Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober 2014 MORFOLOGI NEMATOSIT DARI DUA SPESIES KARANG SCLERACTINIA (Seriatopora hystrix dan Seriatopora caliendrum) Carolus P. Paruntu1 dan Nofrita Souw1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT Manado (E-mail: [email protected]) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dimensi nematosit, yaitu panjang dan lebar kapsul serta panjang tangkai) antara kedua karang Scleractinia, S. hystrix dan S. caliendrum yang dikumpulkan dari terumbu karang pantai Malalayang Kota Manado. Pengamatan nematosit dilakukan dengan menggunakan Mikroskop tipe Olympus CX41, sedangkang pengukuran dimensi nematosit digunakan jangka sorong stainless steel (manual) dalam satuan mm, kemudian dikonversi kedalam µm. S. hystrix dan S. caliendrum, masing-masing memiliki tipe nematosit yang sama, yaitu microbasic p-mastigophore (MpM) dan holotrichous isorhiza (HI). Panjang dan lebar kapsul, serta panjang tangkai nematosit dari kedua spesies melalui analisis statistik (uji-t) memperlihatkan hasil tidak berbeda nyata (P > 0.05). Penelitian ini menyatakan bahwa tipe dan morfologi nematosit dari kedua spesies uji adalah sama dan menyarankan bahwa S. hystrix dan S. caliendrum adalah spesies yang sama. Bagaimanapun perlu dilakukan uji lanjut tentang habitat dan lingkungannya dimana fauna- fauna ini berada dan uji DNA apakah perbedaan atau persamaan dari kedua spesies merupakan faktor lingkungan atau genetika atau gabungan dari kedua faktor tersebut. Kata kunci: Seriatopora hystrix; Seriatopora caliendrum, nematosit, MpM, HI PENDAHULUAN Karakteristik skeleton telah digunakan secara luas untuk taksonomi karang Scleraktinia (Lang, 1984). Namun, penggunaan morfologi nematosit untuk taksonomi karang Scleractinia masih jarang digunakan oleh para ahli karang sampai sekarang ini. Veron dan Pichon (1976) menganggap bahwa Stylophora mordax merupakan ekomorf dari Stylophora pistilata. Hidaka dan Yamazato (1985) telah menggambarkan beberapa macam bentuk warna Galaxea fascicularis, dan menemukan tipe „hard morph‟ dan tipe „soft morph‟ adalah dua tipe yang berbeda. Hidaka (1992) telah menguraikan perbandingan morfologi nematosit antara beberapa macam warna karang Galaxea fascicularis dan antara S. mordax dan S. pistilata dari Pulau Sesoko, Okinawa Jepang. Hasilnya bahwa dua tipe yang berbeda dari G. fascicularis, yaitu ‘hard morph’ dan ‘soft morph’ dan antara S. mordax dan S. 113 Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober 2014 pistilata adalah memiliki perbedaan morfologi nematosit dan diusulkan sebagai spesies-spesies yang berbeda. Pakasi (2000) telah menguji morfologi nematosit dari kedua spesies yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat, yaitu Pachyseris spesiosa sebagai ekomorf dari Pachyseris rugosa (Ditlev, 1980) bahwa kedua spesies memiliki morfologi nematosit yang berbeda dan diusulkan sebagai spesies yang berbeda. Paruntu dkk. (2013) telah melaporkan morfologi nematosit dari tiga spesies karang dalam satu genus Pocillopora (P. eydouxi, P. woodjonesi dan P. verrucosa) dari Pantai Malalayang Kota Manado bahwa mereka memiliki tipe-tipe nematosit yang sama, namun mempunyai komposisi dan dimensi nematosit yang berbeda. Para peneliti karang umumnya menyatakan bahwa Seriatopora hystrix Dana, 1846 dan Seriatopora caliendrum Ehrenberg, 1834 adalah spesies yang berbeda, namun Veron (1986) menyatakan bahwa S. caliendrum adalah spesies yang serupa dengan S. hystrix. Penelitian tentang morfologi nematosit dari kedua karang Scleractinia, S. hystrix dan S. caliendrum untuk membedakan mereka sampai saat ini belum pernah diteliti oleh para ahli karang di bidang taksonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan morfologi nematosit dari kedua karang Scleractinia, yaitu S. hystrix dan S. caliendrum. METODE PENELITIAN Sampel koloni-koloni dari S. hystrix dan S. caliendrum diambil di kedalaman sekitar 10 m pada terumbu karang Pantai Malalayang Kota Manado pada tahun 2014. Potongan kecil koloni-koloni yang berdiameter sekitar 5 cm ini dimasukkan kedalam toples plastik yang berisi cairan 10% formalin dalam air laut yang telah disiapkan dan dibawa ke Laboratorium Biologi Kelautan FPIK Unsrat untuk pengamatan. Selanjutnya koloni-koloni karang dari kedua spesies tersebut didekalsifikasi kedalam campuran larutan 10% formalin dan 10% asam asetat dalam air tawar dengan perbandingan 1:1 selama tiga hari untuk memperoleh jaringan tubuh lunak dari karang tanpa skeleton. Selanjutnya, sampel jaringan lunak tersebut, diawetkan kedalam cairan formalin 10% dalam air tawar. Potongan kecil dari jaringan tubuh karang hasil dari dekalsifikasi diambil dengan pinset dan dihisap dengan pipet dari wadah pengawet sampel, kemudian diletakkan di atas „slide glass‟, dan dilumatkan di bawah „cover glass‟. Selanjutnya, 114 Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober 2014 sel nematosit diamati dan diambil beberapa foto di bawah mikroskop tipe Olympus CX41. Foto nematosit dalam keadaan yang belum melepaskan tangkai dan benang dari kapsulnya diambil di bawah mikroskop tersebut dengan pembesaran 40x lensa objektif untuk pengukuran dimensi nematosit (yaitu, panjang dan lebar kapsul, serta panjang tangkai), sedangkan pengambilan foto close up pada pembesaran 100x lensa objektif dengan menggunakan mikroskop yang sama. Dimensi nematosit tersebut diukur di atas cetakan-cetakan foto yang diambil dengan menggunakan jangka sorong stainless steel tipe manual dalam satuan millimeter (mm), kemudian itu dikonversi menjadi ukuran sebenarnya dalam mikronmeter (µm). Tipe nematosit MpM yang diukur adalah panjang dan lebar kapsulnya, serta panjang tangkainya. Khususnya panjang tangkai diukur dari ujung nematosit yang satu sampai pada ujung tangkai yang berbentuk „V‟. Untuk tipe nematosit HI, yang diukur hanya panjang dan lebar kapsulnya saja, karena tidak memiliki tangkai dalam kapsulnya. Sel nematosit diidentifikasi dengan mengunakan buku atau karya ilmiah dari Mariscal (1974). Untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan pada morfologi nematosit (panjang dan lebar kapsul, serta panjang tangkai) antara kedua spesies uji, yaitu S. hystrix dan S. caliendrum, maka analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan nilai signifikansi (P < 0.05) untuk membedakan dua rataan dari dua populasi. HASIL DAN PEMBAHASAN S. hystrix dan S. caliendrum, masing-masing memiliki dua tipe nematosit yang sama, yaitu microbasic p-mastigophore (MpM) dan holotrichous isorhiza (HI). Gambar nematosit dengan pembesaran 1000x dapat dilihat pada Gambar 1 dan gambar nematosit dengan pembesaran 400x yang digunakan untuk mengukur dimensi nematosit (panjang dan lebar kapsul, serta panjang tangkai) dapat dilihat pada Gambar 2. Microbasic p-mastigophore (MpM) memiliki benang dan tangkai dengan duri-durinya serta ujung tangkainya membentuk seperti huruf V, disamping itu panjang tangkainya sekitar 2/3 dari panjang kapsul; Sedangkan holotrichous isorhiza (HI) hanya mempunyai benang tetapi tidak memiliki tangkai dan ukuran diameter benang seluruhnya sama serta memiliki duri yang berkembang baik di seluruh benang. 115 Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober 2014 MpM HI Gambar 1. Nematosit dari S. hystrix dan S. caliendrum dengan pembesaran 1000x. MpM, mcrobasic p-mastigophore; HI, holotrichous isorhiza. Skala bar = 10 µm. Gambar 2. Tipe nematosit MpM dan HI dari S. hystrix dan S. caliendrum dengan pembesaran 400x yang digunakan untuk pengukuran dimensi nematosit. Keterangan: MpM; HI; Skala bar: 10µm. MpM dari S. hystrix dan S. caliendrum memperlihatkan secara berturut-turut panjang kapsul sebesar 51,22 ±11,41 dan 62,68 ±14,19, panjang tangkai sebesar 32,50 ± 11,07 dan 39,64 ± 13,83, dan lebar kapsul sebesar 19,38 ± 9,11 dan 19,04 ± 3,76 (Tabel 1; Gambar 3). 116 Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober 2014 HI dari S. hystrix dan S. caliendrum memperlihatkan secara berturut-turut panjang kapsul sebesar 58,41 ±10,06 dan 55,34 ± 8,04, dan lebar kapsul sebesar 17,24 ± 2,53 dan 17,12 ± 6,54 (Tabel 1; Gambar 4). Tabel 1. Dimensi nematosit dari S. hystrix dan S. caliendrum Jenis Microbasic p-mastigophore Holotrichous isorhiza karang PK (µm) ± PT (µm) ± LK (µm) ± PK (µm) ± LK (µm) ± SD SD SD SD SD S. hystrix 51,22 32,50 ± 19,38 ± 58,41 17,24 ± ±11,41 (16) 11,07 (16) 9,11 (16) ±10,06 (29) 2,53 (29) S. 62,68 39,64 ± 19,04 ± 55,34 ± 17,12 ± caliendrum ±14,19 (14) 13,83 (14) 3,76 (14) 8,04 (28) 6,54 (29) Keterangan: PK: Panjang kapsul; PT: Panjang tangkai; LK: Lebar kapsul. Nilai dalam tanda kurung menunjukkan jumlah nematosit yang diukur. Perbandingan dimensi nematosit didasarkan pada uji statistik, yaitu t-test. Setelah dilakukan pengujian statistik pada dimensi nematosit tipe MpM antara S. hystrix dan S. caliendrum bahwa untuk PK diperoleh thitung = -2,55 < ttabel = 1,72 (α = 0.05); Untuk PT diperoleh thitung = -1,44 < ttabel = 1,71 (α = 0.05); Untuk LK diperoleh thitung = -1,07 < ttabel = 1,71 (α = 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa PK, PT, dan LK nematosit tipe MpM dari kedua spesies, S. hystrix dan S. caliendrum adalah tidak berbeda nyata. Setelah dilakukan pengujian statistik pada dimensi nematosit tipe HI antara S. hystrix dan S. caliendrum bahwa untuk PK diperoleh thitung = 1,39 < ttabel = 1,67 (α = 0.05); Untuk LK diperoleh thitung = 0,09 < ttabel = 1,69 (α = 0.05). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa PK dan LK nematosit tipe HI dari kedua spesies, S. hystrix dan S. caliendrum adalah tidak berbeda nyata. 117 Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 1 Nomor 1 Oktober
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages8 Page
-
File Size-