LAPORAN PENELlTlAN SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA - Dl MAKAM SYEKH BURHANUDDIN L I. I.. I . &.. ,','?.!S .- * 13- :s- -.A..- . ,. : - .-- . - , r ' . 366 .,5 /=g t LL*- -_.___ Oleh : - ADRl FEBRIANTO. S.Sos NIP : 132 232 489 Jurusan Sejarah Fakultas llmu - llmu Sosial Universitas Negeri Padang 2000 KATA PENGANTAR Puji sukur kita panjatkan ke hadapan Allah S.W.T yang memberikan kekuatan sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian mandiri ini dilakukan sebagai salah satu wujud tri darma perguruan tinggi. Ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Bapak Prof. Marjani Martamin yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini. Juga ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Bustamam, Saudara Yasrina Ayu, S.Pd, saudara Armaini dan Arina Ida Putri atas dorongan dan dukungan morilnya dan terutama para informan yang memberikan data sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran pembaca untuk mendapatkan hasil yang sebaik- baiknya pada masa-masa yang akan datang. Padang, 8 Agustus 2000 Penulis ABSTRAK Religi sebagai salah satu unsur kebudayaan dalam realitasnya dilakukan dalam bentuk praktek ibadah keagamaan dan prilaku sinkretisme yang menjadi tradisi dalam masyarakat. Di komplek makam Syekh Burhanuddin Ulakan Pariaman, pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan propinsi lainnya serta masyarakat sekitarnya pada hari Rabu setelah minggu kedua bulan Safar dalam hitungan tahun Hijjriyah datang berziarah dan melakukan aktivitas sinkretisme, yaitu berupa aktivitas religius yang mencampurkan unsur ibadah lslam dengan unsur- unsur religius di luar Islam. Wujudnya adalah berupa prilaku atau aktivitas mantawaan, mengambil pasir kubur, mengambil air sumur dan air kimo, mengambil air batu ampa,. serta meletakkan sesajen, dengan tujuan-tujuan yang baik dan untuk mencelakakan orang lain (kabaji). lbadah lslam dan tradisi sinkretisme yang dilakukan peziarah ini dihubungkan dengan arwah Syekh Burhanuddin, yang diyakini sebagai orang yang keramat 1 sakral semasa hidupnya maupun setelah kematiannya, sampai sekarang. Oleh karena keyakinan akan kesakralan (sacre) inilah yang mendorong dan melatar belakangi aktivitas sinkretisme, bahkan aktivitas ibadah islam seperti shalat, berdoa, berzikir, dan membaca shalawat nabi juga dilakukan dengan menghubungkannya kepada arwah Syekh Burhanuddin. Hal ini dilakukan karena mangakui Syekh Burhanuddin sebagai orang yang besar peranannya dalam mengembangkan agama lslam di Minangkabau. Di samping itu agama lslam yang dijalankan tidaklah diterima langsung dari Allah, tetapi melalui perantaraan Nabi, para kalifah dan wali- wali Allah, ulama dan guru-guru yang mengembangkan agama lslam itu sendiri. DAFTAR IS1 Kata Pengantar ......................................................................... Abstrak .................................................................................... Daftar Isi .................................................................................. BAB I Pendahuluan ................................................ A . Latar Belakang dan Permasalahan ..................... B. Tujuan ............................................................ C . Lokasi ............................................................. D. Metode Penelitian .............................................. E. Waktu Penelitian ................................................ BAB II Komplek Makam, Sejarah Syekh Burhanuddin, Tujuan. Latar Belakang Basafa dan Sinkretisme A . Komplek Makam dan Lingkungan Sekitarnya ......... B . Sejarah Ringkas Syekh Burhanuddin ...................... C . Foklor Mengenai Makam Syekh Burhanuddin ......... D. Tujuan Basapa ........................................................ E. Latar Belakang Basapa dan Sinkretisme ................. BAB Ill Sinkretisme dalam Basapa ................................... A . Aktivitas-aktivitas Sinkretisme ................................. BAB IV Kesimpulan ............................................................. Daftar Pustaka ......................................................................... Lampiran ................................................................................. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang dan Permasalahan Agama lslam dianut oleh lebih dari 80% penduduk lndonesia yang berjumlah sekitar 210 juta, oleh karena itu menjadikan masyarakat lndonesia sebagai masyarakat yang terbesar penganut lslamnya di dunia. Dari bukti- bukti peninggalan sejarah diketahui bahwa lslam telah hadir di lndonesia sejak abad ke tujuh Masehi yang lampau. lslam dibawa dan disebarkan secara tidak langsung melalui perdagangan. "Penyebaran agama lslam secara intensif terjadi sekitar abad ke 13 Masehi. lslam tersebar dari pulau ke pulau secara terus menerus, penyebaran itu dilakukan oleh pedagang- mubaligh dan mubaligh-pedagang, pemuka masyarakat, orang biasa atau malahan oleh penguasa setempat."' A.H. Jhon menjelaskan bahwa persebaran agama lslam sejak abad ke-13 makin lama makin cepat meluas di kepulauan lndonesia ini, terutama terjadi berkat usaha penyebar mistik lslam (Syufi). Para penyiar itu menjadi aliran mistik lslam (tariqa) yang melarikan diri dari Baghdad ketika kota itu diserbu orang Mongol pada tahun 1258.~Soekmono mengatakan bahwa, ' Sjamsudduha, Penyebariln dan Perkembangan Agama Islam-Katolik Protestan di Indonesia.(Jakarta: Usaha Nasional,l987), ha1.23. Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka,1984), hal.53. "tempat lslam mendapat pijakan pertamanya adalah di Aceh Utara, sedangkan waktunya adalah menjelang akhir abad ke 13 Masehi, pembawa dan penyiarnya adalah adalah pedagang-pedagang dari India, dan cara pengislamannya berlangsung secara damaimn3 Di Minangkabau agama lslam mulai berpengaruh pada abad ke 14 Masehi, dan pembawa ajaran agama lslam adalah mubaligh-mubaligh dan pedagang-pedagang yang tidak dan belum dikenal dan melakukannya dengan sukare~a.~Masuknya agama lslam ke Minangkabau sangat besar pengaruhnya sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari adat Minangkabau itu sendiri, Taufik Abdullah mengatakan, "Minangkabau merupakan salah satu daerah yang mengalami proses lslamisasi yang sangat dalam dan agama lslam telah menyatu dengan kehidupan ma~~arakatn~a".~Adat basandi sarak, sarak basandi Kitabullah, mengandung pengertian bahwa setiap orang Minang adalah penganut Islam, dan jika tidak lslam berarti hilanglah keminangannya, karena adatnya yang bersendikan Kitabullah (Al Qur'an). Sebelum masuknya lslam ke Indonesia agama Hindu dan Budha telah lebih dulu berkembang, di samping adanya religi-religi asli dalam setiap masyarakat atau suku bangsa di Indonesia. Masuknya agama lslam tidaklah Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta:Kanisius,l987), ha1.43. Bustami, dkk, Aspek, Arkeologi lslam Jentang Makam dan Surau Syekh Eurhanuddin Ulakan, (Padang:Mushalla,l983), ha1.3. Dalarn Taufik Abdullah,Ed., Sejarah dan Masyarakat Lintasan Histons lslam, (Jakarta:Yayasan Obor,l987), ha1.104. otomatis menghilangkan unsur-unsur Agama Hindu atau Budha serta religi- religi asli tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya diselenggarakan berbagai macam upacara, seperti pada masyarakat Jawa dilaksanakan upacara grebeg yang dilaksanakan pada hari besar lslam6, upacara semah pada masyarakat Suku Laut di Riau Kepulauan yang diselengggarakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, atau kepercayaan kepada makhluk halus, ruh atau berbagai kekuatan gaib dalam alam semesta (antu) pada masyarakat Sakai di Riau daratan. Pada masyarakat Sunda dapat dilihat masih dijalankannya tradisi keruhun, yaitu upacara meminta berkah kepada para arwah leluhur sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan penting.' Contoh-contoh tersebut di atas memperlihatkan bahwa masuknya agama lslam menyebabkan terjadinya percampuran dalam kepercayan dan tradisi religius masyarakat Indonesia dengan ajaran agama Islam. Seperti dinyatakan Geertz, .. ... bahwa tradisi religius Jawa khususnya dari kaum petani merupakan campuran unsur-unsur India, lslam dan unsur-unsur pribumi Asia Tenggara. Hasilnya adalah sebuah sinkretisme yang selaras dengan mitos-mitos dan ritus yang di dalamnya Dewi-Dewi Hindu, Nabi-Nabi Muslim dan para Santo, dan roh-roh makhluk halus setempat semuanya mendapat tempat yang layak. Bentuk-bentuk ritual inti dalam sinkretisme ini adalah adanya sebuah perayaan bersama yang disebut "slametan". Lihat Sjamsuduha, Ibid. hal. 36 - 37. Lihat Koentjaraningrat, dkk, Ed., Masyarakat Terasing di Indonesia, (Jakarta:Gramedia,l993), Lihatjuga Zulyani Hidayah, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, (Jakarta:LP3ES,1996). ' Clifford Geertz, Kebudayaan dan Agama, (Jakarta:Kanisius,l992), ha1.76. Di Minangkabau sebelum masuknya lslam masyarakat masih berpedoman kepada hukum adat atau adat istiadat serta ajaran Hindu dan Budha. Masuknya ajaranl agama lslam menyebabkan terjadinya proses harmonisasi antara adat istiadat dan doktrin Islam, karena agama lslam dianggap tidak bertentangan dengan hukum adat yang telah lama berkembang. lslam dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Agama lslam diintegrasikan ke dalam adat istiadat dan dijadikan pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari. Walaupun pada satu sisi terdapat pertentangan ajaran lslam dengan kebiasaan seperti berjudi yang menyebabkan terjadinya konflik antara penganut ajaran lslam tulen dengan kelompok masyarakat yang ingin mempertahankan tradisi tersebut, yang kemudian dikenal dengan Perang Paderi. Pada masa sekarang dapat dikatakan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages75 Page
-
File Size-