DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ STUDI KRIMINOLOGIS PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI POLRESTABES SEMARANG Richard Sianturi*, Nur Rochaeti, Budhi Wisaksono Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro E-mail : [email protected] Abstrak Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu bentuk penganiayaan secara fisik maupun emosional atau psikologis, yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga umumnya digunakan sebagai alat oleh pria untuk mengontrol perempuan. Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan Tahun 2014 menunjukan bahwa intensitas kekerasan dalam rumah tangga sangat tinggi. Jumlah kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) pada tahun tersebut yang dilaporkan mencapai sebanyak 293.220 dimana sebagian besar dari data tersebut diperoleh dari data kasus/perkara yang ditangani oleh 359 Pengadilan Agama di tingkat kabupaten/kota yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia, yaitu mencapai 280.710 kasus atau berkisar 96%. Beberapa kasus menunjukkan bahwa aparat penegak hukum menolak menangani kasus KDRT karena dianggap ranah pribadi. Akibatnya, kasus banyak yang diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Umumnya cara ini hanya berupa imbauan agar pasangan suami istri atau keluarga rukun kembali sehingga tidak ada jaminan KDRT akan terhenti. Berdasarkan uraian tersebut, beberapa permasalahan pokok yang diteliti ialah: 1) Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia ditinjau dari aspek kriminologi ? 2) Bagaimana penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kota Semarang ? Kata kunci : Studi Kriminologi, Penyelesaian, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Abstract Domestic violence is a form of physical abuse or emotional or psychological, which is a way of controlling their partners in domestic life. Domestic violence is generally used as a tool by men to control women. According to the National Commission for Women annual records of 2014 show that the intensity of domestic violence is very high. The number of cases of Violence against Women (VAW) for the year were reported to reach as many as 293 220 where most of the data obtained from the data of the case / cases handled by 359 religious Courts at the district / city spread over 30 provinces in Indonesia, which reached 280 710 or about 96% of cases. Some cases show that law enforcement officials refuse to handle cases of domestic violence because it is considered the private sphere. As a result, many cases are resolved by amicable way. This is usually only in the form of calls for spouses or family back together so that there is no guarantee of domestic violence will be stopped. Based on these descriptions, some fundamental problems studied are: 1) How does domestic violence in Indonesia in terms of aspects of criminology? 2) How to tackling the crime of domestic violence based on Law No. 23 of 2004 on the Elimination of Domestic Violence in Semarang? Keywords : Study of Criminology, Resolution, Domestic Violence 1 DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ I. PENDAHULUAN hukum acara, kewajiban negara Keluarga merupakan lembaga dalam memberikan perlindungan sosial yang paling ideal guna segera kepada korban yang melapor. menumbuhkembangkan potensi yang Cakupan hukum lain yang juga ada pada setiap individu dalam termuat dalam UU PKDRT adalah kenyataannya dalam keluarga juga mengenai identifikasi pelaku yang sering kali menjadi wadah dalam memiliki potensi terlibat dalam munculnya berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga. penyimpangan atau aktivitas ilegal Beberapa kasus KDRT sulit lain sehingga menimbulkan untuk diselesaikan secara hukum kesengsaraan atau penderitaan yang karena Kitab Undang-Undang dilakukan oleh anggota keluarga satu Hukum Pidana (KUHP) tidak terhadap anggota keluarga yang mencantumkan bentuk tindak lainnya. kekerasan dalam rumah tangga Kekerasan dalam rumah sebagai bentuk tindak pidana tangga yang terjadi tidak hanya sehingga sulit diselesaikan dengan dalam bentuk- bentuk kekerasan fisik menggunakan pasal-pasal tentang dan non fisik. Dalam hal ini korban penganiayaan sehingga kasus justru masih sering disalahkan oleh menjadi sulit untuk ditindaklanjuti. aparat penegak hukum. Beberapa Kekerasan secara umum kasus menunjukkan bahwa aparat berakar pada teori umum kejahatan, penegak hukum menolak menangani pandangan bahwa kekerasan dalam kasus KDRT karena dianggap ranah rumah tangga, seperti perilaku pribadi. Kekerasan dalam rumah kriminal atau antisosial lainnya. tangga telah bergeser dari yang Penelitian ini dilakukan dalam dilihat sebagai hanya masalah sosial kerangka untuk mengkaji aspek kearah yang dilihat sebagai masalah kriminologi KDRT dengan judul pidana. “Studi Kriminologis Dengan demikian di bawah Penanggulangan Tindak Pidana payung hukum Kitab Undang- Kekerasan dalam Rumah Tangga undang Hukum Pidana (KUHP), di Polrestabes Semarang”. Undang-undang Nomor 1 Tahun Berkaitan dengan latar 1974 Tentang Perkawinan maupun belakang sebelumnya maka Undang-undang Nomor 23 Tahun permasalahan yang akan dikaji 2004 Tentang Penghapusan dalam penelitian ini adalah : Kekerasan Terhadap Rumah tangga 1. Bagaimana Kekerasan Dalam masalah KDRT yang dalam beberapa Rumah Tangga di Indonesia tahun sebelumnya dianggap sebagai ditinjau dari aspek kriminologi ? persoalan internal keluarga 2. Bagaimana Penanggulangan seseorang, kini dapat diajukan dalam Tindak Pidana Kekerasan Dalam penuntutan hukum sebagai bentuk Rumah Tangga berdasarkan UU dari tindak pidana. Lebih jauh lagi No. 23 Tahun 2004 tentang Undang-undang mengenai KDRT Penghapusan Kekerasan Dalam tersebut selain berisi tentang Rumah Tangga di Kota pengaturan sanksi pidana bagi Semarang ? pelaku, juga mengatur tentang 2 DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ Dalam penelitian ini, jenis II. METODE PENELITIAN data yang dikumpulkan terdiri dari A. Metode Pendekatan data yang bersifat sekunder. Data Metode pendekatan yang sekunder yang dimaksud adalah digunakan dalam penelitian ini data-data yang diperoleh peneliti dari adalah metode pendekatan yuridis penelitian kepustakaan dan empiris. Penelitian menggunakan dokumentasi, yang merupakan pendekatan yuridis dilakukan dengan penelitian dan pengolahan orang lain, meneliti aspek-aspek hukum yang yang sudah tersedia dalam bentuk berupa peraturan-peraturan, buku-buku atau dokumentasi yang perundang-undangan dan peraturan biasanya disediakan di perpustakaan, hukum lainnya yang ada atau milik pribadi,2 disamping itu hubungannya dengan dan semua juga peneliti melakukan wawancara sumber yang terkait dengan isu dengan pihak-pihak yang hukum yang sedang ditangani, yaitu berkompeten dan obyek penelitian, dengan kajiannya KDRT serta meminta data-data kepada Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2004 pihak-pihak yang terkait dengan tentang Penghapusan kekerasan penelitian ini, seperti PPA, korban Dalam Rumah Tangga (UU KDRT, Lembaga pendamping, dan PKDRT). lainnya. Data Sekunder dalam penelitian dengan studi kepustakaan B. Spesifikasi Penelitian ini meliputi antara lain : Spesifikasi penelitian yang 1. Bahan Hukum Primer: digunakan dalam penelitian ini Bahan hukum primer yaitu adalah deskriptif analitis, yaitu cara bahan-bahan yang mengikat, atau prosedur memecahkan masalah terdiri dari sumber-sumber penelitian, dengan cara memaparkan hukum pidana, yang berkaitan keadaan objek yang diteliti dengan permasalahan yang sebagaimana adanya berdasarkan dikaji. fakta-fakta pada saat sekarang. 2. Bahan Hukum Sekunder Adapun tujuan yang akan dicapai Bahan buku sekunder yaitu dari penelitian ini, adalah agar dapat bahan-bahan yang erat kaitannya menemukan hukum in concerto,1 dengan bahan hukum primer dan yaitu hukum positif yang dicari dapat membantu untuk dalam analisis deskriptif yang aktual menganalisis dan memahami untuk menjelaskan dan mengkaji bahan hukum, terdiri dari: Buku- mengenai “Kekerasan Dalam Rumah buku, Makalah, dan Dokumen- Tangga Berdasarkan Undang dokumen yang membahas Undang No. 23 Tahun 2004 tentang tentang KDRT. Penghapusan kekerasan Dalam 3. Bahan Hukum Tersier Rumah Tangga (UU PKDRT)” C. Metode Pengumpulan Data 2 Hilman Hadikusuma, Metode 1 Bambang Sunggono, Metodologi Pembuatan Kerta Kerja atau Skripsi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Ilmu Hukum, (Bandung: CV.Mandar Maju, Grafindo Persada, 2003), halaman 94. 1995), halaman 65. 3 DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ Bahan hukum tersier adalah segi kuantitasnya maupun dari segi bahan hukum untuk memberikan kualitasnya. Hal ini tentunya petunjuk dan penjelasan bahan mendapat perhatian dari semua pihak hukum primer dan sekunder, untuk mengetahui bentuk-bentuk terdiri dari: Kamus Hukum, kekerasan, faktor-faktor Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyebabnya dan bagaimana dan Pedoman Ejaan Yang perlindungan hukum bagi isteri yang Disempurnakan. menjadi korban kekerasan suami. D. Metode Analisis Data Kekerasan dalam rumah Data yang telah terkumpul, tangga yang dapat dilihat melalui kemudian diolah dan dianalisis kekerasan terhadap isteri bervariasi, dengan menggunakan metode seperti kekerasan fisik, phisikis, kualitatif. Analisis kualitif terutama seksual dan kekerasan berupa menggunakan bahan-bahan penelantaran, hal ini diancam dengan
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages13 Page
-
File Size-