N E D N E P E D N I S I L A N R J U S I A L I A N SEMANGAT SIRNAGALIH 20 Tahun Aliansi Jurnalis Independen SEMANGAT SIRNAGALIH 20 Tahun Aliansi Jurnalis Independen Aliansi Jurnalis Independen (AJI), 2014 SEMANGat SIRNAGALIH 20 Tahun Aliansi Jurnalis Independen PENANGGUNGJAWAB: Eko Maryadi, Ketua Umum AJI Suwarjono, Sekjen AJI KOORDINatOR TIM: Abdul Manan PENULIS: Abdul Manan Arfi Bambani Wenri Wanhar Agustinus Eko Rahardjo Wenseslaus Manggut PEWAWANCARA: Y. Hesthi Murthi Wenri Wanhar Arfi Bambani Abdul Manan Aryo Wisanggeni Pito Agustin Alwan Ridha Ramdani Suwarjono KONTRIBUTOR BAHAN: Pengurus AJI kota seluruh Indonesia RISET DAN DOKUMENtasi: Y. Hesthi Murthi Satrio Putra Yuganto FOTO SAMPUL: Idon Haryana PENERBIT: Aliansi Jurnalis Independen Jl. Kembang Raya No. 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 Telepon/Fax: (6221) 3151214 (6221) 3151261 Email: [email protected] Buku ini didedikasikan untuk para deklarator Aliansi Jurnalis Independen (AJI). DEKLARASI SIRNAGALIH ahwa sesungguhnya kemerdekaan berpendapat, memperoleh informasi dan kemerdekaan berserikat B adalah hak asasi setiap warga negara. Bahwa sejarah pers Indonesia berangkat dari pers perjuangan yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta melawan kesewenang-wenangan. Dalam melaksanakan misi perjuangannya, pers Indonesia menempatkan kepentingan dan keutuhan bangsa di atas segala kepentingan pribadi maupun golongan. Indonesia adalah negara hukum, karena itu pers Indonesia melandaskan perjuangannya pada prinsip-prinsip hukum yang adil, dan bukan pada kekuasaan. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut maka kami menyatakan: • Menolak segala bentuk campur tangan, intimidasi, sensor, dan pembredelan pers yang mengingkari kebebasan berpendapat dan hak warga negara memperoleh informasi. • Menolak segala upaya mengaburkan semangat pers Indonesia sebagai pers perjuangan. • Menolak pemaksaan informasi sepihak untuk kepentingan pribadi dan golongan yang mengatasnamakan kepentingan bangsa. 6 | SEMANGAT SIRNAGALIH • Menolak penyelewengan produk-produk hukum yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. • Menolak wadah tunggal profesi kewartawanan. • Memproklamirkan pendirian Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai salah satu wadah perjuangan pers Indonesia. Sirnagalih, 7 Agustus 1994 Ahmad Taufik, Amira Jufri, Andreas Harsono, Ardian T Gesturi, Arif Budiman, Aristides Katopo, Asikin, Ati Nurbaiti, Ayu Utami, Bambang Harymurti, Bina Bektiati, Budiman S. Hartoyo, Candra Negara, Christianto Wibisono, Dadang Rachmat HS, Dhia Prekasha Yoedha, Diah Purnomowati, Didik Budiarta, Didik Supriyanto, Dwi Setyo Irawanto, Eros Jarot, M. Faried Cahyono, Fikri Jufri, Goenawan Mohamad, Happy Sulistyadi, Hasudungan Sirait, Heddy Lugito, Hendrajit, Ida Farida, Idon Haryana, Imran Hasibuan, Indrawan, Jalil Hakim, Janoe Arijanto, Jus Soema Dipraja, Kelik M Nugroho, Lenah Susianty, Liston Siregar, M. Anis, M. Thoriq, Moebanoe Moera, Nuruddin Amin, Putu Wirata, Ragawa Indra Marti, Rinny S. Doddy, Rustam Fachri Mandayun, Rudi P. Singgih, Saifullah Yusuf, Santoso, Satrio Arismunandar, Toriq Hadad, T.J. Wibowo, Wahyu Muryadi, Yoanida Rosita, Yopie Hidayat, Yopie Lasut, Yosep Adi Prasetyo, Zed Abidien 20 TAHUN ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN | 7 DAFTAR ISI Deklarasi Sirnagalih ....................................................................................................................... 6 Kata Pengantar AJI .......................................................................................................................11 Kata Pengantar Penulis ...............................................................................................................15 Bab 1 Pers Indonesia ...............................................................................................................21 Bab 2 21 Juni 1994 ...................................................................................................................41 Bab 3 Deklarasi Sirnagalih .....................................................................................................63 Bab 4 Awal Perjuangan ...........................................................................................................83 Bab 5 Bawah Tanah ............................................................................................................... 109 Bab 6 Majalah Independen .................................................................................................. 133 Bab 7 Masa Transisi ............................................................................................................... 169 Bab 8 Lanskap Baru .............................................................................................................. 189 Bab 9 Dinamika, Pergolakan ............................................................................................... 213 Ahmad Taufik, Ketua Presidium AJI 1994-1995 Independen, Cara Kami Melawan ...................................................................................... 291 Tosca Santoso, Sekjen AJI 1994-1995 Independen dan Obor Rakyat ............................................................................................... 301 Satrio Arismunandar, Sekjen AJI 1995-1997 AJI di Kancah Perlawanan Terhadap Rezim Soeharto ..................................................... 307 Lukas Luwarso, Ketua AJI 1997-1999 AJI Sebagai Alternatif ............................................................................................................ 315 Didik Supriyanto, Sekjen AJI 1999-2001 Mencari Jalan Lain Lebih Strategis ....................................................................................... 329 8 | SEMANGAT SIRNAGALIH Ati Nurbaiti, Ketua Umum AJI 2001-2003 Setelah ‘Masa Bulan Madu’ Pers Berakhir ......................................................................... 337 Eddy Suprapto, Ketua Umum AJI 2003-2005 Catatan Soal Pembebasan Sandera ...................................................................................... 347 Heru Hendratmoko, Ketua Umum AJI 2005-2008 Pukulan Berat Terhadap Mutu Jurnalisme Kita .................................................................. 363 Nezar Patria, Ketua Umum AJI 2008-2011 AJI dan Strategi Dua Dimensi ................................................................................................ 373 Eko Maryadi (Item), Ketua Umum AJI 2008-2011 Membangun AJI Dengan Gembira ........................................................................................ 379 Atmakusumah Makna Kelahiran Gerakan AJI bagi Kebebasan Pers ....................................................... 391 Irawan Saptono Dari Tanah Abang hingga Kwitang: Kisah Pemberontakan Wartawan ......................... 401 Lampiran Foto Berkisah ............................................................................................................................ 415 Kronik 20 Tahun ........................................................................................................................ 423 Kata PENGANtaR AJI ARYA-KARYA besar, termasuk buku bernilai sejarah, tak pernah lahir kebetulan. Setiap adikarya adalah K buah dari niat dan ketekunan yang diupayakan. Setelah tertunda beberapa kali, tim penulisan Buku 20 tahun AJI akhirnya terbentuk. Pada suatu rapat bulan Mei 2014, Sekjen AJI Suwarjono mengusulkan Abdul Manan sebagai koki utama buku ini. Redaktur Majalah Tempo berdarah Madura ini dipilih karena punya kesabaran menulis panjang dan keuletan melakukan riset. Pengurus AJI menyetujui usulan Jono. Cak Manan pun bersedia menerima tugas dari AJI, bahkan langsung menyusun outline. Setelah nama Manan, kami memilih beberapa penulis inti. Layaknya asisten koki, mereka bertugas berbelanja, memilah bahan makanan, sembari menyiapkan bumbu masakan. Para penulis itu Arfi Bambani, redaktur Vivanews, Agustinus Eko Raharjo, produser Kompas TV, Wenseslaus Manggut, pengelola www.dream.co.id, Wenri Wanhar, penulis majalah Historia, Hasudungan Sirait, jurnalis senior dan instruktur jurnalistik, dibantu Y. Hesthi Murthi sebagai periset. Adapun Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ditunjuk sebagai pencicip masakan alias proof reader. Di balik buku bernilai sejarah, terdapat tim yang berkeringat. 20 TAHUN ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN | 11 Menulis berita tentang orang lain memang lebih mudah ketimbang menuliskan sejarah diri sendiri. Untuk janjian wawancara misalnya, tidak mudah bertemu senior pendiri AJI mengingat kesibukan mereka. Padahal dalam iklim politik represif, dulu, pengurus dan anggota AJI cukup mudah bertemu, meskipun harus sembunyi-sembunyi untuk menghindari pantauan aparat intelijen. Dari penelusuran Tim Buku, diketahui kisah perjalanan AJI tidak selamanya manis. Beberapa terasa pahit, bahkan menyakitkan untuk diungkap. Perbedaan pendapat antar pendiri AJI, perpecahan antar faksi media pasca pembredelan 1994, sampai pemecatan anggota AJI yang berseberangan dengan prinsip organisasi, mewarnai perjalanan AJI sejak awal hingga kini. Melalui buku ini, saya berharap anggota AJI, komunitas jurnalis, dan mereka yang penasaran dengan kiprah AJI selama 20 tahun, bisa mengenal AJI lebih baik. Tim Penulis Buku mewawancarai lebih dari 30 nara sumber, meliputi pendiri AJI, anggota senior, anggota biasa, termasuk simpatisan yang pernah terlibat dengan AJI sejak awal. Ada juga sharing pengalaman dari presidium, ketua, dan sekjen AJI sejak 1994 sampai 2014. Mencengangkan membaca sepak terjang para Ketua AJI sejak era bawah tanah hingga era Facebook. Saya tahu persis, menjadi ketua, sekjen, atau pengurus AJI, adalah pengabdian sukarela.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages430 Page
-
File Size-