PERANAN KOTA , , , , DAN CIANJUR (BODETABEKJUR) DALAM MENYOKONG PEMBANGUNAN KOTA Faisal Ibrahim [email protected] B.S. Eko Prakoso [email protected]

Abstract

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, , Cianjur, referred to Region Jabodetabekpunjur, is national strategic region that covers the entire territory of Special Province of Jakarta, parts of West Province and parts of (Perpres. No. 54 of 2008). The research purposes are (1) identified the basic sectors of districts/municipalities in Region Jabodetabekjur economy; (2) identifed the role of districts/municipalities around (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur) to physical infrastructure development of Jakarta. This research uses interview method with 3 respondents who are decision makers of development in Jakarta. The analysis technique are descriptive quantitative and qualitative. The research results showed that every municipalities in Jabodetabekjur and Cianjur District have basic sector dominated by tertiary sector. The remaining districts have basis sectors in the primary and secondary sector. The main roles of Bodetabekjur are the development of mass transportation, increase road capacity. Keywords: Jabodetabekjur, development, basis sector, mass transportation, road

Abstrak

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur, yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Jabodetabekpunjur, adalah kawasan strategis nasional yang meliputi seluruh wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten (Perpres. No. 54 tahun 2008). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sektor unggulan perekonomian wilayah kabupaten/kota di Kawasan Jabodetabekjur serta; (2) mengidentifikasi peranan kabupaten/kota sekitar (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur) terhadap pembangunan fisik infrastuktur Kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terhadap 3 responden yang merupakan penentu kebijakan pembangunan di Kota Jakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kota di Jabodetabekjur dan Kabupaten Cianjur memiliki sektor basis yang didominasi oleh sektor tersier. Kabupaten sisanya memiliki sektor unggulan pada sektor primer dan sektor sekunder. Peranan utama dari kabupaten/kota pada Bodetabekjur adalah pembangunan transportasi massal, peningkatan kapasitas jalan. Kata kunci: Jabodetabekjur, pembangunan, sektor basis, transportasi massal, jalan

1

PENDAHULUAN

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur, yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Jabodetabekpunjur, adalah kawasan strategis nasional yang meliputi seluruh wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Sumber: Project For The Study On Jabodetabek Public Transportation Policy Implementation Strategy In The Republic Of Banten (Perpres. No. 54 tahun 2008). (JAPTraPIS): Final Report Volume 1, 2011 Kawasan ini seperti model sebuah kota Gambar 1 Jumlah Orang yang Melakukan megapolitan dimana baik kota maupun Perjalanan dari Bodetabek ke DKI Jakarta (Komuter) kabupaten di sekitarnya ikut beraglomerasi Tahun 2012 menjadi satu kawasan. DKI Jakarta sebagai Tujuan dari penelitian ini adalah (1 pusat pemerintahan dan pusat perekonomi mengidentifikasi sektor unggulan/basis Indonesia merupakan jantung perekonomian wilayah kabupaten/kota di pembangunan negara yang selalu Kawasan Jabodetabekjur serta; (2 mendapatkan perhatian paling tinggi. mengidentifikasi peranan kabupaten/kota Banyaknya pembangunan infrastruktur sekitar (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, fisik semata-mata untuk menyokong Cianjur) terhadap pembangunan fisik kebutuhan kota yang berpenduduk sekitar infrastuktur Kota Jakarta. 10.075.310 jiwa yang didominasi oleh Infrastruktur merujuk pada sistem penduduk usia produktif 15-64 tahun fisik yang menyediakan transportasi, sebesar 71,8% (Statistik Daerah Provinsi pengairan, drainase, bangunan-bangunan DKI Jakarta, 2014). gedung dan fasilitas publik yang lain yang Menurut data Jabodetabek Public dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Transportation Policy Implementation dasar manusia dalam lingkungan sosial dan Strategy (JAPTraPIS), jumlah perjalanan ekonomi (Grigg, 1988). Selanjutnya, harian komuter dari Bodetabek ke Jakarta infrastruktur dapat dibedakan menjadi 2 tahun 2012 mencapai angka sebesar kelompok yaitu infrastruktur berdasarkan 25.737.000 perjalanan/hari, terdiri dari fungsi dan peruntukkannya. Familoni 18.775.000 perjalanan/hari di dalam DKI (2004 dalam Hapsari, 2011) menjelaskan Jakarta (72,95%) dan dari Bodetabek bahwa infrastruktur dibedakan menjadi menuju DKI Jakarta sebanyak 6.962.000 infrastruktur ekonomi dan sosial. perjalanan/hari (27,05%). Menurut sumber Infrastruktur ekonomi memegang peranan data yang sama, jumlah orang yang penting dalam mendorong kinerja melakukan perjalanan dari Bodetabek ke pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. DKI Jakarta atau yang disebut sebagai Infrastruktur ekonomi diantaranya utilitas komuter di tahun 2012 mencapai 3.674.433 publik seperti tenaga listrik, orang/hari. Sehingga jumlah orang yang telekomunikasi, suplai air bersih, sanitasi beraktivitas di DKI Jakarta pada waktu dan saluran pembuangan dan gas. kerja sebanyak 13.281.433 orang dengan Kemudian juga termasuk pula pekerjaan jumlah penduduk di tahun 2012. Ilustrasi umum, seperti jalan, kanal, bendungan, data sebagai berikut: irigasi dan drainase serta proyek transportasi seperti jalan kereta api, angkutan kota, waterway, dan bandara. Sedangkan infrastruktur sosial dapat dibedakan menjadi infrastruktur pendidikan dan kesehatan.

2

Perencanaan merupakan upaya Metode penelitian yang digunakan untuk menggunakan asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalan metode mengenal masa yang akan datang dengan penelitian survei melalui wawancara dan jalan menggambarkan dan merumuskan observasi. Metode penelitian survei adalah kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk penelitian yang dilakukan pada populasi mencapai hasil yang diinginkan (George R. besar maupun kecil, tetapi data yang Terry, 2006 dalam Muta’ali, 2014). Dalam dipelajari adalah data dari sampel yang konteks politik, perencanaan sebagai diambil dari populasi tersebut, sehingga sebuah proses konsensus kelompok- ditemukan kejadian-kejadian relatif, kelompok warga negara dan juga distribusi, dan hubungan-hubungan antar konsensus antara negara yang diperankan variabel sosiologis maupun psikologis oleh kepala pemerintahan dan warganya, (Sugiyono, 2011). dimana konsensus tersebut akan Penentuan sampel menggunakan melahirkan adanya keputusan publik metode non probability sampling yaitu (Muta’ali, 2014). teknik purposive sampling. Purposive Pembangunan adalah suatu usaha sampling yaitu teknik penentuan sampel atau rangkaian usaha pertumbuhan dan dengan pertimbangan tertentu. Misalnya perubahan yang berencana dan dilakukan akan melakukan penelitian tentang kualitas secara sadar oleh suatu bangsa, negara makanan, maka sampel sumber datanya dan pemerintah, menuju modernitas adalah orang yang ahli makanan, atau dalam rangka pembinaan bangsa (nation penelitian tentang kondisi politik di suatu building)” (Siagian, 1994). Proses daerah, maka sampel sumber datanya pembangunan terjadi di semua aspek adalah orang yang ahli politik (Sugiyono, kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, 2007). Penentuan sampel penelitian ini budaya, politik, yang berlangsung pada didasarkan pada pertimbangan bahwasanya level makro (nasional) dan mikro pembangunan di Jakarta ditentukan oleh (commuinity/group). Makna penting dari pemerintah daerah yang menjadi decission pembangunan adalah adanya maker. Penelitian ini melibatkan empat kemajuan/perbaikan (progress), SKPD di DKI Jakarta, yakni: Dinas pertumbuhan dan diversifikasi. Perhubungan, Dinas Bina Marga dan Dinas Sebagaimana dikemukakan oleh para para Penataan Kota. ahli di atas, pembangunan adalah semua Data yang dikumpulkan berupa data proses perubahan yang dilakukan melalui primer dan data sekunder. Data primer upaya-upaya secara sadar dan terencana. didapatkan dengan melakukan wawancara Sedangkan perkembangan adalah proses responden serta dokumentasi. Sedangkan perubahan yang terjadi secara alami data sekunder dikumpulkan dengan survei sebagai dampak dari adanya pem- instansional dan studi kepustakaan. Survei bangunan (Riyadi dan Bratakusumah, instansional yang dilakukan melalui survei 2005). data pada instansi terkait, seperti: BPS Pusat, Bappeda, Dinas Penataan Kota, METODE PENELITIAN Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan. Survei pengumpulan data sekunder juga Lokasi penelitian terkonsentrasi di dilakukan pada perpustakaan umum dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta perguruan tinggi, yang diperkirakan tanpa Kabupaten Administratif Kepulauan mempunyai buku-buku untuk ruang Seribu yang merupakan pusat pemerintahan lingkup penelitian pekerjaan ini. Termasuk dan pusat perekenomian. Jumlah penduduk disini adalah berbagai penelitian Jakarta menurut BPS pada tahun 2014 sebelumnya yang terkait. Penyajian data mencapai 10.075.310 jiwa (Jakarta dalam yang ditampilkan berupa transkrip Angka, 2015). wawancara. Sedangkan penyajian data

3

pada data sekunder berupa tabel, peta dan dari tahun t-1 ke tahun t diagram. = Total aktivitas ekonomi kabupaten/kota pada sektor I Analisis data yang digunakan 𝑡𝑡−1 𝑅𝑅𝑅𝑅 dari tahun t-1 ke tahun t berupa deskriptif kuantitatif dan deskriptif , = Perubahan total aktivitas ekonomi kualitatif. Pengolahan data PDRB wilayah Jabodetabekjur dari tahun t-1 ke t 𝑡𝑡−1 𝑡𝑡 menggunakan sebagai berikut. ∆𝑆𝑆 𝑆𝑆 = Total aktivitas ekonomi wilayah Jabodetabekjur tahun t-1 Analisis Struktur Ekonomi 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡−1 Analisis ini digunakan untuk Kombinasi dari hasil perhitungan mengetahui struktur ekonomi tiap daerah analisis shift-share adalah sebagai berikut: dan untuk mengetahui perubahan struktur • Bila PS positif dan DS positif, diartikan ekonomi tiap daerah dengan menggunakan sektor ini mempunyai peran yang sangat data yang sifatnya berseri (times series). penting dalam perekonomian Dalam Muta’ali (2004), untuk mengukur kabupaten/kota dan daerah yang lebih struktur ekonomi digunakan rumus: luas (Kawasan Jabodetabekjur) • Bila PS positif dan DS negatif, = × 100 % diartikan sektor ini hanya meningkatkan 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 pada sistem perekonomian yang lebih 𝑆𝑆𝑆𝑆 Analisis Shift𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁-Share𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 luas (Kawasan Jabodetabekjur) Analisis ini digunakan untuk • Bila PS negatif dan DS positif, mengetahui pergeseran atau perubahan diartikan sektor ini hanya meningkatkan struktur ekonomi dan dapat juga digunakan peranannya pada perekonomian lokal untuk mengetahui kinerja perekonomian (kabupaten/kota) tetapi tidak wilayah selama suatu periode waktu meningkatkan perekonomian daerah tertentu. Formulasi analisis shift-share yang lebih luas (Kawasan terdiri dari: Jabodetabekjur) 1. Proporsional Shift (PS) • Bila PS dan DS negatif, diartikan sektor 1, 1, ini tidak mempunyai peran dalam = × peningkatan perekonomian 1 1 ∆ 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡 − 𝑡𝑡 ∆ 𝑆𝑆𝑆𝑆 − 𝑡𝑡 kabupaten/kota maupun daerah yang 𝑃𝑃𝑃𝑃 � 1 − � 𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑡𝑡 lebih luas (Kawasan Jabodetabekjur). 𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡 − 𝑆𝑆𝑆𝑆 − Keterangan: − Locational Quotient (LQ) 1, = perubahan aktivitas ekonomi Analisis ini digunakan untuk wilayah Jabodetabekjur pada sektor i dari tahun t-1 ∆(tahun𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡 −awal)𝑡𝑡 ke tahun t (tahun perhitungan) mengidentifikasi dan merumuskan 1 = aktivitas ekonomi wilayah komposisi dan pergeseran sektor-sektor Jabodetabekjur pada basis suatu wilayah dengan menggunakan 𝑆𝑆sektor𝑆𝑆 𝑡𝑡 − i di tahun t-1 (awal) data produk domestik regional bruto 1, = perubahan total aktivitas (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan ekonomi wilayah Jabodetabekjur dari tahun t-1 ke t ∆ 𝑆𝑆𝑆𝑆 −1 𝑡𝑡 = total aktivitas ekonomi wilayah wilayah. / Jabodetabekjur tahun t-1 = 𝑆𝑆𝑆𝑆 − 1 / = aktivitas ekonomi 𝑆𝑆𝑖𝑖 𝑁𝑁𝑁𝑁 kabupaten/kota pada sektor i di tahun t-1 𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑡𝑡 − Keterangan: 𝑆𝑆 𝑁𝑁 2. Differential Shift (DS) Si = Jumlah PDRB suatu sektor kabupaten/kota , , = × Ni = Jumlah PDRB seluruh sektor kabupaten/kota ∆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑡𝑡−1 𝑡𝑡 ∆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑡𝑡−1 𝑡𝑡 𝑡𝑡−1 S = Jumlah PDRB suatu sektor kasawan 𝐷𝐷𝐷𝐷 � 𝑡𝑡−1 − 𝑡𝑡−1 � 𝑅𝑅𝑅𝑅 Keterangan: 𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑆𝑆𝑆𝑆 Jabodetabekjur , = Perubahan aktivitas ekonomi N = Jumlah PDRB seluruh sektor kasawan kabupaten/kota pada sektor I Jabodetabekjur ∆𝑅𝑅𝑅𝑅𝑡𝑡−1 𝑡𝑡 4

HASIL DAN PEMBAHASAN persen terhadap PDRB. Hal ini bermakna bahwasanya sektor sekunder memiliki Secara umum gambaran kemajuan peranan yang besar terhadap PDRB secara perekonomian suatu wilayah biasanya keseluruhan. Kemudian di tahun 2012, digambarkan dengan pengelompokkan mengalami penurunan sedikit menjadi sektor ekonomi yang terdiri atas: 37,14 persen. Sektor tersier merupakan 1. Sektor primer yaitu sektor yang tidak sektor yang paling besar memiliki mengolah bahan mentah atau bahan kontribusi terhadap PDRB kawasan baku melainkan hanya Jabodetabekjur. Pada tahun 2008, sektor mendayagunakan sumber-sumber tersier memberikan kontribusi sebesar 59,1 alam seperti tanah dan deposit di persen. Kemudian di tahun 2012 dalamnya. Yang termasuk dalam mengalami kenaikan menjadi 61,22 persen. sektor ini adalah sektor pertanian dan Tabel 1 Kontribusi Sektoral PDRB Kawasan sektor pertambangan. Jabodetabekjur atas Dasar Harga Berlaku Menurut 2. Sektor sekunder yaitu sektor yang Lapangan Usaha Tahun mengolah bahan-bahan mentah atau No Sektor bahan baku, baik yang berasal dari 2008 2012 1 Pertanian 1,59 1,48 sektor primer maupun sektor sekunder 2 Pertambangan dan Penggalian 0,20 0,16 menjadi barang yang lebih tinggi Sektor Primer 1,79 1,64 nilainya. Sektor ini mencakup sektor 3 Industri 29,55 27,17 industri pengolahan; sektor listrik, gas 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,36 1,37 dan air bersih; dan sektor bangunan. 5 Bangunan 8,20 8,59 3. Sektor tersier atau yang disebut sektor Sektor Sekunder 39,11 37,14 jasa yaitu sektor yang tidak 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 20,09 20,78 memproduksi barang dalam bentuk 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8,88 11,19 Keuangan, Persewaan dan Jasa fisik melainkan dalam bentuk jasa. 8 21,16 20,14 Perusahaan Sektor yang tercakup adalah sektor 9 Jasa-jasa 8,97 9,11 perdagangan, hotel dan restoran; sektor Sektor Tersier 59,10 61,22 pengangkutan dan komunikasi; sektor Sumber: diolah dari kabupaten/kota dalam angka, 2013 keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Model teori basis ekonomi wilayah Distribusi persentase PDRB secara menerangkan bahwasanya aktivitas sektoral menunjukkan peranan masing- perekonomian dibagi dalam dua bagian masing sektor dalam pembentukan PDRB yaitu kegiatan sektor basis/sektor unggulan secara keseluruhan. Semakin besar dan kegiatan sektor non-basis/sektor non- persentase suatu sektor maka semakin besar unggulan. Kegiatan sektor basis merupakan pula peranan sektor tersebut dalam kegiatan mengekspor (barang dan jasa) ke perkembangan perekonomian suatu luar batas wilayah yang bersangkutan, wilayah. sementara itu kegiatan sektor non-basis Berdasarkan tabel 1, struktur adalah kegiatan yang menyediakan barang ekonomi Jabodetabekjur tahun 2008 dan dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat 2012 menunjukkan bahwa sektor primer yang berada di dalam batas wilayah yang merupakan sektor yang paling sedikit bersangkutan atau ruang lingkup produksi memberikan kontribusi kepada PDRB. dan pemasarannya adalah bersifat lokal. Pada tahun 2008, sektor primer Dalam perhitungan LQ, terdapat tiga memberikan kontribusi hanya sebesar 1,79 kondisi dari hasil perhitungannya yaitu: persen, kemudian di tahun 2012 mengalami Nilai LQ ≥ 1, spesialiasi tinggi penurunan menjadi sebesar 1,64 persen. (sektor basis/sektor unggulan). Maka sektor Pada tahun 2008, sektor sekunder yang bersangkutan disamping dapat memberikan kontribusi sebesar 39,11 memenuhi kebutuhannya sendiri juga

5

memberikan peluang untuk diekspor ke No Kabupaten/Kota Sektor Basis/Unggulan wilayah lainnya. Dapat dikatakan pula 1. Industri bahwa wilayah tersebut terspesialisasi pada 9. Kota Tangerang 2. Perdangan, hotel dan restoran 3. Pengangkutan dan komunikasi sektor yang bersangkutan (sektor basis). 1. Listrik, gas dan air bersih Nilai LQ ≤ 1, spesialisasi rendah Kota Tangerang 2. Perdagangan, hotel dan restoran 10. (sektor non-basis/sektor non-unggulan) Selatan 3. Pengangkutan dan komunikasi 4. Jasa-jasa Maka sektor yang bersangkutan tidak 1. Pertanian Kabupaten cukup untuk memenuhi kebutuhan 11. 2. Industri Tangerang wilayahnya sendiri. Dapat dikatakan juga 3. Listrik, gas dan air bersih bahwa wilayah tersebut tidak terspesialisasi 1. Industri 12. Kota Bekasi 2. Listrik, gas dan air bersih pada sektor tersebut (sektor non-basis). 3. Perdagangan, hotel dan restoran Nilai LQ = 1, spesialisasi sama (self 1. Pertanian Kabupaten 2. Pertambangan dan penggalian sufficient). Sektor tersebut hanya dapat 13. Bekasi 3. Industri memenuhi kebutuhan wilayah tersebut. 4. Listrik, gas dan air bersih Hasil perhitunga mengenai LQ 1. Pertanian Kabupaten 14. 2. Perdagangan, hotel dan restoran Kawasan Jabodetabekjur telah Cianjur diinterpretasi ke dalam tabel 2 yang telah 3. Jasa-jasa Sumber: diolah dari PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 dikelompokkan ke dalam sektor basis. menurut lapangan usaha kabupaten/kota, 2013 Tabel 2 Sektor Unggulan di Kawasan Jabodetabekjur Pergub Provinsi DKI Jakarta No Kabupaten/Kota Sektor Basis/Unggulan Nomor 103 tahun 2007 tentang Pola 1. Bangunan Transportasi Makro mengatur 2. Keuangan, persewaan dan jasa 1. Jakarta Pusat pengembangan transportasi DKI Jakarta di perusahaan masa yang akan datang. Terdapat tiga poin 3. Jasa-jasa 1. Industri penting melalui peraturan ini yakni 2. Bangunan pengembangan angkutan umum massal, 2. Jakarta Timur 3. Pengangkutan dan komunikasi pembatasan lalu lintas dan peningkatan 4. Jasa-jasa 1. Industri kapasitas jaringan. Berdasarkan 2. Listrik, gas dan air bersih implementasi tersebut, yang termasuk 3. Jakarta Utara 3. Bangunan dalam pengembangan infrastruktur fisik di 4. Pengangkutan dan komunikasi DKI Jakarta terdapat pada poin 1. Bangunan 2. Perdagangan, hotel dan restoran pengembangan angkutan umum massal 3. Pengangkutan dan komunikasi 4. Jakarta Barat serta peningkatan kapasitas jaringan 4. Keuangan, persewaan dan jasa (jalan). perusahaan 5. Jasa-jasa Pengembangan angkutan umum 1. Bangunan massal yang diterapkan di Jakarta 2. Perdagangan, hotel dan restoran dilakukan dengan pengembangan tiga 3. Pengangkutan dan komunikasi 5. Jakarta Selatan moda transportasi yaitu mass rapid transit 4. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (MRT), light rail transit (LRT) dan bus 5. Jasa-jasa rapid transit (BRT). Keseluruhan 1. Industri penyelenggaraan moda transportasi 6. Kota Bogor 2. Listrik, gas dan air bersih 3. Perdagangan, hotel dan restoran dikembangkan dengan sistem tranportation 1. Pertanian oriented development (TOD) sesuai dengan Kabupaten 2. Pertambangan dan penggalian 7. wawancara dengan Kepala Seksi Angkutan Bogor 3. Industri 4. Listrik, gas dan air bersih Orang Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta untuk mengembangkan sistem 1. Pertanian transportasi publik yang modern. Sehingga 2. Industri 8. Kota Depok 3. Listrik, gas dan air bersih pengembangan ketiga moda transportasi ini 4. Perdagangan, hotel dan restoran ditargetkan dapat mengurangi kemacetan di Jakarta serta membiasakan masyarakat

6

Jakarta maupun Bodetabekjur yang berbasis rel direncanakan akan menggunakan transportasi umum. membentang kurang lebih 110,8 km, yang terdiri dari Koridor Selatan - Utara (Koridor Buss Rapid Transit (BRT)/Transjakarta Lebak Bulus - Kampung Bandan) Pola transportasi makro yang sepanjang kurang lebih 23,3 km dan pertama kali dilaksanakan di Jakarta adalah Koridor Timur – Barat (Koridor Balaraja – Bus Rapid Transit (Busway) yang dikenal ) sepanjang kurang lebih 87 km. dengan nama sejak tahun 2004. Pembangunan koridor selatan ke Diawali oleh koridor satu rute Blok M-Kota utara dari Lebak Bulus – Kampung Bandan dan saat ini sudah sampai 12 (dua belas) dilakukan dalam dua tahap, yaitu: koridor yang menggunakan single bus dan 1. tahap I yang akan dibangun terlebih articulated bus. Kelebihan transjakarta dahulu menghubungkan Lebak Bulus dibandingkan dengan bis konvensional/bus sampai dengan Bundaran Hotel transit (BT) secara teori adalah adanya lajur Indonesia (HI) prioritas (busway), halte dan bus deck yang 2. tahap II akan melanjutkan jalur Selatan- tinggi, waktu tempuh lebih cepat serta lebih Utara dari Bundaran HI ke Kampung nyaman. Bandan sepanjang 8.1 Km yang akan Saat ini, terdapat 12 koridor mulai dibangun sebelum tahap I eksisting transjakarta yang telah beroperasi beroperasi dan ditargetkan beroperasi dengan panjang koridor yang mencapai 210 2018. Studi kelayakan untuk tahap ini km dan jumlah halte sebanyak 224 halte sudah selesai. dengan jumlah penumpang yang dilayani Pembangunan tahap 1 dengan rute sebanyak 350.000 orang per hari. Jumlah Lebak Bulus – Bundaran HI akan dibangun bis yang tersedia di tahun 2015 sebanyak dengan panjang jalur sejauh sepanjang 15,2 841 unit dengan rincian 553 unit bis single km yang terdiri dari 9,2 km jalur layang bus (SB) dan 288 Unit Articulated Bus (elevated) dan 6 km jalur bawah tanah (AB). Untuk meningkatkan pelayanan (underground) dengan total 13 stasiun (7 transjakarta, ditargetkan sebanyak 404 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) armada bis akan ditambah yang telah yang ditargetkan mulai beroperasi pada dituangkan dalam RPJMD Provinsi DKI 2018. Waktu yang ditempuh dari stasiun Jakarta tahun 2013-2017. Sehingga Lebak Bulus sampai stasiun HI selama 28 harapannya sampai dengan tahun 2017 menit dengan waktu berhenti di tiap stasiun terdapat 1.245 unit bis transjakarta. selama 40 – 60 detik dimana jarak antar Target pengembangan transjakarta stasiun sejauh 0,8 – 2,2 km. Kapasitas MRT adalah dengan menambah tiga koridor yang sebesar 34.000 penumpang dengan total 17 diusulkan di atas jalan (elevated). Tiga kereta pada tahap 1. koridor tersebut adalah koridor – Sedangkan pembangunan tahap 2 Blok M, Kalimalang – Blok M dan Depok dengan rute Bundaran HI – Kampung – Manggarai. Tujuan dibangunnya ketiga Bandan akan memiliki panjang jalur sejauh koridor ini di atas jalan agar tidak 8,1 km yang akan mulai dibangun sebelum mengurangi lajur jalan dan tidak tahap I beroperasi dan ditargetkan menyebabkan kemacetan. Pembangunan beroperasi pada tahun 2020. Studi jalan layang untuk jalur Transjakarta kelayakan untuk tahap ini sudah selesai koridor 13 mulai dikerjakan April 2015. dimana keseluruhan jalur akan dibangun di Koridor yang menghubungkan Ciledug - bawah tanah dengan total terdapat 8 Blok M itu akan dilengkapi dengan 12 stasiun. Total waktu tempuh dari stasiun halte. Bundaran HI menuju stasiun Kampung Mass Rapid Transit (MRT) Bandan adalah 50 menit dengan waktu MRT Jakarta (Mass Rapid Transit berhenti tiap stasiun dan jarak antar stasiun Jakarta) merupakan transportasi massal sama dengan tahap 1. Kapasitas MRT pada

7

tahap 2 sebesar 40.000 penumpang/jam di sekelilingnya (Jabodetabek) akan dibuat dengan total 39 kereta. oleh BUMN PT. Adhi Karya.

Tabel 3 Pembangunan MRT Koridor Selatan - Utara LRT buatan Pemprov DKI Tahap 1 Tahap 2 rencananya akan terdiri dari tujuh koridor. Lb.Bulus– Bundaran HI – Saat ini, baru koridor 1 yang melayani rute Bundaran HI Kp. Bandan Kebayoran Lama - Kelapa Gading serta 15,2 km (9,2 km Koridor 7 rute Cempaka Putih - Ancol Panjang jalur elevated & 6 km 8,1km yang perencanaannya sudah matang. underground) Kelima koridor lainnya masih dalam tahap 13 (7 elevated, 6 pengkajian. Rencana groundbreaking akan Stasiun 8 underground underground) dilaksanakan pada bulan Mei 2016 dan Waktu tempuh 28 menit 50 menit direncanakan selesai di tahun 2008. Rel Waktu berhenti di dari LRT akan memanfaatkan infrastruktur 40 –60 detik 40 –60 detik stasiun monorail yang batal dibangun, sehingga Jarak antar stasiun 0,8 –2,2 km 0,8 –2,2 km mengurangi beban anggaran. Headway 4,5 menit (2015) 3,5 menit (2020) Sementara itu, LRT buatan PT. Jumlah Adhi Karya akan melayani 6 rute : 34.000 (2015) 40.000 (2020) penumpang/jam – Cawang, Bekasi Timur – Cawang, Cawang – Dukuh Atas, Cibubur – Bogor, Rolling stock 17 train set (102 39 train set (234 Dukuh Atas – Senayan, dan Palmerah – 1 set = 6 cars cars) cars) Grogol. Tahap pertama pembangunan LRT Kebutuhan listrik 35-40 MVA 50 MVA Jabodetabek telah dimulai sejak tanggal 9 Lb.Bulus (102 Penambahan di Kapasitas Depo September 2015 dengan lokasi Cibubur – cars) Sta. Kota Cawang – Bekasi Timurs yang ditargetkan Sumber: Kebijakan Pengembangan Kota Jakarta Berwawasan Transportasi Publik (TOD) dan Berbasis Kereta Api yang selesai sampai dengan akhir 2017. Tahap Terintegrasi dua yakni Cibubur – Bogor, Dukuh Atas – Palmerah – Senayan akan dimulai dibangun Koridor timur ke barat (Koridor di akhir 2016 yang ditargetkan selesai di Balaraja – Cikarang) saat ini sedang dalam tahun 2018. Serta tahap 3 dengan lokasi tahap studi kelayakan. Koridor ini Palmerah – Grogol yang ditargetkan selesai ditargetkan paling lambat beroperasi pada tahun 2019. 2024 – 2027. Berdasarkan wawancara dengan Light Rail Transit (LRT) Kepala Seksi Perencanaan dan Anggaran Jika sistem transportasi berbasis Dinas Bina Marga DKI Jakarta, rel diibaratkan sebagai sebuah pohon, MRT Muhammad Sholeh, pertumbuhan jalan di adalah batang besarnya sedangkan LRT Jakarta hampir mendekati 0 persen, yakni cabang-cabangnya. LRT dibuat untuk tepatnya 0,01 persen. Bagi wilayah menjadi angkutan pengumpan (feeder), perkotaan seperti DKI Jakarta, penambahan yang mengangkut penumpang dari lokasi panjang jalan dapat dijadikan sebagai salah yang jauh dari jalan utama. Karena satu solusi dalam mengatasi masalah perannya sebagai angkutan pengumpan, kemacetan lalu lintas, namun dalam hal bentuk LRT pun lebih kecil dari MRT. pembebasan lahan untuk pembangunan Kereta LRT terdiri dari 3 gerbong yang bisa jalan sangat sulit dilakukan karena biaya mengangkut sampai 400 penumpang. yang sangat tinggi serta padatnya Proyek LRT di Jakarta nantinya penduduk. Jika dilihat dalam kurun waktu akan dibuat dan dikelola dua instansi. 2005-2014, jumlah panjang jalan Untuk LRT dalam kota Jakarta akan dibuat bertambah sepanjang hanya sekitar dan dikelola Pemerintah Provinsi DKI 44,6267 km atau dari 6.540,2 km di tahun Jakarta, sedangkan LRT yang 2005 menjadi 6.986,5 km di tahun 2014. menghubungkan Jakarta dengan kota-kota Berdasarkan data database jalan DKI

8

Jakarta tahun 2016, rasio jalan di mencapai atau Pemda DKI terkait dengan siapa 6,7 persen (tanpa kepulauan seribu). Rasio pelaksana pembangunan flyover/underpass jalan sendiri merupakan pembagian antar pass tersebut. Jika yang melaksanakan luas jalan dibagi dengan luas wilayah. pemerintah pusat dikategorikan ke dalam Rasio jalan terbesar terdapat pada Kota flyover/underpass Kementerian PUPERA Jakarta Pusat yakni sebesar 14,1 persen. sementara jika yang melaksanakan Kemudian rasio jalan terkecil terdapat pada Pemerintah Daerah dikategorikan ke dalam Kota Jakarta Barat yakni hanya sebesar 5,9 flyover/underpass Pemda DKI melalui persen. Dibas Bina Marga. Keterbatasan penambahan jalan di Selain flyover/underpass eksisting, DKI Jakarta membuat Dinas Bina Marga saat ini terdapat satu proyek flyover yang hanya mempertahankan dan meningkatkan sedang tahap konstruksi yakni FO Kapten kondisi jalan yang ada. Namun, ke Tendean – Ciledug yang ditargetkan selesai depannya akan bekerjasama dengan di Tahun 2018. Kemudian terdapat 9 Kementerian Pekerjaan Umum dan perencanaan penambahan flyover dan Perumahan Rakyar (PUPERA) dalam underpass yang terdiri dari 5 FO dan 4 mengembangkan simpang jalan tak underpass yang ditargetkan selesai tahun sebidang baik itu flyover dan underpass 2017 dimana flyover dan underpass ini maupun pengembangan jalan tol dibangun oleh Pemda DKI melalui Dinas Jabodetabekjur Bina Marga. Pengembangan Simpang Jalan Tak Pengembangan Jalan Tol di Jakarta dan Sebidang Sekitarnya Pesatnya pertumbuhan penduduk Setidaknya, terdapat 15 rute jalan dan buruknya fasilitas angkutan umum tol yang telah beroperasi saat ini di dalam massal yang ada (eksisting) berakibat Kota Jakarta. Saat ini, terdapat 6 jalan tol pararel terhadap meningkatnya jumlah dalam tahap konstruksi yang kendaraan pribadi yang berdampak pada menghubungkan Jakarta dan kota menurunnya kapasitas jalan-jalan di sekitarnya. Terdapat juga 3 jalan tol yang Jakarta. Akibatnya banyak sekali menjadi perencanaan jalan tol untuk ditemukan titik-titik rawan kemacetan yang pengembangannya ke depannya. mana tiap tahun jumlahnya terus Pengembangan jalan tol di Jakarta meningkat. Apabila tidak diimbangi juga akan diintegrasikan dengan jalur BRT dengan penambahan jaringan jalan, maka dan MRT Jakarta. Rencananya, akan fenomena tersebut akan mengalami titik ditambah 6 ruas jalan tol dalam kota untuk jenuh. Terutama di persimpangan sering menambah road ratio. terjadi interlocking saat jam-jam sibuk Pembangunan di bidang (rush hour), sehingga untuk mengurangi transportasi dan infrastruktur disadari beban dan untuk memaksimalkan kapasitas memang tidak sepenuhnya disebabkan oleh jalan/simpang di lokas-lokasi tersebut, para komuter yang berasal dari sekitar Kota Pemda DKI membangun, flyover dan Jakarta. Hal ini dikarenakan karena underpass. banyaknya jumlah penduduk Kota Jakarta Jumlah flyover di DKI Jakarta saat sendiri pada hari ini yang mencapai 10 juta ini telah mencapai 62 buah dimana 29 orang. Berdasarkan wawancara, peranan flyover merupakan flyover Kementerian lain yang diberikan adalah pada PUPERA dan 33 flyover merupakan flyover berkembangnya sektor ekonomi akibat Pemda DKI. Sementara jumlah underpass semakin banyaknya kawasan bisnis di ada 22 buah yang semuanya merupakan Jakarta. Hal ini disebabkan karena semakin underpass Pemda DKI. Pengklasifikasian banyaknya investor dan tersedianya tenaga flyover/underpass ke dalam kerja dari Kabupaten/Kota sekitar Kota flyover/underpass Kementerian PUPERA Jakarta.

9

KESIMPULAN Hapsari, Tunjung. 2011. “Pengaruh 1. Berdasarkan perhitungan nilai Infrastruktur terhadap Pertumbuhan locational quotient (LQ), Jakarta tetap Ekonomi di Indonesia”. Skripsi menjadi pusat ekonomi dari kawasan Sarjana. Jakarta: Fakultas Ekonomi, Jabodetabekjur. Hal ini yang membuat Universitas Negeri Syarif orang-orang dari Bodetabekjur tertarik Hidayatullah. menuju ke Jakarta (commuting). Japan International Cooperation Agency Terutama dari komuter yang berada (JICA). 2012. “Project for the Study dari daerah Kota dan Kabupaten on Jabodetabek Public Bekasi, Kota dan Kabupaten Transportation Policy Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Implementation Strategy In The 2. Pembangunan infrastruktur jalan dan Republic Of Indonesia (JAPTraPIS)”. transportasi tidak sepenuhnya Draft Laporan Akhir (2): Jakarta merupakan peranan dari komuter yang Muta’ali, Luthfi. 2014. Perencanaan berasal dari sekitar Jakarta. Kehadiran Pengembangan Wilayah Berbasis para komuter yang bekerja dan Pengurangan Risiko Bencana. berbisnis di Kota Jakarta menjadi : Badan Penerbit Fakultas pemicu (trigger) serta menambah Geografi (BPFG) Universitas Gadjah urgensi terhadap pembangunan Mada. transportasi dan infrastruktur jalan di Peraturan Presiden Republik Indonesia No Kota Jakarta. 54 tahun 2008 tentang penataan ruang kawasan Jakarta, Bogor, Depok, DAFTAR PUSTAKA Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. Badan Perencaaan Pembangunan Daerah. Riyadi dan Bratakusumah, Deddy RPJMD Provinsi DKI Jakarta tahun Supriyadi. 2005. Perencanaan 2013-2017. Jakarta: Bappeda Pembangunan Daerah. Jakarta: PT Provinsi DKI Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Badan Pusat Statistik. Kabupaten/Kota Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Jabodetabekjur dalam Angka 2013. Sumber Daya Manusia, Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta. Kepemimpinan dan Perilaku Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara. Angka 2014. Jakarta: BPS Provinsi Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. DKI Jakarta. : Penerbit Alfabeta Bandung. Badan Pusat Statistik. Statistik Daerah Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011- Kombinasi (Mixed Methods). 2014. Jakarta: BPS Provinsi DKI Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung. Jakarta. Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi. 2014. “Kebijakan Pengembangan Kota Jakarta Berwawasan Transportasi Publik (TOD) dan Berbasis Kereta Api yang Terintegrasi”. Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta. Grigg, Neil S. 1988. Infrastructure Engineering and Management. Manhattan: John Willey & Sons.

10