Transliterasi dan Edisi Teks Hikayat Tuanku Nan Nuda Pagaruyung Kaba Cindua Mato M. Yusuf Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Andalas TRANSLITERASI DAN EDISI TEKS HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG (KABA CINDUA MATO) M. Yusuf TRANSLITERASI DAN EDISI TEKS HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG (KABA CINDUA MATO) Penulis: M. Yusuf Penyunting: Herry Nur Hidayat Tata Letak: Multimedia LPTIK Sampul: Multimedia LPTIK ISBN: 978-602-50060-7-4 Diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Pusat Kampus Universitas Andalas Jl. Dr. Mohammad Hatta Limau Manis, Padang, Sumatera Barat, Indonesia Web: www. lptik.unand.ac.id Telp. 0751-775827 - 777049 Email: [email protected] Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak sebagian maupun seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali demi tujuan resensi atau kajian ilmiah yang bersifat nonkomersial. TRANSLITERASI DAN EDISI TEKS HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG (KABA CINDUA MATO) M. Yusuf KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis panjatkan ke Khadirat Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Berkat rakhmat-Nyalah tesis ini dapat hadir dengan bentuknya yang sekarang. Terimakasih yang paling dalam penulis tujukan kepada adinda Jusmaini Syafar, istri tercinta, yang dengan penuh kasih selalu memberi dukungan semangat, serta selama hampir tiga tahun dengan tabah merelakan suaminya melanjutkan studi di Leiden, lebih satu tahun mondar-mandir Padang-Jakarta, dan selama itu pula harus merawat si kecil Citra dan Ardi (pada tahun keempat) sendirian. Terimakasih yang tak terhingga tertuju kepada Bapak dan Emak yang ikut memberi dukungan semangat hingga selesainya tesis ini. Kepada Papa dan Ani, terimakasih yang tulus penulis berikan atas bantuan yang tidak dapat diukur, serta kerelaannya menjaga Eni, Citra, dan Ardi. Kesempatan ini juga penulis gunakan untuk mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga untuk Ibu Dr. Panuti Sudjiman dan Bapak Edwar Djamaris, pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi saran, serta memeriksa bermacam-macam kesalahan sebelum tesis ini hadir dalam bentuk yang sekarang. Kepada Ibu Prof. Dr. Achadiati Ikram, Bapak Prof. Dr. Harsja W. vii Bachtiar, dan Prof. Dr. A. Teeuw, penulis sampaikan terimakasih atas kepercayaan yang diberian kepada penulis untuk mengikuti program S2 plus ini, yang secara garis besar berada dalam keranhgka kerja sama Indonesia dengan egeri Belanda. Untuk Dr. Willem van der Molen, pembimbing penulis di Universitas Leiden, penulis sampaikan terimakasih yang tulus atas segala bantuan yang tidak terhingga yang telah penulis terima selama berada di sana. Terimakasih yang dalam penulis berikan kepada Bapak Prof. Dr. A. Aziz Saleh, M.A. yang telah memberi dorongan semangat serta ikut bersusah payah membantu penulis dalam melengkapi bahan- bahan kajian. Terima kasih juga tertuju untuk James ter Beek, rekan di Leiden, yang telah membantu penulis menelusuri perpustakaan-perpustakaan di Belanda untuk memperoleh bahan-bahan yang penulis butuhkan. Dalam menyusun tesis ini, secara teknis penulis banyak menerima bantuan dari Sdr. drs. H.W.B. van Rijk dan Tieneke Mook di Leiden, Bapak Wisran Hadi dan Ibu Raudha Thaib, serta Sdr. Edy Utama di Padang, dan Drs. Sarwit Sarwono di Bengkulu. Terimakasih penulis sampaikan atas kerelaannya “meminjamkan” ruang kerjanya untuk penulis gunakan. Kepada Pemerintah Indonesia, c.q. Litbang Depdikbud, Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia, Bappenas, dan KBRI di Den Haag, serta kepada Pemerintah Belanda, c.q. Bureu Indonesische Studiën, terimakasih penulis sampaikan atas beasiswa serta semua fasilitas yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di dalam bidang filologi ini. Kepada petugas di bagian koleksi Manuskrip Timur viii Perpustakaan Universitas Leiden, petugas pelayanan peminjaman buku di Perpustakaan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, petugas bagian koleksi naskah Perpustakaan Nasional Jakarta, dan petugas pelayanan Perpustakaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, penulis sampaikan terimakasih banyak atas bantuan yang penulis terima dalam penyediaan bahan dan referensi. Terimakasih yang tidak kalah penting penulis sampaikan kepada semua lembaga dan pribadi serta berbagai pihak, yang tdak mungkin disebutkan satu per satu di sini, yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan dalam bidang filologi sampai selesainya tesis ini. M. Yusuf ix DAFTAR SINGKATAN Ar. Bahasa Arab Bataviaasch Genootscahp van Kunsten en Bat.Gen Wetenschappen BI Bahasa Indonesia Bijdragen van het Koninklijk Instituut voor Tal-, BKI Land-en Volkenkunde BBld. Bahasa Belanda BM Bahasa Melayu BMk Bahasa Minangkabau Brs. Baris Cet. Cetakan Cf. Confer c.q. casu quo dkk. dan kawan-kawan Dt. Datuk ed. editor et.al. et alia H Hijriah HHT Hikayat Hang Tuah hlm. halaman Journal of the Malayan Branch of the Royal JMBRAS Asiatic Society KCM Kaba Cindua Mato xi Koninklijk Instituut voor Tal-, Land-en KITLV Volkenkunde Lih. Lihat M Masehi Melayu (nomor kode naskah Melayu koleksi ML Perpustakaan Nasional Jakarta) MS Manuskrip N.N. Nomen Nescio No. Nomor Not. Notulen Oph. Ophuijsen Oriental (nomor kode naskah Melayu koleksi Perpustakaan Universitas Leiden dan Or. Perpustakaan Koninklijk Instituut voor Tal-, Land-en Volkenkunde, Leiden) St. Sutan Thn. Tahun t.p. tanpa penerbit Verhandelingen van het Bataviaasch VBG Genootschap van Kunsten en Wetenschappen) v.d.w von de Wall Verhandelingen van Koninklijk Instituut voor VKI Tal-, Land-en Volkenkunde xii DAFTAR ISI PENGANTAR PENERBIT v KATA PENGANTAR vii DAFTAR SINGKATAN xi DAFTAR ISI xiii 1. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Ruang Lingkup Bahasan 6 1.3 Tujuan Penelitian 6 1.4 Tinjauan Kepustakaan 7 1.5 Kerangka Teori 14 2. KABA, SUATU RAGAM SASTRA TRADISIONAL MINANGKABAU 21 2.1 Sekitar Kaba 21 2.2 Kaba Lisan dan Naskah 41 3. HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG 53 3.1 Hikayat (Kaba) Tuanku nan Muda Pagaruyung 53 3.2 Naskah-naskah Hikayat Tuanku nan Muda Pagaruyung 65 3.3 Pengelompokan Naskah 96 4. BAHASA HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG 117 4.1 Antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Melayu 117 xiii 4.2 Aksara Arab-Melayu dan Bahasa Minangkabau 123 4.3 Alternatif Transliterasi 128 4.4 Catatan untuk Bahasa Teks KCM 133 4.5 Pertanggungjawaban Transliterasi ke Bahasa Minangkabau 135 5. EDISI TEKS HIKAYAT TUANKU NAN MUDA PAGARUYUNG . 139 5.1 Landasan Penyuntingan Teks 139 5.2 Bentuk Suntingan . 140 6. KESIMPULAN 145 DAFTAR PUSTAKA 151 RIWAYAT RINGKAS PENULIS xiv 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di kalangan masyarakat Minangkabau, Hikayat Tuanku Nan Muda Pagaruyung atau Sejarah Tuanku Rang Mudo hampir-hampir tidak dikenal. Padahal, kedua nama itu merupakan nama lain untuk sebuah cerita rakyat (lisan) yang hingga saat ini masih dikenal dengan baik oleh mereka. Cerita itu ialah Kaba Cindur Mata, yang di dalam bahasa Minangkabau diucapkan dengan Kaba Cindua Mato. Cerita ini kadang kala, seperti pernah digunakan oleh Mansoer (1970:71), dikenal dengan Mitos Bunda Kandung dan Cindur Mata. Nama yang terakhir ini oleh masyarakat Minangkabau dikenal dengan curito Bundo Kanduang jo Cindua Mato. Di dalam kedudukannya sebagai cerita yakyat, Kaba Cindua Mato, selanjutnya akan disingkat KCM, deikenal secara baik oleh masyarakat. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Van der Toorn (1891A), cerita ini menduduki tempat yang sangat penting di dalam khasanah kesusastraan tradisional Minangkabau. Pendapat itu dikemukakannya di dalam kata pengantar edisi dan terjemahan KCM (ke dalam bahasa Belanda), disertai keterangan mengenai ungkapan- ungkapan Minangkabau yang terdapat di dalam teks KCM. Edisi ini dikatakannya sebagai edisi setengah bagian pertama (150 halaman) dari 500 halaman (jumlah yang disebutnya kalau edisi itu selesai) dan akan diikuti oleh “setengah bagian kedua”. Pada kesempatan itu Van der Toorn menyebut KCM sebagai legende Melayu-Minangkabau. Perlu dikemukakan di sini bahwa sejauh yang dapat ditelusuri hingga saat ini penerbitan “separoh kedua” seperti yang dimaksudkan oleh Van der Toorn belum (tidak) selesai. Studi yang khusus terhadap persoalan yang ada di balik tertundanya penerbitan tersebut pun belum pernah dilakukan. Manan (1967:81) berpendapat bahwa KCM merupakan sebuah cerita rakyat yang tidak saja dikenal oleh segala lapisan masyarakat di Minangkabau, lebih dari itu cerita ini tidak dapat lagi dipisahkan dari kehidupan mereka. Hal ini menurut Manan disebabkan KCM berintikan ajaran adat dan agama sebagai pandangan dan sikap hidup masyarakat Minangkabau pada zaman dahulu. Keberatan dapat diajukan terhadap pendapat di atas, yaitu atas anggapan bahwa KCM berintikan ajaran agama sebagai pandangan dan sikap hidup masyarakat Minangkaau pada zaman dahulu, sebab meskipun secara umum kaba dianggap sebagai harta kekayaan bersama, ini tidak berarti bahwa isi atau pesan yang ada di dalamnya sekaligus merupakan pandangan kolektif. Mansoer (1970:38) dan Dt. Radjo Panghoeloe (1982: 83-86) berpendapat bahwa tiap-tiap penyusun tambo (silsilah) dan tukang kaba yang “berkhabar” di hadapan umum, atau yang menyalin maupun membukukannya, bebas menyisipkan pendapat atau pandangan pribadinya atau pendapat umum yang sedang berpengaruh pada suatu ketika. Tiap-tiap penyusun atau tukang kaba, kata Mansoer, pada hakikatnya adalah seorang medeauteur. Dengan demikian, agaknya lebih tepat dikatakan bahwa sebagian unsur-unsur agama yang ada di dalam KCM merupakan pandangan pengarangnya.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages180 Page
-
File Size-