BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Pengertian Teh

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Pengertian Teh

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Pengertian Teh Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang di keringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia maupun di dunia. Minuman teh ini umum menjadi minuman sehari-hari. Karena aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Namun banyak masyarakat yang kurang mengetahui tentang kelebihan dari minuman tersebut. Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan bagi tubuh manusia, dapat memperbaiki sel- sel yang rusak, menghaluskan kulit, melarutkan lemak, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, dan menghilangkan kantuk. Teh melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia. 2.1.2 Sejarah Teh di Indonesia Tanaman penghasil teh ( Camellia sinensis ) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang di bawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai hiasan di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jendral VOC Camphuys, di Batavia. Pada abad ke-18 muali berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh dan di dukung VOC. Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun 3 4 Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam sekala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi). Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch. Teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel. Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica , dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara. 2.1.3 Perkebunan Nusantara VIII Gambar 1. PTP Nusantara VIII kebun Gunungmas Sumber : awn8.co.id PT Perkebunan Nusantara VIII, disingkat PTPN VIII, adalah bekas Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan 5 teh, karet, kina, kakao, kelapa sawit, dan getah perca. Kantor pusat perusahaan berada di Bandung dengan wilayah operasi di Jawa Barat. Kantor pusatnya berada di Jalan Sindangsirna no. 4 Bandung, Jawa Barat. a. Hasil Perkebunan Nusantara VIII PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh di atas tanah produktif seluas 25.905,3 Ha dan merupakan perkebunan yang cukup luas di 6 kabupaten yakni Sukabumi (2 perkebunan), Bogor (2 perkebunan), Cianjur (3 perkebunan), Subang (2 perkebunan), Kab.Bandung dan Kab.Bandung Barat (12 perkebunan) dan Kab.Garut (3 perkebunan). Produksi teh yang di dihasilkan senantiasa terus menigkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya upaya pengelolaan yang baik oleh PTPN VIII misalnya dalam hal pembudidayaan, cara pemetikan dan pengolahan untuk memenuhi permintaan para pembeli. Hal lainnya, adanya keterlibatan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung untuk melakukan penelitian sehingga memberikan kontribusi dalam hal peningkatan produksi dan mutu. b. Teh Walini Gambar 2. Standar yang dimiliki Teh Walini Sumber : walinibooth.indonetwork.co.id PTPN VIII memperkenalkan merek Teh Walini sejak tahun 2003 dan memiliki standar Sustainable Agriculture (Rainforest Alliance dan UTZ Certificate) yaitu sertifikasi standar pertanian 6 organik internasional. Nama Walini sendiri di ambil dari nama perkebunan di daerah Ciwalini yan memproduksi teh yang berkualitas. Karena Teh Walini tidak menggunakan pestisida, pupuk kimia, hormon, antibiotik maupun bahan kimia tambahan lainnya maka teh yang diproduksi menghasilkan produk yang lebih berkualitas, memiliki rasa asli dan baik untuk kesehatan. Pemakaian produk yang organik berarti mengurangi zat kimia yang masuk kedalam tubuh kita. Produk organik telah menjadi sebuah gaya hidup masyarakat dunia saat ini. Sehingga pasar makanan dan minuman organik bergerak semakin luas dan membuatnya menjadi produk unggulan. Walaupun harga Teh Walini terbilang cukup mahal dari pada produk sainggannya. Harga yang dikeluarkan oleh Teh Walini berkisar dari Rp. 7.000 sampai dengan Rp. 15.000, dan rata-rata harga sainggannya seperti teh Sariwangi hanya berkisaran Rp. 4.000 sampai dengan Rp. 10.000. Secara umum, komposisi teh produksi PTPN VIII mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena, katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein sekitar 3% dari berat kering, teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit. Teh Walini di buat dengan campuran beberapa jenis kualitas ekspor, dan dikemas secara profesional. Kemasan teh dibuat sedemikian rupa yang membuat mutu teh terjaga dengan baik. Teh Walini memiliki 3 jenis produk seperti : Teh celup Teh celup yaitu olahan teh yang dikemas menggunakan kantong teh untuk satu kali hidangan. Teh celup Walini memiliki beberapa varian rasa seperti teh hitam, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, teh hitam rasa kayu manis, teh hitam rasa leci, teh hitam rasa apel, teh hitam rasa blackcurrant, teh hitam wangi, teh hitam rasa mint, dan teh 7 hijau. Setiap sachet teh celup memiliki berat 2 gram. Teh celup dijual dengan kemasan sachet dengan setiap 1 sachet berisi 1 tea bag, dan kemasan dus dengan setiap dus berisi 25 tea bag. Teh seduh Teh seduh yaitu olahan teh yang tidak dikemas, bertujuan untuk memudahkan penyajian dalam jumlah besar. Teh seduk Walini memiliki beberapa varian rasa seperti teh hitam, teh hijau, teh hitam BP 1, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, dan teh putih. Teh seduh dijual dengan kemasan dus dengan setiap dus berisi 100 gram dan kemasan composite can, setiap composite can bervariatif yaitu; 100 gram, 60 gram, dan 30 gram, khusus untuk teh putih dijual dengan kemasan box yang berisi 50 gram/box. Teh siap minum Teh siap minum yaitu olahan teh yang telah melalui proses penyeduhan di pabrik teh sehingga siap untuk langsung diminum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi teh. Teh siap minum Walini Peko memiliki beberapa varian rasa yaitu teh hitam dan teh hijau. Dalam pengemasannya, teh siap minum ini dikemas dengan kemasan botol berukuran 300 ml dan kemasan karton yang yang berisi 12 botol teh. Gambar 3. Kemasan Teh Walini Sumber : ninegamesonline.wordpress.com Pada tanggal 3 Agustus 2010 PTPN VIII meresmikan tempat untuk menikmati teh produk PTPN VIII bernama “Walini Tea 8 Gallery” yang bertepatan di Bandung. Di tempat ini dapat di temukan semua varian rasa yang dikeluarkan produk Teh Walini. Selain menjadi tempat untuk menikmati teh, tempat ini juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses membuat teh di Indonesia. Gambar 4. Walini Tea Gallery Sumber : pn8.co.id Teh Walini juga membuka usaha waralaba kepada masyarakat yang ingin memulai usaha. Produk yang di tawarkan dalam usaha ini adalah teh rasa lemon, rasa vanilla, rasa Jasmine, dan rasa black current. Kemasa dibungkus dengan alumunium foil 500g sehingga bisa menjaga keawetan daun teh. Gambar 5. Stand Teh Walini Sumber : walinibooth.indonetwork.co.id 9 2.1.4 SariWangi Gambar 6. Logo SariWangi Sumber : unilever.co.id PT. Sariwangi AEA berdiri pada tahun 1962, dan bergerak di bidang produsen teh. Sekitar tahun 1980 perusahaan sariwangi memperkenalkan konsep teh yang menggunakan kantong teh, pada produknya sendiri yaitu SariWangi. Selama 12 tahun kedepan SariWangi berusaha mengeksport produknya ke negara seperti Rusia, Negara Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Australia. SariWangi merupakan teh yang paling banyak diminati oleh masyarakat, SariWangi pun dinobatkan menjadi pionir teh celup di Indonesia dan dikenal sebagai merek yang inovatif dan menjadi pemimpin pasar sebesar 70% secara volume . SariWangi mengeluarkan 3 varian the yaitu the hitam, melati, dan vanilla. 2.1.5 lipton Lipton adalah merek teh hitam yang diciptakan oleh Sir Thomas Lipton. Produknya terdiri dari daun teh, kantong teh, dan minuman teh kemasan. Lipton awalnya adalah nama perusahaan teh dari Inggris yang didirikan oleh Sir Thomas Lipton. Merek Lipton sekarang dimiliki oleh Unilever. Selain membeli dari pasaran teh dunia, Lipton memiliki sendiri beberapa perkebunan teh di Kenya, Tanzania dan India. Lipton memegang 10% pangsa pasar dunia untuk teh (Euromonitor World Market for Hot Drinks 2004). Unilever menguasai 20% pangsa pasar dunia untuk teh dengan 10 Lipton dan merek-merek teh lain yang dimiliki seperti PG Tips dan Beseda. Teh Lipton tersedia di lebih

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    15 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us