LAPORAN KINERJA TAHUN 2019

PROVINSI SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

H. SAHBIRIN NOOR H. RUDY RESNAWAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN WAKIL GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

Drs. H. ABDUL HARIS, M. Si

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kata Pengantar

engan memanjatkan Puji dan syukur adalah merupakan bagian yang integral dari kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha kegiatan pemerintah secara keseluruhan yang D Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya secara hierarki berpedoman dan terkait dengan jualah Pemerintah Provinsi Kalimantan kebijakan yang tertuang dalam Rencana Selatan dapat menyelesaikan penyusunan Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan RPJM Nasional ) dan Rencana Pembangunan Selatan Tahun 2019 ini. Shalawat dan salam kita Jangka Menengah Daerah Perubahan (RPJMD- sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi P) Provinsi Kalimantan Selatan. Oleh karena itu Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan keberhasilan maupun kekurangan dalam pengikut beliau dari dahulu, sekarang hingga pencapaian tujuan dan sasaran strategis akhir nanti. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat ditentukan pula konsistennya pelaksanaan Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi program baik oleh pemerintah maupun oleh Kalimantan Selatan ini merupakan media pemerintah provinsi serta keharmonisan pertanggungjawaban dalam menjalankan roda koordinasi yang dilaksanakan berkaitan dengan pemerintahan, pembangunan dan dukungan anggaran. kemasyarakatan sesuai dengan urusan yang dimiliki baik itu urusan wajib maupun urusan Dengan tersusunnya laporan ini, saya pilihan yang di dalamnya berisi informasi tentang ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya uraian pertanggungjawaban mengenai dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada keberhasilan ataupun kekurangan pemerintah Tim Penyusun dan seluruh instansi perangkat provinsi dalam mencapai tujuan dan sasaran daerah yang telah turut membantu dalam strategisnya dalam rangka pencapaian visi dan mempresentasikan capaian sasaran dan indikator misi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah kinerjanya melalui penyusunan laporan ini, Provinsi Kalimantan Selatan ini disusun diharapkan pula LAKIP ini dapat memberikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 informasi yang nyata terhadap kinerja yang telah Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Instansi Pemerintah, disamping itu laporan ini Selatan pada tahun keempat RPJMD -P 2016- juga memuat aspek penting bidang keuangan 2021. yang secara langsung mengaitkan hubungan Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja yang tidak terpisah antara dana masyarakat yang Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ini dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang disusun mudahan dapat memberikan manfaat, diterima masyarakat. baik sebagai informasi maupun bahan evaluasi Pelaksanaan kegiatan pemerintahan, kinerja. dan menjadi umpan balik bagi pihak – pembangunan dan kemasyarakatan di Provinsi pihak yang berkepentingan guna perbaikan dan Kalimantan Selatan sebagaimana diketahui penyempurnaan. , April 2020

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...... DAFTAR ISI ...... i RINGKASAN EKSEKUTIF ...... Ii

BAB I PENDAHULUAN ...... A. Latar Belakang ...... 1 B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok ...... 1 C. Struktur Organisasi ...... 3 D. Isu Strategis Provinsi Kalimantan Selatan ...... 8 E. Sistematika Penyajian ...... 12

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ...... 13 B. Perjanjian Kinerja Indikator Kinerja Utama ...... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...... A. Capaian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ...... 19 B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ...... 30 C. Akuntabilitas Keuangan ...... 162

BAB IV PENUTUP ...... A. Simpulan ...... 163 B. Strategi Peningkatan Kinerja ...... 165

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan laporan kinerja tahun keempat dari pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tanggal 1 Februari 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016- 2021. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 ini disusun menindaklanjuti Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini menyajikan informasi yang relevan menyangkut keberhasilan dan/atau kekurangan yang terjadi pada periode tahun pertama serta menyajikan pencapaian dan perbandingan Misi, Tujuan dan Sasaran Kinerja antara tahun 2019, tahun 2018 tahun 2017 dan tahun 2016.

Kinerja utama yang diukur melalui 7 indikator bersifat makro yang merepresentasi tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu Peningkatan IPM, Angka Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, Indeks GINI, Indeks Kualitas Lingkungan ii Hidup, dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk. Menurut angka absolut, pada tahun 2019 ini secara umum meningkat dari tahun 2018.

Capaian Kinerja Makro 2019

Realisasi Tahun 2018 No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian

1 Peningkatan IPM Indeks 69,05 69,65 70,17 70,75 70,72 99,95% 2 Angka Pengangguran % 5,45 4,77 4,5 4.25-4,20 4,31 98,60% 3 Pertumbuhan ekonomi % 4,38 5,29 5,31 4,03-4,53 4,08 101,24% 4 Angka Kemiskinan % 4,52 4,70 4,65 4.25-4,05 4,47 95,07% 5 Indeks GINI Indeks 0,351 0,347 0,340 0,296 0,334 88,62% 6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 59,07 69,38 68,78 62,85 68,38 108.80% 7 Tingkat pertumbuhan penduduk % 1,65 1,59 1,53 1,56 1,47 106,12% Rata-rata Capaian 99,77%ii Sumber : BPS Kalimantan Selatan dan BPS Pusat

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

Capaian Kinerja Makro Terhadap Capaian Regional, Target Nasional dan MDG’s

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional SDG’s 76,3 1 Peningkatan IPM 70,72 70,91 67,65 76,61 71,15 71,92 - (2019) 5,20-5,50 2 Angka Pengangguran 4,31 4,10 4,45 6,09 4,40 5,28 - (2016) 8,00 3 Pertumbuhan ekonomi 4,08 6,16 4,66 4,77 6,91 5,02 - (2019) 9,00–10,00 4 Angka Kemiskinan 4,47 4,81 7,28 5,91 6,49 9,22 0 (2016) 0,36 5 Indeks GINI 0,334 0,335 0,318 0,335 0,292 0,380 - (2019)

Indeks Kualitas 64 - 65 6 68,78* 75,71* 73,09* 85,90* 86,88* - - Lingkungan Hidup (2019)

Tingkat pertumbuhan 1,19 7 1,47 ------penduduk (per tahun) Sumber : BPS Kalimantan Selatan dan BPS Pusat

Indikator Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 teralisasi sebesar 70,72% naik sebesar 0,55% dari tahun 2018 yakni sebesar 70,17%. Untuk Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan belum mencapai target yang ditetapkan dengan realisasi 70,72% yang mana target tahun iii 2019 sebesar 70,75 % sehingga untuk pencapaian persentase sebesar 99,95%.

Pada bulan Agustus 2019, jumlah angkatan kerja mencapai 2,13 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 11,52 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2018. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 adalah sebesar 2,04 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 15,07 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus 2018. Pada periode Agustus 2019 jumlah pengangguran menjadi 91,73 ribu orang. Ada penurunan jumlah pengangguran sebesar 6,55 ribu orang. Jumlah yang bekerja dan jumlah pengangguran berpengaruh terhadap angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada kondisi Agustus 2019 TPAK Kalimantan Selatan sebesar 69,41 persen, turun sebesar 0,86 poin. Angka pengangguran dapat dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2019 adalah 4,31 persen. iii Indikator ini mengalami penurunan sebesar 0,19 poin dibandingkan keadaan Agustus 2018 sebesar 4,50 persen.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV tahun 2019 secara kumulatif tumbuh sebesar 4,8% (c-to-c), mengalami perlambatan apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan IV pada tahun 2018 sebesar 5,13 %.

Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 pada bulan September mencapai yaitu 4,47%, menurun apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Tahun 2018 sebesar 4,65%. Akan tetapi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan angka kemiskinan secara nasional tahun 2019 sebesar 9,22 %.

Indeks GINI/GINI Ratio merupakan salah satu ukuran ketimpangan pengeluaran penduduk. Indeks GINI disajikan dengan kisaran 0 – 1, dengan arti semakin mendekati 1 ketimpangan semakin tinggi. Indeks GINI Kalimantan Selatan pada September 2019 berdasarkan data BPS kalsel mencapai 0,334, menurun sebesar 0,006 dibandingkan September 2018 sebesar 0,340. Hal ini menunjukkan ketimpangan pengeluaran di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 terus menurun dibanding tahun 2018. Indeks GINI Kalimantan Selatan tahun 2019 masih jauh dibawah Indek GINI Nasional yaitu 0,380.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan masih berada di tataran kategori cukup baik. Perhitungan sementara Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Kalsel IKLH Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 baru mencapai 68, dan jika dibandingkan dengan IKLH tahun 2018 menurun sebesar 0,4 Point dimana pada tahun iv 2018 IKLH Kalimantan Selatan telah mencapai 68,78. Dalam perspektif IKLH, Nilai indeks kualitas lingkungan hidup ini merupakan resultan dari upaya menjaga laju deforestasi, pengelolaan sampah dan limbah, upaya rehabilitasi dan pengendalian pencemaran dalam bentuk partisipasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun lebih kepada suatu dorongan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam konteks ini para pihak di tingkat provinsi terutama pemerintah provinsi dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi untuk menuju angka ideal, yaitu 100. Semakin jauh dengan angka 100, mengindikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan.

Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai 1,47 %, berhasil menekan pertumbuhan penduduk sebanyak 0,06 % dari capaian pada tahun iv 2018 yang berada pada 1,53 %.

Hasil pengukuran secara mandiri (self assessment) menginformasikan secara ringkas tingkat capaian kinerja atas 19 (sembilan belas) sasaran strategis dan 32 indikator kinerja LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN EKSEKUTIF utama yaitu 135,73% dengan kategori Sangat Memuaskan, dengan rincian 30 (tiga puluh) indikator dengan tingkat capaian kinerja berkategori Sangat Memuaskan, 1 (satu) indikator dengan tingkat capaian kinerja Sangat Baik, 1 (satu) indikator dengan tingkat capaian kinerja kurang.

Rata-rata capaian kinerja dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya kekurang berhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa mendatang.

v

v

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah menjadi acuan disusunnya Instansi Pemerintah menetapkan bahwa Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi setiap instansi pemerintah wajib Kalimantan Selatan Tahun 2019, sebagai melaksanakan Akuntabilitas Kinerja untuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mempertanggungjawabkan keberhasilan/ pencapaian kinerja sebagaimana kegagalan pelaksanaan misi dalam disepakati dalam dokumen Penetapan mencapai tujuan dan sasaran yang telah Kinerja Tahun 2019. Penetapan kinerja ditetapkan. Pelaksanaan Akuntabilitas dimaksud telah mempertimbangkan Kinerja diwujudkan melalui Sistem ketersediaan sumber daya dan dana baik Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dari APBD maupun sumber dana lainnya (SAKIP), dimana tahap akhir dari siklus serta mengacu pada Rencana Kerja sistem tersebut adalah menyusun laporan Pemerintah Daerah tahun 2019 dan hasil kinerja sebagai pertanggung jawaban Perubahan Rencana Pembangunan kinerja organisasi kepada instansi yang Jangka Menengah Daerah Tahun 2016- lebih tinggi. 2021.

Terbitnya Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

B. Dasar Hukum Pembentukan dan Tugas Pokok

1 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Undang Nomor 21 tahun 1958 tentang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 25 Tahun 1956, juncto Undang- Nomor 10 Tahun 1957 antara lain

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN mengenai Pembentukan Daerah Swatantra tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Tingkat I Kalimantan Selatan (Lembaran Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Negara Republik Tahun 1956 Badan Provinsi Kalimantan Selatan.

Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Republik Indonesia Nomor 1106). Saat ini menyelenggarakan urusan yang menjadi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kewenangan daerah yang terdiri urusan dipimpin oleh Gubernur Sahbirin Noor wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib dengan Wakil Gubernur Rudy Resnawan. adalah urusan yang wajib diselenggarakan Sebagai daerah otonom, Pemerintah oleh pemerintahan daerah yang terkait Provinsi Kalimantan Selatan dalam dengan pelayanan dasar (basic service) menjalankan otonominya, didukung bagi masyarakat sedangkan urusan dengan Organisasi Perangkat Daerah yang pemerintahan yang bersifat pilihan adalah ditetapkan dengan Peraturan Daerah urusan yang diprioritaskan oleh pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang daerah untuk diselenggarakan yang terkait Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja dengan upaya mengembangkan potensi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan unggulan (Core Competence) yang Selatan dan Peraturan Gubernur menjadi kekhasan daerah. Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2008,

Urusan wajib yang dimiliki meliputi : a. Pendidikan ; p. Perhubungan ; b. Kesehatan ; q. Komunikasi dan informatika ; c. Lingkungan Hidup ; r. Pertanahan ; d. Pekerjaan umum ; s. Kesatuan bangsa dan politik dalam e. Penataan ruang ; negeri ; f. Perencanaan Pembangunan ; t. Otonomi daerah, pemerintahan umum, g. Perumahan ; administrasi keuangan daerah, h. Kepemudaan dan Olah raga ; perangkat daerah, kepegawaian, dan i. Penanaman modal ; persandian ; j. Koperasi, usaha kecil dan menengah; u. Pemberdayaan masyarakat dan desa; k. Kependudukan dan catatan sipil ; v. Sosial ; l. Ketenagakerjaan ; w. Kebudayaan ; m. Ketahanan pangan ; x. Statistik ; 2 n. Pemberdayaan perempuan dan y. Kearsipan ; dan perlindungan anak ; z. Perpustakaan. o. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera ; LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Selain menjalankan urusan wajib, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga menyelenggarakan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat antara lain : a. Kelautan dan perikanan; e. Industri ; b. Pertanian ; f. Perdagangan ; dan c. Energi dan sumber daya mineral ; g. Ketransmigrasian. d. Pariwisata ;

C. Struktur Organisasi

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai berikut : Satuan Kerja Perangkat Daerah A Sekretariat Daerah, yang membawahi : 1 Asisten Pemerintahan, mengoordinasikan a Biro Pemerintahan b Biro Hukum c Biro Organisasi 2 Asisten Pembangunan, mengoordinasikan a Biro Sarana Prasarana Perekonomian Daerah b Biro Kesejahteraan Rakyat c Biro Pengembangan Produksi Daerah 3 Asisten Administrasi Umum, mengoordinasikan a Biro Umum b Biro Perlengkapan dan Layanan Pengadaan Barang/Jasa c Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol B Sekretariat DPRD C Dinas Daerah terdiri atas : 1 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ; 2 Dinas Kesehatan ; 3 Dinas Perhubungan; 3 4 Dinas Komunikasi dan Informatika ; 5 Dinas Sosial ;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Satuan Kerja Perangkat Daerah 6 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ; 7 Dinas Perindustrian; 8 DinasPerdagangan ; 9 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ; 10 Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman; 11 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ; 12 Dinas Pemuda dan Olahraga; 13 Dinas Pariwisata 14 Dinas Kehutanan ; 15 Dinas Perkebunan dan Peternakan ; 16 Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Keluarga Berencana ; 17 Dinas Tanaman Pangan dan Horticultura ; 18 Dinas Perikanan dan Kelautan ; 19 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral ; dan 20 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; 21 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ; 22 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan; 23 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 24 Dinas Ketahanan Pangan ; 25 Dinas Lingkungan Hidup; D Lembaga Teknis Daerah terdiri atas : 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ; 2 Inspektorat ; 3 Badan Keuangan Daerah; 4 Badan Kepegawaian Daerah ; 5 Badan Pengembangan Sumber Daya Mineral ; 6 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik; 7 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah ; 8 Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin ; 9 Rumah Sakit dr.H. Moch. Ansari Saleh ; 4 10 Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum ; 11 Rumah Sakit Gigi dan Mulut ;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Satuan Kerja Perangkat Daerah 12 Badan Pemghubung Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di . 13 Badan Penanggulangan Bencana Daerah E Lembaga lainnya 1 Satuan Polisi Pamong Praja ; F Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan terdiri atas : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 1 Taman Budaya; 2 Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ; dan 3 Museum Lambung Mangkurat. Dinas Kesehatan 4 Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kaliamamtam Selatan ; 5 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat ; 6 Instalasi Farmasi ; dan 7 Laboratorium Kesehatan. Dinas Perindustrian 8 Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam. Dinas Perdagangan 9 Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang . Dinas Sosial 10 Panti Sosial Bina Netra ” Fajar Harapan ” ; 11 Panti Sosial Asuhan Anak ”Budi Mulia” ; 12 Panti Sosial Bina Remaja ”Budi Satria” ; 13 Panti Sosial Bina Wanita ”Panti Melati” ; dan 14 Panti Sosial Tresna Werdha ”Budi Sejahtera” . Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15 Laboratotium Kesehatan dan Keselamatan Kerja; 16 Balai Latihan Kerja ; Balai Pengawasan Ketenagakerjaan Daerah Wilayah I ( Banjarmasin dan 17 Batola); 5 Balai Pengawasan Ketenagakerjaan Daerah Wilayah II (Banjarbaru, Banjar, 18 Tapin, dan Tanah Laut); 19 Balai Pengawasan Ketenagakerjaan Daerah Wilayah I II ( Balangan,

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Satuan Kerja Perangkat Daerah Tabalong, HSU, HSS,dan HST); dan Balai Pengawasan Ketenagakerjaan Daerah Wilayah IV ( Tanah Bumbu dan 20 Kotabaru) Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura 21 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura ; 22 Balai Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura ; dan 23 Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dinas Perkebunan dan Peternakan 24 Balai Inseminasi Buatan ; dan 25 Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan. Dinas Perikanan dan Kelautan 26 Pelabuhan Perikanan Kotabaru; 27 Pelabuhan Perikanan Banjarmasin ; 28 Pelabuhan Perikanan Muara Kintap ; 29 Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut Kotabaru; 30 Pelabuhan Perikanan Batulicin; 31 Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut Karang Intan; dan 32 Balai Penerapan Mutu Hasil Perikanan. Dinas Kehutanan 33 Taman Hutan Raya Sultan Adam ; 34 Balai Perbenihan Tanaman Hutan; 35 Kesatuan Pengelolaan Hutan Kayu Tangi; 36 Kesatuan Pengelolaan Hutan Cantung; 37 Kesatuan Pengelolaan Hutan Pulau Laut Sebuku; 38 Kesatuan Pengelolaan Hutan Tabalong; 39 Kesatuan Pengelolaan Hutan Kusan; 40 Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut; 41 Kesatuan Pengelolaan Hutan Balangan 42 Kesatuan Pengelolaan Hutan Hulu Sungai Dinas Perhubungan 6 43 Terminal Type B. Dinas Koperasi , Usaha Kecil dan Menengah

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Satuan Kerja Perangkat Daerah 44 Balai Pelatihan Koperasi dan Usaha Kecil . Dinas Energi Sumber Daya Mineral 45 Laboratorium Energi dan Sumberdaya Mineral. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 46 Laboratorium Bahan Kontruksi; dan 47 Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula. Dinas Pendapatan Daerah 48 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Banjarmasin I ; 49 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Banjarmasin II ; 50 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Banjarbaru ; 51 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Martapura ; 52 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Rantau ; 53 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kandangan ; 54 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Barabai ; 55 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Paringin ; 56 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Amuntai ; 57 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Tanjung ; 58 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Pelaihari ; 59 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Batulicin ; 60 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kotabaru ; dan 61 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Marabahan ; Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 62 Kebun Raya Banua. Dinas Lingkungan Hidup 63 Laboratorium Lingkungan; dan 64 Tempat Pengelolaan Sampah (TPA) Regional Banjarbakula.

7

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

D. ISU STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Berdasarkan analisis terhadap berbagai macam permasalahan yang ada di daerah, dan dengan memperhatikan beberapa Isu strategis internasional, nasional dan regional, maka isu strategis pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan, yang dapat memberikan manfaat/pengaruh terhadap daerah pada masa-masa mendatang, serta merupakan hal yang akan ditangani dalam jangka waktu lima tahun kedepan, terdiri atas: 1. Kualitas Sumber Daya Manusia Angka Harapan Hidup masyarakat Kualitas Sumber Daya Manusia di Kalimantan Selatan yang pada Tahun Provinsi Kalimantan Selatan, yang 2017 posisinya masih jauh berada di diukur dari angka Indeks bawah secara nasional, yaitu sebesar Pembangunan Manusia (IPM) 68,02 tahun dibandingkan dengan meningkat dari 67,17 (2013) menjadi angka rata-rata nasional yang sudah 69,65 (2017) dengan kategori sedang mencapai 71,06 tahun. disamping (dari 4 kategori IPM, yaitu Sangat angka Angka Rata-rata Lama Sekolah tinggi, tinggi, sedang, dan rendah). yang juga masih perlu ditingkatkan, Angka IPM Kalimantan Selatan dimana angka rata-rata lama sekolah dimaksud berada di bawah angka IPM Kalimantan Selatan pada tahun 2017 nasional yang telah mencapai 70,81 adalah 7,99 tahun atau masih dibawah (2017). Nasional sebesar 8,62 tahun Kondisi IPM Kalimantan Selatan Kondisi pencapaian indikator masih relatif jauh tertinggal apabila kesehatan dan pendidikan tersebut, dibandingkan dengan provinsi lainnya antara lain disebabkan oleh faktor di Indonesia. Selain berada di bawah sosial budaya masyarakat yang relatif angka Nasional, jika dilihat dari kurang mendukung terhadap posisinya maka provinsi ini juga berada akselarasi pencapaian IPM Kalimantan diposisi 25 secara nasional. Secara Selatan. Pada sisi lain sejalan dengan regional posisinya juga berada di berjalannya MEA, maka tingkat bawah provinsi Kalimantan Timur, keterampilan penduduk usia kerja, juga Kalimantan Tengah dan Kalimantan harus mendapatkan perhatian khusus Utara. kedepannya, masyarakat kalsel dapat 8 Tertinggalnya angka IPM tersebut bersaing secara nasional dan ASEAN terutama disebabkan oleh indikator

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

2. Daya Saing Perekonomian Daerah terbesar terhadap perekonomian Kondisi perekonomian Kalimantan Kalsel.Isu peningkatan pertumbuhan Selatan sampai dengan tahun 2017 perekonomian, seiring dengan berada di posisi18 secara nasional perlunya transformasi perubahan dengan tingkat pertumbuhan sebesar struktur perekonomian daerah 5,29 %, di atas angka nasional yang kedepannya juga menjadi isu penting hanya mencapai 5,07 %. Kondisi ini dalam sektor perekonomian. Selain lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi perlambatan perekonomian ini, pertumbuhan ekonomi Kalimantan memerlukan perhatian yang serius Selatan pada tahun 2011 yang kedepannya, untuk dapat tumbuh lebih mencapai 6,97 % dan berada di posisi baik lagi, perlu perhatian juga terhadap 8 secara Nasional dan berada di atas indikator kemiskinan dan rata-rata Nasional dengan pengangguran, karena kondisi yang pertumbuhan sekonomi sebesar 6,17 ada sekarang telah mulai berdampak %. Namun dengan terjadinya krisis terhadap adanya peningkatan angka perekonomian global, yang kemiskinan dan angka pengangguran mengakibatkan terjadinya perlambatan pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi nasional dan Untuk mengendalikan Inflasi Kalsel dimana perlambatan ini terjadi terutama yang disebabkan oleh sejak tahun 2012 dan terus berlanjut meningkatnya harga bahanbahan sampai dengan tahun 2015 yang pokok, diperlukan adanya Pusat kemudian hanya tumbuh sebesar 3,84 Distribusi Regional yang bertujuan % atau berada di bawah angka untuk meningkatkan arus perdagangan nasional yang mencapai 4,79 %, regional Kalimantan, mengendalikan dengan posisi menurun menjadi ke 27 inflasi dan mendukung pasar rakyat. secara nasional. Dalam rangka meningkatkan daya Perlambatan pertumbuhan saing daerah diperlukan pembangunan ekonomi ini disebabkan oleh dan pengembangan kawasan-kawasan merosotnya harga komoditas ekspor industri, antara lain KI Batulicin, KI Kalsel, yang didominasi komoditas Jorong, KI Mantuil, dan KI Mekar Putih. 9 sektor pertambangan dan perkebunan, sedangkan sektor pertambangan merupakan sektor penyumbang

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

3. Kualitas dan Kuantitas Lingkungan infrastruktur perekonomian dan dasar Kondisi lingkungan hidup di yang tersedia. Untuk itu perlu segera Kalimantan Selatan memerlukan peningkatan kuantitas dan kualitas perhatian yang serius, jika dilihat dari pelayanan infrastruktur perekonomian indikator angka Indeks Kualitas seperti ketersediaan energi listrik dan Lingkungan Hidup, Provinsi Kalimantan tingkat pelayanan perhubungan, Selatan yang berada di posisi 26 pada ketersediaan dan kemantapan jalan tahun 2016 secara nasional (walaupun dan jembatan sebagai penghubung posisi ini telah mengalami perbaikan antar wilayah dan juga ketersediaan dari sebelumnya di posisi 27). Indeks dan perbaikan infrastruktur pengairan ini diukur dari: (a) Tutupan Lahan yang untuk perkuatan sektor pertanian. sebelumnya hanya mencapai 44,45 Ketersediaan energi listrik jauh menjadi 50,64; (b) Kualitas Air dari berada di bawah dari tingkat 44,10 menjadi 43,78; (c) Kualitas kebutuhan untuk kegiatan sosial dan Udara dari 88,45 menjadi 85,60. ekonomi yang ada, apalagi jika Tutupan lahan yang disebabkan oleh dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan pembukaan lahan dari sektor ekonomi kedepannya, sedangkan pertambangan dan perubahan fungsi perhubungan udara (kondisi kepadatan lahan, kualitas air disebabkan oleh dan pelayanan bandara), perhubungan meningkatnya pencemaran oleh limbah darat (tingkat kepadatan lalulintas yang domestik dan akibat aktifitas sudah menurunkan waktu tempuh) dan perekonomian lainnya, sedangkan perhubungan laut (belum mempunyai kualitas udara terutama disebabkan pelabuhan laut yang representative, oleh dampak dari kebakaran hutan dan yang dapat menghubungkan provinsi lahan, serta masih adanya titik api ini dengan kapal-kapal besar). Untuk (hotspot) di kawasan hutan yang memenuhi kebutuhan energy yang mencapai 178 titik pada tahun 2017. masih kurang diperlukan 4. Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur pengembangan energy baru dan Perekonomian dan Dasar terbarukan. Perkembangan perekonomian dan Dalam pembangunan infrastruktur 10 sosial masyarakat yang telah jalan dan jembatan diperlukan berkembang pesat, belum sejalan peningkatan kualitas pada jalan – jalan dengan tingkat percepatan pelayanan yang telah masuk dalam SK Jalan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

Provinsi. Selain itu perlunya jalan – secara umum sudah relatif baik, jalan alternatife dalam upaya sebagaimana ditunjukkan oleh memperpendek dan mempermudah beberapa indikator, seperti: Indikator alur transportasi seperti jalan bebas Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah hambatan. Difokuskan juga jalan dan telah mencapai WTP dalam beberapa jembatan sebagai akses utama ke tahun terakhir ini, Indikator Kinerja Kawasan – Kawasan strategis yang Akuntabilitas (LAKIP) telah mencapai telah ditetapkan oleh Pemerintah nilai B++ dari sebelumnya pada nilai C. Daerah. Pada infrastruktur irigasi yang Indikator Kinerja Ketepatan saat ini masih perlu perbaikan dan Penyusunan dokumen perencanaan rehabilitasi mengingat Provinsi dan penganggaran (APBD), selalu Kalimantan Selatan ditetapkan sebagai Tepat Waktu, Indikator Kinerja salah satu lumbung pangan Nasional. Kemandirian Keuangan Daerah terus Infrastruktur pengairan terkait mengalami peningkatan Kemandirian pengurangan bencana banjir sebagai dimaksud dapat dilihat dari rasio PAD proteksi terhadap sarana prasarana terhadap Dana Perimbangan yang yang telah dibangun juga merupakan terus meningkat yaitu pada tahun 2010 suatu hal harus diperhatikan untuk dari 54,08 % (PAD): 44,89% (Dana mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Perimbangan) menjadi 63,36% (PAD) : Untuk pelayanan Infratruktur dasar 29,12% (Dana Perimbangan) pada seperti air bersih, jalan, listrik tahun 2015. perdesaan yang memerlukan perhatian Namun demikian dengan adanya serius agar pemerataan kebutuhan perlambatan perekonomian Kalimantan dasar mereka dapat terpenuhi. Selain Seltan telah berdampak terhadap itu pelayanan infrastruktur ini belum penurunan Pendapatan Daerah, untuk merata antar daerah, sehingga isu itu isu tentang peningkatan kapasitas pemerataan pelayanan infrastruktur fiskal merupakan salah satu pekerjaan juga penting, selain peningkatan penting bagi pemerintah provinsi, agar pelayanan terhadap daerah yang pembangunan daerah tetap dapat sudah terlayani. berlanjut sebagaimana yang 11 5. Kinerja Pemerintahan Daerah diharapkan. Secara umum pemerintah Kondisi kinerja pemerintahan provinsi Kalimantan Selatan, daerah provinsi Kalimantan Selatan, kedepannya perlu lebih meningkatkan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN

kinerjanya lagi, agar pemerintah akan berdampak terhadap peningkatan provinsi ini lebih akuntabel, transparan pencapaian indikator-indikator dan profesional, yang pada akhirnya pembangunan daerah.

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 terdiri atas 4 (empat) bab, yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan berisi penjelasan singkat tentang latar belakang penyusunan, tugas pokok dan fungsi, urusan yang ditangani dan Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjalankan dan menjabarkan tugas pokok fungsi atas urusan yang ditangani. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menyajikan secara ringkas Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2016 – 2021, Rencana Kerja Pemerintah Daerah pada tahun 2019, dan Penetapan Kinerja Tahun 2019. Bab III Adalah akuntabilitas kinerja, menyajikan analisis pencapaian kinerja, keberhasilan dan kegagalan, sebagai pertanggungjawaban pencapaian hasil tahun 2019. Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan hasil menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

12

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (P-RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021, sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 adalah merupakan tahapan ketiga dari pelaksanaan P-RPJPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 dan penyusunannya telah diselaraskan dengan RPJM Nasional seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019.

P-RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan ini telah menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis SKPD. Adapun visi dan misi diuraikan sebagai berikut. VISI : “KALSEL MAPAN (MANDIRI DAN TERDEPAN) LEBIH SEJAHTERA, BERKEADILAN, BERDIKARI DAN BERDAYA SAING”

Dalam rangka pencapaian visi tersebut, telah ditetapkan 5 (lima) misi yang harus dilaksanakan yaitu : 13 1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis, Sehat, Cerdas Dan Terampil; 2. Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan Berorientasi Pada Pelayanan Publik; 3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan Kearifan Lokal; 4. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya; 5. Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.

Penyusunan visi dan misi P-RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021 juga memperhatikan RPJMN. Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu: Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong, yang ditempuh dengan 7 misi, yaitu:

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, dalam rangka mencapai target kinerja menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan maka pada tahun 2019 ditetapkan target kinerja tahunan yang telah ditandatangani oleh Gubernur Kalimantan 14 Selatan sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Nomor 188.44/0659/KUM/2019 tanggal 2 Agustus 2019 , sebagai berikut :

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Target

1 Angka Harapan Lama Sekolah 13,12 1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat Angka Rata-Rata Lama 2 8,20 Sekolah Meningkatnya Derajat Kesehatan 2 1 Angka Harapan Hidup 68,92 Masyarakat Meningkatnya Kualitas Daya Saing 3 1 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,25-4,20 Tenaga Kerja Meningkatnya Kerukunan Umat Indeks Kerukunan Umat 4 1 72,5 Beragama Beragama Indeks Pembangunan Gender 1 88,88 (IPG) 5 Meningkatnya kesetaraan gender Indeks Pemberdayaan Gender 2 67,64 (IDG) Meningkatnya Kualitas Layanan Indeks Kepuasan Masyarakat 6 1 80,88 Publik (IKM) Meningkatnya Kemandirian Persentase PAD terhadap 7 1 56 % Keuangan Daerah Penerimaan Daerah

1 Indeks Reformasi Birokrasi 74,97 15

2 Terwujudnya Aparatur Pemerintah Opini BPK WTP 8 yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel 3 Nilai SAKIP A (80,55)

Indeks Profesionalisme 4 85 Pegawai meningkatnya kesejahteraan sosial Persentase PMKS yang 9 1 30% PMKS terpenuhi kebutuhan dasar

1 Meningkatnya ketentraman, Angka Konflik 0 10 ketertiban, perlindungan masyarakat 2 Angka Kriminalitas 5303

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja Target

1 Indeks Pembangunan Pemuda 48 11 Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan 2 Persentase Pemuda Mandiri 47,5%

Meningkatnya prestasi olahraga Jumlah Medali pada event 12 1 37 provinsi kalsel olahraga tingkat nasional Meningkatnya Ketahanan Budaya Indeks Pembangunan 13 1 35 dan Kualitas Seni Masyarakat Kebudayaan Persentase Infrastruktur ke- PU 1 61,96% an yang berkualitas Persentase Kesesuaian Tata 2 81% Ruang Meningkatnya Kuantitas dan Persentase luasan kawasan Kualitas Infrastruktur untuk 14 3 permukiman dan perumahan 76,89% pemerataan Pembangunan dalam kondisi baik

4 Rasio Elektrifikasi 94,75%

Indeks Kepuasan Masyarakat 5 80,25 Bidang Transportasi

1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 4,03-4,53 Meningkatnya perekonomian 15 16 daerah Rp 2 Pengeluaran Perkapita 1.250.000 Skor pola pangan harapan 16 Terwujudnya Mandiri Pangan 1 82,5 (PPH) Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Nilai Investasi PMA dan PMDN 17 1 10.5 Triliun Aktivitas Perekonomian (Triliun Rupiah) Menurunnya kerusakan dan Indeks Kualitas Lingkungan 18 1 62,85 pencemaran lingkungan Hidup Jumlah Wisatawan 1 1.463.570 Meningkatnya kontribusi sektor (Mancanegara dan Nusantara) 19 pariwisata Jumlah Hari lama tinggal 2 3 hari wisatawan

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2019 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PenanggungJawab

Meningkatnya Kualitas Pendidikan 1 Angka Harapan Lama Sekolah 1 Dinas Pendidikan dan Kbeudayaan Masyarakat 2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Meningkatnya Derajat Kesehatan 2 1 Angka Harapan Hidup Dinas Kesehatan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Dinas Tenaga Kerja dan 3 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Kerja Transmigrasi 4 Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama 1 Indeks Kerukunan Umat Beragama Biro Kesejahteraan Rakyat

1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Dinas Pemberdayaan Perempuan 5 meningkatnya kesetaraan gender 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dan Perlindungan Anak 6 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Biro Organisasi Meningkatnya Kemandirian Keuangan Persentase PAD terhadap Penerimaan 7 1 Badan Keuangan Daerah Daerah Daerah 1 Indeks Reformasi Birokrasi Biro Organisasi

Terwujudnya Aparatur Pemerintah yang 2 Opini BPK Badan Keuangan Daerah 8 Profesional dan Pemerintahan Akuntabel 3 Nilai SAKIP Biro Organisasi 4 Indeks Profesionalisme Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Persentase PMKS yang terpenuhi 9 meningkatnya kesejahteraan sosial PMKS 1 Dinas Sosial kebutuhan dasar Meningkatnya ketentraman, 1 Angka Konflik Badan Kesatuan Bangsa dan 10 ketertiban, perlindungan masyarakat 2 Angka Kriminalitas Politik

Meningkatnya partisipasi pemuda dalam 1 Indeks Pembangunan Pemuda 11 Dinas Pemuda Olahraga pembangunan 2 Persentase Pemuda Mandiri 17

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PenanggungJawab Meningkatnya prestasi olahraga provinsi Jumlah Medali pada event olahraga 12 1 Dinas Pemuda Olahraga kalsel tingkat nasional Meningkatnya Ketahanan Budaya dan 13 1 Indeks Pembangunan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kbeudayaan Kualitas Seni Masyarakat Persentase Infrastruktur ke- PU an yang 1 berkualitas Dinas Pekerjaan UMum dan Penataan Ruang 2 Persentase Kesesuaian Tata Ruang Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur untuk pemerataan Persentase luasan kawasan permukiman Dinas Perumahan Rakyart dan 14 3 Pembangunan dan perumahan dalam kondisi baik Pemukiman

4 Rasio Elektrifikasi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang 5 Dinas Perhubungan Transportasi 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 15 Meningkatnya perekonomian daerah Biro Perekonomian 2 Pengeluaran Perkapita 16 Terwujudnya Mandiri Pangan 1 Skor pola pangan harapan (PPH) DInas Ketahanan Pangan Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Dinas Penanaman Modal dan 17 Aktivitas 1 Rupiah) Pelayanan Terpadu Satu Pintu Perekonomian Menurunnya kerusakan dan pencemaran 18 1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup lingkungan Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan 1 19 Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata Nusantara) Dinas Pariwisata 2 Jumlah Hari lama tinggal wisatawan

18

| LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah setiap misi dalam RPJMD, disertai Provinsi Kalimantan Selatan dibuat sesuai penjelasan atas keberhasilan dan atau ketentuan yang terkandung dalam kegagalan pencapaian sasaran dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 pembandingan dengan realisasi tahun tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja sebelumnya, realisasi regional, target Instansi Pemerintah yang dalam nasional dan target SDGs. Untuk keutuhan penyusunannya berpedoman pada informasi, pada laporan ini juga terlampir Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Penetapan Kinerja Tahun 2019 dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pengukuran Kinerja 2019.

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Dalam rangka memberikan kesimpulan Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan pengukuran kinerjanya, Provinsi Kinerja dan Tata cara Reviu Atas Laporan Kalimantan Selatan menetapkan Kinerja Instansi Pemerintah, disamping itu kategorisasi pencapaian kinerja sesuai juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor Keuangan dan Kinerja Instansi 12 Tahun 2015 tentang pedoman Evaluasi Pemerintah. atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Kalimantan Selatan Tahun 2019 capaian rata-rata atas indikator kinerja merupakan Laporan Kinerja Tahun ketiga menjadi empat kategori sebagai berikut : dari RPJMD 2016-2021. Laporan ini mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada

19

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian

I Lebih dari 90 % Sangat Memuaskan

II Diatas 80 % sampai dengan 90 % Memuaskan

III Diatas 70 % sampai dengan 80 % Sangat Baik

IV Diatas 60 % sampai dengan 70 % Baik

V Diatas 50 % sampai dengan 60 % Cukup

VI Kurang dari 50 % Kurang

Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada Tahun 2019 berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

20

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 1 : Capaian Kinerja Makro Tahun 2019

Realisasi Tahun 2019 No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian

1 Peningkatan IPM Indeks 69,05 69,65 70,17 70,75 70,72 99,95% 2 Angka Pengangguran % 5,45 4,77 4,5 4.25-4,20 4,31 98,60% 3 Pertumbuhan ekonomi % 4,38 5,29 5,13 4,03-4,53 4,08 101,24% 4 Angka Kemiskinan % 4,52 4,70 4,65 4.25-4,05 4,47 95,07% 5 Indeks GINI Indeks 0,351 0,347 0,340 0,296 0,334 88,62% 6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 59,07 69,38 68,78 62,85 68,38 108,80% 7 Tingkat pertumbuhan penduduk % 1,65 1,59 1,53 1,56 1,47 106,12% Rata-rata Capaian 99,77%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

SASARAN DAN INDIKATOR PADA LAPORAN KINERJA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2018 DAN TAHUN 2019

2018 2019

NO SASARAN NO INDIKATOR NO SASARAN NO INDIKATOR

Indeks Pendidikan (AHLS dan 1 Meningkatnya Kualitas 1 Angka Harapan Lama Sekolah ARLS) 1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat 1 Pendidikan Masyarakat 2 APM SMA/Sederajat 2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Meningkatnya Derajat 3 APK SMA/Sederajat 2 1 Angka Harapan Hidup Kesehatan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Daya 1 Angka kematian ibu 3 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Saing Tenaga Kerja Meningkatnya Kerukunan Umat 2 Angka Kematian Bayi 4 1 Indeks Kerukunan Umat Beragama Beragama 3 AKABA 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Meningkatnya derajat meningkatnya kesetaraan 2 5 Indeks Pemberdayaan Gender kesehatan masyarakat 4 Balita Gizi Buruk gender 2 (IDG) Meningkatnya Kualitas Layanan 5 Balita Gizi Kurang 6 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Publik Meningkatnya Kemandirian Persentase PAD terhadap 6 Angka Harapan Hidup 7 1 Keuangan Daerah Penerimaan Daerah

22

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2018 2019

NO SASARAN NO INDIKATOR NO SASARAN NO INDIKATOR

Meningkatnya Kualitas Daya 3 1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja 1 Indeks Reformasi Birokrasi Saing Tenaga Kerja Persentase Lulusan SMA/MA yang 1 2 Opini BPK Beragama Islam Khatam Al-Quran Terwujudnya Aparatur Persentase peningkatan event 8 Pemerintah yang Profesional 2 3 Nilai SAKIP keagamaan yang dilaksanakan dan Pemerintahan Akuntabel Meningkatnya Pemahaman 4 Keagamaan Persentase peningkatan 3 pemasukkan zakat infaq sedekah di 4 Indeks Profesionalisme Pegawai BAZIZ Persentase peningkatan jamaah Meningkatnya kesejahteraan Persentase PMKS yang terpenuhi 4 9 1 perjalanan ibadah sosial PMKS kebutuhan dasar Partisipasi Perempuan di Pekerjaan Meningkatnya 1 1 Angka Konflik Non Pertanian ketentraman, 10 ketertiban, Meningkatnya Indeks 2 Unmeed Need perlindungan 2 Angka Kriminalitas 5 Pembangunan dan masyarakat Pemberdayaan Gender 3 Indeks Pembangunan Gender Meningkatnya partisipasi 1 Indeks Pembangunan Pemuda 11 4 Indeks Pemberdayaan Gender pemuda dalam pembangunan 2 Persentase Pemuda Mandiri Meningkatnya Kualitas Meningkatnya prestasi Jumlah Medali pada event olahraga 6 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 12 1 Layanan Publik olahraga provinsi kalsel tingkat nasional Meningkatnya Ketahanan Meningkatnya Pendanaan Rasio Kemandirian Daerah Indeks Pembangunan 7 1 13 Budaya dan Kualitas Seni 1 Daerah (PAD/APBD) Kebudayaan Masyarakat

23

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2018 2019

NO SASARAN NO INDIKATOR NO SASARAN NO INDIKATOR

Meningkatnya Kinerja Persentase Capaian Sasaran Persentase Infrastruktur ke- PU an 8 1 1 Pembangunan Daerah Pembangunan Jangka Menengah yang berkualitas Terwujudnya Aparatur 1 Opini BPK 2 Persentase Kesesuaian Tata Ruang Pemerintah Yang 9 Meningkatnya Kuantitas Persentase luasan kawasan Profesional dan 2 Nilai SAKIP dan Kualitas Infrastruktur 3 permukiman dan perumahan dalam Pemerintahan Akuntabel 14 untuk pemerataan kondisi baik Menurunnya Penyandang Pembangunan Persentase PMKS yang Terpenuhi 10 Masalah Kesejahteraan 1 4 Rasio Elektrifikasi Kebutuhan Dasar Sosial Persentase Penanganan Konflik Indeks Kepuasan Masyarakat 1 5 Meningkatnya Ketentraman, Sosial yang diselesaikan di Kalsel Bidang Transportasi 11 Ketertiban, Perlindungan Masyarakat Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. 2 Angka Kriminalitas Meningkatnya perekonomian 1 15 Kalsel daerah 12 Terselenggaranya PON 1 Terbangunnya Sport Center 2 Pengeluaran Perkapita Meningkatnya Etos Kerja, 13 Moralitas, Sikap, Disiplin, 1 Perubahan Perilaku Menuju Positif 16 Terwujudnya Mandiri Pangan 1 Skor pola pangan harapan (PPH) Kreatifitas, dan Kepedulian Meningkatnya Nilai Investasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Meningkatnya Kerukunan 1 Kondusifitas kerukunan beragama 17 Dalam Aktivitas 1 (Triliun 14 Antar dan Inter Umat Perekonomian Rupiah) Beragama Persentase peningkatan acara Menurunnya kerusakan dan 2 18 1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup keagamaan pencemaran lingkungan

24

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2018 2019

NO SASARAN NO INDIKATOR NO SASARAN NO INDIKATOR

Persentase Benda, Situs, Dan Jumlah Wisatawan (Mancanegara 1 1 Cagar Budaya Yang Dilestarikan dan Nusantara) Meningkatnya Ketahanan Meningkatnya kontribusi sektor 15 Budaya, Meningkatnya 19 Persentase Ragam Seni Budaya pariwisata Kualitas Budaya Masyarakat 2 yang hampir punah yang di 2 Jumlah Hari lama tinggal wisatawan aktualisasikan Meningkatnya Kuantitas dan Indeks Pelayanan Infrastruktur 16 1 Kualitas Infrastruktur Dasar Dasar Meningkatnya Kuantitas dan Persentase Fasilitasi Infrastruktur 17 Kualitas Infrastruktur 1 strategis Perekonomian 1 Produksi Beras Terwujudnya Mandiri 18 2 Produksi Daging Pangan 3 Produksi Ikan Meningkatnya Kontribusi Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor 19 1 Sektor Pertanian Pertanian Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor 1 Industri Meningkatnya Kontribusi Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor 20 Sektor Industri, 2 Perdagangan Perdagangan dan Jasa Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor 3 Jasa Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor 1 Meningkatnya Kontribusi Pariwisata 21 Sektor Pariwisata Persentase Peningkatan Usaha di 2 Bidang Wisata 25

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2018

NO SASARAN NO INDIKATOR

Meningkatnya Nilai Investasi Realisasi Nilai Investasi PMA dan 22 Dalam Aktivitas 1 PMDN Perekonomian 1 Indeks Tutupan Lahan 2 Indeks Kualitas Udara 3 Indeks Kualitas Air Menurunnya Kerusakan dan 23 Pencemaran Lingkungan Persentase luas lahan yang terganggu yang telah dilakukan 4 kegiatan reklamasi oleh pemegang IUP dan PKP2B dikalimantan Selatan

Ditahun 2018 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 23 sasaran dengan 48 indikator, setelah dilakukan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah oleh Tim Evaluator Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ada beberapa sasaran dan indkator yang diperbaharui dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Ada beberapa ssasaran yang sudah tidak relevan dengan kondisi di Provinsi Kalimantan Selatan; 2. Ada beberapa indikator yang sebelumnya tidak terukur; 3. Adanya ketidaksinkronan antara sasaran dengan indikator yang dituju. Oleh karena itu ditahun 2019 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melakukan langkah perbaikan serta penyempurnaan terhadap sasaran dan indikator kinerja Provinsi Kalimantan Selatan, sehiingga untuk tahun 2019 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan 19 sasaran dan 32 indikator.

26

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 2 : Capaian Kinerja Per Misi Tahun 2019

MISI I MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG AGAMIS, SEHAT, CERDAS DAN TERAMPIL Persentase No Sasaran Strategis Kinerja Utama Target Realisasi Capaian 1 Angka Harapan Lama Sekolah 13,12 12,52 95,42% 1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat 2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 8,20 8,20 100% 2 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 1 Angka Harapan Hidup (AHH) 68,92 68,49 99,37% 3 Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja 1 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,25-4,20 4,31 98,60% 4 Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama 1 Indeks Kerukunan Umat Beragama 72,5 72,5 100% 1 Indeks Pembangunan Gender 88,88 88,61 99,69% 5 Meningkatnya Kesetaraan Gender 2 Indeks Pemberdayaan Gender 67,64 71,31* 105,43% Rata-Rata Capaian 99,78% Keterangan: * data tahuin 2018

MISI II MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG PROFESIONAL DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK No Sasaran Strategis Kinerja Utama Target Realisasi Persentase Capaian 1 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 80,88 81,05 100,21% 2 Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah 1 Persentase PAD terhadap PD 56 % 51,82% 92,53% 1 Indeks Reformasi Birokrasi 74,97 67,88 90,54%

Terwujudnya Aparatur Pemerintah Yang Profesional 2 Opini BPK WTP WTP 100% 3 dan Pemerintahan Akuntabel 3 SAKIP A (80,55) A (80,74) 100,23% 4 Indeks Profesionalisme Pegawai 85 62,83 73,91% Rata-Rata Capaian 92,90% 27

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

MISI III MEMANTAPKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DAERAH YANG BERBASISKAN KEARIFAN LOKAL No Sasaran Strategis Kinerja Utama Target Realisasi Persentase Capaian Persentase PMKS yang Terpenuhi 1 Meningkatnya Kesejahteraan Sosial (PMKS) 1 30% 29,68% 98,93% Kebutuhan Dasar

Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan 1 Angka Konflik 0 0 100% 2 Masyarakat 2 Angka Kriminalitas 5303 5303 100%

Meningkatnya Partisipasi Pemuda Dalam 1 Indeks Pembangunan Pemuda 48 47,33 98,60% 3 Pembangunan 2 Persentase Pemuda Mandiri 47,5% 22,72% 47,83% Jumlah Medali Pada Event Olahraga 4 Meningkatnya Prestasi Olahraga Provinsi Kalsel 1 37 62 167,56% Tingkat Nasional 5 Meningkatnya Ketahanan Budaya dan Kualitas Seni 1 Indeks Pembangunan Kebudayaan 35 53,79* 153,68% Masyarakat Rata-Rata Capaian 109,51% Keterangan: * data tahuin 2018

MISI IV MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH YANG MENDUKUNG PERCEPATAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA No Sasaran Strategis Kinerja Utama Target Realisasi Persentase Capaian 1 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur 1 Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang 61,96% 69,27% 111,79% Untuk Pemerataan Pembangunan Berkualitas 2 Persentase Kesesuaian Tata Ruang 81% 74,90% 92,46% 3 Persentase Luasan Kawasan Permukiman 76,89% 76,89% 100% dan Perumahan Dalam Kondisi Baik 4 Rasio Elektrifikasi 94,75% 96,41% 101,75% 5 Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang 80,25 80,25 100% Transportasi 28 Rata-rata Capaian 101.2%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

MISI V MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN No Sasaran Strategis Kinerja Utama Target Realisasi Persentase Capaian 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 4,03-4,53 4,08 101,24% 1 Meningkatnya perekonomian daerah 2 Pengeluaran Perkapita Rp 1.250.000 Rp 12.253.000 980,24% 2 Terwujudnya Mandiri Pangan 1 Skor pola pangan harapan (PPH) 82,5 77,54 93,98% Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Aktivitas Realisasi Peningkatan Nilai Investasi PMA 3 1 10.5 Triliun 15,65 Triliun 149,04% Perekonomian dan PMDN (Triliun Rupiah) 4 Menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan 1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 62,85 68,38 108,80% Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan 1 5.275.590 360,46% Nusantara) 1.463.570 5 Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan 2 4 hari 133,33% (Hari) 3 hari Capaian Rata-Rata 275,29%

29

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

MAKRO

CAPAIAN ATAS KINERJA MAKRO

Keberhasilan pencapaian Kinerja utama tahun 2019 diukur melalui 7 (tujuh) indikator makro yang tertuang dalam sasaran “Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat”, dengan rincian target dan realisasi indikator makro sebagaimana pada tabel 3 serta perbandingannya pada tabel 4. Tabel 3 : Capaian Kinerja Makro 2019

Realisasi Tahun 2019 No Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian

1 Peningkatan IPM Indeks 69,05 69,65 70,17 70,75 70,72 99,95% 2 Angka Pengangguran % 5,45 4,77 4,5 4.25 4,31 98,60% 3 Pertumbuhan ekonomi % 4,38 5,29 5,31 4,03 4,08 101,24% 4 Angka Kemiskinan % 4,52 4,70 4,65 4.25 4,47 95,07% 5 Indeks GINI Indeks 0,351 0,347 0,340 0,296 0,334 88,62% 6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 59,07 69,38 68,78 62,85 68,38 108.80% 7 Tingkat pertumbuhan penduduk % 1,65 1,59 1,53 1,56 1,47 106,12% Rata-rata Capaian 99,77% Keterangan : Sumber BPS Kalimantan Selatan dan BPS Pusat

Tabel 4 : Capaian Kinerja Makro Terhadap Capaian Regional, Target Nasional dan MDG’s

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional SDG’s 76,3 1 Peningkatan IPM 70,72 70,91 67,65 76,61 71,15 71,92 - (2019) 5,20-5,50 2 Angka Pengangguran 4,31 4,10 4,45 6,09 4,40 5,28 - (2016) 8,00 3 Pertumbuhan ekonomi 4,08 6,16 4,66 4,77 6,91 5,02 - (2019) 9,00–10,00 4 Angka Kemiskinan 4,47 4,81 7,28 5,91 6,49 9,22 0 (2016) 0,36 5 Indeks GINI 0,334 0,335 0,318 0,335 0,292 0,380 - (2019)

Indeks Kualitas 64 - 65 6 68,78* 75,71* 73,09* 85,90* 86,88* - - Lingkungan Hidup (2019) 30

Tingkat pertumbuhan 1,19 7 1,47 ------penduduk (per tahun)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Perbandingan Realisasi dengan Target

Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 70,72 dari target sebesar 70,75, sehingga persentase capaian IPM pada tahun 2019 sebesar 99,95%.

Pencapaian indikator Angka Pengangguran Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 4.25% dari target 4,31%. Indikator ini merupakan indikator terbalik/negatif, yang berarti semakin kecil realisasi semakin bagus. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan antara target dan realisasi, maka persentase capaian pada indikator Angka Pengangguran yaitu sebesar 98,60%.

Pencapaian indikator Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 4,08 dari target 4,03, sehingga persentase capaian indikator Pertumbuhan Ekonomi pada tahun 2019 sebesar 101,24 %.

Pencapaian indikator Angka Kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan 146 tahun 2019 terealisasi sebesar 4,47 dari target 4.25. Indikator ini merupakan indikator terbalik/negatif, yang berarti semakin kecil realisasi semakin bagus. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan antara target dan realisasi, maka persentase capaian pada indikator Angka Kemiskinan yaitu sebesar 95,07%.

Pencapaian indikator Indeks GINI Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 0,334 dari target 0,296. Indikator ini merupakan indikator terbalik/negatif, yang berarti semakin kecil realisasi semakin bagus. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan antara target dan realisasi, maka persentase capaian pada indikator Indeks GINI yaitu sebesar 88,62%.

Pencapaian indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi 31 Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 68,38 dari target 62,85 sehingga

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

persentase capaian indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup pada tahun 2019 sebesar 108.80%

Pencapaian indikator Tingkat Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 1,47 % dari target 1,56 %. Indikator ini merupakan indikator terbalik/negatif, yang berarti semakin kecil realisasi semakin bagus. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan antara target dan realisasi, maka persentase capaian pada indikator Tingkat Pertumbuhan Penduduk yaitu sebesar 106,12%.

Perbandingan Realisasi Dengan Realisasi

Peningkatan IPM

Indeks Pembangunan manusia di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 terealisasi sebesar 70,72. Jika dilihat dari data tahun 2016-2019 Indeks Pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya 146 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan. Pada tahun 2019, IPM Kalimantan Selatan telah mencapai 70,72. Angka ini meningkat sebesar 0,55 poin dibandingkan dengan IPM Kalimantan Selatan pada tahun 2018 yang sebesar 70,71. Nilai tersebut menyatakan bahwa pembangunan manusia di Kalimantan Selatan telah berstatus “tinggi”, karena nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan sudah diatas 70. Perkembangan Indikator Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2013 – 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : Grafik 1 : Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan

32

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Indeks Pembangunan Manusia 76 74 72 ks 70 e d In 68 66 64 62 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72 Kalimantan Tengah 67,41 68,53 69,13 69,79 70,42 70,91 Kalimantan Barat 64,3 65,59 65,88 66,26 66,98 67,65 Kalimantan Timur 73,21 74,17 74,59 75,12 75,85 76,61 Kalimantan Utara 67,99 68,76 69,2 69,84 70,56 71,15 Indonesia 68,31 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92

Tabel 5 : Komponen Indeks Pembangunan Manusia se-Kalimantan

AHH HLS RLS Pengeluaran Per Provinsi IPM (Tahun) (Tahun) (Tahun) Kapita (Ribu Rupiah) Kalimantan Selatan 68,49 12,52 8,20 12 253 70,72 146 Kalimantan Tengah 69,69 12,57 8,51 11.236 70,91 Kalimantan Barat 70,56 12,58 7,31 9.055 67,65 Kalimantan Timur 74,22 13,69 9,70 12 359 76,61 Kalimantan Utara 72,54 12,84 8,94 9 343 71,15 Indonesia 71,34 12,95 8,34 11.299 71,92

Berdasarkan pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa posisi IPM Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 berada pada peringkat ke-4 di bawah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah, serta hanya berada di atas Kalimantan Barat. Sedangkan apabila dibandingkan dengan IPM Indonesia, maka posisi Kalimantan Selatan masih berada di bawah IPM Indonesia. Peningkatan komponen pembentuk IPM, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of 33 living), merupakan akumulasi dari berbagai program peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan serta perekonomian masyarakat yang terus dicanangkan oleh Pemerintah

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan tahun 2017 - 2019. Berdasarkan peningkatan nilai IPM Provinsi Kalimantan Selatan yang terus menerus mengalami peningkatan menggambarkan bagaimana keberhasilan yang diraih dalam meningkatkan pembangunan manusia oleh Pemerintah.

Angka Pengangguran

Pada bulan Agustus 2019, jumlah angkatan kerja mencapai 2,13 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 11,52 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2018. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 adalah sebesar 2,04 juta orang. Jumlah ini mengalami penambahan sebesar 15,07 ribu orang dibandingkan keadaan Agustus 2018. Pada periode Agustus 2019 jumlah pengangguran menjadi 91,73 ribu orang. Ada penurunan jumlah pengangguran sebesar 6,55 ribu orang. Jumlah yang bekerja dan jumlah pengangguran berpengaruh terhadap angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pada kondisi Agustus 2019 TPAK Kalimantan Selatan sebesar 69,41 persen, turun sebesar 0,86 poin. Angka pengangguran dapat dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2019 adalah 4,31 persen. 146 Indikator ini mengalami penurunan sebesar 0,19 poin dibandingkan keadaan Agustus 2018 sebesar 4,50 persen.

Perkembangan Indikator Angka Pengangguran Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : Grafik 2 : Angka Pengangguran Kalimantan

34

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Angka Pengangguran 8 7

se 6 ta n e 5 rs e P 4 3 2 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 3,84 3,8 4,92 5,45 4,77 4,5 4,31 Kalimantan Tengah 3,09 3,24 4,54 4,82 4,23 4,01 4,1 Kalimantan Barat 4,03 4,04 5,14 4,23 4,36 4,26 4,45 Kalimantan Timur 7,38 7,5 7,95 6,91 6,6 6,09 Kalimantan Utara 7,38 5,68 5,23 5,54 5,22 4,4 Indonesia 6,25 5,94 6,18 5,61 5,50 5,34 5,28

Angka Pengangguran Kalimantan Selatan apabila dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan lainnya merupakan tertinggi ke-4 setelah Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara, dan masih berada di bawah Kalimantan Tengah. Apabila dibandingkan dengan Angka Pengangguran Indonesia, Kalimantan Selatan masih berada pada posisi yang lebih rendah. 146

Selama beberapa tahun pengangguran di Kalimantan Selatan turun naik signifikan, dimana pada tahun 2016 terjadi lonjakan pengangguran sampai pada angka 5,45 %. Meskipun demikian dengan berbagai usaha yang telah dikerahkan, lonjakan tersebut dapat ditekan sampai dengan saat ini, meskipun belum bisa mencapai angka pengangguran terendah yang pernah dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 3,8%.

Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV tahun 2019 secara kumulatif tumbuh sebesar 4,8% (c-to-c), mengalami perlambatan apabila dibandingkan 35 pertumbuhan triwulan IV pada tahun 2018 sebesar 5,13 %.

Perkembangan indikator Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Tahun 2013-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Grafik 3 : Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan

Pertumbuhan Ekonomi 8 7 6 5 se ta 4 en rs 3 e P 2 1 0 -1 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 5,18 4,85 3,84 4,38 5,29 5,13 4,8 Kalimantan Tengah 7,37 6,21 7,01 6,36 6,74 5,64 6,16 Kalimantan Barat 6,08 5,02 4,81 5,22 5,80 5,07 4,66 Kalimantan Timur 2,02 -0,85 -0,38 3,13 2,67 4,77 Kalimantan Utara 2,02 -0,85 3,75 6,59 6,04 6,91 Indonesia 5,78 5,04 4,79 5,02 5,01 5,17 5,02

Pada tingkat regional tahun 2019, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan berada di posisi ke-3 di bawah Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah, serta lebih tinggi daripada Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. 146

Angka Kemiskinan

Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 pada bulan September mencapai yaitu 4,47%, menurun apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Tahun 2018 sebesar 4,65%. Akan tetapi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan angka kemiskinan secara nasional tahun 2019 sebesar 9,22 %.

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada September 2019 mencapai 190,29 ribu orang. Dibandingkan jumlah penduduk miskin Maret 2019 yang berjumlah 192,48 ribu orang berarti terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 2,19 ribu 36 orang. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin pada periode Maret – September 2019 mengalami penurunan baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan, di mana penurunannya masing-masing sebanyak 0,66 ribu orang di

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

perkotaan, dan 1,54 ribu orang di perdesaan. Sementara itu, secara umum persentase penduduk miskin selama periode Maret – September 2019 juga mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2019 mengalami penurunan sebesar 0,06 poin persen dibandingkan keadaan Maret 2019. Penurunan persentase penduduk miskin juga terjadi untuk wilayah perdesaan. Pada September 2019, persentase penduduk miskin perdesaan sebesar 5,36 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,11 poin persen dibandingkan keadaan Maret 2019 yang sebesar 5,47 persen. Perbandingan Indikator Angka Kemiskinan Kalimantan Selatan Tahun 2016 - 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : Grafik 4 : Angka Kemiskinan Kalimantan Selatan Tahun 2016 – 2019

Angka Kemiskinan 12 11 10 se ta 9 n e 8 rs e 7 P 6 5 4 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 4,76 4,81 4,27 4,52 4,7 4,65 4,47 146 Kalimantan Tengah 6,23 6,07 5,91 5,36 5,26 5,1 4,81 Kalimantan Barat 8,74 8,07 8,44 8 7,06 7,37 7,28 Kalimantan Timur 6,38 6,31 6,1 6 6,08 6,06 5,91 Kalimantan Utara 6,38 6,31 6,32 6,99 6,96 6,86 6,49 Indonesia 11,46 10,96 11,13 10,7 10,12 9,66 9,22

Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan Tingkat Kemiskinan terendah di antara seluruh Provinsi di Kalimantan Sejak tahun 2017 sampai sekarang, Tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung terus mengalami penurunan. Hal ini menggambarkan bahwa program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Provinsi Kalimantan Selatan berhasil 37 dengan baik.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Indeks GINI

Indeks GINI/GINI Ratio merupakan salah satu ukuran ketimpangan pengeluaran penduduk. Indeks GINI disajikan dengan kisaran 0 – 1, dengan arti semakin mendekati 1 ketimpangan semakin tinggi. Indeks GINI Kalimantan Selatan pada September 2019 berdasarkan data BPS kalsel mencapai 0,334, menurun sebesar 0,006 dibandingkan September 2018 sebesar 0,340. Hal ini menunjukkan ketimpangan pengeluaran di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 terus menurun dibanding tahun 2018. Indeks GINI Kalimantan Selatan tahun 2019 masih jauh dibawah Indek GINI Nasional yaitu 0,380.

Perkembangan Indikator Indeks GINI Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : Grafik 5 : Indeks GINI Kalimantan Selatan Tahun 2011 - 2019

0,43 0,41 0,39 ks 0,37 e d 0,35 In 0,33 0,31 0,29 0,27 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 0,359 0,36 0,334 0,351 0,347 0,34 0,334 Kalimantan Tengah 0,35 0,35 0,3 0,347 0,327 0,344 0,335 146 Kalimantan Barat 0,396 0,39 0,33 0,331 0,329 0,325 0,318 Kalimantan Timur 0,371 0,35 0,315 0,328 0,333 0,342 0,335 Kalimantan Utara 0,371 0,35 0,282 0,305 0,313 0,304 0,292 Indonesia 0,413 0,41 0,402 0,394 0,391 0,384 0,38

Perbandingan Indeks GINI di Kalimantan yang disajikan pada grafik di atas memperlihatkan bahwa posisi Kalimantan Selatan berada pada urutan ketiga di antara provinsi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa usaha Provinsi Kalimantan Selatan dalam menurunkan ketimpangan pengeluran penduduk terus mengalami perbaikan, ditunjukkan dengan adanya trend penurunan Indeks GINI selama beberapa tahun dan masih berada di bawah Indeks GINI Indonesia. 38

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan masih berada di tataran kategori kurang. Dari perhitungan yang dilakukan IKLH Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 baru mencapai 68,38, dan jika dibandingkan dengan IKLH tahun 2018 menurun sebesar 0,4 Point dimana pada tahun 2018 IKLH Kalimantan Selatan telah mencapai 68,78. Dalam perspektif IKLH, Nilai indeks kualitas lingkungan hidup ini merupakan resultan dari upaya menjaga laju deforestasi, pengelolaan sampah dan limbah, upaya rehabilitasi dan pengendalian pencemaran dalam bentuk partisipasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Angka indeks ini bukan semata-mata peringkat, namun lebih kepada suatu dorongan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup. Dalam konteks ini para pihak di tingkat provinsi terutama pemerintah provinsi dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi untuk menuju angka ideal, yaitu 100. Semakin jauh dengan angka 100, mengindikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan. Berdasarkan data yang di peroleh dari Pusdatin KLHK IKLH Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih menjadi Provinsi dengan nilai IKLH terendah di antara Provinsi di pulau Kalimantan. Dengan nilai 68,78, Kalimantan Selatan berada di urutan terbawah, 146 dan Provinsi Kalimantan Utara menjadi Provinsi dengan nilai IKLH paling tinggi, disusul dengan Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Perkembangan Nilai IKLH Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 6: Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan Tahun 2016 - 2019

39

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 90,00 85,00 80,00 s 75,00 ke d In 70,00 65,00 60,00 55,00 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 59,07 69,38 68,78 68,38 Kalimantan Tengah 69,61 74,15 75,71 75,71 Kalimantan Barat 63,55 68,05 73,09 73,09 Kalimantan Timur 73,55 79,41 85,9 85,9 Kalimantan Utara 75,49 79,46 86,88 86,88

Dari grafik terlihat bahwa nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan berada pada peringkat paling rendah dibandingkan dengan IKLH Provinsi lainnya. Bahkan sejak beberapa tahun ke belakang, IKLH Provinsi Kalimantan Selatan tetap berada di tingkat paling rendah. 146

Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai 1,47 %, berhasil menekan pertumbuhan penduduk sebanyak 0,06 % dari capaian pada tahun 2018 yang berada pada 1,53 %.

Perkembangan Indikator Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini : Grafik 7: Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019

40

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tingkat Pertumbuhan Penduduk 2 se ta n 0 e 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 rs e P Tingkat Pertumbuhan Penduduk 1,84 1,77 1,71 1,65 1,59 1,53 1,47

Trend pertumbuhan penduduk selama beberapa tahun terus menurun, sehingga dapat dikatakan bahwa Program Pemerintah untuk menekan ledakan penduduk cukup sukses.

Analisa Peningkatan dan Penurunan Kinerja

Peningkatan IPM

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan selalu meningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 2014 sampai tahun 2019 sudah terjadi peningkatan sebesar 3,09 poin dari 67,63 (2014) menjadi 70,72 (2019). Peningkatan nilai IPM ini menunjukkan 146 bahwa kualitas manusia Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkat dalam hal pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Peningkatan nilai IPM dari tahun ke tahun merupakan hasil akumulasi dari pencapaian seluruh program dan kegiatan pada semua sektor. Seluruh program dan kegiatan yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan setiap tahun memiliki kontribusi kepada peningkatan nilai IPM, baik secara langsung maupun tidak langsung, namun dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya nilai IPM, maka seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan bermanfaat secara luas kepada seluruh masyarakat Kalimantan Selatan.

41

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Angka Pengangguran

Angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan ditahun 2019 kembali berhasil ditekan menjadi 4,31 persen jika dibandingkan pada tahun 2018 dengan tahun 2019 terus mengalami trend penurunan yang baik. Sektor pertanian masih menjadi sumber utama mata pencaharian penduduk Provinsi Kalimantan Selatan. Pada Agustus 2019, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 30,03 persen dari jumlah seluruh penduduk yang bekerja. Dominannya sektor pertanian masih belum bisa digeser oleh sektor lainnya. Meski menjadi sektor yang dominan dalam penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada Agustus 2019 ini sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan Agustus 2018. Pada Agustus 2019 tenaga kerja di sektor pertanian turun 3,76 poin dari 33,79 persen di tahun 2018. Penurunan penyerapan tenaga kerja juga terjadi di sektor transportasi bersama-sama dengan sektor Listrik, Gas dan Air, dengan penurunan masing-masing sebesar 0,46 poin dan 0,09 poin.

Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan mengalami peningkatan tertinggi penyerapan tenaga kerja pada Agustus 2019 ini bila dibandingkan dengan kondisi 2018. Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan mengalami peningkatan sebesar 146 1,55 poin. Peningkatan juga terjadi di sektor perdagangan (1,54 poin), sektor konstruksi (0,87 poin), sektor industri (0,50 poin) dan sektor pertambangan (0,05 poin).

Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 4,08 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Pendidikan sebesar 7,54 persen; diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,41 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 7,33 persen.

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2019, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi 42 Mobil- Sepeda Motor sebesar 0,66 persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,53 persen; dan Konstruksi sebesar 0,46 persen.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Struktur PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2019 masih didominasi oleh empat kategori utama, yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 18,69 persen; industri pengolahan sebesar 14,28 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,38 persen; dan perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,05 persen. Total peranan keempat kategori tersebut mencapai 56,41 persen, 13 kategori lainnya hanya berbagi nilai sebesar 43,59 persen.

Angka Kemiskinan

Kondisi kemiskinan di Kalimantan Selatan terus menurun yang menunjukkan bahwa program pengentasan kemiskinan yang dicanangkan pemerintah provinsi berhasil menekan kemiskinan di Kalimantan Selatan. Pada akhir tahun 2019, level penduduk miskin berada pada 4,47%. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada September 2019 tercatat 190,29 ribu orang, Dibandingkan jumlah penduduk miskin Maret 2019 yang berjumlah 192,48 ribu orang berarti terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 2,19 ribu orang. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah penduduk miskin pada periode Maret – September 2019 mengalami penurunan baik di 146 daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan, di mana penurunannya masing-masing sebanyak 0,66 ribu orang di perkotaan, dan 1,54 ribu orang di perdesaan.

Sementara itu, secara umum persentase penduduk miskin selama periode Maret – September 2019 juga mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2019 mengalami penurunan sebesar 0,06 poin persen dibandingkan keadaan Maret 2019. Penurunan persentase penduduk miskin juga terjadi untuk wilayah perdesaan. Pada September 2019, persentase penduduk miskin perdesaan sebesar 5,36 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,11 poin persen dibandingkan keadaan Maret 2019 yang sebesar 5,47 persen.

Proses pengentasan kemiskinan memang tidak dilakukan secara cepat untuk 43 menghindari marginalisasi masyarakat miskin yang tersisa, sehingga pengentasan kemiskinan dilakukan bertahap. Dengan langkah pengentasan kemiskinan bertahap

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

diharapkan penduduk miskin yang ada dapat saling membantu agar bersama-sama menembus garis kemiskinan.

Dalam upaya pengentasan kemiskinan tidak hanya terbatas pada data jumlah dan persentase penduduk miskin. Indikator kemiskinan lainya yang menjadi acuan adalah indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah jarak antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan menunjukan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar penduduk miskin. Kedua indikator ini dapat menjadi panduan dalam penyusunan program pemerintah dibidang pengentasan kemiskinan.

Untuk Indeks Kedalaman Kemiskinan pada bulan September 2019 sebesar 0,659. Nilai indeks mengalami penurunan sebesar 0,042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 yang sebesar 0,702. Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara rata- rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan.

Untuk Indeks Keparahan Kemiskinan sedikit mengalami peningkatan sebesar 0,004 poin, dari 0,153 pada Maret 2019 menjadi 0,157 pada September 2019. Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin meningkat. Untuk Perbandingan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan dapat dilihat pada tabel berikut : 146 Grafik 5 : Indeks Kedalaman Kemiskinan Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019

Indeks Kedalaman Kemiskinan 2 1,8 1,6 se 1,4 ta 1,2 n e 1 rs e 0,8 P 0,6 0,4 0,2 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 0,606 0,652 0,976 0,693 0,74 0,753 0,659 Kalimantan Tengah 1,017 0,968 1,018 0,648 0,84 0,819 0,764 Kalimantan Barat 1,3 0,983 1,022 1,134 1,022 1,206 1,024 Kalimantan Timur 0,793 0,693 1,044 0,874 0,764 0,991 Kalimantan Utara 0,793 0,703 0,879 1,323 0,911 1,122 Indonesia 1,89 1,75 1,84 1,74 1,79 1,63 1,5 44

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Provinsi Kalimantan Selatan hampir selalu menjadi Provinsi dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan terendah dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Hal ini menunjukkan adanya bahwa kemiskinan di Kalimantan Selatan tergolong cukup rendah dibandingkan dengan Provinsi lainnya.

Grafik 5 : Indeks Keparahan Kemiskinan Kalimantan Selatan Tahun 2013 - 2019

Indeks Keparahan Kemiskinan 0,6 0,5 se 0,4 ta n e 0,3 rs e P 0,2 0,1 0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 0,114 0,151 0,304 0,163 0,167 0,184 0,157 Kalimantan Tengah 0,305 0,248 0,235 0,146 0,197 0,2 0,167 Kalimantan Barat 0,31 0,181 0,208 0,242 0,208 0,284 0,218 Kalimantan Timur 0,176 0,167 0,275 0,187 0,148 0,242 Kalimantan Utara 0,176 0,168 0,214 0,312 0,175 0,269 Indonesia 0,48 0,44 0,51 0,44 0,46 0,41 0,36

146

Begitu pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan, Kalimantan Selatan hampir selalu berada pada level terendah, yang berbanding lurus dengan Angka Kemiskinan yang selalu terendah dibandingkan dengan Provinsi lainnya.

Indeks GINI

Salah satu indikator untuk mengukur ketimpangan pengeluaran penduduk adalah Gini Ratio. Gini Ratio didasarkan pada Kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari nilai pengeluaran konsumsi dengan distribusi Uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Nilai Gini Ratio berkisar antara 45 0-1. Semakin besar nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Pada September 2019, Gini Ratio Kalimantan Selatan tercatat sebesar 0,334, tetap atau tidak berubah dibandingkan kondisi Maret 2019 yang juga sebesar 0,334, dan turun

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

0,006 poin dibandingkan kondisi September 2018 yang sebesar 0,340. Walaupun secara umum Gini Ratio Maret – September 2019 tidak mengalami perubahan, tetapi bila ditelaah lebih lanjut berdasarkan daerah tempat tinggal terjadi perubahan Gini Ratio. Di daerah perdesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio sebesar 0,003 poin selama periode Maret 2019 – September 2019, sedangkan di daerah perkotaan naik 0,005 poin. Bila membandingkan Gini Ratio berdasarkan daerah tempat tinggal, terlihat bahwa Gini Ratio di daerah perdesaan lebih baik dari pada di daerah perkotaan, di mana Gini Ratio di daerah perdesaan tercatat sebesar 0,279 sedangkan di daerah perkotaan sebesar 0,358.

Namun demikian Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun sejak tahun 2016 belum berhasil mencapai target penurunan Indeks GINI tahunan. Namun secara rata-rata, Indeks GINI Provinsi Kalimantan Selatan masih terus turun dibandingkan beberapa tahun ke belakang, sehingga dapat disimpulkan untuk Indikator Indeks GINI Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami tren penurunan.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan yang berada pada angka 63,38 dikategorikan cukup baik, tren IKLH rovinsi Kalimantan Selatan dari tahun 146 2011 hingga tahun 2016 berada pada kisaran 56 hingga 59, namun pada tahun 2017 terjadi peningkatan hingga 10 point diangka 69,38. Hal ini disebabkan terjadi peningkatan nilai kualitas air karena ada perbedaan dalam perhitungan kualitas air, ditahun 2018 terjadi enurunan menjadi 68,78, dan kembali turun sebanyak 0,4 poin. Kembali terjadi penurunan indeks kualitas air, namun untuk indeks kualitas air masih menggunakan perhitungan sementara dari data air sungai yang didanai dekonsentrasi, masih perlu tambahan data kualitas air sungai hasil pemantauan APBD provinsi atau Kab/Kota. Dari hasil analisa terhadap kualitas air ditemukan parameter yang melebihi baku mutu , terdapat beberapa parameter kualitas air sungai yang dominan berkonsentrasi tinggi dan tidak memenuhi baku mutu yaitu DO, BOD, COD, CI Bebas, Total Fosfat, E.coli, dan total coliform, beberapa parameter lain yang fluktuatif tidak memenuhi baku mutu dibeberapa titik pantau namun tidak disetiap tahap pemantauan seperti parameter pH, TSS, NO2-N, NH3-N, Fe, 46 dan MN. Parameter logam berbahay yaitu Air Raksa (Hg) terdeteksi telah berada dibawah

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

baku mutu sejak tahun 2018. Status mutu air sungai disemua titik pantau termasuk pada status cemar ringan-cemar sedang.

Tingkat Pertumbuhan Penduduk

Tingkat Pertumbuhan Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami penurunan positif secara konsisten sejak beberapa tahun terakhir. Penurunan positif ini dikarenakan adanya Peran serta Bina Keluarga Balita (BKB Aktif) dan Sub Petugas Pembantu Keluarga Berencana Desa (PPKBD) pada Kabupaten Kota sangat berpengaruh pada program keluarga berencana yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada tahun 2019 kelompok kegiatan keluarga anggota Bina Keluarga Balita (BKB) aktif pada 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 1.830 kelompok, sedangkan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) lapor/aktif berjumlah 1.771 kelompok sedangkan Sub Petugas Pembantu Keluarga Berencana Desa (PPKBD) Pada tahun 2019 pada 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 5.786 orang, sedangkan institusi masyarakat pedesaan Sub PPKBD menurut kategori dasar berjumlah 146 3.802 orang. Tujuan akhir indikator ini bukanlah terus menekan pertumbuhan penduduk sampai Zero Growth, namun mengontrol agar tidak terjadi ledakan penduduk serta pertumbuhan penduduk tetap berada pada area “normal”, sehingga pencapaian ini merupakan sebuah keberhasilan dalam mengontrol pertumbuhan penduduk.

Selain itu indikator ini juga ikut memiliki andil dalam program nasional dan global untuk menekan pertumbuhan penduduk Indonesia dan dunia agar tidak terus terjadi ledakan penduduk. Sehingga dapat disimpulkan keberhasilan pengendalian pertumbuhan penduduk di Kalimantan Selatan selain berhasil mencapai target, juga berkontribusi, baik langsung maupun tidak langsung, pada program pengendalian penduduk nasional dan global.

47

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

MISI I

MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG AGAMIS, SEHAT, CERDAS DAN TERAMPIL

Dalam misi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatanmenetapkan tujuan untuk “Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Manusia”. Dalam mengukur keberhasilan tujuan tersebut, ditetapkan indikator Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) yang meliputi aspek pendidikan, aspek kesehatan dan aspek ekonomi masyarakat (daya beli). Target keberhasilan atas tujuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 : Target Kinerja Tujuan Pada Tahun 2021

No. Tujuan Pembangunan Indikator Tujuan Satuan Target 2021

1 Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks 71,80 Manusia

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka di tetapkan lima sasaran, yaitu sasaran pertama adalah “Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat”; sasaran kedua adalah “Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat”; sasaran ketiga adalah “Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja”; sasaran keempat adalah 146 “Meningkatnya pemahaman keagamaan”;dan sasaran kelima adalah “Meningkatnya Indeks Pembangunan dan Pemberdayaan Gender”.

1.1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat

Keberhasilan capaian kinerja tahun 2019 atas sasaran ” Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat” diukur melalui 2 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 7: Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Angka Harapan Lama Sekolah % 12,29 12,46 12,50 13,12 12,52 95,42% 48 Angka Rata-Rata Lama 2 % 7,89 7,99 8,00 8,20 8,20 100% Sekolah Rata-rata Capaian 97,71%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 8: Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional SDG’s

1 Angka Harapan Lama 96,10 12,52 12,57 12,58 13,69 12,84 12,95 - Sekolah (2019)

Angka Rata-Rata Lama 8,80 2 8,20 8,51 7,31 9,70 8,94 8,34 - Sekolah (2019)

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Angka Harapan Lama Sekolah

Pencapaian indikator Angka Harapan Lama Sekolah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 12,52 dari target 13,12 sehingga persentase capaian Angka Harapan Lama Sekolah pada tahun 2019 sebesar 95,42%

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Pencapaian indikator Angka Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 8,20 dari target 8,20 sehingga persentase capaian Angka Rata-Rata Lama Sekolah pada tahun 146 2019 sebesar 100%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Angka Harapan Lama Sekolah Capaian indikator ini ditahun 2019 meningkat sebesar 0,02 poin dibandingkan dengan capaian tahun 2018, meningkat dari 12,50 menjadi 12,52. Pada tingkat regional Kalimantan, Angka Harapan lama Sekolah di Provinsi Kalimantan selatan berada pada urutan paling bawah.

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Capaian kinerja indikator ini ditahun 2019 meningkat sebesar 0,20 poin

dibandingkan dengan capaian tahun 2018, meningkat dari 8,00 menjadi 49 8,20 ditahun 2019. Pada tingkat regional Kalimantan, Angka Rata lama Sekolah di Provinsi Kalimantan selatan berada pada urutan paling bawah.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Angka Harapan Lama Sekolah Kenaikan pencapaian Angka Harapan Lama Sekolah sebesar 0,02 point. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018, menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk sekolah jenjang yang lebih tinggi semakin meningkat. Angka Harapan Lama Sekolah pada tahun 2019 bersasarkan data dari BPS belum memenuhi taget sebesar 13,12 yang mana capaian pada tahun 2019 sebesar 12,50 tahun. Jika dibandingkan dengan capaian regional Kalimantan Selatan, posisi Kalimantan Selatan berada di bawah Provinsi lain serta masih berada dibawah capaian Nasional sebesar 12,91. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam Susenas, Harapan Lama Sekolah harus dikoreksi dengansiswa yang bersekolah dipesantren, sementara kendala yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan masih banyak pondok pesantren yang tidak memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) yang berdampak pada siswa-siswa nya yang tidak memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), sehingga siswa-siswa tersebut tidak diakui keberadaanya dalam pendataan pendidikan. Angka harapan lama sekolah pada tahun 2019 sebesar 12,50 tahun 146 yang artinya lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur 7 tahun adalah sampai lulus SMA (12 tahun) atau Diploma I (13 Tahun). Angka ini relative mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni hanya naik 0,04 dari tahun sebelumnya. Kecilnya kenaikan Angka Harapan Lama Sekolah tidak berarti bahwa proses pembangunan dibidang pendidikan yang telah dilakukan tidak mengalami kemajuan. Hal ini terjadi karena pendidikan merupakan sebuah proses yang panjang dan hasilnya pun tidak dapat dilihat atau dirasakan secara instan. Adapun upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan Angka Harapan Lama Sekolah diantaranya melalui Program Indonesia Pintar, 50 Bantuan Operasional Sekolah (BOS dan BOSDA), pembangunan/rehabilitasi fasilitas pendidikan, beasiswa berprestasi,

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi (Fakultas kedokteran), dan penyediaan peralatan sekolah bagi sekolah miskin. Sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan nilai AHLS dan ARLS dengan membangun 7 Unit Sekolah Baru (USB), penambahan 7 (tujuh) unit sekolah baru terdiri dari 4 (empat) USB SMA (SMAN 1 Paramasan, SMAN 3 Martapura), SMAN 2 Karang Intan, dan SMAN 2 Simpang Empat) dan 3 USB SMK (SMKN 1 Jaro) SMKN 2 Sungai Pinang, SMKN 4 Marabahan), selain itu Pemerintah telah mengajak partisipasi dari pihak swasta/yayasan untuk ikut andil dalam peningkatan AHLS dan ARLS yaitu dengan membangun Unit Sekolah Baru diantaranya SMK Ma’arif NU Martapura dan SMK Islam terpaduTarbiyatul Furqon.

Adapun hambatan/kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut 1. Budaya Masyarakat yang masih banyak melakukan pernihakan dini; 2. Mindset Masyarakat bahwa bekerja membantu orang tua lebih menguntungkan karena mendapatkan uang; 3. Kesejahteraan Keluarga/faktor ekonomi masyarakat masih relatif rendah; dan 4. Masih banyak Penduduk Usia Sekolah yang mengenyam Pendidikan di 146 Pondok Pesantren Salafiah. Dimana keberadaan mereka tidak tidak bisa dimasukkan dalam Pendataan Pendidikan (Dapodik) karena tidak memiliki NISN.

Rencana tindaklanjut untuk meningkatkan pencapaian ini adalah dengan 1. Melakukan sosialisasi program wajib belajar 12 tahun; 2. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah ; 3. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara efektif dan maksimal; 4. SMA Terbuka; dan 5. Paket C 51

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Peningkatan pencapaian Angka Rata-Rata Lama Sekolah sebesar 0,20 poin jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018 menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi semakin meningkat. Angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2019 berdasarkan data dari BPS telah memenuhi target sebesar 7,97 tahun yang mana pencapaian 8,20. Jika dibandingkan dengan capaian regional Kalimantan, posisi Provinsi Kalimantan Selatan berada diurutan paling bawah serta masih berada dibawah capaian Nasional sebesar 8,34 Adapun upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan Angka Rata-Rata Lama Sekolah diantaranya melalui Program Indonesia Pintar, Bantuan Operasional Sekolah (BOS dan BOSDA), pembangunan/rehabilitasi fasilitas pendidikan, beasiswa berprestasi, beasiswa melanjutkan ke perguruan tinggi (Fakultas kedokteran), dan penyediaan peralatan sekolah bagi sekolah miskin. Hambatan dalam rangka meningkatkan Angka Rata-Rata Lama Sekolah adalah 146 a. Budaya Masyarakat yang masih banyak melakukan pernihakan dini b. Mindset Masyarakat bahwa bekerja membantu orang tua lebih menguntungkan karena mendapatkan uang c. Kesejahteraan Keluarga/faktor ekonomi masyarakat masih relatif rendah d. Masih banyak Penduduk Usia Sekolah yang mengenyam Pendidikan di Pondok Pesantren Salafiah. Dimana keberadaan mereka tidak tidak bisa dimasukkan dalam Pendataan Pendidikan (Dapodik) karena tidak memiliki NISN Rencana tindaklanjut untuk meningkatkan pencapaian ini adalah dengan 1. Melakukan sosialisasi program wajib belajar 12 tahun 2. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah 52 3. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara efektif dan maksimal

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

4. SMA Terbuka 5. Paket C

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Dalam pencapaian dua indikator kinerja sasaran di atas, secara umum tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : a. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dengan kegiatan: 1. Validasi Data dan Pemeliharaan Jaringan Data; 2. Bimtek Kemampuan Tenaga Pengelola Keuangan; 3. Rapat Evaluasi Pengelola Program dan Rakor Disdik; 4. Penyusunan Perencanaan dan Administrasi Keuangan ; 5. Desiminasi Program Melalui Pameran Expo; dan 6. Penatausahaan dan Pengelola BMN (Barang Milik Negara) dan BMD (Barang Milik Daerah). b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan, dengan kegiatan: 1. Rehabilitasi Ruang Kelas SMA. c. Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan, dengan kegiatan: 1. Penyediaan Jasa PTK/GTT/Tenaga Pengelola Kearsipan, Tenaga Pengelola Perpustakaan non PNS SLB-C; 2. Seleksi Guru, Kepsek, Pengawasan Berprestasi Tingkat Pendidikan TK,SD da SMP; 3. Penigkatan Mutu Guru Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif; 4. Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan SMA dan 146 Pendidikan Khusus; 5. Penyediaan Jasa Guru / PTK non PNS SMA, SMK dan Diksus; 6. Penyelenggaraan Evaluasi Penilaian Pendidikan; 7. Penyelenggaraan Festival, Lomba, dan Olimpiade Tingkat Pendidikan SD dan SMP; 8. GALA Siswa Tingkat Pendidikan Dasar; 9. Pembinaan PGRI; 10. Pembinaan Dewan Pendidikan; 11. Lomba GTK dan Apresiasi PAUD Dikmas; 12. Peningkatan Kemampuan Tenaga Kepegawaian, Kearsipan dan Kehumasan Sekolah; 13. Penigkatan Prestasi Guru dan Tenaga Kependidikan SMA dan Pendidikan Khusus melalui Lomba; 14. Peningkatan Prestasi guru dan Tenaga Kependidikan SMK melalui Lomba; dan 15. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kebudayaan. d. Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah, dengan kegiatan 53 1. Implementasi Kurikulum Pendidikan SMA; 2. Beasiswa Miskin/Tidak Mampu (Fak. Kedokteran); 3. BOSDA SMA Negeri; 4. Penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jenjang SMA

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

5. Beasiswa Peserta Didik SMA; 6. Pendidikan AL-Qur’an Jenjang SMA; 7. Rakor Pemetaan Wajar Dikmen 12 Tahun SMA; 8. Penyelenggaraan Mutu Lembaga SMA; 9. Lomba-Lomba Siswa SMA (OSN, O2SN, FL2SN, Debat Bahasa) SMA; 10. Pengembangan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP); 11. Lomba Debat Bahasa (LDBI : Lomba Debat Bahasa Indonesia dan NSDC : National School Debating Championship) Tingkat Nasional; 12. Manajemen BOS; 13. Kegiatan Proses Pembelajaran; 14. Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); 15. Pengembangan Diri/Ekstrakulikuler; 16. Peningkatan Prasarana Pendidikan SMA; 17. Peningkatan Sarana Pendidikan SMA; 18. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK); 19. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMA (DAK); dan 20. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (Sisa Saldo Dana BOS). e. Program Penigkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan, dengan kegiatan: 1. BOSDA SMK Negeri; 2. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)SMK; 3. Beasiswa Berprestasi SMK; 4. Rapat Koordinasi dan Evaluasi Peningkatan Sarana Prasarana dan Kelembagaan SMK; 5. Penigkatan Prestasi Siswa Pendidikan SMK melalui Lomba-Lomba; 6. Penyelenggaraan Pendidikan SMK PP Pelaihari; 146 7. Pelakasanaan Sistem Penilaian SMK; 8. Peningkatan Prasarana Pendidikan SMK; 9. Peningkatan Sarana Pendidikan SMK; 10. Pelaksanaan Kurikulum SMK; 11. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK); 12. Peningkatan Saran dan Prasarana Pendidikan SMK (DAK); 13. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (Sisa Saldo Dana BOS); 14. Managemen BOS dan PIP SMK; dan 15. Pendidikan Karakter SMK. f. Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Khusus, dengan kegiatan: 1. Rakor Bidang PKLK (Pendidikan Khusus); 2. Bimtek Kualifikasi Anak Berkebutuhan Khusus; 3. BOP Pendidikan Khusus; 4. Peningkatan Kelembagaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Khusus; 5. Pendataan Sekolah Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif; 6. Pusat Layanan Autis (PLA); 54 7. Festival dan Lomba Siswa Pendidikan Khusus; 8. Pendidikan Karakter Pendidikan Khusus; 9. Implementasi Kurikulum Pendidikan Khusus; 10. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SLB Negeri (DAK); dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

11. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SLB Negeri (Sisa Saldo Dana BOS).

1.2 Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagaimana pada tabel 10 sebagai berikut : Tabel 9 :Capaian Kinerja Terhadap Target Tahun 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Angka Harapan Hidup Angka 67,92 68,02 68,23 68,92 68,49 99,37% Rata-rata Capaian 99,37%

Tabel 10 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional SDG’s 1 Angka Harapan Hidup 68,49 69,69 70,56 74,22 72,54 71 71,34 -

1. Perbandingan Realisasi dengan Target 146 Pencapaian indikator Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 68,49 dari target sebesar 68,92, sehingga persentase capaian Angka Harapan Hidup pada tahun 2019 sebesar 99,37%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup di tahun 2019 berhasil meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2018. Ditahun 2018 Angka Harapan Hidup di angka 68,23 meningkat sebesar 0,26 dari Angka ditahun 2019 sebesar 68,49.

Grafik 1 : Angka Harapan Hidup 55

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Angka Harapan Hidup

75 73 ks e 71 d n I 69 67 65 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 67,92 68,02 68,23 68,49 Kalimantan Tengah 69,57 69,59 69,64 69,69 Kalimantan Barat 69,9 69,92 70,18 70,56 Kalimantan Timur 73,68 73,7 73,96 74,22 Kalimantan Utara 72,43 72,47 72,5 72,54 Indonesia 70,9 71,06 71,2 71,34

Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 masih berada pada peringkat paling bawah (urutan ke 5) di bandingkan dengan provinsi yang berada di Pulau Kalimantan.

146 3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Angka Harapan Hidup

Berdasarkan data dari BPS Angka Harapan Hidup di Kalimantan Selatan meskipun masih terendah jika dibandingkan dengan tingkat Regional Kalimantan, akan tetapi berdasarkan data capaian sejak tahun 2011 hingga tahun 2019 terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 0,04 poin. Peningkatan ini menunjukan bahwa upaya yang telah dilakukan selama ini untuk peningkatan Angka Harapan Hidup di Kalsel memberikan hasil on the right track, namun demikian harus terus diupayakan agar peningkatanya bisa lebih signifikan lagi. Pemerintah Provinsi Kalimantan selatan selalu berupaya dalam meningkatan usia harapan hidup di Kalimantan Selatan yaitu dengan: 56 1) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan - Penyediaan fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) dan kesehatan rujukan (rumah sakit) yang terjangkau dan berkualitas

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

- Pemenuhan SDM Kesehatan di Daerah Terpencil dan Sangat Terpencil - Penyediaan dan peningkatan mutu kefarmasian dan alat kesehatan - Memberikan bantuan pelayanan kesehatan bagi penduduk tidak mampu/miskin melalui perlindungan masyarakat miskin dan integrasi jaminan kesehatan untuk mencapai UHC

2) Sesuai dengan UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dimana diamanatkan pemerintah daerah harus mengalokasi anggaran kesehatan minimal 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diluar gaji. Alokasi anggaran kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan untuk bidang kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi yaitu sebesar 15,21% dari total belanja langsung Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

3) Peningkatan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana - Berupaya menurunkan kematian ibu dan bayi di fasilitas kesehatan melalui peningkatan pelayanan ibu hamil sampai melahirkan dan melalui program continuum of care (1.000 hari pertama kelahiran); dan - Peningkatan pelayanan kesehatan reptoduksi dan keluarga berencana baik bagi remaja putri maupun kepada ibu usia subur. 146 4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit - Pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dan Malaria; - Pengendalian penyakit tropis penyebab wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB); - Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular seperti kanker, hipertensi, diabetes dan lain-lain; dan - Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).

5) Percepatan penurunan stunting dan masalah gizi lainnya - Peningkatan Pendidikan gizi yaitu melalui penyuluhan gizi kepada masyarakat, anak sekolah dan kelompok rentan lainnya; - Penguatan surevilans gizi masyarakat; dan 57 - Pemberian sumplemen gizi baik untuk pencegahan maupun pengobatan masalah gizi.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

6) Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat - Peningkatan kualitas lingkungan sehat; - Peingkatan konsumsi pangan sehat (perbanyak makan buah dan sayur); dan - Peningkatan aktifitas fisik/olahraga.

Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pencapaian Angka Harapan Hidup di Kalimantan Selatan yaitu: 1. Kurangnya kualitas tenaga kesehatan dan distribusi sumber daya manusia kesehatan yang kurang merata, meskipun telah di tempatkan Tenaga Kesehatan melalui Program Nakes Strategis. Hal ini disebabkan beberapa tenaga mengalami pemindahan lokasi kerja; 2. Komposisi alokasi anggaran kesehatan yang kurang baik, hal ini terlihat dari besaran anggaran di Tahun 2019 yaitu untuk kuratif/pengobatan yang masih tinggi yaitu 82,89% dibandingkan untuk upaya promotive/preventif (pencegahan) yang hanya mencapai 17,11 %; dan 3. Kualitas Sarana dan prasaran kesehatan yang kurang baik di fasilitas pelayanan kesehatan.

146 Rencana tindaklanjut: 1. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam upaya meningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan serta melakukan pemerataan dalam pendistribusiannya; 2. Memanfaatkan sarana prasarana kesehatan yang dimilki untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang sudah ada di masyarakat (UKBM) seperti posyandu, Polindes, Toga, POD (Pos Obat Desa) dan lain sebagainya; 3. Memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan alokasi anggaran yang tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah dengan pengawasan pelaksanaannya berfocus pada penurunan 58 tingkat kematian ibu dan bayi; 4. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan intergrasi anggaran kesehatan baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota; dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

5. Meningkatkan peran swasta dalam membantu pemanfaatan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Dalam pencapaian satu indikator kinerja sasaran di atas, secara umum tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

1. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan; 2. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 3. Program Pelayanan Kesehatan; dan 4. Program Farmasi dan SDK.

1.3 Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tenaga Kerja” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : 146 Tabel 11: Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan % 2016 2017 2018 Target Realisasi Capaian 1 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,45 4,77 4,5 4,25-4,20 4,31 98,60% Rata-rata Capaian 98,60%

Tabel 12 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s 1 Tingkat Pengangguran 4,31 4,10 4,45 6,09 4,40 5,28 - Terbuka

59

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 4,31% dari target 4,25% untuk persentase capaian pada indikator Tingkat Pengangguran Terbuka yaitu sebesar 98,60%.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 4,31% dimana realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka mengalami penurunan sebesar 0,19% jika dibandingkan pada tahun 2018 yaitu 4,50%.

Perkembangan Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2013 – 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 8 : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kalimantan (data BPS)

Angka Pengangguran 8 7 se 6 ta n 146 e 5 rs e P 4 3 2 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 3,84 3,8 4,92 5,45 4,77 4,5 4,31 Kalimantan Tengah 3,09 3,24 4,54 4,82 4,23 4,01 4,1 Kalimantan Barat 4,03 4,04 5,14 4,23 4,36 4,26 4,45 Kalimantan Timur 7,38 7,5 7,95 6,91 6,6 6,09 Kalimantan Utara 7,38 5,68 5,23 5,54 5,22 4,4 Indonesia 6,25 5,94 6,18 5,61 5,50 5,34 5,28

Angka Pengangguran Kalimantan Selatan apabila dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan lainnya merupakan tertinggi ke-4 setelah Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara, dan masih 60 berada di bawah Kalimantan Tengah. Apabila dibandingkan dengan Angka Pengangguran Indonesia, Kalimantan Selatan masih berada pada posisi yang lebih rendah.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Berdasarkan data BPS pada periode Agustus 2019 jumlah pengangguran menjadi 91,73 ribu orang. Ada penurunan jumlah pengangguran sebesar 6,55 ribu orang. Hal ini menandakan keberhasilan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengurangi Pengangguran. Angka pengangguran dapat dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yaitu perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Agustus 2019 adalah 4,31 persen. Indikator ini mengalami penurunan sebesar 0,19 poin dibandingkan keadaan Agustus 2018 sebesar 4,50 persen. Adapun upaya yang telah dilaksanakan atas keberhasilan pencapaian tersebut karena sekarang sudah banyak berdiri UMKM, salah satunya UMKM sasirangan. Produk asli banua ini cukup berperan dalam menurunkan tingkat pengangguran. Ditambah lagi dengan dukungan pemerintah provinsi yang mewajibkan jajarannya untuk mengenakan pakaian dari kain sasirangan. Mengadakan program pelatihan keterampilan. Ada Sembilan Balai Latihan Kerja (BLK) tersebar di Kabupaten/Kota dan masyarakat bisa mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang yang diminati. Dan juga mengadakan program pemagangan langsung diperusahaan. 146 Pemerintah Provinsi bekerjasama dengan sejumlah perusahaan menggelar pemagangan. Pemagangan dilakukan selama 5 bulan. Selama 5 bulan itu, mereka mendapat pelatihan pembekalan, baik materi teori sebanyak 25% dan 75% praktik lapangan. Tidak sedikit peserta dari program pemagangan yang akhirnya direkrut langsung oleh perusahaan untuk bekerja. Tahun 2018 ada 250 orang yang memdapat pekerjaan ditempatnya magang, kemudian tahun 2019 meningkat lagi menjadi 270 orang. Selain itu, Pemerintah Provinsi menyelenggarakan bursa tenaga kerja atau job fair. Bursa tenaga kerja ini merupakan tempat yang mempertemukan antara pemberi kerja dengan pencari kerja. Dengan melakukan cara ini, para pencari kerjatidak akan kesulitan lagi dalam mendapatkan informasi lowongan pekerjaan sesuai dengan potensinya. 61

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Setiap pekerjaan diisi oleh sumber daya manusia yang sesuai dibidangnya dan pencari kerja tinggal melakukan sisrtem seleksi untuk menentukan pihak yang layak diterima untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Bursa tenaga kerja ini tentunya dapat memberikan jumlah lapangan kerja untuk banyakm orang. Hal ini memang sangat mampu dalam mengatasi segala permasalahan mengenai permasalahan pengangguran. Hambatan/masalah yang dihadapi adalah masih sedikitnya paket pemagangan maupun pelatihan yang tersedia sehingga masyarakat yang mendaftar tidak dapat terakomodir semua. Karena 1 paket pelatihan maupun pemagangan hanya terdiri 16 orang. Selain itu, lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan keahlian sumber daya manusia yang ada. Rencana tindak lanjut kedepannya adalah memberikan lebih banyak lagi paket pelatihan maupun pemagangan yang diadakan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan memperbaharui sarana prasarana pelatihan, sehingga lulusan yang dihasilkan dapat langsung terserap di pasar kerja.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : 146 a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan kegiatan; 1. Pelatihan Produkstivitas; 2. Pemagangan dalam negeri; dan 3. Bimtek pengelola lembaga latihan swasta; b. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan; 1. Penyelenggaraan kegiatan padat karya produktif dan terapan teknologi tepat guna; 2. Bursa kerja provinsi dan informasi pasar kerja; 3. Pelayanan dan perlindungan pekerja migran dan sosialisasi Perpres 20 Tahun 2018; dan 4. Percepatan peningkatan IPK Kalsel.

62 1.4 Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 13 : Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data Kementerian Agama RI)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Indeks Kerukunan Umat Indeks 67,3 72,5 72,5 100% Beragama Rata-rata Capaian 100%

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Indeks Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 72,5% dari target 72,5% untuk persentase capaian pada indikator Indeks Kerukunan Umat Beragama yaitu sebesar 100%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Pencapaian indikator Indeks Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018. Ditahun 2018 pencapaian Indeks Kerukunan Umat 146 Beragama sebesar 67,3 meningkat sebesar 5,2 menjadi 72,5 ditahun 2019.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Dari hasil indeks kerukunan umat tahun 2019, beberapa upaya yang dilaksanakan dalam mencapai capaian kinerja tersebut yaitu optimalisasi dan sosialisasi aturan perundang-undangan kerukunan umat beragama, peningkatan peran pemerintah daerah dalam menggalakkan kegiatan sosial lintas agama, dan penguatan kerukunan melalui aturan daerah untuk menciptakan kerukunan umat beragama melalui kegiatan Sarasehan dan Dialog Umat beragama, Pengembangan wawasan bagi pemuka agama, Bimtek konflik umat beragama, dan Rakor keagamaan.

Beberapa permasalahan yang menghambat upaya peningkatan 63 kerukunan umat beragama antara lain :

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

a. Persepsi sebagian masyarakat bahwa berbagai program peningkatan kerukunan yang dikembangkan cenderung bersifat elitis; b. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kerukunan selama ini lebih menekankan pada pendekatan struktural formal daripada pendekatan informal; dan c. Rendahnya sumber daya manusia yang dapat mendukung program kerukunan. Rencana tindaklanjut yang akan dilakukan agar pencapaian capaian kinerja lebih maksimal untuk mendukung peningkatan kualitas kerukunan umat beragama yaitu : a. Membuat kerangka regulasi yang menyediakan pedoman pelaksanaan tugas bagi kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan pendirian rumah ibadah; b. Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal bagi pengelolaan perbedaan dan konflik di sejumlah daerah; dan c. Meningkatkan peran tokoh agama, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kerukunan 146 umat beragama.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama, dengan kegiatan : 1. Pengembangan wawasan bagi pemuka agama; 2. Pengembangan peran organisasi/lembaga keagamaan; 3. Sarasehan dan dialog umat beragama; 4. Pelayanan penyelenggaraaan haji daerah; 5. Bimbingan teknis mediasi konflik umat beragama; 6. Pengumpulan data bidang keagamaan; 64 7. Pelayanan kegiatan keagamaan; 8. Rapat koordinasi bidang keagamaan; dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

9. Pelaksanaan MTQ/STQ Tingkat provinsi, TC dan pengiriman kafilah MTQ/STQ Tingkat nasional.

1.5 Meningkatnya Kesetaraan Gender

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kesetaraan Gender” diukur melalui 2 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 14 : Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 Indikator Kinerja Satuan No. 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Indeks Pembangunan Gender Indeks 88,86 88,60 88,61 88,88 88,61 99,69% Indeks Pemberdayaan 2 Indeks 70,05 69,33 71,31 67,64 71,31* 105,43% Gender Rata-rata Capaian 155,21 Keterangan: * masih menggunakan data di tahun 2018

Tabel 15 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan 146 No Indikator Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s 1 Indeks Pembangunan 88,61 89.09 86.81 85.98 87.00 - 91.07 Gender 2 Indeks Pemberdayaan 71,71* ------Gender Keterangan: * masih menggunakan data di tahun 2018 1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 88,61 dari target 88,88 sehingga persentase capaian pada tahun 2019 sebesar 99,69.

b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Pencapaian indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi 65 Kalimantan Selatan tahun 2019 belum rilis dari BPS sehingga untuk pencapaian Kinerja masih menggunakan data pada tahun 2018.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 mampu dipertahankan dengan tahun 2018. Namun jika dibandingkan dengan pencapaian dengan tahun 2017 pencapaian Indeks Pembangunan Gender naik sebesar 0,01 yang mana pencapaian ditahun 2017 sebesar 88,60 menjadi 88,61 ditahun 2018.

Perkembangan Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2013 – 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Indeks Pembangunan Gender (IPG) 94 92 90 s ke 88 d In 86 84 82 80 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 88,33 88,46 88,55 88,86 88,6 88,61 88,61 Kalimantan Tengah 88,47 89,33 89,25 89,07 88,91 89,13 89,09 Kalimantan Barat 84,39 84,72 85,61 85,77 86,28 86,74 86,81 146 Kalimantan Timur 84,69 84,75 85,07 85,6 85,62 85,63 85,98 Kalimantan Utara 85,63 85,67 85,68 86,34 85,96 86,74 87 Indonesia 90,19 90,34 91,03 90,82 90,96 90,99 91,07

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kalimantan Selatan apabila dibandingkan dengan Provinsi diKalimantan lainnya merupakan tertinggi ke-3 setelah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara dan masih berada di atas Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Pencapaian indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 belum rilis dari BPS sehingga belum bisa 66 dibandingkan dengan tahun 2018. Namun jika dibandingkan dengan pencapaian dengan tahun 2017 pencapaian Indeks Pemberdayaan Gender

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

mengalami peningkatan 1,98 yang mana pencapaian ditahun 2017 sebesar 69,33 menjadi 71,31 ditahun 2018.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender merupakan hasil perhitungan dari IPM perempuan yang dipertimbangkan berdasarkan angka harapan hidup, rata- rata lama sekolah, pengeluaran perkapita dan angka harapan lama sekolah. Pencapaian Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) tahun 2019 belum rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga untuk tahun 2019 sementara menggunakan data pada tahun 2018.

Berdasarkan tabel dibawah ini perkembangan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan.

Kalimantan Selatan Indonesia 2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

Angka Harapan Hidup (Perempuan) 69.78 69.84 69.95 70.19 72.78 72.80 73.06 73.19 146 Angka Harapan Lama Sekolah 12.29 12.41 12.42 12.43 12.68 12.79 12.93 12.99 (perempuan) Pengeluaran per Kapita 8170 8403 8564 8867 8464 8591 8752 9042 (perempuan) Keterangan: Sumber BPS 2018 Upaya yang dilaksanakan: Upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan IPG (Indeks Pembangunan Gender) adalah dengan memberikan penyuluhan dan penguatan kelembagaan kepada tenaga kesehatan dan lembaga kesehatan untuk memenuhi hak anak, hak perempuan terutama ibu hamil dan menyusui. Kinerja pemenuhan hak anak di bidang kesehatan yang berupaya untuk memenuhi kecukupan gizi anak yang dimulai dari dalam

kandungan hingga anak berusia 18 tahun. Upaya tersebut sangat erat 67 hubungannya dengan indikator meningkatkan harapan hidup, karena masa emas dan kualitas hidup sehat harus dimulai dari anak.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pemenuhan hak anak di bidang pendidikan turut mendukung kinerja menurunkan anak putus sekolah dan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Penyuluhan dan sosialisasi dilaksanakan untuk murid, orang tua dan tenaga pendidik. Lembaga pendidikan seperti pesantren dan sekolah terus dibina untuk mewujudkan sekolah ramah anak. Diharapkan dengan sekolah yang ramah anak, dapat melindungi anak dari tindak kekerasan, salah pergaulan yang dapat menyebabkan anak kurang berkonsentrasi dalam menimba ilmu pendidikan dasar dan menengah. Disamping itu upaya pencegahan perkawinan anak terus dikampanyekan dan disosialisasikan. Pemerintah Provinsi memberikan apresiasi kepada kabupaten/kota dalam hal inovasi dalam pencegahan perkawinan anak, yaitu dengan mengadakan lomba inovasi. Upaya yang tidak kalah pentingnya adalah dengan mengadakan MOU dengan Bupati/Walikota sebagai komitmen bersama untuk mengatasi dan mencegah angka perkawinan anak. Untuk meningkatkan pendapatan perempuan, Pemerintah Provinsi Kal-Sel melalui kegiatan pembinaan kelompok usaha perempuan mengadakan pelatihan dan ketrampilan industri rumahan. Pameran hasil kerajinan juga diselenggarakan di setiap tahunnya pada acara-acara resmi yang bertjuan untuk memperkenalkan produk dan membantu pemasaran. 146

Hambatan dalam pencapaian: Hambatan yang ditemui pada saaat pelaksanaan adalah terkait masalah kurangnya SDM dari segi kuantitas dan kualitas. Hambatan tersebut tidak dapat memaksimalkan penjangkauan pembinaan dan tingkat pemahaman peserta yang diinginkan. Keterbatasan anggaran yang ada juga mempengaruhi tingkat pencapaian sasaran yang diinginkan, misal keterbatasan jumlah lokus dan jumlah peserta. Selain itu, mengubah pola pikir masyarakat untuk menyesuiakan dengan berbagai macam kebijakan juga memerlukan waktu yang agak lama. Rencana tindaklanjut: 68  Melakukan koordinasi, kolaborasi, MOU dengan pihak lain yang terkait dengan penyelesaian permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

 Melakukan FGD dalam menyusun Kebijakan dan RAD;

 Terus melakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi; dan

 Bekerjasama dengan Provinsi Lainnya untuk meningkatkan kinerja bidang PPPA.

b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Pencapaian Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2019 belum rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga untuk tahun 2019 sementara menggunakan data pada tahun 2018. Pencapaian Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 1,98, jika dibandingkan dengan capain tahun 2017. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ini dibentuk berdasarkan 3 (tiga) komponen yaitu keterwakilan perempuan dalam parlemen, perempuan sebagai tenaga professional, manajer, administrasi, dan teknisi serta sumber pendapatan, besaran capaian indikator ini merupakan hasil akumulasi dari berbagai kebijakan baik bersifat langsung maupun tidak langsung dari program- program yang dilaksanakan, secara umum peranan perempuan dalam 146 pengambilan keputusan di Kalimantan Selatan pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Dari capaian ditahun 2018 Provinsi Kalimantan Selatan dianggap cukup dalam kesetaraan gender.

Upaya yang dilaksanakan: upaya untuk meningkatkan Indeks Permberdayaan Gender (IDG), DPPPA Provinsi Kalsel melakukan advokasi, pembekalan pembinaan kepada calon anggota legislatif. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapan para caleg perempuan dalam menghadapi persiapan pemilu. Anggota legislatif tersebut diharapkan memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai wakil rakyat yang kompeten dan dapat mewakili aspirasi perempuan banua. 69 Indeks Pengambilan keputusan sangat berkaitan erat dengan posii perempuan sebagai manager yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan di lingkup formal. Upaya yang dilakukan adalah dengan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

memperkuat kelembagaan perempuan yang sudah ada. Kelembagaan tersebut juga melibatkan organisasi-organisasi wanita yang ada di kalsel. Hambatan dalam pencapaian: Hambatan yang ditemui pada saaat pelaksanaan adalah terkait masalah kurangnya SDM dari segi kuantitas dan kualitas. Hambatan tersebut tidak dapat memaksimalkan penjangkauan pembinaan dan tingkat pemahaman peserta yang diinginkan. Keterbatasan anggaran yang ada juga mempengaruhi tingkat pencapaian sasaran yang diinginkan, misal keterbatasan jumlah lokus dan jumlah peserta. Selain itu, mengubah pola pikir masyarakat untuk menyesuiakan dengan berbagai macam kebijakan juga memerlukan waktu yang agak lama. Rencana tindaklanjut:  Melakukan koordinasi, kolaborasi, MOU dengan pihak lain yang terkait dengan penyelesaian permasalahan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

 Melakukan FGD dalam menyusun Kebijakan dan RAD;

 Terus melakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi; dan

 Bekerjasama dengan Provinsi Lainnya untuk meningkatkan kinerja 146 bidang PPPA.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : a. Program Perlindungan Hak Perempuan dan Peningkatan Kualitas Keluarga; dan b. Program Perlindungan Anak dan Kesejahteraan Anak.

MISI II

MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG PROFESIONAL DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK 70 Dalam misi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan tujuan untuk “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik”. Dalam mengukur keberhasilan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

tujuan tersebut, ditetapkan 2 indikator yaitu Indikator Opini BPK dan Indikator Nilai SAKIP. Target keberhasilan atas tujuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16 :Target Kinerja Tujuan Pada Tahun 2021

No. Tujuan Pembangunan Indikator Tujuan Satuan Target 2021

1 Mewujudkan Tata Kelola Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 85.01 Pemerintahan yang Baik

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka di tetapkan tiga sasaran, yaitu sasaran pertama adalah “Meningkatnya Kualitas Layanan Publik”; sasaran kedua adalah “Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah”; sasaran ketiga adalah “Terwujudnya Aparatur Pemerintah Yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel”.

2.1 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kualitas Layanan Publik” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut Tabel 17 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2018 (Perhitungan Mandiri) 146 Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Indeks Kepuasan Indeks 79,07 78,55 80,10 80,88 81,05 100,21% Masyarakat Rata-rata Capaian 100,21%

Tabel 18 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s 1 Indeks Kepuasan 81,05 ------Masyarakat

1. Perbandingan Realisasi dengan Target

Pencapaian indikator Indeks Kepuasan Masyarakat Provinsi Kalimantan 71 Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 81,05% dari target 80,88%, sehingga persentase capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 100,21%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait

Indikator Nilai rata – rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) perangkat daerah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2018. Ditahun 2018 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 80,10 meningkat sebesar 0,95 menjadi 81,05 ditahun 2019.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan secara menyeluruh termasuk kategori Baik yang mana dilakukan survei terhadap Unit Pelayanan Publik Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu : No UNIT KERJA NILAI IKM 1. UPPD Banjarmasin I 84,22 2. UPPD Martapura 80,65 3. UPPD Marabahan 78,13 4. UPPD Batulicin 76,82 5. UPPD Kandangan 77,67 146 6. UPPD Paringin 76,59 7. UPPD Banjarbaru 77,56 8. UPPD Amuntai 82,71 9. UPPD Barabai 84,92 10. UPPD Kotabaru 76,72 11. UPPD Banjarmasin II 80,34 12. UPPD Rantau 80,47 13. UPPD Pelaihari 81,68 14. UPPD Tanjung 78,20 15. Panti Sosial Bina Wanita Melati 77,05 16. UPTD Lab. Bahan Konstruksi 84,14 17. Balai Latihan Kerja 86,17

18. Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja 87,86 72 19 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat 79,72 20 Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan 76,11 21 Dinas Penanaman Modal Dan PTSP 85,66

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

22 RSGM Hasan Aman 87.39 23 UPTD Laboratorium Esdm Dinas Esdm Prov.Kalsel 84,25 24 Panti Sosial Bina Remaja “Budi Satria” 82,53 25 Balai Pengujian Dan Sertifikasi Mutu Barang 86,17 26 Balai Pelatihan Koperasi Dan Usaha Kecil 71,92 27 Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil Dan KB 75,69 28 Dinas Perdagangan 88,11 NILAI RATA-RATA 81,05

Dari hasil Survei Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Publik di atas didapatkan nilai rata-rata SKM sebesar 81,05 dari 28 Dinas/UPPD yang melaksanakan SKM ditahun 2019, jika dibandingkan capaian di tahun 2018 yang hanya 80,10 dari 32 Dinas/UPPD yang melaksanakan SKM. Ada peningkatan rata rata nilai SKM pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 1,01 point. Akan tetapi, jika dilihat dari SKPD/UPPD yang melaksanakan SKM, ini mengalami penurunan, ditahun 2018 yang melaksanakan SKM sebanyak 32 SKPD/UPPD sedangkan ditahun 2019 hanya 28 SKPD/UPPD yang melaksanakan SKM, hal ini sangat disayangkan, karena pada dasarnya seluruh SKPD/UPPD wajib melaksanakan SKM untuk menilai tingkat kepuasan pelayanan terhadap masyarakat (user). Pemerintah Provinsi Kalimantan 146 Selatan secara regulasi telah mengatur kebijakan pelaksanaan SKM yang diberlakukan kepada seluruh SKPD/UPPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan baik itu berupa Peraturan Gubernur Nomor 064 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Publik, namun karena tingkat pengawasan terhadap regulasi masih belum berjalan maksimal sehingga SKPD/UPPD masih belum sadar akan pentingnya SKM tersebut..

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja

Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : 73 Program Penetapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), dengan kegiatan: 1. Monitoring dan Evaluasi pelayanan Publik; 2. Pengukuran Kinerja SKPD;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Penatalaksanaan SAKIP dan Reformasi Birokrasi; 4. Penyelenggaraan Ketatalaksanaan Pemprov 5. Penetaan Kelembagaan Provinsi Kalimantan Selatan; 6. Pemberdayaan Budaya Kerja Aparatur; 7. Penyelenggaraan Administrasi Biro Organisasi.

2.2 Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kemandirian Keuangan Daerah” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 19 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Persentase PAD % 47,91% 50,66% 53,96% 56% 51,82% 92,53% terhadap PD Rata-rata Rata-rata Capaian 92,53% 92,16 Capaian

146 Tabel 20 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s 1 Persentase PAD terhadap 51,82% ------PD

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Persentase PAD terhadap PD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 51,82% dari target 56%, sehingga persentase capaian Persentase PAD terhadap PD Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 92,53%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait 74 Persentase PAD terhadap PD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018. Ditahun 2018

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Persentase PAD terhadap PD sebesar 53,96% turun sebesar 2,14% menjadi 51,82% ditahun 2019.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Pada tahun 2019 PAD terhadap PD Provinsi Kalimantan selatan menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018. PAD ditahun 2019 sebesar Rp 3.054.214.696.482,04 dan untuk PD sebesar Rp 6.762.175.252.938,04 sedangkan PAD ditahun 2018 sebesar Rp 3.557.316.628.830 dan untuk PD sebesar Rp 6.592.642.996.632. walaupun menurun, jika dibandingkan dengan target ditahun 2019 PAD terhadap PD Provinsi Kalimantan Selatan telah sesuai dengan target bahkan melebihi target yang telah dittetapkan.

Upaya-upaya dalam pelaksanaan optimalisasi pendapatan daerah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Optimalisasi pengelolaan sumber-sumber/potensi Pendapatan Daerah. a. Menginventarisasi kembali obyek-obyek pendapatan daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Unit Kerja Penghasil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku yang berpotensi dapat dijadikan sebagai 146 sumber pendapatan daerah baru. b. Mendorong Satuan Kerja Perangkat Daerah /Unit Kerja Penghasil untuk melakukan kajian dalam rangka penyesuaian tarif terhadap beberapa jenis pungutan pendapatan daerah, khusus pada kelompok Retribusi Daerah yang akan diakomodir dalam peraturan Gubernur. c. Melaksanakan penyesuaian terhadap Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) berdasarkan kewenangan daerah yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar pengenaan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). d. Meningkatkan intensitas kegiatan razia kendaraan bermotor bersama instansi terkait pada UPPD/SAMSAT se Kalimantan Selatan. 75 e. Melaksanakan kegiatan pemutakhiran/verifikasi data objek/subjek pajak dan penagihan PKB pada UPPD/SAMSAT se Kalimantan Selatan,

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

melalui program Super PKB dan door to door kepada wajib pajak yang memiliki tunggakan terbesar. f. Implementasi perubahan regulasi pengenaan terhadap pajak progresif pada mobil barang/beban kepemilikan pribadi. g. Implementasi atas pengikatan perjanjian kerjasama (PKS) dengan instansi berwenang terhadap data penyediaan dan pendistribusian serta realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) konsumen pengguna. h. Implementasi kebijakan strategis dengan diterbitkannya keputusan kepala daerah terkait optimalisasi terhadap kontribusi pengusaha BBM kepada daerah melalui perusahaan wajib pungut (WAPU) PBBKB.

2. Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan di luar pajak daerah. a. Mengoptimalkan penerimaan sumbangan pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah yang bersumber dari dealer kendaraan bermotor, PT. Jasa Raharja, Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet serta PT. Ambang Barito Nusa Persada. b. Mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memberikan kontribusi berupa pembayaran deviden yang sebanding dengan nilai penyertaan modal Pemerintah Daerah, melalui upaya koordinasi 146 bersama SOPD terkait dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyertaan modal Pemerintah Daerah. c. Mengoptimalkan perhitungan proyeksi target penerimaan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah yang dikelola oleh masing-masing SKPD/Unit Kerja Penghasil dengan memperhatikan asumsi sumber- sumber potensi pendapatan daerah yang dimliki.

3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan. a. Mengembangkan dan mempertahankan pelayanan prima kepada masyarakat terhadap pembayaran PKB/BBNKB pada kantor Bersama SAMSAT, serta mengoptimalkan layanan Payment Point Unit Bank Kalsel, Mobil SAMSAT Keliling dan Layanan Jemput Antar serta 76 SAMSAT Corner/SAMSAT Outlet. Berkreasi dan berinovasi sesuai dengan karakteristik wilayah kerja yang berpotensi memberikan kontribusi optimal terhadap penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor. LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Mengembangkan konsep mekanisme layanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yang berkualitas berbasis Informasi Teknologi bekerjasama dengan Perbankan dan pihak lainnya, implementasi bentuk layanan tersebut diharapkan mampu meminimalisir hubungan langsung antara Wajib Pajak dan Petugas melalui e-SAMSAT.

4. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen Pendapatan Daerah. a. Mengoptimalkan pengelolaan pendapatan daerah dengan menerapkan system akuntansi berbasis akrual. b. Percepatan penyampaian dan ketetapan penyajian laporan realisasi Pendapatan Daerah. c. Pengukuran kinerja capaian pendapatan berdasarkan Anggaran Kas Pendapatan. Hambatan dalam pencapaian yang terjadi selama ini antara lain : 1. Faktor ekonomi dan daya beli masyarakat tahun 2019 yang menurun dan berimbas kepada wajib pajak. 2. Pengelolaan Teknologi Informasi yang masih kurang maksimal untuk mencapai Indikator. 146 3. Terhadap target 3 jenis pajak yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pendapatan asli daerah yaitu pajak BBNKB (96,57%), pajak PBBKB (91,60%) dan pajak rokok (55,01%). Selain itu, dari sisi penerimaan dana perimbangan juga belum memberikan kontribusi maksimal sesuai target yang ditetapkan di dalam APBD perubahan tahun 2019 dengan capaian 93,52%, capaian ini dipengaruhi oleh penyaluran bagi hasil pajak/ bukan pajak dari pusat yang tidak tersalurkan maksimal pada tahun 2019, hal ini dikarenakan kebijakan Pemerintah Pusat dalam penyaluran Dana Perimbangan di 2019. Rencana tindaklanjut: Upaya yang dilaksanakan dari sisi Pendapatan Daerah : - Memberikan keringanan pajak daerah berupa pembebasan BBNKB II dan 77 Denda PKB

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

- Melakukan koordinasi dengan institusi terkait untuk melakukan kegiatan bersama dalam bentuk rajia kendaraan bermotor gabungan setiap bulannya. - Mengeluarkan Super PKB (surat peringatan pajak kendaraan bermotor). - Meluncurkan layanan-layanan samsat unggulan Se Kalsel.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

Program Ektensifikasi Dan Intensifikasi Pendapatan Daerah. Dengan Kegiatan: Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi Informasi

2.3 Terwujudnya Aparatur Pemerintah Yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya Aparatur Pemerintah Yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel” diukur melalui 4 indikator dengan 146 target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 21 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Data Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi dari Kementerian terkait)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Indeks Reformasi 1 Indeks 59,91 64,93 65,92 74,97 67,88 90,54% Birokrasi 2. Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP 100% 3 SAKIP Nilai BB (76,69) BB (77,29) A (80,15) A (80,55) A (80,74) 100,23% Indeks 4 Profesionalisme Indkes - - 66 85 62,83* 73,91% Pegawai Rata-rata Capaian 91,17% *perhitungan Mandiri 78 Tabel 22: Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Indikator Perbandingan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s 1 Indeks Reformasi Birokrasi 67,88 ------2 Opini BPK WTP ------3 A SAKIP ------(80,74) Indeks Profesionalisme 4 62,83* ------Pegawai

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Indeks Reformasi Birokrasi Pencapaian indikator Indeks Reformasi Birokrasi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 teralisasi sebesar 67,88 dari target 74,97, sehingga persentase capaian Indeks Reformasi Birokrasi pada tahun 2019 sebesar 90,54%. b. Opini BPK Berdasarkan hasil Pemeriksaan BPK, pencapaian indikator Opini BPK Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 teralisasi WTP dari target WTP sehingga persentase capaian indikatornya pada tahun 2019 sebesar 146 100%. c. SAKIP Berdasarkan Hasil Laporan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, pencapaian indikator Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 80,74 dengan kategori A dari target 80,55 kategori A, sehingga persentase capaian indikator Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 100,23%. d. Indeks Profesionalisme Pegawai Berdasarkan perhitungan secara mandiri (data BKN belum Rilis) pencapaian indikator Indeks Profesionalitas Pegawai dari Target 85 hanya terealisasi sebesar 62,83 sehingga persentase capaian kinerja hanya terealisasi sebesar 73,91%. 79

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

a. Indeks Reformasi Birokrasi Pencapaian indikator Indeks Reformasi Birokrasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018. Ditahun 2018 teralisasi sebesar 65,92 meningkat sebesar 1,92 menjadi 67,88 ditahun 2019.

b. Opini BPK Pencapaian indikator Opini BPK Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 dengan tahun 2018 tetap sama artinya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mampu mempertahankan Opini BPK pada tahun sebelumnya yaitu pada penilaian optimal dan maksimal berupa Opini BPK. c. SAKIP Pengumuman Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Provinsi se-Indonesia pada tahun 2019 di Wilayah II (, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Kalimantan dan ) dilakukan seremonial oleh Kementerian PANRB 146 di Provinsi Bali pada tanggal 27 Januari 2020 sesuai dengan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/02/S.AA.05/2020. Sebagai hasil dari penyelenggaraan SAKIP Tahun 201\9, Provinsi Kalsel memperoleh nilai 80,74 dengan kategori A. Masih bertahan sebagai satu satunya Pemerintah Provinsi diluar pulau jawa yang mendapatkan kategori A.

Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2018, Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 ini meningkat sebesar 0,59 dibandingkan tahun 2018 dengan nilai 80,15 menjadi 80,74 ditahun 2019.

Pencapaian dan perkembangan nilai SAKIP perkomponen dapat dilihat pada tabel berikut : 80 Tabel 23 : Komponen Penilaian Evaluasi SAKIP Provinsi Kalsel

No. Penilaian Bobot Nilai Bobot Nilai

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2015 2016 2017 2018 2019 1. Perencanaan Kinerja 30 26,21 26,13 26,21 30 26,56 26,61 2. Pengukuran Kinerja 25 16,98 17,13 18,05 25 20,90 20,99 3. Pelaporan Kinerja 15 10,97 11,39 11,41 15 11,67 11,69 4. Evaluasi Internal 10 7,65 7,77 7,78 10 7,78 7,98 5. Capaian Kinerja 20 14,49 14,27 13,84 20 13,24 13,47 Total 100 76,30 76,69 77,29 100 80,15 80,74 Kategori - BB BB BB - A A

Perkembangan Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 – 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 9 : Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan

Nilai SAKIP 90 80 ks e d 70 In 60 146 50 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 76,3 76,69 77,29 80,15 80,74

Secara umum perkembangan nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan selama beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sudah menunjukkan hasil yang baik.

d. Indeks Profesionalisme Pegawai 81 Capaian indikator Indeks Profesionalisme Pegawai ditahun 2019 sebesar 62,83 menurun sebesar 3,17 poin dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yaitu sebesar 66. Capain pada tahun 2019 masih

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

menggunakan data sementara yang dihasilkan dari perhirtungan mandiri di karenakan data resmi yang dikeluarkan dari BKN belum tersedia.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Indeks Reformasi Birokrasi Selama beberapa tahun Indeks Reformasi Birokrasi Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkatkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Adapun upaya yang telah dilaksanakan :

1. Pelaksanakan survei internal sebagai pengganti survei budaya kerja, survei ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana ASN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memahami Tugas dan Fungsinya, sehingga dari hasil survei tersebut dapat dilakukan pemetaan terhadap pemahaman ASN terhadap Tupoksi masing- masing;

2. Mengoptimalkan pelaksanaan Reformasi Birokrasi diseluruh SKPD; 146

3. Mengikutsertakan sekuruh SKPD dalam melakukan Penilaian Mandiri terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di SKPD masing-masing;

4. Menetapkan Role Model dan Agent of Chance diseluruh SKPD;

5. Mengusulkan SKPD untuk dilakukan penilaian Zona Integritas;

6. Mewajibkan seluruh SKPD untuk menetapkan Peta Proses Bisnis dan melakukan pengukuran kinerja secara bulanan;

Adapun hambatan/masalah yang masih terjadi adalah

1. Penerapan reformasi birokrasi belum dilaksanakan secara efektif dan merata keseluruh perangkat daerah karena pelaksanaannya masih 82 berfokus pada pemenuhan dokumen sebagai hasil dari pelaksanaan kegiatan dimasing-masing kelompok kerja (pokja) yang telah dibentuk.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Belum mengarah ke hasil perubahan nyata yang akan diwujudkan. Selain itu, kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pokja belum terkait satu sama lain tetapi merupakan kegiatan yang berdiri sendiri; 2. Rencana Aksi penerapan reformasi birokrasi yang disusun belum menggambarkan sasaran perubahan yang akan diwujudkan ukuran keberhasilan dan target yang jelas secara terukur; 3. Penerapan reformasi birokrasi masih dipandang sebagai tugas tambahan dan belum menjadi bagian yang terintegrasi dengan strategi untuk mendukung pencapaian kinerja sebagaimana yang ditetapkan dalan rencana strategis, sehingga belum terjadi perubahan pola pikir dan budaya kerja secara menyeluruh; 4. Agent Perubahan atau Role Model yang dibentuk belum memiliki dampak nyata untuk menggerakkan perubahan budaya kerja diorganisasinya masing-masing; 5. Masih ditemukan beberapa produk hukum daerah yang belum harmonisasi/sinkron dan sesuai kebutuhan stakeholder sehingga perlu dilakukan pemetaan dan identifikasi terhadap produk hukum daerah secara menyeluruh; 6. Struktur organisasi yang dibangun belum sepenuhnya sesuai dengan 146 kinerja organisasi yang akan diwujudkan sesuai mandat dan tujuan organisasi serta belum dilakukan evaluasi yang mengukur jenjang organiasasi yang disesuaikan dengan kinerja yang dihasilkan; 7. Proses Bisnis belum diterapkan sehigga hubunga kerja antar perangkat daerah sampai kelevel dibawahnya belum berjalan efektif dan efisien untuk menghasilkan kinerja sesuai tujuan yang ingin diwujudkan; 8. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tlah mengembangkan indikator kinerja individu sebagai turunan dari kinerja organisasi namun rumusan indikator kinerja indiviidu tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam dalam pengukuran capaian kinerja pegawai melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan sebagai pertimbangan 83 pemberian reward dan punishment;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

9. Belum seluruh unit pelayanan publik menerapkan sistem pelayanan berbasis teknologi informasi secara terintegrasi untuk mempercepat proses pelayaan dan meminimalisir kontak antara petugas dan penguna layanan; 10. Evaluasi terhadap kualitas pelayanan publik yang telah dilakukan belum sepenuhnya memanfaatkan hasil survei kualitas pelayanan baik internal maupun eksternal sehingga organiasasi belum sepenuhnya menangkap seluruh kebutuhan pelanggan; 11. Penerapan kebijakan penegakan integritas dan penguatan pengawasan seperti kebijakan benturan kepentingan dan whistle blowing sistem (WBS) belum sepenuhnya efektif dan memberikan dampak yang signifikan; 12. Pengendalian internal belum berjalan efektif pada berbagai jenjang organisasi dalam upaya memastikan setiap kegiatan yang dilakukan akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi serta meminimalkan potensi kemungkinan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaannya.

Adapun rencana tindaklanjut untuk mengoptimalkan pelaksanaan 146 reformasi birokrasi adalah dengan

1. Melakukan reviu atas roadmap reformasi birokrasi Provinsi Kalimantan Selatan untuk memperjelas arah dan sasaran yang akan diwujudkan dan ukuran keberhasilan dan targetnya. Dalam penyusunan dan penyempurnaan roadmap reformasi birokrasi selain mengacu pada roadmap reformasi birokrasi nasional juga memperhatikan hasil dari reviu terhadap kekurangan roadmap yang disusun pada periode sebelumnya dan mengintegrasikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Selatan; 2. Menyusun rencana aksi pelaksanaan reformasi birokrasi yang terkait dengan sasaran perubahan yang akan diwujudkan ukuran 84 keberhasilan dan target yang jelas dan terukur;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian hasil pelaksanan rencana aksi yang telah disusun dan menindaklanjuti hasil monitoring; 4. Mengintegrasikan keseluruhan pelaksanaan kegiatan dimasing-masing kelompok kerja (pokja) guna mendorong pencapaian tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi; 5. Meingkatkan peran agent perubahan disetiap perangkat daerah untuk mampu mendorong perubahan sesuai kebutuhan diunit kerjanya dan membangun social control diantara rekan kerja dalam upaya penguatan integritas; 6. Melakukan pemetaan, indentifikasi dan pengendalian penyusunan produk hukum daerah secara berkala unrtuk mewujudkan harmonisasi produk hukum yang efektif sehingga mengurangi produk hukum daerah yang tidak hamonis; 7. Menerapkan performance based organization dengan menyusun struktur organisasi didasarkan pada kinerja yang akan dicapai. Penyusunan struktur organisasi selain mengacu pada arahan Presiden tentang penyederhanaan birokrasi, tetapi juga memperhatikan proses mewujudkan kinerja organisasi; 146 8. Menyempurnakan indikator kinerja secara berjenjang dari level instansi sampai keindividu yang berorientasi hasil dan terukur dengan memperhatikan keterkaitan proses mewujudkan kinerja organisasi. Hal tersebut untuk memastikan setiap level organisasi sampai individu memiliki kontribusi kinerja yang jelas sesuai levelnya dalam pencapaian sasaran organisasi. Memanfaatkan kinerja individu tersebut sebagai dasar pemetaan pengembangan kompetensi setiap individu pegawai; 9. Menyempurnakan mekanisme penilaian kinerja individu dengan memanfaatkan hasil pengukuran capaian kinerja sebagai dasar dalam pemberian reward dan punisment dan pengembangan kompetensi setiap pegawai; 85 10. Memperkuat penerapan sistem integritas melalui penguatan pelaksanaan pengendalian internal untuk memastikan setiap unit kerja

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

mampu mencapai kinerja yang ditetapkan serta mampu mengantisipasi resiko yang melekat pada upaya pencapaian kinerja tersebut. Selain itu, melakukan monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan terkait penanganan benturan kepentingan pengaduan masyarakat serta WBS secara berkala untuk memantau efektivitas penerapannya; 11. Menoptimalkan pembangunan zona integritas melalui berbagai inovasi terkait penerapan manajemen internal sistem pengawasan dan sistem integritas ditingkat unit kerja serta memaksimalkan peran inspektorat dalam mengawal pembangunan zona integritas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan; 12. Meningkatkan pelayanan publik dengan mengintegrasikan beberapa sistem pelayanan yang dimungkinkan menciptakan berbagai inovasi menyempurnakan SOP pelayanan dan menindaklanjuti hasil survei pelayanan serta memantau tindaklanjutnya secara berkala; 13. Meningkatkan kapasitas Tim Asessor agar mampu mengevaluasi hasil perubahan yang dicapai unit kerja tidak semata-mata hanya menilai kelengkapan dokuken pelaksanaan reformasi birokrasi; 14. Dalam rangka penguatan integritas aparatur, inspektorat agar 146 mendorong seluruh Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Proovinsi Kalimantan Selatan menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).

b. Opini BPK Pencapaian indikator Opini BPK Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih mendapatkan nilai WTP, keberhasilan pencapaian secara positif ini karena adanya komitmen pimpinan daerah dan seluruh pimpinan kepala SKPD yang mengelola keuangan daerah secara bersih, transparan dan akuntabel.

c. SAKIP 86

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Selama beberapa tahun Nilai SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkatkan kualitas SAKIP.

Upaya Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan :

1. Mereviu kembali IKU ditingkat Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan agar lebih memenuhi kriteria SMART dan menjawab isu-isu strategis, sehingga pencapaian kinerja dapat memberikan dampak manfaat bagi masyarakat dan lebih meningkat dari tahun sebelumnya; 2. Membangun Budaya Kinerja dengan melibatkan seluruh jajaran pimpinan dalam ber SAKIP; 3. Penyelarasan Ukuran Kinerja telah dilaksanakan sejak awal Tahun 2017 dengan mewajibkan seluruh SKPD memanfaatkan Pohon Kinerja dan Dokumen Keselarasan dalam proses Perencanaan dengan mengacu pada Peta Proses Bisnis Pemprov Kalsel yang telah disusun yang nantinya akan terus disempurnakan; 4. Untuk kompetensi Pegawai Pemerintah Provinsi Kalsel telah melaksanakan Lelang Jabatan pada tahap Levelan Eselon II, serta 146 telah melaksanakan Uji Kompetensi pada pejabat levelan Esselon III dan IV; 5. Monitoring serta Evaluasi kinerja telah dilaksanakan secara berkelanjutan dan berjenjang melalui Laporan Capaian Bulanan SKPD yang dilaporkan baik secara fisik maupun melalui aplikasi E-SAKIP Prov. Kalsel, yang saat ini Pelaporan Kinerja dilaksanakan secara bulanan; 6. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah memerintahkan seluruh PNS menetapkan Perjanjian Kinerja yang memiliki keterkaitan Kinerja dari Level tertinggi hingga level terbawah, dan secara berkesinambungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Tim SAKIP terus berupaya melaksanakan penyempurnaan terhadap 87 keselarasan penjabaran (Cascade Down) Kinerja SKPD hingga ke Levelan individu pegawai, disetiap kesempatan melalui acara Asistensi Asistensi SAKIP;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

7. Refocusing Program dan Kegiatan dan Komponen Anggaran dengan mengacu pada penyempurnaan IKU. 8. Dalam rangka mendukung peningkatan penerapan manajemen kinerja serta efektifitas program kerja organisasi dalam pencapaian kinerja Organisasi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan saat ini pemanfaatan tekhnologi informasi yang dilakukan adalah mengintegrasikan antara Perencanaan yang saat ini telah berbasis teknologi informasi dengan sistem penganggaran (Planing dan Budgeting); 9. Pemerintah Provinsi Kalimantan selatan melalui Laporan Kinerja Telah meningkatkan penyajian data capaian kinerja dengan menyajikan antara lain: a. Capaian Kinerja dengan Target Tahunan; b. Capaian Kinerja dengan Target 5 Tahunan; c. Capaian Kinerja dengan Capaian Kinerja Regional, Target Nasional dan SDG’s; d. Efektifitas program dan anggaran; e. Pemprov Kalsel dalam meningkatkan kualitas pelaporan juga secara Rutin melaksanakan Review awal yang dikoordinasi oleh 146 Biro organisasi dengan Inspektorat Provinsi; f. Untuk mencapai Pemahaman Penyajian Data Laporan Kinerja diseluruh SKPD Prov. Kalsel, Pemprov Kalsel telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 0106 tahun 2017 tentang petunjuk teknis Penyusunan Indikator Kinerja Utama, Pengukuran Kinerja dan Pelaporan kinerja di Provinsi Kalimantan Selatan. Serta membagikan Buku Saku Penyusunan Lakip di Tahun 2018. 10. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menggerakan seluruh Entitas SAKIP di Pemprov Kalsel dengan menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 071 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pencapaian Target Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemerintah 88 Provinsi Kalsel ;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

11. Pemerintah Kalimantan Selatan telah melaksanakan Rapotan SKPD dengan mengumumkan hasil Raptan SKPD tersebut di Media Massa.

Rencana Tindak Lanjut :

1. Menyempurnakan penjabaran (cascading) kinerja level pemerintah provinsi sampai ke individu dengan mengacu kepada hasil proses bisnis dan kerangka berpikir logis (logical framework) sehingga membentuk keselarasan dan keterkaitan kinerja antar jenjang organisasi dan juga kontribusi kinerja individu secara berjenjang sesuai levelnya dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah; 2. Meningkatkan komitmen seluruh pimpinan dalam penerapan manajemen kinerja melalui pengintegrasian sistem perencanaan kinerja dan penganggaran serta meningkatkan mekanisme monitoring pengukuran kinerja organisasi dan individu yang dilakukan secara berkala sehingga dapat memicu perbaikan kinerja dan juga sebagai dasar pemberian reward and punishment; 3. Mengoptimalkan pelaksanaan evaluasi terhadap program, kegiatan dan komponen anggaran dengan mengacu pada pohon kinerja, sehingga hasil evaluasi tersebut dapat memastikan bahwa anggaran yang 146 digunakan untuk prioritas pembangunan dan memiliki daya ungkit yang efektif dalam pencapaian kinerja serta meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran; 4. Mendorong Inspektorat untuk lebih meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas di internal pemerintah provinsi dan tetap konsisten melakukan pembinaan kepada pemerintah Kabupaten/Kota. Selain itu, agar, melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut saran atau rekomendasi hasil evaluasi secara berkala agar terwujud perbaikan yang nyata dan berkelanjutan kepada PD maupun kepada pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan; 5. Mengoptimalkan penerapan budaya kinerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan menyusun indikator kinerja individu 89 yang selaras dengan kinerja organisasi serta dijadikan acuan dalam penyusunan SKP

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

d. Indeks Profesionalisme Pegawai (IPP)

Indeks Profesional ASN adalah ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatan. formulasi dalam pengukuran Indek Profesionalitas Pegawai merujuk pada pola pegukuran Indek Profesional PNS yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Negara yang tertuang dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Profesional Aparatur Sipil Negara. Pengukuran Indeks Profesional Pegawai yang dilakukan pada PNS Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk tahun 2019 dilakukan terhadap 11.528 PNS, sumber data untuk pengukuran Indek Profesional ASN menggunakan data pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dan hasil pendataan pada unit kerja yang ada pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil pengukuran Indeks Profesional Pegawai mengalami penurunan dari tahun 2018, yakni dari nilai indeks 66 menjadi 62,83. Pada tahun 2018 penilaian IPP dilaksanakan oleh BKN, Pemerintah Daerah hanya sebagai 146 penyedia data, untuk tahun 2019 rilis resmi dari BKN belum dikeluarkan sehingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan perhitungan mandiri dengan menggunakan instrumen dan data yang tersedia. Hasil rincian per komponen Indek Profesional ASN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 seperti tabel berikut : Unsur IP ASN Kalsel (skala 0- Kualifikasi Kompetensi Kinerja Disiplin Predikat 100) 13,56% 18,88% 25,41% 4,99% 62,83 Rendah

Adapun upaya untuk meningkatkan Indeks Profesional Pegawai 90 adalah dengan:

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

 meningkatkan Kualifikasi Pendidikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyediakan formasi bagi PNS yang akan melaksanakan Tugas Belajar, serta memfasilitasi PNS yang akan melaksanakan Izin Belajar;  Dalam rangka peningkatan kompetensi PNS, Pemerintah Provinsi Kalimantan memfasilitasi PNS Provinsi Kalimantan Selatan yang akan mengikuti Diklat/Pelatihan sert menyusun dokumen Analisis Kebutuhan Diklat;  Dalam hal Peningkatan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan selatan membuat regulasi dimana capaian terhadap kinerja dihubungkan dengan Tunjangan Tambahan Penghasilan pegawai, sehingga hal tersebut akan memacu PNS untuk lebih berkinerja;  Untuk meningkatkan disiplin PNS, sebagai tindakan preventif Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan Sosialisasi tentang peraturan disiplin pegawai serta melakukan penegakan terhadap pelanggaran disiplin pegawai.

Hambatan dalam pencapaian Indeks Profesional Pegawai adalah:

 Kelemahan IPP pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ada pada nilai kompetensi yaitu dari bobot 40 hanya mampu dicapai sebesar 18,88 146 hal ini menggambarkan bahwa rata rata kompetensi yang dimiliki dalam dua tahun terakhir belum mencapai 50 % dari standar kompetensi yang ditetapkan oleh BKN;  Indikator penilaian pada masing masing komponen juga merupakan hal baru yang harus dilaksanakan pada tahun 2019 sedangkan penyediaan anggaran untuk peningkatan kompetensi PNS pada masing masing unit kerja untuk tahun 2019 sudah ditetapkan pada awal tahun anggaran sehingga ketersediaan anggara untuk peningkatan kompetensi PNS sangat terbatas.

Rencana tindak lanjut Pencapaian Indeks Profesional Pegawai adalah :

91 Dalam hal kompetensi PNS maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan melakukan pemetaan kompetensi PNS pada tiap tiap Perangkat Daerah, melakukan koordinasi dengan perangkat daerah terkait dengan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

data mutakhir tentang peningkatan kompetensi ASN serta mendorong perangkat daerah untuk meningkatkan kompetensi PNS pada masing masing perangkat daerah secara merata.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : a. Program Ektensifikasi Dan Intensifikasi Pendapatan Daerah. Dengan Kegiatan: Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi Informasi b. Program Penetapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), dengan kegiatan: 1. Monitoring dan Evaluasi pelayanan Publik; 2. Pengukuran Kinerja SKPD; 3. Penatalaksanaan SAKIP dan Reformasi Birokrasi; 4. Penyelenggaraan Ketatalaksanaan Pemprov 5. Penetaan Kelembagaan Provinsi Kalimantan Selatan; 6. Pemberdayaan Budaya Kerja Aparatur; 7. Penyelenggaraan Administrasi Biro Organisasi.

c. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan: 1. Penyediaan data pengembangan SDM Aparatur: 2. Ujian Kenaikan Pangkat PenyesianIjazah: dan 3. Beasiswa tugas belajar dan penyertaan dalam diklat. 146

d. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, dengan kegiatan: 1. Pelaksanaan SKP Online 2. Penanganan kasus pelanggarandisiplin 3. Sosialisasi bidang kepegawaian 4. Penganugerahan SLKS 5. Pembuatan produk hukum budangkepegawaian 6. Pembekalan Keterampilan Praktis

e. Program Peningkatan Kualitas Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian, dengan kegiatan: 1. Bimbingan Teknis Jaringan Aplikasidan Informsasi 2. Penataar Arsip Pegawai 3. Pengembangan SIMPEG

f. Program Penataan Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan: 92 1. Seleksi Penerimaan CPNS 2. Seleksi terbuka JPT 3. Ujian Dinas 4. Penataan Sisten Administrasikenaikan pangkat otomatis

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

5. Penataan PNS dalam JabatanStruktural dan Fungsional 6. Seleksi penyelenggaraan IPDN 7. Penataan pemberhentiaan PNS 8. Uji Kompetensi Adm dan Pengawas 9. Penyusunan dokumenpenghitungan Indek ProfesionalitasASN

MISI III

MEMANTAPKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DAERAH YANG BERBASISKAN KEARIFAN LOKAL

Dalam misi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan 2 tujuan yaitu : 1. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; 2. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Yang Berbasiskan Kearifan Lokal.

Dalam mengukur keberhasilan tujuan tersebut, ditetapkan 3 indikator yaitu Indikator Indeks GINI, Persentase Kejadian Konflik Antar Suku, Agama dan Indikator Persentase Penurunan Angka Kriminalitas. Target keberhasilan atas tujuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

146

Tabel 24 :Target Kinerja Tujuan Pada Tahun 2021

No. Tujuan Pembangunan Indikator Tujuan Satuan Target 2021

1. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Indeks GINI Indeks 0,286 Masyarakat Angka Kemiskinan Angka 3,96 – 4,01

2. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Yang Angka Kriminalitas Nilai A (81,01) Berbasiskan Kearifan Lokal

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka di tetapkan delapan sasaran, yaitu sasaran pertama adalah “Meningkatkan Kesejahteraan Sosial (PMKS)”; sasaran 93 kedua adalah “Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan Masyarakat”; sasaran ketiga adalah “Meningkatnya Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan”; sasaran keempat adalah “Meningkatnya Prestasi Olahraga Provinsi Kalsel”; dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

sasaran kelima adalah “Meningkatnya Ketahanan Budaya dan Kualitas Seni Masyarakat”;

3.1 Meningkatnya Kesejahteraan Sosial PMKS

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ” Meningkatnya Kesejahteraan Sosial PMKS” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 25 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (perhitungan mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Persentase PMKS yang 1 % 0,50% 34,35% 27,76 % 30% 29,68 % 98,93% Terpenuhi Kebutuhan Dasar Rata-rata Capaian 98,93%

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Berdasarkan perhitungan secara mandiri, pencapaian indikator Persentase PMKS yang Terpenuhi Kebutuhan Dasar Provinsi Kalimantan Selatan tahun 146 2019 terealisasi sebesar 29,68% dari target 30%, sehingga persentase capaian Persentase PMKS yang Terpenuhi Kebutuhan Dasar pada tahun 2019 sebesar 98,93%. 2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Indikator Kinerja Persentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya pada tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018. Pencapaian tahun 2018 sebesar 27,76% naik sebesar 1,92% menjadi 29,68% ditahun 2019.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Pada Tahun 2019 ini jumlah PMKS yang ditangani sebanyak 56.757 Orang dari 26 jenis PMKS dibandingkan dengan populasi jumlah PMKS di Kalimantan 94 Selatan yaitu 191.206 Orang sudah tercapai sebesar 29,68% PMKS yang ditangani. Pencapaian tersebut meningkat sebesar 1,92% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018. Walaupun pencapaian tahun 2019 meningkat

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

akan tetapi belum mencapai target yang ditetapkan dikarenakan di Kalimantan Selatan dari 26 Jenis PMKS, tidak semua jenis PMKS tersebut ada di Kalimantan Selatan. Yang paling dominan adalah Fakir Miskin, Lanjut Usia Terlantar, Penyandang Disabilitas, anak terlantar, remaja terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Korban Bencana Alam, Tuna Sosial, Korban NAPZA, ODHA, dan Korban bencana Sosial (11 Jenis PMKS). Jenis lainnya jarang ditemui di Kalimantan Selatan.

Jenis PMKS yang dilayani pada tahun 2019 sesuai dengan kewenangan Provinsi adalah sebagai berikut : No. Jenis Penyandang Masalah Kewenangan Jumlah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Provinsi 1. Fakir Miskin Pelayanan 24.923 Dasar di 13 Kabupaten/Kota 2. Lanjut Usia Terlantar Pelayanan 300 Dasar melalui Panti Sosial/ LKS 3. Penyandang Disabilitas Pelayanan 160 Dasar Melalui Panti Sosial/LKS 4. Anak Terlantar Pelayanan 40 Dasar Melalui Panti 146 Sosial/LKS 5. Tuna Sosial Pelayanan 35 Dasar Melalui Panti Sosial/LKS

95

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

No. Jenis Penyandang Masalah Kewenangan Jumlah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Provinsi 6. Korban Bencana Alam Di 13 28.134 Kabupaten/Kota Se Kalimantan Selatan 7. Korban Bencana Sosial Di 13 3.047 Kabupaten/Kota Se Kalimantan Selatan 8. Korban Tindak Kekerasan Di Kota 10 Banjarmasin dan Kota Banjarbaru 9. Komunitas Adat Terpencil Di 11 108 Kabupaten Se Kalimantan Selatan Jumlah 56.757

Upaya yang dilaksanakan: Pada urusan sosial, PMKS dapat dikatakan telah terpenuhi kebutuhan dasarnya apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Dapat mengakses rumah sehat; 2. Dapat mengakses pangan 3 x sehari; 3. Berpenghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal; 146 4. Memiliki akses bagi anak usia sekolah; dan 5. Memiliki akses kesehatan dasar. Hasil dari Monitoring dan Evaluasi program dan kegiatan dalam memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial PMKS dari 56.757 Orang yang telah diberikan bantuan berupa Pemenuhan Kebutuhan Pangan, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) serta diberikan Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha seperti : tata boga, tata busana, bengkel, dan gunting rambut, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan ada sejumlah 2.148 orang yang dapat dikatakan sudah terpenuhi kebutuhan dasar minimalnya. Selain bantuan yang disebutkan diatas, ditambah pula kegiatan Pembinaan Keluarga Harapan yaitu Bantuan 96 Non Tunai yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pangan serta akses bagi anak usia sekolah.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Hambatan dalam pencapaian: 1. Dari keseluruhan upaya yang telah dilakukan pasti ada hambatan yang dihadapi, yaitu Sumber Data yang belum terpadu/ satu pintu, Data yang ada masih ada beberapa sumber data yang berbeda diantaranya : Data PMKS, Basis Data Terpadu, dan Data Penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), dimana didalamnya ada data kemiskinan yang masih berbeda jumlahnya. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan masih belum maksimal. 2. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Panti Sosial masih belum cukup untuk menampung jumlah PMKS yang seharusnya di layani dan di rehabilitasi sosial. Rencana tindaklanjut: 1. Tindak lanjut untuk hambatan yang dihadapi pada proses pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai indikator kinerja tersebut diatas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Tahun 2020 telah memadukan data yang ada tersebut diatas menjadi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) termasuk didalamnya ada jumlah data PMKS selain fakir miskin. Data ini di update setiap 3 bulan sekali melalui aplikasi Sistem Informasi

Kesejahteraan Sosial New Generation (SIKS NG) yang dikembangkan oleh 146 Kementerian Sosial. Mekanisme updating datanya yaitu Dinas Sosial Kabupaten/Kota yang mengentry data hasil pendataannya kedalam aplikasi tersebut kemudian Dinas Sosial Provinsi menjadi koordinatornya sekaligus memonitor hasil updating dari kabupaten/Kota tersebut. Diharapkan melalui aplikasi ini dapat menghasilkan DTKS yang valid dan akurat sehingga bantuan sosial yang diberikan tepat guna dan sasaran. 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Panti Sosial dilaksanakan di Tahun 2020 dengan membangun beberapa asrama panti, ruang belajar baik untuk Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA), dan panti Sosial Tresna Werdha untuk lanjut usia terlantar). Sehingga ditahun yang akan datang dapat meningkatkan jumlah klien yang dilayani. Selain itu, Dinas Sosial Provinsi juga menambah 2 buah Panti untuk pemenuhan SPM 97 bidang urusan social yaitu Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial untuk gelandangan dan pengemis dan Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Disabilitas yang saat ini sedang menunggu legalitas kelembagaannya. Dari sisi anggaran untuk operasional pelaksanaan kedua panti tersebut sudah tersedia.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, dengan kegiatan: 1. Pembinaan keluarga Harapan; 2. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT); dan 3. Pemberdayaan fakir Miskin. b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial , dengan kegiatan: 1. Perlindungan Sosial Korban bencana; 2. Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar; 3. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Berusaha Tuna Sosial; 4. Pelayanan Sosial Tindak lanjut Usia Terlantar Melalui LKS; 5. Pelayanan dan Perlindungan Sosial, Hukum Bagi Korban Eksploitasi Perdagangan Perempuan dan Anak; 6. Pembinaan dan Rehabilitasi Penyandang Disabilitas di Dalam Panti; dan 7. Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA. c. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan: 146 1. Potensi dan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial; 2. Pelestarian Nilai-Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kejuangan; dan 3. Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu.

3.2 Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan Masyarakat

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan Masyarakat” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 26 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (perhitungan mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 98 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian 1 Angka Konflik Angka 0 0 0 0 0 100% 2 Angka Kriminalitas Angka 6400 5696 5303 5303 100%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Rata-rata Capaian 100% 1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Angka Konflik

Pencapaian indikator Angka Konflik tahun 2019 teralisasi sebesar 0 kejadian sehingga untuk persentase capaian Angka Konflik pada tahun 2019 sebesar 100 %.

b. Angka Kriminalitas

Pencapaian indikator Angka Kriminalitas tahun 2019 terealisasi sebesar 5303 dari target 5303, sehingga persentase capaian Angka Kriminalitas pada tahun 2019 sebesar 100 %.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Angka Konflik Pencapaian indikator Angka konflik adalah 0 kejadian ditahun 2019 sama dengan pencapaian di tahun 2018. Dengan kata lain angka 0 kejadian ini mampu dipertahankan dari tahun-ketahun.

b. Angka Kriminalitas Angka kriminalitas di Kalimantan Selatan tahun 2019 lebih baik jika 146 dibandingkan pada tahun 2018. Pada tahun 2018 angka kriminalitas sebanyak 5696 sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 5303, Indikator ini merupakan indikator negative, yang mana bila pencapaiannya semakin kecil semakin baik.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Angka Konflik Konflik sosial di Kalimantan Selatan selama beberapa tahun tidak pernah lagi terjadi. Penanganan konflik sosial lebih mengutamakan penanganan secara preventif, artinya melakukan upaya-upaya pencegahan potensi terjadinya konflik sosial. Penyelesaian konflik sosial di Kalimantan Selatan sebenarnya bukan lagi pada taraf “menyelesaikan”, namun sudah pada taraf 99 “mempertahankan” agar tidak lagi terjadi konflik sosial. Selama beberapa tahun belum pernah lagi terjadi konflik sosial di masyarakat, namun masih banyak sekali ditemukan potensi konflik. Potensi inilah yang dideteksi dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

ditangani oleh Provinsi Kalimantan Selatan agar tidak berubah menjadi konflik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum masyarakat Kalimantan Selatan tetap rukun dalam bermasyarakat.

Upaya yang dilaksanakan a. Melakukan Koordinasi lebih inten kepada anggota Tim Terpadu penanganan Konflik yang terdiri dari Pejabat Ditjen Polpum Kemendagri,Polda Kalsel,Korem 101/Ant,Kajati dan BIN b. Tepat waktu dalam penyampaian RAD provinsi/kab.kota sehingga untuk upaya deteksi dini lebih mudah dalam melihat potensi kerawanan konflik

Hambatan dalam pencapaian: a. Terkait data ini harus direkap oleh bagian Polda Kalsel dari data Polres Kab/kota sehingga membutuhkan waktu yang panjang dalam proses perekapan data konflik dan angka kriminalitas b. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Kesbangpol berupaya mengkoordinasikan data tersebut untuk segera dilaporkan namun jawaban yang disampaikan selalu dalam bentuk proses

Rencana Tindak Lanjut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Kesbangpol 146 akan memantapkan sinergi terhadap Mitra Kepolisian dan TNI serta bekerjasama dengan Masyarakat,tokoh FKUB,Badan Intelijen Negara agar UU Nomor 07 tahun 2017 dalam pasal 6 mengatakan “dalam mencegah konflik yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan ataupun preemtif tidak terjadinya konflik adalah kita semua sebagai warga Indonesia”

b. Angka Kriminalitas Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam menekan angka kriminalitas pada tahun 2019 dengan membuat rencana aksi dengan kelompok sasaran masyarakat dan SKPD terkait. Persentase penurunan angka kriminalitas di Kalimantan Selatan tahun 2019 lebih baik jika dibandingkan persentase pada tahun 2018. Pada tahun 2018 100 persentase penuruan berada di angka 0,81% sedangkan pada tahun 2019 persentase penurunan berada pada angka 1,22%. Meski tidak terlalu signifikan, namun PemerintahProvinsi terus optimis dalam mencapai target

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

untuk mewujudkan misi Gubernur untuk Kalimantan Selatan yang AMAN. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Data Angka Kriminalitas di Kalsel Tahun 2018 NO JENIS KASUS L S TSK 1 KONVENSIONAL 4527 3588 3379 2 TRANSNASIONAL 1725 1664 2120 3 KEKAYAAN NEGARA 163 139 120 4 KONTINJENSI 7 7 - Jumlah 6422 5398 5696

Data Angka Kriminalitas di Kalsel Tahun 2019 NO JENIS KASUS L S TSK 1 KONVENSIONAL 4071 3055 2892 2 TRANSNASIONAL 1779 1718 2251 3 KEKAYAAN NEGARA 423 334 160 4 KONTINJENSI 2 2 - Jumlah 6275 5109 5303 Sumber data : Polda Kalsel, 2018 dan 2019

Upaya yang dilaksanakan a. Melakukan Koordinasi lebih inten kepada anggota Tim Terpadu 146 penanganan Konflik yang terdiri dari Pejabat Ditjen Polpum Kemendagri,Polda Kalsel,Korem 101/Ant,Kajati dan BIN

b. Tepat waktu dalam penyampaian RAD provinsi/kab.kota sehingga untuk upaya deteksi dini lebih mudah dalam melihat potensi kerawanan konflik

Hambatan dalam pencapaian: a. Terkait data ini harus direkap oleh bagian Polda Kalsel dari data Polres Kab/kota sehingga membutuhkan waktu yang panjang dalam proses perekapan data konflik dan angka kriminalitas

b. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Kesbangpol berupaya mengkoordinasikan data tersebut untuk segera dilaporkan namun jawaban yang disampaikan selalu dalam bentuk proses 101 Rencana Tindak Lanjut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Kesbangpol akan memantapkan sinergi terhadap Mitra Kepolisian dan TNI serta bekerjasama LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

dengan Masyarakat,tokoh FKUB,Badan Intelijen Negara agar UU Nomor 07 tahun 2017 dalam pasal 6 mengatakan “dalam mencegah konflik yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan ataupun preemtif tidak terjadinya konflik adalah kita semua sebagai warga Indonesia”

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : a. Program Ketahanan Dan Kewaspadaan Nasional; dan b. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

3.3 Meningkatnya Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan” diukur melalui 2 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut Tabel 27 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri) 146

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Indeks Pembangunan 1 Indeks - - 46,33 48 47,33 98,60% Pemuda Persentase Pemuda 2 % - 45 24,2 47,5% 22,72% 47,83% Mandiri Rata-rata Capaian 73,21%

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Indeks Pembangunan Pemuda Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Pemuda Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 47,33% dari target 48%, sehingga persentase capaian Indeks Pembangunan Pemuda pada tahun 2019 sebesar 98,60%. 102

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Persentase Pemuda Mandiri Pencapaian indikator Persentase Pemuda Mandiri Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 22,72% dari target 47,5%, sehingga persentase capaian Persentase Pemuda Mandiri pada tahun 2019 sebesar 47,83%.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Indeks Pembangunan Pemuda Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Pemuda Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 47,33, naik 1 poin dibanding indeks pembangunan pemuda ditahun 2018 yaitu 46,33.

b. Persentase Pemuda Mandiri Pencapaian indikator Persentase Pemuda Mandiri Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 22,72% turun sebesar 1,48 poin jika dibandingkan realisasi 2018 yaitu 24,2%.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Indeks Pembangunan Pemuda Secara nasional ditahun 2019 Provinsi Kalimantan Selatan 146 menduduki posisi ke 29 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan nilai IPP sebesar 47,33, setelah ditahun 2018 berada pada posisi terakhir dengan Nilai IPP sebesar 46,33. Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Pemuda Provinsi Kalimantan Selatan merupakan kontribusi dari berbagai sektor yaitu kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, kepemimpinan dan lainya.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan IPP adalah dengan melaksanakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda dimana pada tahun 2019 yang lalu, jumlah peserta kewirausahaan pemuda ditargetkan sebanyak 60 orang, dan pada tahun 2020 ini ditingkatkan menjadi 80 orang, selain itu jumlah kelompok usaha pemuda produktif yang 103 mendapatkan bantuan modal usaha pada tahun 2019 lalu hanya difasilitasi sebanyak 12 kelompok usaha, dan pada tahun 2020 ini ditingkatkan menjadi 15 kelompok. Selain perihal domain lapangan dan kesempatan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

kerja melalui pemuda berwirausaha, selain itu juga melaksanakan banyak kegiatan - kegiatan di domain kepemimpinan, seperti : Seleksi Paskibraka, Pelatihan Paskibraka, Kepeloporan Pemuda Daerah, Latihan Kepemimpinan Pemuda dan Pelatihan Dasar Pecinta Alam Bagi Pemuda. Kelima kegiatan tersebut dilaksanakan pada tahun 2019 yang lalu. Kemudian pada tahun 2020 ini beberapa kegiatan ditambahkan untuk mendukung indikator pemuda sukarelawan pada domain ke 4 IPP, adapun kegiatan tersebut adalah Satgas Bencana bagi Pemuda dan seleksi pekan pemuda lingkungan asri dan bersih.

Adapun Hambatan dalam pencapaian IPP skor domain yang memiliki nilai paling rendah dan dibawah angka rata - rata secara nasional terdapat pada domain pendidikan, gender dan diskriminasi, partisipasi dan kepemimpinan. Selain itu beberapa indikator yang ada pada domain selain dari domain diatas, yang juga patut menjadi perhatian serius adalah perihal pemuda merokok dan pernikahan usia dini. Adapun hambatan lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan hal teknis seperti diatas adalah : perihal koordinasi antar SKPD yang berkaitan dengan pencapaian IPP harus lebih ditingkatkan khususnya terhadap pengumpulan data - data dukung. 146 Rencana kedepannya dalam rangka peningkatan nilai Indeks Pembangunan Pemuda, kedepannya kedepannya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan lebih mensosialisasikan IPP guna menjalin koordinasi yang baik antara Dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kab/Kota beserta Mitra Kerja, hal ini dilakukan mengingat tanggung jawab terhadap peningkatan IPP bukan hanya milik Dispora. Adapun bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu pada tahun 2020 ini akan diselenggarakan Rakor IPP, dan rencananya pada tahun 2021 nanti adalah akan dilaksanakan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Usia Dini dan Pencegahan Penyalahgunaan Napza. 104

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Persentase Pemuda Mandiri

Dari 44 pemuda yang aktif berwirausaha setelah mendapatkan pelatihan kewirausahaan, terdapat 10 kelompok usaha atau 22,72% yang berhasil dengan rata rata penghasilan diatas UMP yaitu:

1. Alfiani dengan kelompok usaha WUB Tunas berpenghasilan rata - rata 3.000.000/bulan 2. GT. Anggara Pratama dengan kelompok usaha Bengkel “Lombok Cabe” berpenghasilan rata - rata 4.000.000/bulan 3. Muhammad Zainul Arifin dengan kelompok usaha Bengkel Las Bina Stel berpenghasilan rata - rata 5.000.000/bulan 4. Wafida Nur Azizah dengan kelompok usaha Rumah Peyet berpenghasilan rata - rata 3.000.000/bulan 5. Syahriza Fitri dengan kelompok usaha KDG Craft berpenghasilan rata - rata 5.000.000 s.d 6.000.000/bulan 6. Muhammad Rezwan Yasir dengan kelompok usaha Telor Bebek 25 berpenghasilan rata - rata 2.900.000 s.d 3.200.000/bulan 7. Edwin Sanur dengan kelompok usaha Budidaya Madu Kelulut berpenghasilan rata - rata 3.800.000/bulan 8. Mustami Rasyid Ridha dengan kelompok usaha Jahit Mustami Rezki berpenghasilan rata - rata 4.000.000/bulan 9. Ahmad Adlan Naji dengan kelompok usaha Kausio Mini 4WD berpenghasilan rata - rata 5.000.000/bulan 10. Erni Widiastuti dengan kelompok usaha Erni Wedding berpenghasilan rata - rata 5.000.000/bulan 146

Upaya yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan capaian persentase pemuda pandiri yang ditandai dengan jumlah kewirausahaan pemuda yang berpenghasilan diatas UMP dibandingkan dengan jumlah kewirausahaan pemuda yang telah dibina. Kegiatan berupa pelatihan kewirausahaan pemuda dan pemberian bantuan modal usaha untuk kelompok usaha pemuda produktif dilaksanakan pada tahun 2019 ini, pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pada tahun 2019 diikuti oleh 60 peserta, sedangkan jumlah KUPP yang menerima bantuan modal usaha sebanyak 12 kelompok usaha. Hambatan dalam pencapaian terjadi karena jumlah proposal yang diterima terkait kelompok usaha pemuda produktif yang diusulkan oleh 105 masing - masing dinas pemuda dan olahraga kab/kota melebihi target yang ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan anggaran yang tersedia. Sehingga seleksi pun dilakukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

secara ketat agar bisa memenuhi kuota yang tersedia. Dan pada tahun 2020 nanti, secara target dan pengganggaran ditingkatkan melalui APBD TA 2020 yakni sebanyak 15 KUPP yang mendapatkan bantuan modal usaha. Sedangkan jika ditinjau dari hambatan secara teknis dari sisi KUPP yang mengajukan bantuan modal usaha, diantaranya belum memiliki persyaratan dasar seperti izin usaha dan lainnya. Serta ketidaksiapan KUPP pada saat monitoring dilakukan untuk survei calon penerima bantuan. Rencana kedepan dalam rangka peningkatan Persentase Pemuda Mandiri, kedepannya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan meningkatkan jumlah peserta pelatihan kewirausahaan pemuda menjadi 80 orang, setelah sebelumnya adalah 60 orang. Selain itu jumlah bantuan yang diberikan terhadap kelompok usaha pemuda produktif (KUPP) pun ditambah menjadi 15 orang, setelah sebelumnya adalah 12 orang. Hal ini dilakukan dengan harapan agar semakin banyaknya pemuda yang berwirausaha terlebih lagi wirausahanya dapat secara mandiri dan berkelanjutan hingga tahun – tahun mendatang.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja 146 Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

1. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Kepemudaan, dengan kegiatan: 1. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda dan Pengiriman Pemuda; dan 2. Kegiatan Kepaskibrakaan, Kepemimpinan dan Kepoloporan Pemuda 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, dengan kegiatan: 1. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga, dengan kegiatan: 1. Kegiatan Cabang Olahraga Dalam Rangka Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2019

3.4 Meningkatnya Prestasi Olahraga Provinsi Kalsel 106

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Prestasi Olahraga Provinsi Kalsel” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 28: Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Jumlah Medali Pada Event 1 Angka 99 31 48 37 62 167,56% Olahraga Tingkat Nasional Rata-rata Capaian 167,56%

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Jumlah Medali Pada Event Olahraga Tingkat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 terealisasi sebesar 62 medali dari target 37 medali sehingga persentase capaian indikator Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Berolahraga sebesar 167,56% 2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Pencapaian indikator Jumlah Medali Pada Event Olahraga Tingkat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018. Ditahun 2018 terealisasi sebesar 48 medali meningkat sebanyak 14 medali menjadi 62 medali ditahun 2019. 146 3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan perolehan medali pada setiap event olahraga ditingkat Nasional, tentunya yang harus disiapkan adalah kualitas atletnya yang akan diikutkan pada kejuaraan – kejuaraan nasional tersebut. Dalam rangka penyiapan atlet – atlet tersebut maka proses penyaringan atlet – atlet berprestasi secara berjenjang dilakukan, dimulai dari seleksi ditingkat daerah seperti pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) untuk kemudian menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), kemudian Pekan Olahraga Paralympic Pelajar Daerah (PEPARPEDA) untuk kemudian menuju Pekan Olahraga Paralympic Pelajar Nasional (PEPARPENAS), dan yang terakhir melaksanakan Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) untuk kemudian menuju Pekan Olahraga 107 Mahasiswa Nasional (POPNAS). Selain dari pelaksanaan seleksi, upaya selanjutnya adalah dengan mempersiapkan dukungan anggaran guna

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

membantu biaya pengiriman atlet untuk mengikuti kejuaraan. Dimana diharapkan dengan mengikutsertakan semakin banyak atlet dapat memperbesar harapan untuk memperoleh medali. Hambatan dalam pencapaian belum/kurangnya realisasi pelaksanaan amanat dari UU No. 3 Tahun 2015 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dimana pada pasal 34 ayat 2 berbunyi bahwa “Pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional” mengakibatkan pemerintah kab/kota kurang fokus dalam membina cabor unggulan daerahnya masing – masing. Tentunya hal ini sangat memiliki manfaat yang sangat baik jika dapat diterapkan, misalnya di Kalimantan Selatan terdapat 13 kab/kota artinya paling sedikit ke 13 cabang olahraga yang dipertandingkan dapat diikuti dan diwakili oleh atlet yang benar – benar membidangi cabor unggulan tersebut. Rencana Kedepannya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan lebih mengoptimalkan pembinaan atlet daerah di PPLPD. Dan selain penyaringan atlet melalui pekan olahraga pelajar daerah dan yang lainnya, juga akan dilaksanakan kompetisi – kompetisi olahraga cabang olahraga yang biasanya dipertandingkan pada kejuaraan olahraga ditingkat nasional, tentunya melalui pelaksanaan kompetisi ini diharapkan sebagai sarana 146 persiapan mental bagi atlet pelajar sebelum melawan atlet dari daerah lain. Selain itu dengan meningkatkan kuantitas atlet yang dapat dikirim dengan bantuan pendanaan juga akan terus diupayakan dengan harapan dapat meraih medali sebanyak – banyaknya.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu:

1. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Kepemudaan 1. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda dan Pengiriman Pemuda; dan 2. Kegiatan Kepaskibrakaan, Kepemimpinan dan Kepoloporan Pemuda 108 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga 1. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga 3. Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Kegiatan Cabang Olahraga Dalam Rangka Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2019

3.5 Meningkatnya Ketahanan Budaya dan Kualitas Seni Masyarakat

Keberhasilan Capaian Kinerja Atas Sasaran ” Meningkatnya Ketahanan Budaya Dan Kualitas Seni Masyarakat ” Diukur Melalui 1 Indikator Dengan Target, Realisasi Dan Capaiannya Sebagai Berikut : Tabel 29 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Indeks Pembangunan 2 Indek 53,79 35 53,79* 153,68% Kebudayaan Rata-rata Capaian 153,68% Keterangan: * data tahuin 2018

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 belum dapat dilakukan perhitungan, sehingga untuk pencapaian tahun 2019 masih menggunakan data capaian tahun 2018. 146

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Indikator Indeks Pembangunan Kebudayaan merupakan indikator baru yang dipergunakan ditahun 2019 sehingga belum bisa dibandingkan dengan tahun 2018

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Indeks Pembangunan Kebudayaan merupakan suatu instrumen yang disusun bersama antara Kemendikbud, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN / Bappenas), dan Badan Pusat Statistik (BPS), untuk mengukur capaian pembangunan kebudayaan sesuai dengan amanat 109 Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Penyusunan Indeks Pembangunan Kebudayaan mengacu pada kerangka pengukuran kebudayaan yang disusun UNESCO yaitu Culture

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Development Indicators (CDIs) serta menyesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan pembangunan kebudayaan di tingkat nasional dan daerah. 4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : Program Pengembangan, Penggalian, dan Aktualisasi Unsur Budaya, dengan kegiatan: 1. Kongres Budaya Banjar V; 2. Pengelola Museum ; 3. Pengadaan dan Penginputan Data Kesenian; 4. Pembuatan Film/Sinetron Seni dan Budaya di Kalimantan Selatan; 5. Pemberian Anugerah Seni dan Budaya; 6. Monitoring Sejarah dan Tradisi; 7. Festival Budaya Kalimantan Selatan; 8. Pengadaan Buku Bertemakan Budaya, Tokoh, Kesenian dan Sejarah Kalsel; 9. Peningkatan Sarana dan Prasarana Cagar Budaya; 10. Monev dan Pemuktahiran Cagar Budaya; 11. Festival Kesenian; dan 12. Parade Kesenian.

MISI IV 146

MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH YANG MENDUKUNG PERCEPATAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

Dalam misi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan tujuan untuk “Meningkatkan Penyediaan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur ke Seluruh Wilayah Sesuai Dengan Tata Ruang”. Dalam mengukur keberhasilan tujuan tersebut, ditetapkan Indikator Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar. Target keberhasilan atas tujuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 30 :Target Kinerja Tujuan Pada Tahun 2021

Target No. Tujuan Pembangunan Indikator Tujuan Satuan 2021

1 Meningkatkan Penyediaan Indeks Pelayanan Indeks 100% 110 dan Pemerataan Infrastruktur Dasar Pembangunan Infrastruktur ke Seluruh Wilayah Sesuai

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dengan Tata Ruang

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka di tetapkan satu sasaran, yaitu “Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Untuk Pemerataan Pembangunan”

4.1 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Untuk Pemerataan Pembangunan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Untuk Pemerataan Pembangunan” diukur melalui 5 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut: Tabel 31 : Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Persentase Infrastruktur ke-PU 1 % - - - 61,96% 69,27% 111,79% an Yang Berkualitas Persentase 2 Kesesuaian Tata % - - 80,50% 81% 74,90% 92,46% Ruang Persentase Luasan 146 Kawasan 3 Permukiman dan % 76,70 76,89% 76,89% 100% Perumahan Dalam Kondisi Baik 4 Rasio Elektrifikasi % 88,34 91,39 97,36 94,75 96,41 101,75% Indeks Kepuasan 5 Masyarakat Bidang Indeks 75,00 76,00 78,40 80,25 80,25 100% transportasi Rata-rata Capaian 100,91%

Tabel 32 Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional Persentase Infrastruktur ke-PU 1 69,27% ------an Yang Berkualitas 111 Persentase 2 Kesesuaian Tata 74,90% ------Ruang

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Persentase Luasan Kawasan 3 Permukiman dan 76,89% - - - - - Perumahan Dalam - Kondisi Baik

146

112

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Perbandingan No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional 4 Rasio Elektrifikasi 96,41 89,90 87,6 99,99 84 99,90 98,86 Indeks Kepuasan 5 Masyarakat Bidang 80,25 65 72 75 62 85 83 transportasi

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas Rumus indikator ini didapat dari Persentase Realisasi Kinerja Tiga Unsur Kekaryaan (Sumber Daya Air, Bina Marga dan Cipta Karya) terhadap masing masing target kinerjanya.

풙=((realisasib. 풌풊풏풆풓풋풂 푩푴 풙 풃풐풃풐풕)+(realisasi 풌풊풏풆풓풋풂 푺푫푨 풙 풃풐풃풐풕)+( realisasi 풌풊풏풆풓풋풂 푪푲 풙 풃풐풃풐풕))/(ퟓퟎ+ퟐퟎ+ퟑퟎ)

Pencapaian indikator Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 68,57% dari target 61,96%, sehingga persentase capaian Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas pada tahun 2019 sebesar 110,67%. 146

b. Persentase Kesesuaian Tata Ruang

Rumus indikator ini didapat dari Kesesuaian penyelenggaraan penataan ruang dengan rencana tata ruang wilayah. Pencapaian indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 74,90% dari target 81%, sehingga persentase capaian Persentase Kesesuaian Tata Ruang pada tahun 2019 sebesar 92,46%.

c. Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondisi Baik 113 Pencapaian indikator Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondisi Baik Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 76,89% dari target 76,89%, sehingga persentase

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

capaian Persentase Kesesuaian Tata Ruang pada tahun 2019 sebesaR 100%.

d. Rasio Elektrifikasi Pencapaian indikator Rasio Elektrifikasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 96,41% dari target 94,75%, sehingga persentase capaian Rasio Elektrifikasi pada tahun 2019 sebesar 101,75%. Pencapaian tersebut didapat dengan kegiatan memaksimalkan energi baru terbarukan seperti pembangunan PLTS Terpusat untuk melistriki daerah terpencil yang relative jauh dari jaringan PLN, serta memaksimalkan potensi energy baru terbarukan setempat.

e. Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Transportasi Pencapaian indikator Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Transportasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 80,25 dari target 80,25, sehingga persentase capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Transportasi pada tahun 2019 sebesar 100%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait

a. Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas 146 Indikator Persentase ke-PU an Yang Berkualitas merupakan indikator baru yang ditetapkan pada tahun 2019, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

b. Persentase Kesesuaian Tata Ruang Pencapaian Indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang pada tahun 2019 sebesar 74,90% mengalami penurunan sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018 sebesar 80,50%.

c. Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondisi Baik Pencapaian Indikator Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondidi Baik pada tahun 2019 sebesar 76,89% 114 mengalami peningkatan sebesar 0,19% jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 76,70%.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

d. Rasio Elektrifikasi

Pada tahun 2019 Ratio Elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Selatan telah mencapai 96,41% dimana capaian ini mengalami penurunan 0,95% jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018 sebesar 97,36%.

e. Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Transportasi

Pencapaian Indikator ini pada tahun 2019 mencapai 80,25 dimana capaian ini naik 1,85 poin jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yang berada pada angka 78,40, secara keseluruhan capaian indikator ini terus mengalami kenaikan sejak tahun 2016.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas Indikator Persentase Infrastruktur ke-PU an Yang Berkualitas merupakan indikator baru yang ditetapkan pada tahun 2019, sehingga tidak ada perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya. Upaya yang dilaksanakan dalam pencapaian indikator tersebut adalah dengan:  Melakukan lelang dini agar proyek konstruksi bisa tepat waktu 146  Melakukan pemantauan proyek secara berkala  Melaksanakan kegiatan evaluasi Konversi Pemanfaatan Ruang Tahun 2019  Melaksanakan penindakan pelanggaran RTRW yang bekerjasama dengan Pemerintah Pusat & Pemerintah Kab/ Kota Tahun 2018 & 2019 Hambatan/masalah dalam pencapaian indikator tersebut adalah :  Pembebasan lahan yang memakan waktu yang lama karena ada beberapa masyarakat yang menolak  Kurangnya staf teknis yang mempunyai keahlian dalam penataan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang  Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang 115 Rencana tindaklanjut:  Pembayaran pembebasan tanah dilakukan melalui pengadilan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

 Review RTRW dilakukan percepatan dengan target tahun ini selesai  Tetap melanjutkan proses lelang dini untuk proyek telah siap data teknisnya  Rekrutmen konsultan individual yang akan membantu evaluasi teknis dalam perencanaan & pengendalian  Meningkatkan sosialisasi keseluruh elemen masyarakat agar dapat berperan dalam perencanaan & pengendalian pemanfaatan ruang

b. Persentase Kesesuaian Tata Ruang Indikator Persentase Kesesuaian Tata Ruang dihitung berdasarkan 3 (tiga) aspek yaitu Kualitas Rencana Ruang Wilayah (RTRW), Kesesuaian dengan peraturan Perundangan serta Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang. Indikator ini mengalami penurunan realisasi sebesar 5,6% yang semula sebesar 80,50% ditahun 2018 menjadi 74,90% ditahun 2019. Penurunan ini terjadi dikarenakan adanya peninjauan Rencana Tata Ruang Wilayah kembali sehingga perlu dilaksanakan revisi Rencana Tata Ruang Wilayah pada tahun 2020 mendatang. Upaya yang dilaksanakan dalam pencapaian indikator tersebut adalah dengan:  Melakukan lelang dini agar proyek konstruksi bisa tepat waktu 146  Melakukan pemantauan proyek secara berkala  Melaksanakan kegiatan evaluasi Konversi Pemanfaatan Ruang Tahun 2019  Melaksanakan penindakan pelanggaran RTRW yang bekerjasama dengan Pemerintah Pusat & Pemerintah Kab/ Kota Tahun 2018 & 2019 Hambatan/masalah dalam pencapaian indikator tersebut adalah :  Pembebasan lahan yang memakan waktu yang lama karena ada beberapa masyarakat yang menolak  Kurangnya staf teknis yang mempunyai keahlian dalam penataan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang  Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang 116 Rencana tindaklanjut:  Pembayaran pembebasan tanah dilakukan melalui pengadilan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

 Review RTRW dilakukan percepatan dengan target tahun ini selesai  Tetap melanjutkan proses lelang dini untuk proyek telah siap data teknisnya  Rekrutmen konsultan individual yang akan membantu evaluasi teknis dalam perencanaan & pengendalian  Meningkatkan sosialisasi keseluruh elemen masyarakat agar dapat berperan dalam perencanaan & pengendalian pemanfaatan ruang

c. Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondisi Baik Pencapaian Indikator Persentase Luasan Kawasan Permukiman dan Perumahan Dalam Kondidi Baik pada tahun 2019 sebesar 76,89% telah mencapai target yang sudah ditetapkan bahkan mengalami peningkatan sebesar 0,19% jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 76,70%.

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan untuk mencapai dalam mencapai capaian kinerja tersebut diatas adalah :  Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan stakeholder terkait baik Pusat, Provinsi, Kab./Kota serta swasta (CSR).  Melaksanakan identifikasi dan pendataan ke Dinas Perumahan dan 146 Kawasan Permukiman serta Dinas PUPR Kab./Kota data-data kawasan permukiman kumuh, peningkatan kualitas RTLH dan penanganan PSU permukiman yang telah dilaksanakan.  Melakukan verifikasi kondisi eksisting luas kawasan permukiman dan perumahan dalam kondisi baik dan rusak.  Melaksanakan sosialisasi kepada perangkat desa serta masyarakat tentang rencana pekerjaan yang dilaksanakan pada tahun berjalan.  Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada saat pelaksanaan pekerjaan penataan kawasan permukiman kumuh, peningkatan kualitas RTLH dan penanganan PSU permukiman.  Melakukan penyusunan Perda RP3KP Provinsi Kalimantan Selatan.  Melakukan penyusunan SK Gubernur tentang Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh Kewenangan Provinsi Kalimantan Selatan. 117  Melakukan penyusunan SK Gubernur tentang Penetapan Penerima Bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Hambatan/kendala terhadap pencapaian indikator kinerja tersebut diatas adalah : .Kurangnya pemahaman sebagian masyarakat tertentu untuk peminjaman lahan/akses pada saat pekerjaan penataan kawasan permukiman kumuh dan penanganan PSU permukiman. .Pengawasan, monitoring dan evaluasi pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Prov. Kalsel belum optimal.

Rencana tindaklanjut yang akan dilakukan agar pencapaian indikator kinerja lebih maksimal :  Melaksanakan sosialisasi dengan pendekatan dan pemahaman kepada masyarakat sekitar pelaksanaan pekerjaan bahwa setelah pelaksanaan pekerjaan selesai lahan/akses tersebut akan dikembalikan seperti kondisi semula  Perlunya jasa supervisi dari pihak ketiga berbadan usaha untuk melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi pekerjaan, sehingga hasil (output) pelaksanaan pekerjaan sesuai spesfikasi teknis ataupun standar yang dipersyaratkan.  Untuk meningkatkan kualitas SDM, ASN harus diikutsertakan Bimtek Direksi dan Pengawas Pekerjaan dan Bimtek perencanaan pada 146 perhitungan volume pekerjaan, sehingga kualitas SDM menjadi lebih baik dan dapat mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga mutu pekerjaan sesuai standar dan tepat waktu dalam penyelesaian pekerjaan.

d. Rasio Elektrifikasi Rasio Elektrifikasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 96,41% dimana realisasi Rasio Elektrifikasi mengalami penurunan sebesar 0,95% jika dibandingkan pada tahun 2018 yaitu sebesar 97,36%. Walaupun mengalami penurunan capaian pada tahun 2019, Rasio Elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Selatan telah sesuai target bahkan melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2019. Penurunan capaian

dikarenakan dengan bertambahnya data Rumah Tangga serta dusun yang 118 belum berlistrik yang telah dihimpun melalui survey desa belum berlistrik pada kegiatan Pengembangan Listrik Pedesaan tahun anggaran 2019. Sehingga update dan validasi data rumah tangga serta desa/dusun yang LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

belum berlistrik ini sangat mempengaruhi pencapaian indikator tersebut. Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 terdata sebanyak 1.012 Rumah Tangga yang terlistriki dari total 1.137.226 rumah tangga dan terdapat 20 desa/dusun yang menikmati listrik dari total 2008 desa/dusun di Provinsi Kalimantan Selatan.

 Upaya yang di Laksanakan

Dengan meningkatkan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik melalui kegiatan memaksimalkan energi baru terbarukan seperti pembangunan PLTS Terpusat untuk melistriki daerah terpencil yang relatif jauh dari jaringan PLN, serta memaksimalkan potensi energi baru terbarukan setempat.

Kegiatan yang mendukung pencapaian peningkatan Rasio Elektrifikasi adalah Pembangunan PLTS Terpusat (Komunal) melalui Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan PLTS di Desa Pembakulan, Kecamatan Batang Alay Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan spesifikasi 1 unit 15 KW Daya Terpasang.

Kegiatan ini memiliki pagu anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 146 3.361.396.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.848.190.250,- atau persentase capaian keuangan sebesar 84,73%, serta realisasi fisik sebesar 100%.

Photo kegiatan pengadaan dan Pemasangan PLTS adalah sebagai berikut : a. Survey Lokasi Pembangunan PLTS Terpusat

119

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

b. Penyiapan Lahan Lokasi Pembangunan PLTS

c. Tahap Pendistribusian dan Pemasangan Perangkat PLTS Terpusat

d. Tahap Akhir Pembangunan PLTS Terpusat

146

e. Penerangan Rumah Masyarakat dari Listrik PLTS Terpusat

120

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

f. Peresmian Pembangunan PLTS Terpusat oleh Gubernur Kalimantan Selatan

146

 Hambatan dalam Pencapaian

a. Teknologi ketenagalistrikan berkembang sangat cepat, saat ini masih sangat sedikit potensi EBT yang di kembangkan di Indonesia. (Tenaga Air, Matahari, Angin, Biogas, dan Biomassa) b. Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan membutuhkan biaya 121 yang besar, sedangkan Anggaran yang diberikan masih sedikit. c. Akses untuk mencapai lokasi daerah terpencil yang belum berlistrik sangat berat. LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

 Rencana Tindaklanjut

a. Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan membutuhkan teknologi yang tinggi, diperlukan inovasi teknologi yang terbaru agar semua potensi EBT yang dapat menghasilkan tenaga listrik dapat dipergunakan secara maksimal. Dan pada akhirnya layanan ketenagalistrikan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat indonesia secara berkeadilan. b. Penganggaran untuk Sektor Energi dan Ketenagalistrikan agar lebih ditingkatkan, hal ini dikarenakan pembangunan Infratsruktur Ketanagalistrikan membutuhkan biaya yang besar. c. Untuk mencapai lokasi daerah belum berlistrik yang sangat berat, diperlukan sarana jalan dan transportasi yang mumpuni agar dapat ditempuh, dan dapat membawa peralatan bantuan ketenagalistrikan. d. Dibutuhkan Basis Data Terpadu mengenai mayarakat miskin yang paling update, agar bantuan pemasangan listrik hemat dan murah dapat diserahkan secara tepat sasaran.

e. Perlunya peningkatan Koordinasi dan kolaborasi bersama dengan 146 pihak BUMN, khususnya bersama PT. PLN (persero) mengenai peningkatan pelayanan Ketenagalistrikan bagi masyarakat yang belum dapat menikmati listrik f. Untuk mendukung meningkatnya Rasio Elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Selatan. Pada Anggaran Tahun 2020, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Selatan akan melaksanakan 3 Kegiatan Pembangunan dan Penunjang Ketenagalistrikan, antara lain :

- Pembangunan PLTS Terpusat (Di Kabupaten Kotabaru) - Pengembangan Listrik Pedesaan (Pembangunan Jaringan Distribusi Listrik di 5 Desa 2 Lokasi di Kabupaten Tanah Bumbu) dengan pagu anggaran APBD tahun 2020 sebesar Rp. 122 1.554.330.000,-.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

- Verifikasi Rumah Tangga Sasaran untuk Pemasangan Listrik (Listrik Murah dan Hemat untuk rumah tangga miskin yang belum memiliki aliran listrik) dengan target 500 Rumah Tangga di 4 (empat) Kabupaten dengan pagu anggaran APBD tahun 2020 sebesar Rp. 1.150.72.000,-.

e. Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Transportasi

Indikator ini mengalami peningkatan secara signifikan dikarenakan beberapa program yang dilaksanakan, yaitu pengurangan penggunaan transportasi pribadi untuk mengatasi masalah kecelakaan dan kemacetan yang terjadi, dengan menyediakan transportasi umum yang nyaman, terjadwal, mudah dan murah.

Hasil survei dan hasil pengolahan data menggunakan metode Analytical Hierarchy Process menunjukkan bahwa kriteria aman menjadi prioritas masyarakat dalam melakukan perjalanan dengan bobot sebesar 27,5%, kemudian kriteria nyaman (20%), kriteria waktu (18,7%), kriteria kemudahan (17%), dan kriteria biaya (16,8%). Berdasarkan kriteria yang ditentukan, transportasi umum online menjadi prioritas masyrakat dalam memilih moda transportasi umum dengan bobot sebesar 58,80% dan 146 transportasi umum konvensional (41,20%). Dari penelitian ini juga mendapatkan hasil analisis sensitivitas terhadap pemilihan moda transportasi umum. Hasil analisis sensitivitas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa transportasi umum online masih menjadi prioritas dalam pemilihan moda transportasi umum di Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Martapura.

Pada tahun 2019 pemerintah Provinsi memberikan fasilitas layanan moda transportasi per kawasan/koridor yang mulai diuji coba operasional pada tanggal 2 Mei 2019 dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 2019. Terdapat 5 buah armada Bus Rapid Transit yang menunjang transportasi moda diwilayah Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Adanya BRT 123 tersebut meningkatkan antusias masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum.

Upaya yang dilaksanakan:

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Melalui Program Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Perhubungan pada tahun 2019 lebih memfokuskan pada Peningkatan sarana dan prasarana terminal tipe B yang dilaksanakan di Kabupaten HSU, Kotabaru, Batulicin dan Tanjung. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap terminal guna meningkatkan kenyamanan yang memenuhi strandar pelayanan terminal. Selain meningkatkan kondisi sarana dan prasarana terminal tipe B, kelayakan AKDP yang melayani transportasi masyarakat juga sudah memenuhi standar teknis dan laik jalan yang akomodir oleh Bidang Angkutan Jalan. 2. Melalui Program Peningkatan Pelayanan dan Fasilitas Keselamatan Perhubungan, untuk meningkatkan pelayanan difokuskan pada pengoperasian angkutan moda yang memadai di Kalimantan Selatan, dan dengan meningkatkan fasilitas keselamatan yang dipasang dibeberapa ruas jalan guna meningkat kepuasan masyarakat dibidang transportasi serta menunjang keselamatan di ruas jalan provinsi. Hambatan dalam pencapaian: Permintaan masyarakat terhadap BRT semakin bertambah dilihat dari melonjaknya penumpang BRT setiap bulannya yang dilihat dari hasil perhitungan penumpang total rata-rata pada tahun 2019 sebanyak 69126 146 orang. Untuk menjamin penggunaan transportasi umum online pemerintah memperketat kontrol yang dilakukan oleh penyedia jasa layanan angkutan online terhadap mitra pengemudi mereka. Pengetatan dilakukan terhadap penentuan tarif dan rekrutmen mitra pengemudi. Pengetatan dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah mengatasi ledakan jumlah jumlah pengemudi angkutan online dan menjamin mutu kendaraan online sesuai standar. Pemerintah Provinsi mendorong percepatan pembangunan Bandara Internasional Syamsudin Noor yang sudah rampung dan selesai, dengan adanya bandara yang bertaraf internasional dan sesuai standar dapat menunjang kepuasan masyarakat terhadap layanan transportasi di Kalimantan Selatan. 124 Pada pengembangan jalur moda kereta api di Kalimantan Selatan mendapati kendala yaitu tidak ada dana dari APBN untuk mendanai

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

operasional jalur kererta api di Kalimantan Selatan, mekanisme pembiayaan yang tepat untuk operasional kereta api di Kalsel dengan metode KPBU yang sampai saat ini belum adanya investor yang belum mau bekerjama sama dengan Pemerintah.

Rencana tindaklanjut: Penggunaan transportasi pribadi di Provinsi Kalimantan Selatan perlu dikurangi untuk mengatasi masalah kecelakaan dan kemacetan, salah satunya dengan mengunakan transportasi umum dalam melakukan perjalanan. Ada dua jenis transportasi umum di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu transportasi umum konvensional dan transportasi umum online. Pemilihan transportasi umum dapat dipengaruhi oleh beberapa kriteria, yaitu kriteria aman, nyaman, biaya, waktu, dan kemudahan.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Dalam pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, secara umum tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

a. Program Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan: 1. Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Provinsi; 146 2. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I dan II (DAK Reguler); 3. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (DAK Penugasan); 4. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola, Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, dan Tapin) (DBH); 5. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS, HSU, HST, Balangan dan Tabalong) (DBH); 6. Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Tala, Tanbu, Kotabaru0 (DBH); dan 7. Perencanaan Monitoring Jalan dan Jembatan.

b. Prgram Pengelolaan Sumber Daya Air, dengan kegiatan: 1. Pelaksanaan Integrated Participatory Development and Management irrigation Program (IPDMIP); 2. Pembangunan/Peningkatan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan Irigasi Rawa; 3. Perencanaan, Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Sumber 125 Daya Air; 4. Pengelolaan dan Pemberdayaan Kelembagaan Sumber Daya Air; 5. Pembangunan/Rehabilitasi/OP Pengendalian Banjir dan Pengaman Pantai;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

6. Eksploitasi dan Pemeliharaan DI/DIR Kewenangan Provinsi (DID/DBH); 7. Pembangunan/rehabilitasi/OP Sarana dan Prasarana Air Baku; dan 8. Pembangunan/Peningkatan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi dan Irigasi Rawa (DAK dan Pendamping DAK) c. Program Pengembangan Keciptakaryaan, dengan kegiatan: 1. Perencanaan, Pengelolaan, Pembinaan, Koordinasi, Evaluasi dan Monitoring Keciptakaryaan; 2. Pembangunan, Pembinaan, Koordinasi dan Sosialisasi Pengelolaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan; 3. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana/Prasarana Publik; dan 4. Pembangunan/Rehabilitasi Sarana/Prasarana Aparatur (DID/DBH) d. Program Penyelenggaraan Penataan Ruang, dengan kegiatan: 1. Kegiatan Pengaturan, Pembinaan dan Pengawasan Penataan Ruang; 2. Kegiatan Penyelenggaraan Bimtek, Sosialisasi dan Informasi Penataan Ruang; dan 3. Kegiatan Perencanaan, Pemanfaatan dan pengendalian Pemanfaatan Ruang. e. Program Penguasaan Tanah dan penyediaan Tanah Untuk Pembangunan, dengan kegiatan: 11. Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan (DID/DBH); 12. Inventarisasi dan Pendataan Penggunaan Tanah; dan 13. Bimtek dan Sosialisasi Peraturan pengadaan tanah.

f. Program Pengaturan Jasa Kontruksi, dengan kegiatan: 1. Pengawasan tertib Usaha, Tertib Penyelenggaraan dan Pemanfaatan Jasa Kontruksi; 2. Program, Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Kontruksi Cakupan Daerah Provinsi dan Sosialisasi; dan 146 3. Penyelenggaraan Pelatihan Tenaga Ahli Konstruksi dan Pembinaan Kelembagaan Badan Usaha.

g. Pengembangan Lingkungan Sehat Permukiman, dengan kegiatan: 1. Koordinasi, Pembinaan, Pengendalian dan Evaluasi Bidang Pengembangan Permukiman; 2. Koordinasi, Pembinaan, Pengendalian dan Evaluasi Bidang Perumahan; 3. Perencanaan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh; 4. Penanganan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum Kawasan Permukiman; 5. Fasilitasi Penyediaaan dan Rehabilitasi Rumah Layak Huni bagi Korban Bencana serta Masyarakat yang Terkena Relokasi Program Pemerintah Daerah Provinsi; 6. Perencanaan, Pengawasan, Pembangunan Bidang Perumahan dan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH); 7. Koordinasi, Monitoring, Evaluasi dan Survey Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum; dan 8. Perencanaan dan Pengawasan Teknis Prasarana, Sarana dan Utilitas 126 Umum.

h. Program Pengendalian Perusakan Lingkungan Hidup dan Pengusahaan Bidang Pertambangan, dengan kegiatan:

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Monitoring dan Evaluasi Produksi dan Penjualan Terhadap PKP2B, KK dan IUP; 2. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Kegiatan penambangan; 3. Penyelidikan PETI; 4. Pemantauan Program PPM/CSR; 5. Verifikasi Lahan Terganggu terhadap IUP; dan 6. Verifikasi Permohonan perijinan Mineral dan Batubaru.

i. Program Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan, dengan kegiatan: 1. Pengadaan dan Pemasangan PLTS; 2. Verifikasi Perizinan Ketenagalistrikan; 3. Verifikasi Rumah Tangga Sasaran Untuk Pemasangan Instalasi Listrik; 4. Pembinaan dan Pengawasan Ketenagalistrikan; dan 5. Pengembangan Listrik Pedesaan.

j. Program Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana Dan Prasarana Perhubungan, dengan kegiatan: 1. Pengelolaan data dan informasi dinas perhubungan; 1. Integrasi dan singkronisasi perencanaan strategis dinas perhubungan; dan 2. Penyediaan lahan untuk dermaga

k. Program Peningkatan Pelayanan dan Fasilitas Keselamatan Perhubungan dengan kegiatan: 1. Koordinasi forum LLAJ dan PKB 2. Penyelenggaraan keselamatan angkutan lebaran,natal dan tahun baru 3. Pengawasan dan pengendalian ketertiban lalu lintas sungai 3. Pemantauan kinerja dan evaluasi sarana prasarana keselamatan pelayaran di kalimantan selatan 146 4. Pengadaan dan pemasangan rambu rambu lalu lintas sungai 5. Pembersihan alur pelayaran sungai di wilayah kalimantan selatan 6. Survey kepuasaan masyarakat terhadap layanan transportasi 7. Pengembangan angkutan perairan dalam daerah provinsi kalsel 8. Pengelolaan dan operasional brt koridor i dan ii 9. Pendampingan pembangunan lahan jalur kereta api trase tapin - martapura - banjarmasin 10. Perencanaan dan pengadaan pemasangan fasilitas keselamatan jalan 11. Pengelolaan data dan monitoring angkutan akdp di kalsel 12. Penyelenggaraan lomba dan penghargaan di bidang perhubungan 13. Sosialisasi pengawasan dan pengendalian ketertiban lalu lintas angkutan jalan

MISI V 127 MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam misi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menetapkan 2 tujuan yaitu : 1. Meningkatkan Daya Saing Perekonomian; 2. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah. Dalam mengukur keberhasilan tujuan tersebut, ditetapkan 3 indikator yaitu Indikator Pertumbuhan Ekonomi, Indikator Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN serta Indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup. Target keberhasilan atas tujuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 33: Target Kinerja Tujuan Pada Tahun 2021

No. Tujuan Pembangunan Indikator Tujuan Satuan Target 2021

1. Meningkatkan Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi Nilai 4,5 – 5,03 Perekonomian Realisasi Nilai Investasi PMA dan Triliun 12 PMDN Rupiah

2. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 65 Hidup Daerah

Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan enam sasaran, yaitu sasaran pertama adalah “Meningkatnya Perekonomian Daerah”; sasaran kedua adalah “Meningkatnya Perekonomian Sektor-Sektor Unggulan”; sasaran ketiga adalah “Terwujudnya Mandiri Pangan”; sasaran keempat adalah “Meningkatnya Nilai 146 Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian”; dan sasaran kelima adalah “Menurunnya Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan”.

5.1 Meningkatnya Perekonomian Daerah

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Perekonomian Daerah” diukur melalui 2 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 34: Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Laju Pertumbuhan 1. % 4,38 5,29 5,13 4,08 101,24% Ekonomi Prov. 4,03 Kalsel 128 Pengeluaran Rp Rp 2. Rupiah 11 307.00 11 600.000 12.062.000 980,24% Perkapita 1.250.000 12.253.000 Rata-rata Capaian 540,74%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Tabel 35 : Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional Laju Pertumbuhan 8,00 1. 4,08 6,16 4,66 4,77 6,91 5,02 Ekonomi Prov. (2019) Kalsel Pengeluaran 2. 12.253.000 11.236.000 9.055 .000 12 359 .000 9 343 .000 - 11.299.000 Perkapita

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. Kalsel Pencapaian indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. Kalsel tahun 2019 terealisasi sebesar 4,08% dari target 4,03% sehingga persentase capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. Kalsel pada tahun 2019

sebesar 101,24% 146

b. Pengeluaran Perkapita Pencapaian indikator Pengeluaran Perkapita Prov. Kalsel tahun 2019 terealisasi sebesar Rp 12.253.000 dari target Rp 1.250.000 sehingga persentase capaian Pengeluaran Perkapita Prov. Kalsel pada tahun 2019 sebesar 980,24%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. Kalsel Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan IV tahun 2019 secara kumulatif tumbuh sebesar 4,8% (c-to-c), mengalami perlambatan apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan IV pada tahun 2018 sebesar 5,13 %. 129

Perkembangan indikator Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Tahun 2013-2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pertumbuhan Ekonomi 8 7 se 6 ta 5 n 4 se 3 er 2 P 1 0 -1 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 5,18 4,85 3,84 4,38 5,29 5,13 4,8 Kalimantan Tengah 7,37 6,21 7,01 6,36 6,74 5,64 6,16 Kalimantan Barat 6,08 5,02 4,81 5,22 5,80 5,07 4,66 Kalimantan Timur 2,02 -0,85 -0,38 3,13 2,67 4,77 Kalimantan Utara 2,02 -0,85 3,75 6,59 6,04 6,91 Pada tingkat regional tahun 2019, Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Indonesia 5,78 5,04 4,79 5,02 5,01 5,17 5,02 Kalimantan Selatan berada di posisi ke-3 di bawah Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah, serta lebih tinggi daripada Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

b. Pengeluaran Perkapita Pencapaian Indikator ini pada tahun 2019 mengalami kenaikan jika 146 dibandingkan dengan pencapaian ditahun 2018. Pencapaian di tahun 2018 sebesar Rp 12.062.000.naik sebesar Rp 191.000 menjadi Rp 12.253.000 ditahun 2019.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja a. Laju Pertumbuhan Ekonomi Prov. Kalsel Ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 4,08 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Pendidikan sebesar 7,54 persen; diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,41 persen; dan Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil-Sepeda Motor sebesar 7,33 persen. 130 Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2019, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil- Sepeda Motor sebesar 0,66

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

persen; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,53 persen; dan Konstruksi sebesar 0,46 persen.

Struktur PDRB Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2019 masih didominasi oleh empat kategori utama, yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 18,69 persen; industri pengolahan sebesar 14,28 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,38 persen; dan perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,05 persen. Total peranan keempat kategori tersebut mencapai 56,41 persen, 13 kategori lainnya hanya berbagi nilai sebesar 43,59 persen.

Adapun upaya yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut

1. Realisasi program SERASI yang mendukung Kalimantan Selatan sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045 sehingga terjadi peningkatan produksi pertanian; 2. Menggelar event-event tingkat nasional dan menjadi tuan rumah untuk beberapa kegiatan seperti Hari Kesetiakawanan Nasional, Hari Keluarga Nasional dan Hari Bumi 2019 yang berdampak pada meningkatnya beberapa komoditi seperti tingkat hunian hotel dan 146 persewaan mobil; 3. Dibukanya bandara Internasional yang berakibat pada semakin meningkatnya jumlah penumpang di Bandara Syamsuddin Noor sekitar lima persen. Hambatan/kendala yang dihadapi adalah : 1. Melemahnya kinerja sektor pertambangan terkait dengan harga mineral batubara yang rendah dan lambannya kinerja ekspor; 2. Lambannya pertumbuhan sektor industri pengolahan yang dipengaruhi kinerja eksporCPO yang masih tertahan; 3. Sektor pertanian belum tumbuh secara maksimal; 4. Daya dukung infrastruktur yang belum maksimal. 131 Rencana tindaklanjut dengan melaksanakan 1. Kegiatan pengendalian inflasi daerah; 2. Pembinaan pengembangan sumber daya alam;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Pmbinaan BUMD sektor keuangan dan aneka usaha; 4. Analisis ekonomi makro dan mikro.

b. Pengeluaran Perkapita Adapun upaya yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Realisasi program SERASI yang mendukung Kalimantan Selatan sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045 sehingga terjadi peningkatan produksi pertanian; 2. Menggelar event-event tingkat nasional dan menjadi tuan rumah untuk beberapa kegiatan seperti Hari Kesetiakawanan Nasional, Hari Keluarga Nasional dan Hari Bumi 2019 yang berdampak pada meningkatnya beberapa komoditi seperti tingkat hunian hotel dan persewaan mobil; 3. Dibukanya bandara Internasional yang berakibat pada semakin meningkatnya jumlah penumpang di Bandara Syamsuddin Noor sekitar lima persen. Hambatan/kendala yang dihadapi adalah :

1. Melemahnya kinerja sektor pertambangan terkait dengan harga mineral batubara yang rendah dan lambannya kinerja ekspor; 146 2. Lambannya pertumbuhan sektor industri pengolahan yang dipengaruhi kinerja eksporCPO yang masih tertahan; 3. Sektor pertanian belum tumbuh secara maksimal;; 4. Daya dukung infrastruktur yang belum maksimal.

Rencana tindaklanjut untuk perbaikan kinerja kedepan :

1. Kegiatan pengendalian inflasi daerah; 2. Pembinaan pengembangan sumber daya alam; 3. Pmbinaan BUMD sektor keuangan dan aneka usaha; 4. Analisis ekonomi makro dan mikro.

132

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : Program Penunjang Bidang Perekonomian Daerah, dengan kegiatan: 1. Pengendalian dan Evaluasi Kebijakan Sarana Ekonomi Bidang Perhubungan; 2. Pengendalian Inflasi dan Penyediaan Distribusi Bahan Pokok Bidang Perdagangan, Koperasi, UKM, dan PTSP; 3. Kebijakan Dalam Rangka Penelitian, Pengembangan Statistik, dan Persandian; 4. Pembinaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Perumahan Rakyat Dan Permukiman; 5. Pengendalian Dan Koordinasi Sarana Prasarana Ekonomi Bidang Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Serta Pertanahan; 6. Pengendalian dan Dukungan Kebijakan Bidang Komunikasi Dan Informasi; dan 7. Peningkatan Pembinaan Lembaga Keuangan Daerah Dan Pengembangan Usaha Daerah Bidang BUMD Dan Perbankan Daerah.

5.2 Terwujudnya Mandiri Pangan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Terwujudnya Mandiri Pangan” diukur 146 melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 36 : Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Skor Pola Pangan Harapan 1. % 78,19 81,28 86,03 82,50 77,54 93,98% (PPH) Rata-rata Capaian 93,98%

Tabel 43 : Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Realisasi Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional Nasional SDG’s Skor Pola Pangan Harapan 1. 77,54 - - - - 92,04 83,04 - (PPH) 133

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian Indikaotr Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 terealisasi sebesar 77,54% dari taget 82,50 sehingga persentase capaian indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 93,98%

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Pada tahun 2019, skor pola pangan harapan (PPH) mencapai 77,54. Capaian ini menurun sebesar 8,49 poin dibandingkan dengan skor PPH tingkat ketersediaan tahun 2018 yang sebesar 86,03. Selama periode 2016 – 2019, skor pola pangan harapan (PPH) mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dengan skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan nasional, maka skor PPH ketersediaan Kalimantan Selatan berada di atas skor PPH ketersediaan nasional, di mana secara nasional skor PPH tingkat ketersediaan tercapai sebesar 83,04 dari target sebesar 92,04.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara 146 absolut maupun relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan cita rasa. Semakin tinggi skor mutu pangan atau skor PPH, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis peningkatan kemandirian pangan. Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penyediaan pangandiperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsi pangan,

diperlukan target pencapaian angka ketersediaan 134 Capaian skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 sebesar 77,54. Skor PPH ketersediaan di bawah skor maksimum yaitu terutama pada kelompok pangan umbi-umbian,

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

minyak dan lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula serta sayuran dan buah. Sementara untuk kelompok pangan padi-padian dan pangan hewani, ketersediaannya sudah berada di atas skor maksimum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Kelompok Bahan Energi Skor % AKE Bobot Skor Riil Skor PPH No. Pangan (Kalori) Maks 1. Padi-padian 1.764 80,2 0,5 40,1 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 77 3,5 0,5 1,8 1,8 2,5 3. Pangan Hewani 273 12,4 2,0 24,8 24,0 24,0 4. Minyak dan Lemak 46 2,1 0,5 1,0 1,0 5,0 5. Buah/biji berminyak 28 1,3 0,5 0,6 0,6 1,0 6. Kacang-kacangan 61 2,8 2,0 5,5 5,5 10,0 7. Gula 24 1,1 0,5 0,5 0,5 2,5 8. Sayuran dan buah 84 3,8 5,0 19,0 19,0 30,0 9. Lain-lain - - - - - Jumlah 2.357 107,1 93,4 77,54 100,0

Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Berdasar Angka Sementara (ASEM) Tahun 2018

Tahun 2018 Komoditi Perimbangan Keterangan Ketersediaan Kebutuhan 146 I. Pangan Nabati (Ton) 1. Padi 2.436.255 1.581.519 854.736 Surplus 2. Beras 1.439.242 451.688 987.553 Surplus 3. Jagung 442.231 55.074 387.157 Surplus 4. Kedelai 25.177 31.053 -5.876 Minus 5. Kacang Tanah 5.882 1.567 4.315 Surplus 6. Ubi Kayu 51.361 35.225 16.136 Surplus 7. Ubi Jalar 7.595 3.882 3.713 Surplus 8. Sayur-sayuran 125.127 189.075 -63.948 Minus 9. Buah-buahan 298.835 209.215 89.620 Surplus 10. Minyak Goreng - 50.505 -50.505 Minus 11. Gula - 58.993 -58.993 Minus II. Pangan Hewani (Ton) 12. Daging 91.365 50.810 40.555 Surplus 13. Telur 113.377 56.167 57.210 Surplus 14. Susu 112 12.741 -12.629 Minus 15. Ikan 141.934 122.668 19.266 Surplus 135

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pemenuhan kebutuhan pangan seyogyanya tidak hanya ditekankan pada aspek kuantitas, tetapi juga memperhatikan kualitasnya, termasuk keragaman pangan dan keseimbangan gizi. Konsumsi pangan yang beragam sangat penting karena tubuh memerlukan 45 jenis zat gizi yang dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan dan minuman. Keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan pada tingkat keluarga akan menentukan kualitas konsumsi pada tingkat wilayah, baik kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Kualitas konsumsi pangan penduduk ditingkat wilayah (makro) ini dicerminkan dengan skor PPH. Skor pola pangan harapan (PPH) tingkat konsumsi diperoleh dengan menjumlahkan skor PPH dari 9 kelompok bahan pangan. Kelompok bahan pangan tersebut terdiri dari padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayuran dan buah, serta kelompok bahan pangan lainnya. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Kalimantan Selatan Tahun 2019 dengan AKE 2.000 kkal/kap/hari:

Th. 2019 No Kelompok Pangan Gram Energi % AKE Skor PPH 1. Padi-padian 324,5 1.355 67,8 25,0 146 2. Umbi-umbian 30,1 35 1,7 0,9 3. Pangan hewani 164,2 322 16,1 24,0 4. Minyak dan lemak 27,8 250 12,5 5,0 5. Buah/biji berminyak 2,5 14 0,7 0,4 6. Kacang-kacangan 17,5 37 1,9 3,7 7. Gula 29,8 110 5,5 2,5 8. Sayur dan buah 197,7 95 4,7 23,7 9. Lain-lain 124,0 52 2,6 - Total 2.270 113,5 Skor PPH 85,1

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pencapaian indikator tersebut adalah dengan: 136

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Kerjasama dari seluruh pelaksana kegiatan yang berkomitmen melaksanakan program dan kegiatan guba mendukung tercapainya sasaran yang telah ditetapkan; 2. Mengikutkan petugas penyusun analisis ketersediaan pangan pada kegiatan bimbingan teknis untuk meningkatkan kapasitas petugas atau aparatur dalam perhitungan skor pola pangan harapan tingkat ketersediaan. Penghambat pencapaian target indikator skor pola pangan harapan tingkat ketersediaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Perhitungan angka PPH ketersediaan saat ini menggunakan angka ketersediaan energy 2.400 kkal/kap/hari sesuai dengan rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). Sebelumnya angka ketersediaan energy sebesar 2.200 kkal/kap/hari; 2. Produksi kelompok pangan umbi-umbian masih kurang dan masih didominasi dengan produksi kelompok pangan padi-padian seperti padi dan jagung yang terus digalakkan; 3. Masih rendahnya produksi sayur dan buah local di Kalimantan Selatan. Beberapa Janis buah dan sayur tidak bisa tumbuh dengan baik di Kaliamantan Selatan karena iklim yang kurang cocok sehingga harus 146 mendatangkan dari luar; 4. Belum adanya pabrik pengolahan kelapa sawit dalam skala besar yang mampu menampung seluruh hasil produksi kelapa sawit Kalimantan Selatan sehingga hasil produksi kelapa sawit Kalimantan Selatan dikirim keluar; 5. Tidak semua data untuk menyusun tabel neraca bahan makanan (NBM) dapat diperoleh tepat waktu. Rencana Tindak Lanjut untuk meningkatkan skor pola pangan harapan (PPH) tingkat ketersediaan, dilakukan beberapa kegiatan penunjang kinerja sebagai solusi yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Penyusun analisis ketersediaan pangan yang melibatkan instansi lintas sektor termasuk penyusunan tabel neraca bahan makanan dan pola 137 pangan harapan;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2. Apresiasi terhadap petugas penyusun analisis ketersediaan pangan dengan mengikutsertakan pada kegiatan bimbingan teknis untuk meningkatkan kapasitas petugas atau aparatur; 3. Melakukan pertemuan dalam bentuk rapat koordinasi, rapat evaluasi, rapat tim teknis, dan sejenisnya dalam rangka menampilkan data ketersediaan pangan yang akurat dan tepat waktu; 4. Koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapat data ketersediaan pangan yang update.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : a. Program Peningkatan Kemandirian Pangan, dengan kegiatan: 1. Penanganan Kerawanan Pangan Provinsi; 2. Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah dan Harga Pangan; 3. Pengelolaan Ketersediaan Pangan Masyarakat dan Lumbung Pangan; 4. Pemantauan Distribusi dan Akses Pangan; dan 5. Toko Tani Indonesia Centre (TTIC);

b. Program Diversifikasi Pangan Masyarakat, dengan kegiatan: 1. Penanganan Mutu dan Pengawasan Keamanan Pangan; 146 2. Pengelolaan Konsumsi Pangan Masyarakat dan Pengembangan Pangan Lokal; 3. Pengelolaan Promosi dan Penganekaragaman Pangan; 4. Pengelolaan Lembaga dan Informasi Keamanan Pangan; dan 5. Pemanfaatan Pekarangan di Posyandu.

5.3 Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ”Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut : Tabel 37 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 Perhitungan Mandiri)

Realisasi Tahun 2019 138 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Realisasi Peningkatan 1. Triliun Rp 9,51 6,25 11,70 10.5 15,65 149,04 Nilai Investasi PMA dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PMDN (Triliun Rupiah)

Rata-rata Capaian 149,04

Tabel 38 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan No Indikator Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s Realisasi Peningkatan Nilai 1. Investasi PMA dan PMDN 15,65 10,3 12,20 24,45 2,35 678,8 681,41 (Triliun Rupiah)

1. Perbandingan Realisasi dengan Target Pencapaian indikator Realisasi Peningkatan Nilai Investasi PMA dan PMDN Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 15,65 Triliun dari target 10,5 Triliun sehingga persentase capaian Realisasi Peningkatan Nilai Investasi PMA dan PMDN pada tahun 2019 sebesar 149,04 %.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Investasi PMA dan PMDN pada tahun 2019 mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018. Investasi pada tahun 2018 146 mencapai 11.705.600.000.000 Rupiah, naik sebesar 3.948.900.000.000 rupiah

dibandingkan capaian pada tahun 2019 yaitu sebesar 15.654.500.000.000. Apabila dibandingkan dengan capaian Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN Provinsi lainnya, Kalimantan Selatan menempati peringkat ke-3 dibawah Kaltim (24,45 Triliun), Kalbar (12,20 Triliun), dan lebih tinggi dari Provinsi Kalteng (10,30 Triliun) dan Provinsi Kaltara (2,35 Triliun).

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Capaian realisasi investasi pada tahun 2019 mengalami kenaikan dari pencapaian tahun 2018 bahkan melebihi target tahunan yang ditetapkan yaitu

sebesar 15.654.500.000.000 rupiah. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan iklim investasi khususnya di Kalimantan Selatan semakin diminati dan 139 bertumbuh kembang. Upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan investasi:

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

1. Pengawasan Berkelanjutan kepada PMA & PMDN, didukung dengan APBD dan Dekonsentrasi APBN 2. Himbauan dan edaran pelaporan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 3. Fasilitasi kepada perusahaan yang bermasalah atau mengalami kesulitan baik dalam pelaksanaan usahanya sampai dengan pelaporan kegiatannya yang berupa LKPM 4. Selalu berkoordinasi dengan Pemerintah pusat (BKPM RI) dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui DPMPTSP Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan 5. Promosi Investasi yang berkelanjutan, antara lain : pameran investasi, forum investasi, one-one meeting, dan lainnya. 6. Matchmaking dalam rangka kemitraan dunia usaha. 7. Penyusunan dokumen, kajian, serta kebijakan untuk peningkatan investasi 8. Inovasi SEJADI (Seberkas Jadi Dua Izin), agar izin yang semula tidak masuk skema penanaman modal menjadi masuk dari bagian penghitungan investasi, sehingga dapat memacu peningkatan realisasi investasi. 9. Gerai pelayanan perizinan di daerah dalam rangka memudahkan masyarakat dalam hal pelayanan perizinan. 146 10. Implementasi perizinan secara online dengan Sistem Aplikasi Perizinan Online (SIMAPAN) yang didukung fitur Digital Signature untuk percepatan dan kemudahan perizinan nonperizinan. 11. Perbaikan iklim investasi melalui sistem perizinan berusaha terintegerasi secara elektronik berupa Online Single Submission (OSS). 12. Pembentukan Satuan Petugas Percepatan Pelaksanaan Berusaha Provinsi Kalimantan Selatan serta keaktifan didalamnya 13. Penyederhanaan perizinan (pengurangan waktu, syarat, dan prosedur) 14. Peningkatan Standar Pelayanan dengan implementasi SMM ISO 9001:2015. Permasalahan yang masih menjadi tantangan dalam operasional dapat diidentifikasi sebagai berikut: 140 1. Belum seluruh daerah di Provinsi Kalimantan Selatan menyusun Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM);

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2. Masih sedikit identifikasi data potensi daerah; 3. Sinkronisasi perencanaan dan kebijakan penanaman modal; 4. Belum optimalnya promosi investasi; 5. Ketidakmerataan penanaman modal; 6. Masih kurangnya kesadaran perusahaan akan kewajibannya menyampaikan LKPM; 7. Data PMA/PMDN tidak sinkron antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota; 8. Terbatasnya sumber daya manusia; 9. sarana dan prasarana belum optimal; 10. sistem informasi pelayanan belum optimal; 11. Keterbatasan Anggaran.

Secara umum, peningkatan kinerja penanaman modal untuk menarik investor ke Kalimantan Selatan, melalui : a. Analisis dan penelitian tentang kondisi dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi investor apabila ingin berinvestasi di Kalimantan Selatan b. Mengkoordinasi permasalahan-permasalahan investasi diatas, untuk diclearkan, atau minimal dikurangi c. Meningkatkan sinergi pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan 146 investasi di Kalimantan Selatan d. Membuat rencana tindak peningkatan investasi di Kalimantan Selatan.

Disamping itu, dalam rangka untuk mengurangi permasalahan yang ada, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah mengupayakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dilaksanakannya kegiatan sosialisasi, pelatihan dan sinkronisasi dalam rangka peningkatan sumber daya manusia baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 2. Mengikuti kegiatan/event promosi potensi daerah, baik berupa pameran, Rapat Koordinasi, pertemuan antar BKPM RI, DPMPTSP Provinsi dan 141 Kabupaten/Kota serta para investor, dan menggalang kemitraan. 3. Pelaksanaan evaluasi LKPM 4. Melakukan rapat-rapat koordinasi guna pemecahan masalah investasi.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

5. Upaya peningkatan pengetahuan terhadap pegawai terus dilakukan baik yang bersifat formal maupun non formal, seperti pelatihan, pendidikan, kursus-kursus dan sebagainya. Ini dimaksudkan untuk menambah wawasan bagi aparatur. 6. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap perusahaan PMA/PMDN terus dilakukan agar perusahaan PMA/PMDN berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 7. Melengkapi penyelesaian permasalahan tersebut di atas dengan memanfaatkan Tim TASK FORCE telah diupayakan penyelesaiannya baik Task Force di pusat maupun di daerah. Hal ini guna mengembalikan iklim investasi yang lebih kondusif. Tugas dari pada Tim Task Force ini meliputi berbagai aspek permasalahan yang dihadapi oleh para investor khususnya investor PMA/PMDN. Atas dasar kondisi sebagaimana disimpulkan di atas, maka strategi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan pada tahun yang akan datang adalah sebagai berikut: 1. Anggaran Belanja Kegiatan Langsung yang merupakan bagian dari Rencana Stratejik 2016 – 2021 agar benar-benar dapat disusun sesuai kaidah-kaidah yang berlaku; 146 2. Pelaksanaan kegiatan belanja langsung agar mengacu pada prinsip- prinsip money follow program (efisien, ekonomis, dan efektif); 3. Pengawasan/pengendalian internal agar dilaksanakan secara optimal sehingga mampu berdaya guna dan berhasil guna; 4. Petugas yang dilibatkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan agar benar- benar memahami fungsi dan tanggung jawab masing-masing sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu :

a. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, dengan 142 kegiatan: 1. Pengelolaan Sistem Informasi Perizinan dan Penanaman Modal; 2. Pengembangan dan Pemberdayaan Usaha;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Penyelenggaraan Pameran Investasi; 4. Identifikasi Potensi dan Evaluasi Kebijakan Investasi; 5. Forum Investasi Kalimantan Selatan; dan 6. Pengendalian Pelaksanaan Investasi dalam Rangka Fasilitasi penyelenggaraan Masalah.

b. Program Kualitas dan Kemudahan Pelayanan Perizinan, dengan kegiatan: 1. Rapat Koordinasi dengan Intansi Terkait dan Sosialisasi Perizinan; 2. Peninjauan Lapangan Untuk Syarat Teknis Pemberiaan Perizinan dan Evaluasi Perizinan; 3. Evaluasi dan Sertifikasi Standar Pelayanan SMM Berbasis ISO 9001; dan 4. Pelayanan Penanaman Modal.

5.4 Menurunnya Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan

Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ” Menurunnya Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 39 :Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (Perhitungan Mandiri) 146 Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 Target Realisasi % Capaian Indeks Kualitas Lingkungan 1. Indeks 59,07 69,38 68,78 62,85 68,38 108,80% Hidup Rata-rata Capaian

Tabel 40 :Perbandingan Capaian Kinerja Regional, Nasional dan Internasional

Perbandingan IKLH 2018 (Data Rilis Terakhir) No Indikator Target Target Kalsel Kalteng Kalbar Kaltim Kaltara Nasional SDG’s Indeks Kualitas Lingkungan 1. 68,78* 75,71* 73,09* 85,90* 86,88* - - Hidup Keterangan: Sumber: Data diolah dari IKLH Tahun 2018, Pusdatin KLHK

1. Perbandingan Realisasi dengan Target 143 Kriteria yang digunakan untuk menghitung IKLH adalah : (1) Kualitas Air, yang diukur berdasarkan parameter-parameter TSS, DO, BOD,COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform; (2) Kualitas udara, yang diukur

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

berdasarkan parameter-parameter: SO2 dan NO2; dan (3) Kualitas tutupan lahan yang diukur berdasarkan luas tutupan lahan dan dinamika vegetasi.

Adapun formula perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) adalah IKLH = 30% IKA + 30% IKU + 40% ITH Pencapaian indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 terealisasi sebesar 68,38 dari target 62,85, sehingga persentase capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup pada tahun 2019 sebesar 108,80%. Angka tersebut masih perhitungan sementara dikarenakan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum dikeluarkan.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ditahun 2019 mencapai indeks 68,38% mengalami penurunan dibanding tahun 2018 yang terealisasi sebesar 68,78 dan apabila dilihat dari tahun 2016 untuk indikator ini terus mengalami perbaikan.

Perkembangan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi 146 Kalimantan Selatan Tahun 2016 - 2019 dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 11 : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Regional Kalimantan

144

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

86,00 81,00 s 76,00 ke d In 71,00 66,00 61,00 56,00 2016 2017 2018 2019 Kalimantan Selatan 59,07 69,38 68,78 68,38 Kalimantan Tengah 69,61 74,15 75,71 75,71 Kalimantan Barat 63,55 68,05 73,09 73,09 Kalimantan Timur 73,55 79,41 85,9 85,9 Kalimantan Utara 75,49 79,46 86,88 86,88

Dari grafik terlihat bahwa IKLH pada Provinsi Kalimantan Selatan menempati peringkat terendah diantara Provinsi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan luasan berhutan dengan luas wilayah Kalimantan Selatan merupakan yang paling rendah, dengan kata lain, Kalimantan Selatan paling sedikit memiliki hutan atau paling banyak membuka hutan dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Kalimantan, namun progres perbaikan IKLH dari 146 tahgun ketahun terus mengalami kenaikan yang positif.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Tren IKLH Provinsi Kalsel dari Tahun 2011 hingga 2016 berada pada kisaran 56 hingga 59. Pada Tahun 2017 terdapat peningkatan hingga 10 angka yaitu 69,38. Hal ini disebabkan karena peningkatan nilai kualitas air karena terdapat perbedaan metode dalam perhitungan kualitas air. Kemudian pada Tahun 2018 terdapat penurunan menjadi 68,78. IKLH di Tahun 2019 mengalami penurunan 0,40 poin menjadi sebesar 68,38. Penurunan disebabkan perhitungan indeks kualitas air yang mengalami penurunan nilai. Namun, nilai kualitas air tersebut masih berdasarkan perhitungan sementara dari data air sungai dengan didanai dekonsentrasi. Masih belum ditambahkan 145 data kualitas air sungai hasil pantauan APBD Provinsi atau kab/kota. Pada tahun 2019 Indeks Kualitas Air Kalimantan Selatan terealisasi sebesar 73,18. Pada tahun 2018 terasilasi sebesar 75,80 terjadi penurunan sebesar 2,62

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

dibanding tahun 2018. Nilai indeks kualitas udara pada Tahun 2019 terealisasi sebesar 88,78 meningkat sebesar 1,03 dari Tahun 2018 yang terelaisasi sebesar 87,75. Indeks Tutupan Hutan, pada Tahun 2019 Indeks Tutupan Hutan terealisasi pada angka 49,49, pada Tahun 2018 berada pada angka 49,29 Terjadi kenaikan sebesar 0,20 dibanding Tahun 2018.

Upaya yang dilakukan Untuk meningkatkan IKLH diperlukan banyak pihak yang terlibat. Nilai indeks kualitas lingkungan hidup ini merupakan resultan dari upaya menjaga laju deforestasi, pengelolaan sampah dan limbah, upaya rehabilitasi dan pengendalian pencemaran dalam bentuk partisipasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Semakin tinggi angka indeks lingkungan hidup, maka dapat dikatakan pengelolaan lingkungan hidup yang semakin baik. Adapun program dan kegiatan yang telah susun adalah 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 3. Program Perlindungan, Rehabilitasi, Pemulihan dan Konservasi Cadangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Secara ringkas, uraian kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura pada 13 Kab/Kota. Terdapat 12 kab/kota pemenang hadiah adipura dari Provinsi Kalsel, 9 kota 146 mendapatkan piala adipura, dan 2 kota mendapatkan sertifikat adipura; 2. Pembinaan pada sekolah adiwiyata, terdapat 59 sekolah adiwiyata provinsi, 7 sekolah adiwiyata nasional, dan 3 adiwiyata mandiri; 3. Pembinaan sebanyak 64 saka kalpataru di 5 kab/kota; 4. Pemantauan pemantauan kualitas air pada 13 sungai di 13 kab/kota, 5. Pemantauan kualitas udara di 13 Kab/Kota; 6. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang LH pada 32 perusahaan; 7. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan (PROPER) sebanyak 26 perusahaan; 8. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih dengan melakukan pemantauan IPAL domestik pada 34 titik dan melakukan kajian Feasibility 146 Study Pilot Project IPAL Domestik;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

9. Dokumen lingkungan yang sudah dinilai dan dalam proses penilaian oleh Komisi Penilai Amdal Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan sesuai dengan kewenangannya sebanyak 25 dokumen Amdal; 10. Pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 1 paket; 11. Penambahan ruang lingkup parameter pengujian, 10 parameter sehingga total parameter yang dapat diuji di laboratorium lingkungan sebanyak 25 parameter; 12. Pengendalian dan pengawasan limbah B3 pada 2 perusahaan pengumpul, 7 perusahaan penghasil, 2 perusahaan pemanfaat dan 2 Rumah Sakit; 13. Penanaman pohon untuk penghijauan sebanyak 484 pohon; 14. Pembentukan kader lingkungan sebanyak 2 orang peraih kalpataru, dan keikutsertaan dalam pameran lingkungan; 15. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan yakni pembinaan pada sekolah Adiwiyata; 16. Sosialisasi mengenai pengurangan sampah dengan menggiatkan keaktifan bank sampah. Terdapat 414 bank sampah di 13 kab/kota se Kalsel. Peserta aktif bank sampah di lingkup perkantoran Pemprov Kalsel sebanyak 55 orang; 17. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan berupa buku Informasi 146 Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) dimana Provinsi Kalsel menjadi nominasi dalam penghargaan Nirwasita Tantra; 18. Verfikasi kasus lingkungan hidup dengan menindaklanjuti 14 kasus lingkungan; 19. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar pada pemanfaatan ruang/kawasan sebanyak 1 dokumen tentang peta sumber pencemar air; 20. Pemantauan 4 sektor GRK yaitu limbah, pertanian, kehutanan, dan energi; 21. Penyusunan Raperda Pengelolaan Kualitas Air.

Hambatan dalam pencapaian: Hasil pemantauan berdasarkan hasil analisa ditemukan parameter 147 yang melebihi Baku Mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai. Terdapat beberapa parameter kualitas air sungai yang dominan tidak

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

memenuhi baku mutu yaitu parameter BOD, COD, DO, Cl bebas, Total Fosfat- P, Fecal coli, dan Total Coliform. Beberapa parameter lain yang berfluktuatif tidak memenuhi baku mutu di beberapa titik pantau namun tidak di setiap

tahap pemantauan seperti parameter pH, TSS, NH3-N, NO2-N, Besi (Fe), Mangan (Mn), Detergen dan Fenol. Parameter logam berbahaya yaitu Air Raksa (Hg) terdeteksi berada di bawah baku mutu. Parameter yang baru ditemukan melebihi bakumutu pada tahun 2018 yaitu Total Dissolved Solid (TDS), pada tahun 2019 masih terdeteksi di 1 (satu) titik pantau. Parameter Fenol terdeteksi melebihi bakumutu di 1 (satu) titik. Status mutu air sungai berdasarkan perhitungan Metode Indeks Pencemaran berada dalam status cemar ringan, cemar sedang, dan cemar berat. Berdasarkan perhitungan metode IKA-INA modifikasi NSF-WQI, indeks kualitas air berada dalam predikat Sedang, Cukup Baik, dan Baik.

Dari hasil pemantauan kualitas udara dengan metode manual aktif di beberapa lokasi Kabupaten/Kota terdapat parameter yang tidak memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 Tahun 2007 tanggal 27 Desember 2007 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan, yaitu parameter TSP dan Kebisingan. 146 Tingkat kebisingan tidak memenuhi baku mutu hampir di semua pengukuran 13 Kabupaten/ Kota pada tahap I dan II, sedangkan parameter TSP tidak memenuhi baku mutu pada tahap I di Kab. Banjar (area padat transportasi terminal pasar gambut); Kabupaten Tapin (Area Padat Transportasi Jl. A.Yani Km 94) ; Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Area Padat Transportasi Simpang 10); dan Kabupaten Tanah Bumbu (Area Padat Transportasi Simpang Empat Plajau). Pada tahap II parameter TSP tidak memenuhi baku mutu di Kota Banjarmasin (Depan Kantor Post Bjm Tengah); Kab. Banjar (area padat transportasi terminal pasar gambut); Kabupaten Tapin (Area Padat Transportasi Jl. A.Yani Km 94) ; Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Area Padat Transportasi Simpang 10); Kabupaten Hulu Sungai Utara (Area Padat Transportasi Terminal Banua Lima dan Kab. Barito Kuala (area 148 padat transportasi terminal taksi handil bakti).

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Secara umum hambatan dalam pencapaian IKLH berkaitan dengan anggaran maupun keterbatasan SDM dengan kualifikasi tertentu. Beberapa hambatan lain dalam pencapaian IKLH antara lain:

1. Dalam pemantauan kualitas lingkungan terdapat hambatan antara lain Belum semua Kab/Kota melaksanakan analisis sebanyak 7 parameter yang dijadikan dasar dalam perhitungan IKA; Belum semua Kab/Kota melaksanakan pemantauan minimal 2 periode sehingga keterwakilan musim tidak terpenuhi; Masih ditemukan beberapa titik pantau yang tumpang tindih /berdekatan antara Dinas LH Provinsi dengan Dinas LH Kab/Kota; Parameter yang terakreditasi tidak tersedia disatu Lab sehingga sampel harus dibagi ke beberapa Lab Penguji; Belum maksimalnya parameter kualitas lingkungan yang dapat diuji karena masih terdapat kekurangan peralatan untuk pengambilan dan pengujian paremeter tersebut. Lambatnya pengadaan bahan kimia karena ketersediaan bahan kimia yang sebagian besar adalah barang impor, pertimbangan masa kadaluarsa dan beberapa bahan kimia yang termasuk precursor yang memerlukan proses lebih khusus dalam pengadaannya. Sarana dan Prasarana Laboratorium masih belum mencukupi. Sebagai laboratorium yang terakreditasi dan teregistrasi, pemenuhan syarat personel 146 laboratorium belum memenuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Nasional dan Permen LH No. 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan. Keterbatasan jumlah PNS pada UPT Laboratorium Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan mengakibatkan terganggunya pelaksanaan kegiatan laboratorium. Bendahara dan pejabat pengadaan masih meminta bantuan pegawai Dinas Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan. Pengelola barang dan admin berbagai aplikasi perencanaan dan pelaporan masih dirangkap oleh analis laboratorium. 2. Dalam pengelolaan persampahan terdapat hambatan antara lain Terbatasnya jumlah penilai Adipura, baik kalangan pemerintah, LSM, media masa dan perguruan tinggi, karena penilai yang lama sudah mutasi, 149 pensiun, sehingga perlu peremajaan Tim penilai Adipura; Kurangnya dukungan dari dinas pendidikan kab/kota dalam program adiwiyata sehingga sekolah-sekolah yang diusulkan masih dirasa kurang; Masih

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

terbatasnya pengetahuan tentang pemanfaatan (3R) dalam mereduksi sampah khususnya di perkantoran sehingga jumlah nasabah bank sampah masih kurang; Masih kurangnya personil kebersihan; Belum ada satgas atau tim dalam penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan yang berkaitan dengan persampahan; Amanat UU No. 18 Tahun 2008 menerapkan sanitary landfill ataupun teknologi lain yang berbiaya besar; Biaya pengangkutan sampah yang besar; Keterbatasan umur teknis dan luasan TPA; Keberadaan TPS Ilegal. 3. Dalam pengawasan, aduan, dan penegakan hukum lingkungan terdapat hambatan diantaranya adalah Kurang sosialisasi mengenai peraturan bidang lingkungan hidup oleh Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah, sehingga menyulitkan pelaksanaan pengawasan penaatan lingkungan; Sumber daya manusia penanggung jawab lingkungan hidup di dunia usaha/perusahaan sering berganti-ganti dan juga sering dirangkap oleh petugas yang tidak berkompetensi di bidang lingkungan; Kurang optimalnya pembinaan lingkungan dari pusat baik kepada Provinsi, Kabupaten/Kota dan dunia usaha di daerah; Sulitnya pengawasan terhadap perusahaan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh kabupaten/kota, sehingga pengawasan lingkungan di dunia usaha tidak 146 berjalan optimal; Beberapa kasus aduan, sebenarnya bukan kasus lingkungan hidup (contoh : sengketa lahan), namun dikemas seolaholah kasus lingkungan hidup; Peraturan Menteri KLHK Nomor 22 tahun 2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Hutan, belum banyak diketahui masyarakat; Kabupaten/Kota umumnya tidak memiliki tenaga PPNS bidang lingkungan hidup, sehingga kasus lingkungan hidup di Kabupaten/Kota yang mengarah kepada penegak hukum dibebankan ke provinsi; Pengaduan kasus lingkungan hidup oleh masyarakat, terkadang tidak didukung oleh bukti yang kuat, sehingga menjadi beban bagi Dinas Lingkungan Hidup untuk menyelesaikannya; Kasus lingkungan hidup yang diduga sudah lama, namun baru diketahui kemudian,penanganannya lebih 150 sulit, terutama penyelidikan yang bersifat dampak lingkungan.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

4. Dalam hal izin lingkungan dan dokumen lingkungan terdapat hambatan diantaranya adalah Perijinan lingkungan yang dikeluarkan Kabupaten/Kota kurang memperhatikan aspek teknis; Kurang terdokumentasinya perijinan lingkungan yang diterbitkan oleh Kabupaten/Kota; Kurangnya komitmen dari pemohon izin lingkungan untuk menyelesaikan penyusunan Dokumen AMDAL tepat waktu; Masih adanya kabupaten/kota yang belum membentuk Komisi Penilai AMDAL sehingga proses penilaian AMDAL harus dilimpahkan ke Komisi Penilai AMDAL Provinsi; Masih ditemui adanya penilaian dokumen AMDAL di kabupaten/kota yang tidak sesuai dengan kewenangannya.

5. Dalam hal pengelolaan Limbah B3 terdapat hambatan diantaranya adalah Tidak ada penjabaran tupoksi secara khusus pada unit pelaksana teknis dalam mengelola B3 atau limbah B3; Belum terkendalinya peredaran limbah B3 yang dikumpulkan oleh pengumpul dari luar Kalimantan Selatan; Perbedaan persepsi terhadap peraturan limbah B3 di perusahaan antara pemerintah pusat dan daerah serta perusahaan, sehingga menimbulkan permasalahan di lapangan.

146

Rencana tindaklanjut: Perlu ditingkatkan upaya pengelolaan lingkungan karena IKLH Kalsel yang masih dapat dikategorikan kurang.

1. Peningkatan kapasitas SDM melalui edukasi, sosialisasi, pendidikan, pelatihan, in house training maupun bimbingan teknis untuk Provinsi, Kabupaten/Kota maupun untuk dunia usaha/perusahaan di daerah. Diperlukan pula penambahan personil sesuai kualifikasi tertentu.

2. Peningkatan koordinasi tentang rencana kegiatan maupun kebijakan 151 dengan Pusat, kab/kota, maupun sinkronisasi program/ kegiatan dengan SKPD lain di Provinsi Kalsel;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Untuk pemantauan kualitas air sungai diperlukan penambahan titik pantau dan frekuensi pemantauan sehingga hasil data yang diperoleh lebih mendekati gambaran kualitas air sungai yang sebenarnya. Data yang diperoleh dapat direkomendasikan sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sungai di Kalimantan Selatan serta upaya pemulihan terhadap mutu air pada sungai tersebut. Diharapkan Kab/Kota dapat melakukan pemantauan passive sampler dengan dana APBD agar data yang digunakan untuk melakukan perhitungan IKU semakin banyak. Diperlukan tambahan tenaga teknis untuk pemantauan kualitas air, udara dan tenaga penganalisis data lingkungan; Melakukan evaluasi titik pantau serta koordinasi antara Provinsi dengan Kab/Kota terkait Parameter dan Periode pemantauan; Perlu penambahan parameter terakreditasi di Laboratorium Lingkungan Dinas LH Prov. Kalsel.

4. Mendorong laboratorium kabupaten/kota untuk menjadi laboratorium yang terakreditasi dan laboratorium yang sudah terakreditasi untuk menjadi laboratorium lingkungan; Perlu adanya pembinaan yang lebih intensif dari Provinsi dan Pusarpedal juga adanya komitmen Kepala SKPD di 13 kabupaten/kota agar laboratorium yang ada dapat berjalan dengan baik dan juga mendapatkan akreditasi; Mengadakan peralatan dan sarana 146 penunjang untuk operasional laboratorium lingkungan; Untuk keperluan bahan kimia, maka akan terus dilakukan pemantauan ketersediaan bahan kimia yang dibutuhkan melalui agen maupun pihak penyedia lainnya. Pemenuhan bahan kimia diupayakan dilakukan per tahap sesuai perhitungan kebutuhan untuk mengantisipasi masa kadaluarsa, walaupun hal ini tetap sangat tergantung dari ketersediaan pada agen maupun penyedia lainnya.

5. Melakukan asistensi kepada pemohon izin lingkungan tentang pentingnya menyelesaikan penyusunan Dokumen AMDAL secara tepat waktu sesuai dengan PP 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan; Mendorong kabupaten untuk membentuk Komisi Penilai AMDAL sehingga proses penilaian 152 AMDAL kabupaten/kota untuk meningkatkan pemahaman bersama atas Permen LH Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan.

6. Perlunya kerjasama lintas SKPD dalam perbaikan kualitas lingkungan Hidup. Misalnya untuk peningkatan Indeks Kualitas Air (IKA) diperlukan Pembangunan Infrastruktur seperti IPAL Domestik, IPAL Industri Kecil, Biodigester, dan Ekoripan. Untuk nonfisik bisa dengan melakukan Patroli Sungai, Bersih-bersih Sungai, Penanganan Penambangan Rakyat. Untuk Peningkatan Indeks Kualitas Udara (IKU) diperlukan Manajemen transportasi; Pengadaan dan perbaikan transportasi massal yang ramah lingkungan dan terjangkau; Pembangunan jalur sepeda; Pembangunan pedestrian aman dan nyaman untuk pejalan kaki; Pengadaan, penambahan frekuensi dan penambahan zona car free day; Kegiatan uji emisi kendaraan bermotor secara berkala; Melakukan pembatasan kendaraan di area tertentu (untuk kota); Melakukan pembatasan umur kendaraan; Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan untuk transportasi massal dan kendaraan dinas; Lulus uji emisi untuk semua kendaraan dinas dan kendaraan pribadi; Peningkatan keterlibatan masyarakat melalui penerapan eco driving. 146 7.

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama Tahun 2019 yaitu:

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan: 1. Pemantauan kualitas lingkungan; 2. Peningkatan peringkat kinerja perusahaan(PROPER); 3. Pengelolaan/prokasih/superkasih; 4. Pengawasan dan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup; 5. Penegakan hukum lingkungan; 6. Penanganan kasus LH 7. Pengkajian dan evaluasi dokumen AMDAL; 8. Pembinaan dan pengawasan teknis AMDAL; 153 9. Pengawasan pengelolaan B3 dan limbah B3; 10. Inventarisasi dan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK); 11. Sosialisasi/kampanye/pembinaan perhitungan ozon; dan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

12. Pengendalian dampak perubahan iklim. b. Program Perlindungan, Rehabilitasi, Pemulihan, dan Konservasi Cadangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan kegiatan: 1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam konservasi sumber daya alam; 2. Penyusunan rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut; 3. Pengelolaan ekosistem gambut; 4. Pengelolaan lahan akses terbuka; 5. Implementasi kebijakan KLHS; 6. Implementasi kebijakan RPPLH; 7. Pantai dan laut lestari; 8. Pemeliharan keanekaragaman hayati; 9. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar dalam pemanfaatan ruang/kawasan. c. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan: 1. Pengembangan data dan informasi lingkungan daerah.

5.5 Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata

146 Keberhasilan capaian kinerja atas sasaran ” Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata” diukur melalui 1 indikator dengan target, realisasi dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 41 : Capaian Kinerja Terhadap Target 2019 (data BPS)

Realisasi Tahun 2019 No. Indikator Kinerja Satuan 2016 2017 2018 % Target Realisasi Capaian Jumlah Wisatawan 1 (Mancanegara dan Orang 4.302.228 4.754.738 4.795.991 1.463.570 5.275.590 360,46% Nusantara) Jumlah Hari Lama Tinggal 2 Hari - 3 5 3 4 133,33% Wisatawan Rata-rata Capaian 246,89%154

1. Perbandingan Realisasi dengan Target a. Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pencapaian indikator Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) tahun 2019 terealisasi sebesar 5.275.590 Orang dari target sebesar 1.463.570 Orang sehingga persentase capaian indikator Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) pada tahun 2019 sebesar 360,46%. b. Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan Pencapaian indikator Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan tahun 2019 terealisasi sebesar 4 hari dari target sebesar 3 Hari sehingga persentase capaian indikator Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan pada tahun 2019 sebesar 133,33 %.

2. Perbandingan Realisasi dengan Realisasi Terkait a. Jumlah Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) Ditahun 2019 terjadi peningkatan realisasi yang sangat signifikan sebanyak 5.275.590 orang jika dibandingkan dengan pencapaian ditahun 2018 yang hanya terealisasi sebanyak 858.727 orang, bahkan ditahun tahun sebelumnya ditahun 2017 hanya 718.830 orang yang berkunjung.

b. Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan (hari) 146 Pada tahun 2019 lama tinggal wisatawan di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat yang tadinya 3 hari ditahun 2018 menjadi 4 hari di tahun 2019. Hal ini disebabkan makin bertumbuhnya sektor akomodasi baik bintang maupun non bintang serta didukung dengan pelaksanaan event-event skala Nasional maupun Internasional.

3. Analisis Peningkatan dan Penurunan Kinerja Peningkatan Kunjungan Wisatawan dan Lama Tinggal Wisatawan meningkat sebanyak 479.500 orang pada tahun 2019 yang sebelumnya ditahun 2018 sebanyak 4.795.991 orang menjadi 5.275.590 orang ditahun 2019 dan juga lama tinggal wisatawan meningkat yang tadinya 3 hari pada tahun 2018 menjadi 4 hari ditahun 2019. 155 Upaya - upaya untuk pencapaian tersebut, tidak luput dengan semakin bertambahnya objek-objek wisata unggulan di 13 Kabupaten/Kota, juga

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

semakin bertumbuhnya sektor akomodasi baik bintang maupun non bintang untuk menunjang lama tinggal wisatawan, serta didukung dengan dilaksanakannya event-event dengan skala Nasional maupun Internasional dan juga dengan promosi di kantong-kantong wisatawan serta tidak luput adanya dukungan-dukungan seperti HPI, PHRI, ASITA. Selain itu, pencapaian-pencapaian tersebut diraih dengan strategi pemasaran pariwisata antara lain dengan strategi BAS ( BRANDING, ADVERTISING, SELLING), yang diimplentasikan dengan:

PAID MEDIA

OWNED MEDIA www.pariwisata.id

SOCIAL MEDIA Instagram, Facebook, Twitter, Blog, dsb

ENDORSER Tokoh Berpengaruh

MEDIA RUANG: 146 Videotron : Objek Wisata Siring Menara Pandang Kota Banjarmasin Banner : Pemasangan pada event-event pariwisata di 13 Kabupaten/Kota Baliho : di Cengkareng Jakarta dan KM 17 Kota Banjarbaru Souvenir dan Merchandise : Untuk mendukung event-event di 13 Kabupaten/Kota TIC : Bandara Syamsudin Noor

MEDIA CETAK: Inflight Magazine : Garuda Indonesia 156 Brosur Pariwisata : Wisatawan Mancanegara dan Nusantara Pamphlet : Wisatawan Mancanegara dan Nusantara

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Event-event yang dilaksanakan d Kalimantan Selatan, berdasarkan bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Bulan Kegiatan Tanggal Lokasi 1 Januari Festival Karya Tari Serumpun Melayu Pesisir 7 Januari 2019 Batola 2 Februari 3 Maret Banjarmasin Sasirangan Festival 6-10 Maret 2019 Banjarmasin 4 Haul Guru Sekumpul 9-10 Maret 2019 Banjar 5 Festival Pesona Dayak Meratus 28-30 Maret 2019 Balangan 6 April Pesta adat Budaya Mappanretasi 19 April-4 Mei 2019 Tanbu 7 Banjarbaru Fair 20-24 April 2019 Banjarbaru 8 The Colour Run Night South Borneo 20 April 2019 Kalsel 9 Wisata Kalsel Travel Fair 25-28 April 2019 Batam 10 Tabalong Ethnic Festifal April 2019 Tabalong No Bulan Kegiatan Tanggal Lokasi 11 Mei Pasar Wadai Ramadhan 5 Mei-3 Juni 2019 Banjarmasin 12 Juni Pemilihan Putri Pariwisata Kalsel 26-29 Juni 2019 Kalsel 13 Festival Budaya Sa-ijaan 25-30 Juni 2019 Kotabaru 14 Gelar Budaya Dayak Maayan Warukin Juni 2019 Tabalong 15 Paris Van Borneo Event Juni 20190 HST 16 Juli Festival; Budaya Banjar dan Pariwisata 5-7 Juli 2019 Kalsel 17 Festival Banjar 15-21 Juli 2019 Jakarta 18 Agustus Festival Pasar Terapung 23-25 Agustur 2019 Kalsel 19 Katir Race Agustus 2019 Kotabaru 20 September Fetival Budaya Islami 1 September 2019 Banjarbaru 21 Festival Loksado 6-8 September 2019 HSS 22 X-Treme Kiram 22 September 2019 Kalsel 23 Festival Jukung Hias Tanglong 21 September 2019 Banjarmasin 24 Hari Santri 22 September 2019 Banjar 146 25 Festival Wisata Budaya Aruh Banih September 2019 Tabalong 26 Festival Layang-layang September 2019 Tala 27 Oktober Festival Pesona Pulau Swangi 5 Oktober 2019 Tanbu 28 Tour de Loksado 19-20 Oktober 2019 Kalsel 29 Mappanretasi Teluk Tamiang Oktober 2019 Kotabaru 30 Festival Pasar Terapung Lok Baintan Oktober 2019 Banjar 31 November Mahumbal Festival November 2019 HSS 32 Festival Anggrek 2019 November 2019 Tala 33 Ba’ayun Maulid 9 November 2019 Tapin 34 Desember Festival Murjani Desember 2019 Banjarbaru

WISATAWAN MANCANEGARA WISATAWAN NUSANTARA

NO NEGARA ASAL JUMLAH NO NEGARA ASAL JUMLAH 1 Malaysia 4.721 1 DKI Jakarta 154.887 2 Cina 2.989 2 Kalteng 144.626 3 Eropa lainnya 2.542 3 Kaltim 122.611 4 Belanda 2.053 4 Jawa Barat 106.165 157 5 Jepang 1.816 5 Jawa Timur 98.120 6 Spanyol 1.802 6 Jawa Tengah 23.949 7 Asia Lainnya 1.327 7 D.I. Ypgyakarta 6.599 8 Perancis 1.090 8 Kalbar 6.230

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

9 India 1.076 9 5.875 10 Jerman 1.048 10 Sumsel 4.123

146

158

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

146

Hambatan – hambatan dalam pengembangan pariwisata Kalimantan Selatan sebagai berikut : 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia bidang pariwisata yang berkualitas masih belum memadai; 2. Mapping destinasi belum optimal dilakukan (inventarisasi dan sarana prasarana dimiliki) yang hasil akhirnya adalah penyusunan pola perjalanan dengan berbagai pilihan : wisata budaya, wisata belanja, wisata alam, wisata minat khusus, wisata edukasi, agro dan ekowisata; 159

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3. Koordinasi Lintas Sektoral (Lembaga) belum menyatu antara pembangunan pariwisata, membutuhkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait: yaitu : (1) Pemerintah : Instansi Pariwisata, Instansi Pekerjaan umum, Instansi Perhubungan, Instansi Pertanian, Instansi Perindustrian, Intansi Perdagangan. (2) Swasta. (3) BUMN/BUMD. (4) Masyarakat di objek wisata; 4. Masih kurangnya keterlibatan masyarakat dunia pariwisata dibandingkan kecepatan pemiliki modal menginvestasikan modal dalam industri pariwisata; 5. Keterbatasan dana dan fokus Kabupaten/Kota dalam mengembangkan objek-objek wisatanya menjadi objek wisata berkualitas atau sebuah kawasan wisata yang terkelola dengan baik.

Rencana tindaklanjut yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pencapaian tersebut dengan: 146

- Memantapkan kebijakan dan strategi pembangunan pariwisata daerah yang berbasis sumber daya lokal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan

- Menyusun grand strategi pengembangan produk pariwisata daerah dan nasional

- Memperluas diversifikasi dan meningkatkan daya saing daerah tujuan wisata dan produk pariwisata melalui: a. Mengembangkan wisata lokal b. Revitalisasi program nasional sadar wisata dan pengembangan ekonomi kreatif c. Mengembangkan wisata budaya alam dan buatan 160 d. Mengembangkan wisata Geopark Meratus

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

- Memantapkan strategi pemasaran pariwisata, termasuk pengembangan riset serta analisis pasar pariwisata;

- Mengembangkan dan memantapkan promosi pariwisata di dalam maupun di luar negeri, melalui berbagai media seperti website, media cetak, media elektronik, dan melalui kemitraan dengan lembaga dalam maupun luar negeri

- Meningkatkan profesionalisme dan daya saing sumber daya manusia pariwisata yang bertaraf internasional melalui : a. Fasilitasi pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan kepariwisataan b. Pengembangan dan pemantapan standarisasi, akreditasi dan sertifikasi kompetensi SDM Pariwisata;

- Meningkatkan peran serta masyarakat dan UKM dalam pembangunan industri pariwisata;

4. Analisis Program/Kegiatan Penunjang Kinerja Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu : 146

Program Pengembangan Pariwisata, dengan kegiatan: 4. Partisipasi Duta Wisata Ke Tingkat Nasional; 5. Pemilihan Putri Pariwisata Kalsel; 6. Pembinaan/Penilaian Persyaratan Dasar Usaha Akomodasi; 7. Promosi Kegiatan Event Luar Daerah; 8. Penyusunan dan Workshop Pola Perjalanan (Travel Pattren); 9. Analisa Pasar Pariwisata; 10. Pengelolaan Pusat Informasi dan Publikasi Pariwisata Daerah; 11. Pengadaan Bahan Promosi Pariwisata dan Promosi Inflight Magazine; 12. Promosi Event Dalam Daerah; 13. Penyuluhan Standarisasi Usaha Rumah Makan; 14. Pengembangan KEK Pariwisata Riam Kanan; 15. Festival Banjar 2019; 16. Penataan Kawasan Objek Wisata Alam dan Buatan. 17. Penataan Kawasan Objek Wisata Budaya; 18. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Serta dan Sadar Wisata Masyarakat; dan 161 19. Bimtek SDM Pariwisata.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

1 Pendapatan Daerah tahun 2019

Perhitungan APBD tahun 2019 sebelum Audit BPK menunjukan bahwa Pendapatan Daerah meningkat dari tahun 2018. Ditahun 2018 sebesar Rp 6.592.642.996.632 meningkat Rp 169.532.256.306 menjadi Rp. 6.762.175.252.938 ditahun 2019 menunjukan kinerja yang bagus dari seluruh SKPD yang memiliki sumber-sumber bagi penerimaan daerah.

2 Anggaran dan Realisasi menurut Sasaran dan Program

Misi 1: Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis, Sehat, Cerdas Dan Terampil

Program Prioritas No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % 146 Program Manajemen 1. Meningkatnya 8.540.264.000,00 8.007.646.662,00 93,76 %; kualitas pendidikan Pelayanan Pendidikan masyarakat Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 247.620.180,00 247.620.180,00 100%; Pendidikan Program Peningkatan 130.009.543.987,00 128.403.712.737,00 98,76% Kualitas SDM Pendidikan Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan 224.215.086.058,00 205.354.343.859,00 91,59% Menengah Program Penigkatan Akses dan Kualitas Pendidikan 214.113.827.123,00 192.958.396.096,00 90,12% Kejuruan

162

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Prioritas

No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % Program Pencegahan dan 5.160.887.135,00 4.812.157.080,00 93,24 % Pengendalian Penyakit Program Pelayanan 16.180.740.525,00 14.445.266.141,00 89,27 % Kesehatan

Program Farmasi dan SDK 15.196.496.320,00 14.917.412.858,00 98,16 %

3. Meningkatnya Program Peningkatan kualitas daya saing Kualitas dan Produktivitas 669.678.000,00 380.524.000,00 56,82 % tenaga kerja Tenaga Kerja

Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan 999.082.500,00 789.350.463,00 79,01% Kerja

4 Meningkatnya Program Peningkatan Kerukunan Umat Kualitas Kehidupan 8.197.850.000,00 7.696.986.303,00 93,89% Beragama Beragama

5 Meningkatnya Indeks Program Perlindungan Hak Pembangunan dan Perempuan dan Peningkatan 3,331,126,349,00 3,114,370,476,00 93.49% Pemberdayaan Kualitas Keluarga Gender Program Perlindungan Anak 2,835,763,510,00 2,599,474,743,00 91.67% dan Kesejahteraan Anak

Misi 2 : Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan Yang Professional Dan Berorientasi 146 Pada Pelayanan Publik

Program Prioritas No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % Program Penetapan Meningkatnya kualitas Prinsip-Prinsip 1 5.094.148.500,00 4.601.897.579,00 90,34% Layanan Publik Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) 2. Meningkatnya Program Ektensifikasi pendanaan daerah Dan Intensifikasi 7.899.792.200,00 6.387.603.458,00 80,86 % Pendapatan Daerah 3. Meningkatnya Program Ektensifikasi Kemandirian Keuangan Dan Intensifikasi 7.899.792.200,00 6.387.603.458,00 80,86 % Daerah Pendapatan Daerah Program Penetapan Prinsip-Prinsip 5.094.148.500,00 4.601.897.579,00 90,34% Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) 163 Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya 7.051.375.500,00 4.810.745.791,00 68,22% Aparatur

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Prioritas

No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp %

Program Pembinaan dan 1.977.760.750,00 1.844.876.428,00 93,28% Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Kualitas Sistem Informasi 587.705.000,00 562.105.060,00 95,64% Manajemen Kepegawaian

Program Penataan 3.825.814.000,00 2.962.425.324,00 77,43% Sumber Daya Aparatur

Misi 3 : Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan Kearifan Lokal Program Prioritas No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % 1. Meningkatnya Program Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Fakir PMKS Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) 14.351.650.000,00 14.004.201.660,00 97,58% dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi 7.345.912.250,00 6.608.472.506,00 89,96 % Kesejahteraan Sosial 146 Program Pemberdayaan 7.664.520.000 ,00 7.221.500.513 ,00 94,22% Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 2. Meningkatnya Program Ketahanan Dan 2.367.911.000,00 2.276.521.370,00 96,14 % Ketentraman, Ketertiban, Kewaspadaan Nasional Perlindungan Masyarakat Program Pengembangan 6.636.293.000,00 5.855.604.953,00 88,24 Wawasan Kebangsaan 3 Menigkatnya Partisipasi Program Pemuda dalam Pengembangan dan 7.433.130.000,00 6.851.880.128,00 92.18 % pembangunan Pemberdayaan Kepemudaan Program Peningkatan Sarana dan 41.174.441.500,00 36.895.053.428,00 89.61% Prasarana Olahraga Program Pembinaan dan Pengembangan 59.294.313.000,00 50.627.564.706,00 85.38% Olahraga 164

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Prioritas

No. Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % 4 Meningkatnya Prestasi Program Olahraga Provinsi Kalsel Pengembangan dan 7.433.130.000,00 6.851.880.128,00 92.18 % Pemberdayaan Kepemudaan Program Peningkatan Sarana dan 41.174.441.500,00 36.895.053.428,00 89.61% Prasarana Olahraga Program Pembinaan dan Pengembangan 59.294.313.000,00 50.627.564.706,00 85.38% Olahraga 5. Meningkatnya Ketahanan Program Budaya dan Kualitas Seni Pengembangan, Masyarakat Penggalian, dan 41.679.645.000,00 40.508.084.413,00 97,19% Aktualisasi Unsur Budaya

Misi 4 : Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya Program Prioritas No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % 1. Meningkatnya Kuantitas dan Program Kualitas Infrastruktur Untuk Pembangunan, Pemerataan Pembangunan Peningkatan, 146 688.483.714.000,00 655.631.232.877,73 95,23% Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Program Pengelolaan 78.641.012.000,00 70.856.935.688,00 90,10% Sumber Daya Air

Program Pengembangan 79.658.492.608,00 75.518.743.096,00 94,80% Keciptakaryaan

Program Penyelenggaraan 9.526.470.000,00 4.260.772.078,00 44,73% Penataan Ruang

Program Penguasaan Tanah dan penyediaan 26.651.764.752,00 5.885.579.063,00 22,08% Tanah Untuk Pembangunan

Program Pengaturan Jasa 2.866.552.000,00 2.353.052.693,00 82,09% 165 Kontruksi

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Prioritas No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp %

Pengembangan Lingkungan Sehat 28.443.800.000,00 26.264.122.685,00 92,34 % Permukiman

Program Pengendalian Perusakan Lingkungan Hidup 2.164.059.400,00 2.053.681.276,00 94,90% dan Pengusahaan Bidang Pertambangan

Program Pembinaan dan Pengembangan 5.246.533.600,00 4.641.738.362,00 88,47% Ketenagalistrikan

Program Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana 2.592.150.000,00 2.532.119.406,00 97,68% Dan Prasarana Perhubungan Program Peningkatan Pelayanan dan 24.744.088.020,00 22.952.830.634,00 92,76% Fasilitas Keselamatan Perhubungan

146 Misi 5 : Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Program Prioritas No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi Persentase Uraian Rp Rp % 1 Meningkatnya Program Penunjang Perekonomian Daerah Bidang Perekonomian 1.848.811.250,00 1.753.141.952,00 94,83 % Daerah 2 Terwujudnya Mandiri Program Peningkatan 1.975.766.000,00 1.948.942.775,00 98,64% Pangan Kemandirian Pangan

Program Diversifikasi 3.313.547.500,00 3.141.282.211,00 94,80% Pangan Masyarakat 3 Meningkatnya Nilai Program Peningkatan Investasi Dalam Aktivitas Iklim Investasi dan 2.971.800.000,00 2.856.211.600,00 96,11% Perekonomian Realisasi Investasi Program Kualitas dan 166 Kemudahan Pelayanan 1.113.842.750,00 1.066.658.350,00 95,76% Perizinan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Program Prioritas No Sasaran Strategis Uraian Anggaran Realisasi Persentase Rp Rp % 4 Meningkatnya Kualitas Program Pengendalian Lingkungan Hidup Pencemaran dan 5.052.947.700,00 4.818.005.796,00 95.35% Daerah Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan, Rehabilitasi, Pemulihan, dan 2.163.625.000,00 1.827.140.900,00 84,45% Konservasi Cadangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pengembangan Kinerja 13.327.977.300,00 10.842.013.941,00 81,35% Pengelolaan Persampahan 5 Meningkatnya Kontribusi Program Sektor Pariwisata Pengembangan 17.188.956.806,00 16.206.549.178,00 94,28% Pariwisata

3 Anggaran dan Realisasi menurut Organisasi

NO UNIT KERJA ANGGARAN REALISASI %

1 Biro Pemerintahan 4.364.584.400,00 3.904.223.384,00 89,45% 146 2 Biro Hukum 8.080.006.000,00 6.679.423.719,00 82,67% 3 Biro Organisasi 5.094.148.500,00 4.601.897.579,00 90,34% 4 Biro Sarana Prasarana Perekonomian Daerah 2.376.811.250,00 2.242.287.516,00 94,34% 5 Biro Pengembangan Produksi Daerah 2.724.168.000,00 2.539.498.496,00 93,22% 6 Biro Kesejahteraan Rakyat 8.197.850.000,00 7.696.986.303,00 93,89% 7 Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 12.669.718.000,00 11.612.625.869,00 91,66% 8 Biro Umum 13.654.889.472,00 13.203.378.881,00 96,69% 9 Biro Perlengkapan dan Layanan Pengadaan 23.982.687.500,00 20.018.012.737,00 83,47% Barang/Jasa 10 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan 33.289.850.000,00 30.918.530.723,00 92,88% Permukiman 11 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 678.287.172.959,00 631.762.024.814,00 93,14% 12 Dinas Kesehatan 100.194.626.360,00 90.764.539.079,00 90,59% 13 Dinas Perhubungan 32.501.210.020,00 30.538.301.841,00 93,96% 14 Dinas Komunikasi dan Informatika 24.495.906.000,00 23.026.861.045,00 94,00% 167 15 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 895.440.735.360,00 823.273.336.371,73 91,94% 16 Dinas Sosial 34.888.096.600,00 33.076.376.375,00 94,81% 17 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 11.088.282.000,00 9.998.548.426,00 90,17%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

NO UNIT KERJA ANGGARAN REALISASI %

18 Dinas Perindustrian 11.494.780.520,00 10.366.110.123,00 90,18% 19 Dinas Perdagangan 7.040.388.113,00 6.401.233.238,00 90,92% 20 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 6.340.705.000,00 6.143.297.917,00 96,89% 21 Dinas Pemuda dan Olahraga 115.374.659.800,00 100.668.965.779,00 87,25% 22 Dinas Pariwisata 25.487.168.806,00 23.862.724.708,00 93,63% 23 Dinas Kehutanan 51.227.007.300,00 47.506.518.179,00 92,74% 24 Dinas Perkebunan dan Peternakan 20.847.424.294,00 18.846.754.918,00 90,40% 25 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikutura 37.936.524.775,00 34.949.296.570,00 92,13% 26 Dinas Kelautan dan Perikanan 16.803.966.000,00 14.893.351.661,00 88,63% 27 Dinas Energi Sumber Daya Mineral 22.778.237.300,00 21.297.264.579,00 93,50% 28 Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan 8.093.020.550,00 6.926.394.308,00 85,58% Keluarga Berencana 29 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 30.112.035.800,00 24.884.581.998,00 82,64% 30 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan 9.243.629.859,00 8. 8.578.401.348,00 92,80% Perlindungan Anak 31 Badan Keuangan daerah 65.703.134.600,00 57.099.350.047,00 86,91% 32 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 25.078.608.000,00 23.710.241.759,00 94,54% 33 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 15.398.285.000,00 13.680.609.981,00 88,85% 34 Dinas Lingkungan Hidup 25.483.100.000,00 22.248.949.009,00 87,31% 35 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan 9.960.242.750,00 9.541.666.075,00 95,80% Terpadu Satu Pintu 36 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 21.734.029.064,00 20.579.357.309,00 94,69% 37 Dinas Ketahanan Pangan 9.056.045.750,00 8.558.268.324,00 94,50% 146 38 Inspektorat Daerah 19.586.257.402,00 15.697.058.681,00 80,14% 39 Badan Kepegawaian Daerah 18.449.158.125,00 18.449.158.125,00 81,24% 40 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia 39.834.438.590,00 32.625.985.799,00 81,90% 41 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 12.178.817.000,00 10.981.781.674,00 90,17% 42 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 7.465.440.000,00 7.266.768.784,00 97,34% 43 Badan Penghubung Pemerintah Provinsi 6.397.988.000,00 6.039.478.238,00 94,40% Kalsel 44 RSUD ULIN B.MASIN 153.238.395.035,00 150.151.311.735,00 97,99% 45 RS. ANSARI SALEH 44.844.142.453,00 40.964.633.059,00 91,35% 46 RSJ SAMBANG LIHUM 34.008.275.000,00 30.477.303.480,00 89,62% 47 RSGM Gusti Hasan Aman 14.118.682.000,00 12.739.332.704,00 90,23% 48 SATPOL PP dan DAMKAR 21.957.534.500,00 18.541.662.022,00 84,44% 49 Sekretariat DPRD 144.842.486.500,00 97.680.180.221,00 67,44% 50 Taman Budaya 8.958.065.375,00 8.281.710.563,00 92,45% Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi 168 51 10.617.179.000,00 10.382.520.596,00 97,79% Pendidikan 52 Museum Lambung Mangkurat 6.715.405.500,00 5.739.970.362,00 85,47% Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan 53 19.998.193.000,00 17.033.428.659,00 85,17% Selatan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

NO UNIT KERJA ANGGARAN REALISASI %

54 Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat 2.933.254.700,00 2.595.425.716,00 88,48% 55 Laboratorium Kesehatan 12.699.523.513,00 11.887.338.148,00 93,60% 56 Instalasi Farmasi 12.331.996.875,00 11.268.554.367,00 91,38% Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri 57 1.421.064.000,00 1.385.978.596,00 97,53% Kayu dan Logam 58 Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang 3.872.097.000,00 3.579.623.883,00 92,45% 59 Panti Sosial Bina Netra ” Fajar Harapan ” 5.129.981.000,00 4.915.938.020,00 95,83% 60 Panti Sosial Asuhan Anak ”Budi Mulia” 10.901.083.594,00 10.341.567.507,00 94,87% 61 Panti Sosial Bina Remaja ”Budi Satria” 9.190.410.510,00 8.674.613.446,00 94,39% 62 Panti Sosial Bina Wanita ”Panti Melati” 7.895.097.000,00 7.473.995.634,00 94,67% 63 Panti Sosial Tresna Werdha ”Budi Sejahtera” 9.685.559.960,00 9.305.380.535,00 96,07% 64 Balai Latihan Kerja 4.122.782.000,00 3.859.088.922,00 93,60% Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 65 4.196.975.000,00 4.076.354.571,00 97,13% Tanaman Pangan dan Holtikultura Balai Benih Tanaman Pangan dan 66 4.794.664.500,00 4.296.968.754,00 89,62% Holtikultura 67 Balai Inseminasi Buatan 5.178.466.940,00 4.403.266.024,00 85,03% Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih 68 2.724.849.750,00 2.604.606.448,00 95,59% Perkebunan 69 Pelabuhan Perikanan Banjarmasin 3.777.332.500,00 3.708.902.762,00 98,19% 70 Pelabuhan Perikanan Muara Kintap 2.812.174.750,00 2.281.110.200,00 81,12% Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut 71 2.795.071.375,00 2.734.496.049,00 97,83% Karang Intan 146 72 Balai Penerapan Mutu Hasil Perikanan 2.210.724.000,00 2.041.892.050,00 92,36% Perikanan Budidaya Air Payau dan Laut 73 2.955.544.000,00 2.749.803.699,00 93,04% Kotabaru 74 Taman Hutan Raya Sultan Adam 27.248.581.250,00 21.559.455.451,00 79,12% 75 Balai Pelatihan Koperasi dan Usaha Kecil 5.503.323.750,00 5.321.887.999,00 96,70% 76 Laboratorium Energi dan Sumberdaya Mineral. 3.856.966.000,00 3.627.700.973,00 94,06% 77 Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula 14.693.752.000,00 11.151.315.383,00 75,89% Unit Pelayanan Pendapatan Daerah 78 3.600.964.000,00 3.389.607.414,00 94,13% Banjarmasin I Unit Pelayanan Pendapatan Daerah 79 3.453.341.000,00 3.095.368.271,00 89,63% Banjarmasin II Unit Pelayanan Pendapatan Daerah 80 2.652.285.000,00 2.592.534.214,00 97,75% Banjarbaru 81 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Martapura 2.285.953.000,00 2.095.470.852,00 91,67% 82 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Rantau 1.691.276.000,00 1.670.048.361,00 98,74% Unit Pelayanan Pendapatan Daerah 83 1.680.487.200,00 1.614.030.790,00 96,05% Kandangan 169 84 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Barabai 1.650.677.000,00 1.625.114.891,00 98,45% 85 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Paringin 1.826.615.000,00 1.790.209.600,00 98,01% 86 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Amuntai 1.846.932.000,00 1.787.352.250,00 96,77%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

NO UNIT KERJA ANGGARAN REALISASI %

87 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Tanjung 1.931.626.400,00 1.723.824.497,00 89,24% 88 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Pelaihari 2.057.167.000,00 1.992.905.717,00 96,88% 89 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Batulicin 2.851.209.000,00 2.758.337.235,00 96,74% 90 Unit Pelayanan Pendapatan Daerah Kotabaru 2.033.716.000,00 1.929.132.866,00 94,86% Unit Pelayanan Pendapatan Daerah 91 1.976.018.000,00 1.784.604.557,00 90,31% Marabahan 92 Kebun Raya Banua 9.953.200.000,00 9.953.200.000,00 97,13% 93 BLUD RSUD Ulin 326.383.036.750,00 369.379.570.395,00 113,17% 94 BLUD RSJ Sambang Lihum 27.502.750.772,00 24.688.405.914,00 89,77%

95 BLUD RS Ansari Saleh 168.196.462.998,00 120.302.941.884,00 71,53%

96 Balai lab bahan kontruksi 2.947.887.000,00 2.789.232.407,00 94,62%

Laboratorium Kesehatan Dan Keselamatan 97 6.525.874.500,00 6.360.709.942,00 97,47% Kerja

98 Laboratorium Lingkungan 4.506.163.000,00 4.443.174.272,00 98,60%

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional 99 7.558.611.480,00 7.037.928.400,00 93,11% Banjarbakula

100 Uptd Terminal Type B 4.780.030.000,00 4.432.730.198,00 92,73%

Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan 101 5.789.150.000,00 5.556.611.662,00 95,98% Hortikultura Balai Pelatihan Dan Penerapan Teknologi 102 3.324.972.600,00 3.066.748.950,00 92,23% Pertanian 103 Balai Perbenihan Tanaman Hutan 4.995.701.200,00 4.657.484.709,00 93,23% 146

104 Kesatuan Pengelolaan Hutan Kayu Tangi 5.020.713.500,00 4.927.915.147,00 98,15%

105 Kesatuan Pengelolaan Hutan Cantung 4.569.152.900,00 4.422.609.969,00 96,79%

Kesatuan Pengelolaan Hutan Pulau Laut 106 3.993.207.900,00 3.825.152.643,00 95,79% Sebuku

107 Kesatuan Pengelolaan Hutan Tabalong 4.420.416.900,00 4.231.982.341,00 95,74%

108 Kesatuan Pengelolaan Hutan Kusan 3.504.113.900,00 3.352.864.802,00 95,68%

109 Kesatuan Pengelolaan Hutan Tanah Laut 4.884.270.100,00 4.720.166.937,00 96,64%

110 Kesatuan Pengelolaan Hutan Balangan 5.195.313.600,00 4.912.115.802,00 94,55%

111 Kesatuan Pengelolaan Hutan Hulu Sunga 5.288.395.100,00 5.199.065.900,00 98,31%

112 Kesatuan Pengelolaan Hutan Sengayam 595.000.000,00 567.877.600,00 95,44%

113 Pelabuhan Perikanan Kotabaru 2.057.377.000,00 1.688.572.183,00 82,07%

114 Pelabuhan Perikanan Batulicin 1.750.000.000,00 1.627.526.295,00 93,00% 170

Jumlah 3.788.701.907.090,00 3.487.490.870.694,73 92,05%

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

4 Efisiensi Penggunaan Sumber Dana dan Perbandingan Program dan Kegiatan Tahun 2018 dan 2019

Jumlah Jumlah Tahun Total APBD Efisiensi Program Kegiatan 2017 5.532.559.991.000 146 1494 10.459.686.600 2018 6.089.952.371.644 150 1633 12.333.400.000 2019 7.031.945.852.547 136 1068 52.143.277.350

Menindaklanjuti arahan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terkait SAKIP Provinsi Kalimantan Selatan, dan hasil evaluasi Rencana Jangka Menengah Daerah pada tahun 2018 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan evaluasi terhadap dokumen Rencana Jangka Menengah Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021. Berdasarkan hasil evaluasi, disusun Rancangan 146 Peraturan Daerah tentang Perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Jangka Menengah Daerah Kalsel Tahun 2016-2021. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada dokumen RPJMD namun juga evaluasi atas kinerja SKPD, apakah telah mendukung target-target yang ditetapkan baik dalam RPJMD maupun target capaian SPM yang ditetapkan dalam PP Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Evaluasi juga dilakukan untuk menyesuaikan perubahan perangkat daerah sebagai dampak diterbitkannya PP nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Pada tahun 2018 jumlah program kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah mengalami peningkatan dari sisi jumlah. Program pada tahun 2018 bertambah 4 dari 146 menjadi 150 program. Begitupula jumlah kegiatan bertambah 139 kegiatan, dari 1494 menjadi 1633. Terbitnya PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2016 Kedudukan, Susunan 171 Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah berdampak pada jumlah organisasi perangkat daerah, ada perangkat daerah yang bergabung ataupun berpisah.

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Perubahan ini menyebabkan bertambahnya usulan program dan kegiatan baru yang berakibat pada meningkatnya jumlah program/kegiatan pada tahun 2018. Pada tahun 2018, ada 150 program dan 1633 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 6,09 Trilyun, meningkat Rp. 557,4 Milyar. Mengingat banyaknya penambahan kegiatan pada tahun 2018, dan berdasar hasil evaluasi capaian RPJMD, evaluasi kinerja perangkat daerah serta evaluasi capaian SPM, maka perubahan RPJMD yang diikuti perubahan Rencana Strategis Perangkat Daerah segera dilakukan. Berdasarkan hasil evaluasi kemudian dilaksanakan pemangkasan program kegiatan. Sehingga pada perencanaan tahun 2019 jumlah program menjadi 136 atau berkurang 14 program dan jumlah kegiatan 1068 atau berkurang 565 kegiatan. Pemangkasan program/kegiatan ini berhasil mengurangi anggaran sebesar lebih kurang Rp. 52,1 Milyar, yang dananya kemudian dialihkan ke kegiatan prioritas daerah.

146

172

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAB IV PENUTUP

BAB IV P E N U T U P A. SIMPULAN

Gambaran tentang kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan selama tahun 2019 telah termuat tergambar pada Bab III Akuntabilitas Kinerja. Laporan Kinerja Tahun 2019 ini adalah tahun keempat pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tanggal 1 Februari 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021. Penyusunan Laporan Kinerja ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dan sasaran strategis melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2019 dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Tingkat capaian kinerja yang harus dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui indikator kinerja sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama Tahun 2019. Pencapaian Sasaran yang dijabarkan dalam 19 (Sembilan Belas) sasaran strategis dan 32 indikator kinerja utama. 163 Terlepas dari pencapaian kinerja yang terus membaik, apabila dilakukan pembandingan dengan Angka Nasional maupun Angka Provinsi lain yang ada di Indonesia, Pembangunan Manusia di Kalimantan Selatan masih akan terus ditingkatkan dan menjadi fokus pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Perubahan 2016-2021, Pembangunan Manusia menjadi isu strategis yang pertama disusul dengan Daya Saing Perekonomian Daerah, Kuantitas dan Kualitas Lingkungan Hidup, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Perekonomian dan Dasar, serta Kinerja pemerintah Daerah.

Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel Selama RPJMD-P 2016-2021 dalam membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja antara lain : 1. Pemprov. Kalsel terus berupaya membangun Budaya Kinerja dengan melibatkan seluruh Jajaran Pimpinan Dalam Ber SAKIP 163 2. Pemprov. Kalsel telah melaksanakan Evaluasi Budaya Kinerja secara mandiri Dengan Nilai Rata-Rata Baik;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAB IV PENUTUP

3. Pemprov Kalsel telah mengintegrasikan Aplikasi E-planing Dan E-budgeting; 4. Gubernur Kalsel ikut memacu serta mendorong Bupati/Walikota fokus dan concern pada pencapaian Visi Dan Misi Pemngembangan Daerah Melalui Penerapan Manajemen Kinerja yang baik; 5. Pemprov Kalsel telah menetapkan Cascading serta Croscutting Tingkat Pemda; 6. Pemprov. Kalsel telah menerapkan Cascading Kinerja diseluruh SKPD dengan melakukan penyelarasan ukuran kinerja yang dilaksanakan sejak tahun 2016 dengan mewajibkan seluruh SKPD memanfaatkan Pohon Kinerja dan Dokumen Keselarasan dalam proses perencanaan dengan mengacu Pada Peta Proses Bisnis Pemprov Kalsel yang telah disusun; 7. Pemprov Kalsel telah menerapkan Perjanjian Kinerja Hingga Levelan Staf; 8. Pemprov Kalsel telah melaksanakan Rapotan Kinerja Tiap Semester; 9. Pemprov Kalsel telah melaksanakan Evaluasi Program dan Kegiatan, dan telah melaporkanya pada Laporan Kinerja Pemprov Kalsel, dalam rangka meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana; 10. Meningkatkan Kualitas Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Terhadap OPD; 11. Untuk mencapai pemahaman Penyajian Data Laporan Kinerja diseluruh SKPD Prov. Kalsel. Pemprov Kalsel Telah Menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 0106 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Indikator Kinerja Utama, 164 Pengukuran Kinerja Dan Pelaporan Kinerja Di Provinsi Kalimantan Selatan. Serta Membagikan Buku Saku Penyusunan LAKIP Keseluruh SKPD sebagai Pedoman SKPD dalam Penyusunan LAKIP; 12. Pemprov Kalsel ikut membantu Kemenpan RB Ri dalam pembinaan SAKIP di Kab/Kota melalui Asistensi SAKIP secara berkesinambungan dan menargetkan ditahun 2018 seluruh Kab/Kota yang kualifikasi SAKIPnya masih Cc menjadi B dan melaksanakan Reviu RPJMD Pemerintah Kab/Kota; 13. Pemprov Kalsel telah menerapkan E-SAKIP yang memudahkan SPD dalam penginputan Data Kinerja yang Outputnya berupa Rencana Aksi SKPD, Laporan Efisiensi Penggunaan Dana, Laporan Pengukuran Triwulan, Yang Kedepanya Akan Mengarah Pada “Paperless”; 164

Dari upaya perbaikan dan penerapan SAKIP tersebut Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah berhasil, antara lain :

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAB IV PENUTUP

1. Regrouping, Pemerintah Kalimantan Selatan lebih fokus pada pembangunan yang menyasar langsung kepada masyarakat, yang sebelumnya Pemprov Kalsel memiliki 13 Prioritas Kepala Daerah kini menjadi 5 Prioritas Kepala Daerah; 2. Shifting, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang sebelumnya bergantung pada Sumber Daya Alam yaitu Sektor Pertambangan, Sejak tahun 2016 Pemprov Kalsel mulai menggerakan Sektor-Sektor Lain sebagai andalan Yaitu Sektor Pertanian, Industri dan Pariwisata; 3. Meningkatnya Kualifikasi SAKIP di Pemerintah Kab/Kota dari 13 Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan 2 Kab/Kota telah mendpatkan kualifikasi BB dan 11 Kab/Kota lainnya mendapatkan kualifikasi B

B. STRATEGI PENINGKATAN KINERJA

Strategi yang perlu ditempuh untuk meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki sistem pengumpulan data kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas data kinerja dalam sistem pelaporan secara berkala dengan meningkatkan analisis dan kajian data kinerja yang disampaikan secara berkala. Selanjutnya 165 melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja secara individu terhadap pertanggungjawaban kinerja SKPD, serta meningkatkan kualitas reviu atas laporan kinerja Pemda maupun SKPD;

2. Menyelenggarakan pelatihan dan asistensi bagi SDM aparatur tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja, untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja tinggi dan akuntabel, dengan memanfaatkan dokumen kinerja dalam proses perencanaan kinerja selanjutnya terdata terhadap perbaikan dokumen Kinerja RPJMD 2016 – 2021;

3. Menyempurnakan kualitas rumusan sasaran strategis dan indikator kinerja terkait dalam sasaran strategis Pembangunan daerah maupun sasaran strategis organisai dengan membangun dari bawah indikator kinerja yang baik dengan melakukan perjanjian kerja dan pengukuran kinerja secara berjenjang secara 165 menyeluruh sampai pada semua levelan pejabat esselon terendah;

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAB IV PENUTUP

4. Meningkatkan komitmen terhadap penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas di lingkungan Pemerintah Provinsi serta meningkatkan pembinaan dalam penerapannya melalui pemberian reward bagi SKPD yang berkinerja tinggi dan memberikan punishment bagi SKPD yang belum maksimal berkinerja dengan baik;

166

166

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorentasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SAHBIRIN NOOR

Jabatan : GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

Pada tahun 2019 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Banjarmasin, 20 Agustus 2019

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019

Target No Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Kinerja 2019 1 Meningkatnya Kualitas Pendidikan Angka Harapan Lama Sekolah 13,12 Masyarakat (AHLS) Angka Rata-rata Lama Sekolah 8,2 (ARLS) 2 Meningkatnya Derajat Kesehatan AHH (Angka Harapan Hidup) 68,92 Masyarakat 3 Meningkatnya Kualitas Daya Saing Tingkat Pengangguran Terbuka 4.25-4.20 Tenaga Kerja 4 Meningkatnya Kerukunan Umat Beragama Indeks Kerukunan Umat Beragama 72,5

5 Meningkatnya Indeks Pembangunan Indeks Pembangunan Gender 88,88 Pemberdayaan Gender (IPG) Indeks Pemberdayaan Gender 67,64 (IDG) 6 Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat 80,88

7 MeningkatnyaKemandirian Keuangan Persentase PAD terhadap 56% Daerah Penerimaan Daerah 8 Terwujudnya Aparatur Pemerintah yg Indeks Reformasi Birokrasi 74,97

Profesional dan Pemerintahan yg Opini BPK WTP

Akuntabel SAKIP (Nilai (Skor) A (80.55)

Indeks Profesionalisme Pegawai 85

9 Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Persentase PMKS yang terpenuhi 30 Masyarakat kebutuhan Dasar

10 Meningkatnya ketentraman, ketertiban, Angka kriminalitas 5303

perlindungan masyarakat Angka Konflik 0

11 Meningkatnya Partisipasi Pemuda dlm Indeks Pembangunan Pemuda 48

Pembangunan Persentase Pemuda Mandiri 47,5%

12 Meningkatnya Prestasi Olahraga Provinsi Jumlah Medali pada event 37 Kalsel olahraga tingkat nasional 13 Meningkatnya ketahanan budaya dan Indeks Pembangunan Kebudayaan 35 Kualitas Seni Masyarakat 14 Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Persentase Infrastruktur ke-PU an 61,96 Infrastruktur untuk pemerataan yang berkualitas Pembangunan Persentase Kesesuaian Tata 81,00 Ruang Persentase luasan kawasan 76,89 permukiman dan perumahan Target No Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Kinerja 2019 dalam kondisi baik

Rasio Elektrifikasi 94,75

Indeks Kepuasan Masyarakat 80,25 Bidang Transportasi 15 Meningkatkan Perekonomian Daerah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 4,03-4,53

Pengeluaran Per Kapita 1250000

16 Terwujudnya Mandiri Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 82,5

17 Meningkatnya Nilai Investasi Dalam Realisasi Peningkatan Nilai 10,5T Aktivitas Perekonomian Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) 18 Menurunnya kerusakan dan pencemaran Indeks Kualitas lingkungan Hidup 62,85 lingkungan (IKLH) 19 Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Jumlah Wisatawan 1.463.570 (Mancanegara dan Nusantara) Jumlah Hari Lama Tinggal 3 Wisatawan (hari)

Jumlah Anggaran Rp 7.031.945.852.547,00

Banjarmasin, 20 Agustus 2019

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR - 1 -

KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

NOMOR 188.44/ O659 /KUM/2019

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah khususnya pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka peningkatan keberhasilan visi, misi organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya mewujudkan Good Governance, telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama; b. bahwa dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0488/KUM/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak sesuai lagi dengan dinamika perkembangan sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Gubernur;

Mengingat : 1. Undang -Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang -Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4438 );

- 2 -

3. Undang -Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ; 4. Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1842); 10. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 100) 11. Per aturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 17 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 17) ; 12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 7); 13. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 3); 14. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 072 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Acara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 072); 15. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 060 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 60); 16. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 090 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagian Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 90). - 3 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KESATU : Keputusan Gubernur tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan,sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Gubernur ini. KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, sebagai berikut: a. merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian tujuan serta sasaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan sasaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan melalui indikator kinerja yang memberikan penjelasan baik sebagai acuan kuantitatif maupun kualitatif mengenai apa yang dilakukan untuk menentukan apakah tujuan sasaran sudah tercapai; b. sebagai acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Unit Kerja, Unit Kerja Mandiri, dalam menentukan kinerja utama yang akan diwujudkan; dan c. untuk memperoleh informasi kinerja yang diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja dan ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis rencana pembangunan daerah dan SKPD yang akan digunakan untuk perbaikan kinerja dan akuntabilitas kinerja. KETIGA : dengan ditetapkannya Keputusan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0488/KUM/2016 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Indikator Kinerja Utama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KEEMPAT : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal O2 Agustus 2O19

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR

Tembusan: 1. Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi di Jakarta. 2. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin. 3. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. 4. Seluruh Pimpinan SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin/Banjarbaru/Jakarta. - 1 -

LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 188.44/ O659 / KUM/2019 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN (IKU) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB 1. Meningkatkan Daya  IPM Makna Indikator:  Dinas  Dinas Saing Sumber Daya IPM adalah Indeks yang dihasilkan dari beberapa komponen Pendidikan Pendidikan Manusia yaitu perencanaan aspek pendidikan, masyarakat, kesehatan dan dan dan daya beli Kebudayaan Kebudayaan Alasan Pemilihan;  Dinas  Dinas Indikator ini untuk menggambarkan Tingkat Keberhasilan Kesehatan Kesehatan Pemerintah Provinsi Kalsel dalam Meningkatkan Daya Saing  Dinas Tenaga  Dinas Tenaga SDM Kerja dan Kerja dan Transmigrasi Transmigrasi Rumus Perhitungan;

BPS  BPS

 Tingkat Makna Indikator:  Dinas Tenaga  BPS Pengangguran Orang yang tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari Kerja dan kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau Transmigrasi seseorang yang sedang mendapatkan pekerjaan yang layak Alasan Pemilihan; Mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Prov. Kalsel, sehingga masalah perekonomian, kemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya dapat teratasi. Rumus Perhitungan; BPS

- 2 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB 2. Mewujudkan Tata  Indeks Kepuasan Makna Indikator:  Badan  Badan Kelola Pemerintahan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah merupakan suatu Keuangan Keuangan yang Baik ukuran untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan Daerah Daerah secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan  Bappeda  Bappeda dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan public  Inspektorat  Inspektorat selanjutnya.  Biro  Biro Organisasi Alasan Pemilihan; Organisasi  Seluruh SKPD Dalam rangka mewujudkan tingkat kinerja masing-masing  Seluruh SKPD unit pelayanan instansi pemerintah, juga dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara obyektif dan periodic terhadap perkembangan unit pelayanan public yang ada di Prov. Kalsel.

Rumus Perhitungan; Bobot nilai rata-rata tertimbang=Jumlah bobot/jumlah unsur IKM = (Total dari Nilai Persepsi Per Unsur/Total Unsur yang terisi) x Nilai Penimbang

 Indeks Reformasi Makna Indikator:  Inspektorat,  Kemenpan RB Birokrasi Indikator Indeks Reformasi Birokrasi adalah indikator Biro

yang mengukur sejauh mana implementasi Reformasi Organisasi Birokrasi di 8 (delapan) area perubahan. Indikator ini diharapkan dapat mengukur sejauhmana perubahan positif birokrasi Pemerintah Prov. Kalsel dengan satu tujuan yaitu Pelayanan Publik yang prima Alasan Pemilihan: Indikator ini menjadi salah satu ukuran untuk mengukur kondisi aparatur pemerintah yang profesional dan pemerintah yang akuntabel, ditambah dengan kebijakan baru yang memasukan Indeks RB SKPD sebagai salah satu parameter dalam nilai Indeks Reformasi Birokrasi keseluruhan. Rumus Perhitungan: Nilai Indeks didapat dari Laporan Hasil Evaluasi RB

- 3 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB  Indeks Kualitas Makna Indikator: Biro Organisasi Kemenpan RB Layanan Publik Indeks Kualitas Layanan Publik adalah suatu kemampuan untuk menyesuaikan antara keinginan atau tuntutan penerima (masyarakat) dengan pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan. Alasan Pemilihan; Memperbaiki citra pemerintah di mata masyarakat, karena dengan kualitas pelayanan publik yang semakin baik, kepuasan dan kepercayaan masyarakat akan dapat diwujudkan. Rumus Perhitungan; Tahapan Penghitungan Indeks Pelayanan Publik :

Aspek Penilaian Indeks Pelayanan Publik : Kebijakan Pelayanan, Profesionalisme SDM, Sarana prasarana, Sistem informasi pelayanan public, Konsultasi dan Pengaduan Inovasi

3. Meningkatkan  Tingkat Kemiskinan Makna Indikator: Dinas Sosial Dinas Sosial Kesejahteraan Sosial Ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi Masyarakat kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Alasan Pemilihan; Indeks yang menggambarkan tingkat kesenjangan pendapatan. Rumus Perhitungan; BPS

- 4 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB 4. Meningkatkan  Indeks kebahagiaan Makna Indikator:  Biro  Biro kualitas kehidupan Ukuran yang menggambarkan tingkat kesejahteraan karena Kesejahteraan Kesejahteraan yang berbasiskan kebahagiaan merupakan refleksi dari tingkat kesejahteraan Rakyat Rakyat kearifan lokal yang telah dicapai oleh individu.  Badan  Badan Kesatuan Kesatuan Alasan Pemilihan; Bangsa dan Bangsa dan Indikator ini menunjukkan fenomena bahwa kebahagiaan Politik Politik penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan pembangunan dan perkembangan sosial di masyarakat.

Rumus Perhitungan :

 Konflik Sara Makna Indikator: Badan Badan Kesatuan Makna Indikator tersebut kita mengharapkan dengan Kesatuan Bangsa dan Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial di Bangsa dan Politik Kalimantan selatan baik itu dari segi pembinaan Politik secara materil dan moril dapat mewujudkan Daerah yang memiliki Kualitas yang baik di bidang sosial sehingga kesenjangan sosial dapat teratasi dan dapat berpengaruh baik dalam menciptakan Iklim yang Kondusif.

- 5 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB Alasan Pemilihan: Semakin sedikit Kasus/konflik yang terjadi, semakin tinggi tingkat keamanan, ketentraman, dan ketertiban membandingkan dengan sebelumnya.

Rumus Perhitungan: Jumlah Kasus yang ditangani : Jumlah kasus yang terjadi dikali 100%

5 Meningkatkan  Indeks Makna Indikator: Dinas Pendidikan BPS Penyediaan dan Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia yaitu indicator mengukur dan Kebudayaan, pemerataan Manusia pencapaian hasil pembangunan dari suatu daerah/ wilayah Dinas Pekerjaan Pembangunan  Pertumbuhan dalam tiga dimensi dasar pembangunan yaitu: lamanya Umum dan Infrastruktur ke Ekonomi hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standar hidup Penataan seluruh Wilayah layak. Ruang, Dinas sesuai dengan tata Alasan Pemilihan; Perumahan ruang Memberikan gambaran komprehensip mengenai tingkat Rakyat dan pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak dari Kawasan kegiatan pembangunan yang dilakuan oleh suatu Permukiman negara/daerah. Semakin tinggi nilai IPM suatu negara/daerah, menunjukkan pencapaian pembangunan manusianya semakin baik.

Rumus Perhitungan;

Keterangan : x (i,j) = komponen IPM ke-I dari daerah ke-j x (i-min) = Nilai Minimum komponen IPM ke-i x (i-maks) = Nilai Maksimum komponen IPM ke-i indeksX (i,j)= indeks komponen ke-1 untuk wilayah ke-j

- 6 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB 6. Meningkatkan daya  Laju Pertumbuhan Makna Indikator: Dinas BPS saing Perekonomian Ekonomi (LPE) Laju Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan Penanaman  Inflasi kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang Modal dan dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat Pelayanan bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat; Terpadu Satu  Rencana/nilai Investasi yang terdiri atas persetujuan Pintu perizinan ataupun izin prinsip PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang telah diterbitkan.

Alasan Pemilihan;  Indikator LPE dapat menggambarkan seberapa besar Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kalimantan Selatan.  Peningkatan realisasi investasi merupakan cikal bakal suatu kemajuan perekonomian. Bahwasanya investasi akan menumbuhkan perekonomian,penyerapan tenaga kerja dan pengembangan wilayah.

Rumus Perhitungan;  LPE = BPS  Realisasi Investasi PMA dan PMDN = Peningkatan nilai realisasi investasi : Target peningkatan realisasi investasi X 100 7. Meningkatkan Indeks Kualitas Makna Indikator: Dinas Dinas Lingkungan Kualitas Lingkungan Lingkungan Hidup Mengukur kualitas lingkungan umumnya dilakukan secara Lingkungan Hidup Hidup Daerah (IKLH) parsial berdasarkan media, yaitu air, udara dan lahan Hidup sehingga sulit untuk menilai apakah kondisi lingkungan hidup disuatu wilayah bertambah baik atau sebaliknya. Salah satu cara untuk mereduksi banyak data informasi adalah dengan menggunakan indeks.

Alasan Pemilihan; Indeks Kualitas Lingkungan Hidup mampu menggambarkan Kualitas Lingkungan Hidup di Kalimantan Selatan secara keseluruhan

- 7 -

INDIKATOR KINERJA PENJELASAN (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, PENANGGUNG NO KINERJA UTAMA SUMBER DATA UTAMA Cara Perhitungan Indikator) JAWAB Rumus Perhitungan; IKLH Prov. = IPA + ISPU + ITH 3 Keterangan : IKLH Prov. = Indeks Kualitas Lingkungan Hidup ISPU = Indeks Standar Pemcemaran Udara ITH = Indeks Tutupan Hutan

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR

- 1 -

LAMPIRAN II KEPUTUSAN GUBERNUR NOMOR 188.44/ O659 /KUM/2019 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 1. Meningkatnya  Angka Harapan Makna Indikator: Dinas Dinas Pendidikan Kualitas Lama Sekolah  Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) dihitung untuk Pendidikan dan dan Kebudayaan Pendidikan (AHLS) penduduk usia 7 tahun ke atas, karena mengikuti Kebudayaan Masyarakat  Angka Rata-Rata kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Lama Sekolah Indikator ini untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.  Angka Rata-Rata Lama Sekolah (ARLS) Sebagai salah satu varibel dari komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk suatu wilayah. ARLS menunjukkan sampai pada jenjang pendidikan apa secara umum tingkat pendidikan penduduk dewasa di Kalsel. Alasan Pemilihan:  Indikator ini digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

- 2 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Rumus Perhitungan:  AHLS

 ARLS

- 3 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 2. 2Meningkatnya  Angka Harapan Makna Indikator: Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Derajat Hidup (AHH) Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata kesempatan dan BPS Kesehatan atau waktu hidup yang tersisa. Masyarakat Alasan Pemilihan: Mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan deerajat kesehatan pada khususnya. Dengan adanya indikator tersebut dapat dijadikan tolak ukur baik buruknya kualitas pelayanan tenaga kesehatan.

Rumus Perhitungan: Badan Pusat Statistik

3. 3Meningkatnya Tingkat Makna Indikator: Dinas Tenaga SKPD Terkait dan Kualitas Daya Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka adalah persentase jumlah Kerja dan BPS Saing Tenaga Terbuka pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Transmigrasi Kerja Alasan Pemilihan: Dengan adanya indikator tersebut dapat dijadikan alat deteksi Pemerintah dalam pengurangan tingkat pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam hal ini kerja sama antara Pemerintah dalam pembentukan regulasi, swasta dalam pembukaan lapangan pekerjaan serta masyarakat, sangat di tuntut.

Rumus Perhitungan: Jumlah Angkatan Kerja x100% Jumlah Penduduk Usia Kerja

- 4 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 4. 4Meningkatnya  Indeks Kerukunan Makna Indikator: Dinas Kementerian Kerukunan Umat Beragama Merupakan upaya sistematis untuk menentukan kebijakan Pendidikan dan Agama RI Umat Beragama yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama Kebudayaan

Alasan Pemilihan: Sebagai salah satu indikator dalam mengukur kerukunan beragama melalui persepsi, sikap, dan para pemerhati kerykunan dan sosial keagamaan.

Rumus Perhitungan: Survei indeks KUB itu dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan pada Kementerian Agama RI

5. 5Meningkatnya Indeks Pembangunan Makna Indikator: Dinas Dinas Kesetaraan Gender (IPG) Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indeks Pemberdayaan Pemberdayaan Gender pencapaian kemampuan dasar manusia dilihat dari bidang Perempuan dan Perempuan dan pendidikan, kesehatan dan ekonomi Perlindungan Perlindungan denganmempertimbangkan ketimpangan gender. IPG Anak Anak dan BPS digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki danperempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM sama dengan nilai IPG.

Alasan Pemilihan: IPG merupakan indikator komposisi untuk mengukur dimensi yang sama dengan IPM, antara lain dimensi harapan hidup saat lahir, tingkat pendidikan dan tingkat kelayakan hidup. IPG memperhitungkan capaian berdasarkan gender. Secara sederhana dapat dikatakan IPG merupakan IPM yang disesuaikan untuk menggambarkan kepentingan gender.

- 5 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Rumus Perhitungan: 1/3 [Xede (1)+ Xede (2)+Linc-Dist] Xede (1) = Xede untuk harapan Hidup Xede (2) = Xede untuk pendidikan Linc-dist = Indeks distribusi pendapatan Indeks Pemberdayaan Makna Indikator: Dinas Dinas Gender (IDG) IDG adalah indikator komposit untuk mengukur peran Pemberdayaan Pemberdayaan aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Perempuan dan Perempuan dan IDG difokuskan pada partisipasi untuk mengukur Perlindungan Perlindungan ketimpangan gender pada bidang-bidang kunci dalam Anak Anak dan BPS partisipasi ekonomi dan politik.

Alasan Pemilihan: Indikator ini mampu menggambarkan peran perempuan dalam pembangunan dilihat dari partisipasi dibidang ekonomi dan politik.

Rumus Perhitungan: 1/3 (lpar + IDM+ Lin-Dist) Ipar = Indeks keterwakilan di parlemen IDM = Indeks pengambilan keputusan Linc = Indeks distribusi pendapatan

6. Meningkatnya Indeks Kepuasan Makna Indikator: Biro Organisasi Biro Organisasi Kualitas Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan dan SKPD Layanan Publik informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang Pelaksana diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan Pelayanan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhanny

- 6 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Alasan Pemilihan: Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala dan mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan sebagai Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dari waktu ke waktu,atau untuk mengetahui tingkat kineqa unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya.

Rumus Perhitungan: Penghitungan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif setidaknya meliputi : Prosedur pelayanan, Persyaratan pelayanan, Kejelasan pelayanan, Kedisiplinan petugas pelayanan, Tanggung jawab petugas pelayanan, Kemampuan petugas pelayanan, Kecepatan pelayanan, Keadilan mendapatkan pelayanan, Kesopanan dan keramahan pelayanan, Kewajaran biaya pelayanan, Kepastian biaya pelayanan, Kepastian jadwal pelayanan, Kenyamanan lingkungan, Keamanan pelayanan,

7. Meningkatnya Persentase PAD Makna Indikator: Badan Keuangan Badan Keuangan Kemandirian terhadap Penerimaan Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiscal) Daerah Daerah Keuangan Daerah menunjukkan kemampuan pemda dalam membiayai Daerah sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain, misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman.

- 7 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Alasan Pemilihan: Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi rasio kemandirian mangandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama PAD. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejatraan masyarakat yang semakin tinggi.

Rumus Perhitungan:

Pendapatan Asli Daerah x100% Transfer Pusat + Provinsi +Pinjaman

- 8 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 8. Terwujudnya Makna Indikator: Kemenpan RB Aparatur Indikator Indeks Reformasi Birokrasi adalah indikator yang Pemerintah yang mengukur sejauh mana implementasi Reformasi Birokrasi Profesional dan di 8 (delapan) area perubahan. Indikator ini diharapkan Pemerintahan dapat mengukur sejauhmana perubahan positif birokrasi Akuntabel Pemerintah Prov. Kalsel dengan satu tujuan yaitu Pelayanan Publik yang prima Indeks Reformasi Alasan Pemilihan: Inspektorat, Biro Birokrasi Indikator ini menjadi salah satu ukuran untuk mengukur Organisasi kondisi aparatur pemerintah yang profesional dan pemerintah yang akuntabel, ditambah dengan kebijakan baru yang memasukan Indeks RB SKPD sebagai salah satu parameter dalam nilai Indeks Reformasi Birokrasi keseluruhan. Rumus Perhitungan: Nilai Indeks didapat dari Laporan Hasil Evaluasi RB Opini BPK Makna Indikator: Badan Keuangan Badan Keuangan Opini Badan Pemeriksa Keuangan merupakan pernyataan Daerah Daerah profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Alasan Pemilihan: Untuk mengetahui kualitas pengelolaan keuangan negara yang menjamin bahwa informasi keuangan telah wajar disajikan sesuai standar akuntansi pemerintahan. Rumus Perhitungan: Badan Pemeriksa Keuangan

- 9 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator)

Makna Indikator: Nilai SAKIP menilai 5 aspek pelaksanaan SAKIP di Pemerintah Provinsi Kalsel Yaitu : Perencanaan, Pengukuran, Pelaporan Evaluasi Capaian Kinerja Bappeda, Nilai SAKIP Alasan Pemilihan: Inspektorat Biro Nilai SAKIP Dengan Nilai SAKIP diharapkan Pemerintah Provinsi Kalsel Organisasi mampu mengukur tingkat akuntabilitas kinerja baik itu level Pemda, SKPD hingga ke Individu Pegawai.

Rumus Perhitungan: LHE SAKIP Kemenpan RB RI

Makna Indikator: Indeks profesionalitas ASN adalah salah satu cara untuk mendekati kualitas ASN dengan menggunakan indeks komposit dari beberapa indikator output yang bersifat independen Indeks Profesionalisme Alasan Pemilihan: BKD Pegawai Pengukuran indek profesionalitas diperlukan guna mengetahui tingkat kesesuaian antara kompetensi pegawai ASN dengan kualifikasi persyaratan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas jabatan

- 10 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Rumus Perhitungan: IdxPro = koef(1–gaps)+Koef (Kj) + Koef (1–δSl(inex) + Koef(1- inDiscpl) Keterangan: 1) Gaps: Persentase ASN yang tidak kompeten 2) Kj: AngkaSKP 3) δS1: Selisih rata-rata gaji dan tunjangan kinerja ASN untuk jabatan yang sama(%) 4) inDiscpl: Jumlah pelanggaran disiplin

9. Meningkatnya Persentase PMKS Makna Indikator: Dinas Sosial Dinas Sosial dan Kesejahteraan yang terpenuhi Mengindikasikan besaran jumlah PMKS yang sudah Kabupaten/Kota Sosial PMKS kebutuhan Dasar terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Alasan Pemilihan: Semakin besar prosentase PMKS yang terpenuhi kebutuhan dasarnya akan menurunkan jumlah PMKS se-Kalimantan Selatan.

Rumus Perhitungan: Target Populasi PMKS yang dibiayai APBD x 100 Target PMKS Kab/Kota 10. Meningkatnya  Angka Konflik Makna Indikator: Badan Kesatuan Badan Kesatuan Ketentraman, Makna Indikator tersebut kita mengharapkan dengan Bangsa dan Bangsa dan Ketertiban, Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial di Kalimantan Politik Politik Perlindungan selatan baik itu dari segi pembinaan secara materil dan Masyarakat moril dapat mewujudkan Daerah yang memiliki Kualitas yang baik di bidang sosial sehingga kesenjangan sosial dapat teratasi dan dapat berpengaruh baik dalam menciptakan Iklim yang Kondusif. Alasan Pemilihan: Semakin sedikit Kasus/konflik yang terjadi, semakin tinggi

- 11 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) tingkat keamanan, ketentraman, dan ketertiban membandingkan dengan sebelumnya.

Rumus Perhitungan: Jumlah Kasus yang ditangani : Jumlah kasus yang terjadi dikali 100%

 Angka Kriminalitas Makna Indikator: Badan Kesatuan Badan Kesatuan Semakin sedikit kasus kriminalitas yang terjadi semakin Bangsa dan Bangsa dan tinggi tingkat keamanan. Politik Politik

Alasan Pemilihan: Dengan rendahnya kriminalitas yang terjadi maka ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam masyarakat akan tetap kondusif dalam mendukung proses pembangunan diKalsel

Rumus Perhitungan:

Jumlah Kasus yang ditangani x 100 % Jumlah Kasus yang terjadi

- 12 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 11. Meningkatknya  Indeks Makna Indikator: Dinas Pemuda Dinas Pemuda Partisipasi Pembangunan lndeks Pembangunan Pemuda adalah instrumen untuk dan Olahraga dan Olahraga Pemuda dalam Pemuda memberikan gambaran kemajuan pembangunan pemuda Pembangunan  Presentase Pemuda di Indonesia yang mencakup lima domain, yakni Mandiri pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Alasan Pemilihan: Dengan adanya lndeks Pembangunan Pemuda menjadi suatu tolak ukur untuk berbagai kebijakan dan program yang berkaitan dengan pembangunan pemuda .

Rumus Perhitungan: Metodolog penghitungan dengan memperhatikan domain: 1. Pendidikan (Rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah, APK Perguruan Tinggi), 2. Kesehatan dan Kesejahteraan (Angka Kesakitan Pemuda, Pemuda Korban Kejahatan, Pemuda Merokok, Remaja Perempuan sedang Hamil). 3. Ketenagakerjaan dan Kesempatan (Pemuda Wirausaha Kerah Putih, Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda) 4. Partisipasi dan Kepemimpinan (Partisipasi Pemuda dalam Kegiatan Sosial Kemasyarakatan, Partisipasi Pemuda dalam Organisasi, Pemuda Berpendapat dalam Rapat Kemasyarakatan) 5. Gender dan Diskriminasi (Perkawinan Usia Anak, Pemuda Perempuan sedang Bersekolah Menengah (SMA/ sederajat atau lebih tinggi) dan Perguruan Tinggi, Pemuda Perempuan Bekerja di Sektor Formal)

- 13 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 12. Meningkatnya Jumlah Medali pada Makna Indikator: Dinas Pemuda KONI prestasi event olahraga Jumlah Medali pada event olahraga tingkat nasional dan Olahraga olahraga tingkat nasional Provinsi Kalsel Alasan Pemilihan: Untuk mengetahui pentingnya kebijakan dan strategi pembinaan olahraga prestasi daerah Kalimantan Selatan pada cabang-cabang olahraga

Rumus Perhitungan: Pengumpulan data bersumber dari media masa dan nara sumber yang berkompeten serta pengurus di cabang olahraga di tingkat daerah dan nasional. 13. Meningkatnya Indeks Pembangunan Makna Indikator: Dinas Kemendikbud, Ketahanan Kebudayaan Indeks Pembangunan Kebudayaan merupakan instrument Pendidikan dan BPS Budaya dan yang dikembangkan oleh Kemendikbud yang merangkum Kebudayaan Kualitas Seni tujuh dimensi pengukuran, yakni Ekonomi Budaya, Masyarakat Pendidikan, Ketahanan Sosial Budaya, Warisan Budaya, Ekspresi Budaya, Budaya Literasi, dan Gender

Alasan Pemilihan: Untuk mengukur kemampuan suatu kebudayaan dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas, pengetahuan, serta praktik budayanya yang relevan dapat didukung oleh kondisi sosial dalam masyarakat yang cukup baik

Rumus Perhitungan: Kemendikbud, Kementerian PPN/Bappenas dan Badan Pusat Statistik (BPS)

- 14 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) 14. 1Meningkatkan  Persentase Makna Indikator:  Dinas  Dinas Kuantitas dan Infrastruktur ke- Indikator ini sebagai indikator pembangunan Pekerjaan Pekerjaan Kualitas PU an yang Umum Umum Infrastruktur Berkualitas Alasan Pemilihan:  Dinas  Dinas untuk  Persentase Diharapkan dengan adanya Indikator ini dapat menunjang Perumahan Perumahan Pemerataan Kesesuaian Tata pertumbuhan pembangunan yang ada di daerah. dan Kawasan dan Kawasan Pembangunan Ruang Permukiman Permukiman  Persentase Luasan Rumus Perhitungan:  Dinas Energi  Dinas Energi Kawasan CA+CS+RE+K dan Sumber dan Sumber Indeks Pelayanan Infrastruktur Dasar = Permukiman dan 4 Daya Mineral Daya Mineral Perumahan dalam Keterangan:  Dinas  Dinas Kondisi Baik CA = Cakupan Air Bersih Perhubungan Perhubungan  Rasio Elektrifikasi CS = Cakupan Sanitasi  Indeks Kepuasan RE = Rasio Elektrifikasi Masyarakat Bidang K = Telepon ( Komunikasi ) Transportasi 15. 1Meningkatnya  Laju Pertumbuhan Makna Indikator: Seluruh SKPD BPS Perekonomian Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi yaitu Laju Pertumbuhan Produk Provinsi Kalsel Daerah  Pengeluaran Domestik Regional Bruto yang menunjukkan pertumbuhan Perkapita produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.

Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.

Alasan Pemilihan: Indikator ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional; sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional; sebagai

- 15 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan.

Untuk indicator pengeluaran perkapita dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.

Rumus Perhitungan: PDRB t−PDRB t−1 Laju Pertumbuhan Ekonomi = x 100 % PDRB t−1 Keterangan: PDRBt = PDRB tahun tertentu PDB/PDRB t-1 = PDRB tahun sebelumnya

Pengeluaran Per Kapita Y∗ Y** = PPP

Y∗ Y* = x 100% IHK

Keterangan: Y** = Pengeluaran per kapita yang disesuaikan Y* = Pengeluaran per kapita harga konstan Y = Pengeluaran per kapita setahun IHK = Indeks Harga Konsumen tahun dasar 2012

16. 1Terwujudnya Skor pola pangan Makna Indikator: Dinas Tanaman Dinas Tanaman Mandiri Pangan harapan (PPH) PPH merupakan susunan beragam pangan yang Pangan dan Pangan dan

- 16 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari Hortikultura Hortikultura dan berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan BPS energi dan zat gizi lainnya, baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama.

Alasan Pemilihan: Skor Pola Harapan Pangan berguna untuk menilai situasi konsumsi atau ketersediaan pangan, baik jumlah dan komposisi/keragaman pangan. Selain itu juga dapat digunakan untuk perencanaan konsumsi atau ketersediaan pangan

Rumus Perhitungan:

Data yang digunakan dalam penghitungan skor PPH adalah data jumlah konsumsi energi per kelompok pangan. Proporsi konsumsi energi untuk masing-masing kelompok hasil kesepakatan Kementerian Pertanian tahun 2001 yaitu : (1) Padi-padian 50%, (2) Umbi-umbian 6%, (3)Pangan hewani 12%, (4) Minyak dan lemak 10%, (5)Buah dan biji berminyak 3%, (6) Kacang-kacangan 5%, (7) Gula 5%, (8)Sayur dan buah 6%, serta (9) Lain-lain (bumbu) 3%.

17. 2Meningkatnya Nilai Investasi PMA Makna Indikator: Dinas Dinas Nilai Investasi dan PMDN (Triwulan Rencana/nilai Investasi yang terdiri atas persetujuan Penanaman Penanaman Dalam Aktivitas Rupiah) perizinan ataupun izin prinsip PMA ( Penanaman Modal Modal dan Modal dan Perekonomian Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang Pelayanan Pelayanan telah diterbitkan. Terpadu Satu Terpadu Satu Pintu Pintu Alasan Pemilihan:

- 17 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) Peningkatan realisasi investasi merupakan cikal bakal suatu kemajuan perekonomian. Bahwasanya Investasi akan menumbuhkan perekonomian, penyerapan tenaga kerja dan pengembangan wilayah.

Rumus Perhitungan: Peningkatan Nilai realisasi Investasi dibagi target peningkatan realisasi investasi X 100%

18. 2Menurunnya  Indeks Kualitas Makna Indikator: Dinas Dinas Kerusakan dan Lingkungan Hidup Indeks tutupan hutan merupakan angka yang Lingkungan Lingkungan Pencemaran menunjukkan gambaran atau indikasi awal untuk Hidup Hidup Lingkungan memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi tutupan hutan pada lingkup dan periode tertentu. Semakin jauh dengan angka 100, mengidentifikasikan harus semakin besar upaya perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup yang dilakukan. Alasan Pemilihan: Perhitungan Indeks Tutupan Hutan merupakan data dasar dalam perlindungan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH). Tutupan hutan merupakan bagian dari isu hijau yakni pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang menangani aspek-aspek konservasi atau pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Isu hijau seharusnya memilki kontribusi yang sama terhadap IKLH, namun karena hanya diwakili 1 indikator yakni tutupan hutan, maka bobotnya lebih besar disbanding indicator lainnya dalam perhitungan IKLH. Hutan merupakan salah satu komponen penting ekosistem yang berfungsi sebagai penjaga tata air, pencegah erosi, pengatur iklim, dan tempat tumbuh berbagai plasma nutfah. Pada hakikatnya, hutan memberikan manfaat yang sama terhadap manusia, sehingga manusia memiliki hak

- 18 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) yang sama.terhadap layanan hutan atau luasan hutan yang sama. Setiap luas lahan harus memiliki proporsi luas hutan yang sama untuk menjaga kelestarian lingkungan hidupnya. Sehingga perlu adanya angka yang menggambarkan kondisi tersebut melalui indeks tutupan hutan.

Rumus Perhitungan:

TH = LTH LWP

Selanjutnya dilakukan konversi persentase tutupan hutan hingga didapatkan indeks tutupan hutan

19. MMeningkatnya  Jumlah Wisatawan Makna Indikator: Kontribusi (Mancanegara dan  Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) Sektor Nusantara) Provinsi Kalimantan Selatan sedang berbenah dan Pariwisata  Jumlah Hari Lama mengalihkan perekonomian dari Pertambangan ke Tinggal Wisatawan sektor Pariwisata;  Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan

Alasan Pemilihan:

 Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) Dengan adanya indikator ini diharapkan dapat mengukur Jumlah Wisatawan baik itu mancanegara dan Nusantara yang berkunjung ke Kalimantan Selatan sehingga program dan kegiatan yang dicanangkan nantinya akan mendongkrak Jumlah Wisatawan yang

- 19 -

PENJELASAN KINERJA INDIKATOR KINERJA PENANGGUNG NO (Makna Indikator, Alasan Pemilihan Indikator, Cara SUMBER DATA UTAMA UTAMA JAWAB Perhitungan Indikator) datang;  Jumlah Hari Lama Tinggal Wisatawan Menghitung lama tinggal rata rata wisatawan di Kalimantan Selatan

Rumus Perhitungan:

 Jumlah Wisatawan (Mancanegara dan Nusantara) yang datang ke Kalsel ditahun N;  Jumlah hari lama tinggal rata rata wisatawan

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

SAHBIRIN NOOR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

NOMOR 067 TAHUN 2014

TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dipandang perlu dibuat Standar Operasional Prosedur ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standar Operasional Prosedur Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106) ;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494) ; - 2 -

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

8. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang- undangan ;

9. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32) ;

12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5) ;

13. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1); - 3 -

15. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 042 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 42) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 093 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 042 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur- unsur Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 93);

16. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 29) ;

17. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 081 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 81) ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

6. Asisten Pemerintahan adalah Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

7. Kepala Biro Organisasi yang selanjutnya disebut Karo Organisasi adalah Kepala Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. - 4 -

8. Kepala Bagian Ketatalaksanaan yang selanjutnya disebut Kabag Ketatalaksanaan adalah Kepala Bagian Ketatalaksanaan pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

9. Kepala Sub Bagian Prosedur dan Tata Kerja yang selanjutnya disebut Kasubbag Prostaker adalah Kepala Sub Bagian Prostaker pada Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

10. Tim Penyusun adalah Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

11. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD).

12. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disebut Menteri PANRB adalah Menteri pada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.

13. Menteri Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Mendagri adalah Menteri pada Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

14. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang selanjutnya disebut Meneg PPN/Kepala BAPPENAS adalah Menteri Negara/Kepala pada Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

BAB II

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

Pasal 2

Kasubbag Prostaker menyusun jadwal kegiatan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Daerah.

Pasal 3

(1) Kasubbag Prostaker menyiapkan konsep surat Permintaan LAKIP SKPD.

(2) Kasubbag Prostaker meneruskan konsep surat Permintaan LAKIP kepada Kabag Ketatalaksanaan.

Pasal 4

(1) Kabag Ketatalaksanaan menelaah konsep surat dan memberikan paraf pada konsep tersebut.

(2) Kabag Ketatalaksanaan meneruskan konsep surat Permintaan LAKIP SKPD kepada Karo Organisasi. - 5 -

Pasal 5

(1) Karo Organisasi mengoreksi konsep surat dan memberikan paraf pada konsep tersebut.

(2) Karo Organisasi meneruskan konsep surat Permintaan LAKIP SKPD kepada Asisten Pemerintahan.

Pasal 6

(1) Asisten Pemerintahan mengoreksi konsep surat dan memberikan paraf pada konsep tersebut.

(2) Asisten Pemerintahan meneruskan konsep surat Permintaan LAKIP SKPD kepada Sekretaris Daerah.

Pasal 7

Sekretaris Daerah menandatangani konsep surat Permintaan LAKIP SKPD dan mengembalikan surat tersebut kepada Kasubbag Prostaker.

Pasal 8

Kasubbag Prostaker mengirimkan Surat Permintaan LAKIP SKPD Tahun 2013 kepada seluruh SKPD Provinsi Kalsel.

Pasal 9

Kasubbag Prostaker membentuk Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi dan menyiapkan rapat persiapan penyusunan draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalsel.

Pasal 10

Tim Penyusun menerima LAKIP SKPD Provinsi Kalsel, kemudian menelaah, mengoreksi dan meminta data apabila terdapat kekurangan pada LAKIP SKPD tersebut.

Pasal 11

Tim Penyusun merumuskan hasil kompilasi data capaian kinerja SKPD menjadi draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi.

Pasal 12

Tim Penyusun melaksanakan review awal draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi bersama dengan Tenaga Ahli. - 6 -

Pasal 13

(1) Tim Penyusun melaksanakan ekspos draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi dengan seluruh SKPD terkait.

(2) Ekspos dilaksanakan dalam rangka menyinkronisasikan data capaian yang dikompilasikan oleh Tim Penyusun dengan data termutakhir dari SKPD.

Pasal 14

(1) Tim Penyusun menyempurnakan draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi berdasarkan hasil review dan ekspos.

(2) Draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi yang telah disempurnakan diserahkan kepada Kasubbag Prostaker selaku Sekretaris Tim untuk dicetak.

Pasal 15

(1) Kasubbag Prostaker mencetak draft Laporan Akuntabilitas Kinerja yang telah disempurnakan, serta membuat draft Surat Penyampaian Laporan Kinerja.

(2) Kasubbag Prostaker meneruskan draft Laporan Akuntabilitas Kinerja dan draft Surat Penyampaian Laporan Kinerja kepada Kabag Ketatalaksanaan.

Pasal 16

Kabag Ketatalaksanaan mengoreksi draft Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi dan meneruskan kepada Kepala Biro Organisasi.

Pasal 17

Asisten Pemerintahan memaraf draft Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dan meneruskan kepada Sekretaris Daerah.

Pasal 18

Sekretaris Daerah memaraf draft Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dan meneruskan kepada Gubernur.

Pasal 19

(1) Gubernur memeriksa draft Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dan menandatanganinya.

(2) Gubernur memeriksa draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dan menandatangani Lembar Kata Pengantar draft Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah.

(3) Gubernur mengembalikan Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah kepada Kasubbag Prostaker. - 7 -

Pasal 20

(1) Kasubbag Prostaker mencetak dan menggandakan naskah Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah.

(2) Kasubbag Prostaker membubuhkan stempel basah pada Lembar Kata Pengantar naskah Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah.

Pasal 21

(1) Kepala Biro menyampaikan Surat Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja dan naskah Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah kepada Menteri PANRB di Jakarta dan tembusan kepada Mendagri serta Meneg PPN/Kepala BAPPENAS di Jakarta.

BAB VI

TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

Pasal 22

(1) Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(2) Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas terdiri atas :

a. Gubernur selaku Pengarah ;

b. Sekretaris Daerah selaku Penanggung Jawab ;

c. Asisten Pemerintahan selaku Koordinator ;

d. Karo Organisasi selaku Ketua Tim ;

e. Kabag Ketatalaksanaan selaku Wakil Ketua Tim ;

f. Kasubbag Prostaker selaku Sekretaris Tim ; dan

g. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang dipilih selaku Anggota Tim.

BAB V

SARANA DAN PRASARANA Pasal 23

(1) Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah, dipandang perlu menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sesuai dengan kebutuhan.

(2) Sarana dan prasarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dioperasionalkan secara khusus dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah secara efisien, efektif, dan tepat waktu sesuai dengan standar waktu maksimal untuk Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah. - 8 -

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 24 September 2014

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ttd

H. RUDY ARIFFIN

Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 24 September 2014

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN,

ttd

MUHAMMAD ARSYADI

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 NOMOR 67 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR NOMOR 067 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Nomor SOP Tanggal Pembuatan

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Tanggal Revisi - KALIMANTAN SELATAN Tanggal Efektif Disahkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan Nama SOP Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pemerintah Provinsi Kalsel

Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana : a. Peraturan Menteri PANRB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman a. memahami dengan baik kegiatan yang harus dilakukan dalam menunjang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja tugas ; Instansi Pemerintah; b. memahami dengan baik ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan b. Peraturan Menteri PANRB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman kegiatan ; Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi c. memahami dengan akuntabilitas kinerja dan indikator-indikator kinerja; dan Pemerintahan; d. mempunyai komitmen tinggi untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja; Keterkaitan : Peralatan /Perlengkapan : a. a. perangkat komputer b. b. lemari arsip (filing cabinet) Peringatan : Pencatatan dan Pendataan : SOP ini merupakan prosedur baku yang wajib dilaksanakan dalam a. dokumentasi data akuntabilitas SKPD maupun Sekretariat Daerah. proses Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pemerintah Provinsi Kalsel b. dokumentasi pertanggungjawaban penyusunan Laporan Akuntabilitas dan jika tidak dilaksanakan akan mengakibatkan ketidaksesuaian, Kinerja. ketidakjelasan, ketidaktepatan, dan kelambatan dalam Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pemerintah Provinsi Kalsel.

PELAKSANA MUTU BAKU NO AKTIVITAS Kasubbag Kabag Karo Asisten Sekretaris Tim Persyaratan & KETERANGAN Gubernur Waktu Output Prostaker Ketatalaksanaan Organisasi Pemerintahan Daerah Penyusun Kelengkapan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. Menyusun Jadwal Surat Menteri 10 Jadwal Kegiatan Penyusunan PANRB dan menit Kegiatan Laporan Akuntabilitas DPA Penyusunan Kinerja Pemerintah Lap. Akunt. Provinsi. tersusun 2. Menyiapkan konsep Jadwal 10 Draft Surat Surat Permintaan Kegiatan menit Permintaan LAKIP SKPD dan Penyusunan LAKIP SKPD meneruskan kepada LAKIP Kabag Ketatalaksanaan 3. Menelaah konsep Draft Surat 10 Draft Surat surat, memberikan Permintaan menit Permintaan paraf pada konsep LAKIP SKPD LAKIP SKPD Surat Permintaan diparaf LAKIP SKPD dan Kabag meneruskan kepada Karo Organisasi. 4. Mengoreksi konsep Draft Surat 10 Draft Surat surat, memberikan Permintaan menit Permintaan paraf pada konsep LAKIP SKPD LAKIP SKPD Surat Permintaan diparaf Karo LAKIP SKPD dan meneruskan kepada Asisten Pemerintahan. 5. Mengoreksi konsep Draft Surat 20 Draft Surat surat, memberikan Permintaan menit Permintaan paraf pada konsep LAKIP SKPD LAKIP SKPD Surat Permintaan diparaf LAKIP SKPD dan Asisten meneruskan kepada Sekretaris Daerah. 6. Menandatangani Draft Surat 1 jam Draft Surat konsep Surat Permintaan Permintaan Permintaan LAKIP LAKIP SKPD LAKIP SKPD SKPD dan ditandata- mengembali-kan ngani kepada Kasubbag Prostaker.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 7. Mengirimkan Surat Surat 1 hari Surat Permintaan LAKIP SKPD Permintaan Permintaan kepada seluruh SKPD LAKIP SKPD LAKIP SKPD Provinsi Kalsel. terkirim

8. Membentuk Tim dan Surat 1 hari Tim menyiapkan rapat Permintaan Penyusun persiapan penyusunan LAKIP SKPD Lap. Akunt. draft Laporan terbentuk Akuntabilitas Kinerja Provinsi. 9. Menerima LAKIP SKPD, SK Tim 10 hari LAKIP SKPD menelaah, mengoreksi Penyusun Lap. diterima dan meminta data Akunt. apabila terdapat kekurangan pada LAKIP SKPD tersebut. 10. Merumuskan hasil LAKIP SKPD 10 hari Draft Lap. kompilasi data capaian diterima Akunt. kinerja SKPD menjadi Provinsi draft Lap. Akuntabilitas Kinerja Provinsi. 11. Melaksanakan review Draft Lap. 5 hari Draft Lap. awal draft Laporan Akunt. Provinsi Akunt. Akuntabilitas Kinerja Provinsi di Provinsi bersama review dengan Tenaga Ahli. 12. Melaksanakan ekspos Draft Lap. 2 hari Draft Lap. draft Laporan Akunt. Provinsi Akunt. Akuntabilitas Kinerja Provinsi di Provinsi dengan seluruh diekspos SKPD terkait. 13. Menyempurnakan draft Hasil review dan 5 hari Draft Lap. Laporan Akuntabilitas ekspos Draft Akunt. Kinerja Provinsi Lap. Akunt. Provinsi berdasarkan hasil review Provinsi disempurna- dan ekspos kemudian kan menyampaikan kepada Kasubbag Prostaker.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14. Mencetak draft Laporan Hasil 1 hari Draft Surat Akuntabilitas Kinerja penyempurnaan Penyampaian yang disempurnakan, Draft Lap. Lap. Akunt. membuat draft Surat Akunt. Provinsi Dan Lap. Penyampaian Laporan Akunt. Kinerja dan meneruskan Provinsi kepada Kabag. dicetak 15. Mengoreksi draft Surat Draft Surat Draft Surat Penyampaian Laporan Penyampaian Penyampaian Kinerja dan meneruskan Lap. Akunt. Dan Lap. Akunt. kepada Karo. Lap. Akunt. Dikoreksi Provinsi 16. Memaraf draft Surat Draft Surat 2 jam Draft Surat Penyampaian Laporan Penyampaian Penyampaian Kinerja dan meneruskan Lap. Akunt. Dan Lap. Akunt. kepada Asisten Lap. Akunt. Provinsi Pemerintahan. Provinsi diparaf Karo 17. Memaraf draft Surat Draft Surat 2 jam Draft Surat Penyampaian Laporan Penyampaian Penyampaian Kinerja dan meneruskan Lap. Akunt. Dan Lap. Akunt. kepada Sekretaris Lap. Akunt. Provinsi Daerah. Provinsi diparaf Asisten 18. Memaraf draft Surat Draft Surat 2 jam Draft Surat Laporan Kinerja dan Penyampaian Penyampaian meneruskan kepada Lap. Akunt. Dan Lap. Akunt. Gubernur. Lap. Akunt. Provinsi Provinsi diparaf Sekda 19. Memeriksa dan Draft Surat 5 hari Draft Surat menandatangani draft Penyampaian Penyampaian Surat Penyampaian Lap. Akunt. Dan Lap. Akunt. Laporan Akuntabilitas Lap. Akunt. Dan Lap. Kinerja dan draft Provinsi Akunt. Laporan Akuntabilitas Provinsi Kinerja, kemudian ditandata- mengembalikan kepada ngani Kasubbag Prostaker. Gubernur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 20. Mencetak dan Naskah Lap. 5 hari Naskah Lap. menggandakan Laporan Akunt. Provinsi Akunt. Akuntabilitas Kinerja Provinsi serta membubuhkan terdokumen- stempel basah pada tasi dan Surat Penyampaian tercetak Laporan Kinerja dan naskah Laporan Akuntabilitas Kinerja Provinsi. 21. Menyampaikan Surat Naskah Lap. 3 hari Tanda terima Penyampaian Laporan Akunt. Provinsi Lap. Akunt. Kinerja dan naskah Laporan Akuntabilitas Kinerja Provinsi kepada Menteri PANRB di Jakarta dengan tembusan kepada Mendagri dan Meneg PPN/Kepala BAPPENAS di Jakarta.

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ttd

H. RUDY ARIFFIN