Pusat Penelitian BIDANG POLITIK DALAM NEGERI Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m [email protected] KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIII, No.10/II/Puslit/Mei/2021

AMBIGUITAS KEBIJAKAN LARANGAN MUDIK 2021

25 Juniar Laraswanda Umagapi dan Debora Sanur L.

Abstrak Bagi masyarakat , mudik merupakan salah satu tradisi dalam merayakan Hari Raya Lebaran. Namun untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 maka pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik Lebaran 2021 yang berlaku pada 6-17 Mei 2021. Regulasi tersebut ternyata tidak dapat membendung antusiasme masyarakat untuk tetap melakukan mudik. Tulisan ini ingin mengkaji arah kebijakan larangan mudik lebaran 2021. Ditemukan bahwa, larangan mudik ternyata menyebabkan munculnya rasa ketidakadilan pada masyarakat. Hal ini karena pemerintah hanya melarang kegiatan mudik, namun tetap membuka daerah wisata. Pemerintah juga tetap menerima kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) saat larangan mudik berlaku. Kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang memaksakan diri untuk tetap mudik. Ke depan, perlu ada evaluasi agar kebijakan yang dikeluarkan pemerintah guna mencegah kenaikan kasus penyebaran Covid-19 dapat berjalan efektif. DPR RI melalui fungsi pengawasan dapat memberi masukan bagi evaluasi kebijakan larangan mudik bila akan diterapkan kembali pada masa liburan mendatang.

Pendahuluan Pemerintah bahkan memberlakukan Merayakan hari raya lebaran aturan tambahan berupa pengetatan dengan melakukan mudik adalah perjalanan pada 22 April-5 Mei dan hal yang sudah menjadi tradisi 18-24 Mei 2021. Ketentuan peniadaan bagi masyarakat Indonesia. Mudik mudik dan pengetatan perjalanan merupakan momen yang ditunggu- ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) tunggu oleh para perantau untuk Satgas Penanganan Covid-19 No. dapat berkumpul bersama keluarga 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan di halaman mereka. Mudik Hari Raya Lebaran dan Upaya Namun karena lonjakan kasus Pengendalian Penyebaran Corona Covid-19 selalu terjadi setiap libur Virus Disease (Covid-19) Selama Bulan PUSLIT BKD panjang dan masih tingginya kasus Suci Ramadhan. penyebaran Covid-19 di Indonesia Meski demikian, SE No. 13 pemerintah mengeluarkan kebijakan Tahun 2021 tersebut ternyata tidak larangan mudik Lebaran 2021 dapat membendung antusiasme yang berlaku pada 6-17 Mei 2021. masyarakat untuk tetap melakukan mudik. Larangan pemerintah Covid-19 dapat melakukan pengujian terhadap operasional angkutan secara acak pada pelaku perjalanan umum dan agen travel antar-kota jika diperlukan. Pengaturan juga tidak menghalangi masyarakat pengecualian larangan mudik ini untuk tetap mudik terutama dengan berlaku untuk semua masyarakat menggunakan kendaraan roda kecuali untuk kendaraan distribusi dua (motor). Alasan pemudik di logistik, kelompok masyarakat antaranya karena sudah lama tidak dengan keperluan perjalanan non- bertemu keluarga hingga alasan mudik, yaitu bekerja/perjalanan sudah kehilangan pekerjaan di dinas, kunjungan keluarga sakit, ibukota karena dampak pandemi kunjungan duka anggota keluarga Covid-19. Pada 12 Mei 2021, meninggal, ibu hamil, dan sedikitnya ada 1,2 juta pemudik telah kepentingan persalinan. meninggalkan Jakarta, Bogor, Depok, Kebijakan pemerintah Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), melarang mudik lebaran 2021 tentu 26 meskipun aparat kepolisian telah diharapkan dapat dipatuhi semua mendirikan 42 pos pemeriksaan dan kalangan masyarakat. Thomas R Dye penyekatan yang tersebar di wilayah mendefinisikan kebijakan publik Jabodetabek (Kompas,12 Mei 2021). sebagai “is whatever government choose Tulisan ini mengkaji tentang to do or not to do” (pemerintah yang ambuigitas kebijakan larangan mudik menentukan hal untuk dilakukan lebaran 2021. Apakah kebijakan atau untuk tidak dilakukan). Definisi tersebut tepat untuk mencegah ini menekankan bahwa kebijakan penyebaran kasus Covid-19 pada pemerintah merupakan perwujudan libur lebaran 2021? Kajian ini “tindakan” dan bukan pernyataan diharapkan menjadi bahan evaluasi keinginan pemerintah atau pejabat terhadap regulasi penanganan publik semata (Dye, Thomas R,1981). penyebaran Covid-19 pasca-liburan Dengan demikian adanya SE No. 13 pada kemudian hari. Tahun 2021 merupakan kebijakan yang dilakukan untuk kepentingan Kebijakan Larangan Mudik semua lapisan masyarakat dalam Larangan mudik 2021 ini negara. berlaku untuk masyarakat yang Ada enam variabel menurut hendak melakukan perjalanan antar Van Meter dan Van Horn yang kota/kabupaten, provinsi, ataupun mempengaruhi kinerja kebijakan antar-negara, baik melalui transporasi publik, yakni ukuran dan darat, kereta api, laut maupun udara. tujuan kebijakan; sumber daya; Poin penting dalam surat edaran karakteristik agen pelaksana; sikap/ larangan mudik tersebut ialah bahwa kecenderungan para pelaksana; setiap pemudik yang menggunakan komunikasi; serta lingkungan transportasi udara, laut dan darat ekonomi, sosial, dan politik wajib menunjukkan surat keterangan (Agustino, 2014:144). negatif Covid-19. Dalam hal untuk perjalanan rutin di wilayah terbatas 1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan pelaku perjalanan tidak diwajibkan Kinerja implementasi kebijakan menunjukkan surat hasil tes diukur tingkat keberhasilannya Covid-19, namun Satgas Penanganan jika dan hanya jika ukuran dari kebijakan memang realistis dan pengimplementasian kebijakan mencapai tujuan dari kebijakan publik. Salah satu agen pelaksana itu sendiri. Pelarangan mudik yang sangat berperan dalam lebaran bertujuan untuk menekan pelarangan mudik ialah aparat jumlah penyebaran kasus dalam kepolisian. Namun, keterbatasan masyarakat. Namun pembukaan personil dapat menyebabkan tempat wisata justru dapat kebijakan tidak berjalan dengan meningkatkan penyebaran kasus baik. Demikian pula dengan penularan Covid-19. Kondisi pemerintah daerah yang tidak ini menyebabkan penyebaran membuat kebijakan spesifik Covid-19 akan tetap terjadi untuk menolak para pemudik meskipun warga tidak mudik, menyebabkan implementasi namun berekreasi. kebijakan ini tidak optimal. 2. Sumber Daya Sementara itu organisasi informal 27 Keberhasilan proses implementasi dalam hal ini keberadaan warung- kebijakan sangat tergantung dari warung sepanjang jalan pemudik, kemampuan manfaat sumber meskipun ada pelarangan daya yang tersedia. Manusia dan mudik namun warung yang anggaran merupakan sumberdaya buka di sepanjang jalan dapat yang penting dalam menentukan menyebabkan pemudik mampir suatu keberhasilan proses ke warung tersebut dan tanpa implementasi. Dicontohkan, tersadar tertular Covid-19. dengan pemudik yang mencapai 4. Sikap/Kecenderungan jumlah jutaan tetapi pos-pos (Disposition) Para Pelaksana penyekatan sedikit dan juga aparat Sikap penolakan dari masyarakat kepolisian di pos penyekatan sangat mungkin terjadi karena yang jumlahnya tidak seimbang kebijakan yang dilaksanakan dengan para pemudik membuat bukanlah hasil formulasi warga para pemudik roda dua lolos setempat yang mengenal betul seperti yang terjadi di Pos Sekat persoalan dan permasalahan Bundaran Kepuh, Kabupaten yang mereka rasakan. Aktor Karawang. Lolosnya ratusan yang terlibat lainnya yaitu motor yang menerobos itu terjadi pemerintah pusat dan daerah, lantaran jumlah personil tak tidak sinkron dalam menanggapi sebanding jumlah pemudik. Pada kebijakan larangan mudik ini. saat pemudik memaksa melintas, Ada pemerintah daerah yang dikarenakan jumlah personil yang melakukan kebijakan isolasi untuk tidak sebanding dengan jumlah para pemudik yang datang dengan pemudik (diperkirakan terdapat menyediakan tempat isolasi 500 pemudik) sehingga pemudik tetapi ada juga pemda yang tidak secara paksa melintas melingkar melakukan kebijakan apapun dengan cara melawan arus terhadap para pemudik yang (Republika, 8 Mei 2021). datang. 3. Karakteristik Agen Pelaksana 5. Komunikasi Agen pelaksana meliputi Kurangnya sosialisasi pemerintah organisasi formal dan organisasi terhadap surat edaran larangan informal yang akan terlibat mudik yang tiba-tiba membuat masyarakat bingung. Pemerintah China yang masuk untuk bekerja juga tidak melakukan komunikasi di Proyek Strategis Nasional (PSN) yang baik dengan Pemda untuk sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020. menyosialisasikan sanksi-sanksi Kebijakan yang bertolak belakang jika Pemda tidak membantu dalam dengan larangan mudik tersebut penerapan kebijakan pemerintah mengakibatkan masyarakat menilai tersebut. bahwa pemerintah tidak tegas dan 6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan mengabaikan bahaya penyebaran Politik Covid-19 itu sendiri. Keberadaan warung-warung Akibatnya, dari tes acak kepada sepanjang jalan pemudik dapat 6.472 pemudik di 381 titik pengetatan mempengaruhi kebijakan sanksi mudik, diketahui sebanyak larangan mudik ini. Demikian 4.123 orang positif Covid-19. Aparat pula kebijakan tempat pariwisata kepolisian juga menemukan 346 yang tetap buka menyebabkan travel gelap (Media Indonesia, 11 Mei 28 masyarakat menilai bahwa 2021). Sedangkan bila melakukan larangan mudik tidak tegas. Selain perbandingan tingkat penyebaran itu faktor banyaknya Pemutusan kasus sebelum dan sesudah larangan Hubungan Kerja (PHK) di mudik. Pada tanggal 6 Mei 2021 kota-kota besar menyebabkan jumlah masyarakat yang positif masyarakat ingin segera kembali adalah 1.697.305 orang dan yang ke kampung halaman tanpa meninggal 46.496 orang. Sedangkan mengindahkan larangan mudik. tanggal 19 Mei 2021 kasus positif sejumlah 1.753.101 orang dan Ambiguitas Kebijakan yang meninggal sejumlah 48.669 Berdasarkan hal-hal tersebut orang (covid19.go.id, 19 Mei 2021). di atas larangan mudik ternyata Jumlah kasus Covid-19 mengalami tidak cukup efektif untuk menahan peningkatan yang signifikan dalam agar masyarakat tidak mudik. waktu dua pekan. Dapat dikatakan Kebijakan yang dibuat tanpa kebijakan pelarangan mudik tidak memperhatikan keenam variabel berjalan dengan optimal. Menurut tersebut di atas, justru menimbulkan Alvin Lie (okezone.com, 19 April rasa ketidakadilan pada masyarakat. 2021), larangan mudik lebaran Pemerintah hanya melarang kegiatan hanya dapat efektif pada pegawai mudik namun tetap membuka daerah pemerintahan dan perusahaan wisata. Contohnya DKI Jakarta tetap milik negara karena memiliki sanksi membuka daerah wisata melalui SE yang tegas seperti teguran lisan dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi tertulis, penundaan kenaikan gaji Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta berkala selama 1 tahun, penundaan No. 81/SE/2021 tentang operasional dan penurunan kenaikan pangkat, tempat wisata atau rekreasi pada libur pembebasan dari jabatan, dan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah/ pemberhentian sebagai PNS. Dengan 2021 di masa pelaksanaan pembatasan sanksi, para pegawai pemerintah kegiatan masyarakat (PPKM). akan mengikuti surat edaran tersebut Pemerintah juga tetap menerima namun tidak efektif pada pekerja kedatangan Tenaga Kerja Asing swasta dan masyarakat umum. (TKA) Warga Negara Asing (WNA) DPR RI mengapresiasi kebijakan mudik 2021 yang dilakukan oleh negara-negara lainnya demi pemerintah. Puan Maharani mencegah penyebaran Covid-19 sebagai ketua DPR RI menyoroti semakin masif. DPR RI melalui fungsi permasalahan mudik tahun ini pengawasan dapat memberikan untuk dijadikan acuan bagi kebijakan masukan kepada pemerintah untuk yang akan datang (dpr.go.id. 12 Mei melakukan evaluasi kebijakan 2021). Sementara itu, Wakil Ketua larangan mudik dan hasil evaluasi Komisi V DPR RI Syarief Alkadrie tersebut dijadikan sebagai dasar berpendapat, bila pemerintah serius pertimbangan bila kebijakan tersebut melarang mudik, yang sebaiknya akan diterapkan kembali pada masa dilakukan adalah lockdown negara liburan mendatang. (CNN Indonesia, 11 Mei 2021). Pelarangan yang hanya fokus pada Referensi pelarangan mudik namun tidak Agustino, Leo. (2014). Dasar-Dasar 29 sejalan dengan aturan lainnya Kebijakan Publik. Bandung: CV. menyebabkan regulasi tidak tepat Alfabeta. sasaran. “Data Vaksinasi Covid-19 Update 6 Mei 2021”, https://covid19. Penutup go.id/p/ berita/ data-vaksinasi- Fenomena banyak masyarakat covid-19-update-6-mei-2021, yang melanggar kebijakan larangan diakses 19 Mei 2021. mudik perlu menjadi perhatian Dye, Thomas R. (1981). Understanding pemerintah. Pemerintah perlu Public Policy. New Jersey: melakukan evaluasi terhadap enam Prentice-Hall Inc. variabel yang dikemukakan di atas, “Fenomena TKA China Eksodus agar kebijakan yang dikeluarkan ke RI Saat Lebaran, Ini pemerintah guna mencegah kenaikan Dasarnya, 18 Mei 2021. https:// kasus penyebaran Covid-19 dapat www.cnbcindonesia.com/ berjalan efektif. Dalam penyusunan news/20210518201029-4-246494/ kebijakan yang demokratis, fenomena-tka-china-eksodus- pemerintah juga perlu melibatkan ke-ri-saat-lebaran-ini-dasarnya, masyarakat. diakses 20 Mei 2021. Selanjutnya, dalam upaya “Jutaan Orang Telah Mudik “. mengantisipasi peningkatan kasus Kompas, 12 Mei 2021, hal. 1 Covid-19 pasca-liburan lebaran “Kedatangan WNA Sebaiknya pemerintah dapat mengupayakan Ditunda Selama Berlakunya penambahan sarana dan prasarana Larangan Mudik”. 12 Mei 2021. penanganan Covid-19 seperti https://www.dpr.go.id/berita/ menambah hunian isolasi detail/id/32887/t/ Kedatangan+ dan melakukan manajemen WNA+Sebaiknya+Ditunda+Sela pembangunan oksigen untuk setiap ma+Berlakunya+Larangan+Mud rumah sakit. Pemerintah juga perlu ik, diakses 17 Mei 2021. untuk terus melakukan kajian bagi “Menakar Efektivitas Larangan kebijakan lanjutan yang berguna bagi Mudik”, 19 April 2021, https:// masyarakat termasuk menetapkan economy.okezone.com/ sanksi yang tegas, termasuk bila read/2021/04/19/320/2396936/ harus melakukan lockdown seperti menakar-efektivitas-larangan- mudik?, diakses 17 Mei 2021. “Ribuan Pemudik Positif Covid-19”, “Mudik Tak Terbendung, DPR Sorot Media Indonesia, 11 Mei 2021, hal. Tumpang Tindih Kebijakan”, 1. 11 Mei 2021, https://www. "Tempat Wisata Tetap Buka cnnindonesia.com/nasion Selama Larangan Mudik al/20210511120422-32-641332/ Lebaran 2021", 1 April 2021, mudik-tak-terbendung-dpr- ttps://travel.kompas.com/ sorot-tumpang-tindih-kebijakan, read/2021/04/01/190700827/ diakses 17 Mei 2021. tempat-wisata-tetap-buka- “Polisi Kalah Jumlah, Pemudik selama-larangan-mudik- Bermotor Lolos Penyekatan”, lebaran-2021, diakses 17 Mei Republika, 8 Mei 2021, hal. 1. 2021.

30

Juniar Laraswanda Umagapi Debora Sanur L [email protected] [email protected]

Juniar Laraswanda Umagapi S.IP.,M.A lahir di Tidore, 13 Juni 1993. Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2014 dan Pendidikan S2 Ilmu Politik di National Research University Higher School of Economics Moscow Rusia pada tahun 2017. Saat ini menjabat sebagai peneliti ahli pertama Ilmu Politik dan Pemerintahan Indonesia pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Debora Sanur L., S.Sos, M.Si., menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia pada tahun 2005 dan pendidikan S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2008. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya Ilmu Politik dan Pemerintahan Indonesia pada Pusat Penelitian Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui buku dan jurnal, antara lain: Tulisan dalam Buku Demokratisasi Desa dengan Judul tulisan "Konflik di Desa dan Penyelesaiannya" (2019). Tulisan dalam Buku Pelayanan Publik dan Pemerintahan Digital Indonesia dengan Judul tulisan "Pelayanan Publik oleh Pemerintahan Desa: Antara Konsep dan Realita" (2020). Jurnal "Kampanye Daring dalam Pilkada Serentak 2020 di Era Pandemi Covid-19" (2020).

Info Singkat © 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.