UNIVERSITAS UDAYANA Prabu Udayana Wiracarita Dalam Rupa Pameran Lukisan I Ketut Budiana Universitas Udayana |1 Prabu Udayana Sambutan Gubernur Bali Wiracarita Dalam Rupa Pameran Lukisan I Ketut Budiana Om Swastyastu Puja pangastuti dan angayubagya saya haturkan kehadapan Pameran berlangsung dari 15 - 24 April 2016 Ida Shang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kerta wara nugrahaNya, pameran lukisan Prabu Udayana hasil karya seorang seniman lukis I Ketut Budiana atas inisiatif Universitas Udayana dapat digelar di Bentara Budaya Bali. Penulis: Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Prof. Dr. phil. I Ketut Ardhana, M.A. Bapak I Ketut Budiana dan Universitas Udayana atas digelarnya Jean Couteau pameran lukisan yang menceriterakan kisah Prabu Udayana, sejak I Wayan Seriyoga Parta lahir, perjalanan hidupnya sampai menjadi raja di Bali dan hingga kembali kepada Sang Pencipta. Pameran lukisan ini diharapkan tidak saja bermanfaat bagi penikmat dan pecinta seni lukis pada khususnya, namun juga menjadi informasi dan Desain Sampul, Tata Letak & Fotografi: pembelajaran penting tentang sejarah seorang Raja yang pernah memerintah tanah Bali ini D’ANSWER Production bagi masyarakat umum. Akhir kata, semoga pameran lukisan ini mendorong dan menginspirasi lahirnya seniman Koordinator Pelaksana lukis-seniman lukis muda yang akan berkontribusi terhadap seni budaya daerah dan dunia. I Made Andika, S.Kom (Deco) Sekian, terimakasih. Edition : 300 copies Om Shanti, Shanti, Shanti, Om Denpasar, April 2016 Gubernur Bali Ditrebitkan Oleh: Copyright © 2016 Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali-80361 Made Mangku Pastika Tlp: +62 (361) 701954, 704845 Fax: +62 (361) 701907 [email protected] 2 | Universitas Udayana Universitas Udayana |3 Sambutan Rektor Universitas Udayana Prabu Udayana, Makna Dalam Rupa Oleh: Warih Wisatsana Bentara Budaya Bali Om Swastyastu, Sejarah bukan semata kisah, namun juga Upaya transformasi yang mempribadi itu, Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan warisan nilai-nilai. Sebagaimana prasasti yang boleh dikata menggambarkan pula transformasi Yang Maha Esa/Ida Shang Hyang Widhi Wasa karena atas ditemukan di banyak tempat di Bali atau di daerah masyarakat Pulau Dewata – dari budaya agraris komunal yang guyub dan hangat menuju masyarakat rahmatNya, asung kerta wara nugrahaNya, pameran lukisan lain di nusantara ini, sebagian terbaca dan tak sedikit pula yang pupus terhapus menjadi teka-teki modern yang berbasis industri pariwisata dengan bertajuk Prabu Udayana dapat digelar di Bentara Budaya Bali. serta mengundang pertanyaan dan keingintahuan. kecenderungan individual. Memang, sejak awal Lukisan ini terlahir dari inspirasi saya pada saat Universitas Demikian juga Prabu Udayana, silsilah berikut kolonial, bahkan jauh sebelum itu, Bali boleh dikata Udayana merenovasi gedung Widya Sabha yang terletak di kebesaran dan keagungannya tak sepenuhnya telah mengalami globalisasi dengan berbagai kampus Bukit Jimbaran. Saya berkeinginan adanya lukisan terungkap, namun jejak arkeologis juga tinggalan ragam determinasinya. Pergulatan dan capaian yang menghiasi sekeliling bagian dalam gedung terebut, seperti historisnya terbukti kini telah menjadi bagian dari Ketut Budiana merefleksikan proses lintas budaya (trans-culture) serta silang budaya (cross-culture) halnya gedung-gedung penting lainnya. Inspirasi tema lukisan keberadaan kita. Pameran bertajuk Prabu Udayana: yang mempertautkan nilai-nilai warisan leluhurnya bertajuk Prabu Udayana ini lahir dari hasil riset tentang Prabu Wiracarita Dalam Rupa, sungguh sebuah (tradisi) dengan nilai-nilai budaya lain. Udayana yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Bali Universitas peristiwa penuh arti. Bentara Budaya Bali Pada sebagian karyanya, kita dapat Udayana yang baru saja selesai. menyambut antusias uluran kerjasama Universitas meresapi suatu capaian yang bersifat asimilasi, Atas inisiatif teman-teman yang bergabung di dalam Tim Peneliti Prabu Udayana, Udayana, serta menyadari bahwa eksibisi kali ini - mengandaikan adanya pertemuan berbagai saya dianjurkan untuk memohon kepada pelukis I Ketut Budiana sebagai orang yang akan menghadirkan karya perupa sohor Ketut Budiana kultural, menghasilkan sesuatu yang baru dengan unsur dasar yang dianggap telah luluh. Di sisi lain, mengekspresikan sejarah Prabu Udayana ini di dalam kanvas. Mulanya saya ragu karena saya (66) – tidak semata sebuah upaya memuliakan masa lalu, melainkan mencerminkan pula kekinian sebagian karyanya membuahkan nilai-nilai baru mengetahui bahwa tingkatan Bapak I Ketut Budiana sebagai pelukis sudah amat tinggi, saya sekaligus pengharapan akan masa depan Bali yang yang akulturatif, dengan unsur-unsur yang dapat yakin Universitas Udayana tidak akan mampu “membeli” beliau. Namun rupanya, Tuhan telah lebih baik. dilacak ke asal muasalnya. Buah ciptanya meraih menuntun beliau untuk membantu Universitas Udayana. Melalui goresan garis dan komposisi warna orisinalitas, tetap berakar pada nilai-nilai filosofi Saya berharap, pameran lukisan ini bisa dinikmati oleh pecinta seni lukis dan terpilih yang penuh perenungan, sang kreator Bali yang hakiki, mengekspresikan bagian diri Ketut masyarakat luas yang berkeinginan untuk memahami sejarah Prabu Udayana. Dan sekaligus menorehkan figur sekaligus tutur di seputar Prabu Budiana yang komunal dan juga sisi lain dirinya yang individual. memberikan inspirasi bagi generasi penerus untuk mempertahankan dan membangun budaya Udayana, berdasarkan beberapa prasasti Bali Kuno bertakhta sekitar 989 – 1011 M. Berpermaisuri Sri --- dan memahami bagian dari sejarah perjalanan bangsa ini. Gunapriya Dharmmapatni atau dikenal sebagai Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya dan seluruh jajaran Universitas Udayana Mahendradatta, Prabu Udayana adalah turunan Sri Wiracarita Prabu Udayana dalam bahasa memberikan apresiasi dan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak I Ketut Kesari Warmadewa yang merupakan wamsakara rupa Ketut Budiana, terinci sepanjang 8339 cm Budiana atas sumbangsihnya dan inisiatifnya untuk melaksanakan pameran sebelum lukisan dinasti tersebut. x 140 cm, layaklah diharap mengandung nilai- yang indah ini dipasang di dalam gedung Widya Sabha Universitas Udayana. nilai hakiki, yang diyakini mendasari keagungan Transformasi dan kemuliaan masa kerajaan Bali Kuno tersebut. Sekian sambutan dari saya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Dipilihnya perupa Ketut Budiana tentu Bahasa rupa yang simbolis filosofis ini, serta pada Selamat menikmati dan memahami makna lukisan Prabu Udayana ini. melalui pertimbangan yang mendalam. Selama ini bagian lain bersifat naratif, semoga mencerahkan kita menyaksikan proses cipta seniman tersebut kita. Karya rupa ini, boleh dikata menyempurnakan Om Shanti, Shanti, Shanti, OM yang layak diapresiasi. Perupa kelahiran Padang Hymne dan Tarian Prabu Udayana yang telah Tegal, Ubud ini, mengolah ikon-ikon yang hidup tercipta lebih dahulu. Denpasar, April 2016 dalam masyarakat Bali menjadi wujud rupa yang Hormat pada gagasan pameran ini, hormat mempribadi – suatu kreasi modern yang berlimpah kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Rektor, Universitas Udayana kekuatan ekspresi simbolis kosmis, melampaui Rektor Universitas Udayana, yang terilhami serta kebakuan bentuk lukisan Bali tradisional. berupaya mewujudkan peristiwa kultural yang Sesungguhnya yang ia raih dan tawarkan adalah berharga ini. upaya transformasi, diterjemahkan dalam wujud Prof. DR. dr Ketut Suastika Sp. PD-KEMD garis dan warna, memanfaatkan bukan hanya NIP. 19550329 198012 1 001 ikonografi Bali yang direvisi, tetapi suatu inovasi Mari kita berapresiasi… bersifat tematik, teknis, sekaligus stilistik. 4 | Universitas Udayana Universitas Udayana |5 Riwayat dan Filsafat Prabu Udayana Intepretasi Prabu Udayana Dalam Lukisan I Ketut Budiana Oleh: Jean Couteau Oleh: Wayan Seriyoga Parta Cara Ketut Budiana mendekati tema Pembuatan oleh Ketut Budiana dari Karya seni lukis tidak hanya pada sebuah momen yang kini kembali terulang suatu lukisan berukuran 83m39 x 1m40 yang “Udayana” yang dipesan oleh pihak Universitas menghadirkan sebuah ekspresi, tetapi juga pada seniman kontemporer Bali I Ketut Budiana diperuntukkan buat Universitas Udayana adalah Udayana mencerminkan hal itu. Memang terdapat merupakan representasi dari intepretasi dan asal Padangtegal Ubud. Ketut Budiana diberi suatu peristiwa yang penting dari aneka sudut segi naratif pada karya itu, yang mengisahkan persepsi seorang seniman terhadap fenomena mandat untuk menerjemahkan narasi tentang bagi dunia seni. peristiwa dan suasana zaman raja Udayana, alam, sosial, budaya dan fenomena lainnya. Prabu Udayana, salah satu Raja besar dari Peristiwa itu penting secara « politik ». suasana yang dicirikan, seperti halnya sekarang Termasuk narasi-narasi sejarah kebudayaan masa Bali kuna dari Dinasti Warmadewa. Raja Selama seratus tahun seni rupa Bali telah, untuk ini, oleh “bersatu”nya Jawa dan Bali: Bali kala dan peradaban. Bahkan sebelum seni besar yang pernah memerintah Bali, dan saat sebagian besar, berada di luar dari kuasa orang itu damai dan « kerta raharja », yaitu makmur, dinobatkan sebagai ekspresi dan menjadi hak pemerintahannya Bali menjalin hubungan erat lokal, yaitu orang Bali. Hal ini adalah akibat seperti sekarang ini juga; sekte sekte agama otonom seorang seniman. Karya seni lukis dengan kerajaan Jawa Timur. Kisah perihal langsung dari integrasi Bali, melalui penjajahan dipersatukan atas prakarsa Empu Kuturan di bawah telah mengemban sejumlah mandat, dalam Udayana dan pemerintahannya belum
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages15 Page
-
File Size-