BUKU WISATA

TAMBANG

JAWA BARAT

Syafrizal, Dr.

Ginting Jalu Kusuma, Dr.

Andy Yahya A.H., MT. Petunjuk perjalanan wisata di sekitar Jawa Barat dengan

menggabungkan aspek edukatif di lingkup dunia

pertambangan Disusun dengan menggunakan dana penelitian Proposal Pengabdian Masyarakat ITB 2013 - LPPM ITB 1 | LPPM ITB 2013

2 | LPPM ITB 2013

SEKILAS JAWA BARAT

KONDISI GEOGRAFIS JAWA BARAT Jawa Barat secara geografis terletak diantara 105° 00’ 00” - 109°00’ 00” BT dan 5° 50’ 00” - 7° 50’ 00” LS. Secara administratif, Jawa Barat di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat dan DKI , di bagian timur dari Jawa Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah, di bagian selatan berbatasan dengan Samudera dan Propinsi di bagian barat. Jawa Barat terdiri atas 17 Kabupaten dan 9 Kota, dengan ibukota . Kawasan U tara dari Jawa barat merupakan daerah dataran rendah, kawasan Tengah dan Selatan dari Jawa Barat merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang merupakan daerah dataran tinggi dengan sedikit pantai.

Jawa Barat merupakan bagian dari busur kepulauan gunungapi (aktif dan non-aktif). Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di daerah selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut, wilayah dataran luas di bagian utara dengan ketinggian 0-10 m dpl, wilayah lereng bukit yang terjal hingga landai di bagian tengah dengan ketinggian 100-1.500 m.

3 | LPPM ITB 2013

KONDISI GEOLOGI JAWA BARAT Jawa Barat merupakan bagian dari Pulau Jawa yang mengalami penunjaman akibat adanya tumbukan dari Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Adanya penunjaman mengakibatkan Jawa Barat mempunyai kondisi geologi yang kompleks. Adanya kompleks melange yang terbentuk pada jaman Pra Tersier, yang membentuk adanya pencampuran batuan pada kerak samudera dengan kerak benua, mengakibatkan adanya batuan metamorf, batuan volkanik dan batuan beku yang diketahui dari data pemboran yang dilakukan di lautan sebelah Utara, Jawa Barat (Martodjodjo, 1984).

Pada Tesier Awal, Era Paleosen, terbentuk kompleks Melange pada Barat Daya Jawa Barat (Teluk Ciletuh) yang diperkirakan terbentuk sebagai akibat adanya penunjaman ke arah Jawa Tengah. Di sebelah Utara Jawa Barat mulai diendapkan produk batuan gunung api yang di Formasi Jatibarang. Pada Kala Eosen, Jawa Barat berada pada kondisi benua, ditandai oleh adanya ketidakselarasan, dimana Rajamandala- Sukabumi berada pada area terestrial fluvial dimana hadirnya Formasi Gunung Walat yang mengisi depresi Interarc Basin.

Pada kala Oligosen Awal ditandai oleh adanya Gunung Walat berupa konglomerat batupasir-kuarsa, yang menunjukkan tektonik pengangkatan di seluruh daerah. Pada kala Oligosen Awal diawali dari transgresi marin, yang terbentuk dari Selatan-Timur ke arah Utara-Timur. Bogor through berkembang di tengah Jawa Barat yang memisahkan off-shelf- platorm dari Sunda-shelf-platform di Utara. Pada tepi platform, terbentuk Formasi Rajamandala yang didahului pengendapan serpih karbonatan Formasi Batuasih. Pada kala itu diendapkan juga Formasi Gantar di bagian Utara yang berupa terumbu karbonatan dan berlangsung selama siklus erosi Stratigrafi Umum Cekungan Bogor transgresi yang berulang kali, serta terjadi adanya (Martodjojo, 1984) pengangkatan sampai Miosen Awal, yang bersamaan dengan pengang-katan aktivitas volkanik yang menghasilkan lipatan dan sesar arah Barat Daya- Timur Laut.

Setelah pembentukan Formasi Rajamandala, terbentuk endapan turbidit dan volcanic debris pada Cekungan Bogor, sementara di bagian Selatan diendapkan Formasi Jampang dan Cimandiri. Di sebelah Utara diendapkan Formasi Parigi dan Formasi Subang. Pengangkatan Kala Miosen Tengah diikuti oleh perlipatan dan pensesaran kearah Barat-Timur.

Pada zaman Kuarter peristiwa geologi banyak diwarnai oleh aktivitas volkanisme sehingga permukaan tertutup oleh adanya satuan produk gunung api. Daerah Bandung mengalami penyumbatan sungai Citarum oleh lava erupsi , sehingga tergenang dan terbentuk Danau Bandung. Selama tergenang, maka ditemukan endapan danau di sekitar Padalarang dan Cimahi. Endapan tersebut terbentuk sampai bocornya Danau Bandung di daerah Sang Hyang Tikoro.

4 | LPPM ITB 2013

STRATIGRAFI REGIONAL Martodjojo (1984) dalam tulisannya membagi daerah Jawa Barat menjadi 3 mandala sedimentasi yaitu Mandala Paparan Kontinen, Mandala Cekungan Bogor dan Mandala Banten. Dasar pembagian mandala ini umumnya berdasarkan ciri dan penyebaran sedimen Tersier dari stratigrafi regional di Jawa bagian Barat. Pada Tersier Awal pengembangan sedimentasi Mandala Banten menyerupai sedimentasi Mandala Cekungan Bogor namun kemudian pada Tersier Akhir lebih menyerupai dengan Mandala Paparan Kontinen Utara (Martodjojo, 1984).

Mandala Paparan Kontinen dicirikan oleh endapan gamping, lempung, dan pasir kuarsa dengan lingkungan pengendapan umumnya berupa laut dangkal. Bagian Utara mandala ini menerus hingga lepas pantai, meliputi daerah pemboran minyak bumi di lepas pantai Utara Jawa.

Mandala sedimentasi Cekungan Bogor meliputi Zona Fisiografi Van Bemmelen (1949) yaitu Zona Bogor, Zona Bandung dan Pegunungan Selatan. Mandala ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi yang umumnya berupa fragmen batuan beku dan sedimen, seperti andesit, basalt, tufa dan gamping. Menurut Baumann (1972) op. cit Darman, H., & Sidi, H., (2000), sedimentasi pada Zona Pegunungan selatan didominasi oleh sedimen volkanik-klastik andesit yang disebut “old andesite”, berumur Oligosen Akhir-Miosen Tengah. Kemudian pengangkatan lokal terjadi pada waktu berbeda sepanjang tinggian ini akibat terobosan magma dioritik-granitik, sehingga mengakibatkan adanya perubahan fasies dan ketidakselarasan. Pusat volkanik menempati daerah yang umumnya menjari dengan komplek karbonat seperti Formasi Rajamandala pada Miosen Awal dan Formasi Cimandiri pada Miosen Tengah. Pendapat ini didukung oleh Adinegoro (1973) op.cit Darman, H., & Sidi, H. (2000) yang meneliti daerah Sukabumi terutama sebaran batuan karbonat. Batuan karbonat didaerah ini terbentuk selama Oligosen Akhir - Miosen Awal pada tinggian paparan Sukabumi.

Berdasarkan pembagian mandala sedimentasi, daerah penelitian terletak pada Mandala Cekungan Bogor. Mandala Cekungan Bogor menurut Martodjojo (1984) mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang zaman Tersier–Kuarter. Mandala ini terdiri dari tiga siklus pengendapan, diawali dengan diendapkannya sedimen laut dalam hasil mekanisme aliran gravitasi dari arah selatan menuju utara. Kemudian pada Miosen Awal diendapkan endapan gunung api yang berasal dari Selatan Pulau Jawa yang bersifat basalt-andesit. Diakhiri dengan pendangkalan Cekungan Bogor ke arah Utara dimulai pada Miosen Tengah menghasilkan Formasi Subang dan Formasi Kaliwangu yang menunjukkan lingkungan pengendapan paparan sampai transisi.

Pada Miosen Akhir terendapkan suatu fasies turbidit lokal akibat adanya lereng terjal di sebelah Selatan cekungan. Fasies tersebut dinamakan dengan Anggota Cikandung (Martodjojo, 1984), yang terbentuk pada tahap akhir dari proses pendangkalan Cekungan Bogor. Pada Kala Pliosen Cekungan Bogor telah berubah menjadi darat yang kemudian diendapkan Formasi Citalang. Dari sejarah geologi regional tersebut, dapat disimpulkan sedimentasi daerah penelitian dipengaruhi oleh Mandala Cekungan Bogor dan Mandala Paparan Kontinen.

5 | LPPM ITB 2013

POTENSI TAMBANG DI JAWA BARAT

Potensi bahan tambang di Jawa Barat, terutama sumberdaya mineral industri dan mineral konstruksi bervariasi, baik dalam hal sebaran, kualitas, kuantitas, dan penggunaannya. Tidak kurang dari 40 jensi bahan tambang tersebar merata di seluruh Kabupaten di Jawa Barat, meliputi potensi mineral logam primer, di antaranya mineral logam mulis (Au,Ag), logam dasar (Cu,Pb,Zn), logam mangan (Mn), serta mineral non logam diantaranya pasir besi, zeolit, gamping, dan lain-lain.

Di Jawa Barat terdapat lebih dari 400 perusahaan tambang di 19 Kabupaten yang mengusahakan 33 jenis komoditas bahan tambang (Data dan Statistik Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Barat, 2012), dimana sebagian besar merupakan penambangan skala kecil dan belum memperhatikan kaidah tata cara penambangan yang baik. Peran aktif dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, peneliti dan pengusaha diperlukan untuk mengelola pertambangan menjadi lebih baik, dan memberikan nilai tambah bagi seluruh aspek di Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Barat.

SEBARAN BAHAN TAMBANG DI JAWA BARAT (PROFIL DATA DAN STATISTIK ESDM JAWA BARAT, 2012)

6 | LPPM ITB 2013

POTENSI BAHAN TAMBANG DI JAWA BARAT (PROFIL DATA DAN STATISTIK ESDM JAWA BARAT, 2012)

No JENIS KOMODITAS TAMBANG CIANJUR SUKABUMI BOGOR PURWAKARTA KARAWANG BEKASI SUBANG TASIKMALAYA GARUT

1 ANDESIT 74.942.162,58 51.140.818,58 1.623.527.511,40 870.060.508,00 756.124.500,00 2.343.549.685,79 2.276.951.286,83 819.673.065,59 2 BATUGAMPING 78.731.944,26 30.377.215,66 11.885.535,00 126.280.000,00 70.253.242,00 187.400.692,37 3 BENTONIT 157.842.180,00 1.823.032,98 1.822.028,34 2.203.264.157,05 4 DIATOME 552,00 5 FELDSPAR 2.218.718,99 441.765,55 302.282.750,00 6.493.816,39 6 FOSPAT 40.000,00 32.780,00 591.919,74 7 KAOLIN 30.000,00 1.024.256,15 8 MARMER 3.617.761,99 134.656.250,00 9 PASIR+TANAH URUG 96.237.886,05 47.700.149,62 64.683.262,67 322.490.604,32 110.139.735,44 210.641.929,02 49.956.278,55 32.377.739,43 10 SIRTU 35.869.204,39 11.478.454,00 30.850.335,86 533.810.423,24 166.183.226,11 212.317.552,33 317.036,90 279.225,36 11 PASIR KUARSA 70.572.993,43 5.521.546,00 154.648.700,00 9.375.000,00 12 TANAH LIAT 7.758.750,00 24.556.316,26 43.709.279,36 39.153.759,00 135.955.088,84 28.250.000,00 1.000.000,00 3.755.712,67 13 TRASS 56.321.657,12 4.418.495,31 9.441.153,84 494.079,35 195.709.196,68 14 ZEOLIT 2.978.326,63 72.445.402,23 15 PASIR BESI 24.306,25 16 BATU SETENGAH PERMATA 9.402,84 17 GALENA 22.172,12 18 EMAS 8.615.209,52 19 PERAK 57.736.915,58 20 MANGAN 90.320,40 21 BATU ARES 171.068,06

7 | LPPM ITB 2013

POTENSI BAHAN TAMBANG DI JAWA BARAT (PROFIL DATA DAN STATISTIK ESDM JAWA BARAT, 2012)

JENIS KOMODITAS BANDUNG DAN BANDUNG No CIAMIS CIREBON INDRAMAYU KUNINGAN SUMEDANG MAJALENGKA JUMLAH (Ton) TAMBANG BARAT 1 ANDESIT 53.671.838,01 19.802.076,04 3.875.884,30 628.961.113,00 152.365,26 622.965.824,27 10.145.398.639,65 2 BATUGAMPING 11.070.098,32 530.964.831,60 177.891.332,84 1.224.854.892,05 3 BENTONIT 1.578.000,00 1.274.000,00 20.625.000,00 2.388.228.398,37 4 DIATOME 552,00 5 FELDSPAR 311.437.050,93 6 FOSPAT 2.508.810,92 10.000,00 3.183.510,66 7 KAOLIN 5192,95 25.400,00 1.084.849,10 8 MARMER 19.916.651,41 158.190.663,40 9 PASIR+TANAH URUG 201.379,09 12.370.996,17 765.376,88 38.496.186,45 20.948.678,02 210.738.232,85 1.217.748.434,56 10 SIRTU 6.152.787,72 57.394,40 675.375,00 22.200,00 1.678.235,41 122.306,11 999.813.756,83 11 PASIR KUARSA 714,98 240.118.954,41 12 TANAH LIAT 143.005,84 31.145.373,90 12.397.737,67 196.368,00 22.679,00 40.000.000,00 22.224.610,19 390.268.680,73 13 TRASS 2.016.115.752,20 4.723.500,00 36.000.000,00 14.393.677,85 2.337.617.512,35 14 ZEOLIT 75.423.728,86 15 PASIR BESI 24.306,25 16 BATU SETENGAH PERMATA 9.402,84 17 GALENA 98,60 22.270,72 18 EMAS 8.615.209,52 19 PERAK 57.736.915,58 20 MANGAN 90.320,40 21 BATU ARES 171.068,06

8 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG

BANDUNG

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara 107°32’38.91” BT dan 6°55’19.94” LS. Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 Meter di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 Meter dan terendah di sebelah Selatan 675 Meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung bagian selatan sampai lajur lintasan kereta api, permukaan tanah relatif datar sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit yang menjadikan panorama yang indah.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada jaman kwarter dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Taman Hutan Raya Juanda merupakan kawasan hutan negara yang dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dulunya tempat ini merupakan hutan lindung yang batas-batasnya ditentukan pada tahun 1922. Pada tahun 1963 ebagian kawasan hutan lindung tersebut mulai dipersiapkan sebagai Hutan Wisata dan Kebun Raya. Ketika meninggalnya Ir.H. Djuanda pada tahun 1963 untuk mengenang jasa-jasanya maka Hutan Lindung tersebut diabadikan namanya menjadi Kebun Raya Rekreasi Ir. H. Djuanda.

Pada kurun waktu tahun 1980 hingga tahun 1984 atas dasar prakasa dan Sesepuh Jawa Barat diantaranya Bapak Mashudi serta hasil kajian teknis pakar lingkungan dan ITB dan UNPAD dan dukungan pemerintah pada waktu itu mengusulkan agar fungsi kawasan hutan TWA Curug Dago ditingkatkan sebagai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dalam upaya untuk menghargai dan mengabdikan Pahlawan Nasional dan Tatar Sunda yang diharapkan jiwa dan semangat nasionalismenya akan menjadi suritauladan untuk generasi yang akan datang. Maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1985 dan peresmiannya dilakukan pada tanggal 14 Januari 1985 bertepatan dengan kelahiran Bapak Ir. H. Djuanda, maka kawasan hutan TWA Curug Dago secara resmi dirubah fungsinya menjadi Taman Hutan Raya lr. H. Djuanda.

9 | LPPM ITB 2013

Gerbang masuk Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda (sumber: tahuradjuanda.jabarprov.go.id, 2013)

Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda terletak di sebelah Utara Kota Bandung Berjarak ± 7 km dari pusat kota, secara geografis berada 107° 30′BT dan 6° 52′LS, secara administrasi berada di wilayah Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah masuk Desa Mekatwangi, Desa Cibodas, Desa Langensari, dan Desa Wangunharja, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat serta Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. Berdasarkan hasil rekonstruksi tata batas Taman hutan Raya Ir. H. Djuanda pada tahun 2003 luasnya adalah 526,98 hektar. Sebagian besar kawasan merupakan ekosistem pinggir sungai (Riparian ecosystem), pada umumnya kondisi lapangan miring, dengan kelerengan (slope) agak curam sampai dengan terjal, dengan ketinggian ± 770 dpl sampai dengan ± 1350 m di atas permukaan laut. Unsur tanah yang terkandung di areal Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda didominasi andosol, sebagian kecil gramasol yang peka terhadap erosi. Iklim menurut klasifikasi Schmidt Ferguson termasuk Type B, kelembababan nisbi udara berkisar antara 70% (siang hari) dan 90% (malam dan pagi hari), suhu berkisar antara 22° C – 24° C (di lembah) dan berkisar 18° C – 22° C (di ). Curah hujan rata-rata pertahun 2.500 – 4.500 mm/tahun. Sumber air yang berada di Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda adalah sungai Cikapundung yang membentang sepanjang 15 km dan lebar rata-rata 8 meter dengan debit air sekitar 3.000 m³/detik. Sungai Cikapundung merupakan anak Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Bukit Tunggul, selain terdapat juga beberapa mata air yang bersumber dari kelompok Hutan Gunung Pulosari.

10 | LPPM ITB 2013

Jalan Setapak di Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda (sumber: tahuradjuanda.jabarprov.go.id, 2013)

Tempat ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini sekarang telah bersatu dengan Kota Bandung dan dapat ditempuh dari berbagai jalur jalan, baik melalui Jalan Dago maupun melalui Jalan Cikutra. Semua jenis kendaran bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Kondisi jalan dari pusat kota sampai dengan lokasi (pintu gerbang utama) sudah beraspal dan dalam kondisi baik. Walaupun demikian, jalan masuk dari Kordon ke Tahura Ir. H. Djuanda yang berjarak ± 500 m dirasakan terlalu sempit, sehingga menyulitkan kendaran berpapasan.

Bila menggunakan kendaraan umum, Angkutan Kota hanya sampai Terminal Dago, selanjutnya perjalanan diteruskan dengan kendaraan umum lain jurusan Kampus Unisba dan berhenti di Kordon. Dari Kordon perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 m. Selain dari arah Selatan, Tahura Ir. H. Djuanda juga dapat ditempuh dari arah Utara, melalui Obyek Wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan dapat dilihat obyek wisata Curug Omas dan kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusur jalan setapak sepanjang 6 km menuju ke Pakar Dago. Tempat ini memiliki jam operasional dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB dan buka setiap hari. Dan mempunyai harga tiket masuk sebesar Rp.10.000,00/orang (wisatawan lokal), Rp.75.000,00/orang (wisatawan mancanegara), dan Rp.200.000,00 untuk kegiatan foto komersil. trayek yang disarankan untuk pengunjung adalah dari Pintu I dan Pintu II diharapkan menuju Pusat Informasi dan Plaza Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Setelah itu menuju arah Selatan +/- 200m di dekat Pintu III terdapat jalan setapak / track wisata ke arah Barat menuju Goa Jepang sejauh +/- 300 m. Setelah itu dari Goa Jepang mengikuti jalan track wisata ke arah Utara menuju Goa Belanda berjarak +/- 500 m. Dari Goa Belanda kemudian dapat dilanjutkan menuju Curug Omas dan ke Maribaya melalui Jogging Track ke arah Utara dengan jarak +/- 5 km (dekat Pintu IV).

Curug Omas dan Curug Maribaya Curug Omas Curug Omas terletak berdekatan dengan obyek wisata Maribaya Terletak di Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.. Di lokasi ini terdapat fenomena air terjun dari aliran Sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintasinya. Siapapun yang melintasi

11 | LPPM ITB 2013 jembatan ini sungguh akan merasakan dan menikmati fenomena air terjun yang penuh dengan pesona, terlebih lagi saat wisatawan dapat merasakan ketinggian air terjun yang deras setinggi ±30 meter.

Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintas dan melihat air terjun dari posisi atas. Dari atas jembatan ini akan terlihat bentangan dasar sungai yang merupakan pertemuan dua aliran sungai Cikawari dan Cigulun yang nantinya menjadi daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hulu. Aliran ini mengalir dan berbelok membelah kawasan Tahura tersebut. Selain Curug Omas di aliran sungai ini terdapat pula Curug Cigulung, Curug Cikoleang dan Curug Cikawari yang masing-masing berketinggian sekitar 15 m, 16 m dan

Curug Omas dan Jembatan Di Atas Curug Omas 14 m. Ketiga curug ini dikenal dengan sebutan Curug Maribaya.

Akses menuju Curug Omas ini dari kota Bandung sekitar 21 km ke sebelah timur Lembang atau sekitar 7 km dari Lembang itu sendiri. Ada empat pintu masuk ke curug ini, yaitu Pintu (pos) masuk I dan II di Pakar Dago ditempuh dari arah terminal Dago. Pintu masuk III di Kolam Pakar ditempuh dari arah PLTA Bengkok atau dari Curug Dago. Sedangkan pintu masuk IV berada di Maribaya ditempuh dari arah Lembang. Umumnya Pintu masuk terdekat menuju Curug Omas ini adalah melalui Pintu IV Tahura yang juga dekat dengan lokasi wisata pemandian air panas Maribaya. Keempat akses pintu masuk ini bisa ditempuh oleh semua jenis kendaraan dengan kondisi jalan sudah beraspal hotmix dan dalam kondisi baik.

Tiket masuk menuju Curug Omas adalah Rp.8000,00/orang (wisatawan lokal), sedangkan bagi wisatawan asing Rp 35.000/orang. Tiket parkir kendaraan adalah Rp 10000/kendaraan roda empat dan Rp 5000 untuk klendaraan roda dua.

Curug Maribaya Curug Maribaya Terletak di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung berada di Taman Wisata Maribaya. Curug Maribaya terdiri dari tiga curug yaitu Curug Cikawari, Cigulung dan Cikoleang dengan ketinggian ketiganya sekitar 15 m. Ketiga curug ini bersumber dari Sungai Cigulung dan Sungai Cikawari. Diantara ketiga curug tersebut pengunjung biasanya bermain air di Curug Cikawari karena dasar airnya cukup dangkal sehingga tidak bahaya bermain air disekitar curug tersebut.

12 | LPPM ITB 2013

Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah. Keelokan pemandangan disertai desiran air terjun digambarkan bagai seorang gadis cantik jelita yang membuat setiap pemuda bertekuk lutut. Tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah Maribaya, lokasi objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin menjadi berkecukupan. Curug Maribaya

Maribaya jika ditempuh dari Kota Bandung sekitar 15 km atau 5 km dari arah Timur Lembang. Untuk mencapai daerah wisata Maribaya dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan kota (angkot) ke arah Maribaya. Jika dari Lembang, bisa langsung naik angkutan ke arah Maribaya, atau bisa juga bawa mobil pribadi. Perjalanan ke Maribaya merupakan arah timur Lembang. Setelah melewati jalan kurang lebih 5 km akan sampai di jembatan Maribaya.

Tangkuban Perahu Tangkuban Perahu atau Tangkuban Parahu secara arti adalah perahu yang terbalik. Gunung Tangkuban Perahu memang berbentuk seperti perahu besar yang terbalik, merupakan gunung stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Batuan hasil letusan merupakan lava dan sulfur. Gunung ini memiliki ketinggian 2.084 m dengan pohon pinus dan kebun teh disekitarnya. Suhu rata-rata pada siang hari sekitar 17°C, sedangkan pada malam hari sekitar 2°C pada puncak gunungnya. Catatan letusan dalam 2 abad terakhir adalah tahun 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929. Selain itu Tangkuban Perahu juga menyimpan cerita Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi.

13 | LPPM ITB 2013

Pada Gunung Tangkuban Perahu, dapat dilihat keindahan sepuluh kawah yang letaknya berdekatan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Pangguyangan Badak. Kawah-kawah itu mengeluarkan asap belerang yang keluar dari sela-sela bebatuan. Kawah Ratu merupakan kawah terbesar, sedangkan di Kawah Domas terdapat sumber air panas.

Gunung Tangkuban Perahu dari Gunung Batu

Rute jalan untuk sampai di kawasan obyek wisata Gunung Tangkuban perahu adalah melewati pintu tol Pasteur, dilanjutkan ke Jl. Dr. Djunjunan - lanjut ke Pasirkaliki - melewati Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu sampai ke lokasi Tangkubanparahu (Gerbang Atas).

Banyak pedagang dan kios-kios yang siap menjual cinderamata, makanan atau minuman. Berbagai cinderamata mulai dari baju, selendang, topi, gelang/cincin, batu alam, tanaman bonsai, alat musik (angklung) hingga senjata tajam khas daerah Jawa Barat

turut dijual di lokasi ini. Kawah Ratu

GUNUNG BATU Gunung Batu merupakan batuan andesit yang terletak di daerah Sesar Lembang. Pada pengamatan di lereng utara terlihat kekar-kekar kolom. Gunung Batu ini, menurut beberapa peneliti terbentuk pada 510.000 tahun yang lalu. Menurut beberapa ahli Gunung Batu merupakan batuan bekas lava Gunung Sunda, sisa hasil ambrukan lapisan batuan di sekitar Lembang.

14 | LPPM ITB 2013

Gunung Batu, yang merupakan kekar kolom, terletak di Sesar Lembang

Mempunyai ketinggian sekitar 1.290 m.dpl, Gunung Batu merupakan tempat yang tepat untuk melakukan pengamatan terhadap gunung-gunung yang mengelilingi Kota Bandung. Selain itu pda puncak Gunung Batu menjadi tempat pengamatan seismograf sebagai alat untuk mengamati getaran gempa bumi.

Wisata Air Terjun Obyek Wisata Air Terjun di Bandung

Nama Lokasi Desa Kecamatan Curug Bugbrug - Bandung Barat Kertawangi Cisarua Curug Cimahi - Bandung Barat Kertawangi Cisarua Curug Dago - Bandung Dago Coblong Curug Luhur - Bandung Barat Cibodas Lembang Curug Malela - Bandung Barat Cicadas Rongga Curug Omas - Bandung Barat Langensari Lembang Curug Panganten - Bandung Barat Padaasih Cisarua Curug Putri Layung - Bandung Barat Kertawangi Cisarua Curug Sawer - Bandung Barat Cililin Gunung Halu Curug Siliwangi - Bandung Cimaung Banjaran Curug Tilu - Bandung Barat Cihanjuang Rahayu Parongpong Curug Gawang - Bandung Barat Wangunsari Singdangkerta Curug Lalay - Bandung Barat Bonggol Cimahi Utara Curug Sigay - Bandung Isola Sukasari

15 | LPPM ITB 2013

Nama Lokasi Desa Kecamatan Curug Aleh - Bandung Sarijadi Sukasari Curug Ceret - Bandung Plengan Pangalengan Curug Cilengkrang - Bandung Cilengkrang Cilengkrang Curug Cipanji - Bandung Cigenteng Ciwidey Curug Maribaya – Bandung Barat Langensari Lembang

TAMBANG DI BANDUNG DAN SEKITARNYA ANDESIT DAN BASALT Batu andesit adalah batuan beku produk hasil kegiatan gunung api mempunyai komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan. Andesites berisi kristal yang terdiri terutama dari plagioclase feldspar dan satu atau lebih dari mineral piroksen (clinopyroxene dan orthopyroxene) dan serta sejumlah hornblende. Batu andesit mempunyai ciri secara megaskopis adalah berwarna putih keabu-abuan dan butirannya kecil, dengan tekstur yang kasar dan halus, serta biasanya batuan andesit mempunyai struktur columnarjointing (struktur tiang) dan sitting joint (struktur berlembar).

Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar dengan jumlah kurang 10% dari kandungan felspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari 10%, felspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan piroksen. Penamaan andesit berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu andesit hornblenda, andesit biotit dan andesit piroksen. Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur- unsur, silikat, alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa tempat.

Basalt adalah batuan beku ekstrusif yang berwarna gelap, berbutir kristal halus, secara megaskopis, bila dalam keadaan segar, basalt dapat dikenal dari warnanya yang hitam atau gelap dan dengan butiran kristal mineral yang halus. Di lapangan, basalt dapat hadir dalam bentuk tubuh intrusi atau sebagai aliran lava. Sebagai tubuh intrusi, pada tubuh basalt dapat terbentuk kekar tiang (collumnar joint). Sebagai aliran lava, dapat dikenal dari adanya indikasi aliran dalam bentuk lubang gas atau mineral dengan orientasi arah tertentu.

Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat geser, densitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari batuan. Sifat ini berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan batuan itu sendiri. Uji kuat tarik pada prinsipnya adalah dengan memberi beban atau gaya pada sisi contoh andesit yang berbentuk silinder (penekanan diametral) sampai contoh batuan tersebut pecah.

Andesit banyak digunakan untuk sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung, irigasi, bendungan dan perumahan, landasan terbang, pelabuhan dan lain-lain. Di Kota Bandung terdapat beberapa lokasi tambang batu andesit diantaranya di Kampung Manggahang, Baleendah. Kegiatan penambangan dilakukan secara semi mekanis dengan menggunakan beberapa

16 | LPPM ITB 2013 excavator kecil dan truk. Selain itu juga dilakukan kegiatan peledakan dan pengecilan ukuran batu di lokasi ini. Lava basalt yang berada di Bandung Timur, bisa ditempuh dari Pasir Impun, Cicaheum, maupun Cikadut ke arah Utara.

Lava basalt di Pasir Impun, yang dialiri oleh air sungai berwarna cokelat ketika musim penghujan

Batugamping dan Marmer Objek batugamping di sekitar Bandung dapat kita lihat di Padalarang, Citatah hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung. Kegiatan penambangan sudah dilakukan sejak abad ke-19 hingga saat ini. Kegiatan tambang dilakukan baik secara tradisional, maupun secara mekanis. Komoditi yang menjadi unggulan di Padalarang ini adalah batugamping dan marmer, yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar semen, perabot rumah tangga, maupun sebagai ornamen. Pada lokasi ini, sempat ditemukan adanya situs purba berupa tulang, alat-alat dari batu, gerabah, sisa tulang, gigi dan binatang, pada Goa Pawon, Pasir Pawon, Kars Citatah.

17 | LPPM ITB 2013

Bukit gamping di Padalarang

Tebing Citatah dan Pisau Komando di Cipatat, Padalarang

Tanah Urug Tanah urug biasanya adalah clay (lempung) dan atau tanah merah yang digunakan sebagai dasar pada suatu bangunan atau jalan. Objek tambang tanah urug di Bandung terdapat di Kampung Panenjoan, Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka pada perusahaan H. Djamhur Gandapura dengan Surat Keputusan Izin produksi pada tahun 2010 dan luas wilayah adalah 3.5 Hektar.

18 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITA KOTA DAN KABUPATEN SUKABUMI

SUKABUMI

Kota dan Kabupaten Sukabumi terletak pada sebelah Barat Daya dari Provinsi Jawa Barat. Kota Sukabumi terletak di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango, dimana kota Sukabumi merupakan dengan luas wilayah terkecil di Jawa Barat. Berbeda dengan Kabupaten Sukabumi, yang merupakan Kabupaten terluas di Pulau Jawa. Di Sukabumi, banyak terdapat wisata alam, mulai dari gunung, pantai, sungai dan danau, dan merupakan salah satu daerah yang menjadi primadona wisata bagi warga di sekitar Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat sendiri.

Pantai Pelabuhan Ratu Pantai Pelabuhan Ratu yang memiliki karakter yang unik, yanitu perpaduan antara pantai curam dan pantai landai menyimpan salah satu keindahan di Kota Sukabumi. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.

Matahari tenggelam di Pelabuhan Ratu, Sukabumi

Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang. Selain hotel besar dan mewah Samudera Beach Hotel, di daerah ini terdapat pula sejumlah hotel dan losmen kecil, Pondok Dewata resor adalah salah satu villa mewah yang cukup laris dikunjungi wisatawan. Tidak berapa jauh dari

19 | LPPM ITB 2013

Pantai terdapat beberapa lokasi wisata lainnya. Pantai Karanghawu, yang letaknya sekitar 20 km dari pusat kota Palabuhanratu, merupakan pantai karang yang menjorok ke laut dan berlubang di beberapa bagian itu. Bentuk karangnya lebih mirip tungku, dalam bahasa Sunda disebut "Hawu". Pantai- pantai lain yang terletak di daerah ini antara lain adalah Pantai Cibareno, Cimaja, Cibangban, Break Water, Citepus, Kebon Kelapa, dan Tenjo Resmi. Panorama yang indah dan ombak tinggi menjadi incaran para peselancar kelas dunia. Terdapat 9 titik lokasi untuk kegiatan berselancar dan uniknya, tiap-tiap pantai memiliki gelombang yang berbeda-beda yaitu di Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng. Udara sejuk membuat tempat ini terasa berbeda dengan kawasan pantai lainnya yang cenderung panas. Keindahan batu alam yang menjorok ke laut sangat cocok untuk tempat memancing. Mitos Ratu Selatan, Nyai Roro Kidul, menjadi fenomena tersendiri yang sangat mendunia. Konon Nyai Roro Kidul adalah seorang wanita yang berparas cantik bak bidadari. Masyarakat sekitar Pelabuhan Ratu biasanya juga melangsungkan ritual upacara adat Hari Nelayan pada bulan April. Dalam ritual upacara tersebut, sesaji berupa kepala kerbau dilarung ke tengah laut. Untuk menuju ke sini bisa memanfaatkan transportasi publik untuk mencapai Pantai Pelabuhan Ratu. Jika dari Jakarta atau Bogor, dapat memakai bus jurusan Sukabumi – Pelabuhan Ratu. Sebelum memasuki pantai, kita diwajibkan untuk membayar biaya masuk dengan rincian, pejalan kaki Rp 3000,-, motor Rp 8000,-, mobil sedan/jip Rp 20.000,-, sedangkan mini bus dikenakan tarif Rp 30.000,-.

Situ Gunung

Menaiki Perahu di Situ Gunung, Sukabumi

Situ gunung merupakan danau dengan hawa pegunungan yang sejuk dan keindahan alam yang hijau. Danau ini berada di kaki Gunung Pangrango, Kecamatan Kadu Dampit sekitar 16 km sebelah barat Kota Sukabumi. Danau ini berada di ketinggian 970 mdpl dengan pemandangan yang sangat indah apalagi ketika cuacanya cerah. Situ gunung merupakan danau buatan pada tahun 1814 oleh bangsawan Mataram bernama Rangga Jagat Syahdana atau dikenal dengan nama Embah Jalunyang melarikan diri dari penjajah Belanda. Selain itu Situ Gunung juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa.

20 | LPPM ITB 2013

Terdapat Curug Cimanaracun, yang merupakan sumber air danau Situ Gunung yang dapat ditempuh lebih kurang 1,5 km dari danau. Selain itu terdapat juga Curug Sawer. Ditempat inilah Anda dapat beristirahat menikmati gemericik air curug Sawer, sambil berkemah dengan berbagai tingkat fasilitas sesuai keinginan pengunjung. Situ gunung yang memiliki luas sekitar 120 ha selain terdapat danau, anda juga bisa berkemah di lokasi tersebut. Untuk anda yang membawa kendaraan sendiri ada tempat parkir yang dikelola oleh warga sekitar, hanya saja untuk anda yang hendak berkemah dan membawa kendaraan sendiri, disarankan diparkir di dekat pintu gerbang karena waktu malam pun tetap ada yang jaga. Untuk yang menyukai olahraga memacu adrenalin bisa mencoba melakukan out bond, berjalan di jembatan yang di gantung diatas pohon, dan juga flying fox. Jangan lewatkan pengalaman mengelilingi danau menggunakan rakit, tarif yang dikenakan untuk perorang Rp.5.000,00.

Pantai Ujung Genteng Ujung Genteng ialah daerah yang memiliki pantai dan air terjun yang indah. Pantai Ujung Genteng terletak di Jampang Kulon, jalan raya Ciangen, Kota Lengkong, Desa Sampora - Kec Lengkong. Di kawasan pantai ujung genteng ini terdapat berbagai aktivitas wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan diantaranya berenang, menyelam, berselancar, melihat momen ketika penyu bertelur, memancing, dan bermain pasir pantai yang halus.

Di di daerah ini juga terdapat beberapa pantai yang masih belum banyak dijamah. Untuk sekedar bersantai di pantai sambil bermain pasir pantai yang halus, maka kita bisa mengunjungi wilayah muara Cipanarikan. Kawasan Ujung Genteng menawarkan beragam villa yang dapat disewa per malam. Salah satu villa yang bisa jadi referensi adalah villa Amanda Ratu dengan fasilitas lengkap termasuk kolam renang. Tersedia pula

beragam penginapan yang lebih Pantai Ujung Genteng (Sumber: disparbud.jabarprov.go.id, 2013) terjangkau harganya di Ujung Genteng yang disesuaikan kebutuhan Anda.

Ujung Genteng terletak di Sukabumi Selatan – Jawa Barat, perjalanan ke Pantai Ujung Genteng dapat ditempuh selama kurang lebih 3 – 4 jam dari kota Sukabumi menggunakan kendaraan pribadi. Dalam perjalanan ini sulit sekali mencari tempat SPBU sehingga kita harus memiliki bahan bakar yang cukup dalam perjalanannya. Sewaktu hendak memasuki Desa Ujung Genteng, Retribusi Daerah Wisata sebesar Rp.18.000/mobil.

21 | LPPM ITB 2013

Obyek Wisata Air Terjun di Sukabumi

Nama Lokasi Desa Kecamatan Curug Bibijilan - Sukabumi Kerta Angsana Nyalindung Curug - Sukabumi Cidahu Cijeruk Curug Cibeureum - Sukabumi Perbawati Karawang Curug Cigangsa - Sukabumi Surade Surade Curug Cikaso - Sukabumi Cibitung Surade Curug Cimarinjung - Sukabumi Ciwaru Ciemas Curug Ciruti - Sukabumi Ciruti Ciemas Curug Dogdog - Sukabumi Ciwaru Ciemas Curug Kandang Badak - Sukabumi Karawang Curug Nyelempet - Sukabumi Ciwaru Ciemas Curug Pareang - Sukabumi Sindang resmi Jampang Tengah Curug Pilung - Sukabumi Girijaya Cidahu Curug Sawer - Sukabumi Gedepangrango Kadudampit Curug Susun - Sukabumi Jampang Kulon Curug Caweni - Sukabumi Cidolog Cidolog Curug Cikanteh - Sukabumi Ciwaru Ciemas Curug Cipadaranten - Sukabumi Benda Cicurug Curug Luhur - Sukabumi Ciambar Parung kuda

22 | LPPM ITB 2013

TAMBANG DI SUKABUMI DAN SEKITARNYA Pasir – Sirtu, Cimangkok Secara Geologi, daerah ini termasuk ke dalam satuan Breksi dan lahar dari Gunung Gede (0-100 m). satuan ini terdiri dari Batupasir tufaan, serpih tufaan, breksi tufaan, dan aglomerat tufaan (terbentuk pada zaman quarter). Satuan ini membentuk dataran Cianjur. Sistem Penambangan yang digunakan adalah sistem semprot. Tekanan air yang disemprotkan ke dinding batuan, menghanyutan fraksi pasir yang berukuran kecil, dan mengendapkan partikel batuan yang Aktivitas penambangan pasir-sirtu Cimangkok, Sukabumi berukuran besar. Hal tersebut memudahkan pemisahan pasir dan batuan berdasarkan ukuran besar fraksi batuan.

Batugamping, Cikembar Batugamping ini termasuk pada Anggota Batugamping Terumbu (Toml) yang berumur Oligosen-Miosen terdiri dari batugamping terumbu koral dengan sejumlah fosil yang terdolomitkan tersingkap baik di Pasir Kutamaneuh, Pasir Aseupan di Selatan Sukabumi, dan di Liunggunung di selatan Cibadak. Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu gamping di alam terbentuk secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.

Penambangan batugamping di Cikembar

23 | LPPM ITB 2013

Pasir Kuarsa, Kuari Cibadak Lokasi ini berada di daerah Gn Walat Kecamatan Cibadak, 15 km sebelah baratdaya Kota sukabumi. Daerah ini termasuk ke dalam Formasi Walat berumur Oligosen (Tow), terdiri dari litologi batupasir kuarsa, konglomerat, batulempung karbonan, lignit dan lapisan arang tipis-tipis yang diendapkan pada lingkungan fluvial-deltaik. Batuan-batuan tersebut tersingkap di daerah Gn Walat dan di daerah sekitarnya.

Pasir Kuarsa yang juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa, dan felspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan di sungai, danau, atau laut. Di alam pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian yang bervariasi bergantung kepada proses terbentuknya di samping adanya proses pengendapan. Material pengotor tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut dapat diperkirakan kemurniannya. Pada umunya, pasir kuarsa yang ditemukan di alam mempunyai ukuran butir yang bervariasi dan dalam distribusi yang melebar, mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan ukuran kasar (2 mm).

Zeolit, Cikembar Endapan zeolit biasanya terdapat dalam batuan piroklastik berbutir halus, khususnya yang berkomposisi riolitik. Endapan zeolit umumnya terjadi karena proses diagenesa dalam lingkungan pengendapan lakustrin sampai neritik, sering berdampingan dengan bentonit. Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan , umumnya terdapat di daerah sedimen piroklastik yang berasosiasi dengan batuan sedimen berumur tersier seperti halnya di: Tasikmalaya, Cikembar (Sukabumi), Nanggung (Bogor), dan Bayah, serta di Selatan, Ponorogo dan Pondok labang.

Lokasi penambangan Zeolit di Cikembar

24 | LPPM ITB 2013

Endapan Emas, Ciawitali-Simpenan Endapan emas Jawa Barat terletak diantara dan pada panggul kubah Bayah, baratdaya kota Jakarta. Satuan geologi, terpapar pada area 40x80 km, terdiri dari Oligosen sampai Quartenary calc – alkalitik ryolitik sampai batuan andesit dan intrusiv kecil stock dengan beberapa interkalasi dari batu gamping dan batu pasir Miosen. Area Citorek, terletak pada bagian utara kubah, merupakan zona depresi yang luas (60km2), terbentuk sebuah kaldera yang terisi dengan ignimbrit dasitik dan diintrusi oleh plug andesitik- dasitik.

Lombong emas di Ciawitali, Sukabumi Secara regional lokasi ini terdapat pada Formasi Jampang (Tmjv), terdiri dari tiga satuan, bagian utama sebagian besar adalah breksi gunung api, Anggota Cikarang terdiri dari tufa, dan Anggota Ciseureuh terdiri dari lava. Bagian utamanya adalah breksi gunung api, berbutir halus hingga sangat kasar, berbentik kepingan-kepingan yang pada umumnya berkisar dari beberapa cm sampai 100 cm, sebagian ada yang sebesar 350 cm, menyudut hingga menyudut-tanggung. Keping-kepingan terdiri dari andesit piroksen bersifat porfir, beberapa kepingan berupa andesit amfibol, dasit dan basal porfir kasar, berwarna kelabu, coklat, dan hitam. Sebagai sisipan breksi yaitu lava, breksi tufa, tufa lapili dan tufa, setempat mengandung buncak dan lensa batugamping, dan kayu yang tekersikkan dan terarangkan. Di sebelah timur Cigaru terjadi xenolit gabro, piroksenit, horenblendit, dan batuan beku basa yang lain.

Kabupaten Ciawitali terletak pada 20 km arah barat-baratdaya dari dan ditemukan mineralisasi emas (Felenc et al., 1991) yang memotong gunung api kompleks yang terdiri dari aliran andesit porfiritik interkalasi dengan tufa andesitic-ryolitik. Endapan tersebut terekspos kurang baik dan ditemukan dari hasil analisis sedimen sungai, diikuti oleh geokimia tanah.

Lokasi penambangan emas rakyat di Ciawitali, Sukabumi

25 | LPPM ITB 2013

Pasir Besi, Loji-Simpenan Daerah Loji, Simpenan termasuk kedalam satuan Aluvium dan Endapan Pantai (Qha), disusun oleh pasir, kerikil, dan lumpur. Pasir terdapat di sepanjang pantai, setempat-setempat mengandung titanomagnetit, membentuk gumuk-gumuk, dibeberapa tempat satuan ini terdiri dari bahan longsoran (Sukamto, Rab. 1975).

Pasir besi termasuk salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, namun bukan merupakan sumber bahan baku utama untuk pabrik besi baja. Di Indonesia endapan pasir besi terutama terdapat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, dari Cilacap sampai Karang Bolong di Jawa Tengah, serta di beberapa tempat di Jawa Barat dan Jawa Timur. Di Pulau Sumatera endapan pasir besi terdapat di pantai barat, seperti Bengkulu, Sumatera Barat, dan Aceh. Pasir besi merupakan salah satu endapan besi yang dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam industri semen juga mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai bahan baku besi baja sesuai dengan perkembangan teknologi pengolahan dan kebutuhan pasar.

Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih besi (magnetit), yang terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung mineral besi seperti magnetit, ilmenit, oksida besi, kemudian terakumulasi serta tercuci oleh gelombang air laut.

Lokasi singkapan pasir besi di Pantai Loji, Sukabumi

26 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KABUPATEN GARUT

GARUT

Garut merupakan kota yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di Bagian Utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur di Bagian Barat, Samudera Hindia di Bagian Selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di Bagian Timur. Sebagian besar daerah Garut merupakan pegunungan, kecuali pada Bagian Selatan yang merupakan dataran rendah yang sempit. Garut berdekatan dengan Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga Garut mempunyai kedudukan sebagai penyangga bagi pengembangan wilayah Bandung.

Kawah Kamojang Kawah Kamojang ialah kawah gunung api yang masih aktif. Berada di wilayah Kabupaten Garut, di sebelah timur-kidul Kota Bandung. Berada di ketinggian sekitar 1.730 mdpl di punggung Gunung Guntur, udara di Kawah Kamojang ini terasa sejuk. Selain Kawah Kamojang di sini juga ditemukan kawah lumpur, danau panas, fumarol, dan asap yang keluar dari rekahan-rekahan tanah. Gunung Guntur tempat Kawah Kamojang termasuk sebagai gunung bertipe strato dan terakhir meletus di zaman Plistosen. Kawah Kamojang termasuk dalam Taman Wisata Cagar Alam Kamojang yang mempunyai luas ± 10 Ha, yang didalamnya terdapat 23 kawah, 2 diantaranya berbentuk danau dengan asap yang mengepul dari permukaan airnya. Pada awal memasuki kawasan ini, pemandangan yang tak biasa ditemui yaitu banyak pipa-pipa besar yang berujung pada beberapa bangunan. Pipa tersebut adalah bagian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT. Pertamina dan PT. Indonesia.

Kawah Kereta di Lokasi Kawah Kamojang

27 | LPPM ITB 2013

Kawah Kamojang memiliki beberapa kawah antara lain kawah manuk, kawah kereta. Nama yang diberikan memiliki makna sendiri seperti kawah manuk yang dikarenakan beberapa lubang tersebut menghasilkan bunyi yang menyerupai suara burung manuk atau kawah kereta karena bunyinya seperti kereta. Kawah yang terkenal dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan adalah kawah kereta api.

Kawah Hujan

Kawah kereta adalah kawah yang paling menarik perhatian karena uap gas yang kerluar memiliki tekanan yang sangat luar biasa (2.5 bar). Di kawah ini kita akan mendengarkan suara unik mirip kereta api yang timbul dari uap yang dikeluarkan melalui celah-celah bebatuan dari perut bumi. Selain itu terdapat juga kawah-kawah lain diantaranya adalah kawah berecek, kawah sekarat, kawah hujan, dan kawah stik gas. Perjalanan ke Kawah Kamojang bisa lewat Garut (Tol Cileunyi, Cicalengka, Garut – Samarang) atau (Tol. Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, Paseh – Kamojang) or lewat (Tol Moh. Toha atau Tol. Buah Batu, Baleendah, Ciparay, Majalaya, Paseh-Kamojang), dalam perjalanan kita akan disuguhkan dengan pemandangan alam pegunungan yang sejuk serta persawahan hijau. Selain itu kita juga akan di hadapkan dengan jalan yang cukup menantang karena jalur menuju Kamojang banyak sekali tanjakan curam. Tanjakan yang paling curam namanya adalah tanjakan monteng.

Pemandian Air Panas Cipanas Pemandian air panas Cipanas berada di Cipanas, Kec. Tarogong, Garut dengan luas tanah lebih dari 9.000 meter persegi. Pemandian air panas ini sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1980-an. Pengunjung yang datang biasanya untuk berendam dan berobat, karena pemandian air panas ini dipercaya mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit reumatik dan penyakit kulit pada umumnya. Pemandian air panas Cipanas ini berupa kolam pemandian terbuka (outdoor) berukuran 98 m2. Dari pemandian air panas ini pengunjung dapat menikmati pemandangan berupa perbukitan. Kendaraan yang dapat dipakai untuk menuju kawasan ini yaitu motor dan mobil pribadi. Sumber air bersih di kawasan ini berasal dari mata air dengan kualitas air yang jernih, rasa yang tawar dan bau air yang normal.

28 | LPPM ITB 2013

Cipanas terletak sekitar 6 km dari pusat kota Garut. Bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi, tempat ini bisa ditempuh menggunakan angkutan umum jurusan Cipanas – Terminal Guntur yang routenya melewati alun-alun Garut. Letak obyek wisata ini berada di sebelah utara kota, tepat di selatan kaki Gunung Guntur yang bentuknya sangat khas. Bagi mereka yang menyukai olah raga hiking atau mendaki gunung, bisa juga melakukannya dari Cipanas. Dari sana terdapat jalur pendakian menuju puncak Gunung Guntur yang lebih landai dibanding jalur dari Curug Citiis di sebelah utaranya. Dari puncak Gunung Guntur, kita bisa melihat panorama alam yang sungguh luar biasa.

Penginapan di Cipanas, Garut

Pantai Santolo Pantai Santolo sering juga menjadi tempat kunjungan para wisatawan yang mengunjungi Kota Garut. Pantai di daerah ini landai, dan memiliki hamparan pasir putih. Terletak di Kecamatan Cikelet di sebelah selatan pusat Kota Garut dan berjarak ± 88 km dengan waktu tempuh mencapai 3.5 jam. Kawasan pantai ini merupakan tempat berkumpulnya para nelayan tradisional dan tempat dermaga kapal ikan yang ada di Pameungpeuk.

Pantai Santolo

Menikmati panorama pantai dan biota laut,merupakan aktivitas wisata yang dapat dilakukan. Tersedia juga sewaan perahu yang melayani wisatawan untuk menikmati deburan pantai ombak selatan yang cukup menantang. Selain itu kita bisa menikmati hidangan makanan laut yang segar dengan sajian yang

29 | LPPM ITB 2013 sederhana. fasilitas yang dibutuhkan wisatawan cukup tersedia seperti losmen dan hotel, kios-kios cinderamata dengan harga terjangkau. Di Pantai Santolo, ada fenomena unik yang hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu Perancis dan Indonesia. Fenomena tersebut terjadi di muara Sungai Cilauteureun (dalam bahasa Sunda berarti air laut yang tidak mengalir atau berhenti). Disebut Cilauteureun, karena di muara ini air laut begitu tenang seolah berhenti mengalir. Di muara ini terdapat curug yang air lautnya mengalir masuk ke dalam muara sungai bukan sebaliknya. Selain terjadi di Garut, konon fenomena ini hanya terjadi Perancis. Tarif masuk pantai ini adalah sekitar Rp.4000,00-5000,00/orang dan biaya naik perahu berkisar antara Rp.5000,00-15.000,00. Biaya losmen atau hotel di daerah ini berkisar antara Rp.100.000,00-Rp.200.000,00

Pantai Rancabuaya Pada Desa Purbayani Kecamatan Caringin terdapat Pantai Rancabuanya yang keindahannya tidak kalah dengan pantai-pantai lain di Jawa Barat. Terdapat gugusan karang terjal dan tajam ketika kita berada tepat pada Pantai Rancabuana. Jarak kawasan Rancabuaya dari Ibu Bandung adalah 167 km, jarak dari Garut Kota adalah 105 km, dan jarak dari Kecamatan Caringin adalah 30 km. Pantai rancabuaya memiliki pasir putih yang halud dan bersih, memiliki tingkat abrasi yang kecil. Wilayah sekitar pantai juga di tumbuhi oleh pohon ketapang dan kelapa. Luas pantai ini mencapai 1.525 ha. Pengunjung bisa melakukan banyak aktifitas wisata, seperti hiking atau tracking. Terdapat beberapa fasilitas yang tersedia di pantai ini seperti tempat lesehan, pondokan, dan saung wisata yang disewakan. Selain itu akses parkir dan jalan yang baik juga menunjang pantai ini untuk menjadi alternatif wisata yang menarik.

Pantai Rancabuaya

Dari pantai Santolo, Sayang Heulang, maupun kota Pameungpeuk tidak ada angkutan umum ke Pantai Rancabuaya. Biasanya banyak wisatawan yg dari wilayah Pameungpeuk menuju Rancabuaya menggunakan kendaraan pribadi (motor/mobil). Jarak dari pusat kota Pameungpeuk ± 35 km. Untuk masuk ke Pantai Rancabuaya tiketnya Rp 3000,- perorang.

30 | LPPM ITB 2013

Goa Lalay Puncak Guha Puncak Guha merupakan sebuah bukit yang berada tepat di bibir pantai dan di bawah nya terdapat goa. Di goa ini terdapat banyak sekali lalay (kelelawar) dan anda bisa melihatnya dari atas karena terdapat sebuah lubang seperti sumur yang menyambung dengan goa di bawah bukit ini. Ketika air laut pasang maka akan terlihat di goa ini air tersebut menggenang. Goa Lalay ini berada tidak jauh dari Pantai Rancabuaya. Untuk dapat datang ke tempat ini haruslah teliti dalam melihat kanan kiri jalan, karena Puncak Guha ini tidak memiliki keterangan yang jelas. Hanya ada gerbang yang bertuliskan Puncak Guha, itu pun apabila tidak cermat akan menyangka hanya gerbang biasa. Jika sudah masuk ke dalamnya pemandangan yang indah yang didapatkan di sana. Tiket masuk ke Puncak Guha hanya sebesar Rp5.000,00 per mobil.

Puncak Guha

Obyek Wisata Air Terjun di Garut

Nama Lokasi Desa Kecamatan Curug Cibadak – Garut Cisangkal Garut Curug Cihanyawar - Garut Sukamurni Cilawu Curug Cilaki - Garut Cisewu Curug Cimandi Racun - Garut Jangkurang Leles Curug Citali - Garut Sukarame Cisewu Curug Citiis - Garut Pasawahan Tarogong Kaler Curug Sanghiang Taraje - Garut Pakenjeng Pamulihan Curug Tujuh Neglasari - Garut Neglasari Cisompet Curug Kancil - Garut Padasuka Cibatu Curug Orok - Garut Cikandang Cikajang

31 | LPPM ITB 2013

TAMBANG DI GARUT DAN SEKITARNYA GUNUNG GUNTUR Gunung Guntur atau sering juga disebut Gunung Gede yang berada di Kabupaten Garut mempunyai ketinggian 2,249 meter di atas permukaan laut, memiliki 13 kawah yang keadaannya masih aktif yaitu kawah Ayakan, Picung, Sangiang Buruan, Masigit, Japati, Geulis, Gajah, Parupuyan, Sangiang Jarian, Kabuyutan, Guntur dan Putri. Gunung Guntur mempunyai ciri khas khusus dari hasil letusan gunung api tahun 1847. Muntahan ini menyebabkan aliran lava yang menyerupai tapal kuda. Akibat perubahan alam kondisi lereng Gunung Guntur dengan bertambahnya alur-alur dan semakin melebarnya alur-alur tersebut menunjukan material pasir yang turun ke kantong lahar alam terus bertambah. Zona bencana di Kawasan Gunung Guntur dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu daerah bahaya dan daerah waspada. Daerah berbahaya yaitu dengan radius 5 Km dari kawasan Gunung Guntur sebagai pusatnya, luasnya mencapai 39,2 Km2. Daerah waspada luasnya mencapai 115,7 Km2. Gunung Guntur terdiri dari dari vegetasi semak perdu (alang-alang, cantigi) dan vegetasi pohon (pinus dan caliandra) kawasan yang dikelola Perum Perhutani.

Gunung Guntur

Tubuh Gunung Guntur dibangun oleh hasil erupsi eksplosif dan efusif. Hasil erupsi Gunung Guntur sebagian besar berupa aliran lava bongkah masih segar dan saling menindih. Lava yang termuda (hasil erupsi tahun 1840) mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah Cipanas (sekitar 300 meter sebelah utara lokasi wisata pemandian Cipanas), dimana ujungnya membentuk morfologi tapal kuda. Aliran piroklastika tersebar di sebelah tenggara Kawah Gunung Guntur dan sebagian tertutupi oleh aliran-aliran lava Guntur yang lebih muda.

32 | LPPM ITB 2013

TAMBANG EMAS CIARINEM Daerah penelitian termasuk kedalam kompleks pegunungan Jawa Barat bagian selatan dengan morfologi berupa perbukitan terjal. Litologi yang dijumpai pada wilayah ini berupa perselingan lava andesit dan batuan tufa yang diprediksi merupakan formasi Waringin Bedil-Malabar Tua dan Kancana. Formasi Waringin Bedil-Malabar Tua tersusun oleh batu andesit dan tufa yang tersusun oleh mineral piroksen dan horblende. Sedangkan formasi kancana tersusun oleh lava andesit (breksi). Secara megaskopis, andesit Cihideung berwarna hitam-abu-abu, kristal halus, terbreksikan fresh-high weathered dan sebagian besar masih fresh dengan tipe spheroidal weathered. Pada beberapa lokasi, batuan ini teralterasi propilitik dan argilik kuat. Secara selaras formasi ini berselingan dengan satuan tufa. Satuan tufa ini secara megaskopis berwarna coklat-merah keabu-abuan, medium-high weathered di beberapa lokasi dijumpai tufa litik, satuan tufa ini di beberapa tempat juga teralterasi propilitik dan argilik kuat. Dan terdapat satuan lava andesit Cihideung yang diprediksi sebagai satuan batuan termuda yang terbentuk.secara megaskopis batuan ini berwarna hitam, breksi autoklastika, sortasi buruk, tidak teralterasi.

Alterasi yang tersingkap di daerah Nyerengseng berupa propilitik, silifikasi, dan argilik yang telah mengalami pelapukan kuat maupun masih fresh. Alterasi propilitik ditandai dengan dijumpainya mineral chlorite dan smectite, pada beberapa lokasi dijumpai pada host rock andesit dan tufa. Silisifikasi berwarna putih kecoklatan - putih abu-abu, keras, vuggy, host rock andesit dan pada jalur mineralisasi dijumpai alterasi Si-clay putih hingga abu-abu, agak lunak, vuggy, dengan veinlet kuarsa halus ±0-1%. Argilik yang dijumpai pada umumnya ditandai dengan clay: kaolinite dan illite, putih susu keabuan, sangat lunak sedangkan dekat jalur mineralisasi pada zona argilik terdapat fragmen kuarsa ±1-5%. Pada batuan yang teralterasi propilitik maupun argilik, terindikasi mineralisasi pirit lemah, terdiseminasi, kadarnya <0.5%, begitu juga pada jalur mineralisasi, tetapi pada alterasi silisifikasi kuat dijumpai pirit terdiseminasi dengan kadar ±1%, sedangkan pada jalur

Vein Ciarinem mineralisasi dijumpai kandungan MnOx melimpah 1-5%.

Kandungan MnOx yang melimpah ini menunjukan adanya proses supergene enrichment yang telah terjadi pada jalur mineralisasi.

PASIR BESI – PANTAI RANCABUAYA Endapan pasir besi merupakan produk dari rombakan proses kimia dan fisika dari batuan intermediet hingga basa atau batuan yang bersifat andesitik hingga basaltik. Pada beberapa daerah, endapan pasir besi juga diperkirakan berasal dari akumulasi hasil disintegrasi kimia dan fisika seperti adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus bawah laut, pencucian secara berulang, transportasi, dan pengendapan.Endapan pasir besi juga diyakini merupakan endapan sedimenter placer. Model endapan pasir besi juga beragam, salah satunya adalah berupa lenses structure dengan kandungan magnetit yang beragam ke salah satu arah.

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. Titaniferous magnetit adalah bagian yang

33 | LPPM ITB 2013 cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Magnetit adalah komoditas utama dalam endapan pasir besi dimana kandungan Fe nya besar dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri besi dan baja. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.

Kabupaten Garut mempunyai potensi pasir besi mencapai 22 juta ton dan untuk bijih besi mencapai 50 juta ton, yang tersebar di selatan Garut hingga Garut bagian Barat.

Bijih besi di Cisewu

KAWAH PANAS BUMI KAMOJANG Panas bumi Kamojang terletak di Provinsi Jawa Barat sekitar 35 km di selatan Bandung dengan ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Sejak zaman penjajahan Belanda yaitu tahun 1920 telah dilakukan eksplorasi geologi di sana. Pada tahun 1926 sampai 1928 telah dilakukan pemboran untuk 5 buah sumur dengan kedalaman 18,5 sampai 130 meter. Explorasi detil baru dilakukan mulai tahun 1973 dibawah program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan New Zealand. Lapangan Panas bumi Kamojang adalah lapangan panas bumi pertama yang beroperasi di Indonesia dan telah memproduksi listrik sejak tahun 1983. Luas lapangan yang terestimasi adalah 21 km2 dengan potensi sebesar 300 Mwe (Sudarman, 1995). Pengelolaan uap air dilakukan oleh PERTAMINA dan dikonversikan menjadi energi listrik oleh PLN. Pada tahun 1999 lapangan ini mampu memproduksi sebesar 140 MWe. Pada akhir tahun 1996, 70 buah sumur telah dibor. Total uap air yang dikeluarkan adalah 112 ton per jam untuk mencapai produksi 140 MWe yang diambil dari 24 sumur produksi, dengan 4 make-up dan 3 buah sumur injeksi.

34 | LPPM ITB 2013

Lapangan panas bumi Kamojang berada sepanjang 15 km dengan lebar 4,5 km termasuk dalam rangkaian hunung api Rakutak – Guntur. Area Kamojang terdiri dari tujuh unit litologi antara lain dari yang tertua sampai termuda merupakan produk dari G. Cibatuipis (lava andesit hornblende), G. Pangkalan (lava dan tufa labradorit), G. Gandapura (lava andesit piroksen), G. Kancing (endapan piroklastik dan lava basaltik), G.

Kawah kereta api, Kamojang yang mengeluarkan Masigit dan G. Gajah (keduanya lava basaltik), G. Guntur (lava andesit piroksen). Endapan bunyi seperti sirine kereta api sedimen gunung api terdiri dari colluvial, endapan alluvial dan endapan Debris Avalanche di area Danau Pangkalan.

Permukaan area Kamojang diisi oleh kolam air panas, fumarol (gas-gas gunung api), dan mata air panas yang terletak di lokasi disebut Kawah Panas Kamojang. Menurut Healy dan Mahon (1982), kebanyakan dari air panas di permukaan mengandung konsntrasi sulfat yang tinggi (1000 – 2000 ppm) tetapi konsentrasi klorida rendah (< 5 ppm). Adanya air permukaan berasal dari air meteorik yang kemudian terpanaskan oleh uap panas bumi yang mengandung sulfur hidrogen yang beroksidasi menjadi asam sulfat yang Kawah Hujan, Kamojang membuat air memiliki pH rendah dan konsentrasi sulfat tinggi. Berdasarkan Healy dan Mahon (1982) terdapat 2 buah sumber air hangat dengan pH netral, temperaturnya 38o dan 49o berada dalam jarak 2 km arah selatan dari lokasi aktivitas utama.

35 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KOTA DAN KABUPATEN TASIKMALAYA

TASIKMALAYA

Taman Jasper Taman Jasper Cimedang merupakan taman geologi yang memiliki batuan yang bisa diolah menjadi batumulia (gemstone) yang indah. Batu mulia jenis jasper merupakan mineral keluarga kuarsa (quartz family mineral). Para penggemar dan pedagang batu mulia dunia menyebut sebagai biduri ati ayam yang termasuk langka di dunia dan dikagumi di banyak negara. Terletak di Kampung Pasirgintung, Desa Buniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, jasper tersebut jumlahnya mencapai lebih dari 200 buah, berukuran besar-besar dengan berat mencapai lebih dari 50 ton, dan coraknya ada yang merah, kuning, cokelat, hitam, hijau, dan pancawarna. Di Taman Jasper ini tampak bongkahan-bongkahan jasper beragam warna dan beragam ukuran yang terhampar begitu indahnya menghiasi Sungai Cimedang dan sekitarnya.

Ukurannya ada yang mencapai tinggi 5 meter dengan perkiraan berat lebih dari 50 ton. Batu merah sebesar ini apalagi dengan jumlah yang banyak dapat dipastikan merupakan suatu fenomena alam yang tidak ada duanya di dunia. Yang tak kalah menarik adalah lingkungan tempat ditemukannya bongkahan batu merah tersebut yang berupa lava bantal berlapis dengan tufa gunung api berumur Oligo-Miosen atau sekitar 25 juta Taman Jasper di Sungai Cimedang, Tasikmalaya tahun (formasi old andesite).

Untuk menuju lokasi ini dari Kota Bandung, perjalanan menuju Tasikmalaya ditempuh sekitar 3 jam perjalanan. Kemudian ke arah Cipatujah, sampai ke persimpangan ambil arah kiri menuju Cikatomas. Setelah melewati Masjid Besar Cikatomas ketika bertemu pertigaan ambil arah kiri lagi menuju pusat Desa Buniasih. Dari pusat Desa Buniasih kita akan mendapatkan jalan berbatu yang sulit untuk menuju bongkahan batu jasper. Jalan yang berbatu dan berlubang masih menjadi kendala untuk mencapai lokasi ini dalam waktu yang singkat, serta tidak adanya petunjuk membuat susah untuk mencapai daerah ini tanpa bantuan warga setempat. Sangat disayangkan, jasper banyak diangkut oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab, dan mengambil jasper dari Sungai Cimedang. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pengusaha dan warga lokal, supaya keindahan taman jasper dapat dinikmati hingga generasi berikutnya.Rute

36 | LPPM ITB 2013

Pantai Cipatujah Pantai Cipatujah merupakan Pantai Selatan Tasikmalaya memiliki keindahan wisata bahari yang indah. Objek wisata ini memiliki area ± 115 Ha, terletak di sebelah selatan Kota Tasikmalaya di Kecamatan Cipatujah, Desa Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Di sini banyak berjejer bukit-bukit kecil serta pantai yang eksotis dan resik. Pantai yang landai dan gelombang lautnya tinggi menambah keindahan di daerah ini. Selain itu terdapat pula perkebunan kelapa, serta hamparan rumput dan ilalang yang luas.

Pantai Cipatujah, Tasikmalaya

Tidak jauh dari Pantai Cipatujah, kita bisa menjumpai penangkaran penyu di Sindangkerta, Cipatujah, Tasikmalaya. Namun beberapa tahun terakhir, abrasi terjadi di sekitar pantai, yang mengakibatkan jumlah penyu yang bertelur di pantai berkurang. Salah satu kegiatan wisata yang rutin diselenggarakan di sini adalah balap munding (kerbau). Balap kerbau merupakan budaya tradisional yang berkembang sejalan dengan potensi daerah Cipatujah sebagai daerah peternakan kerbau. Balap kerbau sebenarnya acara para peternak kerbau dalam mengisi kebutuhan rekreasi mereka di saat-saat senggang, diiringi kesenian rakyat seperti kendang penca, buncis, dan dogdog.

Kawasan Konservasi Penyu Sindangkerta (gambar kiri) dan abrasi di Pantai penangkaran penyu (gambar kanan)

Balap kerbau berkaitan dengan agrowisata kerbau seluas 40 hektar yang masih di dalam area Pantai Cipatujah. Di dalamnya kita bisa melihat dan mempelajari bagaimana cara-cara para peternak beternak kerbau dengan pendekatan secara tradisional. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini juga bisa menikmati acara kumpul kebo, yaitu berkumpul bersama kerbau dan para peternak kerbau. Pantai ini

37 | LPPM ITB 2013 berjarak 74 km dari pusat Kota Tasikmalaya atau sekitar 179 km dari kota Bandung dengan rute Ciawi- Rajapolah-Kota Tasikmalaya-Sukaraja-Cibalong-Karangnunggal-Batununggal-Cipatujah.

Wisata Kawah Gunung Galunggung

Wisata Kawah Gunung Galunggung merupakan wisata alam yang layak dicoba karena di kawah ini kita dapat menemukan perpaduan antara air biasa dan air mendidih. Merupakan danau berwarna kehijauan bentukan letusan tahun 1982 yang sepotong keindahan Gunung Galunggung. Terletak di Gunung Galunggung yang merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, berjarak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat 620 buah anak tangga, dari area parkir menuju kawah dapat ditempuh dengan waktu selama hampir 1 jam.

Kawah Gunung Galunggung

Kita juga dapat menikmati keindahan Gunung Galunggung dari warung di sekitar bibir kawah, sambil menikmati jajanan yang ada di sekitar mulut kawah. Dengan pemandangan indah, udara yang sejuk dan suasana asri membuat kita selalu menikmati tempat ini tanpa rasa bosan. Untuk menuju ke Gunung Galunggung ada beberapa rute yaitu: Dari arah Jakarta atau Bandung setelah melewati Ciawi, Cisayong, sebelum masuk kota Tasikmalaya, di kecamatan Indihiang yang sebelum terminal bis Indihiang, ada jalan di sebelah kanan menuju Cipanas-Galunggung jaraknya sekitar 12 km. Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-Tawangbanteng, jaraknya sekitar + 17 km.

Obyek Wisata Air Terjun di Tasikmalaya

Nama Lokasi Desa Kecamatan Curug Panoongan - Tasikmalaya Linggajati Sukaratu Curug Ciparay – Tasikmalaya Cidugaleun Cigalontang Curug Dengdeng – Tasikmalaya Cogreg Cikatomas Curug Gado Bangkong - Tasikmalaya Santanamekar Cisayong

38 | LPPM ITB 2013

TAMBANG DI TASIKMALAYA DAN SEKITARNYA

ENDAPAN EMAS DAERAH CINEAM, TASIKMALAYA Lokasi endapan emas Cineam terletak di sebelah Tenggara kota Bandung yang berjarak kurang lebih 180 km. Beberapa tahun kemudian penelitian dilanjutkan dan ditemukan bijih emas primernya yaitu di Citambah dan Cengal (Cisarua) tahun 1970. Wilayah yang berpotensi terjadi mineralisasi adalah Cikondang, Citambal, Ciseel dan Salopa. Geologi regional daerah Cineam tersusun oleh litologi endapan vulkanik Formasi Jampang yang berumur Oligosen-Miosen dengan komposisi andesitik – dasitik (Van Bemmelen, 1949). Endapan vulkanik Formasi Jampang diintrusi oleh diorit, andesit, dasit dan granodiorit. Secara tektonik terjadi 2 kali peristiwa tektonik yaitu : a. Tektonik Miosen Tengah : terjadi pengangkatan yang diikuti dengan perlipatan, pensesaran dan intrusi yang menerobos Formasi Jampang. b. Tektonik Pleistosen yang menghasilkan endapan vulkanik muda.

Tambang emas rakyat di Cineam (gambar kanan) dan pengolahan mekanis dengan gelundung (gambar kanan)

Batugamping Tufaan Batugamping tufaan merupakan Anggota tufa napalan Formasi Pamutuan yang terletak selaras di atas Formasi Jampang. Anggota Tufa napalan terdiri dari tufa napalan berselingan dengan batupasir tufaan dan lempung tufaan dan menunjukkan struktur perlapisan. Umur satuan ini dikorelasikan dengan batuan yang sama di Lembar (Simanjuntak, 1979) berumur Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal dan terbuka, sedangkan tebalnya diperkirakan antara 200 meter sampai 500 meter.

39 | LPPM ITB 2013

Singkapan batugamping tufaan

Bentonit, Karangnunggal Bentonit adalah istilah dagang yang digunakan untuk komoditi lempung plastis yang dalam geologi disebut lempung montmorilonit. Karena kandungan mineral montmorilonit dalam lempung lebih dari 85%. Bentonit terbentuk karena proses diagenetik (pelapukan dan transformasi) abu gunung api yang bersifat asam dan berkomposisi riolitik.

Di alam dikenal dua jenis bentonit, yaitu : a. Bentonit Natrium : jenis lempung bentonit yang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air (swelling bentonite). b. Bentonit Kalsium Magnesium : jenis bentonit yang kurang mengembang bila dicelupkan dalam air, tetapi mempunyai sifat menyerap yang baik.

Sebagian besar di Indonesia bentonit ditemukan dalam jenis Bentonit Kalsium. Jenis ini terdapat di Karangnunggal dan Kawalu (Tasikmalaya Selatan), Cianjur, Bojongmanik (Rangkasbitung), Nanggulan (DIY), (Sragen), dan daerah Slahung (Ponorogo),Bangkalan Brandan (Sumatera Utara), Tanjung Enim, Muara Enim, dan Lahat (Sumatera Selatan). Selain itu ditemukan pula bentonit natrium di Bongko, Muara Tiga (Tanjung Enim, Sumatera Selatan), Desa Bandung dan Bedoyo Boyolali.

Tambang Bentonit Karangnunggal

40 | LPPM ITB 2013

Pasir Besi, Cipatujah Pasir besi termasuk salah satu bahan galian dari kelompok bijih besi, namun bukan merupakan sumber bahan baku utama untuk pabrik besi baja. Di Indonesia endapan pasir besi terutama terdapat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, dari Cilacap sampai Karang Bolong di Jawa Tengah, serta di beberapa tempat di Jawa Barat dan Jawa Timur. Di Pulau Sumatera endapan pasir besi terdapat di pantai barat, seperti Bengkulu, Sumatera Barat, dan Aceh. Endapan tersebut berupa endapan alluvial pantai (branding deposit), yang cebakannya terutama terdiri dari ilmenit dan magnetit yang berasosiasi dengan oksida titanium (titaniferous iron ore). Kandungan titanumnya biasanya merupakan mineral pengganggu, di samping kadar besinya yang relatif rendah sehingga kurang sesuai untuk bahan baku pembuatan besi.

Kegiatan pengolahan pasir besi di Cipatujah

41 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KABUPATEN PURWAKARTA

PURWAKARTA

Waduk Saguling Waduk Saguling merupakan salah satu dari waduk yang membendung aliran Sungai Citarum. Waduk lainnya akan dijelaskan di subbab di bawah ini yaitu Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Waduk ini selesai pada tahun 1986 dengan volum tubuh bendungan 279 juta m3 dan mampu menghasilkan listrik mencapai 2156MWH/tahun. Dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan di daerah sekitarnya, kemudian Saguling ini ditata-ulang sedemikian rupa sehingga menjadi bendungan yang multi-guna, termasuk didalamnya juga digunakan untuk perikanan, pariwisata, agri-akuakultur, dan lainnya. Pemandangan sekitar Waduk yang dapat dinikmati adalah pesona perbukitan. Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.

Hampir seluruh wilayah masuk menuju bendungan adalah wilayah perbukitan yang tertutup dengan hutan dan semak-semak. Desa hanya tersisa di sebagian kecil wilayah dekat pintu air. Warung-warung penjual makanan kecil terdapat satu dua buah sepanjang perjalanan ini. Sekitar 7 kilometer dari pintu masuk, anda akan bertemu percabangan yang menuju ke pemandian air panas. Waduk Saguling benar-benar menyerupai sebuah waduk sejati, terutama dengan dinding beton di sekelilingnya.

Waduk Saguling (sumber: bandung.panduanwisata.com, 2013)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sepanjang tahun 1980-1995 kualitas air waduk sudah mengalami penurunan akibat pencemaran organik yang berasal dari limbah industri, penduduk, pertanian, dan perikanan. Hingga tahun 2008, sedimentasi di Saguling mencapai 84 juta m3, dengan laju sedimentasi kini diperkirakan 4,2 juta m3/tahun.

Waduk ini terletak sekitar 13 km dari pertigaan Raja Mandala. Dari arah Cimahi, lokasi Saguling dapat melewati Cimareme - Batujajar - Cililin. Dari Bandung dapat melalui - Batujajar - Cililin.

42 | LPPM ITB 2013

Waduk Cirata Waduk Cirata, selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air, danau yang luasnya 62 km2 dan berketinggian mencapai 220 m di atas permukaan laut itu dikelilingi bukit. Proyek Induk Pembangkit Hidro Jawa Barat (Pikitdro Jabar) adalah Unit PLN yang menangani Proyek PLTA Cirata menghasilkan listrik 1008 MW dan dapat membangkitkan energi listrik rata-rata-rata sebesar 1.428 juta kilowatt/jam per tahun.

Daya tarik lainnya dari Danau Cirata ini adalah delapan buah turbin dan gedung sentral/Power House 4 lantai berada di terowongan bawah tanah, yang pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kontrol Switchyard berjarak ±2 km dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di Power House. Genangan air di waduk cirata ini berasal dari aliran dari waduk saguling yang letaknya lebih tinggi. Sedangkan aliran air waduk cirata nantinya akan menuju waduk jatiluhur. Perikanan keramba di lokasi ini berlokasi di Kecamatan Maniis, 17 km dari kota Purwakarta.

Jalan di Waduk Cirata (sumber: tsumiarsa.blogspot.com, 2013)

Pinggir jalan yang menyusur tepian Waduk Cirata dengan warung-warung yang menawarkan makanan khas Purwakarta yang dikenal dengan nama Sate Maranggi. Sate yang empuk dan sangat lezat ini biasanya menggunakan daging kambing atau sapi, berbumbu kecap dengan perpaduan rasa manis, asam, dan pedas. Ikan bakar yang harum dan kelapa muda yang empuk manis segar juga banyak dijajakan di sana.

Bila melakukan perjalanan dari kota Purwakarta melalui Plered kita akan tiba di Cirata dalam waktu kira-kira 40 menit dengan jarak sejauh 15 km. Dalam perjalanan itu kita akan melewati pusat perdagangan peuyuem Bendul dan makanan khas Purwakarta lainnya, dan kemudian kita akan lewat di Sentra Indutri Keramik Plered, juga dapat menikmati keindahan alam di sepanjang jalan Plered-Cirata.

Waduk Jatiluhur Waduk Jatiluhur berada 9 km dari Kota Purwakarta dan lebih dikenal dengan nama Bendungan Ir.H.Juanda. Panorama danau yang mencapai 8.300 Ha memberikan keindahan ketenangan air yang terbendung.

Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957, dapat menampung tidak kurang 3 milyar3 air Sungai Citarum dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Di dalam Bendungan Ir. H. Juanda, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dan produksi tenaga listrik rata-rata 1000 juta kwh setiap tahun. Selain dari itu, memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 Ha sawah, air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir.

43 | LPPM ITB 2013

Waduk Jatiluhur

Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya. Tempat yang tak kalah menariknya di kawasan Jatiluhur ini adalah tempat rekreasi air, yang diberi nama ˜Water World”.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat Budi daya Ikan Keramba Jaring Apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar. Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur – Kabupaten Purwakarta – Provinsi Jawa Barat, membentuk waduk dengan genangan seluas ± 83 km2 dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal +107 mdpl.

Waduk ini berlokasi berkisar 9 km dari pusat kota Purwakarta. Dari Jakarta berjarak berkisar 120 km dan dapat ditempuh dalam waktu berkisar 1-1,5 jam melalui tol Jakarta Cikampek-Cipularang (Purbaleunyi), keluar pintu tol Purwakarta-Jatiluhur-Ciganea Km.84.

Obyek Wisata Air Terjun di Purwakarta

Curug Cimanarasa - Purwakarta Wanayasa Wanayasa Purwakarta Curug Cipurut - Purwakarta Purwakarta Sumrugul Wanayasa

44 | LPPM ITB 2013

Lokasi 3 Waduk di sekitar Purwakarta (Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur) (sumber: Program Coordination Management Unit Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, 2013)

45 | LPPM ITB 2013

TAMBANG DI PURWAKARTA DAN SEKITARNYA Kondisi geologi daerah Purwakarta terdiri dari batuan sedimen klastik, berupa batu gamping (kapur), batu lempung, batu pasir dan batuan vulkanik seperti tuf, breksi vulkanik, batuan beku terobosan, batu lempung napalan, konglomerat dan napal. Untuk jenis batuan beku terobosan meliputi andesit, diorite, vetrofir, basal dan gabro. Batuan ini umumnya bertebaran di bagian barat daya wilayah Kabupaten Purwakarta. Jenis Batuan napal atau batu pasir kuarsam merupakan batuan yang tertua di wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebarannya terdapat di tepi Bendungan Jatiluhur (Bendungan Ir. H Djuanda).

Sedangkan batu lempung yang usianya lebih muda (miosen) tersebar di sekitar wilayah barat laut dan bagian timur Kabupaten Purwakarta berikut endapan bekas gunung api tua yang berasal dari gunung Burangrang dan Gunung Sunda, yaitu berupa tuf, lava andesit basalitis, breksi vulkanik dan lahar. Pada bagian permukaan batuan itu terdapat endapan hasil erupsi gunung api muda yang meliputi batu pasir, lahar, lapili, breksi lava basal, aglomerat tufan, pasir tufa, lapili dan laca scoria.

Berdasarkan kondisi dan jenis batuan di atas, maka di wilayah Kabupaten Purwakarta terdapat kandungan geologi berupa batu kali batu andesit, batu gamping (kapur), tanah lempung, pasir, pasir kuarsa, pasir batu (sirtu), tras, fosfat, barit dan batu gips. Sebagian besar jenis tanah adalah tanah latosol dan sebagian kecil adalah tanah aluvial, andosol, grumosol, litosol, podsolik dan regosol. Berdasarkan potensi yang dipaparkan di atas telah mendorong munculnya kegiatan pertambangan di Kabupaten Purwakarta.

Emas, Ciseuti Lokasi pada gambar di bawah ini merupakan tambang emas rakyat yang berada di Gunung Cimuringis, Desa Ciseuti, Purwakarta. Pada daerah tersebut, dilakukan kegiatan penambangan emas rakyat, dimana di sepanjang lereng gunung tersebut, sudah banyak ditembus oleh terowongan-terowongan yang saling menggurita satu sama lain. Pada lokasi tersebut, para penambang mengambil bongkah-bongkah yang dimasukkan ke dalam karung, dimana proses pengolahannya dilakukan dengan menggelundung sampai bongkah berukuran halus. Jika penambang tidak mempunyai cukup dana untuk menggelundung batuan tersebut, mereka hanya meremukan batuan hingga sangat halus dengan menggunakan palu, kemudian didulang persis di depan lombong mereka. Tambang ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, hingga saat ini.

Terowongan Tambang Emas di Gunung Cimuringis, Ciseuti

46 | LPPM ITB 2013

Batu Andesit Salah satu perusahaan tambang batu andesit di Purwakarta adalah Gunung Sindangleungis, Desa Pamoyanan, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. Daerah penelitian terletak 5 Km ke arah barat dari kota Kecamatan Plered atau 20 Km dari ibu kota Kabupaten Purwakarta. Infrastrukur jalan pada daerah penelitian berupa jalan kelas tiga yang telah ditingkatkan kapasitas gandarnya pada saat pembangunan PLTA Cirata hingga mampu menyangga beban sampai 25 ton. Alat transportasi darat dapat digunakan untuk menuju lokasi daerah penelitian. Daerah penelitian dapat ditempuh dari Kota Bandung melalui jalan lintas propinsi Bandung – Plered dengan menggunakan jalan darat dengan waktu tempuh 3 - 4 jam.

Daerah ini termasuk dalam mendala fisiografis zona Bogor yang merupakan antiklinorium yang cukup rumit, membentang dari Rangkas Bitung di bagian barat melalui Bogor, Purwakarta, Subang, dan Sumedang. Di bagian barat zona Bogor ini merupakan cekungan geosinklin yang dikenal sebagai geosinklin Jawa Barat yang berumur Neogen. Cekungan ini ditempati lapisan-lapisan batuan berumur neogen dan kuarter tua yang dipisahkan baik secara selaras maupun tidak selaras, hal ini memungkinkan diakibatkan oleh terjadinya pergerakan gelombang dari komplek batuan dasar.

Kegiatan penambangan batu andesit di Plered, Purwakarta

47 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KABUPATEN CIANJUR

CIANJUR

Marmer di Haur Wangi Lokasi endapan marmer ini berada di Desa Cihea, Kec. Haur Wangi, Kab. Cianjur dimana kegiatan perambangan dilakukan oleh PT Mandala Marmer. Keterdapatan endapan marmer ini diperkiakan berada pada Anggota Batugamping formasi Rajamandala (Oml). Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.

Marmer akan selalu berasosiasi keberadaannya dengan batugamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung

Marmer (marble) adalah kristal padat yang terbentuk dari metamorfosis batu kapur, umumnya mengandung calsit (CaCO3), dolomit [CaMg(CO3)2] atau kombinasi kedua mineral tersebut. Calsit murni berwarna putih. "Pengotoran" oleh mineral lain akan memberi corak dan warna lain. Emas, Gunung Subang Secara administratif, Gunung Subang dan sekitarnya termasuk kedalam wilayah Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan posisi geografis pada 107°5'22.9"BT- 107°7'35.6"BT dan 7°16'4.3"LS-7°13'52.9"LS. Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Bandung ke Cianjur yang selanjutnya mengikuti jalan kabupaten menuju Kecamatan Tanggeung.

Penyelidikan terdahulu mengenai mineralisasi logam dibagian selatan Gn. Subang Kab. Cianjur, menemukan ubahan batuan yang dicirikan oleh lempung-klorit-serisit-pirit halo di dalam tufa kristal, tufa litik, tufa breksi serta batuan vulkanik klastik. Urat-urat kuarsa di dalam batuanterkersikkan dan argilic overprinting propylitic rock menunjukkan tekstur colloform serta terdapatnya asosiasi kuarsa – serisit – sulfida yang diduga sebagai tipe epitermal. Ubahan batuan yang ditemukan al. : Argilik : kaolinit+ illit+ serisit/ paragonit ; Silisik : kuarsa + kalsedon + barit + pirit dan Propilitik : klorit + epidot + karbonat + serisit. Mineralisasi yang ditemukan berupa : Urat kuarsa berstruktur banded, tekstur vuggy, cockade structure serta stockwork berupa pirit, galena, mangan oksida disertai barit.

48 | LPPM ITB 2013

Ubahan batuan dan mineralisasi berada pada lokasi yang sama dengan kedudukan batuan Formasi Bentang yang terdiri dari batuan breksi volkanik bersusunan andesit dan tufa lapilli memberi kesan bahwa formasi ini merupakan batuan induk dari mineralisasi logam didaerah penyelidikan. Keterdapatan mineral-mineral silika dalam bentuk urat kuarsa bersama-sama dengan mineral- mineral yang terbentuk pada suhu dan kedalaman rendah seperti : galena, mangan, dan barit memberi petunjuk bahwa logam emas kemungkinan terbentuk bersamaan dengan mineral-mineral ini sebagaimana umumnya pembentukan emas tipe epithermal.

Ditemukannya secara setempat banded quartz, adularia, native sulfur (walaupun dalam jumlah kecil), kuarsa bertekstur vuggy dan cockade structure di beberapa lokasi yang diantaranya diduga kuat sebagai endapan sinter, menunjukkan kondisi umum keterdapatan logam emas yang berasosiasi dengan jenis alterasi di lingkungan fumarol purba. Keterdapatan stockwork kuarsa dalam batuan tersilisifikasi kuat/alterasi silisik (dicirikan oleh kalsedon dan opal walaupun dalam jumlah kecil) disertai pembentukan pirit dan mangan oksida memberi petunjuk terbentuknya penudung silika (silica cap) di wilayah ini. Keadaan seperti ini merupakan petunjuk umum adanya aktivitas pengendapan emas epitermal-geotermal di kedalaman yang cukup dangkal. Stockwork kalsit dan kuarsa serta alterasi karbonat yang ditemukan dalam batuan andesit di bagian utara sepanjang S. Cijampang merupakan indikasi kemungkinan hasil dari pengendapan diatas boiling zone yang sangat terkait dengan pengendapan emas tipe epitermal-geotermal. Dijumpainya hot spring di bagian tenggara G. Subang yaitu di S. Cibuni merupakan manifestasi adanya aktivitas geothermal yang masih aktif di daerah ini yang mungkin berkaitan dengan sumber panas pada pembentukan sistem hidrotermal (epithermal) didaerah penyelidikan.

Pasir Besi dan Wisata Pantai Sindangbarang Secara umum, endapan pasir besi pantai resen, mengandung mineral opak yang tercampur dengan mineral-mineral non metalik seperti kuarsa, kalsit, feldspar, amfibol, piroksen, biotit, dan turmalin. Mineral opak terdiri dari magnetit, titanomagnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, dimana komponen terpenting adalah titanomagnetik yang merupakan tumbuh silang antara magnetit dan ilmenit. Mineral-mineral bijih ini umumnya berasal dari pelapukan batuan vulkanik andesitik-basaltik. Sindangbarang secara administrative ke dalam kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Berjarak 110 km dari kota Cianjur melalui Sukanagara dan Tanggeung, dengan kondisi jalan kelas III yang berliku. Sindangbarang merupakan desa yang terletak di tepi pantai, tepat di sebelah timur muara sungai Cisadea.

Endapan pasir pantai umumnya memanjang membentuk pita yang sempit di tepi pantai (lebar umumnya kurang dari 150 m) dan biasanya terdiri dari satu low coastal dune yang membelakangi satu atau dua set back dunes yang diskontinu. Elevasi maksimum dari dune umumnya kurang dari 10 m dari permukaan laut. Dune terjaga dari erosi karena rumput yang tumbuh di permukaannya. Daratan di belakang coastal dune biasanya dapat mencapai ketinggian 20 m, biasanya berupa sisi bukit yang menghadap laut. Rawa-rawa dengan lebar dapat mencapai 50 m dapat dijumpai memisahkan endapan pantai dengan daratan. Daerah ini dipotong oleh beberapa aliran sungai (Cisadea, Cipandak, Cidaun) yang mengalir dari utara (tinggian Jampang). Kebanyakan sungai ini berbelok ke barat di sekitar muara, yang membentuk sand bar di sisi timur muara.

49 | LPPM ITB 2013

POTENSI WISATA DAN TAMBANG DI SEKITAR KABUPATEN SUBANG

SUBANG

Curug Cileat Curug Cileat terletak di Desa Cibogo Kecamatan Cisalak – Subang Kabupaten Subang. Curug ini memiliki ketinggian ±100 m dan berada di Gunung Canggah. Tumpahan airnya membentuk sebuah kubangan atau kolam yang sangat besar dengan radius hampir 40 meter. Curug Cileat ini terdiri dua buah air terjun yang berdampingan menempel di atas tebing batu, Curug yang satu debit airnya tidak terlalu besar sedangkan curug satunya lagi jatuhan airnya cukup deras dan besar. Dalam perjalanan menuju Curug Cileat ini ada 3 buah curug yang akan ditemui yaitu Curug Citorok yang memiliki tinggi sekitar 70 m, Curug Cimuncang 1 dengan ketinggian sekitar 80 m, dan Curug Cimuncang 2 dengan ketinggian sekitar 90 m. Selain keindahan curug juga terasa udara sejuk yang menambah kenyamanan ketika berada di sini.

Curug Cileat ini dari kota Subang Berjarak ±37 km ke arah selatan (waktu tempuh sekitar 2 jam) atau dari kota Bandung ke arah utara sejauh ±62 km. Dari kota Subang arahkan kendaraan ke jalan Cagak. Selanjutnya dari Jalan Cagak ini ambil ke arah Tanjung Siang. Sesampainya di Desa Gardu Sayang ada belokan yang ditandai adanya tulisan plang kecil tanda menuju Curug Cileat. Dari belokan ini ambil terus menuju Kantor Kelurahan Desa Mayang. Jarak dari Gardu Sayang ke desa mayang sekitar 6 km. Dari Desa Mayang perjalanan dilanjutkan ke desa terakhir, Desa Cibago, dengan jarak sekitar 3 km. Di desa inilah

tempat pemberhentian terakhir bagi yang Curug Cileat membawa kendaraan bermotor. Selanjutnya dari

desa terakhir, Desa Cibago, perjalanan diteruskan

dengan berjalan kaki lewat jalan setapak berbatu

sekitar 5 km hingga tiba di lokasi curug.

Curug Cijalu Salah satu air terjun lain di Subang yang dapat Anda kunjungi dan nikmati adalah Curug Cijalu. Curug setinggi 70 m memiliki suasana yang asri dan indah yang didukung dengan berbagai fasilitas yang cukup memadai, salah satunya adalah camping ground. Tumpahan air Curug Cijalu mengalir deras membelah

50 | LPPM ITB 2013 bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Curug Cijalu ditemani oleh air terjun lain yang dikenal dengan nama Curug Perempuan yang terletak sekitar 100 meter sebelum Curug Cijalu.

Curug Cijalu ini berada dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang yang sesungguhnya lebih pantas disebut Cagar Alam Gunung Sunda yang memiliki luas 2 Ha dan termasuk di hutan produksi blok Cijengkol KPH Bandung Utara, BKPH Wanayasa, RPH Tangkuban Perahu. Konfigurasi lapangan umumnya bergelombang dengan curah hujan 2.700mm/th dan suhu udara berkisar 18°-26°C.

Curug Cijalu (sumber: sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cijalu, 2013)

Menurut cerita, sebelum diberi nama Cijalu, curug itu biasa disebut Curug Cikondang. Namun ketika seorang pendekar (jawara) datang ke daerah ini, akhirnya nama Cikondang diubah menjadi Cijalu. Nama ini perpaduan antara dua kata cai dan jalu (bahasa Sunda).

Selain Curug Cijalu di kawasan ini terdapat juga curug lain yang lebih tinggi (sekitar 90 m). Curug tersebut bernama Curug Cilemper. Jarak Curug Cijalu ke Curug Cilemper sekitar 300 m. Selain lebih tinggi dan lebih deras debitnya Curug Cilemper ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan lebatnya pepohonan dan tumbuhan paku-pakuan. Didasar curug ini terdapat kolam besar dengan air yang sangat dingin mengalir diantara bebatuan besar, dari kolam tadi mengalir sungai kecil beraliran cukup deras menuju bawah tanah.

Berjarak 37 Km dari kota Subang ke arah Selatan (1 jam perjalanan) atau sekitar 50 km dari Kota Bandung kearah utara (1,5 jam perjalanan). Sekain itu juga dapat dicapai melalui Purwakarta kurang lebih 25 km ke arah Wanayasa. Kondisi jalan, umumnya beraspal dan hanya sebagian kecil yang masih berupa jalan batu, dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat.

51 | LPPM ITB 2013

TAMBANG DI SEKITAR KABUPATEN SUBANG Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah Tengah dan wilayah Utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah Kabupaten Subang berupa dataran, sedangkan bagian Utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa.

Berdasarkan topografinya, wilayah kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 zona, yaitu : • Daerah Pegunungan (Subang bagian selatan) Daerah ini memiliki katinggian antara 500-1500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Sagalaherang, Serangpanjang,sebagian besar Kecamatan Jalancagak dan sebagian besar Kecamatan Tanjungsiang. • Daerah Berbukit dan Dataran (Subang bagian tengah) Daerah dengan ketinggian antara 50 – 500 m dpl dengan luas wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Zona ini meliputi wilayah Kecamatan Cijambe, Subang, Cibogo, Kalijati, Dawuan, Cipeundeuy, sebagian besar Kecamatan Purwadadi, Cikaum dan Pagaden Barat. • Daerah Dataran Rendah (Subang bagian utara) Dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Pabuaran, Pagaden, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Pusakanagara, Pusakajaya Pamanukan, Sukasari, Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, Tambakdahan, sebagian Pagaden Barat.

Kabupaten Subang memiliki objek tambang di beberapa lokasi dengan dengan berbagai macam potensi tambang. Selain itu di wilayah juga memiliki objek pertambangan minyak dan gas bumi serta geotermal yang menjanjikan. Potensi sumberdaya pada sektor ini yang paling besar adalah bahan galian C. Dari jenis bahan mineral tersebut yang paling banyak ditambang dan dimanfaatkan adalah jenis bahan galian untuk bahan bangunan seperti batu belah, pasir dan sirtu.

Jenis Lokasi Potensi Pasir Pantai Legonkulon, Pamanukan, Blanakan 210 Juta Lempung Blanakan, Patokbeusi, Ciasem, Pamanukan, Compreng, Pusakanagara Lempung dan Trass Pabuaran, Cikaum, Kalijati, Pagaden + 150 Km2 Sirtu Cipeundeuy, Blanakan, Ciasem, Compreng, Tersebar di Cipunagara, Cibogo, Subang daerah Aliran sungai Gypsun Subang +5 Juta m3 Batu Belah Cijambe, Cisalak, Tanjungsiang, Jalancagak, +2juta m3 Sagalaherang Batu Gunung Jalancagak Belum dievaluasi Pasir Gunung Jalancagak Belum dievaluasi Pasir Cipeundeuy, Kalijati, Subang, Cijambe +1,2 Milyar M Puzolan Cijambe, Sagalaherang + 200 Juta M Belerang Jalancagak + 20 Juta Jarosit Jalancagak + 50 juta Batu Gamping Kalijati, Cijambe Belum dievaluasi

52 | LPPM ITB 2013

RUTE WISATA TAMBANG

Peta Lokasi Wisata dan Tambang Provinsi Jawa Barat

53 | LPPM ITB 2013

Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung-Tasikmalaya-Ciamis-Pangandaran

54 | LPPM ITB 2013

RUTE PERJALANAN BANDUNG-TASIKMALAYA-CIAMIS-PANGANDARAN

Perjalanan menuju Jawa Barat bagian Timur, merupakan salah satu alternatif wisata tambang yang menggabungkan aspek gunung api, yang diwakili oleh Gunung Galunggung dengan potensi pasir vulkaniknya, endapan sedimen yang diwakili oleh bentonit di Karangnunggal, pasir besi yang diwakili oleh Pantai Cipatujah, serta dilanjutkan oleh wisata alam di sepanjang pantai di Ciamis dan Pangandaran. Di Ciamis, kita bisa menghanyutkan diri di sepanjang Green Canyon atau , menikmati berselancar di Pantai Batu Karas, serta menikmati “Bali”-nya Jawa Barat di Pantai Pangandaran. Kita dapat bermalam di sepanjang Pantai di Ciamis hingga Pangandaran, mulai dari Pantai Cipatujah menikmati pasir nya yang hitam, hingga ke arah Timur ke Pantai Batukaras, Pantai Batuhiu, maupun Pantai Pangandaran.

Hari 1 - Bandung  Gunung Galunggung - Gunung Galunggung Karangnunggal - Karangnunggal Pantai Cipatujah - Bermalam di Pantai Cipatujah Hari 2 - Pantai Cipatujah  Tambang pasir besi sepanjang Pantai Cipatujah - Tambang pasir besi sepanjang Pantai Cipatujah Green Canyon - Green Canyon  Pantai Batukaras/ Pantai Batu hiu - Bermalam di Pantai Batukaras/ Pantai Batuhiu Hari 3 - Pantai Batukaras/ Pantai Batuhiu  Pantai Pangandaran - Bermalam di Pantai Pangandaran Hari 4 - Pangandaran dan sekitarnya - Kembali ke Bandung

Pantai Batu Hiu

55 | LPPM ITB 2013

Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung-Garut

56 | LPPM ITB 2013

Rute Perjalanan Wisata Tambang Bandung-Garut

Sebagian besar daerah Garut merupakan pegunungan, kecuali pada Bagian Selatan yang merupakan dataran rendah yang sempit. Garut berdekatan dengan Kota Bandung sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga Garut mempunyai kedudukan sebagai penyangga bagi pengembangan wilayah Bandung. Wisata di Garut dan sekitarnya . Rute perjalanan wisata tambang di sepanjang Garut diwakili oleh komoditi pasir vulkanik di Gunung Guntur, yang mengalir melalui sungai-sungai dan bermuara di Pantai Selatan Garut menjadi komoditi pasir besi, mata air panas di Cipanas, panas bumi di Kamojang dan Drajat, yang digabungkan dengan obyek wisata pantai di sepanjang Pantai Rancabuaya, Pantai Goa Lalay, hingga Pantai Santolo.

Hari 1 - Bandung  Pasir vulkanik Gunung Guntur - Gunung Guntur  Cipanas, Garut - Cipanas, Garut  Situ Cangkuang - Situ Cangkuang  Pantai Santolo, Pameungpeuk Hari 2 - Pantai Pameungpeuk  Pasir Besi Pantai Rancabuaya/ Goa Lalay - Pasir Besi Pantai Rancabuaya/Goa Lalay  Pantai Rancabuaya - Pantai Rancabuaya  Batu besi Cisewu - Batu besi Cisewu  Bermalam di kota Garut Hari 3 - Garut – Lapangan Panas Bumi Kamojang - Lapangan Panas Bumi Kamojang – Kembali ke Bandung

Pantai Santolo

57 | LPPM ITB 2013

Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung-Cianjur-Sukabumi

58 | LPPM ITB 2013

Rute Perjalanan Wisata Tambang Bandung-Cianjur-Sukabumi

Berkunjung ke Sukabumi, nampaknya tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Cianjur. Situs megalitikum, Gunung Padang mengawali perjalanan wisata tambang ke arah Barat dari Provinsi Jawa Barat. Dari Gunung Padang, perjalanan diteruskan ke tambang pasir batu di Cimangkok, yang terbentuk akibat letusan dari Gunung Gede-Pangrango. Dari Cimangkok, kita dapat bermalam di Situ Gunung, di lereng Gunung Gede. Dari Situ Gunung, kita dapat melanjutkan perjalanan ke Cikembar untuk melihat komoditi bentonit dan batugamping. Perjalanan di hari kedua dapat diakhiri dengan beristirahat di Pantai Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu, perjalanan dilanjutkan ke arah Selatan menuju Pantai Loji untuk mengamati obyek tambang pasir besi, serta penambangan emas tradisional di Ciawitali. Jika kita melanjutkan perjalanan ke Selatan, kita akan disuguhi pemandangan indah di Pantai Ujung Genteng. Mengingat jauhnya perjalanan menuju Pantai Ujung Genteng, tidak ada salahnya jika kita meluangkan satu malam di pantai ini, sembari menyiapkan fisik untuk perjalanan ke Curug Cikaso, sebelum kembali ke Bandung.

Hari 1 - Bandung  Gunung Padang - Gunung Padang  Pasir Batu, Cimangkok - Pasir Batu, Cimangkok  Situ Gunung Hari 2 - Situ Gunung  Bentonit, Cikembar - Batugamping, Cikembar  Bentonit, Cikembar - Bentonit, Cikembar  Pantai Pelabuhan Ratu Hari 3 - Pantai Pelabuhan Ratu  Pasir besi, Pantai Loji - Pasir besi, Pantai Loji  Emas, Ciawitali - Emas, Ciawitali  Pantai Ujung Genteng Hari 4 - Pantai Ujung Genteng  Curug Cikaso - Kembali ke Bandung

Pantai Pelabuhan Ratu

59 | LPPM ITB 2013

Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung-Subang-Purwakarta

Rute Perjalanan Wisata Tambang Bandung-Purwakarta-Subang

Perjalanan menuju Subang didominasi oleh perkebunan teh dan jalanan yang membelah pegunungan. Kabupaten Subang memiliki objek tambang di beberapa lokasi dengan dengan berbagai macam potensi tambang, salah satunya di Jalan Cagak dengan komoditi trass. Kita dapat melanjutkan perjalanan mendaki gunung untuk mencapai Curug Cileat dan beristirahat sambil mendirikan tenda di tepi air terjun. Dari Curug Cileat, perjalanan dilanjutkan menuju Purwakarta untuk mengamati andesit di Plered, diteruskan menikmati waduk di Jatiluhur, waduk Cirata, sambil mengamati tambang emas dan galena di Ciseuti. Kita dapat meluangkan 1 malam lagi waduk Jatiluhur atau waduk Cirata sambil menikmati ikan yang ditangkap dari waduk.

Hari 1 - Bandung  Trass, Jalan Cagak - Trass, Jalan Cagak  Curug Cileat Hari 2 - Curug Cileat  Andesit, Plered - Andesit, Plered  Emas Ciseuti - Emas, Ciseuti  Waduk Cirata - Waduk Cirata  Waduk Jatiluhur Hari 3 - Waduk Jatiluhur  Bandung

60 | LPPM ITB 2013

Curug Cileat

61 | LPPM ITB 2013

Peta Perjalanan Wisata Tambang Rute Bandung dan sekitarnya

62 | LPPM ITB 2013

Rute Perjalanan Wisata Tambang Bandung dan Sekitarnya

Bandung merupakan kota yang terletak di pegununungan, dan banyak menyajikan keindahan alam yang memukau. Perjalanan wisata tambang dimulai dari Taman Hutan Raya Juanda, kemudian melanjutkan ke Curug Maribaya untuk melihat zona sesar Maribaya. Dari Curug Maribaya, kita juga dapat meluangkan waktu untuk mendaki namun tidak terlalu jauh ke Gunung Batu, untuk melihat pemandangan yang indah, serta melihat sesar lembang dari atas intrusi andesit. Dari Gunung Batu, kita dapat melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tangkuban Perahu untuk mengamati fenomena Gunung Bandung purba, dan menghabiskan malam sambil menikmati kolam air panas di pemandian air panas Sari Ater. Hari kedua dimulai dengan melanjutkan perjalanan dari Sariater menuju Padalarang untuk melihat kawasan kars yang membentang hingga Rajamandala, berkunjung ke Goa Pawon untuk melihat fosil manusia purba, kemudian meneruskan hingga di Waduk Saguling. Untuk hari kedua, kita dapat kembali ke Bandung untuk beristirahat malam sambil menikmati kuliner di Bandung. Perjalanan di hari ketiga dimulai dari Bandung menuju ke Selatan Bandung untuk menikmati sejuknya Kawah Putih untuk melihat fenomena sisa gunung api purba, mendayung di Situ Patenggang, dan menghabiskan malam di bumi perkemahan Ranca Upas.

Hari 1 - Bandung  THR Juanda - THR Juanda  Curug Maribaya - Curug Maribaya  Andesit, Gunung Batu - Andesit, Gunung Batu  Gunung Tangkuban Perahu - Gunung Tangkuban Perahu  Ciater Hari 2 - Ciater  Padalarang - Padalarang  Waduk Saguling - Waduk Saguling  Bandung Hari 3 - Bandung  Kawah Putih - Kawah Putih  Situ Patenggang - Situ Patenggang  Ranca Upas Hari 4 - Ranca Upas  Bandung

Situ Patenggang

63 | LPPM ITB 2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Profil Data Dan Statistik ESDM Jawa Barat, 2012 2. Data Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat, 2013 3. Program Coordination Management Unit Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, 2013

Referensi Internet 1. www.tahuradjuanda.jabarprov.go.id, 2013 2. www.disparbud.jabarprov.go.id, 2013 3. www.bandung.panduanwisata.com, 2013 4. sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-cijalu, 2013 5. tsumiarsa.blogspot.com, 2013

64 | LPPM ITB 2013