PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI DI JAKARTA PUSAT

TAHUN 1991-2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Disusun oleh:

Achmad Syahri 1112022000054

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1439 H

PERKEⅣIBANGAN YAYASAN HAJI KARIⅣ 1 0EI DIJAKARTA PUSAT TAHUN 1991… 2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Manperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Olch:

Achmad Svahri NIPI。 1112022000054

Pembimbing

Dr.IIllanl Subchi■ 71.A NIP。 196708102000031001

PROGRW STUDISEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUttIORA UNIVERSITASISLAM NEGERI

SYARIF ⅡIDAYATULLAⅡ JAKARTA 2017Ⅳ1/1438H A

1001C0000τ O180ん 961°dIN

8ulqllIIq■ ■Iod

τ00 1 COシ 661 SI106S61:cIIN ・ VI虹 Iセ 3011S IIマ BIInpЦ IIIじ d・ IICI

I lln8ued

'e1o33uy

I 00. 乙00τ 10S00Zん I 節

'u1o33uy du>13uure61 suuteDle S

qu.tsubuuny4l Suuprg Brllued

LI1Z ;eqilenoN 97 '1e1ndr3

'ru?lsl uuqepured uep qe:efeg

Ipnls uerSord uped (ulng'g) e:oruurung eueireg rele8 qeloreduour {n}un 1ure,(s n]es qel€s ru8uqes eurrrelrp qele] rur ISdlqS 'LrcZ requeloN 97 eped eye)ef qu11n1e,(eprH JIre^S NIn uroruurunH r.rep qEpV sutln>leC qe,(subeumu

Suuprs tuulup ue>11fn1p qelet 910Z-166I NnHyI IvS:Id ylg\f,Xvf I11 IIO WIU\ilX IfvH NVSyAyA NyC\yglt3ydfd lnpnireq 3ue,( rsdplg

Nvlfn vI■ IxVdヽ VHVSIIDヽ Ⅱd LEMBAR PERNYATAAI\

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam

jenjang strata satu (Sl) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, 20 November 201'7

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana dalam

jenjang strata satu (S1) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, 20 November 2017

Achmad Syahri

ii

PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI DI JAKARTA PUSAT TAHUN 1991-2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Achmad Syahri NIM. 1112022000054

Pembimbing

Dr. Imam Subchi M.A NIP. 19670810 200003 1 001

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1439 H

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERKEMBANGAN YAYASAN HAJI KARIM OEI DI JAKARTA PUSAT TAHUN 1991-2016 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 November 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Ciputat, 20 November 2017

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

H. Nurhasan, MA Sholikatus Sa’diyah, M.Pd NIP: 19690724 199703 1 001 NIP: 19750417 200501 2 007

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dr. Parlindungan Siregar, MA Drs. Tarmizy Idris, MA NIP: 19590115 199403 1 002 NIP: 19601212199003 1 003

Pembimbing

Dr. Imam Subchi M.A NIP. 19670810 200003 1 001

iv

ABSTRAK

Skripsi ini meneliti tentang Yayasan Haji Karim Oei di wilayah Jakarta Pusat dalam periode 1991-2016, penelitian ini meliputi sejarah berdiri serta pekembangan Yayasan Haji Karim Oei yang memiliki dampak terhadap internal dan eksternal. Menariknya dari Yayasan Haji Karim Oei merupakan sebuah yayasan Islam yang didirikan oleh mualaf keturunan Cina. Meskipun yayasan ini dari kelompok minoritas di Indonesia, namun tetap bertahan dengan keunggulanya yaitu identitas nya sebagai muslim keturunan cina.

Penilitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penilitian sejarah, yaitu merekonstruksi kembali sejarah dan perkembangan Yayasan Haji Karim Oei, melalui tahapan-tahapan heuristik, kritik, interpretasi, penulisan, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah melalui telaah pustaka, wawancara, dan observasi langsung ke lokasi penelitian. Dari hasil penelitian ini akan diperoleh gambaran singkat wilayah kecamatan , dan kondisi masyarakatnya, sejarah Yayasan Haji KarimOei dan perkembangannya, lalu dampak yang diterima oleh mualaf keturunan Cina dan masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.

Kata Kunci: Yayasan, Yayasan Haji Karim Oei, Keturunan Cina

v

KATA PENGANTAR

Pertama-tama segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Akhirnya Skripsi ini selesai dengan tema tentang Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di Jakata Pusat Tahun 1991-2016. Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini saya tidak semata-mata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri namun banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, baik yang bersifat moril maupun materil, maka dengan ini sepatutnya penulis menyampaikan terima kasih atas motivasinya. Rasa terimakasih yang begitu tinggi saya sampaikan kepada:

1. Prof.Dr.Syukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak H.Nurhasan MA, selaku Ketua Program Studi Sejarah Dan Peradaban Islam yang banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Shalikatus Sa‟diyah M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Sejarah Dan Peradaban Islam yang telah banyak membantu dan memberikan nasihat kepada penulis saat menjadi mahasiswa yang berkenaan dengan surat menyurat. 4. Teruntuk bapak Drs. Imam Subchi M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak membantu dengan sabar serta selalu memotivasi dalam mengarahkan proses penelitian ini.Penulis merasa sangat beruntung karena telah dibimbing oleh beliau selama penulisan skripsi. 5. Terimakasih untuk para penguji bapak Dr. Parlindungan Siregar, MA dan bapak Drs. Tarmizy Idris, MA yang telah memberikan pengarahan dan membimbing hinga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Bapak H. Ali Karim, SH selaku narasumber sebagai ketua Yayasan Haji Karim Oei yang juga merupakan anak kandung dari Haji Karim Oei yang telah memberikan keluasan penelitian di yayasan yang beliau pimpin.

vi

Serta para pengurus Yayasan Haji Karim Oei yang mau menjadi nara sumber untuk bersedia meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibuk kannya. 7. Dosen-dosen di Jurusan Sejarah Dan Peradaban Islam dan dosen jurusan lain yang memberikan sumbangsih moril, ilmu dan pengalamannya. 8. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Keluargaku, ayahanda H. Muhibut Tobri S.E, ibunda Hj.Muniroh, S.Pd, Adikku tercinta Atiatu Saskia dan Fauzi Faturrahman yang selalu memberikan dukungan setiap waktu dan memberikan pelajaran-pelajaran kehidupan di rumah menjadikan penulis memiliki karakter. 10. Terimakasih untuk Restu Diniyanti, S.Hum yang selalu memberikan dukungan melalui meluangkan waktunya dengan sederhana untuk menemani penulis mengerjakan skripsi ini. 11. Untuk kawan-kawan tersayang yang membuat penulis tersanjung, selalu memberikan semangat untuk penulis yakni kawan-kawan angkatan 2012 Sejarah Dan Peradaban Islam serta teman-teman di Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa, KKN SIGMA, Pesantren Sabilussalam angkatan 2015 yang menemani berproses di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Terimakasih juga untuk The Wawewoh Abdul Rahman S.Pd, Riska Ramdini S.Pd, Eka Nurdiana S.Pd dan Putri Rizki Amalia, S.Psi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk terus bersemangat dalam menulis skripsi.

Sekali lagi penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung serta membimbing penulis hingga selesai.Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Semoga skripsi ini bermanfaat untuk pembaca sekalian.

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...... ii

ABSTRAK ...... iii

KATA PENGANTAR ...... iv

DAFTAR ISI ...... vii

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR ...... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...... 5 C. Tujuan Penelitian ...... 6 D. Manfaat Peneliti...... 6 E. Tinjauan Pustaka...... 7 F. Kerangka Konseptual...... 10 G. Metode Penelitian ...... 11 H. Sistematika Penulisan ...... 16

viii

BAB II SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA YAYASAN HAJI KARIM OEI A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei ...... 18 B. Letak Geografis dan Demografis ...... 22 C. Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei ...... 27 D. Profil Yayasan Haji Karim Oei ...... 31 E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei ...... 34 F. Faktor Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei ...... 37

BAB III KEGIATAN INTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN DAMPAKNYA A. Kegiatan Mingguan ...... 40 B. Kegiatan Tahunan ...... 42 C. Kegiatan Insidental...... 44

BAB IV KEGIATAN EKSTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN DAMPAKNYA A. Kegiatan dengan lembaga islam ...... 45 B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei bagi masyarakat sekitar ..... 46 1. Bidang dakwah ...... 47 2. Bidang sosial...... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 51 B. Saran ...... 52

DAFTAR PUSTAKA ...... 54 LAMPIRAN ...... 58

ix

DAFTAR TABEL

Jumlah penganut agama di kecamatan Sawah Besar ...... 27

Jumlah yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai

dengan 2016 ...... 36

Jumlah Pasien Teras Sehat Baznas Masjid Lautze Tahun 2016...... 51

DAFTAR GAMBAR

Luas Kecamatan Sawah Besar Menurut Kelurahan ...... 25

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Yayasan merupakan sarana organisasi yang bergerak di dalam kehidupan kita, seperti agama, pendidikan, dan sosial. Adapun definisi yayasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Yayasan adalah badan hukum yang dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan bantuan seperti sekolah, rumah sakit, dan sebagainya)”.1Adapun Maksud lain dari pendirian yayasan yaitu untuk beramal saleh, sehingga tindakannya merupakan tindakan sukarela untuk menderma sebagian harta kekayaan.Yayasan selain untuk beramal, ada pula yayasan yang didirikan untuk melestarikan harta warisan yang telah berlangsung secara turun-temurun.2

Tumbuh kembangnya yayasan akhir-akhir ini menarik perhatian masyarakat, sehingga sangat perlu sekiranya aturan yang mengatur jalannya yayasan.Pada awalnya yayasan di Indonesia tidak memiliki landasan hukum tertulis sehingga yayasan dalam praktiknya mengalami banyak kendala, seperti yayasan yang bersifat tertutup, status hukumnya tidak jelas, dan pengelolaannya belum ke arah profesional. 3

Lahirnya undang-undang yang mengatur tentang yayasan baru ada di tanggal 6 agustus 2001 dengan nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan. Dalam perkembangannya, ternyata undang-undang nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan ini belum mampu menampung seluruh kebutuhan dan perkembangan hukum di dalam masyarakat.Terdapat beberapa subtansi dari undang-undang tentang yayasan ini yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran dalam masyarakat sehingga dapat menimbulkan ke tidak kepastian hukum dan ketertiban hukum, serta memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai yayasan,

1 DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998), h. 1015. 2 Anwar Borahima, Kebudayaan Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Prenada media, 2010), h.19. 3Media Pan Kharsyi, Peranan Pengurus Terhadap Perkembangan Yayasan Darul Hikmah di Kabupaten Dharmasraya, Skripsi, (Padang:Universitas Andalas Padang, 2011), h.4.

1

2 sehingga dapat mengembalikan fungsi yayasan sebagai pranta hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Perubahan undang-undang yayasan dilakukan bukan untuk pengganti Undang- Undang, dalam arti undang-undang yang lama diganti dengan yang baru. Undang- Undang nomor 28 tahun 2004 tidak mengganti Undang-Undang nomor 16 tahun 2001. Perubahan itu hanya sekedar mengubah sebagian pasal-pasal dari Undang- Undang nomor 16 tahun 2001.Undang-Undang tahun 28 tahun 2004 tidak mengubah seluruh pasal dalam Undang-Undang nomor 16 tahun 2001.4 Adanya perubahan di tahun 2004 merupakan undang-undang yang memiliki arti saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan.

Dari penjelasan di atas, saya bermaksud untuk melakukan penelitian secara langsung ke lapangan mengenai bagaimana kondisi yayasan pada saat ini, dan adapun yayasan yang penulis ingin teliti adalah Yayasan Haji Karim Oei yang terletak di Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Yayasan ini memiliki alamat di pusat kota yaitu Jalan Lautze No.87-89 Kecamatan Sawah Besar dengan memiliki jumlah penduduk dilihat dari Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Pusat di tahun 2014-2015 adalah 100.593 ribu jiwa penduduk.5 Kondisi fisik bangunan empat lantai berwarna merah mendominasi mencerminkan Cina dan paling bawah bangunan merupakan masjid yang diberi nama dengan Masjid Lautze memiliki ornamen dengan warna khas etnis Cina dipadukan kaligrafi Arab dan Cina. Masjid Lautze diresmikan oleh Bapak B.J Habibie pada tanggal 04 Februari 1994. Adapun yayasannya didirikan pada tanggal 9 April 1991 di hadapan Notaris Azhar Alia, SH dengan susunan para pendirinya ialah, Dewan Pembina : Ketua Prof. Dr. Sri Edi Swasno, Sekretaris Drs. H. Junus Jahja. Anggota : KH. Ali Yafie, H.Sofyan Tanjoeng, H. Yunan Helmi Nasution, Drs. H.Fahmi Idris, H.M. D.Rachman dan H.Mohammad Amid.6

4 Gatoto Supramono, Hukum Yayasan Di Indonesia,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.9. 5 https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses tanggal 22 November 2016, 19:07 WIB. 6 Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta:Teplok Press, 2016), h.5.

3

Alasan dipilih tempatnya Pecinan7 oleh para pendiri yayasan karena wilayah ini kawasan Pecinan Jakarta Pusat tempat berkumpulnya keturunan Cina dan berdirinya Yayasan Haji Karim Oei di Pecinan untuk menarik perhatian kepada kelompok-kelompok keturunan Cina yang berada di kawasan Pecinan Jakarta Pusat.8

“Yayasan Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien” yang disingkat dengan “Yayasan Haji Karim Oei” awal mulanya merupakan gagasan yang dibawa oleh bapak Junus Jahja ketika diundang untuk menghadiri Sidang Tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta pada akhir tahun 1980-an yang mana ketika itu bapak Junus Jahja menjadi salah satu pembicara. Gagasan yang dibawa oleh bapak Junus Jahja ketika itu belum mendapatkan sambutan yang cukup baik sehingga dibawa gagasan tersebut kepada kawan-kawannya tentang mendirikan sebuah yayasan dakwah yang khusus bergerak di kalangan keturunan Cina.9 Atas usul pak Junus Jahja yang merupakan salah satu pendiri yayasan maka dipilih nama seorang tokoh keturunan Cina, yaitu Haji Karim Oei alasannya antara lain beliau salah seorang pelopor warga negara Indonesia keturunan Cina yang memeluk agama Islam dan mengenang sosok Karim Oei atau yang dikenal dengan nama Haji Karim Abdul Karim Oei, nama asli nya Oei Tjeng Hien lahir pada tanggal 6 Juni tahun 1905 dan meninggal pada tanggal 14 Oktober 1988 di usia 83 tahun.

Beliau adalah orang Cina dan masuk agama Islam pada tahun 1926. Memang, pada saat itu sangat langka sekali dari keturunan Cina yang masuk Islam, sehingga keberadaan Karim Oei saat ini menjadi sorotan masyarakat baik dari kalangan pribumi maupun dari keturunan Cina.10 Karim Oei merupakan pelopor pembauran melalui agama antara kaum keturunan Cina dengan warga sekitar.

7 Pecinan berasal kata dari Pe-Cina-an yang berarti wilayah yang banyak ditempati oleh penduduk etnis Cina. Biasanya banyak ditemukan atribut-atribut khas Cina di wilayah ini. dan pada waktu tertentu diadakan berbagai acara khas kebudayaan Cina. 8Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim..., h.98. 9Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim..., h.4. 10Junus Jahja, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993), h.37.

4

Dalam lingkungan keluarganya pun, Karim Oei juga menerapkan konsep asimilasi di mana putrinya Tjioe Nio menikah dengan seorang dokter asal Indonesia asli. Putrinya yang kedua Eng Lie (Iriana) juga menikah dengan Ir. Machyar Helmy Nasution, putra dari mubaligh kenamaan Yunan Helmy Nasution. Para tokoh-tokoh nasional pada saat itu sangat mengagumi sosok Karim Oei dalam menerapkan pembaruan dalam keluarganya sendiri.11

Yayasan Haji Karim Oei memiliki fokus perhatian dakwahnya di kalangan keturunan Cina, sehingga beberapa kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh Yayasan Haji Karim Oei lebih dikhususkan dengan keturunan Cina akan tetapi tidak menutup kemungkinan yang bukan keturunan Cina untuk berpartisipasi membantu yayasan atau ikut serta di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan seperti acara-acara hari besar Islam seperti berqurban dengan mengajak masyarakat sekitar untuk saling bahu-membahu membantu kegiatan tersebut.

Sebagai sebuah lembaga dakwah yang memberikan fokusnya terhadap keturunan Cina, Yayasan Haji Karim Oei menyadari pentingnya informasi tentang Islam di kalangan masyarakat keturunan Cina karena dengan berdirinya yayasan dan masjid Lautze di lingkungan “Chinatown” memang berhasil menarik perhatian warga keturunan Cina baik sebagai sarana ibadah untuk para masyarakat, buruh kantor dan tamu yang sudah masuk waktu sholat mereka akan sholat di Masjid Lautze dan selain itu Yayasan Haji Karim Oei juga menjadi pusat informasi untuk non Muslim keturunan Cina yang ingin mengetahui tentang agama Islam. Walaupun Masjid Lautze ini hanya dibuka untuk waktu salat ashar dan zuhur saja, tetapi momentum tersebut yang telah ikut mendorong cukup banyak tokoh keturunan Cina untuk memeluk Islam, Dewasa ini Yayasan Haji Karim Oei mengislamkan keturunan Cina kurang lebih satu sampai dengan tiga orang setiap bulan.

Diperkirakan sekitar 50.000 etnis Tionghoa di Indonesia masuk Islam yang pada kali ini akan disebut mualaf, terutama para mualaf yang dari berbagai

11 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010), 149.

5 lapisan masyarakat, kaum muda, intelektual dan pengusaha. Menurut Junus Jahja ketika keturunan Cina masuk Islam itu memberikan daya tarik bagi pengamat masalah Cina baik dalam negri maupun luar negri dari pihak media massa, serta peneliti dan ilmuwan, sehingga sampai saat ini semangat proaktif untuk memberikan informasi tentang Islam di kalangan keturunan Cina, maka didirikanlah cabang-cabang di Bandung, Cirebon, Cilacap, Tangerang.12

Dari penjelasan di atas, Yayasan Haji Karim Oei bisa saya anggap sebagai sebuah lembaga yang menjadi fungsi sentral di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan keturunan Cina dan pada umumnya masyarakat sekitar yayasan. Hal ini menjadi menarik perhatian untuk penulis teliti lebih dalam untuk dikaji secara historis dengan mengumpulkan bahan-bahan melalui wawancara langsung terhadap pimpinan yayasan dan masyarakat yang bersentuhan dengan Yayasan Haji Karim Oei secara langsung. dari kajian berbagai sumber dan wawancara tersebut saya menulis dalam skripsi ini, dengan judul Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei Di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebelum melakukan perumusan masalah, penulis terlebih dahulu membatasi masalah penulisan skripsi ini agar pembahasannya tidak melebar. Hadirnya Yayasan Haji Karim Oei di tengah-tengah masyarakat bukan hanya sebagai lembaga dakwah saja, tetapi juga sebagai lembaga sosial kesemua itu merupakan memiliki tujuan untuk memberikan informasi, memahami dan mengamalkan nilai-nilai keislaman serta mempererat jalinan silaturrahmi dengan titik kumpul dan kegiatan di masjid Lautze. Semua usaha mengadakan kegiatan dan perkumpulan di masjid Lautze menunjukkan bahwa Yayasan Haji Karim Oei berusaha untuk terus memiliki dampak bagi internal dan eksternal Yayasan Haji Karim Oei.

Untuk itu Penulis membatasi pembahasannya hanya pada lingkup Sejarah berdirinya Yayasan Haji Karim Oei dan perkembangannya sampai tahun 2016.

12Anonim. “ 10 Tahun Masjid Lautze”, dalam Surat Kabar Harian Pelita, 11 Juli 2001, h. 11.

6

Adapun untuk wilayah penelitian yang penulis teliti berada di kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat

Dari pembatasan masalah diatas maka Penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut, agar skripsi ini dapat menjawab beberapa pertanyaan :

1. Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei?

2. Bagaimana dampak kegiatan Yayasan Haji Karim Oei terhadap internal?

3. Bagaimana dampak kegiatan Yayasan Haji Karim Oei terhadap eksternal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian pada umumnya yakni untuk mengetahui perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta Pusat tahun 1991-2016 dengan tujuan penelitian ini :

a. Menjelaskan sejarah Yayasan Haji Karim Oei di kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat b. Mendeskripsikan dampak berdirinya Yayasan Haji Karim Oei bagi internal dan eksternal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi berbagai pihak yang ingin mengetahui, adapun manfaat penelitiannya adalah :

1. Menambah wawasan intelektual khususnya wawasan kesejarahan, terkait sejarah yayasan Islam khususnya di Indonesia.

2. Menyumbang hasil karya Penulis bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya dan Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam khususnya.

7

3. Memberikan informasi tentang perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat Tahun 1991-2016 dan apa saja dampak yang diperoleh mualaf Yayasan Haji Karim Oei dan masyarakat sekitar.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian terkait dengan yayasan tentunya bukan penelitian yang baru. Yayasan merupakan objek penelitian yang tidak pernah habis. Penelitian tentang yayasan telah banyak dimuat dalam buku-buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis, ataupun disertasi. Penelitian mengenai Yayasan Haji Karim Oei dalam skirpsi ini, akan banyak merujuk kepada sumber-sumber yang telah penulis dapati di kearsipan Yayasan Haji Karim Oei dan wawancara dari pengurus dan pimpinan Yayasan Haji Karim Oei,selain itu juga wawancara dari para mualaf dan masyarakat sekitar yang bersentuhan langsung dengan Yayasan Haji Karim Oei.

Oleh karena itu penelitian yang membahas tentang yayasan telah banyak yang meneliti dan telah ada penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan di yayasan yang sedang penulis teliti, kalau untuk buku ada beberapa referensi tentang Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta Pusat.

Sumber-sumber berupa buku yang dianggap penting dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang hendak diuraikan dalam penulisan ini ialah sebagai berikut :

1. Buku Rumah Bagi Muslim,Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta: Yayasan Haji Karim Oei 2016),disunting oleh B.Wiwoho. Buku berisi berbagai macam tulisan tentang Masjid Lautze dan Yayasan Haji Karim Oei yang berbagai macam aktivitasnya membuktikan bahwa nilai-nilai Islam dan Cina adalah selaras dan saling melengkapi sehingga proses pembauran

8

menjadi suatu yang lebih nyata.13 Buku ini sangat berguna bagi penulis skirpsi ini, khususnya pada bab III skripsi ini. untuk mengetahui latar belakang Yayasan Haji Karim Oei didirikan.

2. Junus Jahja melalui buku Catatan Seorang WNI (Jakarta: Yayasan Tunas Bangsa 1989). Buku ini berisi bahan-bahan yang ditulis oleh Tokoh keturunan Cina yang masuk islam. Buku ini disetiap bagian beberapa judulnya terdapat informasi mengenai inti permasalahan keturunan Cina dengan dasar-dasar pokok untuk menyelesaikannya adapun gagasan-gagasannya mengenai pembauran dan proses keindonesiaan masyarakat Tionghoa di Indonesia.14

3. Buku dengan judul Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia: Dari Tjpe Bou San sampai Yap Thiam Hien ditulis oleh Leo Suryadinata. Buku ini memaparkan tokoh-tokoh Tionghoa di Indonesia yang ditulis tahun 1983- 1989. Jumlah 8 (delapan) tokoh yang di paparkan oleh penulis ialah tokoh Tionghoa yang sudah meninggal dan terbagi menjadi dua waktu yakni tokoh sesudah dan sebelum perang. Buku ini sangat berguna bagi penulis skirpsi ini, khususnya untuk mengenal sosok Abdul Karim Oei Tjeng Hien atau biasa disebut H. Karim Oei.15

Penulis juga menemukan beberapa skripsi yang mengangkat judul seperti di atas yang berkaitan dengan Yayasan Haji Karim Oei di kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. dari hasil penelusuran sebelumnya mengenai Yayasan Haji Karim Oei ini. yakni :

4. Tesis yang berjudul; “Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada Masyarakat Cina Muslim”, karya Nurarni Widiastuti dari Universitas Indonesia. Tesis ini membahas upaya masyarakat Tionghoa muslim Yayasan

13Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta:Teplok Press, 2016). 14 Junus Jahja, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993). 15 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010).

9

Haji Karim Oei didalam berinteraksi dan penulis tesis ini memilih informan yakni mualaf dengan penelitian mengamati keseharian mualaf.16

5. Tesis yang berjudul; “Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa Muslim di Jakarta”, karya Mustopa dari Universitas Indonesia. Tesis ini membahas tentang pembauran etnis Tionghoa dan interaksi sosial yang terjadi antara muslim Tionghoa dengan pribumi di Jakarta. Masjid Lautze yang berada di Yayasan Haji Karim Oei adalah tempat penelitian penulis.17

6. Skripsi yang berjudul Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta) kajian tentang yayasan yang sama namun berbeda judul, dia membahas tentang Interpersonal needs dalam komunikasi kelompok kecil antara pengurus yayasan dan mualaf yang diterapkan oleh Yayasan Haji Karim Oei dan dia juga menjelaskan pentingnya interpersonal yang digunakan pengurus yayasan untuk mempengaruhi pada perubahan pandangan dan adanya penambahan pengetahuan tentang ke Islaman.18

7. Skripsi yang berjudul Respon Jamaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan Haji Karim Oei yang mengkaji tentang Yayasan Haji Karim Oei namun berbeda pembahasan, ia membahasa tentang Respon jamaah yang mengikuti kegiatan tafakur yakni salah satu kegiatan di Yayasan Haji Karim Oei dengan yang di jadikan pembahasannya adalah tentang adanya hubungan antara umur dan pendidikan responden terhadap metode dakwah Yayasan Haji Karim Oei.19

16 Nurarni Widiastuti, Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada Masyarakat pada Masyarakat Cina Muslim, Skripsi, (Depok: Universitas Indonesia, 2009). 17 Mustopa, Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa Muslim di Jakarta, Skripsi, (Depok: Universitas, 2006. 18Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta), Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 19Ababil Nur Alam, Respon Jmaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan Haji Krim Oei, Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).

10

F. Kerangka Konseptual

Menurut Sartono Kartodirdjo bahwa penggambaran kita mengenai suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan, ialah dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang di perhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan, dan lain sebagainya.20mengutip dari penjelasan Sartono Kartodirdjo tersebut, maka penulis memutuskan untuk menggunakan Pendekatan sosoiologi dalam penulisan skirpsi ini.

Pendekatan sosiologi yang penulis gunakan adalah diferensiasi sosial yang digambarkan oleh variabel-variabel parsons yakni AGIL : (1). Adaptasi (Adaption) dimana Yayasan Haji Karim Oei dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang mayoritas adalah komunitas keturunan Cina, (2). Tujuan (Goal) merupakan sebuah sistem yang dapat berproses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh para pendiri yayasan secara bersama-sama, (3). Integrasi (Integration) yakni Yayasan Haji Karim Oei dapat mengintegrasikan komponen-komponen masyarakat yang mana dapat dilihat dari dari faktor-faktor berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei yang mana komponen-komponen masyarakat sekitar yayasan bersedia bekerja sama untuk berkembangnya yayasan, (4). Pemilahan pola-pola yang sudah ada (Latensy) dengan melihat kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda Yayasan Haji Karim Oei memilih pola-pola/format yang tepat untuk kegiatan masyarakat sekitar dan para mualaf.21

Serta konsep organisasi yang Penulis tambahkan guna menjelaskan tentang kondisi Yayasan Haji Karim Oei mengenai peranannya di masyarakat khususnya bagi mualaf keturunan Cina. Organisasi di bangun dari suatu keputusan yang disadari atau disengaja oleh individu atau sekumpulan individu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu melalui kerjasama dengan disiplin yang tinggi dari sumber daya manusia dan sumber daya material, terbentuknya sebuah organisasi pada akhirnya secara sadar maupun tidak sadar akan membentuk suatu komunitas yang orang-orangnya adalah anggota dari organisasi tersebut.

20Sartono Kartodidjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1992), h.4. 21George Ritzer, Handbook Teori Sosial, (Bandung: Penerbit Nusa Media,2012), h.301.

11 komunitas itu sendiri dapat dilihat sebagai satuan kehidupan berskala kecil yang menempati suatu wilayah. Komunitas dapat juga dilihat sebagai perkumpulan profesi, kepentingan, atau lainnya.22

Oleh karena itu, organisasi sekecil apapun akan membutuhkan kontrol dan monitoring terhadap hubungan-hubungan antara tujuan dengan tata cara dan hasil yang akan atau telah diperoleh. Begitu juga halnya dengan Yayasan Haji Karim Oei yang juga merupakan suatu bentuk dari organisasi. Yayasan tersebut juga memiliki tujuan dan fungsi yang telah disepakati bersama oleh para pendiri serta pengurus yayasan tersebut yakni untuk meciptakan pembauran antara keturunan Cina dengan masyarakat sekitar dengan melalui agama Islam sebagai perantara.

Dan juga penulis memaparkan dampak sosial yang diterima oleh para mualaf Yayasan Haji Karim Oei, secara etimologis dampak artinya pelanggaran, tubrukan, atau benturan, sedangkan pendekatan secara sosiologis dapat diartikan sebagai penggunaan konsep dasar untuk menelaah sebuah gejala sosial dalam artian dampak sosial merupakan sebuh efek dari fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.23 Dalam hal ini berdirinya Yayasan Haji Karim Oei memiliki dampak terhadap mualaf keturunan Cina dan masyarakat sekitar.

G. Metode Penelitian

Metode satu hal lain yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada masalah sistem adalah Metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka kata metode (Yunani :Methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja ; yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.24

Dalam karya ilmiah metode penelitian mempunyai peranan penting, karena metode sangat terkait dengan tata cara mengkaji dan menganalisis

22Suparlan Parsudi, Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa, (Jakarta: YPKIK Press, 2005), h.28. 23Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2006), h.374. 24Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1985), h.7.

12 persoalan yang akan diteliti. Penulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman dan peninggalan masa lampau berdasarkan data- data yang telah di peroleh.25 Setelah penulis menetapkan dan menentukan obyek dalam pembahasan tentang Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei tahun di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016, sebagai lembaga dakwah yang tentunya dalam mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarah tersendiri .

Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah berdiri dan berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei dan dampaknya bagi mualaf keturunan Cina dan masyakarat sekitar.

Dalam buku metode penelitian sejarah karya Dudung Abdurrahman, pendekatan sosiologis sebagai penggambaran peristiwa masa lalu yang didalamnya terungkap segi-segi sosial. Sejarah sosial dalam pembahasannya melingkupi golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan sebagai metode historis dengan pendekatan sosiologi dapat dikatakan sebagai sejarah sosial. Karena, ada hubungannya dengan upaya pemahaman atas pergerakan sosial dan perubahan sosial yang mempunyai efek terhadap kehidupan masyakarat. Metode historis ialah sebuah penelitian yang tujuannya mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa- peristiwa masa lampau, 26 yang bertumpu pada 6 (enam) langkah kegiatan diantaranya yaitu : (1) Pengumpulan data (heuristik), (2) Kritik sumber (verifikasi), (3) Interpretasi, (4) Penulisan, (5) wawancara dan (6) dokumentasi.27

25Louis Gottschalck, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Noto Susanto, (Jakarta: Universitas Indonesia, Press, 2008), h.39. 26Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h.63, Lihat juga Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metode Sejarah (Yogya: Benteng Pustaka,n 2005), h.5. 27Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah…, h.90.

13

1. Tahap Pencarian Sumber (heuristik)

Heuristik merupakan tahap awal yakni kegiatan pengumpulan sumber. Pengumpulan sumber dilakukan oleh penulis melalui survey lapangan, data tertulis berupa dokumen terkait, buku-buku, Koran-Koran yang terkait dengan Yayasan Haji Karim Oei dan wawancara langsung. Pengumpulan sumber-sumber dilakukan penulis dengan menggunakan 2 (dua) metode, yakni :

Metode Library research (Penelusuran sumber kepustakaan) yakni kegiatan penelusuran data-data tertulis, berupa buku-buku, skripsi-skripsi dan tesis yang berkaitan dengan tema yang serupa melalui Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Kecil Yayasan Haji Karim Oei dan Arsip Yayasan Haji Karim Oei.

Metode field research (penelitian lapangan), yakni dengan mengunjungi kantor Yayasan Haji Karim Oei yang berada di kecamatan Sawah Besat Jakarta Pusat. untuk memperoleh data di lapangan dilakukan dengan wawancara (Interview) dengan narasumber, diantaranya dengan pengurus Yayasan Haji Karim Oei yaitu H. Ali Karim Oei (Pimpinan Yayasan Haji Karim Oei), Yusman Irwansyah, S.H (Humas Yayasan Haji Karim Oei), Hj. Kirbrandiana (Sekretaris Pengurus Harian Yayasan Haji Karim Oei), Para Mualaf Yayasan Haji Karim Oei dan masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.

2. Kritik Sumber (Verifikasi)

Kritik sumber merupakan tahap selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah atau skripsi setelah melakukan pengumpulan data. Dalam tahap ini penulis menganalisis dan mengkritik sumber-sumber yang didapati serta melakukan perbandingan terhadap sumber-sumber yang didapat agar mendapatkan sumber yang valid dan relevan dengan tema yang dikaji oleh penulis.

14 a) Kritik Eksteren (Otentisitas)

Tahapan ini dikaukan dalam rangka menguji apakah sumber tersebut asli atau tidak, baik sumber tertulis maupun lisan, sumber tertulis dilakukan dengan memperhatikan aspek fisik sumber tertulis baik segi gaya tulisan dan penampilan luar yang lain. Dalam menguji sumber lisan penulis mencoba melihat latar belakang informasi yang terkait ada hubungannya dengan Yayasan Haji Karim Oei atau Masyarakat sekitar yang memiliki kedekatan waktu dengan penelitian ini. b) Kritik Interen (Kredibilitas)

Langkah ini dilakukan guna menguji sumber yang dapat dipercaya atau tidak untuk sumber tertulis, peneliti membandingkan isi sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara atau sumber lisan penulis membandingkan hasil wawancara mulai dari kondisi fisik, dan informasi yang di ungkapkan oleh responden terkait hubungannya dengan Yayasan Haji Karim Oei.

3. Interpertasi

Setelah sumber-sumber tadi dikumpulkan dan dikritisi, tahap selanjutnya yaitu menafsirkan sumber-sumber itu sehingga didapatkan pemecahan permasalahannya. Dalam hal ini mengenai perkembangan Yayasan Haji Karim Oei dan dampak berdirinya yayasan bagi mualaf dan masyarakat sekitar.

4. Penulisan

Tahap ini adalah tahap akhir dari penelitian atau sebagai penulisan akhir, yang berupa skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan di Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan sosiologis. Menurut Dudung Abdurrahman pendekatan sosiologi ialah penggambaran peristiwa masa lalu yang didalamnya akan terungkap segi-segi sosial, yakni pembahasannya mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial,

15 dan sebagainya, oleh karena metode historis dengan pendekatan sosiologis dapat dikatakan sebagai sejarah sosial.28

Menurut Sartono Kartodirdjo, deskripsi dalam sejarah sosial sebagai peta sosial gejala sejarah akan mencakup golongan sosial, jenis hubungan sosial, pelapisan sosial, peranan dan status sosial, dan lain-lain. 29 Dalam hal ini hubungan pendekatan sosiologis yang di gunakan penulis teori identitas dan dampak sosial ialah pembahasan dalam studi penulisan skirpsi ini mengenai suatu Yayasan Haji Karim Oei yang memberikan informasi Islam kepada Keturunan Cina dan dampak berdirinya Yayasan Haji Karim Oei bagi masyarakat sekitar.

5. Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian- pendirian mereka itu,30 pengumpulan sumber dengan wawancara dilakukan dengan bertemu beberapa responden yang berkaitan dengan Yayasan Haji Karim Oei, seperti pengurus yayasan, pengajar yayasan, para mualaf, dan masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei. Terdapat 10 responden yang penulis wawancarai, diantaranya 3 dari pengurus Yayasan Haji Karim Oei yaitu Pimpinan Yayasan Haji Karim Oei, Sekretaris Harian Yayasan Haji Karim Oei dan Humas Yayasan Haji Karim Oei. 3 dari para mualaf Yayasan Haji Karim Oei, 1 dari pengajar atau pendamping Yayasan Haji Karim Oei dan 3 dari masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei. Penulis dalam wawancara ini belum termasuk wawancara diluar rekaman yang di dapatkan, karena saat di lapangan ada beberapa responden yang tidak terekam akan tetapi penulis mencatatnya di sebuah catatan milik penulis.

Wawancara yang dilakukan adalah untuk mencari data yang berkaitan dengan perkembangan Yayasan Haji Karim, dampak berdirinya Yayasan Haji Karim Oei dan berbagai hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

28 Dudung Abddurahman, Metode Penelitian Sejarah…, h.22. 29 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial…, h.5. 30Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1985), h.129.

16

6. Dokumentasi

Dokumentasi berupa arsip tertulis yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Data tertulis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah buku-buku arsip dan dokumen Yayasan Haji Karim Oei yang diperoleh dari pengurus Yayasan Haji Karim Oei. Penelusuran dokumen dilakukan untuk mendapatkan data tambahan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui wawancara, dokumen yang terkumpul akan melewati fase seleksi data kritik sumber. Proses seleksi data dilakukan sebagai bentuk atau upaya untuk menyeleksi dan mengubah data mentah yang diperoleh dari catatan penelitian di lapangan. Penulis dalam hal ini, melakukan dokumentasi dalam bentuk foto di lingkungan Yayasan Haji Karim Oei. Dapat dilihat lebih lanjut di halaman lampiran.

Penelitian dalam skripsi ini berusaha menyajikan fakta sejarah secara sistematis dan dalam penulisannya disajikan dalam beberapa tahapan Bab per Bab yang saling berkaitan satu sama lain, agar mudah di pahami pembaca. adapun sumber pedoman yang digunakan dalam penulisan hasil penelitian ini adalah buku Pedoman penulisan karya ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Press, dengan harapan bahwa penulisan ini tidak hanya baik dari segi isi, tetapi juga baik dari segi metode penulisan.31

H. Sistematika Penulisan

Skripsi yang berjudul “ Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016” agar mudah di mengerti dan dipahami gambaran dalam proses pemahaman penelitian, oleh karena itu penulis menyusun secara sistematis hasil penelitian tersebut menjadi lima bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang masalah B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan penelitian

31 Hamid Nasuhi, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta: Ceqda,Uin Syarif Hidayatullah. 2007), h.17.

17

D. Manfaat penelitian E. Tinjauan pustaka F. Kerangka Konseptual G. Metode penelitian H. Sistematika penulisan

Bab II Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei

A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei B. Letak Geografis dan Demografis C. Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei D. Profil Yayasan Haji Karim Oei E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei F. Faktor Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei

Bab III Kegiatan Internal Yayasan Haji Karim Oei dan Dampaknya

A. Kegiatan Mingguan B. Kegiatan Tahunan C. Kegiatan Insidental

Bab IV Kegiatan Eksternal Yayasan Haji Karim Oei dan Dampaknya

A. Kegiatan Dengan Lembaga Islam B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei Bagi Masyarakat Sekitar 1. Bidang Dakwah 2. Bidang Sosial

Bab V Penutup

A. Kesimpulan. B. Saran.

BAB II

SEJARAH BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA

YAYASAN HAJI KARIM OEI

A. Sejarah Berdiri Yayasan Haji Karim Oei

Sejarah berdirinya “Yayasan Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hien” yang disingkat “Yayasan Haji Karim Oei” dimulai Pada tahun 1991 dengan akte notaris no.49 tanggal 9 April 1991 oleh pejabat notaris H.Azhar Alia, SH. menurut Ketua Umum Yayasan Haji Karim Oei Junus Jahja yang mendirikan yayasan itu bersama sejumlah tokoh NU, Muhammadiyah, Al-Wasliyah, ICMI, KAHMI dan muslim keturunan Cina.1

Dinamakan Yayasan Haji Karim Oei alasannya antara lain beliau merupakan seorang pelopor warga negara Indonesia keturunan Cina yang memeluk agama Islam sampai memegang peranan penting dalam Muhammadiyah. Beliau seorang pedagang yang sukses.2 . Beliau salah satu pengurus di Muhammadiyah pada akhir tahun 1980-an. Maka diambil lah sosok bapak H.Karim Oei yang menurut Junus Jahja sebagai tokoh three in one yang mana diketahui setelah memeluk Islam , ia berjuang melawan kolonialisme Belanda dan Jepang lalu dikenal sebagai pejuang dan nasionalis tulen, Bapak H.Karim Oei juga dikenal sebagai pemulak Islam yang saleh dan dibidang ekonomi pak Karim Oei juga dikenal sebagai penguasaha yang sukses. Ia pendiri bank tersebar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA). Dalam perjalananya, bank tersebut diambil oleh Liem Sie Liong. Menurut Bapak Ali Karim,seluruh sayap bisnis Liem Sie Liong awalnya dirintis dan dibesarkan oleh ayahnya maka di juluki oleh pak Junus jahja sebagai tokoh three in one yaitu karena kehebatannya di ketiga bidang tersebut.3

1 Junus Jahja, Muslim Tionghoa : Kumpulan Karangan, (Jakarta: Yayasan Haji Karim Oei, 1996), h.69. 2 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…, h.4. 3Anonim. ”Karim Oei Tokoh Theere in One”,dalam surat kabar Nastional News a friendly newspaper. No.78, 04 Oktober 2006, h.18.

18

19

Nama lengkapnya adalah Abdul Karim Oei Tjeng Hien akan tetapi masyakarat lebih kenal dengan nama Abdul Karim Oei, ia seorang Tionghoa dari ayah dan ibunya yang berasal dari propinsi Fujian (Hokkian) Tiongkok Selatan sehingga di abad ke 19 ayah dan ibu Abdul Karim Oei berimigrasi ke Indonesia sehingga Abdul Karim Oei lahir di padang pada tahun 1905. Di usia 25 tahun Abdul Karim Oei memeluk agama Islam didepan guru agamnya Abdul Kadir. Pada waktu itu masih belum banyak orang keturunan Cina yang memeluk Islam dengan kondisi sosial yang tidak mendukung Islam dan prasangka yang ada terhadap agama Islam, banyak kebiasaan agama Islam tampak tak sesuai dengan sistem kepercayaan keturunan Cina seperti makan daging Babi.4

Pada tahun 1937 merupakan kejadian Sukarno dibuang ke Bengkulu, pada suatu hari ia mengadakan suatu pertemuan Muhammadiyah untuk memilih konsul baru karena konsul yang lama mengalami sakit keras. Dari beberapa pengurus yang hadir mencalonkan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang hadir, akan tetapi dari beberapa yang dicalonkan itu tidak diterima oleh Sukarno dengan alasan orang- orang yang dicalonkan kala itu terlalu menonjolkan kesukuan dan kedaerahannya sehingga akhirnya Hasan Din mengusulkan nama Abdul Karim Oei, sehingga ditelegramlah Abdul Karim Oei untuk diminta tingggal di Bengkulu menjadi konsul Muhammadiyah. Di bengkulu Abdul Karim Oei bergaul erat dengan Sukarno.5

Setalah Indonesia merdeka, Abdul Karim Oei tetap bermukim di Bengkulu dan menjadi konsul Muhammadiyah disana sehingga di tahun 1952 ia pindah ke Jakarta dan di tahun yang sama ia diangkat menjadi anggota Majelis Tanwir Muhammadiyah anggota Majelis Tanwir Muhammadiyah dari tahun 1952-1973. Di tahun 1957 beliau juga terpilih sebagai dewan Partai Masyumi dan dari tahun 1956 menjadi anggota DPR selama empat tahun. Di tahun 1963 Abdul Karim Oei juga mendikrian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan dipilih sebagaiTionghoa Indonesia (PITI) dan dipilih sebagai ketua umum. Hingga

4Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia Dari Tjoe Bou San Sampai Yap Thiam Hien, (Komunitas Bambu: Jakarta,2010), h. 141 5 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia,,, h. 143

20 akhirnya Abdul Karim Oei meninggal dunia 13 Oktober 1998 di Jakarta dalam usia 83 tahun. Beliau yang memiliki semangat nasionalis yang tinggi terhadap Indonesia. Hingga akhirnya, untuk mengenang sosok beliau dan konstribusinya kepada Negara, didirikanlah Yayasan Haji Karim Oei.6

Atas usul pak Junus Jahja maka dipilihlah nama seorang tokoh keturunan Cina yang pernah menjadi Konsul Muhammadiyah di Bengkulu, yaitu Haji Karim Oei.7 Yayasan Haji Karim Oei bergerak didalam memberikan informasi Islam kepada orang-orang Cina yang selama ini orang Islam tidak banyak berdakwah kepada mereka karena menurut Bapak Ali Karim selama ini dibenci dengan istilah kafir. Sedangkan semestinya mengasih contoh, berangkat dari salah satu alasan didirikannya yayasan Haji Karim Oei ini maka yayasan mendirikan masjid. Menurut keterangan bapak Ali Karim selaku ketua Yayasan Haji Karim Oei Masjid Lautze bisa disebut Masjid Cina supaya orang keturunan Cina itu yang mau tau tentang Islam pada datang, mau nanya seputar agama Islam.8

Alamat yayasan Jl.Lautze No.87-89 RT.010 RW.03 Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kantor sementara yayasan dengan menyewa bangunan/ruko bertingkat empat di Jalan Lautze no.89 Pasar Baru Jakarta. Kegiatan Yayasan Haji Karim Oei yang mulai dilakukan di gedung yang statusnya sewa berfungsi sebagai Islamic Center yang merupakan motor kegiatan Yayasan Haji Karim Oei seperti tempat memberi informasi mengenai Islam kepada WNI keturunan Cina dan biasa dipakai juga untuk melaksanakan Sholat Jum‟at. Dengan berjalannya waktu, Pemilik dari jalan Lautze 89 menawarkan bangunan Jalan Lautze No.87-89 tersebut untuk dibeli dengan harga Rp.200 juta. Pengurus yayasan diberi waktu enam bulan. Jika bangunan tersebut tidak dibeli ,pengurus yayasan harus meninggalkam tempat tersebut setelah jangka waktu enam bulan. Setelah dirapatkan di yayasan, pengurus yayasan mencoba menghubungi beberapa pihak termasuk Menteri Agama RI Bapak H. Munawir Sjadzali. Bapak Munawir menaruh perhatian bersar terhadap persoalan kami dan

6 Leo Suryadinata, Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia,,, h. 149

7 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.4. 8H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat- Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017

21 ikut membantu Rp.25 Juta. Namun tentu saja uang tersebut jauh dari mencukupi.Tanggal 19 September 1992 pengurus yayasan membuat surat kepada Bapak Presiden Soeharto dan Ketua Umum ICMI/ Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie. Diluar dugaan pengurus yayasan, Prof. H. Habibie. Selaku Ketua Umum ICMI memberi perhatian yang serius atas surat yang dibuat oleh pengurus yayasan. Melalui Yayasan Abdi Bangsa yang didirikan ICMI beliau menugaskan untuk membeli bangunan tersebut. akhirnya pada tanggal 16 Desember 1992 terjadi jual beli bangunan antara pemilik dengan Yayasan Abdi Bangsa. Kemudian Yayasan Abdi Bangsa menyerahkan penggunaan dan pengelolaan bangunan kepada Yayasan Karim Oei.9

Pada tanggal 4 Februari 1994 diresmikannya bangunan Yayasan Haji Karim Oei yang sekaligus juga Masjid Lautze oleh bapak Prof. Dr. B.J. Habibie. Masjid Lautze tempatnya startegis sekali karena berada di daerah pecinan. Papan nama Yayasan Karim Oei menarik perhatian keturunan Cina. Adanya perkataan “Oei” ternyata juga mempunyai daya tarik tersendiri, karena ada identitas Cinanya, karena itulah banyak orang-orang keturunan Cina yang mampir untuk bertanya mengenai Islam, sehingga cukup banyak yang memeluk Islam. Dikalangan keturunan Cina yang berwarganegara Indonesia telah masuk agama Islam masjid Lautze memiliki daya tarik sendiri, dengan lokasi dimana keturunan Cina yang berwarganegara Indonesia senang menjadi titik kumpul bagi mereka yang lintas wilayah, Dengan berwarna merah yang mendominasi mencerminkan warna Cina dan memiliki ornament dengan warna khas etnis Cina dapadukan kaligrafi Arab ala Shu Fa atau kaligrafi Cina asli buatan Beijing.

Dengan menjadikan Masjid Lautze sebagai titik kumpul untuk sebagian besar mualaf keturunan Cina yang telah memeluk agama Islam karena hampir sebagian jamaah10 Yayasan Haji Karim Oei terdiri dari lintas daerah, sekitaran

9 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.5. 10 Dalam kamus Arabic-English yang ditulis oleh Hanz Wehr Kata Jamaah dalam bahasa Jama‟a) artinya berkumpul, mengumpulkan, bersatu. Lalu dalam) جمع Arab berasal dari akar kata artinya berkelompok جماعت Jamã’a) jamaknya) جماعة bentuk nominannya berasal dari kata dasar ,golongan, kumpulan orang, dan masyarakat. Adapun didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Jamaah pengertiannya adalah sehimpuna penganut agama, orang banyak, dan

22

Jabodetabek. Sehingga kultur Cina yang senang berkumpul sesama mereka terlihat di Masjid Lautze, sehingga mereka tidak malu kalau dalam melakukan salatnya masih ada yang belum sempurna, karena mereka berada di tengah-tengah mualaf.

B. Letak Geografis dan Demografis

Jakarta sebagai Ibu kota yang memiliki status daerah khusus, telah membawa serta peranan penting untuk tampil sebagai kota besar di Indonesia, yang cukup berpengaruh dalam percaturan pembangunan nasional dan internasional. Dengan keberadaaannya itu pula, kemudian Jakarta meyandang sebutan sebagai “pintu gerbang utama Indonesia”, dan juga sebagai barometer stabilitas Nasional, sebagai panutan pembangunan bagi daerah-daerah lain.11

Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu daerah penyangga ibu kota tersebut yang banyak orang menduga dan meyakini bahwa nama Sawah Besar berasal dari kedaan tempat itu di masa lampau yang mana di tempat itu dulu banyak sawah luas dan besar akan tetapi berbeda menurut Zaenuddin HM Sawah Besar bukanlah dari kata “Sawah” melainkan dari kata “Sawo” jadi dikawasan tersebut dahulunya terdapat pohon sawo yang bukan hanya pohonnya besar, melainkan buahnya pun besar-besar.Sehingga orang-orang sering menyebutnya “sawo besar dan lama-lama menjadi Sawah Besar yang mana kata “sawo diplesetkan menjadi sawah.12

Daerah Sawah Besar yang memiliki peranan penting didalam menopang pertumbuhan sosial, ekonomi, politik dan budaya Indonesia, maka dari itu menurut penulis penting untuk di bahas tentang kondisi umum masyarakat kecamatan Sawah Besar di Jakarta Pusat. Yayasan Haji Karim Oei terletak di Kecamatan Sawah Besar Jalan Lautze No.87-89 kota Jakarta Pusat. lokasi ini dipilih oleh para pendiri yayasan karena wilayah ini merupakan Chinatown di

kumpulan dan rombongan orang. Adapun kata jamaah dipakai untuk menunjukkan orang yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan yayasan Haji Karim Oei. 11R.Soeprapto, “Rentangan Pembangunan Jakarta”, (Jakarta:C.V. Cahaya Makmur, 1987), h.29. 12Zaenuddin HM, “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), h. 86.

23 kawasan pecinan Jakarta Pusat yang mana demi memasyaratkan gagasan dakwah Islam di kalangan keturunan Cina.13

Kecamatan Sawah Besar yang merupakan salah satu kecamatan di Jakarta Pusat, yang mencakup 5 Kelurahan yaitu Pasar Baru, , Kartini, Karang Anyar dan Mangga Dua Selatan. Secara umum akan diuraikan kondisi masyarakat di Kecamatan Sawah Besar diantaranya dari letak Geografis, Demografis, dan Kondisi keagamaan. Oleh karenanya informasi ini sangat mendukung didalam perkembangan yayasan yang ada di Jakarta Pusat tepatnya di Kecamatan Sawah Besar terlebih Khususnya bagi Yayasan Haji Karim Oei adalah lembaga yang bergerak tidak hanya dalam bidang dakwah tetapi juga pada sosial dan bidang keagamaan.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 Tahun 2007, Maka luas wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah 6,16 Km (12,79 persen dari total luas wilayah Kota Administrasi Jakara Pusat). Secara Administrasu pemerintahan, Kecamatan Sawah Besar terdiri dari 5 Kelurahan, Yaitu kelurahan Pasar Baru, Gunug Sahari Utara, Kartini, Karang Anyar dan Mangga Dua Selatan.14

Dilihat dari luas keluarahan, kelurahan Gunung Sahari Utara merupakan kelurahan yang terluas dengan luas wilayah 1,9 km atau sekitar 30,81 persen dari seluruh luas kecamatan Sawah Besar dan kelurahan yang terkecil luasnya adalah Karang Anyar dengan luas wilayah 0,51 km atau sekitar 8,3 persen dari seluruh luas wilayah Kecamatan Sawah Besar sedangkan topografi permukaan dataran kecamatan ini relatif datar .15

13Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim…, h.4. 14https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN-- SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:07 WIB. 15https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN-- SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:16 WIB..

24

25 dengan curah hujan sebesar 0,1 mm dan jumlah hari hujan hanya 1 hari. Rata-rata suhu udara di Kecamatan Sawah Besar berkisar antara 24,3 Celcius hingga 29,8 Celcius.17

Di akhir tahun 2010 jumlah penduduk Sawah Besar adalah sebesar 100.801 jiwa yang terdiri atas 49.793 laki-laki atau sekitar 49,4 persen dari seluruh jumlah penduduk kecamatan Sawah Besar dan 51.008 perempuan atau 50,6 persen dari seluruh jumlah penduduk kecamatan Sawah Besar dengan kepadatan rata-rata 23.944 jiwa per km². Sebagian besar mata pencaharian penduduk bergerak dibidang pemerintahan dan jasa-jasa kemudian perdagangan, industri pertanian dan angkutan umum.18

Secara administrasi, kecamatan sawah besar terbagi menjadi 5 kelurahan. dan untuk mempermudah koordinasi dan pemantauan, setiap keluarahan dibagi menjadi beberapa rukun warga (RW) dan rukun warga terbagi menjadi beberapa rukun tetangga (RT). Adapaun kecamatan Sawah Besar memiliki 49 RW dan 598 RT. Pada tahun 2015, terdapat 147.794 penduduk. Kelurahan Mangga Dua Selatan memiliki RT,RW dan rumah tangga terbanyak yaitu 13 RW,167 RT dan 34.321 penduduk adapun terendah adalah keluarahan Gunung Sahari Utara yaitu 7 RW, 99 RT dan 19.651 penduduk.19

Indonesia merupakan negara yang berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, kecamatan Sawah Besar yang dihuni oleh berbagai macam suku dan ras tentu memiliki agama yang pastinya beragam. Ada 5 Agama yang diakui oleh Negara antara lain: Islam, Kristen, Protestan, Katholik, Hindu dan Budha. Adapun jika dilihat dari kondisi kegamaan dari badan statistik untuk kecamatan Sawah Besar20 ,sebagai berikut:

17 https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR- DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 22:50 WIB. 18https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR- DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 23:15WIB.. 19https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH-BESAR- DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 23:24 WIB.. 20http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama, diakses tanggal 25 November 2016, 23:00 WIB.

26

Tabel 2.1

Jumlah penganut agama di Kecamatan Sawah Besar

AGAMA PENGIKUT

ISLAM 78.110/Orang

KRISTEN 22.852/Orang

KATHOLIK 11.532/Orang

HINDU 987/Orang

BUDHA 18.401/Orang

KHONGHUCU 33/Orang

Dapat terlihat dari jumlah pengikut agama yang tertera diatas penganut agama Islam di kecamatan Sawah besar memiliki jumlah yang paling banyak, penganut agama islam ini merupakan penganut agama tertinggi di Kecamatan Sawah Besar dibanding dengan 4 (empat) agama lainnya.

Kondisi penganut agama diatas sangat mempengaruhi bagaimana kondisi suatu yayasan berada serta dampaknya bagi masyarakat sekitar atas berdirinya Yayasan Haji Karim Oei. Apabila ada di dalam suatu wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, itu berarti akan memudahkan yayasan tersebut menjalankan kegiatan yang diselenggarakan setiap minggu, tahun serta kegiatan insidentalnya, karena diharapkan umat Islam dapat menerima kehadiran dan dapat memberikan konstribusinya atas Yayasan Haji Karim Oei yang berada ditengah- tengah mereka. Kondisi demikian akan sangat membantu untuk sebuah yayasan yang lebih mengembangkan agama Islam di wilayah tersebut misalnya mengadakan salat berjamaah lima waktu, pengajian dan memberikan informasi- informasi seputar Islam terhadap keturunan Cina.

27

C. Tokoh-Tokoh Pendiri Yayasan Haji Karim Oei

Pendirian Yayasan Haji Karim Oei tidak terlepas dari peran serta beberapa tokoh agama maupun para hartawan dan dermawan yang ikut berperan aktif dalam pembangunan Yayasan Haji Karim Oei, baik dalam bentuk sumbangan moril maupun materil. Salah satu tokoh yang mempunyai pemikiran dan gagasan dalam pendirian Yayasan Haji Karim Oei di kawasan pecinan kecamatan Sawah Besar ini adalah bapak Junus Jahja, seorang mualaf keturunan Cina yang menggencarkan informasi Islam untuk keturunan Cina dan membuat wadah untuk aksinya tersebut.21

Menurut keterangan Bapak Ali Karim Oei selaku anak kandung dari Haji Karim Oei, Junus Jahja selalu membujuk untuk mendirikan yayasan yang mengatas namakan ayahnya, setelah sekian lama dipikirkan maka pada tahun 1991 berdirilah Yayasan Haji Karim Oei dengan status kontrak ruko di kawasan pecinan. para tokoh pendiri dengan berdirinya di ruko kawasan pecinan tersebut dijadikan tempat berdirinya yayasan yang bergerak karena niatnya sama jadi Yayasan Haji Karim Oei ini ingin memberikan informasi islam itu kepada orang- orang Cina yang selama ini orang Islam tidak banyak berdakwah kepada mereka.22

Adapun penamaan yayasan menjadi Yayasan Haji Karim Oei. Atas saran Junus Jahja salah satu pendiri yang berkeinginan untuk mendirikan lembaga Islam yang memberikan informasi kepada keturunan Cina dan diberinya nama Haji Karim Oei, menurut keterangan penulis dapatkan dari Ali Karim Oei selaku pimpinan yayasan Haji Karim Oei:

“penamaan yayasan Haji karim Oei karena Haji Karim Oei adalah tokoh aneh dia Cina, tapi nasionalismenya tinggi, dia Cina, dia beragama bener, dia pemimpin Muhammadiyah di sumatera selatan, dan pengusaha sukses. Dia mendirikan BCA. Nah kita memakai nama itu, kata junus jahja buat menciptakan karim oei,karim oei baru. Cina-cina itu

21 https://tirto.id/junus-jahja-tionghoa-nasionalis-petinggi-mui-cnfm, diakses tanggal 29 oktober 2017, 22:03 WIB. 22H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017

28 supaya beragama islam, dia mempunyai nasionalismenya yang tinggi dan penguasaha sukses”.23

Dengan harapan dinamakan Yayasan Haji Karim Oei tersebut maka lahir Karim Oei-Karim Oei yang baru.

Salah satu pendiri Yayasan Haji Karim Oei yaitu :

Nama Lengkap : Junus Jahja (Lauw Chuan To)

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 April 1927

Pendidikan : pada tahun 1949 Tamat pendidikan sekolah Belanda/HBS, melanjutkan di Universiteit Van Rotterdam dan meraih gelar Drs. Pada tahun 1959.

Pengalaman-pengalaman :

 Pada tahun 1951, saat kuliah di Belanda ia aktif di PPI.  Pada tahun 1974 diangkat menjadi anggota Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa (Bakom-PKB) untuk daerah DKI Jakarta.  Pada tahun 1980 ia menjadi anggota MUI.  Pada tahun 1981 menjadi ketua dari Yayasan Ukhwah Islamiah.  Ketua lembaga pengkajian pembauran dan penasihat Pembina Iman Tauhid Islam (PITI: dulunya perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia).  Pada tahun 1988 mendirikan Parpindo (Partai Pembauran Indonesia) bersama Jusuf Hamka.  Pendiri Yayasan Haji Karim Oei dan menjadi sekretaris yayasan di tahun 1991  Dimasa Presiden Bj. Habibie dari tahun 1998-2003, ia menjadi anggota DPA dan mendapat anugrah Bintang Mahaputera Utama No.080/TK/1998 tertanggal 13 Agustus 1998.  1960 menulis di majalah Star weekly tentang gerakan Asimilasi.

23H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017

29

 Dan menulis bukut antara lain Catatan seorang WNI (1988) dan Peranakan Idealis (2000).24

Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni :

Nama Lengkap : Ali Karim Oei

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Juli 1956

Pendidikan :

 SD Negri Menteng  SMP negri 4 Jakarta  SMA 24 Jakarta  Dan melanjutkan Kuliah S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pengalaman-pengalaman :

 Bendahara di Majelis Ekonomi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.  Pendiri Yayasan Haji Karim Oei.  Pendiri Yayasan Sultan Hasanuddin.25

Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni:

Nama Lengkap : Sri Edi Swasono

Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 16 September 1940

Pendidikan :

 TK Tulungagung, Ngawi, Solo (1945-1947)  Lulus SMP II Solo (1955)  Lulus SMA IV Solo (1958)

24Sam Setyautama, Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, (Jakarta: KPG, 2008), h.159 25H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017

30

 Dan melanjutkan Kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di tahun 1963  Kemudian melanjutkan studi S2 di University of Pittsburgh mendapat gelar MPIA (1966)  Lalu dilanjutkan studi S3 di Universtias yang sama dengan meraih P.hD (1969), Pengalaman-pengalaman :  Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ilmu Kopeerasi (1987).  Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (1988).  Dewan Pembina Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1991).  Anggota Ikatan Peminat dan Ahlo Demografi (IPADI).  Pengajar di SESKOAD (1971).  Pengajar pada SESKOGAB/SESKOABRI (1972).  Pengajar pada Lemhanas (1973).  Staf Pengajar tetap (Guru Besar) pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1961).26

Kemudian tokoh pendiri Yayasan Haji Karim Oei lainnya yakni :

Nama Lengkap : Ali Yafie

Tempat Tanggal Lahir : Donggala, 1 September 1926

Pengalaman-pengalaman:

 Ketua Dewan Penasehat ICMI.  Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad Pare-Pare (1947).  Badan Penasihat Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1999).  Rais „Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1991-2000).  Ketua Yayasan Pengurus Perguruan Tinggi AS-Syafiyah.  Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) tahun 1990-2000.  Badan Penasihat Yayasan Haji Karim Oei di tahun (1999).  Anggota Dewan Riset Nasional (BDN).27

26https://tokoh.id/tokoh/direktoris/sri-edi-swasono/, diakses tanggal 26 September 2016, 15:53WIB. 27https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/ali-yafie/, diakses tanggal 24 September 2016, 16:33 WIB

31

D. Profil Yayasan Haji Karim Oei

1. Visi Misi Yayasan

Pada umumnya sebagai organisasi atau lembaga lainnya, Yayasan Haji Karim Oei juga memiliki Visi dan Misi yang dipegang teguh oleh para pengurusnya. Berikut visinya antara lain:28

Dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa kita itu saling menghargai satu sama lain, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah al-Hujuraat ayat 13, berikut :

                 

    

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dalam Al Qur‟an dinyatakan bahwa sesama muslim itu saudara, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Hujuraat ayat 10,berikut :

                

“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”

“Orang yang benar-benar Muslim harus cinta tanah air dan cinta pribumi” (H.Abdul Karim Oei dalam Tempo, 23 Februari 1973).

28Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta), Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h.46.

32

33

1. Makna kubah masjid Makna kubah masjid adalah melambangkan tempat ibadah agama Islam untuk melaksanakan salat dan kegiatan Islam lainnya. 2. Makna kepala seseorang yang memakai peci Makna kepala seseorang yang memakai peci adalah seseorang yang sedang salat pada tahiyyat terakhir ketika mengucapkan salam terakhir 3. Makna warna kuning Makna warna kuning yang ada di seseorang memakai peci adalah kata dari Oei, karena arti dari Oei sendiri adalah Kuning 4. Makna lingkaran yang didalam kubah masjid Makna lingkaran yang didalam kubah masjid adalah didalam kubah masjid seperti celengan diartikan tabungan untuk akhirat 5. Makna garis warna hijau Makna garis warna hijau adalah garis tersebut berjumlah Sembilan mengartikan walisongo dan warna hijau itu diartikan perdamaian. 6. Tulisan “Yayasan Haji Karim Oei” Yakni menunjukkan sebutan bagi sebuah nama yayasan tersebut dengan dipilih warna hijau sebagai arti perdamaian.30

3. Struktur Kepengurusan Yayasan Haji Karim Oei

Diresmikannya Yayasan Haji Karim Oei sebagai Yayasan yang berbadan hukum pada tahun 1991, maka dibentuklah stuktur yang terdiri dari Pembina dan pengurus bertujuan untuk menjadikan Yayasan Haji Karim Oei lebih terorganisir.Sehingga jangka waktu kepengurusan di Yayasan Haji Karim Oei tidak memiliki jangka waktu tertentu dalam struktur kepengurusan, mekanisme jika diperlukan pergantian pengurusanpun dilakukan apabila jika dari pengurus yang menjabat itu ada yang meninggal dunia, mengundurkan diri ataupun hasil rapat tahunan yang diadakan oleh yayasan setiap tahunnya lalu untuk pengesahan susunan kepengurusan yang ada akan dilakukan oleh notaris dan orang-orang

30 H.M. Ali Karim, SH , ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017.

34

yang terpilih untuk menandatanganinya sebagai pengurus Yayasan Haji Karim Oei. (Struktur Yayasan Haji Karim Oei dari masa ke masa: terlampir di Lampiran 15).

E. Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei

Semakin lama Yayasan Haji Karim Oei semakin berkembang, saat ini sudah ada dua bangunan yang dijadikan satu yang menjadikan ruangan lumayan luas untuk menopang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji Karim Oei adapun perkembangan yayasan Haji Karim Oei sebagai berikut :

A. Sertifikat Mualaf

Masjid besar di Indonesia biasanya dapat memberikan sertifikat mualaf resmi sebagai bukti bahwa calon mualaf telah menjadi Mualaf dan untuk sertifikat Mualaf ini menjadi penting terutama untuk para mualaf yang nantinya berniat menikah secara resmi melalui Kantor Urusan Agama (KUA) karena kantor urusan agama memberlakukan persyaratan tentang adanya Sertifikat Mualaf ini untuk pasangan bakal menikah yang sebelumnya berbeda agama, agar kantor urusan agama juga dapat menerbitkan buku nikah.31

Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei didalam mengeluarkan sertifikat mualaf itu memiliki beberapa proses, Menurut ibu Anna selaku sekretaris harian Yayasan Haji Karim Oei ini memiliki dua periode mengislamkan yakni 1991 sampai dengan 1996 dan tahun 1997 sampai dengan saat ini. pada periode pertam, calon mualaf yang mau masuk Islam itu tidak dilakukan di Yayasan Haji Karim Oei walaupun warga yang ingin masuk Islam banyak yang datang dan mencari informasi tentang Islam di Yayasan Haji Karim Oei. Selama lima tahun itu pengislaman dilakukan dengan merujuk ke masjid Agung Sunda Kelapa agar dapat sertifikat mualaf karena ditahun itu Yayasan Haji Karim Oei belum dapat mengeluarkan sertifikat mualaf sehingga pembukuan mengenai jumlah dan nama

31 http://www.sajadalife.com/index.php/sajada-news/189-mendapatkan-sertifikat- mualaf-di-masjid, diakses tanggal 07 November 2017, 23:16 WIB.

35 para mualaf yang masuk Islam pada periode pertama juga tidak tercatat dalam arsip yayasan. karena banyak permintaan dari masyarakat untuk dilakukan pengislaman di Yayasan Haji Karim Oei dan yayasan bisa memberikan sertifikat mualaf atas nama Yayasan Haji Karim Oei maka barulah diperiode kedua ini tahun 1997 sampai saat ini dilakukan proses pengucapan syahadat di yayasan dan mendapatkan sertifikat dari Yayasan Haji Karim Oei.32 Adapun berikut table jumlah orang yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai dengan 2016 :

Tabel 4.1.

Jumlah yang masuk Islam di Masjid Lautze tahun 1997 sampai dengan 201633

TAHUN PRIA WANITA JUMLAH

1997 67 39 106

1998 62 21 83

1999 39 15 54

2000 36 15 51

2001 25 19 44

2002 35 7 42

2003 20 7 27

2004 23 7 30

2005 13 9 22

2006 30 17 47

2007 42 14 56

2008 50 11 61

2009 64 17 81

2010 54 25 79

32Hj. Kirbrandiana, pengurus yayasan haji karim oei dari tahun 1991sampai dengan sekarang, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 September 2017. 33Arsip Yayasan Haji Karim Oei (Di Lampiran nomer 13)

36

2011 58 19 77

2012 46 25 71

2013 43 21 64

2014 49 17 66

2015 60 28 88

2016 46 25 71

Maka pada tahun 1997 Yayasan Haji Karim Oei bisa memberikan serfitikat mualaf dan melaksanakan pengislamannya di Yayasan. adapun syarat calon mualaf yang sudah ditentukan oleh pengurus Yayasan Haji Karim Oei untuk mendapatkan sertifikat mualaf yakni harus memiliki KTP dengan status agama bukan Islam di kolom KTP kalau KTP calon mualaf sudah Islam pengurus Yayasan Haji Karim Oei tidak akan memberikan sertifikat mualaf akan tetapi bisa diadakan pengislaman di yayasan tanpa diberikan sertifikat mualaf dan syarat yang terakhir yakni bersedia mengikuti pembinaan seperti mengikuti kegiatan- kegiatan selama satu bulan di Yayasan Haji Karim Oei.34

B. Cabang - Cabang Yayasan Haji Karim Oei

Di tahun 1999 Yayasan Haji Karim Oei memiliki Perkembangan yakni dengan mendirikan cabang di daerah-daerah salah satunya wilayah Bandung di Jalan Tambalong Nomor 27, jadi bukan hanya di daerah Jakarta Pusat saja yang dapat merasakan informasi-informasi Islam dari Yayasan Haji Karim Oei akan tetapi dapat di rasakan diluar Jakarta Pusat karena menurut penuturan Bapak Yusman ada dari jamaah Yayasan Haji Karim Oei yang ingin cabang yayasan ada di daerah tempat tinggalnya sehingga di daerah Bandung, Cilacap, Cirebon dan Tangerang sudah menjadi cabang-cabang dari Yayasan Haji Karim Oei. terkait bentuk yayasan sendiri disetiap cabang itu berbeda-beda ada yang berupa hanya yayasan dan ada juga yang mendirikan masjid. Seperti Masjid Lautze 2 di

34Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017.

37

Bandung adalah contohnya yang memiliki kantor yayasan dan ada masjidnya juga lalu ada juga di daerah Gading Serpong Tangerang salah satu masjid di komplek perumahan dengan akhiran Kata Lautze yang diambil dan meminta izin ke Yayasan Haji Karim Oei untuk dipakai nama Lautze. Adapun untuk pelaksanaan kegiatan dan mekanisme kepengurusan dicabang itu semua diatur oleh daerah masing-masing cabang Yayasan adapun pusat Yayasan Haji Karim Oei hanya meresmikan saja.35

F. Faktor berkembangnya Yayasan Haji Karim Oei

Sejak pertama kali berdiri yaitu tanggal 9 April 1991, Yayasan Haji Karim Oei, memiliki peranan langsung dalam berdakwah di sekitar Jakarta khususnya daerah Sawah Besar atau tepatnya di Pecinan, dengan berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan serta ikut andil didalam konsep pembauran bangsa Indonesia dengan menghadirkan pembicara dari bebarapa tokoh nasional dan para pendakwah yang mengambil bagian untuk memberikan motivasi dengan bersama-sama memahami persepsi yang keliru tentang ajaran agama Islam sejak zaman kolonial Belanda yang bertujuan memecah belah bangsa.

Yayasan Haji Karim Oei sampai saat ini masih berusaha terus mengembangkan dan mewujudkan pengabdian kepada masyarakat khususnya para mualaf yang sudah menjadi warga negara Indonesia, dengan pusat yayasan di Jakarta tidak menutup kemungkinan untuk para mualaf yang datang dari berbagai daerah bukan hanya Jabodetabek saja. Yayasan Haji Karim Oei selalu berusaha menyempurnakan visi dan misinya dengan meningkatkan kualitas,fungsi dan peranannya sebagai lembaga yang membina umat Islam khususnya para mualaf.

Berdirinya Yayasan Haji Karim Oei dikarenakan adanya berbagai macam faktor yang mendukungnya. Untuk mencapai yang di cita-citakan oleh para pendiri yayasan serta menjaga keseimbangan Yayasan Haji Karim Oei diperlukan dukungan dari berbagai pihak, karena tanpa adanya dukungan tersebut suatu Yayasan Haji Karim Oei tidak dapat berjalan hingga saat ini, Untuk menjadi

35 Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19 September 2017.

38 yayasan yang besar,setiap yayasan tidak lahir begitu saja, melainkan berproses sedikit demi sedikit dengan kurun waktu yang lama.

Grafik naik tidak selalu menandakan bahwa yayasan itu berkembang, akan tetapi dengan mengalami pasang surut, oleh karena itu para pendiri yayasan nampaknya memiliki peranan atas pasang surutnya sebuah yayasan. ada beberapa faktor yang turut mendukung dalam melancarkan perkembangan Yayasan Haji Karim Oei adalah :

1. Jamaah Yayasan Haji Karim Oei Jamaah Yayasan Haji Karim Oei atau yang pernah melakukan ibadah di Masjid Lautze, mereka yang menyerahkan bantuan dalam wujud dana, tenaga, berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Haji Karim Oei dan aktif didalam kegiatan yang diselenggarakan.

2. Tokoh Muslim

Tokoh Muslim adalah orang yang dijadikan panutan dalam hal kehidupan ataupun keilmuan, sebagai tokoh yang sangat berperan sekali di masyarakat dalam perkembangan Yayasan Haji Karim Oei, yang memberikan ilmunya untuk jamaah Yayasan Haji Karim Oei pada umumnya dan khusus bagi mualaf yang perlu di bina dan diberikan motivasi sehingga menjadikan rasa simpati terhadap Yayasan Haji Karim Oei seperti bapak B.J. Habibi yang bukan saja memberikan ilmunya tetapi jauh lebih dari itu memberikan rukonya untuk menjadikan Yayasan Haji Karim Oei ini berkembang.

3. Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah DKI Jakarta yang mengijinkan atas berdirinya Yayasan Haji Karim Oei di lingkungan pecinan, dan juga memberikan bantuan berupa dukungan moril dan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan seperti bina mental untuk mualaf Yayasan Haji Karim Oei.

39

4. Wartawan

Wartawan adalah orang yang bekerja mencari segala informasi dan berita, sehingga dengan di beritakan adanya Yayasan Haji Karim Oei di pecinan ini menjadi magnet untuk para pengunjung datang ada yang hanya sekedar mendokumentasikan, menggali informasi di kantor Yayasan dan sengaja melaksanakan ibadah walaupu jarak tempat tinggal dan lokasi Yayasan Haji Karim Oei jauh. Berkat informasi yang di beritakan oleh para wartawan baik cetak maupun online itu memberikan rasa keingintahuan untuk mengunjungi Yayasan Haji Karim Oei.

5. Memiliki identitas dan niat baik

Yayasan Haji Karim Oei memiliki identitas yang jelas menjadikan yayasan ini memiliki dasar yang mana setiap yayasan didirikan itu modal pertama adalah identitas, identitas Yayasan Haji Karim Oei dengan niat baiknya yaitu memberikan informasi Islam terhadap keturunan Cina yang bukan hanya di Jakarta akan tetapi di Indonesia mengembangkan yayasan ini memiliki cabang yang ada di Bandung, Tangerang, Cilacap dan Cirebon.36

36 H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 05 Oktober 2017

BAB III

KEGIATAN INTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN DAMPAKNYA

A. Kegiatan Mingguan

1. Pengajian Mingguan

Yayasan Haji Karim Oei sering melakukan pengajian mingguan yang rutin dilaksankan sebelumnya kegiatan ini dinamakan Cermin akronim dari Ceramah Mingguan yang dirintis oleh Bapak Junus Jahja di tahun 1992.1

Pengajian mingguan ini diadakan setiap hari Minggu dan hanya sekali dalam seminggu dengan waktu dimulainya dari pukul 11:00 WIB hingga waktu Ashar atau sekitar 15:30 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat muslim baik dari kalangan keturunan Cina maupun masyarakat sekitar. Banyak dari para mualaf pria maupun wanita yang ikut serta dalam kegiatan ini, diantara para jamaah pengajian mingguan juga banyak orang-orang yang sudah beragama Islam sejak lahir yang ingin mendalami agama Islam maupun yang baru mengucapkan kalimat sahadat. Untuk mengikuti pengajian Minggu ini bukan hanya sekitaran yayasan saja yang datang tetapi banyak yang datang dari berbagai sejumlah daerah luar Jakarta dan ini alasan mengapa hari Minggu dijadikan hari untuk kegiatan pengajian mingguan alasannya mempermudah orang-orang yang diluar Jakarta untuk hadir serta hari minggu inilah biasanya libur dari rutinitas kerja karena sebagian dari orang-orang yang ikut pengajian mingguan yayasan memiliki hari Minggu sebagai waktu luang.

Kegiatan pengajian mingguan diadakan dengan dua sesi, sesi pertama itu biasanya di isi dengan ceramah-ceramah dan sesi kedua di isi dengan pembinaan mualaf. Kegiatan ini merupakan pembinaan serta pengisian pengetahuan bagi para mualaf yang datang tentang dasar-dasar agama Islam. Adapun hal-hal yang dibina dan diajarkan adalah seputar tata cara hidup seorang muslim dan tata cara salat,

1 Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim…., h.329.

40

41 dengan contoh mengenai hal apa saja saja yang diperbolehkan dan dilarang didalam agama Islam serta berbagai pengetahuan dasar tentang Islam.

2. Lingkaran Kecil

Kelompok Kecil merupakan salah satu kegiatan yang biasa di lakukan setiap minggunya di jam 13:00 WIB sampai dengan waktu salat Ashar, kegiatan ini biasanya mempunyai satu pendamping dalam lingkaran kecil hal ini seorang mualaf yang sudah lama masuk Islamnya dan beberapa orang mualaf yang baru di Yayasan Haji Karim Oei, seperti penuturan salah satu pengajar/pendamping di Yayasan Haji Karim Oei yang penulis temui menyatakan bahwa:

“saya bilang lingkaran kecil karena memang tidak ada pembelajaran khusus karena di sesuaikan oleh masing-masing orang, individu yang dateng itu kebutuhannya beda-beda ada yang belum masuk Islam hanya sekedar maksudnya pacarnya mungkin muslim tapi dia cuman mau tanya-tanya aja boleh gitu, tapi ada yang masuk Islam baru masuk Islam dia mau belajar mungkin belajar wudu baru mau belajar salat silakkan, ada yang mungkin udah agak lama Islamnya dikit oh saya pengen bisa baca quran hayuk belajar iqro gitu, jadi kebutuhan setiap orang yang dateng kesini beda-beda”.2

Maka dari itulah lingkaran kecil muncul, apabila ada yang ingin belajar baca Quran Yayasan Haji Karim Oei menyediakan metode Iqro‟ untuk di gunakan. berkat lingkaran kecil juga para mualaf yang tadinya tidak sudah bisa membaca al Quran dan menulis Arab serta tidak dapat salat maka seiring berjalannya proses dapat dipelajari secara pelan-pelan. Seperti Bapak Naga yang merupakan salah satu mualaf keturunan Cina dari Kabupaten Tangerang yang mana beliau juga melakukan pengislaman di Yayasan Haji Karim Oei. Menuturkan Bahwa sebelumnya bapak Naga dateng ke Yayasan itu di tahun 2000 tidak mengerti apa itu Islam ? dan bagaimana tata cara beribadah dengan seringnya hadir dan ikut kegiatan, semua itu bisa dipelajari di yayasan dari nol sehingga saat ini Bapak Naga merupakan menjadi salah satu tenaga pengajar di

2 Hj. Hevi Wirda Han Hai Lie, pengajar dan pendamping Yayasan Haji Karim Oei dari tahun 1996 sampai dengan sekarang,Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 08 Oktober 2017.

42

Yayasan Haji Karim Oei.3 Karena mungkin yang ada dilingkaran kecil ini hampir mayoritas adalah mualaf keturunan Cina maka itu membuat suatu ciri khas tersendiri, laih halnya ceritanya ketika penulis menemui Bapak Ruli ini yang sudah mengikuti beberapa kegiatan pembinaan untuk mualaf dari berbagai macam tempat, akan tetapi di tahun 2000 ketika diberitahu oleh temannya ada Yayasan yang memang mayoritas keturunan Cina, beliau tertarik untuk melihat bagaimana dan apa aja kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Yayasan Haji Karim Oei, sehingga saat ini beliau sudah 17 tahun mengabdi di Yayasan Haji Karim Oei. Karena Bapak Ruli juga berharap kedepannya Yayasan Haji Karim Oei ini dapat menjadi lembaga pendamping hukum yang menangani kasus-kasus hukum seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa para jamaah Yayasan Haji Karim Oei.4

B. Kegiatan Tahunan

1. Pembagian hewan kurban Masjid Lauzte

Setiap hari raya Idul Adha kegiatan ini biasa dilakukan oleh Yayasan Haji Karim Oei dengan mengadakan pembagian hewan kurban untuk sekitar yayasan. Adapun alasan tidak dipotongnya hewan kurban di Yayasan adalah karena bau yang ditinggalkan masih sangat menyengat dan menyebar kemana-mana. Terlebih bekas penyembelihan sangat sulit dihilangkan dan lingungan Yayasan Haji Karim Oei merupaka area pertokoan dan perkantoran yang mana baunya dapat menganggu masyarakat sekitar, jadi pengurus masjid Lautze menyerahkan pemotongan hewa kurban di pusat penjegalan daerah cakung setelahnya sampai di masjid, hewan kurban yang sudah dipotong-potong dan dibungkus dengan plastik pengurus Yayasan Haji Karim Oei menyerahkan langsung kepada RT dan RW setempat.5

3Naga Funadi, mualaf yang di Islamkan di Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19 September 2017. 4Ruli, Mualaf di Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017. 5Joko Nugroho. “Masjid Lautze Kurbankan 17 Kambing dan Satu Sapi”, dalam surat kabar Harian Indonesia Business Today, 09 Desember 2008, h.6.

43

2. Buka Puasa Bersama Mualaf

Bulan Ramadhan merupakan sangat penting bagi Yayasan Haji Karim Oei yang dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kegiatan Pada saat bulan puasa rutinitas yang dilakukan oleh Yayasan Haji Karim Oei yaitu mengadakan acara buka puasa bersama yang berlangsung di hari Sabtu, begitu juga dengan dilanjtkan salat tarawih berjamaah juga dilakukan setelah acara buka puasa bersama. Hari Sabtu dipilih karena pada saat itulah mualaf keturunan Cina lebih dapat meluangkan waktu mereka untuk datang ke yayasan Haji Karim Oei.

Adapun susunan kegiatan yang dilaksanakan buka puasa bersama dibulan Ramadhan yakni dimulai dengan Ashar Jamaah di masjid Lautze setelah itu tadarus bersama di masjid dengan membuat lingkaran kecil. Setelah itu ketika sudah waktunya berbuka para jamaah Yayasan Haji Karim Oei dan warga sekitar ikut serta melakukan kegiatan buka bersama . Selain itu ada yang unik didalam pelaksanaan terawih di Yayasan Haji Karim Oei ini yakni menurut keterangan yang penulis dapat dari ibu Ana merupakan salah satu pengurus dari Yayasan Haji Karim Oei selaku Sekretaris di yayasan. pelaksanaan terawihnya dengan memberikan kesempatan para mualaf untuk menjadi imam salat terawih jadi dua rakaat selesai maka diganti imam salatnya dengan para mualaf yang hadir, itu merupakan dari wujud dari memberikan pelajaran dan pemantapan kepada para mualaf untuk berani tampil dan mau belajar walaupun bacaan surah didalam salatnya ada yang salah.6

6 Hj. Kirbrandiana, pengurus yayasan haji karim oei dari tahun 1991sampai dengan sekarang, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 September 2017.

44

C. Kegiatan Insidental

1. Pengislaman

Yayasan Haji Karim Oei memiliki wadah untuk melakukan pengislaman untuk non muslim yang berada di Jakarta Pusat, kegiatan pengislaman ini biasa dilakukan di hari Jumat atau hari Minggu dengan alasan waktu tersebut Yayasan Haji Karim Oei ramai di kunjungi masyarakat sehingga masyarakat dapat menyakasikan proses pengislaman dan juga masyarakat dapa menjadi saksi bagi calon mualaf yang hari itu melakukan pengislaman di lantai satu masjid Lautze.

Namun kesemua hari itu dikembalikan lagi dengan kesediaan calon mualaf namun biasanya pengurus yayasan memberikan pilihan karena proses pengislaman menurut bapak Yusman selaku Humas Yayasan Haji Karim Oei ada beberapa tahap seseorang calon mualaf itu untuk diislamkan dari mulai dari proses wawancara oleh pengurus yayasan seputar pemantapan untuk menjadi seorang muslim karena biasanya calon mualaf akan sering bolak-balik ke yayasan bukan hanya sekali saja, ketika sudah mantap untuk menjadi seorang mualaf maka barulah pemilihan hari proses pengislaman.7

Selama Yayasan Haji Karim Oei berdiri sudah banyak mualaf-mualaf yang melakukan pengislamannya di yayasan dari berbagai macam alasan, sebagaimana penuturan pak Ali Karim, ada beberapa alasan orang-orang keturunan Cina untuk masuk Islam diantaranya adalah perkawaninan serta lingkuan setempat yang mayoritas teman-temannya muslim.8 Akan tetapi, jika dilihat lebih banyak mana maka para mualaf keturunan Cina yang berpindah ke agama Islam lebih banyak disebabkan karena faktor perkawinan dengan masyarakat sekitar.9

7 Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017. 8H.M. Ali Karim, SH , ketua Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 06 Juni 2017.

BAB IV

KEGIATAN EKSTERNAL YAYASAN HAJI KARIM OEI DAN DAMPAKNYA

A. Kegiatan dengan lembaga Islam

1. Teras Sehat Baznas Mask Masjid Lautze

Teras sehat merupakan salah satu kegiatan yayasan dalam bidang sosial yang dilaksanakan pada tahun 2016 di bulan maret sampai saat ini dalam rangka meringankan beban masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei yang kurang mampu itu dapat terbantu didalam segi kesehatannya. Kegiatan ini atas kerja sama dengan lembaga zakat yaitu Baznas yang berada di Jakarta yaitu rumah sehat Baznas Sunda Kelapa. Dengan jadwal di hari selasa setiap minggunya para masyarakat sekitar sudah berkumpul di sekitaran yayasan dengan suka rela mengantri yang diadakan pemeriksaan serta daftarnya di lantai dua Yayasan Haji Karim Oei, Baznas yang mengutus Dokter Iqbal untuk bertugas di teras sehat Yayasan Haji Karim Oei ini biasanya dibantu oleh pengurus-pengurus Yayasan Haji Karim Oei dengan mekanisme Dokter Iqbal yang memberikan resep lalu pengurus dari yayasan Haji Karim Oei yang akan memberikan obatnya dengan tetap diawasi oleh Dokter Iqbal.1

Kegiatan ini tidak dipungut biaya cukup membawa fotocopy kartu tanda penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta surat keterangan tidak mampu dari RT/RW dan termasuk penerima zakat. Untuk pasein yang belum mempunyai kartu anggota/yang belum terdaftar adapun yang sudah punya tinggal membawanya karena data pasein biasanya sudah ada di dokumen yang telah disimpan dengan begitu para pasein dapat menggunakan layanan teras sehat ini

1 Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017.

45

46 tanpa biaya, waktu operasional dua jam yakni dari jam 10:00 pagi sampai dengan 12:00 siang disetiap hari selasa.

B. Dampak Yayasan Haji Karim Oei Bagi Masyarakat Sekitar

Yayasan Haji Karim Oei tidak menutup diri dari berbagai kalangan masyarakat untuk ikut serta didalam kegiatan yang diselenggarakan, karena fungsi yayasan sendiri salah satunya adalah menyebarkan informasi Islam seluas- luasnya. Akan tetapi karena kebutuhan mualaf itu berbeda. Seperti penuturan dari salah satu pengajar yang penulis temui di Yayasan Haji Karim Oei yakni Ibu Hevi sudah mengabdi di Yayasan Haji Karim Oei 21 Tahun sebagai berikut :

“untuk masyarakat sekitar kitakan memang berbaur jadi pengajian yang hari minggu/hari ahad jam 11 siang itu adalah bentuknya, kalau ngomongnya dulu cermin ya ceramah mingguan itu memang gabungan artinya buat umum, siapapun boleh hadir, termasuk sekitar lingkungan masjid lautze. tapi yang saya bilang lingkaran kecil itu memang kita mengkhususkan tapi sebenarnya tidak mualaf aja si tapi bagi orang-orang yang bener- bener serius mau belajar pasti kita ajarkan juga jadi dalam belajar engga pernah membeda-bedakan cuman memang kalau untuk mualaf pasti berbeda gitu ya, seperti itu”. 2

Maka penulis hanya dapat menemui bidang dakwah dan bidang sosial yang memiliki dampak untuk eksternal Yayasan Haji Karim Oei. Adapun ekternal adalah masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei didalam hal ini warga kecamatan Sawah Besar yang ikut serta didalam kegiatan Yayasan Haji Karim Oei.

2 Hj. Hevi Wirda Han Hai Lie, pengajar dan pendamping Yayasan Haji Karim Oei dari tahun 1996 sampai dengan sekarang,Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 08 Oktober 2017.

47

Bidang Dakwah

Pengertian dakwah secara etimologis adalah panggilan, seruan, ajakan yang berasal dari bahasa Arab yaitu isim masdar dari kata da‟aa yad‟u-da‟wah. Sedangkan menurut istilah, dakwah yaitu setiap kegiatan yang menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari‟at dan ahlak islamiyah. Adapun tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat yang diridhoi oleh Allah sesuai dengan segi bidang masing-masing.3

Dakwah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode yang bermacam-macam dan dilaksanakan oleh perorangan, sekelompok komunitas dan masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung sejak dunia ini berkembang. Yayasan Haji Karim Oei sebagai lembaga tertua yang sudah ada dan mengakar di masyarakat Indonesia, tentunya memiliki dampak yang cukup besar dalam kehidupan beragama bagi para mualaf, Yayasan Haji Karim Oei sebagai tempat informasi bagi orang yang bukan beragama Islam untuk lebih mengenal Islam dari sudut pandang yang berbeda. Adapun kegiatan dakwah Yayasan Haji Karim Oei Pengajian Mingguan ini memang dibagi dua sesi yang biasanya untuk masyarakat sekitar yayasan mengikuti sesi pertama yakni pengajian-pengajian yang di isi oleh para ustadz dan ustadzah yang biasa di gilir setiap minggunya, bertugas di minggu pertama itu Hj. Yayah Umayah, minggu kedua Drs. H. Fefen Efendi dan minggu ketiga Bunda Lea dengan tema yang diangkat biasanya seputar penguatan aqidah.4

Dengan hadirnya kegiatan pengajian mingguan ini menjadi sebuah wujud bahwa Yayasan Haji Karim Oei tidak menutup diri untuk masyarakat sekitar, bahkan ikut serta membantu menyebarkan ilmu tentang Islam seperti pengakuan ibu Rosalina Romlah, sebagai berikut :

3 Dewan Redaksi Ensklopedia Islam, Ensklopedia Islam, (Jakarta : Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994), Cet ke-3, h.280-281. 4 Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi,Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 19September 2017.

48

“banyak manfaatnya, bagus sekali bener deh.. yayasan sendiri terbuka, pokoknye enak deh, sekarang dimana ada pengajian tiap habis ngaji begini banyak orang di kasih makan di sediain makan, dimane ade yang kayak gitu, udah gitu udah engga ada iuran yang macem-macem.. kan orang suka ada tuh pengajian ini buat anak yatim ini buat ini- itu, kalau soal anak yatim mah gimane kita aja masing-masing, kalau emang kita niat mau ngasih ya ngasih ama anak yatim. pake seragam-seragam juga engga boleh jadi kita mau ngaji mau nuntut ilmu dateng engga di bebanin apa-apa jangankan pake seragam bayaran aje engga paling kita mau ngisi tromol kalau engga ya engga”.5

Lalu dirasa manfaatnya juga oleh ibu Tati Herawati yakni masyarakat Karang Anyar yang mengikuti pengajian mingguan sudah lima belas tahun, beliau mengaku bahwa perkembangan yang dirasakan oleh nya adalah menjadi tahu pejabat-pejabat negara yang datang sekedar memberi sambutan di pengajian mingguan Yayasan Haji Karim Oei.6 Adapun ibu Sri Wagini berbeda lagi karena baginya selama ia mengikuti pengajian mingguan ini jadi tahu bagaimana dalil- dalil yang ada bukan karena alasan ikut-ikutan, karena ibu Sri Wagini mengaku adalah Islam keturunan dengan mengikuti pengajian ini ia merasa lebih tau isi Al quran.7

Adapun susunan acara pengajian mingguan ini yakni dimulai dengan kegiatan ceramah dari pukul 11:00 WIB setelah acara Ceramah selesai, maka dilanjutkan dengan salat Zuhur berjamaah yang diikuti oleh seluruh warga dan pengunjung Yayasan Haji Karim Oei. Setelah salat zuhur berjamaah, para jamaah pengajian mingguan dipersilakkan untuk mengikuti acara makan siang bersama dengan model perasmanan yang disediakan di lantai tiga yayasan Haji Karim Oei.

5 Rosalina Romlah, jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang sudah lima belas tahun lebih, Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017. 6Tati Herawati, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang sudah lima belas tahun, Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017. 7Sri Wagini, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei yang baru tiga tahun, Wawancara Pribadi, Jakarta Pusat-Sawah Besar, Tanggal 08 Oktober 2017.

49

Bidang Sosial

Yayasan secara umum berdiri dan berkembang di tengah masyarakat, dapat di katakan bahwa yayasan tersebut hidup dari masyarakat dan mengabdi juga untuk masyarakat. Jadi yayasan memiliki basis sosial yang jelas, karena hidup menyatu dengan masyarakat. Yayasan Haji Karim Oei tidak hanya sebagai lembaga informasi saja tetapi juga sebagai lembaga sosial yang berusaha memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan, khususnya dalam segi Agama. Untuk itu Yayasan Haji Karim Oei sangat tanggap dengan itu semua , apalagi dengan lokasi Yayasan Haji Karim Oei di tengah-tengah area pertokoan dan perkantoran yang padat dengan para pekerja meskipun tidak semua beragama Islam akan tetapi dengan hadirnya Yayasan Haji Karim Oei yang didalamnya ada Masjid Lautze itu mempermudah warga sekitar area pertokoan dan perkantoran untuk menunaikan kewajiban beribadahnya sebagai penganut agama Islam.

Yayasan Haji Karim Oei yang bekerjasama dengan Baznas telah memberikan terobosan baru di tahun 2016 guna menjawab masalah sosial yakni dalam aspek kesehatan, berkat kerjasama tersebut masyarakat sekitar sangat terbantu. Sebagaimana keterangan yang penulis dapatkan dari Dokter Iqbal selaku dokter yang memiliki tanggung jawab Teras sehat Baznas di masjid Lautze, mereka sangat terbantu dalam hal kesehatan. Masyarakat sekitar yang tidak memiliki biaya untuk berobat menjadi tidak perlu kesusahan dan pusing untuk mendapatkan pengobatan sehingga awal dibukanya Teras sehat antusiasme masyarakat yang datang sangat banyak bahkan yang bukan termasuk orang yang tidak mampu dan bukan yang beragama Islam juga ikut serta berobat. Teras sehat yang bekerja sama dengan Baznas ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei.8

Hal ini terbukti dari beberapa warga sekitar yang penulis temui untuk diwawancarai. Masyarakat sekitar bersyukur dengan adanya Yayasan Haji Karim Oei ada di tempat sekitar mereka tinggal. Adanya teras sehat Baznas ini

8 Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017.

50 membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu, seperti Ibu Rosmawati berumur 57 tahun merupakan salah satu warga sekitar yayasan yang berstatus janda memiliki penyakit darah tinggi sehingga mesti minum obat rutin yang biasanya 2 minggu sekali datang guna berobat ke Teras sehat Baznas masjid Lautze.9 Hampir semua warga sekitar yang kurang mampu berobat di Teras sehat Baznas yang berada di Yayasan Haji Karim Oei ini, Berikut adalah jumlah pasien yang penulis dapat dari arsip Yayasan Haji Karim Oei :

Tabel 4.1.

Jumlah Pasien Teras Sehat Baznas Masjid Lautze tahun 201610

BULAN PRIA WANITA ANAK-ANAK JUMLAH

24 52 5 81 Maret

14 51 7 72 April

23 43 3 69 Mei

14 30 2 46 Juni

13 12 2 26 Juli

39 83 8 130 Agustus

29 59 15 103 September

- - - - Oktober

20 78 21 119 November

12 37 4 53 Desember

9 Rosmawati, Pasein dari teras sehat Baznas mask masjid lautze, Wawancara Pribadi Jakarta Pusat-Sawah Besar,Tanggal 07 November 2017.

10Arsip Yayasan Haji Karim Oei , diakses pada tanggal 05 Oktober 2017

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian Penulis diatas berkenaan dengan perkembangan Yayasan Haji Karim Oei yang berlokasi di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Penulis dapat menyimpulkan skripsi ini sebagai berikut :

Di tahun 1991 adalah tahun dimana yayasan masih sangat sederhana dengan posisi bangunan satu ruko yang berlantai empat. Pada tahun tersebut juga, Yayasan Haji Karim Oei baru mulai mau berkembang dengan diadakannya berbagai macam kegiatan dan menghadirkan tokoh-tokoh nasional untuk mengenalkan adanya Yayasan Islam yang dipegang oleh keturunan Cina dan hadirnya komunitas keturunan Cina yang muslim. Setelah itu, dari tahun ke tahun Yayasan Haji Karim Oei mulai melengkapi keperluan untuk menopang kegiatan- kegiatan yang sering diselenggarakan di Yayasan.

Maka di tahun 1994 diresmikan oleh bapak Prof. Dr. B.J. Habibie bangunan Yayasan Haji Karim Oei yang ditahun itu juga Masjid Lautze dengan menjadi dua bangunan ruko yang digabung jadi satu bangunan dengan luas lebih leluasa untuk digunakan berbagai macam kegiatan-kegiatan yayasan. Masjid Lautze yang berada di lantai paling bawah yayasan merupakan Masjid yang menjadi ciri khas dari Yayasan Haji Karim Oei dan di Masjid Lautze juga dijadikan pusat lokasi kegiatan maupun pusat lokasi perkumpulan mualaf keturunan Cina.

Kemudian, pada tahun 1994-2016 Yayasan Haji karim Oei terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar dan para mualaf. Hal ini terbukti di tahun 1997 masyarakat sekitar yayasan ataupun diluar Yayasan Haji Karim Oei dapat mengislamkan di yayasan dan dapat sertifikat mualafnya atas nama Yayasan Haji Karim Oei karena sebelumnya Yayasan Haji Karim Oei hanya menyalurkan ke Masjid Agung Sunda Kelapa. Serta di buatnya cabang di daerah- daerah menjadikan Yayasan Haji Karim Oei tidak hanya di Jakarta. Dan ada juga

52 kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji Karim Oei untuk menjawab kebutuhan jamaah Yayasan Haji Karim Oei bekerja sama dengan Rumah Sehat Baznas Masjid Agung Sunda Kelapa melakukan pengobatan gratis untuk mereka yang kurang mampu dilaksanakan di Yayasan Haji Karim Oei serta tersedianya berbagai macam buku-buku mengenai pembauran di perpustakaan Yayasan Haji Karim Oei.

Dalam penelitian studi ini menemukan bahwa, aktifitas kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Haji Karim Oei sangat baik dan mendapatkan respon positif dari masyarakat sekitar maupun masyarakat diluar Jakarta, seperti dalam bidang dakwah yakni kegiatan yang setiap minggu di adakan dihari minggu yang awalnya cermin (ceramah mingguan) menjadi pengajian mingguan adapun perbedaannya untuk cermin biasanya yang mengisi acara yakni para mualaf Yayasan Haji Karim Oei yang bercerita kenapa bisa masuk Islam dan adapun pengajian mingguan yang saat ini dilaksanakan adalah kegiatan yang diisi oleh para ustadz-ustadzah. Yayasan Haji Karim Oei memiliki kegiatan-kegiatan yang positif berbasis kemasyarakatan walaupun kebutuhan mualaf itu lebih banyak, akan tetapi tidak menutup pintu untuk masyarakat ikut serta didalam kegiatan, diantaranya adalah acara-acara keagamaan seperti kegiatan yang rutin yang dilaksanakan yaitu pengajian mingguan yang di isi oleh ceramah-ceramah dan pembelajaran tata cara beribadah.

B. Saran

Dengan adanya penelitian tentang Yayasan Haji Karim Oei ini, Penulis ingin memberikan saran untuk pihak yang mendukung adanya penelitian tentang Yayasan Haji Karim Oei,adapun saran-saran yang ingin Penulis berikan sebagai berikut :

1. untuk perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar lebih memperkaya sumber-sumber menengenai sejarah perkembangan lembaga dakwah yang dimotori oleh keturunan Cina di Indonesia, baik dalam cetakan buku maupun jurnal. Selain itu disediakan buku yang

53

berkenaan dengan tokoh-tokoh tionghoa di Indonesia, agar Penulis maupun penulis selanjutnya mendapatkan sumber penulisan yang baik. 2. Untuk Yayasan Haji Karim Oei, diharapkan terus berinovasu dalam memajukan dan meningkatkan kuliatas kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan dengan semangat cita-cita pendiri Yayasan Haji Karim Oei yang terus hidup.selain itu, Yayasan Haji Karim Oei agar menambahkan koleksi buku-buku yang berkenaan dengan sejarah maupun biografi para pendiri yayasan, agar peniliti maupun penulis selanutnya akan lebih baik dan mudah dalam mencari sumber mengenai Yayasan Haji Karim Oei. 3. Untuk para pembaca skripsi ini, diharapkan dengan adanya penelitian secara tertulis ini dapat memberikan informasi mengenai lembaga Islam yang dimotori oleh keturunan Cina.

Demikian lah kesimpulan ini dibuat, dengan harapan agar penulisan ini dapat memberikan mafaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

54

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdurahman, Dudung , Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007).

Borahima, Anwar, Kebudayaan Yayasan Di Indonesia, (Jakarta: Prenada media, 2010).

DepDikBud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998) Dewan Redaksi Ensklopedia Islam, Ensklopedia Islam, (Jakarta : Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994), Cet ke-3.

Gottschalck, Louis. Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Noto Susanto, (Jakarta: Universitas Indonesia, Press, 2008).

HM, Zaenuddin , “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe”, (Jakarta: Ufuk Press, 2012).

Jahja, Junus, Islam dimata WNI, (Jakarta : Yayasan Haji Karim Oei, 1993).

Jahja, Junus, Muslim Tionghoa : Kumpulan Karangan, (Jakarta: Yayasan Haji Karim Oei, 1996).

Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta: Ceqda,Uin Syarif Hidayatullah. 2007).

Kartodidjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1992).

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia,1985)

Parsudi, Suparlan, Sukubangsa dan Hubungan Antar Sukubangsa, (Jakarta: YPKIK Press, 2005).

Ritzer, George, Handbook Teori Sosial, (Bandung: Penerbit Nusa Media,2012).

Setyautama, Sam, Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia, (Jakarta: KPG, 2008).

Soeprapto, R., “Rentangan Pembangunan Jakarta”, (Jakarta:C.V. Cahaya Makmur, 1987).

55

Soekanto , Soerjono. Sosiologi : Suatu Pengantar, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2006).

Suryadinata. Leo. Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien, (Depok: Komunitas Bambu, 2010).

Supramono, Gatot, Hukum Yayasan Di Indonesia,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Wehr, Hans, “Dictionary of Modern Written Arabic: Arabic-English” (Beirut: Libraire Du Liban,1980).

Wiwoho.B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta:Teplok Press, 2016).

B. Surat Kabar dan Majalah

Anonim. “ 10 Tahun Masjid Lautze”, dalam Surat Kabar Harian Pelita, 11 Juli 2001. Anonim. ”Karim Oei Tokoh Theere in One”,dalam surat kabar Nastional News a friendly newspaper. No.78, 04 Oktober 2006.

Anonim. “Eksistensi Muslim Tionghoa di Indonesia ; Anak Bangsa yang Cinta Damai dan kebersamaan”, Majalah Kartini No.2124, Oktober 2004.

Joko Nugroho. “Masjid Lautze Kurbankan 17 Kambing dan Satu Sapi”, dalam surat kabar Harian Indonesia Business Today, 09 Desember 2008.

C. Internet

https://jakpuskota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses tanggal 22 November 2016, 19:07 WIB. https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/STATISTIK-KECAMATAN- -SAWAH-BESAR-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 20:16 WIB. https://jakpuskota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/KECAMATAN-SAWAH- BESAR-DALAM-ANGKA-2016.pdf, diakses tanggal 22 November 2016, 22:50 WIB. http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-agama, diakses tanggal 25 November 2016, 23:00 WIB.

56 https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/ali-yafie/, diakses tanggal 26 September 2016, 16:33 WIB. https://tokoh.id/tokoh/direktoris/sri-edi-swasono/, diakses tanggal 26 September 2016, 15:53WIB. http://www.sajadalife.com/index.php/sajada-news/189-mendapatkan-sertifikat-mualaf- di-masjid, diakses tanggal 07 November 2017, 23:16 WIB.

D. Wawancara

Wawancara kepada H.M. Ali Karim, SH, ketua Yayasan Haji Karim Oei, Pada 06 Juni 2017. Wawancara kepada Yusman Iryansyah, SH , Humas Yayasan Haji Karim Oei, Wawancara Pribadi, Pada 19September 2017. Wawancara kepada Hj. Kirbrandiana, SekretarisYayasan Haji Karim Oei, pada 08 September 2017. Wawancara kepada Naga Funadi, Tenaga Pengajar Yayasan Haji Karim Oei, Pada 19September 2017. Wawancara kepada Ruli, Pelayan Informasi Yayasan Haji Karim Oei, Pada 06 Juni 2017. Wawancara kepada Hj. Hevi Wirda Han Lie, Pengajar dan Pendamping di Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017. Wawancara kepada Andi Suryadi, Mualaf Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017. Wawancara kepada Tati Herawati, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017. Wawancara kepada Sri Wagini, Jamaah pengajian Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017. Wawancara kepada Rosalina Romlah, Jamaah Pengajian Yayasan Haji Karim Oei, Pada 08 Oktober 2017. Wawancara kepada Dokter Iqbal, Dokter di teras sehat Baznas mask masjid Lautze, Pada 07 November 2017. Wawancara kepada Rosmawati, Pasein dari teras sehat Baznas mask masjid lautze, Pada 07 November 2017.

57

E. Skripsi dan Tesis Ababil Nur Alam, Respon Jmaah Terhadap Metode Dakwah di Yayasan Haji Krim Oei, Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015). Media Pan Kharsyi, Peranan Pengurus Terhadap Perkembangan Yayasan Darul Hikmah di Kabupaten Dharmasraya, Skripsi, (Padang:Universitas Andalas Padang, 2011). Abdul Fatah, Interpersonal Needs Dalam Komunikasi Kelompok Kecil Antara Pengurus Dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oei Jakarta), Skripsi, (Ciputat:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). Widiastuti , Nurarni. Penggunaan dan Pengakuan Identitas Islam pada Masyarakat pada Masyarakat Cina Muslim, Tesis, (Depok: Universitas Indonesia, 2009). Mustopa. Islam dan Pembauran: Suatu Studi Mengenai Tionghoa Muslim di Jakarta, Tesis, (Depok: Universitas, 2006).

58

59

60

61

62

63

64

65

66

Lampiran 15 :

STRUKTUR PEMBINA DAN PENGURUS YAYASAN HAJI KARIM OEI DENGAN AKTE NOTARIS H.AZHAR ALIA, SH., No.49 09-04-1991

Prof. DR. Sri Edi Swasono,K.H. Ali Yafie, H.Sofyan S.Tandjoeng, H.Yunan Helmi Nasution, SH., Drs.H. Dewan Pembina Lukman Harun, Fahmi Idris, M.D.Rachman, Drs.H. Junus Jahja, Muhammad Amid

Badan Pengurus

Ketua Umum H.M. Ali Karim, SH

Ketua I Drs.Fairus Lubis

Ketua II H. Ahmad Gozali Katianda, SH

Ketua III Endang Suhendi

Sekretaris Umum Bambang Wiwoho

Sekretaris I M. Ridwan Lubis Ir.Lubis

Sekretaris H.R. Sudrajat Brotokuntjoro

Bendahara Umum H. Suria, SE

Bendahara II H. Syarief Tanujaya

STRUKTUR PEMBINA DAN PENGURUS YAYASAN HAJI KARIM OEI DENGAN AKTE NOTARIS MINTARSIH NATAMIHARDJA, SH., No.4 15-10-1993

Dewan Pembina Prof. DR. Sri Edi Swasono, Sekretaris Drs. Junus Jahja, dengan anggota K.H. Ali Yafie, H. Sofyan Tandjoeng, H.Yunan Helmi Nasution, SH., Fahmi Idris, H.M.D.Rachman, H.Muhammad Amid

67

Badan Pengurus

Ketua Umum Drs.H. Lukman Harun dengan wakil ketua H.M. Ali Karim, SH

Ketua I Drs.Fairus Lubis

Ketua II H. Ahmad Gozali Katianda, SH

Ketua III H. Endang Suhendi

Sekretaris Umum H. Bambang Wiwoho

Sekretaris I M. Ridwan Lubis Ir.Lubis

Sekretaris H.R. Sudrajat Brotokuntjoro

Bendahara Umum H. Suria, SE

Bendahara II H.M. Syarief Tanujaya, SH

PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT YAYASAN HAJI KARIM OEI DENGAN AKTA NOTARIS HAJI SYARIF SIANGAN TANUDJAJA SH., No.01 01-07-1999

Badan Pendiri Prof. DR. Sri Edi Swasono, H. Marzuki Usman MS, Drs.Junus Jahja, H.Bambang Wiwoho, Drs. Fahmi Idris, Prof. H.M.Hembing Wijayakusuma, Drs. H.Fairus Lubis, H.M. Ridwan Ibrahum Lubis, H.R. Sudradjat Brotokuntjoro, H.Azroel Haroen, H.M.Ali Karim,SH., H.M. Syarif Siangan Tanudjaja, SH., H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc

Badan Perintis Drs.H. Lukman Harun (Alm), H. Sofyan Tanjung (Alm), Yayasan H.Yunan Helmi Nasution, SH (Alm), H. Ahmad Gozali Katianda, SH (Alm), H. Endang Suhendi, H. Suria, SE, H. Muhammad Amid

68

Badan Penasihat Ketua K.H. Ali Yafie, Sekretaris H.Bambang Wiwoho, Yayasan dengan anggota Drs. H.M. Ridwan Ibrahum Lubis, H.R. Sudradjat Brotokuntjoro, H.Azroel Harun

Badan Pengurus Yayasan

Ketua Umum Drs.Junus Jahja

Wakil ketua umum H.M. Ali Karim, SH

Ketua I Drs.Fairus Lubis

Ketua II H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc

Sekretaris Umum Ir.H. Surya Madya

Sekretaris H.M.Ongko Brawi Santoso Hoentoro (Robert Ongko)

Bendahara Umum H.M. Syarif Siangan Tanudjaja, SH

Bendahara H. Prana Tanjudin, SH

Anggota- Anggota H.Azhar Burhanuddin,SE., Drs.Wasitomo, Fauzi HS, Dr. Wierianto Prasodjo, Ir.H.Syafei Arif, H.Adirsyah, H.Nabhan, Semua Ketua Cabang (Ex Officio)

AKTA PENDIRIAN YAYASAN HAJI KARIM OEI AKTA NOTARIS SRI SULASTRI ANGGRAINI, SH.MH., No.4 07-01-2011

Dewan Pembina Prof. K.H. Ali Yafie, Prof. DR. H. Din Syamsuddin, Prof. H.M.Hembing Wijayakusuma, Drs. H.Fahmi Idris, Drs. H.M.Ridwan Ibrahim Lubis, H.Bambang wiwoho

Pengawas Ketua Marzuki Usman, dengan anggota H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc., K.H. Moehammad Zain

Badan Pengurus

Ketua Umum Drs.Junus Jahja

69

Wakil ketua umum H.M. Ali Karim, SH

Ketua Umar Al Fattah Lubis

Sekretaris Umum Ir. H.Surya Madya

Wakil Sekretaris Azmi Ali Yafie Umum Sekretaris Anita A.Witjaksono

Bendahara Dra. Hj. Lina Liputri, Apt

Wakil Bendahara Nova Agung Siswanto Umum BERDASARKAN RAPAT BADAN PEMBINA YAYASAN HAJI KARIM OEI AKTA NOTARIS RETNO WAHYUNINGSIH SH., 08-12-2015

Dewan Pembina Prof. K.H. Ali Yafie, Prof. DR. H. Din Syamsuddin, Drs. H.Fahmi Idris.SE,, Drs. H.M.Ridwan Ibrahim Lubis, H.Bambang wiwoho

Pengawas Ketua Marzuki Usman. MA., dengan anggota H.M.Syafi‟I Antonio, M.Sc., K.H. Moehammad Zain

Badan Pengurus

Ketua Umum H.M. Ali Karim, SH

Ketua I Umar Al Fattah Lubis

Ketua II Ir. H.Surya Madya

Sekretaris Umum Azmi Ali Yafie

Sekretaris Kristanti

Bendahara Umum Dra. Hj. Lina Liputri, Apt

70

Wakil Bendahara Nova Agung Siswanto Umum Sumber : Buku Wiwoho. B, ed. Rumah Bagi Muslim, Indonesia Dan Keturunan Tionghoa (Jakarta:Teplok Press, 2016), h.358.

Lampiran 16 :

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian yang berjudul “Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta Pusat Tahun 1991-2016”. Adapun pertanyaanya yang diajukan dibedakan menjadi 3 (tiga), yang pertama pertanyaan wawancara terhadap pengurus dan pengajar Yayasan Haji Karim Oei, yang kedua pertanyaan wawancara terhadap para mualaf Yayasan Haji Karim Oei, dan yang ketiga pertanyaan terhadap masyarakat sekitar Yayasan Haji Karim Oei. Berikut daftar pertanyaan,antara lain :

A. Pertanyaan wawancara terhadap pengurus dan pengajar Yayasan Haji Karim Oei

1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh bapak/ibu memperkenalkan diri terlebih dahulu ? 2. Kenapa beridiri Yayasan Haji Karim Oei? 3. Kenapa dinamai Yayasan Haji Karim Oei? 4. Kenapa di Pecinan ? 5. Apa Visi dan Misi Yayasan ? 6. Apa Makna lambang Yayayasan Haji Karim Oei? 7. Apakah Faktor yang mendukung Yayasan berkembang? 8. Bagaimana Perkembangan Yayasan Haji Karim Oei dari awal sampai saat ini? 9. Bagaimana menurut bapak/Ibu tentang berdirinya yayasan ini ? 10. Kegiatan pengislaman, bagaimana untuk waktu teknis pelaksanaannya? 11. Untuk pengajian mingguan, bagaimana teknis pelaksanaanya ?

71

12. Bagaimana Pengajar bahasa mandari yang justru berasal dari pribumi dan bahasa arab berasal dari keturunan cina, itu sebuah semangat pembauran ? 13. Proses sertifikat mualaf itu bagaimana ? 14. Dan untuk masyarakat sekitar yang Bapak/ibu lihat bagaimana? B. Pertanyaan wawancara terhadap mualaf Yayasan Haji Karim Oei

1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh bapak memperkenalkan diri terlebih dahulu ? 2. Bapak kenal Yayasan Haji Karim Oei dari siapa? 3. Boleh di ceritakan bapak proses masuk Islam bagaimana ? 4. Bagaimana menurut bapak tentang perkembangan Yayasan Haji Karim Oei dengan kegiatan-kegiatannya yang diselenggarakan ? 5. Menurut bapak bagaimana dampaknya dengan berdirinya Yayasan Haji Karim Oei ini ?

6. Pertanyaan wawancara terhadap masyakarat sekitar Yayasan Haji Karim Oei

1. Sebelum menanyakan seputar yayasan, boleh Bapak/Ibu memperkenalkan diri terlebih dahulu ? 2. Sudah berapa lama mengikuti pengajian mingguan di Yayasan Haji Karim Oei ? 3. Tau adanya pengajian mingguan di Yayasn Haji Karim Oei ini darimana? 4. Ibu ikut kegiatan apa aja selain pengajian mingguan ? 5. Ibu sebagai warga asli sini, bagaimana menrutu ibu dengan adanya yayasan haji karim oei ? 6. Bagaimana menurut Bapak/ibu perkembangan Yayasan Haji Karim Oei ini ?