Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam

FIQIH DAN PRINSIP IBADAH DALAM ISLAM

Zulkifli [email protected] (Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan bersifat deskriptif analitik. Fokus penelitian diarahkan untuk mengkaji Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa;Islam menegakkan ibadah atas beberapa sendi yang dapat membersihkan jiwa dan tetap memelihara inti sari ibadah dan setiap ibadah memiliki hikmah. FiqihIbadahadalahpemahamanterhadapyangberkaitan denganperibadahanmanusiakepada SWT. ditujukan sebagai rasa bentuk ketundukan dan harapan untuk mecapai ridla Allah SWT.

Kata Kunci: Fiqih, Ibadah, Islam.

A. Pendahuluan cara pelaksanaan ibadah tersebut. Islam Nash al-Qur‟an dan Hadis Nabi harus mengikuti ibadah yang dicontohkan SAW selain menunjukkan hukum melalui dan dilakukan oleh Nabi SAW, dan tidak bunyi bahasanya juga melalui ruh tasryi‟ boleh membuat ibadah yang tidak berdasar atau maqasid syari‟at. Pengembangan ini pada al-Qur‟an dan Hadis.Dalam tulisan dilakukan dengan menggunakan metode ini, akan dikaji tentang bagaimanaFiqih istinbat seperti qiyas, istihsan, maslahah ibadah dan prinsip ibadah dalam islam mursalah, dan „urf yang pada sisi lain juga yang sesuai dengan al-qur‟an dan hadis. disebut sebagai dalil.Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama intinya B. Pengertian Fiqih Ibadah adalah keyakinan tentang adanya zat yang Menurut etimologi, kata fiqih berasal ,yang berarti paham الفهمُ berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan dari bahasa Arab َ ْ ُ manusia untuk mengagungkan dan seperti pernyataan yang berarti فَ َّقْهتُالَّدْر َسُ berhubungan dengan-Nya, melahirkan berbagai macam cara pengabdian, dan “saya memahami pelajaran itu”.1Arti ini ibadah. sesuai dengan arti fiqih dalam satu Ibadah merupakan perkara yang hadis yang diriwayatkan oleh Imam perlu adanya perhatian, karena ibadah itu Bukhori: ِِ ِ tidak bisa dibuat main-main apalagi َمُ ْنُيُردُاهللَُ َخْي ًراُي َُفَّقُْهوُُِفُال دُيْ ِنُ disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah Barang siapa yang dikehendaki Allah SWT perintahkan dan apa yang telah SWT. menjadi orang yang baik di sisi-Nya, diajarkan oleh NabiMuhammmad SAW niscaya diberikan kepadanya pemahaman kepada umat islam yang dilandaskan pada yang mendalam dalam pengetahuan kitab yang diturunkan Allah SWT kepada agama”. Nabi SAW berupa kitab suci Menurut terminologi, fiqih pada al-Qur‟an dan segala perbuatan, perkataan, mulanya berarti pengetahuan keagamaan dan ketetapan Nabi SAW atau disebut yang mencakup seluruh ajaran agama, baik dengan hadis Nabi. Umat islam tentunya 1 mengetahui apa itu ibadah dan bagaimana Rachmat Syafe‟i, Fikih Mu‟amalat, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 13. Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam berupa akidah, akhlak, maupun amaliah merendahkan diri. Menurut al-Azhari, kata (ibadah), yakni sama dengan arti syariah ibadah tidak dapat disebutkan kecuali islamiyyah. Namun, pada perkembangan untuk kepatuhan kepada Allah SWT.4 selanjutnya, fikih diartikan sebagai bagian Menurut kamus Al-Muhith5al- dari syariah islamiyyah, yaitu pengetahuan abdiyah, al-ubudiyah, dan al-íbadah tentang hukum syariah islamiyyah yang artinya taat. Dan dalam Mukhtar Ash- berkaitan dengan perbuatan manusia yang Shihhah6, makna dasar al-ubudiyah adalah telah dewasa dan berakal sehat yang ketundukan dan kepasrahan, sementara at- diambil dari dalil-dalil yang terinci. Dalam ta‟bid artinya kepasrahan. Dikatakan thariq pandangan Wahbah az-Zuhaili, terdapat (jalan) muábbad dan unta yang muábbad beberapa pendapat tentang pengertian kata artinya yang sudah disiapkan. Semua al-. Beliau mengutip pendapat Abu makna ini sesuai dengan isytiqaq-nya. Hanifah yang mendefinisikannya sebagai Sedangkan úbudiyah artinya berikut:2 menampakkan ketundukan, walaupun kata ibadah dalam maknanya karena merupakan ِ ِ puncak ketundukan dan tidak ada sesuatu َمْعرفَةُُالنَّ ْفسَُماََُلَاَُوَُماُ َعلَْي َها “…pengetahuan seseorang tentang apa pun yang berhak mendapat penghambaan, yang menguntungkan dan apa kecuali yang memiliki puncak keutamaan yangmerugikan.” yaitu Allah SWT. Firman Allah SWT: Selain itu Wahbah az-Zuhaili juga ِ ِ ِ ِ ِ َوإ ْذ ُأَ َخ ْذنَا ُميثَا َق ُبَِِن ُإ ْسَرائي َل ُال ُتَ ْعبُُدوَن ُإال ُاهللَُُ mengutip ulama kalangan Syafi„iyyah ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ yang mendefinisikan al-fiqh sebagai َوبالَْوالَديْن ُإ ْح َسانًا َُوذُي ُالُْقْرََب َُوالْيَتَاَمى َُوالَْم َساكنيُ :berikut ِ ِ وقُولُوا ُللنَّا ِس ُحسنًا ُوأَقيموا ُال َّصالةَ ُوآتُوا ُالَّزَكاةَ ُُُثَُّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ُ ْ َ ُ َ العْل ُم ُباألَ ْح َكام ُال َّشْرعيَّة ُالَْعَمليَّة ُالُْم ْكتَُ َسب ُم ْنُ َّ ِ ِ ِ ِ تَ َولْيتُ ْمُإالُقَليالُمْن ُك ْمَُوأَنْ تُ ْمُُمْعر ُضوَنُ)٣٣(ُ أَِدلَّتِهاُالتَّ ف ِصيلِيِةُ Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil َ ْ ْ َّ Pengetahuan tentang hukum syarayang janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah berhubungan dengan amal perbuatan, kamu menyembah selain Allah, dan yang digali dari dalil yang terperinci.” berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, Fiqih adalah hukum Islam yang kaum kerabat, anak-anak yatim, dan tingkat kekuatannya hanya sampai zan, orang-orang miskin, serta ucapkanlah karena ditarik dari dalil-dalil yang zanny. kata-kata yang baik kepada manusia, Bahwa hukum fikih itu adalah zanny dirikanlah shalat dan tunaikanlah . sejalan pula dengan kata “al- kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, muktasab”dalam definisi tersebut yang kecuali sebahagian kecil daripada kamu, berarti “diusahakan” yang mengandung dan kamu selalu berpaling.(QS. al- pengertian adanya campur tangan akal Baqoroh [2]:3) pikiran manusia dalam penarikannya dari al-qur‟an dan Rasulullah 3 SAW. Sementaraibadah secara 4Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, bahasaberarti patuh (al-tha‟ah), dan tunduk (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. Ke-2,hlm. 17. 5 (al-khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan Al-Qamus Al-Muhith. Al-Fairuzabadi (Muhammad bin Ya‟qub Majduddin Al- Fairuzabadi). Cairo: Mathba‟ah Mushthafa Al-Babi 2Satria Effendi dan M. Zaeni, Usul Fikih, Al-Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M, hlm. 311. (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 2. 6MukhtarAsh-Shihhah. Ar-Razi 3Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, (Muhammad bin Abu Bakr bin Abdul Qadir). Kamus Ilmu Usul Fikih, (Jakarta: Amzah, 2005), Cairo: Al-Mathabi‟ Al-Amiriyyah, 1355 H, hlm. hlm. 67. 407, 408. Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Pengertian Ibadah secara yang dilaksanakan dengan niat ibadah. terminologis menurut ulama tauhid, dan Sedangkan ibadah dalam arti yang khusus hadits ibadah adalah: adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh ِ ِ ِ ِ ِ ِ Rasulullah SAW. Ibadah dalam arti yang تَ ْوحُد ُاهلل َُوتَ ْعظ ُموُ ُ َغا ُيَةَُ ُالتَّ ُْعظْيم َُم َع ُالتََُّذ ُلُلُ

,khusus ini meliputi Thaharah, Shalat َوا ْْلُ ُضْوِعُلَوُ Mengesakan dan mengagungkan Allah Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah SWT sepenuhnya serta menghinakan diri Nadzar dan Kifarat. dan menundukkan jiwa kepadanya.” Dari pengertian diatas jika Para ahli di bidang akhlak digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah mendefisikan ibadah sebagai berikut: ilmu yang menerangkan tentang dasar- dasar hukum-hukum syar‟i khususnya ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ dalam ibadah khas seperti meliputi الَْعَم ُلُبالطُاُ َعاُتُالْبََُدُنيَُّةَُوالْقيَامُُبال َّشَُراءِعُ Mengerjakan segala bentuk kataatan thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, badaniyah dan menyelenggarakan segala kurban, aqiqah dan sebagainya yang syariat (hukum).” kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa Ulama tasawuf mendefinisikan ibadah bentuk ketundukan dan harapan untuk sebagai berikut: mecapai ridla Allah SWT. ِ َّ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ فْعلُالُْم َكلُفُ َعلَىُخالَفُُىَوُن َْفسوُتَ ْعظْيًماُلَرب وُ Pekerjaan seorang mukallaf yangُ C. Pengertian Syari’at berlawanan dengan keinginan nafsunya Syari‟at artinya jalan (thariqah). untuk membesarkan Tuhannya.” Secara istilah adalah segala bentuk hukum Menurut ahli fiqih ibadah adalah: baik perintah dan larangan yang terdapat dalam Islam, yang tujuannya untuk ,mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ َماُإبْتغَاءلو ْجوُاهللُوطَلَبًاُلثَ ْوابوُِفُاْالَخرةُِ Segala َ bentuk ketaatanَ yang َ ً engkau secara praktis antara fiqih dan syari‟at kerjakan untuk mencapai keridaan Allah tidak jauh berbeda. Perbedaannya fiqih SWT dan mengharapkan pahala-Nya di jauh lebih teoritik, sementara syari‟at lebih akhirat.” praktis.Tujuan diciptakannya syari‟at di Menurut Jumhur Ulama: dalam Islam adalah untuk; (Memelihara agama (hifzud din .1 ِ ِ ِ ِ ِ ِ (Meliharaan jiwa (hifzun nufus .2 الْعبَاَدةُُىُ َىُا ْس ٌمُ َجام ٌعُلَماُُُيبُ وُُاهللَُُوي َْر َضاهُُقَ ُْوالًُكاَُ (Memelihara akal (hifzul aql .3 ِ ِ ِ ِ َنُإَْوُفْعالًُ َجليُ اُكاَُ َنُإَْوُ َخفيُ اُتَ ْعظْيًماُلَوَُُوُطَلَبًاُ (Memelihara keturunan (hifzun nasl .4 ِ ِِ (Memelihara harta (hifzul mal .5 لثَ َوابوُُ Ibadah itu yang mencakup segala 6. Memelihara kehormatan (hifzul irdh) perbuatan yang disukai dan diridai oleh 7. Mmelihara lingkungan (hifzul bi‟ah) Allah SWT, baik berupa perkataan maupun Tujuh kriteria tersebut dapat perbuatan, baik terang-terangan maupun dijadikan ukuran apakah syari‟at (hukum) tersembunyi dalam rangka mengagungkan yang diterapkan itu benar atau tidak. Jika Allah SWT dan mengharapkan pahala- hukum yang dikerjakan ternyata menabrak 7 Nya.” dari salah satu kriteria tersebut, maka Ibadah dalam arti umum adalah keberadaan hukum tersebut perlu ditinjau segala perbuatan orang Islam yang kembali.

7Hasan Saleh, Kajian Fiqih Nabawi dan Kontemporer, (Jakarta: Karisma Putra Utama Ofset, 2008), hlm. 4 Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ D. Dasar Hukum ب ْسمُاهللُُالَُّرْْحَ ِنُالَُّرحيمُ)١(ُا ْْلَْمُدُللوَُر بُالَْعالَمُ َنيُ Ibadah adalah cinta dan ketundukan ِ ِ ِ ِ ِ :yang sempurna.8Firman Allah SWT )٢(ُالَُّرْْحَ ِنُالَُّرحيِمُ)٣(َُمُالكُي َْومُال دي ِنُ)٤(ُإيَُّا َكُ ِ ِ ِ ِ ن عبدُوإِيُاكُنستعِنيُ)٥( َوَماُ َخلَْق ُتُا ْْل َّنَُُواإلنْ َسُإالُليَ ْعبُُدونُ َُُْ َ َّ َ َ َْ ُ Dan Aku tidak menciptakan jin dan 1.Dengan menyebut nama Allah yang manusia melainkan supaya mereka Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. menyembah-Ku.”(QS.al-Dzariyat [51]: segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta 56) alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Demikian pula firman Allah berikut: Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan. 5. hanya Engkaulah yang َِّ َِّ ِ يَاُأَي َُهاُالنَُّا ُسُا ْعبُُدواَُربَُّ ُك ُمُالُذيُ َخلََق ُك ْمَُوالُذي َنُم ْنُ Kami sembah, dan hanya kepada ِ .Engkaulah Kami meminta pertolongan قَ ْبل ُك ْمُلََعلَُّ ُك ْمُتَ تَّ ُُقوَنُ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang 2. Ikhlas (Al-Bayinah [98]:5) ِ ِ ِ ِ ِ telah menciptakanmu dan orang-orang َوَما ُأُمُروا ُإال ُليَ ْعبُُدوا ُاهللَُُُُمْلص َني ُلَوُُال دُي َن ُ ُحنَ َفاءَُ ”.yang sebelummu, agar kamu bertakwa ويِقيمواُالصُالةُوي ؤتواُالَُّزكاةُوذلِكُِدينُالْقيمِةُ (QS.Al-Baqarah [2]: 21) َُ ُ َّ َ َُُْ َ َ َ َ َ ُ َ َ Padahal mereka tidak disuruh kecuali Dasar Ilmu Fiqih: supaya menyembah Allah dengan Dasar ilmu Fiqih Ibadah adalah memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya yakni al-Qur‟an dan as-Sunnah al- dalam (menjalankan) agama yang lurus, Maqbulah. As-Sunnah Al-Maqbulah dan supaya mereka mendirikan shalat dan artinya sunnah yang dapat diterima. Dalam menunaikan zakat; dan yang demikian kajian hadis sunnah al-Maqbulah dibagi Itulah agama yang lurus. menjadi dua, Hadis Shahih dan Hadis 3. Tidak menggunakan perantara Hasan. Hal ini disandarkan pada hadis (washilah) (QS. al-Baqarah [2]: 186) berikut; ِ ِ ِ ِ ِ ِ َوإذَا ُ َسأَلَ َك ُعبَادي ُ َع ِن ُفَإ ِّن ُقَري ٌب ُأُجي ُب َُد ْعَوَةُ ِ َّ ِ َّ ِ أََّنَُُرُسوَلُاهللُُ َللُىُاهللُُ َعلَْيوَُو َسلُ َمُقَاَلُتَ َرْك ُتُُفي ُك ْمُ الَّداِع ُإِذَا ُدعا ِن ُفَ ْليست ِجيبوا ُِِل ُولْي ؤِمنوا ُِِب ُلَعلَّهمُ ِ َ َ َ َْ ُ َ ُْ ُ َ ُ ْ أَمري ِنُلَنُتَ ِضلُ واُماََُتَ َّسُ ْكتُمُِبِماُكِتَابُا ِهللُوسنَُّةَُنَبِي ِوُ َْْ ْ َ ْ َ َ َ ُ ي َْرُشُدوَنُ Bahwa Rasulullah SAW. bersabda:“Aku meninggalkan untukmu dua perkara, kamu Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tidak akan tersesat jika berpegang pada kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), keduanya, yakni: Kitab Allah (al-Qur‟an) bahwasanya aku adalah dekat. aku dan Sunah Nabi. mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, E. Prinsip Ibadah Maka hendaklah mereka itu memenuhi Adapun prinsip melaksanakan (segala perintah-Ku) dan hendaklah Ibadah sebagai berikut: mereka beriman kepada-Ku, agar mereka 1. Niat lillahi ta‟ala(Al-Fatihah [1]:5) selalu berada dalam kebenaran. 4. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al- Qur‟an dan sunnah 5. Seimbang antara dunia akherat (QS. al- Qashash [28]:77) 8Dr. Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. Ke- 2,hlm. 67. Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

beban yang berat sebagaimana Engkau ِ ِ ِ bebankan kepada orang-orang sebelum َوابْ تَِغُفيَماُآتَا َكُاهللُُ الدُاَرُاآلخَرةََُُوالُتَ ْن َسُنَصيبَ َكُ kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau ِمن ُال دُن يا ُوأَح ِسن ُكما ُأَحسن ُاهللُ ُإِليك ُوال ُت بِغُ pikulkan kepada Kami apa yang tak َ َْ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ُ َْ َ َ َْ sanggup Kami memikulnya. beri ma‟aflah ِ ِ ِ ِ ِ الَْف َساَدُِفُاألْر ِضُإ َّنُاهللَُُالُُُي بُُالُْمْفسدي َنُ Dan carilah pada apa yang telah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah dianugerahkan Allah kepadamu kami. Engkaulah penolong Kami, Maka (kebahagiaan) negeri akhirat, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang janganlah kamu melupakan bahagianmu kafir.”(QS. al-baqoroh [2]:286] dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana F. Ruang LingkupFiqihIbadah Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan 1. Shalat janganlah kamu berbuat kerusakan di Sholat merupakan salah satu (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak perbuatan yang dimulai dari tahbirotul menyukai orang-orang yang berbuat dan diakhiri dengan salam sesuai kerusakan. dengan syarat-syarat tertentu. Sholat 6. Tidak berlebih-lebihan (QS. al-A‟raf diwajibkan bagi setiap umat islam karena [7]:31) barang siapa yang mendirikan sholat maka maka ia menegakkan agama dan barang ِ ِ ِ ٍ siapa yang meninggalkan sholat maka ia يَا ُبَِِن ُآَدَم ُ ُخُذوا ُزينَتَ ُك ْم ُعْنَد ُُك ل َُم ْسجد َُوُكلُواُ .merobohkan agama ِ ِ ِ ِِ َوا ْشَربُواَُُوالُتُ ْسرفُواُإنَُّوُُالُُُي بُُالُُْم ْسرف َنيُ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang 2. Zakat indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan Zakat adalah sebuah ibadah dan minumlah, dan janganlah berlebih- yangmenuntutkeridhoan umat Islamuntuk lebihan. Sesungguhnya Allah tidak mengeluarkan sebagian hartanya sesuai menyukai orang-orang yang berlebih- ketentuan yang ditetapkan. seperti yang lebihan. terdapat dalam al-qur‟an .QS. At-Taubah 7. Mudah (bukan meremehkan) dan [49]: 103) Meringankan Bukan Mempersulit(QS. al-Baqarah [2]:286) 3. Puasa Puasa adalah tindakan sukarela ِ الُيُ َكل ُفُاهللُُُن َْف ًساُإالُُو ْسَعَهاََُلَاَُماَُك َسبَ ْتَُُوَعلَْي َهاُ ,dengan berpantang dari makanan ِ ِ ِ minuman, atau keduanya, perbuatan buruk َماُا ْكتَ َسبَ ْتَُربُ نَاُالُت َُؤاخ ْذنَاُإ ْنُُنَسينَاُأَْوُأَ ْخطَأْنَاَُرب َُّنَاُ dandari segala hal yang membatalkan ِ ِ َِّ ِ ِ َوالََُْتم ْلُ َعلَْي نَاُإ ْلًُراَُكَماُ َْحَْلتَوُُ َعلَىُالُذي َنُمُ ْنُقَ ْبلنَاُ .puasa untuk periode waktu tertentu ِِ ِ Puasamutlak biasanya didefinisikan َرب َُّنَاَُوالَُُتَ مْلنَاَُماُالُطَاقَةَُلَنَاُ ُِبَوا ْع ُفُ َعنَُّاَُوا ْغفْرُلَنَاُ sebagai berpantang dari semua makanan وارْحناُأَنتُموالناُفانصرناُعلىُالقوِمُالكافِِرينُ ,dan cairan untuk periode tertentu َ ْ ََْ ْ َ َْ َ َ ْ َُْ ََ َْْ ْ َ َ Allah tidak membebani seseorang biasanyasatu hari (24 jam), atau beberapa melainkan sesuai dengan kesanggupannya. hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang sebagian, membatasi makanan tertentu atau diusahakannya dan ia mendapat siksa zat. Praktik puasa dapat menghalangi (dari kejahatan) yang dikerjakannya. aktivitas seksual dan lainnya serta (mereka berdoa):“Ya Tuhan Kami, makanan. Seperti dalam QS. al-Baqoroh janganlah Engkau hukum Kami jika Kami [2]:183) lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, 4. Haji janganlah Engkau bebankan kepada Kami Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Ibadah adalah nama sebutan bagi 1. Hakikat Ibadah segala sesuatu yang disukai Allah dan di Dalam syari‟at islam ibadah Ridhoi-Nya, baik berupa ucapan, mempunyai dua unsur, yaitu ketundukan perbuatan, yang tampak maupun yang dan kecintaan yang paling dalam kepada batin. Shalat, zakat, puasa, haji, berkata Allah SWT. Unsur yang tertinggi adalah jujur, menjalankan amanah, berbakti ketundukan, sedangkan kecintaan kepada orangtua dan menjaga tali merupakan implementsi dari ibadah silaturrahim, memenuhi janji, amar ma‟ruf tersebut. Disamping itu ibadah juga nahi munkar, berjihad melawan orang kafir mengandung unsur kehinaan, yaitu dan munafiq, berbuat baik kepada kehinaan yang paling rendah di hadapan tetangga, anak yatin, orang miskin, orang Allah SWT. Pada mulanya ibadah yang berjuang di jalan Allah, hamba merupakan “hubungan” hati dengan yang sahaya, termasuk binatang peliharaan, doa, dicintai, menuangkan isi hati, kemudian dzikir, membaca Al-Qurán, dan yang tenggelam dan merasakan keasyikan, lainnya. Termasuk juga mencintai Allah akhirnya sampai kepada puncak kecintaan dan Rosul-Nya, rasa mengkhawatirkan kepada Allah SWT. Orang yang tunduk Allah, bertaubat, ikhlas, sabra terhadap kepada orang lain serta mempunyai unsur ujian, syukur nikmat, ridho dengan qadha, kebencian tidak dinamakan „abid (orang tawakal, berharap akan selamat, khawatir yang beribadah), begitu juga orang yang dengan azab dan yang lainnya, semua cinta kepada sesuatu tetapi tidak tunduk termasuk ibadah.9 kepadanya, seperti orang yang mencintai Ibadah bukan sebatas bertauhid anaknya atau temannya. Kecintaan yang sempurna adalah kepada Allah SWT. seperti dalam (QS. al-Bayyinah [98]: Setiap kecintaan yang bersifat sempurna 5)Namun, ibadah mencakup tauhid dan terhadap selain Allah SWT adalah semua jenis amal baik. Setiap ibadah harus batil.Dengan melihat hakikat dan mengacu pada nash yang ada dan telah pengertiannya Yusuf Qardhawi disyariátkan Allah, tidak ditambah-tambahi mengemukakan bahwa ibadah merupakan dan dikurangi. Tidak semua orangpun kewajiban dari apa yang disyari‟atkan boleh meng-Qiyas-kan atau mengandalkan Allah SWT yang disampaikan oleh para pendapat pribadi termasuk juga ijtihadnya. rasul-Nya dalam benyak perintah dan Sebab, jika ada orang boleh menambah larangan. Kewajiban itu muncul dari lubuk syiar-syiar agama dengan cara qiyas atau hati orang yang mencintai Allah ijtihadnya sendiri pastilah jumlah taklif SWT.10Manusia ditakdirkan sebagai akan lebih banyak dari apa yang ada di makhluk yang mempunyai kelebihan akal zaman Rasulullah SAW. Sehingga sulit dari makhluk lainnya (QS.At Tiin). untuk membedakan mana yang syariat Kenyataannya, manusia tidak selalu dasar dan mana yang tambahan. Dan kaum menggunakan akal sehatnya, bahkan ia muslimin tidak ubahnya seperti orang lebih sering dikuasai nafsunya, sehingga ia nashrani. Setiap orang yang membuat sering terjerumus ke dalam apa yang syariat baru atau ibadah tertentu maka ia disebut dehumanisasi, yaitu proses yang adalah sesuai dengan dalam (QS. Asy- menyebabkan kerusakan, hilang, atau Syura [42]: 21) merosotnya nilai–nilai kemanusiaan. Disinilah perlunya agama bagi manusia. G. Hakikat Ibadah dan Tujuan Ibadah

9Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Al-„ibadah fi Al- 10Yusuf Al-Qardhawi, Al-„Ibadah fi al- islam, menukil tulisan ibnu Taimiyyah dalam kitab Islam, ( Beirut: Muassasah al-Risalah, cet.6, 1979), Risalah Al-Ibadah. hlm.32-33. Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Dengan agama, hidup manusia tidak akan dikembalikan kepada menjadi bermakna. Makna agama terletak Kami.”(QS al-Mu‟minun [23]:115) pada fungsinya sebagai kontrol moral Karena Allah maha mengetahui manusia. Melalui ajaran–ajarannya, agama tentang kejadian manusia, maka agar menyuruh manusia agar selalu dalam manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi keadaan sadar dan menguasai diri. kewajiban ibadah. Tegasnya manusia Keadaan sadar dan menguasai diri pada diberi kewajiban ibadah agar menusia itu manusia itulah yang merupakan hakikat mencapai taqwa.12 agama, atau hakikat ibadah. Melalui ibadah (pengabdian) kepada Allah, hidup manusia H. Jenis Ibadah terkontrol. Di mana pun dan dalam Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam keadaan apa pun, manusia dituntut untuk Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan selalu dalam keadaan sadar sebagai hamba bentuk dan sifat yang berbeda antara satu Allah dan mampu menguasai dirinya, dengan lainnya: sehingga segala sikap, ucapan, dan 11 1. Ibadah Mahdhah, artinyapenghambaan tindakannya selalu dalam kontrol Ilahi. yang murni hanya merupakan hubungan antara hamba dengan Allah 2. Tujuan Ibadah secara langsung. Ibadah bentuk Manusia, bahkan seluruh mahluk inimemiliki 4 prinsip: yang berkehendak dan berperasaan, adalah a. Keberadaannya harus berdasarkan hamba-hamba Allah. Hamba sebagaimana adanya dalil perintah, baik dari al- yang dikemukakan diatas adalah mahluk Qur‟an maupun al-Sunnah, jadi yang dimiliki. Kepemilikan Allah atas merupakan otoritas wahyu, tidak boleh hamba-Nya adalah kepemilikan mutklak ditetapkan oleh akal atau logika dan sempurna, oleh karena itu mahluk keberadaannya. tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan b. Tata caranya harus berpola kepada dan aktivitasnya kecuali dalam hal yang contoh Rasulullah SAW. oleh Alah SWT. Telah dianugerahkan Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa untuk dimiliki mahluk-Nya seperti dalil perintah atau tidak sesuai dengan kebebasan memilih walaupun kebebasan praktek Rasul saw.,maka dikategorikan itu tidak mengurangi kepemilikan Allah. “Muhdatsatul umur” perkara mengada- Atas dasar kepemilikan mutak Allah itu, ada, yang populer disebutbid‟ah. Salah lahir kewajiban menerimasemua ketetapan- satu penyebab hancurnya agama-agama Nya, serta menaati seluruh perintah dan yang dibawa sebelum Muhammad saw. larangan-Nya.Manusia diciptakan Allah adalah karena kebanyakan kaumnya bukan sekedar untuk hidup di dunia ini bertanya dan menyalahi perintah kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, Rasul-rasul mereka. tetapi manusia diciptakan oleh Allah untuk c. Bersifat supra rasional (di atas beribadahhal ini dapat difahami dari firman jangkauan akal) artinya ibadah bentuk Allah SWT.: ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah ِ َّ ِ أَفَ َحسْبتُ ْمُأَّنَُاُ َخلَْقنَا ُك ْمُ َعبَثًاَُوأَنَُّ ُك ْمُإلَْي نَاُالُت ُْرَجعُوَنُ Maka apakah kamu mengira, bahwa wahyu, akal hanya berfungsi sesungguhnya Kami menciptakan kamu memahami rahasia di baliknya yang secara main-main (saja), dan bahwa kamu disebut hikmah tasyri‟. Shalat, adzan,

12Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cet. 11Hasan Saleh, Op cit. hlm. 6 Ke-1,hlm. 5. Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

tilawatul Qur‟an, dan ibadah mahdhah manfaat atau madharatnya, dapat lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh akal atau ditentukan oleh mengerti atau tidak, logika.Sehingga jika menurut logika melainkan ditentukan apakah sesuai sehat, buruk, merugikan, danmadharat, dengan ketentuan syari‟at, atau tidak. maka tidak boleh dilaksanakan. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh d. Azasnya “Manfaat”, selama itu syarat dan rukun yang ketat. bermanfaat, maka selama itu boleh d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari dilakukan. hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba Kategori-kategori ibadah: wajib meyakini bahwa apa yang 1. Ibadah i‟tiqodiyah (keyakinan). Ibadah diperintahkan Allah kepadanya, I‟tiqodiyah adalah ibadah yang semata-mata untuk kepentingan dan berhubungan dengan keyakinan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk keimanan, seperti kepada rukun Allah, dan salah satu misi utama diutus iman, dan iman kepada yang ghaib Rasul adalah untuk dipatuhi. 2. Ibadah Qolbiyah (ibadah hati). Ibadah qolbiyah adalah amalan-amalan ibadah 2. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni yang lebih banyak dilakukan dengan semata hubungan dengan Allah) yaitu hati, yang tidak boleh di tujukan dan ibadah yang di samping sebagai dimaksudkan kecuali hanya kepada hubunganhamba dengan Allah juga Allah. Seperti Hubb (cinta), Tawakkal, merupakan hubungan atau interaksi Sabar, Khauf (takut), Roja‟ (berharap) antara hamba dengan makhluk dan taubat. lainnya.Ibadah Ghairu Mahdhah, yakni 3. Ibadah Lafzhiyah. Ibadah lafzhiyah sikap gerak-gerik, tingkah laku dan adalah amalan-amalan ibadah yang perbuatan yang mempunyai tiga tanda lebih banyak dilakukan dengan lisan. yaitu: pertama, niat yang ikhas sebagai Seperti mengucap kalimat-kalimat titik tolak, kedua keridhoan Allah thoyyibah, dzikir dan membaca al- sebagai titik tujuan, dan ketiga, amal Qur‟an. shaleh sebagai garis amal.Prinsip- 4. Ibadah Jasadiyah (badan). Ibadah prinsip dalam ibadah ini, ada 4: jasadiyah adalah amalan-amalan a. Keberadaannya didasarkan atas tidak ibadahyang lebih banyak dilakukan adanya dalil yang melarang. Selama dengan badan/jasad seperti ruku‟, Allah SWT dan Rasul-Nya tidak sujud, thawaf dll. melarang maka ibadah bentuk ini boleh 5. Ibadah Maliah (harta). Ibadah maliah diselenggarakan. adalah amalan-amalan ibadahyang b. Tata laksananya tidak perlu berpola lebih banyak dilakukan dengan sarana kepada contoh Rasul, karenanya dalam harta benda dan kekayaan. Seperti ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah zakat, infaq dan shodaqoh, dll. “bid‟ah”, atau jika ada yang Walaupun ibadah diatas menyebutnya, segala hal yang tidak dikategorikan sesuai dominasi yang dikerjakan rasul bid‟ah, maka melakukannya, namun ibadah-ibadah itu bid‟ahnya disebut bid‟ah hasanah, dapat juga di lakukan dengan gabungan sedangkan dalam ibadahmahdhah anggota badan yang melakukannya, contoh disebut bid‟ah dhalalah. Ibadah Haji adalah hati harus meyakini c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini bahwa haji adalah wjib bagi yang mampu, baik-buruknya, atau untung-ruginya, Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam saat ibadah haji lisan terus Ar-Raghib Al-Ashfihani, Al-Mufradat fi mengumandangkan kalimat talbiyah Gharib Al-Qur‟an, dan Mu‟jam Al- anggota badan melakukan Fazh Al-qur‟an Al-Karim. Lajnah (لبيك ُاللهم ُلبيك) min kubbar Al-„Ulama fi Ad-Din wa amalan-amalan haji, dan tentunya harta Al-Lughah. Cairo: Al-Ha‟iah Al juga memegang peranan penting, sebagai Mishriyyah Al-„Ammah li Al-kitab ,t ongkos dan bekal baik untuk yang pergi t., maupun untuk yang di tinggalkannya. Daradjat, Zakiyah.Ilmu Fiqih, Yogyakarta:

PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995 I. Penutup Ibrahim Shalih Su‟ad, Fiqih Ibadah FiqihIbadahadalahpemahamanterhad Wanita, Jakarta: Amzah, 2011. apyangberkaitan Mukhtar Ash-Shihhah. Ar-Razi denganperibadahanmanusiakepada Allah (Muhammad bin Abu Bakr bin SWT. Ibadah adalah segala bentuk hukum, Abdul Qadir).Cairo: Al-Mathabi‟ Al- baik yang dapat dipahami maknanya Amiriyyah, 1355 H (ma‟qulat al-ma‟na) seperti hukum yang Saleh, Hasan. Kajian Fiqih Nabawi dan menyangkut dengan muamalah pada Kontemporer, Jakarta: Karisma umumnya, maupun yang tidak dapat Putra Utama Ofset. 2008. dipahami maknanya (ghair ma‟qulat Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar ma‟na).Dari dua pengertian tersebut jika Fiqih, Jakarta: Kencana, Cet. Ke- digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah 2. 2003 ilmu yang menerangkan tentang dasar- Teungku Muhammad Hasbi Ash dasar hukum-hukum syar‟i khususnya Shiddieqy, Prof. DR. kuliyah ibadah. dalam ibadah khas seperti meliputi Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, 2000. kurban, aqiqah dan sebagainya yang Yusuf, QardhawiAl-„Ibadah fi al-Islam, kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa Beirut: Muassasah al-Risalah. bentuk ketundukan dan harapan untuk 1979. mecapai ridla Allah SWT.Islam ______, Konsep Ibadah Dalam menegakkan ibadah atas beberapa sendi Islam, Bandung: Mizan, Cet. Ke- yang dapat membersihkan jiwa dan usaha 2. 2002 melaksanakan dengan sewajarnya dan ______, Al-„ibadah fi Al-islam, dengan semestinya, dan tetap memelihara menukil tulisan ibnu Taimiyyah inti sari ibadah dan Setiap ibadah memiliki dalam kitab Risalah Al-Ibadah. hikmah. ______, Konsep ibadah dalam

islam. Subarabaya. Central Media,

1993. DAFTAR PUSTAKA ______, Al-Mushthalahat Al-

Arba‟ah fi Al-Qur‟an. Abu Al-A‟la Al-Fairuzabadi, Al-Qamus Al- Al-Maududi. Al-„ibadah fi Al-islam. Muhith(Muhammad bin Ya‟qub

Majduddin Al-Fairuzabadi).Cairo:

Mathba‟ah Mushthafa Al-Babi Al-

Halabi, cet. II. 1371 H/1952 M,

Ash Shiddieqy, H.Z. Fuad Hasbi, Kuliyah

Ibadah, Semarang: PT. Pustaka Riski

Putra, 2000.

Fiqih dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Pedoman Penulisan