MERDEKA ITU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA Arah Untuk Kepentingan Sendiri, Bukan Kepentingan Bangsa Dan Negara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
EDISI KEMERDEKAAN RI FOLLOW KAMI DI MEDIA SOSIAL facebook.com/kbrikualalumpur twitter.com/kbrikualalumpur instagram/kbrikualalumpur caraka“Buka Mata dan Buka Hati” DITERBITKAN OLEH KBRI KUALA LUMPUR www.kbrikualalumpur.org EDISI 6/18 GRATIS (TIDAK DIJUAL) 15 JULI - 15 AGUSTUS 2018 SETAHUN MENGENAL CIRI- MEMULAI DUTA BESAR CIRI KEASLIAN E-COMMERCE RUSDI KIRANA: UANG RUPIAH SENDIRI MALAYSIA PILIHANKU >02 >08 >09 DUTA BESAR RUSDI KIRANA: MERDEKA ITU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA arah untuk kepentingan sendiri, bukan kepentingan bangsa dan negara. Mungkin hal ini tak bisa disalahkan. Semangat individualitas jaman sekarang memang tinggi. Tuntutan hidup juga membuat orang semakin individualistis. Teknologi informasi dan medsos pun dapat membuat orang lebih tertarik dengan gaya hidup individualis. Mungkin juga faktor kesuburan tanah dan besarnya negara kita. Ini membuat warga kita tidak mau bersusah payah, untuk hidup lebih layak. Semangat hidup kurang kuat, untuk menjadi negara yang benar- benar berpengaruh di dunia internasional. Benar bahwa kita sudah masuk G20 serta dihormati di ASEAN. Tapi saya masih kurang puas. Negara-negara lain progress-nya luar biasa. China, Vietnam, Korea, industrinya maju sekali. Ini tantangan kita. Kalau mau diurut. Pahlawan ingin bebas penjajahan. Tugas mereka sudah selesai. Tapi saya yakin para pahlawan pun punya keinginan tidak hanya bebas penjajahan dan kemiskinan tapi yang sangat penting adalah bebas dari rasa minder. Kita belum masuk sebagai bangsa yang punya kebanggaan nasional yang kuat. Saya tidak bilang semua orang Indonesia seperti itu. Tapi kita perlu pikirkan, bagaimana kita bisa mengatakan I am Indonesian, dengan rasa bangga. Bukan berarti saya belum puas dari kemajuan kita. Tapi saya belum puas terhadap kebanggaan sebagai orang Warga Negara Indonesia di Malaysia khusus bersama Dubes Rusdi Kirana terkait dan pendiri bangsa. Kemerdekaan bukan Indonesia. Ketika warga bangsa lain akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) refleksi kemerdekaan RI ke-73. Berikut hanya perayaan bebas dari penjajahan. berada di Kedutaan masing-masing. Timbul Kemerdekaan RI ke-73 pada 17 Agustus petikan wawancaranya: Penghayatan kemerdekaan harus rasa bangga. Orang Amerika di Kedutaan 2018. Serangkaian acara akan digelar diwujudkan melalui pembebasan dari Amerika proud to be American. untuk memeriahkan HUT Kemri antara lain Sebentar lagi kita akan memperingati belenggu kemiskinan dan kebodohan. Kedutaan kita belum mencapai itu. Upacara Bendera, Resepsi Diplomatik, dan kemerdekaan RI. Bagaimana Bapak Kedutaan kita belum membuat warganya pertandingan olahraga. merefleksikan kemerdekaan Indonesia Apa saja capaian Indonesia selama sebagai tempat untuk berbangga, berlindung Lebih dari sekedar perayaan. Momentum yang sudah mencapai ke-73 ini? ini dan apa tantangan yang belum dan merasa nyaman. Saya salahkan diri kemerdekaan juga perlu dijadikan Saya melihat setiap negara di dunia tercapai? saya. Saya tidak salahkan bangsa saya. sarana untuk mengevaluasi perjalanan pada dasarnya ingin merdeka, mandiri dan Cukup banyak capaian kita saat ini. Mari kita wujudkan kemerdekaan ini bukan kemerdekaan bangsa selama 73 tahun ini. terbebas dari belenggu penindasan bangsa Salah satu yang fenomenal belum lama hanya bebas dari kemiskinan. Bukan hanya Merefleksi atau memaknai kemerdekaan asing. Semua bangsa ingin sejahtera, ini adalah kemenangan Lalu Muhammad soal nasi di perut kita. Tapi kebanggaan Indonesia tentu tidak mudah. Banyak hal makmur dan mendapatkan keadilan. Bagi Zohri (red: pelari sprinter Indonesia yang sebagai bangsa Indonesia. atau aspek yang dapat dilihat. bangsa Indonesia, perjalanan untuk meraih menjadi juara dunia atletik junior, berasal Sebagai Duta Besar saya rasakan, Untuk menjawab hal itu, Rabu pekan lalu, kemerdekaan sangat lah panjang dan berat. dari Lombok). Pembangunan infrastruktur warga kita belum bangga sebagai bangsa di ruang kerja Duta Besar RI untuk Malaysia, Perjuangan bukan hanya dengan senjata, di bawah Presiden Jokowi dibangun dengan Indonesia. Datang ke Malaysia lalu Bapak Rusdi Kirana, tim tabloid Caraka tetapi juga dengan semangat untuk bisa luar biasa, cepat dan efektif. Banyak berbahasa dan bertingkah seperti orang yang terdiri dari Taufiq Hasyim Salengke sejajar dengan bangsa-bangsa lain. capaian kita itu. Malaysia. Kita boleh belajar bahasa lain. (guru Sekolah Indonesia KL), Agung Cahaya Jadi, merefleksi kemerdekaan bukan Tapi saya pribadi melihat, belum Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Sumirat (Koordinator Fungsi Pensosbud hanya berpikir/berwacana, namun harus terwujudnya cita-cita para pahlawan dan Mandarin, Bahasa Arab. Tapi jati diri sebagai KBRI), dan fotografer Fandhyta Indra mampu mewujudkan tujuan kemerdekaan pendiri bangsa.. Ini menjadi perhatian bangsa Indonesia harus lah tetap. Jadi apa Kusumah telah melakukan wawancara seperti yang diharapkan para pahlawan saya. Masih banyak yang berpikir lebih ke SAMBUNG DI HALAMAN >>03 CARAKA 15 JULI - 15 AGUSTUS 2018 02 DARI REDAKSI CARAKA DARI REDAKSI Merdeka! Sejarah kemerdekaan tema utama. Perspektif Dubes Rusdi di Malaysia. Untuk memperkaya Caraka dimulai dari Edisi khusus kali ini. negara Republik Indonesia memasuki Kirana terhadap kemerdekaan RI Edisi Khusus, snapshot kepemimpinan Pada bagian lain, rubrik Caraka usia 73 tahun pada 17 Agustus 2018. dikupas secara lugas dan terbuka. beliau dalam satu tahun terakhir turut menghadirkan kegiatan Atase Momentum kemerdekaan ini menjadi Pembahasan tema pun semakin ditampilkan. Pendidikan dan Kebudayaan KBRI saat yang tepat untuk berpikir. Seberapa kontekstual. Ketika disinggung antara Kunci kepemimpinan Dubes Rusdi dalam penyelenggaraan Pelatihan jauh kita mampu mewujudkan harapan lain perlindungan Pekerja Migran Kirana adalah ”Buka Mata dan Buka Peningkatan Mutu dan Kompetensi Guru para pahlawan bangsa terhadap Indonesia (PMI), pendidikan anak-anak Hati”. Untuk membantu WNI di Malaysia, yang mengajar di Community Learning “rumah” Republik Indonesia yang telah Indonesia di Malaysia serta peningkatan pikiran rasional dan prosedur kerja Centre (CLC) dan Sekolah Indonesia merdeka. Tetapi arti kemerdekaan layanan KBRI. biasa tidak lah cukup. Agar efektif dan Luar Negeri (SILN). Ada pula liputan bukan hanya itu. Martabat bangsa pun Kebetulan memang tak bisa ditolak. solutif, empati dan simpati terhadap silaturahmi Dubes Rusdi Kirana dengan layak kita renungkan. Terlebih, di tengah Pada tanggal yang sama, Dubes Rusdi warga Indonesia yang kurang beruntung 325 PMI yang bekerja di perusahaan perubahan jaman masa kini. Kirana genap satu tahun mengemban hidupnya, harus dikedepankan dan Western Digital (M) Sdn. Bhd, kesiapan Bertepatan dengan HUT Kemri ke-73 tugas dan tanggung jawab sebagai dicarikan solusi. Untuk menyambut Indonesia menuju Asian Games dan tahun ini, buletin Caraka menampilkan Kepala Perwakilan RI di Malaysia. semangat pelayanan KBRI ”Buka Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Edisi Khusus yang menampilkan Sangat menarik menyimak kisah beliau Mata dan Buka Hati”, Redaksi Caraka di KL bulan Juli lalu. wawancara Duta Besar RI untuk sehingga “terdampar” di Malaysia. memutuskan untuk menggunakannya Malaysia, Bapak Rusdi Kirana sebagai Beliau memilih untuk mengabdikan diri sebagai tagline tabloid Caraka, yang Selamat membaca. SETAHUN DUTA BESAR RUSDI KIRANA: Tepat tanggal 17 Agustus 2018, genap MALAYSIAAKSES PENDIDIKAN KEPADA ANAK- PILIHANKUprogram Kejar Paket A, B dan C. mengabdikan dirinya demi kepentingan setahun Duta Besar Rusdi Kirana (Dubes ANAK TKI WNI di Malaysia. Melalui program ‘Ngopi RK) menunaikan tugasnya sebagai Duta Dalam perjalanan beliau seiring PENINGKATAN PELAYANAN DI KBRI Aspirasi bareng Dubes RK’, beliau terus Besar RI untuk Kerajaan Malaysia. Masih berjalannya waktu menyusuri seluruh KBRI adalah rumah WNI di Malaysia, menjalin komunikasi yang intens dengan teringat saat pertama kali menginjakkan wilayah Malaysia dari Semenanjung hingga untuk itu akses masuk ke dalam KBRI berbagai kalangan dan komunitas WNI di kaki di Kuala Lumpur sebagai Duta Besar, Sabah dan Sarawak, beliau menemukan harus dibuka seluas-luasnya kepada Malaysia untuk mendengarkan aspirasi beliau mengatakan sengaja memilih begitu banyak anak-anak WNI yang belum seluruh WNI. Atas dasar ucapan inilah, dan keluhan mereka. Malaysia sebagai tujuan penugasannya. memperoleh akses pendidikan karena KBRI dibuka 24 jam. Gambaran WNI Konsep ‘Negara Hadir’ yang “Banyak tawaran ke tempat lain, tetapi status orang tua mereka sebagai tenaga yang keleleran di halaman depan KBRI didengungkan oleh Menteri Luar Negeri RI, saya hanya ingin ke Malaysia, karena kerja tanpa ijin. Menyikapi hal ini, Dubes di malam hingga pagi hari sebelum KBRI secara nyata diwujudkan oleh Dubes RK concern saya yang tinggi dengan nasib RK pun mengajak bicara para pemilik buka kini telah sirna. Para pemohon kini melalui serangkaian kunjungan langsung para Tenaga Kerja Indonesia dan berbagai ladang untuk membangun Community dapat mulai masuk KBRI sejak pukul 10 kepada para pekerja migran Indonesia permasalahannya. Satu saja dari TKI itu Learning Centre (CLC) di perkebunan malam dan mendapatkan nomor antrian utamanya di sektor-sektor perkebunan bisa saya bantu, rasanya hidup saya akan mereka dalam rangka memberikan sejak pukul 00.00. Inovasi-inovasi lainnya dan pabrik. lebih berarti.” akses Pendidikan kepada anak-anak TKI pun tidak luput dari perhatian Dubes RK Banyak suara positif disuarakan oleh Ucapannya itupun dibuktikan dengan di Malaysia. Dari cara persuasif hingga dalam meningkatkan pelayanan di KBRI masyarakat Indonesia melalui media