Kantor Pusat

Jl. Letjen Suprapto Kav. 20, No. 14, Cempaka Putih, PO. Box 1391 / JKT, Jakarta 10510 Indonesia Telp. +62 21 421 2938 (hunting), 424 6063, Fax. +62 21 421 2940

Website : www.bpjs-kesehatan.go.id

Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Edisi 1 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Edisi 1 • Daftar Isi

Daftar Isi

Kata Pengantar ...... ii Berita Acara ...... Bab I Manual koding ...... 1 I. Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu ...... 1 II. Neoplasma ...... 20 III. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme Imun .. 22 IV. Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik ...... 24 V. Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku ...... 32 VI. Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi ...... 33 VII. Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan ...... 44 VIII. Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan ...... 55 IX. Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis ...... 60 X. Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius ...... 61 XI. Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas ...... 90 XII. Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode Perinatal 98 XIII. Malformasi, Deformasi Dan Kelainan Kromosom Kongenital ...... 99 XIV. Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain ... 100 XV. Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu Penyebab Eksternal...... 106 XVI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan .. 109 XVII. Tindakan / Prosedur ...... 111 Bab II Administrasi ...... 133 Bab III Kasus Medis ...... 141

i Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kata Pengantar

KATA PENGANTAR Adanya ketidaksepakatan terkait koding antara Verifikator BPJS Kesehatan dengan Koder di Fasilitas Kesehatan merupakan permasalahan yang masih terjadi sampai dengan saat ini, hal ini disebabkan karena belum Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem meratanya kompetensi Verifikator dan Koder dalam memahami dan Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang mengimplementasikan kaidah-kaidah koding untuk kepentingan pembiayaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), BPJS Kesehatan dalam jaminan pelayanan kesehatan di era JKN. Di sisi lain variasi pemberian sebagai Badan Penyelenggara merupakan badan hukum publik yang dibentuk layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan baik karena belum untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi terstandarnya pelayanan atau perbedaan standar antara fasilitas kesehatan seluruh rakyat Indonesia, diamanatkan untuk mengembangkan sistem juga menimbulkan perbedaan persepsi dalam penyelesaian klaim INA CBG. pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu dan kendali biaya, serta sistem Oleh sebab itu, BPJS Kesehatan bersama dengan Kementerian Kesehatan pembayaran pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif guna tercapainya menyusun Manual Verifikasi Klaim INA-CBG. Dalam tahap pertama ini, sustainibilitas program JKN. Manual Verifikasi Klaim INA-CBG disusun berdasarkan diagnosa dan prosedur Beberapa upaya kendali mutu dan kendali biaya telah dilakukan sejak terbanyak yang terdiri atas manual verifikasi terkait koding, aspek klinis, dan beroperasionalnya BPJS Kesehatan. Salah satu kendali biaya yang telah administrasi. Diharapkan dengan adanya Manual Verifikasi Klaim INA-CBG dilakukan adalah melalui upaya penyelesaian klaim-klaim bermasalah ini dapat meminimalisir terjadinya dispute claim baik dari sisi koding, klinis, yang diinventarisir baik dari BPJS Kesehatan maupun dari Kementerian maupun administrasi. Kesehatan. Bentuk kesepakatan upaya penyelesaian klaim bermasalah antara BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Profesi dituangkan pertama kali dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Jakarta, Januari 2018 Kesehatan Nomor HK 03.03/X/1185/2015 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA-CBG dalam Penyelenggaraan JKN yang memuat Direktur Jaminan Pelayanan tentang 17 (tujuh belas) kasus permasalahan koding dan 18 (delapan belas) Kesehatan kasus permasalahan klinis. Tidak berhenti sampai di situ, penyempurnaan terhadap upaya penyelesaian permasalahan klaim terus dilakukan hingga diterbitkannya Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/ MENKES/63/2016 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/ Maya A. Rusady MENKES/518/2016 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA- CBG dalam Penyelenggaraan JKN yang mana dalam Surat Edaran terakhir telah disepakati penyelesaian terhadap 20 (dua puluh) kasus permasalahan koding, 49 (empat puluh sembilan) kasus permasalahan klinis, serta 2 (dua) kasus permasalahan klinis dan mekanisme pengajuan klaim. ii iii Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Edisi 1 KODING • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

I. Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

1

Diagnosa : Typoid Fever (A01) Prosedur : - Aspek Koding : Typhoid fever Infection due to Salmonella typhi A01.0 Paratyphoid fever A A01.1 Paratyphoid fever B A01.2 Paratyphoid fever C A01.3 Paratyphoid fever, unspecified A01.4 - Infection due to Salmonella paratyphi NOS Perhatian Khusus : Penegakan diagnosis sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02.02/ MENKES/514/2015. Perhatikan Dagger dan Asterisk.

2

Diagnosa : Thypoid pada kehamilan (dirawat oleh dokter spesialis dalam) Prosedur : - Aspek Koding : Jika tidak ada diagnosis lainnya, maka pengkodean untuk kasus tifoid pada kehamilan menggunakan kode O98.9 sebagai diagnosis utama dan kode A01.0 sebagai diagnosis sekunder Perhatian Khusus : Sesuai PMK No.76 Tahun 2016 Jika dalam ICD-10 terdapat catatan seperti Use additional code, if desired, to identify specified

1 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

condition, maka kode tersebut dapat digunakan Mohon diperhatikan pada ICD-10 Revisi Tahun sesuai dengan kondisi pasien 2010 terkait koding A09.- A09.0 dan A09.9 digunakan untuk diare yang penyebabnya tidak 3 diketahui penyebabnya. Jika penyebab diare Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Typhoid fever sudah diketahui maka gunakan kode spesifik. (A01) dengan Diarrhoea and gastroenteritis of Jika disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, dan presumed infectious origin menjadi Salmonella organisme spesifik lainnya : A00-A08. enteritis ICD 10 2010 Volume 1 Prosedur : - A09 Other gastroenteritis and colitis of infectious Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi excludes pada volume and unspecified origin I sub bab other gastroenteritis and colitis of Excludes: due to bacterial, protozoal, viral and infectious and unspecified origin fever (A09) other specified yang menyatakan gastroenteritis and colitis due infectious agents (A00-A08) to bacterial, protozoal, viral and other specified Noninfective (see noninfectious) diarrhoea (K52.9) infectious agents mengarah pada kode spesifik · neonatal (P78.3) sesuai dengan organismenya (A00-A08). Sehingga Perhatian Khusus : Diare yang merupakan gejala/bagian dari suatu kode A09 seharusnya tidak dikoding lagi apabila infeksi (contoh: Thypoid) tidak perlu dikoding sudah ada typhoid fever (A01.0) yang tegak terpisah dari penyakit utamanya sebagai sumber secara medis. Tidak ada instruksi khusus untuk infeksi atau tidak dijadikan DU. menggabungkan antara A01.0 dengan A09 menjadi Contoh : GE akibat infeksi Entamoeba Histolytica salmonella, enteritis (A02.0) baik dari volume I disebut disentri dikoding dengan menggunakan maupun III. kode A06.0 Perhatian Khusus : - Sesuai ICD 10 2010 Volume 1, diagnosa diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 4 (A09) dengan Typhoid fever (A01.0) dikode Diagnosa : Diare (A09) kombinasi dengan Typhoid fever (A01.0) Prosedur : - Aspek Koding : Diare noninfeksius menggunakan kode : K52.9 Diare noninfeksius pada neonatus m e n g g u n a k a n k o d e : P 7 8 . 3 .

2 3 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

5 7

Diagnosa : TB dengan Pneumonia/Bronkhopneumonia Diagnosa : Tuberculosis of , confirmed by culture only menggunakan kode gabung yaitu A15/A16 (A15.1) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : Secara kaidah ICD 10 terdapat kode A16.2 Aspek Koding : A15.1 Tuberculosis of lung, confirmed by culture Tuberculosis of lung dengan penjelasan bahwa only kondisi Tuberculous pneumonia sudah termasuk Hanya digunakan pada TB paru yang sudah (include) dalam kode A16.2. Namun berdasarkan ditegakan melalui kultur. pembahasan dengan Tim Tarif, akan dikonfirmasi Perhatikan pada sub bab (A15-A19) ke perhimpunan (PDPI) karena ada kriteria kondisi termasuk kondisi : infeksi yang disebabkan oleh pneumonia dan TB yang dapat digabung dan ada Mycobacterium tuberculosis dan Myocobacterium yang harus dikoding terpisah bovis Perhatian Khusus : - Perhatikan pada kondisi TB paru yang lainya digunakan kode tersendiri: 6 congenital tuberculosis : P37.0 Diagnosa : Diagnosa utama TB dengan diagnosa sekunder human immunodeficiency HIV disease resulting in Pneumonia/Bronkhopneumonia disertai tuberculosis : B20.0 septicaemia pneumoconiosis associated with tuberculosis : J65 sequelae of tuberculosis : B90 Prosedur : - silicotuberculosis : J65 Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara Perhatian Khusus : - langsung dari kode pneumonia, unspecified (J18.9) dengan septicaemia, unspecified (A41.9) 8 baik dari volume I maupun III. Kode septicaemia Diagnosa : Tuberculosis of lung, confirmed histologically due to streptococcus pneumoniae (A40.3) (A15.2) dapat digunakan apabila sepsis yang sudah jelas disebabkan oleh organisme spesifik yaitu Prosedur : - streptococcus pneumoniae yang tegak secara Aspek Koding : A15.2 Tuberculosis of lung, confirmed medis. histologically Perhatian Khusus : - Hanya digunakan pada TB paru yang sudah

4 5 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

ditegakan melalui pemeriksaan histologis. pneumoconiosis associated with tuberculosis : J65 Perhatikan pada sub bab (A15-A19) sequelae of tuberculosis : B90 termasuk kondisi : infeksi yang disebabkan oleh silicotuberculosis : J65 Mycobacterium tuberculosis dan Myocobacterium Perhatian Khusus : - bovis Perhatikan pada kondisi TB paru yang laiinya 10 digunakan kode tersendiri: Diagnosa : Tuberculous pleurisy, conf bacteriologically/his’y congenital tuberculosis : P37.0 (A15.6) human immunodeficiency HIV disease resulting in Prosedur : - tuberculosis : B20.0 pneumoconiosis associated with tuberculosis : J65 Aspek Koding : A15.6 Tuberculous pleurisy, confirmed sequelae of tuberculosis : B90 bacteriologically and histologically silicotuberculosis : J65 Tuberculosis of pleura Tuberculosis empyema --> comfirmed Perhatian Khusus : - bacteriologically and histologically 9 Excludes : in primary respiratory tuberculosis, confirmed bacteriologically and histologically (A15.7) Diagnosa : Tuberculosis of lung, confirmed by unspecified Perhatian Khusus : Perhatikan pada sub bab (A15-A19) means (A15.3) Includes : infections due to Mycobacterium Prosedur : - tuberculosis and Myocobacterium bovis Aspek Koding : A15.3 Tuberculosis of lung, confirmed by Excludes : congenital tuberculosis (P37.0) unspecified means human immunodeficiency HIV disease resulting in Digunakan pada kondisi TB paru yang sudah tegak tuberculosis (B20.0) namun tidak dapat dipastikan secara bakteriologi pneumoconiosis associated with tuberculosis ataupun histologis. (J65) Perhatikan pada kondisi TB paru yang lainya sequelae of tuberculosis (B90,-) digunakan kode tersendiri: silicotuberculosis (J65) congenital tuberculosis : P37.0 human immunodeficiency HIV disease resulting in tuberculosis : B20.0

6 7 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

Cermati ICD 10 volume 1 dan 3 untuk kaidah dan 11 dagger asterisk. Diagnosa : Tb lung without mention of bacteriological or histological confirmation (A16) 12 Prosedur : - Diagnosa : Tuberculosis of lung, bacteriologically & histolog’y Aspek Koding : Kriteria inklusi sub bab: neg (A16.0) Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Prosedur : - tuberculosis and Mycobacterium bovis Aspek Koding : A16.0 Tuberculosis of lung, bacteriologically and Kriteria eksklusi sub bab: histologically negative congenital tuberculosis (P37.0) Digunakan pada kondisi TB paru dengan hasil human immunodeficieny [HIV] disease resulting in pemeriksaan bakteriologi dan histologi negatif. tuberculosis (B20.0) Termasuk didalamnya kondisi tuberculous : pneumoconiosis associated with tuberculosis - bronchiectasis (J65) - fibrosis of lung sequelae of tuberculosis (B90.-) - pneumonia silicotuberculosis (J65) - pneumothorax Kriteria inklusi : bronkiektasis, fibrosis paru, Perhatikan pada sub bab (A15-A19) pneumonia, pneumothorax (tidak perlu dikoding Includes : infections due to Mycobacterium terpisah) tuberculosis and Myocobacterium bovis Perhatian Khusus : Hanya digunakan untuk infeksi tuberkulosa pada Excludes : congenital tuberculosis (P37.0) paru. human immunodeficiency HIV disease resulting in Untuk organ lain digunakan koding tersendiri, tuberculosis (B20.0) contoh: meningitis tuberkulosis (A17) , Tb tulang pneumoconiosis associated with tuberculosis dan sendi (A18), kondisi multipel (A19). Catatan (J65) kondisi multiple (A19) pada ICD 10 Vol. I lebih sequelae of tuberculosis (B90,-) mengarah pada kondisi TB Miliary silicotuberculosis (J65) Perhatikan kesesuaian kode TB dengan organ dan Perhatian Khusus : - dengan pemeriksaan penunjang (bakteriologis dan histologis). Jika hasil pemeriksaan penunjang positif Tb maka gunakan kode A15.-

8 9 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

13 14

Diagnosa : Tuberculosis lung bact and histological examin not Diagnosa : Sepsis dengan shock sepsis (A41.9 + R57.2) done (A16.1) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : Sesuai dengan ICD 10 Vol. I Tahun 2010 bahwa Aspek Koding : A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological and untuk kode Sepsis, unspesified (A41.9) termasuk histological examination not done septic shock dan septicaemia dan terdapat catatan Conditions listed in A16.0, bacteriological and Use additional code (R57.2), if desired, to identify histological examination not done spesified condition. Perhatikan pada sub bab (A15-A19) Perhatikan Exclude : Includes : infections due to Mycobacterium bacteraemia NOS (A49.9) tuberculosis and Myocobacterium bovis during labour (O75.3) Excludes : congenital tuberculosis (P37.0) following: human immunodeficiency HIV disease resulting in - abortion or ectopic or molar pregnancy (O03- tuberculosis (B20.0) O07, O08.0) pneumoconiosis associated with tuberculosis - immunization (T88.0) (J65) - infusion, transfusion or therapeutic injection sequelae of tuberculosis (B90,-) (T80.2) silicotuberculosis (J65) sepsis (due to)(in): Perhatian Khusus : - - actinomycotic (A42.7) - anthrax (A22.7) - candidal (B37.7) - Erysipelothrix (A26.7) - extraintestinal yersiniosis (A28.2) - gonococcal (A54.8) - herpesviral (B00.7) - listerial (A32.7) - meningococcal (A39.2-A39.4) - neonatal (P36.-) - postprocedural (T81.4) - puerperal (O85)

10 11 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

- streptococcal (A40.-) Prosedur : - - tularaemia (A21.7) Aspek Koding : Kaidah ini hanya berlaku pada mortality code, septic: sedangkan yang digunakan dalam pengajuan klaim - melioidosis (A24.1) adalah morbidity code. Pada kaidah morbidity - plague (A20.7) tidak ada instruksi includes / excludes dari kode - toxic shock syndrome (A48.3) septicaemia, unspecified (A41.9) dengan kode Perhatian Khusus : Perhatikan tatalaksana cardiogenic shock (R57.0) baik dari volume I maupun III sehingga cardiogenic shock dapat 15 dikoding. Diagnosa : Shock sepsis Perhatian Khusus : Pengajuan klaim menggunakan kaidah morbidity Prosedur : - code.

Aspek Koding : Sesuai dengan ICD 10 Tahun 2010, Shock sepsis 18 menggunakan kode R57.2 Diagnosa : Kombinasi Diagnosis A419 Septicaemia, Perhatian Khusus : Pasien datang dengan kondisi klinis shock sepsis. unspecified, Diagnosis R571 Hypovolaemic shock Perhatikan tatalaksana untuk kondisi shock sepsis. Kode revisi A419 Septicaemia, unspecified 16 Prosedur : - Diagnosa : Kode kombinasi A41.9 dengan J18.9 menjadi Aspek Koding : Tidak ada kriteria excludes dan includes pada ICD A40.3 10 volume I dan III, sehingga A41.9 dan R 57.1 Prosedur : - tidak bisa digabungkan Aspek Koding : Sesuai dengan ICD 10 Tahun 2010, Shock sepsis Perhatian Khusus : Kode A41.9 dan R57.1 dapat dikoding bersamaan menggunakan kode R57.2 19 Perhatian Khusus : Pasien datang dengan kondisi klinis shock sepsis. Diagnosa : Bacterial infection, unspecified (A49.9) Perhatikan tatalaksana untuk kondisi shock sepsis. Prosedur : - 17 Aspek Koding : A49.9 Bacterial infection, unspesified Diagnosa : Pada kasus dengan Septicaemia, unspecified Bacteraemia NOS (A41.9) dan Cardiogenic shock cukup dikode Pada kategori A49 eksklusi : dengan Septicaemia, unspecified bacterial agent as the cause of disease classified to

12 13 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

other chapters (B95 - B96) Aspek Koding : B05.9 Measles without complication chlamydial infection NOS (A74.9) Measles NOS meningococcal infektion NOS (A39.9) Perhatikan pada kategori rickettsial infection NOS (A79.9) Includes : morbilli spirochaetal infection NOS (A69.9) Excludes : subacute selerosing panencephalitis Perhatian Khusus : Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan (A81.1) fokus infeksi sampai akhir episode rawat. Perhatian Khusus : Kondisi measles dapat disertai dengan komplikasi. Perhatikan kode asterisk dagger untuk komplikasi 20 tersebut. Diagnosa : Dengue Fever (A90) Perhatikan kode asterisk dan dagger sesuai Prosedur : - Volume I ICD-10 Revisi Tahun 2010 ex : Measles with Pneumonia B05.2+ J17.1* Aspek Koding : Exclude : Dengue haemorrhagic fever (A91) 23

Perhatian Khusus : - Diagnosa : Diagnosa utama HIV dengan diagnosa sekunder TB 21 Prosedur : -

Diagnosa : Dengue Haemorrhagic Fever (A91) Aspek Koding : Menggunakan kode kombinasi B20.0 (HIV disease resulting in mycobacterial infection) sebagai Prosedur : - diagnosa utama. TB tidak dikoding sebagai Aspek Koding : Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kode diagnosa sekunder. A91 Perhatian Khusus : - Perhatian Khusus : Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS) menggunakan kode A91 sebagai diagnosis utama, 24 penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan Diagnosa : Kombinasi Diagnosis B200 HIV disease resulting in dengan penegakan diagnosis dan tata laksana yang mycobacterial infection Diagnosis J15.9 Bacterial diberikan. pneumonia, unspecified 22 Kode revisi B207 HIV disease resulting in multiple infections Diagnosa : Measles without complication (B05.9) Prosedur : - Prosedur : -

14 15 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

Aspek Koding : Sesuai Permenkes 76, sebagai diagnosa utama Perhatian Khusus : Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya B20.7 dan kondisi lainnya (dalam kasus ini, diketahui dan sistem organ spesifik pneumonia dan mycobacterial infection (B20.0) 27 dikoding sebagai diagnosa sekunder. Perhatian Khusus : - Diagnosa : Tinea corporis (B35.4) Prosedur : - 25 Aspek Koding : B35.4 Tinea corporis Diagnosa : Kombinasi Diagnosis B201 HIV disease resulting Ringworn (kurap) badan in other bacterial infections Diagnosis J152 Perhatikan include pada kategori : favus Pneumonia due to staphylococcus infeksi karena spesies dari Epidemophyton Kode revisi B207 HIV disease resulting in multiple Microsporum dan Trichophyton tinea, beberapa infections tipe kecuali yang ada di B36,- Perhatikan ekslude pada sub bab : Prosedur : - untuk hypertensitivity disebabkan oleh debu Aspek Koding : Sesuai Permenkes 76,sebagai diagnosa utama organik (J67,-) B20.7 dan kondisi lainnya dikoding sebagai mycosis fungoides (C84.0) diagnosa sekunder. Namun perlu dikonfirmasi yang Perhatian Khusus : Terdapat variasi kode sesuai dengan lokasi dimaksud infeksi bakteri pada B201 bukan bakteri munculnya lesi. staphylococcus. Perhatian Khusus : - 28 26 Diagnosa : Candidal stomatitis (B37.0)

Diagnosa : Viral Infection, unspecified (B34.9) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : B37.0 Candidal stomatitis termasuk : oral thrush (Kandidiasis pada rongga Aspek Koding : Kriteria eksklusi: mulut) cytomegaloviral disease NOS (B25.9) herpesvirus [herpes simplex] infection NOS Perhatian Khusus : Termasuk kondisi Kandidosis, moniliasis. (B00.9) Kode tersendiri untuk kondisi : kandidiasis retrovirus infection NOS (B33.3) neonatus P37.5 Viral agents as the cause of diseases classified to other chapters (B97.-)

16 17 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

: B76.0 Ancylostomiasis 29 Aspek Koding Infeksi Ancylostoma sp Diagnosa : Candidiasis, unspecified (B37.9) Perhatian Khusus : Termasuk didalamnya : Uncinariasis Prosedur : - 32 Aspek Koding : B37.9 Kandidiasis, tidak dijelaskan Lokasi kandidiasis tidak dijelaskan. Diagnosa : Ascariasis, unspecified (B77.9) Perhatian Khusus : Termasuk kondisi Kandidosis, moniliasis. Prosedur : - Kode tersendiri untuk kondisi : kandidiasis Aspek Koding : B77.9 Askariasis, tidak dijelaskan neonatus P37.5 B77 Askariasis Pastikan dan lakukan konfirmasi mengenai lokasi Termasuk : Askaridiasis lesi dan penyebab infeksi. Jika sudah spesifik, Perhatian Khusus : Infeksi cacing gelang maka gunakan kode yang sesuai. Perhatikan kode dagger asterisk dengan 30 pneumonia dan komplikasi intestinal.

Diagnosa : Other severe and complicated plasmodium falciparum malaria (B50.8) Prosedur : - Aspek Koding : B50.8 Malaria plasmodium berat dan komplikasi lainnya termasuk : infeksi plasmodium falsiparum yang bercampur dengan plasmodium lainnya Perhatikan eksklusi pada sub bab : Amoebiasis (A06,-) penyakit prozoa usus lainnya (A07,-) Perhatian Khusus : -

31

Diagnosa : Ancylostomiasis (B76.0) Prosedur : -

18 19 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Neoplasma

II. Neoplasma Perhatian Khusus : - 35

33 Diagnosa : Penggunaan Kode C782 Secondary malignant neoplasm of pleura sebagai Diagnosa Sekunder Diagnosa : Benign neoplasm (D10 - D36) untuk Efusi Pleura (J90) untuk kasus keganasan Prosedur : - dan paru Aspek Koding : Terdapat 5 jenis kode untuk neoplasma. Malignan Prosedur : - primer, malignan sekunder, in situ , benigna, dan Aspek Koding : ICD 10 2010 uncertain or unknown behaviour (tidak diketahui). Effusion Untuk kode diagnosis dapat merujuk ke indeks - pleura, pleurisy, pleuritic, alfabet Volume III ICD-10 Revisi Tahun 2010 pleuropericardial J90 Perhatian Khusus : Pastikan hasil pemeriksaan penunjang sesuai - - chylous, chyliform J94.0 antara jenis tumor/neoplasma dengan kode yang - - fetus or newborn P28.8 digunakan. - - influenzal (see also Influenza, with, 34 respiratory manifestations) J11.1 - - malignant NEC C78.2 Diagnosa : Diagnosa kombinasi untuk D14.3 dan J90 adalah Perhatian Khusus : Hanya jika hasil pemeriksaan cairan pleura terbukti C78,2 keganasan. Jika tidak terbukti keganasan maka Prosedur : - tetap dikode sebagai J90 Aspek Koding : C78.2 bukan kode gabungan antara kode benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan pleural effusion, not elsewhere classified (J90). C78.2 dikoding jika efusi pleura menunjukkan keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan juga diagnosis utama atau sekunder lain apakah sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak ada riwayat primary cancer, namun ditemukan keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38 (konfirmasi DPJP).

20 21 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme Imun

III. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Sebagai kelengkapan berkas top up Ina-CBG harus Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme dilampirkan product batch obat. Imun Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2016 bahwa pengajuan klaim pada pelayanan thalasemia mayor baik rawat jalan 36 atau rawat inap yang menerima terapi kelasi besi dilakukan 1 kali dalam 1 bulan. Diagnosa : Beta Thallasemia (D56) Kriteria rawat inap ditentukan oleh DPJP sesuai Prosedur : - dengan indikasi medis dan Panduan Praktik Klinis Aspek Koding : Thalasemia Mayor menggunakan kode D56.1 masing-masing Rumah Sakit D56.0 Alpha thalassaemia 37 Excl.: hydrops fetalis due to haemolytic disease (P56.) Diagnosa : Anemia (D64.9) D56.1 Beta thalassaemia, Cooley anaemia, Severe Prosedur : Transfusi, terapi ertiropoetin (pada kasus gagal beta thalassaemia, Thalassaemia: intermedia,major ginjal) D56.2 Delta-beta thalassaemia Aspek Koding : Kriteria ekslusi : D56.3 Thalassaemia trait refractory anaemia: NOS (D46.4) D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin with excess of blasts (D46.2) [HPFH] with excess of blasts -- with transformation D56.8 Other thalassaemias (C92.0) D56.9 Thalassaemia, unspecified with sideroblasts (D46.1) Mediterranean anaemia (with other without sideroblasts (D46.0) haemoglobinopathy) Thalassaemia (minor)(mixed)(with other Perhatian Khusus : Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan haemoglobinopathy) penyebab dan kondisi yang menyertai contoh: anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada Perhatian Khusus : Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol keganasan D63.0, anemia pada perdarahan akut ulang diberikan obat kelasi besi (Deferipone, D62. Deferoksamin, dan Deferasirox) maka diinputkan sebagai rawat jalan dengan menggunakan kode D56.1 sebagai diagnosis utama

22 23 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

IV. Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik ketoacidosis without mention of coma .2+ With renal complications 38 Berlaku dagger asterisk yaitu E11.2† dan N08.3* Diagnosa : Thyrotoxicosis, unspecified (E05.9) pada kondisi: Diabetic nephropathy (N08.3*) Prosedur : - Intracapillary glomerulonephrosis (N08.3*) Aspek Koding : E05.9 Tirotoksikosis, tidak jelas Kimmelstiel-Wilson syndrome (N08.3*) Termasuk didalamnya: .3+ With ophthalmic complications Diabetic: Hipertiroidisme NOS cataract (H28.0*) Penyakit jantung tiroid† (I43.8*) retinopathy (H36.0*) E05 Thyrotoxicosis (Hyperthyroidism) .4+ With neurological complications Diabetic: Kecuali : Tiroiditis kronis dengan tirotoksikosis amyotrophy (G73.0*) sementara E06.2 autonomic neuropathy (G99.0*) Tirotoksikosis neonatus P72.1 mononeuropathy (G59.0*) Perhatian Khusus : - polyneuropathy (G63.2*) autonomic (G99.0*)” 39 .5 With peripheral circulatory complications Diagnosa : Diabetes mellitus Diabetic: (E10-14) gangrene Prosedur : - peripheral angiopathy+ (I79.2*) ulcer Aspek Koding : .0 With coma .6 With other specified complications Diabetic: Diabetic arthropathy+ (M14.2*) coma with or without ketoacidosis Neuropathic diabetic arthropathy+ (M14.6*) hyperosmolar coma .7 With multiple complications hypoglycaemic coma .8 With unspecified complications Hyperglycaemic coma NOS .9 Without complications .1 With ketoacidosis Kriteria eksklusi: Diabetic: diabetes mellitus (in): acidosis malnutrition-related (E12.-)

24 25 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

neonatal (P70.2) 41 pregnancy, childbirth and the puerperium (O24.-) Diagnosa : DM dengan malnutrisi glycosuria: Prosedur : - NOS (R81) Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi includes pada volume renal (E74.8) I poin malnutrition-related diabetes mellitus impaired glucose tolerance (R73.0) (E12) yang menyatakan kode ini sudah termasuk postsurgical hypoinsulinaemia (E89.1) didalamnya malnutrition-related diabetes Perhatian Khusus : Hypoglycemia pada diabetic coma menggunakan mellitus (insulin-dependent dan non-insulin- kode E10-E14 dengan karakter keempat .0 (tidak dependent). Sehingga kode unspecified protein- dikoding terpisah) energy malnutrition (E46) tidak perlu di koding Pastikan terdapat tatalaksana khusus untuk kondisi terpisah. Digit angka terakhir dari kode E12 tetap komplikasi. disesuaikan dengan jenis komplikasinya sesuai yang tertera pada ICD. 40 Perhatian Khusus : Perhatikan skor gizi, pemeriksaan fisik dan Diagnosa : Kode kombinasi untuk diabetes melitus yang penunjang lainnya. disertai dengan gangguan pembuluh darah tepi, ulkus pada kulit, atau gangren (E10-E14.5) 42 Prosedur : - Diagnosa : DM dengan AKI Aspek Koding : Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes Prosedur : - (E10-E14) menggunakan kode kombinasi diabetes Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara with peripheral circulatory complications (.5). langsung dari sub bab renal failure Gangguan pembuluh darah tepi, ulkus pada kulit, (N17-N19) dengan NIDDM (E11) baik dari volume atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa I maupun III. Kode DM with nephropathy dapat sekunder. digunakan untuk menjelaskan diabetic nephropathy Perhatian Khusus : - yang sudah tegak secara medis. Namun diperlukan rekomendasi dari perhimpunan profesi mengenai definisi dan kriteria penegakan diagnosis diabetic nephropathy.

26 27 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

Perhatian Khusus : Penggunaan kode kombinasi E11.2 yang utama adalah kode dagger, sedangkan kode direkomendasikan SPI pada kasus ini tidak bersifat asterisk sebagai diagnosis sekunder mutlak mengingat ada AKI yang bukan karena DM, Polyneuropathy (peripheral) G62.9 harus dilihat kasus per kasus dan perlu konfirmasi - in (due to) DPJP. - - diabetes (see also E10-E14 with fourth character .4) E14.4† G63.2* (ICD 10 Vol. 3) 43 Perhatian Khusus : Diagnosa polineuropati diabetik dikode dagger Diagnosa : E11.5 (sebagai koding kombinasi untuk diagnosa asterisk dengan E14.4† G63.2* DM dan Ulkus dekubitus) 45 Prosedur : - Aspek Koding : Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa Diagnosa : Penggunaan kode dagger dan asterix hanya di DM saja (hanya terdapat diagnosa DM) maka ulkus kode salah satu yang merupakan main condition yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 saja (ulkus yang terjadi dipicu oleh faktor penyakit DM) Prosedur : - Perhatian Khusus : Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM Aspek Koding : Sesuai kaidah koding, kode asterisk dan dagger memiliki kode tersendiri, yaitu L89. dikoding secara bersamaan. Kode dagger sebagai diagnosa utama, dan asterisk sebagai diagnosa 44 sekunder. Pada kondisi diagnosa utama adalah Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk diagnosa kode selain kode asterisk dagger, maka kedua kode Unspecified diabetes mellitus with neurological asterisk dan dagger dikoding sebagai diagnosa complications (E14.4) dengan Diabetic sekunder. (Permenkes 76 tahun 2016) polyneuropathy (G63.2), unspecified menjadi Perhatian Khusus : dagger dan asteris adalah kode dual classification. Unspecified diabetes mellitus with neurological complications (E14.4) 46 Prosedur : - Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Non-insulin- Aspek Koding : Pengkodean sistem dagger (†) dan asterisk (*) dependent diabetes mellitus with renal comps Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dengan End-stage renal disease menjadi Non- dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan insulin-dependent diabetes mellitus with renal asterisk maka yang dikode sebagai diagnosis comps.

28 29 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

Prosedur : - konfirmasi DPJP. Aspek Koding : Pada kaidah morbiditas ICD 10 (volume I dan III) Perhatian Khusus : Tidak ada kode kombinasi antara diagnosa diabetes tidak ada hubungan includes / excludes secara mellitus dan gagal ginjal akut (AKI) langsung dari kode chronic kidney disease (N18) 48 dengan NIDDM (E11). Kode DM with nephropathy dapat digunakan untuk menjelaskan diabetic Diagnosa : Lipoprotein deficiency (E78.6) nephropathy yang sudah tegak secara medis. Prosedur : - Perhatian Khusus : Hasil audit SPI tidak bersifat mutlak karena ada Aspek Koding : “Digunakan pada kondisi: CKD yang bukan karena DM, harus dilihat kasus Abetalipoproteinamia per kasus dan perlu konfirmasi DPJP. High-density lipoprotein deficiency 47 Hypoalphalipoproteinaemia Hypobetalipoproteinaemia (familial) Diagnosa : Kode diagnosa diabetes mellitus dengan Lecithin cholesterol acyltransferase deficiency komplikasi multipel dan AKI Tangier disease RS : Other specified diabetes mellitus with multiple Perhatikan pada kategori E78 complications (E13.7) dan Acute renal failure, Excludes : Sphingolipidosis (E75.0-E75.3)” unspecified (N17.9) Perhatian Khusus : - SPI : Kombinasi E13.7 Prosedur : - 49 Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara Diagnosa : Other disorders of lipoprotein metabolism (E78.8) langsung dari sub bab renal failure Prosedur : - (N17-N19) dengan Diabetes (E10 - E14) baik dari Aspek Koding : E78.8 Other disorders of lipoprotein metabolism volume I maupun III. Kode DM with nephropathy Perhatikan pada kategori E78 dapat digunakan untuk menjelaskan diabetic Excludes : sphingolipidosis (E75.0-E75.3) nephropathy yang sudah tegak secara medis. Namun diperlukan rekomendasi dari perhimpunan Perhatian Khusus : - profesi mengenai definisi dan kriteria penegakan diagnosis diabetic nephropathy. Hasil audit SPI tidak mutlak karena ada AKI yang bukan karena DM, harus dilihat kasus per kasus dan perlu

30 31 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku; Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

V. Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku VI. Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

50 51

Diagnosa : Schizoprenia (F20.0) Diagnosa : Hipertensi (I10) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : F20.0 Paranoid schizopherenia Aspek Koding : Exclude pada sub bab: Excludes : complicating pregnancy, childbirth and the Involutional paranoid state (F22.8) puerperium (O10-O11, O13-O16) paranoid (F22.0) involving coronary vessels (I20-I25) Perhatian Khusus : Terdapat variasi kode dan penjelasan untuk neonatal hypertension (P29.2) masing-masing kode pada ICD 10 volume 1. pulmonary hypertension (I27.0) Include pada kategori : High blood pressure Hypertension (arterial)(benign)(essential) (malignant)(primary)(systemic) Exclude pada kategori : involving vessels of: brain (I60-I69) eye (H35.0) Perhatian Khusus : Perhatikan kode kombinasi pada kasus-kasus yang disebabkan oleh hipertensi. contoh : Hypertensive heart disease with (congestive) heart failure (I11.0).

32 33 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

paru merupakan bagian dari tanda dan gejala dari 52 acute on Chronic renal failure (overload syndrome) Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Essential Perhatian Khusus : Kriteria Pulmonary Oedema: gejala klinis sesak, (primary) hypertension (I10) dengan Acute renal takikardi, ronki failure, unspecified menjadi Hypertensive renal Ada penatalaksanaan pulmonary oedema yang disease with renal failure terekam dalam resume medis dan ada terapi Prosedur : - diuretik dan oksigen yang diberikan. Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi includes pada volume 54 I sub bab hypertensive renal disease (I12) yang menyatakan hanya any condition in N00–N07, Diagnosa : HHD with CHF (I11.0) N18.-, N19 or N26 due to hypertension dan juga Prosedur : - tidak ada instruksi lain di volume III. Sehingga Aspek Koding : Kriteria ekslusi: penggunaan kode acute renal failure, unspecified complicating pregnancy, childbirth and the (N17.9) tidak bisa digabung dengan essential puerperium (O10-O11, O13-O16) (primary) hypertension (I10) menjadi I12. involving coronary vessels (I20-I25) Perhatian Khusus : Diperlukan rekomendasi dari organisasi profesi neonatal hypertension (P29.2) mengenai matriks penegakan diagnosis antara pulmonary hypertension (I27.0) acute dan chronic renal failure. Kriteria eksklusi kategori I50: Komplikasi dari aborsi atau kehamilan ektopic/ 53 mola (O00-O07, O08.8) ; Diagnosa : Diagnosa utama Hipertensi dengan gagal ginjal prosedur dan operasi kebidanan (O75.4) disertai atau tidak disertai gagal jantung. Diagnosa akibat hypertension (I11.0) sekunder : udem paru dengan renal disease (I13.-) Prosedur : - Setelah operasi cardiac atau akibat protesa cardiac (I97.1) Aspek Koding : Sesuai kaidah koding, Hipertensi dengan gagal neonatal cardiac failure (P29.0) ginjal yang disertai gagal jantung, maka udem paru Kriteria Inklusi: tidak dikoding terpisah dan dikode I13.2. Kondisi pada I50.-, I51.4-I51.9 yang disebabkan Jika diagnosis utama hipertensi dengan gagal oleh hipertensi. ginjal maka dikode I12.0 dan Udem paru (J81) dikode tersendiri. Walaupun secara klinis, udem Perhatian Khusus : -

34 35 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

involving coronary vessels (I20-I25) 55 neonatal hypertension (P29.2) Diagnosa : Hypertensive heart disease without (congestive) pulmonary hypertension (I27.0) heart failure (I11.9) Perhatian Khusus : - Prosedur : - 57 Aspek Koding : I11.9 Hypertensi heart disease without (congestive) heart failure Diagnosa : Cardiomyopathy in other diseases classified Hypertensi heart disease NOS elsewhere (I43.8) Perhatikan pada kategori I11 includes : Prosedur : - any condition in I50,-, I51.4-I51.9 due to Aspek Koding : I43.8 Cardiomyopathy in other diseases classified hypertensi elsewhere* merupakan kode asterisk dengan kode Perhatian Khusus : - dagger : Gouty tophi of heart ( M10.0† ) 56 Thyrotoxic heart disease ( E05.9†) Diagnosa : Hypertensive renal disease with renal failure Perhatian Khusus : - (I12.0) Prosedur : - 58 Aspek Koding : I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure Diagnosa : Atrioventricular block, complete (I44.2) Hypertensi renal failure Prosedur : - Perhatikan pada kategori I12 includes : Aspek Koding : I44.2 Atrioventricular block, complete any condition in N00-N07, N18,-,N19 or N26 due Termasuk kondisi: to hypertensi Complete heart block NOS arteriosclerosis of kidney Third-degree block arteriosclerotic nephritis (chronic) (interstitial) hypertensive nephropathy Perhatian Khusus : Pastikan penegakkan diagnosa pada hasil EKG nephrosclerosis excludes : secondary hypertension I15,- Exclude pada sub bab I10-I15: complicating pregnancy, childbirth and the puerperium (O10-O11, O13-O16)

36 37 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

- abortion orectopic or molar pregnancy (O00- 59 O07,O08.8) Diagnosa : Cardiac arrest, unspecified (I46.9) - obstertic and procedures (O75.4) Prosedur : - tachycardia - NOS (R00.0) Aspek Koding : I46.9 Cardiac arrest, unspecified - sinoauricular NOS (R00.0) Perhatikan pada sub bab : - sinus (sinusal) NOS (R00.0) I46 Cardiac arrest Kecuali : cardiogeneic shock (R57.0) Perhatian Khusus : - complicating : 61 - abortion or molar pregnency (O00-O07, O08.8) - obstetric surgenry and procedures (O075.4) Diagnosa : Ventricular tachycardia (I47.2) Perhatian Khusus : 1. Cardiac arrest dapat terjadi pada semua kasus Prosedur : - (tidak hanya penyakit jantung) & ada bukti Aspek Koding : I47.2 Ventricular tachycardia penatalaksanaan Cardiac Arrest yaitu CPR Perhatikan pada sub bab 2. Cardiac Arrest tidak dapat digunakan pada I47 Paroxysmal tachycardia pasien DOA Kecuali : Komplikasi : - abortion orectopic or molar 3. Koding INA-CBG adalah kode Morbiditas pregnancy (O00-O07,O08.8) - obstertic surgery and procedures (O75.4) 60 tachycardia Diagnosa : Supraventricular tachycardia (I47.1) - NOS (R00.0) Prosedur : - - sinoauricular NOS (R00.0) - sinus (sinusal) NOS (R00.0) Aspek Koding : I47.1 Supraventricular tachycardia Paroxysmal tachycardia: Perhatian Khusus : - · atrial · atrioventricular [AV] · junctional · nodal Perhatikan pada sub bab I47 Paroxysmal tachycardia Kecuali : Komplikasi :

38 39 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

NOS or heart failure 62 Exclude kategori: Diagnosa : Congestive Heart Failure (I50.0) Heart Failure dengan komplikasi: Prosedur : - abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07, O08.8) Aspek Koding : Include: obstetric surgery and procedures (O75.4) - Congestive heart disease due to hypertension (I11.0) - Right ventricular failure (secondary to left heart with renal disease (I13.-) failure) following cardiac surgery or due to presence of Exclude kategori: cardiac prosthesis (I97.1) Heart Failure dengan komplikasi: neonatal cardiac failure (P29.0) abortion or ectopic or molar pregnancy (O00-O07, O08.8) Perhatian Khusus : - obstetric surgery and procedures (O75.4) 64 due to hypertension (I11.0) with renal disease (I13.-) Diagnosa : intracerebral haemorrhage, unspecified (I61.9) following cardiac surgery or due to presence of Prosedur : - cardiac prosthesis (I97.1) Aspek Koding : I61.9 Intracerebral haemorrhage, unspecified neonatal cardiac failure (P29.0) Includes : with mention of hypertension Perhatian Khusus : Apabila sudah ditemukan tanda-tanda edema paru (conditions in I10 and I15,-) dan CHF menggunakan kode tunggal I50.1 Use additional code, if desired, to identify presence of hypertension. 63 Perhatikan pada kategori I61 Diagnosa : Left ventricular failure (I50.1) Excludes : sequelae of intracerebral haemorrhage Prosedur : - (I69.1) Kondisi perdarahan otak yang disebabkan oleh Aspek Koding : Include: trauma eksternal gunakan kode : traumatic Cardiac asthma intracranial haemorrhage (S06,-) Left heart failure Oedema of lung,- with mention of heart disease Perhatian Khusus : - NOS or heart failure Pulmonary oedema,-with mention of heart disease

40 41 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi

65 66

Diagnosa : Cerebral Infarction (I63) Diagnosa : Stroke, not specified as haemorrhage or infarction Prosedur : - (I64) Aspek Koding : Kriteria inklusi kategori I63: Prosedur : - Oklusi dan stenosis arteri cerebral dan precerebla Aspek Koding : Kriteria Inklusi Sub bab I60-I69 : yang menyebabkan cerebral infarction. Jika disertai hipertensi (conditions in I10 and I15.-) Kriteria eksklusi kategori I63: dapat menggunakan kode tambahan (Use sequelae of cerebral infarction (I69.3) additional code, if desired, to identify presence of Kriteria Inklusi Sub bab I60-I69 : hypertension.) Jika disertai hipertensi (conditions in I10 and I15.-) Kriteria eksklusi Sub Bab I60-I69 : dapat menggunakan kode tambahan (Use transient cerebral ischaemic attacks and related additional code, if desired, to identify presence of syndromes (G45.-) hypertension.) traumatic intracranial haemorrhage (S06.) Kriteria eksklusi Sub Bab I60-I69 : vascular dementia (F01.-) transient cerebral ischaemic attacks and related Perhatian Khusus : Kode ini digunakan hanya untuk kasus stroke syndromes (G45.-) yang tidak spesifik apakah infark atau perdarahan. traumatic intracranial haemorrhage (S06.) Pastikan pemeriksaan penunjang, klinis dan vascular dementia (F01.-) scoring. Perhatian Khusus : Hasil imaging (Contoh CT scan) diperhatikan untuk Perhatikan kode sequelae (I69). penegakan tambahan jenis Stroke hemorrhagic Sequelae adalah suatu gejala “”late effect”” atau atau non hemorrhagic. gejala yang menyerupai, atau gejala yang menetap Sequelae adalah suatu gejala “”late effect”” atau satu tahun atau lebih setelah onset serangan. gejala yang menyerupai, atau gejala yang menetap Pastikan jika riwayat stroke lama menggunakan satu tahun atau lebih setelah onset serangan. kode I69.- I63.- jika hasil pemeriksaan CT Scan (+) infark. I60.- jika perdarahan subarachnoid, I61,- jika perdarahan intracerebral, I62.- jika perdarahan lain di otak.

42 43 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan

VII. Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan Aspek Koding : J06.9 Acute upper respiratory infection, unspecified termasuk didalamnya : 67 Upper respiratory : - disease, acute Diagnosa : Acute pharingitis (J02.9) - infection NOS Prosedur : - Eksklusi : acute respiratory infection NOS (J22) Aspek Koding : J02.9 Acute pharyngitis, unspecified influenza virus : Pharyngitis (acute): - identified (J09, J10.1) - NOS - not identified (J11.1) - gangrenius Perhatian Khusus : Perhatikan pada sub bab J00-J06 - infective NOS Eksklusi : chronic obstructive pulmonary disease - suppurative wuth acute exacerbation NOS J44.1 - ulcerative Contoh : Jika terdapat kondisi akut ekseserbasi Sore throat (acute) NOS (contoh: infeksi saluran pernapasan akut) yang Perhatikan pada kategori J02 disertai dengan PPOK maka cukup menggunakan include : acute sore throat kode J44.1 ekslude : abscess : - peritonsillar J36 69 - pharyngeal J39.1 Diagnosa : Pneumonia, unspecified (J18.-) - retropharyngeal J39.0 Prosedur : - acute laryngopharyngitis J06.0 chronic pharyngitis J31.2 Aspek Koding : Kode ini hanya untuk kasus pneumonia yang tidak spesifik organisme penyebabnya. Perhatian Khusus : - Kriteria eksklusi: 68 Abscess of lung with pneumonia (J85.1) Drug-induced interstitial lung disorders Diagnosa : Acute upper respiratory infection, unspecified (J70.2-J70.4) (J06.9) Pneumonitis, due to external agents (J67-J70) Prosedur : - Pneumonia: aspiration (due to): NOS (J69.0)

44 45 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan

anaesthesia during: 70 labour and delivery (O74.0) pregnancy (O29.0) Diagnosa : Pneumonia dengan PPOK J18.9 dan J44.0 puerperium (O89.0) Prosedur : - neonatal (P24.9) Aspek Koding : Lebih tepat menggunakan kode kombinasi J44.0. solids and liquids (J69.-) Sesuai dengan instruksi pada volume III yang congenital (P23.9) menyatakan disease - lung - obstructive (chronic) interstitial NOS (J84.9) - with lower respiratory infection lipid (J69.1) (except influenza) mengarah pada kode chronic usual interstitial (J84.1) obstructive pulmonary disease with acute lower Kode kombinasi untuk bronchopneumonia/ respiratory infection (J44.0). Pneumonia dengan PPOK : J44.0 Perhatian Khusus : Kode J44.0 sudah menggambarkan PPOK dengan Perhatian Khusus : Kode pneumonia dengan organisme penyebab infeksi sekunder saluran napas bawah termasuk spesifik ada pada J12-J17 didalamnya pneumonia yang tidak perlu dikoding Pneumonia dapat didiagnosis sesuai dengan KMK terpisah. RI No. HK. 02.02/MENKES/514/2015 yaitu jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat 71 progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala Diagnosa : Pneumonia dengan PPOK Eksaserbasi dibawah ini : 1. Batuk-batuk bertambah Prosedur : - 2. Perubahan karakteristik dahak / purulen Aspek Koding : ICD10 2010 Volume 3 3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam Disease, diseased------continued 4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda - lung J98.4 konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki - - interstitial J84.9 5. Leukosit > 10.000 atau < 4500 - - - specified NEC J84.8 - - obstructive (chronic) J44.9 - - - with - - - - exacerbation NEC (acute) J44.1 Tidak ada instruksi includes / excludes secara langsung pada kode chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation, unspecified

46 47 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan

(J44.1) dengan pneumonia, unspecified (J18.9). 73 Tidak ditemukan juga kaidah kode kombinasi antara J44.1 dan J18.9. Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Pneumonia, Berdasarkan pembahasan tim tarif Kemenkes unspecified dengan Typhoid fever menjadi dengan Persatuan profesi, keadaan akut ekserbasi Localized salmonella infections (A02.2) dan pneumonia merupakan dua keadaan yang Prosedur : - berbeda dan membutuhkan tata laksana tersendiri, Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 3 sehingga dikoding terpisah. Typhoid (abortive) (ambulant) (any site) Perhatian Khusus : Tidak ada kode kombinasi antara kode diagnosa (fever) (hemorrhagic) (infection) Chronic obstructive pulmonary disease with acute (intermittent) (malignant) (rheumatic) exacerbation, unspecified (J44.1) dan pneumonia A01.0 dengan kode pneumonia ditentukan apakah ada - inoculation reaction — see kode kombinasi terhadap diagnosa lain (kaidah Complications, vaccination koding) - pneumonia A01.0† J17.0* Sesuai dengan intruksi pada volume I sub bab 72 pneumonia in diseases classified elsewhere (J17) Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Pneumonia, yang menyatakan penggunaan pneumonia (due unspecified dengan Septicaemia, unspecified to)(in) · typhoid fever mengarah kode dagger menjadi Septicaemia due to Streptococcus (A01.0+) dan asterisk (J17.0*). Bukan kode pneumoniae kombinasi. Prosedur : - Perhatian Khusus : Diagnosa demam tifoid dan pneumonia dikode Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara dengan dagger asterisk dengan A01.0+ dan J17.0* langsung dari kode pneumonia, unspecified Penegakan diagnosa pneumonia lihat lampiran Bab (J18.9) dengan septicaemia, unspecified (A41.9) Medis poin no. 3 baik dari volume I maupun III. Penggunaan kode A01.0 atau A02.2 ditentukan berdasarkan jenis kuman, pada kondisi adanya Perhatian Khusus : Kode septicaemia due to streptococcus pneumonia, menggunakan kode asterisk J17.0* pneumoniae (A40.3) digunakan apabila sudah tegak ditemukan kuman streptococcus pneumoniae pada penunjang medis.

48 49 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan

maupun III. Kedua kode tidak dapat dikombinasi. 74 Perhatian Khusus : Kode chronic obstructive pulmonary disease with Diagnosa : Kombinasi diagnosa Pneumonia, unspecified acute lower respiratory infection (J44.0) digunakan (J18.9) dan HIV disease resulting in candidiasis untuk menjelaskan PPOK dengan infeksi saluran (B20.4) napas bawah yang tegak secara medis, bukan Prosedur : - untuk asthma Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 3 76 Multiple, multiplex — see also condition - birth, affecting fetus or newborn P01.5 Diagnosa : Kode kombinasi N18.9 dengan N39.0 menjadi - delivery — see Delivery, multiple N13.6 - digits (congenital) Q69.9 Prosedur : - diseases NEC, resulting from HIV Aspek Koding : Pada volume I dan III tidak ada keterangan untuk disease B22.7 kode kombinasi antara N18.9 dan N39.0. Kedua - infections, resulting from HIV disease kode tersebut tidak ada hubungan include exclude B20.7 dengan N13.6. Sehingga tidak dapat dijadikan kode Perhatian Khusus : Dikode HIV disease resulting in multiple infections kombinasi (B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV disease Perhatian Khusus : Kode N13.6 digunakan sebagai kode kombinasi resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease hanya pada kode N13.0–N13.5 dan obstruktif resulting in other infectious and parasitic diseases uropati yang disertai infeksi. (B20.8) sebagai diagnosis sekunder 77 75 Diagnosa : Bronchitis, not specified as acute or chronic (J40) Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Pneumonia, unspecified dengan Asthma, unspecified menjadi Prosedur : - Chronic obstruct pulmonary disease with acute Aspek Koding : J40 Bronchitis, not spesified lower respiratory infection Include : Bronchitis : Prosedur : - - NOS - catarrhal Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara - with tracheitis NOS langsung dari kode pneumonia, unspecified Tracheobronchitis NOS (J18.9) dengan asthma (J45) baik dari volume I

50 51 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan

Eksklusi pada sub bab: bronchiectasis (J47) (E84.-) chronic : Eksklusi kategori : - bronchitis : bronchitis : - NOS (J42) - allergic NOS (J45.0) - simple and mucopurulent (J41,-) - Asthmatic NOS (J45.9) - tracheitis (j42) - chemical (acute) (J68.0) - tracheobronchitis (J42) Perhatian Khusus : Perhatikan catatan dibawah kategori J40 emphysema (J43,-) Catatan : Bronchitis yang tidak spesifik antara akut lung disease due to external agents (J60-J70) atau kronik pada usia dibawah 15 tahun dapat Perhatian Khusus : ICD 10 tahun 2010 Volume 3 diasumsikan sebagai kondisi akut dan dikode J20.- Disease, diseased------lung J98.4 78 - - obstructive (chronic) J44.9 Diagnosa : COPD/PPOK (J44.-) - - - with Prosedur : - - - - - exacerbation NEC (acute) J44.1 - - - - lower respiratory infection Aspek Koding : Perhatikan pada kategori J44 Other chonic (except influenza) J44.0 obstructive pulmonary disease Kode J44.0 sudah menggambarkan PPOK dengan include : chronic : infeksi sekunder saluran napas bawah termasuk - bronchitis : didalamnya pneumonia yang tidak perlu dikoding -asthmatic (obstructive) terpisah - emphysematous - with : 79 - airways obstruction Diagnosa : Asthma (J45) - emphysema - obstructive : Prosedur : - - asthma Aspek Koding : Kriteria ekslusi: - bronchitis acute severe asthma (J46) - tracheobronchitis chronic asthmatic (obstructive) bronchitis (J44.-) eksklusi : asthma (j45,-) chronic obstructive asthma (J44.-) asthmatic bronhitis NOS (J45.9) eosinophilic asthma (J82)

52 53 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan

lung diseases due to external agents (J60-J70) VIII. Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan status asthmaticus (J46) J45.0 Predominantly allergic asthma Allergic: 81 bronchitis NOS rhinitis with asthma Diagnosa : Gastritis (K29) Atopic asthma Prosedur : - Extrinsic allergic asthma Hay fever with asthma Aspek Koding : Kriteria eksklusi kategori: J45.1 Nonallergic asthma eosinophilic gastritis or gastroenteritis (K52.8) Idiosyncratic asthma Zollinger-Ellison syndrome (E16.4) Intrinsic nonallergic asthma Gastritis (sederhana) K29.7 J45.8 Mixed asthma Gastritis dengan perdarahan K29.71 (Gunakan Combination of conditions listed in J45.0 and kode ini jika ada muntah/BAB berdarah) J45.1 Gastritis akut erosif K29.00 -- dengan perdarahan J45.9 Asthma, unspecified K29.01 Asthmatic bronchitis NOS Gastritis Tuberkulosa A18.83 Late-onset asthma Variasi kode K29,- berupa: Perhatian Khusus : - K29.0 Acute haemorrhagic gastritis, Acute 80 (erosive) gastritis with haemorrhage Excl.: erosion (acute) of stomach (K25.-) Diagnosa : Effusi pleura (J90) K29.1 Other acute gastritis Prosedur : - K29.2 Alcoholic gastritis Aspek Koding : “Eksklusi : Effusi Pleura dengan kondisi : K29.3 Chronic superficial gastritis chylous (pleural) effusion J94.0 K29.4 Chronic atrophic gastritis, Gastric atrophy pleurisy NOS R09.1 K29.5 Chronic gastritis, unspecified, Chronic tuberculous A15-A16 gastritis: Malignan C78.2 antral, fundal Influenza J11.1 K29.6 Other gastritis, Giant hypertrophic gastritis pada fetus, newborn P28.8 Granulomatous gastritis, Ménétrier disease K29.7 Gastritis, unspecified Perhatian Khusus : -

54 55 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan

Perhatian Khusus : Penegakan diagnosis Gastritis setelah konfirmasi (K30). Jika dilakukan pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan penunjang Endoskopi maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang.Indikasi untuk dilakukan 82 endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Gastritis, symptom seperti : berat badan menurun, tidak bisa unspecified dengan Haematemesis menjadi Acute menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan haemorrhagic gastritis sarana dan prasarana.

Prosedur : - 84 Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara Diagnosa : Acute appendicitis (K35.8) langsung dari kode hematemesis (K92.0) dengan gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun Prosedur : - III. Kode acute haemorrhagic gastritis (K29.0) Aspek Koding : K35.2 digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi Acute appendicitis with generalized peritonitis sumber perdarahan berasal dari gastritis yang Appendicitis (acute) with generalized (diffuse) tegak secara medis. peritonitis following rupture or perforation Perhatian Khusus : - K35.3 Acute appendicitis with localized peritonitis 83 Acute appendicitis with localized peritonitis with or Diagnosa : Dyspepsia (K30) without rupture or perforation Acute appendicitis with peritoneal abscess Prosedur : - K35.8 Aspek Koding : Exclude : Acute appendicitis, other and unspecified dyspepsia dengan penyebab Acute appendicitis without mention of localized or nervous (F45.3) generalized peritonitis neurotic (F45.3) Perhatian Khusus : Kondisi peritonitis dan atau perforasi, abses psychogenic (F45.3) peritoneal yang disertai apendisitis (ataupun heartburn (R12) kondisi sebaliknya) cukup menggunakan kode Perhatian Khusus : Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala gabungan K35.- klinis. Sebelum ada pemeriksaan penunjang seperti endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia

56 57 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan

85 87

Diagnosa : Kode kombinasi diagnosa primer Hernia dengan Diagnosa : Other and unspecified cirrhosis of liver (K74.6) diagnosa sekunder obstruksi Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : K74.6 Other and unspecified cirrhosis of liver Aspek Koding : Pada sub bab Hernia (K40-K46) sudah terdapat Cirrhosis (of liver) : kode untuk hernia yang disertai obstruksi. - NOS Obstruksi tidak dapat digunakan sebagai diagnosa - cryptogenic sekunder. - Macronodular Perhatian Khusus : - - Mixed type - portal 86 - postnecrotic Diagnosa : Unilateral or unspecified inguinal hernia, without Perhatikan pada kategori K74 Fibrosis and obstruction or gangrene cirrhosis of liver (K40.9) Excludes : alcoholic fibrosis of liver (K70.2) cardiac sclerosis of liver (K76.1) Prosedur : - cirrhosis (of liver) : Aspek Koding : Hernia dengan gangren dan obstruksi - alcoholic (K70.3) diklasifikasikan hernia dengan gangren. - congenital (P78.8) Kriteria inklusi sub bab: with toxic liver disease (K71.7) Hernia yang didapat (acquired), Perhatian Khusus : - congenital (kecuali diafragmatik atau hiatus), rekuren (berulang). Includes: bubonocele, inguinal hernia (direk, indirek, double, oblique,NOS), scrotal hernia Perhatian Khusus : Pastikan lokasi anatomis hernia sesuai dengan kode yang digunakan.

58 59 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis; Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

IX. Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis X. Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

88 89

Diagnosa : Decubitus ulcer (L89) dengan Non-insulin-depend Diagnosa : Hidronefrosis , Batu Saluran Kemih dan ISK diabetes mellitus without complication dikoding kombinasi dengan kode N13.6 Prosedur : - RS : Diagnosis N132 Diagnosis N390 Aspek Koding : Apabila ulkus pada NIDDM maka di kode E11.5 SPI : Kombinasi N136 Non-insulin-dependent diabetes mellitus, with Prosedur : - peripheral circulatory complications). Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi excludes pada volume Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM I kode hydronephrosis with renal and ureteral memiliki kode tersendiri, yaitu L89. calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan Perhatian Khusus : - with infection mengarah pada kode pyonephrosis (N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6 digunakan untuk menggabungkan antara hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK. Perhatian Khusus : -

90

Diagnosa : Diagnosa primer hidronefrosis yang disertai dengan urolitiasis (batu saluran kemih) atau infeksi saluran kemih Prosedur : - Aspek Koding : Menggunakan kode kombinasi pyonephrosis (N13.6). Urolitiasis dan infeksi saluran kemih tidak dikode sebagai diagnosa sekunder Perhatian Khusus : -

60 61 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

91 93

Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk diagnosa Other Diagnosa : AKI dan Sirosis Hepatis dikoding kombinasi obstructive and reflux uropathy (N13.8) dengan dengan kode K76.7 Urinary tract infection, site not specified (N39.0), RS : Diagnosis N179 Diagnosis K746 unspecified menjadi Pyonephrosis (N13.6) SPI : Kombinasi K767 Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : N13.6 Pyonephrosis Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara Conditions in N13.0-N13.5 with infection langsung pada kode acute renal failure, unspecified Obstructive uropathy with infection (N17.9) dan other unspecified cirrhosis of liver Use additional code (B95-B97), if desired, to (K74.6) baik dari volume I maupun III. Sedangkan identify infectious agent. kode hepatorenal syndrome (K76.7) digunakan Perhatian Khusus : Sesuai ICD 10 2010 Volume 1, diagnosa Other untuk sindrom hepatorenal yang tegak secara obstructive and reflux uropathy (N13.8) dengan medis. Bukan kode kombinasi. Urinary tract infection, site not specified (N39.0) Perhatian Khusus : - dikode terpisah 94 92 Diagnosa : Calculus of kidney (N20.0) Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Acute Renal Prosedur : - Failure (N17.9) dengan Urinary tract infection, site Aspek Koding : N20.0 Calculus of kidney not specified menjadi Pyonephrosis termasuk didalamnya: Prosedur : - Nephrolithiasis NOS Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes pada kode Renal calculus or stone acute renal failure, unspecified (N17.9) dengan Stagghon calculus kode urinary tract infection, site not specified Stone in kidney (N39.0) baik di volume I maupun III. Bukan kode Perhatikan pada kategori N20 kombinasi. Includes : calculus pyelonephiritis Perhatian Khusus : - Excludes : with hydronephrosis (N13.2) -with infection (N13.6)

82 83 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

Sesuai dengan instruksi excludes pada ICD 10 Perhatian Khusus : - 2008 dan 2010 volume I sub bab other diseases 96 of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection (complicating) with urolithiasis Diagnosa : Calculus of Kidney and Ureter (N20.2) yang disertai mengarah pada satu kode (N20-N23). Kondisi dengan penyakit infeksi saluran kemih (N39.0) infeksi pada urinary calculus tidak menggunakan lebih tepat dikode hanya N20.2 kode tersendiri. Cukup dikode urinary calculus Prosedur : - sebagai diagnosa utama (tanpa diagnosa sekunder) Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 1 Perhatian Khusus : Kondisi batu saluran kemih dan batu ginjal yang Other diseases of urinary system disertai hidronefrosis dan infeksi menggunkan (N30-N39) kode N13.6 Excludes: urinary infection (complicating): Kondisi batu saluran kemih yang disertai dengan · abortion or ectopic or molar pregnancy ( infeksi salurah kemih menggunakan kode O00-O07 , O08.8 ) gabungan di N20-N23 (sesuai kriteria eksklusi di · pregnancy, childbirth and the puerperium (O23.- , sub bab N30-N39) O75.3 , O86.2 ) 95 · with urolithiasis ( N20-N23 ) Perhatian Khusus : Kondisi infeksi pada calculus of kidney and ureter Diagnosa : Kode kombinasi N20.1 dan N10 digabung menjadi tidak menggunakan kode tersendiri. Cukup dikode N20.1 N20.2. Sesuai dengan instruksi excludes pada Prosedur : - volume I sub bab other diseases of urinary system Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 3 (N30-N39) yang menyatakan urinary infection Pyelonephritis (see also Nephritis, (complicating) with urolithiasis mengarah pada tubulo-interstitial) N12 satu kode (N20-N23). - acute N10 97 Kode calculus of ureter (N20.1) dan pyelonephritis (N10) lebih tepat digabung menggunakan kode Diagnosa : Rekomendasi SPI mengenai perubahan kode N20.9. Sesuai instruksi volume III pyelonephritis Calculus of Kidney and Ureter (N20.2) menjadi (N10) - calculous mengarah kepada kode urinary Pyonephrosis (N13.6) pada diagnosa sekunder AKI calculus, unspecified N20.9. Sehingga kode N20.9 (N17.9) sudah menggambarkan adanya batu kidney - ureter Prosedur : - yang disertai pyelonephritis.

84 85 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 3 N21.0. Sesuai dengan instruksi excludes pada Calculus, calculi, …----- volume I sub bab other diseases of urinary system - ureter (impacted) (recurrent) N20.1 (N30-N39) yang menyatakan urinary infection - - with (complicating) with urolithiasis mengarah pada - - - calculus, kidney N20.2 satu kode (N20-N23). - - - - with hydronephrosis N13.2 99 - - - - - with infection N13.6 Perhatian Khusus : Calculus ureter dan ginjal (N20.2) tidak dapat Diagnosa : Kasus Batu Buli (N21.0) dan Hidronefrosis di kode sebagai Pyonephrosis (N13.6) jika tidak dikoding N20.9 terdapat diagnosa hydronephrosis dan infeksi. RS : Diagnosis N210 Diagnosis N132 Diagnosa dikode terpisah. SPI : Kombinasi N209 Perlu diperhatikan penegakan diagnosa gagal ginjal Prosedur : - akut (lihat lampiran pada bab medis poin no 5, Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes pada Kriteria Gagal Ginjal Akut) kode calculus in bladder (N21.0) dengan kode 98 hydronephrosis with renal and ureteral calculous obstruction (N13.2) baik di volume I dan III. Diagnosa : Calculus in bladder (N21.0) yang disertai dengan Kode urinary calculus, unspecified (N20.9) penyakit infeksi saluran kemih (N39.0) lebih tepat merupakan bagian dari kode calculus of kidney and dikode hanya N21.0 ureter (N20) sehingga tidak dapat digunakan untuk Prosedur : - menjelaskan batu buli. Aspek Koding : Other diseases of urinary system Perhatian Khusus : - (N30-N39) 10 Excludes: urinary infection (complicating): · abortion or ectopic or molar pregnancy ( Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Unspecified O00-O07 , O08.8 ) renal colic (N23) dengan Other and unspecified · pregnancy, childbirth and the puerperium (O23.- , hydronephrosis menjadi Hydronephrosis with renal O75.3 , O86.2 ) and ureteral calculous obstruction · with urolithiasis (N20-N23) Prosedur : - Perhatian Khusus : Kondisi infeksi pada Calculus in bladder tidak Aspek Koding : Colic------menggunakan kode tersendiri. Cukup dikode

86 87 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius

renal N23 (complicating) with urolithiasis mengarah pada Tidak ada instruksi includes / excludes secara satu kode (N20-N23). langsung dari kode unspecified renal colic (N23) Perhatian Khusus : Kondisi batu saluran kemih yang disertai dengan dengan other and unspecified hydronephrosis infeksi salurah kemih menggunakan kode (N13.3) baik dari volume I maupun III. Kode gabungan di N20-N23 (sesuai kriteria eksklusi di hydronephrosis with renal and ureteral calculous sub bab N30-N39) obstruction (N13.2) digunakan apabila sudah ditemukan batu yang tegak secara medis. 102 Perhatian Khusus : Tidak ada kode kombinasi diagnosa kolik renal Diagnosa : Hyperplasia of Prostate (N40) dengan hydronephrosis Prosedur : - 101 Aspek Koding : N40 Hyperplasia of prostat termasuk didalamnya : Diagnosa : Urinary tract infection, site not specified (N39.0) Adenofibromatous hypertrophy of prostat Prosedur : - Enlargement (benign) of prostat Aspek Koding : Kriteria eksklusi sub bab: Hypertrophy (benign) of prostat Urinary infection (complicating): Median bar (prostate) Aborsi atau kehamilan ektopik/mola(O00-O07, Prostatic obstruction NOS O08.8) Eksklusi : benign neoplasmas of protate (D29.1) Kehamilan, persalinan dan nifas (O23.-, O75.3, Perhatian Khusus : Pastikan kesesuaian dengan hasil pemeriksaan O86.2) penunjang (histopatologis, dll) Dengan urolithiasis (jika diserta N39.0, hanya menggunakan kode N20-N23) Kriteria eksklusi kategori: haematuria (NOS (R31), rekuren dan persisten (N02.-), pada lesi dengan morfologi spesifik (N02.), proteinuria NOS (R80) Sesuai dengan instruksi excludes pada volume I sub bab other diseases of urinary system (N30-N39) yang menyatakan urinary infection

88 89 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas

XI. Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas 105

Diagnosa : Unspesified abortion incomplete (O06.4) 103 Prosedur : - Diagnosa : Blighted ovum and nonhydatidiform mole (O02.0) Aspek Koding : O06.4 Unspecified abortion incomplete, without Prosedur : - complication Includes : induced abortion NOS Aspek Koding : O02.0 Blighted ovum and nonhydatidiform mole Perhatikan pada sub bab (O00-O08) Mole : Exludes : continuing pregnancy in multiple - carneous gestation after abortion of one fetus or more - fleshy (O31.1) - intrauterine NOS Pathological ovum Perhatian Khusus : - Perhatian Khusus : Perhatikan pada kategori O02 106 Use additional code from category O08,-, if desired, to identify any associated complication Excludes : papyraceous fetus (O31.0) Diagnosa : Severe pre-eclampsia (O14.1) Prosedur : - 104 Aspek Koding : O141 Severe pre-eclampsia Diagnosa : Spontaneous abortion, incomplete without Pada kategori O14 kriteria eksklusi : complication (O03.4) superimposed pre-eclampsia O11 Prosedur : - Perhatian Khusus : Perhatikan kriteria penegakan diagnosis moderat Aspek Koding : O03.4 Spontaneous abortion dan severe pre-eclampsia Inklusi : miscarriage Perhatikan jika sudah terdiagnosa hipertensi Perhatikan pada sub bab (O00-O08) sebelum masa kehamilan, dan terdapat Eksklusi : continuing pregnancy in multiple peningkatan kadar proteinuria selama masa gestation after abortion of one fetus or more kehamilan maka digunakan kode O11 (O31.1) Perhatian Khusus : -

90 91 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas

107 109

Diagnosa : Mild hyperemesis gravidarum (O21.0) Diagnosa : Maternal care due to uterine scar from previous Prosedur : - surgery (O34.2) Aspek Koding : O21.0 Mild hyperemesis gravidarum Prosedur : - Hyperemesis gravidarum, mild or unspecified, Aspek Koding : O34.2 Maternal care for scar from previous starting before the end of the 22nd week of caesarean section gestation Perhatikan pada sub bab (O20-O29) Excludes: vaginal delivery following previous Eksklusi : caesarean section NOS - Maternal care related to the fetus and amniotic (O75.7) cavity and possible delivery problems (O30-O48) Perhatian Khusus : Perhatikan penunjang medis dan klinis - Disease classifiable alsewhere but complicating pregnancy, labour and delivery, and the purperium 110 (O98-O99) Diagnosa : Oligohydramnios (O41.0) Perhatian Khusus : - Prosedur : - 108 Aspek Koding : O41.0 Oligohydramnios Diagnosa : Maternal care for disproportion, unspecified Oligohydramnios without mention of rupture of (O33.9) membranes (O42,-) Perhatikan pada kategori O41. Prosedur : - Excludes : premature rupture of membranes Aspek Koding : O33.9 Maternal care for disproportion, unspecified (O42,-) Cephalopelvic disproportion NOS Fetopelvic disproportion NOS Jika terjadi oligohidroamnion dan ketuban pecah Perhatikan pada kategori O33 dini (KPD) maka hanya digunakan kode 042.- Includes : the listed conditions as a reason for Perhatian Khusus : - obsevation, hospitalization or other obstetric care of the mother, or for caesarean section before onset of labour Excludes : the listed conditions with obstructed labour (O65-O66) Perhatian Khusus : -

92 93 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas

: Diagnosa penyulit/komplikasi menjadi diagnosa 111 Perhatian Khusus utama, metode persalinan normal menjadi Diagnosa : Prolonged pregnancy (O48) diagnosa sekunder. Prosedur : - Jika tidak ada penyulit/komplikasi maka metode Aspek Koding : O48 Prolonged pregnancy persalinan normal menjadi diagnosa utama. Post-dates Pada semua kasus persalinan harus ditambahkan Post-term kode Z37.- sebagai diagnosa sekunder. ICD 10 Volume 1 113 42 completed weeks or more (294 days or more) of gestation. Diagnosa : Persalinan Caesar (O82.-) Perhatian Khusus : Perhatikan pada sub bab : Prosedur : - O30-O48 Asuhan ibu sehubungan dengan masalah janin, amnion dan mungkin melahirkan Aspek Koding : Gunakan kode spesifik yang sesuai dengan Prolonged pregnancy (O48) termasuk dalam sub deskripsi ICD 10. bab maternal care related to fetus and amniotic Contoh : Operasi Sectio Cesarea elektif cavity and possible delivery problems. Tidak ada menggunakan kode O82.0 sedangkan untuk instruksi includes maupun excludes pada volume I Operasi Sectio Cesarea emergensi menggunakan dan III. Tidak ada aturan khusus di PMK 76. kode O82.1 Kode O48 digunakan sesuai dengan standar Perhatian Khusus : Diagnosa penyulit/komplikasi menjadi diagnosa kriteria klinis yang berlaku. Kriteria WHO (Volume utama, metode persalinan sesar menjadi diagnosis II ICD-10 Revisi Tahun 2010) yaitu usia kehamilan sekunder. 42 minggu atau lebih. Pada semua kasus persalinan harus ditambahkan 112 kode Z37.- sebagai diagnosis sekunder.

Diagnosa : Persalinan normal 080.9 dan O80.0 Prosedur : - Aspek Koding : Kriteria inklusi: Kasus persalinan normal dengan bantuan minim atau tanpa bantuan sama sekali, dengan atau tanpa episiotomi.

94 95 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas

114 115

Diagnosa : Anemia pada kehamnilan, persalinan, puerperium Diagnosa : Pengkodean kondisi penyakit atau kelainan yang Prosedur : - menyertai kehamilan atau persalinan Aspek Koding : Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional Prosedur : - code, if desired, to identify specified condition Aspek Koding : Kode O95 - O99 digunakan jika ada kondisi maka kode tersebut dapat digunakan sesuai penyakit atau kelainan yang menyertai kehamilan dengan kondisi pasien (Permenkes 76/2016) atau persalinan ICD 10 2010 Volume 1 Perhatian Khusus : - Anemia------complicating pregnancy, childbirth or puerperium O99.0 O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere but complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Note: This category includes conditions which complicate the pregnant state, are aggravated by the pregnancy or are a main reason for obstetric care and for which the Alphabetical Index does not indicate a specific rubricin Chapter XV. Use additional code, if desired, to identify specific condition O99.0 Anaemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in D50-D64 Perhatian Khusus : Anemia pada saat kehamilan atau persalinan harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0 dan D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder (Permenkes 76 tahun 2016)

96 97 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode Perinatal

XII. Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode XIII. Malformasi, Deformasi Dan Kelainan Kromosom Perinatal Kongenital

116 118

Diagnosa : Fetus and newborn affected by caesarean delivery Diagnosa : Atrial septal defect (Q21.1) (P03.4) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : Q21.1 Atrial septal defect Aspek Koding : P03.4 digunakan pada bayi lahir dengan metode Coronary sinus defect persalinan SC. Patent or persistent : Perhatian Khusus : Pastikan berat badan lahir bayi dan tanggal lahir - foramen ovale harus diinput dengan benar. - ostium secundum defect (type II) Jika terdapat kondisi penyakit, kode diagnosis sinus venous defect utama sesuai dengan penyakitnya Perhatikan pada sub bab Q21 Congenital malformations of cardiac septa 117 Kecuali : acquired cardiac septal defect (I51.0) Diagnosa : Neonatal jaundice, unspecified (P59.9) Perhatian Khusus : -

Prosedur : - 119 Aspek Koding : P59.9 Neonatal jaundice, unspecified Diagnosa : Tetralogy of fallot (Q21.3) Physiological jaundice (intense)(prolonged) NOS Perhatikan pada kategori Prosedur : - Excludes : due to inborn errors of metabolism Aspek Koding : Q21.3 Tetralogy of fallot (E70-E90) vetricular septal defect yang disertai pulmonary kernicterus (P57.-) stenosis atau atresia, dextroposition aorta dan Perhatian Khusus : - hypertrophy ventrikel kanan. Perhatikan pada sub bab Q21 Congenital malformations of cardiac septa Kecuali : acquired cardiac septal defect (I51.0) Perhatian Khusus : -

98 99 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain

XIV. Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan kecuali pada kondisi : Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat - atherosclerosis (I70.2) Lain - diabetes mellitus (E10-E14 with common fourth character. 5) - other peripheral vascular disease (I73,-) 120 gangrene of certain specified sites - see Alphabetical Index Diagnosa : Bradycardia, unspecified (R00.1) gas gangrene (A48.0) Prosedur : - pyoderma gangrenosum (L88) Aspek Koding : R00.1 Bradycardia, unspesified Perhatian Khusus : Sesuai kaidah ICD jika gangrene saja dapat dikode Bradycardia : R02, Gas Gangrene dikode A48.0 dan gangrene - simoatrial pada DM diberi kode E10-E14 (sesuai dengan jenis - sinus DM) dengan digit terakhir .5 (contoh Gangrene DM - vagal Tipe 2 di kode E11.5). Slow heart beat Use additional external cause code (Chapter XX, if 122 desired, to identify drug-induced) Diagnosa : Epistaxis (R04.0) Perhatikan sub bab R00 Abnormalities of heart Prosedur : - beat. Kecuali pada kondisi : Abnormalitas yang disebabkan pada masa perinatal Aspek Koding : R04.0 Epistaxis gunakan kode P29.1 Perdarahan dari rongga hidung. Aritmia yang sudah spesifik gunakan kode I47-I49 Perhatian Khusus : Kondisi perdarahan yang terjadi pada kasus DHF Perhatian Khusus : - harus dinyatakan sebagai diagnosis sekunder karena hal tersebut penting dalam menentukan 121 penatalaksanaan selanjutnya, dan bukti pendukungnya adalah adanya penatalaksanaan Diagnosa : Gangrene, not elsewhere classified (R02) perdarahan dalam rekam medis Prosedur : - Aspek Koding : R02 Gangrene, not elsewhere classified Perhatikan pada sub bab R02 Ganrene, NEC

100 101 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain

berikut ini : 123 (1). Terdapat usaha resusitasi dan atau pemakaian Diagnosa : Haemoptysis (R04.2) alat bantu nafas Prosedur : - (2). Bila terkait dengan diagnosis primer (3).Merupakan perjalanan penyakit primer Aspek Koding : R04.2 Haemoptysis Dahak disertai darah 125 Batuk berdarah Diagnosa : Pain locallized to upper abdomen (R10.1) Perhatian Khusus : Perhatikan penyebab dari kondisi Hemoptisis. Jika merupakan bagian dari diagnosis utama maka tidak Prosedur : - dikode sebagai diagnosis sekunder. Aspek Koding : Deskripsi : Epigastric pain Contoh : Hemoptisis pada Tuberkulosis Paru cukup Kriteria eksklusi sub bab: dikode dengan kode diagnosis Tuberkulosis Paru gastrointestinal haemorrhage ( K92.0-K92.2 ) · newborn ( P54.0-P54.3 ) 124 intestinal obstruction ( K56.- ) Diagnosa : Respiratory arrest (R09.2) · newborn ( P76.- ) pylorospasm ( K31.3 ) Prosedur : - · congenital or infantile ( Q40.0 ) Aspek Koding : R09.2 Respiratory arrest Tanda dan gejala yang terjadi pada sistem urinari Termasuk didalamnya : cardiorespiratory failure (R30-R39) Perhatikan pada sub bab gejala yang berhubungan dengan organ genitalia: R09 Other symptoms and signs involving the · female (N94.-) circulatory and respiratory systems · male (N48-N50 ) Kecuali : respiratory : Eksklusi: dorsalgia ( M54.- ) - distress (syndrome)(of) : flatulence and related conditions ( R14 ) - adult (J80) renal colic ( N23 ) - newborn (P22,-) Perhatian Khusus : - - failure (J96,-) - newborn (P28.5) Perhatian Khusus : Respiratory arrest dapat ditegakkan sebagai diagnosis sekunder bila memenuhi seluruh kriteria

102 103 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain

126 127

Diagnosa : Other and unspecified abdominal pain (R10.4) Diagnosa : Fever (R50.9) Prosedur : - Prosedur : - Aspek Koding : R10.4 Other and unspecified abdominal pain Aspek Koding : Termasuk didalamnya : Abdominal tenderness NOS Hyperpyrexia NOS Colic: Pyrexia NOS · NOS Kriteria eksklusi Sub bab: · infantile Fever of unknown origin (during)(in): labour R10-R19 Symptoms and signs involving the (O75.2), newborn (P81.9) digestive system and abdomen Puerperal pyrexia NOS (O86.4) Kriteria ekslude Perhatian Khusus : Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2) klinis dan pemeriksaan penunjang, tata laksana dan gastrointestinal haemorrhage newborn pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian (P54.0-P54.3) tanda dan gejala dari suatu penyakit, maka tidak intestinal obstruction (K56.-) dapat dikoding terpisah. intestinal obstruction newborn (P76.-) 128 pylorospasm (K31.3) Diagnosa : Febrile convulsions (R56.0) pylorospasm Prosedur : - congenital or infantile (Q40.0) symptoms and signs involving the urinary system Aspek Koding : R56.0 Febrile convulsions (R30-R39) Perhatikan pada kategori R56 symptoms referable to genital organs: Excludes : convulsions and seizures (in) : female (N94.-) - dissociative (F44.5) male (N48-N50) - epilepsy (G40-G41) - newborn (P90) Perhatian Khusus : Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan diagnosa untuk gejala nyeri perut, misalnya: Perhatian Khusus : Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai dispepsia, GERD, dan lain sebagainya. diagnosis utama jika bukan gejala yang mewakili diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria diagnosis utama.

104 105 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu Penyebab Eksternal

XV. Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu Other surgical occlusion of vessels,intracranial Penyebab Eksternal vessels 38.81 Continuous invasive for 96 consecutive hours or more 96.72 129 Other craniotomy 01.24

Diagnosa : Diagnosa utama: syok Hipovolemik dan dan Prosedur : - diagnosa sekunder :Trauma Intrakranial dikoding Aspek Koding : Kode diagnosis utama seharusnya S06.2, kode T79.4 G93.5 tidak dikoding jika karena traumatik karena RS : Diagnosis R571 Diagnosis S067 sudah termasuk dalam kode S06.2, namun jika SPI : Kombinasi T794 non-traumatik dan bisa dibuktikan (terutama dari Prosedur : - disiplin ilmu lain) maka bisa dikoding Aspek Koding : Sesuai instruksi excludes pada volume I sub Perhatian Khusus : - bab shock, not elsewhere classified (R57) yang 131 menyatakan shock (due to) traumatic mengarah pada kode traumatic shock (T79.4). Sehingga Diagnosa : Kombinasi Diagnosis S3670 Injury of multiple kode T79.4 digunakan untuk menggantikan shock intra-abdominal organs, without open wound hipovolemik yang ditemukan pada pasien dengan Diagnosis R579 Shock, unspecified riwayat trauma. Diagnosa trauma intrakranial tetap Kode revisi T794 Traumatic shock dapat dikoding jika mendapatkan tata laksana. Prosedur : - Perhatian Khusus : Pastikan bahwa penyebab syock karena trauma Aspek Koding : Kondisi injury tetap dikoding sebagai diagnosa utama jika memang mendapat tata laksana utama. 130 Kode T794 digunakan sebagai diagnosa sekunder Diagnosa : Diagnosis Utama : Other intracranial injuries S06.8 karena merupakan komplikasi dari injury. Kode Diagnosis Sekunder : R579 tidak dikoding lagi, karena sudah ada kode Encephalopaty G93.4 T794 yang lebih spesifik. Compression of brain G93.5 Perhatian Khusus : Pastikan bahwa penyebab syock karena trauma , unspecified J96.9 Hemiplegia, unspecified G81.9 Prosedur :

106 107 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan

132 XVI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Diagnosa : Kombinasi Diagnosis T093 Injury of spinal cord, Kesehatan level unspecified Diagnosis R571 Hypovolaemic shock Kode revisi T794 Traumatic shock 133 Prosedur : - Diagnosa : Follow-up care involving removal of fracture plate Aspek Koding : Kode hypovolaemic shock dapat diganti dengan and other internal fixation device (Z47.0) kode T794, apabila kondisi shock hipovolemik Prosedur : - disebabkan oleh trauma (sesuai kaidah ICD 10 Volume III). Namun kode injury tetap dikode jika Aspek Koding : Z47.0 Follow-up care involving removal of fracture mendapatkan tata laksana tersendiri. plate and ather internal fixation device Removal of : Perhatian Khusus : Pastikan bahwa penyebab syock karena trauma - pins - plates - rods - screws Pada sub kategori : Excludes : removal of external fixation device Z47.8 Pada sub Bab : Excludes : care involving rehabilitation procedures (Z50,-) complication of internal orthopaedic devices, implants and grafts (T84,-) follow-up examination ofter treatment of fracture (Z09.4) Perhatian Khusus : Jika episode perawatan hanya untuk pengangkatan fiksasi internal, maka kode diagnosa fractur yang terkait tidak perlu digunakan.

108 109 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

134 XVII.Tindakan / Prosedur

Diagnosa : Kemoterapi (Z51.1) Prosedur : - 135 Aspek Koding : Z51.1 Chemotherapy session for neoplasm Diagnosa : - Exclude : follow-up examination after treatment Prosedur : Kode tindakan adhesiolisis Spinal Cord dan Nerve (Z08-Z09). Root dengan teknik injeksi steroid dan analgetik Perhatian Khusus : Perhatikan protokol kemoterapi, regimen dan Pengajuan RS : 03.6 billing. Jenis kanker/Ca dilihat dari hasil penunjang Verifikasi : 03.92 berupa hasil Patologi Anatomi penilaian keganasan Aspek Koding : Koding dalam INA–CBG menggunakan ICD-10 sel atau analisis Bone marrow utk kasus keganasan revisi Tahun 2010 untuk mengkode diagnosis pada sel darah. utama dan diagnosis sekunder serta menggunakan Untuk terapi adjuvan bukan merupakan bagian dari ICD-9-CM revisi Tahun 2010 untuk mengkode episode kemoterapi (tidak dapat menggunakan tindakan/prosedur kode Z51). Lysis adhesions NOTE: blunt --omit code digital --omit code manual --omit code mechanical --omit code without instrumentation --omit code Kata omit code (tidak dikoding) Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode prosedur lain yang berhubungan dan tidak dikode (Permenkes 76/2016 Hal. 50) Injection- spinal (canal) NEC 03.92 alcohol 03.8 anesthetic agent for analgesia 03.91

110 111 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

for operative anesthesia --omit code 136 contrast material (for myelogram) 87.21 destructive agent NEC 03.8 Diagnosa : - neurolytic agent NEC 03.8 Prosedur : 13.71 Insertion of intraocular lens prosthesis at phenol 03.8 time of cataract extract proteolytic enzyme (chymodiactin) Aspek Koding : 13.71 Insertion of intraocular lens prostesis at time (chymopapain) 80.52 of cataract axtraction, one stage saline (hypothermic) 03.92 Code also synchronous extraction of cataract steroid NEC 03.92 13.11-13.69 Perhatian Khusus : Pada kasus ini, sesuai laporan operasi, DPJP Excludes : implantation of intraocular telescope melakukan tindakan adhesiolisis spinal root prostesis 13.91 dengan teknik injeksi triamcinolon 80 mg (steroid) Perhatian Khusus : Pemasangan IOL pada ekstraksi katarak Sesuai ICD9CM Tahun 2010, Adhesiolisis (Lysis Adhesion) dengan tindakan tumpul, menggunakan 137 jari jemari, manual, mekanik, dan tanpa instrumen Diagnosa : - adalah omit code (tidak dikoding). Tindakan adhesiolisis spinal root dengan teknik Prosedur : 47.09 Other appendectomy injeksi triamcinolon 80 mg (steroid) adalah Aspek Koding : 47.09 Other appendectomy adhesiolisis tanpa instrumen (bedah) dan secara Excludes : incidental appendectomy, so mekanik dengan menggunakan agen steroid described sehingga tidak dikoding, namun yang dikoding laparoscopic 47.11 adalah tindakan injeksi triamcinolon 80 mg other 47.19 (steroid) tersebut. Sesuai ICD9CM, kode tindakan Perhatian Khusus : - injeksi triamcinolon 80 mg (steroid) pada spinal root menggunakan kode 03.92. 138 Diagnosa : - Prosedur : 49.46 excicion of haemorhoid Aspek Koding : 49.46 Excision of hemorrhoids Hemorrhoidectomy NOS

112 113 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

Perhatian Khusus : Lihat laporan operasi terdapat eksisi pada benjolan Lysis di anus. adhesions NOTE: blunt --omit code 139 digital --omit code Diagnosa : - manual --omit code Prosedur : 53.00 Unilateral repair of inguinal hernia, not mechanical --omit code otherwise specified without instrumentation --omit code Inguinal herniorrhaphy NOS Kata omit code (tidak dikoding) Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9CM maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode Excludes: laparoscopic unilateral repair of inguinal prosedur lain yang berhubungan dan tidak dikode hernia (17.11-17.13) (Permenkes 76/2016 Hal. 50) Perhatian Khusus : Cek kesesuaian laporan tindakan open approach Hysterectomy 68.9 atau endoscopic approach? Cek kesesuaian jenis abdominal 68.49 hernia apakah betul hernia ingunalis? laparoscopic (total) [TLH] 68.41 partial or subtotal (supracervical) 140 (supravaginal) 68.39 Diagnosa : - Perhatian Khusus : Kode yang diinput adalah tindakan histerektomi Prosedur : Tindakan laparatomi, adhesiolysis, Supravaginal supravaginal : (68.39) sedangkan tindakan histerektomi. Dikode dengan Excision or laparotomi (54.19) tidak dapat dikoding, Kode destruction of peritoneal tissue (54.4), Exploratory 54.4 (Excision or destruction of peritoneal tissue) laparotomy (54.11), Other and unspecified vaginal dikoding terpisah dengan tindakan 68.39 dengan hysterectomy (68.59) melakukan konfirmasi kepada DPJP mengenai SPI : Division of endometrial synechiae (68.21), tindakan yang dilakukan kepada pasien, terkait Other and unspecified subtotal abdominal lokasi dan diagnosa, memastikan tindakan hysterectomy (68.39), Other and unspecified memang dilakukan. vaginal hysterectomy (68.59) Lakukan konfirmasi mengenai teknik adhesiolysis Aspek Koding : ICD9CM 2010 apakah menggunakan instrumen tajam (surgical) Laparotomy NEC 54.19 karena pada ICD9CM teknik adhesiolysis yang as operative approach --omit code omit code adalah teknik tumpul, digital, manual, mekanik atau tanpa instrumen

114 115 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

Lakukan konfirmasi organ spesifik yang terlibat retrograde pyelogram 87.74 adhesi karena penggunaan adhesiolysis terdapat transurethral removal of calculus or clot from beberapa alternatif sesuai dengan indeks alfabet ureter and renal pelvis 56.0 lysis- Adhesion Perhatian Khusus : Insersi stent ureteral, drainase ginjal dengan 141 kateter

Diagnosa : - 143 Prosedur : Kekeliruan entry kode diagnose dan prosedur atas Diagnosa : - kasus persalinan. Kesalahan input tindakan, yang Prosedur : 60.29 other trans uretral prostactomy seharusnya Re-hecting Post SC namun ditagihkan Aspek Koding : 60.29 Transurethral prostatectomy dengan tindakan SC Excision of median bar by transurethral Aspek Koding : Pastikan kode yang di input dengan kesesuaian approach laporan tindakan. Untuk tindakan re hecting Transurethral electrovaporization of superfisial dan sederhana menggunakan kode prostrate (TEVAP) 86.59. Jika deep dan kompleks menggunakan kode Transurethral anucleative procedure 54.61 Transurethral prostatectomy NOS Perhatian Khusus : Pastikan kembali tindakan yang dilakukan benar Transurethral resection of prostate (TURP) bukan persalinan SC melainkan re-hecting pasca Perhatian Khusus : Lihat laporan operasi dimana teknik operasi melalu operasi cesar saja. uretra

142 144

Diagnosa : - Diagnosa : - Prosedur : 59.8 Ureteral catheterization Prosedur : 69.02 Dilation and curettage following delivery or Aspek Koding : 59.8 Ureteral catheterization abortion Drainage of kodney by catheter Aspek Koding : 69.02 Other dilation and curettage Insertion of ureteral stent Diagnostic D and C Ureterovesical orifice dilation Exclude : aspiration curettage of uterus 69.51- Cade also any ureterotomy 56.2 69.59 Excludes : that for : Perhatian Khusus : 69.01 jika untuk kuret terminasi kehamilan

116 117 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

O80.0-O80.9 145 outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis Diagnosa : - Sekunder Prosedur : 69.09 Other dilation and curettage Perhatian Khusus : Kode ini digunakan pada partus spontan (tanpa (Diagnostic D and C) bantuan alat) Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9 148 CM Excludes: aspiration curettage of uterus (69.51- Diagnosa : - 69.59) Prosedur : 73.6 Episiotomy Perhatian Khusus : Cek kesesuaian laporan tindakan apakah betul Episioproctotomy kuret tajam atau kuret aspirasi? Tujuan kuret untuk Episiotomy with subsequent episiorrhaphy keperluan diagnostik saja, bukan untuk kasus Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9CM abortus? Excludes: that with: high forceps (72.31) 146 low forceps (72.1) Diagnosa : - mid forceps (72.21) Prosedur : 73.4 Medical induction of labor outlet forceps (72.1) vacuum extraction (72.71) Aspek Koding : 73.4 Medical induction of labor Exclude : medication to auggment active labor Perhatian Khusus : Cek kesesuaian berkas apakah betul dilakukan --> omit code episiotomy? Tindakan episiorrhaphy tidak dikoding terpisah apabila dilakukan setelah episiotomy pada Perhatian Khusus : - episode yang sama 147 149 Diagnosa : - Diagnosa : - Prosedur : 73.59 Prosedur : 74.0 Classical cesarean section Other manualy assited delivery Aspek Koding : 74.0 Classical cesarean section Aspek Koding : Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/ Transperitoneal classical cesarean section komplikasi menjadi diagnosis utama. Cade also any synchronous : Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder :

118 119 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

hysterectomy 68.3-68.4, 68.6, 68.8) menggunakan kode 86.3 dan tindakan eksisi/ myomectomy 68.29 pengambilan jaringan Kelenjar Getah Bening sterilization 66.31-66.39, 66.63 menggunakan 40.2 (tergantung lokasi anatomis Perhatian Khusus : - Kelenjar Getah Bening) Jika ada pemeriksaan patologi anatomi, maka kode 150 yang tepat adalah biopsy of skin dan subcutaneous Diagnosa : - tissue (86.11) atau biopsy of lymphatic structure (40.11) tergantung jenis jaringan yang diambil Prosedur : 74.1, 74.4, 74.99 sebagai sampel (exclude dari kode eksisi (86.3 dan Caesar 40.2) Aspek Koding : Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/ komplikasi menjadi diagnosis utama. 152 Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder : Diagnosa : - O80.0-O80.9 Prosedur : Kode tindakan 83.39 pada tindakan pengambilan outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis jaringan yang dalam yaitu mengenai kulit, Sekunder subkutan, jaringan tumor, lapisan lemak dan Perhatian Khusus : - jaringan dibawahnya tanpa ada hasil pemeriksaan 151 patologi anatomi SPI : 86.3 Diagnosa : - Aspek Koding : ICD9CM 2010 Prosedur : Kode tindakan 83.39 pada tindakan pengambilan Excision lesion - jaringan yang menurut DPJP adalah subcutaneous tissue 86.3 lymphadenopati tanpa ada hasil pemeriksaan Pasien dengan tindakan eksisi STT dapat dirawat patologi anatomi inap. SPI : Excision of deep cervical lymph node (40.21) a. Sesuai dengan indikasi medis pasien Aspek Koding : ICD9CM 2010 Volume 3 b. Narkose umum Excision lesion - Penggunaan kode berdasarkan lokasi STT: subcutaneous tissue 86.3 a. Kode 83.39 untuk STT yang lokasinya dalam (otot, tendon) Perhatian Khusus : Sesuai ICD9CM 2010 Volume 3, tindakan b. kode 86.3 untuk STT yang superfisial (subkutis) pengambilan jaringan kulit dan subkutan

120 121 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

: Sesuai ICD9CM 2010, tindakan pengambilan Perhatian Khusus 154 jaringan kulit dan subkutan menggunakan kode 86.3 dan jaringan lunak (soft tissue) menggunakan Diagnosa : - kode 83.3 (Tanpa adanya hasil pemeriksaan Prosedur : 85.21 Local excision of lesion of breast patologi anatomi) Aspek Koding : 85.21 Local excisionof quadrant of breast Jika ada hasil pemeriksaan patologi anatomi, maka kode yang tepat adalah biopsi of skin and Lumpectomy subcutaneous tissue (86.11) atau biopsy of soft Removal of area of fibrosis from breast tissue (83.21) tergantung dari jenis jaringan yang Excludes : biopsy of breast (85.11-85.12) diambil sebagai sampel (exclude dari kode eksisi Perhatian Khusus : 85.2 Excision or destruction of breast tissue (86.3 dan 83.3) Excludes : mastectomy (85.41-85.48) Kedalaman lokasi STT, dapat dilihat dari : reduction mammoplasty (85.31- - Laporan operasi atau 85.32) - Hasil biopsi Penggunaan kode melihat dari lapisan kulit, apabila 155 dilakukan eksisi luas tidak dalam menggunakan Diagnosa : - kode wide excision Prosedur : 86.22 Excisional debridement of wound, infection, 153 or burn Diagnosa : - Aspek Koding : 86.22 dikoding jika pada laporan operasi terdapat Prosedur : Kode tindakan 83.49 pada tindakan pemeriksaan eksisi dan debridemen pada luka atau karna luka patologi anatomi dengan hasil : hibernoma pada bakar bahu (deltoid) Removal by excision of : SPI : 86.3 devitalized tissue Aspek Koding : ICD9CM 2010 Volume 3 necrosis Biopsy--- slough soft tissue NEC 83.21 Excludes : debridement of : abdominal wall (wound) 54.3 Perhatian Khusus : Hibernoma adalah tumor jaringan lunak jinak yang bone 77.60-77.69 terbentuk dari “brown adipocytes”. muscle 83.45 Sesuai ICD9CM Volume 3 ICD9CM 2010, kode untuk pemeriksaan patologi anatomi dengan hasil of hand 82.36 hibernoma adalah 83.21 nail (bed) (fold) 86.27

122 123 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

nonexcisional debridement of wound, 157 infection, or burn 86.28 open francture site 79.60-79.69 Diagnosa : - pedicle or flap graft 86.75 Prosedur : Kode ICD 9 CM untuk tindakan TCD (Transkranial Perhatian Khusus : Excludes: debridement of: abdominal wall (wound) Doppler) dan CD (Carotid Doppler) tepatnya (54.3) bone (77.60-77.69) muscle (83.45) of hand menggunakan kode 88.71 (82.36) nail (bed) (fold) (86.27) nonexcisional Aspek Koding : 88.71 Diagnostic ultrasound of head and neck debridement of wound, infection, or burn (86.28) Determinaton of midline shift of brain open fracture site (79.60-79.69) pedicle or flap Echoencephalography graft (86.75) Exclude : eye 95.13 156 Perhatian Khusus : - Diagnosa : - 158 Prosedur : 86.28 Nonexcisional debridement of wound, infection, or burn Diagnosa : - Aspek Koding : 86.28 Nonexcisional debridement of wound, Prosedur : 96.07 Insertion of other (naso-) gastric tube infection, or burnd Intubation for decompression Debridement NOS Aspek Koding : 96.07 Insertion of other (naso-)gastritis tube Maggot therapy Intubation for decompression Removal of devitalize tissue, necrosis and Excludes: that for enteral infusion of nutritional slough by such methods as : substance (96.6) brushing irrigation (under pressure) Perhatian Khusus : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9CM scrubbing Cek apakah ada pemasangan NGT washing 159 Water scalpel (jet) Diagnosa : - Perhatian Khusus : Tindakan pembersihan jaringan mati serta luka, untuk infeksi atau luka bakar Prosedur : 96.71 continuous invansive mechanical ventilation Hati hati dengan kode tindakan insisi for less then 96 hours

124 125 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

: 96.71 Continuous invasive mechanical ventilation Aspek Koding 160 for less than 96 consecutive hours Includes : Endotracheal respiratory assistance Diagnosa : - BiPAP delevered through endotracheal tube Prosedur : 97.64 Removal of other urinary drainage device or tracheostomy (invasive interface) Aspek Koding : 97.64 Removal of other urinary drainage device CPAP delivered through endotracheal tube or Removal of indwelling urinary catheter tracheostomy (invasive interface) Invesive positive pressure ventilation (IPPV) Perhatian Khusus : Lihat riwayat pemasangan diepisode sebelumnya, Mechanical ventilation through invasive jika tidak ada riwayat pemasangan pada RS tsb interface That by tracheostomy lihat hasil BNO sebelum tindakan Weaning of an intubated (endotracheal tube) 161 patient Exclude : non-invasive continous positive airway Diagnosa : - pressure (BiPAP) 93.90 Prosedur : Tindakan angkat jahitan continuous negative pressure ventilation Aspek Koding : Sesuai aturan ICD-9-CM Tahun 2010, tindakan/ (CNP) (iron lung) (cuirass) 93.90 prosedur angkat jahitan dikode dengan non-invasive continuous positive airway memperhatikan lokasi tindakan/prosedur pressure (APAP) 93.90 dilakukan. intermitten poditive pressure (IPPB) Removal --- 93.91 suture(s) NEC 97.89 abdominal wall 97.83 non-invasive positive pressure (NIPPV) 93.90 by incision --see Incision, by site genital tract that by face mask 93.90-93.99 97.79 that by nasal cannula 93.90-93.99 head and neck 97.38 thorax 97.43 that by nasal catheter 93.90-93.99 trunk NEC 97.84 Code also any associated : Perhatian Khusus : - endotracheal tube insertion 96.04 tracheostomy 31.1-31.29 162

Perhatian Khusus : Pastikan laporan tindakan intubasi yang terpasang Diagnosa : - mode mechanical Prosedur : 99.60 Cardiopulmonary resuscitation, not otherwise specified

126 127 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur

Aspek Koding : 99.60 Cardiopulmonary resuscitation, NES 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik Excludes : open chest cardiac : Perhatian Khusus : - electric stimulation 37.91 massage 37.91 165 Perhatian Khusus : Mohon diperhatikan cek resume medis apakah Diagnosa : - betul ada RJP? Kelengkapan billing? Perhatikan Prosedur : Kasus Rehabilitasi Medik (Rawat Jalan) diagnosis sekunder cardiac arrest atau respiratory Diatermi, tidak dikoding arrest? Aspek Koding : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 163 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah Diagnosa : - koding ICD-9-CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas Prosedur : 93.93 non mechanical method of resusitation dan spesifik Aspek Koding : 93.93 Non mechanical method of resuscitation Perhatian Khusus : - Artificial respiration Manual resusicitation Mouth-tomouth resuscitation Excludes : insertion of airway 96.01 - 96.05 other continuous invasive (through endotracheal tube or tracheostomy) mechanical ventilation 96.70 - 96.72 Perhatian Khusus : Lihat lembar observasi untuk tindakan resusitasi

164

Diagnosa : - Prosedur : Kode tindakan fisioterapi di rehabilitasi medik yang tidak dirinci. Aspek Koding : Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun

128 129 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG

Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Edisi 1 ADMINISTRASI 130 • Administrasi

1

Diagnosa : Pada kasus Haemofilia, harus ada rujukan balik (protokol terapi) dari PPK 3 dan surat rujukan menyusul, tidak bisa diklaimkan sebagai kasus Haemofilia. Prosedur : - Solusi Administrasi : Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK. 02.02/MENKES/523/ 2015 bahwa Peresepan Produk Darah Faktor VIIa (rekombinan), hanya boleh diberikan oleh hematolog dewasa atau hematolog anak. Yang diterima adalah kasus dengan protokol terapi yang sudah ada namun tidak dibawa. Untuk yang belum ada protokol terapi dan tidak ada penegakan diagnosis dari PPK 3 sebelumnya, tidak diberikan penjaminan Perhatian Khusus : -

2

Diagnosa : Penggunaan kode Z09.8 pada RS Khusus Kanker dan ditagihkan dengan tarif RS Khusus, koding ini digunakan pada kasus follow up HIV Prosedur : - Solusi Administrasi : Pasien kontrol diluar diagnosa kekhususan (diluar fokus treatment) pada RS khusus diklaimkan satu tingkat kelas tarif dibawahnya. Kode Z09.8 pada diagnosa kekhususan : di klaimkan sesuai dengan kelas RS khusus Kode Z09.8 pada diagnosa non kekhususan :

133 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Administrasi

diklaimkan satu tingkat kelas tarif dibawahnya 4 Perhatian Khusus : - Diagnosa : - 3 Prosedur : Pada prosedur kombinasi seperti SICS/ Diagnosa : - Fakoemulsifikasi_IOL+trabekulektomi atau ECCE+IOL+eksisi pterygium+graft, perhitungan Prosedur : Apakah operasi eviserasi dan enukleasi dengan klaim dihitung satu atau dua prosedur ? anestesi umum disarankan dirujuk ke rumah sakit Solusi Administrasi : Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis tipe B atau tipe A ? dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun Solusi Administrasi : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik. 28 Tahun 2014 yaitu : Perhatian Khusus : - Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan 5 tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat Diagnosa : - kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari : Pada pemeriksaan rawat jalan beberapa prosedur pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan Prosedur pemeriksaan seperti pemeriksaan refraksi dan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas koreksi kacamata dengan autorekfraktometer, rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua pemeriksaan slit lamp, pemeriksaan funduskopi atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat direk/indirek, pemeriksaan tekanan intrakular darurat, dengan tonometer, apakah mempuyai jasa kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pemeriksaan/klaim tersendiri pertimbangan geografis, dan pertimbangan Solusi Administrasi : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan ketersediaan fasilitas No. 28 Tahun 2014 bahwa untuk FKRTL BPJS Kriteria rujukan sesuai dengan indikasi medis, Kesehatan akan membayar dengan sistem paket kompetensi dokter, dan sarana prasarana yang INA CBG’s dan di luar paket INA CBGs. tersedia. Selama mempunyai fasilitas dan memilki Pembayaran pelayanan kesehatan dengan kompetensi yang sesuai, tidak perlu di rujuk. menggunakan sistem INA CBGs terhadap FKRTL Perhatian Khusus : - berdasarkan pada pengajuan klaim dari FKRTL baik untuk pelayanan rawat jalan maupun untuk pelayanan rawat inap. Perhatian Khusus : -

134 135 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Administrasi

6 7

Diagnosa : - Diagnosa : - Prosedur : Apabila setiap koding yang tadinya sudah di Prosedur : Obat Alteplase, Anistreolase, Reteplase, acc dan telah dibayar tapi ternyata pada kasus Tenecteplase TPA, dan Urokinase apakah bisa di yang sama dibulan yang berbeda verifikasinya Top up berubah kodingnya. Apakah RS harus selalu Solusi Administrasi : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. mengembalikan kelebihan bayar tersebut, yang 76 Tahun 2016 bahwa salah satu pembayaran tadinya sudah di acc. mengapa tidak dibebankan tambahan (Top Up ) dalam sistem INA-CBG adalah kepada kedua belah pihak? special drugs pemberian Streptokinase. Solusi Administrasi : Sesuai dengan perjanjian kerja sama antara BPJS Pemberian obat Alteplase, Anistreolase, Reteplase, Kesehatan dengan fasilitas kesehatan, terdapat hak Tenecteplase TPA dan Urokinase tidak bisa dan kewajiban para pihak dimana masing-masing diberikan pembayaran tambahan pihak berkewajiban membayar / mengembalikan (Top Up INA-CBG ). kekurangan/kelebihan pembayaran dalam hal Perhatian Khusus : - terjadinya kekurangan / kelebihan pembayaran atas dugaan incorrect claim (ketidaksesuaian klaim) atau terindikasi kecurangan berdasarkan hasil audit. Perhatian Khusus : -

136 137 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG

Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG Edisi 1 MEDIS 138 • Medis

1

Diagnosa : Diagnosis sekunder Shock Kardiogenik pada kasus meninggal Prosedur : - Aspek Medis : Kondisi Syok Kardiogenik dapat menjadi diagnosis sekunder terutama pada pasien penyakit jantung dengan bukti tertulisnya kriteria klinis dalam rekam medis berupa : 1. Penurunan Tekanan Darah a. TD < 90 mmHg tanpa inotropik, atau b. TD < 80 mmHg dengan inotropik 2. Penurunan Ejection Fraction (EF < 50%) Perhatian Khusus : Tidak boleh dikoding bila tidak tegak secara medis dan tidak ada resource khusus

2

Diagnosa : - Prosedur : USG pada Kehamilan (88.76/88.79) Aspek Medis : Dalam kondisi kehamilan normal, prosedur USG dilakukan sebanyak 3 kali (1 kali tiap trimester). Pada kehamilan dengan indikasi medis lainnya membutuhkan lebih banyak prosedur USG. Perhatian Khusus : -

141 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Medis

3 5

Diagnosa : Pneumonia/ Bronkopneumonia Diagnosa : Hiponatremi Prosedur : - Prosedur : - Aspek Medis : Pneumonia dapat didiagnosis sesuai dengan KMK Aspek Administrasi : Kondisi dimana kadar natrium lebih rendah dari RI No. HK. 02.02/MENKES/514/2015 yaitu jika nilai normal (Na < 135 mEq/L), maka kondisi pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat tersebut tetap dikatakan sebagai hiponatremia, progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala dan dapat digunakan sebagai diagnosa sekunder dibawah ini : apabila ada tatalaksana/terapi diberikan. 1. Batuk-batuk bertambah Perhatian Khusus : - 2. Perubahan karakteristik dahak / purulen 3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam 6 4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda Diagnosa : Hipokalemia konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki Prosedur : - 5. Leukosit > 10.000 atau < 4500 Aspek Administrasi : Kondisi dimana kadar kalium lebih rendah dari nilai Perhatian Khusus : - normal (K < 3,5 mEq/L), maka kondisi tersebut 4 tetap dikatakan sebagai hipokalemia, dan dapat digunakan sebagai diagnosa sekunder apabila ada Diagnosa : TB Paru (A15) tatalaksana/terapi diberikan. Prosedur : - Perhatian Khusus : - Aspek Administrasi : TB Paru dapat didiagnosis dengan melampirkan hasil pemeriksaan penunjang positif (imaging, 7 BTA) dan mendapatkan tatalaksana khusus berupa Diagnosa : Hipertensi disertai dengan Renal Failure. Obat Anti Tuberkulosis dan edukasi untuk minum Sesuai dengan ICD 10 tahun 2010 volume 1 obat. Jika hasil BTA negatif maka menggunakan yang termasuk pada kode I12 (hypertensive renal kode A16.- disease) adalah semua kondisi pada kode N00– Perhatian Khusus : - N07, N18.-, N19 atau N26 karena hipertensi. Untuk kasus Gagal Ginjal Akut atau Acute Renal Failure (N17) tidak termasuk pada kode I12

142 143 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Medis

(hypertensive renal disease) tatalaksana minimal untuk kondisi hipovolemik shock adalah dengan adanya loading cairan. Tahap Kreatinin serum Output urine Pengecualian kasus, hypovolemic shock sebagai I Peningkatan kreatinin < 0,5 ml/kg BB/jam diagnosis sekunder tetap dapat digunakan tanpa serum 0,3 mg/dl dalam dalam 6 jam 48 jam atau ≥ 1,5 - 1,9 tatalaksana spesifik pada kondisi pasien gawat kali dari baseline yang sudah meninggal terlebih dahulu sebelum II Peningkatan kreatinin < 0,5 ml/kg BB/jam mulai diberikan tatalaksana. serum ≥ 2 - 2,9 kali dari dalam > 12 jam baseline Perhatian Khusus : - III Peningkatan kreatinin < 0,3 ml/kg BB/jam 9 serum ≥ 3 kali dari dalam > 24 jam baseline atau > 4 mg/ atau anuria selama Diagnosa : - dl dengan peningkatan 12 jam akut minimal 0,5 mg/dl Prosedur : Colonoscopy atau membutuhkan terapi (45.23) pengganti ginjal Aspek Administrasi : Pada pasien-pasien geriatri dengan risiko dehidrasi, maka diperbolehkan untuk dilakukan Prosedur : - rawat inap. Pada pasien usia muda atau geriatrik Aspek Administrasi : Kondisi dimana kadar kalium lebih rendah dari nilai dengan kecemasan yang tinggi, serta pasien normal (K < 3,5 mEq/L), maka kondisi tersebut dengan perdarahan masif sehingga diperlukan tetap dikatakan sebagai hipokalemia, dan dapat perbaikan keadaan umumnya. digunakan sebagai diagnosa sekunder apabila ada Perhatian Khusus : - tatalaksana/terapi diberikan. Perhatian Khusus : -

8

Diagnosa : Hipovolemik Syok Prosedur : - Aspek Administrasi : Hipovolemik shock dapat digunakan sebagai diagnosis sekunder apabila terdapat manifestasi klinis yang sesuai dan adanya tatalaksana. Adapun

144 145 Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG

10

Diagnosa : Beta thalassaemia (D56.1) Prosedur : Transfusion of packed cells (99.04) Aspek Administrasi : Tindakan transfusi darah seharusnya dapat dilakukan dengan episode rawat jalan. Nilai Hb ataupun jumlah kantung darah yang akan diberikan, tidak dijadikan dasar dilakukannya transfusi dengan episode rawat inap Perhatian Khusus : -

146