Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Hlm. 773-780, Desember 2016

KONSENTRASI Cu DAN Pb DALAM AIR DAN PLANKTON DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR

Cu AND Pb CONCENTRATIONS IN WATER COLUMN AND PLANKTON OF DOWNSTREAM SECTION OF THE MUSI RIVER

Wike Ayu Eka Putri1* dan Anna Ida Sunaryo Purwiyanto1 1Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Sriwijaya, *E-mail: [email protected]

ABSTRACT A wide range of the Musi river usage such as agricultural, forestry, industry, residential, fishing and transport activities has created a heavy metal pollution isues. This research aims to know the concentration of Cu and Pb in the water column (suspended and dissolved) and also on planktons found at downstream of Musi River. Water and plankton sampling was carried out in January and May 2015 across five research stations. Cu and Pb in water and plankton samples were analyzed using the USEPA 30050B method determined by using AAS SpektrAA plus variant with air mixure flame – acetylene. The average concentration of dissolved Cu and Pb were varied from 0.003-0.005 mgL-1 and 0.002-0.004 mgL-1, respectively. A higher value was observed during the suspended phase which came to around 8.60-31.79 mgKg-1 for Cu dan 21.23-61.5 mgKg-1 for Pb. Furthermore, Cu and Pb concentration in plankton were varied from 1.046-2.430 mgKg-1 and 0.673-1.283 mgKg-1, respectively.

Keywords: Cu and Pb, planktons, Musi River downstream

ABSTRAK Beragam aktivitas yang memadati daerah aliran Sungai Musi diantaranya pertanian, perkebunan, industri, pemukiman, penangkapan ikan dan transportasi, telah memunculkan permasalahan logam berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi Cu dan Pb dalam kolom air (terlarut dan tersuspensi) dan plankton yang terdapat di Sungai Musi bagian hilir. Pengambilan sampel air dan plankton dilaksanakan bulan Januari dan Mei 2015 di lima stasiun penelitian. Cu dan Pb dalam sampel air dan plankton dianalisis menggunakan metode USEPA 30050B dan diukur dengan AAS jenis Varian SpektrAA plus Varian dengan menggunakan flame campuran udara – asetilen. Rata-rata konsentrasi Cu dan Pb terlarut selama penelitian adalah 0,003-0,005 mg/l Cu dan 0,002-0,004 mg/l Pb. Angka yang lebih tinggi ditemukan dalam fase tersuspensi yaitu 8,603-31,793 mg/kg Cu dan 16,977- 61,479 mg/kg Pb. Selanjutnya juga terlihat bahwa logam Cu dan Pb juga terakumulasi dalam plankton dengan konsentrasi berkisar antara 1,046-2,430 mg/kg Cu dan 0,673-1,283 mg/kg Pb.

Kata kunci : Cu dan Pb, plankton, Sungai Musi bagian hilir

I. PENDAHULUAN kiman, pelabuhan, industri, pertambangan, perikanan dan transportasi. Pada bagian hulu Sungai Musi, salah satu sungai di dan tengah Sungai Musi, ditemukan aktifitas Provinsi Sumatera Selatan, panjangnya pemanfaatan seperti pertanian padi, hortikul- mencapai ± 750 km dengan debit air berkisar tura, perkebunan kopi dan coklat serta karet, antara 2.700 m3/ detik pada musim kemarau sedangkan pada bagian pinggir perairan dan mencapai 4.000 m3/ detik lebih pada dijumpai usaha perikanan dan pertambangan musim hujan (BRPPU, 2010). Seperti halnya seperti penambangan pasir dan batu bara. beberapa sungai besar lainnya, aliran air Pemanfaatan lahan di Sungai Musi bagian Sungai Musi melalui beberapa tata guna hilir lebih banyak dan bervariasi antara lain lahan seperti perkebunan, pertanian, pemu- pemukiman, kegiatan rumah tangga, trans-

@Ikatan Sarjana Oseanologi dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 773 Konsentrasi Cu dan Pb dalam Air dan Plankton di Sungai . . .

portasi air dan didominasi oleh kegiatan diharapkan dapat melengkapi informasi ter- industri seperti pengilangan minyak, pabrik kait akumulasi logam berat Cu dan Pb pada pupuk, pengolahan karet alam, kayu lapis beberapa komponen biotik dan abiotik yang dan lain-lain (Husnah et al., 2006; BRPPU, terdapat di Sungai Musi bagian hilir. 2010). Semua aktifitas tersebut diduga ber- kontribusi terhadap peningkatan komponen II. METODE PENELITIAN logam berat di perairan. Hal ini dibuktikan 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian dengan beberapa penelitian sebelumnya Penelitian dilaksanakan pada bulan (Emilia et al., 2013; Setiawan et al., 2013) Januari dan Mei 2015 berlokasi di sepanjang yang menemukan adanya akumulasi logam aliran Sungai Musi bagian hilir (antara Jem- Cd dan Hg dalam sedimen Sungai Musi batan Ampera dan sebelum Pulau Payung) bagian hilir. Selain itu, logam Cu dan Pb juga Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1). Sta- ditemukan terkonsentrasi dalam air dan siun 1 dekat Jembatan Ampera mewakili sedimen di sepanjang aliran Sungai Musi daerah perkotaan dengan aktifitas pemuki- bagian hilir hingga muara (Putri et al., 2015). man yang padat, Stasiun 2 di muara Sungai Hasil penelitian terbaru (Putri et al., 2016) Ogan berdekatan dengan aktifitas pengolahan menemukan akumulasi logam Cu dan Pb minyak bumi oleh Pertamina. Stasiun 3 dalam organ hati, daging dan insang ikan terletak di dekat pabrik pupuk PT. Pusri dan seluang (Rasbora sp) dan ikan belanak stockpile batu bara, Stasiun 4 dan 5 (terletak (Mugil chepalus) yang hidup di kawasan antara daerah Upang hingga sebelum Pulau tersebut. Payung) merupakan daerah alami dimana sisi Pencemaran logam berat di ekosistem kiri dan kanan sungai banyak dijumpai Sungai Musi telah banyak diteliti baik pada hutang mangrove. sampel air, sedimen dan organisme terutama pada ikan dan hewan bentik lainnya. Namun 2.2. Pengambilan dan Analisa Sampel masih sedikit informasi tentang konsentrasi Air dan akumulasi logam berat yang terdapat Sampel air diambil pada lapisan per- dalam plankton (fitoplankton dan zooplank- mukaan (50 cm) (Bahnasawy et al., 2009) ton) yang merupakan tropik level pertama dan disimpan dalam botol polietilen. Sampel dalam susunan piramida makanan. Pengu- air kemudian disaring menggunakan kertas kuran konsentrasi logam berat dalam plank- saring membrane selulosa Whatman 7184- ton penting dilakukan karena peranannya 004 (membran Cicles, Cellulose nitrat, white sebagai sumber utama bahan makanan, plain 0,45 µm, diameter 47 mm). Fase terla- bahkan plankton berkontribusi dalam transfer rut disimpan dalam botol polietilen dan dia- logam berat menuju tropik level yang lebih wetkan dengan HNO pekat hingga pH< 2 tinggi (Bahnasawy et al., 2009). Logam 3 (Batley and Garnerd, 1977; APHA/AWWA/ seperti Cd, Cu, Zn dan Pb mampu berikatan WEF, 2005; Taftazani et al., 2005). Di labo- dengan permukaan sel fitoplankton dan ratorium, sampel air (250 ml) dimasukkan selanjutnya dapat ditransfer kepada zoo- dalam corong pisah teflon, kemudian di-eks- plankton yang memangsa fitoplankton. Kare- traksi dengan APDC/NaDDC/MIBK. Fase nanya penting untuk mengetahui konsentrasi organik diekstraksi kembali dengan HNO logam berat Cu dan Pb dalam organisme 3 (back extraction) (Bruland et al., 1979). plankton yang hidup di Sungai Musi bagian Sampel selanjutnya dibiarkan selama 20 hilir guna melengkapi informasi yang ada. menit, ditambahkan 9,75 ml air suling dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui decampurkan. Hasil ekstraksi dalam fase air konsentrasi logam berat Cu dan Pb dalam diambil dan disimpan dalam botol polyethy- kolom air dan dalam plankton yang terdapat lene kemudian diukur menggunakan AAS. di Sungai Musi bagian hilir. Hasil penelitian Untuk logam berat tersuspensi, kertas

774 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82 Putri dan Purwiyanto

Gambar 1. Lokasi stasiun penelitian. saring yang telah digunakan dikeringkan 2011). Contoh plankton dimasukkan dalam dalam oven pada suhu 90°C selama satu jam, toples transparan berisi 2 liter larutan gula kemudian didestruksi dengan campuran (70 % air suling dan 30 % gula pasir). o larutan HNO3-H2O2-HCl pada suhu 95 C Campuran dibiarkan selama 1,5-2 jam dan selama 6 jam (USEPA, 2006), hasil destruksi pada komponen plankton yang mengapung kemudian diukur dengan AAS (Atomic diambil dengan cara disedot menggunakan Absorption Spectroscopy) jenis Varian selang berdiameter 0,5 cm, kemudian SpectrAA plus Varian dengan menggunakan disaring dengan kertas saring whatman no 42 flame campuran udara – asetilen. dengan ukuran pori 45 μm. Plankton yang telah disaring, dikeringkan dalam oven dan 2.3. Pengambilan dan Analisa Sampel ditimbang. Contoh plankton kering kemudian Plankton ditambahkan campuran larutan HNO3 : Sample plankton diambil dengan HClO4 = 4 : I sekitar 10 ml. Contoh dipanas- planktonet dengan spesifikasi mesh size 20 kan dengan menggunakan hotplate pada μm, lebar mulut jaring 50 cm, panjang jaring suhu 115°C. Setelah contoh kering sem- 1,5 m dan panjang tali penarik jaring purna, ditambahkan HNO3 10 % dan dibilas plankton sekitar 25 meter. Jaring plankton dengan aquabides, kemudian contoh dima- ditarik pada lapisan permukaan (10 cm) sukkan dalam gelas ukur sehingga volume dengan jarak sekitar 20 m (Bahnasawy, 2009; menjadi 50 ml lalu dianalisa kandungan Harteman, 2011). Pengambilan contoh plank- logam berat menggunakan AAS (Atomic ton dilakukan 4-6 kali. Di laboratorium, Absorption Spectrophotometry) jenis Varian pemisahan contoh plankton dengan kom- SpectrAA plus Varian dengan menggunakan ponen lainnya dilakukan dengan teknik pemi- flame campuran udara – asetilen dengan sahan memberikan larutan gula (Harteman, batas deteksi untuk Pb 0,01 ppm dan Cu

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 775 Konsentrasi Cu dan Pb dalam Air dan Plankton di Sungai . . .

0,003 ppm. (Hutagalung, 1994). Konsentrasi Selanjutnya, konsentrasi rata-rata Cu logam berat yang didapat selama penelitian dan Pb tersuspensi selama penelitian berkisar diplotkan kedalam program Excel untuk antara 8,60-31,79 mg/kg untuk Cu dan 21,23- kemudian dibahas secara deskriptif. 61,5 mg/kg untuk Pb (Gambar 3). Konsen- trasi Pb tersuspensi ditemukan lebih tinggi III. HASIL DAN PEMBAHASAN dibandingkan logam Cu. Hal ini dijumpai pada semua stasiun penelitian dan waktu 3.1. Logam Berat Terlarut dan Tersus- pengambilan sampel yang berbeda. Kelarutan pensi timbal yang lebih rendah dibandingkan Konsentrasi rata-rata Cu dan Pb dengan Cu diduga menyebabkan Pb dalam terlarut selama penelitian berkisar antara fase tersuspensi ditemukan lebih tinggi 0,003-0,005 mg/l untuk Cu dan 0,002-0,004 dibandingkan Cu. Menurut Effendi (2003), mg/l untuk Pb. Secara umum terlihat bahwa kelarutan timbal cukup rendah yaitu berkisar konsentrasi Cu dan Pb selama penelitian <1 µg/L pada pH 8,5-11 (Weiner, 2008; relatif sama antar stasiun penelitian dan tidak Csuros and Csuros, 2002) sehingga kadar jauh berbeda dibandingkan penelitian Putri et timbal dalam air relatif sedikit dibandingkan al. (2015) yang menemukan konsentrasi Cu logam Cu. Pada pH > 8 kelarutan Pb berkisar dan Pb di sepanjang aliran Sungai Musi 10 µg/l dan pada pH sekitar 6,5 kelarutannya bagian hilir hingga muara selama periode >100 µg/l (Allen et al., 1998; Manahan, Maret dan September 2014 berkisar antara 2001). 0,001-0,010 mg/l Cu dan 0,001-0,005 mg/l Pb. Namun jika dibandingkan dengan Sungai Banyuasin dimana Cu terlarut berkisar 0,03- 0,06 mg/l (Purwiyanto dan Lestari, 2012) maka konsentrasi Cu dan Pb di Sungai Musi lebih rendah. Penelitian serupa juga telah dilakukan di Teluk Kelabat Pulau Bangka yang menemukan konsentrasi Pb berkisar 0,001-0,026 mg/l (Arifin, 2011) dan di Muara Sungai Cisadane dimana Pb berkisar 0,001-0,005 mg/l (Rochyatun et al., 2006).

Gambar 3. Rata-rata konsentrasi logam berat (Cu dan Pb) tersuspensi selama penelitian di Sungai Musi bagian hilir.

Maslukah (2006) menemukan kon- sentrasi logam Cu tersuspensi di Estuaria Banjir Kanal Barat Semarang berkisar antara 13,33 - 97,826 mg/kg dan Pb berkisar antara 10,556 - 30,556 mg/kg. Nilai ini lebih rendah dibandingkan hasil penelitian di muara Gambar 2. Rata-rata konsentrasi logam berat Sungai Musi ini. Fohl et al. (1998) dalam (Cu dan Pb) terlarut selama Maslukah (2006) menyatakan bahwa konsen- penelitian di Sungai Musi bagian trasi logam Cd, Cu, dan Zn dalam material hilir. tersuspensi lebih tinggi atau lebih rendah daripada di sedimen disebabkan karena

776 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82 Putri dan Purwiyanto

peranannya dalam siklus biologi, proses al. (2011) yang menemukan rata-rata adsorpsi, pelarutan kembali selama peng- konsentrasi Pb dalam organisme plankton endapan dan adanya perubahan antara sedi- yang terdapat Pantai Coromandel India men - air melalui proses difusi atau secara adalah 1,32 ppm. Angka dalam penelitian ini biologi. Selanjutnya terlihat bahwa konsen- lebih kecil dibandingkan hasil penelitian trasi logam tersuspensi ditemukan jauh lebih Bahnasawy et al. (2009) di Danau Manzala tinggi dibandingkan fase terlarut. Arifin et al. Mesir, yang menemukan konsentrasi Cu (2012) menyebutkan bahwa konsentrasi dalam plankton berkisar antara 48,57-154,43 logam berat dalam fase terlarut biasanya µg/g dan Pb 44,75-149,13 µg/g. Selanjutnya, ditemukan lebih rendah dibandingkan standar Elmaci et al. (2007) juga mencatat kisaran baku mutu. Rendahnya konsentrasi logam kosentrasi Cu pada sampel plankton (0,670- berat dalam fase terlarut ini biasanya di- 23,88 µg/g) dan Pb (0,109-1,060 μg/g) di sebabkan tingginya jumlah logam berat yang Danau Uluabat Turki. Tulonen et al. (2006) diserap oleh partikel tersuspensi, plankton, menemukan konsentrasi rata-rata Cu dalam moluska maupun rumput laut. Selain itu, organisme zooplankton 7,5 µg/g dan Pb 184 lingkungan juga berpengaruh terhadap feno- µg/g di beberapa danau yang ada di Finlandia mena tingginya konsentrasi logam dalam fase Selatan. tersuspensi. Sebagaimana diketahui bahwa daerah penelitian merupakan daerah aliran sungai yang membawa banyak sekali partikel tersuspensi yang berasal dari daratan sekitar kemudian masuk ke perairan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Setiawan (2006) yang menemukan kisaran TSS di sepanjang aliran Sungai Musi bagian hilir berkisar antara 14 – 296 mg/l. Selain itu, hasil penelitian Pramono (2015); Basuki dan Putro (2013) menyebutkan bahwa bahwa daerah aliran sungai (DAS) Musi terutama Gambar 6. Rata-rata konsentrasi logam berat yang terletak di bagian hulu dan tengah (Cu dan Pb) dalam plankton sela- memiliki tingkat kerentanan lahan tinggi ma penelitian di Sungai Musi ba- (sangat rentan) sehingga potensi terjadinya gian hilir. erosi juga tinggi. Ditambahkan bahwa Sub DAS Musi bagin hulu dan tengah didominasi Jika dibandingkan dengan konsentrasi dengan pertanian lahan kering dan semak Cu dan Pb terlarut, terlihat bahwa konsentrasi sehingga potensi terjadinya erosi juga lebih logam Cu dan Pb dalam plankton lebih tinggi. Diduga erosi yang terjadi di sekitar tinggi. Menurut Ravera (2011) dan Bahna- daerah aliran Sungai Musi berpotensi sawy et al. (2009) hal ini mungkin ber- meningkatkan konsentrasi logam berat di hubungan dengan luas permukaan tubuh Sungai Musi bagian hilir terutama pada organisme plankton (fito dan zooplankton) komponen tersuspensi. dalam kaitannya dengan satuan massa. Selain itu, metabolisme aktif yang dimiliki plankton 3.2. Logam Berat dalam Plankton dapat menyebabkan pada penyerapan ber- Selama penelitian, ditemukan konsen- bagai jenis polutan. trasi rata-rata Cu dan Pb dalam plankton Secara umum terlihat bahwa logam berturut-turut adalah 1,046-2,430 mg/kg Cu Cu dalam plankton ditemukan lebih tinggi dan 0,673-1,283 mg/kg Pb. Angka ini hampir dibandingkan Pb pada hampir seluruh stasiun sama dengan hasil penelitian Chinnaraja et penelitian. Hasil penelitian Bahnasawy et al.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 777 Konsentrasi Cu dan Pb dalam Air dan Plankton di Sungai . . .

(2009) menunjukkan hasil yang hampir sama DAFTAR PUSTAKA dimana kecenderungan konsentrasi logam berat dalam tubuh plankton berturut-turut Allen, H.E., A.W. Garrison, and G.W. adalah Zn > Cu > Pb > Cd. Hasil penelitian Luther. 1998. Industrial discharges of Elmaci et al. (2007) menyebutkan bahwa metals to water. In metal in surface konsentrasi logam berat dalam organisme water. Sleeping Bear Press. Inc. Ann plankton dipengaruhi oleh logam berat dalam Arbor-press. Michigan. USA. 262p. air dan kemungkinan sedimen. Konsentrasi American Public Health Associatio (APHA- logam dalam plankton lebih tinggi diban- AWWA-WEF). 2005. Standard me- dingkan konsentrasi dalam air menunjukkan thods for examination of water and adanya perpindahan dan akumulasi logam wastewater. American Public Health dari badan air ke dalam organisme plankton Association (APHA)-American Water (Chen et al., 2000). Akumulasi logam berat Works Association (AWWA)-Water pada plankton dipengaruhi oleh beberapa Environment Federation (WEF). 315- faktor seperti produktivitas badan air, fisika 317pp. kimia plankton, kapasitas serapan logam Arifin, Z. 2011. Konsentrasi logam berat di berat dan musim (Radwan et al., 1990; air, sedimen dan biota di Teluk Kerrison et al., 1998; Elmaci et al., 2007). Kelabat, Pulau Bangka. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 3(1):104- IV. KESIMPULAN 114. Arifin, Z., R. Puspitasari, and N. Miyazaki. Logam berat Cu dan Pb di perairan 2012. Heavy metal contamination in Sungai Musi bagian hilir ditemukan pada coastal marine ecosystem : A Histo- kolom air baik terlarut maupun tersuspensi. rical perspective. Coastal Marine Selain itu, Cu dan Pb juga terakumulasi pada Science, 35(1):227-233. komponen biotik dalam hal ini adalah Balai Riset Perikanan dan Perairan Umum organisme plankton yang hidup di kawasan (BRPPU). 2010. Perikanan perairan tersebut. Sungai Musi Sumatera Selatan. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan UCAPAN TERIMA KASIH Konservasi Sumberdaya Ikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Ke- Ucapan terimakasih disampaikan lautan dan Perikanan. Kementrian kepada Kemenristek-Dikti yang telah men- Kelautan dan Perikanan. 264hlm. danai penelitian ini melalui Anggaran DIPA Bahnasawy, M.H., A.A.A. Khidr, and N.A. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Dheina. 2009. Assessment of heavy Masyarakat Nomor: 023.04.1.673453/2015 metals concentrations in water, plank- tanggal 14 November 2014 (Hibah Ber- ton and fish of Lake Manzala, Egypt. saing). Penelitian ini merupakan bagian dari Egypt J. Aquat. Biol. and Fish. disertasi, karenanya ucapan terimakasih yang 13(2):117-133. mendalam juga kami haturkan kepada para Basuki, T.M., dan R.B.W.M. Putro. 2013. pembimbing Bapak Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Aplikasi sistem informasi geografis Bengen, DEA; Bapak Dr. Ir. Tri Prartono, untuk penilaian tingkat kerentanan M.Sc dan Ibu. Dr. Ir. Etty Riani, MS. lahan terhadap degradasi di Daerah Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini, Aliran Sungai Musi. Seminar Harry Prastio, Maria Albertina dan Lasriadi Nasional Pendayagunaan Informasi serta Azrina Ulfa serta kepada anonymous Geospatial Untuk Optimalisasi Oto- reviewer atas saran dan masukannya. nomi Daerah 2013. Hlm.:94-98.

778 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82 Putri dan Purwiyanto

Batley, G.E. and D. Gardner. 1977. Sampling bilang (Plotosus Canius Web and and storage of natural water for trace Bia) di Muara Sungai Kahayan serta analysis. Water Res., 11:747-756. Katingan, Kalimantan Selatan. Bruland, K., R.P. Franks., G.A. Knauer. and Disertasi. IPB. Bogor. 268hlm. J.H. Martin. 1979. Sampling and Husnah, E. Prianto, S.N. Aida, D. Wijaya, A. analytical methods for the deter- Said, Sulistiono, S. Gautama, dan mination of copper, cadmium, zinc Makri. 2006. Inventarisasi jenis dan and nickel at the nanogram per liter in sumber bahan polutan serta parameter sea water. Anal. Chem. Acta., biologi untuk metode penentuan ting- 105:233-245. kat degradasi lingkungan di Sungai Chen, C.Y., R.S. Stemberger, B. Klaue., J.D. Musi. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Blum, C. Pickhardt, and C.L. Folt, Balai Riset Perikanan Perairan 2000. Accumulation of heavy metals Umum. Departemen Kelautan dan in food web components across a Perikanan. 43hlm. gradient of lakes. Limnol. Oceanogr. Hutagalung, H. 1994. Penentuan kadar logam 45(7):1525-1536. berat. Metode analisi laut, sedimen Chinnaraja, V., P. Santhanam, B. Balaji dan biota. (Eds 2). P3O LIPI. Jakarta. Prasath, S.D. Kumar, and K. Jothiraj, 182hlm. 2011. An investigation on heavy Kerrison, P.H., D. Annonsi, S. Zerini, O. metals accumulation in water, sedi- Ravera, and B. Moss. 1998. Effects of ment and small marine food chain low concentrations of heavy metals (plankton and fish) from Coromandel on plankton community dynamics in Coast, Southeast Coast of India. a small, shallow, fertile lake. J. Plank. Indian J. Of Natural Sciences, 2(8): Res., 10:779-812. 532-540. Manahan, S.E. 2001. Water pollution, In Csuros, M. and Csuros. C. 2002. Sample Fundamentals of environmental che- collection of metal analysis. In: mistry. Second ed. CRC Press Lewis Environmental sampling and analysis Pub. Boca Raton. Florida. 1003p. for metals. Lewis Publisher. A CRC Maslukah, L. 2006. Konsentrasi logam berat Press Company. Boca Raton. 371p. Pb, Cd, Cu, Zn dan pola sebarannya Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi di Muara Banjir Kanal Barat, Se- pengelolaan sumberdaya dan ling- marang. Tesis. IPB. Bogor. 94hlm. kungan perairan. Yogyakarta. Kani- Pramono, I.B. 2015. Identifikasi kerentanan sius. 257hlm. lahan dengan tipologi DAS: Studi Elmaci, A., A. Teksoy, F.O. Topac, N. kasus DAS Musi. Prosiding Seminar Ozengin, S. Kurtoglu, and H.S. Bas- Nasional Lahan Suboptimal 2015, kaya. 2007. Assessment of heavy Palembang 8-9 Oktober 2015. metals in lake Uluabat, Turkey. Afr. J. Hlm.:52-85. Biotech., 6(19): 2236-2244. Purwiyanto, A.I.S. dan S. Lestari. 2012. Emilia, I. Suheryanto, dan Z. Hanafiah, 2013. Akumulasi logam berat Pb dan Cu Distribusi logam kadmium dalam air untuk keamanan pangan di Muara dan sedimen di Sungai Musi Kota Sungai Banyuasin. Laporan Unggulan Palembang. J. Penelitian Sains, 16(2) Kompetitif. Univ. Sriwijaya. Palem- :59-64. bang. 67hlm. Harteman, E. 2011. Dampak kandungan Putri, W.A.E., D.G. Bengen, T. Prartono, E. logam berat terhadap kemunculan Riani. 2015. Konsentrasi logam berat polimorfisme ikan badukang (Arius (Cu Dan Pb) di Sungai Musi bagian Maculatus Fish and Bian) dan sem-

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 779 Konsentrasi Cu dan Pb dalam Air dan Plankton di Sungai . . .

Hilir. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Setiawan, D. 2006. Struktur komunitas Tropis, 7(2):453-463. makrozoobentos sebagai bioindikator Putri, W.A.E., D.G. Bengen, T. Prartono, E. kualitas lingkungan perairan hilir Riani. 2016. Accumulation of heavy Sungai Musi. Tesis. Sekolah Pasca- metals (Cu and Pb) in two consumed sarjana Institut Pertanian Bogor. fishes from Musi River Estuary, 193hlm. South Sumatera. J. Ilmu dan Taftazani, A., Muzakky, dan Sumining. Teknologi Kelautan Tropis, 2(1):45- 2005. Evaluasi kadar logam berat 52. dalam sampel lingkungan Pantai in- Radwan, S., W. Kowalik, and C. Kowalczyk. dramayu dengan teknik analisis akti- 1990. Occurrence of heavy metals in vasi neutron. Dalam Prosiding PPI – water, phytoplankton and zooplank- PDIPTN 2005. Puslitbang Teknologi ton of mesotrophic Lake in Estern Maju-BATAN, Jogjakarta. Hlm.:35- Poland. Sci. Total Environ., 96:115- 44. 120. Tulonen, T., M. Pihlstrӧm, L. Arvola, and M. Ravera, O. 2001. Monitoring of the aquatic Rask. 2006. Concentrations of heavy environment by species accumulator metals in food web components of of pollutants: a review. J. Imnol., small, Boreal Lakes. Boreal Environ- 60:63-78. ment Research, 11:186-194. Rochyatun, E., Lestari, and A. Rozak. 2004. USEPA. 2006. Volunteer Estuary Moni- Kondisi perairan Muara Sungai toring Manual, A Methods Manual, dan Perairan Laut Arafura dilihat dari Second Edition, EPA-842-B-06-003. kandungan logam berat. Oseanologi http://water.epa.gov/type/oceb/nep/up dan Limnologi di Indonesia, 36:15- load/ 2009 03 13e stuaries moni- 31. tor_chap12.pdf. 15p. Setiawan, A.A., I. Emilia, dan Suheryanto. Weiner, E.R. 2008. Application of environ- 2013. Kandungan merkuri total pada ment aquatic chemistry. A practical berbagai jenis ikan cat fish di Per- guide. Second ed. CRC Press. Taylor airan Sungai Musi Kota Palembang. and Francis Group. 618p. Seminar Nasional Sains dan Tekno- logi V Lembaga Penelitian Univer- Diterima : 20 Maret 2016 sitas . Hlm.:741-750. Direview : 24 Maret 2016 Disetujui : 22 Desember 2016

780 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82