Kota Lubuklinggau BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA 7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Bagian ini menjabarkan kondisi eksisting, sasaran program serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0- 100, yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan system penyediaan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air lim bah, persampahan, dan drainase. khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasar ana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di ka wasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal. 7.1.1. Kondisi Eksisting 7.1.1. Data Kondisi Eksisting Kawasan Kumuh Kota Lubuklinggau melalui surat Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor : 62 / KPTS / BAPPEDA / 2016 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 265 Tahun 2 014 tentang Penatapan Lokasi Kawasan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-1 Kota Lubuklinggau Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau. Berdasarkan SK tersebut Kota Lubuklinggau memiliki 6 Kawasan Kumuh, yang terdiri dari : Ulak Surung, Jawa Kanan SS, Mesat Seni, Karpo (Karya Bakti dan Dempo), Pelilu (Pasar Permiri, Lubuklinggau Ilir dan Lubuklinggau Ulu) dan Memubak (Mesat Jaya, Muara Enim dan Bandung Kiri) dengan luas 111,82 Hektar. SK Walikota Lubuklinggau tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Lubuklinggau Nomor 265 Tahun 2014 tentang Penatapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau dapat dilihat dibawah ini. RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-2 Kota Lubuklinggau RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-3 Kota Lubuklinggau RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-4 Kota Lubuklinggau RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-5 Kota Lubuklinggau RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-6 Kota Lubuklinggau 7.1.1.2. Permukiman Perdesaan dan Rawan Bencana Kota Lubuklinggau terdiri dari 72 (tujuh puluh dua) Kelurahan dari 72 Kelurahan. Kawasan Rawan Bencana merupakan kawasan yang diidentifikasi berpotensi tinggi mengalami bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung. Tujuan dari penetapan Kawasan Rawan Bencana adalah untuk mencegah dan menghindarkan terjadinya korban baik berupa harta, benda, maupun nyawa yang disebabkan oleh suatu kejadian bencana alam. Pencegahan dilakukan antara lain dengan melarang, membatasi, dan mengendalikan pemanfaatan ruang di Kawasan Rawan Bencana untuk kegiatan budidaya, dan dengan memberi jalur hijau (buffer zone) pada kawasan-kawasan tersebut. Berdasarkan analisis, kemungkinan terjadinya bencana di kota Lubuklinggau adalah berasal dari banjir, tanah longsor, kebakaran, gempabumi serta angin puting beliung. Saat ini, bencana banjir belum terjadi secara mengkhawatirkan hanya sebatas banjir sesaat atau genangan air selama beberapa jam setelah hujan d eras mengguyur. Selanjutnya, tanah longsor dikhawatirkan terjadi di sekitar Bukit Sulap karena masyarakat yang mengambil batu alam untuk peralatan dapur dari Bukit Sulap. Bahaya kebakaran sering terjadi karena kecerobohan masyarakat, misalnya kompor, tabun g gas bahkan karena lilin dan membakar sampah di halaman. Permukiman yang padat ataupun dibuat dari bahan kayu menyebabkan kawasan permukiman rawan kebakaran. Dalam hal gempabumi, kota Lubuklinggau berdekatan dengan kawasan Bukit Barisan yang memiliki sala h satu lempeng (vault) gempabumi di pulau Sumatera. Kemungkinan terjadi bencana gempabumi di kota Lubuklinggau tetap perlu menjadi pertimbangan karena lokasinya relatif berdekatan dengan kawasan Bukit Barisan. Bencana akibat angin puting beliung mulai bany ak terjadi dalam 2 tahun terakhir ini, hal ini diakibatkan karena pengaruh global warming maupun climate change. Oleh sebab itu, perlu juga diwaspadai akibat dari angin puting beliung yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Korban yang mungkin terjadi dala m jumlah besar di kota Lubuklinggau, kemungkinan terjadi akibat dari gempabumi maupun kebakaran. RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-7 Kota Lubuklinggau Kawasan rawan bencana alam yaitu kawasan rawan bencana longsor seluas 2.880 Ha meliputi kawasan Kaki Bukit Sulap di sebagian Kelurahan Marga Bakti, Kelrahan Durian Rampak, Kelurahan Taba Baru, Kelurahan Petanang Ilir, Kelurahan Petanang Ulu Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kelurahan Joyo Boyo, Kelurahan Ulak Surung Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Lubuklinggau Barat II. Arahan pe nanggulangan kawasan rawan longsor dengan cara reboisasi hutan yang telah gundul dengan cara penanaman kembali dan pemantapan fungsi kawasan sebagai hutan lindung, dan kawasan perlindungan terbatas. 7.1.1.3. Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman Melalui Program 100-0-100 Kota Lubuklinggau ingin adanya pengurangan kawasan kumuh dan menata kawasan yang menjadi potensi kumuh sehingga kawasan permukiman di Kota Lubuklinggau tertata dengan baik dan menjadi Kota Tanpa Kumuh. Tantangan yang dihada pi adalah bagaimana menegakkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penataan kawasan kumuh dan anggaran untuk kegiataan penataan kawasan kumuh. Ada beberapa potensi kawasan permukiman yang terdapat pada Kota Lubuk Linggau diantaranya adalah, sebagai berikut : Perekonomian kawasan di bidang perdagangan dan jasa, agrominapolitan dan pariwisata, sehingga akan menarik konsentrasi kegiatan lain dan tumbuhnya sektor perumahan. Prospek berkembang sebagai kawasan pengembangan perekonomian di bagian Timur Prov insi Sumatera Selatan, ditunjang dengan dilalui jalur lalu lintas regional (Sumatera Selatan –Kota Lubuk Linggau –Palembang). Kawasan permukiman pusat kota yang memiliki nilai budaya tinggi sebagai ciri masyarakat perkotaan di Kota Lubuk Linggau. RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-8 Kota Lubuklinggau Sebagian besar wilayah perencanaan topografinya relatif datar dan landai, hal ini memudahkan dalam pengembangan kota dan perencanaan jaringan infrastruktur perkotaan. Terletak berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kota Lubuk Linggau sebagai salah sat u pusat pengembangan perekonomian di bagian Barat Sumatera Selatan. Ketersediaan lahan bagi kegiatan permukiman yang masih cukup besar. Kondisi sosial penduduk yang memiliki tingkat akulturasi yang bervariasi dan toleransi yang tinggi. Sehingga, dapat deng an mudah untuk menerima ide- ide pembangunan. Aktivitas perdagangan dan industri di Kota Lubuk Linggau ditunjang oleh adanya Sarana dan prasarana perhubungan darat di Kota Lubuk Linggau antara lain jalan raya dan jalur kereta api yang letaknya berada di pusat kota. Kota Lubuk Linggau mempunyai potensi wisata baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata antara lain Air Terjun Temam, Air Terjun Taqli, Bukit Sulap, Dam Air Watervang, Museum Subkos Garuda, Situs Benteng Kuto Ulak Lebar, dan Situs Megal ith. Selain itu, posisi Kota Lubuk Linggau sebagai daerah transit juga sangat mendukung perkembangan sarana penunjang pariwisata seperti hotel dan restoran. Sektor industri merupakan sektor strategis dalam perekonomian Kota Lubuk Linggau. Untuk Kota Lubuk Linggau keberadaan sektor industri yang utama adalah yang termasuk dalam kelompok yang kedua yaitu industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Menurut kondisi sosialnya Kota Lubuk Linggau merupakan kota dengan tingkat integrasi sosial yang tinggi dengan be rcampurnya berbagai ragam etnis yang memperkaya budaya Kota Lubuk Linggau. Hal ini juga menunjukkan adanya tingkat penerimaan/toleransi dari penduduk yang cukup tinggi sehingga dapat dengan mudah menerima perubahan-perubahan yang mengarah pada kesejahteraan penduduk. Perubahan status kota akan menciptakan arus migrasi yang cukup tinggi. Dengan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Lubuk Linggau 2017 – 2021 VII-9 Kota Lubuklinggau kondisi sosial penduduk yang toleran maka para migran terutama yang memiliki kualitas yang baik dapat diterima oleh masyarakat kota sehingga dapat menjadi asset bagi pembangunan Kota Lubuk Linggau. Kota sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai aktivitas kehidupan tentunya tidak akan terlepas dari permasalahan, terlebih semakin meningkatnya status kota tersebut, maka masalah-masalah yang dihadapi akan semakin kompleks, seperti halnya Kota Lubuk Linggau yang menjadi bagian wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Adapun permasalahan permasalahan pokok yang dihadapi Kota Lubuk Linggau sebagai berikut : 1. Masalah fungsi lahan yang terkonsentrasi di pusat kota dan masih bel um termanfaatkannya lahan-lahan di pusat kota secara efektif. 2. Masalah banjir dan air genangan yang terjadi akibat tumpukan sampah yang tidak pada tempatnya dan belum tersedianya infrastruktur pendukung lainnya. 3. Infrastruktur kota kurang memadai sehingga me njadi penghambat optimalisasi kapasitas pembangunan di daerah.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages140 Page
-
File Size-