PELESTARIAN ARSITEKTUR MUSEUM SONOBUDOYO

Titi Handayani Jurusan Teknik Arsitektur, Akademi Teknik YKPN Yogyakarta, Jl. Gagak Rimang No.1, Balapan, Yogyakarta Email: [email protected]

Abstrak

Saat ini Museum Sonobudoyo Yogyakarta telah mengalami banyak perubahan. Meningkatnya kegiatan dan bertambahnya koleksi telah mendorong peningkatan jumlah dan besaran ruang serta pembangunan bangunan baru. Namun, rancangan bangunan-bangunan baru tersebut kurang selaras dengan tata massa dan desain bangunan yang telah ada. Konsep rancangan awal bangunan museum menjadi “rusak” oleh munculnya bangunan-bangunan baru dan penambahan ruang-ruang baru. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, bahkan penurunan nilai kultural dari museum ini. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi Museum Sonobudoyo yang ada saat ini untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari desain awal yang dibuat oleh arsitek Belanda Ir. . Tinjauan terhadap seluruh bangunan ditekankan pada bentuk dan fungsi ruang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pembahasan dilakukan dengan menganalisis data dan temuan lapangan untuk menemukan karakter arsitektural kompleks museum dan perubahan yang terjadi. Ada empat kategori tindakan pelestarian yang direkomendasikan, yaitu (1) bangunan yang harus dilestarikan dan dipertahankan seperti desain aslinya, (2) bangunan yang perlu diperbaiki, (3) bangunan yang perlu dibongkar, dan (4) lokasi bangunan baru yang perlu ditambahkan.

Kata kunci: studi, pelestarian, arsitektur, museum

Abstract

Title: Architectural Conservation of Sonobudoyo Museum, Yogyakarta

Sonobudoyo Museum has been experiencing many changes. More activities and collections have caused to the increasing number of rooms and new buildings. The problem is that the new building design is not suitable with the original building design and lay out by the Dutch architect, Thomas Karsten. It leads to the decreasing of the quality of the environment, even decreasing the cultural values of the museum as a heritage building. The aim of the research is to study the existing condition of Sonobudoyo Museum in order to understand changes of the original design. Evaluation of all buildings in Sonobudoyo Museum focused on their functions. Method used in this study is descriptive-qualitative. Data and findings of field surveys were analyzed in order to find the architectural characteristics of the museum and its changes. There are four conservation actions to be recommended, which are (1) preservation of buildings as their original design, (2) repairation and restoration buildings, (3) demolition of unapropriate buildings, and (4) location of new buildings.

Keywords: study, conservation, architecture, museum

45 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58

Pendahuluan bermanfaat sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi kepada Museum masyarakat luas. Pameran juga Kata museum berasal dari kata muze menjadi sarana bagi masyarakat untuk (Yunani Kuno) yang berarti kumpulan mengapresiasi koleksi museum sebagai lambang ilmu dan seni, atau mousa karya budaya. Beberapa kegiatan yang yang berarti tempat penyimpanan mendukung fungsi pameran adalah benda seni dan pengetahuan. Saat itu penyimpanan benda koleksi yang tidak hubungan seni dan pengetahuan belum terpajang, penyiapan pameran, seterpisah seperti pada masa kini. pemilihan koleksi, dan pemajangan. Museum adalah suatu bangunan atau tempat yang berfungsi untuk d. Fungsi Rekreatif memelihara, melindungi, menelaah, Dewasa ini fungsi edukasi museum dan memamerkan koleksi yang berupa sering dikemas secara rekreatif, obyek-obyek bernilai tinggi secara terutama bagi anak-anak. Oleh karena cultural, historis, estetis dan ilmiah itu museum harus dapat mewadahi dalam peradaban manusia. Museum kegiatan penunjang rekreasi, seperti diperuntukkan pula sebagai sarana taman, kafetaria, dan tempat penjualan pendidikan bagi masyarakat luas. cinderamata. (Poerwadarminta, 1983; Hornby, 1985). Oleh karena itu keberadaan Museum Sonobudoyo museum sangat penting bagi Museum Sonobudoyo adalah museum masyarakat masa kini untuk umum tingkat provinsi yang terletak di memahami masa lalu dan sebagai sebelah Utara Alun-alun Utara Kraton landasan untuk masa depan. Yogyakarta. Museum ini dirancang oleh Ir. Thomas Karsten, seorang Fungsi Museum arsitek dari Belanda, dan didirikan oleh a. Fungsi Perlindungan Yayasan Instituut sebagai hasil Museum harus dapat memberikan kongres di tahun 1931. perlindungan terhadap kerusakan Museum ini diresmikan oleh Sri Sultan koleksinya, baik secara ragawi, hayati, Hamengku Buwono VIII pada tanggal maupun kimiawi. Selain itu, museum 6 November 1935. Kompleks Museum juga harus memberi perlindungan dari terdiri dari beberapa bangunan dengan kerusakan akibat sentuhan, benturan, dominasi gaya arsitektur tradisional maupun pencurian. Jawa. Museum ini ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) b. Fungsi Penelaahan tingkat provinsi melalui SK Gubernur Fungsi penelaahan dilakukan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta No. pengunjung maupun pengelola melalui 210/KEP/2010 dan tingkat nasional pameran dan studi literatur (di melalui Permenbudpar No. PM.89/ perpustakaan dan ruang arsip), maupun PW.007/MKP/2011. Sebelum status melalui audio visual serta diskusi. sebagai Bangunan Cagar Budaya Telaah terhadap koleksi museum ditetapkan, Museum Sonobudoyo telah berguna bagi pengembangan ilmu mengalami penambahan ruang dan pengetahuan dan seni pada masyarakat. bangunan baru pada tahun 1986 dan 2000. Permasalahannya adalah bahwa c. Fungsi Pameran penambahan tersebut kurang selaras Pameran koleksi museum, baik yang dengan tata masa dan desain bangunan bersifat tetap maupun temporer sangat yang telah ada sebelumnya

46 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta (Handayani, 2014). Sebagai bangunan Hasil dan Pembahasan yang berstatus cagar budaya, maka renovasi atau penambahan ruang dan Pelestarian Bangunan Cagar bangunan baru harus memenuhi kaidah Budaya di Daerah Istimewa pelestarian yang ditetapkan dalam Yogyakarta (DIY) Undang-undang Cagar Budaya Nomor Dasar hukum yang terkait dengan 11 Tahun 2010 maupun Peraturan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya Gubernur DIY Nomor 62 Tahun 2013. adalah Peraturan Gubernur DIY Oleh karena itu, perlu dilakukan Nomor 62 Tahun 2013 yang dalam evaluasi mengenai kondisi arsitektural Pasal 1 menyebutkan tentang pola museum saat ini. Hasil evaluasi arsitektur, yaitu: diharapkan dapat menjadi dasar a. Lestari asli adalah pola arsitektur pertimbangan untuk menentukan yang menampilkan bentuk arsitektur tindakan pelestarian yang akan bangunan dalam tampilan yang dilakukan, terkait dengan bangunan sama dengan bentuk arsitektur yang harus dipertahankan, diperbaiki, ketika diciptakan. dibongkar, atau bangunan baru yang b. Selaras sosok adalah pola arsitektur perlu ditambahkan. yang menyerap suatu gaya arsitektur dari suatu masa tertentu, dari bentuk lestari asli, yang Metode Penelitian diaplikasikan pada penampilan bangunan secara garis besar tanpa Studi ini dilakukan dalam beberapa detail kedalaman yang rinci. tahap yang meliputi: kajian desain c. Selaras parsial adalah pola awal museum; inventarisasi bangunan arsitektur yang sebagian eksisting; evaluasi bangunan eksisting; komponennya mengadopsi salah dan studi pelestarian arsitektur satu atau lebih komponen bangunan museum. Kajian desain awal museum dari suatu gaya arsitektur yang meliputi setting museum terhadap dapat divariasikan dalam bentuk lingkungan, pemanfaatan dan zoning selaras kombinasi atau selaras lahan, pola gubahan massa bangunan, modifikasi. akses dan penampilan bangunan, gaya d. Selaras kombinasi adalah pola arsitektur bangunan, fungsi bangunan arsitektur yang memadukan dua dan tata ruang pamer. Evaluasi kondisi atau lebih gaya arsitektur dari era eksisting museum meliputi tinjauan yang berbeda. terhadap penambahan dan perubahan e. Selaras modifikasi adalah pola fungsi bangunan, penambahan elemen arsitektur yang menyerap gaya bangunan, tata ruang luar, dan arsitektur dari era tertentu yang permasalahan yang ada. Sedangkan dikembangkan dengan menambah studi pelestarian arsitektur meliputi elemen baru secara kreatif. preseden pelestarian arsitektur museum, prinsip pelestarian, dan Menurut Pasal 9 ayat 2 Peraturan prinsip olah desain. Gubernur DIY Nomor 62 Tahun 2013 maka pelestarian Kawasan Cagar Budaya salah satunya harus mempertimbangkan elemen/unsur utama pembentuk kawasan, dalam hal ini Kawasan Cagar Budaya Kraton.

47 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 Salah satu elemen utama pembentuk - Perubahan yang dilakukan dengan kawasan tersebut adalah tata melakukan penyesuaian terhadap lingkungan, yang meliputi (a) bahan bangunan, ukuran, warna perbandingan ruang terbangun dengan dan teksturnya sesuai dengan ruang terbuka hijau; (b) garis bangunan sebelumnya. langit/ritme ketinggian bangunan; (c) - Perubahan yang dilakukan sesuai flora dapat menggunakan jenis dengan karakter dan nuansa tanaman yang selaras dengan bangunan dan lingkungannya. lingkungan fisik setempat dan secara - Perubahan yang dilakukan dengan teknis tidak mengganggu lingkungan melakukan penyesuaian terhadap setempat. ciri arsitektur dengan tetap melindungi detail-detail dan ciri Olah Desain Arsitektur Pusaka arsitektur yang menunjang Badan Pelestarian Pusaka / karakter bangunan. BPPI pada tahun 2013 telah - Perubahan yang dilakukan dengan menerbitkan Modul Olah Desain melakukan olah desain untuk Arsitektur Pusaka. Dalam modul mengakomodasi adaptasi fungsi/ tersebut disebutkan bahwa: penggunaan (adaptive reuse) dan a. Untuk memenuhi kebutuhan masa mengakomodasi olah sisipan kini maka terhadap Bangunan Cagar (infill design), dilakukan secara Budaya atau Struktur Cagar Budaya harmonis seimbang dengan dapat dilakukan adaptasi dengan melakukan perubahan kecil pada tetap mempertahankan: bangunan, struktur, tata letak dan - ciri asli dan/atau muka Bangunan lingkungan. Cagar Budaya atau Struktur Cagar Budaya; Berikut ini adalah beberapa kegiatan - ciri asli lanskap budaya dan/atau yang harus dilakukan dalam olah permukaan tanah Situs Cagar desain agar hasil yang didapat optimal: Budaya atau Kawasan Cagar a. Melakukan penilaian nilai sejarah Budaya sebelum dilakukan yang terkandung pada bangunan adaptasi. dan ruang terbuka. - mempertahankan nilai yang b. Mengumpulkan data teknis yang melekat. menjelaskan tentang kondisi b. Adaptasi dapat dilakukan dengan: bangunan dan ruang terbuka dengan - menambah fasilitas sesuai segala permasalahan kerusakan kebutuhan; dengan mempertimbangkan - mengubah susunan ruang secara keaslian bangunan dan arti terbatas; pentingnya. - mempertahankan gaya arsitektur, c. Mengolah data untuk menentukan konstruksi asli, dan keharmonisan kelayakan olah desain. estetika lingkungan di sekitarnya. d. Memastikan olah desain sesuai c. Interpretasi olah desain bangunan dengan prinsip pelestarian dan - Perubahan yang dilakukan dengan mempunyai azas manfaat untuk melakukan penyesuaian terhadap kesejahteraan dan kelestarian tata letak sedapat mungkin dalam bangunan. batas minimal dilakukan sehingga bangunan sesuai dengan skala.

48 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta Beberapa penilaian bisa dilakukan bentuk asli bangunan dan ruang pada saat melakukan olah desain, terbuka pusaka. yaitu: . Meninjau kondisi Desain Awal Arsitektur dan Tata arsitektural bangunan dan ruang Masa Bangunan Museum terbuka dari kelengkapan komponen Sonobudoyo Menurut Ir. Thomas Karsten - sang atau bagian bangunan dan ruang arsitek - Museum Sonobudoyo sangat terbuka yang masih asli, telah penting karena memiliki nilai budaya diganti dan/atau diubah, maupun dan pendidikan. Hal ini didukung oleh bagian yang hilang. lingkungan tempat museum tersebut . Meninjau kondisi struktur bangunan berada. Menurut Karsten, guna dan permukaan lahan terkait dengan melestarikan budaya setempat maka permasalahan kerusakan dengan bangunan dan lingkungan museum memperhatikan penyebab maupun hendaknya juga menjadi obyek yang proses terjadinya kerusakan. menyatu dengan koleksi museum . Meninjau kondisi dan bentuk (Dinas Kebudayaan DIY, 2013). rancang bangun arsitektural dan pola ruang terbuka yang asli agar rancangan olah desain yang akan dilakukan tidak mengurangi nilai A. Pendapa estetika dan keharmonisan serta B. R. Pamer C. R. Studi Koleksi tidak bertentangan terhadap rancang D D. R. Pelayanan bangun arsitekturalnya. E. R. Pengelola . Meninjau kondisi keterawatan bangunan, kondisi bahan bangunan C yang ditinjau dari permasalahan pelapukan/kerusakan bahan dengan B memperhatikan faktor penyebab A dan mekanisme proses pelapukan. E A . Meninjau kondisi lingkungan yang menjelaskan lokasi/setting, kondisi lahan di sekitar bangunan, jalan, pagar, saluran, ditinjau dari Gambar 1. Tata masa bangunan geotopografi, tata guna lahan, Sumber: Dinas Kebudayaan DIY, 2013

rencana umum tata ruang daerah, a. Posisi terhadap lingkungan flora-fauna, status kepemilikan Posisi kompleks Museum Sonobudoyo bangunan. berada di antara kompleks Kraton . Menentukan langkah teknis Yogyakarta yang bernuansa tradisional penanganan permasalahan dan di sebelah Selatan dan bangunan- pemanfaatan kembali bangunan bangunan ber-arsitektur kolonial di berdasarkan kebutuhan (didahului sebelah Utara (Bank BNI 46, Kantor dengan melakukan musyawarah). Pos, Bank Indonesia, Gedung Agung, . Menentukan pendekatan Senisono, dan Benteng Vredeburg). pemulihan arsitektural dan Akses utama Museum Sonobudoyo perkuatan struktur yang akan adalah dari sisi Selatan. Selain itu disiapkan dalam rangka olah desain Museum ini juga dapat diakses dari sisi bangunan. Perkuatan tidak merubah

49 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 Timur (Jalan Pangurakan) dan dari sisi depan ruang-ruang tersebut terdapat Utara (Jalan KHA Dahlan). ruang terbuka. Di ujung Utara ruang terbuka ini terdapat pintu keluar ke arah Jalan KHA Dahlan.

Pada site plan yang dibuat tahun 1935 (Gambar 1), dapat dilihat bahwa ruang terbuka tidak dirancang dengan konsep khusus, tetapi hanya merupakan sisa lahan terbangun. Namun demikian, perbandingan antara luas ruang terbuka dan bangunan cukup ideal. Di depan Gambar 2. Pendapa Museum Sonobudoyo beratap joglo pendapa kecil maupun pendapa besar, Sumber: Dinas Kebudayaan DIY, 2013 terdapat halaman yang cukup luas seperti layaknya rumah Jawa. Foto- b. Pemanfaatan lahan dan tata massa foto lama menunjukkan bahwa di bangunan. halaman depan tidak ada pohon. Secara garis besar kompleks museum terbagi menjadi tiga, yaitu zona depan, Di zona tengah terdapat bangunan zona tengah, dan zona belakang. Pada Studie Collectie berdenah bujur zona depan terdapat pendapa besar di sangkar dan dikeliling halaman. Di bagian Timur yang difungsikan untuk zona paling belakang semua bangunan kegiatan umum, seperti pertemuan dan menempel dinding pagar sehingga ada pergelaran . Di bagian tengah halaman di tengah dan di samping zona depan terdapat pendapa kecil bangunan. sebagai ruang penerima. Di belakang pendapa terdapat bangunan utama BANGUNAN berbentuk persegi panjang yang PELAYANAN berfungsi sebagai ruang pamer. Selain BANGUNAN itu pada zona depan terdapat bangunan STUDI KOLEKSI perkantoran (dua lantai) dan bangunan berarsitektur (bale gedhe). BANGUN- AN BANGUNAN PENGE- Pada bagian Barat zona tengah terdapat BANGUNAN KEGIATAN LOLA sebuah bangunan yang diperkirakan PAMER UMUM sebagai rumah tinggal kepala museum. Saat ini bangunan yang berlantai dua tersebut digunakan untuk fungsi perkantoran. Selain itu, pada zona tengah terdapat bangunan yang Gambar 3. Tata massa bangunan berfungsi sebagai tempat penyimpanan Sumber: Analisis Penulis, 2014 koleksi (pada peta aslinya tertulis studie collectie). c. Akses dan penampilan bangunan. Museum Sonobudoyo terletak di sudut Pada zona belakang terdapat beberapa jalan antara Jalan Trikora di sisi Timur bangunan kecil menempel dinding (Pangurakan) dan Jalan Trikora di sisi pagar yang berfungsi untuk ruang Selatan yang keduanya dimanfaatkan tidur, ruang istirahat, dan ruang-ruang sebagai akses masuk ke kompleks kerja (perawatan dan konservasi). Di museum. Lokasi ini sangat menunjang

50 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta penampilan bangunan di kompleks beberapa elemen bangunan museum. Penampilan keseluruhan memperlihatkan pengaruh gaya kompleks museum sangat diwarnai arsitektur kolonial, antara lain berupa oleh adanya pendapa besar yang dinding tebal pada bangunan pamer menghadap ke Timur dan pendapa dan perkantoran. Gaya arsitektur Bali kecil yang menghadap ke Selatan. nampak pada bangunan bale gedhe dan dinding pembatasnya serta gapura. Ada enam pintu keluar masuk Kompleks Museum Sonobudoyo. Pada e. Fungsi bangunan dan ruang. zona depan terdapat lima pintu dengan Bagian inti museum dapat dijumpai pintu utama terletak di depan pendapa setelah masuk melalui regol. Bagian kecil di bagian tengah yang yang dikelilingi halaman dan pagar menghubungkan ruang luar dengan tembok ini terdiri dari pendapa kecil pendapa. Dari pintu utama ini yang menghadap ke Selatan. Hal ini pengunjung masuk ke pendapa sebagai sesuai dengan tradisi dan kepercayaan ruang perantara dan selanjutnya masuk Jawa bahwa orientasi bangunan adalah ke ruang-ruang pamer. ke Selatan. Pendapa kecil ini berfungsi sebagai ruang penerima. Setelah Ada dua pintu di bagian Timur zona melewati pendapa yang merupakan tengah yang berbatasan dengan Jalan zona publik, terdapat pringgitan dan Trikora, sedangkan berbatasan dengan kemudian dalem yang merupakan zona kawasan Pekapalan terdapat satu pintu. privat. Di bagian tengah dalem Ketiga pintu ini merupakan akses terdapat senthong tengah dengan keluar masuk ke dan dari area pendapa tempat tidur pengantin dan patung loro besar. Di sebelah Barat bangunan blonyo sebagai lambang sebuah perkantoran (zona tengah) terdapat satu keluarga. Sebelumnya, Karsten pernah pintu yang menghubungkan ruang luar merancang bangunan joglo ketika dengan area perkantoran. Pada dinding menjadi penanggung jawab perluasan paling belakang zona belakang terdapat dan modifikasi Kraton Mangkunegara satu pintu. Saat ini hanya ada dua VII di Surakarta (Sumalyo, 1993). akses yang dibuka, yaitu dari sisi Selatan menuju ke pendapa kecil dan Di belakang pendapa kecil terdapat dari sisi Timur menuju pendapa besar. bangunan memanjang sebagai ruang pameran. Di sebelah Barat pendapa d. Gaya arsitektur bangunan. terdapat bangunan dua lantai sebagai Prinsip desain museum yang dibuat tempat tinggal kepala museum. oleh Karsten adalah bahwa bangunan Pemandangan ke Alun-alun Utara dan lingkungan museum hendaknya dapat dinikmati dengan jelas dari lantai juga menjadi obyek atau materi yang dua. Lantai satu digunakan untuk menyatu dengan koleksi museum. Hal ruang servis, kantor, ruang ini penting guna melestarikan budaya penyimpanan, dan ruang peralatan. setempat. Oleh karena itu museum dirancang dengan arsitektur Jawa, Pada awalnya museum ini mempunyai yaitu joglo yang biasa digunakan oleh ruang kerja, ruang ceramah, bangsawan Jawa, lengkap dengan perpustakaan, ruang reparasi, gudang, tembok sekeliling halaman dan regol dan ruang persiapan pertunjukan, dan (gerbang) depan. Meskipun gaya kantor pengurus Java Instituut. arsitektur Jawa mendominasi kompleks Kemudian dibangunlah perpustakaan museum Sonobudoyo ini, namun dan sanggar baru oleh arsitek Belanda

51 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 (Ir. B. Vastriani) yang berciri Jawa sehingga menyatu dan selaras dengan unit-unit lama. Pada bagian Timur terdapat pendapa besar yang saat ini berfungsi sebagai ruang pementasan wayang kulit berdurasi pendek serta kegiatan-kegiatan lainnya. Bangunan ini bisa diakses dari Jalan Pangurakan.

Gambar 6. Auditorium berlantai dua Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014

Dengan dibangunnya auditorium serta adanya penambahan ruang pada bangunan di sebelah Timurnya, maka

ruang terbuka antar bangunan menjadi Gambar 4. Pendapa besar di sisi Timur sangat berkurang. yang diakses dari sisi Timur. Sumber: Dinas Kebudayaan DIY, 2013

Evaluasi Kondisi Eksisting a. Penambahan bangunan dan perubahan fungsi bangunan. Ruang reparasi koleksi Bangunan di bagian Timur yang semula sebagai ruang kerja berlantai satu, diubah menjadi ruang reparasi koleksi (dua lantai) pada tahun 1986. Gambar 7. Ruang antar bangunan sempit dan kurang nyaman. Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014

Kantor bagian naskah dan perpustakaan Pada tahun 2000 dibangun bangunan baru berlantai dua sebagai kantor bagian naskah dan perpustakaan. Keberadaan bangunan ini telah mengurangi area terbuka yang ada. Selain itu desain arsitekturnya kurang selaras dengan arsitektur yang ada. Gambar 5. Ruang reparasi koleksi

Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014

Auditorium Pada tahun 1986 ruang administrasi dan ruang baca dibongkar digantikan auditorium berlantai dua.

52 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta permanen tersebut kurang mendukung penampilan museum.

Gambar 10. Tempat parkir pengelola (kiri),

tempat parkir karyawan (kanan) Gambar 8. Perpustakaan dan kantor Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014 Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014 b. Perubahan elemen bangunan Pantry, gift shop, ticket box, dan Pendapa gazebo Pendapa kecil yang berfungsi sebagai Beberapa bangunan baru yang ruang penerima saat ini diberi dinding berfungsi sebagai pantry, gift shop, kaca untuk melindungi dan ticket box, dan dua gazebo di sekitar beberapa set meja kursi di dalamnya bangunan pendapa besar dibangun serta untuk melindungi dari debu pada tahun 2000. Bangunan-bangunan mengingat lokasi pendapa yang berada kecil tersebut berfungsi sebagai di bagian depan berhadapan dengan pendukung pendapa besar yang Alun-alun Utara. Demikian pula digunakan sebagai ruang pertunjukan dinding kaca dipasang pada pendapa wayang kulit. Ditinjau dari tata besar. Selain untuk melindungi letaknya, dua gazebo yang berada di gamelan dinding kaca juga diperlukan antara pendapa besar dan bangunan karena pendapa ini menggunakan AC pamer justru menambah sempit ruang untuk kenyamanan pengunjung terbuka yang berfungsi sebagai ruang pertunjukan wayang kulit durasi sirkulasi. pendek.

Gambar 9. Gazebo di antara pendapa besar Gambar 11. Pendapa besar (kiri) dan dan ruang pamer pendapa kecil (kanan) Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014 Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014

Tempat parkir Bangunan pamer Pada tahun 2000an dibangun dua Secara umum bangunan pamer tidak bangunan baru di halaman depan mengalami perubahan yang signifikan. museum bagian Barat yang berfungsi Perubahan terjadi pada interiornya sebagai tempat parkir kendaraan yaitu letak pintu, pemasangan jendela pengelola dan di bagian Timur sebagai baru di bagian atas, dan finishing tempat parkir motor karyawan. Bentuk dinding. Namun ruang koleksi emas desain dan letak kedua bangunan semi telah diperluas, letak pintu dipindah, dan sekat-sekat yang semula ada telah dibongkar.

53 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 c. Tata ruang luar Semula fungsi Museum Sonobudoyo Adanya bangunan baru berlantai tiga selain menyajikan koleksinya juga sebagai kantor dan perpustakaan telah sebagai sekolah kerajinan. Ruang mengurangi ruang terbuka yang ada. terbuka berfungsi untuk mendukung Bangunan ini bersebelahan dengan fungsi bangunannya. Saat ini, karena bangunan Studie Collectie yang meningkatnya kebutuhan ruang maka didesain sebagai salah satu point of bangunan-bangunan baru dibangun interest, baik dari segi bentuk dengan memanfaatkan ruang terbuka arsitektur maupun fungsi serta yang ada. Hal ini mengakibatkan hubungan antar ruang. kenyamanan pengunjung menjadi berkurang. Ruang terbuka yang sebelumnya disediakan untuk zona depan bagian Barat (zona perpustakaan) telah sangat berkurang dengan adanya Gedung Auditorium yang berukuran lebih besar dari pada bangunan sebelumnya.

Mencermati site plan yang asli (1935) dapat dilihat bahwa di depan ruang- ruang utama (dua pendapa dan satu bangunan studi koleksi) selalu ada ruang terbuka. Di bagian Utara dan Selatan ruang pamer juga terdapat Gambar 12. Jarak antar bangunan yang ruang terbuka sehingga pencahayaan terlalu dekat alami dan sirkulasi udara cukup baik. Sumber: Hasil Survei Penulis, 2014 Di bagian belakang terdapat ruang d. Permasalahan terbuka di dekat ruang-ruang kerja dan Mencermati kondisi eksisting tersebut ruang tidur serta di depan ruang di atas maka dapat disimpulkan perpustakaan (ruang baca). beberapa permasalahan yang timbul Saat ini, ruang terbuka lebih banyak pada Museum Sonobudoyo sebagai terfokus pada bagian depan pendapa, berikut. di antara ruang tata usaha dan pendapa Tata massa bangunan saat ini sudah depan bagian Barat, di antara ruang tidak sesuai dengan konsep desain preparasi dan pelayanan umum serta di awal Karsten. Ruang terbuka banyak antara bangunan perpustakaan dan ru- yang hilang digantikan bangunan baru, ang pamer. Berkurangnya luas ruang padahal salah satu fungsi penting ruang terbuka selain menyebabkan proporsi terbuka adalah untuk pengendalian yang tidak seimbang antara luas iklim tropis. Kompleks Museum bangunan dengan luas ruang terbuka, Sonobudoyo menjadi kurang nyaman juga membuat sirkulasi pengunjung karena jarak antar bangunan yang tidak nyaman. Di beberapa tempat, terlalu dekat. ruang luar kurang terolah dengan baik dan menjadi tempat pembuangan Bangunan-bangunan baru yang sampah serta perletakan beberapa dibangun sejak 1986 kurang selaras koleksi museum yang sebelumnya dengan konsep desain bangunan awal justru ditata di dalam taman. karya Karsten. Ruang pamer yang

54 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta tersedia sangat kurang dibanding a. Arahan rancangan dengan koleksi yang terus bertambah. Berdasarkan prinsip pelestarian Meskipun ada banyak ruang di tersebut di atas, maka arahan bangunan-bangunan lama di area rancangan dapat diuraikan sebagai belakang, namun kurang termanfaatkan berikut: dengan maksimal. . Mempertahankan bangunan karya Karsten, terutama bangunan fungsi Prinsip Olah Desain Arsitektur utama, seperti kedua pendapa, Museum Sonobudoyo ruang pamer, dan mushola. Pada dasarnya Museum Sonobudoyo . Membongkar bangunan karya perlu dipertahankan dan dilestarikan. Karsten yang tidak memenuhi Pelestarian museum dilakukan dengan kriteria sebagai bangunan yang cara mempertahankan bangunan lama dipertahankan, yaitu bangunan- dan melakukan adaptasi dengan bangunan pada zona belakang. pengembangan untuk mengakomodasi . Membongkar bangunan-bangunan kebutuhan masa kini dan masa datang. baru yang dianggap mengganggu Jika mengacu pada Peraturan Gubernur dan melemahkan konsep desain DIY No. 62 Tahun 2013 tentang museum Thomas Karsten. Pelestarian, maka pelestarian Museum . Menetapkan area pengembangan Sonobudoyo lebih tepat jika museum sebagai lokasi bangunan menggunakan prinsip yang kelima, baru yang mewadahi fungsi yaitu selaras modifikasi. Menurut kegiatan pameran, pengelolaan, prinsip ini, pola arsitektur yang baru penyimpanan, pemeliharaan benda dapat menyerap gaya arsitektur dari era koleksi, perpustakaan, dan kegiatan tertentu yang dikembangkan dengan pelayanan. menambahkan elemen arsitektur baru . Bentuk bangunan baru mendukung secara kreatif. Prinsip tersebut dapat tampilan fisik bangunan lama. diuraikan sebagai berikut: . Ruang-ruang terbuka difungsikan . Mempertahankan nilai sejarah yang untuk mendukung tampilan fisik dikandung museum. bangunan yang ada, dan . Mempertahankan bentuk dan fungsi kenyamanan lingkungan museum. museum yang mendukung identitas . Kompleks museum dapat dilihat budaya Yogyakarta. dengan jelas, terutama dari arah . Mempertahankan bangunan utama Selatan (Alun-alun Kraton) dan dari museum dengan arsitektur tradisi- arah Timur (Jalan Trikora). onal Jawa yang mempunyai nilai tinggi terhadap kawasan. b. Rekomendasi . Pengembangan museum terutama Berikut ini adalah rekomendasi untuk untuk memenuhi kebutuhan masa melakukan pelestarian Museum kini dan masa datang. Sonobudoyo berdasar prinsip olah desain dan arahan rancangan yang Penggunaan bangunan lama untuk telah diuraikan di atas. fungsi baru (adaptive reuse) dan menyisipkan bangunan baru pada Pintu masuk kompleks bangunan lama (infill Pintu masuk utama bagi pengunjung design) nampaknya tepat untuk ruang pamer tetap berada di bagian diberlakukan bagi pengembangan Selatan tengah menghadap Alun-alun museum Sonobudoyo. Kraton. Akses dari Jalan KHA Dahlan dapat dibuka sebagai pintu masuk

55 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 utama di bagian Utara bagi Bangunan baru sebagai bangunan pengunjung. Akses ini diharapkan pendukung dimungkinkan untuk dapat dimanfaatkan pula untuk dibangun, sejauh tidak mengganggu menegaskan Museum Sonobudoyo bangunan utama dan tata ruang luar. sebagai bagian dari Kawasan Kilometer Nol, bersama dengan Bank Demikian pula, bentuk arsitektur Indonesia, Kantor Pos, Bank BNI1946, bangunan baru sebaiknya tidak sama Gedung Agung, dan Benteng dengan bentuk arsitektur bangunan Vredeburg. Pintu masuk di bagian lama agar tidak mengaburkan tampilan Selatan (sisi Timur) dan pintu masuk fisik bangunan-bangunan lama. Bentuk di bagian Timur (menghadap Jalan arsitektur modern nampaknya lebih Trikora) khusus dibuka ketika ada sesuai, terutama agar tampilan fisik kegiatan di pendapa temporer di bangunan lama menonjol. Meskipun pendapa besar. demikian, bentuk bangunan baru yang sederhana akan lebih mendukung Pengembangan museum eksistensi bangunan lama. Pengembangan museum ke depan perlu dirancang dengan visi sebagai Penataan ruang terbuka museum internasional. Hal ini pasti Saat ini Museum Sonobudoyo hanya membutuhkan pengadaan bangunan memiliki ruang terbuka yang sangat baru. Secara arsitektural, bentuk terbatas, tersebar letaknya dan tidak bangunan baru harus diupayakan tetap memiliki pola desain khusus. “menghormati” dan bukan justru Sebenarnya ruang terbuka merupakan mengalahkan bangunan-bangunan elemen penting yang dapat mendukung lama karya Karsten. Sesuai dengan penampilan bangunan. Selain itu, perkembangan kebutuhan maka ruang terbuka dapat dimanfaatkan bangunan baru nantinya harus dapat sebagai tempat kegiatan luar ruang mewadahi fungsi kegiatan pameran, sekaligus untuk mendukung keindahan pengelolaan, penyimpanan, dan kenyamanan lingkungan. perpustakaan, pemeliharaan benda koleksi, dan kegiatan pelayanan. Untuk mendukung penampilan bangunan sebaiknya desain ruang Saat ini di kompleks Sonobudoyo telah terbuka dibuat sederhana, bersih dan terdapat banyak sekali massa terang. Jenis dan jumlah elemen ruang bangunan, oleh karena itu maka terbuka tidak perlu terlalu banyak bangunan baru sebaiknya merupakan (misalnya jenis vegetasi, perkerasan, bangunan tunggal yang kompak yang lampu, dll.). Demikian pula penataan terdiri lebih dari satu lantai. ruang terbuka dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengarahkan Mengingat lokasi Sonobudoyo yang pengunjung ke ruang-ruang museum berada di Kawasan Cagar Budaya dengan jelas dan nyaman. Selain itu Kraton, maka jumlah lantai bangunan pada area tertentu perlu ditanam pohon harus disesuaikan dengan kondisi perindang dan rumput. sekitar, yaitu tidak melebihi ketinggian bangunan Bank BNI 1946, Kantor Pos, Penataan ruang pada bangunan lama Bank Indonesia. Apabila jumlah lantai Ruang-ruang pada bangunan lama di atas permukaan tanah dirasa tidak perlu ditata ulang namun harus tetap mencukupi, maka dapat dibuat diupayakan untuk menjaga keaslian rancangan beberapa lantai basement. bangunan. Perubahan kecil dapat

56 Handayani, Pelestarian Arsitektur Museum Sonobudoyo Yogyakarta dilakukan sejauh tidak menggangu arsitektur dari era tertentu yang upaya untuk mempertahankan keaslian dikembangkan dengan menambahkan bangunan. elemen arsitektur baru secara kreatif. Prinsip tersebut harus mendasari empat Berikut ini beberapa hal yang perlu kategori tindakan pelestarian yang dipertimbangkan antara lain: direkomendasikan, yaitu: a) bangunan . Pendapa memiliki karakteristik yang harus dilestarikan dan sebagai ruang terbuka tanpa dipertahankan seperti desain aslinya; b) dinding, maka pembatas kaca yang bangunan yang perlu diperbaiki; c) sekarang dipasang di sekeliling bangunan yang perlu dibongkar; dan d) bangunan pendapa sebaiknya bangunan baru yang perlu dihilangkan. Kegiatan yang ditambahkan. Berikut penjelasannya: dilakukan di pendapa perlu menyesuaikan kondisi tersebut. a. Bangunan yang harus . Selasar pada ruang Tata Usaha dan dipertahankan. Pengelola yang telah menjadi ruang Pelestarian kompleks Sonobudoyo tertutup hendaknya dikembalikan pada prinsipnya harus dilakukan seperti semula. dengan mempertimbangkan nilai . Interior dimungkinkan untuk kesejarahan, nilai kelangkaan, nilai dirubah sejauh tidak merubah arsitektural, dan nilai kemanfaatan. struktur bangunan dan bentuk Berdasar hal tersebut, maka eksterior bangunan. bangunan-bangunan yang harus . Perlu dilakukan pengecekan kondisi dipertahankan adalah: (1) bangunan bangunan lama secara berkala, pendapa kecil sebagai ruang meliputi struktur utama, konstruksi, penerima, (2) bangunan pendapa utilitas bangunan (jaringan listrik, besar sebagai ruang kegiatan publik, air bersih, sanitasi, dan lain (3) bangunan pamer di belakang sebagainya). Perbaikan yang pendapa kecil, dan (4) bangunan dilakukan hendaknya tidak berarsitektur Bali. Bangunan lain mempengaruhi bentuk arsitektur yang perlu dipertahankan karena bangunannya. masih relatif utuh dan memperlihatkan keaslian arsitekturnya adalah bangunan yang Kesimpulan sekarang berfungsi musholla serta bangunan di sebelah Utaranya. Museum Sonobudoyo adalah Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang b. Bangunan yang perlu diperbaiki. harus dilestarikan. Pelestarian Di sebelah Barat pendapa kecil seharusnya dilakukan dengan terdapat bangunan yang dahulu mempertahankan bangunan lama serta digunakan sebagai rumah tinggal melakukan adaptasi dengan kepala museum. Bangunan yang pengembangan untuk mengakomodasi sekarang digunakan sebagai kantor kebutuhan masa kini dan masa datang. pengelola ini telah mengalami Berdasar Peraturan Gubernur DIY No. penambahan ruang dan atap. 62 Tahun 2013 tentang Pelestarian, Mengingat bentuk arsitekturnya maka pelestarian Museum Sonobudoyo yang cukup unik, maka bangunan lebih tepat jika menggunakan prinsip ini perlu dikembalikan sesuai selaras modifikasi. Pola arsitektur aslinya. yang baru dapat menyerap gaya

57 ATRIUM, Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 45-58 c. Bangunan yang perlu dibongkar. arsitektur pusaka. : Badan Di bagian belakang kompleks Pelestarian Pusaka Indonesia. museum, terdapat bangunan- Dinas Kebudayaan DIY. (2013). bangunan lama dan asli yang secara Kajian teknis arsitektural arsitektural tidak memiliki Museum Sonobudoyo keistimewaan. Apabila bangunan- Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas bangunan dibongkar, maka akan ada Kebudayaan DIY. area yang cukup luas untuk Handayani, T. (2014). Studi menyisipkan bangunan baru. Zona pelestarian arsitektur Museum belakang ini sangat potensial ditata Sonobudoyo Yogyakarta. ulang untuk membuka akses dari (Penelitian, Akademi Teknik arah Utara (jalan KHA Dahlan). YKPN Yogyakarta, 2014. Tidak dipublikasikan). Bangunan-bangunan baru Hornby, AS; Cowie, AP; Gimson, AC. seluruhnya perlu dibongkar, antara (1985). Oxford advanced lain karena bentuk arsitekturalnya learner‟s dictionary of current yang tidak mendukung bangunan English. Oxford: Oxford asli karya Thomas Karsten serta University Press. letak bangunan yang tidak Kementerian Kebudayaan dan mendukung terciptanya pola tata Pariwisata. (2011). Peraturan massa yang baik namun justru menteri kebudayaan dan mengganggu kenyamanan sirkulasi pariwisata nomor PM.89/ antar massa. PW.007/MKP/2011. Jakarta: Kemenbudpar RI. d. Bangunan baru untuk Pemerintah Daerah Provinsi Daerah pengembangan. Istimewa Yogyakarta. (2010). SK Guna menampung perkembangan gubernur DIY nomor 210/KEP/ kebutuhan kompleks museum di 2010. Yogyakarta: Pemda masa depan, maka diperlukan Provinsi DIY. adanya bangunan baru. Bangunan Pemerintah Daerah Provinsi DIY. baru ini sebaiknya berada di zona (2013). Peraturan gubernur tengah dan menghubungkan zona Daerah Istimewa Yogyakarta bagian Selatan dan Utara. Bangunan nomor 62 tahun 2013 tentang baru dapat dirancang dengan pelestarian. Yogyakarta: Pemda arsitektur baru yang meskipun DIY. berbeda namun selaras dengan Pemerintah Republik Indonesia. karya Karsten. Hal yang penting (2010). Undang-undang cagar diperhatikan adalah besaran dan budaya nomor 11 tahun 2010. ketinggian massa bangunan yang Jakarta: Pemerintah RI. harus tetap menjaga skyline yang Poerwadarminta, W.J.S. (1983). ada, mengingat kompleks Kamus umum Bahasa Indonesia. Sonobudoyo berada di kawasan Jakarta: PN Balai Pustaka. Kraton. Sumalyo, Y. (1993). Arsitektur

kolonial Belanda di Indonesia. Daftar Pustaka Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Badan Pelestarian Pusaka Indonesia. (2013). Modul olah desain

58