Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6, C 061-064 https://doi.org/10.32315/ti.6.c061 Studi Awal Pengembangan Sainsteknopark Sagu di Tana Luwu Rosady Mulyadi1, Dorothea Agnes Rampisela2, Suryani As’ad3, Muh. Taufiqurrahman, Rinaldi Sjahril2, Makkarennu4, Abdul Rahman Nur6, Dwi Ratnasari, Ratna Maruddin5, Andi. P. Metaragakusuma 1 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. 2 Departemen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. 3 Departemen Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 4 Departemen Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. 5 Lembaga Pelangi Makassar. 6 Fakultas Hukum Universitas Andi Djemma Palopo. Korespondensi : [email protected] Abstrak Tanaman sagu merupakan salah satu tanaman endemik di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, tanaman ini tersebar di beberapa wilayah, salah satunya adalah di Sulawesi Selatan bagian timur, yakni daerah yang dikenal dengan istilah Tana Luwu, meliputi Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur. Di daerah tersebut, sagu selain merupakan salah satu produk pangan dimana di jaman dahulu merupakan makanan pokok warga, juga dikenal dengan berbagai manfaat terhadap lingkungan dan menjadi penopang ekonomi masyarakat sehingga pengambangan sagu menjadi sangat penting untuk dilakukan kedepan. Oleh karena itu, sains teknopark sagu merupakan salah satu konsep yang dianggap mampu menjawab kebutuhan perlindungan dan pengembangan sagu kedepan, baik bagi Tana Luwu maupun secara nasional pada umumnya. Kata-kunci : sagu, sainsteknopark. Pendahuluan kannya Provinsi Sulawesi Selatan berdiri pulalah Kabupaten Luwu dengan wilayah meliputi: Wara, Tana Luwu adalah sebutan bagi sebagian wila- Larompong, Suli, Bajo, Bupon, Bastem, Wale- yah di Sulawesi Selatan yang pada jaman rang (Batusitanduk), Limbong, Sabbang, Ma- dahulu merupakan wilayah Kedatuan Luwu (Ke- langke, Masamba, Bone-Bone, Wotu, Mangku- rajaan Luwu). Jauh sebelum masa pemerintahan tana, Malili, Nuha. Terakhir, Kabupaten Luwu Hindia Belanda, wilayah Kedatuan Luwu meliputi kemudian dimekarkan menjadi Kota Palopo, sebagian Tana Toraja, Kolaka, dan Poso, selain Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan wilayah Luwu sendiri. Kabupaten Luwu Timur sehingga penyebutan Tana Luwu pun kemudian terbatas untuk di Di masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah daerah ini saja. Kedatuan Luwu kemudian dipersempit dan dibagi menjadi beberapa afdeling, yakni: Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri, tanaman afdeling Palopo, afdeling Makale, afdeling sagu banyak terdapat di Tana Luwu.Sebagai Masamba, afdeling Malili, dan afdeling tanaman asli Asia Tenggara, sagu tersebar mulai Mekongga. Setelah kemerdekaan Indonesia, dari Philipina hingga ke Nusa Tenggara (Lim- Kedatuan Luwu pun bergabung sebagai salah bongan, 2007). Sagu tumbuh di daerah dataran satu wilayah Republik Indonesia dan menjadi atau rawa hingga pada ketinggian 1.250 m dpl daerah Swatantra Luwu yang meliputi Kewe- dengan curah hujan 4.500 ml/tahun (Oates and danan Palopo, Masamba, dan Malili. Pada tanggal 1 Maret 1960, bersamaan dengan didiri- Hick, 2002). Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 | C 061 ISBN 978-602-17090-8-5 E-ISBN 978-602-51605-0-9 Model Pengembangan Sainsteknopark Sagu di Tana Luwu Kehidupan masyarakat Tana Luwu (Kabupaten Sejak dahulu Tana Luwu memiliki ikatan budaya Luwu, KotaPalopo, Kabupaten Luwu Utara dan dengan tanaman sagu. Hal ini dimungkinkan Kabupaten Luwu Timur) tidak dapat dipisahkan oleh karena di sepanjang wilayah Tana Luwu dari tanaman sagu. Selain sebagai sumber banyak ditumbuhi oleh tanaman sagu yang pangan, juga merupakan penopang sumber menyebabkan masyarakatnya pada umumnya ekonomi keluarga dan menghidupi sebagian menjadikan tanaman sagu sebagai makanan besar masyarakat yang berada didaerah pesisir. pokok selain beras. Berbagai jenis panganan yang berbahan baku sagubanyak diproduksi oleh masyarakat di Tana Teknopark adalah sebuah sarana berupa Luwu. kawasan yang dipersiapkan secara khusus, untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahu- Keberadaan sainsteknopark sagu diharapkan an dan teknologi diantara lembaga litbang dapat menjawab kebutuhan perlindungan dan daerah, universitas dan industri. pengembangan sagu kedepan, baik bagi Tana Luwu maupun secara nasional pada umumnya. Rencana pengembangan Kawasan Sains teknopark Sagu di Tana Luwu merupakan Metode Penelitian implementasi dari kesepakatan pimpinan daerah se–Tana Luwu (Kota Palopo, Kabuaten Luwu, Pengembangan sains teknopark sagu dirancang Kabupaten Lubu Utara, dan Kabupaten Luwu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Timur) pada Seminar Nasional Sagu di Kota akan perlunya sains teknopark yang didesain Palopo tanggal 2 Juni 2016. Para pemerintah secara partisipatoris. Kegiatan ini fasilitasi oleh daerah tersebut berkomitmen untuk mewujud- tim Sago Science and Technopark Universitas kan sains teknopark sagu di kawasan Tana Hasanuddin dengan melibatkan unsur Balit- Luwu sebagai pusat penelitian dan alih teknologi bangda dan Bappeda Pemerintah Kota Palopo pengelolaan sagu secara berkelanjutan. dan Pemerintah Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur dengan Professor Hiroshi Ehara Arah Pengembangan Sainsteknopark Sagu di dari International Cooperation Center for Tana Luwu. Agricultural Education (ICCAE) Nagoya Univer- sity – Japan sebagai JICA Expert. Komponen utama yang menjadi kunci network empat kabupaten/kota se-Tana Luwu ditetapkan Desain science technopark ini dilakukan dengan berdasarkan potensi masing-masing wilayah prinsip: adalah sebagai berikut: a. Pendekatan transdisciplinary yang artinya a. Kota Palopo menjadi pusat pengembangan peneliti dari berbagai bidang ilmu dan Theme Park yang menggabungkan hiburan stakeholders bersama masyarakat merumus- dan pendidikan kan permasalahan yang dihadapi dan meli- b. Kabupaten Luwu menjadi pusat kawasan batkan pemerintah dan pihak industry untuk industry terkait sagu yang dirancang untuk mencari solusi yang dapat diterapkan menunjang industry kecil dan menengah berdasarkan kearifan local dari budaya Tana c. Kabupaten Luwu Utara menjadi pusat Luwu. penelitian dan inovasi sagu yang dirancang untuk menjadi penghasil bibit dan penelitian b. Pemanfaatan “natural condition” dan infra- yang menunjang inovasi struktur yang tersedia semaksimal mungkin. d. Kabupaten Luwu Timur menjadi pusat konservasi biodiversitas hutan sagu yang c. Kombinasi antara hiburan, pendidikan, dirancang untuk menjadi pusat pe- penelitian dan industri kecil dan menengah. ngembangan teknologi rehabilitasi lahan pasca tambang berbasis sagu dan limbah sagu. Hasil dan Pembahasan C 062 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 Rosady Mulyadi bentuk pemasaran produk–produk pangan berbahan saguyang dikembangkannya. Pola kerjasama tersebut dapat pula dikembangkan Sago Research & dengan memasukkan para pelaku UMKM kej- Study Centre ejaring kerjasama dengan pelaku usaha nasional bahkan internasional, yang diharapkan dapat Sago Theme diinisiasi oleh pengelola. Park Soil Conservation for Sago Plantation Model pengembangan tanaman sagu di sains- Sago Industrial teknopark Sagu merupakan disain kerja para Park pelaku yang terlibat di dalamnya. Model ini dikembangkan dengan melihat peran masing- masing stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap pengembangan tanaman sagu. Gambar 1. Ilustrasi rencana pengembangan bagi Model ini didasarkan pada petani sagu sebagai masing-masing kabupaten dan kota. fondasi utama dalam keberlanjutan produksi sagu. Para petani sagu adalah ujung tombak Kawasan sainsteknopark sagu yang keberadaan- dari kelestarian tanaman ini. Mereka selain nya tersebar di tiga kabupaten dan kota ter- memiliki kepentingansebagai sumber bahan sebut berdasarkan masing-masing potensi makanan pokok, tanaman sagu juga menjadi wilayahya diharapkan akan memperkenalkan komoditas yang bernilai jual. sagu dari perspektif ilmu pengetahuan, bisnis dan kebijakan pemerintah darihulu hingga hilir. Dalam rangka pengembangan program dan kegiatan, dibentuk sebuah badan pengelola yang akan melakukan pengelolaan terhadap sainstenopark ini selama periode waktu tertentu, termasuk jenis – jenis inovasi teknologi yang akan dikembangkan, rencana pembangunan jejaring kerja dan kemitraan dalam rangka pengembangan kegiatan penelitian dan pe- Gambar 2. Pilar pengambangan sainsteknopark sagu ngembangan produk sagu dengan lembaga – lembagaterkait serta rencana lainnya. Dengan ditopang oleh semangat budidaya, inovasi, dan integritas, diharapkan terjalin Strategi Pengambangan. kerjasama antara pemerintah, bisnis dan akademisi. Tiga unsur ini merupakan aktor Keberadaan sainsteknopark sagu ini diharapkan utama dalam teknopark sagu yang secara ter- akan mampu mendorong berkembangnya sektor struktur mengembangkan pola-pola pengem- pendidikan dan penelitianuntuk pengembangan bangan tanaman sagu secara efektif dan dan pemanfaatan sagu. Selain sektor pendidikan terpadu. Sebagai bagian tertinggi dari model ini, dan penelitian, juga diharapkan dapat mem- pemerintah, pelaku bisnis dan universitas harus berikan dampak positif terhadap pengembangan berperan aktif menjamin terlaksananya konsep produk berbahan baku sagu yang dapat dikelola pengembangan dan keberlanjutan usaha tani oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). sagu yang ada di tingkat masyarakat. Kawasan sains teknopark sagu diharapkan mampu mendorong kerjasama dankemitraan Oleh karena itu, diperlukan strategi dalam usaha dengan para pelaku UMKM. pelaksanaannya, antara lain yaitu: Para pelaku UMKM
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages4 Page
-
File Size-