Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 BAB 8 PERTIMBANGAN LINGKUNGAN 8.1 Dasar-Dasar Pendekatan Lingkungan Obyek Studi kelayakan ini adalah jalan arteri perkotaan yang terletak di Wilayah Metropolitan Mamminasata, masalah utama yang berkaitan dengan lingkungan adalah pembebasan lahan dan relokasi penduduk. Selain itu, juga diantisipasi dampak negatif sosio ekonomi yang cukup besar terhadap pelaku/stakeholders lokal serta dampak negatif terhadap lingkungan alam yaitu spesies flora dan fauna yang terdapat di sekitar rute jalan yang ditetapkan. Pedoman JICA untuk Pertimbangan Lingkungan dan Sosial yang mulai diberlakukan pada Bulan April 2004, menggolongkan proyek-proyek ke dalam 3 kategori berdasarkan dampak lingkungan dan sosial, berdasarkan pertimbangan garis besar dan skala proyek. dan kondisi lokasi proyek. Proyek jalan Studi Kelayakan (FS) ini digolongkan ke dalam Kategori A, yaitu proyek yang memiliki kemungkinan memberikan dampak negatif yang signifikan/penting terhadap lingkungan dan masyarakat. Dalam kajian lingkungan ini digunakan Peraturan AMDAL Indonesia dan Pedoman JICA. Kajian Awal Lingkungan Hidup (IEE) dan AMDAL dilaksanakan dalam rangka pertimbangan lingkungan Jalan Studi Kelayakan. IEE adalah penilaian awal lingkungan berdasarkan data yang ada dan hasil survei penelusuran di lokasi. IEE telah digunakan dalam mengevaluasi alternatif rute jalan dan konsep pengembangan untuk menetapkan rencana jalan FS yang paling tepat . Di sisi lain, AMDAL adalah survei mengenai dampak lingkungan secara lebih mendalam berdasarkan pemilihan rute yang paling tepat melalui evaluasi tingkatan IEE untuk aspek teknis, ekonomi dan lingkungan. Dokumen AMDAL harus dibahas disetujui bersama antar stakeholder. Selain AMDAL, berdasarkan filosofi Pedoman JICA maka sebaiknya dilakukan verifikasi mengenai apakah pembebasan lahan dan rencana relokasi (LARAP) untuk jalan FS akan memberikan jaminan bahwa tingkat pendapatan dan standar penghidupan pihak-pihak yang terkena dampak akan kembali sama dengan kondisi seperti sebelum proyek dilaksanakan. Kerangka kerja kebijakan yang komprehensif untuk pembebasan lahan dan relokasi bagi pihak yang terkena dampak proyek akan disusun berdasarkan prosedur dan peraturan Indonesia serta mengikuti kebijakan Pedoman JICA 8.2 Metodologi Studi Pertimbangan Lingkungan untuk Penilaian Jalan FS (1) Kajian Awal Lingkungan Hidup (IEE) Matriks Kajian Awal Lingkungan Hidup (IEE) untuk jalan-jalan yang dikaji dalam Studi Kelayakan memuat empat belas item dalam 3 tahapan konstruksi (Pra-konstruksi, konstruksi dan pasca-konstruksi). Tabel 8.2.1 menunjukkan jumlah rute alternatif untuk dikaji dalam tahapan studi IEE dalam pertimbangan lingkungan untuk tiap jalan FS. Jalan Lingkar Luar dalam tahap Pra-FS hanya akan dilakukan Kajian Awal Lingkungan Hidup. 8-1 Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 Tabel 8.2.1 Rute Alternatif Jalan-jalan yang dikaji dalam F/S dan Pra-F/S untuk IEE Jalan FS dan Pra-FS Bagian Alternatif (1) Bypass Mamminasa Utara 4 Tengah 3 Selatan 5 (2) Ruas Mamminasata Jalan Trans Sulawesi A 2 (Maros-Takalar)0 B 2 C 3 D 2 (3) Jalan Hertasning Akhir 2 (4) Jalan Abdullah Daeng Sirua A 3 B Tidak digunakan* C 2 D 4 E 2 F 3 (5) Jalan Lingkar Luar (Jalan Pra-F/S)) Utara 3 Tengah 4 Selatan 4 Catatan: * tidak ada alternatif dibuat untuk bagian ini karena desain detail telah selesai dan sementara dalam proses konstruksi Alternatif-alternatif di atas telah dievaluasi dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan untuk selanjutnya rute yang paling tepat untuk setiap bagian jalan telah dipilih. (2) AMDAL AMDAL telah dilaksanakan terhadap rute jalan terbaik atau yang paling tepat berdasarkan hasil kajian sebelumnya dalam IEE. AMDAL untuk Jalan yang dikaji pada F/S dibagi kedalam dua kelompok: kelompok pertama Ruas Jalan Trans Sulawesi Mamminasata yang merupakan jalan nasional atau jalan yang akan diusulkan menjadi jalan nasional, dengan prioritas tertinggi; dan kelompok kedua adalah Bypass Mamminasa, Jalan Hertasning, dan Jalan Abdullah Daeng Sirua seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.2.2. Dokumen AMDAL akan disusun untuk masing-masing kelompok. Tabel 8.2.2 Pengelompokan Jalan F/S untuk AMDAL Nama Jalan Pengelompokan untuk AMDAL (1) Bypass Mamminasa (3) Jalan Hertasning Kelompok 2 (4) Jalan Abdullah Daeng Sirua (2) Ruas Jalan Trans Sulawesi Mamminasata Kelompok 1 8-2 Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 Gambar 8.2.1, 8.2.2 dan 8.2.3 menunjukkan kondisi tipikal lokasi, berturut-turut untuk Bypass Mamminasa, Ruas Jalan Trans Sulawesi Mamminasata, Jalan Hertasning dan Jalan Abdullah Daeng Sirua. Around Maros prefectural Around Bajeng region office (End section) (Start section) In Mandai region (Middle section) Around junction of Trans-Sulawesi (Start section) On the way to Bili-bili dam (Start-Middle junction) LEGEND Trans-Sulawesi Road Mamminasa Bypass Hertasning Road Abdullah Daeng Sirua Road Around North Galesong Outer Ring Road region (Start section) Gambar 8.2.1 Kondisi Tipikal Lokasi Bypass Mamminasa untuk AMDAL Around Maros town (A section) Around on Middle Ring Road (B section) Around junction of Middle Ring Road (A-B section) Around junction of Middle Ring Road (B-C section) LEGEND Trans-Sulawesi Road Mamminasa Bypass Hertasning Road On the way to Takalar Abdullah Daeng Sirua Road (D section) Outer Ring Road Gambar 8.2.2. Kondisi Lokasi Tipikal Ruas Jalan Trans Sulawesi Mamminasata 8-3 Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 In Makassar city (along PDAM canal) In Makassar city (already completed) In Bontomaranu region (F/S section) In Bontomaranu region (under Detailed Design) LEGEND Trans-Sulawesi Road Mamminasa Bypass Hertasning Road In Bontomaranu region Abdullah Daeng Sirua Road (F/S section) Outer Ring Road Gambar 8.2.3 Kondisi Lokasi Tipikal Jalan Hertasning dan Abdullah Daeng Sirua 8-4 Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 8.3 Lingkup Studi Kajian Awal Lingkungan Hidup(IEE) dan AMDAL 8.3.1 Lingkup Studi Kajian Awal Lingkungan Hidup (1) Tujuan Tujuan Kajian Awal Lingkungan Hidup (IEE) adalah untuk melaksanakan penilaian dampak awal terhadap rencana alternatif untuk jalan F/S. IEE dilaksanakan berdasarkan data dasar, termasuk data yang diperoleh pada Studi Tata Ruang Terpadu Wilayah Mamminasata pada tahun 2005, dan survei penelusuran lokasi yang dilakukan sejak awal F/S. IEE mengevaluasi dampak lingkungan positif dan negatif. Analisis Multi Kriteria (MCA), yang terdiri dari faktor teknis, ekonomis dan lingkungan, akan digunakan untuk membandingkan rute-rute alternatif. Alternatif yang paling menguntungkan, yang memiliki skor tertinggi di antara semua alternatif, akan ditetapkan sebagai jalan F/S dan ditetapkan sebagai rute untuk AMDAL. (2) Jadwal IEE dan MCA akan dilaksanakan untuk empat rute jalan F/S. IEE untuk Jalan lingkar Luar dilaksanakan pada Bulan April 2007 dan telah selesai pada pertengahan Bulan Oktober 2007. Tabel 8.3.1 menunjukkan jadwal Studi Kelayakan untuk rute jalan pilihan, termasuk pertemuan stakeholder. Tabel 8.3.1 Jadwal Pilihan Rute Jalan F/S dan IEE 2006 2007 2008 Activity and FS road 12123456789101112123 FS Route Sellection (1) Mamminasa Bypass (2) Trans-Sulawesi Mamminasata section (3) Hertasning Road (4) Abdullah Daeng Sirua Road (5) Outer Ring Road (Pre-F/S) IEE Study (1) Mamminasa Bypass 3/7 ○ (2) Trans-Sulawesi Mamminasata section 2/6 ○ (3) Hertasning Road 3/7 ○ (4) Abdullah Daeng Sirua Road 3/7 ○ (5) Outer Ring Road (Pre-F/S) 6/7 ○○○ Notes: ○ Stakeholder Meeting (BAPEDALDA, BINA MARGA etc.) (3) Pertemuan Stakeholder Serangkaian pertemuan stakeholder untuk IEE dilaksanakan untuk memberikan keterangan mengenai hasil IEE kepada masyarakat. Pertemuan stakeholder pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2007 di Bappeda, Propinsi Sulawesi Selatan dan dihadiri oleh perwakilan dari Bina Marga (pemerintah pusat), Bappeda, PU, Bapedalda Propinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar untuk Ruas Jalan Trans Sulawesi Mamminasata. Pertemuan stakeholder ke-2 untuk Jalan Trans Sulawesi, Bypass Mamminasa, Jalan Hertasning dan Jalan Abdullah Daeng Sirua diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2007 pada saat pelaksanaan workshop di Makassar dengan dihadiri juga oleh Badan Pertanahan, Departemen Perhubungan dan LSM. Akan dilaksanakan tiga pertemuan stakeholder 8-5 Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan Maret 2008 untuk Jalan Lingkar Luar. Karena kebutuhan akan Jalan Lingkar Luar hanya dalam tahap Pra-Studi Kelayakan, maka studi yang diperlukan hanya tahap IEE saja. (4) Wilayah Studi Wilayah studi mencakup Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar dan Kota Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Tabel 8.3.2 menunjukkan lokasi Jalan Studi Kelayakan dan pra-Studi Kelayakan untuk setiap daerah terkait. Tabel 8.3.2 Lokasi Wilayah Studi menurut
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages159 Page
-
File Size-