Redaksi: Gedung Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Lt 2. Ruang Jurusan Manajemen Dakwah Jl. AH. Nasution No. 105 Cipadung Cibiru Bandung Telepon : 022-7810788 Fax : 0227810788 E-mail : [email protected] Website : http://md.uinsgd.ac.id Dr. Hajir Tajiri, M.Ag. BELAJAR KEPADA SOSOK DA’I KHARISMATIK Bagaimana menjadi Pendakwah yang Baik dalam Kepribadian, Keahlian Berkomunikasi dan Konteks Situasi 1 BELAJAR KEPADA SOSOK DA’I KHARISMATIK Bagaimana menjadi Pendakwah yang Baik dalam Kepribadian, Keahlian Berkomunikasi dan Konteks Situasi Penulis : Dr.Hajir Tajiri, M.Ag Penyunting : H. Asep Iwan Setiawan, M.Ag Desain Sampul dan Tata Letak : Cecep Abdu Rohman Cetakan pertama : Juni 2020 ISBN : 978-623-93860-8-5 Diterbitkan dan disitribusikan oleh: Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Gedung Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Lt 2. Ruang Jurusan Manajemen Dakwah Jl. AH. Nasution No. 105 Cipadung Cibiru Bandung Telepon : 022-7810788 Fax : 0227810788 E-mail : [email protected] Website : http://md.uinsgd.ac.id Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur kami persembahkan hanya kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam, atas karunia-Nya buku berjudul “Belajar kepada Sosok Da’i Karismatik” sebuah karya yang diolah dari penelitian tentang tipologi da’i karismatik di Bandung ini akhirnya dapat diselesaikan. Semoga dengan lahirnya buku ini dapat menambah khazanah perbendaharaan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengembangan skill dakwah serta menjadi menu tambahan bagi siapa saja yang minat terampil dalam berdakwah. Setidaknya keutuhan pribadi, kiat terampil dengan belajar terhadap tokoh-tokoh da’i yang dibahas dalam buku ini. Buku ini tersusun atas empat bab, Bab 1 pendahuluan, berisi pengantar wacana, asal usul atau kronologis pentingnya dilakukan pengkajian, penelitian atau pembahasan; pada bab ini juga beberapa konsep yang berhubungan dengan kajian atau penlitian dibahas atau dibicarakan; demikian juga berkaitan dengan metodologi penelitian yang diterapkan; beberapa riset sebelumnya yang relevan juga tak lupa dibicarakan pada bab ini. Bab 2 berisi data hasil penelitian mencakup profil praktisi da’i karismatik di Kota Bandung: KH. Miftah Faridh, KH. Abdullah Gymnastiar dan Ustad H. Aam Amirudiin, mengupas keadaan keluarga, pengalaman pendidikan/belajar, kiprah perjuangan dakwah, karya tulis dan segudang prestasi dakwah lainnya; Pada bab ini dibahas pula mutu personal / kualitas 2 kepribadian mulai dari integritas, kejujuran dan keistiqamahan perilaku dari ketiga tokoh dakwah; gaya komunikasi dakwah, retorika dan bahasa dakwah sebagai ciri kemampuan komunikasi efektif yang dimiliki tiga tokoh dakwah, serta kontek situasi keunggulan prestatif dalam mensolusi masalah kehidupan. Kemudian Bab 3 berisi pembahasan, pada bab ini dilakukan kajian perbandingan dalam beberapa aspek yang fokus pembahasan mulai dari kemampuan komunikasi efektif (gaya, retorika dan bahasa), kualitas pppribadi (integrity, honesty and consistency) serta kontek situasi atau keunggulan prestatif. Dalamhal pembahasan bukan bersifat teoretik tapi deskripsi apa adanya berdasarkan fakta yang melekat pada pribadi tokoh dakwah. Bab 4 simpulan dan saran. Harapan penulis, semoga buku ini dapat dijadikan rujukan dalam perkuliahan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya untuk mata kuliah Psikologi Dakwah dan Etika Dakwah, sehingga proses perkuliahan betul-betul didasarkan pada fakta hasil penelitian, bukan sekedar kajian- kajian yang bersifat reflektif, sehingga uraian-uraian penjelas dapat lebih mengena dan menyentuh secara kognitif, emotif maupun psikomotor para mahasiswa yang belajar. Akhirnya, melalui pengantar ini tak luput kami patut berterima kasih atas semua pihak yang turut serta memberikan kelancaran mulai dari tahapan penelitian hingga penyusunan buku ini. Semoga semua amaliah kita dijadikan Allah SWT. sebagai amal shaleh. Aamiin. Bandung, 15 Juni 2020 Penulis 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………… ………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………… iii DAFTAR TABEL ……………………………………………… v BAB I PENDAHULUAN ……………………………………. 6 A. Latar Belakang Penelitian ………………………… 6 B. Rumusan Masalah …………………………………. 1 0 C. Tujuan Penelitian ………………………………….. 1 D. Manfaat Penelitian ………………………………… 1 1 E. Kerangka Konseptual ……………………………… 1 F. Penelitian Terdahulu................................................ 1 2 G. Metodologi Penelitian …………………………….. 2 7 3 8 4 BAB II DATA HASIL PENELITIAN………………………… 39 A. Profil Da’i Karismatik di Bandung ………………. 39 B. Gaya dan Retorika Da’i Karismatik di Bandung……. 51 C. Kualitas Pribadi Da’i Karismatik di Bandung… 164 D. Konteks Situasi Kemunculan Da’i Karismatik di Bandung …………………………….. 179 BAB III PEMBAHASAN ……………………… 189 A. Persamaan dan Perbedaan Gaya dan Retorika Dakwah KH. Miftah Faridl, KH. Abdullah Gymnastiar dan Ustad H. Aam Amiruddin …………………………………. 191 B. Persamaan dan Perbedaan Kualitas Pribadi KH. Miftah Faridl, KH. Abdullah Gymnastiar dan Ustadz 204 H.Aam Amiruddin …………………………………….. C. Persamaan dan Perbedaan Konteks Situasi yang melatari Kemunculan KH. Miftah Faridl, KH. 211 Abdullah 214 5 215 Gymnastiar dan Ustadz H. Aam Amiruddin ……….. D. Hubungan Pengalaman Belajar dengan Capaian Karir E.Peran Dukungan Keluarga terhadap Kesuksesan Karir Dakwah BAB IV SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP ..................... 217 A. Simpulan ……………………………………… 217 B. Saran-saran ………………………………………… C. Penutup ................................................................... 220 220 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 222 INDEKS ………………………………………………………………. 224 DAFTAR TABEL 2.1 Tipe-tipe Karisma Pribadi yang Murni 8 5.1 Gaya Komunikasi Da’i Karismatik 191 5.2 Kualitas Pribadi Da’i Karismatik 204 4.3 Konteks Situasi Da’i Karismatik 212 6 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan sosok da’i di tengah masyarakat terlebih sebagai figur pemersatu umat, penyejuk, dan pengendali kognisi, emosi dan perilaku umat dari perilaku sesat dan menyimpang, dalam kenyataannya akan senantiasa dibutuhkan masyarakat. Berbagai kegiatan dakwah yang dilakukan da’i baik dalam bentuk ceramah lisan dan tulisan (tablîgh), bimbingan maupun konsultasi keagamaan (irsyâd), pengelolaan kegiatan amaliyah ibadah dan 7 dakwah (tadbîr) dan pemberdayaan masyarakat (tathwîr), terus berlangsung di berbagai tempat, terlebih pada momentum hari besar Islam, tradisi tasyakuran, berbagai pengajian sebagai ekspresi kegembiraan dengan menampilkan sosok da’i dan kemampuan dakwahnya. Secara lebih jauh lagi peran da’i bagi masyarakat, seperti disebutkan oleh Amin Abdullah (dalam Rifanudin, 2007) antara lain sebagai penyeru (munadi), pendidik (muaddib), pemersatu (muwahhid), pelurus informasi (musaddid), pejuang (mujahid), pembaru (mujaddid). Para da’i juga dapat berfungsi sebagai planner (perencana kehidupan sosial umat), pusat kebijakan umat, ahli/expert, pengontrol kehidupan umat, mediator dan teladan umat, sentral figure umat, serta agen perubahan social (agent of social change). Signifikansi peran da’i tersebut tanpa kecuali konteksnya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang menjadi tidak kecil artinya. Pembangunan akan berjalan oftimal manakala masyarakat sebagai partisipan pembangunan sekaligus objek yang dibina dan mendambakan hasil dari pembangunan, dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses pembangunan yang sedang berjalan. Upaya pengondisian masyarakat yang notabene sebagian besar memeluk agama Islam, tidak ada yang dipandang lebih tepat dan memadai selain dengan pintu atau menggunakan bahasa agama dengan juru penyampainya yaitu para da’i. Namun demikian tidak semua da’i memiliki kriteria dapat diterima secara ekslusif dan istimewa oleh masyarakat. Dari data jumlah da’i yang mencapai ribuan (untuk kota Bandung dan kabupaten Bandung) tidak akan mencapai 10% da’i yang penerimaannya dapat secara ekslusif oleh masyarakat. Meminjam istilah atau pernyataan salah seorang sosok 8 cendekiawan muslim (Nanat Fatah Natsir), ada da’i yang diminati dan yang tidak diminati, ada da’i yang pintar diminati, ada yang kurang pintar tapi diminati, ada juga yang kurang pintar tapi tidak diminati. Kyai-kyai pesantren itu ilmunya tinggi tapi kurang diminati, sebaliknya orang baru tampil atau muncul langsung diminati. Sosok da’i yang diterima secara ekslusif memiliki karakteristik unggul, terampil, dapat dipercaya. Mereka memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut. Para pengikut merasa bahwa keyakinan sosok yang diidolakan adalah benar, mereka bersedia mematuhi himbauan maupun ajaran yang dibawa oleh sosok yang diidolakan, mereka merasakan kasih sayang, penuh cinta dan setia terhadap sosok idolanya, secara emosional mereka terlibat dalam misi yang sedang diusung dan diperjuangkan oleh sosok idolanya. Sosok da’i tersebut dipandang memiliki kemampuan mengekspresikan suatu pandangan, keyakinan dari ajaran agama yang dipilihnya, pemberi solusi atas situasi yang carut marut, berbagai kekacauan dan kebimbangan dengan cara yang tepat dan sangat menarik. Para tokoh itu muncul dengan pribadi yang memiliki rasa percaya diri luar biasa, mempunyai visi dan mampu mengungkap kannya secara gamblang, tidak terikat oleh aturan tertentu, mempunyai keterampilan komunikasi yang hebat, serta bersedia membuat pengorbanan diri dan mengambil resiko pribadi. Profil da’i sebagaimana dijelaskan merupakan sosok pribadi yang sempurna, ia bukan hanya bernilai karena kemampuan komunikasinya
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages238 Page
-
File Size-