PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA DINI DI SEKOLAH SEPAKBOLA PETA KABUPATEN KEDIRI Bimo Sakti Pamungkas Aji* Mohammad Faruk S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultras Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya *[email protected] Abstrak Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pembinaan SSB Peta Kabupaten Kediri. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini yakni wawancara dengan pengurus SSB Peta Kabupaten Kediri Dalam proses perekrutan pelatih yakni berdasarkan kemauan dan kemampuan untuk menjadi pelatih dalam diri seorang tersebut yang paling utama untuk perekrutan menjadi pelatih yakni kemauan yang ada dalam diri orang tersebut, jika belum memiliki lisensi dapat diberikan pengajaran oleh pelatih yang sudah berlisensi di SSB PETA Kabupaten Kediri dan tidak ada kriteria khusus dalam perekrutan pelatih yang paling utama ialah kemauan belajar untuk menjadi pelatih. Kesimpulan pada penelitian ini yakni dalam proses perekrutan pelatih yakni berdasarkan kemauan dan kemampuan untuk menjadi pelatih dalam diri seorang tersebut yang paling utama untuk perekrutan menjadi pelatih yakni kemauan yang ada dalam diri orang tersebut, jika belum memiliki lisensi dapat diberikan pengajaran oleh pelatih yang sudah berlisensi di SSB Peta Kabupaten Kediri dan tidak ada kriteria khusus dalam perekrutan pelatih yang paling utama ialah kemauan belajar untuk menjadi pelatih. Kata KunCi: pembinaan, sepakbola, ssb, usia dini Abtract The purpose of this research is to find out the development of SSB Peta Kediri Regency. This type of research is a type of qualitative research. The result of this research is an interview with the management of SSB Peta Kediri Regency In the process of recruiting trainers that is based on the willingness and ability to be a coach in one person is the most important for the recruitment of a coach that is the willingness that is in the person, if not yet licensed can be given teaching by a coach who is already licensed in SSB Peta Kediri regency and there is no specific criteria in the recruitment of trainers that most importantly is the willingness to learn to become a coach. The conclusion of this research is in the process of recruiting a coach that is based on the willingness and ability to be a coach in a person that is most important for the recruitment of a coach that is the willingness that exists in the person, if not yet licensed can be given teaching by a coach who is already licensed in SSB Peta Kediri regency and there is no specific criteria in the recruitment of the most important coach is the willingness to learn to become a coach. Keywords: coaching, football, ssb, early age diharapkan dapat menciptakan atlet yang berprestasi 1. PENDAHULUAN secara maksimal (Susanto et al., 2019). Sepakbola Olahraga merupakan sebuah kegiatan atau merupakan permainan yang sederhana (Occhino et al., aktifitas fisik yang dilaksanakan oleh seorang individu 2013). Permainan sepakbola merupakan cabang dengan tujuan tujuan tertentu, dalam kegiatan olahraga olahraga yang populer dan merakyat semua golongan dapat digunakan sebagai sarana kegiatan kompetisi yang dapat melakukan dan menikmati sepakbola (Wibowo, dijadikan untuk menggapai prestasi (Ningrum, 2020). 2012). Kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang Sepakbola di Indonesia masih dalam tahapan pencapaian masuk gawang lawan (Rohman, 2017). prestasi baik di tim nasional maupun klub yang bermain Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses di AFC (Ghozali et al., 2017). Upaya peningkatan pembinan dengan pengembangan secara terencana, kuantitas dan kualitas sumber daya manusia terus berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu dilakukan dengan cara pembinaan atlet di usia dini yang 89 pengetahuan dan teknologi keolahragaan (García- Dengan adanya kurikulum dan pembinaan pemain usia Angulo et al., 2020). Sepakbola Indonesia memiliki dini akan menjadikan perkembangan pemain sepak bola induk organisasi yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh di tanah air. Tujuan Sekolah Sepakbola untuk Indonesia (PSSI) organisasi ini memiliki tujuan menghasilkan atlet yang memiliki kemampuan yang meningkatkan prestasi di cabang olahraga sepakbola baik, mampu bersaing dengan SSB lainya, dapat dengan mengadakan kejuaraan dan kompetisi antar klub memuaskan masyarakat, dan mempertahankan sepakbola (Kristanto & Darni, 2018), dalam hal ini kelangsungan hidup suatu organisasi. Latihan berkualitas tujuannya untuk mencari pemain yang berbakat di Jawa yang sistematis, metodik, serta berkesinambungan Timur sendiri khususnya banya kompetisi resmi maupun merupakan kunci sukses dalam pembinaan sepak bola non resmi (Cahyanto, 2017). Upaya peningkatan pada usia dini yang bertujuan membina pesepakbola kualitas sepakbola di Indonesia akan lebih efektif yang professional dan handal (Kautsar, 2018). Oleh apabila pembinan dimulai di daerah-daerah. Di Jawa karena itu diharapkan adanya sekolah sepak bola di Timur sudah banyak berkembang Sekolah Sepakbola Indonesia bisa memunculkan bibit pemain dan bisa (SSB) yang ikut dalam pembinaan sepak bola di daerah. membawa Indonesia dikancah sepak bola dunia. Namun Dalam pembinaan dalam cabang olahraga khususnya semua itu diperlukan proses dan pembinaan jangka sepak bola pelatih merupakan hal yang tidak bisa panjang untuk mampu mengusai teknik dasar dan skill dilepaskan (Ridhowi & Syafii, 2018). Dalam era yang baik untuk menunjang pemain. Apabila semua sekarang palatih harus memiliki kompetensi yang luas sudah terencana dengan baik melalui Sekolah Sepakbola dan bertanggung jawab lebih pada atlet. Pelatih dituntut akan ditunjang dengan pembinaan yang terencana. untuk mengetahui karakter atlet kelebihan dan kekurangan pada atlet (Sanusi, 2019). Sekolah sepakbola Peta berdiri sudah lama, Pembinaan olahraga adalah mengembangkan banyak alumni Sekolah sepakbola dari SSB Peta berlaga atlet secara struktur, terencana, dan berkelanjutan di liga 3, liga 2 bahkan pernah masuk di Timnas melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan Indonesia. Adapun pembinan dari SSB Peta yang pernah dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan bermain dipersepakbolaan Indonesia antra lain: (Pramanto, 2019). Pembinaan dan pengembangan 1. Budi Sudarsono (Eks Timnas Indonesia, olahraga tahap pengenalan olahraga, pemantauan, Persebaya, Tim PON JATIM, Persik, Persib, pemanduan, pengembangan bakat dan peningkatan Sriwijaya FC, Deltras, Kalteng Putra) prestasi dalam jalur keluarga, jalur pendidikan, jalur 2. Abdul Aziz Hamzah (Persiba Balikpapan, Arema masyarakat (Maslennikov et al., 2019). Pembinan dan Indonesia, Persik) pengembangan yang sebagaimana dimaksud harus 3. Andika (Persik Kediri U-17) dilakukan sebagai proses yang terpadu, berjenjang dan 4. Wawan Kuswantoro (Persik U-21, Persires) berkelanjutan. (Larung, 2015). Pembinaan olahraga 5. Johan Abdus Subur (Persedikab U-21, POPDA adalah mengembangkan atlet secara struktur, terencane, Kab Kediri, Persisam Samarinda U-21, Perseta berjenjanga, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk Tulungagung) mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan 6. Imam Lucky Waskito (Persenga Nganjuk, dan teknologi keolahragaan (Aziz, 2014 :14). Pembinaan POPDA Kota Kediri) dan pengembangan olahraga tahap pengenalan olahraga, 7. Deny Saiful Abidin (Persenga Nganjuk) pemantauan, pemanduan, pengembangan bakat dan 8. Arifin Siregar (persik U-17, POPDA Kab Kediri) peningkatan prestasi dalam jalur keluarga, jalur 9. Gunawan (Persedikab U-23, Yahokimo FC) pendidikan, jalur masyarakat. Pembinan dan 10. Nur Rokim (Persedikab, Persebaya U-21, Persebaya pengembangan yang sebagaimana dimaksud harus U-21, Persiba Balikpapan, Manokwari Papua) dilakukan sebagai proses yang terpadu, berjenjang dan 11. Eko Budi (Persiba Balikpapan U-21) berkelanjutan (Muryadi,2013:5). Menurut Nurdyansah 12. Maldini (Akademi AC MILAN, Persik Kediri U-17). (2018), dalam membangun sistem pembinaan olahraga, Kemudian pengimplementasian manajemen di ada beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan. SSB PETA yaitu mencetak atlet sepakbola professional Sekolah Sepakbola adalah sebauh wadah untuk dan mengengembangkan bibit pemain-pemain putra pembinaan atlet sepak bola usia dini dengan desaian daerah guna bersaing di kancah lebih luas. Manajemen kurikukum dan program latihan yang sudah ditentukan. 90 dimasukan sebagai sistem pengelolaan dan penataan penelitian kualitatif peneliti menggunakan langkah sumber daya pendidik, tenaga kependidikan, peserta Triangulasi yakni mencari keabsahan melalui proses didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan penelitian, studi dokumentasi, dan wawancara (Sugiyono, prasarana pendidikan, tata lakasana dan lingkungan 2011). pendidikan untuk mencapai suatu target yang ingin Dalam pengambilan sumber data peneliti dicapai (Otte et al., 2020). melakukan fokus penelitian di SSB Peta Kabupaten Selanjutnya, observasi yang dilakukan terhadap Kediri, subjek dalam penelitian ini yakni Pengurus SSB SSB PETA menunujukan bahwa SSB ini salah satu SSB Peta Kabupaten Kediri, Pelatih, Atlet, dan Wali Murid yang berprestasi yang ada di kabupaten Kediri, Provinsi Atlet untuk dijadikan sebagai informan. Teknik analisis Jawa Timur. Hal ini terbukti dengan prestasi yang diraih data menggunakan reduksi data, penyajian data, turnamen di daerah ataupun di luar kabupaten Kediri. penarikan kesimpulan, analisis reduksi data. Kejuaraan yang diraih SSB PETA di 3 tahun terakhir yaitu: 3. HASIL 1. Juara 2 kompetisi ASKAB PSSI Kabupaten Kediri Dalam mengetahui pembinaan sepakbola usia dini di 2018 u-15 SSB Peta Kabupaten Kediri, maka perlu
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages7 Page
-
File Size-