2. TINJAUAN DATA

2.1. Data Fisik Tapak dan Bangunan 2.1.1. Tapak Luar Bangunan ini adalah bangunan fiktif yang diambil dari perancangan museum perangko yang terletak di Unit Distrik Ketabang yang berada di daerah Pusat sebagai tempat yang strategis dan mudah pencapaiannya. Termasuk dalam unit Kusuma Bangsa dengan batasan lokasi: • Utara: daerah perumahan • Selatan: Jalan Anggrek • Timur: Jalan Slamet dan Jalan Gubeng Pojok • Barat: Jalan Kusuma Bangsa

2.1.2. Tapak Dalam Berikut adalah kondisi tapak dalam bangunan: • Luas perancangan : ± 1184 m² • Tinggi Plafon : 5 m • Dinding: menggunakan 1 ½ bata • Kolom Struktural berjarak tiap 8 m, dengan ukuran 60 x 60 cm

9 Universitas Kristen Petra 10

ME

Gambar 2.1. Lay Out Perancangan Sumber: Tugas Akhir Perancangan Museum Perangko Jurusan Arsitek

2.2. Tinjauan Pustaka 2.2.1. Sejarah Pada tahun 1945, Jepang dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada . Daerah perminyakan ini

Universitas Kristen Petra 11

adalah bekas daerah konsesi BPM sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat dipertahankan bangsa Indonesia. Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953 Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan ‘koordinator’ untuk pertambangan oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa perbaikan. Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal A.H. Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk perusahaan minyak yang berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957 didirikan P.T. Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (P.T. PERMINA) dengan Kol. Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur. Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, P.T. Permina sebagai Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Negara dengan anggota- anggota Direksi waktu itu adalah : • Kol. Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur, • Let.Kol.S.M. Geudong sebagai Direktur, dan • Let.Kol.J.M Pattiasina sebagai Direktur.

2.2.2. Struktur Organisasi Pertamina Pada halaman berikut adalah struktur organisasi pada Perseroan Pertamina:

Universitas Kristen Petra 12

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pertamina http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=55

2.2.3. Profil Pertamina PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, S.H. No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang perusahaan perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31

Universitas Kristen Petra 13

Tahun 2003 "tentang pengalihan bentuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara (Pertamina) menjadi perusahaan perseroan (Persero)”. Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk: • Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien. • Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: • Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya. • Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan. • Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG. • Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

2.2.4. Agenda Transformasi Pertamina Yang dimaksud dengan transformasi Pertamina adalah: • Perubahan paradigma manajemen dan sumber daya manusia,

Universitas Kristen Petra 14

• transformasi kegiatan usaha di sektor hulu sebagai penghasil pendapatan utama perusahaan, • transformasi kegiatan usaha di sektor hilir sebagai ujung tombak perusahaan dalam interaksi dengan konsumen, • dan transformasi restrukturisasi korporat yang meliputi keuangan, SDM, hukum, IT, dan administrasi umum, termasuk penanganan aset.

Hasil yang diinginkan dari transformasi Pertamina adalah untuk menciptakan pola pengelolaan/manajemen perusahaan seperti berikut: • Percaya diri (confident), • bersih dan melaksanakan good corporate governance secara konsisten (clean), • fokus pada pelanggan (customer-focused), • dan mempunyai daya saing tinggi (competitive and efficient)

Beberapa hasil yang dicapai dalam perbaikan berkesinambungan yang dilakukan sejak Bulan Juli hingga 31 Desember 2006 antara lain: • Gelombang pertama dari 27 breakthrough projects (proyek-proyek terobosan) dalam 100 hari menghasilkan pendapatan tambahan kurang lebih USD 15 juta. • Identifikasi potensi penurunan biaya sebesar Rp 2 trilyun dalam supply chain melalui peningkatan efisiensi distribusi BBM. • 5 SPBU telah mencapai standard “Pertamina Way”, sesuai dengan sertifikasi BVI (Biro Veritas Indonesia) dengan target dapat mengimplementasikan “Pertamina Way” di 100 SPBU di DKI dan sekitarnya pada bulan Maret 2007. • Roll out jaminan kualitas dan kuantitas di SPBU. Program tersebut telah diimplementasikan di 5 SPBU percontohan dan nilai yang dihasilkan jika program tersebut selesai akan mencapai Rp 800 milyar. • Kerjasama dengan berbagai perusahaan minyak dan gas dunia. Sebagian telah membawa berbagai hasil, misalnya pembangunan lube oil plant di Dumai dengan SK Corp, joint-bidding di sektor hulu dengan Statoil, dan kerjasama di bidang aviasi dengan Shell.

Universitas Kristen Petra 15

2.2.. Visi dan Misi Pertamina Berikut adalah visi dan misi menuju Pertamina baru: 1. Visi Menjadi perusahaan yang unggul, maju, dan terpandang (to be a respected leading company) 2. Misi • Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia. • Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif, dan berdasarkan tata nilai unggulan. • Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

2.2.6. Kegiatan Pertamina Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu hulu dan hilir, serta ditunjang oleh kegiatan Anak-Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan (“Pertamina”, Wikipedia).

2.2.6.1. Pertamina Hulu Gambar di bawah ini adalah logo Pertamina lama selama 35 tahun sebelum digantikan logo baru pada 10 Desember 2005.

Gambar 2.3. Logo Pertamina Lama Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertamina

Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di

Universitas Kristen Petra 16

dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak (“Pertamina”, Wikipedia).

2.2.6.2. Pertamina Hilir Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran, niaga, dan perkapalan serta distribusi produk hilir baik di dalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan. Di bawah ini adalah gambar stasiun pengisian bahan bakar Pertamina (“Pertamina”, Wikipedia).

Gambar 2.4. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Pertamina Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertamina

2.2.7. Produk-produk Pertamina Berikut adalah produk-produk yang dihasilkan oleh Perseroan Pertamina: 1. Bahan bakar minyak (BBM): pertamax, pertamax plus, premium, solar, kerosin, dan Pertamina DEX. 2. Non-minyak: Minarex, HVI 90, HVI 160, lube base, green coke, dan aspal. 3. Gas: elpiji, bahan bakar gas (BBG), dan musicool.

4. Pelumas:

Universitas Kristen Petra 17

• Fastron Æ minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi sintetis • Prima XP SAE 20W-50 Æ pelumas produksi Pertamina untuk mesin bensin • Mesran Super SAE 20W-50 Æ pelumas mesin bensin • Mesrania 2T Super-X Æ pelumas mesin bensin dua langkah yang berpendingin air seperti mesin tempel atau speed boat. Pelumas ini diproduksi oleh Pertamina. Juga cocok untuk penggunaan pada motor tempel yang lebih kecil dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan bemo. • 2T Enviro Æ pelumas kendaraan 2 Tak dengan bahan bakar bensin juga pelumas semi sintetis yang dibuat dari bahan dasar pelumas mineral ditambah bahan dasar pelumas sintetis Poly Isobutylene. Direkomendasikan untuk digunakan pada mesin kendaraan 2 tak berbahan bakar bensin dengan pendingin udara, misalnya kendaraan- kendaraan 2 Tak buatan Jepang seperti Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Honda, dan Vespa. Selain itu dapat juga digunakan untuk mesin gergaji (chain saw) dan mesin potong rumput. • Enduro 4T, Meditran, dan Rored. 5. Petrokimia: Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Bensin, Propyline, dan Sulfur/belerang (“Pertamina”, Wikipedia).

2.3. Data Literatur 2.3.1. Tinjauan Mengenai Minyak dan Gas Bumi 2.3.1.1.Pengenalan Minyak dan Gas Bumi Minyak bumi dalam bahasa Inggris disebut petroleum, sedangkan bahasa Latin adalah petrus yang berarti karang dan oleum yang berarti minyak, dijuluki juga sebagai emas hitam. Karakteristik minyak adalah berupa cairan kental, berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah terbakar, berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi komponen pokoknya adalah hidrokarbon, bervariasi dalam penampilan,

Universitas Kristen Petra 18

komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil. Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak bumi merupakan zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi merupakan zat anorganik yang dihasilkan secara alami di dalam bumi. Namun, pandangan ini diragukan secara ilmiah karena hanya memiliki sedikit bukti yang mendukung. Minyak merupakan suatu bentuk cairan yang mudah terbakar yang diperoleh dari endapan yang berasal dari kehidupan di laut yang telah mati dan tertimbun tanah selama berabad-abad lamanya. Pada temperatur di antara 60 ˚C – 120 ˚C, endapan tersebut menjadi minyak dan ketika minyak ini terbuka pada saat perubahan temperatur menjadi 150 ˚C, terjadilah proses cracking dimana rantai molekul minyak yang panjang terpecah-peah menjadi komponen utamanya, yaitu methane, ethane, propane, dan buane yang kemudian berubah menjadi formasi gas bumi. Sebagai akibat dari perbedaan antara gravitasi migas dan air dalam pori- pori batu dan pergeseran kerak bumi, maka terjadilah pergerakan dari minyak yang disebut migrasi dan jika pergerakan itu tertahan oleh batu yang disebut cap rock maka minyak dan gas tersebut mengalami ”trapping”. Karena perbedaan massa, maka gas bumi sebagai yang teringan terletak di bagian atas dari trap, disusul oleh minyak dan air. Akibat tekanan-tekanan yang terjadi di dalam trap dapat terjadi suatu rembesan minyak atau disebut juga telaga minyak. Hal inilah yang mengawali ditemukannya minyak dan gas bumi di Indonesia. Tahapan yang dilakukan dalam seluruh kegiatan industri minyak dan gas bumi adalah sebagai berikut: 1. Eksplorasi Merupakan suatu kegiatan penyelidikan dan penjajakan daerah yang diperkirakan mengandung minyak dan gas bumi. Pada tahap ini penting dikenali struktur dari jumlah minyak dan gas termasuk juga analisis geofisika dan kimia dari air dan tanah. Kegiatan eksplorasi dapat dilakukan di: • Daratan Æ dilakukan di hutan, rawa-rawa, dan danau

Universitas Kristen Petra 19

• Lepas pantai Æ dilakukan di pantai dan di laut dalam Peralatan yang dipakai untuk kegiatan eksplorasi antara lain: • High resolution satellite photography Dengan alat ini area yang sangat luas dapat disurvei dalam waktu yang relatif singkat untuk mengetahui struktur bawah tanah yang relevan. • Airborne exploration Salah satu cara yang tepat dan efektif untuk mengumpulkan informasi yang berguna tentang hal-hal yang relevan dari suatu area luas dengan survei gravimetric dan magnetic. • 3D Seismic Recordings (perekaman Seismic secara tiga dimensi) Pada cara ini digunakan pantulan gelombang suara yang dipantulkan ke bawah permukaan tanah. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi. Hasil perkiraan dapat meliputi data apakah di dalam pori-pori batu terdapat minyak, gas, atau air. Pada akhirnya dalam proses eksplorasi ini, hasil yang dikeluarkan akan digunakan untuk mengambil keputusan apakah pengeboran seharusnya dilakukan atau tidak. 2. Eksploitasi Pengerjaan sumber minyak yang telah ditemukan melalui proses eksplorasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang ekonomis. 3. Proses/aplikasi Kegiatan ini menyangkut pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi setelah diadakan penyimpanan, penimbunan, pengangkutan, dan penanganan minyak dan gas bumi.

(“Minyak Bumi”, Wikipedia)

2.3.1.2. Sejarah Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Pada halaman Berikut adalah tabel sejarah minyak dan gas bumi di Indonesia mulai dari tahun 1871 hingga tahun 1968.

Tabel 2.1. Sejarah Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Tahun Sejarah

Universitas Kristen Petra 20

1871 Usaha pertama pengeboran minyak di Indonesia, dilakukan di Cirebon. Karena hasilnya sedikit, kemudian ditutup. 1883 Konsesi pertama pengusahaan minyak diserahkan Sultan Langkat kepada Aeilko J. Zijlker untuk daerah Telaga Said dekat Pangkalan Brandan. 1885 Produksi pertama Telaga Said, yang kemudian diusahakan oleh "Royal Dutch" 1890 Dibentuk "Koninklijke" untuk mengusahakan minyak di Sumatera Utara. 1892 Kilang minyak di Pangkalan Brandan yang dibangun "Royal Dutch" mulai berjalan. 1898 Kilang minyak Balikpapan mulai berjalan. 1899 Lapangan minyak Perlak, konsesi baru dari "Koninklijke" mulai menghasilkan. 1900 Kilang minyak Plaju mulai bekerja. 1901 Saluran pipa Perlak – Pangkalan Brandan selesai dibangun. 1907 ‘Koninklijke’ dan ‘Shell Transport and Trading Company’ bergabung membentuk BPM. 1907 Royal Dutch menyerahkan konsesi-konsesinya di Indonesia kepada BPM. 1911 Sejak tahun ini BPM mengusahakan daerah-daerah minyak sekitar Cepu. Instalasi minyak berkapasitas kecil dibangun. 1912 Dibentuk NKPM sebuah subsidiary dari "Standard oil Company of New Jersey", pada tahun 1948 nama NKPM menjadi STANVAC. 1916 STANVAC menemukan minyak di Daerah Talang Akar, Pendopo (Sumsel). 1920 BPM memperoleh kontrak untuk mengusahakan daerah jambi, dibentuk NIAM, dengan modal 50/50 antara BPM dengan Hindia Belanda. Manajemen berada di tangan BPM.

1923 NIAm Jambi menghasilkan produksi untuk pertama kali. 1926 Kilang minyak STANVAC di Sungai Gerong selesai dibangun, mulai berproduksi dalam rangka produksi keseluruhan Indonesia. 1931 ‘Standard Oil Company of California’ membentuk subsidiary yang setelah PD II bernama CALTEX. Pencarian minyak mulai diintensifkan. 1935 Saluran pipa dari jambi ke BPM di Plaju selesai dibangun. NNGPM suatu perseroan yang terdiri dari saham BPM (40%), STANVAC (40%) dan Far Pacific Investment Company (20%), mulai beroperasi di Irian Barat. 1936 Konsesi yang bernama "Kontrak 5A" untuk daerah di Sumatera Tengah diberikan kepada CALTEX. (termasuk lapangan MINAS). 1941 Pecah perang di Asia Tenggara, penghancuran dan penutupan sumur minyak bumi. 1944 Tentara pendudukan Jepang yang berusaha membangun kembali instalasi minyak menemukan MINAS. 1945 Lapangan minyak sekitar P. Brandan (ex konsesi BPM) diserahkan pihak Jepang atas nama sekutu kepada Bangsa Indonesia. Perusahaan ini diberi nama PTMNRI.

1946/ 1947 Jepang mundur, sejak pertengahan tahun 1946 sampai Agustus 1947 lapangan-lapangan minyak STANVAC dikuasai PERMIRI. 1948 STANVAC kembali mencapai tingkat produksi tertinggi sebelum perang.

Universitas Kristen Petra 21

1949 CALTEX kembali mengusahakan lapangan minyak di Sumatera Tengah. Konsesi BPM Cepu yang dikuasai PTMN dikembalikan kepada BPM akibat KMB, PTMN dibubarkan. 1951 PTMRI diakui sah oleh pemerintah RI dan diganti menjadi P.N PERMIGAN.

1952 CALTEX mulai mengekspor minyak dari lapangan MINAS. 1954 Pemerintah RI mengangkat seorang koordinator untuk Tambang Minyak Sumut dan PTMNRI dirubah menjadi TMSU.

1957 Awal Oktober 1957 K.S.A.D (pelaksana SOB) menunjuk KO. Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk sebuah perusahaan minyak yang berstatus hukum. Tanggal 10 Desember 1957 P.T. PERMINA didirikan, dan disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. J.A. 5/32/11 tanggal 3 April 1958. 1958 Bulan Juni PT PERMINA mengekspor minyak mentah untuk pertama kali, dan disusul yang kedua pada Agustus berikutnya. PT PERMINA mengadakan perjanjian kerjasama dengan perusahaan minyak Jepang NOSODECO. Kredit diangsur kembali dalam bentuk minyak mentah. PT PERMINA membuka perwakilan di Tokyo. 1959 NIAM menjadi PN PERMINDO. BPM/SHELL memulai proyek Tanjung di Kalimantan. 1960 BPM di Indonesia dilikuidasi dan sebagai ganti dibentuk PT SHELL INDONESIA. Dengan diundangkannya UU Minyak dan Gas Bumi No. 44 tahun 1960, tanggal 26 Oktober 1960, seluruh pengusahaan minyak di Indonesia dilaksanakan oleh Negara. Permindo mulai dengan organisasi perniagaan sendiri sesuai sifat perusahaan Semi Pemerintah, walaupun administrasi perniagaan masih diatur SHELL. 1961 Pemerintah RI mengambil alih saham SHELL dalam PERMINDO. PERMINDO dilIkuidasi dan dibentuk PN Pertambangan Minyak Indonesia disingkat PERTAMIN. Dengan PP No. 198 tahun 1961 didirikan Perusahaan Negara dengan nama PN Pertambangan Minyak Nasional, disingkat PN PERMINA dan PT PERMINA dilebur ke dalamnya. 1962 Indonesia bergabung menjadi anggota OPEC

1964 Pemerintah RI/PN PERMINA mengambil alih semua aktivitas NNGPM dengan membeli perusahaan tersebut. 1965 Tanggal 31 Desember 1965 Pemerintah RI membeli PT SHELL INDONESIA dengan harga US$ 110 juta. Unit-unit ex SHELL dimasukkan dalam organisasi PN PERMINA. 1966 Dengan Surat Keputusan Menteri Pertambangan No. 124/M/MIGAS tanggal 24 Maret 1966 organisasi PERMINA dibagi dalam 5 unit Operasi Daerah Produksi dengan kantor pusat di . 1967 Konsep Kontrak Production Sharing (KPS) mulai diperkenalkan. 1968 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1968 tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMINA dan PN PERTAMIN dilebur menjadi satu Perusahaan Negara dengan nama PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional, disingkat PN Pertamina. (Sumber: Perkembangan P.N. PERTAMINA Hingga Akhir 1968 13-17)

2.3.1.3. Proses Pengolahan Minyak Bumi

Universitas Kristen Petra 22

Menurut EG Giwangkara S, proses pengolahan minyak bumi sendiri terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu proses primer dan proses sekunder. Sebagian orang mendefinisikan proses primer sebagai proses fisika, sedangkan proses sekunder adalah proses kimia. Hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara pemisahan dengan cara proses sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.

Gambar 2.5. Urutan Hasil Proses Penyulingan Sumber: http://persembahanku.wordpress.com/2007/02/07/proses-pengolahan-minyak-bumi/

Berikut adalah proses pengolahan minyak bumi: 1. Proses Primer Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk ke dalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka

Universitas Kristen Petra 23

dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tangki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus ditambahkan adiktif (zat penambah) agar dapat memenuhi spesifikasi atau persyaratan yang ditentukan oleh Dirjen Migas RI untuk masing-masing produk tersebut. 2. Proses Sekunder Pada kenyataannya minyak bumi tidak pernah ada yang sama, bahkan untuk sumur minyak yang berdekatan sekalipun. Kenyataannya banyak sumur minyak yang menghasilkan minyak bumi dengan densitas (specific gravity) yang lebih berat, terutama untuk sumur minyak yang memang jenis minyak dalam sumur tersebut adalah jenis minyak berat. Pada pemompaan minyak dari dalam sumur (reservoir) biasanya yang akan terpompakan pada awal-awal produksi adalah bagian yang ringannya. Sehingga pada usia akhir sumur yang dipompakan adalah minyak beratnya. Untuk pengolahan minyak berat jenis ini maka bisa dipastikan produk yang dihasilkan akan lebih banyak fraksi beratnya daripada fraksi ringannya. Jika yang dimasak oleh proses primer adalah minyak bumi jenis minyak berat maka hasilnya akan lebih banyak fraksi beratnya (solar, minyak berat dan residu) daripada fraksi ringannya. Sementara tuntutan pasar lebih banyak produk dari fraksi ringan dibandingkan fraksi beratnya. Maka untuk menyiasatinya adalah dengan melakukan perubahan struktur kimia dari produk fraksi berat. Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan cara melakukan cracking atau pemutusan terhadap hidrokarbon rantai panjang menjadi

Universitas Kristen Petra 24

hidrokarbon rantai pendek, sehingga bisa menjadi fraksi ringan juga. Misalnya dengan cara merengkah sebuah molekul hidrokarbon C30 yang merupakan produk dari fraksi solar atau minyak berat menjadi dua buah molekul hidrokarbon C15 yang merupakan produk dari fraksi minyak tanah atau kerosin, atau menjadi sebuah molekul hidrokarbon C10 yang merupakan produk dari fraksi bensin dan sebuah molekul hidrokarbon C20 yang merupakan produk dari fraksi solar. Proses perengkahan ini sendiri ada dua dua cara, yaitu dengan cara menggunakan katalis (catalytic cracking) dan cara tanpa menggunakan katalis atau dengan cara pemanasan tinggi menggunakan suhu diatas 350°C (thermal cracking). (Proses Pengolahan Minyak Bumi par. 8-11)

2.3.2. Tinjauan yang berhubungan dengan Desain 2.3.2.1. Persyaratan Bangunan Berikut adalah persyaratan bangunan standar untuk museum: 1. Syarat umum a. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan berdasar pada fungsi dan aktivitasnya, ketenangan dan keramaian, serta berdasarkan pada keamanan. b. Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung museum c. Pintu masuk khusus (service entrance) adalah untuk lalu lintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta ruang-ruang pada bangunan khusus. d. Area publik atau umum terdiri dari: • Bangunan utama (pameran tetap dan pameran temporer) • Lobby atau ruang istirahat, ticket box, tempat penitipan barang, auditorium, keamananan/pos jaga, gift shop, kafetaria, toilet, taman, dan tempat parkir. e. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi termasuk perpustakaan dan ruang rapat

Universitas Kristen Petra 25

f. Area privat terdiri dari laboratorium konservasi, studio preparasi, storage, dan ruangan studio koleksi. (Pedoman Pendirian Museum 17-18) 2. Syarat khusus a. Bangunan utama (pameran tetap dan pameran temporer) harus dapat: • memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan, • mudah dicapai baik dari luar maupun dalam, • merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung museum, • dan mempunyai sistem keamanan yang baik dalam segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda (terhadap cuaca), dan segi kriminalitas misalnya pencurian. b. Bangunan auditorium harus: • mudah pencapaiannya oleh umum • dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah c. Bangunan khusus terdiri dari laboratorium konservasi, studi preparasi, storage, dan studi koleksi. Bangunan khusus ini harus: • terletak pada daerah yang tenang, • mempunyai pintu masuk khusus, • dan memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, serangga, dan kriminalitas) yang menyangkut segi-segi konstruksi dan spesifikasi ruang. d. Bangunan administrasi harus: • terletak strategis terhadap pencapaian umum dan bangunan- bangunan lain • dan mempunyai pintu masuk khusus. (Pedoman Pendirian Museum 17-18)

2.3.2.2. Pencahayaan

Universitas Kristen Petra 26

Pencahayaan adalah bagian khusus dalam mendesain ruang pamer dan berpengaruh penting bagi pengunjung. Untuk memperoleh sistem pencahayaan yang baik perlu diperhatikan tentang kuantitas cahaya yang sesuai dengan kebutuhan manusia dan juga unsur estetika dalam ruangan. Pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam men-display sebuah benda koleksi, dimana diharapkan setiap area pamer mendapat pencahayaan yang cukup baik. Area pamer yang ditonjolkan juga dapat terlihat dengan adanya permainan cahaya melalui jenis dan kekuatan dari cahaya itu sendiri. Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat dibedakan dalam dua prinsip yaitu yang bersangkutan dengan aspek visual dari segi suasana dan dekorasi. Pencahayaan dapat berupa sistem internal (dalam sebuah light box di atas show case) atau eksternal (misalnya spotlight dan fluorescent tubes), dan general illumination (pencahayaan seluruh area) atau accent (sorotan langsung pada area tertentu). Pencahayaan yang menyebar dapat menyebabkan pemantulan yang mengganggu penglihatan. Accent lighting biasanya menyilaukan dan menyusahkan mata untuk melihat detail sesuatu. Silau tidak hanya sebagai akibat dari penyinaran langsung tapi dapat ditimbulkan dari pantulan spotlight pada permukaan yang licin/berkilat seperti kaca, logam atau poster yang mengkilat. Mata mempunyai kecenderungan untuk melihat suatu cahaya, hal ini dapat digunakan untuk menarik pengunjung agar melihat benda pamer. Namun kita juga harus mengingat bahwa mata lelah dapat disebabkan karena mata menangkap perubahan level penyinaran yang amat besar. Level penyinaran sebaiknya tidak terlalu berbeda agar pengunjung nyaman pada saat melihat benda pamer. Dengan mempelajari berbagai macam teknik yang mempunyai kegunaan dan menimbulkan efek-efek sendiri yang berbeda akan menghasilkan suasana yang diharapkan akan terjadi dalam sebuah ruang: • Kondisi ruang, • letak penempatan lampu, • jenis dan daya lampu, • jenis permukaan benda-benda dalam ruang (memantulkan/menyerap cahaya), • warna-warna dinding (gelap/terang), • udara dalam ruang, • pola diagram dari tiap lampu

Universitas Kristen Petra 27

(Neufert, Ernst. Data Arsitek. Trans. Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga. 1996)

Terdapat dua macam sistem penerangan yaitu penerangan alami (dengan mengoptimalkan pencahayaan matahari, memperhatikan orientasi, dan pergerakan matahari) dan buatan (dengan menggunakan lampu, lilin, dsb.). Sistem pencahayaan buatan dibedakan atas: • Pencahayaan langsung: semua sinar langsung memancar dari sumber cahaya ke obyek yang disinari • Pencahayaan tidak langsung: sumber cahaya disembunyikan dari pandangan mata, cahaya yang dihasilkan adalah pantulan. Tujuannya untuk menuntun/mengarahkan pada suatu obyek • Pencahayaan setempat: pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi suatu tempat/obyek yang membutuhkan pencahayaan khusus • Pencahayaan yang membias: sinar yang memancar ke arah obyek melalui material yang menyebabkan sinar tersebut dalam area yang lebih besar daripada sumbernya.

Tabel 2.2. Efek Psikologis Cahaya Terhadap Ruang Intensitas Cahaya Efek Psikologis Ruang Terang Formal, riang, megah Ruang publik (misalnya toko, terminal), ruang anak-anak, kantor, ruang tamu Agak redup Akrab, romantis, hangat, Ruang keluarga, ruang nyaman makan, restoran, taman Redup Tenang, hening, syahdu Ruang tidur (Sumber: Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior, Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta.1998)

2.3.2.3. Penghawaan Untuk mengatur kesejukan udara ada dua sistem yang dikenal yaitu sistem alami (cross ventilation) dan mekanis (kipas angin dan AC). Untuk mendapatkan

Universitas Kristen Petra 28

sistem pengkondisian udara yang sejuk, bersih, dan nyaman ada beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai acuan: • Temperatur radiasi rata-rata konstan • Kecepatan aliran udara yang diinginkan • Kebersihan udara dari polusi • Partikel udara yang menimbulkan bau • Kualitas ventilasi • Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar • Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan • Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri

Untuk penghawaan yang baik ventilasi harus cukup memadai dan harus diperhatikan dengan baik. Sirkulasi penghawaan dipengaruhi oleh beberapa faktor: • Pemanas baik eksternal maupun internal • Pengontrolan temperatur dan kelembaban • Perbedaan temperatur antara ruang dan pengadaan udara

Untuk pendistribusian udara yang baik, sebaiknya membuat lubang di langit-langit. Untuk area penyimpanan harus mendistribusikan udara dengan baik. Dengan tingkat kelembaban yang rendah untuk mencegah dari kelapukan (Shops a Manual of Planning and Design 40).

2.3.2.4. Akustik Akustik adalah pengaturan suara sedemikian rupa sehingga suara yang timbul tidak mengganggu, justru memberi kenikmatan pada pemakai ruang. Untuk menghindari gema/gaung digunakan tekstur dinding yang kasar, bentuk dinding bergelombang/berlipat dengan material acoustic tile, softboard, vinyl, dan karpet (Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior, Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta.1998).

Universitas Kristen Petra 29

2.3.2.5. Sirkulasi Pola sirkulasi terutama ditentukan oleh jalan masuk utama atau main entrance. Kelancaran sirkulasi ditentukan oleh pengelompokan atau organisasi ruang yang benar secara struktural. Fungsi sirkulasi adalah untuk memberikan kelancaran bagi pengguna yang beraktivitas didalamnya. Dalam pemilihan sirkulasi biasanya disesuaikan dengan konsep bangunan yang akan dirancang. Berikut adalah beberapa macam pola sirkulasi: 1. Pola radial

a. Keuntungan: • Cocok untuk ruang yang besar • Pengunjung bebas memilih koleksi yang ingin dilihat • Pembagian koleksi jelas • Sirkulasi bisa ber-sequent b. Kerugian: pola sirkulasi seperti ini membutuhkan ruang yang lebih luas 2. Pola linear

a. Keuntungan:

Universitas Kristen Petra 30

• Sirkulasi ber-sequent • Pemisahan koleksi jelas b. Kerugian: • Pengunjung tidak bebas memilih koleksi yang diinginkan • Sirkulasi ada kemungkinan terganggu oleh orang yang melihat- lihat koleksi 3. Pola linear bercabang

a. Keuntungan: • Sirkulasi tidak terganggu • Pembagian koleksi jelas • Pengunjung bebas memilih b. Kerugian: pola sirkulasi seperti ini membutuhkan ruang yang lebih panjang 4. Pola random

a. Keuntungan:

Universitas Kristen Petra 31

• Cocok digunakan untuk museum dalam skala kecil • Pengunjung dapat melihat koleksi yang diingingkan b. Kerugian: • Sirkulasi cross dan membingungkan • Sirkulasi tergantung dari penataan koleksi • Pemisahan koleksi tidak jelas

2.3.2.6. Finishing Material untuk finishing yang diutamakan adalah kuat, mudah dibersihkan, dan mudah perawatannya. Berikut adalah beberapa material untuk finishing: 1. Lantai • Terazzo Æ ada dua macam, yaitu cor di tempat yang mempunyai keuntungan ekonomis dan bentuk bisa segi empat/bentuk geometris lain, tergantung fungsi ruang. Macam yang lain adalah precast terazzo yang mempunyai fungsi sama dengan ukuran 30 x 30 cm, 40 x 40 cm, 40 x 60 cm dan tebal 2,5 cm. • Vinyl sheet Æ sifatnya lentur, mudah tergores, tersedia dalam berbagai corak dan warna. • Rubber tiles Æ motif polos dan marmer yang biasa digunakan pada daerah dengan lalu lintas sedang atau ramai, misalnya rumah sakit, sekolah, dan kantor. • Asphalt tiles Æ motif marmer, serat kayu, batu, terazzo, dan kerikil. Biasa digunakan pada bangunan pabrik. • Lantai kayu Æ terdapat dua macam yaitu parket dan strip. Biasa digunakan pada tempat olahraga, rumah tinggal, dan bangunan umum. • Keramik Æ mempunyai keuntungan yaitu tahan terhadap suhu dingin/panas dan tahan terhadap gesekan. • Granit Æ biasa digunakan pada rumah tinggal dan gedung publik. 2. Dinding • Batu Æ tahan terhadap benturan keras, tahan panas/dingin termasuk ruangan ber-AC, dan tahan air (tidak berubah warna).

Universitas Kristen Petra 32

• Fiberglass Æ tahan retak, getaran, benturan, panas/dingin. Berkilau pada sinar lembut. Kesan psikologis membuat ruang terlihat luas dan bersih dengan nuansa modern. Dapat digunakan pada ruang publik, ruang rekreasi, dan ruang yang memerlukan material finishing yang kuat terhadap getaran dan benturan. • Kaca Æ tahan terhadap pengaruh cuaca, air, kelembaban, tetapi tidak tahan terhadap getaran, dan sifatnya tembus cahaya. Kesan psikologis ruang terlihat luas, bersih, dan terang. • Kayu Æ memberi kesan hangat, akrab, alami, dan tradisional. • Keramik Æ memberi kesan psikologis bersih. • Metal Æ memberi kesan eksklusif, canggih, dan bersih. • Vinyl Æ memberi kesan psikologis canggih dan ”up to date”. 3. Plafon Berikut adalah tabel pengaruh bahan dan karakter dalam kesan dan tujuan ruang:

Tabel 2.3. Pengaruh Bahan dan Karakter Plafon Dalam Kesan dan Tujuan Ruang Terhadap Ruang Kesan dan Tujuan Bahan dan Karakter Ruang Ruang Membutuhkan Gypsum board, eternit, Ruang rapat/sidang dan konsentrasi tinggi tripleks, finishing auditorium sederhana Menarik perhatian, Tripleks dengan finishing Ruang pamer dan menonjolkan diri, kontras showroom eksebisi Sebagai akustik Gypsum board, berbagai Teater dan auditorium jenis softboard/acoustic tile Alami, hangat, Kayu, anyaman, bambu, Rumah tinggal dan akrab, tradisional rotan restoran Gaya klasik Plat gips bermotif Rumah tinggal, hotel, dan

Universitas Kristen Petra 33

restoran Gaya glamour Kaca (antique glass Hotel, gereja mewah ceiling), kain beludru, kaca timah/patri Sederhana Eternit polos, tripleks Rumah tinggal sederhana Polos, sederhana, Beton ekspos Bangunan utilitas fungsional (Sumber: Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior, Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta.1998)

2.3.2.7. Elemen Interior 1. Lantai Material yang dipilih untuk lantai sebaiknya: a. fungsional, b. dekoratif, c. dan diperhatikan jenis dan kualitas dari material yang digunakan, karena pemilihan mempengaruhi pembersihan dan perawatan lantai. Maka sebaiknya menggunakan lantai dengan material yang awet, mudah dibersihkan, dan ramah terhadap benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. 2. Dinding Dinding selain berfungsi sebagai penyangga atau penutup dari sebuah gedung dapat juga difungsikan sebagai elemen pendukung interior untuk menunjang estetika baik secara fungsi maupun kesan atau tema yang ingin dihadirkan. Dinding dibagi menjadi dua yaitu: a. Permanen b. Dapat dibongkar, misalnya: • Self supporting panel • Terpasang pada rel/jalur • Digantung dengan menggunakan partisi ringan yang fleksibel (bisa diperbesar dan diperkecil) dan adaptable (memenuhi berbagai

Universitas Kristen Petra 34

kebutuhan yang berubah-ubah dan adanya variasi dalam fungsi dan desain) 3. Jendela Jendela yang terdapat pada museum berfungsi sebagai shop front dan memberikan view. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: a. pencahayaan alami, b. penitrasi panas matahari dan silau, c. masuknya sinar dari luar, d. perawatan, e. keamanan, f. dan berkurangnya privasi. 4. Plafon Plafon adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas. Kesan utama adalah adanya tinggi rendah ruang. Berfungsi juga sebagai bidang penempatan lampu, peletakan AC, sprinkler head, audio loudspeaker, dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile 218).

2.3.2.8. Warna Warna digunakan untuk menambah semarak tata letak barang. Warna- warna cerah dapat menimbulkan daya tarik tertentu. Warna-warna ringan seperti pastel dapat menimbulkan daya tarik yang lebih baik. Warna pastel cocok digunakan misalnya pada ruangan rehabilitasi atau dapat juga dipakai untuk memberikan kesan ruang lebih luas. Sedangkan warna-warna gelap tidak baik digunakan untuk display karena daya tariknya kecil. Kesan yang diberikan akan berkaitan dengan status sosial tertentu, seperti: • Biru langit Æ kesan pasif dan efeknya kecil untuk menarik perhatian • Oranye Æ mempunyai nilai tinggi untuk menarik perhatian • Kuning Æ dapat menjadi daya tarik yang sempurna tetapi hindari warna kuning pucat • Putih abu-abu Æ biasa digunakan untuk background, tidak bagus untuk latar depan

Universitas Kristen Petra 35

• Merah muda Æ warna yang dapat menimbulkan daya tarik yang bagus tetapi hindari warna merah mudah pucat • Merah Æ daya tarik perhatian yang sempurna, akan jauh lebih sempurna jika digabung dengan warna kuning

Berikut adalah pengaruh warna dalam kehidupan melalui penggunaan imajinasi warna: • Hijau Æ menunjukkan perasaan positif, kasih sayang, dan kepekaan • Merah Æ merangsang aktivitas fisik dan vitalitas, percaya diri, dan hangat • Biru langit Æ merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab, dan pendengaran • Oranye Æ merangsang emosi dan selera fisik (Psikologi Persepsi, Yudhawati. Ratna, S.Psi. dan Natalia Kusumawardhani, S.Psi. Universitas Kristen Petra, Juni 2001)

Tabel 2.4. Efek Psikologis Warna Warna Efek Psikis Jarak Biru Sejuk Segar, sejuk, Jauh tenang, konsentrasi Hijau Sejuk, dingin Segar, hidup Jauh Ungu Dingin Sendu, lembut, Dekat tenang, agung, mewah Merah Panas Berani, menyolok, Dekat merangsang, sebagai aksen Kuning Hangat Menarik Dekat perhatian, aktif, semarak Oranye Hangat Gembira, Dekat membangkitkan

Universitas Kristen Petra 36

semangat Hitam Netral Keras, berat, Dekat gelap, duka cita, memperkuat kontras Putih Netral Suci, bersih, Dekat tenang, resmi, mengengahi kontras Keemasan Netral Aristokrat, Dekat mewah, cerah, formal Abu-abu Netral Formal, tenang, jauh damai (Sumber: Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior, Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta:1998)

2.3.2.9. Tekstur Tekstur adalah halus atau kasarnya permukaan benda/material yang dapat diraba/dilihat. Berikut adalah jenis tekstur beserta efek psikologisnya: • Tekstur kasar: maskulin, kuat, memperkecil/mempersempit ruang, melemahkan/meredupkan intensitas warna • Tekstur halus: resmi, elegan, luas, terang, memperkuat intensitas warna (Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior, Laksmiwati, Triandi. CV. Rama M.G. Jakarta:1998)

2.3.2.10. Iklim dan Lingkungan Iklim di Asia Tenggara khususnya Negara Indonesia adalah lembab dengan curah hujan yang cukup banyak. Temperatur berkisar antara 25 – 37 ˚C dengan kadar kelembaban relatif. RH atau relative humidity berkisar antara 50 – 100 %. RH yang dipersyaratkan bagi benda-benda logam berbeda dengan RH

Universitas Kristen Petra 37

yang diperlukan bagi benda-benda seperti kertas, kayu, dan kulit. Iklim yang terlalu lembab dapat mengakibatkan: • lemahnya daya rekat, • membusuknya bahan perekat, • timbulnya bercak-bercak kotor pada kertas dan deluwang, • kaburnya warna dan daya tinta, • tumbuhnya jamur pada kulit, • rangsangan karat pada logam, • buramnya kelas dan kaca, • melengketnya tumpukan kertas, • dan semakin ketatnya kanvas/lukisan

Temperatur dan kelembaban harus benar-benar diperhatikan mengingat ruang pamer didesain secara khusus agar terlindung dati berbagai faktor pengrusakan seperti kelembaban, suhu, atau temperatur udara yang dapat menyebabkan karat serta keretakan, dan sinar matahari secara langsung. Karena itu perlu adanya semacam pengendalian iklim. Bila terlampau lembab perlu diusahakan RH yang sesuai bagi berbagai jenis bahan koleksi, yaitu antara 45 – 60 % dengan suhu antara 20 – 24 ˚C. Hal ini berlaku juga bagi iklim yang terlampau kering. Alat untuk mengurangi kelembaban disebut humidifier. Alat ini berbentuk portable dapat dibawa ke tempat/ruangan yang memerlukan. (Sutarga 54-55).

2.4. Data Tipologi 2.4.1. Singapore Science Centre 2.4.1.1. Sejarah Singapore Science Centre Pada tahun 1969, dengan usul dari Science Council of Singapore, pemerintah memutuskan untuk mengubah Museum Kebangsaan menjadi Museum Seni dan Sejarah dan sebuah lembaga baru yang akan ditujukan pada ilmu pengetahuan dan sains. Bangunan Science Centre ini didesain oleh Raymond Woo. Beliau memenangkan pertandingan dalam mendesain Science Centre ini karena desainnya yang dinilai sangat sesuai. Kemudian ia ditugaskan menjadi arsitek

Universitas Kristen Petra 38

bangunan ini yang terletak di Jurong ini dengan luas 6 hektar. Biaya pembangunannya sebesar $12 juta. Di bawah ini adalah gambar tampak bird view bangunan Singapore Science Centre.

Gambar 2.6. Tampak bird view bangunan Singapore Science Centre Sumber: www.science.edu.sg

Pada tanggal 10 Desember 1977, Dr. Toh Chin Chye, yang menjabat sebagai menteri Science Centre pada waktu itu membuka Singapore Science Centre secara resmi.

2.4.1.2. Informasi Pengunjung Singapore Science Centre Berikut adalah keterangan mengenai operasional Singapore Science Centre: • Singapore Science Centre tutup pada hari Senin kecuali pada waktu liburan sekolah. • Alamat: 15 Science Centre Road, Singapore 609081 • Telepon: (65) 6425-2500 • Fax: (65) 6565-9533

Universitas Kristen Petra 39

Gambar 2.7. Denah Singapore Science Centre Sumber: www.science.edu.sg

2.4.1.3. Fasilitas Singapore Science Centre Singapore Science Centre adalah sebuah lembaga pendidikan nonformal yang mempromosikan ilmu sains dan teknologi di kalangan pelajar dan masyarakat umum. Terdapat banyak koleksi tentang pendidikan dan pameran yang ditujukan kepada ilmu sains dan diakui sebagai salah satu pusat sains nomor satu di dunia. Lebih dari sejuta pengunjung datang ke Singapore Science Centre setiap tahunnya. Singapore Science Centre terdiri dari bangunan utama, bangunan tambahan, dan Omni-Theatre dan juga outdoor park. Pada pintu masuk utama ke Science Centre terdapat sepasang tiang setinggi 45 meter yang menjadi focal point. Pada pintu masuk utama terdapat sebuah restoran fast food, ticketing area, dan souvenir shop. Restoran fast food mempunyai pintu masuk yang terhubung dengan outdoor park sehingga pengunjung dapat makan di alam terbuka.

Universitas Kristen Petra 40

Gambar 2.8. Main Entrance Singapore Science Centre Sumber: www.science.edu.sg

Pada bangunan utama yang merupakan bangunan dengan 4 tingkat ini terdapat ruang galeri dengan luas 8.000 m2 untuk pameran, 14 laboratorium edukasi, teater, dan perpustakaan. Terletak di sebelah bangunan utama sebuah taman ekologi seluas 10.000 m2 yang terdapat berbagai macam tumbuhan dan juga laboratorium ekologi. Omni-Theatre adalah sebuah bangunan 3 tingkat yang merupakan teater dengan layar berbentuk kubah yang mempunyai fasilitas tempat duduk sebanyak 274 kursi. Film yang ditayangkan di teater ini adalah film mengenai ilmu sains. Pada bangunan ini terdapat tempat observatori, 2 laboratorium edukasi, 2 restoran, dan sebuah souvenir shop.

Gambar 2.9. Teater IMAX di Singapore Science Centre Sumber: www.science.edu.sg

Singapore Science Centre membuat sebuah taman kinetik outdoor untuk beberapa alat peraga sains tertentu yang tidak memungkinkan untuk diletakkan di dalam gedung. Taman ini digunakan untuk area pamer yang terletak di kawasan

Universitas Kristen Petra 41

terbuka antara science centre dan omni-theatre. Untuk menarik perhatian para pengunjung, pada taman kinetik seluas 7.000 m2 ini diberi water maze, jam matahari, dan air pancur solar. Di tengah-tengah taman terdapat ampiteater yang dapat menampung pengunjung untuk melihat demonstrasi dan pertunjukan seputar ilmu sains.

Gambar 2.10. Outdoor Park dengan taman kinetik water maze Sumber: www.science.edu.sg

a. b.

c. d. Gambar 2.11. a. Area pamer biologi b. Area demonstrasi c. Area audio visual d. Area pamer Sumber: foto lapangan

Universitas Kristen Petra 42

2.4.1.4. Visi dan Misi Singapore Science Centre Berikut adalah visi dan misi dari Singapore Science Centre: • Visi Untuk menjadi pusat sains dan teknologi bertaraf internasional • Misi Untuk menarik minat belajar dan kreativitas dalam sains dan teknologi melalui pengalaman yang imajinatif dan menarik sehingga dapat mendukung perkembangan pada sumber daya manusia.

Singapore Science Centre mempunyai tujuan sebagai berikut: • Memamerkan alat peraga yang berhubungan dengan ilmu fisika, ilmu hayat, ilmu terapan, dan teknologi industri • Menarik minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan sains dan teknologi.

2.4.2. Petrosains Petrosains adalah sebuah science discovery centre interaktif yang menyediakan berbagai hal tentang ilmu sains dan teknologi di bidang industri petroleum. Petrosains terletak di bangunan tertinggi di seluruh dunia yaitu Petronas Twin Towers yang terletak di jantung kota Kuala Lumpur. Konsep dan isi dari gedung sains ini tidak hanya seputar petroleum saja tetapi juga menyangkut semua aspek dari ilmu pengetahuan sains secara umum. Berikut adalah gambar main entrance Petrosains.

Gambar 2.12. Main Entrance Petrosains Sumber: foto lapangan

Universitas Kristen Petra 43

Di Petrosains pengunjung diharapkan dapat melihat bagaimana keterlibatan Negara Malaysia dalam industri petroleum. Petrosains dibangun dengan tujuan sebagai pijakan untuk menstimulasi minat masyarakat di bidang sains dan teknologi. Selain itu juga menyediakan beberapa kesempatan karir yang menarik dalam industri petroleum. Petrosains secara global aktif berpartisipasi dengan jaringan-jaringan profesional seperti Asia Pacific Network of Science and Technology (ASPAC), Association of Science Technology Centers (ASTC) dan European Collaborative for Science Industry and Technology Exhibitions (ECSITE). Petrosains didesain sebagai museum modern yang mengijinkan para pengunjung untuk dapat berinteraksi dengan semua fasilitas yang dipamerkan. Kunjungan dimulai dengan menaiki sebuah kereta kecil yang melewati alur linear hingga 7.000 m2 dari area pamer yang meliputi interactive exhibits, fun activities, dan display. Di Petrosains menyediakan guide, presenter, dan demonstrator sebagai salah satu fasilitas supaya pengunjung dapat lebih leluasa untuk menikmati benda-benda koleksi dan belajar secara maksimal. Berikut adalah data Petrosains: • Lokasi: PETROSAINS Sdn. Bhd. Petronas Twin Towers Level 4, Suria KLCC 50088 Kuala Lumpur Malaysia

Gambar 2.13. Petronas Twin Towers Site Plan Sumber: http://www.petronas.com.my

Universitas Kristen Petra 44

• Telepon: +603 2331 8787 • Fax: +603 2331 1212 • E-mail: [email protected] • Info/booking: +603 2331 8181

• Jam operasional: Hari Selasa – Kamis: pk 09.30 – 17.30 Hari Jumat: pk 13.30 – 17.30 Hari Sabtu, Minggu, dan hari libur umum: pk 09.30 – 18.30 Hari Senin tutup Hari libur umum tetap buka kecuali Hari Raya Puasa dan Hari Raya Haji

2.4.2.1. Struktur Organisasi Petrosains

Gambar 2.14. Struktur Organisasi Petrosains Sumber: http://www.petronas.com.my

2.4.2.2. Fasilitas Petrosains • Lobby Pada lobby pengunjung dapat melihat sebuah mobil balap F1 milik Petronas. Disini dapat dilihat bagaimana keterlibatan Petronas dalam teknologi

Universitas Kristen Petra 45

mesin dan bensin yang sudah berpengalaman. Kemudian beberapa meter terdapat air mancur untuk memberi kesan relax bagi pengunjung sebelum memasuki dunia Petrosains. Setelah membeli tiket, pengunjung dapat antri untuk naik wahana ”Dark Ride”.

• Dark Ride In Perjalanan pertama akan dimulai dengan kendaraan yang berbentuk seperti tetesan minyak. Tempat ini sedikit gelap kemudian pengunjung dapat melihat rainforest Malaysia yang indah , pegunungan, dan lautan.

Gambar 2.15. Wahana Dark Ride In Sumber: http://www.petronas.com.my

• Geotime Diorama Di tempat ini terdapat dinosaurus, gunung berapi, kehidupan prasejarah dalam bentuk diorama, dimana pengunjung dapat mempelajari semua tentang batu-batuan dan sejenisnya. Pada area pamer ini difokuskan kepada empat faktor yaitu biologi, geologi, kimia, dan klimatik. Disini pengunjung juga dapat mengetes kekuatan otak dengan bermain puzzle, kuis, dan aktivitas lainnya. Pengunjung akan dikagumkan dengan banyak informasi mengenai perkembangan dan perubahan bumi yang kita tinggali dan banyak lainnya.

Universitas Kristen Petra 46

Gambar 2.16. Geotime Diorama Sumber: foto lapangan

• Ruang Eksplorasi Pada bagian ini pengunjung dapat belajar tentang berbagai macam peralatan hi-tech dan teknik yang dipakai pada saat eksplorasi petroleum.

Gambar 2.17. Salah Satu Peralatan untuk Eksplorasi Petroleum Sumber: http://www.petronas.com.my

• Galeria Galeria ini adalah area khusus di Petrosains yang membantu memperkenalkan ilmu sains kepada anak-anak yang berumur antara dua hingga delapan tahun melalui aktivitas yang seru, menjelajahi ilmu sains melalui indra dengan meraba, mencium, mendengar, dan melihat. Hal ini untuk menarik dan mendapatkan entusias dalam mengeksplorasi dan belajar lebih mengenai dunia dimana mereka tinggal dengan cara bermain.

Universitas Kristen Petra 47

Gambar 2.18. Permainan Science di Galeria Petrosains Sumber: http://www.petronas.com.my

• Teater Ungku Omar Mini theatre ini berkapasitas 32 tempat duduk dengan fasilitas proyektor, layar, dan audio. Di mini theatre ini diputar film-film dokumenter dengan jadwal yang telah ditentukan.

2.4.3. Museum Graha Widya Patra 2.4.3.1. Sejarah Museum Graha Widya Patra Pembangunan museum ini berawal dari peringatan seratus tahun usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Gagasan pendirian dicetuskan pada konvensi IPA ke-14, bulan Oktober 1985, sebagai Monumen Peringatan 100 tahun Usaha Perminyakan Indonesia. Pembangunan fisik dimulai pada bulan Juli 1987, dan diresmikan oleh Presiden pada tanggal 20 April 1989. Bangunan utama yang dapat dilihat ialah anjungan lepas pantai ciri khas pencarian minyak dan gas bumi yang juga akan menjadi ajang utama penjelajahan minyak dan gas bumi di masa mendatang. Ada juga bangunan pendukung yang berbentuk gilig, menyerupai tangki penampung minyak. Terkenal juga dengan julukan Gawitra dari singkatan Graha Widya Patra. Museum ini mengetengahkan seluk beluk mengenai minyak dan gas bumi. Kisah sejarah perkembangan upaya-upaya manusia dalam pencarian, penemuan dan pemanfaatan minyak dan gas bumi, terlukis jelas dan rinci dalam pamerannya. Upaya ini meliputi penjelajahan, pemrosesan disertai peringatan kemungkinan dampak yang akan terjadi. Dalam segi penjelajahan dapat dilihat proses terjadinya cekungan minyak dan gas, serta teknologi untuk penemuannya, baik yang

Universitas Kristen Petra 48

diterapkan pada masa-masa lampau maupun pada masa kini. dan mendatang. Di samping itu, di halaman Museum Minyak dan Gas Bumi ini dipamerkan pula peragaan berbagai benda yang berperan dalam pencarian dan pemanfaatan minyak dan gas bumi. Minyak bumi bukan hanya untuk menyediakan energi sebagai bahan bakar, tetapi juga untuk keperluan lain. Produk-produk yang berbahan minyak bumi diperagakan pula dalam museum ini. Disajikan pula sejarah perkembangan geologi bumi, bagaimana perkembangan masa beratus juta tahun yang lalu sampai kemungkinan dampak pemanfaatan minyak dan gas bumi bila manusia tidak berhati-hati dan tidak memperhatikan lingkungannya.

2.4.3.2. Data Museum Graha Widya Patra Berikut adalah data Museum Graha Widya Patra (Gawitra): • Alamat: Taman Mini Indonesia Indah, Jalan Raya Taman Mini, Jakarta, Indonesia • Telepon: +6221 8401686, +6221 8408418 • Fax: +6221 8408417 • E-mail: [email protected] • Website: http://www.museum-migas.go.id

Museum ini terletak di sisi Timur kompleks TMII dengan batas-batas sebagai berikut: • Sebelah Utara: Taman Burung TMII • Sebelah Barat: Pusat Peragaan IPTEK • Sebelah Selatan: Museum LEB TMII • Sebelah Timur: Pedepokan karyawan TMII

Universitas Kristen Petra 49

Gambar 2.19. Site Plan Museum Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

2.4.3.3. Misi Museum Gawitra Berikut adalah misi Museum Graha Widya Patra (Gawitra): • melestarikan dan mewariskan nilai kejuangan para perintis di bidang Migas, • melaksanakan bimbingan dan edukasi mengenai perkembangan usaha dan IPTEK Migas, • menyebarluaskan informasi dan citra positif peran industri Migas, • melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa.

2.4.3.4. Fasilitas Museum Gawitra 2.4.3.4.1. Peragaan Luar Di depan Museum Minyak dan Gas Bumi ini tampak gedung utama dengan danau buatan di depannya. Dari sudut pandang ini gedung utama akan terkesan sebagai anjungan lepas pantai yang diapit oleh dua tangki timbun.

Gambar 2.20. Tampak Depan Bangunan Museum Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

Universitas Kristen Petra 50

Gedung Utama dihubungkan oleh jembatan penyeberangan. Jembatan penyeberangan ini terdiri dari dua bagian utama, seolah-olah menggambarkan dua era pencarian minyak, yaitu yang semula hanya di darat, kini sudah merambah ke laut dalam. Di halaman luar dipamerkan benda-benda koleksi, sebagai peninggalan sejarah mengenai kegiatan perminyakan di Indonesia dari hulu sampai ke hilir. Di bawah ini adalah gambar benda-benda ini yang memiliki ukuran sebenarnya dan diperagakan baik secara utuh ataupun sebagian saja.

a b

c Gambar 2.21. a. Pompa Bensin yang Dioperasikan Secara Manual (Buatan Tahun 1930) b. Crude Battery dari Kilang Sungai Gerong c. Pompa Angguk Conadish Sumbangan PPT MIGAS Cepu Sumber: http://www.museum-migas.go.id

Salah satu benda peraga yang terdapat di danau buatan adalah kepala sumur Cinta-1 yang berasal dari sumur produksi lepas pantai pertama di Indonesia, yaitu sumur Cinta-1. Benda peraga ini dengan sengaja ditempatkan di sini untuk memberi kesan bahwa asalnya terpasang di lepas pantai.

Universitas Kristen Petra 51

Gambar 2.22. Peragaan Luar Sumur Cinta-1 Sumber: http://www.museum-migas.go.id

2.4.3.4.2. Peragaan Dalam • Mini Theatre Terletak di lantai dasar gedung utama. Disini diputar film-film animasi yang mudah dipahami anak-anak seperti "Asal Mula Minyak Bumi", "Aku Juga Berasal dari Minyak", film dokumenter kegiatan perminyakan dan film umum.

Gambar 2.23. Contoh Film Animasi yang diputar di Mini Teater Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

• Ruang Peran Ruang peran terletak di lantai dasar gedung utama. Peragaan-peragaan dalam ruang ini menggambarkan betapa pentingnya peran Migas sebagai sumber energi, penghasil BBM dan non-BBM serta produk-produk petrokimia. Sebatang pohon minyak secara simbolis menampilkan pada cabang-cabangnya berbagai jenis produk yang dihasilkan melalui proses pengolahan Migas.

Universitas Kristen Petra 52

Gambar 2.24. Ruang Peran di Museum Migas Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

• Ruang Sejarah Terletak di lantai bawah gedung utama. Mengajak para pengunjung menelusuri sejarah pemanfaatan minyak bumi pada zaman prakomersial, kegigihan para perintis di bidang perminyakan, perkembangan usaha perminyakan mulai zaman Hindia Belanda, Penjajahan Jepang, masa pembenahan, hingga Pelita V, serta perkiraan peran gas bumi di masa depan.

Gambar 2.25. Ruang Sejarah di Museum Migas Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

• Diorama Peradaban Manusia Diorama ini terdapat di tengah-tengah gedung utama sepanjang ram menuju ke anjungan kegiatan hulu. Diorama ini menggambarkan betapa pesatnya perkembangan peradaban manusia setelah ditemukan minyak bumi. Sebaliknya di sini juga diperingatkan akan malapetaka yang akan dihadapi umat manusia, bila penggunaan migas tidak mengindahkan kelestarian lingkungan.

Universitas Kristen Petra 53

Gambar 2.26. Ruang Diorama di Museum Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

• Anjungan Kegiatan Hulu (sebelumnya disebut sebagai Anjungan Eksplorasi) Anjungan ini terdapat di sisi kanan Gedung Utama, dan berbentuk tangki timbun minyak. Di sini diperagakan sejarah pergeseran bumi, terjadinya fosil, asal terjadinya migas, teknologi pencarian cadangan minyak, cara pengeboran sumur serta cara memproduksinya. • Ram menuju Anjungan Kegiatan Hulu (sebelumnya disebut Anjungan Proses Aplikasi dan Dampak) Di sini para filatelis dapat menikmati contoh-contoh perangko yang dikeluarkan untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam dunia perminyakan di Indonesia.

2.4.3.4.3. Fasilitas Penunjang • Taman dan kolam dengan sepeda air untuk rekreasi • Kantin sederhana terletak di dekat Plaza Penerima • Perpustakaan di lantai-3 • Mushola di lantai-3 • Plaza Penerima dengan kapasitas 200 kursi • Ruang Penerima dengan 50 tempat duduk terpasang • Lobby Informasi terletak di lantai dasar dengan kapasitas 100 kursi • Ruang kurator terletak di lantai 4 dengan kapasitas 12 kursi rapat • Ruang kelas terletak di lantai 3 dengan kapasitas 50 kursi

Universitas Kristen Petra 54

Gambar 2.27. Fasilitas Ruang Kelas di Museum Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

• Auditorium terletak di lantai 4 dengan kapasitas 150 kursi

Gambar 2.28. Fasilitas Auditorium di Museum Gawitra Sumber: http://www.museum-migas.go.id

2.4.4. Jatim Park Science Centre Jawa Timur Park Science Centre diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi pada waktu itu, Ir. H. M. Hatta Rajasa pada tanggal 2 Maret 2002 sebagai salah satu Pusat Peragaan Iptek (Puspa Iptek) di Indonesia. Jawa Timur Park Science Centre merupakan suatu kawasan belajar yang terdiri dari 12 stan dengan luas sekitar 1000 m². Berisi alat-alat peraga IPTEK dan karya-karya teknologi inovatif. Di tempat ini siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum dapat menyaksikan dan mencoba peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga diharapkan dapat memperluas wawasan, memperkaya pemahaman, mengapresiasi temuan-temuan teknologi, dan akhirnya diharapkan dapat mempercepat proses pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kelak menjadi unsur penguat dalam kompetitif antar bangsa.

Universitas Kristen Petra 55

Gambar 2.29. Entrance Jatim Park Science Centre Sumber: foto lapangan

2.4.4.1. Data Jatim Park Science Centre Berikut adalah data Jatim Park Science Centre: • Lokasi: Jalan Kartika 2, Batu - Jawa Timur, Indonesia • Telepon: +62341 587777 • Fax: +62341 598888

Gambar 2.30. Denah Jatim Park Science Centre Sumber: brosur

2.4.4.2. Visi Misi Jatim Park Science Centre Visi dan misi Jatim Park Science Centre adalah memadukan secara serasi konsep pendidikan dan konsep pariwisata di dalam satu ruang dan waktu

Universitas Kristen Petra 56

2.4.4.3. Fasilitas Jatim Park Science Centre 2.4.4.3.1. Peragaan Dalam 1. Galeri Belajar • Kimia Æ sistem periodik kimia, larutan asam basa • Matematika

Gambar 2.31. Contoh Peragaan Galeri Belajar Matematika di Jatim Park Science Centre Sumber: foto lapangan

• Fisika Æ gaya sentrifugal dan sentripetal, listrik

Gambar 2.32. Galeri Belajar Fisika di Jatim Park Science Centre Sumber: foto lapangan

• Biologi Æ anatomi tubuh manusia, tumbuhan, tokoh-tokoh sains

Gambar 2.33. Galeri Belajar Biologi di Jatim Park Science Centre Sumber: foto lapangan

Universitas Kristen Petra 57

2. Stadium Belajar • Fasilitas 300 seats • Ruangan berdiameter ± 8 m • Area untuk demonstrasi

Gambar 2.34. Stadium Belajar di Jatim Park Science Centre Sumber: foto lapangan

2.4.5. Museum MPU Tantular 2.4.5.1. Sejarah Museum MPU Tantular Pada dasarnya Museum Negeri mpu Tantular adalah kelanjutan dari Stedelijk historisch Museum Surabaya yang didirikan oleh Von Vaber berkebangsaan Jerman yang sudah menjadi warga Surabaya. Lembaga Kebudayaan ini didirikan tahun 1933, namun baru diresmikan pada tanggal 25 Juli 1937 di gedung sendiri di Jalan Pemuda 33 Surabaya. Sebelum Von Vaber sampai kepada ide untuk mendirikan Museum, terdapat pemikiran/ide-ide yang pokoknya sebagai berikut: • Mengungkapkan sejarah kota Surabaya sebagai kota kelahiran. • Mempersembahkan padanya suatu Lembaga Kebudayaan yang pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk museum. Usaha-usaha ini dimulai sejak tahun 1922 dimana Von Vaber mulai mengumpulkan data secara sistimatis untuk dipergunakan sebagai bahan penulisan kitab "Old Surabaya" (Surabaya Lama). Setelah buku tersebut dapat diterbitkan, langkah berikutnya adalah penulisan kitab "New Surabaya" yang diterbitkan tahun 1933. Museum yang dirintis oleh Von Vaber dimulai dengan wujud yang sangat kecil dalam suatu ruangan di Readhuis Ketabang. Tempat ini sesungguhnya jauh

Universitas Kristen Petra 58

dari apa yang diharapkan. Kemudian muncul tawaran dari Nyonya Janda Han Tjiong King untuk menempatkan museum itu dalam suatu ruangan di Tegal Sari yang luasnya 5 kali luas ruangan yang semula. Karena perkembangan Museum tersebut, ruangan yang ada dirasakan kurang memadai, untuk itu diusahakan agar mendapat ruangan yang lebih luas dan memadai untuk Museum. Usaha tersebut dapat terlaksana dengan diperolehnya sebuah bangunan baru di jalan Simpang (sekarang jalan Pemuda 3 Surabaya) dan dibiayai oleh dana yang terkumpul dari masyarakat. Tata ruangan museum ini mempunyai suatu ruangan koleksi, Perpustakaan, Ruang kantor, Auditorium. Untuk penyempurnaan museum yang dipimpinnya, Von Vaber banyak mengadakan hubungan internasional, namun sebelum cita-citanya tercapai, Von Vaber meninggal pada tanggal 30 September 1955. Sepeninggal Von Vaber museum tersebut tidak terawat, koleksi-koleksinya banyak yang rusak dan hilang. Kemudian museum ditempatkan dibawah Yayasan Pendidikan Umum yang menjaga kelangsungan hidup museum. Kenyataannya mengalami banyak kesulitan karena kekurangan biaya. Usaha untuk mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur dilakukan pada tahun 1964 yang pada saat itu Ketua Yayasan Bapak Prof Dr. M. Soetopo. Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk perbaikan dan pengamanan serta rehabilitasi gedung. Setelah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan membentuk suatu Direktorat Permuseuman, perhatian Pemerinrah terhadap museum yang dikelola Yayasan Pendidikan Umum dapat lebih intensif dan serius. Bantuan-bantuan diusahakan baik dari Pemerintah Pusat maupun dari Pemerintah Daerah. Museum Pendidikan Umum dibuka secara umum tanggal 23 Mei 1972 dan diresmikan dengan nama "Museum Jawa Timur". Selanjutnya timbul inisiatif untuk menyerahkan Lembaga Kebudayaan ini kepada Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur. Dalam proses penegerian selanjutnya Yayasan Pendidikan Umum bekerja sama dengan perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Kantor Pembinaan Permuseuman. Adapun hasilnya yang dicapai adalah terbitnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 13 Februari 1974 Nomor 040/C/1974. Sejak saat itu Museum Jawa Timur berstatus Museum Negeri. Peresmian dilakukan tanggal 1 Nopember 1974 dengan serah terima dari Ketua yayasan Pendidikan Umum untuk Kebudayaan yaitu Bapak R. Banu Iskandar

Universitas Kristen Petra 59

kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Bapak Prof. Dr. I.B. Mantra. Selanjutnya museum Jawa Timur diresmikan dengan nama "Museum Negeri Jawa Timur Mpu Tantular" dengan lokasi di jalan Pemuda 3 Surabaya. Karena bertambahnya koleksi pertengahan bulan September - Oktober 1975 Museum dipindahkan ke tempat yang lebih luas yaitu di Jalan Taman Mayangkara No.6 Surabaya yang peresmiannya pada tanggal 12 Agustus 1977 oleh Gubernur Jawa Timur Bapak Sunandar Priyosudarmo. Kemudian museum ini dipindahkan lagi ke Jalan Raya Buduran di daerah Sidoarjo dan secara resmi dibuka oleh kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur Bapak Drs. H. Rasio Msi pada tanggal 14 Mei 2004.

2.4.5.2. Data Museum MPU Tantular Tata pameran di gedung ini secara keseluruhan mengacu pada konteks eksistensi manusia Jawa Timur dengan pendekatan intelektual estetika dan edukatif dan untuk dapat lebih berimprovisasi dengan pengunjung dalam sebuah kegiatan seperti pameran temporer atau yang bersifat insidentil. Berikut adalah data Museum MPU Tantular: • Lokasi: Jalan Raya Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo • Telepon: +6231 8056688 • Luas: 3,25 Ha • Website: www.museum-mputantular.com

2.4.5.3. Struktur Organisasi Museum MPU Tantular Berikut adalah struktur organisasi Museum MPU Tantular. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Museum Negeri Mpu Tantular didukung oleh:

Universitas Kristen Petra 60

Gambar 2.35. Struktur Organisasi Museum MPU Tantular Sumber: www.museum-mputantular.com

• Kepala Æ bertugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi museum di wilayah kerja Museum Negeri Mpu Tantular • Sub bagian tata usaha Æ bertugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga, registrasi dan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan keamanan • Kelompok tenaga teknis Æ bertugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan penelitian, penyajian, dan bimbingan edukatif kultural koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah

Kelompok Tenaga Teknis pada Museum Negeri Mpu Tantular terdiri dari: • Kelompok tenaga teknis koleksi Æ bertugas mengumpulkan, meneliti, dan mengolah koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah. • Kelompok tenaga teknis konservasi/preparasi mempunyai tugas merawat, mengawetkan dan menyajikan koleksi pada ruang Pameran. Jadi Tanggung jawab dan tugasnya meliputi melakukan konservasi, preparasi, restorasi, dan reproduksi koleksi serta persiapan tata pameran. • Kelompok tenaga teknis bimbingan edukasi Æ tugasnya meliputi kegiatan bimbingan dengan metode edukatif kultural, penerbitan, pemberian informasi atau penerangan koleksi museum kepada masyarakat pengunjung museum dan publikasi. Bimbingan edukasi mempunyai peran untuk mengkomunikasikan dan mentransformasikan nilai-nilai budaya yang ada pada museum kepada masyarakat.

Universitas Kristen Petra 61

2.4.5.4. Fasilitas Museum MPU Tantular Museum MPU Tantular ini mempunyai tujuan sebagai pusat pendidikan, merupakan salah satu pusat untuk belajar, pusat penelitian, sebagai penyedia jaringan informasi dan pusat rekreasi sebagai salah satu penghayatan nilai-nilai keindahan. Konsep tersebut menunjukkan cita-cita Museum MPU Tantular sebagai pusat kegiatan belajar. Museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama adalah area pamer untuk display koleksi cagar budaya dan ilmu pengetahuan manusia modern yang disajikan dalam gedung pameran tetap. Sedangkan lantai kedua adalah tempat dimana banyak terdapat alat peraga yang berhubungan dengan ilmu sains.

Gambar 2.36. Tangga Menuju Lantai Dua pada Museum MPU Tantular Sumber: foto lapangan

Gambar 2.37. Ruang Alat Peraga Sains pada Museum MPU Tantular Sumber: foto lapangan

Universitas Kristen Petra