Journal of Indonesian History 10 (1) (2021)

Journal of Indonesian History 10 (1) (2021)

Journal of Indonesian History 10 (1) (2021) Journal of Indonesian History http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih Pers Dan Pemberitaan Sosial-Politik Orde Baru Dalam Sorotan Harian Sinar Harapan 1966-1986 Amalia Rusti Mutiara Dewi & Ba’in Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Pada awal periode pemerintahan Orde Baru, keberadaan pers di Indonesia sedang berada dalam Diterima Mei2021 fase penuh kebebasan. Kebebasan tersebut dipergunakan untuk melakukan konsolidasi kekuasaan Disetujui Juni 2021 oleh Presiden Soeharto. Beriringan dengan kebebasan pers, pemerintah dihadapkan pada situasi Dipublikasikan Agustus politik yang rumit. Sehingga artikel ini mengkaji tentang dinamika politik pada masa Orde Baru, 2021 dengan memfokuskan analisis kepada pemberitaan yang dilakukan oleh pers harian Sinar Harapan ________________ pada periode 1966 – 1986. Fokus kajian tertuju kepada maraknya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Keywords: Nepotisme) yang terjadi dalam badan pemerintah, seperti isu adanya SPRI; kasus BULOG; dan Pers, Kritik, Orde Baru masalah proyek TMII yang menjadi sorotan pada penulisan berita oleh harian Sinar Harapan. ____________________ Penulisan berita yang memuat kritikan tajam terhadap pemerintah ternyata tidak sedikitpun berhasil menggoyahkan kekuasaan rezim ini. Pemerintah Orde Baru justru melakukan tindak represif sebagai reaksi terhadap pemberitaan yang mengandung kritik tajam kepada pemerintah dengan melakukan pembungkaman kepada sejumlah pers yang kritis, salah satunya adalah harian Sinar Harapan. Abstract ___________________________________________________________________ In the beginning of New Order period, the existence of Indonesian press has in experience full of freedom. The situations of liberaty is using by President Soeharto to consolidate his power. Along with the liberty of press, the government must faced with a complicated political situation. This article study about the political dynamics of the New Order government, by focusing analysis on news that been reporting by daily news Sinar Harapan in period 1966 – 1986. This study focus towards on rampant cases of KKN (Corruption, Collusion, and Nepotism) that’s happened on agency of government, such as the issue of existence of SPRI; BULOG cases; and the problem of TMII projects which become main highlight on Sinar Harapan news. The news which containing criticism about the government did not destabilize this regime power. The New Order government precisely repressive actions as a reaction of news that containing sharp criticism about the government by silencing some press, which on is daily news Sinar Harapan. © 2021 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: ISSN 2252-6633 Ruang Jurnal Sejarah, Gedung C5 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] 24 Amalia Rusti Mutiara Dewi & Ba’in / Journal of Indonesian History 10 (1) (2021); pg. 24-32 PENDAHULUAN melakukan propaganda penanaman nilai-nilai Jenderal Soeharto tampil dan unjuk diri modernisasi dan pengembangan ideologi pem- sebagai pemimpin dalam masa Orde Baru. Masa bangunan. Mayor Jenderal Ali Moertopo, se- dimana keadaan negara sedang dalam kekalutan bagai salah satu kaum intelektual yang memiliki yang luar biasa dalam berbagai hal, seperti krisis kedekatan dengan Presiden Soeharto ternyata ekonomi, perdebatan politik, dan kekacauan so- mulai menanamkan pemahaman menganai kon- sial yang tersisa dari masa pemerintahan sebe- sep pembangunan nasional (Suwirta, 2018: 114). lumnya tepat pada pertengahan tahun 1960-an. Strategi pembangunan nasional tersebut Pergantian masa pemerintahan ini mendapatkan tidak hanya meliputi pembangunan ekonomi, sambutan hangat yang penuh suka cita dari melainkan tentang penekanan mengenai masalah berbagai kalangan masyarakat, salah satunya dari ketertiban versi pemerintah. Pembangunan ini se- kalangan pers yang dimana pada masa Orde jalan dengan tujuan pembangunan ekonomi versi Lama telah banyak mengalami pegekangan dan pemerintah yang meliputi pembuatan kebijakan pembatasan aktivitas penerbitan berita. secara rasional, efisien, efektivitas, dan pragma- Pemerintahan baru ini diharap-harap masyarakat tisme (Mas’oed, 1989: 145). nantinya akan mampu membawa negara ke da- Selain pembangunan nasional, lam perubahan yang hebat (Poesponorogo & Noto- pemerintah Orde Baru juga memiliki sebuah susanto, 1991: 56). prinsip dasar, yaitu keberadaan rezim sekarang Kelahiran Orde Baru sendiri bukan dari merupakan sebuah pembaharu dan bukan hanya sebuah peristiwa biasa melainkan melalui banyak sekedar menggantikan rezim sebelumnya. Presi- drama dan kejadian sehingga melahirkan sebuah den Soeharto menawarkan stabilisasi dan pem- kepemimpinan baru (Suwirta, 2018: 114). Di- bangunan sebagai tujuan utama yang akan di- mana terjadi perubahan besar sebuah orientasi capainya. Untuk mewujudkan itu, akhirnya Pres- kepemimpinan seperti dalam bidang politik, so- iden Soeharto memutuskan untuk membentuk sial, dan ekonomi. Dalam konteks ini Presiden sebuah cabinet yang dinamakan “Kabinet Pem- Soeharto mulai menata kembali bentuk bangunan” (Khoir, 2014). pemerintahannya dengan melakukan konsolidasi Dalam melakukan stabilisasi ekonomi, ideologi kepemimpinannya. Penataan tersebut pemerintah Orde Baru dihadapkan pada warisan terjadi pada rentang waktu antara 1966 – 1974 dari pemerintah sebelumnya, seperti besarnya hu- (Mas’oed, 1989: 145). tang luar negeri, jatuhnya nilai ekspor, kerusakan Berakhirnya masa pemerintah Orde infrastruktur, dan inflasi yang mencapai angka Lama (1959 – 1966) telah menyisakan banyak 650% (Pujoalwanto, 2014). Dengan kata lain per- masalah yang harus diselesaikan satu persatu baikan tersebut sama saja halnya dengan oleh Presiden Soeharto. Dalam rentang waktu melakukan pembangunan ekonomi dari nol lagi. 1966 – 1974 pemerintah Orde Baru mulai Bagi rezim Orde Baru hal ini tentunya bukan hal melakukan banyak pembenahan untuk menga- yang mudah mengingat umur pemerintah ter- tasi kekacauan sisa pemerintah sebelumnya. bilang masih muda. Menghadapi kesulitan dalam Tahap pertama yang diambil oleh pemerintah mengatasi pembangunan ekonomi dari awal, adalah melakukan konsolidasi kekuasaan dengan Presiden Soeharto mempercayakan tugas untuk menata aliansi dalam badan tubuh pemerinta- merancang dan melakukan pembangunan hannya. Penataan tersebut guna memperkenal- ekonomi secara bertahan kepada kelompok kan dirinya sebagai kekuatan politik yang solid teknorat dari UI (Suwirta, 2018: 115). dan bukan lagi sebagai kekuatan militer (cf Akan tetapi karena memang sejak awal McDonald, 1980: 104). kepemimpinan Presiden Soeharto sudah terjadi Disamping konsolidasi kekuasaan dualism kepemimpinan, terjadilah sebuah ben- secara internal, pemerintah juga melakukan pem- trok antara kaum intelektual dari kalangan men- bangunan sekaligus penanaman ideologi dari teri dengan para perwira TNI-AD yang memiliki pemerintah Orde Baru sendiri. Mereka mulai 25 Amalia Rusti Mutiara Dewi & Ba’in / Journal of Indonesian History 10 (1) (2021); pg. 24-32 kedekatan khusus dengan Presiden Soeharto dan menjamin hak-hak warga sipilnya (Rajab, (Mas’oed, 1996: 29) 2004: 189). Setelah memasuki tahun 1966, Jelas bukan suatu tugas yang mudah keberadaan prajurit TNI-AD mulai terasa lebih bagi Jenderal Soeharto untuk menjabat sebagai dominan di dalam urusan politik dan pemerinta- Presiden Indonesia pada masa-masa awal Orde han. Hal tersebut terjadi karena anggapan ter- Baru. Banyak pihak, terutama dari perwira-per- hadap kegagalan kondisi politik Indonesia ketika wira tentara sendiri yang tidak menyukai berada pada pihak sipil (Crouch, 1999:156). Para kemunculannya begitu cepat dalam kekuasaan, prajurit TNI-AD percaya bahwa adanya campur dan ditakutkan akan menjadi penentang yang tangan pihak militer dalam dunia politik akan kuat. Adapun dari kalangan mahasiswa yang mampu menciptakan sebuah kestabilan untuk tidak puas dengan gaya pemerintahan Jenderal mencapai tujuan pembangunan ekonomi. Soeharto, yang memberikan kesan sikap alon- Tahun-tahun pertama Orde Baru lahir, alon waton kelakon (pelan-pelan tetapi tercapai ternyata memberikan keleluasaan pihak militer tujuan), dalam merespons masalah-masalah poli- untuk ikut campur dalam bidang politik. Dalam tik dan pembangunan ekonomi di Indonesia. hal ini dapat terlihat dengan jelas adanya kedek- Proses konsolidasi kekuasaan dan mencari legiti- atan antara Presiden Soeharto dengan para masi politik yang kuat ini menjadi masa-masa prajurit, kedekatan tersebut memunculkan istilah yang cukup kritis bagi pemerintahan Orde Baru “Jenderal-jenderal Politik dan Uang” dimana pada akhir tahun 1960 – an dan awal tahun 1970- para prajurit diberikan kebebasan untuk an. (Suwirta, 2018: 117). melakukan perluasan kekuasan mereka dalam mencari sebuah jabatan (Crouch, 1999: 175). METODE Campur tangan pihak militer dapat Artikel dengan menggunakan metode dilihat dari banyaknya urusan politik negara yang historis ini, mengkaji tentang pasang-surut politik dipertugaskan kepada para prajurit. Seperti bangsa Indonesia pada masa Orde Baru (1966 – Deputi Panglima TNI-AD yang dijabat oleh 1986), dengan memfokuskan analisis mengenai Letnan Jenderal Maraden Pangabean, begitu pers dan kritik sosial terhadap pemerintah Orde pula dengan posisi Menteri Dalam dan Luar Baru. Negeri yang dijabat oleh Mayor Jenderal Basuki Tahap pertama yang dilakukan adalah Rahmat. Bukan hanya itu, penguasaan minyak heuristic, yaitu pencarian

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    9 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us