Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 11 No. 2, Agustus 2014: 99-104 ISSN: 1829-6327 Terakreditasi No.: 482/AU2/P2MI-LIPI/08/2012

NERACA KEHIDUPANArthroschista hilaralis PADA TANAMAN JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

(Life Table ofArthroschista hilaralis on Anthocephalus cadamba Miq)

Selvi Chelya Susanty, Noor Farikhah Haneda dan/and Irdika Mansur Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp. 0251-88621677, Fax. 0251-8621677

Naskah masuk : 2 Desember 2013; Naskah diterima : 6 Mei 2014

ABSTRACT

Arthroschista hilaralisis a defoliator pest which attacks Anthocephalus cadamba with a high level of damage. This study was aimed at reviewing the life table ofA. hilaralis on Anthocephalus cadamba . Thirty eggs of A. hilaralis were observed until imago and egg laying stage. The parameters of population growth are gross reproductive rate (GRR), net reproductive rate (Ro), mean generation time (T), intrinsic growth rate (r). They were calculated by using data of all the individuals hatched during the first year (lx) and the number of offspring hatched to individuals of each age (mx). The results showed that GRR ofA. hilaralis on A. cadamba is 141 individual per generation, Ro revealed 70 individual per female per generation, T is 23.5 days, and the innate capacity for increase (r) 0.18 individual per female per day. Keywords: Anthocephalus cadamba, hilaralis, life table

ABSTRAK

Arthroschista hilaralis merupakan hama defoliator yang pada saat ini banyak menyerang tanaman jabon dengan tingkat kerusakan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji neraca kehidupanA. hilaralis pada tanaman jabon (A. cadamba Miq.). Penelitian dilakukan dengan menggunakan 30 telurA. hilaralis yang dipelihara hingga menjadi imago dan bertelur kembali. Data sintasan spesifik umur (lx ) dan keperidian spesifik umur (mx ) digunakan sebagai dasar untuk menghitung parameter pertumbuhan populasi, antara lain laju reproduksi kotor (GRR), laju reproduksi bersih (Ro), rata-rata masa generasi (T), dan laju pertumbuhan instrinsik (r). Hasil penelitian menunjuk- kan GRRA. hilaralis adalah 141 individu/generasi, Ro sebesar 70 individu/induk/generasi, T selama 23,5 hari, dan r sebesar 0,18 individu/induk/hari. Tindakan pengelolaan hama secara berkala sangat diperlukan dalam mengontrol perkembangan hama ini, karena tingginya tingkat perkembangan dan cepatnya laju pertumbuhanA. hilaralis . Kata kunci : Anthocephalus cadamba,, neraca kehidupan

I. PENDAHULUAN berapa hama defoliator menyerang tegakan jabon di Riau, antara lainCosmoleptrus sumatranus , Jabon(Anthocephalus cadamba Miq.) Coptotermes,ulat kantong ( Pychidae ), Dysder - merupakan salah satu jenis tanaman asli cus cingulatus,dan Arthroschista hilaralis . A. Indonesia yang memiliki kemampuan tumbuh hilaralis merupakan hama defoliator dominan yang cepat (Mansur & Tuheteru, 2010). Tanaman yang menyerang tanaman jabon dan menyebab- ini memiliki bentuk batang yang lurus dan kan tingkat kerusakan yang tinggi. Serangan silindris, serta dapat digunakan untuk pembuatan hama ini dapat memperlambat pertumbuhan kayu lapis, bahan konstruksi, bahan baku papan tanaman, menyebabkan terjadinyadieback (mati partikel atau bubur kertas, dan kegunaan lainnya pucuk) dan terbentuknya cabang epikormik (Mulyana & Fahmi, 2011). (Nair, 2000). Pada puncak musim kering, serang- Penanaman jabon yang saat ini dilakukan an hama ini menjadi lebih tinggi dibandingkan secara monokultur dan dalam skala luas me- pada pertengahan musim kering. Pada kondisi nyebabkan tanaman ini menjadi rentan terhadap lingkungan yang kering tanaman akan meng- serangan hama. Pribadi (2010) mencatat be- alami kehilanganturgiditas (kekakuan sel) se-

99 Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol.11 No. 2 , Agustus 201 4 , 99 - 104 hingga mudah terserang hama. Selain itu kondisi dan yang mengalami kematian. Pengamatan ter- lingkungan yang kering dengan curah hujan yang hadap perkembangan suatu kelompok individu rendah lebih disukai hama dan lebih meng- yang lahir pada umur yang sama (kohor) hingga untungkan bagi perkembangan hama (Junaedi & kematian individu terakhir dengan mencatat Pribadi, 2011). kematian dan kelahiran merupakan cara untuk Informasi dasar seperti neraca kehidupan A. mendapatkan data yang menunjang pembuatan hilaralis sangat diperlukan untuk mengetahui statistik dari populasi tersebut. Imago betina dan pertumbuhan populasi serangga serta upaya pe- jantan yang berhasil muncul kemudian dimasuk- ngelolaannya. Price (1997) menjelaskan bahwa kan dalam satu kurungan agar terjadi proses neraca kehidupan merupakan ringkasan pernya- kopulasi dan dilakukan perhitungan terhadap taan tentang kehidupan individu-individu dalam jumlah teluryangdiletakkansetiapharinya. populasi/kelompok. Tarumingkeng (1992) me- Data mortalitas dalam pengamatan diguna- nambahkan bahwa neraca kehidupan dapat digu- kanuntukmenyusunneracakehidupanA.hilaralis . nakan untuk mengkalkulasikan berbagai statistik Neraca kehidupan berisi data sintasan spesifik populasi yang dapat memberikan informasi me- umur(l )dankeperidianspesifikumur(m ).Ber- ngenai kelahiran (natalitas), kematian (mortali- x x tas), dan peluang untuk berkembang biak, se- dasarkan data neraca kehidupan tersebut perhi- hingga dapat digunakan sebagai parameter tungan dapat dilanjutkan untuk menentukan pa- perilaku perkembangan populasi. rameter-parameter pertumbuhan populasi lain- Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nera- nyameliputi(Price,1984): ca kehidupanA. hilaralis pada tanaman jabon R=o ∑lmxx ...... (1) (A. cadamba Miq.). Informasi mengenai neraca GRR= ∑m ...... (2) kehidupanA. hilaralis diperlukan dalam rangka x T =∑xlmxx /∑lm xx ; x=1,2,3,..nhari... (3) menelaah perubahan kepadatan dan laju per- r =(lnR)/T ...... (4) tumbuhan populasiA. hilaralis , sehingga dapat o digunakan dalam memutuskan teknik pengelo- Keterangan: laan hama yang sesuai. Ro : Lajureproduksibersih GRR : Lajureproduksikotor T : Waktugenerasirata-rata r : Lajupertumbuhanintrinsik II. METODOLOGI Data dalam penelitian ini diolah mengguna- A. WaktudanTempatPenelitian kan software Microsoft Excel 2007, dan dianali- sissecaradeskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2013 di Laboratorium Entomologi Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian III.HASILDANPEMBAHASAN Bogor. Neraca kehidupanA. hilaralis digunakan un- B. BahandanAlatPenelitian tuk mengetahui tingkat perkembangan populasi Bahan yang digunakan dalam penelitian me- A. hilaralis. Berdasarkan perhitungan neraca liputi telurA. hilaralis , daun jabon (A. cadamba), kehidupan dapat diperoleh informasi berbagai kapas dan cairan madu 10% yang digunakan hal mengenai perikehidupanA. hilaralis , salah sebagai bahan makanan bagi imago. Alat yang satunya kurva kesintasan (survivorship) . Kurva digunakan dalam penelitian meliputi wadah kesintasan menggambarkan peluang individu A. plastik,kurunganimagodankuas. hilaralis yang hidup pada semua stadia mulai dari telur, larva, pupa, dan imago (lx), serta keperidian C. RancanganPenelitiandanAnalisisData dari imago betina per hari (mx). Price (1984) menjelaskan bahwa bentuk kurva survivorship Penelitian dilakukan dengan menggunakan ini diperlukan untuk memahami strategi repro- 30telurA. hilaralis yangdiperolehdarihasil duksi populasi dan langkah-langkah dalam pe- rearing di laboratorium. Tiga puluh larva yang ngelolaannya. telah menetas dari telur tersebut kemudian di- Kurva kesintasan (survivorship) A. hilaralis pelihara hingga menjadi pupa dan imago. Pada menunjukkan tingkat kematian yang rendah pada setiap harinya dilakukan pengamatan dan awal perkembangan diikuti dengan tingkat kema- perhitungan jumlah individu yang masih hidup

100 Neraca KehidupanArthroschista hilaralis pada Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) Selvi Chelya Susanty, Noor Farikhah Haneda, Irdika Mansur tian yang tinggi seiring dengan bertambahnya dipengaruhi oleh banyaknya individu betina umur. Menurut Price (1997) terdapat tiga tipe dalam populasi. Semakin banyak jumlah betina kurva keberhasilan hidup serangga di alam, yaitu maka telur yang dihasilkan juga akan semakin tipe I, II, dan III. Kurva tipe I menggambarkan banyak, sehingga meningkatkan jumlah serangan kematian organisme dalam jumlah sedikit ketika hama. Nilai mx menunjukkan banyaknya telur umur muda dan kematian dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh imago betina yang berumur ketika berumur tua, tipe II menggambarkan laju x hari setelah memperhitungkan nisbah kelamin. kematian yang konstan, dan tipe III meng- Banyaknya imago jantan dan betina yang muncul gambarkan kematian yang lebih besar pada umur serta rata-rata jumlah telur yang dihasilkan per- muda. Hasil pengamatan dari 30 serangga A. harinya disajikan pada Tabel 1. hilaralis menunjukkan bahwa kurva perkem- Berdasarkan kurva kesintasan tampak bahwa bangan hidup serangga ini termasuk tipe I yang peletakan telurA. hilaralis dimulai pada hari ke- memperlihatkan kematian yang tinggi pada umur 20 hingga hari ke-30, dan puncak peneluran tua. Morganet al . (2001) menjelaskan bahwa ne- terjadi pada hari ke-25 dengan rata-rata jumlah raca kehidupan dipengaruhi oleh beberapa faktor, telur yang diletakkan sebanyak 24 butir (Gambar yaitu spesies, inang, kondisi iklim tempat pene- 1). Velasco & Walter (1993) menyatakan bahwa litian, dan metode perbanyakan serangga (rea- keberhasilan perkembangan serangga dan fase ring) yang digunakan. Selama penelitian rata-rata reproduktif serangga sangat dipengaruhi oleh suhu pada lokasi penelitian menunjukan 27ºC kualitas makanan. dengan kelembaban 67%. Hasil perhitungan neraca kehidupan A. hilaralis Keperidian imago betina dapat diketahui meliputi laju reproduksi kotor (GRR), laju repro- dengan cara menghitung banyaknya telur yang duksi bersih (Ro), lama generasi (T), dan laju per- diletakan setiap harinya. Nilai keperidian ini tambahan intrinsik (r) ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel (Table ) 1. Jumlah imago jantan dan betina, serta rata-rata telur yang dihasilkan setiap harinya (The number of male and female adult, and the average of eggs produced each day) Rata-rata Imago Hari Imago jantan Rata-rata jumlah Imago Imago jumlah betina telur/hari Hari jantan betina telur/hari (Average number (Day) (Adult (Adult (Average (Day)(Adult male)(Adult female) of eggs/day ) male) female) number of eggs/day ) 10 0 01700 0 20 0 01811 0 30 0 01914 0 40 0 02032 6 50 0 02113 10 60 0 02231 15 70 0 02331 13 80 0 02400 23 90 0 02510 24 10 0 0 02600 15 11 0 0 02700 10 12 0 0 02800 7 13 0 0 02900 13 14 0 0 03000 6 15 0 0 03100 0 16 0 0 0

101 Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol.11 No. 2 , Agustus 201 4 , 99 - 104

Gambar (Figure ) 1. Kurva kesintasan Arthroschista hilaralis (Survivorship curve of Arthroschista hilaralis)

Tabel (Table ) 2. Neraca kehidupan Arthroschista hilaralis ( Life table of Arthroschista hilaralis )

Parameter populasi Nilai (Population parameters) (Value)

Laju reproduksi kotor (GRR) 141 individu/generasi

Laju reproduksi bersih (Ro) 70 individu/induk/generasi Waktu generasi rata-rata (T) 23,5 Hari Laju pertumbuhan intrinsik (r) 0,18 individu/induk/hari

GRR menggambarkan rataan jumlah keturu- Nilai rata-rata masa generasi (T) meng- nan betina per induk yang dihasilkan oleh indi- gambarkan waktu yang dibutuhkan sejak telur viduA. hilaralis yang hidupnya mencapai umur diletakkan sampai saat imago betina yang berasal maksimal. Nilai GRRA. hilaralis sebesar 141 dari telur tersebut menghasilkan keturunannya. menunjukkan bahwaA. hilaralis mampu meng- Nilai T yang semakin kecil menunjukkan se- hasilkan keturunan sebesar 141 individu per makin cepat suatu organisme untuk berkembang induk per generasi. biak. Nilai TA. hilaralis sebesar 23,5 menun- Nilai Ro menunjukkan rata-rata banyaknya jukkan bahwa dalam waktu 23,5 hari induvidu keturunan yang dihasilkan oleh seekor induk betinaA. hilaralis mampu menghasilkan ketu- betina setiap generasi setelah memperhitungkan runan kembali. Berdasarkan nilai tersebut dapat kematian atau peluang hidup (lx) dari A. diperkirakan bahwa dalam satu tahun A. hilaralis hilaralis. Nilai Ro>1 menggambarkan bahwa mampu menghasilkan 15 generasi. Thapa dan pada generasi berikutnya populasi akan meng- Bhandari (1976) menjelaskan bahwa A. hilaralis alami peningkatan. Lebih lanjut Price (1997) di West Bengal India dalam satu tahun A. menjelaskan bahwa suatu populasi dikatakan hilaralis manghasilkan 11–12 generasi. Per- stabil bila Ro = 0, tetapi bila Ro > 1 populasi akan bedaan jumlah generasi yang dihasilkan dalam bertambah dan bila Ro < 1 populasi akan berku- penelitian dengan Thapa (1976) dapat disebab- rang. Nilai RoA. hilaralis sebesar 70 individu/ kan karena adanya perbedaan kondisi lingkungan induk/generasi menggambarkan bahwa pada ke- (suhu dan kelembaban) antara lokasi penelitian. adaan lingkungan tersebut populasi A. hilaralis Kondisi lingkungan mempengaruhi lamanya per- akan meningkat 70 kali populasi generasi se- kembangan serangga.Atmosoedarjoet al. (2000) belumnya. Tingginya angka pertumbuhan menyebutkan bahwa pertumbuhan serangga bia- serangga apabila berada pada kondisi lingkungan sanya lebih cepat pada temperature yang lebih yang optimum dapat menyebabkan serangga tinggi. Lebih jauh Wigglesworth (1972) menje- tersebut dapat cepat berkembang menjadi wabah. laskan bahwa perbedaan suhu, nutrisi makanan,

102 Neraca KehidupanArthroschista hilaralis pada Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) Selvi Chelya Susanty, Noor Farikhah Haneda, Irdika Mansur kelembaban udara akan mempengaruhi perkem- ma ini, karena tingginya tingkat perkembangan bangan serangga selama siklus hidupnya. dancepatnyalajupertumbuhanhamaA.hilaralis . Laju pertambahan intrinsik (r) merupakan pertambahan populasi pada lingkungan konstan dan sumberdaya yang tidak terbatas (Birch DAFTAR PUSTAKA 1948). Nilai laju pertambahan intrinsik (r) meng- gambarkan pertambahan populasi pada ling- Atmosoedarjo, S., Kartasubrata, J., Kaomini, M., Saleh, kungan konstan dan sumberdaya yang tidak ter- W., Moerdoko, W.(2000).Sutera Alam Indonesia . Bandung:YayasanSarana Wanajaya. 337 hal. batas. Nilai yang diperoleh ditentukan oleh ber- bagai aspek yang berhubungan dengan siklus ke- Birch, L.C. (1948). The intristic rate of natural hidupan organisme tersebut, yaitu kematian, increase of an population. The Journal of kelahiran, dan waktu perkembangan. Nilai r A. Ecology 17:15-26. hilaralis sebesar 0,18 menunjukkan bahwa ting- Brewer, R. (1979).Principles of ecology . Phidelphia kat kematian lebih rendah dibandingkan dengan (US). W.BSounders Co. 299 p. tingkat kelahiran. Dengan nilai r sebesar 0.18 Harcourt, D.G. (1969). The development of life tables menunjukkan adanya peningkatan populasi A. in the study of natural insect populations. hilaralis sebanyak 0,18 individu/induk pada Annu. Rev. Entomol. 14 : 175-191. setiap periode kelas umur. Brewer (1979) men- Junaedi, A., Pribadi, A. 2011. Hubungan antara Hama jelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai r dipe- DaunArthroschista hilaralis dengan Aspek ngaruhi oleh jumlah keturunan per periode per- Iklim dan Pertumbuhan Pohon Jabon. Laporan kembangan, jumlah yang bertahan hidup dan hasil penelitian. Kuok Riau: Balai Penelitian selama masa reproduktif, usia saat reproduktif Teknologi Serat Tanaman Hutan. Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan. dimulai, dan lama usia reproduktif. Neraca kehidupan bukanlah nilai akhir dari Mansur, I., Tuheteru D. (2010).Kayu Jabon . Jakarta: analisis dinamika populasi, tetapi memberikan Penebar Swadaya. 118 hal. informasi penampilan sistematik dari data Mulyana, D., Fahmi, I. (2011). Panduan lengkap ketahanan hidup, mortalitas dan kemampuan bisnis dan bertanam kayu jabon. Jakarta: bereproduksi dalam populasi. Fungsi utama dari Agromedia. 142 hal. neraca kehidupan adalah untuk memberikan Morgan, D., Walters, K.F.A., Aegerter, J.N. (2001). deskripsi tentang kemampuan hidup suatu Effect of temperatur and cultivar on pea aphid, serangga pada kondisi lingkungan tertentu Acyrthosiphon pisum (Hemiptera: Aphididae) (Harcourt, 1969). life history. Bulletin of Entomological Perhitungan neraca kehidupan A. hilaralis Research 91: 47-52. menunjukan tingginya tingkat perkembangan Nair, K.S.S. (2000). Insect pest and diseases in populasi dariA. hilaralis. A. hilaralis berpotensi Indonesian Forest: An assesment of the major menjadi hama utama (main pests ) tanaman jabon threats, Research Efforts and Literature. Bogor: CIFOR. 101 p. karena memiliki kemampuan perkembangan populasi yang tinggi dan laju pertumbuhan yang Pribadi, A. (2010). Serangan hama dan tingkat cepat. Oleh karena itu tindakan pengelolaan kerusakan daun akibat hama defoliator pada hama secara berkala sangat diperlukan dalam tegakan jabon (Anthocephalus cadamba Miq.). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam mengontrol perkembangan hama ini. 7(4): 451-458. Price, P.W. (1984).Insect ecology . Ed 2nd . Canada: IV. KESIMPULAN DAN SARAN John Wiley and Sons. 607 p. Price, P.W. (1997).Insect ecology . Ed 32rd . New York: Neraca kehidupanA. hilaralis menunjukkan John Wiley. p: 474-511. laju reproduksi kotor (GRR)A. hilaralis sebesar Tarumingkeng, R.C. (1992). Dinamika Pertumbuhan 141 individu/generasi, laju reproduksi bersih Populasi Serangga. Bogor: Pusat Antar Uni- (Ro) 70 individu/induk/ generasi, rata-rata masa versitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor generasi (T) 23,5 hari, dan laju pertambahan (IPB). 201 hal. instrinsik (r) 0,18 individu/ induk/hari. Tindakan Thapa, R.S., & Bhandari, R.S. (1976). Biology, pengelolaan hama secara berkala sangat diper- ecology and control of kadam defoliator, lukan dalam mengontrol perkembangan dari ha- Arthroschista hilaralis Walk. (:

103 Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol.11 No. 2 , Agustus 201 4 , 99 - 104

Pyralidae) in plantation in West Bengal. Indian reproduction.Environmental Entomology 22 : For. 102 (6) : 333-401 . 327-333. Velasco, L.R.I., Walter, G.H. (1993). Potential of host Wigglesworth, W.B. (1972). The priciple of insect switching inNezara viridula (Hemiptera: physiology. London: Mathuen and Co. Ltd. 444 Pentatomidae) to enhance survival and p)

104