LAPORAN AKHIR HIBAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT INSTITUSI PELESTARIAN JAJANAN TRADISIONAL DI DESA KEMIREN DENGAN METODE EKOWISATA Oleh: Winda Hurotul ‘Aini, M.Pd NIDN: 0711128802 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 TAHUN 2019 HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1. Judul : Pelestarian Jajanan Tradisional Di Desa Kemiren Dengan Metode Ekowisata 2. Ketua Tim Pengusul : a. Nama : Winda Hurotul ‘Aini, M.Pd b. NIDN : 0711128802 c. Jabatan/ Golongan : Asisten Ahli d. Program Studi : Akuntansi e. Perguruan Tinggi : Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi f. Bidang Keahlian : Pendidikan Ekonomi g. Alamat Kantor/Telp/Fax/Surel : [email protected] 1. Anggota Tim Pengusul : a. Jumlah Anggota : b. Nama Anggota 1/ Bidang keahlian :……………/…….. c. Nama Anggota 2/ Bidang keahlian :……………/……… d. Mahasiswa yang terlibat : 2 Orang 2. Luaran yang dihasilkan : 3. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan 4. Biaya Total : - Institusi : Rp. 7.000.000 - Sumber lain (Tuliskan) : Rp. Dan tuliskan surat keterangan Penyandang dana Mengetahui, Banyuwangi, 28 Juni 2019 Dekan Ketua Tim Pengusul Zaenuddin Imam, SE., MSA. Winda Hurotul ‘Aini, M.Pd NIDN. 0717057602 NIDN. 0711128802 HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii RINGKASAN ................................................................................................. iii BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 BAB 2. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 2 BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 2 BAB 4 KESIMPULAN ................................................................................... 5 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................6 PELESTARIAN JAJANAN TRADISIONAL DI DESA KEMIREN DENGAN METODE EKOWISATA Winda Hurotul „Aini, M.Pd Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi RINGKASAN Kegiatan pengabdian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis jajanan tradisional khas Banyuwangi dan upaya pelestarian terhadap jajanan tradisional dengan metode ekowisata. Desa Kemiren merupakan desa adat percontohan suku Osing di Kabupaten Banyuwangi. Desa Kemiren sampai saat ini melestarikan baik adat budaya maupun hal tradisional yang masih turun menurun. Desa Kemiren tersebut memiliki potensi daya tarik wisata tetapi masih kurang adanya koordinasi atau peran serta masyarakat dalam pengelolaannya. Penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara, memberikan wawasan pengetahuan dan pembelajaran berkelanjutan. Dengan melihat perkembangan wisata Banyuwangi yang semakin diminati wisatawan baik lokal maupun mancanagera. Hal ini menjadi satu pendukung untuk diperkenalkan ke wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. Tidak hanya pariwisita yang dikembangkan melainkan terdapat pendukung yaitu jajanan tradisional yang menjadi keteratarikan wisatawan untuk berkunjung kembali ke Banyuwangi. Kata kunci: Ekowisata, Komunitas, Pemberdayaan Masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak pulau yang tentunya keberagaman budaya, kesenian, alat music tradisional dan makanan tradisional yang beraneka ragam. Salah satunya yaitu kabupaten paling ujung dari provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang sedang mengalami perkembangan pesat dalam hal pariwisata. Peningkatkan pariwisata yang sedang menjadi percontohan yaitu Desa Kemiren. Desa Kemiren yang masih asli orang osing, sehingga baik bahasa maupun tempat tinggal masih menggunakan rumah kuno adat Osing. Selain itu adat istiadat masih kental dan terus dilestarikan setiap waktu. Baik selametan kampong maupun upacara adat yang terus dilakukan. Program desa kemiren merupakan salah satu realisasi dari program pemerintah dalam pembangunan desa secara berkelanjutan dalam bidang pengembangan pariwisata. Desa Kemiren sendiri memiliki banyak potensi perlu terus dikembangkan yaitu baik segi kebudayaa, seni maupun makanan tradisional dari desa tersebut. Berdasarkan sumber daya wisata yang dimiliki desa Kemiren tersebut menjadikan desa tersebut sebagai desa pengembangan dengan konsep ekowisata. Ekowisata sendiri merupakan masyarakat menyadari akan adanya sosiaal budaya, lingkungan yang perlu dikembangkan. Ekowisata Berbasis Komunitas merupakan usaha ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh masyarakat setempat. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata dari mulai perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan ekowisata sebanyak mungkin dinikmati oleh masyarakat setempat. Partisipasi harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi salah satu penentu tahapan penyelenggaraan ekowisata, sekaligus membelajarkan masyarakat untuk memiliki tanggungjawab maupun komitmen (Damanik dan Weber 2006:106). Di desa Kemiren terdapat kebudayaan yang masih dilestarikan sampai saat ini yaitu musik tradisional dinamai dengan “Gedhogan” Dengan adanya festival seperti ngopi sepuluh ewu, mepe kasur, dan festival tumpeng sewu menjadikan desa Kemiren ini perlu digali sebagai desa wisata. Beberapan jajanan tradisional seperti cenil, horog – horog, lanun, lupis, klepon, clorot dan yang paling menarik yaitu kucur. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Desa Kemiren untuk mencari jajanan tradisional khas Banyuwangi selain itu ingin mengetahui baik bahasa osing maupun rumah adat osing yang bisa digunakan untuk singgah atau bersitrahat dengan menikmati makanan tersebut. Dengan berkembanganya pariwisata tersebut tidak luput dengan adanya teknologi. Seiring perkembangnya perlu adanya kebaharuan dalam penyajian maupun pemasarannya, tetapi hal ini tidak merubah sesungguhnya jajanan tersebut. Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi pemerintah dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan pendukung untuk meningkatkan perekonomian daerah setempat. Model ekowisata seperti ini diperlukan masyarakat Desa Kemiren terhadap pembaharuan serta memiliki integritas dan komitmen untuk melestarikan lingkungan sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budayanya. Model pengelolaan ekowisata diharapkan mampu mengembangkan pariwisata, meningkatkan jumlah pengunjung, serta mampu memberikan jalan keluar bagi persoalan ekonomi dan sosial Desa Kemiren. BAB 2 METODE PELAKSANAAN Pengabdian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan action research, yaitu kegiatan penelitian yang ditindaklanjuti dengan implementasi. Dari hasil pelatihan diharapkan dirumuskan serta disusun model ekowisata masyarakat Desa Kemiren. Kegiatan ini dilakukan dengan melalui observasi terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana kondisi di desa Kemiren. Kemudian dilakukan koordinasi dengan masyarakat maupun pemerintah setempat. Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta, peserta di ambil dari beberapa titik. Yang nantinya dapat disampaikan kepada masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan di balai pertemuan desa di Desa Kemerin. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan, kemudian diskusi dan yang terakhir evaluasi yang tentunya program ini dilakukan secara berkelanjutan. BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan merupakan proses perubahan sosial yang mengalami peningkatan yang tentunya tujuannya yaitu kesejahteraan. Salah satu ciri utama dari pemberdayaan adalah peran dan partisipasi masyarakat mulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pemeliharaan. Pemerintah dan instansi mempunyai tugas sebagai fasilitator dan motivator bagi masyarakat. Dalam mengembangkan pariwisata Desa Kemiren, pengabdi menggunakan pendekatan ekowisata. Hal ini berkaitan langsung dengan kualitas sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya yang menajadi tujuan utama wisatawan berkunjung ke lokasi ini. Ekowisata merupakan wisata yang yang lingkungannya masih alam sejuk alami, buda dan adat istiadat yang masih kental, memberikan keuntungan social ekonomi serta mengharagai partisipasi penduduk lokal. Pengembangan ekowisata memiliki tujuan untuk melastarikan sumber daya alam dan budaya serta kesejahteraan masyarakat tertutama masyarakat lokal. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis: fee pemandu; ongkos transportasi; homestay; menjual kerajinan, dll. Ekowisata membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnva, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages11 Page
-
File Size-