PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh: Veronika Indri Tri Utami NIM : 131314003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh: Veronika Indri Tri Utami NIM : 131314003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua saya “Bapak Robertus Sugiri dan Ibu Fransiska Sri Maryanti” kedua kakak saya “Antonius Andry dan Stevanus Agus Purwanto” yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada saya selama mengerjakan skripsi.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Kecap dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9)

Dengan ilmu kita menuju kemuliaan (Ki Hajar Dewantara)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Oktober 2017 Penulis

Veronika Indri Tri Utami

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Veronika Indri Tri Utami

NIM : 131314003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA”

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 Oktober 2017

Veronika Indri Tri Utami

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

Veronika Indri Tri Utami Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan: (1) motivasi belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, (2) prestasi belajar sejarah siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemis dan Tagart yang dilakukan dalam dua siklus dengan empat tahapan meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta berjumlah 25 siswa. Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, prestasi belajar siswa, dan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, kuesioner, wawancara dan tes. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dengan melihat rata-rata motivasi pada pra siklus 104,68 (75%) meningkat menjadi 126,76 (91%) pada siklus II. (2) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan melihat rata-rata keadaan awal 68,6 meningkat menjadi 76,6 pada siklus I, siklus II meningkat menjadi 80,88. Dari segi KKM pada keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 44%, siklus I meningkat menjadi 68%, siklus II meningkat menjadi 92%.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar dan Picture and Picture

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

IMPROVING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT LEARNING HISTORY THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL OF TYPE PICTURE AND PICTURE IN CLASS STUDENTS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

Veronika Indri Tri Utami Sanata Dharma University 2017 This study aims to improve: (1) student motivation to learn the history during the implementation of cooperative learning Picture and Picture type, (2) students achievement in learning history through the implementation of cooperative learning Picture and Picture type. The research method used is Kemmis and Tagart Classroom Action Research (PTK) conducted in two cycles with four stages including planning, action, observation, and reflection. Subjects in this study were students of class X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta amounted to 25 students. Objects in this study are students' learning motivation, student learning achievement, and model of cooperative learning type Picture and Picture. The research instrument were observation sheet, questionnaires, interviews and test. Data analysis used is comparative descriptive with percentage. The results of this study indicate that (1) there is an increase in student motivation by looking at the average pre-cycle of motivation at 104.68 (75%) that increased to 126.76 (91%) in the second cycle. (2) an increase in student achievement by seeing the average of the initial state of 68.6 increasing to 76.6 in cycle I, cycle II increasing to 80.88. In terms of KKM in the initial state of students who reached KKM is 44%, in cycle I increased to 68%, cycle II increased to 92%.

Keywords: Learning Motivation, Learning Achievement and Picture and Picture

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan

Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and

Picture Pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada penulis selama masa studi.

4. Bapak Drs. Y.R. Subakti, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan banyak dukungan dan bimbingan kepada penulis.

5. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan banyak dukungan dan bimbingan kepada penulis.

6. Kepala SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Bapak Drs. ACR. Susbandaru selaku guru mata pelajaran sejarah di SMA

Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

8. Seluruh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017.

9. Kedua orang tua dan kedua kakak saya yang telah memberikan semangat dan

dukungan serta doa dalam pengerjaan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan guna menyempurnakan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogayakarta, 30 Oktober 2017

Penulis

Veronika Indri Tri Utami

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...... ii

HALAMAN PENGESAHAN...... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...... iv

MOTTO...... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... vii

ABSTRAK...... viii

ABSTRACT...... ix

KATA PENGANTAR...... x

DAFTAR ISI...... xii

DAFTAR GAMBAR...... xvi

DAFTAR TABEL...... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...... xix

BAB I PENDAHULUAN...... 1

A. Latar Belakang Permasalahan...... 1

B. Identifikasi Masalah...... 4

C. Rumusan Masalah...... 5

D. Tujuan Penelitian...... 5

E. Manfaat Penelitian...... 6

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA...... 7

A. Kajian Teori...... 7

1. Pengertian Belajar...... 7

2. Pengertian Sejarah...... 10

3. Pembelajaran Sejarah...... 10

4. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah ...... 12

5. Prestasi Belajar...... 14

6. Motivasi Belajar...... 16

7. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah ...... 17

8. Pembelajaran Kooperatif...... 19

9. Model Pembelajaran Picture and Picture...... 21

10. Materi Pembelajaran...... 22

B. PENELITIAN YANG RELEVAN...... 23

C. KERANGKA BERPIKIR...... 25

D. HIPOTESIS TINDAKAN...... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...... 28

A. Jenis Penelitian...... 28

B. Setting Penelitian...... 28

1. Judul Penelitian...... 28

2. Subjek Penelitian...... 28

3. Tempat Penelitian...... 28

C. Objek Penelitian...... 29

D. Definisi Operasional Variabel...... 29

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Waktu Penelitian...... 30

F. Desain Penelitian...... 30

G. Metode Pengumpulan Data...... 31

1. Observasi...... 31

2. Wawancara...... 32

3. Kuesioner...... 32

4. Tes...... 32

H. Instrumen Pengumpulan Data...... 32

1. Motivasi Belajar...... 33

a. Kuesioner...... 33

b. Observasi...... 33

c. Wawancara...... 34

2. Prestasi Belajar...... 34

a. Tes dan Non tes...... 34

b. Observasi...... 34

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen...... 34

a. Validitas...... 35

b. Reliabilitas...... 37

I. Analisis Data...... 38

1. Teknik Pengumpulan Data...... 38

2. Analisis Hasil Pengamatan...... 38

a. Data Kuantitatif...... 38

b. Data Kualitatif...... 42

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Prosedur Penelitian...... 44

K. Indikator Keberhasilan...... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...... 50

A. Hasil Penelitian...... 50

1. Kondisi Awal Belajar Sejarah...... 50

2. Kondisi Awal Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah...... 53

3. Siklus I...... 59

4. Siklus II...... 73

5. Komparasi Observasi Kegiatan Diskusi, Presentasi Siswa, Motivasi 85

Belajar Sejarah, dan Prestasi Belajar Sejarah......

a. Komparasi Diskusi Kooperatif Siklus I dengan Siklus II...... 86

b. Komparasi Presentasi Siswa Siklus I dengan Siklus II...... 88

c. Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah Siswa...... 90

d. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I…...... 92

e. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II...... 94

B. Pembahasan...... 96

1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 96

2. Kegiatan Belajar Sejarah Siswa...... 98

3. Prestasi Belajar Sejarah Siswa...... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...... 102

A. Kesimpulan...... 102

B. Saran...... 103

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA...... 105

LAMPIRAN...... 108

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Kerangka Berpikir...... 27

Gambar II : Desain Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis & 31 Tagart...... Gambar III : Grafik Persentase Data Awal Motivasi Belajar Siswa...... 56

Gambar IV : Grafik Persentase Data Awal Prestasi Belajar Siswa...... 59

Gambar V : Grafik Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus I...... 66

Gambar VI : Grafik Presentasi Siklus I...... 68

Gambar VII : Grafik Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I...... 71

Gambar VIII : Grafik Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus II...... 77

Gambar IX : Grafik Persentasi Siswa Siklus II...... 79

Gambar X : Grafik Persentase Data Keadaan Akhir Motivasi Belajar 81 Sejarah...... Gambar XI : Grafik Persentase Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 84 II...... Gambar XII : Grafik Perbandingan Kegiatan Diskusi Kooperatif Siswa Siklus 88 I dan Siklus II...... Gambar XIII : Grafik Perbandingan Presentasi Siswa Siklus I dan Siklus 89 II...... Gambar XIV : Grafik Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah 91 Siswa...... Gambar XV : Grafik Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus 93 dengan Siklus I...... Gambar XVI : Grafik Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I 95 dengan Siklus II......

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I : Persentase PAP I (Patokan Acuan Penilaian)...... 39

Tabel 2 : Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 40

Tabel 3 : Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa...... 41

Tabel 4 : Lembar Pengamatan Kooperatif Diskusi Siswa...... 42

Tabel 5 : Lembar Pengamatan Presentasi...... 43

Tabel 6 : Indikator Keberhasilan...... 49

Tabel 7 : On Task...... 51

Tabel 8 : Off Task...... 51

Tabel 9 : Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 54

Tabel 10 : Frekuensi Data Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 55

Tabel 11 : Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah Siswa...... 56

Tabel 12 : Frekuensi Data Awal Prestasi Belajar Siswa...... 58

Tabel 13 : Data Observasi Diskusi Siswa Siklus I...... 64

Tabel 14 : Frekuensi Data Observsi Diskusi Kooperatif Siklus I...... 65

Tabel 15 : Pengamatan Presentasi Siklus I...... 66

Tabel 16 : Frekuensi Presentasi Siklus I...... 67

Tabel 17 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I...... 69

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 18 : Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I...... 70

Tabel 19 : Data Observasi Diskusi Siswa Siklus II...... 75

Tabel 20 : Frekuensi Data Observsi Diskusi Kooperatif Siklus II...... 76

Tabel 21 : Pengamatan Presentasi Siklus II...... 77

Tabel 22 : Frekuensi Presentasi Siklus II...... 78

Tabel 23 : Data Keadaan Akhir Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 79

Tabel 24 : Frekuensi Data Akhir Motivasi Belajar Sejarah Siswa...... 81

Tabel 25 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II...... 82

Tabel 26 : Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II...... 83

Tabel 27 : Komparasi Observasi Kegiatan Diskusi Siklus I dengan Siklus 86 II...... Tabel 28 : Komparasi Presentasi Siswa Siklus I dengan Siklus II...... 88

Tabel 29 : Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah 90 Siswa...... Tabel 30 : Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I...... 92

Tabel 31 : Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II...... 94

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dari Universitas...... 109

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 110 (KESBANGPOL)...... Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan 111 Olahraga (DISDIKPORA)...... Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10 Yogyakarta...... 112

Lampiran 5 : Jadwal Penelitian...... 113.

Lampiran 6 : Silabus...... 114

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...... 123

Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………………… 134

Lampiran 9 : On Task & Off Task...... 144

Lampiran 10 : Lembar Pengamatan Kooperatif...... 145

Lampiran 11 : Soal Pre Tes...... 146

Lampiran 12 : Soal Tes...... 151

Lampiran 13 : Kisi-kisi Pre Tes...... 159

Lampiran 14 : Kisi-kisi Tes...... 164

Lampiran 15 : Kisi-kisi Motivasi...... 169

Lampiran 16 : Kuesioner Motivasi...... 171

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17 : Presensi Siswa...... 177

Lampiran 18 : Lembar Diskusi Kelompok...... 178

Lampiran 19 : Lembar Jawab Tes...... 179

Lampiran 20 : 180 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru......

Lampiran 21 : Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa...... 182

Lampiran 22 : Contoh Perhitungan Validitas Motivasi...... 183

Lampiran 23 : Validitas Motivasi...... 186

Lampiran 24 : Reliabilitas per Item Motivasi...... 188

Lampiran 25 : Contoh Perhitungan Validitas Prestasi...... 196

Lampiran 26 : Validitas Pilihan Ganda...... 197

Lampiran 27 : Validitas Essay...... 199

Lampiran 28 : Reliabilitas per Item Pilihan Ganda...... 202

Lampiran 29 : Reliabilitas per Item Essay...... 206

Lampiran 30 : Daftar Nilai Siswa…………………………………………….. 208

Lampiran 31 : Foto-foto...... 209

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan di sangat memegang peranan penting dalam menjamin kelangsungan hidup manusia. Melalui pendidikan manusia dapat merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Seiring dengan perkembangan zaman yang sudah modern sistem pendidikan mengalami pembaharuan yang harus di lakukan yaitu pembaharuan kurikulum, efektifitas metode serta model pembelajaran, dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Pendidikan yang layak bisa didapatkan di sekolah formal, salah satunya adalah SMA Negeri 10 Yogyakarta. Sekolah ini resmi menggunakan nama SMA

Negeri 10 Yogyakarta pada tanggal 1 Februari 1987. SMA Negeri 10 Yogyakarta terletak di Jl. Gadean No.5 Ngupasan, Gondomanan, kota Yogyakarta. SMA

Negeri 10 Yogyakarta memiliki beragam prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Prestasi akademik itu antara lain Juara I lomba Listening Bahasa

Inggris tingkat propinsi tahun 2010, juara I pidato Bahasa Inggris tingkat propinsi, dan juara III menulis essai tingkat propinsi tahun 2010. Prestasi non akademik yang dimiliki sekolah adalah juara I lomba fotografi tingkat propinsi tahun 2010, juara I sepak bola tingkat propinsi tahun 2011, dan juara III taekwondo tingkat propinsi tahun 2011.

SMA Negeri 10 Yogyakarta juga memiliki kekurangan terkait dengan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini disebabkan karena sekolah tersebut berada di tengah keramaian kota tepatnya di jalan Malioboro. Kondisi yang penuh

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

dengan keramaian sangat mempengaruhi konsentrasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas X IPS 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta, guru ketika menjelaskan materi tentang Teori dan Saluran

Masuknya Agama ke Indonesia guru tidak menggunakan media, model dan hanya menggunakan metode ceramah. Guru sudah menggunakan sumber belajar berupa buku teks Sejarah kelas X dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan semua siswa-siswi di dalam kelas tersebut juga menggunakan sumber buku tersebut. Ada sebagian siswa yang bermain handphone (HP) ketika guru menjelaskan di depan, ada yang asik mengobrol dengan teman sebangkunya.

Siswa lebih banyak mencatat dan merangkum materi yang dijelaskan oleh guru sehingga membuat siswa pasif untuk bertanya dan tidak adanya motivasi untuk belajar sejarah. Dalam melakukan kegiatan ulangan harian guru memberikan alat ukur berupa tes. Tes tersebut dituangkan oleh guru dalam bentuk soal TTS (Teka-

Teki Silang). Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah, tanpa disertai dengan media, dan model pembelajaran dalam mata pelajaran sejarah di sekolah sangatlah dominnan, selain itu siswa cenderung mengabaikan mata pelajaran sejarah karena sejarah adalah mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional sehingga membuat motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa menjadi rendah.

Oleh sebab itu motivasi dan prestasi belajar sejarah perlu ditingkatkan.

Peneliti mengusulkan penerapan model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

menolong dalam perilaku sosial.1 Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran.2 Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture siswa dapat lebih aktif mengemukakan pendapat bersama dengan kelompok melalui gambar-gambar yang dipasangkan dan kemudian diurutkan menjadi urutan yang logis sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture telah berhasil digunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas seperti penelitian yang dilakukan oleh Yosefin Fitri Wijayanti tahun 2008 yang telah melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini ditunujukkan dari nilai rata-rata sebesear 74,65% pada keadaan awal meningkat menjadi 82,68% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,819% pada siklus II.

Dari segi KKM 23 siswa (76,67%) yang mencapai KKM pada keadaan awal meningkat menjadi 30 siswa (100%) pada siklus I dan II. Peningkatan prestasi

1 H. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komnikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 15. 2 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Malang, Pustaka pelajar Offset, 2013, hlm. 236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

yang terjadi pada siklus I dari segi nilai rata-rata mencapai 8,03% dan pada segi

KKM mencapai 23,33%. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus II dari segi nilai rata-rata mencapai 0,136% dan pada segi KKM tidak mengalami perubahan.3

Dari penelitian relevan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperartif tipe Picture and Picture dapat memperbaiki pembelajaran sejarah di kelas serta meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal tersebut dapat memperkuat asumsi dan menjadi acuan peneliti untuk menerapkan model pembelajaran kooperartif tipe Picture and Picture di kelas.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengadakan penelitian sebagai tindak lanjut untuk menjawab permasalahan mengenai rendahnya motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa pada kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture Pada Siswa

Kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Guru tidak menggunakan media

2. Guru menggunakan metode ceramah

3. Siswa lebih banyak mencatat dan merangkum materi penjelasan guru

3 Yosefin Fitri Wijayanti, Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, Tidak diterbitkan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

4. Siswa pasif ketika pelajaran sejarah di kelas

5. Siswa bermain handphone (HP) di kelas

6. Mata pelajaran Sejarah tidak diujikan secara nasional

7. Rendahnya motivasi belajar sejarah siswa

8. Rendahnya prestasi belajar sejarah siswa.

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi permasalahan diatas dapat ditentukan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif Picture and Picture dapat

meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar sejarah siswa kelas X

IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Picture and Picture.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X

IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Picture and Picture.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dengan meningkatkan prestasi melalui model pembelajaran yang inovatif, dan kreatif.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam mengembangkan metode serta model pembelajaran di kelas. Supaya pembelajaran

Sejarah di kelas tidak monoton yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar sejarah.

3. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sejarah di kelas melalui model pembelajaran yang inovatif, serta diharapkan dapat memotivasi siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture dalam pelajaran sejarah, sehingga kelak peneliti bisa menjadi calon pendidik sejarah yang profesional dan berkualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.4 Selain itu ada definisi belajar lainnya adalah upaya mewujudkan diri dalam bentuk-bentuk nyata yang diharapkan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial. Tujuan belajar sesungguhnya mengarahkan setiap manusia untuk dapat berlaku dan bertindak secara lebih baik, menggunakan logika berpikir yang konstruktif bagi kehidupan yang bermartabat.

Belajar yang serius dicerminkan dengan keteguhan diri untuk tetap berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin untuk sesuatu yang semakin bermakna ke depannya. Memerkaya diri dengan pengetahuan-pengetahuan baru yang dilakukan dengan kegiatan belajar secara bermartabat akan mendorong bangkitnya pendidikan yang mandiri.5

Menurut W.H. Burton yang dikutip oleh Eveline Siregar menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.

Sementara menurut Gagne mengemukakan tentang belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan. Pengalaman

4 Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 9. 5 Moh. Yamin, Teori dan Metode Pembelajaran, Malang, Madani, 2105, hlm. 6. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap. Menurut Harold Spears mengemukakan tentang belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan. Dari berbagai perspektif pengertian belajar maka dapat disimpulkan bahawa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interkasi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan.6

Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut7:

1). Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif). 2). Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan. 3). Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

Dalam konsep belajar, belajar memiliki jenis-jenis belajar. Adapun jenis- jenis belajar adalah sebagai berikut: a. Jenis belajar menurut Gagne. Manusia memiliki beragam potensi, karakter , dan kebutuhan dalam belajar. Oleh karena banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan oleh manusia yaitu sebagai berikut8:

1). Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi spontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon. 2). Belajar stimulus respons. Belajar tipe ini meberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan.

6 Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 3-5. 7 Ibid., hlm. 5. 8 Ibid., hlm. 7-8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

3). Belajar asosiasi verbal (verbal association). Tipe belajar ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.

b. Jenis Belajar menurut Bloom. Menurut Bloom ada tiga domain belajar yaitu sebagai berikut9:

1). Cognitive Domain (kawasan kognitif). Beberapa kemampuan kognitif berupa pengetahuan tentang suatu materi yang telah dipelajari, pemahaman yakni memahami makna yang telah dipelajari. 2). Affective Domain (kawasan afektif). Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. 3). Psychmotor Domain (kawasan psikomotor). Dalam domain ini ada lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor yaitu meniru kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespons, menerapkan kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain.

Menurut Gagne & Berliner yang dikutip oleh M. Hosnan menjelaskan bahwa prinsip-prinsip belajar siswa yang dapat dipakai oleh guru dalam meningkatkan kreatifitas belajar yang mungkin dapat digunakan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut10: a. Pemberian perhatian dan motivasi siswa. Dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat menimbulkan perhatian dan motivasi belajar siswa. b. Mendorong dan memotivasi keaktifan siswa. Siswa memiliki sifat aktif, mampu merencanakan sesuatu untuk mencari, dan menemukan pengetahuan yang telah diperolehnya. c. Keterlibatan langsung siswa. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

9 Ibid., hlm. 10-12. 10 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pemvelajaran Abad 21, Bogor, Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, hlm. 8-9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2. Pengertian Sejarah

Sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang menyerap kata syajarah dari bahasa Arab yang berarti pohon, keturunan, asal-usul silsilah, riwayat. Kata ini masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi budaya pada sekitar abad ke-13. Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan, proses perubahan atau dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau.

Sejarah sebagai sebuah peristiwa kemanusiaan tentunya akan meninggalkan, selain bukti-bukti peristiwa juga nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. Mempelajari sejarah juga akan memupuk kebiasaan berpikir secara kontekstual sesuai dengan ruang dan waktu di mana peristiwa itu terjadi tanpa meninggalkan hakikat perubahan yang terjadi dalam proses sosio-kultural, atau proses di mana aspek kemasyarakatan dan kebudayaan menjadi landasannya.11

Sejarah merupakan suatu proses perjuangan manusia dalam segala aktivitasnya yang disusun secara ilmiah dengan memperhatikan urutan waktu, dan dianalisis sehingga mudah dimengerti dan dipahami.12

3. Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang

11 M. Dien Madjid & Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, Jakarta, Prenada Media Group, 2014, hlm. 7-8. 12Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah Isu Gagasan dan Strategi Pembelajaran, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

berlangsung dialami siswa. Sementara Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil. Dalam pengertian lainnya, menurut Winkel dalam

Eveline Siregar mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya.13

Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah.

Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berpikir yang merefleksikan nilai- nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan. Sehubungan dengan pendidikan karakter maka pembelajaran sejarah harus diarahkan untuk memahami dan menghayati nilai-nilai karakter yang tercermin dalam setiap cerita sejarah. Inovasi pembelajaran sejarah sangat diperlukan untuk menjadikan mata pelajaran sejarah sebagai media yang efektif dalam membentuk karakter peserta didik.14

Dalam konsep pembelajaran sejarah yang lebih penting adalah siswa dapat menumbuhkan sikap nasionalisme, patriotisme, dan wawasan humaniora disamping yang secara umum tujuan pendidikan untuk meningkatkan kecapakan akdemik, sosial, religius, dan kepribadian.15

13 Eveline Siregar, op.cit., hlm 12. 14 Heri Susanto, op.cit., hlm 36-37. 15 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2011, hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

4. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah

Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pembelajaran baik ditingkat sekolah dasar, menengah, maupun universitas. Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau kemampuan hanya bisa diperoleh atau dikuasai oleh seseorang apabila orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuan atau kemampuan di dalam pikirannya.

Menurut Matthews dalam buku Suparno membagi konstruktivisme dalam dua bagian yaitu, konstruktivisme psikologis dan konstruktivisme sosiologis.

Konstruktivisme psikologis bertolak dari perkembangan psikologis anak dalam membangun pengetahuannya, sedangkan konstruktivisme sosiologis lebih bertolak dari pandangan bahwa masyarakat yang membangun pengetahuan.

Kostruktivisme psikologis berkembang dalam dua arah yang lebih personal individual dan subyektif seperti Piaget dan pengikut-pengikutnya, dan yang lebih sosial seperti Vgotsky. Piaget menekankan aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan sedangkan Vgotsky menekankan pentingnya masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Prinsip-prinsip pembelajaran Sejarah berbasis Konstruktivisme. Prinsip- prinsip dalam pembelajaran yang berpaham konstruktivitis diantaranya adalah sebagai berikut16 : a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial. b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar. c. Siswa aktif mengkonstruksi pemahamanya sehingga selalu terjadi perubahan yang lebih rinci dan lengkap. d. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan lancar. e. Evaluasi pembelajaran dalam pandangan konstruktivis, evaluasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan yang terintegrasi dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata.

Menurut Borich dan Tambari dalam buku H. Baharudin mendefinisikan konstruktivisme dalam belajar adalah sebagai sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun (mengkontruk) sedikit demi sedikit makna terhadap apa yang dipelajarinya dengan membangun hubungan secara internal atau keterkaitan antara ide-ide dengan fakta-fakta yang diajar. Definisi kontruktivisme dalam belajar tersebut menekankan belajar terjadi hanya ketika siswa aktif struktur kognitif mereka terlibat dalam pengalaman- pengalaman membangun skema.17

Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain:

(1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4)

16Y.R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme, https :// www.usd.ac.id/ lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBE LAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf, diunduh pada tanggal 11 April 2017 pukul 12.00 WIB. 17 H. Baharuddin, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2015, hlm. 164- 165.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru adalah fasilitator.18 Dalam pengkontruksian dan pengasimilasi ilmu pengetahuan siswa sangat membutuhkan bantuan dari teman untuk dapat menambah pengetahuan yang dimiliki siswa.

Menurut Thoboroni karakteristik/ciri pembelajaran secara konstruktivisme adalah sebagai berikut19: a. Memberi peluang kepada pembelajar untuk membina pengetahuan baru melalui keterlibatannya dalam dunia sebenarnya. b. Mendorong ide-ide pembelajar sebagai panduan merancang pengetahuan. c. Mendukung pembelajaran secara koperatif. d. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh pembelajar. e. Mendorong pembelajar mau bertanya dan berdialog dengan guru.

5. Prestasi Belajar

Prestasi belajar sejarah berasal dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”.

Prestasi berarti hasil yang telah dicapai, sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi presatsi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran sejarah dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas diberikan padanya.20

Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil yang telah dicapai. Lalu pengertian prestasi itu sendiri adalah hasil yang

18 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1997, hlm. 73. 19 M. Thobroni, Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2015, hlm. 92. 20 Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Indeks, 2009, hlm. 153.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

dicapai oleh seseorang setelah melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Setelah itu belajar juga mempunyai arti yang disampaikan oleh winkel belajar adalah semua aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Dapat disimpulkan balajar merupakan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.21

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai ulangan siswa itu sendiri. Jika nilai dalam ulangan bagus maka prestasi tinggi, sebaliknya jika nilai ulangan tidak bagus atau tidak sesuai dengan KKM maka prestasi rendah. Tinggi rendahnya prestasi siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar di sekolah berkaitan antara guru dengan siswa, guru sangat berperan penting terhadap proses pembelajaran.

Selain itu prestasi belajar terkait dengan keberhasilan model dan media pembelajaran yang diajarkan guru kepada peserta didiknya, jika peserta didik dalam prestasi belajarnya meningkat berarti berhasil dan apabila peserta didik dalam prestasi belajar rendah berarti penelitian ini dinyatakan tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

21 Masidjo, Psikologi Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta, Bina Dharma Mulia 2006, hlm.17- 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

6. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong

(driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam

diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan

menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.22 Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata “motif”, maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.23

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan

Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting adalah sebagai berikut24:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, dan afeksi seseorang. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan oleh adanya motivasi. Maka

dengan adanya motivasi dalam diri siswa hasil belajar akan menjadi optimal. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

22 Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung, PT Refika Aditama, 2014, hlm. 24. 23 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali, 1986, hlm. 73. 24 Ibid., hlm. 73-74.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Sehubungan dengan hal tersebut menurut Sardiman ada tiga fungsi motivasi adalah sebagai berikut25:

1) Motivasi sebagai motor penggerak dari kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Motivasi dapat menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut Cucu Suhana jenis motivasi adalah sebagai berikut26:

1. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri dari lubuk hati yang paling dalam. 2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor di luar diri peserta didik seperti adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah (reward), hukuman (funishment) dan sebagainya.

Menurut Slameto ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain sebagai berikut27: a. Menggairahkan siswa, dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. b. Memberikan insentif, apabila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya) atas keberhasilannya. c. Mengarahkan, pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa.

7. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran Saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah- langkah Saintifik dalam membangun pengetahuan melalaui metode ilmiah.

Pembelajaran Saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai tempat

25 Ibid., hlm. 84-85. 26 Cucu Suhana, op.cit., hlm. 24. 27 Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm. 175- 176.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

terakhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran Saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran Saintifik menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada mentransfer pengetahuan. Peserta didik dipandang sebagai subyek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas. Peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya.28 Adapun langkah-langkah pendekatan Saintifik sebagai berikut : a. Mengamati b. Menanya c. Mengumpulkan Informasi d. Mengasosiasi e. Mengkomunikasikan

Dalam mengamati siswa membaca, mnedengar, menyimak dan melihat.

Dalam menanya siswa mengajukan pertanyaan tentang materi yang sednag diajarkan. Dalam mengumpulkan informasi siswa melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, dan mengamati obyek bisa melalui wawancara. Dalam mengasosiasikan siswa mengelola informasi yang sudah dikumpulkan baik dari hasil kegiatan mengamati dna kegiatan megumpulkan informasi. Dalam mengkomunikasikan siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis berupa lisan maupun tertulis.

28 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta, Bumi Aksara, 2014, hlm. 50-52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

8. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan

lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam

belajar. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa tempat ketika

pembelajaran itu berlangsung, tetapi juga metode, media, dan peralatan yang

diperlukan untuk menyampaikan informasi.29

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran.30

Menurut Slavin yang dikutip oleh Isjoni pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans mengemukakan

pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian

strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik

agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat

diatas belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa

berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling

29 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2016, hlm. 75. 30 H. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 14-15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

memberikan pendapat. Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya. 31

Menurut Rusman ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut32: a. Prinsip ketergantungan positif, yaitu keberhasilan kelompok tergantung pada usaha yang dilakukan kelompok tersebut. b. Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok tergantung pada masing-masing anggota kelompoknya. c. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka d. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwal waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka.

Terdapat 6 langkah utama dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. c. Guru kemudian membagi siswa kedalam beberapa kelompok. d. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka mengerjakan tugas mereka e. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari f. Guru memberikan penghargaan kepada hasil belajar siswa baik kelompok maupun individu.

31 Ibid., hlm. 15-16. 32 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, 2013, hlm. 212.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Menurut Aris Shoimin ada beberapa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut33 :

Kelebihan pembelajaran kooperatif: a. Meningkatkan harga diri tiap individu b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar sehingga konflik antar pribadi berkurang c. Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik) Kelemahan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. b. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka.

9. Model Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Suprijono menjelaskan Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Strategi ini mirip dengan Example Non Example, dimana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran.34

Picture and picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

Maka dari itu, sebelumnya guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk kartu atau carta dalam ukuran besar.

Gambar sangat penting digunakan untuk memperjelas pengertian. Melalui gambar, siswa mengetahui hal-hal yang belum pernah dilihatnya. Gambar dapat

33 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014, hlm. 48. 34 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Malang, Pustaka pelajar Offset, 2013, hlm. 236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

membantu guru mencapai tujuan instruksional karena selain merupakan media yang murah dan mudah diperoleh, juga dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Selain itu, penegtahuan dan pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan.35

Kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran Picture and Picture antara lain sebagai berikut36:

Kelebihan strategi pembelajaran Picture and Picture: a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. b. Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis. c. Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan. d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Sementara itu kekurangan strategi pembelajaran Picture and Picture antara lain sebagai berikut: a. Memakan banyak waktu. b. Membuat sebagian siswa pasif. c. Munculnya kekhawaitran akan terjadi kekacauan di kelas. d. Adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain.

10. Materi

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari:

Kompetensi Inti :

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

35 Aris Shoimin, op.cit, hlm. 122-123. 36 Ibid., hlm 239.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar :

3.8 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.

Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah “Kesultanan Islam di

Nusantara”. Dalam materi tersebut peneliti akan membahas tentang beberapa kesultanan Islam yang berada di Nusantara antara lain Kesultanan Samudera

Pasai, Kesultanan , Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Islam,

Kesultanan Banten, Kesultanan Banjar, Kesultanan Gowa Tallo, Kesultanan

Ternate, Kesultanan , Kesultanan Lombok dan Sumbawa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yosefin Fitri Wijayanti tahun 2008 yang telah

melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan prestasi dan kepuasan

belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”.

Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran Picture

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPS 1

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini ditunujukkan dari nilai rata-rata

sebesear 74,65% pada keadaan awal meningkat menjadi 82,68% pada siklus I

dan meningkat lagi menjadi 82,819% pada siklus II. Dari segi KKM 23 siswa

(76,67%) yang mencapai KKM pada keadaan awal meningkat menjadi 30

siswa (100%) pada siklus I dan II. Peningkatan prestasi yang terjadi pada

siklus I dari segi nilai rata-rata mencapai 8,03% dan pada segi KKM

mencapai 23,33%. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus II dari segi

nilai rata-rata mencapai 0,136% dan pada segi KKM tidak mengalami

perubahan. 37

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Tiara Hapsari tahun 2016 yang telah

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Picture and Picture untuk meningkatkan minat dan prestasi

belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS 5 di SMAN 1 Ngemplak Boyolali

tahun pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan

model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan minat dan

prestasi belajar sejarah kelas XI IPS 5 di SMAN 1 Ngemplak Boyolali. Hal

ini menunjukkan minat awal pada kondisi pra siklus masih terbilang rendah

yaitu 66,22% dan prestasi belajar sejarah 55,56% dari jumlah siswa 27 siswa.

Pada tahap siklus I minat belajar siswa pada pelajaran sejarah telah

mengalami peningkatan yaitu rata-rata 73,85% dan prestasi belajar 66,67%.

37 Yosefin Fitri Wijayanti, Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, Tidak diterbitkan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Pada tahap siklus II minat belajar meningkat menjadi 81,37% dan prestasi

belajar siswa 81,48%.

Penelitian yang telah dijelaskan tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena memiliiki persamaan variabel yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Hasil dari penelitian relevan di atas dapat memperkuat pandangan peneliti untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture di kelas yang akan diteliti.

Selain itu penelitian relevan ini dapat dijadikan pendukung untuk melakukan penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.

C. Kerangka Berpikir

Motivasi dan prestasi siswa yang rendah diakibatkan oleh guru yang kurang tepat dalam memilih model pembelajaran. Model pembelajaran yang kurang tepat tersebut membuat siswa kurang termotivasi, pasif, dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Maka, agar siswa dapat termotivasi, aktif, dan berpartisipasi dalam pembelajaran guru harus menentukan model pembelajaran yang tepat, salah satu model pembelajaran yang membuat siswa menjadi termotivasi, aktif, dan berpartisipasi adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Dengan gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sejarah.

Keberadaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat menjadikan siswa tahu tentang hal-hal yang belum pernah dilihatnya melalui gambar. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture juga dapat meningkatkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, siswa dapat bekerja sama dengan kelompok, dan siswa dapat menghargai pendapat teman.

Selain itu, pengetahuan dan pemahaman siswa menjadi lebih luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan, serta menjadi solusi atas permasalahan rendahnya motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Dengan demikian penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Dari penjelasan di atas kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Motivasi dan Prestasi Model Pembelajaran Belajar Siswa Rendah Kooperatif Tipe Picture and Picture

Proses Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture: Motivasi Belajar 1. Siswa mampu bekerja sama Sejarah Siswa dengan kelompok Meningkat 2. Keaktifan dalam diskusi 3. Menghargai pendapat teman

Prestasi Belajar Sejarah Siswa Meningkat

Gambar I: Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang melibatkan peneliti, guru dan seluruh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.38

B. Setting Penelitian

1. Judul Penelitian

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada siswa kelas X IPS 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang melibatkan 25 siswa.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini berbasis kelas dengan lokasi di kelas X IPS SMA Negeri 10

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang terletak di Jl. Gadean No.5, Ngupasan,

Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

38 Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007, hlm. 60. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah prestasi belajar sejarah, motivasi, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

D. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian tindakan kelas ini ada tiga variabel yang akan diteliti.

Variabel yang pertama adalah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture merupakan variabel bebas. Variabel motivasi dan prestasi merupakan variabel terikat.

Variabel bebas dan terikat ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Motivasi

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

2. Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interkasi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan.

3. Prestasi

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan hasil nilai ulangan siswa atau skor (kognitif) dan hasil pengamatan kegiatan belajar siswa (psikomotorik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa dalam anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Aspek pembelajaran kooperatif ditandai dengan kerja sama, menanggapi giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman, keaktifan dalam diskusi, analisis permasalahan, memecahkan masalah, dan menyusun gambar dengan baik dan benar.

5. Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and picture adalah suatu model belajar menggunakan gambar berupa puzzle yang kemudian dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

E. Waktu Penelitian

Waktu yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah satu bulan yaitu dari tanggal April - Mei 2017.

F. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model penelitian tindakan kelas, dengan langkah pertama yaitu melakukan perencanaan, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan didalamnya dilakukan pengamatan (observasi), selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

melakukan analisis dan refleksi. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Perencanan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Meningkat

Gambar II: Desain Penelitian Tindakan Kelas39

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuesioner, tes.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang diteliti dan sistematis tentang suatu obyek. Melalui observasi, seorang pendidik/guru atau tenaga pendidikan lainnya dapat mengetahui tingkah laku nonverbal peserta didik atau kegiatan

39 Suharsimi dkk, op.cit, hlm. 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

program pendidikan lainnya.40 Observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengumpulkan data tentang proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture.

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa di kelas saat sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan obyek yang dinilai, dengan maksud untuk mendapatkan data/informasi.41

Kuesioner digunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data motivasi siswa sebelum dan sesudah melaksanakan penelitian.

4. Tes

Tes adalah suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites.42 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda dan essay. Tes dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data nilai siswa pada saat sebelum diterapkannya model dan sesudah diterapkannya model.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

40 A. Muri Yusuf, op.cit, hlm. 102. 41 A. Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Prenadamedia, 2015, Hlm. 103. 42 H. Sarwiji Suwandi, Model Assesmen dalam Pembelajaran, Surakarta, Yuma Pustaka, 2010, Hlm. 39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

1. Motivasi Belajar a. Kuesioner

Penentuan skor kuesioner terdiri dari empat kategori yaitu untuk pernyataan positif alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 4, “Setuju” (S) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1. Sebaliknya untuk peryataan negatif alternatif jawaban “Sangat Setuju”

(SS) diberi skor 1, “Setuju” diberi skor 2, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 3,

“Sangat Tidak setuju” (STS) diberi skor 4.

Untuk menentukan persentase motivasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh

N =jumlah seluruh nilai atau skor total (skor ideal)

Pedoman untuk menganalisis data motivasi dalam penelitian ini terdiri dari

5 kategori yaitu (1) kategori I sangat tinggi, (2) kategori II tinggi, (3) kategori III cukup, (4) kategori IV rendah, (5) kategori V sangat rendah. b. Observasi

Observasi ini menggunakan pengamatan berupa lembar kegiatan siswa selama di kelas yang terdiri dari indikator-indikator dalam model pembelajaran kooperatif. Indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kerjasama 2. Menanggapi giliran 3. Bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

4. Mengemukakan pendapat 5. Menghargai pendapat teman 6. Keaktifan dalam diskusi 7. Analisis Permasalahan 8. Memecahkan masalah 9. Menyusun gambar dengan baik dan benar c. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada guru maupun kepada siswa yang bersangkutan di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi motivasi dan prestasi siswa selama pelajaran sejarah di kelas.

2. Prestasi Belajar a. Tes dan Non Tes

1). Tes

Tes dalam prestasi belajar yang digunakan berupa soal ulangan pilihan ganda dan essay. Soal ulangan harian yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar). Tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui nilai siswa dalam keadaan pra siklus, siklus I, dan siklus II.

2). Non Tes

Non tes prestasi belajar menggunakan portofolio yang terdiri dari nilai diskusi. b. Observasi

Observasi prestasi belajar dilaksanakan ketika siswa melakukan diskusi kelompok dan presentasi di depan kelas.

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

a. Validitas

Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi.

Validitas merupakan kesahihan yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran dengan tujuan yang akan dicapai. Suatau teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya diukur.43 Peneliti menggunakan dua macam validitas, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity), sebuah teks dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi, buku pelajaran.44

Validitas Konstruk (construct validity), sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.

Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional. Seperti halnya validitas isi, validitas konstruk dapat diketahui dengan cara memerinci dan

43 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Jakarta, PT Remaja Rosdakarya, 1987, hlm. 137. 44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta, Bumi Aksara, 2013, hlm. 82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK (Tujuan

Instruksional Khusus).45

Peneliti menggunakan rumus korelasi product moment degan angka kasar yang dikemukan oleh Pearson untuk menghitung validitas instrumen, sebagai berikut:46

Keterangan:

Rxy = Koofisien korelasi antara variabel X dan variable Y dan dua variabel yang dikorelasikan N = Banyak subjek ∑X = Jumlah skor item ∑Y = Jumlah skor total ∑xy = Jumlah perkalian X dan Y X² = Kuadrat X Y² = Kuadrat Y

Setelah peneliti menghitung dengan rumus tersebut maka untuk menguji taraf signifikansi validitas instrumen dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:47

Keterangan: t = taraf signifikansi r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah responden

Berdasarkan hasil uji validitas item dalam kuesioner motivasi, diperoleh bahwa dari 60 item terdapat 25 item yang dinyatakan gugur adalah item nomor

45 Ibid., hlm 83. 46 Ibid., hlm 87. 47 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 146.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

5,6,11,14,16,17,20,22,26,28,41,42,43,44,45,50,54 sedangkan 35 item yang dinyatakan valid.

Hasil uji validitas item dalam siklus I prestasi belajar sejarah diperoleh bahwa dari 20 item soal terdapat 4 item yang dinyatakan gugur. Item yang gugur antara lain nomor 11,14,16,17 sedangkan 16 item yang dinyatakan valid, 5 dalam essay dinyatakan valid. b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.48 Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas pada pilihan ganda, essay prestasi dan motivasi harus menggunakan rumus Alpha Cronbarch sebagai berikut:49

Keterangan : = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan n = jumlah item dalam instrument = jumlah varians skor tiap item = variansi total

Setelah peneliti menghitung dengan rumus tersebut maka untuk mengetahui besar taraf signifikansi reliabilitas instrumen dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:50

48 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 100. 49 Ibid., hlm. 122. 50 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 146.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

I. Analisis Data

Analisis data adalah alat yang digunakan untuk mengolah data dalam melakukan penelitian. Analisis data yang digunakan berdasarkan jenis data yang data hasil observasi, wawancara, dan prestasi belajar siswa.

1. Teknik Pengumpulan data a. Observasi dilakukan untuk melihat situasi saat proses pembelajaran yang

dialami oleh siswa maupun guru. Observasi dikelas dilakukan untuk

mengetahui masalah yang ada di dalam kelas dan keterlibatan siswa dalam

pembelajaran. b. Tes dilakukan untuk melihat hasil prestasi belajar siswa selama pembelajaran. c. Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi siswa selama pembelajaran

dikelas baik sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture

and Picture maupun sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture.

2. Analisis hasil pengamatan

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berupa penjelasan yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan melihat keterlibatan siswa dalam pembelajaran. a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis menggunakan teknik perhitungan statistik yaitu berupa angka-angka. Data ini digunakan untuk menganalisis sikap, prestasi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

keterampilan siswa selama proses belajar mengajar dikelas. Data kuantitatif menggunakan acuan PAP (Patokan Acuan Penilaian) dengan skala 1-100.51

Tabel 1 : Persentase PAP I (Patokan Acuan Penilaian) No Kategori Persentase

1 Sangat Tinggi 90%-100%

2 Tinggi 80%-89%

3 Cukup 65%-79%

4 Rendah 55%-64%

5 Sangat Rendah < 55%

1). Observasi kegiatan siswa

Peneliti melakukan observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk melihat kegiatan siswa secara menyeluruh di dalam kelas, kegiatan siswa tersebut dianalisis menggunakan persentase Aspek yang diamati dalam observasi tersebut adalah kegiatan siswa selama pembelajaran sejarah di kelas menggunakan on task dan off task untuk melihat secara keseluruhan siswa dalam proses pembelajaran. Aspek yang diamati selanjutnya adalah pengamatan kooperatif untuk melihat kegiatan siswa selama diskusi pembelajaran di kelas, dan pengamatan persentasi siswa selama proses pembelajaran sejarah di kelas. Adapaun cara menghitung on task, off task sebagai berikut:

51 Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1995, hlm. 153.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Keterangan: N = Nilai hasil pengamatan Skor Total Siswa = Skor total siswa tiap aspek Skor Maksimal = Jumlah siswa secara keseluruhan

2). Motivasi Belajar Sejarah Siswa

Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa sebelum peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan sesudah peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture, peneliti menganalisis menggunakan acuan PAP (Patokan Acuan

Penilaian) I. Adapun cara yang digunakan dalam menganalisis motivasi sebagai berikut:

Keterangan: N = Nilai hasil pengamatan ∑Skor Perolehan = Hasil Perolehan dari aspek yang diamati ∑Skor Maksimal = Hasil skor maksimal dikali jumlah aspek yang diamati

Peneliti dalam tahap ini membuat skala sikap yang terdiri dari 60 butir pernyataan dan dianalisis menggunakan acuan PAP I. Berikut ini adalah contoh skala sikap motivasi belajar sejarah siswa.

Tabel 2: Analisis motivasi belajar sejarah siswa Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

3). Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Untuk mengetahui kondisi prestasi belajar sejarah siswa pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II peneliti melakukan tindakan analisis dengan menggunakan PAP I sebagai acuan. Adapun rumus dalam menghitung prestasi belajar sejarah siswa sebagai berikut:

Keterangan: N = Nilai hasil pengamatan ∑Skor Perolehan = Hasil Perolehan dari aspek yang diamati ∑Skor Maksimal = Hasil skor maksimal dikali jumlah aspek yang diamati

4). Tingkat prestasi belajar sejarah siswa

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar sejarah siswa, peneliti melihat dari hasil kondisi pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti mencoba menganalisis tingkat prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan PAP I sebagai acuan.

Adapaun cara menentukan tingkat prestasi belajar sejarah siswa sebagai berikut:

Tabel 3: Analisis prestasi belajar sejarah siswa Kriteria Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

5). Menghitung persentase

Untuk menghitung persentase prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat melalui persentase siswa yang mencapai KKM dan siswa yang tidak mencapai

KKM. Siswa yang dinyatakan tuntas jika mencapai KKM sebesar 75, sedangkan siswa yang dinyatakan belum tuntas jika belum mencapai KKM 75. b. Data Kualitatif

Data kualitatif dianalisis menggunakan kata-kata berupa penjelasan agar si pembaca bisa memahami maksud dari hasil data yang diperoleh. Data kualitatif digunakan untuk memberi gambaran tentang kegiatan selama proses pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan sikap terhadap kegiatan siswa selama melakukan tindakan diskusi dan presentasi. Adapun lembar pengamatan diskusi siswa sebagai berikut:

Tabel 4: Lembar Pengamatan Kooperatif Diskusi Siswa

No Nama Jumlah

Siswa Skor

Kerja Kerja sama Menanggapi Giliran Bertanya Mengemukakan Pendapat Menghargai Pendapat Teman dalam Keaktifan Diskusi permasalahanAnalisis masalah Memecahkan Menyusun Gambar 1

2

3

Dst

Jml

Rata -rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Keterangan : Penilaian menggunakan Skala Likert 1-5 dengan kriteria: Skor 1: Sangat Kurang Skor 2: Kurang Skor 3: Cukup Skor 4: Baik Skor 5: Sangat Baik

Skor terbesar dalam kriteria penilaian = 5

Jumlah aspek yang diamati = 9

Tabel 5 Lembar Pengamatan Presentasi No Nama Kinerja Presentasi Jumlah Siswa Kreatifitas Penyajian Kelayakan Bahasa Isi Isi 1. 2. Jumlah Rata-rata Keterangan : Penilaian menggunakan Skala Likert 1-5 dengan kriteria: Skor 1: Sangat Kurang Skor 2: Kurang Skor 3: Cukup Skor 4: Baik Skor 5: Sangat Baik

3. Analisis motivasi dan prestasi belajar siswa

Dalam penelitian tindakan kelas digunakan dua jenis data yaitu data kuantitatif, dan data kualitatif. Untuk mengukur prestasi belajar digunakan dua analisis yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan membandingkan nilai siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada saat pra siklus dapat dilihat dari hasil pre test, siklus I dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian. Sebelum melangkah ke siklus II, peneliti melihat dulu apakah terjadi peningkatan prestasi atau tidak dalam siklus I. Peneliti melanjutkan tahap selanjutnya yaitu siklus II. Dalam siklus II sama halnya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

siklus I. Jika peneliti telah melakukan kegiatan di siklus II, maka nilai ulangan harian yang ada pada siklus I dibandingkan dengan nilai ulangan harian pada siklus II.

Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa digunakan dua analisis yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Cara mengukur motivasi adalah dengan membandingkan motivasi awal dengan motivasi akhir sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan membandingkan motivasi awal dan motivasi akhir dengan melihat hasil dari rata-rata persentase.

J. Prosedur Penelitian

1. Persiapan a. Perizinan

Permohonan izin kepada Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, selanjutnya permohonan izin ditujukkan kepada pihak Kesatuan Bangsa dan Politik

(KESBANGPOL) untuk membuat surat pengantar permohonan ijin penelitian tindakan kelas ke DIPKORA (Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga.

Setelah mendapatkan surat pengantar permohonan ijin selanjutnya surat di proses oleh DIPKORA (Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga) selama kurang lebih 6 hari. Kemudian pihak DIPKORA (Dinas Pendidikan Kepemudaan dan

Olahraga) mengeluarkan surat permohonan izin penelitian tindakan kelas kepada

SMA Negeri 10 Yogayakarta. Kemudian permohonan izin diterima oleh Kepala

Sekolah guru bidang studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

b. Observasi

Observasi dilakukan pada kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta.

Observasi digunakan untuk melihat keadaan awal dari kegiatan siswa dalam pembelajaran sejarah sebelum dan pada masa model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture diterapkan dalam kelas. c. Menyusun Rencana Pelaksana Pembelajaran

Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) sebanyak 4 kali dalam II siklus artinya bahwa peneliti dalam setiap mengajar selalu memperisapkan RPP yang sudah disetujui oleh guru pembimbing di sekolah. d. Mempersiapkan Media Pengajaran

Media pengajaran yang akan digunakan oleh peneliti adalah gambar berupa powerpoint, dan video. e. Menyiapkan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal tes, lembar pengamatan motivasi siswa, lembar wawancara, lembar pengamatan diskusi siswa, dan lembar presentasi siswa. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitiannya sebagai berikut:

Siklus I:

1. Rencana

Dalam tahap ini peneliti akan menyusun rencana-rencana yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas. Rencana ini akan dilakukan setelah peneliti melakukan observasi di kelas X IPS 2. Dalam menyusun rencana ini pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

peneliti dibantu oleh guru pembimbing untuk memperoleh hasil yang cukup baik dan meningkat. Rencana yang akan disusun oleh peneliti sebagai berikut: a. Peneliti mengawali kegiatan dengan melakukan identifikasi masalah

pembelajaran yang ada di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. b. Merencanakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture yang

akan dilakukan oleh peneliti selama penelitian. c. Menentukan pokok bahasan yang akan dibahas oleh peneliti. d. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) e. Menyiapkan video, powerpoint, dan gambar-gambar tokoh pendiri dari

Kesultanan Islam di Indonesia

2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi Kesultanan Islam di Nusantara. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melakukan apersepsi, mengulang materi pelajaran sebelumnya, menyampaikan model pembelajaran yang hendak digunakan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Kemudian, peneliti menyampaikan materi tentang Kesultanan Islam di Nusantara kepada siswa. Pada saat kegiatan diskusi, peneliti mengajak siswa membentuk 5 kelompok. Masing- masing kelompok siswa menyusun Puzzle berupa gambar-gambar yang terkait dengan materi Kesultanan Islam di Nusantara. Puzzle tersebut disertai dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Peneliti memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada kelompok lain. Peneliti bersama- sama dengan siswa menyimpulkan materi yang dibahas.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian yaitu kegiatan mengamati, mencatat, dan merekam setiap aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan format pengamatan/observasi untuk memudahkan peneliti dalam mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan kooperatif yang terdiri dari sembilan aspek antara lain bekerja sama, aktif bertanya, mengemukakan pendapat, memecahkan masalah, menanggapi giliran, keaktifan dalam diskusi, menganalisis permasalahan, menyusun gambar dengan baik dan tepat, menghargai pendapat teman. Peneliti juga menggunakan lembar kegiatan presentasi siswa untuk mengamati siswa selama presentasi di kelas.

4. Refeleksi

Refleksi pada akhir siklus I peneliti melihat bahwa subyek dan obyek yang diteliti perlu mendapat perbaikan, baik dari segi nilai, maupun proses dalam belajar.

Siklus II

1. Rencana

Peneliti menyusun rencana di siklus II. Rencana yang dibuat dalam siklus II ini hampir sama dengan rencana siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

2. Tindakan

Pada tahap tindakan di siklus II ini peneliti menerapkan model pembelajaran yang sama dengan siklus I yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II peneliti mengulang materi pada siklus II. Peneliti melihat kekurangan di siklus I apabila ada kekurangan, peneliti mencoba melakukan tindakan perbaikan di siklus II agar terjadi peningkatan yang terjadi pada siswa.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan di siklus II peneliti melakukan pengamatan yang terakhir dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture.

4. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi dengan melihat perkembangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Perkembangan tersebut akan dibandingkan pada hasil siklus I untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.

K. Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas dalam hal ini terdapat target keberhasilan berupa indikator-indikator dalam menentukan suatu kebrhasilan ketika melakukan penelitian. Target keberhasilan dapat dilihat sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel 6: Indikator Keberhasilan Variabel Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Motivasi 70 75

Prestasi 50 70 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Belajar Sejarah

Pada kondisi awal pembelajaran sejarah merupakan titik awal peneliti untuk melakukan penelitian. Kondisi awal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi guru dan pre test. Obsservasi guru dilaksanakan pada tanggal 5 April 2017 di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 25 siswa. Guru mata pelajaran sejarah pada kelas X ini adalah Bapak Drs. ACR. Susbandaru.

Sebelum pelajaran dimulai, guru bidang studi sejarah memeriksa kerapihan siswa, mengucapkan salam kemudian menyapa siswa dan melakukan presensi kehadiran siswa. Guru meminta siswa untuk membuka buku paket Sejarah, selanjutnya guru mengulang kembali materi pada pertemuan sebelumnya tentang

Teori Masuknya agama Islam di Indonesia dengan metode ceramah dan tidak menggunakan media. Setelah guru mengulang kembali materi sebelumnya, guru melanjutkan materi selanjutnya tentang Saluran Masuknya agama Islam di

Indonesia. Ketika pelajaran dimulai, guru menggunakan metode ceramah sebagai metode mengajarnya di kelas. Selama guru menjelaskan materi di kelas, ada beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangku ataupun bermain handphone (hp). Meskipun guru sudah mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, namun hanya beberapa siswa dan itu hanya siswa yang perempuan yang

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mau dan berani menjawab pertanyaan dari guru. Siswa lebih banyak mencatat dan merangkum materi dari penjelasan guru di kelas sampai akhir pelajaran berakhir.

Adapun hasil pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat dalam lembar pengamatan on task dan off task.

Tabel 7: On Task No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 25 100% 2 Siswa mendengarkan penjelasan guru 18 72% 3 Siswa menanggapi pertanyaan dari guru 6 24% 4 Siswa mencatat hal-hal penting 20 80% 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 18 72% 6 Siswa menyampaikan pendapat dengan santun 8 32% 7 Siswa berpakaian dengan santun dan rapi 25 100% Siswa bertanya kepada guru materi yang kurang 8 dipahami 7 28%

Tabel 8: Off Task No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase 1 Siswa keluar masuk kelas tanpa izin guru 3 12% 2 Siswa bermain handphone (HP) di kelas 4 16% 3 Siswa tidak berpakaian dengan santun dan rapi 0 0% 4 Siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik 7 28% 5 Siswa tidak mencatat hal-hal penting 5 20% 6 Siswa mengobrol dengan teman sebangku 3 12% 7 Siswa pasif bertanya 18 72%

Berdasarkan tabel 7 tentang tabel on task diketahaui ada delapan (8) aspek yang diamati oleh peneliti diantaranya, siswa siap mengikuti proses pembelajaran menunjukkan ada 25 siswa dengan persentase 100%, siswa mendengarkan penjelasan guru menunjukkan ada 18 siswa dengan persentase 72%, siswa menanggapi pernyataan dari guru menunjukkan ada 6 siswa dengan persentase

24%, siswa mencatat hal-hal penting menunjukkan ada 20 siswa dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

persentase 80%, siswa mengerjakan tugas dengan baik menunjukkan ada 18 siswa dengan persentase 72%, siswa menyampaikan pendapat dengan santun menunjukkan ada 8 siswa dengan persentase 32%, siswa berpakaian dengan santun dan rapi menunjukkan ada 25 siswa dengan persentase 100%, siswa bertanya kepada guru materi yang kurang dipahami menujukkan ada 7 siswa dengan persentase 28%.

Berdasarkan tabel 8 tentang tabel off task diketahaui ada tujuh (7) aspek yang diamati oleh peneliti diantaranya, siswa keluar masuk kelas tanpa izin guru menunjukkan ada 3 siswa dengan persentase 12%, siswa bermain handphone

(HP) di kelas menujukkan ada 4 siswa dengan persentase 16%, siswa tidak berpakaian dengan santun dan rapi menunjukkan ada 0 siswa dengan persentase

0%, siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik menunjukkan ada 7 siswa dengan persentase 28%, siswa tidak mencatat hal-hal penting menujukkan ada 5 siswa dengan persentase 20%, siswa mengobrol dengan teman sebangku menunjukkan ada 3 siswa dengan persentase 12%, siswa pasif bertanya menunjukkan ada 18 siswa dengan persentase 72%.

Selain pengamatan on task dan off task, peneliti melakukan pengamatan kooperatif yang terdiri dari 9 aspek yang diamati, namun pada kenyataan di kelas guru tidak menerapkan pembelajaran kooperatif, guru masih menggunakan metode ceramah dan tidak ada persentasi, siswa lebih banyak mencatat materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2. Kondisi Awal Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada tangal 19 April sampai dengan 10 Mei 2017 bertempat di SMA Negeri 10 Yogyakarta di kelas X IPS 2.

Kegiatan awal yang dilakukan saat melakukan penelitian adalah observasi di kelas

X IPS 2 dengan tujuan untuk melihat dan mengetahui motivasi dan presatsi belajar sejarah di kelas tersebut sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Kondisi awal motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa akan dijadikan patokan dalam melakukan penelitian. a. Motivasi Awal Belajar Sejarah

Kegiatan awal observasi motivasi dilaksanakan pada tanggal 5 April 2017 bertempat di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Observasi awal ini bertujuan untuk mengetahui motivasi awal sejarah siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

Dari hasil observasi siswa yang dilakukan oleh peneliti maka diketehui motivasi belajar sejarah siswa cukup baik. Hali ini dilihat dari antusias siswa di kelas ketika guru mengajar dan memberikan materi siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat observasi guru menggunakan metode diskusi dan persentasi di depan kelas.

Setelah pelaksanaan observasi terhadap motivasi belajar sejarah siswa, peneliti kemudian menyebarkan kuesioner motivasi belajar sejarah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penyebaran kuesioner motivasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

Penyebaran kuesioner yang dilakukan peneliti diperoleh data sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 9: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa No Nama Siswa Jumlah Persentase Kriteria 1 A N 108 77% Cukup 2 A S 114 81% Tinggi 3 A A 103 74% Cukup 4 A P 103 74% Cukup 5 A M 117 84% Tinggi 6 A H 105 75% Cukup 7 D K 109 78% Cukup 8 D N 112 80% Tinggi 9 D T 105 75% Cukup 10 D N 111 79% Cukup 11 E P 106 76% Cukup 12 F L 104 74% Cukup 13 F D 94 67% Cukup 14 F A 103 74% Cukup 15 F M 109 78% Cukup 16 G M 95 68% Cukup 17 J T 97 69% Cukup 18 L Q 112 80% Tinggi 19 M L 89 64% Rendah 20 M K 108 77% Cukup 21 M R 105 75% Cukup 22 M K 103 74% Cukup 23 N H 110 79% Cukup 24 P D 91 65% Cukup 25 T N 104 74% Cukup Jumlah 2617 Skor Tertinggi 117 84% Tinggi Skor Terendah 89 64% Rendah Rata-Rata 104,68 75% Cukup

Tabel 9 di atas menunjukkan data keadaan awal motivasi belajar sejarah siswa di kelas X IPS 2. Rata-rata yang diperoleh dari motivasi awal ini adalah

104,68 dengan persentase sebesar 75%. Skor tertinggi yang diperoleh dari data keadaan awal motivasi belajar siswa adalah 117 dengan persentase 84%, dan skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

terendah yang diperoleh adalah 89 dengan persentase 64%. Sebanyak 20 siswa yang memiliki motivasi cukup (67%), dan 4 siswa yang memiliki motivasi tinggi

(13%), dan terdapat 1 siswa yang memiliki motivasi rendah.

Tabel 10: Frekuensi Data Awal Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 0 0% Tinggi 4 13% Cukup 20 67% Rendah 1 3% Sangat Rendah 0 0%

Dari tabel 10 di atas menunjukkan frekuensi data awal motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kategori motivasi tinggi sebanyak 4 siswa dengan persentase 13%, siswa yang memiliki kategori cukup sebanyak 20 siswa dengan persentase 67%, dan siswa yang memiliki kategori rendah terdapat 1 siswa dengan persentase 3%, sedangkan siswa yang memiliki motivasi sangat rendah tidak ada.

Untuk melihat seberapa besar perbandingan motivasi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Gambar III: Grafik Persentase Data Awal Motivasi Belajar Siswa b. Prestasi Awal Belajar Sejarah Siswa

Selain untuk mengetahui motivasi awal, selanjutnya peneliti mengetahui nilai prestasi awal belajar sejarah siswa yang diperoleh dari pengisian pre test berupa Quiz sebagai data nilai prestasi awal, yang dikarenakan guru tidak memberikan data nilai kepada peneliti. Peneliti memberikan 20 soal pilihan ganda kepada siswa sebagai data nilai prestasi awal. Peneliti ingin mengetahui prestasi belajar sejarah sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture tersebut.

Adapun hasil dari data awal prestasi belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sebagai berikut:

Tabel 11: Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah Siswa Keterangan No Nama Nilai KKM Tuntas Tidak Tuntas 1 A N 75 √ 2 A S 75 √ 3 A A 60 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

4 A P 60 √

5 A M 75 √ 6 A H 60 √ 7 D K 75 √

8 D N 60 √

9 D T 65 √ 10 D N 75 √ 11 E P 70 √ 12 F L 70 75 √ 13 F D 60 √ 14 F A 60 √ 15 F M 80 √ 16 G M N Y 65 √ 17 J T 75 √ 18 L Q 75 √ 19 M L 65 √ 20 M K 65 √ 21 M R 75 √ 22 M K 60 √ 23 N H 80 √ 24 P D 75 √ 25 T N 60 √ Total 1715 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 60 Rata-rata 68,6 ∑= 11 ∑=14 Persentase 44% 56%

Dari tabel 11 di atas menunjukkan bahwa data keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa sebelum menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Picture and

Picture dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Dari data diatas sebanyak 11 siswa yang sudah mencapai KKM (44%), dan sebanyak 14 siswa yang belum mencapai KKM (56%). Rata-rata nilai yang diperoleh 68,6. Nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa adalah 80, nilai terendah yang didapatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

oleh siswa adalah 60. Jumlah siswa yang telah mencapai KKM tetapi belum mencapai target yang ditentukan yaitu 50%. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture masih rendah.

Tabel 12: Frekuensi Data Awal Prestasi Belajar Siswa Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 0 0% Tinggi 2 8% Cukup 15 60% Rendah 8 32% Sangat Rendah 0 0%

Dari tabel 12 di atas menunjukkan frekuensi data awal prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki kategori prestasi tinggi sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%, siswa yang memiliki kategori prestasi cukup sebanyak 15 siswa dengan persentase 60%, siswa yang memiliki kategori prestasi rendah sebanyak 8 siswa dengan persentase 32%, dan siswa yang memiliki kategori sangat tinggi dan sangat rendah tidak ada. Untuk melihat seberapa besar perbandingan motivasi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Gambar IV: Grafik Persentase Data Awal Prestasi Belajar Siswa

3. Siklus I

Siklus I merupakan tindakan setelah diketahui motivasi dan prestasi awal belajar sejarah siswa. Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 sampai dengan 3 Mei 2017 dengan masing-masing setiap tanggalnya terdiri dari 2 jam pelajaran. Waktu tersebut sudah penyampaian materi dan tes siklus I. Materi pembelajaran pada siklus I peneliti melakukan pengelompokkan Kesultanan-Kesultanan Islam di Nusantara menjadi dua jenis yaitu Kesultanan yang bercorak agraris dan Kesultanan yang bercorak maritim.

Adapun Kesultanan yang bercorak agraris adalah Kesultanan Demak, dan

Kesultanan Mataram, selain itu Kesultanan yang bercorak maritim adalah

Kesultanan Aceh, Kesultanan Makasar, Kesultanan Banten, Kesultanan Samudera

Pasai, Kesultanan -Tidore. a. Perencanaan Tindakan

Pada bagian perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa hal yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan membuat powerpoint.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

1). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh peneliti dan guru bidang studi. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti berlaku sebagai guru yang mengajar sesuai dengan jadwal mengajar

2). Membuat Powerpoint

Selain menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran peneliti membuat powerpoint yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa kelas X IPS 2. Adapun materi dalam powerpoint yang digunakan adalah Kesultanan Islam di Nusantara. Materi yang digunakan bisa diambil dari internet. b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan Pertama

Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 pukul 08.45-10.30 WIB.

1). Kegiatan Awal

Sebelum memulai pelajaran di kelas, peneliti yang bertindak sebagai pengajar memeriksa kerapihan, kebersihan kelas, mengucapkan salam dan berdoa, memeriksa kehadiran peserta didik, mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

2). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, peneliti menyampaikan materi tentang Kesultanan

Islam di Nusantara melalui powerpoint dan menayangkan video, siswa kemudian mengamati powerpoint dan video tersebut dengan seksama. Setelah peneliti menjelaskan materi, peneliti mengajak siswa untuk membentuk 5 kelompok dan diberi tugas untuk menyusun Puzzle sesuai dengan materi Kesultanan Islam di

Nusantara. Kelompok 1 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan

Samudera Pasai yaitu Malik al-Saleh, kelompok 2 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Aceh yaitu , kelompok 3 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Demak yaitu Raden

Patah, kelompok 4 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan

Mataram Islam yaitu Sultan Agung, kelompok 5 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Banjar yaitu Suryanullah. Karena waktu tidak mencukupi maka persentasi dilakukan pada pertemuan berikutnya.

3). Kegiatan Penutup

Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi pelajaran Kesultanan Islam di Nusantara, guru memberikan penguatan kepada siswa, dan guru bersama dengan siswa merefleksikan atas pembelajaran yang telah disampaikan.

Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017 pukul

08.45-10.30 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

1). Kegiatan Awal

Sebelum memulai pelajaran di kelas, peneliti yang bertindak sebagai pengajar memeriksa kerapihan, kebersihan kelas, mengucapkan salam dan berdoa, memeriksa kehadiran peserta didik, mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

2). Kegiatan Inti

Pada awal pembelajaran peneliti bersama dengan siswa melanjutkan presentasi pada pertemuan sebelumnya. Presentasi dimulai dari kelompok satu sampai dengan kelompok lima. Semua siswa sangat antusias mau mendengarkan temannya yang sedang persentasi dan aktif bertanya kepada teman maupun kepada peneliti. Selanjutnya peneliti melanjutkan penjelasan materi tentang

Kesultanan Islam di Nusantara (Banten, , , dan Nusa Tenggara).

Peneliti menjelaskan materi selanjutnya melalui powerpoint dan video, siswa kemudian mengamati powerpoint dan video tersebut dengan seksama. Setelah peneliti menjelaskan materi, peneliti mengajak siswa untuk membentuk 5 kelompok dan diberi tugas untuk menyusun Puzzle sesuai dengan materi

Kesultanan Islam di Nusantara. Kelompok 1 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Banten yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, kelompok 2 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Gowa Tallo yaitu Sultan

Hasanuddin, kelompok 3 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan

Ternate yaitu Sultan Baabullah, kelompok 4 membahas materi tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Tidore yaitu Sultan Nuku, kelompok 5 membahas materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

tentang tokoh pendiri dari Kesultanan Sumbawa dan Lombok yaitu Prabu

Rangkesari.

3). Kegiatan Penutup

Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi pelajaran Kesultanan Islam di Nusantara, guru memberikan penguatan kepada siswa, dan guru bersama dengan siswa merefleksikan atas pembelajaran yang telah disampaikan.

Pertemuan Ketiga

Pertemuan Ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 Mei pukul 08.45-

10.30 WIB.

Pertemuan ketiga adalah pelaksanaan tes siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2017 pada pukul 08.45-10.30 WIB (2 jam pelajaran). Tes siklus I terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 uraian, bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. c. Observasi

1. Observasi Diskusi Siswa X IPS 2 Siklus I

Observasi diskusi siswa pada siklus I dan siklus II ini dengan menggunakan lembar observasi pengamatan kooperatif dan lembar pengamatan presentasi

Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sejarah berlangsung.

Adapun aspek-aspek yang diamati sudah dibuat oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 13: Data Observasi Diskusi Siswa Siklus I No Nama Jml

Pendapat Pendapat

Kerja sama Kerja Giliran Menanggapi Bertanya Mengemukakan Pendapat Menghargai Teman dalam Keaktifan Diskusi permasalahan Analisis masalah Memecahkan Gambar Menyusun 1 A N 3 4 3 3 3 2 3 3 2 26 2 A S 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 3 A A 4 4 3 3 3 3 3 3 2 28 4 A P 3 3 2 3 3 4 3 3 3 27 5 A M 4 3 4 3 4 3 3 3 3 30 6 A H 3 3 2 3 3 4 3 4 3 28 7 D K 4 5 2 4 4 3 3 3 3 31 8 D N 3 3 3 2 2 3 4 3 4 27 9 D T 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 10 D N 3 2 3 3 3 2 3 4 2 25 11 E P 3 3 3 4 4 3 3 3 3 29 12 F L 3 3 3 2 3 2 4 3 3 26 13 F D 3 3 4 3 4 3 3 3 2 28 14 F A 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28 15 F M 2 2 3 3 4 3 4 3 3 27 16 G M 3 3 3 3 3 2 3 3 3 26 17 J T 3 3 3 4 3 3 3 4 3 29 18 L Q 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 19 M L 3 4 3 4 3 3 4 3 3 30 20 M K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 21 M R 3 3 3 3 3 4 4 3 3 29 22 M K 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 23 N H 3 3 4 2 3 4 2 3 4 28 24 P D 3 4 4 4 4 4 4 3 3 33 25 T N 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 Jml 78 79 75 77 81 76 80 78 73 697 Rata 3, 3, 3 3,08 3,24 3,04 3,2 3, 2, -rata 12 16 12 92

Berdasarkan tabel 13 di atas merupakan data observasi diskusi siswa siklus I. Adapun hasil dari pengamatan tersebut dilihat dari aspek kooperatif meliputi siswa yang bekerja sama yang dimiliki secara keseluruhan siswa dengan jumlah skor 78 rata-rata 3,12, siswa yang menanggapi giliran dengan jumlah skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

79 rata-rata 3,16, siswa aktif bertanya dengan jumlah skor 75 rata-rata 3,00, siswa mampu mengemukakan pendapat dengan jumlah skor 77 rata-rata 3,08, siswa dapat menghargai pendapat teman dengan jumlah skor 81 rata-rata 3,24 keaktifan dalam diskusi dengan jumlah skor 76 rata-rata 3,04, analisis permasalahan dengan jumlah skor 80 rata-rata 3,2, siswa mampu memecahkan masalah dengan jumlah skor 78 rata-rata 3,12 siswa mampu menyusun gambar dengan baik dan tepat dengan jumlah skor 73 rata-rata 2,92.

Tabel 14: Frekuensi Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus I Kriteria Frekuensi Jumlah Sangat Kurang Aktif 0-9 0 Kurang Aktif 10-18 0 Cukup Aktif 19-27 12 Aktif 28-36 13 Sangat Aktif 37-45 0

Berdasarkan tabel 14 tentang frekuensi data observasi diskusi kooperatif siklus I, siswa yang memiliki kriteria sangat kurang aktif, kurang aktif, dan sangat aktif tidak ada, kriteria cukup aktif berjumlah 12 siswa, sedangkan untuk kriteria aktif berjumlah 13 siswa.

Untuk melihat seberapa besar perbandingan data observasi diskusi kooperatif siklus I, dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Gambar V: Grafik Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus I

Peneliti pada tahap selanjutnya melakukan pengamatan presentasi siswa pada siklus I menggunakan lembar pengamatan presentasi siswa. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 15: Pengamatan Presentasi Siklus I No Nama Kinerja Presentasi Jumlah Siswa Kreatifitas Penyajian Kelayakan Bahasa Skor Isi 1 A N 3 4 3 2 12 2 A S 4 3 3 4 14 3 A 3 3 3 4 13 4 A P 3 3 3 3 12 5 A M 3 3 3 3 12 6 A H 3 3 2 3 11 7 D K 3 4 4 2 13 8 D N 3 3 3 3 12 9 D T 3 3 3 3 12 10 D N 3 4 3 3 13 11 E P 4 4 3 3 14 12 F L 3 4 3 3 13 13 F D 3 4 3 3 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

14 F A 3 3 3 3 12 15 F M 3 4 3 3 13 16 G M 3 3 2 2 10 17 J T 3 4 3 3 13 18 L Q 3 3 3 3 12 19 M L 3 3 3 2 11 20 M K 3 3 3 3 12 21 M R 3 3 3 3 12 22 M K 3 3 3 3 12 23 N H 3 3 3 4 13 24 P D A 3 4 3 4 14 25 T N 3 3 3 3 12 Jumlah Skor 77 84 74 75 310 Rata-rata 3,08 3,36 2,96 3,00

Berdasarkan tabel 15 di atas menunjukkan data tentang pengamatan presentasi siswa pada siklus I. Adapun hasil dari pengamatan tersebut dilihat dari aspek kinerja presentasi meliputi kreatifitas yang dimiliki seluruh siswa dengan jumlah skor 77 rata-rata sebesar 3,08, penyajian presentasi dengan jumlah skor 84 rata-rata 3,36. Kelayakan isi dalam presentasi dengan jumlah skor 74 rata-rata

2,96, dan aspek kinerja presentasi terakhir yang dilihat adalah bahasa dengan jumlah skor 75 rata-rata 3,00.

Tabel 16: Frekuensi Presentasi Siklus I Kriteria Frekuensi Jumlah Sangat Kurang Aktif 0-4 0 Kurang Aktif 5-8 0 Cukup Aktif 9-12 14 Aktif 13-16 11 Sangat Aktif 17-20 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Berdasarkan tabel 16 tentang frekuensi presentasi siklus I, siswa yang memiliki kriteria sangat kurang aktif, kurang aktif, dan sangat aktif tidak ada, kriteria cukup aktif berjumlah 14 siswa, sedangkan untuk kriteria aktif berjumlah

11 siswa.

Untuk melihat seberapa besar perbandingan presentasi siklus I dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar VI: Grafik Presentasi Siswa Siklus I

2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I

Pada siklus I ini dilaksanakan tes tertulis yang merupakan tes prestasi belajar sejarah yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2017 dengan tujuan untuk mengetahui meningkatnya atau tidak prestasi belajar sejarah siswa dibandingkan dengan keadaan awal prestasi belajar siswa. Adapun hasil prestasi belajar sejarah siklus I sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 17: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I Keterangan No Nama Nilai KKM Tuntas Tidak Tuntas 1 A N 81 √ 2 A S 71 √ 3 A A 69 √ 4 A P 79 √ 5 A M 77 √ 6 A H 81 √ 7 D K 78 √ 8 D N 72 √

9 D T 79 √ 10 D N 76 √ 11 E P 80 √ 12 F L 78 √

13 F D 73 √

14 F A 65 √

15 F M 78 √ 16 G M N Y 70 √ 17 J T 82 √

18 L Q 77 √

19 M L 68 √ 20 M K 76 √ 21 M R 77 √

22 M K 74 √

23 N H 84 75 √ 24 P D 84 √ 25 T N 86 √ Total 1915 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 65 Rata-rata 76,6 ∑=17 ∑=8 Persentase 68% 32%

Dari tabel 17 di atas menunjukkan data prestasi belajar sejarah setelah menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Dari data di atas sebanyak 17 siswa yang sudah mencapai KKM (68%), dan sebanyak 8 siswa yang belum mencapai KKM

(32%). Rata-rata nilai yang diperoleh 76,6. Nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa adalah 86, nilai terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 65. Jumlah siswa yang telah mencapai KKM tetapi belum mencapai target yang ditentukan yaitu 70%. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture belum mencapai target yang diinginkan.

Tabel 18: Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Siklus I Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 0 0% Tinggi 7 28% Cukup 18 72% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Dari tabel 18 di atas menunjukkan frekuensi data prestasi belajar siswa pada siklus I. Siswa yang memiliki kategori prestasi tinggi sebanyak 0 siswa dengan persentase 0%, siswa yang memiliki kategori prestasi tinggi sebanyak 7 siswa dengan persentase 28%, siswa yang memiliki kategori prestasi cukup sebanyak 18 siswa dengan persentase 72%, siswa yang memiliki kategori prestasi rendah sebanyak 0 siswa dengan persentase 0%, dan siswa yang memiliki kategori sangat rendah tidak ada. Untuk melihat seberapa besar perbandingan prestasi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Gambar VII: Grafik Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus I d. Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, peneliti mengamati tiga tahap yang pertama mengamati ketika diskusi siswa, yang kedua mengamati kegiatan presentasi siswa, dan yang ketiga prestasi belajar sejarah siswa.

Pertama peneliti mengamati kegiatan diskusi siswa dengan menggunakan lembar pengamatan kooperatif terdiri dari 9 aspek kooperatif, antara lain kerjasama, menanggapi giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman, keaktifan dalam diskusi, analisis permasalahan, memecahkan masalah, dan menyusun gambar dengan baik dan benar. Dari hasil yang diperoleh peneliti mendapatkan paling banyak jumlah skor dari 9 aspek kooperatif tersebut adalah menghargai pendapat teman berjumlah 81 rata-rata 3,24.

Pada tahap kedua peneliti mengamati kegiatan presentasi siswa pada siklus I. Aspek kinerja presentasi yang diamati peneliti meliputi kreatifitas,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

penyajian. kelayakan isi, bahasa. Dari hasil yang diperoleh peneliti mendapatkan paling banyak jumlah skor dari ke empat (4) aspek kinerja presentasi tersebut adalah penyajian presentasi siswa berjumlah 84 rata-rata 3,36.

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, dinyatakan bahwa prestasi belajar sejarah siswa dilihat ada 8 (32%) siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah 75, dan sebanyak 17 (68%) siswa yang telah mencapai KKM. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dikatakan belum mencapai target yang diinginkan, peneliti melihat rata-rata persentase siklus I yang masih 68%

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa. Berdasarkan refleksi pada siklus I di atas peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa, namun hasil yang didapatkan belum maksimal, keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

- Siswa kurang dapat bekerja sama dalam menyusun gambar

- Siswa cenderung menyepelekan tugas kelompok dan membuat kegaduhan di kelas.

- Peneliti masih kurang dalam pengelolaan kelas.

Dari refleksi yang telah dilakukan, peneliti berusaha untuk melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus I yang kemudian akan diterapkan di siklus II agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan sesuai dengan yang diharapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

4. Siklus II

Tujuan dari siklus II adalah untuk melanjutkan pembelajaran dari siklus I untuk memperoleh hasil yang maksimal dan sebagai pembanding hasil yang telah dicapai dari siklus I. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2017. Pada siklus

II peneliti masih menggunakan materi yang sama dengan siklus I tentang

Kesultanan Islam di Nusantara. a. Perencanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang terbagi menjadi dua yaitu satu jam pelajaran untuk membahas dan mengulang materi sebelumnya tentang Kesultanan Islam di Nusantara, satu jam pelajaran berikutnya untuk ulangan harian siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II dilaksanakan tindakan pembelajaran pada hari Rabu tanggal

10 Mei 2017 dalam satu kali pertemuan.

1). Kegiatan Awal

Sebelum memulai pelajaran di kelas, peneliti yang bertindak sebagai pengajar memeriksa kerapihan, kebersihan kelas, mengucapkan salam dan berdoa, memeriksa kehadiran peserta didik, mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

2). Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti mengulas materi sebelumnya pada siklus I tentang Kesultanan Islam di Nusantara yang terdiri dari Kesultanan Islam di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Sumatera, Jawa, , Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Kemudian, siswa melanjutkan kegiatan presentasi pada siklus II. Kelompok 1 membahas tentang Kesultanan Banten, Kelompok 2 membahas tentang Kesultanan Makasar,

Kelompok 3 membahas tentang Kesultanan Ternate, Kelompok 4 membahas tentang Kesultanan Tidore, Kelompok 5 membahas tentang Kesultanan Sumbawa.

Semua siswa sangat antusias mau mendengarkan temannya yang sedang presentasi dan aktif bertanya kepada teman maupun kepada peneliti. Pada jam berikutnya peneliti mengadakan tes siklus II.

3). Kegiatan Penutup

Diakhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi pelajaran Kesultanan Islam di Nusantara, guru memberikan penguatan kepada siswa, dan guru bersama dengan siswa merefleksikan atas pembelajaran yang telah disampaikan. c. Observasi

1. Observasi Diskusi Siswa X IPS 2 Siklus II

Observasi diskusi siswa pada siklus I dan siklus II ini dengan menggunakan lembar observasi kooperatif. Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sejarah berlangsung. Adapun aspek-aspek yang diamati sudah dibuat oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 19: Data Observasi Diskusi Siswa Siklus II No Nama Jml

Kerja sama Kerja Giliran Menanggapi Bertanya Mengemukakan Pendapat Pendapat Menghargai Teman dalam Keaktifan Diskusi permasalahan Analisis masalah Memecahkan Gambar Menyusun 1 A N 4 4 4 3 3 3 3 3 3 30 2 A S 4 3 3 4 3 4 4 4 3 32 3 A A 3 3 3 3 3 4 3 3 5 30 4 A P 3 3 4 4 4 4 4 3 3 32 5 A M 5 4 4 3 3 3 4 3 3 32 6 A H 4 4 4 4 4 4 2 3 3 32 7 D K 4 4 3 4 4 5 4 4 4 36 8 D N 3 3 3 3 4 3 4 3 3 29 9 D T 3 3 3 3 4 4 3 3 4 30 10 D N 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 11 E P 2 2 3 2 3 3 2 3 4 24 12 F L 3 3 3 3 2 3 3 3 4 27 13 F D 3 4 3 3 2 3 4 3 4 29 14 F A 3 3 4 3 3 3 3 4 3 29 15 F M 3 3 5 3 3 4 4 3 3 31 16 G M 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 17 J T 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 18 L Q 2 3 4 4 4 4 3 3 3 30 19 M L 2 4 4 2 2 2 3 3 4 26 20 M K 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28 21 M R 3 4 3 4 4 4 4 4 4 34 22 M K 3 4 3 4 3 3 3 3 3 29 23 N H 5 3 4 3 4 5 4 3 3 34 24 P D 3 5 4 5 5 3 3 3 4 35 25 T N 3 3 3 4 4 4 4 3 5 33 Jml 81 85 86 83 84 87 82 79 88 745 Rata- 3, 3, 3, 3, 3, 3,4 3,32 3,36 3,48 rata 24 44 28 16 52

Berdasarkan tabel 19 di atas merupakan data observasi diskusi siswa siklus

II. Adapun hasil dari pengamatan tersebut dilihat dari aspek kooperatif meliputi siswa yang bekerja sama yang dimiliki secara keseluruhan siswa dengan jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

skor 81 rata-rata 3,24, siswa yang menanggapi giliran dengan jumlah skor 85 rata- rata 3,4, siswa aktif bertanya dengan jumlah skor 86 rata-rata 3,44, siswa mampu mengemukakan pendapat dengan jumlah skor 83 rata-rata 3,32, siswa dapat menghargai pendapat teman dengan jumlah skor 84 rata-rata 3,36 keaktifan dalam diskusi dengan jumlah skor 87 rata-rata 3,48, analisis permasalahan dengan jumlah skor 82 rata-rata 3,28, siswa mampu memecahkan masalah dengan jumlah skor 79 rata-rata 3,16 siswa mampu menyusun gambar dengan baik dan benar dengan jumlah skor 88 rata-rata 3,52.

Tabel 20: Frekuensi Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus II Kriteria Frekuensi Jumlah Sangat Kurang Aktif 0-9 0 Kurang Aktif 10-18 0 Cukup Aktif 19-27 4 Aktif 28-36 21 Sangat Aktif 37-45 0

Berdasarkan tabel 20 tentang frekuensi data observasi diskusi kooperatif siklus II, siswa yang memiliki kriteria sangat kurang aktif, kurang aktif, dan sangat aktif tidak ada, kriteria cukup aktif berjumlah 4 siswa, sedangkan untuk kriteria aktif berjumlah 21 siswa.

Untuk melihat seberapa besar perbandingan data observasi diskusi kooperatif siklus I, dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Gambar VIII : Grafik Data Observasi Diskusi Kooperatif Siklus II

Peneliti pada tahap selanjutnya melakukan pengamatan presentasi siswa pada siklus I menggunakan lembar pengamatan presentasi siswa. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 21: Pengamatan Presentasi Siklus II No Nama Kinerja Presentasi Jumlah Siswa Kreatifitas Penyajian Kelayakan Bahasa Skor Isi 1 A N 3 3 3 3 12 2 A S 4 3 3 4 14 3 A A 4 4 3 3 14 4 A P 4 3 3 3 13 5 A M 4 3 4 3 14 6 A H 4 4 3 3 14 7 D K 4 4 4 3 15 8 D N 4 4 4 4 16 9 D T 4 4 4 4 16 10 D N 4 5 3 4 16 11 E P 3 4 3 3 13 12 F L 4 4 3 4 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

13 F D 4 3 3 3 13 14 F A 3 4 4 4 15 15 F M 5 5 4 4 18 16 G M 4 3 3 3 13 17 J T 3 3 4 4 14 18 L Q 4 3 4 4 15 19 M L 4 4 3 3 14 20 M K 4 3 3 3 13 21 M R 4 3 4 3 14 22 M K 3 4 4 3 14 23 N H 5 4 4 4 17 24 P D 4 4 4 4 16 25 T N 4 4 4 4 16 Jumlah Skor 97 92 88 87 364 Rata-rata 3,88 3,68 3,52 3,48

Berdasarkan tabel 21 di atas menunjukkan data tentang penagamatan presentasi siswa pada siklus II. Adapun hasil dari pengamatan tersebut dilihat dari aspek kinerja presentasi meliputi kreatifitas yang dimiliki seluruh siswa dengan jumlah skor 97 rata-rata sebesar 3,88, penyajian presentasi dengan jumlah skor 92 rata-rata 3,68, kelayakan isi dalam presentasi dengan jumlah skor 88 rata-rata

3,52, dan aspek kinerja presentasi terakhir yang dilihat adalah bahasa dengan jumlah skor 87 rata-rata 3,48.

Tabel 22: Frekuensi Presentasi Siklus II Kriteria Frekuensi Jumlah Sangat Kurang Aktif 0-4 0 Kurang Aktif 5-8 0 Cukup Aktif 9-12 1 Aktif 13-16 22 Sangat Aktif 17-20 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Berdasarkan tabel 22 tentang frekuensi presentasi siklus I, siswa yang memiliki kriteria sangat kurang aktif dan kurang aktif tidak ada, kriteria cukup aktif berjumlah 1 siswa, kriteria aktif berjumlah 22 siswa, sedangkan untuk kriteria sangat aktif berjumlah 2 siswa.

Untuk melihat seberapa besar perbandingan presentasi siklus II dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar IX : Grafik Presentasi Siswa Siklus II

2. Motivasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II

Peneliti melakukan pengamatan motivasi belajar sejarah siswa pada siklus

II. Kemudian, peneliti menyebarkan kuesioner untuk mengetahui perkembangan motivasi belajar sejarah siswa di kelas X IPS 2 setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Hasil dari motivasi belajar sejarah dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 23: Data Keadaan Akhir Motivasi Belajar Sejarah Siswa No Nama Siswa Jumlah Persentase Kriteria 1 A N 126 90% Sangat Tinggi 2 A S 128 91% Sangat Tinggi 3 A A 122 87% Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

4 A P 130 93% Sangat Tinggi 5 A M 131 94% Sangat Tinggi 6 A H 132 94% Sangat Tinggi 7 D K 134 96% Sangat Tinggi 8 D N 131 94% Sangat Tinggi 9 D T 134 96% Sangat Tinggi 10 D N 123 88% Tinggi 11 E P 135 96% Sangat Tinggi 12 F L 122 87% Tinggi 13 F D 136 97% Sangat Tinggi 14 F A 130 93% Sangat Tinggi 15 F M 132 94% Sangat Tinggi 16 G M 102 73% Cukup 17 J T 131 94% Sangat Tinggi 18 L Q 130 93% Sangat Tinggi 19 M L 106 76% Cukup 20 M K 115 82% Tinggi 21 M R 135 96% Sangat Tinggi 22 M K 108 77% Cukup 23 N H 132 94% Sangat Tinggi 24 P D A 130 93% Sangat Tinggi 25 T N 134 96% Sangat Tinggi Jumlah 3169 Skor Tertinggi 136 97% Sangat Tinggi Skor Terendah 102 73% Cukup Rata-Rata 126,76 91% Sangat Tinggi

Tabel 23 di atas menunjukkan data keadaan akhir motivasi belajar sejarah siswa di kelas X IPS 2. Rata-rata yang diperoleh dari motivasi akhir ini adalah

137,52 dengan persentase sebesar 93%. Skor tertinggi yang diperoleh dari data keadaan awal motivasi belajar siswa adalah 144 dengan persentase 97%, dan skor terendah yang diperoleh adalah 107 dengan persentase 72%. Maka dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa.

Tabel 24: Frekuensi Data Akhir Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 23 77% Tinggi 1 3%

Cukup 1 3%

Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Berdasarkan tabel 24 di atas menunjukkan frekuensi data akhir motivasi belajar sejarah siswa. Siswa yang memiliki kategori motivasi sangat tinggi sebanyak 23 siswa dengan persentase 77%, siswa yang memiliki kategori motivasi tinggi sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, siswa yang memiliki kategori cukup sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, dan siswa yang memiliki kategori rendah dan sangat rendah tidak ada. Untuk melihat seberapa besar perbandingan motivasi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar X: Grafik Persentase Data Keadaan Akhir Motivasi Belajar Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

3. Prestasi Belajar Sejarah Siklus II

Peneliti melakukan pengamatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa pada siklus II. Peneliti menggunakan tes sebagai acuan untuk melihat peningkatan yang terjadi pada prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini data prestasi belajar sejarah siswa siklus II:

Tabel 25: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II Keterangan Tidak No Nama Nilai KKM Tuntas Tuntas 1 A N 83 √ 2 A S 81 √ 3 A A 79 √ 4 A P 80 √ 5 A M 80 √

6 A H 82 √ 7 D K 81 √ 8 D N 75 √ 9 D T 80 √ 10 D N 80 √ 11 E P 81 √ 12 F L 82 √ 13 F D 77 75 √ 14 F A 81 √ 15 F M 81 √ 16 G M N Y 72 √ 17 J T 83 √ 18 L Q 79 √ 19 M L 72 √ 20 M K 77 √ 21 M R 81 √ 22 M K 85 √ 23 N H 91 √ 24 P D A 94 √ 25 T N 85 √ Total 2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Nilai Tertinggi 94 ∑=23 ∑=2 Nilai Terendah 72 Rata-rata 80,88 Persentase 92% 8%

Dari tabel 25 di atas menunjukkan data prestasi belajar sejarah setelah menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Dari data diatas sebanyak 23 siswa yang sudah mencapai KKM (92%), dan sebanyak 2 siswa yang belum mencapai KKM

(8%). Rata-rata nilai yang diperoleh 80,88. Nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa adalah 94, nilai terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 72. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sudah melebihi target yang ingin dicapai.

Tabel 26 : Frekuensi Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II Kriteria Frekuensi Persentase Sangat Tinggi 2 8% Tinggi 16 64% Cukup 7 28% Rendah 0 0% Sangat Rendah 0 0%

Dari tabel 26 di atas menunjukkan frekuensi data prestasi belajar siswa pada siklus II. Siswa yang memiliki kategori prestasi sangat tinggi sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%, siswa yang memiliki kategori prestasi tinggi sebanyak 16 siswa dengan persentase 64%, siswa yang memiliki kategori prestasi cukup sebanyak 7 siswa dengan persentase 28%, siswa yang memiliki kategori prestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

rendah dan sangat rendah tidak ada. Untuk melihat seberapa besar perbandingan motivasi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar XI: Grafik Persentase Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture, peneliti mengamati bahwa sebagian besar sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam diskusi kelompok, siswa juga mampu bekerja sama dengan kelompok, menghargai pendapat teman, serta mengambil giliran dalam maju presentasi. Dalam hal ini motivasi awal belajar sejarah siswa memiliki motivasi yang paling dominan adalah siswa memiliki motivasi yang cukup karena terdapat

20 siswa (67%), namun ada 4 siswa (13%) memiliki motivasi tinggi, dan 1 siswa memiliki motivasi rendah (3%). Selanjutnya, motivasi akhir siswa memiliki motivasi sangat tinggi terbukti dengan data yang didapatkan peneliti ketika menyebarkan kuesioner terdapat 23 siswa (77%) yang memiliki motivasi sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

tinggi dan 1 siswa memiliki motivasi tinggi (3%), dan 1 siswa lainnya memiliki motivasi cukup (3%). Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar sejarah siswa pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

Peneliti juga melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siklus I dan siklus

II. Siklus I didapatkan hasil prestasi belajar sejarah siswa dilihat ada 8 (32%) siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah 75, dan sebanyak 17 (68%) siswa yang telah mencapai KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 76,6. Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dikatakan belum mencapai target yang diinginkan, peneliti melihat rata-rata persentase siklus I yang masih 68% sehingga peneliti melanjutkan ke tahap siklus

II. Pada siklus II hasil ketuntasan belajar yang diperoleh sebanyak 23 siswa yang sudah mencapai KKM (92%), dan sebanyak 2 siswa yang belum mencapai KKM

(8%). Rata-rata nilai yang diperoleh 80,96. Nilai tertinggi yang didapatkan oleh siswa adalah 94, nilai terendah yang didapatkan oleh siswa adalah 72.

Peneliti merasa hasil yang didapatkan di siklus II cukup memuaskan dan telah mencapai target yang diinginkan sehingga penelitian tidak dilanjutkan kembali pada siklus berikutnya.

5. Komparasi Observasi Kegiatan Diskusi, Presentasi Siswa, Motivasi

Belajar Sejarah, dan Prestasi Belajar Sejarah

Dari hasil observasi kegiatan diskusi pada siklus I dan siklus II telah didapatkan data tentang kegiatan siswa saat berdiskusi dan kegiatan presentasi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

kelas setelah peneliti menerapkan model kooperatif tipe Picture and Picture.

Hasil observasi kegiatan diskusi pada siklus I dan siklus II sebagai berikut: a. Komparasi Siklus I dengan Siklus II

Berikut ini adalah komparasi dari observasi kegiatan Diskusi kooperatif siklus I dengan Siklus II :

Tabel 27: Komparasi Observasi Kegiatan Diskusi Siklus I dengan Siklus II No Aspek yang Diamati Siklus Siklus II Selisih Keterangan I Jumlah Jumlah Naik Turun Skor Skor 1 Kerjasama 78 81 3 √ 2 Menanggapi Giliran 79 85 6 √ 3 Bertanya 75 86 11 √ 4 Mengemukakan 77 83 6 √ Pendapat 5 Menghargai Pendapat 81 84 3 √ Teman 6 Keaktifan dalam 76 87 11 √ Diskusi 7 Analisis 80 82 2 √ Permasalahan 8 Memecahkan 78 79 1 √ Masalah 9 Menyusun Gambar 74 88 14 √ Jumlah Skor 698 755 Skor Tertinggi 81 88 Skor Terendah 74 79 Rata-rata 27,92 30,2

Berdasarkan tabel 27 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kegiatan diskusi belajar sejarah siswa pada siklus I dan siklus II di kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta, ketika peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika diskusi berlangsung diantaranya aspek kerjasama, bertanya, mengambil giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, keaktifan dalam diskusi, analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

permasalahan, memecahkan masalah, dan menyusun gambar secara baik dan benar. Aspek kerjasama pada siklus I berjumlah 78 lalu pada siklus II meningkat menjadi 81 dengan selisih yang didapat 3, aspek kooperatif yang kedua adalah menanggapi giliran pada siklus I berjumlah 79, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 85 dengan selisih 6, aspek kooperatif ketiga adalah bertanya pada siklus I berjumlah 75, kemudian terjadi peningkatan pada siklus II menjadi

86 dengan selisih 11, pada siklus aspek mengemukakan pendapat berjumlah 77 pada siklus II meningkat berjumlah 83 dengan selisih 6, aspek kooperatif yang kelima adalah menghargai pendapat teman pada siklus I berjumlah 81 lalu pada siklus II meningkat menjadi 84 dengan selisih 3, aspek kooperatif lainnya adalah keaktifan dalam diskusi yang semula pada siklus I berjumlah 76 meningkat menjadi 87 pada siklus II dengan selisih 11, aspek analisis permasalahan pada siklus I berjumlah 80 kemudian pada siklus II berjumlah 82 dengan selisih 2, aspek kooperatif yang kedelapan adalah memecahkan masalah pada siklus I berjumlah 78 meningkat di siklus II menjadi 79 dengan selisih 1, dan aspek kooperatif yang terakhir adalah menyusun gambar dengan baik dan benar pada siklus I berjumlah 74 meningkat menjadi 88 pada siklus II dengan selisih 14.

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan diskusi siswa pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan dilihat dari keseluruhan aspek kooperatif yang diamati oleh peneliti. Untuk melihat seberapa besar perbandingan kegaiatan diskusi siswa yang terjadi pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam diagram dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Gambar XII: Grafik Perbandingan Kegiatan Diskusi Kooperatif Siswa Siklus I dan Siklus II b. Komparasi Presentasi Siswa Siklus I dengan Siklus II

Peneliti pada tahap selanjutnya akan melihat hasil komparasi atau perbandingan presentasi siswa di kelas dari siklus I dengan siklus II. Berikut hasil komparasi atau perbandingan presentasi siswa siklus I dengan siklus II sebagai berikut:

Tabel 28: Komparasi Presentasi Siswa Siklus I dengan Siklus II No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II Selisih Keterangan Jumlah Jumlah Naik Turun Skor Skor 1 Kreatifitas 77 97 20 √ 2 Penyajian 84 92 8 √ 3 Kelayakan Isi 74 88 14 √ 4 Bahasa 75 87 12 √ Jumlah Skor 310 364 Skor Tertinggi 84 97 Skor Terendah 74 87 Rata-rata 12,4 14,56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Berdasarkan tabel 28 tentang komparasi presentasi siswa siklus I dan siklus II. Aspek kinerja presentasi yang diamati oleh peneliti ada 4 yaitu kreatifitas, penyajian, kelayakan isi, dan bahasa. Kreatifitas yang diperoleh siswa pada siklus I berjumlah 77 pada siklus II meningkat menjadi 97 dengan selisih 20,

Penyajian presentasi siswa pada siklus I berjumlah 84 kemudian meningkat menjadi 92 di siklus II dengan selisih 8, kelayakan isi yang diperoleh siswa pada siklus I berjumlah 74 menjadi 88 pada siklus II dengan selisih 14, aspek kinerja presentasi yang terakhir adalah dilihat dari segi bahasa pada siklus I berjumlah 75 kemudian meningkat menjadi 87 pada siklus II.

Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan presentasi siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I ke siklus II.. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam kegaiatan presentasi di kelas. Berikut ini grafik peningkatan presentasi siklus I dan siklus II

:

Gambar XIII: Grafik Perbandingan Presentasi fSiswa Siklus I dan Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

c. Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah Siswa

Peningkatan motivasi belajar sejarah siswa di kelas X IPS 2 SMA Negeri

10 Yogyakarta dilihat dari hasil komparasi pada saat peneliti menyebarkan kuesioner. Secara umum, terjadi peningkatan motivasi belajar sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture. Hasil komparasi motivasi awal dan motivasi akhir belajar sejarah siswa sebagai berikut:

Tabel 29: Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah Siswa No Nama Keadaan Awal Keadaan Akhir Selisih Keterangan Siswa Skor % Skor % Naik Turun

1 A N 108 77% 126 90% 0,13 √ 2 A S 114 81% 128 91% 0,10 √ 3 A A 103 74% 122 87% 0,14 √ 4 A P 103 74% 130 93% 0,19 √ 5 A M 117 84% 131 94% 0,10 √ 6 A H 105 75% 132 94% 0,19 √ 7 D K 109 78% 134 96% 0,18 √ 8 D N 112 80% 131 94% 0,14 √ 9 D T 105 75% 134 96% 0,21 √ 10 D N 111 79% 123 88% 0,09 √ 11 E P 106 76% 135 96% 0,21 √ 12 F L 104 74% 122 87% 0,13 √ 13 F D 94 67% 136 97% 0,30 √ 14 F A 103 74% 130 93% 0,19 √ 15 F M 109 78% 132 94% 0,16 √ 16 G M 95 68% 102 73% 0,05 √ 17 J T 97 69% 131 94% 0,24 √ 18 L Q 112 80% 130 93% 0,13 √ 19 M L 89 64% 106 76% 0,12 √ 20 M K 108 77% 115 82% 0,05 √ 21 M R 105 75% 135 96% 0,21 √ 22 M K 103 74% 108 77% 0,04 √ 23 N H 110 79% 132 94% 0,16 √ 24 P D 91 65% 130 93% 0,28 √ 25 T N 104 74% 134 96% 0,21 √ Jumlah Skor 4617 3438

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Skor Tertinggi 216 90% 144 97% Skor Terendah 159 66% 107 72% Rata-Rata 184,68 77% 137,52 93%

Berdasarkan tabel 29 menunjukkan hasil komparasi motivasi awal dan akhir dari motivasi belajar sejarah siswa. Tabel diatas memberikan data bahwa terjadi peningkatan motivasi dapat dilihat dari rata-rata persentase yang bermula dari motivasi awal adalah 77%, dan motivasi akhir adalah 93%. Skor tertinggi persentase yang didapat ketika motivasi awal adalah 90%, dan skor terendah persentasenya adalah 66%. Untuk motivasi akhir skor tertinggi persentase yang didapat adalah 97%, dan skor terendah persentasenya adalah 72%. Berikut ini grafik peningkatan motivasi awal dan akhir sebagai berikut:

Gambar XIV: Grafik Komparasi Motivasi Awal dan Akhir Belajar Sejarah Siswa d. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I

Setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture maka diketahui hasil perbandingan nilai pra siklus dengan siklus I prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Tabel 30: Komparasi Prestasi Pra Siklus dengan Siklus I No Nama Siswa Prestasi Belajar Keterangan Pra Siklus Siklus I Naik Turun 1. A N 75 81 √ 2. A S 75 71 √ 3. A A 60 69 √ 4. A P 60 79 √ 5. A M 75 77 √ 6. A H 60 81 √ 7. D K 75 78 √ 8. D N 60 72 √ 9. D T 65 79 √ 10. D N 75 76 √ 11. E P 70 80 √ 12. F L 70 78 √ 13. F D 60 73 √ 14. F A 60 65 √ 15. F M 80 78 √ 16. G M 65 70 √ 17. J T 75 82 √ 18. L Q 75 77 √ 19. M L 65 68 √ 20. M K 65 76 √ 21. M R 75 77 √ 22. M K 60 74 √ 23. N H 80 84 √ 24. P D 75 84 √ 25. T N 60 86 √ Siswa yang 11 17 23 siswa 2 siswa Mencapai KKM 44% 68% Siswa yang Tidak 14 8 Mencapai KKM 56% 32%

Berdasarkan tabel 30 di atas menunjukkan perbandingan nilai dari pra siklus dengan silus I, terlihat bahwa dalam hasil prestasi belajar sejarah siswa mengalami naik turun pada saat sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Ada 23 siswa yang prestasinya naik ketika pra siklus ke siklus I, tetapi ada juga yang prestasinya menurun sebanyak 2 siswa. Selain itu pada saat pra siklus siswa yang mencapai KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

berjumlah 11 siswa (44%), dan yang tidak mencapai KKM berjumlah 14 siswa

(56%). Pada siklus I siswa yang mencapai KKM berjumlah 17 siswa (68%), dan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 8 siswa (32%). Berikut ini adalah grafik peningkatan prestasi belajar sejarah siswa pra siklus dengan siklus I sebagai berikut:

Gambar XV: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dengan Siklus I

Grafik gambar XVI tersebut menunjukan terjadinya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari pra siklus ke siklus I. Data yang di dapatkan dari pra siklus siswa yang mencapai KKM berjumlah 10 siswa (40%), dan yang tidak mencapai KKM berjumlah 15 siswa (60%). Sedangkan, pada siklus I siswa yang mencapai KKM berjumlah 13 siswa (52%), dan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 12 siswa (48%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

e. Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

Setelah mengetahui hasil komparasi pra siklus dengan siklus I, maka peneliti melihat kembali komprasi siklus I dengan siklus II, pada saat peneliti telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Piture dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 31: Komparasi Prestasi Siklus I dengan Siklus II No Nama Siswa Prestasi Belajar Keterangan Siklus I Siklus II Naik Turun 1. A N 81 83 √ 2. A S 71 81 √ 3. A A 69 79 √ 4. A P 79 80 √ 5. A M 77 80 √ 6. A H 81 82 √ 7. D K 78 81 √ 8. D N 72 75 √ 9. D T 79 80 √ 10. D N 76 80 √ 11. E P 80 81 √ 12. F L 78 82 √ 13. F D 73 77 √ 14. F A 65 81 √ 15. F M 78 81 √ 16. G M 70 72 √ 17. J T 82 83 √ 18. L Q 77 79 √ 19. M L 68 72 √ 20. M K 76 77 √ 21. M R 77 81 √ 22. M K 74 85 √ 23. N H 84 91 √ 24. P D 84 94 √ 25. T N 86 85 √ Siswa yang Mencapai 17 23 24 siswa 1 siswa KKM 68% 92% Siswa yang Tidak 8 2 Mencapai KKM 32% 8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Berdasarkan tabel 31 di atas menunjukkan hasil komparasi siklus I dengan siklus II setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Data tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan hasil prestasi yang lebih baik dari siklus I ke siklus II. Untuk jumlah nilai siswa yang masih naik turun dari siklus I ke siklus II berkurang menjadi 1 siswa, sedangkan untuk jumlah nilai siswa yang meningkat menjadi 24 siswa. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM berjumlah 17 siswa (68%), siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 8 siswa (32%). Pada siklus II siswa yang mencapai KKM berjumlah 23 siswa (92%), dan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 2 siswa (8%). Dari hal tersebut peneliti sudah merasa puas terhadap hasil yang didapatkan baik dari motivasi maupun prestasi belajar sejarah siswa dan telah mencapai target yang diinginkan.

Gambar XVI: Grafik Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dengan Siklus II

Grafik gambar XVII tersebut menunjukan terjadinya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari siklus I ke siklus II. Data yang di dapatkan dari siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

siswa yang mencapai KKM berjumlah 17 siswa (68%), dan yang tidak mencapai

KKM berjumlah 8 siswa (32%). Sedangkan, pada siklus II siswa yang mencapai

KKM berjumlah 23 siswa (92%), dan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah

2 siswa (8%).

B. Pembahasan

1. Motivasi Belajar Sejarah Siswa

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong

(driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi belajar sejarah siswa yang rendah pada saat kondisi awal dikarenakan siswa yang tidak fokus di kelas, siswa pasif, dan siswa sering mengabaikan mata pelajaran sejarah karena mata pelajaran sejarah tidak diujikan secara nasional sehingga membuat siswa tidak termotivasi.

Kecenderungan siswa mengabaikan mata pelajaran sejarah mengakibatkan motivasi mereka masih belum maksimal dan masih terbilang cukup rendah motivasi yang rendah mengakibatkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Melihat kondisi yang seperti ini di kelas X IPS 2 maka peneliti memberikan solusi dengan model yang menarik yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Pada model pembelajaran kooperatif ini yang ditekankan adalah siswa mampu menyusun gambar secara baik dan benar agar pembelajaran sejarah terlihat menarik dan mampu membangkitkan motivasi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture dapat dilihat yakni adanya peningkatan motivasi belajar sejarah siswa ketika peneliti menyebarkan kuesioner di motivasi awal dan akhir penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Hal ini dapat dilihat pada tabel 23 dimana tabel tersebut terjadi peningkatan motivasi belajar sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture. Tabel 23 tersebut membenarkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar sejarah siswa yang bisa dilihat dari rata-rata persentase motivasi. Rata-rata persentase motivasi awal terdapat 75%, dan rata-rata persentase motivasi akhir terdapat 92%. Peningkatan motivasi ini bisa terjadi karena adanya proses tanya jawab antara peneliti dengan siswa, siswa juga aktif bertanya saat diskusi dan persentasi di kelas berlangsung.

Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa kelas X

IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Peningkatan motivasi yang terjadi tidak lepas dari faktor dalam maupun luar diri siswa. Faktor dari dalam yang mendorong motivasi adalah siswa itu sendiri untuk aktif mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor dari luar yang mendorong motivasi adalah model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dan cara guru mengajar di kelas. Model pembelajaran yang menarik seperti Picture and Picture siswa menjadi aktif dan tergugah untuk mau belajar sejarah bersama dengan teman kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

2. Kegiatan Belajar Sejarah siswa

Motivasi dengan kegiatan belajar sejarah siswa saling berkaitan erat.

Peneliti juga mengamati dua kegiatan sisiwa di kelas yaitu kegaiatan diskusi kooperatif siswa, dan kegiatan presentasi siswa selama proses pembelajaran di kelas. Pertama, peneliti melakukan pengamatan diskusi siswa dengan menggunakan lembar observasi kooperartif yang terdiri dari 9 aspek terdiri dari kerjasama, menanggapi giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman, keaktifan dalam diskusi, analisis permasalahan, memecahkan masalah, menyusun gambar dengan baik dan benar.

Tabel 13 tentang data observasi diskusi kooperatif siswa siklus I menunjukkan data yang paling dominan adalah menghargai pendapat teman dengan jumlah skor 81 rata-rata 3,24. Berdasarkan tabel 19 tentang data observasi diskusi siswa siklus II menunjukkan data yang paling dominan adalah menyusun gambar dengan baik dan benar dengan jumlah skor 88 rata-rata 3,52.

Di dalam kegiatan belajar sejarah siswa, peneliti melakukan pengamatan kegiatan presentasi siswa dari siklus I ke siklus II. Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I peneliti menunjukkan hasil yang belum maksimal karena siswa dalam presentasi masih ada yang kurang serius dalam penuturan bahasa, ataupun dari segi kelayakan isi. Berdasarkan tabel 15 tentang data presentasi siswa siklus I aspek kinerja presentasi yang paling dominan adalah penyajian presentasi dengan jumlah skor 84 rata-rata 3,36. Berdasarkan tabel 21 tentang data presentasi siswa siklus II peneliti mendapatkan aspek kreatifitas yang dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

seluruh siswa dengan jumlah skor 97 rata-rata sebesar 3,88, merupakan aspek paling dominan.

Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture mampu membuat siswa aktif, dan antusias dalam belajar kelompok terutama menyusun puzzle gambar pendiri tokoh, dan siswa terlibat langsung ketika presentasi di kelas.

3. Prestasi Belajar Sejarah Siswa

Selain motivasi, dan kegiatan belajar sejarah, peneliti melakukan pengamatan terhadap hasil prestasi belajar sejarah siswa yang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Presatsi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Peneliti menggunakan pre test sebagai data pra siklus untuk mengetahui nilai awal siswa sebelum memasuki siklus I. Peneliti membuat 20 soal pilihan ganda pada pra siklus sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. KKM

(Ketuntasan Kriteria Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah adalah 75.

Berdasarkan tabel 11 tentang data pra siklus prestasi belajar sejarah siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture terlihat bahwa ada 11 siswa (44%) yang sudah mencapai KKM dan 14 siswa

(56%) yang tidak mencapai KKM. Melihat kondisi prestasi yang seperti ini peneliti memberikan solusi terkait dengan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Selanjutnya, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture di kelas X IPS 2 secara lambat laun mengalami peningkatan prestasi di siklus I dan siklus II. Siklus I terlihat pada tabel 17 tentang data prestasi belajar sejarah siswa siklus I menunjukkan ada 17 siswa (68%) yang mencapai KKM dan ada 8 siswa (32%) yang tidak mencapai KKM. Dari pra siklus ke siklus I sudah mengalami peningkatan namun tidak signifikan. Pada siklus I ini peneliti belum mencapai target yang diinginkan maka peneliti melangkah ke tahap selanjutnya yaitu siklus II agar target yang dimiliki sudah berhasil dan maksimal.

Siklus II peneliti ingin memperbaiki, dan ingin mencapai target yang diinginkan yang terjadi di siklus I. Pada siklus II telah terjadi peningkatan dari siklus I, terlihat pada tabel 25 tentang data prestasi belajar sejarah siswa siklus II menunjukkan ada 23 siswa (92%) yang mencapai KKM, dan ada 2 siswa (8%) yang tidak mencapai KKM. Pada siklus II ini terlihat sudah menunjukkan ke arah yang lebih baik dari siklus I ke siklus II, dan sudah mencapai target yang diinginkan sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture di SMA Negeri 10 Yogyakarta dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk dalam faktor internal yaitu siswa menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru maupun peneliti. Faktor yang kedua adalah faktor eksternal bisa melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture dan cara mengajar guru.

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini bisa membuat siswa menjadi aktif dalam diskusi, aktif dalam kegiatan presentasi di kelas, dapat memacu siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah dengan kelompok, siswa dapat berkomunikasi dengan teman kelompok pada saat proses pembelajaran. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sudah baik dan sesuai dengan prosedur yang diinginkan sehingga terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peningkatan Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta telah memberikan hasil yang cukup maksimal dan memuaskan, peneliti dapat memberi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan motivasi belajar sejarah siswa, hal ini terbukti pada motivasi

awal dilihat dari rata-rata persentase yang dicapai adalah 75% kemudian

meningkat pada motivasi akhir yang dicapai adalah 91%.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. KKM yang ditentukan oleh

sekolah adalah 75, maka pada pra siklus hasil prestasi yang mencapai KKM

berjumlah 11 siswa yang sudah mencapai KKM (44%), dan sebanyak 14

siswa yang tidak mencapai KKM (56%). Pada siklus I, hasil prestasi yang

mencapai KKM berjumlah 17 siswa (68%) yang mencapai KKM dan ada 8

siswa (32%) yang tidak mencapai KKM. Pada siklus II telah terjadi

peningkatan dari siklus I, terlihat dari data prestasi belajar sejarah siswa

siklus II menunjukkan ada 23 siswa (92%) yang mencapai KKM, dan ada 2

siswa (8%) yang tidak mencapai KKM.

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture mampu

membuat siswa menjadi aktif yang semula pada kondisi awal atau pra siklus

siswa pasif. Hal itu terlihat pada saat peneliti melakukan kegiatan diskusi,

siklus I peneliti mendapatkan data tentang kegiatan diskusi kooperatif siswa,

dimana siswa mau menghargai pendapat teman dengan jumlah skor 81 rata-

rata 3,24. Kegiatan diskusi kooperatif siswa siklus I sudah terlihat baik

namun belum memuaskan. Peneliti mencoba melakukan tindakan ke siklus II

untuk melakukan perbaikan, dimana siswa menjadi antusias dalam diskusi

kelompok dan siswa menjadi semakin peduli terhadap kelompoknya untuk

lebih memecahkan masalah yang dihadapinya.

B. Saran

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran sejarah di kelas, memberikan solusi atas permasalahan yang ada di kelas. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diuraikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk sekolah dalam

memperbaiki kondisi pembelajaran di sekolah dan turut serta dalam

mendukung model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

2. Bagi Guru

Model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture ini dapat digunakan

sebagai variasi bagi guru dalam pembelajaran di kelas agar pembelajaran

sejarah lebih menarik dalam materi Kesultanan Islam di Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3. Bagi Siswa

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

siswa diharapkan dapat termotivasi dan menggugah siswa untuk mengikuti

pembelajaran sejarah di kelas yang pada akhirnya mampu meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai acuan

dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan model dan variabel lainnya

yang lebih variatif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta : Penerbit

Ombak.

Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Baharuddin. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Cucu Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Dien Madjid & Johan Wahyudhi. 2014. Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar. Jakarta:

Prenada Media Group.

Heri Susanto. 2104. Seputar Pembelajaran Sejarah Isu Gagasan dan Strategi

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pemvelajaran Abad

21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jamil Suprihatiningrum. 2106. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kardiyat Wiharyanto, A. dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Masidjo. 2006. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bina Dharma

Mulia.

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang :

Pustaka pelajar Offset.

Moh Yamin. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang : Penerbit Madani.

Muri Yusuf. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 1987. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius.

Ridwan Abdullah Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013, Jakarta : Bumi Aksara.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali.

Sarwiji Suwandi,. 2010. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuna

Pustaka.

Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta : PT Bumi Aksara.

Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Thobroni. 2015. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta :Ar-Ruzz Media.

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : PT Indeks.

Sumber Internet:

Fitri Wijayanti, Yosefin. Peningkatan Prestasi dan Kepuasan Belajar Sejarah

Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Picture and Picture: Penelitian dilakukan di Kelas XI IPS 1 SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta. http://library.usd.ac.id

/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=full&id=787fe7baf8abd9eb

c2bf149a64a358a7 (diunduh pada hari Kamis, tanggal 31Agustus

2017 pukul 12.00 WIB).

Subakti, Y.R. Paradigma Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme. https://

www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/

vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20

SEJARAH%20YR%20subakti.pdf (diunduh pada hari Selasa, tanggal

11 April 2017 Pukul 14.00 WIB).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10 Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Lampiran 5 Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 Penyusunan √ Proposal 2 Penyusunan √ Instrumen 3 Persiapan √ Penelitian 4 Pelaksanaan √ √ Penelitian 5 Analisis Data √ 6 Penyusunan √ √ √ Laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 6 Silabus KOMPETENSI INTI, KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect teaching). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan menggunakan pengetahuan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran melalui keteladanan, ekosistem pendidikan, dan proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan memiliki dampak pengiring (nurturant effect) terhadap pembentukan sikap dan perilaku peserta didik. Pembelajaran langsung dilaksanakan dalam proses pembelajaran Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti-3 dan Kompetensi Inti 4.

Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran kelas X, XI, dan XII disajikan pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

A. Kelas X Alokasi waktu: 2 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran

3.1 Memahami Cara Berpikir  Membaca buku teks konsep Sejarah dan/melihat tayangan berpikir  Cara berpikir film pendek tentang kronologis, kronologis aktivitas manusia diakronik, dalam sehari-hari sinkronik, mempelajari  Membuat dan ruang, dan sejarah mengajukan waktu dalam  Cara berpikir pertanyaan/tanya sejarah diakronik jawab/berdiskusi dalam tentang informasi 4.1 Menyajikan mempelajari tambahan yang belum hasil sejarah dipahami/ingin penerapan  Cara berpikir diketahui sebagai konsep sinkronik klarifikasi tentang berpikir dalam konsep berpikir kronologis, mempelajari kronologis, diakronik, diakronik, sejarah sinkronik, ruang, dan sinkronik, waktu dalam sejarah ruang, dan  Mengumpulkan waktu dalam informasi terkait peristiwa dengan konsep sejarah dalam berpikir kronologis, bentuk tulisan diakronik, sinkronik, atau bentuk ruang, dan waktu lain dalam sejarah dari sumber tertulis, sumber lainnya dan/atau internet.  Menganalisis hasil informasi mendapatkan kesimpulan tentang konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah  Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran 3.2 Memahami Konsep  Membaca buku teks konsep Perubahan dan dan/melihat tayangan perubahan dan Keberlanjutan film pendek tentang keberlanjutan  Makna aktivitas manusia dalam sejarah perubahan sehari-hari  Makna  Membuat dan 4.2 Menerapkan keberlanjutan mengajukan konsep pertanyaan/tanya perubahan dan jawab/berdiskusi keberlanjutan tentang informasi dalam mengkaji tambahan yang belum peristiwa dipahami/ingin sejarah diketahui sebagai klarifikasi tentang konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah  Mengumpulkan informasi terkait dengan konsep perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah dari sumber tertulis, sumber lainnya dan/atau internet  Menganalisis hasil informasi mendapatkan kesimpulan tentang konsep perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah  Menyajikan secara tertulis kesimpulan tentang konsep perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah

3.3 Menganalisis Indonesia  Membaca buku teks kehidupan Zaman dan/atau melihat manusia purba Praaksara: Awal gambar-gambar dan asal-usul Kehidupan tentang aktifitas nenek moyang Manusia kehidupan masyarakat bangsa Indonesia zaman praaksara, peta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Indonesia  Manusia persebaran asal-usul (Melanesoid, purba nenek moyang bangsa Proto, dan  Asal-usul Indonesia dan Deutero nenek peninggalan hasil Melayu) moyang kebudayaan pada bangsa zaman praaksara. 3.4 Memahami Indonesia  Membuat dan hasil-hasil dan  Corak mengajukan nilai-nilai kehidupan pertanyaan/tanya budaya masyarakat jawab/berdiskusi masyarakat  Hasil-hasil tentang informasi praaksara budaya tambahan yang belum Indonesia dan masyarakat dipahami/ingin pengaruhnya  Nilai-nilai diketahui sebagai dalam budaya klarifikasi tentang kehidupan masyarakat kehidupan manusia lingkungan purba, asal-usul nenek terdekat moyang bangsa Indonesia, hasil-hasil 4.2 Menyajikan budaya dan nilai-nilai informasi budaya zaman mengenai praaksara kehidupan  Mengumpulkan manusia purba informasi terkait dan asal-usul dengan pertanyaan nenek moyang mengenai kehidupan bangsa manusia purba, asal- Indonesia usul nenek moyang (Melanesoid, bangsa Indonesia, Proto, dan hasil-hasil dan nilai- Deutero nilai budaya Melayu) dalam masyarakat praaksara bentuk tulisan melalui bacaan sumber-sumber yang 4.3 Menyajikan ada di museum atau hasil-hasil dan peninggalan- nilai-nilai peninggalan yang ada budaya di lingkungan terdekat masyarakat  Menganalisis informasi praaksara dan data-data yang Indonesia dan didapat baik dari pengaruhnya bacaan maupun dari dalam sumber-sumber lain kehidupan yang terkait untuk lingkungan mendapatkan terdekat dalam kesimpulan tentang bentuk tulisan kehidupan manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran purba, asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia  Menyajikan informasi dalam bentuk laporan tertulis mengenai ; kehidupan manusia purba, asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

3.5 Menganalisis Indonesia  Membaca buku teks berbagai teori Zaman Hindu dan/atau melihat tentang proses dan Buddha: gambar-gambar masuknya Silang Budaya peninggalan zaman agama dan Lokal dan Hindu dan Buddha di kebudayaan Global Tahap Indonesia Hindu dan Awal  Membuat dan Buddha ke  Teori-teori mengajukan Indonesia masuknya pertanyaan/tanya agama dan jawab/berdiskusi 3.6 Menganalisis kebudayaan tentang informasi perkembangan Hindu dan tambahan yang belum kehidupan Buddha dipahami/ingin masyarakat,  Kerajaan- diketahui sebagai pemerintahan, kerajaan klarifikasi tentang teori dan budaya Hindu dan masuknya agama dan pada masa Buddha kebudayaan Hindu kerajaan-  Bukti-bukti dan Buddha, kerajaan Hindu kehidupan perkembangan dan Buddha di pengaruh masyarakat, Indonesia serta Hindu dan pemerintahan dan menunjukkan Buddha yang budaya kerajaan- contoh bukti- masih ada kerajaan Hindu dan bukti yang sampai masa Buddha, serta bukti- masih berlaku kini bukti pengaruh Hindu pada dan Buddha yang kehidupan masih berlaku pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran masyarakat kehidupan masyarakat Indonesia Indonesia masa kini. masa kini  Mengumpulkan informasi terkait 4.4 Mengolah dengan pertanyaan informasi mengenai teori tentang proses masuknya agama dan masuknya kebudayaan Hindu agama dan dan Buddha, kebudayaan perkembangan Hindu dan masyarakat, Buddha ke pemerintahan dan Indonesia serta budaya kerajaan- pengaruhnya kerajaan Hindu dan pada Buddha, serta bukti- kehidupan bukti pengaruh Hindu masyarakat dan Buddha yang Indonesia masih berlaku pada masa kini serta kehidupan masyarakat mengemukaka Indonesia masa kini nnya dalam melalui bacaan, bentuk tulisan pengamatan terhadap sumber-sumber zaman Hindu dan Budha yang ada di museum atau 4.5 Menyajikan peninggalan- hasil penalaran peninggalan yang ada dalam bentuk di lingkungan terdekat tulisan tentang  Menganalisis informasi nilai-nilai dan dan data-data yang unsur budaya didapat dari bacaan yang maupun sumber- berkembang sumber lain yang pada masa terkait untuk kerajaan Hindu mendapatkan dan Buddha kesimpulan tentang yang masih teori masuknya agama berkelanjutan dan kebudayaan Hindu dalam dan Buddha, kehidupan perkembangan bangsa masyarakat, Indonesia pada pemerintahan dan masa kini budaya kerajaan- kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti- bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

 Menyajikan informasi dalam bentuk laporan tertulis mengenai teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha, perkembangan masyarakat, pemerintahan dan budaya kerajaan- kerajaan Hindu dan Buddha, serta bukti- bukti pengaruh Hindu dan Buddha yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

3.7 Menganalisis Zaman  Membaca buku teks berbagai teori Kerajaan- dan melihat gambar- tentang proses Kerajaan Islam gambar peninggalan masuknya di Indonesia zaman kerajaan Islam agama dan  Teori-teori di Indonesia kebudayaan masuknya  Membuat dan Islam ke agama dan mengajukan Indonesia kebudayaan pertanyaan/tanya Islam jawab/berdiskusi 3.8 Menganalisis  Kerajaan- tentang informasi perkembangan kerajaan tambahan yang belum kehidupan Islam dipahami/ingin masyarakat,  Bukti-bukti diketahui sebagai pemerintahan kehidupan klarifikasi tentang teori dan budaya pengaruh masuknya agama dan pada masa Islam yang kebudayaan Islam, kerajaan- masih ada perkembangan kerajaan Islam sampai masa kehidupan di Indonesia kini masyarakat, serta pemerintahan dan menunjukkan budaya pada masa contoh bukti- kerajaan-kerajaan bukti yang Islam di Indonesia masih berlaku serta menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran pada contoh bukti-bukti kehidupan yang masih berlaku masyarakat pada kehidupan Indonesia masyarakat Indonesia masa kini masa kini  Mengumpulkan 4.6 Mengolah informasi terkait informasi teori dengan pertanyaan tentang proses tentang teori masuknya masuknya agama dan agama dan kebudayaan Islam, kebudayaan perkembangan Islam ke kehidupan Indonesia masyarakat, dengan pemerintahan dan menerapkan budaya pada masa cara berpikir kerajaan-kerajaan sejarah, serta Islam di Indonesia mengemukaka serta menunjukkan nnya dalam contoh bukti-bukti bentuk tulisan yang masih berlaku pada kehidupan 4.7 Menyajikan masyarakat Indonesia hasil penalaran masa kini melalui dalam bentuk bacaan, pengamatan tulisan tentang terhadap sumber- nilai-nilai dan sumber zaman unsur budaya kerajaan-kerajaan yang Islam yang ada di berkembang museum atau pada masa peninggalan- kerajaan Islam peninggalan yang ada dan masih di lingkungan terdekat berkelanjutan  Menganalisis informasi dalam dan data-data yang kehidupan didapat baik dari bangsa bacaan maupun dari Indonesia pada sumber-sumber lain masa kini yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini  Menyajikan informasi dalam bentuk laporan tertulis tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : X IPS 2/II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

No Kompetensi Inti (KI) KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.8 Menganalisis 3.8.1 Mengidentifikasi jenis-jenis perkembangan Kesultanan Islam di Nusantara kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

masyarakat, 3.8.2 Menganalisis sistem ekonomi, dan pemerintahan dan sitem politik pemerintahan Kesultanan kebudayaan pada di Sumatera seperti Kesultanan masa kerajaan- Samudera Pasai kerajaan Islam di Indonesia dan 3.8.3 Menganalisis sistem ekonomi, dan menunjukan contoh sistem politik pemerintahan bukti-bukti yang Kesultanan di Sumatera seperti masih berlaku pada Kesultanan Aceh kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 3.8.4 Menganalisis sistem ekonomi, dan sistem politik pemerintahan Kesultanan di Jawa seperti Kesultanan Demak

3.8.5 Menganalisis sistem ekonomi, dan sistem politik pemerintahan Kesultanan di Jawa seperti Kesultanan Mataram

3.8.6 Menganalisis sistem ekonomi dan sitem politik pemerintahan Kesultanan di Kalimantan seperti Kesultanan Banjar

4.8 Menyajikan hasil 4.8.1 Menyajikan hasil deskripsi tentang penalaran dalam Kesultanan Islam di Nusantara dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

bentuk tulisan tentang bentuk laporan diskusi dan presentasi nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

C. Tujuan Pembelajaran Melalui model pembelajaran Cooperative Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan dan menyajikan hasil deskripsi tentang materi Kesultanan Islam di Nusantara dengan menggunakan pembelajaran aktif, menyenangkan, dan bermakna siswa dapat memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif) serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

D. Materi Pembelajaran Kesultanan Islam di Nusantara: 1. Kesultanan Islam di Sumatera (Samudera Pasai dan Aceh) 2. Kesultanan Islam di Jawa (Mataram,dan Demak) 3. Kesultanan Islam di Kalimantan (Banjar)

E. Model Pembelajaran : Cooperative Learning F. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok dan penugasan G. Media Pembelajaran : Laptop, video, powerpoint tentang Kesultanan Islam di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dan LCD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

H. Sumber Belajar: 1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Indonesia Kelompok Wajib untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2. Rachmawati, Hesti Dwi. 2016. Sejarah Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.

I. Kegiatan Pembelajaran (2 x 45 menit) No Kegiatan a. Pendahuluan (10 Menit) 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan menyenangkan untuk proses belajar kerapihan siswa dan ruangan kelas, melakukan presensi siswa, menyiapkan media dan buku yang diperlukan. 2. Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa 3. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai 4. Guru menyampaikan materi minggu lalu ke siswa b. Kegiatan Inti (70 Menit) Mengamati 1. Guru menampilkan video dan powerpoint tentang materi Kesultanan Islam di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan 2. Siswa mengamati dengan seksama video dan powerpoint yang ditampilkan oleh guru 3. Guru meminta siswa mencari materi di buku paket sejarah yang berkaitan dengan video dan powerpoint 4. Siswa mencari materi di buku paket sejarah yang berkaitan dengan video dan powerpoint Menanya 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi Kesultanan Islam di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

2. Siswa membuat pertanyaan yang belum jelas dari informasi yang diperoleh, baik itu dari video maupun powerpoint terkait dengan materi Kesultanan Islam di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. MENGUMPULKAN INFORMASI 1. 1. Guru membentuk 5 kelompok diskusi setiap kelompok beranggotakan 5 siswa dan memberi pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok (1) Sultan Iskandar Muda (2) Sultan Malik al-Saleh, (3) Raden Patah, (4) Sultan Agung, (5) Sultan Hidayatullah 2. Siswa berdiskusi dan menyusun puzzle dengan materi yang berbeda, sesuai dengan tema kelompok masing-masing 3. Siswa berusaha mencari sumber-sumber yang ada untuk memecahkan masalah dari pertanyaan yang menjadi bagian dalam kelompoknya dan menuliskan hasilnya dalam selembar kertas MENGASOSIASI 1. Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil kerja kelompok lain yang mereka peroleh. Jika ada koreksi dapat ditulis catatan pada kertas MENGKOMUNIKASIKAN 1. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas 2. Kelompok lain yang tidak presentasi menyimak presentasi dari kelompok temannya c. Penutup (10 Menit) 1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran bersama 2. Guru memberikan penguatan terhadap pencapaian kompetensi siswa, baik sikap, keterampilan ataupun pengetahuan 3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran tentang materi Kesultanan Islam di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

J. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian : a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis dan Lisan c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk kerja; Presentasi; Laporan penugasan

2. Bentuk Penilaian : a. Observasi : Instrument Penilaian Guru b. Tes Tertulis : Uraian ; Laporan c. Unjuk Kerja : Laporan

3. Instrumen penilaian Sikap, pengetahuan dan ketrampilan (terlampir)

Yogyakarta, 17 April 2017 Praktikan

Veronika Indri Tri Utami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

LAMPIRAN 1. MATERI PELAJARAN

KESULTANAN ISLAM DI NUSANTARA

A. Kesultanan Islam di Sumatera 1. Kesultanan Islam di Samudera Pasai Kasultanan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh, kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh bagian utara, kerajaan ini didirikan pada tahun 1270 sampe 1275. Kasultanan samudera pasai menggantungkan hidupnya pada perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain sutera, lada, dan kapur barus. Karena kesultanan ini terkenal sebagai bandar dagang maka banyak pedagang dari luar dan dalam nusantara melakukan hubungan dagang seperti Rumi, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Kelling, Bengal, Melayu, Jawa, Siam, Kedah, dan Pegu. Selain menggantungkan dalam perdagangan Samudera Pasai juga menarik pajak dari barang ekspor dan impor. Samudera pasai juga mengenal sistem mata uang yaitu menggunakan mata uang jetis yg terbuat dr emas dan dramas. Kesultanan Samudera Pasai juga terkenal sebagai pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. 2. Kesultanan Islam di Aceh Kesultanan Aceh didirikan oleh , keultanan aceh meliputi Batak Barus, pasai, Pedir, dan Johor. Kesultanan ini didirikan pada tahun 1520. Kesultanan Aceh menggantungkan hidupnya kepada perdagangan serta melakukan hubungan internasional spt Turki, Abysinia, dan Mesir, adapun komoditas yang diperdagangkan adalah kayu cendana, damar, kapur barus, bunga lawang dan lada. Kesultanan Aceh mengalami kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda yaitu berhasil memperkuat angkatan perang mengadakan hubungan internasional, mengembangkan kebudayaan dan memperkuat kehidupan agama Islam. Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukan pesisir Timur dan barat hingga semenanjung Malaysia yaitu Johor. Kesultanan Aceh sering menjadi ancaman kedudukan portugis di Malaka melalui serangan2 militernya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

B. Kesultanan Islam di Jawa 1. Kesultanan Islam di Demak Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Fatah tahun 1500 M, wilayah kekuasaanya meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Kalimantan. Kemajuan yang dialami Demak dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Karena malaka sudah dikuasai oleh Portugis, maka para pedagang yang tidak simpatik dengan kehadiran Portugis di Malaka beralih haluan menuju ke pelabuhan Demak di Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik. Pelabuhan2 tsb berubah menjadi pelabuhan transit. Selain tumbuh sbg pust perdagangan, Demak tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali yang merupakan tokoh penting dalam kesultanan Demak memanfaatkan posisinya utk lebih menyebarkan Islam pada penduduk Jawa. 2. Kesultanan Islam di Mataram Kesultanan Mataram didirikan oleh Panembahan Senopati, tahun 1578. Wilayah kekuasaanya meliputi Surabaya, Lasem, Pasuruan, dan Tuban. Raja Mataram sangat menggantungkan hidupnya pada sektor agraris dengan mengembangkan daerah persawahan yang luas. Selain itu Mataram mengandalkan komoditas kayu, gula, kelapa, kapas, dan palawija. Pada masa kekuasaan sultan Agung kesultanan mataram mencapai masa kejayaannya dengan menguasai dan mempersatukan daerah jawa serta mengusahakan pengusiran VOC di Indo. Sultan agung terkenal dengan memadukan unsur2 islam dengan budaya jawa, seperti , dan grebek.

C. Kesultanan Islam di Kalimantan 1. Kesultanan Banjar Kesultanan Banjar. Didirikan oleh Sultan Suryanullah wilayah kekuasaan meliputi Sambas, Batanglawai Sukadana, Kotawaringin, Sampit, Madawi, dan Sambangan. Pusat bandar dagang di Kalimantan yang dimana komoditas dagang utama adalah lada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Contoh bukti kebudayaan masa Islam yang masih berkembang hinga saat ini:

1. Sekaten pada mulanya dilakukan oleh Raden Patah dan Wali Songo untuk mengajak masyarakat Jawa agar memeluk agama Islam. Wali Songo kemudian melakukan penyebaran agama Islam dengan menggunakan gamelan sebagai sarana. Masyarakat mulai tertarik dengan ajaran agama Islam yang disebarkan oleh Wali Songo. Masyarakat yang ingin memeluk agama Islam dituntut untuk mengucapkan dua kalimat syahadat (syahadatain). Dari kata syahadatain muncul istilah sekaten. Sekaten terus berkembang dan diadakan secara rutin tiap tahun seiring berkembangnya kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam. Demikian pula pada saat bergesernya kerajaan Islam ke Mataram serta ketika kerajaan Islam

Mataram terbagi menjadi dua yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan

Surakarta, sekaten tetap digelar secara rutin tiap tahun sebagai warisan budaya

Islam.

Grebeg pada dasarnya masih memiliki keterkaitan dengan upacara sekaten. Grebeg Maulud merupakan acara untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adapun perlengkapan yang digunakan dalam upacara grebeg diantaranya gunungan yang secara ramai-ramai dibawa dari Keraton menuju ke Masjid besar Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN

1. Penilaian Diskusi

Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa

Kelas : Hari : Tanggal : Pertemuan Ke: Materi Pokok:

No Nama Jml

Siswa Iran Skor

Kerjasama Menanggapi Gili Bertanya Mengemukakan Pendapat Menghargai Pendapat Teman Keaktifan dalam Diskusi Analisis Permasalahan Memecahkan Masalah Menyusun Gambar 1

2

3

Jml

Rata- rata

2. Penilaian Keterampilan Lembar Pengamatan Presentasi Mata Pelajaran : Materi: Kelompok:

No Nama Kinerja Presentasi Jumlah Siswa Kreatifitas Penyajian Kelayakan Bahasa Isi Isi 1 2 Dst

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Penilaian Skor Menggunakan Skala Likert 5= Sangat Baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang

Keterangan : No Indikator Kriteria

1 Kreatifitas Baru, Unik, Tidak Asal Berbeda

2 Penyajian Isi Keterlibatan Peserta Didik untuk aktif dan Kontekstual 3 Kelayakan Isi Keakuratan Materi

4 Bahasa Jelas, Mudah Dipahami dan Komunikatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : X/II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

No Kompetensi Inti (KI) KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) No Kompetensi Dasar No Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.8 Menganalisis 3.8.7 Menganalisis sistem ekonomi, dan perkembangan kehidupan sitem politik pemerintahan masyarakat, pemerintahan Kesultanan di Banten dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan 3.8.8 Menganalisis sistem ekonomi, dan Islam di Indonesia dan sistem politik pemerintahan menunjukan contoh bukti- Kesultanan di Sulawesi seperti bukti yang masih berlaku Kesultanan Gowa Tallo pada kehidupan masyarakat Indonesia 3.8.9 Menganalisis sistem ekonomi, dan masa kini. sistem politik pemerintahan Kesultanan di Maluku seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Kesultanan Ternate

3.8.10 Menganalisis sistem ekonomi, dan sistem politik pemerintahan Kesultanan di Maluku seperti Kesultanan Tidore

3.8.11 Menganalisis sistem ekonomi, dan sistem politik pemerintahan Kesultanan di Nusa Tenggara seperti Kesultanan Lombok, dan Sumbawa

4.8 Menyajikan hasil 4.8.1 Menyajikan hasil deskripsi tentang penalaran dalam bentuk Kesultanan Islam di Nusantara ( tulisan tentang nilai-nilai Kesultanan Sulawesi, Maluku, Nusa dan unsur budaya yang Tenggara) dalam bentuk laporan berkembang pada masa diskusi dan presentasi kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

C. Tujuan Pembelajaran Melalui model pembelajaran Cooperative Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan dan menyajikan hasil deskripsi tentang materi Kesultanan Islam di Nusantara dengan menggunakan pembelajaran aktif, menyenangkan, dan bermakna siswa dapat memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan proaktif (kreatif) serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

D. Materi Pembelajaran Kesultanan Islam di Nusantara: 4. Kesultanan Islam di Jawa (Banten) 5. Kesultanan Islam di Sulawesi (Gowa Tallo) 6. Kesultanan Islam di Maluku (Ternate dan Tidore) 7. Kesultanan Islam di Nusa Tenggara (Lombok dan Sumbawa)

E. Model Pembelajaran : Cooperative Learning F. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok dan penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

G. Media Pembelajaran : Laptop, video, powerpoint tentang Kesultanan Islam di Banten, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara, LCD.

H. Sumber Belajar : 1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Indonesia Kelompok Wajib untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2. Rachmawati, Hesti Dwi. 2016. Sejarah Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.

I. Kegiatan Pembelajaran (2 x 45 menit)

No Kegiatan a. Pendahuluan (10 Menit)

1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif dan menyenangkan untuk proses belajar kerapihan siswa dan ruangan kelas, melakukan presensi siswa, menyiapkan media dan buku yang diperlukan. 2. Peserta didik bersama guru mengawali pembelajaran dengan berdoa 3. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai 4. Guru menyampaikan materi minggu lalu ke siswa b. Kegiatan Inti (70 Menit)

Mengamati 1. Guru menampilkan video dan powerpoint tentang materi Kesultanan Islam di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara 2. Siswa mengamati dengan seksama video dan powerpoint yang ditampilkan oleh guru 3. Guru meminta siswa mencari materi di buku paket sejarah yang berkaitan dengan video dan powerpoint 4. Siswa mencari materi di buku paket sejarah yang berkaitan dengan video dan powerpoint

Menanya 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi Kesultanan Islam di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara 2. Siswa membuat pertanyaan yang belum jelas dari informasi yang diperoleh, baik itu dari video maupun powerpoint terkait dengan materi Kesultanan Islam di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

MENGUMPULKAN INFORMASI 1. Guru membentuk 5 kelompok diskusi setiap kelompok beranggotakan 5 siswa dan memberi pertanyaan yang berbeda pada setiap kelompok (1) Sultan Baabullah (2) Sultan Hasanudin, (3) Sultan Nuku, (4) Prabu Rangkesari, (5) Sultan Ageng Tirtayasa 2. Siswa berdiskusi dan menyusun puzzle dengan materi yang berbeda sesuai dengan tema kelompok masing-masing 3. Siswa berusaha mencari sumber-sumber yang ada untuk memecahkan masalah dari pertanyaan yang menjadi bagian dalam kelompoknya dan menuliskan hasilnya dalam selembar kertas

MENGASOSIASI 1. Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil kerja kelompok lain yang mereka peroleh. Jika ada koreksi dapat ditulis catatan di kertas

MENGKOMUNIKASIKAN 1. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas 2. Kelompok lain yang tidak presentasi menyimak presentasi dari kelompok temannya Penutup (10 Menit) 1. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran bersama 2. Guru memberikan penguatan terhadap pencapaian kompetensi siswa, baik sikap, keterampilan ataupun pengetahuan 3. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran tentang materi Kesultanan Islam di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara

J. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 4. Teknik penilaian : a. Penilaian Sikap : Observasi/Pengamatan b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis dan Lisan c. Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja; Presentasi; Laporan penugasan

5. Bentuk Penilaian : d. Observasi : Instrument Penilaian Guru e. Tes Tertulis : Uraian ; Laporan f. Unjuk Kerja : Laporan

6. Instrumen penilaian Sikap, pengetahuan dan ketrampilan (terlampir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Yogyakarta, 17 April 2017 Praktikan

Veronika Indri Tri Utami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

LAMPIRAN 1. MATERI PELAJARAN

KESULTANAN ISLAM DI NUSANTARA

A. Kesultanan Islam di Banten, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara 1. Kesultanan Islam di Banten Kesultanan Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat pulau Jawa, dnegan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana Hasanudin, putra Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin atau lebih terkenal dengan sebutan Fatahilah mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan yakni kesultanan Banten. Pada awalnya kawasan Banten dikenal dengan nama Banten Girang yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Selain membangun benteng pertahanan di Banten, Fatahilah melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut. Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Sultan Trenggono, Banten melepaskan diri dan menjadi kesultanan sendiri yang mandiri. Secara politik pemerintahan Banten juga semakin kuat. Perluasan wilayah kekuasaan terus dilakukan bahkan sampai ke daerah yang pernah dikuasai kerajaan Pajajaran. Namun ada sebagian masyarakat yang tetap mempertahankan agama dan istiadat nenek moyang, mereka dikenal dengan nama masyakarat Badui. Dalam bidang kebudayaan seni bangunan mengalami perkembangan. Beberapa jenis bangunan yang masih tersisa antara lain Masjid Agung Banten, bangunan keraton dan gapura-gapura. B. Kesultanan Islam di Sulawesi 1. Kesultanan Gowa Tallo Wilayah kekuasaan Kesultanan Gowa adalah Bulukumba, Wajo, Duri, Lamuru, Lengkese, dan Palobaengkeng. Pemimpin Gowa yang pertama adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Tumaparisi Kallona. Tumaparisi Kallona melakukan kebijakan yaitu melakukan pengumpulan pajak bea pada syahbandar dan melakukan ekspansi ke wilayah lain yaitu Bone dan Siang. Pemimpin Gowa yang kemudian memeluk agama Islam dan bergelar Sultan yang pertama adalah Sultan Abdullah Awwal al-Islam. Pada masa pemerintahan Kesultanan Gowa menjalin hubungan yang baik dengan Kesultanan Banten. Kesultanna Gowa mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Hasanuddin. Ia berhasil menguasai daerah sekitar Makasar dan berusaha melakukan perlawanan pada VOC namun gagal akibat VOC melakukan politik adu domba. Kesultanan Gowa menggantungkan hidupnya dari perdagangan dengan komoditas utamanya yaitu rempah-rempah, cendana, beras.

C. Kesultanan Islam di Maluku 1. Kesultanan Ternate Kesultanan Ternate terletak di Pulau Gapi Kepulauan Maluku. Wilayah kekuasaan membentang dari Sulawesi, Bima, Mindanau. Pendiri kesultanan Ternate Momole Ciko yang masih menggunakan gelar tradisional Ternate yaitu Kolano. Pada masa sultan Zainal Abidin yang sudah terkena pengaruh Islam dan menjadi pemimpin pertama yang beragama Islam, gelar Kolana berganti menjadi Sultan. Kemudian sultan Zainal Abidin menjadikan Islam sebagai agama kerajaan dan memberlakukan hukum Islam. Kesultanan Ternate menggantungkan hidupnya dari perdagangan dengan komoditas utamanya adalah rempah-rempah. Untuk menjaga kepentingan daganganya kesultanan Ternate membentuk persekutuan yang disebut dengan Uli Lima yang terdiri atas Bacan, Obi, Seram, Ambon, dan Ternate. Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaan pada massa Sultan Baabullah. 2. Kesultanan Tidore Kesultanan Tidore terletak di Tidore, Maluku Utara. Pemimpin kesultanan Tidore yang pertama adalah Sultan Jamaluddin. Pengganti Sultan Jamaluddin adalah Sultan Mansyur yang mengadakan persekutuan dengan Spanyol dalam rangka mengimbangi Kesultanan Ternate yang bersekutu dengan Portugis. Kesultanan Tidore juga membentuk persekutuan yang dikenal dengan nama Uli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, , Pulau Raja Ampat, Kai dan . Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku.

D. Kesultanan Islam di Nusa Tenggara 1. Kesultanan Lombok dan Sumbawa Selaparang merupakan pusat kesultanan Islam di Lombok. Tokoh Prabu Rangkesari. Islam disebarkan ke daerah Lombok meliputi Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan. Kemudian Sunan Prapen meneruskan dakwahnya dari Lombok ke Sumbawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN

1. Penilaian Diskusi

Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa

Kelas : Hari : Tanggal : Pertemuan Ke: Materi Pokok:

No Nama Jml Siswa Skor

nghargai nghargai Kerjasama Menanggapi GiliIran Bertanya Mengemukakan Pendapat Me Pendapat Teman Keaktifan dalam Diskusi Analisis Permasalahan Memecahkan Masalah Menyusun Gambar 1

2

3

Jml

Rata- rata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

2. Penilaian Keterampilan

Lembar Pengamatan Presentasi

Mata Pelajaran : Materi: Kelompok:

No Nama Kinerja Presentasi Jumlah Siswa Kreatifitas Penyajian Kelayakan Bahasa Isi Isi 1 2 Dst

Penilaian Skor Menggunakan Skala Likert 5= Sangat Baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang

Keterangan :

No Indikator Kriteria

1 Kreatifitas Baru, Unik, Tidak Asal Berbeda

2 Penyajian Isi Keterlibatan Peserta Didik untuk aktif dan Kontekstual 3 Kelayakan Isi Keakuratan Materi

4 Bahasa Jelas, Mudah Dipahami dan Komunikatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Lampiran 9 On Task & Off Tak

LEMBAR PENGAMATAN SISWA ON TASK

No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran 2 Siswa mendengarkan penjelasan guru 3 Siswa menanggapi pertanyaan dari guru 4 Siswa mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 6 Siswa menyampaikan pendapat dengan santun 7 Siswa berpakaian dengan santun dan rapi Siswa bertanya kepada guru materi yang kurang 8 dipahami

LEMBAR PENGAMATAN SISWA OFF TASK

No Aspek yang Diamati Jumlah Persentase 1 Siswa keluar masuk kelas tanpa izin guru 2 Siswa bermain handphone (HP) di kelas 3 Siswa tidak berpakaian dengan santun dan rapi 4 Siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik 5 Siswa tidak mencatat hal-hal penting 6 Siswa mengobrol dengan teman sebangku 7 Siswa pasif bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Kooperatif

No Nama Jumlah

Siswa Skor asalahan

Kerja sama Menanggapi Giliran Bertanya Mengemukakan Pendapat Menghargai Pendapat Teman Keaktifan dalam Diskusi Analisis perm Memecahkan masalah Menyusun Gambar 1

2

3

Dst

Jml

Rata -rata

Keterangan : 1. Kerjasama 2. Menanggapi giliran 3. Bertanya 4. Mengemukakan pendapat 5. Menghargai pendapat teman 6. Keaktifan dalam diskusi 7. Analisis Permasalahan 8. Memecahkan masalah 9. Menyusun gambar dengan baik dan benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 11 Soal Pre Tes PRE TES SEKOLAH MENENGAH ATAS 10 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Alamat : Jl. Gadean No 5 Ngupasan Gondomanan, Yogyakarta 55122

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/Program : X / IPS Hari/Tanggal : Rabu / 19 April 2017 Waktu : 15 Menit

PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D, ATAU E PADA LEMBAR JAWAB YANG TERSEDIA 1. Sumber berita asing yang menyebutkan banyak penduduk Perlak yang beragama Islam pada tahun 1292 dan pedagang India turut berperan dalam penyebaran agama Islam adalah berita .... A. Ma Huan B. Marco Polo C. Ibnu Batuttah D. Dinasti Tang E. Arab

2. Musafir Italia yang pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan mencatat keberadaan umat muslim di Nusantara adalah .... A. Tomepires B. Marco Polo C. Ibnu Batutah D. Fransiskus Xaferius E. Christhoper Colombus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

3. Salah satu bukti yang memperkuat teori bahwa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat adalah .... A. adanya tradisi upacara di Sumatera B. penggunaan gelar al-malik oleh raja-raja , gelar yang lazim dipakai di Gujarat C. persamaan mazhab, yakni mazhab Hanafi D. corak nisan Sultan Samudera Pasai Malik al-Saleh E. adanya aliran Syiah di Indonesia

4. Salah satu bukti yang mendukung teori bahwa bangsa Arab (Timur Tengah) yang menyebarkan Islam di Nusantara adalah .... A. batu nisan Malik al-Saleh B. berita Marco Polo (1292) yang mengatakan banyak penduduk Perlak memeluk Islam yang disebarkan oleh pedagang Arab C. kesamaan mazhab antara Islam yang dianut penduduk Nusantara dan mazhab Islam yang dianut di Mekah dan di Mesir D. adanya penganut Syiah di Nusantara E. adanya peringatan Tabut di Nusantara seperti halnya di Persia

5. Bukti fisik sejarah tertua yang menunjukkan bahwa agama Islam telah masuk dan berkembang di Nusantara sebelum abad XII adalah .... A. pemukiman muslim di Baros tahun 674 B. batu nisan sultan Malik al-Saleh C. makam Fatimah binti Maimun D. makam Sunan Gunung Jati E. Masjid Demak

6. Makam yang ditemukan di Pulau Jawa sebagai bukti bahwa Islam berkembang di Jawa sebelum abad XII adalah makam .... A. Imogiri B. Sunan Muria C. Islam Troloyo D. Sultan Malik al-Saleh E. Fatimah binti Maimun

7. Malik al-Saleh, Muhammad Malik az-Zahir, dan Mahmud Malik az-Zahir. Ketiga nama tersebut merupakan para sultan Samudera Pasai menjadi salah satu indikasi pendukung teori .... A. Gujarat B. Persia C. Yunan D. Arab E. Nusantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

8. Peringatan Tabut/Tabuik setiap tanggal 10 Muharam yang dilakukan oleh penganut Syiah di Bengkulu merupakan salah satu bukti pendukung teori .... A. Arab B. Yunan C. Persia D. Gujarat E. Arus Balik

9. Perhatikan informasi berikut ini. Salah satu saluran penyebaran agama Islam di Indonesia adalah melalui perkawinan. Misalnya, perkawinan antara Rara Santang (putri dari Prabu Siliwangi) yang beragama Hindu dan Syarif Abdullah (mubalig dan musafir besar keturunan Arab dari Gujarat India, yang dikenal dengan Syekh Maulana Akbar). Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa perkawinan antara para saudagar Islam dan penduduk Nusantara ataupun putri-putri raja atau bangsawan memudahkan penyebaran Islam karena.... A. anak-anak hasil pernikahan tersebut cenderung menganut agama Islam, agama yang dianut orangtuanya B. menantu saudagar akan diangkat menjadi duta dalam hubungan luar negeri C. raja-raja pribumi ingin menjalin hubungan politik dengan para saudagar Islam D. perekonomian kerajaan dapat berkembang berkat kehadiran menantunya yang telah menjadi saudagar E. para saudagar Islam mewajibkan pasangannya untuk mengucapkan kalimat syahadat sebagai syarat untuk menikah

10. Saluran penyebaran agama Islam yang dianggap paling efektif adalah.... A. tasawuf B. pendidikan C. pernikahan D. perdagangan E. pembebasan budak

11. Saluran penyebaran Islam yang paling efektif untuk mengislamkan suatu kerajaan beserta rakyatnya adalah.... A. perdagangan B. pernikahan C. pendidikan D. tasawuf E. kesenian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

12. Islam menggunakan saluran kesenian dalam menyebarluaskan ajarannya. Salah satu bentuk penggunaan kesenian dalam penyebarluasan agama Islam adalah.... A. munculnya candi-candi bercorak Islami B. Islam memperkenalkan tarian bercorak Islami C. pertunjukkan wayang dijadikan sarana untuk berdakwah D. Islam memperkenalkan upacara-upacara tradisional E. pengenalan musik Timur Tengah menjadi media dakwah

13. Kesenian yang tidak berkembang pada masa perkembangan agama dan kebudayaan Islam adalah seni .... A. sastra B. arsitektur C. wayang D. musik E. patung

14. Pada masa perkembangan Islam seni lukis kurang berkembang karena .... A. Islam tidka berminat terhadap kesenian B. dalam Islam, seni yang dikembangkan seni kaligrafi C. Islam mengembangkan seni bangunan dan seni musik D. Islam melarang penggambaran makhluk berwarna E. penganjur Islam menekan perkembangan kesenian

15. Sebagai tokoh penyebaran agama Islam, para wali juga memiliki peran penting dalam kerajaan-kerajaan Islam sebagai.... A. pujangga kerajaan B. panglima perang C. perdana menteri D. pengganti raja E. penasihat raja

16. Salah seorang Wali Songo yang melarang pengorbanan sapi dan menggantikannya dengan kerbau sebagai bentuk toleransi terhadap umat Hindu adalah Sunan.... A. Bonang B. Kudus C. Ampel D. Muria E. Giri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

17. Jaringan ulama memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara lewat yang dimilikinya. Pesantren yang santrinya datang hingga dari Kepulauan Maluku adalah pesantren yang didirikan oleh Sunan.... A. Giri B. Kudus C. Bonang D. Kalijogo E. Gunung Jati

18. Perhatikan nama-nama Wali Songo berikut. 1). 2). 3). 4). 5). Wali Songo yang terkenal aktif berdakwah melalui saluran kesenian ditunjukkan nomor .... A. 1), 2), dan 3) B. 1), 2), dan 4) C. 1), 3), dan 4) D. 2), 3), dan 5) E. 3), 4), dan 5)

19. Ulama asal Makasar penyebar Islam di Afrika Selatan yang pernah belajar di Samudera Pasai adalah .... A. Sunan Giri B. Syekh Yusuf C. Syekh Sulaiman D. Dato Ri Bandang E. Syekh Burhanuddin

20. Sunan yang menyebarkan Islam di Tuban, Jawa Timur dan berdakwah lewat media kesenian adalah .... A. Sunan Ampel B. Sunan Kalijaga C. Sunan Muria D. Sunan Bonang E. Sunan Gunung Jati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Lampiran 12 Soal Tes SOAL TES SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Alamat : Jl. Gadean No 5 Ngupasan Gondomanan, Yogyakarta 55122

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/Program : X / IPS Hari/Tanggal : Rabu / 3 Mei 2017 Waktu : 90 Menit

PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA HURUF A, B, C, D, ATAU E PADA LEMBAR JAWAB YANG TERSEDIA!

1. Berikut ini adalah jenis-jenis Kesultanan Islam di Nusantara yang bercorak agraris, kecuali .... A. Kesultanan Samudera Pasai B. Kesultanan Demak C. Kesultanan Mataram D. Kesultanan Bima E. Kesultanan Lombok

2. Komoditas dagang utama Kesultanan Samudera Pasai adalah .... A. lada, sutera, kamper, dan emas B. padi, jagung, dan lada C. lada, bawang, dan pala D. perak, damar, dan emas E. cendana, sutera, dan porselin

3. Kesultanan Samudera Pasai menggunakan mata uang yang disebut dengan .... A. dirham B. dinar C. ceitis D. koin E. peso

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

4. Para pedagang yang pernah mengunjungi Pasai berasal dari berbagai wilayah, diantaranya adalah.... A. Persia, Arab, Tiongkok, Gujarat, Melayu, dan Jawa B. Malaysia, Arab, Filipina, dan Melayu C. Tiongkok, Arab, Indonesia, dan Mesir D. Persia, Mesir, dan Kamboja E. Tiongkok, Gujarat, Amerika, dan Jawa

5. Pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Saleh Kesultanan Samudera Pasai mempunyai hubungan dengan negara .... A. Arab B. Yunan C. Persia D. Gujarat E. Cina

6. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1). Sultan Mahmud Malik Zahir 4). Abu Zain Malik Zahir 2). Sultan Zainal Abidin Malik Zahir 5). Mahmud Malik Zahir 3). Sultanah Nahrisyah Sultan yang memerintah pada tahun 1513-1524 ditunjukkan pada nomor .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

7. Komoditas dagang utama Kesultanan Aceh adalah .... A. padi, dan cendana B. lada, dan timah C. perak, dan lada D. jagung, dan timah E. porselin dan lada

8. Dalam masyarakat Aceh yang memiliki posisi sebagai golongan bangsawan adalah .... A. teuku B. tengku C. apanage D. raja E. sultan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

9. Pemimpin pertama Kesultanan aceh adalah .... A. Sultan Alaudin Ri’ayat Syah B. Sultan Iskandar Muda C. Sultan Ali Mughayat Syah D. Sultan Nuku E. Sultan Ageng Tirtayasa

10. Perhatikan pernyataan dibawah ini! 1). Barus, Pedir, Johor, Pasai 4). Pedir, Banten, Maluku, dan Johor 2). Barus, Riau, dan Maluku 5). Barus, Pedir, Johor, dan Lampung 3). Pedir, Lampung, dan Pasai

Wilayah persebaran dari Kesultanan Aceh ditunjukkan pada nomor .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

11. Sultan Aceh yang mengadakan hubungan Internasional untuk menghadapi kekuasaan Portugis adalah.... A. Sultan Ali Mughayat Syah B. Sultan Alaudin Triayat C. Sultan Iskandar Muda D. Sultan Alaudin Ri’ayat Syah E. Sultan Iskandar Tani

12. Komoditas dagang utama Kesultanan Demak adalah .... A. lilin, jagung dan madu B. beras, cendana, dan lilin C. timah, beras, dan madu D. beras, lilin, dan madu E. madu, lada, dan jagung

13. Kesultanan Demak menggantungkan hidupnya pada bidang .... A. maritim B. perkebunan C. pertambangan D. agraris E. perikanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

14. Perhatikan pernyataan dibawah ini! 1). Pajang 2). Surabaya 3). Lasem 4). Tuban 5). Cirebon

Wilayah kekuasan Kesultanan Mataram Isalam adalah.... A. 1,3,4 B. 2,4,5 C. 2,3,4 D. 1,2,3 E. 3,4,5

15. Kesultanan Mataram memiliki tiga pelabuhan dagang utama, kecuali.... A. Jepara, Tegal, dan Kendari B. Tegal, Surabaya, dan Banyuwangi C. Jepara, Kendal, dan Tegal D. Kendal, Semarang, dan DIY E. Tegal, Jakarta, dan DIY

16. Berikut bukti-bukti yang menandakan kemajuan Kesultanan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, kecuali .... A. bersekutunya Banten dengan VOC B. berkembangnya Banten sebagai kerajaan Maritim C. dikembangkannya perdagangan antar pulau D. berkembangnya armada laut E. diusahakannya pengembangan pertanian yang lua

17. Proses Islamisasi Kesultanan Banjar terjadi pada tahun .... A. 1551 M B. 1550 M C. 1555 M D. 1450 M E. 1515 M

18. Hasil barang dagang utama dari Kesultanna Gowa Tallo, kecuali.... A. lada B. cendana C. kapas D. cangkang penyu E. beras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

19. Sultan yang pertama dari Kesultanan Ternate yang telah bersatu dengan perkampungan adalah .... A. Sultan Baabullah B. Sultan Nuku C. Momole Ciko D. Sultan Zainal Abidin E. Prabu Rangkesari

20. Makyan, Jailolo, Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Wilayah ini termasuk ke dalam persekutuan yang disebut dengan .... A. Uli lima B. Uli siwa C. VOC D. Persekutuan dagang E. Monopoli dagang

Essay 1. Jelaskan faktor-faktor yang mendorong Kesultanan Aceh ketika kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda! 2. Jelaskan peran Wali Songo bagi Kesultanan Demak! 3. Jelaskan keterkaitan antara Kesultanan Banten dengan Kesultanan Demak! 4. Jelaskan proses terbentuknya Kesultanan Gowa Tallo! 5. Jelaskan peran Sultan Zainal Abidin sewaktu menjadi raja pertama dari Kesultanan Ternate yang memeluk Islam!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Kunci Jawaban Pre Tes 1. B 11. B 2. B 12. C 3. D 13. E 4. C 14. D 5. C 15. E 6. E 16. B 7. D 17. A 8. C 18. D 9. A 19. D 10. C 20. D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Kunci Jawaban Tes 1. A 11. D 2. A 12. B 3. C 13. D 4. A 14. C 5. C 15. E 6. E 16. A 7. A 17. B 8. C 18. B 9. D 19. A 10. A 20. E

Essay: 1. Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahannya perdagangan Aceh berkembang pesat dan perluasan wilayahnya mencapai sebagaian besar Sumetera dan Semenanjung Malaya.

2. Kaum ulama selaim sebagai penyebar agama Islam di pulau Jawa dengan pusatnya adalah Demak kaum ulama juga berperan penting dalam memberikan nasihat kepada Sultan yang memerintah di Kesultanan Demak.

3. Pada awalnya kawasan Banten dikenal dengan nama Banten Girang yang merupakan bagian dari kerjaan Sunda. Kedatangan pasukan kerajaan dibawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugis dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513. Seiring dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Sultan Trenggono, Banten melepaskan diri dan menjadi kesultanan sendiri yang mandiri.

4. Wilayah kekuasaan Kesultanan Gowa adalah Bulukumba, Wajo, Duri, Lamuru, Lengkese, dan Palobaengkeng. Pemimpin Gowa yang pertama adalah Tumaparisi Kallona. Tumaparisi Kallona melakukan kebijakan yaitu melakukan pengumpulan pajak bea pada syahbandar dan melakukan ekspansi ke wilayah lain yaitu Bone dan Siang. Pemimpin Gowa yang kemudian memeluk agama Islam dan bergelar Sultan yang pertama adalah Sultan Abdullah Awwal al-Islam. Pada masa pemerintahan Kesultanan Gowa menjalin hubungan yang baik dengan Kesultanan Banten. Kesultanna Gowa mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Hasanuddin. Ia berhasil menguasai daerah sekitar Makasar dan berusaha melakukan perlawanan pada VOC namun gagal akibat VOC melakukan politik adu domba. Kesultanan Gowa menggantungkan hidupnya dari perdagangan dengan komoditas utamanya yaitu rempah-rempah, cendana, beras.

5. Peran sultan Zainal Abidin yaitu pada masa sultan Zainal Abidin yang sudah terkena pengaruh Islam dan menjadi pemimpin pertama yang beragama Islam, gelar Kolana berganti menjadi Sultan. Kemudian sultan Zainal Abidin menjadikan Islam sebagai aturan dalam Kesultanan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Lampiran 13 Kisi-Kisi Pre Tes

SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA Jl. Gadean No 5, Ngupasan, Kec. Godomanan, Kota Yogyakarta, DIY (55122)

KISI-KISI PRE TES

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH MENGENGAH ATAS KELAS/SEMESTER : X/II MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA PROGRAM KEAHLIAN : IPS

NO KOMPETENSI INDIKATOR INDIKATOR SOAL SOAL NOMOR BENTUK DASAR PENCAPAIAN SOAL SOAL KOMPETENSI 1. 3.7 Menganalisis berbagai 3.7.1 Mengidentifikasi Teori 1 Siswa dapat 1. Sumber berita 1 PG teori tentang proses masuk masuk dan berkembangnya mengidentifikasi asing berdasarkan dan berkembangnya agama agama dan kebudayaan Islam mengenai Teori Gujarat Teori Gujarat dan kebudayaan Islam di di Indonesia 2. Musafir Italia 2 PG Indonesia yang menyatakan bahwa pada tahun 1292 terdapat beberapa penduduk lokal di Perlak yang beragama Islam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

3. Salah satu bukti 3 PG yang memperkuat teori Islam yang berasal dari Teori Gujarat

2 Siswa dapat 1. Bukti yang 4 PG mengidentifikasi Teori mendukung teori Arab Arab menyebarkan Islam 2. Bukti fisik 5 PG sejarah tertua berdasarkan Teori Arab 3. Salah satu bukti 6 PG bahwa Islam berkembang sebelum abad XII berdasarkan Teori Arab 4. Penggunaan 7 PG gelar Sultan yang menjadi pendukung dari Teori Arab

3. Siswa dapat 1. Tradisi Syiah 8 PG mengidentifikasi Teori yang dilakukan di Persia Indonesia berdasarkan Teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Persia

3.7.3 Menganalisis saluran 1. Siswa dapat 1. Salah satu 9 PG penyebaran Islam di menganalisis saluran penyebaran agama Indonesia perkawinan penyebaran Islam di Indonesia Islam di Indonesia melalui perkawinan 2. Saluran 10 PG penyebaran agama Islam yang paling efektif 3. Saluran 11 PG penyebaran Islam untuk mengislamkan suatu keraajaan beserta rakyatnya

2. Siswa dapat 1. Salah satu 12 PG menganalisis saluran bentuk kesenian penyebaran penggunaan Islam di Indonesia kesenian dalam penyebarluasan agama Islam 2. Kesenian yang 13 PG tidak berkembang pada masa perkembangan agama dan kebudayaan Islam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

3. Perkembangan 14 PG Islam pada seni lukis kurang berkembang

3.7.3 Mengidentifikasi tokoh- 1. Siswa dapat 1. Peran penting 15 PG tokoh penyebar Islam di mengidentifikasi tokoh- para Wali Songo Indonesia tokoh penyebar Islam di dalam kerajaan Indonesia Islam 2. Sunan yang 16 PG melarang pengurbanan sapi dan menggantikannya dengan kerbau sebagai bentuk toleransi terhadap umat Hindu 3. Sunan yang 17 PG memiliki pesantren dan santrinya datang hingga dari Kepulauan Maluku 4. Wali Songo 18 PG yang terkenal aktif berdakwah melalui saluran kesenian 5. Ulama asal 19 PG Makasar penyebar Islam di Afrika Selatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

pernah belajar di Samudera Pasai 6. Sunan yang 20 PG menyebarkan Islam di Tuban Jawa timur dan berdakwah melalui media kesenian yaitu Bonang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 14 Kisi-Kisi Tes

SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA Jl. Gadean No 5, Ngupasan, Kec. Godomanan, Kota Yogyakarta, DIY (55122)

KISI-KISI SOAL

SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH MENGENGAH ATAS KELAS/SEMESTER : X/II MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA PROGRAM KEAHLIAN : IPS

NO KOMPETENSI INDIKATOR INDIKATOR SOAL SOAL NOMOR BENTUK DASAR PENCAPAIAN SOAL SOAL KOMPETENSI 1. 3.8 Menganalisis 3.8.1 Mengidentifikasi jenis- 3.8.1 Siswa dapat 1. Jenis-jenis 1 PG perkembangan kehidupan jenis Kesultanan Islam di mengidentifikasi jenis- Kesultanan Islam masyarakat, pemerintahan Nusantara jenis Kesultanan Islam di di Nusantara dan kebudayaan pada masa Nusantara kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan 3.8.2 Menganalisis sistem 3.8.2 Siswa dapat 1. Komoditas 2 PG contoh bukti-bukti yang ekonomi, dan sitem politik menganalisis sistem dagang utama yang masih berlaku pada pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sitem politik diperdagangkan kehidupan masyarakat Sumatera seperti Kesultanan pemerintahan Kesultanan 2. Kesultanan 3 PG Indonesia masa kini. Samudera Pasai di Sumatera seperti Samudera Pasai Kesultanan Samudera mengenal sistem Pasai mata uang 3. Para pedagang 4 PG dari Tiongkok,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Arab, Persia, dan Gujarat mengunjungi Samudera Pasai 4. Bukti Sejarah 5 PG tentang hubungan antara Sultan Samudera Pasai dengan Cina 5.Kesultanan yang 6 PG memerintah pada tahun 1513-1524

3.8.3 Menganalisis sistem 3.8.3 Siswa dapat 1. Wilayah 7 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem Kekuasaan pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem Kesultanan Aceh Sumatera seperti Kesultanan politik pemerintahan 2. Dalam 8 PG Aceh Kesultanan di Sumatera masyarakat Aceh seperti Kesultanan Aceh yang berperan sebagai golongan bangsawan 3. Dalam 9 PG masyarakat Aceh yang berperan sebagai golongan ulama 4. Faktor yang 10 PG mempengaruhi kemunduran Kesultanan Aceh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

5. Usaha Sultan 11 PG dalam mengembangkan Kesultanan Aceh

6. Jelaskan kondisi 1 Essay sosial ekonomi Kesultanan Aceh

3.8.4 Menganalisis sistem 3.8.4 Siswa dapat 1. Faktor 12 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem pendorong pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem kemajuan Jawa seperti Kesultanan politik pemerintahan Kesultanan Demak Demak Kesultanan di Jawa seperti 2. Kesultanan 13 PG Kesultanan Demak Demak merupakan Kesultanan yang menggantungkan hidupnya pada bidang 3. Jelaskan peran 2 Essay Wali Songo bagi Kesultanan Demak

3.8.5 Menganalisis sistem 3.8.5 Siswa dapat 1. Wilayah 14 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem kekuasaan pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem Kesultanan Jawa seperti Kesultanan politik pemerintahan Mataram Mataram Kesultanan di Jawa seperti 2. Kesultanan 15 PG Kesultanan Mataram Mataram memiliki tiga pelabuhan dagang utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

3.8.6 Menganalisis sistem 3.8.6 Siswa dapat 1. Bukti-bukti 16 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem kemajuan pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem Kesultanan Banten Jawa seperti Kesultanan politik pemerintahan pada masa Sultan Banten Kesultanan di Jawa seperti Ageng Tirtayasa Kesultanan Banten 2. Jelaskan 3 Essay keterkaitan antara Kesultanan Banten dengan Kesultanan Demak

3.8.8 Menganalisis sistem 3.8.8 Siswa dapat 1. Proses 17 PG ekonomi dan sitem politik menganalisis sistem Islamisasi pemerintahan Kesultanan di ekonomi dan sitem politik Kesultanan Banjar Kalimantan seperti pemerintahan Kesultanan pada tahun. Kesultanan Banjar di Kalimantan seperti Kesultanan Banjar

3.8.11 Menganalisis sistem 3.8.11 Siswa dapat 1. Para mubalig di 18 PG ekonomi, dan sitem politik menganalisis sistem daerah Sulawesi pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sitem politik Selatan dalam Sulawesi seperti Kesultanan pemerintahan Kesultanan proses Islamisasi Gowa Tallo di Sulawesi seperti 2. Jelaskan proses 4 Essay Kesultanan Gowa Tallo terbentuknya Kesultanan Gowa Tallo

3.8.13 Menganalisis sistem 3.8.13 Siswa dapat 1. Tokoh yang 19 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem mendapat ajaran pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem Islam dari Giri pada Maluku seperti Kesultanan politik pemerintahan Kesultanan Ternate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Ternate Kesultanan di Maluku 2. Jelaskan peran 5 Essay seperti Kesultanan Ternate sultan Zainal Abidin sewaktu menjadi raja pertama dari kesultanan Ternate yang memeluk Islam

3.8.14 Menganalisis sistem 3.8.14 Siswa dapat 1. Komoditas 20 PG ekonomi, dan sistem politik menganalisis sistem dagang utama di pemerintahan Kesultanan di ekonomi, dan sistem Kesultanan Tidore Maluku seperti Kesultanan politik pemerintahan Tidore Kesultanan di Maluku seperti Kesultanan Tidore

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Lampiran 15 Kisi-Kisi Motivasi

No Variabel Indikator Komponen sikap Total Kognitif Afektif Konatif + - + - + - 1 Motivasi Perubahan 1 2 3 4 5 6 6 adalah energi perubahan energi dalam Tanggapan 7 8 9 10 11 12 6 diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 2 Motivasi Daya 13 14 15 16 17 18 6 adalah daya Penggerak penggerak yang telah menjadi aktif 3 Motivasi Semangat 19 20 21 22 23 24 6 adalah proses yang memberi Memberi 25 26 27 28 29 30 6 semangat, arah arah, dan Kegigihan 31 32 33 34 35 36 6 kegigihan perilaku perilaku 4 Motivasi Sikap 37 38 39 40 41 42 6 adalah proses psikologis Keputusan 43 44 45 46 47 48 6 yang bertindak mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang 5 Motivasi Keberanian 49 50 51 52 53 54 6 adalah menghadapi dorongan dan kegagalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

kekuatan yang Kemampuan 55 56 57 58 59 60 6 muncul dari bangkit dari dalam diri kegagalan individu untuk melakukan sesuatu Total 10 10 10 10 10 10 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Lampiran 16 Kuesioner Motivasi

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :...... No Absen :...... Kelas/Semester :...... Nama Sekolah :......

Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Bacalah baik-baik setiap setiap butir pertanyaan 2. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang anda pilih 3. Angket yang anda isi ini tidak akan berpengaruh terhadap nilai pada raport dan dijamin kerahasian jawaban anda

Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh Pengerjaan No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya tertarik dengan mata pelajaran Sejarah √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

No Pernyataan SS S TS STS 1 Model pembelajaran ceramah guru Sejarah di kelas mempengaruhi nilai mata pelajaran Sejarah 2 Ketika ulangan mata pelajaran Sejarah saya tidak pernah mendapatkan nilai yang baik 3 Saya senang dengan mata pelajaran Sejarah 4 Materi tentang masuknya pengaruh Islam ke Nusantara dan Kesultanan Islam di Nusantara membuat saya tidak tertarik 5 Saya dapat dengan mudah menerapkan materi masuknya pengaruh Islam ke Nusantara dan Kesultanan Islam di Nusantara pelajaran Sejarah dalam kehidupan sehari-hari 6 Saya suka berbicara dengan teman ketika pelajaran Sejarah 7 Guru sering memberikan pertanyaan setelah menjelaskan materi tentang masuknya pengaruh Islam ke Nusantara kepada siswa 8 Saya selalu bertindak semaunya selama pembelajaran Sejarah 9 Saya sangat antusias dengan mata pelajaran Sejarah 10 Ketika pelajaran sejarah di kelas saya lebih suka tidur 11 Guru selalu memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa 12 Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan guru Sejarah 13 Saya aktif di kelas ketika pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Sejarah berlangsung 14 Saya sangat sulit memahami materi tentang masuknya pengaruh Islam ke Nusantara dan Kesultanan Islam di Nusantara 15 Saya merasa terdorong untuk belajar sejarah karena dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air 16 Menurut saya sejarah hanya berisi cerita masa lalu 17 Menurut saya membaca buku ataupun novel Sejarah menambah informasi tentang dunia Sejarah 18 Menurut saya membaca buku ataupun novel sejarah tidak memberikan manfaat bagi saya 19 Saya merasa termotivasi untuk selalu memahami mata pelajaran Sejarah ketika di kelas 20 Saya malas mencari sumber pembelajaran lainnya selain buku paket Sejarah mengenai materi masuknya pengaruh Islam ke Nusantara dan Kesultanan Islam di Nusantara 21 Saya merasa terdorong untuk dapat mengetahui peranan tokoh-tokoh penyebaran agama Islam dan para pemimpin perlawanan di Nusantara terhadap penjajahan Belanda ketika membaca buku paket Sejarah 22 Menurut saya membaca buku biografi sejarah tidak berkaitan dengan pengembangan pemahaman tentang materi sejarah 23 Saya sangat bersemangat untuk mencari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

sumber yang benar terkait materi masuknya pengaruh Islam ke Nusantara dan Kesultanan Islam di Nusantara 24 Bagi saya kebenaran suatu sumber sejarah tidaklah penting untuk Sejarah 25 Saya dapat menemukan arti penting belajar sejarah 26 Guru jarang memberikan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kepada siswa 27 Ketika pelajaran Sejarah berlangsung saya sering keluar masuk kelas tanpa izin guru 28 Ketika pelajaran Sejarah berlangsung saya selalu duduk paling belakang 29 Saya mengerjakan tugas Sejarah dengan semangat 30 Tugas Sejarah membuat saya terbebani 31 Saya merasa terdorong untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan materi Sejarah 32 Saya tidak pernah terlibat diskusi ketika pelajaran Sejarah 33 Ketika akan ulangan mata pelajaran Sejarah saya giat belajar 34 Ketika akan ulangan mata pelajaran Sejarah saya malas belajar 35 Saya giat dalam mengerjakan tugas Sejarah 36 Saya selalu tidak serius dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 37 Saya setiap pelajaran Sejarah mendengarkan guru ketika menyampaikan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

38 Saya merasa apa yang dijelaskan oleh guru Sejarah tidak penting bagi hidup saya 39 Saya membantu teman ketika belajar Sejarah di kelas 40 Saya mencontek ke teman ketika ulangan Sejarah 41 Saya selalu datang tepat waktu ketika mata pelajaran Sejarah tiba 42 Saya sering ke kantin sekolah ketika guru tidak berada di kelas 43 Guru selalu serius dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa 44 Saya sangat malas membaca buku literatur Sejarah ketika pelajaran berlangsung 45 Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas Sejarah yang diberikan guru 46 Saya tidak pernah mengerjakan tugas Sejarah yang diberikan guru 47 Saya mengikuti dari awal sampai akhir pelajaran Sejarah dengan antusias 48 Saya lebih suka ke mall daripada ke candi 49 Saya tidak takut menjawab pertanyaan dari guru meskipun jawabannya salah 50 Saya berani membolos ketika mata pelajaran Sejarah 51 Saya berani mengutarakan pendapat ketika mata pelajaran Sejarah 52 Saya berani makan permen di kelas ketika ada guru 53 Saya berani bertanya tentang materi yang sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

kepada guru 54 Saya berani membantah argumentasi guru Sejarah 55 Saya selalu belajar sungguh ketika saya mendapatkan nilai kurang baik dalam mata pelajaran Sejarah 56 Ketika saya mendapat nilai kurang baik dalam mata pelajaran Sejarah saya tidak mau belajar 57 Guru selalu memberikan motivasi kepada saya ketika saya gagal dalam ujian/ulangan 58 Guru tidak memberikan motivasi kepada saya apabila saya gagal dalam ujian/ulangan 59 Belajar Sejarah membuat saya memahami tentang pentingnya pengalaman masa lampau untuk membuat hidup saya lebih baik 60 Belajar Sejarah tidak ada manfaatnya bagi saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Lampiran 17 Presensi Siswa

DAFTAR HADIR SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

NO NO NAMA SISWA BULAN (APRIL-MEI INDUK 2017) 19/4 26/4 3/5 10/5 1 10220 AGUNG NUGRAHATAMA √ √ √ √ 2 10221 ANAZIAH SAPUTRI √ √ √ √ 3 10222 ARBASINTA ADHININGTYAS √ √ √ √ 4 10223 ARUM PUTRI PRATIWI √ √ √ √ 5 10224 AURA MUTHIA KHANSA √ √ √ √ 6 10225 AZEL HALIM PRATAMA √ √ √ √ 7 10227 DANIEL KALIS JATI MUKTI √ √ √ √ 8 10228 DESTI NURRAHMAWATI √ √ √ √ 9 10229 DEVIKA TIARA PUTRI P √ √ √ √ 10 10230 DIMAS NOVIADE √ √ √ √ 11 10231 ELISABETH PUTRI MULIA √ √ √ √ 12 10232 FADHILA LUTHFI SALSABILA s √ √ √ 13 10233 FAHMIE DIENURRASYID A F √ √ √ i 14 10234 FARAH AYU INDASARI √ √ √ √ 15 10235 FUJI MORITASSHARI √ √ √ i 16 10236 GUSTI MADE NGURAH Y D √ √ √ √ 17 10237 JULISA TIYASTUTI EKASARI √ √ √ √ 18 10238 LUTVAN QASMAL ARDIYASA √ √ √ √ 19 10239 MARIA LINTANG NING RATRI √ √ √ √ 20 10240 MUHAMMAD KEVINZA √ √ √ i 21 10241 MUHAMMAD RAFI ARDIAN S √ √ √ √ 22 10242 MUTIARA KUSUMA PUTRI D √ √ √ √ 23 10243 NUR HANIFAH √ √ √ √ 24 10244 PRIMITIVA DYAH AYU C S L √ √ √ √ 25 10245 TASYA NABILA PUTRI √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Lampiran 18 Lembar Diskusi Kelompok

1......

......

......

......

2......

......

......

......

3......

......

......

......

4......

......

......

......

5......

......

......

......

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Lampiran 19 Lembar Jawab Tes

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 YOGYAKARTA Jl. Gadean No. 5 Ngupasan, Kec. Godomanan, Kota Yogyakarta, DIY (55122)

LEMBAR JAWAB SOAL

Nama : Kelas/Nomor : Mata Pelajaran: Hari/Tanggal :

Pilihan Ganda

1 A B C D E 11 A B C D E 2 A B C D E 12 A B C D E 3 A B C D E 13 A B C D E 4 A B C D E 14 A B C D E 5 A B C D E 15 A B C D E 6 A B C D E 16 A B C D E 7 A B C D E 17 A B C D E

8 A B C D E 18 A B C D E 9 A B C D E 19 A B C D E 10 A B C D E 20 A B C D E

ESSAY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Lampiran 20 Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Bidang Studi Sejarah

Pertanyaan : Kurikulum apa yang diterapkan di SMA Negeri 10 Yogyakarta khususnya kelas X IPS 2? Pertanyaan : Apakah Bapak sudah menerima pelatihan/ diklat terkait dengan kurikulum tersebut? Pertanyaan : Siapa yang memberikan pelatihan terkait kurikulum tersebut? Berapa kali pelatihan tersebut diberikan? Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah dalam kurikulum tersebut? Pertanyaan : Bagaimana perbandingan antara kurikulum sebelumnya dengan kurikulum yang diberlakukan saat ini? Pertanyaan : Bagaimana peran guru sejarah dalam pembelajaran di kurikulum tersebut? Pertanyaan : Bagaimana kendala/hambatan ketika menerapkan kurikulum tersebut di kelas X IPS 2 ? Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi kendala/hambatan ketika menerapkan kurikulum tersebut di kelas X IPS 2? Pertanyaan : Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat bapak mengajar? Pertanyaan : Ketika melakukan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas, apakah bapak menerapkan model pembelajaran? Bila iya, model pembelajaran apa yang bapak terapkan? Pertanyaan : Bagaimana langkah-langkah yang bapak lakukan ketika menerapkan model pembelajaran tersebut? Pertanyaan : Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering bapak temui di kelas saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran yang bapak pakai? Pertanyaan : Bagaimana rata-rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran? Pertanyaan : Bagaimanakah prestasi belajar sejarah siswa setelah diterapkannya model pembelajaran?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Pertanyaan : Pernahkah para siswa mengeluh tentang penerapan model-model pembelajaran yang bapak terapkan? Pertanyaan : Apa rencana bapak kedepannya untuk lebih memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa melalui model-model pembelajaran?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Lampiran 21 Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Kelas X Ips 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pertanyaan : Menurut kalian, apakah pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang sulit? Pertanyaan : Menurut kalian, kesulitan apa yang dialami dalam belajar sejarah? Pertanyaan : Menurut kalian, pelajaran sejarah menarik atau tidak? Pertanyaan : Jika menarik, apakah kalian sering mencari sumber belajar lain selain buku paket ? seperti buku atau novel tentang sejarah. Pertanyaan : Menurut kalian, materi apa yang paling sulit di kelas X khusunya pelajaran sejarah? Pertanyaan : Menurut kalian, apakah guru selalu mengajak siswa aktif dalam pembelajaran di kelas? Pertanyaan : Menurut kalian, apakah guru sering menerapkan metode/model pembelajaran cenderung sama? Pertanyaan : Menurut kalian, bahan ajar/sumber belajar apa saja yang digunakan ketika belajar di kelas? Pertanyaan : Menurut kalian, media apa yang sering dipakai oleh guru sejarah? Pertanyaan : Apakah anda aktif ketika pelajaran sejarah di kelas? Pertanyaan : Menurut kalian, model pembelajaran seperti apa yang menarik untuk pembelajaran sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Lampiran 22 Contoh Perhitungan Validitas Motivasi Skor Perolehan Motivasi No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 A N 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 A S 4 3 3 3 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 2 3 A A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 A P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 5 A M 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 6 A H 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 7 D 4 3 3 1 1 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 8 D N 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 9 D T 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 D N 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 11 E P 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 12 F L 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 13 F D 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 14 F A 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 15 F M 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 16 G M N Y 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 17 J T 3 4 2 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 18 L Q 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 19 M L 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 4 2 2 2 3 4 3 3 2 2 20 M K 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 21 M R 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 22 M K 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 23 N H 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 24 P D A 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 25 T N 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Jumlah 86 75 74 75 68 63 76 72 72 86 79 77 71 73 80 80 69 73 75 69 Rxy 0,547952 0,253349 0,536799 0,433938 * * 0,404369 0,649165 0,432864 0,649215 * 0,634712 0,651958 * 0,738078 * * * 0,582704 * t 3.141 1.254 3.044 2.303 * * 2.118 4.090 2.297 4.090 * 3.931 4.112 * 5.244 * * * 3.432 * s 0,99 0,7 0,99 0,95 * * 0,95 1 0,95 1 * 0,99 0,99 * 0,999 * * * 0,99 *

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

Skor Perolehan Motivasi 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 1 4 3 3 4 4 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73 70 71 86 77 75 86 79 73 74 64 85 81 82 74 74 76 81 78 76 0,623481 * 0,651958 * 0,436472 * * * 0,561645 0,551192 0,525426 0,455029 0,608394 0,40806 0,585884 * 0,548462 0,645726 0,415384 0,419537 3.819 * 4.112 * 2.323 * * * 3.250 3.166 2.958 2.450 3.672 2.143 3.459 * 3.141 4.047 2.187 2.213 0,999 * 0,999 * 0,95 * * * 0,99 0,99 0,99 0,95 0,998 0,95 0,998 * 0,99 0,999 0,95 0,95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Skor Perolehan Motivasi 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 1 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78 83 73 71 80 90 85 70 74 89 75 78 79 71 80 83 77 82 83 88 * * * * * 0,639884 * * 0,542132 * 0,620577 0,415386 0,512253 * 0,652295 0,635258 0,423423 * 0,481995 0,575801 * * * * * 3.983 * * 3.093 * 3.789 2.187 2.858 * 4.123 3.910 2.238 * 2.631 3.370 * * * * * 0,999 * * 0,99 * 0,999 0,95 0,99 * 0,999 0,999 0,95 * 0,98 0,99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Lampiran 23 Validitas Motivasi

No X Y X₂ Y₂ XY 1 1 4 188 16 35344 752 2 4 190 16 36100 760 3 3 178 9 31684 534 4 3 177 9 31329 531

5 3 195 9 38025 585 6 4 182 16 33124 728 7 4 188 16 35344 752 8 4 189 16 35721 756 9 3 180 9 32400 540 10 4 216 16 46656 864 11 4 196 16 38416 784 12 4 202 16 40804 808 13 4 190 16 36100 760 14 3 179 9 32041 537 15 3 184 9 33856 552 16 3 176 9 30976 528 17 3 167 9 27889 501 18 3 192 9 36864 576 19 3 165 9 27225 495 20 4 177 16 31329 708 21 3 192 9 36864 576

22 3 182 9 33124 546 23 4 194 16 37636 776 24 3 159 9 25281 477 25 3 179 9 32041 537 JUMLAH 86 4617 302 856173 15963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

Hasil uji signifikansi Validitas Motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Lampiran 24 Reliabilitas per item Motivasi

1. = = = = 0,246

2. = = = = 0,16

3. = = = = 0,118

4. = = = = 0,48

5. = = = = 0,281

6. = = = = 0,489

7. = = = = 0,198

8. = = = = 0,265

9. = = = = 0,265

10. = = = = 0,406

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

11. = = = = 0,134

12. = = = = 0,153

13. = = = = 0,294

14. = = = = 0,233

15. = = = = 0,32

16. = = = = 0,32

17. = = = = 0,422

18. = = = = 0,313

19. = = = = 0,16

20. = = = = 0,502

21. = = = = 0,313

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

22. = = = = 0,16

23. = = = = 0,294

24. = = = = 0,246

25. = = = = 0,153

26. = = = = 0,4

27. = = = = 0,326

28. = = = = 0,374

29. = = = = 0,233

30. = = = = 0,198

31. = = = = 0,486

32. = = = = 0,32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

33. = = = = 0,182

34. = = = = 0,201

35. = = = = 0,118

36. = = = = 0,358

37. = = = = 0,198

38. = = = = 0,262

39. = = = = 0,105

40. = = = = 0,198

41. = = = = 0,265

42. = = = = 0,537

43. = = = = 0,233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

44. = = = = 0,214

45. = = = = 0,16

46. = = = = 0,24

47. = = = = 0,32

48. = = = = 0,64

49. = = = = 0,278

50. = = = = 0,406

51. = = = = 0,24

52. = = = = 0,105

53. = = = = 0,294

54. = = = = 0,534

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

55. = = = = 0,24

56. = = = = 0,377

57. = = = = 0,393

58. = = = = 0,361

59. = = = = 0,217

60. = = = = 0,249

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Variansi total = =

=

= = 140,2176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Hasil uji signifikansi Reliabilitas Motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Lampiran 25 CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS PRESTASI Nilai yang diperoleh No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Total 1 A N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 2 A S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 12 3 A A 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 13 4 A P 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 5 A M 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 6 A H 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10 7 D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 8 D N 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 8 9 D T 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 10 D N 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 11 E P 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 6 12 F L 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 12 13 F D 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 14 F A 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 7 15 F M 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 16 G M N Y 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 9 17 J T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 13 18 L Q 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 11 19 M L 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 7 20 M K 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 6 21 M R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 11 22 M K 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 23 N H 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 24 P D A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 11 25 T N 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 9 Jumlah 15 21 23 21 21 16 19 18 20 23 22 23 19 23 9 20 24 6 8 21 372 Rxy 0,572178 0,39 0,397 0,49 0,35 0,561438 0,3247 0,497248 0,473329 0,351662 * 0,396779 0,555 * 0,566 * * 0,51 0,63 0,72 t 3.344 2.031 2.074 2.692 1.792 3.250 1.642 2.746 2.574 1.797 * 2.068 3.199 * 3.292 * * 2.843 3.890 4.975 s 0,99 0,9 0,95 0,98 0,9 0,99 0,8 0,98 0,98 0,9 * 0,95 0,99 * 0,99 * * 0,99 0,999 0,999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

Lampiran 26 Validitas Pilihan Ganda

no X Y X₂ Y₂ XY 1 1 1 17 1 289 17 2 1 17 1 289 17 3 1 17 1 289 17 4 0 19 0 361 0

5 1 16 1 256 16 6 0 13 0 169 0

7 1 18 1 324 18 8 1 11 1 121 11 9 0 19 0 361 0 10 1 17 1 289 17 11 0 9 0 81 0 12 1 16 1 256 16 13 1 16 1 256 16 14 0 9 0 81 0 15 1 15 1 225 15 16 0 10 0 100 0 17 1 18 1 324 18 18 0 15 0 225 0 19 0 10 0 100 0 20 0 10 0 100 0 21 1 16 1 256 16 22 1 18 1 324 18 23 1 18 1 324 18 24 1 16 1 256 16 25 0 12 0 144 0 JUMLAH 15 372 15 5800 246

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Hasil uji signifikansi Validitas PG

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Lampiran 27 Validitas Essay

Nilai yang diperoleh Skor Total (y) No Nama 1 2 3 4 5 1 A N 15 15 10 10 15 65 2 A S 10 12 12 10 10 54 3 A A 13 10 10 10 10 53 4 A P 12 13 12 12 12 61 5 A M 11 12 14 11 14 62 6 A H 13 14 13 13 16 69 7 D 12 10 16 10 12 60 8 D N 12 13 14 12 10 61 9 D T 14 13 10 10 14 61 10 D N 12 10 14 12 12 60 11 E P 14 15 15 12 15 71 12 F L 12 14 12 12 13 63 13 F D 10 12 10 15 10 57 14 F A 12 12 12 10 10 56 15 F M 12 15 14 10 12 63 16 G M N Y 11 10 14 12 14 61 17 J T 10 14 15 10 15 64 18 L Q 13 14 13 13 10 63 19 M L 13 12 10 14 10 59 20 M K 14 10 16 14 12 66 21 M R 12 12 14 13 10 61 22 M K 12 10 10 12 13 57 23 N H 12 15 12 12 16 67 24 P D A 10 16 12 14 16 68 25 T N 14 14 16 15 16 75 Jumlah 305 317 320 298 317 1557 Rxy 0,375608 0,63 0,502 0,42 0,76 t 1.943 3.890 2.783 2.219 5.607 s 0,9 1 0,98 0,95 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

ESSAY

No X Y X₂ Y₂ XY 1 1 15 65 225 4225 975 2 10 54 100 2916 540 3 13 53 169 2809 689 4 12 61 144 3721 732

5 11 62 121 3844 682 6 13 69 169 4761 897 7 12 60 144 3600 720 8 12 61 144 3721 732 9 14 61 196 3721 854 10 12 60 144 3600 720 11 14 71 196 5041 994

12 12 63 144 3969 756 13 10 57 100 3249 570 14 12 56 144 3136 672 15 12 63 144 3969 756 16 11 61 121 3721 671 17 10 64 100 4096 640 18 13 63 169 3969 819 19 13 59 169 3481 767 20 14 66 196 4356 924

21 12 61 144 3721 732 22 12 57 144 3249 684 23 12 67 144 4489 804 24 10 68 100 4624 680 25 14 75 196 5625 1050 JUMLAH 305 1557 3767 97613 19060

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

Hasil uji signifikansi Validitas Essay

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

Lampiran 28 Reliabilitas PG

1. = = = = 0,24

2. = = = = 0,134

3. = = = = 0,073

4. = = = = 0,134

5. = = = = 0,134

6. = = = = 0,230

7. = = = = 0,182

8. = = = = 0,201

9. = = = = 0,16

10. = = = = 0,073

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

11. = = = = 0,105

12. = = = = 0,164

13. = = = = 0,182

14. = = = = 0,164

15. = = = = 0,230

16. = = = = 0,16

17. = = = = 0,038

18. = = = = 0,182

19. = = = = 0,217

20. = = = = 0,134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Variansi total = =

=

= = 10,5856

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Hasil uji signifikansi Reliabilitas Pilihan Ganda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

Lampiran 29 Reliabilitas Essay

1. = = = = 1,84

2. = = = = 3,497

= 3,5

3. = = = = 4

4. = = = = 2,63

5. = = = =

5,017 = 5,02

Variansi total = =

=

= = 25,7216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

Hasil uji signifikansi Reliabilitas Essay

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Lampiran 30 Daftar Nilai Siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

Pra Siklus I Siklus II No Nama Siklus 1 A N 75 81 83 2 A S 75 71 81 3 A A 60 69 79 4 A P 60 79 80 5 A M 75 77 80 6 A H 60 81 82 7 D K 75 78 81 8 D N 60 72 75 9 D T 65 79 80 10 D N 75 76 80 11 E P 70 80 81 12 F L 70 78 82 13 F D 60 73 77 14 F A 60 65 81 15 F M 80 78 81 16 G M N Y 65 70 72 17 J T 75 82 83 18 L Q 75 77 79 19 M L 65 68 72 20 M K 65 76 77 21 M R 75 77 81 22 M K 60 74 85 23 N H 80 84 91 24 P D 75 84 94 25 T N 60 86 85

Keterangan:

Pra Siklus : Peneliti memperoleh data pra siklus ketika melakukan penelitian

Siklus I : Peneliti memperoleh data siklus I ketika melakukan penelitian

Siklus II : Peneliti memperoleh data siklus II ketika melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Lampiran 31 FOTO-FOTO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211