Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa Di Masjid Sunan Ampel Surabaya Eko Sulistyo Kusumo

Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa Di Masjid Sunan Ampel Surabaya Eko Sulistyo Kusumo

Vol. 15 No. 1 (Januari-Juni) 2015 ISSN 1412-999x DAFTAR ISI 1. Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan Ampel Surabaya Eko Sulistyo Kusumo ............................................................................................... 1–13 2. Dari Dukun Bayi Hingga Bidan: Perkembangan Kesehatan Ibu dan Anak di Surabaya 1950-1980 Eni Sugiarti ................................................................................................................ 14–28 3. Sistem Encoding Konstruksi Berita MetroTV pada Awal Masa Reformasi di Indonesia Eva Leiliyanti ............................................................................................................ 29–43 4. The Use of Pictures in Scaffolding Young EFL Learners in Writing Hazem Al Jaddan ..................................................................................................... 44–53 5. Hegemoni Olahraga dalam Media: Studi Kasus DBL Jawa Pos Lastiko Endi Rahmantyo, Gesang Manggala Nugraha Putra, Dadung Ibnu Muktiono ........................................................................................... 54–66 6. “We Are Luckier than Them”: The Reading of Trans7’s Orang-Orang Pinggiran by Kampung People in Surabaya Firza Aidil Firmansyah, Arum Budiastuti ............................................................ 67–79 7. The Construction of Style and Social Space in Sydney’s Fixed Gear Bike Subculture Palita Surachinnawat ............................................................................................... 80–88 8. Kekerasan Budaya, Kekerasan Politik: Kronologi dan Teori Kasus Pembunuhan Dukun Santet di Banyuwangi 1998-1999 Latif Kusairi ............................................................................................................... 89–105 9. Homophobia in Torch Song Trilogy (1988) and Boys Don’t Cry (1999) Films Puguh Budi Susetiyo ................................................................................................ 106–114 10. Revitalisasi Nilai-Nilai Budaya Etnis Tionghoa-Surabaya dalam Memperkuat Karakter Bangsa Shinta Devi Ika Santhi Rahayu ............................................................................... 115–130 Printed by: Airlangga University Press. (OC 077/02.16/AUP). Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia. Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected] Mozaik Vol 15 (1): 1-13 © Penulis (2015) Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan Ampel Surabaya (Forms of Islam-Java Syncretism in Surabaya’s Sunan Ampel Mosque) Eko Sulistyo Kusumo Program Studi Sastra Inggris, Universitas Trunojoyo Jalan Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan, Madura Tel.: +62 (031) 3011146 Surel: [email protected] Abstrak Dakwah Islam di tanah Jawa yang tidak terlepas dari peran serta tokoh-tokoh agama Jawa yang dikenal dengan sebutan wali atau sunan. Sikap bijak dari para wali dalam mengislamkan tanah Jawa selama enam abad merupakan salah satu kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan rasa dan cara hidup masyarakat sekitar sehingga memungkinkan terjadinya proses akulturasi. Keterlibatan budaya lokal dalam proses dakwah Islam sebagaimana terjadi di Masjid Sunan Ampel telah menjadi perhatian dari para antropolog dan sosiolog baik lokal maupun internasional. Penelitian ini berupaya untuk mengungkap bentuk-bentuk sinkretisme di Masjid Sunan Ampel sebagai bukti akulturasi Islam dan Jawa Hindu. Menggunakan bingkai metodologi kualitatif, penelitian ini mengambil data melalui wawancara mendalam dengan beberapa narasumber kunci, yaitu orang-orang yang mengetahui sejarah Masjid Ampel dan segala aktivitasnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa bentuk sinkretisme di Masjid Sunan Ampel, baik secara fisik arsitektur masjid maupun kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di masjid. Paradigma sinkretisme kemudian, dalam praktik tradisi Islam- Jawa oleh di masjid Sunan Ampel Surabaya, adalah manifestasi politis Islam yang toleran terhadap kultur masyarakat Jawa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kyai bukanlah cultural broker atau makelar budaya, seperti yang disampaikan salah seorang peneliti terdahulu, karena peran kyai di masjid Sunan Ampel sejak berdiri sampai sekarang adalah memberikan bentuk-bentuk tradisi asketis berupa tradisi kreasi sinkretis Islam-Jawa. Kata kunci: akulturasi, Islam-Jawa, sinkretisme, Sunan Ampel Abstract Message of Islam in Java is inseparable from the role of religious leaders known as sunan or wali. The wisdom of the wali in delivering Islam in Java for six centuries is one of their abilities in adapting to the values and way of life of the local people, thus enabling acculturation. The involvement of local culture in the process of propagation of Islam, as occured in Sunan Ampel Mosque, has been a research focus of anthropologists and sociologists both locally and internationally. This research seeks to uncover forms of syncretism in Sunan Ampel Mosque as proof of acculturation of Islam and Javanese Hindu. Using the frame of qualitative methodology, this study collected data through in-depth interviews with some key informants, i.e. people who know the history of Ampel Mosque and all its activities. The analysis showed that there are some forms of syncretism in Sunan Ampel Mosque, both physical architecture of the mosque and the activities carried out in the mosque. The syncretism paradigm later, in the practice of Islam-Javanese tradition by Sunan Ampel Mosque in Surabaya, is a manifestation of political Islam tolerant to the culture of the Javanese community. This study also shows that the clerics are not cultural broker, such as that delivered by one of the previous researchers, because the role of clerics in Sunan Ampel Mosque since its establishment until now is to provide forms of ascetic traditions, such as the creation of a syncretic tradition of Islam-Java. Keywords: acculturation, Islam-Java, syncretism, Sunan Ampel Mozaik Vol 15 (1) PENDAHULUAN Indonesia menduduki posisi sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim mayoritas dan terbanyak di dunia (Ali 2008:77-78), sekaligus memiliki catatan sejarah akulturatif yang berbeda antara nilai-nilai lokal dengan Islam. Melihat jumlah populasi muslim yang begitu besar sekaligus “dinamika” penyebarannya (Woodward 2011:263) sebagai sebuah agama mayoritas, Islam di Indonesia selalu mengalami akulturasi dalam perkembanganya, demikian pula ketika bersentuhan dan berpadu dengan budaya lokal setempat agar nilai-nilai ajaran Islam dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Perpaduan antara budaya lokal dan agama ini dikenal dengan istilah sinkretisme (Nadel 1951:157), yang pada prosesnya kemudian, memunculkan karakterisasi yang berbeda dalam komunitas atau jamaah muslim di Indonesia. Keberagaman akibat proses sinkretisasi di Indonesia ini tidak hanya memperkaya varian agama Islam secara umum, namun sekaligus menjadikan Islam Indonesia berbeda dengan Islam Timur Tengah, dan Islam di negara lainya. Dari sudut pandang tersebut, maka tidak heran ketika Smith mengatakan bahwa terminologi “Islam” tidaklah tunggal atau singular melainkan Jamak atau plural “Islams” (Smith 2001:219). Varian Islam-Jawa dapat dikategorikan sebagai entitas yang memiliki karakteristik yang berbeda atau antonimi. Istilah sinkretisme kemudian terbentuk ketika bagaimana Islam, di sini sebagai bentuk ideologis, masuk ke masyarakat Jawa yang direpresentasikan dalam unsur-unsur identitas dan perilaku seorang Jawa (Ricklefs 2006). Memang pada perkembangannya Islam Jawa dipandang sebagai hal yang menyimpang dari Islam karena gerak beberapa kelompok Islam Puritan yang bernada pejoratif dan profanatoris (Sutiyono 2010). Secara historis, De Graaf dan Pigeaud mengemukakan periodisasi Islam dalam sejarah Jawa ditandai dengan kehadiran kerajaan Jawa pada abad ke-16, yakni Demak dan Raden Patah sebagai rajanya (dalam Rahardjo 2011). Kerajaan ini semakin memiliki kekuatan politik Islam di Jawa sekaligus menggantikan kerajaan Hindu-Buddha ketika berhasil menaklukkan ibu kota Majapahit di Trowulan, Jawa Timur melalui kepemimpinan raja ketiganya, Trenggana (1505-1518 dan 1521-1546). Upaya berikutnya adalah bagaimana peran syi’ar atau dakwah Islam di tanah Jawa yang tidak terlepas dari peran serta tokoh-tokoh agama Jawa yang dikenal dengan sebutan wali atau sunan atau panotoagomo (Daniels 2009). Sikap bijak dari para wali dalam mengislamkan tanah Jawa selama enam abad merupakan kemampuan adaptasi dari rasa dan cara hidup masyarakat sekitar, yang bagi Jhon W. Berry, adaptasi adalah sikap responsif, bagian dari proses akulturasi, pada perubahan lingkungan pluralis sebagai isu cultural maintenance (Berry 1997:9-10). Lebih dari itu, sikap tersebut menunjukkan upaya ’taktis’ untuk tidak membuat takut sekaligus rasa kaget penguasa Hindu dan masyarakatnya. Keterlibatan budaya lokal dalam proses dakwah Islam sebagaimana terjadi di Masjid Sunan Ampel, seperti yang telah disampaikan oleh para Wali Songo, khususnya Sunan Ampel, telah menjadi perhatian dari para antropolog dan sosiolog baik lokal maupun internasional (Ali 2011; Picard dan Madinier 2011; Daniels 2012). Ayzumardi Azra, salah satu tokoh muslim Indonesia, berpendapat bahwa Islam di Jawa merupakan proses perpaduan 2 Bentuk Sinkretisme Islam-Jawa di Masjid Sunan Ampel Surabaya atau sinkretisasi antara great tradition atau Islam normatif dengan little tradition atau yang biasa dikenal dengan sebutan local tradition (Azra 2010). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji budaya sinkretis dalam masjid dan aktivitas Masjid yang bersejarah dan tertua di kota Surabaya,

View Full Text

Details

  • File Type
    pdf
  • Upload Time
    -
  • Content Languages
    English
  • Upload User
    Anonymous/Not logged-in
  • File Pages
    17 Page
  • File Size
    -

Download

Channel Download Status
Express Download Enable

Copyright

We respect the copyrights and intellectual property rights of all users. All uploaded documents are either original works of the uploader or authorized works of the rightful owners.

  • Not to be reproduced or distributed without explicit permission.
  • Not used for commercial purposes outside of approved use cases.
  • Not used to infringe on the rights of the original creators.
  • If you believe any content infringes your copyright, please contact us immediately.

Support

For help with questions, suggestions, or problems, please contact us