as choosing Robert Kreitner (2011: 336) “decision between alternatives”. Hal ini berhubungan making entails indentifying and choosing dengan fungsi manajemen tradisional. saat solutions that lead to a desired end result”. manajer merencanakan, mengelola, dan Pengambilan keputusan merupakan proses mengontrol, mereka membuat keputusan. pengidentifikasian dan pemilihan Seorang individu yang memiliki pemecahan masalah (solusi) untuk pengambilan keputusan yang baik akan mencapai hasil akhir yang diinginkan atau berusaha untuk bekerja semaksimal diharapkan. Kualitas keputusan yang mungkin untuk memperlancar roda diambil para manajer adalah tolak ukur organisasi. seseorang dengan pengambilan keefektifan mereka. Kadang-kadang, satu keputusan yang baik terhadap organisasi atau dua keputusan yang baik atau buruk akan memiliki identifikasi terhadap dapat sangat mempengaruhi kesuksesan organisasinya dan melibatkan diri dengan karir individu atau bahkan kesuksesan bersungguh-sungguh, serta loyal, memiliki organisasi. afeksi positif terhadap organisasi. Pengambilan keputusan pada Stephen P. Robbins dan Mary hakikatnya merupakan suatu pilihan dari Coulter (2012: 207) mendefinisikan beberapa alternatif. Dessier menyatakan pengambilan keputusan adalah “1). bahwa keputusan adalah suatu pilihan yang identifying a problem 2). identifying dibuat di antara alternatif yang ada. (2004:

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |117 94) “decision making is the process of pendekatan analisis jalur (path analysis). developing and analyzing alternatives and Teknik pengumpulan data dilakukan making a choice” melalui kuesioner yang telah disusun Dari penjelasan-penjelasan di atas, terlebih dahulu. Populasi terjangkau adalah dapat disintesiskan pengambilan keputusan 71 orang kepala sekolah SMPN, sedangkan adalah tindakan yang dilakukan seseorang sampelnya 60 orang kepala sekolah SMPN. untuk memilih solusi terbaik dari sejumlah Pengambilan sampel dilakukan dengan cara alternatif solusi terbaik dari sejumlah simple random sampling dengan cara alternatif solusi yang tersedia dalam rangka mengundi. Pengumpulan data penelitian memecahkan suatu persoalan di organisasi. dilakukan melalui kuesioner, kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan METODE statistik deskriptif dan statistik inferensial. Penelitian ini dilakukan di SMPN Hubungan antara variabel penelitian Kabupaten dan Kota Tangerang. Penelitian tersebut dapat digambarkan dalam menggunakan metode survei dengan konstelasi masalah sebagai berikut:

Ρ31 X1

Ρ21 X3

X2 Ρ32

Gambar 3.1 Model Penelitian Keterangan jumlahnya cukup besar, maka jumlah

X1 = Kemampuan Manajerial (variabel sampel yang akan digunakan dalam eksogen/bebas) penelitian dihitung berdasarkan teknik

X2 = Kreatifitas (variabel Slovin sebagai berikut: eksogen/bebas) N n  2 X3 = Pengambilan Keputusan (variabel 1 N e endogen/terikat) Keterangan: Populasi dalam penelitian ini adalah n = Sampel Kepala Sekolah Menengah Pertama di N = Populasi Kabupaten dan Kota Tangerang. Mengingat e = 0,05 bahwa populasi bersifat homogen yang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |118 Adapun jumlah sampel yang (1) tes kemampuan manajerial, (2) digunakan dalam kegiatan penelitian kuisioner kreatifitas, dan (3) kuisioner dihitung sebagai berikut: pengambilan keputusan. 71 n  1 71.(0,05) 2 HASIL DAN PEMBAHASAN 71  1,18 Hasil Penelitian  60,16  60 a. Hipotesis Pertama; Kemampuan

Berdasarkan perhitungan dengan manajerial (X1) berpengaruh teknik Slovin jumlah sampel yang langsung positif terhadap digunakan adalah 60 kepala sekolah; 1). pengambilan keputusan (X3) Menetapkan populasi yaitu seluruh Kepala Secara Statistik:

Sekolah SMP Negeri se-Kabupaten dan Ho: β31 < 0

Kota Tangerang yang berjumlah 71 orang. Hi: β31 > 0

2). Membuat nomor dan jumlah kerangka Ho ditolak, jika thitung > ttabel. sampling 71 orang, yaitu dengan cara Dari hasil perhitungan analisis jalur, menulis nomor urut 1 sampai 71 3). pengaruh langsung kemampuan manajerial Memilih 60 orang sampel penelitian yang terhadap pengambilan keputusan, nilai ditetapkan secara acak sederhana dari 71 koefisien jalur sebesar 0,258 dimana nilai orang yang ada koefisien thitung sebesar 2,158. Nilai

Untuk memperoleh data tentang Koefisien ttabel untuk α = 0,05 sebesar 2,00. pengambilan keputusan, kemampuan Oleh karena nilai koefisien thitung lebih manajerial, dan kreatifitas maka disusun besar dari pada nilai ttabel maka dengan instrumen penelitian melalui beberapa demikian Ho ditolak dan Hi diterima yaitu tahap yaitu mulai: (1) mengkaji semua teori bahwa kemampuan manajerial berpengaruh yang berkaitan dengan variabel-variabel secara langsung terhadap pengambilan yang diteliti, (2) menyusun indikator- keputusan dapat diterima. indikator dari setiap variabel, (3) menyusun Hasil analisis hipotesis pertama kisi-kisi, (4) menyusun butir-butir memberikan temuan bahwa kemampuan pertanyaan dan menetapkan skala manajerial berpengaruh secara langsung pengukuran, (5) uji coba instrumen, (6) positif terhadap pengambilan keputusan. analisis butir soal dengan menguji validitas Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dan reliabilitas. Instrumen penelitian terdiri pengambilan keputusan dipengaruhi secara dari tiga bentuk kuisioner yang terdiri dari: langsung positif oleh kemampuan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |119 manajerial. Meningkatnya kemampuan c. Hipotesis Ketiga; Kemampuan manajerial akan mengakibatkan manajerial (X1) berpengaruh peningkatan pengambilan keputusan. langsung positif terhadap kreatifitas b. Hipotesis Kedua; Kreatifitas (X2) (X2) berpengaruh langsung positif Secara statistik:

terhadap pengambilan keputusan (X3) Ho: β21 < 0

Secara statistik: Hi: β21 > 0

Ho: β32 < 0 Ho ditolak, jika thitung > ttabel.

Hi: β32 > 0 Dari hasil perhitungan analisis jalur,

Ho ditolak , jika thitung > ttabel. pengaruh langsung kemampuan manajerial Dari hasil perhitungan analisis jalur, terhadap kreatifitas, nilai koefisien jalur pengaruh langsung kreatifitas terhadap sebesar 0,279 dimana nilai koefisien thitung pengambilan keputusan, nilai koefisien sebesar 2,336. Nilai Koefisien ttabel untuk α jalur sebesar 0,363 dan nilai koefisien thitung = 0,05 sebesar 2,00. Oleh karena nilai sebesar 3,041 sedangkan nilai koefisien koefisien thitung lebih besar dari pada nilai ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,66. Oleh ttabel maka dengan demikian Ho ditolak dan karena nilai koefisien thitung lebih besar dari Hi diterima yaitu bahwa kemampuan pada nilai koefisien ttabel maka Ho ditolak manajerial berpengaruh secara langsung dan Hi diterima, dengan demikian terhadap kreatifitas dapat diterima. kreatifitas berpengaruh secara langsung Hasil analisis hipotesis pertama terhadap pengambilan keputusan dapat memberikan temuan bahwa kemampuan diterima. manajerial berpengaruh secara langsung Hasil analisis hipotesis kedua positif terhadap kreatifitas. Dengan menghasilkan temuan bahwa kreatifitas demikian dapat disimpulkan bahwa berpengaruh secara langsung positif kreatifitas dipengaruhi secara langsung terhadap pengambilan keputusan. positif oleh kemampuan manajerial. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat Meningkatnya kemampuan manajerial akan disimpulkan bahwa pengambilan keputusan mengakibatkan peningkatan kreatifitas. dipengaruhi secara langsung positif oleh Pembahasan kreatifitas. Meningkatnya kreatifitas akan a. Kemampuan manajerial terhadap mengakibatkan peningkatan pengambilan pengambilan keputusan di SMPN keputusan. Kabupaten dan Kota Tangerang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |120 Berdasarkan hasil perhitungan meningkatkan pengambilan keputusan di diperoleh hasil koefisien korelasi r13=0,358 sekolah. dan koefisien jalur p31=0,257. Dengan b. Kreatifitas terhadap pengambilan demikian terdapat pengaruh langsung keputusan di SMPN Kabupaten dan positif kemampuan manajerial terhadap Kota Tangerang pengambilan keputusan. Dengan Berdasarkan hasil perhitungan memanfaatkan kemampuan manajerial diperoleh hasil koefisien korelasi r23=0,434 maka kepala sekolah dapat meningkatkan dan koefisien jalur p32=0,362. Dengan pengambilan keputusan di sekolah sehingga demikian terdapat pengaruh langsung lebih baik. Hal ini sejalan berdasarkan teori positif kreatifitas terhadap pengambilan Colquitt dalam teori Integrative modelnya keputusan. Dengan memanfaatkan yang memperlihatkan bahwa pengambilan kreatifitas maka kepala sekolah dapat keputusan dipengaruhi oleh kemampuan meningkatkan pengambilan keputusan di manajerial. Hasil penelitian ini memperkuat sekolah sehingga. Hal ini sejalan pernyataan yang dikemukakan oleh berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Colquitt, LePine and Wesson (2011:340) Colquitt dalam teori integrative modelnya “cognitive ability refers to capabilities yang memperlihatkan bahwa pengambilan related to the acquisition and application of keputusan dipengaruhi oleh kreatifitas. Juga knowledge in problem solving. cognitive senada dengan yang dikatakan oleh Fred ability are very relevant in the jobs most of Luthans (2011: 265) dalam bukunya you will be involved with that is, work organizational behavior, human behavior involving the use of information to make at work menyatakan “creative thinking decisions and solve problems”. skills determine how flexibly and Kemampuan manajerial mempunyai imaginatively people can deal with kekuatan efek positif dari pengambilan problems and make effective decisions”. keputusan, sehingga kemampuan Kreatifitas bagi banyak orang, yang berarti manajerial yang merupakan bagian dari bahwa mereka melihat pekerjaan sebagai proses kemampuan manajerial memiliki sangat penting dan sebagai tujuan yang hubungan penting dengan pengambilan diinginkan dalam hidup. Mereka cenderung keputusan. Sehingga Kepala sekolah dapat menyukai pekerjaan. Pekerja yang memiliki memaksimalkan dan meningkatkan kreatifitas yang tinggi biasanya juga kemampuan manajerial untuk memiliki keputusan yang efektif untuk organisasi dan tujuan dari organisasi. Hal

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |121 ini menunjukkan bahwa kreatifitas kreatifitas.Hal itu sama penting untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. meningkatkan kemampuan manajerial Sehingga Kepala sekolah dapat organisasi adalah dengan memaksimalkan meningkatkan kreatifitas untuk menguatkan kreatifitas dalam organisasi. Sehingga pengambilan keputusan di sekolah. jelaslah bahwa kemampuan manajerial c. Kemampuan manajerial terhadap sangat berpengaruh terhadap kreatifitas. kreatifitas di SMPN Kabupaten dan Kota Tangerang PENUTUP Berdasarkan hasil perhitungan Simpulan diperoleh hasil koefisien korelasi r12=0,278 Berdasarkan hasil penelitian ini dan koefisien jalur p21=0,278. Dengan dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan demikian terdapat pengaruh positif manajerial memiliki pengaruh yang positif kemampuan manajerial terhadap kreatifitas. dan signifikan terhadap tinggi rendahnya Hal ini sejalan berdasarkan teori Colquitt pengambilan keputusan. Berdasarkan dalam Integrative modelnya yang temuan penelitian ini dapat disimpulkan memperlihatkan bahwa kemampuan bahwa hipotesis penelitian yang manajerial dipengaruhi oleh kreatifitas. menyatakan terdapat pengaruh langsung Menurut Dess dan Joseph yang dikutip oleh kemampuan manajerial terhadap Fred Luthans (211: 446) dalam buku pengambilan keputusan dapat diterima. (2) Organizational Behavior pengaruh kreatifitas memiliki pengaruh positif dan kemampuan manajerial dengan kreatifitas signifikan terhadap tinggi rendahnya “one analysis argues that five key pengambilan keputusan. Berdasarkan leadership roles can help shape managerial temuan penelitian ini dapat disimpulkan successes (and failures) in the near future. bahwa hipotesis penelitian yang The include: (1) a strategic vision to menyatakan terdapat pengaruh langsung motivate and inspire, (2) empowering kreatifitas terhadap pengambilan keputusan employees, (3) accumulating and sharing dapat diterima. (3) Kemampuan manajerial internal knowledge, (4) gathering and memiliki pengaruh positif dan signifikan integrating external information, and (5) terhadap tinggi rendahnya kreatifitas. challenging the status quo and enabling Berdasarkan temuan penelitian ini dapat creativity”. kemampuan manajerial disimpulkan bahwa hipotesis penelitian memberikan dorongan kepada seseorang yang menyatakan terdapat pengaruh untuk peningkatan signifikan pada

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |122 langsung kemampuan manajerial terhadap kecamatan harus disosialisasikan kreatifitas dapat diterima. kepada sekolah. Implikasi 2. Kreativitas berpengaruh langsung Berdasarkan kesimpulan di atas, terhadap pengambilan keputusan. berikut ini dikemukakan implikasi serta Artinya berjalan kreativitas dari upaya untuk memaksimalkan pengambilan pengawas terhadap kepala sekolah keputusan kepala sekolah melalui akan meningkatkan pengambilan kemampuan manajerial dan kreativitas: keputusan. Upaya-upaya yang dapat 1. Kemampuan manajerial berpengaruh dilakukan untuk untuk meningkatkan langsung terhadap pengambilan pengambilan keputusan kepala sekolah keputusan. Artinya bagusnya antara lain: kemampuan manajerial maka akan a. Membuat jadwal meningkatkan mendorong meningkatnya kreativitas yang rutin dari pengambilan keputusan. Implikasinya pengawas terhadap kepala sekolah. ialah pengambilan keputusan dapat b. Memberikan motivasi dan dimaksimalkan dengan meningkatkan mendidik jiwa kepemimpinan pada kemampuan manajerial. Upaya-upaya saat proses meningkatkan yang dapat dilakukan untuk kreativitas terhadap kepala meningkatkan pengambilan keputusan sekolah. kepala sekolah antara lain: c. Mengevaluasi secara bersama hasil a. Alur komando dan koordinasi kreativitas yang dilakukan antara dari Dinas Pendidikan pengawas terhadap kepala sekolah. dengan kepala sekolah perlu 3. Kemampuan manajerial berpengaruh ditingkatkan lagi. langsung terhadap kreativitas. Artinya b. Pembagian tugas, tanggung jawab kemampuan manajerial yang baik antar dan pelaksanaan kemampuan Dinas Pendidikan dengan sekolah, manajerial di Dinas Pendidikan akan meningkatkan kreativitas. Upaya- yang berhubungan langsung upaya yang dapat dilakukan untuk dengan sekolah perlu diperjelas meningkatkan kreativitas antara lain: dan disosialisasikan. a. Memperjelas alur koordinasi dan c. Tugas, tanggung jawab dan komunikasi antara Dinas wewenang dari UPTP tingkat Pendidikan dengan sekolah.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |123 b. Memperjelas tugas pengawas sekolah di sekolah dan memicu terjadinya sekolah sebagai pengawas, kreatifitas yang baik. Terkait dengan monitoring sekaligus motivator temuan tersebut, para kepala sekolah di kepala sekolah. Kabupaten tangerang, Kota Tangerang dan c. Membuat jadwal meningkatkan para pengelola organisasi lainnya harus kreativitas yang rutin dari memiliki kiat-kiat dalam mengembangkan pengawas terhadap kepala sekolah kemampuan manajerial agar semakin lancar Saran di sekolah sehingga kemampuan manajerial Berdasarkan hasil penelitian dapat antara Kepala sekolah dengan pemimpin dikemukakan beberapa saran: (1) Kepala semakin baik dan pada gilirannya akan sekolah dan seluruh warga sekolah memaksimalkan kreatifitas dan menguatkan memiliki peran penting dalam organisasi pengambilan keputusan di SMPN sekolah. Hal ini dikarenakan eksistensi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. organisasi sekolah sangat dipengaruhi (3) Untuk pengembangan sekolah, perlu pengambilan keputusan Kepala sekolah di diperhatikan secara seksama faktor-faktor dalamnya. Untuk meningkatkan kualitas yang selama ini dianggap tidak berperan kerja Kepala sekolah perlu upaya dalam pengembangan sekolah, segenap peningkatan pengambilan keputusan di elemen-elemen seperti Kepala sekolah yang sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah menjadi ujung tombak pendidikan dan seharusnya mampu mengelola kemampuan seluruh warga sekolah berperan penting manajerial dan kreatifitas dengan baik bagi kelangsungan organisasi. Pengelolaan sebagai upaya memaksimalkan kreatifitas yang baik dan memperhatikan pengambilan keputusan Kepala sekolah. (2) kelancaran kemampuan manajerial antara Hasil penelitian membuktikan bahwa kepala sekolah dengan Kepala sekolah dan kemampuan manajerial berpengaruh juga diantara Kepala sekolah sesama rekan terhadap pengambilan keputusan Kepala kerja berjalan baik di sekolah.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |124 DAFTAR PUSTAKA Anon, Definitions of Creativity (http:/www. Learningmethods.com htm, 05 08 2000) (diakses 10 Februari 2018)

Colquitt, Lepine, and Wesson. 2011. Organization Behavior, Improving Performance and Commitment in the Workkplace. New York: McGraw-Hill Irwin,

Csikszentmihaly, Mihaly. 1996. Creativity, Flows and the Psychology of Discovery and Invention. New York: Harper Collins Publisher

Dessier, Gery. Management Principles and Practices For Tomorrow’s Leader (New Jersey, Pearson Education, 2004)

Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2009. Theories Of Personality. New York: McGraw-Hill

Fred luthans. 2011. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill

Gery Dessier. 2010. Management Principles and Practices For Tomorrow’s Leader. New Jersey, Pearson Education

Gibson, L. James et al, 2012. Organizations Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill http://Bloom’s Taxonomy. by Patricia Armstrong, Assistant Director, Center for Teaching. http://metroaktual.wordpress.com/2012/11/13/ (diakses 10 April 2018) http://www.radarnusantara.com/2012/ (diakses 10 April 2018) http://www.suarakarya-online.com/news.html (10 April 2018) https://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy (di akses 20 Juli 2018) https://en.wikipedia.org/wiki/Bloom's_Taxonomy (di akses 20 Juli 2018)

Hurlock, B Elizabeth. 2003. Perkembangan Anak, Saduran Dharma Agus. Jakarta: Penerbit Erlangga

Ivancevich, M. Jhon, Konopaske, Robbert, dan Matteson. 2008. Organizational Behavior and Management. Boston: McGraw-Hill

James L. Gibson. et al. 2012. Organizations Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill

Jason A. Colquitt, Jeffery A. Lepine and Michael J. Wesson. 2011. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill

Jess Feist dan Gregory J. Feist. 2010. Theories Of Personality. New York: McGraw-Hill.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |125 John M. Ivancevich, Robert Konopaske, dan Matteson. 2011. Organizational Behavior and Management. Boston: McGraw-Hill

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. 2008. Organization behavior key concepts, Skill & Best Practice. New York : McGraw-Hill

Kreitner, Robert. 2010. Organizational Behavior. NewYork, Mc.Graw-Hill.

Maryam Temitayo Ahmed and Habeeb Omtunde. 2012. Journal of Scientific & Technology

Mello, A. Jeffery. 2011. Strategic Management Of Human Resources (Canada: Nelson Education.

Research: “Theories And Strategies of Good Decision Making. Vol. 1, No. 10, ISSN 2277- 8616

Robbins P Stephens and Coulter, Mary. 2012. Management (Pearson Education Limited,)

Robbins, P Stephens. 2001. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall.

Robert Kreitner dan Angelo Kinicki. 2011. Organization Behavior. New York: McGraw- Hill

Schemerhorn, R Jhon. 2010. Intoduction to Management. Asia: Sons (Asia) Pte Ltd,

Stephen P. Robbins dan Mary Coulter. 2012. Management. New York: Pearson Education

Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology. Boston: Pearson Education

Yukl, Gary. 2010. Leadership In Organization. New York: Pearson Prentice Hall

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |126 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN VISUAL, AUDIO, KINESTETIK (VAK) DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH DASAR

1)Helmi Yahya Nurdiansyah, 2)Agung Purwanto, 3)Sarkadi 1),2),3)Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya rata-rata skor pencapaian sains siswa-siswi Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Programme for International Students Assesment (PISA) tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh pengaruh strategi pembelajaran visual, audio, kinestetik (vak) dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar IPA siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan desain kelompok by level 2 x 2. Analisis data menggunakan analisis varian 2 jalur (ANOVA). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Majalengka Wetan VII dengan mata pelajaran IPA. Hasil penelitian dengan , menunjukan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran VAK dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa pada materi siklus air. Selain itu, Strategi pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar siswa bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi maupun rendah. Kata Kunci: Strategi Pembelajaran VAK, Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil Belajar

Abstract This research was low achievement of Indonesian student on natural science subject based on data obtained from programme for International Student Assasment (PISA) in 2015. This research objective was to look at the influence of visual, audio, kinesthetic (VAK) learning strategies and critical thingking skills on primary school student natural science outcomes. This research used an experimental method using group design by 2 x 2 level. Analysis of variance 2 path (ANOVA) was used to analys the data. This research of Majalengka Wetan VII elementary school on natural science subject. The result of the study showed that there was an influence of VAK learning strategies and the ability to think critically on student learning outcomes in water cycle material. In addition, the VAK learning strategy could improve student learning outcomes for students who had high or low critical thinking skills.

Keywords : VAK Learning Strategy, Critical Thinking Ability, Learning Outcomes

PENDAHULUAN kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Proses pembelajaran di era pendidikan merupakan aspek yang sangat globalisasi saat ini menuntut peserta didik penting yang wajib diperoleh dari usia dini agar mampu mengembangkan potensi hingga akhir hayat. Pendidikan itu sendiri terbaiknya seoptimal mungkin. Proses dapat diselenggarkan baik secara formal pengembangan kemampuan diri yang maupun informal. Pendidikan informal didapat di sekolah dapat digunakan dalam dilakukan di sekolah dengan jenjang memecahkan segala permasalahan dalam pendidikan yang berbeda dari jenjang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |127 pendidikan sampai jenjang pendidikan (VAK). Strategi pembelajaran VAK dapat tinggi, dimana pada setiap jenjang mendorong siswa untuk belajar secara pendidikan tersebut pada proses mandiri serta ikut berperan aktif selama pembelajarannya terdapat berbagai mata mengikuti pembelajaran, karena model pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. pembelajaran VAK mampu Salah satu mata pelajaran yang mengakomodasi setiap gaya belajar yang diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dimiliki oleh setiap siswa sehingga siswa yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Putra akan lebih termotivasi untuk belajar yang (2013:41) menyatakan bahwa IPA adalah berdampak pada hasil belajar yang optimal. suatu cara untuk mempelajari aspek-aspek Menurut Gilakkjani (2012:104) Three of tertentu dari alam secara terorganisir, the most popular ones are visual, auditory, sistematik, dan melalui metode-metode and kinaesthetic in which students take in saintifik yang terbakukan. Penyelenggaran information. Some students are visual IPA khususnya di SD sudah seharusnya learners, while others are auditory or melibatkan siswa untuk berperan aktif kinaesthetic learners. Artinya bahwa Tiga selama pembelajaran. Namun faktanya skor yang paling populer adalah visual, auditori, pencapaian sains anak – anak Indonesia dan kinestetik di mana siswa menerima menurut Programme for International informasi. Beberapa siswa adalah pelajar Students Assesment (PISA) pada tahun visual, sementara yang lain adalah pelajar 2015 dari 72 negara yang berpartisipasi, auditori atau kinestetik. rata-rata skor pencapaian sains siswa-siswi Faktor lain yang mempengaruhi Indonesia masih tergolong rendah. Oleh hasil belajar siswa adalah kemampuan karena itu sangat penting bagaimana berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis melakukan tindak lanjut yang tepat merupakan kemampuan yang perlu berdasarkan dari survei yang diagnostik dikuasai oleh setiap siswa. Sedangkan PISA. Salah satu upaya yang dapat menurut Paul Critical (Kowiyah, 2012:176) dilakukan yaitu membiasakan siswa Thinking is that mode of thinking about any berlatih dengan soal-soal kecakapan Higher subject, content or problem–in wich the Order Thinking Skills (HOTS) tingker improves the quality of his or her dikombinasikan dengan strategi thinking by skillfully taking change of the pembelajaran yang tepat. structures inherent in thinking and Salah satu strategi pembelajran yang imposing intellectual standards upon them1 dapat digunakan yaitu strategi pembelajaran Visual, Audio, dan Kinesteik

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |128 Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang pembelajaran VAK dan strategi subjek, konten atau masalah apapun di pembelajaran ekspositori. Adapun sasaran mana si pemikir meningkatkan kualitas populasi dalam penelitian ini adalah pemikirannya dengan secara terampil seluruh peserta didik kelas V SD yang mengambil alih struktur yang melekat berada di Kecamatan Majalengka sebanyak dalam berpikir dan memaksakan standar 34 SD Negeri. Sampel dari penelitian ini intelektual kepada mereka. adalah siswa kelas V SDN Majalengka Penelitian yang relevan pernah Wetan VII tahun sebanyak dua kelas yang dilakukan oleh Herzon (2018:42) dengan terdiri 34 siswa kelas yang menggunakan judul Pengaruh Problem Based-Learning strategi pembelajaran VAK dan 35 siswa (PBL) Terhadap Keterampilan Berpikir kelas yang menggunakan strategi Kritis.2 Penelitian yang dilakukan Herzon pembelajaran ekspositori. Jadi total menunjukan bahwa PBL terbukti dapat keseluruhan sebanyak 69 siswa. meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik secara signifikan. Hal tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN dikarenakan sintaks PBL dapat melatih 1. Kemampuan Hasil Belajar Siswa anak melakukan proses berpikir tinggi, dengan Strategi Pembelajaran salah satunya berpikir kritis. VAK(A1) Berdasarkan uraian diatas, peneliti Berdasarkan data penelitian yang tertarik untuk melakukan penelitian diperoleh maka nilai kemampuan hasil mengenai “Pengaruh Strategi Pembelajaran belajar siswa pada kelompok siswa yang VAK dan Kemampuan Berpikir Kritis diberikan perlakuan menggunakan strategi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah pembelajaran VAK memperoleh rata-rata Dasar”. Dengan demikian dapat 73,00 dengan median 71,50. Sementara membuktikan kebenaran dari sebuah teori standar deviasi yang diperoleh dan fenomena yang ada. sebesar14,23 dan skewness (kecondongan) sebesar 0,265. Nilai kecondongan positif METODE berarti nilai rata-rata berada disebelah kiri Penelitian ini dilakukan dengan median dan modus sehingga data lebih menggunakan metode eksperimen dengan banyak diatas rata-rata. melibatkan dua kelompok sampel yaitu Strategi pembelajaran VAK siswa yang belajar menggunakan strategi merupakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas mungkin

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |129 bagi siswa untuk belajar dengan gaya rata 71,35 dengan median 71,5. Sementara belajar yang diminatinya sehingga siswa standar deviasi yang diperoleh sebesar 9,16 dapat mengeluarkan potensi terbaiknya dan skewness (kecondongan) sebesar - ketika belajar baik dengan menggunakn 1,104. Nilai kecondongan bernilai negatif gaya belajar audio, visual, maupun berarti nilai rata-rata berada disebelah kinestetik. Modalitas belajar visual atau kanan median dan modus sehingga data gaya belajar visual lebih cenderung belajar lebih banyak dibawah rata-rata. dengan menggunakan penglihatan, seperti Berdasarkan data penelitian yang diperoleh membaca buku, melihat suatu demontrasi maka nilai hasil belajar IPA siswa pada yang diperagakan oleh guru, melakukan kelompok siswa yang diberikan perlakuan observasi, atau menyaksikan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran yang disampaikan melalui tayangan video. ekspositori memperoleh rata-rata 71,35 Gaya belajar audio lebih mengutamakan dengan median 71,5. Sementara standar indera pendengaran sebagai modalitas deviasi yang diperoleh sebesar 9,16 dan belajar seperti menurut Leasa (2017:83) skewness (kecondongan) sebesar -1,104. auditory learners tend to use their auditory Nilai kecondongan bernilai negatif berarti senses in learning, store knowledge by nilai rata-rata berada disebelah kanan listening, and usually they are eloquent. median dan modus sehingga data lebih Siswa auditori cenderung menggunakan banyak dibawah rata-rata. pendengaran mereka dalam belajar, Strategi VAK menuntut siswa untuk menyimpan pengetahuan dengan berperan aktif selama pembelajaran mendengarkan, dan biasanya mereka fasih berlangsung. Selama pembelajaran siswa berbicara. Sedangkan kinestetik yaitu gaya dapat memilih salah satu maupun gabungan belajar yang melibatkan aktivitas fisik gaya belajar yang diminatinya dengan secara langsung. begitu proses belajar akan lebih bermakna. Kemampuan berpikir kritis adalah 2. Kemampuan Hasil Belajar Siswa kemampuan seseorang dalam berpikir dengan Strategi Pembelajaran secara logis dalam menganalisis ide secara

Ekspositori (A2) sistematis untuk membuat, mengevaluasi Berdasarkan data penelitian yang dan membuat suatu keputusan sehingga diperoleh maka nilai hasil belajar IPA dapat memecahkan masalah yang dihadapi. siswa pada kelompok siswa yang diberikan Menurut Ennis (dalam Fuad dkk, 2017:103) perlakuan menggunakan strategi states that critical thinking is a way of pembelajaran ekspositori memperoleh rata- reflective thinking that makes sense or that

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |130 is based on logic focusing on determining berada disebelah kiri median dan modus what to believe and to do. Berpikir kritis sehingga data lebih banyak diatas rata-rata. adalah cara berpikir reflektif yang masuk Strategi pembelajaran VAK terdiri dari akal atau yang didasarkan pada logika yang berbagai tahapan pada pembelajarannya. berfokus pada menentukan apa yang harus Tahapan itu sendiri terdiri dari tahap dipercaya dan dilakukan. persiapan, tahap penyampaian, tahap Siswa yang memilki kemampuan pelatihan, dan tahap penampilan hasil. berpikir kritis tinggi dapat menganalisis ide Tahapan-tahapan tersebut dapat ataupun gagasan, memilih, mengakomodasi siswa yang memiliki mengidentivikasi, dan menyimpulkanm kemampuan berpikir kritis tinggi. Siswa lebih baik sehingga dapat memecahkan yang belajar dengan memiliki kemampuan suatu masalah yang dihadapi. Oleh karena berpikir kritis tinggi akan lebih baik dalam itu hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar mengikuti proses pembelajaran. Hal ini siswa yang dapat menentukan hasil belajar dikarenakan strategi pembelajaran VAK setiap siswa. Dengan demikian kemampuan dapat membuat siswa untuk berpikir tingkat berpikir kritis mempengaruhi hasil belajar. tinggi dimana didalamnya terdapat kemampuan berpikir kritis setelah 3. Kemampuan Hasil Belajar Siswa mengoptimalkan gaya belajar siswa yang Memiliki Kemampuan Berpikir sehingga potensi belajar siswa dapat Kritis Tinggi dengan Strategi dioptimalkan. Selain itu strategi

Pembelajaran VAK (A1B1) pembelajaran VAK mempunyai konsep bahwa pembelajaran secara langsung dan Berdasarkan data penelitian yang menyenangkan. Pembelajaran secara diperoleh maka nilai kemampuan hasil langsung dan menyenangkan memiliki belajar pada kelompok siswa yang perngertian bahwa belajar harus diberikan perlakuan menggunakan strategi memberikan makna bagi siswa berdasarkan pembelajaran VAK sekaligus memiliki pengalaman belajarnya. Menurut Priyatno kemampuan berpikir kritis yang tinggi, (2010:2) pengalaman belajar secara diperoleh rata-rata 86,20 dengan median langsung yaitu cara belajar dengan melihat 84,00. Sementara standar deviasi yang (Visual), belajar dengan mendengarkan diperoleh sebesar 6,06 dan skewness (Auditory), dan belajar dengan gerak (kecondongan) sebesar 0,805. Nilai (Kinesthetic). kecondongan positif berarti nilai rata-rata

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |131 Pembelajaran dengan menggunakan merumuskan masalah, menganalisis strategi pembelajaran ekspositori lebih argumen, bertanya dan menjawab cenderung didominasi oleh guru, siswa pertanyaan, menilai kredibilitas suatu lebih banyak mendengarkan penjelasan sumber informasi, mengevaluasi, membuat guru dan mengerjakan tugas. Strategi induksi, mengidentifikasi, mengidentifikasi pembelajaran ini lebih banyak asumsi, memutuskan dan melaksanakan menggunakan metode ceramah, tanya tindakan. Oleh karena itu, siswa yang jawab, diskusi dan penugasan. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis rendah konsep pembelajaran seperti ini siswa yang cenderung akan lebih senang jika belajar memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan menggunakan strategi pembelajaran tidak terfasilitasi dengan baik. ekspositori yang berpusat pada guru. Siswa merasa lebih mudah menangkap informasi 4. Kemampuan Hasil Belajar Siswa yang disampaikan oleh guru melalui yang Memiliki Kemampuan Berpikir metode ceramah. Kritis Rendah dengan strategi

pembelajaran VAK (A1B2) SIMPULAN Berdasarkan data penelitian Berdasarkan hasil analisis dan diperoleh nilai hasil belajar IPA siswa pada pembahasan yang telah diuraikan dalam kelompok siswa yang diberikan perlakuan penelitian ini dapat diperoleh beberapa menggunakan strategi pembelajaran VAK temuan, pertama hasil belajar siswa yang sekaligus memiliki kemampuan berpikir belajar dengan strategi pembelajaran VAK kritis yang rendah, diperoleh rata-rata 59,80 lebih tinggi daripada yang belajar dengan dengan median 60,00. Sementara standar pembelajaran ekspositori. Kedua, terdapat deviasi yang diperoleh sebesar 1,93 dan pengaruh interaksi antara strategi skewness (kecondongan) sebesar -1,11. pembelajaran dan kemampuan berpikir Nilai kecondongan negatif berarti nilai rata- kritis terhadap hasil belajar siswa. Ketiga, rata berada disebelah kanan median dan hasil belajar siswa yang memiliki modus sehingga data lebih banyak dibawah kemampuan berpikir kritis tinggi dengan rata-rata. strategi pembelajaran VAK lebih tinggi Berdasarkan data yang telah diuraikan daripada menggunakan pembelajaran di atas, dalam proses pembelajaran, siswa ekspositori. Keempat, hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah mengalami kesulitan ketika proses rendah dengan strategi pembelajaran VAK pembelajaran berlangsung dalam

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |132 lebih rendah daripada menggunakan hasil belajar siswa. Sementara itu siswa strategi pembelajaran ekspositori. yang memiliki kemampuan berpikir kritis Berdasarkan temuan diatas, maka rendah akan berpengaruh lebih baik dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa apabila siswa strategi pembelajaran terhadap hasil belajar diajarkan menggunakan strategi menunjukkan bahwa strategi pembelajaran pembelajaran ekspositori. relevan untuk meningkatkan kemampuan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |133 DAFTAR PUSTAKA Abbas Pourhossein Gilakjani.” Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles and Their Impacts on English Language Teaching. Journal of studies in education,2, (1) (2012), 104-104. Ennis (dalam Fuad dkk). Improving Junior High Schools' Critical Thinking Skills Based on Test Three Different Models of Learning. (International Journal of Instruction, Vol.10 No.1 Bulan Januari 2017), h.103. Hayuna Hamdalia Herzon, Budijanto, Dwiyono Hari Utomo. Pengaruh Problem-Based Learning terhadap keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Vol (3) (1) (2018).h.42. Kowiyah, “Kemampuan Berpikir Kritis”. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol (3) (5) (2012), h. 176. Leasa, Corebima, Ibrohim & Suwono. Emotional intelligence among auditory, reading, and kinesthetic learning styles of elementary school students in Ambon Indonesia. (International Electronic Journal Of Elementary Education Volume 10 Nomor 1 Bulan September 2017) h.84. Priyatno, Duwi. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. (Yogyakarta: Mediakom, 2010), h.2. Putra, S.R. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains (Yogyakarta : Diva Press, 2013) h.41.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |134 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN SELF EFIKASI TERHADAP EFEKTIFITAS KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN BEKASI UTARA (2019)

1)Khodamad Sutaji, 2)Ma’ruf Akbar, dan 3)Matin Guru SMP Negeri 5 Bekasi Jawa Barat

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai efek dari lingkungan dan kemanjuran diri terhadap stres kerja guru. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan analisis jalur dalam pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, 203 dari 135 guru dipilih sampel acak. Penelitian difokuskan pada aspek pohon; lingkungan dan kemanjuran diri terhadap stres kerja guru. Data yang colected dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur. Hasil pada analyisis itu disimpulkan (1) Lingkungan kerja berpengaruh langsung negatif terhadap stres kerja, (2) Self efikasi berpengaruh langsung positif terhadap stres kerja, dan (3) Lingkungan kerja berpengaruh langsung positif terhadap self efikasi.

Kata Kunci: Stres Kerja, Lingkungan dan Kemanjuran Diri

Abstract The objective research is to obtain information concerning to the effect of environment and self efficacy toward teacher’s work stress. The research was conducted by using survey method with path analysis in testing hypothesis. In this research, 203 from 135 teacher’s selected random sampling. The research was focused on tree aspect; environment and self efficacy toward teacher’s work stress. The data were colected with questionnaire and analyzed with path analysis. Result on the analyisis it is concluded that (1) there the negative direct effect of environment towards work stress, (2) there is negative direct effect of self efficacy towards work stress and (3) there is positive direct effect of environment towards self efficacy

Keywords: Work Stress, Environment, And Self Efficacy

PENDAHULUAN mendorong ketidakhadiran siswa dan tidak Salah satu alasan penting mempelajari adanya prestasi akademis. stres pada guru adalah karena stres pada Stres bisa disebabkan faktor eksternal guru mempunyai efek yang merugikan pada maupun internal. Faktor eksternal, diri guru, siswa dan lingkungan kerjanya. misalnya, lingkungan pekerjaan yang Stres tersebut dapat berbentuk kelelahan kurang kondusif, sarana belajar mengajar fisik, emosi, sikap yang negatif terhadap yang kurang mendukung, atau tuntutan siswa, dan keinginan untuk mengurangi orang tua dan masyarakat. Sedangkan tugas-tugas personal. Konsekuensi dari faktor internal bisa berupa kurang siapnya kelelahan fisik dan emosi ini bisa jadi guru menghadapi tuntutan zaman, kondisi

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |135 fisik yang kurang prima, atau persoalan Penelitian ini bertujuan untuk pribadi lain. Semua bisa memicu stres. mengetahui: 1) Pengaruh langsung positif Pendapat senada diungkapkan oleh lingkungan kerja terhadap stres kerja pada Kepala Dinas Pendidikan Bekasi Encu guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Permana, pada kesempatan rapat kerja Utara Kota Bekasi., 2) Pengaruh langsung mengatakan, “Hampir setiap bulan saat positif efikasi diri terhadap stres kerja pada penerimaan gaji sebagian besar guru di guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi Kecamatan Bekasi utara Kota Bekasi Utara Kota Bekasi, 3) Pengaruh langsung mengeluh dan mengalami stres akibat positif lingkungan kerja terhadap efikasi terlalu banyak potongan gaji yang berbagai diri pada guru SMP Negeri di Kecamatan macam alasan pemotongan tersebut, selain Bekasi Utara Kota Bekasi. itu guru dihadapkan pada beberapa Stres kerja permasalahan intern sekolah seperti Ada dua jenis stres yaitu eustress dan ketidakpuasan orang tua murid terhadap distres seperti yang dikatakan Gordon kemampuan guru, permasalahan dengan (2007:102), "eustress a positive form of teman kerja dan banyak lagi masalah- stress, can energize stimulate a person to masalah yang menimbulkan stres kerja greater creativity and productivity. guru. Belum lagi jika ia menjadi sasaran Distress, a negative form of stress, can kritik atas gagalnya suatu proses result in declining performance, pendidikan yang dialami oleh anak satisfaction, and commitment". Orang didiknya”. membutuhkan stres dalam hidupnya. Berdasarkan pemaparan di atas, hal Terlalu banyak atau terlalu sedikit stres inilah yang menjadikan peneliti tertarik menyebabkan tingkah laku lamban dan meneliti masalah lingkungan kerja dan kurang bersemangat dengan tingkat kinerja efikasi diri terhadap stres kerja guru pada yang buruk. Setiap orang membutuhkan Sekolah Menengah Pertama Negeri tingkat stres agar dapat bekerja pada tingkat Kecamatan Bekasi Utara. kinerja puncak. Ada dorongan energi pada Rumusan masalah dalam penelitian ini stres yang optimal. adalah: 1) Apakah lingkungan kerja Mullins (2007:102) mendefmisikan, berpengaruh langsung terhadap stres kerja?, "stress is a complex and dynamic concept. 2) Apakah efikasi diri berpengaruh It is a source of tension and frustration, langsung terhadap stres kerja?, 3) Apakah and can arise through a number of lingkungan kerja berpengaruh langsung interrelated influences on behavior, terhadap efikasi diri?. including the individual, group,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |136 organizational and environmental factors.” for which the outcome is perceived to the Menurut pendapat tersebut stres itu adalah both uncertain and important. Pendapat konsep yang kompleks dan dinamis yang tersebut mengatakan stres itu adalah suatu bisa menjadi sumber ketegangan dan kondisi dinamis di mana individu frustasi, dan dapat timbul melalui sejumlah dihadapkan dengan suatu permintaan, pengaruh yang saling terkait pada perilaku, kesempatan, atau sumber daya terkait termasuk faktor individu, kelompok, dengan apa keinginan individu dan yang organisasi dan lingkungan. Hal ini akan hasilnya dianggap baik pasti dan penting. mengkibatkan adanya pergolakan jiwa , Slocum and Herigel (2007:448) tekanan jiwa, dan emosi jiwa sehingga berpendapat, "stress is the excitement, kejiwaan seseorang akan terpengaruhi dan feeling of anxiety, and/or physical tension hilang kesadaran berfikirnya. that occurs when the demand placed on an Definisi lain dikemukakan oleh John individual are thought to exceed the W. Newstrom dan Keith Davis (2002:365), person's ability to cope". Pendapat tersebut "sfress is general term applied to the mengandung arti bahwa stres adalah pressures people feel in life. The presence kegembiraan, rasa cemas, dan/atau of stress at work is almost inevitable in ketegangan fisik yang terjadi saat many jobs". Menurut pendapat tersebut, permintaan ditempatkan pada individu stres diterapkan untuk orang-orang yang diperkirakan melebihi kemampuan merasa tertekan dalam hidup. Adanya stres seseorang untuk mengatasinya. di tempat kerja hampir tidak dapat dihindari Pendapat tersebut senada dengan dalam berbagai pekerjaan, sekalipun tingkat definisi Colquitt, Lepine dan Wesson stres itu rendah. Setiap aktivitas normal (2009:142) yang mengutip dari Lazarus and akan menghasilkan stres, dan stres tak Folkman, "stress is defined as a dapat dihindari. Stres dapat ditoleransi psychological response to demands for hanya dalam waktu yang terbatas. Stres which there is something at stake and yang sama akan berpengaruh secara coping with those demands taxes or berbeda terhadap masing-masing individu, exceeds a person's capacity or resources". serta berat ringannya juga sangat bervariasi. Stres didefinisikan sebagai respon Menurut Sephen P. Robbins psikologis terhadap tuntutan yang ada (2011:641), “stress is a dynamic condition sesuatu yang dipertaruhkan dan in which an individual is confronted with menghadapi tuntutan atau pajak yang an opportunity, demand, or resource melebihi kapasitas seseorang atau sumber related to what the individual desire and daya).

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |137 Menurut pendapat Kinicki and Lingkungan kerja Williams (2009:143), “there are six Bedeian dan Glueck (2003:113) sources of stress at work: (1) the demands mengungkapkan bahwa, “an environment made by individual differences, (2) the is illustrated as overall circumstance and demands of individual tasks, (3) the external condition taking influence on an demands of the role of the individual, (4) individual in a certain time”. Lingkungan the demands of the group, (5) the demands digambarkan sebagai keseluruhan keadaan of the organization, and (6) instead of the dan kondisi-kondisi eksternal yang demands of work”. Ada enam sumber stres mempengaruhi seseorang pada waktu dalam pekerjaan: (1) tuntutan yang dibuat tertentu. Dalam hal ini lingkungan seperti oleh perbedaan individual, (2) tuntutan lingkungan tempat tinggal, hukum yang tugas individu, (3) tuntutan peran individu, berlaku, pengetahuan, dan budaya yang (4) tuntutan kelompok, (5) tuntutan berkembang di tempat mereka akan organisasi, dan (6) bukan tuntutan kerja. mempengaruhi perilaku seseorang. Stressor individual adalah stressor yang Sedangkan Griffin (2002:70) berkaitan secara langsung dengan tugas- membedakan lingkungan organisasi atas tugas kerja seseorang. Stressor dua yaitu lingkungan eksternal dan organisasional mempengaruhi sejumlah lingkungan internal. “External environment besar karyawan. Meningkatnya penggunaan is everything outside bounds of teknologi informasi merupakan suatu organization taking influence on that sumber lain dari stress organisasional. organizational performance. While internal Dari definisi para ahli di atas dapat environment is condition and powers inside disintesiskan bahwa stres kerja adalah that organization”. Lingkungan eksternai kondisi individu yang merasa tertekan adalah segala sesuatu di luar batas-batas dalam hidup sebagai akibat dari ketegangan organisasi yang mempengaruhi kinerja dan frustasi, penderitaan jasmani, mental organisasi tersebut. Sedangkan lingkungan atau emosional yang mengancam dan internal adalah kondisi dan kekuatan- menantang individu dengan indikator: (1) kekuatan di dalam organisasi itu. tertekan dalam hidup. (2) ketegangan fisik. Lingkungan organisasi menurut (3) rasa cemas. (4) frustasi. (5) situasi yang Renato Taguiri seperti yang dikutip oleh mengancam kesejahteraan. Owen (2005:78-79) terdiri dari empat dimensi yaitu, “1) Ecology, referring to material and physical materials within that organization, for instance size, facility,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |138 building condition, and technology used by sebagainya). 3) Sistem sosial yang merujuk persons within that organizaation, 2) kepada struktur administratif dan Milieu that is social dimension from that organisasional dari organisasi itu. Ini organization. Including in the organization mencakup pola pengelolaan organisasi, is everything related to person in the pola pembuatan keputusan, pola organization such as how many persons komunikasi di antara anggota organisasi, are in that organization, what is type or dan sebagainya. 4) Budaya yang mengacu characteristics (race, ethnicity, social kepada sistem nilai dan sistem keyakinan, economical level, educational level, and so norma dan cara-cara berpikir dan forth). 3) Social system referring to berperilaku yang merupakan karakteristik administrative structure and organizational dari orang-orang di dalam organisasi itu. system from that organization. This Menurut Steers dan Porter (2001:22), encompasses organizational management “there are two main factors from working pattern , decision making pattern, environment taking influences on working communicational pattern among the behavior namely: 1) factor related to direct organization members and so forth, 4) working environment (working group) and Culture referring to value system and belief 2) factor related to organization action system, norm and thinking ways and widely”. Ada dua faktor utama dari behavioral way that are characteristics of lingkungan kerja yang mempengaruhi persons in that organization”. Keempat perilaku kerja yaitu: 1) faktor yang dimensi tersebut adalah: 1) ekologi, yang berkaitan dengan lingkungan kerja merujuk kepada faktor-faktor fisik dan langsung (kelompok kerja), dan 2) faktor material dalam organisasi itu, misalnya yang berkaitan dengan tindakan organisasi ukuran, desain, usia, fasilitas, kondisi secara luas. bangunan, dan teknologi yang digunakan Lingkungan organisasi yang sehat oleh orang-orang di dalam organisasi itu. 2) sangat menunjang efektivitas kinerja dari Milieu yang merupakan dimensi sosial dari organisasi tersebut. Menurut Williams organisasi tersebut. Termasuk di dalamnya (2004:8), “organizational health consists of adalah segala sesuatu yang berhubungan environmental factors such as physical dengan orang di dalam organisasi itu health, mental health and social health”. seperti berapa banyak orang di dalam Kesehatan organisasi terdiri dari faktor- organisasi itu, apa tipe atau karakteristik faktor lingkungan, kesehatan fisik, mereka (ras, etnisitas, tingkat sosial kesehatan mental, dan kesehatan sosial. ekonomi, tingkat pendidikan, dan Unsur-unsur ini dikembangkan atas dasar

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |139 definisi kesehatan kerja yang diajukan oleh peluangnya untuk keberhasilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan menyelesaikan tugas yang spesifik. Organisasi Buruh Internasional (ILO). Selanjutnya Begley yang dikutip Berdasarkan uraian konsep di atas Lussier (2008:83) mendefinisikan bahwa dapat disintesiskan lingkungan kerja "self efficacy is your belief in your adalah keadaan tempat kerja yang meliputi capability to perform in a specific situation. fisik dan nonfisik yang dapat memberikan Self efficacy affects your effort, persistence, kesan menyenangkan, aman, tentram, expressed interest, and the difficulty of perasaan betah/kerasan, dengan indikator, goals you select'. Efikasi diri adalah 1) suasana kekeluargaan, 2) komunikasi keyakinan Anda dalam kemampuan Anda yang baik, dan 3) pengendalian diri, 4) untuk melakukan dalam situasi yang perlengkapan kerja, 5) kebersihan tempat spesifik. Cukup mempengaruhi kerja. keberhasilan usaha Anda, ketekunan, menyatakan minat, dan kesulitan tujuan Efikasi diri anda memilih. Bandura yang dikutip Lahey Luthan (2008:204) mengatakan, "low (2002:338) mendefinisikan bahwa, "self efficacy tend to experience stress and efficacy is the perception that one is burnout because they expect failure, capable of doing what is necessary to reach whereas those with high self efficacy enter one's goals both in the sense of knowing into potential stressful situations with what to do and being emotionally able to confidence and assurance and thus are able do it. Berdasarkan pendapat tersebut efikasi to resist stressful reactions". Menurut diri adalah persepsi yang mampu pendapat tersebut efikasi diri rendah melakukan apa yang diperlukan untuk cenderung mengalami stres dan kelelahan mencapai tujuan seseorang baik dalam arti karena mereka merasakan kegagalan, tahu apa yang harus dilakukan dan menjadi sedangkan dengan efikasi diri tinggi stres emosional mampu melakukannya. mereka mempunyai keyakinan dan Pendapat lain dari Krertner dan kepastian dan dengan demikian dapat Kinicki (2008:122) mendefinisikan bahwa, melawan reaksi stres. "self efficacy is a person's belief about his George and Jones (2005:275) or her chances of successfully berpendapat "opportunities such as accomplishing a specific task". Efikasi diri learning new skills or getting a new job can adalah keyakinan seseorang tentang be stressful if employees lack self efficacy and fear that they will not be able to

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |140 perform at an acceptable level. Pendapat (1) kegigihan dalam bekerja, (2) kegigihan tersebut mengatakan bahwa peluang seperti pada keberhasilan kerja, (3) kegigihan pada belajar keterampilan baru atau keefektifan kerja, (4) kegigihan pada mendapatkan pekerjaan baru dapat prestasi kerja, (5) usaha untuk menimbulkan stres jika karyawan menyelesaikan tugas, (6) kesediaan kurangnya self efficacy dan ketakutan mengambil resiko. bahwa mereka tidak akan dapat diterima ketika mereka tampil. Pendapat tersebut METODE memberikan kesimpulan bahwa adanya Penelitian ini dilaksanakan kepada hubungan antara efikasi diri dengan stres guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi kerja. Utara Kota Bekasi. Penelitian ini Adler and Elmhorst yang dikutip dilaksanakan mulai bulan Februari 2015 s.d Slocum (2007:119) mengatakan, April 2015. Metode yang digunakan dalam “employees with high self efficacy believe penelitian ini adalah survey dengan that (1) they have the ability needed, (2) menggunakan teknik kausal. Populasi they are capable of the effort required, and adalah guru SMP Negeri di Kecamatan (3) no outside events will keep them from Bekasi Utara Kota Bekasi yang berjumlah performing at high level. If employees have 103 guru dengan jumlah sampel sebanyak low self efficacy, they believe that no matter 203 guru. Data yang dikumpulkan dalam how hard the try, something will happen to penelitian dijaring melalui kuesioner yang prevent them from reaching the desired berupa skala penilaian (rating scale) level of performance”. Karyawan dengan dengan sebaran skor antara 1 sampai self efficacy tinggi meyakini bahwa (1) dengan 5. mereka memiliki kemampuan yang dibutuhkan, (2) mereka mampu melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN usaha yang diperlukan, dan (3) tidak ada Pengaruh Lingkungan kerja terhadap kegiatan dari luar yang akan mencegah Stres kerja mereka dari tampil di tingkat tinggi. Hasil penelitan ini menunjukkan Dari beberapa definisi para ahli di bahwa lingkungan kerja memberikan atas, maka dapat disintesiskan bahwa pengaruh negatif secara langsung terhadap efikasi diri adalah keyakinan individu akan stres kerja. Besarnya pengaruh tersebut kemampuan dirinya untuk melaksanakan ditunjukkan oleh koefisien korelasi -0,569 perilaku tertentu, usaha, peluang kerja dan dan koefisien jalur -0,482. Hal ini prestasi dengan sukses dengan indikator:

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |141 menujukkan bahwa lingkungan kerja dapat diantaranya tuntutan dan beban kerja yang menurunkan stres kerja guru. berlebihan, komunikasi yang tidak efektif Hasil penelitian ini sejalan dengan di lingkungan kerja, masalah ekonomi dan pendapat Gary Cooper dan Lisan Straw keluarga, serta kepribadian individu. Beban seperti yang dikutip oleh Umar (2008:44- kerja guru yang semakin bertambah jika 45), gejala stres dapat dilihat dari tiga sisi tidak diimbangi dengan lingkungan kerja berikut: a) Gejala Fisik. Dari sisi ini gejala- yang baik, akan menyebabkan stres kerja gejalanya adalah: nafas memburu, mulut yang meningkat. dan kerongkongan kering, tangan lembab, Greenhaus dan Callanan (2006:777) badan merasa panas, otot-otot tegang, yang menyatakan, “job stress is an integral pencernaan terganggu, mencret-mencret, component of the workplace, as it comes sembelit, letih yang tak beralasan, sakit with the territory in most occupations. The kepala, salah urat, dan gelisah, b) Tingkah job stress process involves both job laku (secara umum). Di sisi ini, gejala stres stressors in the environment and job strains dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: (1) experienced by employees. Stres kerja Perasaan, misalnya rasa bingung, cemas, merupakan komponen integral dari tempat sedih, jengkel, salah paham, tak berdaya, kerja, karena dilengkapi dengan wilayah di gelisah, merasa gagal, merasa diacuhkan, sebagian besar pekerjaan. Proses stres kerja dan kehilangan semangat kerja, (2) melibatkan dua sumber yakni stres kerja di Kesulitan, misalnya dalam hal lingkungan kerja dan sumber-sumber stres berkonsentrasi, berpikir jernih, dan yang pernah dialami oleh para pekerja. membuat keputusan, (3) Kehilangan, Pada pengertian ini sumber stres kerja lebih misalnya dalam hal kreativitas, gairah ditekankan pada tempatnya bekerja dalam berpenampilan, dan minat terhadap sekarang yakni sekolah dan sumber stres orang lain, c. Gejala di Tempat Kerja. Hal yang pernah dialami oleh karyawan yakni ini misalnya dapat dilihat dari kepuasan bisa rumah atau perjalanan menuju sekolah kerja rendah, kinerja yang menurun, seperti kemacetan atau kecelakaan. semangat dan energi menurun, komunikasi Dengan demikian lingkungan kerja tak lancar, pengambilan keputusan yang berpengaruh langsung positif terhadap stres jelek, kreativitas dan inovasi berkurang, kerja guru. serta berkutat pada tugas-tugas yang tidak Pengaruh Efikasi diri terhadap produktif. Efektivitas Tim Melihat uraian di atas tampaknya Hasil penelitan ini menunjukkan stres kerja disebabkan oleh banyak faktor bahwa efikasi diri memberikan pengaruh

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |142 negatif secara langsung terhadap stres Dengan demikian efikasi diri kerja. Besarnya pengaruh tersebut berpengaruh langsung negatif terhadap ditunjukkan oleh koefisien korelasi -0,413 stres kerja guru. dan koefisien jalur -0,239. Hasil penelitian Pengaruh Lingkungan kerja terhadap ini sejalan dengan pendapat Larsen and Efikasi diri Bus, George and Jones (2005:281) Hasil penelitan ini menunjukkan berpendapat "for each employee, the point bahwa lingkungan kerja memberikan at which increases in levels of stress result pengaruh positif secara langsung terhadap in decreases in performance depends on the efikasi diri. Besarnya pengaruh tersebut employee's personality traits and abilities" ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,361 Untuk masing-masing pegawai, dan koefisien jalur 0,361. Hasil penelitian peningkatan tingkat hasil stres tergantung ini sejalan dengan pendapat Bandura seperti pada ciri-ciri kepribadian dan kemampuan yang dikutip oleh Eric Chong dan Xiaofang karyawan. Dengan demikian dapat Ma (2010:233), “confidence in one's own dikatakan bahwa adanya hubungan antara ability or one's self-efficacy is an important efikasi diri yang termasuk ke dalam cognitive and social trait determining and personality traits dan komunikasi sustaining work performance. Appropriate organisasi yang ada dalam abilities dengan behaviours and performance standards are stres kerja. defined within the work environment and Sementara Sarafino (2008:85) the ability and support received in meeting berpendapat, “Whether people appraise performance expectations enhance the events as stressful depends on factors that individual's self-efficacy. relate to the person and to the situation. Kepercayaan pada kemampuan Factors of the person include intellectual, sendiri atau self-efficacy seseorang adalah motivational, and personality sifat kognitif dan sosial yang penting characteristic, such as the person's self menentukan dan mempertahankan kinerja. esteem and belief system. Pendapat di atas Perilaku yang tepat dan standar kinerja mengatakan orang menilai peristiwa seperti yang ditetapkan dalam lingkungan kerja stres tergantung pada faktor-faktor yang dan kemampuan dan dukungan yang berhubungan dengan orang dan untuk diterima dalam memenuhi harapan kinerja situasi tersebut. Faktor orang termasuk meningkatkan self-efficacy individu. intelektual, motivasi, dan karakteristik Kondisi ini juga terjadi pada kepribadian seperti; harga diri seseorang lingkungan sekolah. Seperti penelitian yang dan sistem kepercayaan. dilakukan oleh Devos, et.al., (2015:1) yang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |143 menyatakan, “we investigate how the social guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi working environment predicts beginning Utara. teachers' self-efficacy and feelings of 2. Self efikasi berpengaruh langsung depression. Two quantitative studies are positif terhadap stres kerja. Artinya, presented. The results show that the goal peningkatan self efikasi mengakibatkan structure of the school culture (mastery or penurunan stres kerja guru SMP Negeri performance orientation) predicts both di Kecamatan Bekasi Utara outcomes. Frequent collaborative 3. Lingkungan kerja berpengaruh interactions with colleagues are related to langsung positif terhadap self efikasi. higher self-efficacy only when the novices Artinya, perbaikan lingkungan kerja are experiencing few difficulties or work in mengakibatkan peningkatan self efikasi an environment oriented towards mastery guru SMP Negeri di Kecamatan Bekasi goals”. Kami menyelidiki bagaimana Utara. lingkungan kerja sosial memprediksi awal Saran self-efficacy guru dan perasaan depresi. Saran untuk kepala sekolah. Kepala Dua penelitian kuantitatif disajikan. Hasil sekolah sebagai pemimpin diharapkan penelitian menunjukkan bahwa struktur dapat memperbaiki lingkungan kerja tujuan dari budaya sekolah (penguasaan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) atau orientasi kinerja) memprediksi kedua menciptakan suasana kekeluargaan di hasil. Interaksi kolaboratif sering dengan lingkungan sekolah sehingga guru-guru rekan-rekan terkait dengan tinggi self merasa nyaman ketika berada di sekolah, 2) efficacy hanya ketika siswa mengalami komunikasi yang baik sehingga terjalin beberapa kesulitan atau bekerja di komunikasi yang efektif dan efisien antara lingkungan berorientasi tujuan penguasaan. guru dengan kepala sekolah, guru dengan Dengan demikian lingkungan kerja guru maupun guru dengan siswa, 3) berpengaruh langsung positif terhadap pengendalian diri, diperlukan agar guru efikasi diri. dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi setiap permasalahan terutama PENUTUP dengan siswa, 4) perlengkapan kerja yang Simpulan mendukung proses pembelajaran di kelas, 1. Lingkungan kerja berpengaruh dan 5) kebersihan tempat kerja sehingga langsung negatif terhadap stres kerja. menjadi lebih nyaman. Guru hendaknya Artinya, perbaikan lingkungan kerja Guru hendaknya (1) gigih dalam bekerja, mengakibatkan penurunan stres kerja (2) gigih dalam meraih keberhasilan kerja,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |144 (3) gigih dalam mencapai keefektifan kerja, dengan sebaik-baiknya, dan (6) kesediaan (4) gigih mencapai prestasi kerja, (5) mengambil resiko. berusaha untuk menyelesaikan tugas

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |145 DAFTAR PUSTAKA

Bedeian, Arthur G. and William F. Glueck, Management. Tokyo: The Dryden Press 2003.

Chong, Eric dan Xiaofang Ma, “The Influence of Individual Factors, Supervision and Work Environment on Creative Self-Efficacy”, Journal Creativity and Innovation Management, Volume 19, Issue 3, pages 233–247, September 2010.

Colquitt, Jason., Jeffery A. Lepine and Michael J. Wesson. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill, 2009.

Devos, et.al., Does the Social Working Environment Predict Beginning Teachers' Self- Efficacy and Feelings of Depression?, http://eric.ed.gov/?id=EJ950393, diunduh tanggal 1 Juli 2015.

George, Jenifer M. and Gareth R. Jones. Organizational Behavior. New Jersey: Pearson, 2005.

Gordon, Judith R. Organizational Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2002.

Greenhaus, Jeffrey H. and Gerard A. Callanan. Encyclopedia of Career Development. California: Sage Publication, 2006.

Griffin, Ricky W. Management. Boston: Houghton Mifflin Company, 2002.

Kinicki, Angelo and Robert Kreitner. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill, 2008.

Lahey, Benjamin B. Essentials Of Psychology. New York: McGraw Hill. lnternational Edition, 2002.

Mullins, Laurie J. Management And Organizational Behavior Eight Edition. London: Pearson Education Prentice Hall, 2007.

Newstrom, John W. dan Keith Davis. Organization Behavior International Edition. New York: McGraw-Hill, Higher Education 2002.

Owen, Robert G. Organizational Behavior in Education. Boston: Allyn and Bacon, 2005.

Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. Organizational Behavior Fourteen Edition. New Jersey: Pearson Education, 2011.

Sarafino, Edward P. Health Psychology Sixth Edition. New Jersey: John Willey & Sons, INC, 2008.

Slocum, John W. and Don Hellriegel. Fundamentals of Organizational Behavior. New York: Thomson South Western, 2007.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |146 Steers, Richard M. & Lyman W. Porter. Motivation and Work Behavior. New York: McGraw-Hill, 2001. Williams, Stephen. "Ways of Creating Healthy Work Organization" dalam Gary L. Cooper and Stephen Williams (ed,), Creating Hearty Work Organizations. New York: John Wiley & Sons, 2004.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |147 METODE LOTRE PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR’AN AT-TAUHID LERAN SENORI TUBAN ANALISIS TERHADAP PENCAPAIAN HAFALAN AL-QUR’AN DAN PERMASALAHANNYA

Aya Mamlu’ah Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro [email protected]

Abstrak Menghafal Al-Qur’an adalah termasuk daya mengingat atau memory. Memori menjadi kerangka ingatan dalam struktur kehidupan manusia, bahwa proses memory dalam perspektif psikologis meliputi tiga komponen, yakni encoding, storage dan retrival. Metode atau cara sangat penting dalam mencapai keberhasilan menghafal Al-Qur’an, karena berhasil tidaknya suatu tujuan ditentukan oleh metode yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan efektif-efisien secara berkelanjutan para penghafal Al-Qur’an dipersiapkan terjun di masyarakat dengan hafalan yang benar- benar tertanam semenjak seseorang menghafalkan sampai menghatamkan Al-Qur’an 30 Juz, karena fenomena yang terjadi ketika seorang penghafal Al-Qur’an sudah tidak dalam ruang lingkup pesantren dan sudah sibuk dengan kehidupannya hafalan Al-Qur’an yang pernah dihafalkan banyak yang kurang terjaga. Oleh karenanya Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At- Tauhid telah menerapkan metode menghafal baru dengan menggunakan metode lotre. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Hal yang ditemukan dari metode lotre adalah sebuah metode acak yang menggunakan lotre (semacam lotre arisan) yang ditulis dengan juz-juz yang telah dikuasai dari hafalan para santri yang telah selesai menghafalkan Al-Qur’an. Jadi para penghafal Al-Qur’an harus benar-benar hafal diluar kepala ketika pada tahap lotre ini atau tergolong pada kompenan mengingat (menghafal) atau yang bisa disebut dengan retrival/proses memanggil kembali, proses recalling information hasil encoding maupun storaging. Hasil dari penerapan metode lotre tersebut adalah penghafal Al-Qur’an lebih kuat dan berhati-hati dalam menjaga hafalan mereka dan para penghafal Al-Qur’an lebih mudah mengingat hafalan Al-Qur’an mereka karena selama proses metode lotre ini penghafal Al-Qur’an secara sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi untuk menjalani proses tersebut. Pencapaian hafalan Al-Qur’an dengan menggunakan metode lotre ini adalah santri menjadi tertantang untuk menghafalkan Al-Qur’an secara serius agar ketika pada tahap metode ini santri benar-benar bisa menguasai dan hafal dengan lancar hafalan Al-Qur’an 30 juz bahkan tetap ingat meskipun sudah dalam kesibukan lainnya. Bentuk permasalahannya adalah santri merasa metode lotre tersebut suatu hal yang menakutkan karena ketika tahap lotre ini santri perlu melalui metode-metode sebelumnya yakni metode wahdah, metode sima’i, metode kitabah, metode gabungan dan metode jama’.

Kata Kunci: Al-Qur’an, Menghafal, Metode

Abstract Memorize the Qur'an was given power or memory included. Memory into memory in the framework of the structure of human life, that the process of memory in a psychological perspective covers three components, namely encoding, storage and retrival. The method or manner is crucial in achieving the success of memorizing the Qur'an, due to succeed whether a purpose is determined by a method which is an integral part in the learning system. To get good results and effective-efficient sustainable interfere the Qur'an falls in the community prepared by memorizing a truly embedded since someone menghatamkan to memorize Quran

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |148 30 Juz, because phenomenon that occurs when a interfere the Koran was not in the scope of the boarding school and is already busy with his life, memorizing the Qur'an ever memorized much less secure. Therefore the Pesantren Tahfidz Al-Quran At-Tawheed has implemented a new method of memorization by using a lottery method. This research method using qualitative research is descriptive qualitative approach, using the Phenomenology. It was found from the lottery method is a method which uses the random lottery (a kind of lottery arisan) written by juz juz-who has mastered memorizing of the students who have finished the memorized the Qur'an. So the interfere of the Koran must be completely memorized the outside heads when on the stage of this lottery or belongs on kompenan remember (memorize) or that can be called with retrival/processes calling back, the process of recalling information encoding results as well as storaging. The result of the application of the method of the lottery is to interfere in the Qur'an is stronger and be careful in keeping the memorizing them and interfere the Qur'an easier given Al-Quran memorizing them because during the process of this lottery method penghafal The Qur'an as a fervent and full concentration to undergo the process. Achievement of memorizing the Quran using the lottery this is students being challenged to memorize the Qur'an are seriously so that when on stage this method students could really mastered and memorized smoothly memorizing the Quran 30 juz even still remember though it's already in another flurry. The form of the problem is the students felt the lottery method is a scary thing because when these Lottery stage students need through previous methods i.e. unity method, sima'i method, method b, method and combined methods of jama '.

Keywords: Qur’an, Memorize, Method

PENDAHULUAN Al-Qur’an, Allah SWT telah berjanji akan Al-Qur’an merupakan sumber memelihara Al-Qur’an sebagaimana kebenaran hal ini ditegaskan dalam QS. 1: disebutkan di dalam QS. 15: 9. 2. Dalam konteks ini Kuntowijoyo Fenomena menghafal Al-Qur’an menyebut Al-Qur’an sebagai presmis dikalangan masyarakat mengalami kebenaran. Menghafal adalah salah satu peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini cara paling klasik untuk memelihara dapat dilihat banyaknya kegiatan pengetahuan, termasuk memelihara Al- menghafal Al-Qur’an yang difasilitasi Qur’an. Menghafal ini sebagai cara dalam bentuk rumah tahfidz maupun mengingat telah ada sejak zaman Yunani kegiatan pesantren tahfidz yang tumbuh Kuno. bahkan, aktivitas mengingat telah sangat pesat. Bahkan ada perhatian khusus ada sejak diciptakannya Adam (QS. 2:31) pemerintah dari berbagai provinsi di Tehnik menghafal digunakan oleh Indonesia bagi penghafal Al-Qur’an dengan sahabat Nabi untuk memelihara Al-Qur’an. bentuk pemberdayaan, beasiswa bagi Dengan kuasa Allah SWT para huffadz kalangan pelajar, bahkan ada program inilah Islam dapat mewarisi sumbernya pemerintah provinsi berupa satu desa secara outentik. Dalam konteks memelihara minimal harus ada satu penghafal Al-

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |149 Qur’an dan semacamnya, Fenomena Kayfa Tuhfadzul Qur’an al-Karim yang tersebut tidak lepas dari kebutuhan umat sudah diterjemahkan oleh H. Ahmad E. Islam terkait dengan para penghafal Al- Koswara dengan judul Metode Efektif Qur’an yang dirasa semakin hari, semakin Menghafal Al-Qur’an , beliau membagi kurang dalam pencapaian hafalan dan metode menghafal al-Qur’an menjadi dua permasalahan yang mereka hadapi. bentuk, yaitu metode global dan rinci. Hal Secara teologis, Al-Qur’an yang ini juga menjadi salah satu solusi untuk menjadi sumber kebenaran yang mudah menjadikan hafalan Al-Qur’an menjadi dihafal. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al- sempurna 30 Juz. Sementara menurut Qamar: 22. Tradisi menghafal Al-Qur’an Ahsin W. al-Hafidz metode menghafal Al- telah dipraktekkan secara antar generasi Qur’an terbagi menjadi 5 metode yaitu: dan turun temurun oleh umat Islam. Metode wahdah ( ayat per ayat dibaca Banyak pesantren di Nusantara yang secara berulang-ulang sehingga proses ini khusus mendidik dan mencetak santri untuk membentuk pola dalam bayangan) , Metode menghafal Al-Qur’an . Beberapa pesantren kitabah (menuis ayat yang dihafalkan pada di Jawa seperti al- Munawwir Krapyak, secarik kertas yang telah disediakan) , Yanbu’ul Qur’an Kudus, Madrasatul Metode sima’i (mendengarkan suatu Qur’an Tebuireng, dan Pesantren lain di bacaan untuk dihafalkan) , Metode dalam dan luar tanah Jawa yang berupaya Gabungan dan Metode Jama’ (menghafal mendidik dan mencetak santri mereka dengan kolektif). Metode lotre adalah salah untuk dapat melanjutkan tradisi menghafal satu metode menghafal Al-Qur’an yang Al-Qur’an. telah diterapkan di Pesantren Tahfidz Al- Salah satu tema penting menghafal Qur’an At-Tauhid Leran Senori Tuban, Al-Qur’an menurut teori psikologi adalah dengan tujuan agar para penghafal Al- daya mengingat atau memory. Memori Qur’an benar-benar sempurna 30 Juz dalam menjadi kerangka ingatan dalam struktur menghafalkannya dan siap untuk terjun di kehidupan manusia. Menurut Hendra masyarakat dengan berbagai kesibukan dan Cherry, bahwa proses memory (mengingat) hafalan Al-Qur’an yang pernah dihafalkan (dalam hal ini juga menghafal ) dalam bisa tetap terbaca dan terjaga. perspektif psikologis meliputi tiga Tujuan dan Metode Pembahasan komponen, yakni 1) encoding , 2) storage Secara keseluruhan tujuan dari dan 3) retrival. tulisan ini adalah memberikan salah satu Sebagaimana pendapat Abul-Rabb pandangan terkait metode menghafal Al- Nawabuddin dalam kitabnya yang berjudul Qur’an dalam menghadapi perkembangan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |150 zaman bagi para penghafal Al-Qur’an agar menghasilkan data deskriptif berupa kata- tercapai target hafal 30 Juz dan lancar. kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan Sementara metode tulisan ini kualitatif perilaku yang dapat diamati. Karena yang bersifat deskriptif, sedangkan tulisan penulis memandang, pendekatan ini dari hasil penelitian di Pesantren Tahfidz dianggap mampu menerjemahkan Al-Qur’an At-Tauhid Leran Senori Tuban pandangan-pandangan dasar interpretatif ini menggunakan pendekatan penelitian dan fenomenologi, menghasilkan dan kualitatif fenomenologi. Seperti yang mengolah data yang bersifat deskriptif, dikemukakan Bodgan dan Taylor “The yakni menggambarkan atau melukiskan fenomenologist is concerned with secara sistematis dan akurat mengenai understanding human behavior from the fenomena atau hubungan antar fenomena actor’s own frame of reference” . yang diselidiki. Fenomenologi berupaya mengungkapkan dan memahami realitas penelitian berdasarkan perspektif subjek penelitian. Selaras dengan Moelong yag mengutip pendapat Bodgan dan Taylor yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

Metode wahdah

Metode-metode menghafal Al-Qur’an Metode sima’i

Metode kitabah

Menghafal Al-Qur’an Metode jama’

Metode gabungan

Metode lotre

Kajian psikologi Retrival

Encoding

Strorage

Sumber data yang digunakan pada dan sumber data sekunder. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber data primer penelitian ini adalah pimpinan pesantren,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |151 para pengurus dan santri di Pesantren membangun temuan”teori” dari data Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid yang penelitian. berjumlah 1 pemimpin pesantren 4 3. Mengkaji literature pada saat analisis pengurus dan 30 santri. data, seiring dengan itu dilakukan Pengumpulan data dalam penelitian analisis kritis yang bertolak dari teori- ini berupa observasi, wawancara dan teori tersebut terhadap data empiris dokumentasi. Metode-metode yang ada yang ditemukan. diharapkan masing-masing saling 4. Memanfaatkan berbagai analogi mendukung dalam pengumpulan data yang konsep dalam analisis dan interpritasi didapat. Oleh karenanya pengumpulan data. data-data dengan menggunakan metode Analisis data dalam penelitian antara lain. kualitatif dilakukan secara bersamaan pada 1. Observasi digunakan untuk melihat saat data dikumpulkan sampai setelah proses dan hasil menghafal Al-Qur’an pengumpulan data, dilakukan interaktif, di Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At- dan berlangsung secara terus-menerus. Tauhid Leran Senori Tuban. Menghafal Al-Qur’an 2. Berkenaan dengan wawancara penulis Sebelum menjelaskan terkait melakukan wawancara kepada pimpinan metode-metode menghafal Al-Qur’an yang pesantren, pengurus dan santri yang ada di dibutuhkan dan dilakukan oleh para Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid penghafal Al-Qur’an, disini penulis Leran Senori Tuban. memaparkan bagian-bagian daripada 3. Dokumentasi yang dimaksud adalah metode itu sendiri yaitu pengertian dari menelaah dan mengkaji rancangan kegiatan tahfidz Al-Qur’an. pembelajaran yang direncanakan dengan Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua realitas yang dilaksanakan, khususnya yang suku kata, yaitu tahfidz dan Al-Qur’an, terkait dengan metode-metode menghafal yang mana keduanya mempunyai arti yang di Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhhid berbeda. Pertama tahfidz yang berarti Leran Senori Tuban. menghafal dari kata dasar hafal yang dari Dalam melakukan analisis data, bahasa arab hafidza- yahfadzu- hifdzan, peneliti melakukan tahapan diantaranya: yaitu lawan dari kata lupa, yaitu selalu 1. Melakukan catatan dan komentar ingat dan sedikit lupa. terhadap data mentah. Menurut Abdul Aziz Abdul Ra’uf 2. Membuat memo atau rangkuman data. definisi menghafal adalah “proses Pada tahap ini secara reflektif, peneliti mengulang sesuatu, baik dengan membaca

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |152 atau mendengar”. Pekerjaan apapun itu jika untuk menerapkan dan mengamalkannya sering diulang, pasti menjadi hafal.” Kedua dalam aspek kehidupan. kata Al-Qur’an, menurut bahasa Al-Qur’an Teori pembelajaran dalam berasal dari kata qa-ra-a yang artinya menghafal Al-Qur’an adalah teori membaca, para ulama’ berbeda pendapat behavioristik. Aliran behaviorime berfokus mengenai pengertian atau definisi tentang pada perilaku yang dapat diamati. Ciri Al-Qur’an. Hal ini terkait sekali dengan aliran ini adalah mengutamakan unsur- masing-masing fungsi dari Al-Qur’an itu unsur kecil, bersifat mekanistis, sendiri. menekankan peranan lingkungan, Menurut Caesar E. Farah, Qur’an in mementingkan pembentukan reaksi atau a literal sense means “recitation, respon, dan menekankan pentingnya “reading” . artinya Al-Qur’an dalam latihan. Penggunaan teori ini sangat cocok sebuah ungkapan literal berarti ucapan atau untuk memperoleh kemampuan yang bacaan. Sedangkan menurut Mana’ Kahlil membutuhkan praktek dan pembiasaan, al-Qattan sama dengan pendapat Caesar E. pendidik lebih menitikberatkan pada Farah, bahwa lafadz Al-Qur’an berasal dari stimulus, serta juga cocok diterapkan untuk kata qara-a yang artinya mengumpulkan melatih santri yang masih membutuhkan dan menghimpun, qira’ah berarti peranan orang-orang dewasa. Jadi, pada menghimpun huruf-huruf dan kata-kata pelaksanaan hafalan Al-Qur’an tersebut yang satu dengan yang lainnya ke dalam menggunakan teori behavioristik yang suatu ucapan yang tersusun rapi. Sehingga menitikberatkan adanya stimulus dan menurut al-Qattan, Al-Qur’an adalah respon. bentuk mashdar dari kata qa-ra-a yang Metode-metode Menghafal Al-Qur’an artinya dibaca. Metode atau cara sangat penting Sedangkan program menghafal Al- dalam mencapai keberhasilan menghafal, Qur’an adalah program menghafal Al- karena berhasil tidaknya suatu tujuan Qur’an dengan mutqin (hafalan yang kuat) ditentukan oleh metode yang merupakan terhadap lafadz-lafadz Al-Qur’an dan bagian integral dalam sistem pembelajaran. menghafal makna-maknanya dengan kuat Lebih jauh lagi Peter R. Senn yang memudahkan untuk menghindarinya mengemukakan, “metode merupakan suatu setiap menghadapi berbagai masalah prosedur atau cara mengetahui sesuatu, kehidupan, yang mana Al-Qur’an yang mempunyai langkah-langkah yang senantiasa ada dan hidup di dalam hati sistematis.” sepanjang waktu sehingga memudahkan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |153 Dengan memahami metode yang belum mengenal baca tulis Al- menghafal Al-Qur’an yang efektif tetap Qur’an. Cara ini biasanya akan ditemukan kekurangan dan kelebihan mendengarkan dari guru atau yang akan diatasi. Ada beberapa metode mendengar melalui kaset/murottal Al- menghafal Al-Qur’an yang sering Qur’an. dilakukan oleh para penghafal, diantaranya 4) Metode Gabungan. Metode ini adalah sebagai berikut; merupakan gabungan antara metode 1) Metode Wahdah, yang dimaksud wahdah dan kitabah. Hanya saja metode ini adalah menghafal satu metode kitabah disini lebih mempunyai persatu terhadap ayat-ayat yang hendak fungsional sebagai uji coba terhadap dihafalnya. Untuk mencapai hafalan ayat-ayat yang telah dihafalnya. awal, setiap ayat dapat dibaca Prakteknya yaitu setelah menghafal sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kemudian ayat yang telah dihafal kali atau lebih, sehingga proses ini ditulis, sehingga hafalan akan mudah mampu membentuk pola dalam diingat. bayangannya. 5) Metode Jama’, cara ini dilakukan 2) Metode Kitabah, Kitabah artiya dengan kolektif, yakni ayat-ayat yang menulis. Metode ini memberikan dihafal dibaca secara kolektif, atau alternatif lain dari pada metode yang bersama-sama, dipimpin oleh pertama. Pada metode ini penulis instruktur. Pertama si instruktur terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang membacakan ayatnya kemudian santri akan dihafalnya pada secarik kertas menirukannya secara bersama-sama. yang telah disediakan untuk dihafal. 6) Metode Lotre, yakni sebuah metode Kemudian ayat tersebut dibaca sampai acak yang menggunakan lotre lancar dan benar kemudian (semacam lotre arisan) yang ditulis dihafalkannya. dengan juz-juz yang telah dikuasai dari 3) Metode Sima’i, Sima’i artinya hafalan para santri yang telah selesai mendengar. Yang dimaksud metode ini menyelesaikan hafalan, yakni dengan adalah mendengarkan suatu bacaan rincian bertahap dari mulai 2 Juz yang untuk dihafalkannya. Metode ini akan nantinya diambil salah satunya sampai sangat efektif bagi penghafal yang pada 5 Juz yang kemudian diambil mempuyai daya ingat extra, terutama acak untuk menghafalnya. Sebagai bagi penghafal yang tuna netra atau contoh kalau memang mempunyai anak-anak yang masih dibawah umur hafalan 5 juz, diambil juz 1 dan juz 2

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |154 yang di-lotre-kan dilanjut tiga juz, yang berada di sebelah utara kecamatan empat juz sampai lima juz dan Senori, yang mana tidak sedikit Pondok seterusnya. Pesantren berdiri di wilayah tersebut. Analisis Pencapaian Hafalan Al-Qur’an Dikarenakan masih minim sekali Pesantren dan Permasalahannya dengan Tahfidz Al-Qur’an di daerah tersebut maka menggunakan Metode Lotre di Pesantren Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid ini Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid Leran memetakan kebutuhan masyarakat sekitar Senori Tuban yang mempunyai niat untuk menghafalkan Dari hasil studi dokumentasi, Al-Qur’an. Semenjak awal memang di wawancara dan observasi diperoleh pesantren ini fokus dalam mengaji Al- informasi bahwasanya berdirinya Pesantren Qur’an, maka K. Nashichun lebih Tahfidz al-Qur’an At-Tauhid Leran Senori mengutamakan mengaji dan menghafal Al- Tuban dilatarbelakangi adanya keinginan Qur’an dalam setiap kegiatan karena santri masyarakat sekitar pada lembaga yang menghafal Al-Qur’an harus benar- pendidikan yang mampu menampung dan benar fokus dengan hafalannya. Nama At- memberikan pendidikan khusus pada Tauhid sendiri dinisbatkan pada Pondok program menghafal Al-Qur’an. Pesantren Pesantren At-Tauhid Sidosermo Dalam Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid didirikan dan Surabaya, karena merupakan tempat dirintis oleh K. Nasichun beserta istri yang menimba ilmu dari pengasuh Pesantren berawal dari bangunan musholla yang Tahfidz Al-Qur’an At-Tauhid Leran Senori berdiri tahun 1987, sebelum berdirinya Tuban. pesantren tersebut, telah berdiri musholla Metode merupakan suatu prosedur At-Tauhid yang namanya sama dengan atau cara mengetahui sesuatu, yang pesantren tersebut dan sudah banyak warga mempunyai langkah-langkah yang yang belajar mengaji Al-Qur’an di sistematis.” Dengan memahami metode musholla itu. Tepatnya di tahun 2004 salah menghafal Al-Qur’an yang efektif tetap satu warga sekitar mempunyai niat kuat akan ditemukan kekurangan dan kelebihan untuk menghafal Al-Qur’an dan di tahun yang akan diatasi. Pesantren Tahfidz Al- itu pula mulai berdatangan para santri yang Qur’an At-Tauhid berupaya memberikan mempunyai niat yang sama untuk sumbangsih kepada masyarakat khususnya menghafal Al-Qur’an. para penghafal Al-Qur’an dalam metode Pesantren Tahfidz Al-Qur’an At- menghafal Al-Qur’an pencapaian hafalan Tauhid ini berada di Jalan Pawirosadir Al-Qur’an dan permasalahannya.. Salah Leran Senori Tuban. Sebuah desa kecil satunya adalah dengan menerapkan

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |155 beberapa metode yang ada, dari kajian hasil dihafal dibaca secara kolektif, atau teori dan pengamatan di lapangan dapat bersama-sama, dipimpin oleh dirumuskan metode lotre melalui proses instruktur. Pertama si instruktur pelaksanaan menghafal Al-Qur’an dengan membacakan ayatnya kemudian santri tahapan-tahapan metode-metode yang menirukannya secara bersama-sama. lainnya, yaitu: 6. Metode Lotre, metode ini 1. Metode wahdah, metode ini digunakan diperuntukkan untuk mereka yang ketika santri membuat hafalan baru sudah benar-benar menguasai mereka dengan cara membaca kalimah hafalannya jika dia Lotre 2 juz maka, 2 per kalimah, ayat per ayat, surat per juz tersebut benar-benar ia ingat dan surat bahkan juz per juz sehingga mahir dalam menghafalkan di depan terangkailah hafalan mereka. guru. Dan metode lotre ini ditempuh 2. Metode sima’i, metode ini banyak dari berbagai metode yang telah diterapkan oleh para santri di tingkat dilakukan, dan santri dalam menempuh MI/SD karena melihat faktor usia dan metode lotre ini sudah terbiasa keadaan mereka yang sebagian besar membaca dalam ingatan 5 juz sehari metode menghafal mereka dengan semalam bahkan lebih. Hal tersebut mendengarkan hafalan dari salah satu yang menjadi solusi santri ketika akan gurunya. mencapai tahap lotre tersebut. 3. Metode kitabah, metode ini digunakan Kegiatan-kegiatan yang ada di oleh santri yang lebih suka corat coret pesantren ini adalah fokus dalam menghafal di kertas untuk mengingat-ingat Al-Qur’an, salah satunya adalah wajib hafalannya, agar mudah untuk diingat setoran tambahan hafalan baru di pagi hari dan dihafalkan. setelah subuh yang dibimbing oleh Hj. 4. Metode gabungan, metode ini Fuaida Tuzka (putri K. Nashihun). Hafalan diterapkan santri ketika dalam suasana baru ini dari pihak pesantren tidak bosan dengan hafalan yang tidak mentarget seberapa halaman atau juz, tapi nyanthol-nyanthol dalam ingatannya. melihat kemampuan masing-masing dari Sehingga mereka mencari alternatif santri, dan rata-rata santri menambah bagaimana agar hafalannya bisa diingat hafalan baru satu halaman disetiap pagi dalam pikiran dan mudah untuk hari. Selain setoran hafalan baru, ada dihafalkan. setoran hafalan yang pernah dihafalkan 5. Metode Jama’, cara ini dilakukan santri di malam hari setelah sholat isya’ dengan kolektif, yakni ayat-ayat yang yang dibimbing oleh H. Achmad Atieq

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |156 (menantu K. Nashihun) dan ini sifatnya tersebut dibagi di awal pukul 08.00 sampai wajib bagi seluruh santri atau bisa disebut 09.00 untuk tambahan hafalan baru dengan dengan setoran deresan, dari setoran menggunakan metode wahdah, metode deresan ini santri mengulang-ulang hafalan kitabah, bahkan metode gabungan yang yang pernah dihafalkannya minimal 2 disesuaikan dengan kondisi masing-masing. halaman, tetapi dari observasi yang Selanjutnya pukul 09.00 sampai pukul dilakukan oleh peneliti para santri rata-rata 11.00 untuk saling menyimak dan saling setoran deresan ini seperempat juz (2 membaca antar santri atau disebut dengan halaman setengah) dan setengah Juz metode sima’i , alasan dari kegiatan ini (sepuluh halaman). Dari dua kegiatan ini agar santri benar-benar siap untuk disimak adalah sebagai tolak ukur seberapa oleh siapa pun itu ketika hafalan yang kemampuan dan keseriusan santri dalam pernah disetorkan itu pernah dan bisa menghafalkan Al-Qur’an sampai khatam 30 dihafal secara lancar. Juz. Dan disetiap setoran hafalan ada buku 2. Muroja’ah catatan hafalan yang dipegang oleh masing- Kegiatan muroja’ah ini merupakan masing santri, sehingga dari buku catatan kegiatan penguat dalam menghafal Al- tersebut bisa menjadi motivasi santri dalam Qur’an, bentuk kegiatan ini adalah menghafalkan Al-Qur’an dan mentarget mengulang-ulang hafalan yang pernah hafalan para santri disetiap harinya. dihafalkan dan disetorkan kepada guru, Adapun bentuk-bentuk kegiatan menghafal baik itu menulang-ulang hafalan dua Al-Qur’an Pesantren Tahfidz Al-Quur’an halaman, seperempat juz (dua setengah At-Tauhid leran Senori Tuban adalah halaman), setengah juz (10 halaman) sebagai berikut: bahkan satu juz (20 halaman). Kegiatan ini 1. Mudarosah (Jam Belajar) dilakukan sendiri oleh masing-masing Sebagaimana yang dijelaskan santri tanpa ada pengawasan dari guru sebelumnya dalam menghafal Al-Qur’an karena sebagai latihan dalam bertanggung pesantren ini tidak hanya membiarkan para jawab pada diri sendiri dan disiplin dalam santri menghafal dengan metode mereka menghafal Al-Qur’an, bukan seorang yang masing-masing tetapi ada jadwal kegiatan menghafal itu tiba-tiba langsung maju dan yang menjadi motivasi tersendiri dalam setor hafalan kepada guru secara langsung, menghafalkan Al-Qur’an. Sebagaimana namun ada tahap-tahap dalam halnya sekolah formal, di pesantren ini juga menghafalkan agar benar-benar siap untuk ada jam wajib belajar yakni mulai pukul disetorkan kepada guru dan lancar. 08.00 sampai pukul 11.00, waktu 4 Jam

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |157 Muroja’ah ini ada dua kali dalam santri harus benar-benar menguasai hafalan kegiatan setiap hari yaitu muroja’ah pada dan konsentrasi. pukul 12.15 sampai pukul 14.00 karena Terdapat buku catatan setoran waktu tersebut adalah termasuk waktu yang tersendiri ketika santri melakukan setoran sesuai untuk mengulang-ulang hafalan yang hafalan Al-Qur’annya, sebagai penanda pernah dihafalkan, bukan menambah seberapa hafalan masing-masing santri dan hafalan baru. Dan muroja’ah pada pukul sebagai absen santri yang bisa dideteksi 20.00 sampai pukul 21.00 , waktu tersebut lewat buku catatan setoran tersebut. Buku merupakan waktu istirahat setelah setoran catatan setoran tersebut memuat, hari hafalan kepada guru, dan dilanjut dengan tanggal, hafalan baru, hafalan deresan dan muroja’ah oleh masing-masing santri pada tanda tangan oleh guru. Dan juga sebagai hafalan yang telah dihafalkan. Jadi motivasi santri dalam mentarget hafalannya muroja’ah adalah kegiatan mengulang- disetiap hari. ulang hafalan yang pernah dihafalkan agar 4. Lotre tetap bisa dibaca dalam hafalan baik itu Lotre adalah semacam sistem acak satu hari membaca dalam ingatan 5 juz dan atau sebuah lotre arisan yang mana dari seterusnya yang menjadi modal dan bekal kedua belah pihak sama-sama tidak tahu ketika dalam tahap hafalan dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Lotre ini menggunakan metode lotre . dibuat sendiri oleh santri dengan cara 3. Setoran menulis juz per juz di kertas dan dibentuk Setoran merupakan kegiatan inti seperti lotre arisan. Metode lotre ini dari semua kegiatan yang ada, karena pada digunakan dalam menghafal Al-Qur’an kegiatan ini adalah sebagai target adalah ketika santri sudah benar-benar hafal pencapaian dan keseriusan santri dalam juz per juz dari hafalan yang telah menghafal Al-Qur’an. Disini santri benar- dihafalkan. benar tertantang dengan hafalan yang Misalkan santri tersebut hafal dua ditambah dengan menyetorkan hafalan juz, yakni juz satu dan juz dua, maka yang kepada guru, disinilah ketika konsentrasi dipersiapkan santri adalah kertas yang kurang, hafalan belum siap maka hafalan bertuliskan juz satu dan juz dua, kemudian yang disetorkan benar-benar tidak bisa di lotrekan oleh si guru. Jadi, juz yang diucapkan. Sebagian besar santri setoran keluar bukan kehendak dari santri bukan dengan satu halaman dan ada yang pula kehendak dari guru, namun sesuai setengah halaman bagi santri pada usia lotrean yang muncul. Sehingga ketika jenjang MI/SD. Oleh karenanya, ditahap ini santri sudah mempersiapkan hafalan dua

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |158 juz harus-harus benar-benar hafal ketika benar-benar menyiapkan hafalan setiap lotrean tersebut muncul. Tidak hanya juznya dengan lancar yang ditempuh berhenti di dua juz itu saja namun, berlanjut dengan berbagai metode sebelumnya yakni pada lotrean tiga juz, empat juz bahkan dari mulai pertama kali menghafal dengan sampai pada 5 juz. metode yang disesuaikan dengan Jadi, selama satu hari kemampuan masing-masing, metode mempersiapkan lima juz ketika santri sudah wahdah, metode sima’i, metode kitabah, pada tahap hafal seluruh 30 juz tersebut metode gabungan ataupun metode jama’ yang telah disetorkan kepada guru. Dapat selanjutnya baru pada tahap metode lotre. dicontohkan hari sabtu, juz 1 sampai juz 5, Jadi menghafal Al-Qur’an 30 Juz secara hari minggu juz 6 sampai juz 10, hari senin lancar itu tidak semudah menghafal juz 11 sampai juz 15, hari selasa juz 16 pelajaran yang lain, namun benar-benar sampai 20, hari rabu juz 21 sampai juz 25 harus konsentrasi dan memerlukan bacaan dan di hari kamis juz 26 sampai juz 30. Dan yang berulang-ulang agar hafalan tersebut metode lotre ini bagi santri yang telah dan tetap bisa diingat kapan pun itu. benar-benar menguasai dari tiap-tiap juz di Berdasarkan hasil observasi dalam Al-Qur’an dan metode lotre ini ditemukan bahwasanya santri tersebut dilakukan pada malam hari ketika pada memulai hafalan Al-Qur’an juga ketika dia kegiatan setoran. Jadi metode lotre ini masih aktif sekolah, dan hal yang disiapkan oleh pesantren tahfidz Al-Qur’an menakjubkan bukan hanya dia mampu At-Tauhid dan dilaksanakan oleh para menghafal Al-Qur’an 30 Juz dengan lancar santri sebagai bekal mereka ketika sudah namun juga dia mendapatkan peringkat 3 tidak berada dilingkungan pesantren dan besar di sekolahnya. Jadi Al-Qur’an bukan sudah dalam rutininas kesibukan dalam suatu penghambat pada kegiatan lain justru setiap harinya, agar hafalan Al-Qur’an yang dengan konsentrasi dan fokus menghafal pernah dihafal bisa bisa tetap terbaca dalam Al-Qur’an menjadi mudah segala kegiatan ingatan secara lancar. yang dilakukan dan itu bisa dinamakan Berdasarkan hasil wawancara barokah dari pada Al-Qur’an. Dan dengan dengan salah satu santri yang sudah khatam kesibukan yang lain selain menghafal dan dan lancar hafalannya dengan menjaga hafalan Al-Qur’an yaitu mengajar menggunakan metode lotre tersebut, disekolah dan lain sebagainya, ditemukan menyebutkan bahwasanya menghafal Al- santri tersebut masih bisa menjaga, Qur’an dengan menggunakan metode lotre menghafal dan mengingat hafalan Al- menjadi tantangan tersendiri yakni harus Qur’annya.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |159 Pencapaian hafalan Al-Qur’an juga menghafal Al-Qur’an 30 juz dan lancar, mempunyai faktor-faktor tertentu bagi sehingga metode lotre ini menjadi suatu hal santri di Pesantren tersebut, antara lain yang membonsankan terhadap santri yang adalah: 1) Adanya metode yang mempunyai karakter tersebut. 2) mendukung; salah satunya adalah metode Kurangnya dukungan dari keluarga, yang lotre yang menjadi tantangan bagi para beranggapan menghafal Al-Qur’an santri agar menghafalkan dengan sungguh- dikemudian hari tidak akan mendapatkan sungguh dan mengkhatamkan serta pekerjaan di instansi pemerintah; banyak melancarkan hafalannya. Karena banyak orang tua yang beranggapan bahwasanya ditemukan ketika seorang santri menghafal anak-anak mereka bisa mendapatkan ternyata tidak sampai di akhir juz 30 dan pekerjaan dengan gaji yang tinggi ketika berhenti ditengah jalan. 2) Dengan anak-anak mereka sekolahkan di jenjang menggunakan berbagai metode yang pendidikan yang menghasilkan ijazah, disesuaikan dengan kemampuan santri, memang tidak bisa dipungkiri bahwasanya lebih bisa memudahkan para santri ijazah sangat penting bagi orang-orang menemukan metode yang sesuai dengan yang menginginkan kehidupan yang lebih kemampuan mereka. Dan 3) Adanya guru layak. Begitupun juga bagi para orang tua penghafal Al-Qur’an; dengan adanya guru santri yang terkadang mempunyai yang berkecimpung langsung dalam dunia kecemasan ketika anak-anak mereka hanya menghafal dan guru yang pernah menghafal menghafal Al-Qur’an saja. Hal ini yang Al-Qur’an dengan khatam 30 Juz serta menjadikan para santri terkadang bimbang lancar menjadi nilai tersendiri dalam dalam menghafalkan Al-Qur’an dan memahami santri yang menghafalkan Al- menjadi pemicu kendala dan hambatan Qur’an dengan berbagai kemampuan dan target menghafal Al-Qur’an 30 Juz. Dan 3) karakter masing-masing santri. Karena Tidak diperbolehkannya untuk mengikuti terkadang ditemukan santri yang musabaqoh tilawatil Qur’an karena mempunyai niat menghafal akan tetapi berpedoman pada dawuh KH. Arwani tidak ada bahkan tidak mendapatkan guru Amin Kudus; melihat para guru di penghafal Al-Qur’an. pesantren tersebut yaitu putra-putri K. Adapun permasalahan yang Nashihun selaku pengasuh pesantren dihadapi oleh para santri ketika menghafal tersebut, menyebutkan bahwasanya Al-Qur’an adalah:1) Metode lotre menjadi siapapun itu baik yang mengaji binnadzar suatu hal yang menakutkan bagi para santri atau pun menghafal Al-Qur’an sangat tidak yang tidak sepenuhnya mempunyai niat diperbolehkan untuk mengikuti lomba-

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |160 lomba yang berbau Al-Qur’an salah pada 5 Juz yang kemudian diambil satunya adalah Musabaqoh Tilawatil acak untuk menghafalnya. Sebagai Qur’an yang menjadi agenda kecamatan contoh kalau memang mempunyai Senori setiap tahunnya. Karena pernah hafalan 5 juz, diambil juz 1 dan juz 2 ditemukan kasus tersebut yang mana ada yang di-lotre-kan dilanjut tiga juz, salah satu santri di pesantren ini yang empat juz sampai lima juz dan mengikuti perlombaan di sekolah atas seterusnya. utusan gurunya, namun dengan penjelasan 2. Pencapaian hafalan Al-Qur’an dengan yang bisa dipahami akhirnya pihak sekolah menggunakan metode lotre ini adalah pun memahami latar belakang alasan santri menjadi tertantang untuk tersebut. menghafalkan Al-Qur’an secara serius agar ketika pada tahap metode ini SIMPULAN santri benar-benar bisa menguasai dan Metode lotre di Pesantren Tahfidz hafal dengan lancar hafalan Al-Qur’an Al-Qur’an At-Tauhid dapat diambil yang akan disetorkan bahkan tetap kesimpulan sebagai berikut; ingat meskipun sudah dalam kesibukan 1. Metode lotre adalah sebuah metode yang lainnya. Bentuk permasalahannya acak yang menggunakan lotre adalah santri merasa metode lotre (semacam lotre arisan) yang ditulis tersebut suatu hal yang menakutkan dengan juz-juz yang telah dikuasai dari karena ketika tahap lotre ini santri hafalan para santri yang telah selesai perlu melalui metode-metode menyelesaikan hafalan, yakni dengan sebelumnya yakni metode wahdah, rincian bertahap dari mulai 2 Juz yang metode sima’i, metode kitabah, metode nantinya diambil salah satunya sampai gabungan dan metode jama’.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |161 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Cherry, Hendra, Introducing to Psychology, California: California Media International, 2012.

Danim, Sudarwan dan Khairil, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,Bandung: Alfabeta, 2010.

Ernayanti, Eli, Implementasi Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng, 2009.

Farah, Caesar Es. Islam Belief and Observances, Amerika: Barron’s education, 1987.

Al-Hafidz, Ahsin W. Bimbingan Praktis Menghafal l-Qur’an, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

J , Lexy Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rasdakarya, 2004.

Kristi , E. Purwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi, 1998, Cet, Ke-1.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Bandung: Mizan, 1990.

Al-Lahim, Khalid Bin Abdul Karim Mengapa Saya Menghafal Al-Qur’an, Surakarta: Daar An-Naba’, 2008.

Malichah, Nurul, Penerapan Metode Tahfidz Al-Qur’an pada Santri Usia 6-11 Tahun di Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus Jawa Tengah, DigitalLibrary UIN Sunan Kalijaga.

Miles Dan Huberman Dalam Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Muhadjir, Noeng ,Metodologi Penelitian Kualitatif , Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.

Murad, Khurram, Membangun Generasi Qur’ani, Jakarta: Media Da’wah, 2009.

Muhammad, Ahsin Sakho, Kiat-kiat Menghafal Al-Qur’an , Jawa Barat: Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA.

Purwanto, Setiyo, Hubungan Daya Ingat Jangka Pendek dan Kecerdasan Dengan Kecepatan Belajar Menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dalam shuhuf, 19 (1), 2007.

Qomar, Mujamil Epistimologi Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 1995.

Rabb Nawabuddin, Abdul, Metode Efektif Menghafal Al-Qur’an,Jakarta: Tri Daya Inti.

Rauf, Abdul Aziz Abdul, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |162 Yayan, Masagus H.A. Fauzan, Quantum Tahfid, Jawa Barat: Emir, 201 Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1999.

Zen, Muhaimin, Tata Cara/ Problematika Menghafal Al-Qur’an dan Petunjuk-petunjuknya, Jakarta: Pustaka Alhusna,1985.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |163 STUDI EVALUASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI SMP NEGERI KABUPATEN GIANYAR

1)Hery Nugroho dan 2)Ni Ketut Suriati STMIK Primakara Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh: (1) gambaran atau deskripsi tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti ditinjau dari konteks di SMP Kabupaten Gianyar, (2). gambaran atau deskripsi tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti ditinjau dari inp-utdi SMP Kabupaten Gianyar,(3) gambaran atau deskripsi tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti ditinjau dari proses di SMP Kabupaten Gianyar,dan (4). Gambaran atau deskripsi tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti ditinjau dari prduk di SMP Kabupaten Gianyar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif dengan mengadopsi model evaluasi CIPP. Variabel konteks diukur dengan instrumen berupa kuesioner konteks, variabel input diukur dengan instrumen berupa kuesioner input, dan variabel proses diukur dengan instrumen berupa kuesioner proses, Variabel produk diukur dengan instrumen berupa kuesioner produk. Sampel penelitian berjumlah 9 Kepala sekolah, 27 guru , dan 369 siswa pada SMP Negeri Kabupaten Gianyar yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara random. Data yang berupa skor variabel konteks, skor variabel input, dan skor variabel proses dan produk selanjutnya dianalisis dengan jalan mengubah skor tersebut ke skor-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1), pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti adalah efektif ditinjau dari konteks di SMP Kabupaten Gianyar (2) pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti adalah tidak efektif ditinjau dari input di SMP Kabupaten Gianyar 3) pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti adalah tidak efektif ditinjau dari proses di SMP Kabupaten Gianyar, (4) pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti adalah efektif ditinjau dari proses di SMP Kabupaten Gianyar, . (5) kendala pengimplementasian pendidikan budi pekerti adalah tidak terakomodasinya nilai budi pekerti yang berkembang di masyarakat. Setelah diinterpretasikan dalam criteria efektivitas kuadran Glickman, efektivitas pelaksanaan pendidikan Budi Pekerti termasuk dalam kuadran kurang efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri Kabupaten Gianyar kurang efektif melaksanakan pendidikan budi pekerti ditinjau dari segi konteks, input, proses dan produk.

Kata Kunci: Studi Evaluasi, Pendidikan Budi Pekerti, Konteks, Input, Proses, Produk

Abstract This research aims to obtain: (1) the description or description about the effectiveness of the implementation of the educational Character of the context of Gianyar in junior high, (2) the description or description about the effectiveness of the implementation of the education of minds. Pekerti reviewed from inp-utdi Junior Gianyar Regency, (3) the description or description about the effectiveness of the implementation of the education process in terms of Manners in the Junior High School of Gianyar Regency, and (4). A picture or a description of the effectiveness of the implementation of the educational Character of prduk Junior High School in Gianyar Regency. This research includes the type of evaluative research by adopting the model of evaluation of CIPP. Context variables measured with instruments in the form of a questionnaire context, input variables are measured with instruments in the form of questionnaire input, and process variables measured with instruments in the form of the questionnaire process, variable product is measured by instruments in the form of a questionnaire product. Sample research totalling 9 27 principal, teacher, and Junior High School students in the country 369 Gianyar Regency is drawn using random sampling techniques. The data in the form of a score variable context, the score variable inputs, and product and process variables score further analyzed with the road changed the score to a t- score. The results showed that: (1) education, implementation of Manners is effective in terms of the context of Gianyar in junior high (2) implementation of Character education is not effective in terms of input in Gianyar Junior 3) implementation of Character education is not effective in terms of the process of Gianyar in junior high, (4) the implementation of Character education is effective in terms of the process of Gianyar, in junior high. (5) educational implementation constraints manners is not terakomodasinya the value of the character that develops in the community. Once interpreted in a quadrant of the effectiveness criteria Glickman, the effectiveness of the implementation of Character education are included in the quadrant less effective. Thus it can be concluded that the SMP Negeri Gianyar Regency less effectively implement character education in terms of context, input, process and product.

Keywords: Evaluation Studies, Education, Manners, Context, Input, Process, Product

PENDAHULUAN sangat pesat dewasa ini yang popular Masalah pendidikan diakui sangat dengan sebutan zaman globalisasi seperti penting dan strategis, karena melalui sekarang ini, dengan kemajuan ilmu pendidikan, program mencerdaskan bangsa pengetahuan dan teknologinya memiliki dapat ditingkatkan dan dikembangkan. pengaruh besar terhadap terjadinya Segala kebijakan yang ditempuh untuk pembauran antar bangsa-bangsa di peningkatan dan pengembangan pendidikan dunia.Dalam hal ini bukannya kita menolak telah dilakukan oleh pemerintah atau keberadaannya, namuan yang paling kita lembaga-lembaga yang bertanggungjawab khawatirkan adalah terjerumusnya para terhadap penyelenggaraan pendidikan. remaja kedalam pergaulan itu dan mengikis Namun, secara umum, masih dirasakan nilai budaya dan adat ketimuran di negeri peningkatan kualitas sumber daya manusia ini.Untuk menangkal atau mencegah makin belum mencapai mutu atau kualitas yang merebaknya prilaku amoral pada siswa kompetitif. (Sagala, 2004:1). Sektor sekolah, diperlukan pendidikan budi pekerti pendidikan merupakan salah satu sektor yang menanamkan nilai-nilai moral pada yang cukup strategis dalam rangka diri siswa. pengelolaan sumber daya manusia, guna Adapun alokasi waktu mata pelajaran menghasilkan sumber daya manusia yang budi pekerti ditetapkan 1 jam pelajaran bermutu, agar siap menghadapi segala yang merupakan cerminan nilai-nilai moral macam tantangan dalam persaingan peserta didik secara utuh dari hasil global.Dengan kemajuan zaman yang akumulasi nilai-nilai moral semua mata pelajaran.Adalah sangat bijaksana bila 2.3 Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan setiap kita melakukan suatu kegiatan dan pendidikan budi pekerti ditinjau dari segi mengevaluasinya kembali langkah-langkah proses di SMP Negeri Kabupaten Gianyar? yang telah kita jalani. Karena mengkaji apa 2.4 Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan yang telah dicapai dan apa yang sedang pendidikan budi pekerti ditinjau dari segi berlangsung pada suatu program produk di SMP Negeri Kabupaten Gianyar? merupakan suatu ikhtiar yang sangat PengertiandanMakna Budi Pekerti positif. Dengan melakukan hal itu kita Pengertian budi pekerti mengacu dapat memilah hal-hal yang baik dari pada pengertian dalam bahasa inggris, yang sekumpulan tindakan yang telah dilakukan diterjemahkan sebagai moralitas. Moralitas dan merevisi rencana yang belum mengandung beberapa pengertian antara dilakukan bila dipandang perlu. lain: (a) adat istiadat, (b) sopan santun, (c) Demikian juga halnya dengan perilaku. Namun, pengertian budi pekerti pelaksanaan pendidikan budi pekerti di secara hakiki adalah perilaku. Semenara itu SMP Negeri di Gianyar sangat penting menurut draft kurikulum berbasis untuk di evaluasi. Dari evaluasi yang kompetensi (2001), budi pekerti berisi nilai sifatnya formatif ini diharapkan akan perilaku manusia yang akan diukur diproleh feedback untuk perbaikan program menurut kebaikan dan keburukannya tersebut, sehingga keunggulan-keunggulan melalui norma agama, norma hukum, tata program tersebut dapat dilanjutkan dan krama dan sopan santun, norma budaya dan kelemahan-kelemahan program tersebut adat istiadat masyarakat. Budi Pekerti akan dieliminasi untuk kesempurnaan program mengidentifikasi perilaku positif yang selanjutnya. diharapkan dapat terwujud dalam Berdasarkan latar belakang perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, masalah, identifikasi masalah dan perasaan, dan kepribadian peserta didik. pembatasan masalah, maka rumusan Pendidikan budi pekerti adalah suatu masalah dapat dijelaskan sebagai berikut: program pendidikan yang mengutamakan 2.1 Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan pendidikan moral, tingkah laku dan pendidikan budi pekerti ditinjau dari segi perbuatan, pendidikan budi pekerti pada konteks di SMP Negeri Kabupaten setiap sekolah sangat dibutuhkan melihat Gianyar? banyak para siswa khususnya yang masih 2.2 Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan duduk di SMP melakukan pekerjaan yang pendidikan budi pekerti ditinjau dari segi dapat dijerat dengan undang-undang dan input di SMP Negeri Kabupaten Gianyar? KUHP seperti mencopet, mencuri, berlaku kurang senonoh dan sebagainya, pada hal yang padu (integrated) dan bersinergi program pendidikan budi pekerti para siswa setu sama lain, tidak bisa dilepaspisahkan. diwajibkan pada setiap hari dan disetiap Paradigma pendidikan nasional harus tempat untuk dapat menghargai orang lain bertumpu pada akar kebudayaan nasional dan menghargai lingkungan disekitarnya. yang bersumber dari kearifan-kearifan lokal Setiap siswa diwajibkan untuk tidak yang diperoleh dari nilai-nilai budaya, adat melakuka kegiatan yang membahayakan istiadat, moral dan budi pekerti yang orang lain atau merugikan orang lain berkembang dalam masyarakat. dengan adanya program pendidikan budi Di samping itu dengan maraknya pekerti yang dilaksanakan secara teratur perilaku menyimpang atau amoral-asusila dan dimasukan kekurikulum KTSP maka seperti perkelahian massal,tawuran siswa, setiap orang mendapat perlindungan yang penyalahgunaan narkoba, penyebaran HIV- sama di muka hukum. AIDS, dan pelanggaran tata tertib maka Pendidikan Budi Pekerti di Era diperlukan upaya pencegahan dan Reformasi – Globalisasi penyembuhannya. Salah satu upaya yang Dalam kajian kebudayaan, nilai dirasa paling pas dan masuk akal untuk merupakan inti dari setiap kebudayaan menangkal atau mencegah makin (Nurul Zuriah, 2007: 7). Dalam konteks ini, merebaknya perilaku amoral peserta didik. khususnya nilai-nilai moral yang Pendidikan budi pekerti dilaksanakan merupakan sarana pengatur dari kehidupan secara terintregasi untuk pembentukan bersama. Lebih lagi di era globalisasi yang watak kepribadian peserta didik secara utuh berada dalam dunia yang terbuka, ikatan yang tercermin pada perilaku berupa nilai-nilai moral mulai ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, melemah.Pendidikan di seluruh dunia kini kerja, dan hasil karya yang baik. sedang mengkaji kembali perlunya Oleh karena itu, dalam tataran pendidikan moral atau pendidikan budi implementasi dan realisasi pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter pekerti perlu diwujudkan dalam lingkungan dibandingkan kembali. Bahkan dinegara- keluarga, masyarakat, dan sekolah secara negara industri dimana ikatan moral terpadu. Dengan sendirinya pelaksanaan menjadi semakin longgar, masyarakatnya pendidikan budi pekerti di sekolah perlu mulai merasakan perlunya revival dari didukung oleh keluarga dan masyarakat. pendidikan moral yang pada akhir-akhir ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan mulai ditelantarkan.Dalam hal ini formal perlu mengambil peran dalam pendidikan dan kebudayaan adalah suatu pengembangan sisi afektif peserta didik. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan Menghargai Kesehatan, (20) Pengabdian, pendidikan budi pekerti, sekolah perlu lebih (21) Patriotik, (22) Pengendalian Diri, (23) menekankan pada pembinaan perilaku Produktif, (24) Rajin, (25) Rasa Memiliki, peserta didik karena budi pekerti pada (26) Rela Berkorban, (27) Rendah Hati, dasarnya bukan penguasaan pengetahuan (28) Sabar, (29) Setia, (30) Sportif, (31) atau penguasaan aspek afektif dirasa Syukur, (32) Tanggungjawab, dan (33) kurang efektif. Tertib dimana saat ini telah berkembang Penanaman Nilai Budi Pekerti Pada terus disesuaikan dengan kebutuhan dan jenjang Pendidikan Formal kearipan lokal.. Untuk itu sangat potensial Budi pekerti adalah nilai-nilai hidup bila nilai-nilai budi pekerti dikembangan manusia yang sungguh-sungguh sesuai dengan potensi budaya daerah, dilaksanakan bukan karena sekadar terlebih lagi nilai-nilai budi pekerti yang kebiasaan, tetapi berdasar pemahaman dan diintegrasikan dengan pendidikan Agama. kasadaran sendiri untuk menjadi baik. Nilai-nilai budi pekerti sebenarnya Nilai-nilai yang disadari dan dilaksanakan telah banyak menjadi kajian-kajian dalam sebagai budi pekerti hanya dapat diperoleh bidang psikologi walaupun dengan sebutan melalui proses yang berjalan sepanjang yang berbeda-beda. Dikatakan demikian hidup manusia. Budi pekerti didapat karena dimensi-dimensi budi pekerti melalui proses internalisasi dari apa yang ia merupakan aspek-aspek yang tumbuh dan ketahui, yang membutuhkan waktu berkembangan dalam diri individu sejalan sehingga terbentuklah pekerti yang baik dengan perkembangan sepanjang rentang dalam kehidupan umat manusia.Mengacu kehidupannya. Seperti dimensi pada Pedoman Umum Pendidikan Budi berkepribadian, disiplin, bersahaja, empati, Pekerti Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan komitmen, mandiri, pengendalian diri, Menengah (Diknas, 2003), telah tanggungjawab dan hampir semua dimensi dideskripsikan nilai-nilai budi pekerti yang dipaparkan sebagai dimensi budi seperti berikut: (1) Adil, (2) pekerti tersebut merupakan potensi yang Berkepribadian, (3) Bersahaja, (4) bersemayam dalam diri setiap individu, Bijaksana, (5) Demokratis,(6) Disiplin, (7) dimana (Carkhuff, 1983; Hurlock, 1996) Empati, (8) Hormat, (9) Ikhlas,(10) Iman, dan Schein (1991) menyebutnya dengan (11) Kasih Sayang, (12) Kebersamaan, (13) potansi laten, dan potensi tersebut akan Komitmen, (14) Kooperatif, (15) Kukuh berkembang dengan baik jika ada kondisi Hati, (16) Mandiri, (17) Manusiawi, (18) yang baik untuk menstimulinya.Nilai-nilai Menghargai Karya Orang Lain, (19) yang akan ditawarkan dan ditanamkan kepada siswa harus dilaksanakan secara METODE bertahap sesuai dengan tugas Secara metodologis, penelitian ini perkembangan kejiwaan anak.Pada tahap termasuk penelitian evaluatif karena awal proses penanaman nilai, anak berorientasi pada analisis berdasarkan diperkenalkan pada tatanan hidup bersama. pendekatan evaluasi program yang Tatanan hidup dalam masyarakat tidak berorientasi pada pengelolaan suatu selalu seiring dengan tatanan yang ada program yaitu suatu gambaran yang dalam keluarga. Pada tahap awal, anak menunjukkan prosedur dan proses diperkenalkan pada penalarannya, tahap pelaksanaan program, selain itu juga demi tahap. Semakin tinggi tingkat menganalisis pelaksanaan program dengan pendidikan anak, maka semakin mendalam menganalisis variabel-variabel dalam unsur pemahaman, argumentasi, dan model “CIPP” yang dikonfirmasikan penalarannya. Nilai-nilai hidup yang dengan target sasaran yang merupakan diperkenalkan dan ditanamkan ini ukuran pencapaian suatu program. merupakan realitas yang ada dalam1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data masyarakat kita.Berlandaskan pada konsep Untuk memperoleh data yang akan di pendidikan sebagai suatu sistim maka analisis maka diperlukan metode pendidikan dipandang sebagai rangkaian pengumpulan data. Pengumpulan data komponen komponen yang satu dengan adalah prosedur yang sistematis dan standar lainnya saling berhubungan dan saling untuk memperoleh data yang diperlukan menentukan. Komponen tersebut meliputi : (Sutrisno Hadi 1998: 231). Metode latar,input, proses dan output. Output yang pengumpulan data ada bermacam-macam berkwalitas merupakan salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh (Bagus Sekolah yang bermutu. Kualitas output Nugroho 2005: 16) metode pengumpulan ditentukan oleh kualitas konteks,input dan data yang dipergunakan dalam proses yang terlibat dalam konsep pengumpulan data antara lain kuisioner, pendidikan sebagai sistim. Hal ini berarti tes, pengukuran, wawancara, pencatatan bahwa efektifitas penerapan pendidikan dokumen dan observasi.Didalam penelitian budi pekerti di kabupaten Gianyar ini, teknik yang dipergunakan untuk tergantung pada efektif tidaknya komponen pengumpulan data adalah sebagai berikut : penentunya seperti konteks, input dan 1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan prosesnya. yang disebarkan kepada seluruh responden yang terpilih. 2. Wawancara, yaitu tanya jawab selanjutnya dikenal dengan data variabel dilakukan kepada Kepala sekolah, guru input, skorvariabel proses selanjutnya dan siswa kelas IX yang mendapat dikenal dengan data variabelproses dan pendidikan budi pekerti di SMP skorvariabel produk selanjutnya dikenal Kabupaten Gianyar bertujuan untuk dengan data variabel produk.Hasil menggali informasi yang lebih penelitian ini telah menemukan bahwa (1) mendalam tentang pendidikan budi Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di pekerti dan KTSP. SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau 3. Observasi, yaitu pengamatan untuk dari komponen konteks, yang meliputi yang memperdalam dan memperkaya data terdiri dari aspek Visi, Misi, Lingkungan yang diteliti dengan melihat secara sekolah dan program sekolah efektif, (2) langsung pengajaran pendidikan budi Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di pekerti. SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau 4. Metode dokumentasi dilakukan untuk dari komponen input, yang meliputi aspek melengkapi data penelitian. manajemen sekolah, sarana dan prasarana Dokumentasi yang dibutuhkan adalah sekolah, dan kompetensi guru kurang dokumen internal yang terkait dengan efektif, (3) Pelaksanaan Pendidikan Budi permasalahan yang telah dirumuskan. Pekerti di SMP Negeri Kabupaten Gianyar Melalui metode dokumentasi ditinjau dari komponen proses, yang diharapkan dapat dijadikan bahan meliputi aspek perencanaan pembelajara, triangulasi untuk menyesuaikan data- proses pembelajara dan penilaian hasil data yang diperoleh selama penelitian belajar kurang efektif, dan (4) Efektivitas berlangsung. Instrumrn pengumpulan pelaksanaan pendidikan budi pekerti di data dibuat berdasarkan kisi – kisi SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau instrumen penelitian. dari segi produk yang terdiri dari aspek afektif siswa efektif. Apabila efektivitas HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di Objek dalam penelitian ini adalah SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau skorvariabel konteks, input, proses dan dari komponen konteks, input, proses dan produk mengenai efektivitas pelaksanaan produk dijadikan bentuk persentase, dapat Pendidikan budipekerti pada SMP Negeri dikatakan bahwa: (1) Efektivitas di Kabupaten Gianyar. Skorvariabel kontek Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di sselanjutnya disebut dengan data SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau variabelkonteks, skorvariabel input dari komponen konteks di dalam melaksanakan pendidikan budi pekerti PENUTUP sebesar 51,85% sangat efektif, 48,15% Simpulan efektif, (2) Efektivitas Pelaksanaan Setelah semua tahapan penelitian Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri dilakukan mulai dari pembuatan proposal Kabupaten Gianyar ditinjau dari komponen penelitian, seminar proposal penelitian, input di dalam melaksanakan pendidikan review teori lebih lanjut, penyusunan budi pekerti sebesar 33,33% sangat efektif instrumen penelitian yang disertai dengan dan 66,67% efektif, (3) Efektivitas ujicoba dan kajian kritis terhadap instrumen Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di penelitian, sampai dengan pengumpulan SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau dan analisis data akhirnya dalam penelitian dari komponen proses di dalam ini diperoleh beberapa temuan. melaksanakan pendidikan budi pekerti Berdasarkan atas temuan dalam penelitian sebesar 77,78% sangatefektif 22,22% ini dapat disimpulkan bahwa: (1) efektif, dan (4) Efektivitas Pelaksanaan Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau Kabupaten Gianyar ditinjau dari komponen dari komponen konteks, yang terdiri dari produk di dalam pelaksanaan pendidikan aspek Visi, Misi, Lingkungan sekolah dan budi pekerti sebesar 86,45% sangatefektif program sekolah sangat efektif, (2) 11,65% efektif dan 0,81% cukup efektif. Pelaksanaan Pendidikan Budi Pekerti di Hal ini sebetulnya disebabkan oleh SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau manajemen perencanaan sekolah, dan dari komponen input, yang meliputi aspek pelaksanaan strategi pembelajaran. Secara manajemen sekolah, sarana dan prasarana umum sekolah sudah menyusun program sekolah, dan kompetensi guru kurang pembelajaran tahunan, yang menyangkut efektif, (3) Pelaksanaan Pendidikan Budi strategi sasaran mutu yang diinginkan, serta Pekerti di SMP Negeri Kabupaten Gianyar bagaimana mencapai sasaran mutu tersebut. ditinjau dari komponen proses, yang Pada rencana strategis sekolah masing- meliputi aspek perencanaan pembelajara, masing memang telah direncanakan target proses pembelajara dan penilaian hasil yang ingin dicapai, namun untuk mencapai belajar (asesmen) kurang efektif, dan (4) target tersebut belum menyentuh strategi Efektivitas pelaksanaan pendidikan budi pembelajaran secara khusus. pekerti di SMP Negeri Kabupaten Gianyar ditinjau dari segi produk yang terdiri dari aspek afektif siswa sangat efektif. Saran merupakan kebutuhan pemerintah. Berdasarkan simpulan yang telah Melalui kegiatan-kegiatan seperti itu, dikemukakan, maka dapat diajukan guru akan dapat memperoleh tambahan rekomendasi sebagai berikut. informasi, pengetahuan, sikap, 1. Pemerintah supaya terus keterampilan pembelajaran, yang mensosialisasikan melalui pelatihan meliputi aspek kognitif, afektif, dan penerapan strategi pembelajaran psikomotor. pendidikan budi pekerti secara 3. Guru diharapkan mampu berkesinambungan, merata, dan mempertahankan kualitas produk yang menambah jumlah modul-modul telah baik dalam mengimplementasikan mengenai material yang berhubungan nilai-nilai budi pekerti dan terus dengan pendidikan budi pekerti di mengembangkan pendidikan budi Sekolah. Bahkan hal yang menarik juga pekerti yang telah ada di dalam perlu dilakukan mengenai studi masyarakat sebagai penunjang materi kelayakan dalam hal kesiapan guru pendidikan budi pekerti di sekolah. untuk melaksanakan pendidikan budi 4. Orang tua siswa tidak boleh pekerti di SMP Negeri Kabupaten menyerahkan begitu saja anaknya Gianyar. kepada pihak sekolah dalam hal 2. Guru sebagai pelaksana pembelajaran pendidikan budi pekerti, melainkan ikut pendidikan budi pekerti, dituntut berpartisipasi secara intensif bersama kesiapannya secara profesional dalam anggota masyarakat untuk membina mengimplementasikan pendidikan budi peserta didik dalam hal budi pekerti. Hal pekerti di SMP. Oleh karenanya ini disebabkan oleh hampir sebagian disarankan kepada para guru untuk mau besar waktu peserta didik berada di dan mampu menerima dan dalam lingkungan keluarga dan mengimplementasikan perubahan masyarakat. strategi pembelajaran. Dengan jalan 5. Untuk kesempurnaan penelitian ini, guru harus peduli dan bersemangat disarankan kepada peneliti lain untuk mengasimilasi pola prilaku yang mengadakan penelitian lanjutan dengan berkembang di masyarakat, mengikuti melibatkan lebih banyak pelatihan, lokakarya, seminar, simulasi, variabel/indikator dalam CIPP, proses pembelajaran atau sejenisnya, menambah jumlah populasi, sampel, dan dan peningkatan kemampuan guru waktu pelaksanaan penelitian. adalah menjadi kebutuhannya, bukan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin, AJ. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Arjana, I Ketut. 2007. Studi Evaluatif tentang Implementasi Rencana Pengembangan Sekolah Pada Sekolah Berbantuan Dana pengembang Sekolah Kabupaten Buleleng. Tesis Singaraja :Universitas Pendidikan Ganesha.

Brinkerhoff,Robert.O,etaI.1986.Program Evaluation, APractitioner’s guide for Trainers and Educators. Boston : Kluwer-Njhoff Publishing

Candiasa, I Mede. 2004.AnalisisButirdisertaiaplikasidenganITEMAN ,BIGSTEP dan SPSS. Singaraja : IKIP Negeri sigaraja

Dantes, N. 2007. Tinjauan Tentang Konten Budi Pekerti Berbasis Multi Kultural Dalam Kaitannya Dengan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS). UNDIKSHA

Dantes, N. 2007, Tinjauan Teoritik Pengembangan Alat Penilaian Kemampuan Calon Guru (APKCG) Dalam Rangka Implementasi KTSP Pada Pendidikan Dasar Dan Menengah. UNDIKSHA

Dantes, N. 2001, Cara Pengujian Alat Ukur. IKIP Negeri Singaraja.

Djamarah, Syaiful Bahri.1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya . Usaha Nasional

Fernandes.H.J.X. 1984. Evaluation of Educational Programs. Jakarta : Evaluation And Curriculum Development.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodelogi Research. Yogyakarta : Andi.

Hasan, Ani.M.2003. pengembangan profesionalisme Guru di Abad pengetahuan.

Hasil Penelitian KKG-MGMP. 2007. Kerjasama Departemen Pendidikan Nasional dan Bank Dunia

Joint Committee. 1991. Ukuran Buku untuk Evaluasi Program, Proyek dan Materi Pendidikan. TerjemahanRasdiEkosiswoyo. Standart for Evaluations of Educational Programs, Projct, and Materials. 1981. Semarang : IKIP Semarang Press.

Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran. 1994. Jakarta: Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .

Koyan, I Wayan., Prof. Dr. 2007. Assesmen Dalam Pendidikan. Singaraja, Undiksha.

Koyan, I Wayan. 2004. Konsep Dasar dan Teknik Evaluasi Hasil Belajar. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja Kurikulum Muatan Lokal SD dan SMP Standar Kompetensi Mata Pelajaran Budi Pekerti Untuk SMP, Dinas Pendidikan, Denpasar

Marhaeni, AAIN. 2006, Evaluasi internal dalam rangka meningkatkan kinerja Pengelola sekolah (makalah), Dinas pendidikan kabupaten Tabanan, Tabanan.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah . Bandung :PT Remaja Rosdakarya

Pedoman pelaksanaan Blockgrant Revitalisasi KKG/MGMP. 2006. Jakarta : Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasiaonal.

Peraturan Materi Pendidikan Nasional Nomor 7 tahun 2007 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. 2007.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional .

Propokenko, Josep. 1987. Productivity Managemen: A Practical Hand-Book

Rindjin, Ketut. 2002. Peyusunan Rencana Strategis di Lingkungan IKIP Nengri Singaraja. Disampaikan pada Lokakarya Unit Kerja Di Lingkungan IKIP Nengri Singaraja, 20 Agustus 2002.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur Desain dan Aplikasi . Jakarta: Arcan

Rosyada, Dede.2004. Paradigma Pendidikan Demokrasi.Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan.Jakarta. Prenada Media

Sahertian, Piet A Prof Drs .2000 .Supervisi Pendidikan . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sahertian, Piet A Prof Drs. 1994. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta :RinikaCipta

Scheaffer, L .Richard, et al. 1990. Elementary Survey Sampling. Boston : PWS –Kent Company

Soeratno, Arsyad L. 1999. Metodologi Penelitian. Yogyakarta :UPP AMP YKPN

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Stufflebeam, Daniel L. 1981. Standards for Evaluation of Education Program, Project, and Material. New York: McGraw-Hill Book Company

Taylor,B,O. 1990.Case Studies in EffectiveSchool Research. Dubuque,10: Kendall Hunt Publishing Company. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2005. Jakarta

Wadi, Andi . 2006 Evaluasi Implementasi Program Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan pada SMK 1 Sukasada (Studi Evaluatif dengan menggunakan pendekatan CIPP). Tesis . Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Zuriah, Nurul Dra M.Si. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan .Malang : Bumi Aksara. PENERAPAN TEKNIK SUPERVISI KELOMPOK DENGAN METODE WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SD NEGERI LAMKLAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Ismuha Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar

Abstrak Salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diperlukan kemampuan guru dalam memfasilitasi pengalaman belajar yang berkesan yang mampu menguatkan karakter siswa. Integrasi nilai- nilai karakter dalam pembelajaran diharapkan tidak sebatas tertulis secara administratif, namun nantinya dapat diterapkan dengan alamiah dalam pembelajaran. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih ada guru jenjang Sekolah Dasar (SD) dalam menyusun RPP belum sepenuhnya mengacu pada Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses, berdasarkan silabus, analisis kompetensi dasar (KD) serta dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan langkah-langkah dalam menyusun RPP. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah “Apakah penerapan teknik supervisi kelompok dengan metode workshop dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD Negeri Lamklat Tahun Pelajaran 2017/2018?”. Adapun metode penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Sekolah, dan yang menjadi subjek penelitian yaitu guru SD Negeri Lamklat Aceh Besar. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, hasil analis data terhadap 10 orang guru mata pelajaran dalam menyusun RPP dapat digambarkan bahwa guru yang memperoleh predikat “amat baik” yaitu 1 orang guru (10%), pada siklus II meningkat menjadi 3 orang guru (30%), yang memperoleh predikat “baik” pada siklus I berjumlah 4 orang guru (40%), pada siklus II meningkat menjadi 5 orang guru (50%). Sementara yang memperoleh predikat “cukup” pada siklus I sebanyak 3 orang guru (30%), sedangkan pada siklus II menurun menjadi 20% begitu juga dengan yang masih “kurang” pada siklus I hanya satu orang guru (10%), pada siklus II menurun menjadi 0%.

Kata Kunci: Teknik Supervisi Kelompok, Metode Workshop, Kompetensi Guru, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Abstract One of the factors determining the success of learning is the teacher's ability in drawing up the planning of learning that is contained in the RPP. In drawing up the plan of implementation of the learning (RPP), required the ability of the teacher in facilitating effective learning experience that is able to strengthen the character of students. The integration of the values of the characters in the learning expected not limited to written administratively, but would later be applied with natural learning. The reality on the ground shows that there are still teachers of elementary school level (SD) in compiling a RPP has not fully refers to the Permendikbud number 22 year 2016 on standard processes, based on the syllabus, basic competency analysis (KD) as well as with pay attention to the principles and steps in crafting a RPP. Based on the identification issue above, the formulation of problems in the research of the action of this school is "Whether the application of engineering supervision group with the workshop method can increase the ability of teachers in drawing up the implementation plan Learning (RPP) in SD Negeri Lamklat Year 2017/2018 Lesson? ". As for the research method used is the research of the action of the school, and be the subject of research i.e. primary school teachers of the country Lamklat Aceh Besar. The results illustrate that the ability of a teacher in drawing up the RPP has increased from cycle to cycle I II. In cycle I, data analysts results against 10 men teachers subjects in crafting a RPP can be described that teachers who obtain a predicate "very good" i.e. 1 teachers (10%), cycle II increased to 3 teachers (30%), which gained the predicate "very good" on cycle I totalled 4 teachers (40%), on cycle II increased to 5 teachers (50%). While that obtain a predicate "enough" on cycle I as much as 3 teachers (30%), whereas in cycle II decreased to 20% so that it is still "lacking" in cycle I, only one teacher (10%), cycle II decreased to 0%.

Keywords: Group, Methods Of Supervision Engineering Workshops, Teacher Competency, Learning Implementation Plan (RPP)

PENDAHULUAN pembelajaran. Seorang guru harus mampu

Pendidikan Nasional, sebagai salah membuat perhitungan secara akal sehat satu sektor pembangunan nasional dalam tentang strategi pembelajaran apa saja yang upaya mencerdaskan kehidupan bangsa akan digunakan dalam suatu kegiatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang- pembelajaran. Menurut Usman (2014: 2), Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang “guru merupakan unsur utama dalam Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia keseluruhan proses pembelajaran, tanpa terdidik yang beriman dan bertakwa kepada guru proses pembelajaran tidak akan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjalan”. sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Salah satu faktor penentu menjadi warga negara yang demokratis dan keberhasilan pembelajaran adalah bertanggung jawab. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menyusun pendidikan nasional harus berfungsi secara perencanaan pembelajaran yang tertuang optimal sebagai wahana utama dalam dalam RPP. Dalam menyusun Rencana pembangunan bangsa dan karakter. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diperlukan kemampuan guru dalam Menurut Sanjaya (2014: 6) “untuk mencapai tujuan pendidikan yakni standar memfasilitasi pengalaman belajar yang kompetensi yang harus dimiliki peserta berkesan yang mampu menguatkan karakter didik, guru sebagai ujung tombak siswa. Integrasi nilai-nilai karakter dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat pembelajaran diharapkan tidak sebatas tertulis secara administratif, namun menentukan keberhasilan”. Pemahaman dalam pengelolaan nantinya dapat diterapkan dengan alamiah pembelajaran yang meliputi desain dan dalam pembelajaran. Untuk mencapai hasil implementasi strategi pembelajaran yang yang optimal, guru dapat memfokuskan sesuai dengan tujuan dan materi pada nilai-nilai yang relevan sesuai dengan ruang lingkup kompetensi dasar dan degan kriteria “kurang”. Hasil tersebut dinamika pembelajaran. Mulyasa (2013: mengindikasikan bahwa rata-rata kualitas 100) mengemukakan bahwa “Perancangan RPP guru SD Negeri Lamklat masih pembelajaran merupakan salah satu rendah. Berdasarkan hasil wawancara pasca kompetensi pedagogis yang harus dimiliki observasi, sebahagian besar guru belum guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan memahami secara utuh tentang prinsip- pembelajaran. Perancangan pembelajaran prinsip dan langkah-langkah dalam sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu menyusun RPP sesuai dengan identifikasi kebutuhan, perumusan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 kompetensi, dan penyusunan program tentang Standar Proses walaupun ada pembelajaran”. Rencana Pelaksanaan diantara guru-guru tersebut sudah pernah Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari mengikuti pelatihan tentang pengembangan silabus untuk mengarahkan kegiatan RPP. pembelajaran peserta didik dalam upaya Untuk mengatasi masalah tersebut mencapai Kompetensi Dasar (KD)”. perlu adanya solusi sehingga guru-guru SD Kenyataan di lapangan Negeri Lamklat mampu mengembangkan menunjukkan bahwa masih ada guru RPP sesuai dengan tuntutan kurikulum, jenjang Sekolah Dasar (SD) dalam salah satunya adalah melalui pelaksanaan menyusun RPP belum sepenuhnya mengacu supervisi dengan menerapkan teknik pada Permendikbud nomor 22 tahun 2016 supervisi kelompok menggunakan metode tentang Standar Proses, berdasarkan silabus, workshop. Menurut Ruswenda (2011: 41), analisis kompetensi dasar (KD) serta supervisi akademik merupakan bagian dari dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan supervisi pendidikan yang menitik beratkan langkah-langkah dalam menyusun RPP. pada upaya memberi bantuan meningkatkan Berdasarka hasil supervisi/telaah RPP yang mutu pembelajaran dan profesional guru penulis laksanakan terhadap sepuluh orang sebagai pengelola proses belajar mengajar guru SD Negeri Lamklat Kabupaten Aceh di kelas”. Selanjutnya Sagala (2012: 181) Besar pada tahun sebelumnya terdapat 3 mengemukakan bahwa “workshop dalam orang guru (30% guru) dalam menyusun kegiatan supervisi pendidikan adalah RPP memiliki nilai skor 80 < B < 90 kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari dengan kriteria “baik”, sementara 7 orang sejumlah guru yang mempunyai masalah (70%) guru memperoleh nilai skor 70 < C < yang relatif sama dan ingin dipecahkan 80 dengan kriteria “cukup” dan 4 orang bersama memalui percakapan dan bekerja atau 40% guru memperoleh nilai skor < 70 secara kelompok maupun bersifat perseorangan”. Berdasarkan identifikasi kepada perkembangan kepemimpinan masalah di atas, maka rumusan masalah guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam penelitian tindakan sekolah ini dalam mencapai tujuan pendidikan”. adalah “Apakah penerapan teknik supervisi Lebih lanjut Purwanto menyampaikan, kelompok dengan metode workshop dapat “Supervisi pendidikan adalah pemberian meningkatkan kemampuan guru dalam pelayanan kepada guru untuk menyusun Rencana Pelaksanaan mengembangkan mutu pembelajaran, Pembelajaran (RPP) di SD Negeri Lamklat memfasilitasi guru agar dapat mengajar Tahun Pelajaran 2017/2018?” dengan efektif. Melakukan kerja sama Supervisi Akademik dengan guru atau anggota staf lainnya Masaong (2013: 3) untuk meningkatkan mutu pembelajaran, menyatakan “Supervisi diartikan sebagai pengembangan kurikulum, serta layanan yang bersifat membimbing, meningkatkan pertumbuhan profesional memfasilitasi, memotivasi serta menilai semua anggotanya”. guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan Tujuan supervisi pendidikan menurut pengembangan profesinya secara efektif”. N. A. Ametembun dalam Tim Dosen (2015: Berdasarkan pendapat di atas dapat 316) adalah: disimpulkan bahwa beberapa aspek penting 1) Membina guru untuk lebih memahami dari supervisi yaitu: bersifat bantuan dan tujuan pendidikan yang sebenarnya dan pelayanan kepada sekolah, guru dan staf; peranan sekolah dalam mencapai tujuan bermanfaat untuk pengembangan kualitas 2) Memperbesar kesanggupan guru untuk guru; pengembangan profesional guru; serta mempersiapkan peserta didiknya untuk untuk memotivasi guru dalam menjadi anggota masyarakat yang merencanakan dan melaksanakan efektif. pembelajaran. 3) Membantu guru untuk mengadakan Supervisi dalam pendidikan bukan diagnosis secara kritis terhadap hanya sekedar kontrol melihat apakah aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai belajar mengajar, serta menolong dengan rencana atau program yang telah mereka dalam merencanakan pembaikan digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi 4) Meningkatkan kesadaran terhadap dalam pendidikan mengandung pengertian tata kerja yang demokratis dan yang luas. Menurut Purwanto (2012: 76) komprehensif “Supervisi adalah segala bantuan dari 5) Memperbesar ambisi untuk para pimpinan sekolah, yang tertuju meningkatkan mutu kerjanya secara professional dalam profesinya memiliki masalah atau kebutuhan atau (keahlian) melindungi guru dan kelemahan yang sama dikelompokkan atau karyawan pendidikan terhadap tuntutan dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. yang tak wajar dan kritik-kritik tak sehat Kemudian mereka diberikan layanan dari masyarakat supervisi sesuai dengan permasalahan atau 6) Membantu lebih mempopulerkan kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut sekolah kepada masyarakat untuk Sagala (2012: 175-186) mengemukakah menyokong sekolah bahwa teknik supervisi yang bersifat 7) Membantu guru untuk lebih dapat kelompok kegiatan tersebut antara lain: memanfaatkan pengalamannya sendiri a. Pertemuan Orientasi, yaitu pertemuan 8) Mengembangkan “spirit de corps” guru- yang dilakukan oleh pengawas madrasah guru yaitu ada rasa kesatuan dan dan atau kepala madrasah, guru latih, persatuan antar guru. dan guru baru yang bertujuan Menurut Kemdikbud dalam Buku mengenalkan guru baru terhadap suasana Panduan Kerja Kepala Sekolah (2017: 80), kerja sebagai seorang pendidik; “Teknik supervisi kelompok adalah cara b. Rapat Guru, yaitu pertemuan antara melaksanakan program supervisi yang pengawas madrasah dengan guru-guru ditujukan kepada dua orang guru atau lebih. yang dilakukan untuk menyelesaikan Supervisi ini dilakukan kepada kelompok masalah-masalah yang dihadapi oleh guru yang memiliki masalah atau guru; kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang c. Studi Kelompok Antar Guru, yaitu sama”. Supervisi kelompok, yaitu: kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan guru mata pelajaran untuk mengkaji atau kepanitiaan, kerja kelompok, aboratorium, mempelajari sejumlah masalah yang membaca terpimpin, demonstrasi berhubungan dengan penyajian dan pembelajaran, darmawisata, kuliah/studi, pengembangan materi bidang studi yang diskusi panel, perpustakaan, organisasi diampunya. Kegiatan ini lebih dikenal profesional, pertemuan guru, lokakarya dengan Musyawarah Guru Mata atau konferensi kelompok. Pelajaran (MGMP); Teknik supervisi kelompok adalah d. Diskusi yaitu pertukaran pikiran atau salah satu cara melaksanakan program pendapat yang membahas masalah untuk supervisi yang dilakukan terhadap lebih dicari alternatif penyelesaiannya. Teknik dari satu orang guru. Guru-guru yang supervisi ini diikuti oleh sejumlah guru diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, dan satu atau beberapa supervisor, supervisor diharapkan atau kepala manajerial. Metode ini tentunya bersifat sekolah dapat memberikan pengarahan, kelompok dan dapat melibatkan beberapa bimbingan, nasihat-nasihat, ataupun kepala sekolah, wakil kepala sekolah saran-saran yang diperlukan; dan/atau perwakilan komite sekolah. e. Workshop (Lokakarya), yaitu kegiatan Penyelenggaraan disesuaikan dengan tujuan belajar kelompok guru yang mempunyai atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan masalah yang relatif sama untuk dicari bersama dengan pengawas maupun kepala penyelesaiannya, tekninik supervisi sekolah atau organisasi sejenis lainnya menggunakan workshop dapat dilakukan (Depdiknaas, 2008: 21). bila sejumlah guru mempunyai problem Menurut Hamalik (2005: 31) yang relatif sama; Pelatihan/workshop yang diselenggarakan f. Tukar Menukar Pengalaman, yaitu harus mempunyai yang meliputi : teknik saling memberi dan menerima a. pelatihan dilakukan dengan maksud dari guru berpengalaman ke guru yang untuk menguasai bahan pelajaran belum berpengalaman; tertentu; g. Diskusi Panel, yaitu bentuk diskusi yang b. para peserta menyadari bahwa pelatihan dilakukan untuk menyelesaikan masalah itu bermakna bagi kehidupannya; dan didatangkan ahli untuk membantu c. latihan harus dilakukan terhadap hal-hal menyelesaikan masalah tersebut; yang telah diperoleh peserta; h. Seminar, yaitu dilakukan untuk d. latihan berfungsi sebagai diagnosis memperbaiki cara mengajar guru dan melalui usaha membaca berkalikali, meningkatkan kualitas manajemen mengadakan koreksi atas kesalahan- madrasah; kesalahan yang timbul; i. Simposium, yaitu suatu kegiatan yang e. latihan dilakukan dengan tahapan membahas sekumpulan karangan pendek sebagai berikut: mula-mula latihan untuk tentang suatu pokok masalah yang mendapat ketepatan, selanjutnya antara ditulis; sejumlah ahli, dan pandangan keduanya dicari keseimbangan; para ahli tersebut agar pandangan ahli f. latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah tersebut dapat dijadikan jalan keluar. kurun waktu latihan yang singkat; g. kegiatan latihan harus hidup, menarik Teknik Supervisi Kelompok dengan dan menyenangkan; Workshop (Lokakarya) Workshop atau lokakarya merupakan h. latihan jangan dianggap sebagi upaya salah satu metode yang dapat ditempuh sambilan untuk dilakukan seenaknya pengawas dalam melakukan supervisi secara insidental; i. latihan dapat mencapai kemajuan berkat berkewajiban menyusun RPP secara ketekunan dan kedisiplinan tinggi; dan lengkap dan sistematis agar latihan yang dilaksanakan lebih berhasil, pembelajaran berlangsung secara bila unsur emosi sedapat mungkin interaktif, inspiratif, menyenangkan, dikurangi. menantang, efisien, memotivasi Selanjutnya menurut Sagala (2012: peserta didik untuk berpartisipasi 181) mengemukakah “workshop dalam aktif, serta memberikan ruang yang kegiatan supervisi pendidikan adalah cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari kemandirian sesuai dengan bakat, sejumlah guru yang mempunyai masalah minat, dan perkembangan fisik serta yang relatif sama ingin dipecahkan bersama psikologis peserta didik. RPP disusun memalui percakapan dan bekerja secara berdasarkan KD atau subtema yang kelompok maupun bersifat perseorangan”. dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan Permendikbud di atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tugas guru adalah merencanakan (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran di antaranya adalah pembelajaran tatap muka untuk satu merumuskan indikator pencapaian pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan kompetensi, merumuskan tujan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran, sebagai proses untuk pembelajaran peserta didik dalam upaya mengarahkan peserta didik agar kreatif. mencapai Kompetensi Dasar (KD). Majid (2013 :92) yang mengatakan: Menurut Permendikbud nomor 22 tahun “Kerangka perencanaan dan implementasi 2016 tentang Standar Proses pada Bab 3 pengajaran melibatkan urutan langkah- menjelaskan bahwa: langkah yang sangat penting bagi para guru Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana (RPP) adalah rencana kegiatan pengajaran”. pembelajaran tatap muka untuk satu Dalam menyusun RPP hendaknya pertemuan atau lebih. RPP memperhatikan prinsip-prinsip sesuai dikembangkan dari silabus untuk dengan yang tertuang dalam Bab 3 mengarahkan kegiatan pembelajaran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 peserta didik dalam upaya mencapai tentang Standar Proses. Rencana Kompetensi Dasar (KD). Setiap Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat pendidik pada satuan pendidikan dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku guru, buku siswa, buku teks Besar. SD Negeri Lamklat merupakan salah pelajaran dan referensi lain yang satu sekolah binaan peneliti selaku mendukung. Pengembangan RPP dapat pengawas sekolah, di mana di sekolah dilakukan oleh guru secara mandiri tersebut masih banyak guru yang belum dan/atau secara berkelompok baik di mampu menyusun RPP sesuai dengan sekolah/madrasah yang dapat tuntunan Kurikulum 2013. Penelitian ini dikoordinasikan, difasilitasi, dan disupervisi dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan oleh pengawas sekolah/madrasah maupun mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan di kelompok KKG. September 2018 pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. METODE Penelitian Tindakan Sekolah ini Penelitian tindakan ini dilaksanakan dilaksanakan di SD Negeri Lamklat yang dengan proses daur ulang yang beramat di Jalan alamat Jln. Pasar Lambaro dilaksanakan 4 tahap, seperti yang terlihat Angan - Lambada Peukan Desa Liue dalam gambar berikut: Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh

Gammbar 1. Alur PTS Model Kemmis & Mc. Taggart dalam Arikunto (2008: 16).

Adapun Subjek dari penelitian 10 orang guru. Sedangkan teknik tindakan sekolah ini adalah guru kelas dan pengumpulan data merupakan cara yang guru mata pelajaran yang mengajar SD digunakan peneliti untuk mendapatkan data Negeri Lamklat kabupaten Aceh Besar dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono tahun pelajaran 2018/2019 yang bejumlah (2016: 225) menyebutkan bahwa “pengumpulan data dapat diperoleh dari 1. Memberi skor pada setiap alternatif hasil observasi, wawancara, dokumentasi, jawaban, yaitu alternatif jawaban dan gabungan/triangulasi”. Dalam tidak ada/tidak sesuai diberi bobot 1, penelitian ini peneliti menggunakan teknik alternatif jawaban kurang pengumpulan data dengan cara observasi, lengkap/sesuai sebagian diberi bobot 2, wawancara dan dokumentasi. dan alternatif jawaban sudah Analisis data pada penelitian ini lengkap/sesuai seluruhnya diberi bobot dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif 3. (statistik) sederhana. Analisis data tentang 2. Menghitung setiap alternatif jawaban; kualitas rencana pelaksanaan 3. Menjumlahkan selisih perolehan skor pembelajaran (RPP) dilakukan dengan dan memasukan hasil perhitungan skor langkah-langkah sebagai berikut : ke dalam rumus berikut :

Jumlah Skor Nilai = x 100 Skor Maksimal Sumber: Kemendikbud (2017: 591) Agar data yang diperoleh mudah dikonversikan kedalam beberapa untuk dilihat tingkat keberhasilannya, kategori: maka semua hasil yang diperoleh Tabel 3.2 Kriteria Penilaian RPP Peringkat Nilai Amat Baik (AB) 90 < AB < 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup (C) 70 < C < 80 Kurang (K) < 70 Sumber: Kemendikbud (2017: 594) HASIL PENELITIAN supervisi pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis data hasil Kompetensi guru dalam menyusun RPP, penelitian menunjukkan bahwa kesepuluh terjadi peningkatan dari siklus ke siklus. orang guru mata pelajaran menunjukkan Hasil penelitian menggambarkan sikap yang baik dan termotivasi dalam bahwa kemampuan guru dalam menyusun menyusun RPP dengan lengkap, hal RPP ada peningkatan dari siklus I ke siklus tersebut berindikasi dari adanya II. Pada siklus I, hasil analis data terhadap peningkatan kualitas RPP guru dan 10 orang guru mata pelajaran dalam aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan menyusun RPP dapat digambarkan bahwa

60 50% 50 40% 40 30% 30% 30 20 SIKLUS I 20 10% 10% SIKLUS II 10 0% 0 Amat Baik Baik Cukup Kurang guru yang memperoleh predikat “amat I sebanyak 3 orang guru (30%), sedangkan baik” yaitu 1 orang guru (10%), pada pada siklus II menurun menjadi 20% siklus II meningkat menjadi 3 orang guru begitu juga dengan yang masih “kurang” (30%), yang memperoleh predikat “baik” pada siklus I hanya satu orang guru (10%), pada siklus I berjumlah 4 orang guru pada siklus II menurun menjadi 0%. (40%), pada siklus II meningkat menjadi 5 Kemampuan guru dalam menyusun RPP orang guru (50%). Sementara yang dari siklus I ke siklus II dapat digambarkan memperoleh predikat “cukup” pada siklus dengan diagram batang berikut:

60 50% 50 40% 40 30% 30% 30 SIKLUS I 20 SIKLUS II 20 10% 10% 10 0% 0 Amat Baik Baik Cukup Kurang Gambar 4.2 Diagram Kemampun Guru siklus I dan Siklus II Keberhasilan tindakan ini disebabkan siklus I tampak semua peserta hadir oleh pemahaman secara menyeluruh (100%), sementara kesiapan mental dan tentang Rencana Pelaksanaan fisik ada peningkatan dari 70% menjadi Pembelajaran (RPP) sangat diperlukan. 90%, kesiapan bahan pendukung Dengan pemahaman yang baik, maka meningkat dari 50% menjadi 70%, penyusunan RPP dapat dilakukan dengan membaca modul meningkat dari 50% baik. Di samping itu juga dipengaruhi oleh menjadi 70%, Kerja sama juga ada tingkat keaktifan peserta dalam mengikuti peningkatan dari 60% menjadi 80%. Pada kegiatan pada setiap siklusnya. siklus I peserta yang dapat menyesaikan Hasil penelitian terhadap aktivitas tugas hanya 60% semenatara pada siklus II guru dalam mengikuti kegiatan supervisi meningkat menjadi 80%. Aktivitas guru menunjukkan bahwa ada peningkatan dari dapat digambarkan dengan diagram siklus I ke siklus II. Pada siklus I dan berikut: SIKLUS II SIKLUS I

80% Ketuntasan menyelesaikan tugas 60% 80% Bekerjasama 60% 80% Membaca Panduan/Menggali sumber 60% 70% Kesiapan Bahan pendukung 50% 90% Kesiapan mental dan fisik 70% 100% Kehadiran 100%

Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Guru siklus I dan Siklus II

Mengoptimalkan pemahaman guru percakapan dan bekerja secara kelompok dalam menyusun rencana pelaksanaan maupun bersifat perseorangan”. pembelajaran melalui pembinaan intensip SIMPULAN dalam bentuk supervisi akademik dengan Berdasarkan hasil penelitian dan teknik supervisi kelompok merujuk pada pembahasan tentang peningkatan metode workshop dimana para guru kemampuan guru SD Negeri Lamklat berdiskusi, bekerja sama dan berkonsultasi tahun pelajaran 2018/2019 dalam secara aktif akan sangat membantu guru menetapkan menyusun rencana dalam memahami konsep dan prinsip- pelaksanaan pebelajaran melalui kegiatan prinsip dalam menyusun RPP. Hal ini supervisi akademik teknik kelompok senada dengan pendapat Ruswenda (2011: dengan metode workshop dapat diambil 41) yang mengemukakah bahwa “Supervisi beberapa kesimpulan sebagai berikut: akademik merupakan bagian dari supervisi 1. Kegiatan supervisi akademik teknik pendidikan yang menitik beratkan pada kelompok dengan metode workshop upaya memberi bantuan meningkatkan dapat meningkatkan kemampuan guru mutu pembelajaran dan profesional guru SD Negeri Lamklat tahun pelajaran sebagai pengelola proses belajar mengajar 2018/2019 dalam menyusun RPP. Pada di kelas”. Selanjutnya menurut Sagala siklus I, hasil analis data terhadap 10 (2012: 181) mengemukakah “workshop orang guru mata pelajaran dalam dalam kegiatan supervisi pendidikan menyusun RPP dapat digambarkan adalah kegiatan belajar kelompok yang bahwa guru yang memperoleh predikat terjadi dari sejumlah guru yang “amat baik” yaitu 1 orang guru (10%), mempunyai masalah yang relatif sama pada siklus II meningkat menjadi 3 ingin dipecahkan bersama memalui orang guru (30%), yang memperoleh predikat “baik” pada siklus I berjumlah meningkat dari 50% menjadi 70%, 4 orang guru (40%), pada siklus II Kerja sama juga ada peningkatan dari meningkat menjadi 5 orang guru (50%). 60% menjadi 80%. Pada siklus I peserta Sementara yang memperoleh predikat yang dapat menyesaikan tugas hanya “cukup” pada siklus I sebanyak 3 orang 60% semenatara pada siklus II guru (30%), sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80%. menurun menjadi 20% begitu juga Berdasarkan penelitian yang telah dengan yang masih “kurang” pada dilaksanakan, peneliti menyampaikan siklus I hanya satu orang guru (10%), beberapa saran sebagai berikut. pada siklus II menurun menjadi 0%.. 1. Motivasi yang sudah tertanam 2. Supervisi akademik teknik kelompok khususnya dalam penyusunan RPP dengan metode workshop dapat hendaknya terus dipertahankan dan meningkatkan motivasi guru dalam ditingkatkan/dikembangkan . menyusun RPP dengan lengkap. Guru 2. RPP yang disusun/dibuat hendaknya menunjukkan keseriusan dalam mengandung komponen-komponen memahami dan menyusun RPP apalagi RPP secara lengkap dan baik karena setelah mendapatkan bimbingan RPP merupakan acuan/pedoman dalam pengembangan/penyusunan RPP dari melaksanakan pembelajaran. peneliti. Kehadiran peserta pada siklus I 3. Kegiatan supervisi akademik dengan dan siklus I yaitu 100%, ini bergai teknik dan pendekatan perlu menggambarkan bahwa antusiasme dilaksanakan terhadap semua guru peserta tinggi, sementara kesiapan sebagai bentuk pembinaan baik untuk mental dan fisik ada peningkatan dari memperbaiki perangkat pembelajaran 70% menjadi 90%, kesiapan bahan maupun untuk meningkatkan pendukung meningkat dari 50% kemampuan guru dalam proses belajar menjadi 70%, membaca modul mengajar. DAFATAR PUSTAKA

Abd. Kadim Masaong. 2013. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. CV. Pustaka Setia: Bandung.

E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar. 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia (Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan ) Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

B. Uno, Hamzah. 2007. Pembelajaran Menciptakan proses belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.

Karwati, Euis & Donni, J.P. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Kemendikbud. 2013. Pelatihan Implimentasi Kurikulum 2013. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Jakarta.

Kemendikbud. (2016). Panduan Penilaian Untuk SMP. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

Kemdikbud. 2016. Panduan Pembelajaran Untuk Sekeloh Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Kemdikbud. 2016. Panduan Kerja Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Ependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Purwanto, Ngalim, M. 2012. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran Dalam Provesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ruswenda, U. 2011. Berbagai Faktor dalam Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta : Pascasarjana Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D, Cetakan ke-24. Bandung: Alfabeta. Sutarsih, C dan Nurdin. 2012. Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Alfabeta.

Suyanto dan Jihad, A. 2013. Menjadi Guru Profesional (Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global). Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Tim Dosen. 2015. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Usman, H. 2014. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyudi. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfa Beta. PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAPAKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAHDI SMANEGERI 7 ACEH BARAT DAYA

1)Nurdin Amin dan 2)Rosi Novi Aji 1),2) Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry

Abstrak Pembelajaran yang berlangsung di SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya saat ini masih menggunaakan media pembelajaran biasa seperti menggunakan LKS dan media slide yang berisi tulisan-tulisan saja belum ada upaya guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu media yang dapat mengaktifkan aktivtas belajar siswa yaitu dengan menggunakan multimedia yang berupa power point dan alat peraga.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar yang dibelajarkan menggunakan multimedia pada materi sistem peredaran darah manusia.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre- Eksperiment dangan desain One Group Pretest-Posttest Design.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya, sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA1 yang terdiri dari 26 siswa dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan observasi dan tes. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama 96% dengan kategori sangat aktif dan pertemuan kedua 92% juga termasuk kategori sangat aktif. Dari kedua pertemuan tersebutpenggunaan multimedia terhadapaktivitas belajar siswapada materiSistem Peredaran Darahdi SMANegeri7Aceh Barat Daya95% sangat aktif dan 80% siswa aktif.

Kata Kunci: Multimedia, Aktivitas Belajar Abstract The learning that takes place at SMA Negeri 7 southwest Aceh still learning like media and using media and categorized as the slide that contains the writings of course there hasn't been an effort of teachers to develop instructional media that can draw attention of students so that the effect on the activity and results of student learning. One of the media that can enable aktivtas student learning by using multimedia in the form of power point and props. This research aims to know the dibelajarkan learning activities using multimedia material on the human circulatory system. The design used in this study is the Pre-alphabets experiment design with One Group Pretest – Posttest Design. Of the population in this research is the entire grade 7 SMA Negeri XI in Southwest Aceh, while the sample in this study i.e., students class XI IPA1 consisting of 26 students by using Purposive Sampling technique. This research data gathering techniques that is by observation and tests. The results of observation learning activities of students at the first meeting of 96% with a very active category and the second meeting 92% also including very active category. The second meeting of the tersebutpenggunaan multimedia terhadapaktivitas learning siswapada materiSistem Darahdi West Daya95 SMANegeri7Aceh Circulation% very active and 80% of students active.

Keywords: Multimedia, Learning Activities

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |190 PENDAHULUAN dengan mengembangkan instrumen evaluasi. Guru membantu pembelajaran, Pembelajaran yang berlangsung di yakni berupaya menimbulkan sekumpulan sekolah khususnya pada tingkat Sekolah peristiwa yang dapat meningkatkan dan Menengah Atas (SMA) adalah suatu memudahkan pembelajaran untuk belajar kegiatan yang melibatkan guru dengan (Hamid, 2007). siswa secara bersama-sama utntuk Proses pembelajaran yang mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan diterapkan guru untuk siswa harus sangat penting artinya, sebab tanpa memperlihatkan spesifikasi dan pendidikan manusia akan sulit berkembang karakteristik mata pembelajaran serta dan bahkan akan terbelakang,dengan perkembangan siswa sehingga dalam demikian pendidikan harus betul-betul proses belajar mengajar tercipta susasana diarahkan dengan pembelajaran yang kelas yang kondusif dan semangat siswa efektif untuk menghasilkan manusia yang dalam mengikuti pembelajaran, terutama berkualitas, juga memiliki budi pekerti pada mata pelajaran biologi. Pada ruang yang luhur dan moral yang baik. lingkup pembelajaran biologi, karakteristik Guru selalu menjadi tokoh sentral yang harus dimunculkan yaitu adanya dalam pembelajaran di sekolah, kedudukan pengkaitan konsep kehidupan sehari-hari guru dalam kegiatan mengajar sangat melalui penggunaan multimedia ataupun membutuhkan pengembangan kreativitas. alat peraga pembelajaran. Kreativitas seorang guru meliputi gagasan Multimedia pembelajaran atau ide dan berperilaku kreatif dalam merupakan alat bantu atau sarana yang menjalankan tugasnya. Guru yang kreatif digunakan oleh guru untuk menunjang akan membawa suasana belajar yang proses belajar mengajar, multimedia adalah bergairah dan menyenangkan anak suatu sarana atau media melalui didiknya, sebaliknya apabila proses penggunaan komputer dalam pembelajaran itu bersifat pasif, monoton, menggabungkan dan menyajikan suara, kurang kreatif, dan lain sebagainya akan teks, animasi, audio dan video dengan alat mempengaruhi motivasi dan prestasi siswa bantu dan koneksi sehingga pengguna dapat saat belajar. Kreativitas guru berhubungan bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan dengan merancang dan mempersiapkan berkomunikasi. Siswa lebih mudah bahan ajar atau materi pelajaran, memahami pelajaran yang menggunakan menggunakan metode yang variatif, suatu media yang dipadupadankan dari memanfaatkan media pembelajaran, sampai pada tanpa menggunakan media apapun.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |191 Fungsi utama dari media pembelajaran (KKM) yakni masih di bawah standar.Rata- adalah untuk menurunkan keabstrakan dari rata dari 65 % siswa belum mencapai nilai konsep materi pelajaran, agar siswa mampu KKM dari nilai yang telah ditetapkan pada menangkap arti sebenarnya dari konsep tahun 2016/2017 di SMAN 7 Aceh Barat pelajaran tersebut dengan cara melihat, Daya. meraba, dan memanipulasi objek maka Kondisi siswayang siap menerima siswa akan mempunyai pengalaman- pelajaran dariguru,akan berusaha merespon pengalaman nyata atau realistis dalam atas pertanyaan-pertanyaan yangtelah kehidupan tentang arti dari konsep materi diberikan oleh guru.Untuk dapat memberi pelajaran yang diterimanya. jawaban yang benar tentunya siswa harus Pelajaran biologi pada materi sistem mempunyai pengetahuan dengan cara peredaran darah tingkat SMA di kelas XI membaca dan mempelajari materi yang sesuai dengan KD 3.6.menganalisis akan diajarkan oleh guru.Dalam hubungan antara struktur jaringan penyusun mempelajari materi tentunya siswa harus organ pada sistem sirkulasi dan mempunyai buku pelajaran dapat berupa mengaitkannya dengan bioprosesnya buku paket dari sekolah maupun buku sehingga dapat menjelaskan mekanisme diktat lain yang masih relevan digunakan peredaran darah serta gangguan fungsi yang sebagai acuan untuk belajar. mungkin terjadi pada sistem sirkulasi Berdasarkan uraian di atas manusia melalui studi literature, sebaiknya guru lebih meningkatkan pengamatan, percobaan dan simulasi, dan aktivitas siswa saat proses belajar mengajar KD 4.6. menyajikan hasil analisis tentang berlangsung dilakukanguru untuk kelainan pada struktur dan pembuluh darah, membangkitkan aktivitas belajar siswa jantung dan pembuluh darah yang yaitu seperti menggunakan suatu media menyebabkan gangguan sistem peredaran yaitu multimedia yang berisikan media darah manusia melalui berbagai bentuk Power Point dan alat peraga pada sistem media presentasi. peredaran darah. Siswa akan penasaran Penguasaan materi siswa terhadap terhadap alat peraga dan media Power materi sistem peredaran darah bervariasi, Point pembelajaran yang menggunakan sebagian siswa sudah mencapai media tersebut maka siswa akan ketutuntasan namum sebagian besar siswa menggunakan indera seperti penglihatan, belum mencapai nilai ketuntasan.Hal pendengaran dan peraba maka dengan tersebut terlihat dari nilai siswa yang belum demikian aktivitas belajar siswa akan mencapai Kriteria Ketutasan Minimal

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |192 meningkat dan mampu meningkatkan hasil Pre-eksperimen.Pre-eksperimen merupakan belajar. jenis penelitian yang tidak mencukupi semua syarat-syarat dari suatu desain METODE percobaan yang sesungguhnya Desain yang RancanganPenelitian digunakan yaitu One Group Pretest- Jenis penelitian yang digunakan Posttest Design. Pada penelitian ini dalam penelitian ini adalah penelitian terdapat pre-test sebelum perlakuan dan kuantitatif dengan rancangan penelitian post-test setelah diberikan perlakuan . Tabel 3.1. Rancangan Penelitian True –Eksperimen

Pre-test Treatment Post-test O1 X O2

Keterangan:

O1 : Hasil Pengukuran pre-test X : Pelatihan

Populasi dan Sampel seluruh siswa kelas XI IPA1 sebanyak 26

Penenlitian ini dilaksanakan di siswa. SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya. Penelitian Intrumen Penelitian dilapangan akan dilakukan pada bulan Lembar observasi yang digunakan November 2018 sebanyak 3 kali untuk mengamati aktivitas siswa pada saat pertemuan. mengkuti proses belajar mengajar dikelas. Populasi adalah seluruh subjek Dalam penelitian ini pengisian lembar penelitian yang akan diteliti dalam suatu observasi siswa di lakukan oleh 2 orang penelitian, sedangkan sampel adalah observer yaitu guru bidang studi biologi sebagian atau mewakili populasi yang SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya, dengan diteliti.Jadi,dalam penelitian ini memberikan tanda ceck list pada kolom populasinya adalah seluruh siswa kelas XI yang telah disediakan. Penilaian aktivitas di SMA Negeri 7 Aceh Barat Daya tahun yang diamati meliputi: Visual Activities, ajaran 2018/2019.Sampel yang digunakan oral activites, listening actvities, writing yaitu purposivesampling, pengambilan activities, motor activities, emotional sampel dengan pertimbangan activitiesdan mental activities. tertentu.Sampel dalam penelitian ini yaitu

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |193 Aktivitas siswa adalah segala gembira, bergairah, berani, tenang dan bentuk kegiatan belajar siswapada saat gugup. proses belajar mengajar berlangsung g. Mental activities misalnya didalam kelas yang menghasilkan suatu menanggapi, menggugat, perubahan oleh sisiwa.Aktivitas belajar memecahkan soal, menganalisis, dikelompokkan kedalam beberapa jenis mengambil keputusan. ( Sardiman, yaitu: 2005) Teknik dan analisis data a. Visual activities. Misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, Terknik pengumpulan data yang akan percobaan dan pekerjaan oranglain dilakukan dalam pengujian hipotesis b. Oral activities. Misalnya digunakan beberapa metode antara lain menyatakan, merumuskan, bertanya, sebagai berikut.Dalam penelitian ini, memberi saran, mengeluarkan peneliti melakukan observasi langsung pendapat, mengadakan wawancara, untuk mngetahui partisipasi aktivitas siswa diskusi dan intruksi. pada saat proses belajar mengajar c. Listening activities. Misalnya berlangsung dengan menggunakan mendengarkan, uraian percakapan, multimedia. Dari hasil pengamatan diskusi, musik dan pidato. aktivitas siswa selama pembelajaran d. Writing activities. Misalnya menulis, berlangsung dianalisis dengan cerita, karangan, laporan, angket dan menggunakan rumus: menyalin. NR = x 100 ∑ e. Motor activities. Misalnya Keterangan: ∑ menganggap, mengingat memecahkan NR: Nilairata-rata. soal, menganalisis, melihat hubungan Seorang siswa dinyatakan aktif dan mengambil keputusan. apabila melakukan 61% dari jenis kegiatan f. Emotional activities. Misalnya yang diamati dengan kreteria penafsiran menaruh minat, merasa bosan, persentase aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

No Nilai Komposisi Siswa Keterangan 1 81%-100% 21-26 siswa Sangat aktif 2 61%-80% 15 -20 siswa Aktif 3 41%-60% 10-14 siswa Cukup 4 21%-40% 6-9 siswa Kurang Aktif

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |194 5 0%-20% 0-5 siswa Sangat Kurang Aktif

HASIL DAN PEMBAHASAN siswa dalam pembelajaran dengan

Aktivitas belajar siswa diamati menggunakan multmedia pada materi dengan menggunakan lembar observasi sistem peredaran darah di SMA Negeri 7 aktivitas belajar siswa yang diisi oleh dua Aceh Barat Daya dapat di lihat pada tabel orang observer. Data aktivitas belajar dibawah ini:

Rata-Rata Eksperimen Persentase No Aspek yang Diamati Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 (%) 1. Visual Activities 95 95 95% SA 2 Oral Activities 90 80 85% SA 3 Listening Activities, 100 100 100% SA 4 Writing Activities, 100 100 100% SA 5 Emotinal Activities 100 90 95% SA 6 Motor activities 95 90 92,50% SA 7 Mental Activities 93 87 90% SA Jumlah Total 673 642 657,5 Persentase Aktivitas 96% (SA) 92% (SA) 94% (SA)

Berdasarkan Tabel4.1 hasil dan writing activities yang memiliki pengamatan dari berbagai aspek aktivitas nilai100% dikarenakan pada aspek belajar siswa yang diamati yaitu Visual tersebut siswa menunjukkan aktivitas Activities, oral activites, listening belajar yang aktif pada saat proses belajar actvities, writing activities, motora berlangsung dengan menggunakan ctivities, emotional activities dan mental Multimedia. Persentase data keseluruhan activities memiliki nilai yang bervariasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada namun ada beberapa aspek aktivitas gambar di bawah ini: belajar siswa yang memiliki nilai sama pada pertemuanI dan II seperti aspek emotional activities, listening actvities,

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |195 15,21 15,21 15,50 14,45 14,45 15,00 14,07 14,50 13,69 14,00 13,50 12,93 13,00 12,50 12,00 11,50

Gambar 1.Persentase aktivitas belajar siswa

Berdasarkan gambar diatas dapat dalam memahami apa yang dideskripsikan secara rinci pada setiap disampaikan oleh guru dalam aspek pada topic yang dideskripsikan pembelajaran. berikut ini: d. Aktivitas menulis dalam belajar diperoleh persentase sebesar15,21%Ini a. Aktivitas penglihatan dalam belajar dapat diinterpretasikan bahwa siswa diperoleh persentase sebesar14,45. Ini cukup baik dalam merangkum isi dapat diinterpretasikan bahwa siswa pelajaran,mencatat hal-hal penting sudah cukup baik dalam melakukan dalam pelajaran, serta mampu menulis aktivitas-aktivitas terkait penglihatan cerita dan mengarang. dalam belajar seperti membaca dan e. Aktivitas menggambar dalam belajar memperhatikan guru menjelaskan. diperoleh persentase dengan b. Aktivitas lisan dalam belajar diperoleh sebesar 14,45%, Ini dapat persentase sebesar 12.93%. Ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa sudah diinterpretasikan bahwa siswa sudah cukup baik dalam melaksanakan cukup baik dalam merumuskan aktivitas-aktivitas belajar terkait pembelajaran,bertanya, berpendapat, dalamm enggam barsesuatu. dan berdiskusi dalam proses belajar. f. Aktivitas motorik dalam belajar c. Aktivitas mendengarkan dalam belajar diperoleh persentase sebesar diperoleh persentase sebesar15,21%.Ini 14,07%,Hal ini dapat diinterpretasikan dapat diinterpretasikan bahwa siswa bahwa siswa sudah cukup baik dalam sudah cukup baik dalam mendengarkan materi yang disampaikan, cukup baik

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |196 melakukan percobaan-percobaan, berubah dengan cepat, tepat,mudah dan membuat kontruksi,dan mereparasi. benar, baik berkaitan dengan aspek g. Aktivitas mental dalam belajar kognitifafektif maupun psikomotor diperoleh persentase (AbinSyamsudin M. 2003). Aktivitas sebesar13,69%,Hal ini dapat belajaradalah aktivitas yang bersifat fisik diinterpretasikan bahwa siswa sudah maupun mental.Dalam proses belajar cukup baikdalam menanggapi, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. mengingat,dan memecahkan masalah Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam proses pembelajaran. dalam buku Sardiman bahwa jika seorang Belajar pada dasarnya sangat anak berfikir tanpa berbuat sesuatu,berarti dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan anak itu tidak berfikir (Sardiman,2011). tanpa adanya aktivitas proses belajar Berdasarkan data diatas persentase tidak mungkin berlangsung dengan aktivitas belajar siswa untuk kategori baik.Pada proses aktivitas pembelajaran sangat tinggi sebesar 95% sedangkan harus melibatkan seluruh aspek peserta untuk kategoritinggi sebesar 80% yang didik,baik jasmani maupun rohani disajikan dalam histogram berikut ini: sehingga perubahan perilaku nya dapat

95 100 80 80 60 40 20 0 0 0 0 Sangat Aktif Cukup Kurang Sangat aktif Aktif Kurang Aktif

Gambar 2.Persentase aktivitasbelajarsiswa

Nilai persentase aktivitas belajar pertemuan pertama rata-rata nilai siswa pada saat belajar mengajar persentase aktivitas siswa 95% berlangsung rata-rata siswa sangat aktif, hal menunjukkan bahwa siswa sangat aktif ini berdasarkan nilai pengamatan yang (SA) dan pertemuan kedua dengan nilai dilakukan oleh 2 orang observer pada persentase aktivitas belajar siswa yang

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |197 didapatkan yaitu 92% yang juga dengan menggunakan multimedia yang menunjukkan bahwa siswa sangat aktif berupapower point dan alat peraga sistem (SA). Hasil keseluruhan persentase peredaran darah manusia dikategorikan aktivitas belajar siswa yaitu 94% yang sangat aktif, data tersebut dapat dilihat pada menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa Gambar 4.1.

96% 98% 96% 94% 92% 92% Belajar Siswa (%) Belajar Persentase Aktivitas Persentase 90% Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 3. Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan 1dan II

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat bahwa terdapat perbedaan telah dilakukan dengan judul “Pengaruh pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan Penggunaan Multimedia Terhadap pertama nilai persentase aktivitas siswa Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada yaitu 96% sedangkan pertemuan kedua Materi Sistem Peredaran Darah di SMAN 7 manunjukkan nilai persentase yaitu 92% Aceh Barat Daya” diketahui bahwa: yang menunjukkan bahwa pertemuan I Aktivitas belajar siswa dengan penggunaan siswa lebih antusias untuk belajar karena multimedia pada materi sistem peredaran pembahasan dan materi masih tergolong darah tergolong sangat aktif (94%) terdapat mudah dan siswa pertama kali melihat perbedaan pertemuan I dan pertemuan II. multimedia yang ditampilkan. Sedangkan Pertemuan pertama nilai persentase pertemuan II antusias siswa edikit menurun aktivitas siswa yaitu 96% sedangkan dikarenakan materi mulai sulit dan siswa pertemuan kedua manunjukkan nilai sudah melihat multimedia yang ditampilkan persentase yaitu 92% hal ini di pertemuan I. akan tetapi pertemuan I dan dapatdeskripsikan bahwa siswa sudah pertemuan II tergolong sangat aktif (SA) cukup baik dalam melaksanakan aktivitas- aktivitas dalam belajar. SIMPULAN

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |198 DAFTAR PUSTAKA AbinSyamsudin M. 2003.,Psikologi Pendidikan, Bandung:Rosda Karya Remaja.

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Annurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.

Hamid Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Cetakan pertama, Pasca sarjana Unimed: Medan.

Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Askara.

Sukayati. 2003. Media Pembelajran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPG Matematikan.

Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar.Jakarta:RinekaCipta

Sardiman. 2009. InteraksidanMotivasiBelajarMengajar,Jakarta:RajawaliPress

Yani, Yuli. 2014.”Upaya Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Model pembelajaran Numberend Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS semester genap di SMK Bakauhuni. Kabupaten lampung Selatan. Jurnal Pendidikan. Vol.2. No.2.

Jurnal Visipena Volume 10, Nomor 1, Juni 2019 |199

Juenal VISIPENA