LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 5 Tahun 2000 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 23 TAHUN 2000 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kota Tangerang dengan memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah; b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha; c. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang; d. bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 19 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan sehingga perlu di ganti; e. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, c dan d, maka perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang dengan Peraturan Daerah. 2 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, TLN Nomor 3209); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Nomor 1992 Nomor 115, TLN Nomor 5301); 3. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 18, TLN Nomor 3518); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, TLN Nomor 3839); 5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak-Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, TLN Nomor 3886); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104, TLN Nomor 3660); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, TLN Nomor 3721); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952); 9. Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1986 tentang Pengendalian Penggunaan Tanah dan Ruang Udara di Sekitar Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (Lembaran Negara Tahun 1986); 10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 11. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pola Dasar Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang; 3. Walikota adalah Walikota Tangerang; 4. Dewan adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang; 5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya; 6. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak; 7. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; 8. Rencana Tata Ruang adalah hasil proses perencanaan tata ruang; 9. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional; 10. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan serta memiliki ciri tertentu; 11. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan; 12. Kawasan Budi Daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan; 13. Strategi Pengembangan adalah langkah-langkah penataan ruang dan pengelolaan kota yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi pembangunan kota yang telah ditetapkan; 14. Kawasan Sedang Berkembang adalah kawasan yang diarahkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan/perkembangan kawasan sesuai dengan arahan fungsi ruang utama yang telah ditetapkan; 15. Kawasan yang perlu didorong perkembangannya, kawasan berpotensi untuk berkembang dengan pesat namun terdapat hal-hal yang menghambat perkembangannya sehingga perlu didorong pertumbuhannya, dengan membuka akses dan melengkapi sarana dan prasarana yang memadai; 16. Kawasan perlindungan tata air, merupakan kawasan yang perlu dilindungi agar tidak terjadi kerusakan yang dapat berakibat timbulnya gangguan pada sistem tata air, kawasan umumnya dialokasikan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai daerah resapan air; 17. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), merupakan kawasan yang mengamankan kegiatan penerbangan yang berlangsung di Bandara Soekarno- Hatta; 18. Peremajaan Kawasan/Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan mengadakan penataan/perbaikan secara menyeluruh dalam rangka pembaharuan struktur fisik dan fungsi; 19. Kawasan Permukiman adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan permukiman atau tempat tinggal/hunian beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur; 4 20. Perbaikan Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk memperbaiki struktur lingkungan yang telah ada dan dimungkinkan melakukan pembongkaran terbatas guna penyempurnaan pola fisik prasarana yang telah ada; 21. Pemeliharaan Lingkungan adalah pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas suatu lingkungan yang sudah baik agar tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan; 22. Pembangunan Baru adalah pola pengembangan kawasan pada areal tanah yang masih kosong dan atau belum pernah dilakukan pembangunan fisik; 23. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri; 24. Industri Selektif adalah kegiatan industri yang kriteria pemilihannya disesuaikan dengan kondisi Kota Tangerang sebagai kota jasa, yakni industri yang hemat lahan, hemat air, tidak berpolusi dan menggunakan teknologi tinggi; 25. Kawasan Industri dan atau Pergudangan adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan industri dan atau pergudangan beserta fasilitas penunjangnya; 26. Sistem Pusat Kegiatan adalah kawasan-kawasan yang diarahkan bagi pemusatan berbagai kegiatan baik campuran maupun spesifik, yang memiliki fungsi strategi dalam menarik berbagai kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi dan budaya serta kegiatan pelayanan kota yang menurut hirarkhinya terdiri dari sistem pusat kegiatan utama berskala kota, regional, nasional dan internasional, sistem sub pusat yang berskala lokal dan sub-sub pusat yang berskala lingkungan; 27. Pusat Kegiatan Komoditas Khusus adalah pusat kegiatan yang bersifat khusus yang berkaitan dengan suatu komoditi tertentu sehingga menjadi tempat yang khas bagi Kota Tangerang; 28. Kegiatan Pertanian, meliputi lahan basah/sawah, kebun campuran serta pertanian tanaman hias; 29. Kawasan Khusus adalah kawasan yang diprioritaskan pembangunannya dalam rangka mendorong pertumbuhan kota ke arah yang direncanakan atau menanggulangi masalah-masalah yang mendesak; 30. Bagian Wilayah Kota (BWK) adalah bagian-bagian wilayah kota yang merupakan kesatuan fungsional pelayanan; BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Ruang lingkup Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah mencakup strategi dan struktur pemanfaatan ruang daerah sampai dengan batas ruang daratan dan ruang udara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, meliputi : a. Asas dan tujuan; b. Kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang; c. Struktur dan pola pemanfaatan ruang; d. Pengendalian pemanfaatan ruang. 5 BAB III ASAS DAN TUJUAN Bagian Pertama A s a s Pasal 3 Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini, disusun berasaskan : a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, berbudaya dan berkelanjutan; b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. Bagian Kedua Tujuan Penataan Ruang Pasal 4 Tujuan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf a Peraturan Daerah ini, yaitu : a. Terumuskannya kebijaksanaan Pokok Pemanfaatan Ruang di Daerah; b.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages20 Page
-
File Size-