ANALISIS TENTANG TOBACCO PLAINPACKAGING ACT IN AUSTRALIA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh: Syahmin AK dan Fidelia Abstract: World Trade Organization (WTO) as the international organization under the United Nations has its own trade provisions obligated to its contracting parties. During the exsitance of WTO, there are many cases found from the provision of some contracting parties that are not in accordance with General Agree- ment on Tariff and Trade (GATT) and the other following agreements. One of the case found is Australia„s decision on The National Treatment Enforcement for every domestic and imported tobacco products (cigarettes) which sold in Australia trade area which known as Tobacco Plain Packaging Act. As for the purpose of that act is to increase the society awareness of healthy living by avoiding the tobacco consump-tion impacts. Based on those purpose, this research had been focused on the juridicial review of the har-mony between Australia„s internal regulation towards GATT and the other WTO multilateral agree-ment. As for the result those research, it is found that The National Treatment enforcement of these tobacco products standardization are unsuitable towards GATT and the Techincal Barriers to Trade (TBT) Agreement. In addition, it can be concluded that Australia„s internal regulation are not in accor- dance with the consensus of the other contracting parties under the WTO Multilateral agreements. Keywords: Tobacco PlainPackagingAct, Australia, International Trade, Indonesia. A. PENDAHULUAN perdagangan (General Agreement of Tariff and Trade) Aktivitas perdagangan merupakan hal pen- yang kemudian disingkat dengan GATT meru- ting dalam perekonomian suatu negara. Optima- pakan suatu perjanjian perdagangan multilateral lisasi aktivitas perdagangan suatu negara dapat yang disepakati pada tahun 1948, diamandemen dilakukan dengan kerjasama internasional. Dalam 1986-1994, tujuan pokoknya ialah menciptakan upaya negara-negara meningkatkan pertumbuh-an pertumbuhan ekonomi dan pembangunan guna 1 ekonomi, dewasa ini mereka cenderung mem- tercapainya kesejahteraan umat manusia. GATT bentuk blok-blok perdagangan, baik bilateral, re- selalu mengupayakan terciptanya perdagangan bebas dunia. Prinsip suatu sistem perdagangan gional, dan multilateral. Perdagangan antar negara yang semakin bebas dunia yang didasarkan pada ketentuan- kompleks dewasa ini, melahirkan sebuah aturan ketentuan yang disepakati bersama ini cukup hukum tertulis dan berlaku secara universal yang beralasan. Latar belakang prinsip ini tidak terlepas dijadikan sebagai acuan negara-negara ataupun dari suatu konsep keunggulan komparatif (com- masyarakat internasional dalam kegiatan per- parative ddvantage). Maksud keunggulan dagangan. Persetujuan umum mengenai tarif dan komparatif yaitu bahwa negara menjadi makmur 1 Syahmin AK, Hukum Dagang Internasional (Dalam Kerangka Studi Analitis), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, h. 41. 4879 SIMBUR CAHAYA Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya melalui konsentrasi terhadap produk apa yang “Members shall ensure that technical regulations are not bisa diproduksi oleh negara tersebut sebaik- prepared, adopted or applied with a view to or with the baiknya.2 effect of creating unnecessary obstacles to interna-tional Sehubungan dengan hal itu, pada 11 No- trade. For this purpose, technical regultaion shall not be vember 2011, Parlemen Australia mengesahkan The more trade-resctrictive than necessary to fulfill a Tobacco Plain Packaging Act yang merupakan legitimate objective, taking account of the risks non- pengaturan pengemasan polos mengenai produk fulfillment would create. Such legitimate objectives are, tembakau pertama di dunia yang diimplemen- inter alia: national security requirement; the preven-tion tasikan penuh sejak 1 Desember 2011.3 Dalam per- of deceptive practices; protection of human health of aturan tersebut dikatakan, seluruh rokok ataupun safety, animal or plant life or health, or the environ- produk tembakau lainnya wajib dikemas dalam ment. In assessing such risks, relevant elements of con- kemasan polos tanpa mencantumkan warna sideration are, inter alia: available scientific and tech- gambar, logo, ataupun slogan produk.4 Tujuan nical information, related processing technology or in- utama dari Tobacco Plain Packaging Act ini sendiri tended end-uses of products” adalah sebagai langkah dalam meningkatkan Hal tersebut dinilai sebagai ancaman nyata kesehatan masyarakat, yaitu dengan mencoba bagi produk tembakau dari Indonesia, karena de- mengurangi jumlah individu yang akan merokok ngan peraturan terkait kemasan polos tersebut, 5 daya saing produk diyakini akan menurun. Dari atau mengonsumsi produk tembakau. Dalam pemberlakuan Tobacco Plain Packag- sisi ekspor rokok tahunan Indonesia ke Australia ing Act ini, Australia mendasarkan pada salah satu dinilai tidak begitu besar, namun peraturan ter- prinsip utama GATT, yaitu prinsip national treat- sebut dapat diikuti oleh negara-negara lain, se- ment. Menurut prinsip ini, produk dari suatu hingga akan membahayakan perdagangan inter- negara anggota yang diimpor ke dalam suatu nasional produk tembakau Indonesia dalam skala negara harus diperlakukan sama seperti halnya yang lebih luas.7 Untuk menindaklanjuti hal ter- produk dalam negeri. Tetapi di sisi lain, pene- sebut, Indonesia mengajukan dokumen tertulis rapan prinsip national treatment yang diberlakuan pertama yang memuat argumentasi hukum bahwa negara tuan rumah memiliki unsur tidak meru- kebijakan Australia itu merupakan pelanggaran gikan negara lain.6 Australia dalam The Tobacco terhadap ketentuan WTO dan telah disampaikan Plain Packaging Act ini dianggap oleh Indonesia kepada WTO Dispute Settlement Body di Jenewa, 8 bertentangan dengan hukum perdagangan inter- Rabu, 8 Oktober 2014 waktu setempat. nasional. Karena Australia telah melanggar keten- Berlatar belakang pada analisis situasi tuan perjanjian-perjanjian multilateral negara sing-kat diatas, maka yang menjadi fokus kajian anggota WTO, yaitu pada Article 2.2 Technical Bar- ini adalah: riers to Trade (TBT) Agreement, yang menerangkan: 2 Huala Adolf dan A.Chandrawulan, Masalah-Masalah Hukum Dalam Perdagangan Internasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1994, h. 12. 3 "Introduction of Tobacco Plain Packaging in Australia”, http://www.health.gov.au/internet/main/publishing.nsf/ Content/tobacco-plain, diunduh 4 Januari 2017. 4 “Ini 4 kasus Indonesia dengan WTO”, http://finance.detik.com/read/2014/05/06/081643/2574147/4/2/ini-4- kasus-indonesia-dengan-wto#, diunduh 22 Februari 2017. 5 Tobacco Plain Packaging Act 2011, Op. Cit., section 3 (1). 6 Huala Adolf dan A.Chandrawulan, Op. Cit, h.17. 7 “Plain Packacing Picu Impor Rokok Ilegal”, http://possore.com/2014/04/30/plain-packaging-picu-impor-rokok- illegal/, diunduh 4 Januari 2017. 8 “Indonesia Gugat Australia Atas Kebijakan Kemasan Polos Rokok”, http://news.detik.com/berita/2713646/ indonesia-gugat-australia-atas-kebijakan-kemasan-polos-rokok, diunduh 4 Januari 2017. 4880 SIMBUR CAHAYA: VOLUME XXIV NO. 3 SEPTEMBER 2017 SIMBUR CAHAYA Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya 1. Apakah dasar pertimbangan hukum pasar bebas, yang bebas dari pengaruh politis nasional Australia dalam pemberlakuan 11 dari negara dan hubungan antarnegara. Tobacco Plain Packaging Act? GATT/WTO adalah lembaga multilateral 2. Bagaimana penerapan prinsip national treat- yang menaungi perdagangan internasional ment dalam Tobacco Plain Packaging Act Aus- secara bebas. GATT/WTO sebagai lembaga tralia berdasarkan ketentuan GATT/WTO? inter-nasional mempunyai beberapa wajah, tergantung dari sisi mana penglihatan yang B. KAJIAN LITERATUR digunakan. Kom-ponen utama GATT/WTO sebagai lembaga internasional terdiri dari: Hukum Perdagangan Internasional meru- 1) GATT/WTO sebagai perjanjian internasional; pakan bidang hukum yang berkembang cepat. 2) GATT/WTO sebagai forum pengambilan Ruang lingkup hukum ini pun cukup luas. pengambilan keputusan; Hubungan-hubungan dagang yang sifatnya lintas 3) GATT/WTO sebagai forum penyelesaian batas dapat mencakup banyak jenisnya, dari ben- sengketa; tuknya yang sederhana hingga hubungan atau 4) GATT/WTO sebagai forum negosiasi, juga transaksi dagang yang kompleks.9 Esensi dari ber- sebagai organisasi internasional; transaksi dagang merupakan suatu “kebebasan 5) GATT sebagai sekretariat internasional.12 fundamental” (fundamental freedom). Dengan kebebasan ini, siapa saja harus memiliki kebeba-san Selanjutnya mengenai national treatment untuk berdagang. Kebebasan ini tidak boleh principle. Prinsip national treatment bersamaan de- dibatasi oleh adanya perbedaan agama, suku, ngan Prinsip Most Favoured Nation (MFN) meru- kepercayaan, politik sistem hukum dan lain-lain. pakan dua pilar utama dalam prinsip non diskri- Piagam Hak-hak Ekonomi dan Kewajiban Negara minasi yang dapat dikatakan sebagai pondasi dari (Charter of Economic Rights and Duties of State) juga rezim perdangan multilateral GATT /WTO.13 mengakui bahwa setiap negara memiliki hak untuk Secara jelas, Prinsip national treatment ini diatur melakukan perdagangan internasional (“ev-ery state dalam Article III General Agreements on Tariff and has the right to engage in international trade”).10 Trade (GATT) yang mana ruang lingkupnya ada-lah Berbicara mengenai perdagangan bebas atau pajak internal dan regulasi internal. Berdasar-kan free trade tidak terlepas dari dampaknya bagi sistem pasal diatas dapat disebutkan bahwa secara perekonomian nasional. perdagangan be-bas atau spesifik ruang
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages12 Page
-
File Size-