1

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK GUNUNG ( montana) TERHADAP LARVA Artemia salina MENGGUNAKAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

Toxicity of Mount Leaf (Annona montana) to Artemia salina Larvae using BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) Method.

Olivia Aprilia Foudubun, Rizal Pratama Nugroho Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK Sirsak gunung (Annona montana) adalah salah satu tanaman yang berkhasiat obat yang dipercaya dapat mengobati asma, parasit usus, bronkitis, antiradang, diabetes, hipertensi, antivirus, antiparasit, antihiperglikemia, antidepresan, antikanker, antiparkinson, dan efek neurologis. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai daun sirsak tersebut maka perlu dilakukannya pengujian toksisitas akut terhadap ekstrak daun sirsak gunung. Uji toksisitas akut sendiri merupakan efek merugikan yang timbul segera sesudah pemberian suatu bahan sebagai dosis tunggal, atau berulang yang diberikan dalam 24 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi letal 50 (LC50) dari ekstrak etanol daun sirsak gunung terhadap larva Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Pada uji toksisitas ini menggunakan 2 perlakuan, yaitu perlakuan kontrol dan perlakuan uji dengan 5 konsentrasi yaitu 200 ppm, 300 ppm, 350 ppm, 450 ppm dan 500 ppm. Hasil pengujian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun sirsak gunung toksik terhadap larva Artemia salina Leach karena nilai LC50 < 100 ppm yaitu 366,24 ppm.

Kata Kunci : Toksisitas, LC50, Daun Sirsak Gunung, Arthemia salina, BSLT

ABSTRACT Soursop Mountain (Annona montana) is a medicinal that is believed to be able to treat asthma, intestinal parasites, bronchitis, anti-inflammatory, diabetes, hypertension, antiviral, antiparasitic, antihyperglycemia, antidepressant, anticancer, antiparkinson, and neurological effects. Based on several studies of the soursop leaves, it is necessary to do an acute toxicity test for mountain soursop leaf extract. Acute toxicity test itself is a detrimental effect that arises immediately after the administration of an ingredient as a single, or repeated dose given within 24 hours. This study aims to obtain a lethal concentration of 50 (LC50) from ethanol extracts of mountain soursop leaves against Arthemia salina Leach larvae using the BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) method. In this toxicity test using 2 treatments, namely control treatment and test treatment with 5 concentrations namely 200 ppm, 300 ppm, 350 ppm, 450 ppm and 500 ppm. The test results showed that the ethanol extract of the mountain soursop leaves was toxic to the Artemia salina Leach larvae because the LC50 value <100 ppm was 366.24 ppm

Key Words : Toxicity, LC50, Mount Soursop Leaf, Artemia salina, BSLT

2

PENDAHULUAN Berdasarkan beberapa penelitian Sebanyak 9.600 jenis mengenai daun sirsak tersebut maka tumbuhan diketahui berkhasiat perlu dilakukannya pengujian sebagai obat dan 200 jenis toksisitas terhadap ekstrak daun diantaranya merupakan tumbuhan sirsak gunung. Uji toksisitas adalah obat penting bagi industri obat suatu uji untuk mendeteksi efek tradisional (Hilpiani, 2012). Salah toksik suatu zat pada sistem biologi satu tanaman yang berkhasiat obat dan untuk memperoleh data dosis- adalah sirsak gunung (Annona respon yang khas dari sediaan uji. montana). Tanaman sirsak gunung Uji toksisitas dibagi menjadi uji (Annona montana) secara empiris toksisitas umum dan uji toksisitas memiliki banyak sekali khasiat khusus. Dengan menggunakan seperti yang diinformasikan oleh hewan uji Artemia salina dengan situs (EOL), metode Brine Shrimp Lethality Test yaitu dapat mengobati asma, parasit (BSLT), maka akan dilakukan uji usus, bronkitis, antiradang, diabetes, toksisitas akut yang merupakan hipertensi, antivirus, antiparasit, bagian dari uji toksisitas umum. antihiperglikemia, antidepresan, Uji toksisitas akut sendiri antikanker, antiparkinson, dan efek merupakan efek merugikan yang neurologis. Selain itu, daun sirsak timbul segera sesudah pemberian dalam dosis kecil mampu suatu bahan sebagai dosis tunggal, memberantas sel kanker dengan atau berulang yang diberikan dalam efektif (Ismanto et al, 2014). 24 jam. Tujuan dari uji toksisitas

Penelitian tersebut juga menyatakan akut adalah untuk mencari LC50 bahwa penambahan ekstrak daun (Lethal concentrate 50), gejala sirsak sebanyak 20% bisa keracunan, dan sebagai langkah awal dikonsumsi sehari-hari karena masih untuk menetapkan tingkat dosis yang dalam batas aman konsumsi. diperlukan untuk uji toksisitas Diasumsikan penambahan ekstrak selanjutnya (Ngatidjan, 2006; daun sirsak 20% setara dengan 2-3 Soeksmanto et al, 2010). gram daun sirsak. Pada penelitian ini akan diteliti toksisitas akut ekstrak etanol 3

daun sirsak gunung terhadap hewan pengaduk, oven, kertas saring, uji Artemia salina dengan metode spatula, dan seperangkat alat penetas Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). udang. Penelitian ini dilakukan sebagai salah Bahan. Air laut, aquadest, satu uji pra klinis dengan tujuan daun Annona montana, etanol 96%, untuk mengetahui dosis ekstrak telur Artemia salina, DMSO. etanol daun sirsak gunung yang dapat menyebabkan toksisitas akut TAHAP PENELITIAN dan untuk menentukan nilai LC50. Adapun tahapan penelitian sebagai Diharapkan hasil penelitian ini dapat berikut. digunakan untuk menambah 1. Determinasi tanaman sirsak pembuktian ilmiah seputar khasiat gunung (Annona montana) tanaman sirsak gunung sehingga dilakukan oleh Lembaga Ilmu dapat mendukung peningkatan Pengetahuan Indonesia penggunaannya di masyarakat. (Indonesian institute of sciences) Balai Konservasi Tumbuhan METODE PENELITIAN Purwodadi. Penelitian ini adalah penelitian 2. Pembuatan serbuk simplisia, kuantitatif yang dilakukan secara kemudian dilakukan ekstraksi eksperimental yang bertujuan untuk menggunakan metode maserasi mengetahui toksisitas ekstrak etanol menggunakan pelarut etanol 96% daun sirsak gunung (Annona selama 3x24 jam selanjutnya montana) dengan menggunakan dipekatkan menggunakan rotary metode Brine Shrimp Letahality Test evaporator dan watterbath. (BSLT) terhadap hewan uji Artemia 3. Penetasan telur larva Artemia salina. salina dengan cara direndam 1 g telur larva didalam 2 L air laut Alat dan Bahan selama 2x24 jam. Alat. Neraca analitik, tabung 4. Dibuat larutan stok dengan reaksi, erlenmeyer, gelas beaker, konsentrasi 200 ppm, 300 ppm, mikropipet, rotary evaporator, 350 ppm, 450 ppm dan 500 ppm. corong kaca, cawan penguap, batang 4

5. Dilakukan uji toksisitas dengan Gambar 1. Grafik Persamaan Regresi cara memasukan larva yang telah Linear

berumur 48 jam kedalam tabung reaksi yang berisi larutan dengan 5 varian konsentrasi dan 1 perlakuan kontrol, kemudian diamati kematian larva selama 24 jam.

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Percobaan ini dilakukan bulan Maret 2019. Dari hasil uji dengan 5 kali replikasi atau toksisitas yang telah dilakukan pengulangan dengan tujuan dengan lima varian konsentrasi menambah ketepatan dari hasil larutan uji maka didapatkan penelitian. Total larva yang persentase kematian larva seperti digunakan pada penelitian ini adalah pada tabel 1. 10 ekor larva per perlakuan dengan 5 Tabel 1. Persentase Kematian Larva kali replikasi sehingga total larva Artemia salina pada berbagai konsentrasi yang digunakan adalah 300 ekor larva.

Setelah 24 jam penambahan ekstrak daun sirsak gunung, dilakukan pengamatan kematian larva. Kematian larva ditandai dengan tidak ditunjukan pergerakan selama 10 detik. Dari data pada

Perhitungan LC50 dilakukan tabel 4.1 menunjukan bahwa adanya berdasarkan pada tabel analisa probit hubungan konsentrasi ekstrak daun yang kemudian dimasukkan ke sirsak gunung dengan total kematian dalam persamaan regresi linear larva. Total kematian diperoleh menggunakan microsoft excel seperti dengan menjumlah kematian larva pada gambar 1. pada setiap konsentrasi. Rata-rata 5

kematian diperoleh dari total toksik, LC50 berkisar antara 30-1000 kematian dibagi total larva yang ppm termasuk dalam kategori toksik

digunakan tiap konsentrasi. dan LC50 kurang dari 30 ppm Persentase kematian didapat dengan termasuk dalam kategori sangan mengalikan rata-rata kematian toksik (McLaughlin, 1998). dengan 100. Persentase kematian Berdasarkan perhitungan analisis

ditentukan dengan nilai LC50 melalui probit pada lampiran 5, ekstrak daun

analisa probit. LC50 adalah sirsak gunung menunjukan bahwa

konsentrasi yang dapat nilai LC50 adalah 366,24 ppm yang menyebabkan kematian 50% dari berarti ekstrak daun sirsak gunung organisme uji. Hasil kematian larva berpotensi sebagai antikanker dan Artemia salina dibandingkan antar memiliki efek toksisitas terhadap perlakuan dengan lima kali replikasi larva Artemia salina. Senyawa yang termasuk pada perlakuan kontrol toksik terhadap larva Artemia salina negatif. juga toksik terhadap sel kanker (Astuti et al., 2005). Berdasarkan pada tabel diatas

menunjukan bahwa jumlah kematian KESIMPULAN larva pada konsentrasi 200 ppm Dari hasil penelitian diatas dapat adalah 18%, 300 ppm adalah 30%, disimpulkan bahwa nilai LC50 dari 350 ppm adalah 50%, 450 ppm ekstrak daun sirsak gunung adalah adalah 60% dan 500 ppm adalah 366,24 ppm dan termasuk dalam 72%. Sehingga dapat disimpulkan kategori toksik. Adapun saran untuk bahwa semakin tinggi peningkatan penelitian selanjutnya yaitu perlu konsentrasi akan meningkatkan dilakukan uji toksisitas akut ekstrak kematian larva. daun sirsak gunung menggunakan Harga nilai LC50 merupakan metode yang berbeda. konsentrasi suatu zat yang dapat menyebabkan terjadinya kematian UCAPAN TERIMA KASIH pada 50% hewan percobaan yaitu Ucapan terima kasih larva udang Artemia salina. Jika nilai dipersembahkan untuk Akademi LC50 yang lebih dari 1000 ppm Farmasi Putra Indonesia Malang. termasuk dalam kategori tidak 6

DAFTAR RUJUKAN Hilpiani dan Devy. 2012, Uji Toksisitas Akut Isolat Katekin Gambir (Uncaria gambier R.) dari Fase Etil Asetat Terhadap Mencit Putih Jantan Secara In Vivo. Skripsi. Program Study Farmasi, Jakarta.

Ismanto, S.D., Rifma, E., Devi, O. 2014. Penambahan Ekstrak Daun Sirsak terhadap Minuman Instan dari Buah Sirsak (Annona muricata). Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional FKPT- TPI, Padang.

McLaughlin, J.L dan Rogers, L.L. 1998. The use of biological assays to evaluate botanicals. Drug Information Journal. 1998;32:512-524.

Ngatidjan. 2006. Metode Laboratorium Dalam Toksikologi. Penerbit Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.

Soeksmanti, A., Partomuan, S., Muhammad, A.S. 2010. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Air Tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendans) terhadap Histologi Organ Hati Mencit. Jurnal Natur Indonesia Vol. 12, No. 2.