Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

PENINGKATAN KOMPETENSI KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT DI DUKUH TAPAK TUGUREJO KECAMATAN TUGU SEMARANG DALAM PENYELENGGARAAN EKOWISATA MANGROVE1

Aditya Marianti2, Nana Kariada Tri Martuti2 Octavianti Paramita2 1Program Iptek bagi Masyarakat , 2Universitas Negeri Semarang E mail : [email protected]

Ringkasan Eksekutif Kawasan mangrove di dukuh Tapak kelurahan Tugurejo kecamatan Tugu kota Semarang berkembang menjadi ekosistem yang khas. Akibatnya orang tertarik berwisata sekaligus belajar di tempat tersebut. Pengembangan suatu wilayah menjadi objek wisata memerlukan daya dukung, antara lain adanya pemandu wisata yang kompeten dan adanya sovenir khas. Kelompok masyarakat yang potensial untuk dilatih menjadi pemandu wisata adalah kelompok Prenjak. Kelompok Prenjak adalah kelompok swadaya masyarakat yang aktif melestarikan mangrove di wilayah tersebut. Untuk membuat souvenir khas, kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Putri Tirang potensial ditingkatkan kompetensinya dalam mengolah buah mangrove (Brayo/Avicennia marina) menjadi aneka .Target Program IbM ini adalah ekowisata mangrove di dukuh Tapak menjadi semakin bermutu. Luaran dari program ini adalah meningkatnya kompetensi KSM prenjak sebagai pemandu wisata di ekosistem mangrove dan kompetensi ibu-ibu dalam KSM Putri Tirang untuk mengolah buah mangrove menjadi kue-kue kering. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode berbasis kelompok, mulai dari menyediakan sarana dan prasarana usaha, meningkatkan keterampilan SDM melalui pelatihan, serta penguatan kelompok Selama kegiatan dilakukan pendampingan dan monev untuk mengukur ketercapaian target dan luaran. Hasil dari Program IbM ini adalah meningkatnya kompetensi para pemuda KSM Prenjak dalam memandu wisatawan, dan meningkatnya kompetensi KSM Putri Tirang mengolah buah mangrove menjadi aneka kue, sekaligus menjadi souvenir khas dari dukuh Tapak. Target Program IbM telah tercapai ditunjukkan dari peningkatan kunjungan wisatawan.Wisatawan merasa puas dan senang karena dapat berwisata sekaligus belajar mangrove dan adanya souvenir yang bisa dibawa pulang sebagai kenangan.

Kata Kunci : ekowisata mangrove, pemandu wisata, Avicennia marina, souvenir khas.

Executive Summary Mangrove area in Tapak Tugurejo has developed into a unique ecosystem. And the effect is people become interested to visit and study there. The development of an area to become a tourist destination needs a support and they are competent tour guides and unique souvenirs.The potential community to be trained to become tour guides is KSM Prenjak. Prenjak is an active community whom conserves mangrove there. For making the unique souvenirs, the women whom incorporated in KSM Putri Tirang are potential to improve their ability in making various from mangrove fruit.The target of IbM program is making the mangrove ecotourism in Tapak Tugurejo become more excellent. The outcomes of this program is to make KSM Prenjak as the mangrove ecotourism tour guide and KSM Putri Tirang to make various cakes from mangrove 1

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

fruit. The implementation method done with the team based method, from the facilities until the human resources skills, from the training, and the team reinforcement. During the program mentoring and monitoring and evaluation carried out to measure the achievement of targets and outcomes. The results of this IbM Program, is the increasing competence of the youth who are members of KSM prenjak in tourist guides,and the increasing competence of KSM Putri Tirang within mangrove fruit processing, into , as well as a typical souvenir from dukuh Tapak.Target this IbM programme has been reached, shown by an increase in tourist arrivals. Tourists are satisfied and happy, because they can traveled as well as learn mangrove and bring typical souvenirs take home as a memory.

Key words : mangrove ecotourism, tour guide, mangrove fruit

A. PENDAHULUAN penghasilan nelayan dan petani tambak di Terjadinya perubahan lingkungan dukuh Tapak. Untuk mengatasi hal tersebut baik sebagai akibat dari berbagai aktivitas salah satu upaya yang dilakukan oleh manusia maupun perubahan iklim secara pemerintah kota Semarang bekerjasama global, telah berdampak pada terjadinya dengan Mercy Corps (2012) melalui abrasi di sepanjang pantai utara Jawa, Program ACCCRN (Asian Cities Climate termasuk pesisir pantai Semarang, dimana Change Resilience Network), pada tahun dukuh Tapak di kelurahan Tugurejo 2010, di Dukuh Tapak, Kelurahan Tugurejo berada. Kelurahan Tugurejo mempunyai telah dilakukan penanaman sekitar 20.000 luas wilayah 855,858 Ha, 80 % wilayahnya bibit mangrove dan pembuatan tanggul (657,860 Ha) terdiri dari persawahan dan penahan ombak atau lebih dikenal sebagai tambak. Bagian utara Kelurahan ini alat pemecah ombak (APO). APO yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, terbuat dari ban bekas mobil, dibuat di sehingga sebagian besar (90%) wilayah sepanjang garis pantai wilayah pesisir pantai dari dukuh Tapak kelurahan Tugurejo Tugurejo sebagai proyek percontohan. ini berupa area pertambakan ikan. Selain itu Bekerja sama dengan masyarakat Tapak sesuai Rencana Detail Tata Ruang Kota yang antara lain diwakili oleh kelompok Semarang (RDTRK) Tahun 2000, Prenjak dan Pemerintah Kota Semarang, Kelurahan Tugurejo termasuk dalam Bagian tahun 2011 Program ACCCRN telah Wilayah Kota (BWK) V yang memiliki menanam lebih dari 285.000 bibit mangrove fungsi sebagai kawasan industri. dan pembuatan APO yang mencapai Munculnya area tambak dan alih panjang 785 meter. fungsi lahan menjadi kawasan industri yang Berkat pemeliharaan yang kontinyu, memerlukan lahan luas, menyebabkan kondisi mangrove di desa Tapak tergolong terjadinya pembukaan area sepanjang pantai. cukup baik jika dibandingkan dengan daerah Akibatnya terjadi proses abrasi dan lain di sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis pencemaran parah yang berdampak pada vegetasi Mangrove untuk tingkat pohon,

2

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

anakan dan semaian yang dilakukan oleh dikenal sebagai Mangrove Education Centre Diarto et al. (2012) diperoleh hasil (MEC). berdasarkan analisis tingkat pohon, pada Kawasan Hutan Mangrove Tugurejo B. SUMBER INSPIRASI diperoleh nilai dominansi (D) sebesar 0,80, Pengembangan suatu daerah/wilayah hal ini menunjukkan bahwa pada kawasan menjadi objek wisata memerlukan daya ini terdapat spesies yang mendominasi, yaitu dukung yang tidak sedikit baik dari sarana, Avicennia marina dengan nilai kerapatan prasarana maupun sumber daya manusianya relatif (KR) sebesar 88,9%. Berdasarkan (SDM). SDM menjadi salah satu komponen analisis vegetasi tingkat anakan, diperoleh penting dalam pengembangan pariwisata di nilai D sebesar 0,67, didominasi oleh spesies suatu wilayah. Untuk pengembangan suatu Rhizophora mucronata dengan nilai KR objek wisata berbasis masyarakat, penduduk sebesar 81,1%. Dan berdasarkan tingkat setempat sudah seharusnya diberdayakan, semai, diperoleh nilai D sebesar 0,72, baik sebagai penyedia layanan akomodasi, didominasi oleh spesies Avicennia marina konsumsi, tranportasi, souvenir termasuk dengan nilai KR sebesar 83,3 %. juga pemandu wisata (tour guide). Menurut Keberadaan wilayah yang kaya Sudiarta (2006) ekowisata merupakan salah dengan tumbuhan mangrove di Kota satu produk pariwisata alternatif yang Semarang, telah menjadi daya tarik mempunyai tujuan pembangunan pariwisata tersendiri bagi berbagai kalangan. berkelanjutan yaitu pembangunan pariwisata Ketertarikan itu disebabkan karena yang secara ekologis memberikan manfaat mangrove membangun ekosistem yang khas, yang layak secara ekonomi dan adil secara yang berbeda dengan ekosistem yang lain etika, memberikan manfaat sosial terhadap sehingga sangat menarik untuk diketahui, masyarakat guna memenuhi kebutuhan dipelajari dan diteliti. Akibatnya keinginan wisatawan dengan tetap memperhatikan orang untuk berkunjung ke dukuh Tapak kelestarian kehidupan sosial-budaya, dan tersebut cenderung meningkat, baik yang memberi peluang bagi generasi muda bertujuan untuk melakukan kegiatan sekarang dan yang akan datang untuk pengabdian dalam rangka pelestarian memanfaatkan dan mengembangkannya. lingkungan, penelitian, pendidikan maupun Salam et al. (2000) menyatakan bahwa wisata. Kenyataan ini menjadikan berdasarkan pengalaman di Sundarbans pemerintah Kota Semarang bermaksud yaitu salah satu objek wisata mangrove di mengembangkan kawasan mangrove dukuh Banglades, dibandingkan dengan pariwisata Tapak sebagai destinasi eko-eduwisata di jenis lain, ekowisata mangrove paling kota Semarang. Pada tahun 2012 diinisiasi potensial dalam upaya perlindungan oleh Mercy Corps didirikannlah Pusat lingkungan terutama untuk melestarikan Pendidikan Bakau dan Konservasi Berbasis hutan mangrove, flora dan fauna dalam Masyarakat di Tugurejo yang kemudian keadaan alaminya. Selain itu secara sosial

3

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

dan ekonomi dampaknya lebih melakukan interpretasi terhadap fenomena menguntungkan bagi kawasan lindung. alam. Pemandu seharusnya memiliki Sebagai Universitas konservasi maka keahlian khusus, yang bertugas sebagai tim pengabdian kepada masyarakat pendamping untuk memberikan petunjuk Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan arahan pada waktu melaksanakan merasa terpanggil untuk mengembangkan kegiatan wisata. Kepuasan wisatawan potensi alam dan sumber daya manusia yang merupakan aset yang sangat berharga dalam ada di dukuh Tapak terutama menyelenggarakan kegiatan wisata. mengoptimalkan fungsi hutan mangrove Salah satu unsur wisata yang tidak tidak hanya berfungsi untuk menahan laju kalah pentingnya dan merupakan unsur ke abrasi dan pencemaran air tetapi juga tujuh dari sapta pesona adalah adanya sebagai objek wisata alam yang sekaligus kenangan. Kenangan yang dimaksud di sini akan berfungsi pula sebagai wahana dapat berupa souvenir khas yang hanya pendidikan lingkungan bagi masyarakat. dapat diperoleh jika berkunjung ke lokasi Bagi masyarakat dukuh Tapak keberadaan wisata tersebut. Selain itu salah satu suatu destinasi wisata di wilayahnya akan komponen yang sangat mendukung kegiatan berdampak pada berkembangnya kegiatan wisata adalah ketersediaan konsumsi bagi ekonomi lokal yang dapat meningkatkan wisatawan. Konsumsi yang memiliki ciri kesejahhteraan warga. khas daerah wisata mangrove tersebut Untuk dukuh Tapak salah satu sekaligus akan dapat berfungsi sebagai komponen wisata yang perlu dikembangkan souvenir bagi wisatawan. adalah adanya pemandu wisata yang tidak Memperhatikan sumber alam lokal hanya berperan sebagai pemandu/penunjuk yang belum termanfaatkan dengan optimal, jalan tetapi sekaligus juga dapat salah satunya adalah buah mangrove, mengedukasi para wisatawan khususnya Berdasarkan hasil penelitian dan uji coba tentang mangrove , dan peran mangrove ternyata buah mangrove jenis Brayo dalam menjaga kelestarian lingkungan. (Avicennia marina) memiliki potensi untuk Hasil observasi dan wawancara dengan para digunakan sebagai bahan pencampur pemuda yang tergabung dalam Prenjak makanan dan minuman, misalnya aneka kue, (Perkumpulan Pemuda Cinta Lingkungan kerupuk dan sirup. Adanya aneka makanan Tapak) yang selama ini bertindak sebagai yang berasal dari buah mangrove merupakan pemandu wisata “amatir“, menunjukkan salah satu upaya penganekaragamana bahwa mereka belum memiliki pangan yang teknik pengolahannya perlu keterampilan sebagai pemandu wisata sesuai diperkenalkan kepada masyarakat. dengan ilmu teknik pemanduan yang Buah mangrove dari tumbuhan Brayo seharusnya dikuasai para pemandu wisata. (Avicennia marina) yang banyak dijumpai di Menurut Santosa (2013) wisata alam akan kawasan mangrove, selama ini hanya diolah lebih menarik jika pemandu wisata mampu menjadi makanan pelengkap berupa

4

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

/gudangan yaitu sejenis tetapi harus ditingkatkan sehingga mampu dengan parutan kelapa muda. menghasilkan souvenir khas berbahan dasar Makanan ini umum dikonsumsi oleh lokal yang bisa menjadi kenangan khusus masyarakat saat panen buah brayo. Hasil bagi wisatwan di ekowisata Dukuh Tapak. penelitian Kusmana et al. (2009) yang Jika mutu layanan kepada wisatawan menganalisis kandungan gizi buah brayo meningkat karena para pemandu bersikap (Avicenia marin), ternyata buah brayo profesional serta mampu melakukan mengandung protein 10.8% dan karbohidrat interpretasi terhadap fenomena alam yang 21.4%, sehingga buah brayo dapat dijadikan ditemui, dan wisatawan menemukan altematif sebagai bahan pangan. Hasil uji kenangan-kenangan khusus yang terhadap Kadar vitamin B dan C pada buah kontekstual dengan Dukuh Tapak, maka brayo menunjukkan hasil tinggi, yaitu para wisatawan akan mendapatkan kepuasan kandungan vitamin B 3,74 mg/100g bahan, dan kenyamanan. Para wisatawan akan kandungan vitamin C 22,24 mg/100 g berbondong-bondong kembali ke Dukuh bahan. Kandungan kedua vitamin ini Tapak, jumlah wisatawan meningkat dan menunjukkan bahwa selain sebagai bahan akan memberikan dampak menguntungkan pangan buah brayo juga dapat mensuplai bagi masyarakat Dukuh Tapak. sebagian kebutuhan vitamin B dan C yang diperlukan tubuh. C. METODE Potensi ini dapat dikembangkan di Pemecahan permasalahan ekowisata dukuh Tapak Tugurejo mengingat Dukuh Tapak dilakukan dengan beberapa banyaknya tanaman Brayo yang dapat metode pendekatan yang dilakukan secara menjadi sumber bahan baku buah mangrove. bersama-sama, yaitu: Selain itu karena adanya ibu-ibu yang A. Berbasis Kelompok, seluruh tahapan dan tergabung dalam KSM Putri Tirang yang jenis kegiatan yang akan dilakukan sangat potensial untuk dilatih melakukan kepada masyarakat menggunakan pengolahan buah mangrove menjadi kelompok. Kelompok akan digunakan makanan khas dari lokasi wisata mangrove sebagai media belajar dan pendampingan dukuh Tapak Tugurejo kecamatan Tugu bersama, perencanaan kegiatan, kota Semarang. pelaksanaan kegiatan, serta monitoring Untuk memecahkan permasalahan kegiatan. ekowisata di Dukuh Tapak, maka B. Komprehensif, untuk meningkatkan keterampilan teknik memandu wisata dan ketrampilan para pemandu wisata dan pemahaman mengenai ekosistem tanaman mengedukasi ibu-ibu Putri Tirang mangrove para pemandu wisata yang membuat kenangan wisata khas Dukuh tergabung dalam kelompok Prenjak harus Tapak, program ini akan mengintervensi ditingkatkan. Demikian pula keterampilan hampir seluruh aspek yakni mengolah makanan ibu-ibu Putri Tirang menyediakan sarana dan prasarana

5

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

usaha, meningkatkan berbagai Metode-metode tersebut akan ketrampilan SDM (teknik memandu diimplementasikan dalam 4 (empat) wisata, ekosistem mangrove, life skill tahapan kegiatan, yakni; (1) Sosialisasi, (2) berbasis bahan lokal) melalui pelatihan, Peningkatan Kompetensi, (3) Produksi atau serta menguatkan kelompok sebagai Pelaksanaan Kegiatan, serta (4) Monitoring wadah kegiatan melalui pendampingan. dan Evaluasi. Adapun metode yang C. Berbasis Potensi Lokal, Peningkatan digunakan meliputi ceramah, tanya jawab, ketrampilan teknik memandu wisata dan pelatihan/lokakarya, simulasi, praktek, dan pengembangan sikap dan perilaku pendampingan rutin. pemandu akan berbasis pada nilai-nilai Partisipasi masyarakat dan luaran-luaran dan budaya lokal. Demikian pula yang diharapkan dapat dihasilkan dari setiap pembuatan kenangan yang akan menjadi kegiatan serta solusi yang disiapkan untuk ciri khas Ekowisata Dukuh Tapak mengantisipasi masalah yang kemungkinan menggunakan bahan dasar yang terdapat muncul dapat dilihat pada tabel 1 berikut : di Dukuh Tapak.

Tabel 1. Jenis Kegiatan, Partisipasi Masyarakat, Luaran Kegiatan dan Solusi Masalah No Jenis Kegiatan Partisipasi Masyarakat Luaran Kegiatan Solusi Masalah 1 Sosialisasi PPM ° Sebagai peserta aktif sosialisasi 20 orang dari 2 kelompok Melibatkan tokoh ° Menyedeiakan dan menyiapkan memahami dan menyetujui masyarakat untuk tempat sosialisasi maksud dan tujuan IbM. mengantisipasi jika ° Masyarakat berhak menyetujui ada penolakan dari atau menolak PPM. masyarakat

2 Pelatihan ° Berhak menentukan siapa saja 10 (sepuluh) orang anggota Menggunakan Teknik yang akan ikut pelatihan Prenjak terampil memandu berbagai metode untuk Memandu ° Sebagai peserta aktif Pelatihan wisata dan menguasai materi mengoptimalkan hasil Wisata Teknik Memandu ekosistem mangrove pelatihan ° Menyediakan dan menyiapkan Pendampingan rutin tempat pelatihan

3 Pelatihan ° Berhak menentukan siapa saja 10 (sepuluh) ibu-ibu Putri Menggunakan Diversifikasi yang akan ikut pelatihan Tirang dapat membuat berbagai metode untuk Makanan ° Sebagai peserta aktif Pelatihan berbagai makanan berbahan mengoptimalkan hasil Diversifikasi Makanan buah Brayo (Avicennia pelatihan ° Menyediakan dan menyiapkan marina) Pendampingan rutin tempat pelatihan

4 Monitoring dan ° sebagai petugas monitoring dan 5 (lima) orang pemandu Dilakukan couching Evaluasi evaluasi bersama staf PPM wisata dapat menemukan kepada petugas monev data perkembangan dan dari Prenjak permasalahan kegiatan

Sebagai pelaksana program IbM ini tim disusun berdasarkan kompetensi yang pengabdian kepada masyarakat Unnes dibutuhkan. Setiap anggota pengabdian

6

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

memiliki keahlian yang sesuai dengan jenis mangrove dipengaruhi oleh aliran sungai kegiatan yang akan dilakukan, dalam (sistem hidrologi). Berdasarkan hasil kegiatan IbM ini kepakaran yang diperlukan pengamatan di ekosistem mangrove Dusun adalah kepakaran di bidang kepariwisataan Tapak oleh Martuti et al (2013) tercatat ada khususnya penguasaan pada teknik 2 jenis mangrove pada tingkat pertumbuhan pemanduan wisata (Tour Guiding Technic), pohon yang terdiri atas Avicennia marina pakar lingkungan dan ekosistem mangrove, dan Rhizophora mucronata, pada tingkat serta pakar dalam produksi makanan yang pancang tercatat ada 4 jenis mangrove lezat, higienis, dan layak jual. Dalam meliputi Avicennia marina, Excoecaraia pelaksanaan program IbM ini dilakukan oleh agallocha, Rhizophora mucronata, dan 3 orang masing-masing memiliki kepakaran Xylocarpus mollucensis, pada tingkat di bidang Eduwisata, khususnya eduwisata pertumbuhan semai ditemukan 4 jenis berbasis biologi, pakar lingkungan dan mangrove, yakni Avicennia marina, ekosistem mangrove dan pakar dalam Brugueira cylindrica, Rhizophora membuat kudapan dan minuman Nusantara. mucronata, dan Xylocarpus mollucensis. Pada beberapa stasiun ditemukan D. KARYA UTAMA bahwa jenis Avicennia marina dan 1. Observasi Kondisi Vegetasi Mangrove Rhizophora mucronata memiliki nilai Kondisi vegetasi mangrove di dukuh penting yang besar. Kondisi tersebut Tapak Tugurejo kecamatan Tugu telah menjelaskan bahwa jenis mangrove diteliti oleh Martuti et al (2013) dengan Avicennia marina dan Rhizophora menggunakan citra satelit Quickbird dan mucronata memiliki kedudukan penting dan pengamatan langsung di lapangan. lebih menguasai komunitasnya. Dominansi Pengambilan data struktur vegetasi Avicennia dan Rhizophora pada beberapa mangrove di sekitar DAS Tapak stasiun pengamatan menandakan bahwa menggunakan 4 stasiun penelitian dengan 10 kedua jenis ini sangat cocok hidup di habitat plot sampel pada masing-masing stasiun. mangrove Tapak. Penentuan stasiun didasarkan pada kondisi topografi Sungai Tapak yang berada di 2. Penelitian dan Uji Coba Pembuatan kawasan ekosistem mangrove. Teknik Kue Berbahan Baku Buah Mangrove pengumpulan data menggunakan kombinasi Untuk pengolahan buah brayo metode jalur dan metode garis berpetak. terlebih dahulu dilakukan penelitian dan uji Interpretasi citra Quickbird mengenai coba dalam skala laboratorium. Penelitian penggunaan lahan di Kecamatan Tugu, dilakukan di laboratorium pendidikan Tata vegetasi mangrove di wilayah Tapak, Boga Jurusan Teknik Jasa Produksi Fakultas Tugurejo terlihat rapat pada daerah aliran Teknik Universitas Negeri Semarang. Sungai Tapak. Kondisi tersebut Penelitian dilakukann dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa pertumbuhan mencari metode yang tepat menghilangkan rasa pahit yang dikandung buah brayo. 7

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Ketika sudah berhasil menghilangkan rasa sudah biasa dibuat dengan persentase kadar pahitnya buah brayo diolah menjadi tepung yang berbeda-beda mulai dari 2% sampai dan siap digunakan sebagai bahan pembuat 100%. Untuk kemudian dilakukan uji kue. organoleptik, yang berkaitan dengan bentuk, Untuk proses pembuatan kue tekstur rasa dan warna sampai diperoleh dilakukan uji coba dengan mencampurkan hasil yang memuaskan. buah brayo pada berbagai resep kue yang

Tabel 1. Hasil uji organoleptik kue-kue berbahan campuran buah Brayo (Avicennia marina)

Jenis kue Perbandingan Hasil uji organoleptik Penggunaan tepung brayo dengan tepung lainnya Bolu Brayo 1 : 1 (100%) Tekstur empuk, Warna : Kecoklatan, Rasa : manis, Aroma : khas bolu Kembang goyang Brayo 1 : 35 (2,85%) Tekstur Renyah, Warna : kuning Kecoklatan, Rasa : manis, Aroma : khas kembang goyang Brayo 2 : 3 (66%) Tekstur hasil jadi : Renyah, Warna : Kecoklatan, Rasa : manis Khas Kue Kering, Aroma : Khas kue kering Sus kering Brayo 1:19 (5,3%) Tekstur hasil jadi : renyah, Warna : Kecoklatan, Rasa : gurih, Aroma : khas sus kering. Egg roll Brayo 3 : 13 (23%) Tekstur hasil jadi : remah, Warna : Kecoklatan, Rasa : manis, Aroma : khas egg roll. Roll 1 : 9 (11%) Tekstur hasil jadi : empuk, Warna : Kecoklatan, Rasa : manis, Aroma : khas bolu. Cheeker Board Brayo 6,25 Tekstur hasil jadi : Renyah, Warna : Kecoklatan, Rasa cookies : manis Khas Kue Kering, Aroma : Khas kue kering.

3. Pelatihan Pemandu Ekoeduwisata menyetujui maksud dan tujuan kegiatan Mangrove dan Pengolahan Kue serta berkomitmen melakukan. Berbahan Baku Buah Mangrove Bentuk kegiatan disepakati Pelaksanaan program IbM didahului berbentuk pelatihan metodenya ceramah, oleh proses sosialisasi yang melibatkan tim lokakarya, simulasi dan praktek. Warga pengabdian masyarakat Unnes dengan tokoh yang terlibat yang utama adalah kelompok masyarakat dan masyarakat setempat. Prenjak, kelompok Putri Tirang, sedangkan Sosialisasi dilakukan dua kali. Tujuan dari kelompok masyarakat lain yang ingin kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan terlibat dipersilahkan antara lain kelompok maksud dan tujuan program IbM yang akan Nelayan Sidorukun, dan beberapa ibu-ibu dilaksanakan. Dikemukakan pula target- PKK selain dari tim Pengabdian kepada target apa yang ingin dicapai juga luaran Masyarakat Unnes dan mahasiswa yang dihasilkan. Melalui sosialisasi ini Untuk kegiatan peningkatan kompetensi, masyarakat sasaran memahami dan telah dilakukan kegiatan pelatihan pemandu ekowisata mangrove meliputi materi 8

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

kepariwisataan, teknik guiding dan Technique). Kegiatan pelatihan dilakukan pengetahuan tentang botani mangrove. dengan ceramah interaktif di antara peserta Untuk materi kepariwisataan dan teknik dan nara sumber, diikuti lokakarya dan guiding telah dihadirkan 2 orang nara simulasi memandu wisata. sumber ahli kepariwisataan, sedangkan Pada hari kedua, kegiatan pelatihan untuk botani mangrove materi diberikan dari dilanjutkan. Materi pelatihan pertama tim pengabdian IbM Unnes. Kegiatan tentang botani mangrove dan membuat story pelatihan dihadiri oleh para pemuda dari telling-nya sehingga materi tentang botani kelompok Prenjak dan ibu-ibu dari mangrove dapat disajikan secara menarik kelompok Putri Tirang. Berdasarkan hasil bagi wisatawan. Materi kedua melakukan posttest , setelah pelatihan ini 100% peserta simulasi pembuatan paket eko eduwisata menjadi lebih memahami apa itu pariwisata dan teknik memandu wisatawan. Kegiatan termasuk ekowisata yang termasuk kategori ini dipandu oleh tim pengabdian IbM wisata minat khusus, 85% peserta Unnes. Hasil dari kegiatan ini adalah memahami apa itu objek dan atraksi wisata, peserta pelatihan dapat menyusun paket dan 65% peserta memahami bagaimana ekowisata mangrove dukuh Tapak Tugurejo menyusun paket wisata. Pembekalan Semarang yang mengandung unsur berikutnya diberikan oleh nara sumber pendidikan. Selain itu peserta menjadi lebih kedua yang memberikan materi tentanng terampil memandu wisatawan yang teknik memandu wisata (guiding berkunjung.

Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Kepariwisataan Gambar 2. Praktek memandu wisata dan Teknik Guiding

Setelah melakukan simulasi maka para peserta pelatihan ditugasi untuk untuk mempraktekkan teori yang telah menjadi pemandu para siswa SD tersebut dibekalkan pada hari ketiga pelatihan dengan tujuan untuk memberikan dihadirkan siswa sejumlah 24 orang siswa pengalaman langsung dalam menerapkan SD kelas 5 untuk mengikuti kegiatan teori teknik memandu yang telah dibekalkan ekowisata mangrove. Pada kesempatan itu dua hari sebelumnya.

9

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087-118X

Para siswa yang berkunjung diajak ekspresi capek dan malas-malasan yang untuk mengeksplorasi untuk mengenal flora muncul dari para siswa SD ini mereka dan fauna di lingkungan mangrove, belajar dengan antusias mengikuti semua kegiatan membuat bibit mangrove dari propagul (biji yang diprogramkan. mangrove yang telah siap ditanam), Setelah berlatih memandu wisatawan ekplorasi hutan mangrove sampai ke muara secara langsung, peserta pelatihan laut Jawa dan menyaksikan para nelayan melakukan evaluasi diri dengan difasilitasi tradisional yang sedang menjala ikan. Hasil oleh tim pengabdian Unnes. Hasil evaluasi dari kegiatan memandu ini dievaluasi menunjukkan bahwa masih ada beberapa hal dengan menanyakan kepuasan para siswa yang harus diperbaiki baik berkaitan dengan berwisata di hutan mangrove Tapak kompetensi maupun perilaku sehingga Tugurejo. Hasil wawancara dengan 10 menjadi pemandu wisata yang profesional. orang siswa peserta kegiatan yang diambil Setelah melalui serangkaian uji coba di secara acak menunjukkan bahwa mereka laboratorium Tata Boga Fakultas Teknik merasa senang dan mendapatkan Unnes maka keterampilan diversifikasi pengetahuan dan pengalaman baru. Mereka pengolahan buah mangrove dalam hal ini bahkan merasa kunjungan yang sudah yang dipakai adalah buah Brayo (Avicennia berlangsung selama hampir 2,5 jam marina) dilatihkan kepada ibu-ibu dari dirasakan kurang lama, dan berniat kelompok Putri Tirang. Melalui kegiatan berkunjung lagi dengan mengajak pengabdian ini ibu-ibu dilatih untuk dapat keluarganya. Pendapat para siswa SD yang melakukan mengolah buah brayo menjadi jujur dan polos kiranya dapat dijadikan tolok makanan khas berupa kue-kue yang bernilai ukur bahwa praktek kegiatan pemanduan jual tinggi. Berbagai jenis kue yang dibuat wisata yang dilakukan oleh peserta pelatihan antara lain egg rolls, kembang goyang , kue dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan itu semprit, sus kering dan gulung. juga dapat dipantau dari tidak adanya

Gambar 3. Ibu-ibu Putri Tirang berlatih Gambar 4. Produk pelatihan membuat kue membuat kue berbahan buah berbahan baku buah Brayo yang Brayo (Avivcenia marina) dikemas cantik dan menarik

10

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087- 118X

Hasilnya adalah ibu-ibu berhasil yang solid. Salah satu bentuk konsolidasi membuat kue-kue dengan bahan campuran kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tepung buah Brayo. Selain itu layak khalayak sasaran adalah pembuatan paket jual maka Ibu-ibu juga sekaligus belajar wisata. Paket wisata yang telah dibuat mengemasnya dalam stoples maupun dicetak dalam bentuk leaflet promosi plastik yang sudah dilabel dengan stiker ekowisata mangrove disebarluaskan ke yang menunjukkan merk dagangnya. instansi pemerintah, lembaga pendidikan, Beberapa kekurangan yang terjadi selama maupun masyarakat. Berkaitan dengan proses pembuatan menjadi bahan diskusi di kesiapan para penyelenggara kegiatan antara peserta dan disepakati untuk terus wisata,hal yang tidak kalah penting adalah berlatih sehingga kue yang dihasilkan menyiapkan penampilan para pemandu menjadi semakin berkualitas. wisata sehingga lebih rapi, sopan dan profesional. Salah satunya adalah dengan 4. Kegiatan Pascapelatihan menyiapkan pakaian seragam lapangan Setelah selesainya kegiatan pelatihan yang akan digunakan ketika memandu para maka tahap berikutnya adalah melakukan wisatawan. Selain itu beberapa peralatan monitoring dan evaluasi. Hasil monev yang akan mendukung kegiatan wisata dan menunjukkan bahwa hal yang paling keselamatan ketika berwisata juga penting yang harus segera diperkuat adalah dipersiapkan. Sarana dan prasarana yang konsolidasi para pengelola wisata , dalam disediakan tidak seluruhnya disediakan hal ini KSM Prenjak,KSM Putri Tirang, dari program IbM tetapi sifatnya pancingan kelompok petani Tambak Sidorukun, ibu- dengan harapan akan memotivasi ibu PKK, kelompok nelayan, tokoh kelompok sadar wisata yang terbentuk masyarakat dan pemerintah setempat (RW tersebut untuk melengkapinya dengan dan kelurahan). Bentuk konsolidasi berswadaya. pertama adalah pembentukan kelompok Demikian juga untuk mendukung Sadar Wisata yang akan lebih fokus berhasilnya ibu-ibu di putri Tirang, maka mengelola kegiatan wisata, baik fisik tim pengabdian masyarakat UNNES maupun non fisik. Kegiatan tersebut antara memfasilitasi dengan menyediakan alat- lain mulai dari promosi, penyiapan tenaga alat pembuat kue, untuk melengkapi yang kompeten untuk menyelenggarakan beberapa peralatan yang sudah mereka kegiatan ekowisata, penyiapan warga miliki. Selain itu mengingat bahwa bahan masyarakat untuk menjadi tuan rumah baku tepung brayo tidak tersedia sepanjang yang baik bagi wisatawan, penyiapan tahun, dan kalaupun tersedia harganya sarana dan prasarana pendukung kegiatan sangat mahal maka perlu dipikirkan untuk wisata. menindaklanjuti kegiatan ini dengan Para peserta yang sudah dilatih memberikan pelatihan pembuatan tepung melakukan konsolidasi agar terbentuk tim brayo kepada ibu-ibu di kelompok Putri 11

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087- 118X

Tirang, sehingga pada saat panen buah ekosistem dengan tujuan menumbuhkan Brayo dapat diolah menjadi tepung yang rasa kepedulian terhadap lingkungan tahan lama dan bernilai ekonomi tinggi. terhadap anak-anak mulai dini, agar menjadi penerus pelestari lingkungan E. ULASAN KARYA khususnya lingkungan pesisir. Bentuk Berbagai kegiatan tersebut kegiatan berupa pengenalan lingkungan disiapkan dan dilaksanakan untuk dan ekologi mangrove dan sekaligus menjamin kepuasan wisatwan yang mengenalkan upaya-upaya pelestariannya berkunjung karena kepuasan wiatawan dengan mengajak para siswa untuk belajar yang telah berkunjung tersebut meliputi membuat bibit mangrove. 80% siswa dan beberapa komponen mulai dari promosi, guru pendamping yang berkunjung etika berbisnis dan pengelolaan objek dan menyatakan puas. 80% siswa dan guru praktik penyelenggaraan wisata. menyatakan kunjungan ke ekowisata Berdasarkan hasil penelitian Ayob et al. mangrove sangat menarik karena (2009) tentang tingkat kepuasan menambah pengetahuan mereka akan pengunjung di situs ekowisata hutan ekosistem khas mangrove dan upaya mangrove di sepanjang muara sungai pelestarian yang dilakukan. 78% siswa dan Kilim Malaysia, dinyatakan bahwa Indeks guru juga menyatakan puas dengan kepuasan wisatawan secara keseluruhan penyelenggaraan pemanduan yang ditemukan menjadi 79.1 dari kemungkinan dilakukan oleh kelompok Prenjak dan 75% 100 poin. Faktor penting yang menyatakan senang karena adanya berkontribusi terhadap kepuasan souvenir yang bisa dibawa pulang sebagai wisatawan terdiri dari praktik pemasaran kenangan. (42,1 persen), etika bisnis (23,9 persen), Adanya luaran yang diperoleh dari pengelolaan lingkungan (14,5 persen), dan pelaksanaan program IbM ini berupa : manajemen bisnis / sistem operasional (7,8 tersedianya pemandu ekowisata mangrove persen). yang kompeten yaitu yang menguasai Outcome atau dampak langsung teknik memandu wisata sekaligus dari kegiatan ini dapat dilihat dari menguasai karakteristik botani dan ekologi peningkatan kunjungan wisata mangrove di tanaman mangrove. Juga adanya ibu-ibu dukuh Tapak, dengan hadirnya 120 orang yang terlatih dalam penganekaragaman siswa SD dan 11 orang siswa SMP dalam pengolahan makanan dan minuman kurun waktu kurang dari satu bulan. Para berbahan baku buah mangrove sehingga siswa tersebut melakukan kegiatan belajar bernilai ekonomi yang lebih tinggi sambil berwisata. Dalam kegiatan ini para sekaligus memberikan kenangan pemadu wisata dari kelompok Prenjak (souvenir/oleh-oleh khas) bagi pengunjung memberikan pemahaman mengenai yang berwisata, akan berdampak secara tanaman mangrove dan fungsinya terhadap sosial, ekonomi, dan budaya. 12

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087- 118X

Peningkatan geliat ekonomi lokal kelompok Swadaya Masyrakat Dukuh akibat adanya peningkatan aktivitas jual Tapak Tugurejo Semarang telah berhasil beli barang dan jasa di wilayahnya akan mencapai target yang ditetapkan yaitu : mengubah cara pandang warga setempat kegiatan ekowisata di dukuh Tapak terhadap lingkungannya. Diharapkan jiwa menjadi semakin bermutu dengan wirausahanya akan tumbuh disertai dengan dukungan pemandu wisata yang kompeten kreativitas yang berdasarkan kepekaan atas dan adanya unsur kenangan berupa kebutuhan konsumen, dalam hal ini adalah makanan yang khas berbahan dasar buah para wisatawan. mangrove yang berkesan di hati Adanya persinggungan dengan wisatawan. warga luar daerah dengan berbagai ragam budayanya, tidak hanya wisatawan dalam G. DAMPAK DAN MANFAAT negeri juga wisatawan/peneliti dari Berdasarkan ulasan di atas, jika mancanegara, akan berdampak secara kegiatan yang telah dilatihkan ini sosial dan budaya terhadap warga dilakukan dengan benar dan kontinyu serta setempat. Akulturasi budaya cepat atau selalu ada unsur pengembangannya dari lambat pasti akan terjadi, misalnya waktu ke waktu, maka akan memberikan meningkatnya budaya kebersihan, tepat dampak menguntungkan yang luas kepada waktu, tepat janji, menghargai waktu, masyarakat Dukuh Tapak berupa; (1) peduli dengan lingkungan dan sebagainya. Dampak dan manfaat Sosial, dimana mutu Dampak lain dari adanya kegiatan dan intensitas interaksi masyarakat akan ekowisata mangrove adalah terjaganya meningkat melalui wadah kegiatan kelestarian hutan mangrove, karena bersama secara rutin sehingga berpengaruh masyarakat sadar keberadaan hutan terhadap kohesifitas masyarakat; (2) mangrove dengan segala potensinya itulah Dampak dan manfaat Ekonomi, yang menyebabkan wisatawan datang meningkatkan kesejahteraan warga karena berkunjung. Kunjungan itu juga akan mampu menyediakan jasa dan produk- memberikan kesan dan berulang kembali produk ekonomi dari hasil ketrampilan jika wistawan merasa nyaman dengan ekonomi produktif. (2) Dampak dan pelayanan yang diterima dan tujuannya manfaat Lingkungan, karena masyarakat berwisata tercapai. Hal ini akan sadar bahwa peningkatan roda memberikan manfaat secara ekonomi perekonomian di Dukuh Tapak karena kepada warga setempat. keberadaan hutan mangrove maka masyarakat akan menjaga mutu F. KESIMPULAN lingkungan agar menjadi destinasi wisata Berdasarkan kegiatan yang telah yang baik dan lestari. dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan program IbM dengan judul IbM 13

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2087- 118X

H. DAFTAR PUSTAKA Pendit, NS. 2002. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita Ayob, MZ., Saman, FM., Hussin,ZH. K Jusoff,K., 2009. Tourists‘ Salam, MA., Ross, LG and Beveridge, Satisfaction on Kilim River MCM. 2000. Eco-tourism to protect Mangrove Forest Ecotourism the reserve mangrove forest the Services. International Journal Sundarbans and its flora and fauna. Bussines and Management Vol. 4 no Anatolia. 2000. 11: (1), 56-66. 7., 76-84 Santoso, B. 2013. Guiding Interpreter: Diarto, Boedi Hendrarto, Sri Suryoko. Menjadi Pemandu Ekowisata yang 2012. Partisipasi Masyarakat Dalam Bertanggungjawab. Pengelolaan Lingkungan Kawasan http://www.terangi.or.id/index.php? Hutan Mangrove Tugurejo di Kota option=com_content&view=article Semarang. Jurnal Ilmu Lingkungan &id=100%3Aguiding-interpreter- Program Studi Ilmu Lingkungan menjadi-pemandu-ekowisata yang Program Pascasarjana UNDIP . bertanggungjawab q&catid = Vol 10 Issue 1: 1-7 54%3A pengelolaan & lang=id#ixzz2MdPYEMzp Kusmana, C. Suryani A., Hartati Y, Oktadiyani, P. 2009. Pemanfaatan Sudiarta, M. 2006. Ekowisata Hutan Jenis Pohon Mangrove Api-api Mangrove :Wahana Pelestarian (Avicennia Spp.) Sebagai Bahan Alam Dan Pendidikan Lingkungan, Pangan Dan Obat-obatan. Pusat Jurnal Manajemen Pariwisata , Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Volume 5 Nomor 1. Lembaga Ilmu Pengetahuan PDII-LIPI. Kodepanggil 634, I. PERSANTUNAN http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/inde Terima kasih kami sampaikan kepada x.php/searchkatalog/byId/257439 penyandang dana utama dari kegiatan

Martuti, NKT, Liesnoor, D, Dewi, NK. pengabdian masyarakat program IbM ini 2013. Kajian Logam Berat Cu pada yaitu dana DIPA Universitas Negeri Ekosistem Mangrove untuk Semarang Nomor DIPA : DIPA Perbaikan Kualitas Lingkungan 023.04.2.189822/2014 tanggal 5 Desember Tambak Bandeng. Laporan Hibah 2013, Rektor Unnes, Ketua LP2M, dan Bersaing. LP2M Universitas Negeri Dekan FMIPA Unnes. Semarang

Mercy Corps, 2012. Proyek Percontohan ACCCRN di Desa Tugurejo, Semarang, Indonesia. http://indonesia.mercycorps.org/ 14