KEANEKARAGAMAN BURUNG Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Penanggung Jawab: Lukita Awang Nistyantara, S.Hut, M.Si Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Tim Penyusun: Nuraini S.Hut,Fendi Saputra S.Hut, Syahril Abdullah

Diterbitkan Oleh: Balai TN Bogani Nani Wartabone Jl . AKD Mongkonai Barat, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara Tlp. Telp, (0434) 22548, Fax. 22547 Sumber Dana : DIPA 2018 SambutanIr. Wiratno Msc. Direktur Jenderal KSDAE Kata Pengantar

aman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) adalah adalah endemic. Lebih dari 56 jenis terbatas di Sulawesi dan Tsalah satu taman nasional yang mempunyai nilai keaneka- pulau pulau satelitnya termasuk Talaud, Sangihe, Banggai dan ragaman hayati yang tinggi dan daratan terluas di Pulau kep. Sula. Sulawesi bahkan di kawasan wallacea, dengan luas Kawasan Pengelolaan kawasan TNBNW dengan pendekatan berbasis 282.008,757 Ha. Kawasan TNBNW mewakili 4 ekosistem, yaitu: tapak atau Resort Based Management (RBM) yang mulai di- hutan sekunder, hutan hujan dataran rendah, hutan hujan giatkan pada priode 2018, menunjang dalam pengumpulan pegunungan rendah, dan hutan lumut. Kawasan ini menyimpan data potensi pada kawasan. Buku keanekaragaman jenis burung ini kekayaan hayati endemik dan unik karena merupakan bagian dari merupakan hasil penerapan RBM pada 11 Resort, Buku ini pusat wilayah Wallace. Wilayah geografis Wallace adalah menggambarkan berbagai jenis Burung yang dapat dijumpai tempat bertemunya margasatwa dan tumbuhan khas dari langsung di kawasan TNBNW , dengan menyajikan 73 jenis daratan Asia dan Australia. Nama Wallacea berasal dari nama dari 200 jenis burung yang ada, gambar-gambar yang ada pada Lukita Awang Nistyantara seorang naturalis yang sangat terkenal di dunia, Alfred Russel buku ini di ambil oleh staf dan personil MMP saat melaksanakan Kepala Balai Taman Nasional Wallace, namun yang lebih penting lagi bahwa, pulau-pulau tugas monitoring satwa pada jalur pengamatan. Transformasi Bogani Nani Wartabone di kawasan Wallacea yang terisolasi di lautan menjadi arena dan inovasi dalam mengelola kawasan TNBNW diharapkan evolusi jenis burung endemic yang luar biasa banyaknya. mampu melindungi segala hidupan liar menakjubkan yang ada TNBNW sejauh ini telah memberikan manfaat dengan di dalamnya, sekaligus memberikan manfaat yang nyata bagi fungsinya sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. masyarakat sekitarnya. Semoga lahirnya buku ini bermanfaat Penutupan lahan yang optimal dan kawasan yang relatif utuh bagi berbagai pihak dan menumbuhkan kesadaran konservasi, menjadikan habitat alami berbagai jenis satwa antara lain serta mampu mendukung pelaksanaan pengelolaan Taman Maleo (Macrocephalon maleo), Babirussa (Babyrousa babyrussa) Nasional Bogani nani wartabone. dan Anoa (Bubalus sp) tetap terjaga. TNBNW memiliki 24 jenis mamalia, 200 jenis aves, 11 jenis reptilia, 2 jenis amfibia, 36 jenis kupu-kupu, 200 jenis kumbang, dan 19 jenis ikan Kotamobagu, September 2018 air tawar. Sebagian besar satwa yang ada di taman nasional ini merupakan satwa khas/endemik Pulau Sulawesi. Daratan utama Sulawesi mendukung avifauna penetap sekitar 224 jenis burung darat dan air tawar, yang 41 jenis diantaranya Lukita Awang Nistyantara COLUMBIDAE CENTROPIDAE ALCEDINIDAE TIMALIIDAE Merpati Hitam Sulawesi (Turacoena Bubut Sulawesi Raja Udang Merah Sulawesi Pelanduk Sulawesi I. Halaman Pengesahan...... 3 manadensis) _Endemik...... 40 (Centropus celebensis) _Endemik...... 64 (Ceyx fallax) _Endemik...... 90 (Trichastoma celebensis) Daftar Isi II. Kata Pengantar Direktur Jenderal KSDAE ...... 5 Uncal Ambon Bubut Alang-alang _Endemik ...... 117 III. Kata Pengantar Kepala Balai TNBNW...... 7 (Macropygia amboinensis)...... 41 (Centropus bengalensis)...... 65 Delimukan Zamrud CORACIIDAE IV. Daftar Isi...... 8 Tiong Lampu Sulawesi (Coracias V. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone...... 10 (Chalcophaps indica)...... 42 TURDIDAE Delimukan Timur TYTONIDAE temminckii)_Endemik...... 94 Anis Punggung Merah (Zoothera Keanekaragaman Burung (Chalcophaps stephani)...... 44 Serak Sulawesi erythronota) _Endemik...... 118 Taman Nasional Bogani Nani wartabone Pergam Hijau (Ducula aenea)...... 46 (Tyto rosenbergii) _Endemik...... 68 BUCEROTIDAE Walik Malomiti Kangkareng Sulawesi ANHINGIDAE MEGAPODIIDAE (Ptilinopus subgularis) _Endemik...... 48 (Pnelopides exarhatus)_Endemik...... 96 MONARCHIDAE Pecuk Ular (Anhinga melanogaster)..... 14 Maleo senkawor Walik Kembang STRIGIDAE Kehicap Ranting Punggok Coklat Julang Sulawesi_sdh (Macrocephalon maleo) (Ptilinopus melanospila)...... 49 (Aceros cassidix)_Endemik...... 98 (Hyphotimis azurea)...... 120 (Nynox punctulata) _Endemik...... 70 ACCIPITRIDAE _ Endemik...... 28 Punai Penganten (Treron greiseicauda)...... 50 Celepuk Sulawesi Elang alap ekor totol (Otus manadensis) _Endemik...... 72 ARTAMIDAE (Accipiter trinotatus) ...... 16 Punai Gading (Treron vernans)...... 52 PICIDAE MEROPIDAE Caladi Sulawesi Kekep Sulawesi Elang Ular Sulawesi (Artamus monachus)_Endemik...... 122 Cirik-cirik sulawesi PSITTACIDAE (Dendrocops temminckii)_Endemik...... 104 (Spilornis rufipectus)_ Endemik ...... 17 (Meropogon forsteni) Elang alap kepala kelabu Kring-kring bukit 103 Pelatuk Kelabu Sulawesi _ Endemik...... 34 (Mulleripicus fulvus)_Endemik...... 105 (Accipiter griseiceps) ...... 19 (Prioniturus platurus) _Endemik...... 54 STURNIDAE Elang Ikan Kecil Perkici Dora ( ornatus).... 56 Blibong Pendeta (Ichthyophaga humilis) ...... 22 RALLIDAE Kring-kring Dada Kuning PITTIDAE (Streptocitta albicolis) Elang Sulawesi Mandar hitam (Fulica atra)...... 35 (Prioniturus flavicans) _Endemik...... 57 Pita Sulawesi _Endemik...... 124 (Spizaetus lanceolatus)_ Endemik ...... 23 Mandar Muka Biru Serindit paruh-merah (Pitta erythrogaster)...... 106 Jalak alis-api (Gymnocrex rosenbergii) (Lorinculus exilis)...... 58 (Enodes erythrophris) _Endemik...... 36 Serindit Sulawesi _Endemik...... 125 (Loriculus stigmatus) _Endemik...... 60 CAMPEPHAGIDAE Jalak Tunggir Merah Kepudang Sungu Belang (Scissirostrum dubium)_Endemik...... (Coracina bicolor)_Endemik...... 126 CUCULIDAE 108 Raja Perling Sulawesi Wiwik Uncuing Kepudang sungu biru (Basilornis celebensis)_Endemik...... 128 (Cacomantis sepulcralis)...... 61 (Coracina temminckii)_Endemik...... 110 Kadalan Sulawesi CAPRIMULGIDAE (Phaenycophaeus calyorhincus) Taktarau Besar _Endemik...... (Eurostopodus macrotis)...... 74 ZOSTEROPIDAE 62 Kaca Mata Dahi Hitam (Zosterops 17 Tuwur Sulawesi atrifrons)...... 129 (Eudynamis melanorhynca) MOTACILLIDAE CICONIIDAE _Endemik...... 63 Kicuit batu (Motacilla cinerea)...... 75 Bangau sandang-lawe NECTARINIIDAE (Ciconia episcopus)...... 26 Burung Madu Sriganti PASSERIDAE ANATIDAE (Nectarinia jugularis)...... 130 Burung Gereja Erasia Burung Madu Kelapa Itik Benjut (Passer montanus)...... 76 108 (Anas gibberifrons)...... 27 (Anthreptes malacensis)...... 134 Bondol Rawa (Lonchura malacca)...... 78 Burung Madu Hitam 36 Bondol Taruk (Lonchura malacca)...... 79 DICRURIDAE (Nectarinia aspasia)...... 136 Srigunting Jambul Rambut Burung madu sepah raja (Dicrurus hottentottus)_Endemik...... 112 HALCYONIDAE (Aethoyga siparaja)...... 137 MUSCICAPIDAE Cekakak Hutan Tunggir Hijau ORIOLIDAE Sikatan matari (Actenoides monachus) _Endemik...... 80 (Culicicapa heliantea)...... 37 Kepodang Kuduk Hitam DICAEIDAE Raja Udang Pipi Ungu (Oriolus chinensis)...... 114 Cabai Panggul Kuning (Cittura cyanotis) _Endemik...... 82 (Dicaeum aureolimbatum) PYCNONOTIDAE Cekakak merah _Endemik...... 138 (Halcyon coromanda)...... 85 CORVIDAE Cabai Panggul Kelabu Cucak kutilang (Corvus enca)...... 30 133 (Pycnonotus aurigaster)...... 38 70 Cekakak sungai (Halcyon chloris)...... 86 Gagak Hutan 116 (Dicaeum celebicum)_Endemik...... 139 Flora Wisata ProfilTNBNW Potensi TNBNW Kawasan TNBNW memiliki potensi flora yang cukup Taman Nasional Bogani Nani tinggi, diperkirakan setidaknya terdapat lebih kurang 400 wartabone Memiliki Potensi wisa- ta yang dikenal baik di tingkat lokal, aman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) jenis tumbuhan, lebih kurang 120 jenis anggrek (epifit) dan sekitar 90 jenis tumbuhan berkayu. Adapun tumbu- regional bahkan internasional , ter- adalah salah satu taman nasional yang mempunyai T Ekosistem han yang khas dan langka di kawasan TNBNW diantara- dapat beberapa obyek wisata alam nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan daratan TNBNW menyimpan kekayaan hayati endemik dan nya palem matayangan (Pholidocarpus ihur), kayu hitam di kawasan Taman Nasional Bogani terluas di Pulau Sulawesi, kawasan TNBNW memiliki arti unik karena merupakan bagian dari pusat wilayah (Diospyros celebica), kayu besi (Intsia spp.), kayu kuning Nani Wartabone. Di wilayah Kabu- yang sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia Wallace. Wilayah geografis Wallace adalah tempat (Arcangelisia flava) dan bunga bangkai (Amorphophallus paten Bolaang Mongondouw di antaranya adalah tempat penelu- dalam mendukung kelangsungan dan keberhasilan pem- bertemunya margasatwa dan tumbuhan khas dari campanulatus). Adapun tumbuhan yang umum dijumpai ran dan habitat maleo (Macro- bangunan nasional. daratan Asia dan Australia. Kawasan TNBNW mewaki- seperti Piper aduncum, Trema orientalis, Macaranga sp., cephalon maleo) di Tambun, habitat li 4 ekosistem, yaitu: hutan sekunder, hutan hujan pe- cempaka, agathis, kenanga, dan tanaman hias. Pengelolaan TNBNW dilakukan oleh Balai TNBNW yang tarsius (Tarsius spectrum) di Kosinggolan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Ling- gunungan rendah, hutan hujan dataran rendah, dan dan Toraut, serta panorama alam dan air kungan Hidup dan Kehutanan dengan tugas utama pe- hutan lumut. Bentukan alam berupa sungai, dan habi- Fauna terjun di Toraut. Obyek wisata alam yang tat bagi berbagai jenis primata memiliki peluang untuk nyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan TNBNW sejauh ini telah memberikan manfaat dengan menonjol di wilayah Kabupaten Gorontalo dikembangkan sebagai kegiatan wisata minat khusus antara lain adalah panorama alam, air terjun, ekosistemnya dan pengelolaan kawasan konservasi, pe- fungsinya sebagai perlindungan sistem penyangga ke- (wisata alam terbatas) dan penelitian pengembangan dan sumber air panas di Lombongo manfaatan jasa lingkungan dan pengelolaan flora dan hidupan. Kawasan ini merupakan daerah tangkapan air ilmu pengetahuan.Potens yang dimiliki oleh TNBNW ini Salah satu atraksi wisata Terbatas fauna secara in-situ berdasarkan ketentuan peraturan per- belum dimanfaatkan secara optimal. bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ongkau-Dumoga dan DAS undang-undangan. Mongondouw yang keduanya yang telah berkontribusi TNBNW yang menarik adalah Pengamatan Kawasan TNBNW merupakan hulu dari sungai-sungai menjaga dan menyediakan air bagi masyarakat di sekitarnya. Burung pada Lokasi Tambun , Muarapusian Berdasarkan pengelolaan jangka panjang TNBNW me- yang mengalir di wilayah Kabupaten Bolaang Mongon- Penutupan lahan yang optimal dan kawasan yang relatif dan hungayono ketiga lokasi ini merupakan ngusung visi “Sebagai kawasan konservasi terdepan dalam dow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow tempat pengamatan burung dan pendidikan utuh menyediakan peluang TNBNW menjalankan fung- Selatan dan Kabupaten Gorontalo serta Kabupaten Bone konservasi sekaligus tempat suaka satwa pengelolaan keanekaragaman hayati khas wallacea” sinya sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan Bolango. Kawasan ini merupakan daerah tangkapan air Maleo ( Sannctuary) yang merupakan upaya Visi tersebut mengandung pengertian bahwa tujuan sekaligus pengawetan keanekaragaman hayati. Kawasan bagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Dumoga Mongondow, konservasi yang dilaksanakan oleh TNBNW pengelolaan kawasan TNBNW secara ideal ini merupakan habitat alami jenis satwa kunci (key ) DAS Sangkup Langi, DAS Molibagu, DAS Bone Pantai, untuk menjaga dan melestarikan keberadaan diprioritaskan pada aspek kelestarian adalah Babirussa dan Anoa. dan DAS Bolango – Bone. burung Maleo sebagai satwa kunci di TNBNW. kawasan. Sejalan dengan itu, potensi TNBNWmemiliki 24 jenis mamalia, 64 jenis aves, 11 Sanctuary merupakan Suatu unit manajemen kawasan TNBNW diharapkan tetap Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan 177.115 ha. Dengan demikian, jenis reptilia, 2 jenis amfibia, 36 jenis kupu-kupu, 200 jenis spesies untuk kepentingan konservasi dan dapat dimanfaatkan secara optimal Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Provinsi Sulawesi luas total TNBNW sekarang kumbang, dan 19 jenis ikan air tawar. Sebagian besar sat- atau kesejahteraan kehidupan liar yang bagi peningkatan kesejahteraan ma- Utara). Kawasan TNBNW dapat dicapai melalui 2 pintu ma- ini adalah 282.008,757 ha. wa yang ada di taman nasional ini merupakan satwa khas/ mempunyai fungsi antara lain untuk syarakat di sekitar kawasan TNBNW. suk, yaitu Kotamobagu dan Gorontalo. Lokasi-lokasi kawasan Berdasarkan SK 32/KSDAE/SET/ endemik P. Sulawesi. Mamalia antara lain satwa endemic tempat penyelamatan, rehabilitasi, TNBNW yang sudah dikembangkan dapat dimasuki dengan KSDAE.0/2/2016 tanggal 9 Febru- monyet hitam/Yaki (Macaca nigra), monyet Dumoga Bone perkembangbiakan dalam Taman Nasional Bogani Nani mudah dari Kotamobagu adalah Doloduo dan Toraut. Alter- ari 2016, zonasi TNBNW, yaitu: (1) (M. nigrescens), M. hecki, tangkasi (Tarsius spectrum), mu- rangka proses peningka- Wartabone ditetapkan de- natif lainnya adalah melalui Lombongo dan Bone Pantai. Zona Inti seluas 175.120,676 ha; sang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii), musang tan populasi. Terben- ngan Surat Keputusan Menteri tuknya pusat pengem- (2) Zona Rimba seluas 74.701,396 (Viverra tangalunga), kus-kus besar (Phalanger ursinus), kus-kus Kehutanan Nomor 724/kpts-II/93, Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. bangbiakan satwaliar ha; (3) Zona Pemanfaatan seluas kecil (P. celebensis), babi liar Sulawesi (Sus celebensis), anoa tanggal 8 November 1993 dengan luas SK.325/Menhut-II/2010 tentang Penunjukan Kawasan besar (Bubalus depressicornis), anoa kecil (B. quarlesi), babirusa terancam punah telah 23.223,836 ha; dan (4) Zona Re- 287.115 ha. Kawasan ini terletak pada Hutan Propinsi Gorontalo, luas Taman Nasional di Provinsi (Babyrousa babyrussa), beberapa jenis tikus yang hanya memberikan dampak habilitasi seluas 8.962,848 ha. yang sangat signifikan 00O20’–00O49’ LU dan 123O08’–124O14’ BT. Gorontalo adalah 104.803,757 ha. Sesuai Surat Keputusan dijumpai di Sulawesi bagian Utara (Bunomys fratrorum, terhadap perkem- Menteri Kehutanan No. 734/Menhut-II/2014 yang telah Taeromys taerae, dan Rattus marmosurus) dan kelelawar bone Kawasan TNBNW tersebar pada 4 wilayah bangan populasi dan (Boneia bidens) yang merupakan satwa endemik taman kabupaten, yaitu Kabupaten Bone Bolango disinkronkan dengan data RTRW Provinsi Sulawesi Utara, terjaganya kondisi (Provinsi Gorontalo), Kabupaten Bolaang luas kawasan TNBNW di wilayah Sulawesi Utara mencapai nasional. habitat. Kontributor

Resort Bolango Janis Talamati, Abdul Jumardin Sawal, Kusman U Saleh. Ishak Nasaru, Omi Ishak, Sulaiman Pasuru

Resort Bone Daru H Kamba, Kamsul Ismet, Yustus Maga, S.Hut, Umar Busura, Muhammad Huntuo, Adam tahir

Resort Tulabolo Pinogu Syamsudin B Ali, Sudarsono, Agus Anto Juanto, S.Hut, Taufik Nadjamuddin,Ardin Mokodompit, Fajar Talib, Vadli Dui

Resort Bone pantai Muhazir Madina, S.Hut, Jusuf Abdullah, Ferdiyanto Podungge, S.Hut, Yeri H. Sumombo, Forman A Kono, Siswanto Masaguni

Resort Dumoga Barat Idjong Datunsolang, Hikmah Mamonto, Tarso, Ferry Aula, Suyudin Gumohung, Ahmadi M. Alias, Nandong Bonde, Moh. Jamal Worang., Sutrisno Kobandaha,

Resort Dumoga Utara Muh. Nur Amamah, Untung Mardudin Mael, Jemmy B. Lewi, Hanri L. Pawiro, Amirudin Potabuga, Arman Lewi, Agus Liongkim Masape

Resort Dumoga Timur Lolayan Max Welly Lela, Ramli Ginoga, Herman H. Lumenta, S.Hut, Sumarlan, Ramanda Lela, Mujahidin Tungkagi, Andro Jamal Mondo

Resort Pantai Selatan Asep Solihin, Petrus L. Datu, I Ketut Suyasa, Marten Manorek, Ibrahim Talib, Mendra Munda

Resort Lolanan Zaenal Arifin, Junaid, Steven H. Rondonuwu,Stenli Paputungan, Tedy Dilapangan, Sakrabin Gonibala, Sakrabin Gonibala, Nurhadi Dotulong

Resort Boroko Frets Manopo, Richard M. Montolalu, Erwin Tamara, Rahmad Rivandi Makalalag

Resort Pinogaluman Welly Solang, Ramli M. Iroth, Fitri Sindung Yugisworo, A.Md, Muslim Kobandaha, Kifli A Walengko, Grendi A Tempenawas, Sarlito Mamonto. ANHINGIDAE

Pecuk ular (Anhinga melanogaster)

Pecuk-ular asia adalah spesies burung dari keluarga Anhingidae, dalam jangka waktu lama. Mampu mengurangi daya apung, yang tampak dari genus Anhinga. Burung ini merupakan jenis burung pemakan ikan yang hanya kepala saja waktu berenang. Bulu menyerap air, mengepakkan sayap memiliki habitat pada genangan air luas, danau, sungai besar. tersebar sampai dan berlari di atas air saat akan terbang. Bertengger lama untuk mengeringkan ketinggian 1.400 m dpl. Pecuk-ular memiliki tubuh berukuran besar (84 cm). bulu. Berkumpul dalam kelompok di atas pohon gundul. Bersarang dalam Burung air seperti pecuk dengan leher ramping dan sangat panjang. Kepala koloni bersama burung air lain. Sarang berupa tumpukan ranting pada pohon sempit kecil. Kepala dan leher coklat, ada setrip dagu putih sepanjang leher. tinggi dekat pantai. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 2-4 butir. Berbiak Bulu bagian lain kehitaman, bulu penutup putih halus dengan pinggir hitam. bulan Desember-Maret, Maret-Juni. Jenis ini dapat di jumpai di TN Bogani nani Iris coklat, paruh coklat kekuningan, kaki keabu-abuan. Mampu menyelam wartabone disekitar Lokasi Toraut, Muarapusian dan Hungayono 14 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 15 ACCIPITRIDAE

Elang ular sulawesi (Spilornis rufipectus) Elang-Ular Sulawesi memiliki nama latin Spilornis yang tersebar mulai dari Kepulauan Banggai (Peleng, rufipectus. dalam bahasa Inggris disebut dengan Banggai, Lalobo); Kepulauan Sula (Taliabu, Mangole, Sulawesi Serpent Eagle. Burung ini adalah salah satu Sanan). Di TNBNW jenis ini dapat ditemukan di burung endemik Indonesia. beberapa lokasi, antara lain: Hungayono, Muara Pusian dan Toraut. Elang-Ular Sulawesi merupakan salah satu raptor berukuran medium. Panjangnya berkisar antara 41 Habitat elang-ular Sulawesi tersebar mulai dari hingga 50 cm. Ciri-ciri elang-ular sulawesi bisa anda hutan-hutan di dataran rendah hingga hutan-hutan lihat sendiri pada gambar yang menyertai artikel ini. di daerah pegunungan dengan ketinggian mencapai Namun satu hal yang cukup menjadi ciri khas dari 2200 m di atas permukaan laut. Belum ada informasi elang jenis ini adalah kepalanya berwarna hitam pasti mengenai musim kawin burung jenis ini. Namun dengan bulu. diperkirakan musim kawin mereka berlangsung sekitar bulan Januari hingga April. Elang-alap ekor-totol (Accipiter Daerah penyebaran elang-ular-Sulawesi tentu saja trinotatus) adalah spesies burung di daerah Pulau Sulawesi dan sekitarnya, termasuk Saat ini populasi elang-ular sulawesi berada pada pemangsa dari famili Accipitridae. Kepulauan Sula. Yang perlu dicatat adalah ada status “Beresiko Rendah (LC)”. Namun jika perburuan Burung ini menyebar terbatas 2 subspesies dari elang-ular sulawesi yaitu jenis ilegal terus berlangsung, populasi elang-ular sulawesi (endemik) di Pulau Sulawesi dan rufipectus yang tersebar mulai dari Sulawesi, Siau, bisa semakin terancam. pulau-pulau satelitnya di TNBNW dapat Talisei, Lembeh, Kep. Togian, Salayar, Muna dan di temukan hampir di seluruh lokasi. Butung. serta elang-ular sulawesi jenis sulaensis Umum didapati di hutan pamah, hutan perbukitan, dan hutan pegunungan bawah, elang ini tercatat hingga ketinggian 1.950 m dpl.

Elang alap ekor-totol

16 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW (Accipiter trinotatus) KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 17 Elang-alap kepala-kelabu (Accipiter griseiceps) Elang-alap kepala-kelabu (Accipiter griseiceps) adalah spesies burung pemangsa dalam famili Accipitridae. Burung ini endemik dan peyebarannya hanya terbatas di Pulau Sulawesi, Pulau Togian, Pulau Muna, dan Pulau Bitung. Di TNBNW jenis ini dapat di jumpai di beberapa lokasi, diantaranya Hungayono dan Muarapusian

18 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 19 Elang-alap kepala-kelabu (Accipiter griseiceps)

20 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 21 Elang-Ikan Kecil (Ichthyophaga humilis)

Burung Elang Ikan Kecil masih satu kerabat dengan Elang Habitat dan Kebiasaan menangkap ikan pada saat ikan muncul ke permukaan. Ikan Kepala Kelabu Ichthyopaga icthyaetus. Jenis elang ikan Menghuni hutan dari dataran rendah sampai dengan Bergerak cepat dari tenggeran yang dekat dengan yang lebih sering dijumpai dipinggiran hutan yang kondisi ketinggian 1500an meter. Lebih sering ditemukan di aliran air ke permukaan air untuk menangkap ikan. sungainya masih bagus ini masuk dalam Ordo Falconiformes, pinggir sungai dengan kondisi air yang masih alami. Penyebaran Familly Accipitridae, Genus Icthyophaga. Elang yang dalam Kebiasaan di alam elang ikan kecil akan bertengger Dari sisi sebaran burung elang ini tersebar sangat bahasa inggris bernama Lesser Fish Eagle ini di Publikasi disalah satu dahan di atas sungai sambil menunggu luas mulai dari kawasan Himalaya, Asia Tengara, pertama oleh Salomon Muller dan Herman Schlegel pada ikan yang muncul ke permukaan, menangpak ikan dari Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan tahun 1841. tenggeran dan membawa ke pohon dengan kedua Sulawesi. Di TN Bogani Nani Wartabone, jenis ini sering Burung ini berukuran sedang sekitar 60 cm memiliki bulu kakinya. Menghabiskan waktu dengan berpindah-pindah di jumpai di lokasi Muarapusian pada Sekitar Sungai dengan warna kecoklatan. Warna abu-abu terlihat dari tempat bertengger di pinggir sungai atau danau dan Pusian yang berada pada Desa Pusian Barat kepala, leher dan dada serta warna bagian perut putih. hanya sesekali soaring. Dibandingkan Elang-ikan Kepala-kelabu jenis ini memiliki Makanan ukuran lebih kecil dan ekor gelap. Untuk individu remaja Namanya juga elang ikan pasti makanan utamanya memiliki warna coklat lebih pucat dan tubuh bagian bawah ikan. Cara berburu yang menarik dan biasa untuk jenis kuning tua polos. Bagian warna iris atau lingkar mata kuning elang dalam hal menangkap mangsanya. Bergerak atau coklat dengan warna paruh abu-abu gelap. Kaki abu-abu. cepat dari pohon tempatna bertengger untuk Elang Sulawesi

22 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW (Spizaetus lanceolatus) KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 23 Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus)

Elang Sulawesi (Sulawesi Hawk Eagle) yang memiliki Bertengger di dahan yang tersembunyi menunggu dalamnya dan meduduki nilai penting dalam rantai nama latin Spizaetus lanceolatus, berukuran sedang mangsa, kemudian menukik cepat untuk menyerang makanan yaitu sebagai predator teratas. sekitar 64 cm dari kepala sampai ekor, kepala terlihat mangsa. Lebih suka berburu di padang rumput terbuka botak tanpa jambul dan dada berwarna coklat- sekitar hutan. Didalam perkembang biakannya, Elang ini tercatat kemerahan. Sayap coklat gelap, tubuh bagian bawah bersarang pada bulan Agustus, sarang berada 20 m putih polos. Kebiasaan Elang ini adalah mendiami Elang Sulawesi dapat menunjukkan sehatnya suatu di atas permukaan tanah pada pohon yang besar dan hutan primer dan hutan sekunder tua yang berbatasan habitat dan ekosistem hutan serta mengindikasikan dipenuhi epifit. Jenis ini dapat dijumpai hampir di dengan daerah terbuka pada ketinggian 250-2000 m. adanya nilai penting keanekaragaman hayati di setiap tempat di TNBNW.

24 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 25 CICONIIDAE ANATIDAE

Bangau sandang-lawe (Ciconia episcopus)

Itik benjut (Anas gibberifrons)

Bangau Sandang lawe biasa disebut juga putih.Sayap dan ekor hitam berkilau. Dada yang memakan ikan, katak, kodok, ular, Itik benjut (Anas gibberifrons) burung dan tentu saja jenongnya. Burung ini berpasangan atau dalam jumlah sebagai bangau hitam disebut Ndao. Dalam bergaris dan paha hitam. Perut bawah dan kadal, serangga besar, larva, hingga kepiting, yang berjenong ini dapat ditemukan di mempunyai perbedaan suara dari jenis kelompok kecil menghuni rawa yang bahasa Inggris mempunyai nama Woolly- ekor bawah putih. Kulit muka abu-abu. Iris moluska dan invertebrata laut. Habitat kawasan Pulau Serangan. Meski tidak yang jantan dan juga betina. Untuk jantan ada di mangrove, rawa, payau, laguna necked Stork atau White necked stork. Nama mata berwarna coklat. Paruhnya hitam burung bangau sandang-lawe adalah padang banyak namun burung ini mudah dikenali suaranya yaitu “pip” dan yang betina yaitu dan sungai. Burung ini biasanya terkenal ini didapatkan lantaran sepintas burung dengan ujung berwarna merah. Dan kakinya rumput, sungai, rawa, rawa di daerah hutan dengan jenong yang ada di bagian terkeheh (biasanya terjadi malam hari). sensitif. Pengamat harus berhati - jika ini tampak seperti sedang mengenakan berwarna merah buram. Bangau hitam atau gambut, hingga ekosistem buatan seperti atas kepalanya. Jenis ini memang itik ingin mengabadikan foto dari hewan ini. songkok hitam dan berkalung surban putih. sandang lawe (Ciconia episcopus) membuat sawah hingga perkebunan. Pada lokasi TN yang umum di Jawa dan Bali. Badanya Itik benjut tersebar dari Andaman, Terdengar suara sedikit saja burung ini Burung dengan berukuran cukup besar. sarang dari tumpukan ranting pada pohon Bogani Nani wartabone biasa di temukan di berwarna cokelat , pada saat terbang Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Jawa akan terbang menjauh. Panjang tubuhnya mencapai 86 cm. Mahkota tinggi. Dalam sekali bertelur menghasilkan dekat sungai terlihat warna putih di bagian sayap , Bali, dan Lombok. Burung ini sering berwarna hitam berkilap. Dahi dan alis kecil antara 3-4 butir telur yang berwarna biru putih. Seluruh leher berbulu seperti kapas pucat. Burung ini merupakan karnivora 26 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 27 MEGAPODIIDAE Maleo senkawor (Macrocephalon maleo)

28 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 29 30 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 31 Burung Maleo (Macrocephalon maleo SAL. Beberapa keunikan burung maleo antara lain : • Burung Maleo tidak mengerami telurnya MULLER, 1846) dikenal dengan nama daerah Burung maleo menggantungkan penetasan • Ukuran telur yang cukup besar dibandingkan Maleosan (Minahasa) atau Tuangoho (Bolaang dengan ukuran fisik burung maleo telurnya pada alam yaitu panas matahari atau Mongondow). Jenis ini merupakan jenis endemik Telur burung maleo 5-6 kali lebih besar geotermal, bukan dengan cara mengerami Sulawesi, menyebar di seluruh wilayah Propinsi dibandingkan dengan telur ayam, sementara telurnya. Suhu tanah atau pasir yang ideal di Pulau Sualwesi. IUCN mencantumkan satwa ukuran tubuh burung maleo tidak jauh berbeda untuk penetasan telur burung maleo berkisar Red Data Book ini ke dalam dengan kategori dengan ukuran tubuh ayam kampung. antara 34 – 40oC (Gunawan, 1994). Lama terancam punah (IUCN, 2009), sedangkan CITES waktu penetasan telur burung maleo di memasukkan jenis ini ke dalam Appendix 1, • Burung maleo meletakkan telur di dalam alam berkisar antara 60 – 90 hari (Birdlife artinya tidak boleh diperdagangkan untuk tujuan tanah, bukan di dalam sarang International, 2001; IUCN 2009). komersil. Berbeda dengan jenis burung pada umumnya, burung maleo tidak meletakkan telurnya di dalam sarang melainkan di dalam tanah pada kedalaman 30 – 150 cm tergantung suhu tanah dimana telur diletakkan.

32 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 33 MEROPIDAE RALLIDAE

Cirik-cirik sulawesi (Meropogon forsteni)

Mandar hitam (Fulica atra) Mandar hitam (Fulica atra) adalah spesies burung dalam famili Rallidae. Burung ini sering terlihat di rawa dan sungai sekitar kawasan TNBNW memiliki suara nyaring dengan ukukuran badan sedang bulu dominan hitam. Cirik-cirik sulawesi (Meropogon forsteni) adalah spesies burung cirik-cirik dalam suku Meropidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi, menghuni tepian hutan bekas tebangan dan rumpang di hutan primer dan sekunder yang tinggi, biasanya di lereng-lereng yang curam atau di perbukitan dan pegunungan.

34 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 35 MUSCICAPIDAE

Nama Lokal : Leme/Tida Ngkuni/Sia

Ciri Umum : Panjang tubuh 11,5cm. Tubuh atas kuning zaitun dengan tunggir kuning, tubuh bawah kuning terang. lingkaran mata kuning.

Daerah Sebaran : Subkawasan Sulawesi dan Kep. Sula, Filiphina

Status dan Habitat : Sangat umum ditemukan dikawasan ini, terutama ditepi sungai kecil didalam Mandar muka-biru hutan, tepi sungai besar dan danau, atau ditepi (Gymnocrex rosenbergii) hutan dekat perladangan atau perkebunan. Mandar Muka-Biru memiliki nama burung ini juga terlihat menghuni daerah Burung mandar muka biru merupakan Umumnya hidup berkelompok dalam jumlah kecil latin Gymnocrex rosenbergii. Dalam bahasa dengan ketinggian mencapai 1.700 m dpl.. penerbang yang buruk. Oleh sebab itu maupun jumlah besar. Dari dataran rendah sampai Inggris burung endemik Sulawesi ini dikenal kebanyakan dari mereka tinggal menetap di ketinggian 2300m, sebagian besar antara 500- Dulu burung ini terlihat di banyak wilayah dengan nama Bald-faced Rail, atau Blue- suatu daerah. Mereka juga merupakan burung 1500m di Sulawesi. Namun saat ini sepertinya faced Rail. Sering juga disebut dengan terestrial (banyak menghabiskan waktunya di jumlahnya tidak sebanyak dulu. Bahkan nama Schlegel’s Rail. permukaan tanah), dan senang tinggal di dekat diperkirakan sudah banyak yang menghilang aliran sungai. Habitat Burung Mandar Muka-Biru adalah di dari semenanjung Minahasa, dan dataran daerah hutan tropis dengan ketinggian sekitar rendah di Sulawesi. Diperkirakan jumlahnya Sampai tahun 2008, Redlist IUCN menetapkan 150-900 m di atas permukaan laut. Namun saat ini tersisa sekitar 2,500-9,999 ekor burung populasi burung Mandar muka-biru berada penemuan terbaru menunjukkan bahwa mandar muka biru dewasa. dalam status “Rentan (VU)”. Sikatan matari (Culicicapa heliantea) 36 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 37 PYCNONOTIDAE

Cucak Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga (Gr.: aurum emas, gaster perut).

Sarang cucak kutilang berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus. Telur dua atau tiga butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu- abu. Tercatat bersarang sepanjang tahun kecuali Nopember, dengan puncaknya April sampai September.

Di TNBNW, jenis ini dapat ditemukan di beberapa lokasi pengamatan seperti Resort Pionogaluman, Resort Tulabolo Pinogu, Resort Dumoga Barat serta Dumoga Timur Lolayan.

Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)

38 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 39 COLUMBIDAE

Uncal ambon (Macropygia amboinensis) Macropygia amboinensis ( Linnaeus, 1766) Brown Cockoo-dove

Nama Lokal : Wurukoou Punulu/Doa/Togou Mbongi/Veikombongi/ Wurukou Wana/Wurukou Punulu/ Wuko ngakakou/ Kokou Kama/Ngkolo- ngkolo

Ciri Umum : Panjang tubuh 35,5 cm – 37 cm. Jatan: dahi hrem, mahkota kelabu, coklat kemerahan, tubuh atas lebih gelap, tubuh bawah lebih pucat, dada berpalang hitam, hijau perak berkilat/merah jambu, pada tengkuk dan sisinya. Betina : seluruh tubuh coklat kemerahan.

Penyebaran Lokal : Tersebar Luas di TN Lore Lindu dan Danau Poso

Daerah Sebaran : Sub Kawasan Sulawesi dan Maluku, Merpati hitam sulawesi Papua Nugini dan Kep. Bismarck. Ada Tujuh Anak Jenis (Turacoena manadensis) 1. Sanghirensis 2. Albicapilla 3. Atrata 4. Sedecima 5. Albiceps 6. amboinensis 7. Keyenis Burung Merpati-hitam Sulawesi memiliki nama Habitat burung merpati-hitam Sulawesi adalah Belum ada data pasti mengenai jumlah populasi latin Turacoena manadensis. Dalam bahasa Inggris di pinggiran hutan primer maupun sekunder hingga burung merpati-hitam sulawesi di alam liar. Namun Status dan Habitat : Umum, Menghuni hutan primer dan sekunder yang burung ini dikenal dengan nama White-Faced Cuckoo perkebunan dengan ketinggian sekitar 1170 m di atas diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 10.000 ekor, tinggi tepi hutan, rawa hutan, lahan budidaya yang pohonya jarang, dan dove atau White-Faced dove, sesuai dengan wajahnya permukaan laut. sehingga Red List IUCN menetapkan populasi burung kadang semak dengan pepohonan jarang. Dijumpai dari permukaan laut yang berwarna putih. ini dalam status “Resiko Rendah (LC)”. sampai dengan ketinggian 2000m. (sulawesi) Penyebaran burung merpati-hitam Burung merpati-hitam Sulawesi memiliki panjang tubuh Sulawesi meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Sula dan sekitar 40 cm. Ciri khasnya adalah wajahnya berwarna sekitarnya. putih, kulit diseputar mata berwarna merah, dengan bulu dominan berwarna sabak tua dengan warna hijau atau lembayung metalik. Ekornya lebar dan lumayan panjang.

40 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 41 Delimukan zamrud (Chalcophas indica)

Delimukan zamrud atau disebut juga burung walik adalah spesies burung yang mempunyai paruh, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur. Burung ini dalam bahasa inggris disebut emerald dove karena warnanya yang hijau seperti zamrud.

Berukuran tubuh sedang (25 cm), berekor agak pendek. Sisi tubuh bagian bawah jingga kemerahan. Mahkota abu-abu, dahi putih, tungging abu-abu, sayap hijau mengkilap. Betina: tidak memiliki mahkota abu-abu. Pada waktu terbang, terlihat dua buah garis putih dan hitam pada bagian punggung. Iris cokat, paruh merah dengan ujung jingga, kaki merah.

Umum dan tersebar luas di ataran rendah hutan primer dan hutan sekunder. Di TNBNW jenis ini dapat ditemukan di setiap resort.

42 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 43 Delimukan timur (Chalcophaps stephani)

Delemukan Timur Delimukan Timur termasuk merpati-merpatian (suku Columbidae) Makanan utamanya adalah buah-buahan dan biji-bijian memiliki tubuh yang padat gemuk dengan paruh yang pendek, tetapi kuat. Sarang terbuat dari ranting-ranting yang tampak rapuh, tempat meletakkan telurnya yang putih di dalamnya. Kicauan berupa suara berirama yang diulang-ulang. Burung ini suka menyendiri dan mencari makan di permukaan tanah.

44 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 45 Pergam hijau (Ducula aenea) Pergam Hijau, Green Imperial Pigeon, Ducula aenea Green Imperial Pigeon Ducula aenea (Linnaeus, 1766) Deregem, Geduwa, Embok tanah , Jawan (Sunda), Emperegem (Dayak Iban), Kurkur , Kum-kum hijau (minahasa), Ngawu (muna), Pergam (Pematang tujuh, Pontianak, Melayu, Sumatera, sunda)

Ciri Umum Besar (45 cm), Kepala, leher, dan tubuh bagian bawah abu-abu agak merah jambu pucat. Penutup ekor bagian bawah merah-coklat. Tubuh bagian atas hijau gelap dengan warna pelangi perunggu mengkilap. Iris coklat kemerahan; paruh biru abu-abu; dan kaki merah gelap.

46 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 47 Walik malomiti (Ptilinopus subgularis) Burung Walik Malomiti memiliki nama latin Ptilinopus subgularis atau dalam bahasa INggris lebih dikenal dengan nama Maroon-chinned Fruit- dove.

Burung Walik Malomiti memiliki tubuh yang lumayan besar. Panjang tubuhnya sekitar 31 cm. Bulu di bagian tubuh bagian bawah, leher, dan kepala berwarna abu-abu pucat. Pada bagian bawah paruh terdapat semacam bercak berwarna gelap.

Habitat burung Walik Malomiti adalah hutan primer dan hutan perbukitan dengan ketinggian hingga 800 m di atas permukaan laut. Burung jenis ini hanya dapat ditemukan di Pulau Sulawesi dan sekitarnya seperti Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, Pulau Seho, dan Pulau Mangole.

Burung walik malomiti memiliki 3 ras yang berbeda yaitu : Walik kembang Epia yang mendiami wilayah Sulawesi bagian Utara, Timur, dan Tengah bagian Utara. (Ptilinopus melanospila) Bulunya yang didominasi warna hijau daun membuat Burung bernama latin Ptilinopus melanospilus ini dapat Di Pulau Sulawesi, walik kembang dapat dijumpai Subgularis yang mendiami wilayah Kepulauan Banggai (Pulau Peleng walik kembang sulit terlihat. Namun, ada ciri unik diketahui keberadaannya melalui suaranya yang kerap hingga di ketinggian 1.600 mdpl. Sementara di pulau dan Banggai). Ras ini memiliki bercak dada lebih kecil, serta warna yang membuat anggota suku merpati-merpatian ini terdengar di antara rimbun pepohonan. Suara walik yang lebih kecil misalnya Flores, burung ini tersebar penutup ekor bagian bawahnya lebih gelap. gampang dikenali. Walik kembang jantan memiliki kembang keras dengan bunyi “uwu-wu…uwu-wu” monoton. hingga ketinggian 700 mdpl. kepala putih dengan garis hitam di bagian tengkuk, Burung ini memiliki ciri dada yang tidak berbintik, serta berwarna layaknya potongan rambut bergaya mohawk. Selain itu, Walik kembang hanya dapat dijumpai di kepulauan kuning kehijauan pada bagian leher dan sebagian besar bagian tubuh tunggirnya berbalut bulu kuning dan merah menyala. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, sebagian bagian bawah. Maluku, Filipina bagian selatan, dan pulau-pulau Sementara itu, walik kembang betina cenderung hijau daun kecil di lepas pantai Kalimantan. Di Jawa dan Bali, Populasi burung walik malomiti saat ini berada pada status “Hampir polos dengan sedikit corak merah pada penutup ekor dan walik kembang umum ditemukan di dataran rendah terancam (NT)”, menurut Red List IUCN. sisi bulu sayapnya. Meskipun demikian, walik kembang dan hutan-hutan bukit sampai ketinggian 800 meter merupakan jenis burung pemalu yang hidup berpasangan. di atas permukaan laut (mdpl). Populasi ini menurut Walik kembang betina kerap dijumpai bersama-sama sang IUCN dikategorikan stabil. pejantan sehingga cukup mudah dikenali.

KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 49 Burung Punai Penganten memiliki nama latin Treron griseicauda. Habitat burung punai penganten adalah daerah hutan dataran Burung yang masih termasuk dalam family Columbidae ini dalam rendah, semak, kebun berpohon tinggi, dan pinggiran hutan dengan bahasa Inggris dikenal dengan nama Grey-cheeked Green Pigeon. Jadi ketinggian hingga 2500 m di atas permukaan laut. masih termasuk jenis merpati juga. Burung punai penganten hidup secara berpasangan. Namun mereka Burung punai penganten merupakan jenis burung berukuran sedang. terkadang dapat ditemukan tengah berkumpul dan makan bersama- Panjang tubuhnya sekitar 25 cm. Untuk penampilannya, anda sama dengan ratusan burung, dimana di dalamnya berbaur juga bisa melihatnya langsung pada gambar di awal artikel. Yang perlu burung punai jenis lain. anda ketahui adalah burung punai penganten jantan memiliki bulu berwarna merah tua pada bagian punggung bagian atas. Sedangkan Populasi burung punai penganten berada dalam status “Beresiko yang betina berwarna hijau. Rendah (LC)” berdasarkan Red List IUCN.

Selain itu burung punai penganten jantan memiliki paruh yang Referensi : kutilangindonesia.wordpress.com berwarna kuning dengan sera hijau gelap. Sedangkan burung punai penganten betina memiliki paruh yang berwarna hijau seluruhnya.

Ada 4 subspesies burung punai penganten yang sudah teridentifikasi yaitu sangirensis, yang hidup di wilayah Kepulauan Sangihe dan Talaud, wallacei yang hidup di Pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sepanjang pantainya, griseicauda yang hidup di Pulau Jawa dan Bali, serta Tvordermani yang hidup di Kepulauan Kangean.

Punai penganten (Treron griseicauda)

50 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 51 Punai gading (Treron vernans)

Burung yang berbulu indah ini dapat ditemukan di Punai gading membangun sarang di semak-semak Punai Gading mencintai pohon-pohon dan menghabiskan daerah Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, dekat permukaan tanah. Sarang yang dibuat oleh sebagian besar waktu mereka di kanopi. Berkumpul Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Kamboja. burung punai ini sangat tipis, sehingga apabila kita dalam kelompok kecil, hinggap pada pohon buah-buahan menemukannya kita dapat melihat isi sarangnya (seperti bringin dan kersen) untuk mencari makan biji- Burung yang berbulu indah ini umumnya, tempat-tempat dari luar. Biasanya, burung jantanlah yang bijinya. Mereka turun ke tanah hanya ketika mereka haus terbuka dan lembah sampai ketinggian 1200 mdpl. bertanggungjawab untuk mengumpulkan material atau mencari beberapa buah yang telah jatuh. sarang, sementara betinanya yang membangun sarang. Telurnya berwarna putih dan berjumlah 2 butir di setiap sarang.

52 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 53 PSITTACIDAE

Kring-kring bukit (Prioniturus platurus Burung Kring-kring Bukit memiliki nama latin Prioniturus Habitat burung Kring-kring bukit adalah di daerah tepi platurus. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama hutan lembab, hutan, kebun dan hutan lumut pada Golden-mantled Racket-tail. Burung ini memiliki beberapa dataran rendah dengan ketinggian hingga 2.000 m di nama lain seperti Ili-ili (Gorontalo), Katuli (Muna), Kuli-kuli atas permukaan laut. Makanan utama kring-kring bukit di (Alfur), Kelit-kelit, dan Kring-kring (Minahasa). alam liar antara lain buah (terutama mangga), biji-bijian, dan bunga. Kring-kring Bukit dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 28 cm dengan berat badan sekitar 200 hingga 225 gram. Burung ini biasa mencari makan dalam sebuah kelompok Memiliki bulu dominan berwarna hijau dengan bagian yang terdiri dari 20-an ekor. Namun kadang mereka penutup ekor bawahnya berwarna kuning. juga berkeliaran dalam kelompok besar yang berisi ratusan ekor kring-kring bukit. Mereka tergolong jenis Jantan memiliki bercak-tengkuk biru keabu-abuan, burung yang berisik saat beterbangan mencari pohon- mahkota belakang berbintik merah, pita-mantel bagian pohon berbuah. Musim kawin burung kring-kring bukit atas berwarna kuning jingga; mantel bagian bawah dan diperkirakan sekitar bulan Oktober. penutup sayap berwarna keabu-abuan. Sementara yang betina bagian tubuh atasnya berwarna hijau seutuhnya. Menurut data Red List IUCN, populasi burung kring-kring bukit berada pada status “Resiko Rendah (LC)”. Sementara Terdapat 3 sub-spesies dari burung jenis ini yaitu : status perdagangan internasionalnya adalah “Appendix 1. Prioniturus platurus talautensis (warna bulunya lebih II”, dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan pucat dan hidup di wilayah Karakelong dan Salebabu tertentu. di Kepulauan Talaud). 2. Prioniturus platurus platurus (Sulawesi, dan kepulauan di sekitarnya). 3. Prioniturus platurus sinerubris (berukuran lebih kecil; jantan tanpa bintik merah pada mahkota belakang, tubuh bagian atas berwarna keabu-abuan dan bahu ungu kusam, hidup di wilayah Taliabu dan Mangole di Kepulauan Sula).

54 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 55 Kring-kring dada kuning (Prioniturus flavicans)

Burung Kring-kring Dada Kuning atau ili- ili atau di Minahasa dikenal dengan nama Kelit-kelit, memiliki nama latin Prioniturus flavicans. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Yellow- breasted Racket-tail.

Kring-kring dada kuning dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 37 cm dengan bulu dominan berwarna hijau, dengan bagian dada berwarna kuning. Memiliki mahkota berwarna biru dengan bercak merah di tengahnya, penutup ekor berwarna hijau kekuningan, dan leher berwarna kuning. Untuk yang betina, tidka memiliki bercak merah pada mahkotanya, sementara yang masih remaja memiliki kepala yang berwarna hijau dan bagian tengah bulu ekor utamanya berbentuk runcing.

Habitat burung kring-kring dada kuning adalah Perkici dora Burung Perkici Dora memiliki nama latin Trichoglassus ornatus dan Habitat burung perkici dora adalah di wilayah hutan sekunder dataran di wilayah hutan primer serta perkebunan di (Trichoglossus ornatus) dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama . Burung tinggi, hutan pesisir, hutan mangrove, hutan rawa, pinggiran hutan, sekitar hutan dengan ketinggian hingga 100 m ini termasuk salah satu spesies burung endemik Indonesia. perkebunan kelapa, dan juga lahan budidaya yang jumlah pohonnya di atas permukaan laut. sedikit dengan ketinggian hingga 1.770 m di atas permukaan laut. Perkici dora dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 23 hingga 25 Burung ini adalah salah satu burung endemik cm, Memiliki mahkota dan bercak telinga berwarna biru lembayung. Daerah penyebaran burung perkici dora adalah di wilayah Subkawasan Indonesia. Daerah penyebaran burung kring- Bagian pipi, tenggorokan hingga dada berwarna merah. Terdapat Sulawesi yang meliputi Kepulauan Talaud, Sangihe, Bangka, kring dada kuning antara lain di Sulawesi bercak leher berwarna kuning, serta memiliki ekor yang lumayan Manterawu, Kepulauan Togian, Muna, Butung, Kepulauan Tukangbesi Utara, Sulawesi Tengah bagian Utara, panjang dan berbentuk runcing. (Kaledupa) dan Kepulauan Banggai. Bangka, Lembeh dan Keulauan Togian. 56 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 57 Serindit paruh-merah (Lorinculus exilis)

Burung Serindit Paruh-Merah memiliki nama latin Loriculus flosculus. Di dunia internasional salah satu spesies burung beo berbadan kecil ini dikenal dengan nama Pygmy hanging-.

Serindit Paruh-Merah memiliki panjang tubuh sekitar 10,5 cm. Penampakannya terlihat mirip dengan Serindit Sulawesi yang betina, tetapi dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dan paruhnya berwarna merah, serta tidak memiliki bercak pada tepian sayap bagian depan.

Serindit Paruh-Merah jantan memiliki bintik-bintik merah pada bagian tenggorokan yang dikelilingi oleh warna biru kehijauan, penutup ekor dan tunggirnya berwarna merah, bagian pangkalnya semu kuning, ekornya berwarna hijau dengan tepi hijau kekuning- kuningan., serta memiliki mata berwarna kuning.

Serindit Paruh-Merah Betina memiliki penampilan yang menyerupai jantan, tetapi tidak memiliki bintik pada tenggorokan atau jika ada jumlahnya hanya sedikit. Selain itu, mata Serindit Paruh-Merah betina berwarna cokelat. Sedangkan untuk burung yang masih remaja, tidak memiliki bintik merah pada bagian tenggorokan, paruhnya berwarna kuning atau coklat, dan matanya berwarna coklat pucat.

Burung Serindit Paruh-Merah merupakan burung endemik Sulawesi. Habitat burung Serindit Paruh-Merah antara lain di hutan primer, hutan mangrove, dan pepohonan di dekat perkampungan. Secara geografis mereka hidup hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.

Spesies burung ini cenderung bergabung dalam sebuah kelompok kecil yang terdiri sekitar 5 ekor, dan mencari makan di atas pohon. Pada bulan Mei, sering terlihat ada koloni besar burung ini di hutan mangrove. Kemungkinan bulan-bulan itu adalah masa setelah berkembangbiak.

58 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 59 Serindit sulawesi (Loriculus stigmatus) CUCULIDAE Burung Serindit Sulawesi memiliki nama latin Loriculus stigmatus. Dalam bahasa Inggris Wiwik uncuing dikenal juga dengan nama Celebes Hanging (Cacomantis sepulcralis) Parrot, Sulawesi atau Maroon- rumped Hanging Parrot. Tubuh berukuran kecil (23 cm). Penyebaran : Dewasa: Kepala abu-abu. Punggung, sayap, dan ekor Semenanjung Malaysia, Filipina. Burung yang masih termasuk kedalam keluarga coklat keabu-abuan. Tubuh bagian bawah merah Sumatera, Kalimantan, Belitung, Enggano, Simeuleu, burung beo dari keluarga Psittaculidae ini karat. Mirip Wiwik kelabu tapi lebih gelap. Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara. merupakan burung endemik Pulau Sulawesi dan Muda: Punggung coklat terang. Tubuh bagian bawah sekitarnya. Habitat burung Serindit Sulawesi adalah keputih-putihan dengan garis-garis hitam yang cukup Pada jenis burung Wiwik Uncuing yang sudah usia di daerah hutan, hutan sekunder, dan hutan lebar dan jelas pada seluruh bulunya. dewasa pada umumnya memiliki punggung, ekor mangrove.. Iris coklat, lingkar mata kuning, paruh hitam, kaki abu-abu. dan bagian sayap yang berwarna coklat keabu- Makanan: ulat bulu, belalang, serangga lain. abuan. Selain itu, burung ini juga memiliki kepala Burung Serindit Sulawesi termasuk jenis beo berwarna abu-abu, dan ada warna kekuning- Bersifat parasit pada sarang Kipasan, Meninting, berukuran kecil dengan panjang tubuhnya kuningan di lingkar matanya. Burung ini pada Kucica batu, Bentet, Perenjak. yang hanya sekitar 15 cm. Meskipun demikian, umumnya akan mencari makan berupa belalang,ulat Telur berbagai pola warna, jumlah 1 butir. serta serangga kecil yang lainya. burung ini adalah jenis yang terbesar dari semua Berbiak bulan Januari-September. jenis hanging parrot. Habitat: Burung Serindit Sulawesi memiliki bulu dominan Hutan, tepi hutan, vegetasi sekunder, perkebunan, berwarna hijau dengan sedikit kekuningan yang pedesaan. tidak merata. Bagian dagu, mahkota, dan ‘pantat’ Tersebar sampai ketinggian 1.300 m dpl. berwarna merah. Namun untuk yang betina, bagian mahkotanya tidak ada warna merah.

Burung beo kecil ini membangun sarangnya di rongga-rongga pohon. Biasanya mereka hanya akan bertelur 3 butir sebelum dierami. Telur-telur tersebut akan dierami selama kurang lebih 20 hari. Anak-anak merekabaru akan keluar dari sarang setelah berumur 33 hari.

60 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 61 Burung Kadalan Sulawesi atau orang Minahasa menyebutnya burung bantik memiliki nama latin Phaenicophaeus calyorhynchus. Dalam bahasa Inggris, salah satu burung endemik Indonesia ini Kadalan sulawesi dikenal dengan nama Yellow-billed Malkoha. (Phaenicophaeus calyorhynchus) Burung Kadalan Sulawesi dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 51 hingga 53 cm dengan paruh yang tebal dan kokoh serta ekor yang panjang yang berwarna biru tua. Paruh bagian atas berwarna kuning dan menghitam pada ujungnya, sementara paruh bawahnya berwarna merah.

Habitat burung kadalan Sulawesi adalah di daerah hutan primer dan sekunder, serta tidak jarang juga bisa ditemukan di tepian hutan dan lahan budidaya. Makanan utama burung Kadalan Sulawesi adalah Serangga.

Burung ini memiliki cara unik dalam berburu makanan. Mereka akan mencari makan di dekat kelompok monyet, dan mengambil momen dari pergerakan kelompok monyet tersebut yang membuat serangga terusik dan beterbangan keluar dari persembunyiannya. Tuwur sulawesi (Eudynamis melanorhyncha) Daerah Penyebaran burung kadalan Sulawesi terbagi menjadi 3 wilayah di Pulau Burung Tuwur Sulawesi memiliki nama latin Eudynamys seluruh tubuhnya. Sementara si betina bisa seluruhnya Terdapat 2 subspesies dari burung tuwur Sulawesi sesuai dengan sub-spesiesnya, melanorhyncha. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan hitam atau bergaris-garis palang dengan coretan-malar sulawesi yaitu : melanorhyncha(hidup di wilayah yaitu : Phaenicophaeus calyorhynchus nama Black-billed Koel. Burung ini merupakan salah satu berwarna putih pucat. Sulawesi), dan facialis (hidup di Pulau Sula). Secara calyorhynchus (Sulawesi Utara, Gorontalo, burung endemik Indonesia asal Sulawesi. keseluruhan, daerah penyebaran burung tuwur Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Habitat burung tuwur Sulawesi adalah wilayah hutan sulawesi adalah di Sulawesi, Talisei, Bangka, Lembeh, Tenggara dan Pulau Togian), Phaenicophaeus Tuwur Sulawesi dewasa memiliki panjang tubuh sekitar primer, hutan sekunder, tepian hutan, hutan di pinggir Manterawu, Kep. Togean, Muna, Kep. Banggai (Peleng), calyorhynchus meridionalis (Sulawesi 36 – 44 cm dengan ekor panjang membulat, paruh sungai, serta daerah dengan sedikit pohon di dataran dan Kep. Sula (Taliabu, Seho, Mangole). Tengah bagian selatan dan Sulawesi berwarna hitam, dan mata berwarna merah. Tuwur rendah dengan ketinggian hingga 1.590 m di atas Selatan), dan Phaenicophaeus calyorhynchus Sulawesi jantan memiki bulu hitam metalik keunguan di permukaan laut. rufiloris (Pulau Buntung).

62 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 63 CENTROPIDAE Bubut alang-alang (Centropus bengalensis) Bubut Alang-alang, Lesser Coucal, Centropus bengalensis

Ciri Umum Besar (42 cm), berwarna coklat kemerahan dan hitam dengan ekor Bubut sulawesi panjang. Mirip Bubut besar, tetapi lebih kecil dan berwarna lebih suram, (Centropus celebensis) hampir kotor. Mantel berwarna coklat berangan pucat, tersapu hitam. Burung Bubut Sulawesi memiliki nama latin Centropus celebensis. Orang Burung muda bergaris-garis coklat. Terdapat pola warna peralihan. Iris Minahasa mengenalnya dengan nama Kung-kung. Dalam bahasa Inggris merah; paruh dan kaki hitam. salah satu burung endemik Indonesia ini dikenal dengan nama Bay Coucal. Habitat dan Kebiasaan Bubut Sulawesi termasuk jenis burung yang berbadan cukup besar. Burung Umum ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m, jarang di dewasa panjangnya mencapai 51 cm dengan warna merah tanah dan ekor pegunungan sampai ketinggian 1.500 m. Menyukai habitat belukar, payau, yang panjang. Bagian leher atas hingga kepala berwarna lebih pucat. dan daerah berumput terbuka termasuk padang alang-alang. Sering mencari makan di tanah atau terbang jarak pendek dengan mengepak- Terdapat 2 sub-spesies dari burung bubut sulawesi yaitu : celebensis, ngepak rendah di atas vegetasi. hidup di daerah Sulawesi utara, dan rufescens yang hidup di wilayah yang Makanan terdiri dari serangga, katak, kadal, dan ular. Berburu disela-sela lebih luas meliputi Sulawesi Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, tumbuhan bawah, menangkap dan membunuh manggsa menggunakan Sulawesi Tenggara, Labuan Blanda, Muna, dan Butung. Spesies inilah yang paruhnya yang kuat. memiliki bagian leher atas hingga kepala yang berwarna lebih pucat. Sarang besar dan membulat, tersusun dari ranting dan rerumputan, dengan satu pintu masuk besar disisinya. Terkadang sarang diperbarui Habitat burung bubut sulawesi adalah di hutan primer, hutan sekunder, dengan merajut daun dan rerumputan yang masih hijau. Telur 2-3 butir, hutan terbuka, serta semak dengan ketinggian mencapai 1.100 m di atas berwarna putih. permukaan air laut. Terkadang burung ini juga dapat dijumpai di sekitaran hutan mangrove. Perjumpaan Di pulau lombok, burung ini bisa dijumpai di taman wisata alam Menurut data Red List IUCN, populasi burung bubut sulawesi berada pada kerandangan lombok barat dan di semua semak-semak persawahan status “Resiko Rendah (LC)”. maupun senak tebing-tebing pinggir pantai.

Semoga artikel singkat tentang deskripsi jenis burung Bubut Alang-alang, Lesser Coucal, Centropus bengalensis kali ini bisa bermanfaat dan dapat dijadikan panduan atau referensi pengamatan di lapangan. Sampai jumpa di pembahasan jenis burung menarik lainnya ya. Jangan lupa share artikel ini di akun media sosialnya. Terima Kasih sudah mampir. Salam.

64 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 65 Bubut sulawesi (Centropus celebensis)

66 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 67 TYTONIDAE

Serak sulawesi (Tyto rosenbergii)

Serak Sulawesi memiliki nama latin Tyto rosenbergii. Burung hantu jenis ini adalah salah satu burung hantu endemik Indonesia yang hidup di wilayah Sulawesi. Dalam bahasa Inggris dikenla dengan nama Sulawesi Masked Owl.

Serak Sulawesi merupakan jenis burung hantu yang memiliki ukuran tubuh besar. Panjang tubuh dewasanya mencapai 43 cm hingga 46 cm dengan warna bulu bagian atas cokelat abu-abu gelap dan bagian bawah memiliki bintik-bintik kehitaman. Burung ini memiliki lempeng muka putih sedikit gelap dengan tepian hitam, serta memiliki ekor berpalang tebal.

Karena ini adalah burung hantu endemik Sulawesi, serak sulawesi hanya dapat ditemukan di wilayah Sub-kawasan Sulawesi tepatnya di wilayah Sangihe dan Banggai. Terdapat 2 sub-spesies dari burung hantu jenis ini yaitu : 1. rosenbergii : dapat ditemukan di wilayah Sulawesi dan Sangihe. 2. pelengensis : hidup di wilayah Kepulauan Banggai (Peleng).

Habitat burung hantu serak sulawesi adalah di sekitaran tepian hutan, perkebunan kelapa, hingga ke kawasan pedesaan dengan ketinggian mencapai 1200 m di atas permukaan laut.

Menurut data Red List IUCN, populasi serak sulawesi saat ini berada pada status “Resiko Rendah (LC)”, sedangkan status perdagangan internasionalnya adalah “Appendix II”, sehingga masih dapat diperjualbelikan asalkan mengikuti aturan yang berlaku.

68 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 69 STRIGIDAE

Punggok coklat (Ninox punctulata)

Pungguk Coklat atau Punggok Coklat memiliki nama latin Ninox punctulata. Dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Speckled Boobook atau Oriental Hawk owl atau Speckled Hawk Owl.

Merupakan spesies burung hantu berbadan kecil dengan panjang tubuh dewasa hanya sekitar 20-23 cm. Bulunya berwarna cokelat kemerahan dengan Coklat-Coklat berwarna putih pada bagian kepala, punggung, dan sayapnya. Bagian tenggorokannya ada coret putih, lingkaran wajahnya berwarna hitam, dan alis berwarna putih.

Habitat pungguk Coklat adalah di daerah hutan yang dekat dengan sungai, hutan terbuka, dan daerah lahan budidaya yang banyak pohonnya. Kebanyakan hidup pada ketinggian 1.100 m di atas permukaan laut. Namun ada juga yang ditemukan hidup hingga ketinggian 2.300 mdpl.

Daerah penyebaran burung pungguk Coklat terbilang cukup luas, yaitu mencakup keseluruhan Pulau Sulawesi. Termasuk juga di wilayah Kabaena, Muna dan Butung

Seperti kebanyakan spesies burung hantu lainnya, pungguk Coklat juga merupakan hewan nokturnal. Mereka berkeliaran secara tunggal ataupun berpasangan. Belum ada data pasti mengenai makanan utama burung pungguk Coklat, tetapi burung hantu ini pernah terlihat menangkap seekor kelelawar.

Data Red List IUCN menyebutkan bahwa populasi burung pungguk Coklatsampai akhir tahun 2013 berada pada status “Resiko Rendah (LC)”, sedangkan status perdagangan internasional pungguk Coklat adalah “Appendix II”.

70 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 71 Celepuk sulawesi (Otus manadensis)

Celepuk sulawesi Celepuk Sulawesi memiliki warna Menurut wikipedia, hanya terdapat Menurut data Red List IUCN, populasi bulu yang bermacam-macam. Namun 3 sub-spesies dari celepuk jenis burung hantu celepuk Sulawesi berada Burung Hantu Celepuk biasanya berwarna cokelat dengan coret ini yaitu manadensis (hidup di P. pada status “Resiko Rendah (LC)”. Sulawesi memiliki nama latin Otus hitam pada bagian dada. Tidak banyak Sulawesi), mendeni (hidup di Kep. Sedangkan status perdagangan manadensis atau Scops menadensis. yang berwarna merah-karat. Celepuk Banggai), dan kalidupae (hidup di Kep. internasional celepuk sulawesi adalah Masyarakat Minahasa mengenalnya Sulawesi remaja memiliki penampilan Tukangbesi). Namun menurut kutilang. “Appendix II”, dapat diperdagangkan dengan nama Manguni. Sementara yang menyerupai dewasanya, or.id, tedapat 2 sub-spesies lain dengan mengikuti peraturan tertentu. dalam bahasa Inggris dikenal dengan tetapi dengan lebih banyak coretan, yaitu siaoensis (hidup di P. Siau) nama Sulawesi Scops Owl. terutama pada bagian punggung dan dan sulaensis (hidup di Kep. Sula). Burung hantu jenis ini memiliki ukuran mahkotanya. Habitat burung hantu celepuk tubuh yang kecil seperti jenis celepuk sulawesi adalah di wilayah hutan primer lainnya. Panjang tubuh dewaanya dan sekunder, lahan pertanian dengan hanya sekitar 21 cm. Celepuk Sulawesi sedikit pohon, serta tepian hutan. merupakan satu-satunya burung hantu Secara garis besar, mereka menghuni celepuk di Sulawesi yang memiliki “daun daratan dengan ketinggian hingga 1200 telinga”. m di atas permukaan laut.

72 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 73 CAPRIMULGIDAE MOTACILLIDAE

Persebaran : Subkawasan Sulawesi laut sampai ketinggian 1100m, secara lokal (macropterus) dan Kep. Sula, Kep. Talaud. atau kadang sampai ketinggian 1750m. Kicuit batu (Motacilla cinerea) Umum secara lokal. Ciri umum : Ada berkas bulu telinga, Status dan habitat : Kicuit batu (Motacilla cinerea) adalah anggota kecil dari Sering mengunjungi hutan sekunder, tepi pita tenggorokan berwarna putih, kerah famili kicuit, Motacillidae. Spesies ini kelihatan sama dengan Kicuit kuning, tetapi hutan, sekitar sungai-sungai di hutan leher belakang merah karat , tidak ada ada warna kuning yang dibatasi pada tenggorokansampai kloaka. Jantan saat primer, hutan yang ditebang, hutan pesisir warna putih pada kedua sayap atau ekor. perkembangbiakan memiliki tenggorokan hitam. Spesies ini terdistribusi luas, dengan yang diselingi padang rumput, dan kadang Suara berupa siulan panjang (pit)-weeuuu, beberapa populasi yang berkembangbiak di Eropa dan Asia, serta bermigrasi ke di pedesaan yang terbuka. Dari permukaan mendayu, merendah (selama 1,2 detik). wilayah tropis di Asia dan Afrika. Mereka biasanya terlihat di tanah berawa terbuka atau padang rumput yang mana mereka berjalan sendiri-sendiri atau berpasangan di tanah, menangkap serangga yang mengganggu. Seperti kicuit lainnya, mereka sering menggoyangkan ekornya dan terbang rendah dengan gerakan mengombak dan mereka memiliki panggilan yang tajam yang sering terdengar saat terbang. Taktarau besar (Eurostopodus macrotis)

74 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 75 PASSERIDAE

Burung gereja erasia (Passer montanus)

Burung-gereja erasia (Passer montanus) atau dalam bahasa Inggris dikenal juga sebagai Eurasian Tree Sparrow adalah spesies burung pengicau dalam famili Passeridae. Panjang tubuh sekitar 14 cm. Pada jantan, bagian atas kepala berwarna merah bata, tenggorakan berwarna hitam dengan tepi leher berwarna putih. Bagian perut putih kebu- abuan. Pada betina mirip jantan, namun kesuluruhan warnanya sedikit pucat. Burung-gereja erasia tersebar luas dari Eropa hingga Asia Tenggara, menghuni daerah perkotaan dalam jumlah yang besar. Terdapat sembilan subspesies berdasarkan daerah persebarannya.

76 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 77 Bondol Rawa Bondol Taruk (Lonchura malacca) (Lonchura molucca) Bondol rawa (Lonchura malacca) adalah sejenis burung kecil pemakan biji- Berukuran Kecil (11 cm.) berwarna coklat. Perut dan tunggir putih dengan bijian yang tergolong dalam suku Estrildidae. Sebelumnya, burung garis-garis melintang hitam (atau coklat) yang rapat. Tengkuk dan punggung ini dimasukkan sebagai anggota suku Ploceidae. Asal usul bondol coklat terang; sayap dan ekor coklat tua. Dahi, mahkota, tenggorokan, dan rawa adalah dari India dan Sri Lanka, namun kini telah diintroduksi dada coklat kehitaman. Iris coklat; paruh dan kaki abu-abu. ke Australia, Hispaniola, Honduras, Jamaika, Jepang, Kuba, Portugal, Puerto Rico, Hawaii dan Venezuela. Dalam bahasa Inggris, burung pipit Mudah dijumpai di daerah berumput sekunder, mulai dari tepi jalan, lahan ini dikenal sebagai Tricoloured Munia. Bondol rawa sering tampak budidaya, sawah, daerah terbuka, dan di sekitar permukiman termasuk di menggerombol dalam jumlah besar, terbang atau hinggap memakan taman-taman kota. Di Pulau-pulau kecil hanya ditemukan di dataran rendah, biji rumput-rumputan. Sesuai dengan sebutannya, bondol rawa terutama menghuni paya atau padang rumput berawa, atau di hutandi namun di Pulau Sulawesi bisa ditemukan sampai ketinggian 1000 mdpl. sekitar persawahan. Musim kawin terutama berlangsung antara Juni – Oktober. Telur berjumlah 5–7 butir, putih, disimpan dalam sarang dari rerumputan kering berbentuk bola, yang dibangun di semak-semak atau di antara batang-batang rumput tinggi.

78 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 79 HALCYONIDAE

Cekakak hutan tunggir hijau Burung yang masuk dalam kelompok raja udang ini Actenoides monachus monachus (Bonaparte, 1850) – Tempat hidup dan Kebiasaan (Actenoides monachus) hanya ditemukan di kawasan Sulawesi atau endemik. Sulawesi utara dan tengah, termasuk Kep. Manadotua Burung ini di kawasan sulawesi khususnya di kawasan & Lembeh. konservasi cukup mudah ditemui. Menghuni hutan primer Ciri-ciri: Burung ini berukuran besar (31,5-33 cm). dan hutan sekunder yang tinggi. Dari permukaan laut Perut merah, kepala biru atau hitam. Punggung zaitun Actenoides monachus capucinus (A. B. Meyer & sampai ketinggian 900 m. polos, tunggir dan ekor kehijauan. Peut dan kerah leher Wiglesworth, 1896) – Sulawesi timur, tenggara & Status Konservasi belakang merah-karat. Ras monachus: jantan berkepala selatan. Dalam catatan buku merah (red list) IUCN burung biru, dan betina sisi kepala merah karat. Ras capucinus: ini masuk ke dalam kategori Hampir Terancam (Near jantan berkepala hitam. Namun demikian, menurut situs HBW jenis ini dinyatakan sebagai jenis tersendiri. Jenis A.capucinus Treatened - NT). Dilindungi oleh Undang-undang No.5 Persebaran terpisah dari jenis ini. Untuk A.monachus hanya ada di tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No.7 tahun Dari jenis ini terdapat dua anak janis (sub-species) wilayah Sulawesi utara dan tengah termask Kepulauan 1999. dengan daerah persebaran; Manaotua dan Lembeh. Dan kemudian jenis ini diberi nama Blue-headed Kingfsher.

KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 81 Raja udang pipi ungu (Cittura cyanotis) Raja-udang pipi-ungu (Cittura cyanotis) adalah spesies burung dalam famili Halcyonidae. Burung ini endemik di Indonesia, penyebarannya hanya terbatas di Pulau Sulawesi, Pulau Lembeh, Pulau Siau, dan Kepulauan Sangihe.

82 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 83 Cekakak merah (Halcyon coromanda)

Cekakak merah (Halcyon coromanda) adalah spesies burung raja-udang dalam famili Halcyonidae.

Tempat hidup dan kebiasaan Cekakak merah menghuni hutan pantai, hutan rawa, dan hutan mangrove. Burung ini berburu makanannya di laut, sehingga jarang ditemukan jauh dari laut, memakan ikan, udang dan serangga besar.

84 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 85 CEKAKAK SUNGAI (Halcyon chloris)

86 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 87 Cekakak sungai (bahasa Latin = Todirhamphus chloris) Cekakak sungai memiliki tubuh berukuran sedang (24 cm). Sarang berupa galian di bawah pohon atau tepi sungai. adalah spesies burung dari keluarga Alcedinidae, Warna biru dan putih. Mahkota, sayap, punggung, dan Telur berwarna putih, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan dari genus Todirhamphus. Burung ini merupakan jenis ekor biru kehijauan berkilau terang. Setrip hitam melewati Maret-Juni, September-Desember. burung pemakan kadal, serangga besar, katak, ulat, mata. Kekang putih. Kerah dan Tubuh bagian bawah putih cacaing yang memiliki habitat di daerah terbuka dekat bersih. Iris coklat, paruh atas abu tua, paruh bawah pucat, perairan, kebun, kota, tepi hutan, tersebar sampai kaki abu-abu. Bertengger pada bebatuan atau pohon. ketinggian 1.200 m dpl. Mangsa besar dibanting-bantingkan dahulu sebelum dimakan. Sangat ribut, suara keras hampir terdengar sepanjang hari.

88 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 89 Udang Merah Sulawesi ALCEDINIDAE (Ceyx fallax)

90 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 91 Udang Merah Sulawesi (Ceyx fallax) Udang-merah sulawesi (Ceyx fallax) adalah spesies burung raja-udang dalam famili Alcedinidae. Burung ini endemik di pulau Sulawesi dan kepulauan Sangihe.

Ciri Umum: Panjang tubuh sekitar 12 cm. Paruh berwarna merah, mahkota berwarna biru. Punggung cokelat kemerahan dan tunggir biru terang. Bagian perut berwarna jingga merah karat dan tenggorokan berwarna putih.

Habitat: Udang-merah sulawesi menghuni hutan primer dan hutan sekunder yang tinggi. Terkadang menghuni hutan yang ditebang pilih.

92 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 93 CORACIIDAE

Tiong lampu sulawesi (Coracias temminckii) Burung Tiong-Lampu Sulawesi memiliki nama latin Coracias wilayah hutan primer. Secara geografis, burung ini menempati temminckii. Di dunia internasional, burung endemik wilayah daerah dengan ketinggian hingga 1.150 m di atas permukaan Sulawesi ini dikenal dengan nama Purple-winged Roller. laut.

Tiong-Lampu Sulawesi merupakan jenis burung berbadan Burung ini merupakan salah satu burung endemik Indonesia cukup besar. Panjang tubuh dewasanya sekitar 30 hingga yang hidup di wilayah Sulawesi. Daerah penyebaran burung 35 cm dengan bulu yang dominan berwarna gelap. Bagian Tiong-Lampu Sulawesiadalah di Pulau Sulawesi dan sekitarnya tudungnya berwarna biru pucat, sedangkan kedua sayapnya seperti Bangka, Lambeh, Manterawu, Munda, dan Burung. berwarna biru lembayung. Pada saat terbang, bagian Data Red List IUCN menyebutkan bahwa pada tahun 2014 tunggirnya akan terlihat berwarna biru mencolok. awal, status populasi burung tiong-lampu sulawesi berada pada satus “Resiko Rendah (LC)”. Di TNBNW jenis burung Habitat burung Tiong-lampu Sulawesi adalah di daerah hutan ini dapat ditemukan di beberapa lokasi diantaranya di lokasi rawa, tepi hutan, savana, hutan sekunder yang tinggi, hingga pengamatan Hungayono. lahan budidaya. Terkadang burung ini juga berkeliaran di

94 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 95 BUCEROTIDAE Kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus)

96 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 97 Kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus) Kangkareng sulawesi (Rhabdotorrhinus exarhatus) memang Badan Konservasi Dunia (IUCN) memasukkan kangkareng terbilang berukuran kecil (sekitar 53 cm) dibandingkan sulawesi ke dalam satwa terancam punah berstatus “Rentan”. rangkong sejenis lainnya. Karena itu, banyak peneliti luar Artinya, jenis memiliki 10% kemungkinan untuk punah dalam menyebutnya sulawesi dwarf hornbill. jangka waktu 100 tahun ke depan.

Kangkareng sulawesi hidup di hutan primer, dataran rendah, Seperti halnya dengan jenis rangkong yang lain, kangkareng perbukitan, dan tepi hutan pada ketinggian 700-1.100 meter sulawesi juga merupakan “petani hutan” yang tangguh dalam dpl. Jenis ini biasanya mencari makanan di tengah tajuk menebar biji sisa pakan buahnya. Di TNBNW, burung jenis ini pepohonan yang tengah berbuah. Sebagai pemakan buah, dapat ditemukan di seluruh kawasan. burung ini hidup berkelompok hingga puluhan individu dan hinggap pada pohon sejenis beringin (Ficus spp).

98 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 99 Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix)

100 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 101 Julang sulawesi (Rhyticeros cassidix) Julang sulawesi (Aceros cassidix) adalah spesies Deskripsi Habitat dan Kebiasaan burung rangkong dalam famili Bucerotidae. Panjang tubuh dapat mencapai 100 cm pada Julang sulawesi menghuni hutan primer dan Burung ini endemik di Sulawesi. Di jantan, dan 88 cm pada betina. Julang Sulawesi hutan rawa. Terkadang ditemukan di hutan daerah Minahasa. burung ini dikenal dengan memiliki tanduk (casque) yang besar di atas sekunder yang tinggi dan petak hutan yang tersisa nama Burung Taong. paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning dengan lahan pertanian yang luas. Burung ini pun pada betina. Paruh berwarna kuning dan memiliki dapat dijumpai di seluruh Kawasan TNBNW Julang kantung biru pada tenggorokan. Sulawesi biasa terbang di atas dan sekeliling tajuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah, namun terkadang berkelompok sampai lima puluh individu atau lebih. Ketika terbang sayapnya berbunyi berisik seperti mesin uap.

102 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 103 PICIDAE

Caladi sulawesi (Dendrocopos temminckii) Caladi sulawesi (Dendrocopos temminckii) adalah spesies burung dalam famili Picidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi. Burung ini dapat di jumpai pada jalur penngamatan di Bolonsio , Tambun, dan Hungayono. Pelatuk Kelabu Sulawesi (Mulleripicus fulvus) Pelatuk-kelabu sulawesi (Mulleripicus fulvus) adalah spesies burung pelatuk dalam famili Picidae. Pelatuk-kelabu sulawesi adalah spesies burung endemik di Sulawesi.

Burung dengan ciri paruh yang tajam yang digunakan untuk mencari serangga dan ulat yang berada di melubangi batang pohon untuk membuat sarang dengan cara mematunknya burung ini memiliki warna bulu coklat ke abu-abuan Biasa terlihat berpasangan dalam mencari makan ,

104 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 105 PITTIDAE

Pita sulawesi (Pitta erythrogaster) Paok Mopo (Indonesia), Red-bellied Pitta Sulawesi Pitta (Erythropitta celebensis). Talaud Burung dengan warna yang sangat indah (English), Pitta erythrogaster (Scientific), juga Pitta (E.inspeculata) untuk Kepulauan Talaud, ini merupakan burung yang pemalu sering dikenal dengan nama barunya Erythropitta Siao Pitta (E. palliceps) untuk Pulau Siau, dan terlihat berjalan dan melompat lompat di lantai erythrogaster, sekarang telah diusulkan Sangihe Pitta (E. caeruleitorques). hutan mencari serangga kecil memiliki suara menjadi 17 jenis baru yang terpisah, yang khas mirip suara burung hantu, burung ini berdasrkan bukti-bukti yang ada. Untuk dapat dijumpai pada seluruh jalur pengamatan daratan Sulawesi sendiri namanya menjadi TN Bogani nani wartabone terutama pada jalur Hungayono, Bolonsio dan Tambun.

106 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 107 CAMPEPHAGIDAE

Kepudang sungu belang (Coracina bicolor)

Ciri Umum Panjang tubuh 22 – 25 Cm, Jantan: umumnya abu-abu tua, wajah dan tenggorokan hitam atau abu-abu, tepi sayap dan bulu sekunder abu-abu pucat. Betina: tubuh atas abu-abu dengan tepi sayap dan bulu sekunder abu-abu muda, tubuh bawah kuning hingga bungalan dengan palang hitam. Penyebaran Dapat di jumpai di lokasi pengamatan Muarapusian, Resort Dumoga Utara, Resort Bone Pantai, Daerah Sebaran ENDEMIK di Subkawasan Sulawesi. Tiga anak jenis 1. Talautensis: Kep. Talaud (Salebabu, Karakelong, Kaburuang), 2. Salvadorii Sangihe. 3. Morio Sulawesi, Muna, Butung, Tomea, dan Kabaena. Status Habitat Umum di temukan di TN Bogani Nani Wartabone, Hidup Menyendiri atau berpasangan. Menghuni hutan primer dan hutan pamah sekunder yang pohonya tinggi, hutan perbukitan dan hutan pegunungan dari dataran rendah sampai ketinggian 1770 m.

108 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 109 Kepudang sungu biru (Coracina temminckii) Ciri Umum : Umumnya abu-abu, agak kebiruan, kekang dan dagu hitam, iris abu-abu mutiara atau kuning pucat. Daerah Sebaran : ENDEMIK di Subkawasan Sulawesi. Pada TN Bogani Nani wartabone jenis burung ini sering dijumpai pada jalur pengamatan hungayono, bolonsio dan jalur pengamatan resort lolanan Status Habitat : Umum menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, dan kadang hutan pinus.

110 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 111 DICRURIDAE

Srigunting jambul rambut Srigunting Jambul Rambut (Dicrurus hottentottus) Srigunting jambul-rambut (Dicrurus hottentottus) memiliki ukuran tubuh cukup besar, dengan panjang sekitar 32 cm. Bulu-bulu berwarna hitam mengkilap. Ekornya panjang, terbelah tumpul dengan ujung bulu tertekuk keluar

Burung srigunting, meski dikenal licik dalam mencari pakan, memiliki kemampuan yang cukup baik dalam meniru suara burung lain. Indonesia menjadi habitat belasan spesies burung srigunting, yang sebagian besar juga fasih meniru suara burung lain. Dan burung Srigunting Jambul Rambut ini salah satu dari Srigunting dengan kecerdasan tinggi dalam merekam dan menirukan suara burung lain.

Beberapa ras burung ini memiliki jambul berupa bulu-bulu yang seperti rambut panjang pada mahkotanya. Iris mata berwarna putih, ketika bernyanyi atau dalam mode fighter bulu disekitar kepala samping juga akan mengembang sehingga membuat burung ini makin terlihat sangar.

Srigunting jambul-rambut memiliki dijumpai di seluruh lokasi pengamatan

Suara kicauannya cukup keras dan berirama, yang terkadang diselingi dengan pekikan keras.

112 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 113 ORIOLIDAE

Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus chinensis)

Kepudang kuduk-hitam – Salah satu jenis burung kicau yang memiliki suara yang Burung ini dapat dijumpaidi seluruh lokasi Pengamatan pada TN Bogani Nani lumayan merdu dan bervariasi. Burung dari keluarga Oriolidae dan Genus Oriolus wartabone kicauan yang khas dan penampilannya yang selalu bersih yang memiliki nama ilmiah Oriolus Chinensis atau Black-naped Oriole dalam bahasa dan apik. Bisanya dijumpai hidup berpasangan di atas pohon. Namun begitu, sewaktu- inggrisnya termasuk salah satu jenis burung yang mempunyai wilayah persebaran waktu ia turun ke bawah untuk mencari serangga. menjadikan burung ini budah untuk paling luas di Indonesia. di mudah dikenali dari warna hitam dan kuning yang mendominasi tubuhnya. Juga dari setrim hitam yang melewati mata dan tengkuknya. Untuk membedakan antara jantan Kepudang kuduk-hitam (Oriolus chinensis). Burung ini memiliki habitat di hutan terbuka, dan betina cukup dilihat dari warna saja. Jantan berwarna kuning terang sementara hutan sekunder, perkebunan, pedesaan, tersebar sampai ketinggian 1.600 mdpl. betina lebih buram dengan punggung zaitun

114 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 115 CORVIDAE TIMALIIDAE

Pelanduk sulawesi (Trichastoma celebense) Pelanduk sulawesi (Trichastoma celebense) adalah jenis burung pengicau dalam famili Timaliidae. Burung ini endemik di pulau Sulawesi sering dijumpai pada semak lantai hutan bergerak lincah dan mengeluarkan kiacauan yang merdu.

Ciri Umum : Bagian atas merah-karat zaitun coklat, tunggir dan ekor lebih gelap , bagian bawah terang, sisinya kecoklatan, sisi tenggorokan bercoret terang.

Persebaran : ENDEMIK di subkawasan Sulawesi pada lokasi TN Bogani Nani Wartabone dapat di jumpai di seluruh Jalur Pengamatan Gagak hutan Status dan habitat : Menghuni rumpun tumbuhsn ysng lebat dengan (Corvus enca) pertumbuhan kembalai di tepi hutan dan di hutan sekunder, juga hutan primer dengan berlapis semak-semak. Gagak hutan (bahasa Latin: Corvus enca) adalah Ciri-ciri Sarang berukuran besar tidak rapi, dari tumpukan spesies burung dari keluarga Corvidae, dari genus Gagak hutan memiliki tubuh berukuran besar (45 cm). ranting, pada puncak pohon tinggi. Telur berwarna Corvus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan Berwarna hitam, tidak semengkilap. Memiliki Paruh biru berbintik hitam, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan buah lembut, mengkudu, Ficus, pepaya, kumbang, ukuran besar. Terbang dengan kepakan pendek-pendek. November-Mei. serangga, dan terkadang memakan kadal dan bangkai Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Hidup berpasangan hewan yang telah mati memiliki habitat di hutan, tepi atau kelompok kecil. Umumnya pemalu. Suka bertengger hutan, pesisir, tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl. di ranting pada pohon besar dan tinggi.

116 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 117 TURDIDAE Anis punggung merah (Zoothera erythronota)

Anis punggung-merah (Zoothera erythronota) adalah Tempat hidup dan Kebiasaan spesies burung dari keluarga Turdidae. Secara tradisional, termasuk Anis Burung ini jarang ditemui dan kurang umum di hutan primer, hutan Merah ( Z. mendeni ) sebagai subspesies. Burung ini endemikdi Sulawesi yang telah rusak dan didominasi oleh tegakan bambu dari dataran dan pulau-pulau sekitarnya. rendah sampai ketinggian 1000 mdpl. Di TN bogani nani wartabone burung lebih menyukai habitat hutan primer. Burung inipun cukup Deskripsi sulit di amati tercatat hanya ada dua lokasi pengamatan yang sering Burung ini berukuran 19 sampai 21 cm. Tubuh bagian atas dari di jumpai yakni pada lokasi pengamatan Hungayono dan bolonsio mahkota sampai tunggir merah-kadru; sayap hitam dengan dua garis putih yang lebar; pada muka terdapat noktah putih di depan dan belakang mata; tenggorokan dan dada hitam; perut putih berloreng hitam. Sub-spesies kabaena mirip dengan sub-spesies utama, tetapi bagian mahkota dan punggung hitam.

Penyebaran Endemik Sulawesi atau hanya dapat ditemukan hidup di Pulau Sulawesi. terdiri atas 2 sub-spesies, dengan daerah persebaran: 1. erythronota (P. L. Sclater, 1859) – Sulawesi (kecuali semenanjung timur) dan P. Buton. 2. kabaena Robinson-Dean et al., 2002 – P. Kabaena I, Sulawesi Tenggara.

118 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 119 MONARCHIDAE

Kehicap ranting (Hypothymis azurea) Kehicap ranting (bahasa Latin:Hypothymis azurea) adalah spesies burung dari keluarga Monarchidae, dari genusHypothymis. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga keci dan memiliki habitat di hutan dataran rendah, hutan sekunder. tersebar sampai ketinggian 900 m dpl.

Ciri-ciri Kehicap ranting memilikitubuhberukuransedang (16 cm).

Burungjantan: Kepala, dada, punggung, danekorbiru. Sayaplebihabu- abu.Perutkeputihan.Jambulhitampendek.Bercakkecil di atasparuh.Pita sempithitampada dada.

Burungbetina: Kepalaabu-abubiru. Dada lebihabu- abu.Punggung, sayap, danekorabu-abukecoklatan. Tanpajambulhitamdangarishitampadatenggorokan. Iris coklattua, lingkarmatabiruterang, paruhhitamkebiruandenganujunghitam, kaki hitamkebiruan. Bersifataktifpenuh rasa ingintahu.Cepattertarikolehtiruansuaranya. Seringbergabungdalamkelompokcampuran.Hiduppadabagianbawahhutan.

Burunginimembuatsarangberbentukcawandalam, dariserattumbuhan, lumut, jaringlaba-laba, padacabangkeatas, beberapa meter daritanah. Telurberwarnakuningtua, berbintikcoklatmerah, jumlah 2-3 butir. BerbiakbulanJanuari-Juni.

120 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 121 ARTAMIDAE

Kekep sulawesi (Artamus monachus) Kekep Sulawesi (Artamus monachus) adalah spesies burung pada familia Artamidae.

Pada bagian punggung kekep sulawesi berwarna putih dan terdapat lingkaran-mata berwarna biru-pucat.

Sering terlihat bertengger pada ujung ranting terkadang terlihat berkelompok burung pemakan serangga berburu pada derah lapang dan banyak dijumpaipada jalur pengamatan muarausian, bolonsio dan lokasi toraut dan tambun.

122 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 123 STURNIDAE

Jalak alis-api (Enodes erythrophris) Ciri Umum Burung ini memiliki warna oranye kemerahan yang mencolok pada bagian atas kepalanya hingga batas paruh yang dekat dengan area hidungnya, warna hitam keabu-abuan, sayapnya berwarna kuning zaitun tua yang menyelimuti bagian atas ekornya, kedua kakinya berwarna kuning yang gelap mirip dengan kunyit yang ukurannya tidak terlalu panjang dan juga tidak begitu besar. Habitat adan perilaku Untuk habitat pada TN Bogani nani wartabone hidup burung jalak alis api ini adalah di wilayah hutan terbuka, hutan primer, dan juga ada di hutan sekunder. Ketika burung jalak itu sedang mencari makanan di hutan, burung jalak alis api sangat menyukai buah-buahan untuk dijadikan sebagai makanan pokoknya. Selain itu burung ini pun terkadang juga memakan serangga kecil seperti semut, belalang, Blibong pendeta dan juga jangkrik. Perilaku burung jalak alis api saat memakan (Streptocitta albicollis) buah ataupun serangga yaitu dilakukan dengan agak tergesa-gesa. Kemudian untuk porsi makannya juga banyak. Bilbong pendeta (Streptocitta albicolis) adalah Persebaran spesies burung dari famili Sturnidae. Burung Endemik di subkawasan Sulawesi. Pada kawasan Burung ini rering di jumpai pada jalur pengamatan Tapakulintang dan ini endemik di pulau Sulawesi, Lembeh, Togian, TN Bogani Nani wartabone sering dijumpai pada lokasi pengamatan Bolonsio. Muna, dan Bitung. jalur pengamatan Hungayono dan Tapakulintang.

Ciri umum Status dan habitat Hitam, kerah leher dan dada putih, ekor panjang Cukup umum, menghuni hutan primer dan dan runcing. sekunder, hutan rawa, tepi hutan, hutan terbuka dan kadang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 1200m.

124 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 125 Jalak tunggir merah (Scissirostrum dubium)

Jalak Tunggir Merah (Scissirostrum dubium ) Burung Jalak Tunggir Merah ( Scissirostrum dubium ) juga dikenal sebagai Myna Grosbeak, Grosbeak Starling, atau Scissor-billed Starling, adalah spesies jalak dalam keluarga Sturnidae. Ini adalah monotypic dalam Scissirostrum genus. Burung ini populasi habitat aslinya adalah endemik Pulau Sulawesi. Habitat alami adalah tropis dataran rendah, dan pegunungan kadang-kadang subtropis, kawasan hutan dan lahan basah berhutan ringan. Spesies ini bersarang di koloni dengan jumlah yang kadang mencapai ratusan pasang. Sarang batang pohon mati. Makanannya buah, serangga, dan biji- bijian. Daerah sebaran burung ini Pada TN Bogani Nani Wartabone dapat dijumpai di seluruh lokasi pengamatan pada 11 resort

126 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 127 Raja perling sulawesi ZOSTEROPIDAE (Basilornis celebensis)

Burung raja perling Sulawesi merupakan salah satu jenis burung kicauan yang juga disebut dengan Myna Sulawesi. Ciri khas burung raja perling sulawesi ini memang cukup unik.

Burung raja perling sulawesi ini merupakan salah satu burung endemik Indonesia. Raja perling juga hidup liar di hutan lembab berbukit yang ada di pulau Sulawesi.

Pada Lokasi TN Bogani nani Wartabone Habitat aslinya yaitu berada di pinggiran hutan dan area yang terbuka, walaupun burung ini terkadang sesekali terlihat didalam hutan.

Burung raja perling juga masih merupakan keluarga dari burung jalak. Burung raja perling pada umumnya juga dapat ditemui di kawasan timur Indonesia, terutama di wilayah Sulawesi dan Maluku dan juga di pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Burung raja perling sulawesi / jalak sulawesi (Basilornis celebensis) ini merupakan jenis burung endemik Sulawesi.

Ciri khas burung raja perling sulawesi juga ditandai dengan suaranya yang mirip dengan perling kumbang atau camperling. Akan tetapi, volumenya lebih keras dan lebih tajam. Kacamata dahi hitam (Zosterops atrifrons) Kacamata dahi-hitam (Zosterops atrifrons) adalah spesies burung dari famili Zosteropidae. Burung ini tersebar terbatas di Indonesia, yaitu di Pulau Sulawesi, Kepulauan Sula, dan Pulau Seram. Dapat di jumpai di pinggiran kawasan TN Bogani Nani Wartabone dan pada seluruh lokasi Pengamatan Resort

Berukuran 11-12 cm, bagian atas berwarna kehijauan, bagian perut putih keabu- abuan dengan ciri khas warna hitam di dahi. 128 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 129 NECTARINIIDAE

Burung madu sriganti (Nectarinia jugularis)

130 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 131 Burung madu sriganti (Nectarinia jugularis) Burung madu sriganti (bahasa Latin: Nectarinia jugularis) Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada berkelompok dengan mendiami area perkebunan. adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae, dari dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda. Iris coklat tua, Jenis makanan yang selalu disantapnya pun tidak genus Nectarinia. Burung ini merupakan jenis burung paruh hitam, kaki hitam. Sering ribut dalam kelompok kecil, hanya berasal dari nektar atau sari bunga saja tapi pemakan nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. juga menyantap beragam jenis buah-buahan yang serangga kecil, laba-lab dan memiliki habitat di pekarangan. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak. mengandung banyak gula seperti pepaya, mengkudu, dadap, dan serangga kecil dan buah buahan hutan Burung madu sriganti memiliki tubuh berukuran kecil Kehidupan burung ini di Taman Nasional Bogani nani lainnya. dengan panjang tubuh sekitar 10 sampai 11,4 cm dan berat wartabone biasanya menghuni area hutan terbuka tubuh sekitar 6,7 sampai 11,9 gram, sedangkan betina yang ada di dataran rendah hingga pegunungan. Selain sekitar 6–10 gram, mempunyai paruh lancip dan panjang. itu, jenis burung madu ini sering kali hidup secara

132 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 133 Burung madu hitam (Nectarinia aspasia)

Burung Madu Hitam (Leptocoma sericea) adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae. Burung ini endemik Indonesia. Di indonesia burung ini ditemui di Sulawesi, Maluku sampai Papua.

Tubuh Burung Madu Hitam berukuran kecil (11 cm). Jantan: mungil, berwarna hitam, dengan kilauan warni-warni biru dan ungu. Paruh ramping melengkung ke bawah. Betina : kepala abu- abu, tenggorokan lebih pucat, punggung dan sayap zaitun, perut kuning pucat

Mendesis bernada tinggi, lemah; juga rangkaian nada-nada tinggi yang identik, Beberapa suaranya mirip dengan Isap-madu kalung-coklat.

Burung ini sering terlihat pada Lokasi Bolonsio, Hungayono dan Tambun.

134 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 135 Burung madu kelapa (Anthreptes malacensis) Burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis) adalah spesies burung dari keluarga Nectariniidae, dari genus Anthreptes. Burung ini merupakan jenis burung pemakan nektar Loranthus, Musa, Hibiscus, serangga, ulat, laba-laba, buah lembu dan memiliki habitat di TN Bogani nani wartabone pada Lahan Burung-madu sepah-raja (bahasa terbuka, semak. Dan tersebar sampai ketinggian Latin: Aethopyga siparaja) adalah spesies burung 1.200 m dpl. dari keluarga Nectariniidae, dari genus Aethopyga. Burung ini merupakan Burung-madu kelapa memiliki tubuh berukuran jenis burung pemakan nektar, serangg dan sedang (13 cm). memiliki habitat di semak, perkebunan, hutan. tersebar sampai ketinggian 800-900 m dpl. Burung jantan: Mahkota dan punggung hijau bersinar. Tunggir, penutup sayap, ekor, setrip kumis Burung-madu sepah-raja memiliki tubuh ungu bersinar. Pipi, dagu, tenggorokan coklat tua berukuran sedang (13 cm). buram. Tubuh bagian bawah kuning. Burung jantan: Warna merah terang. Dahi dan Burung betina:Tubuh bagian atas hijau zaitun. ekor pendek ungu. Perut lebih abu-abu gelap. Tubuh bagian bawah kuning muda. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam abu-abu. Bersifat teritorial agresif, Burung betina: Hijau tua zaitun tua buram. Tanpa mengusir burung madu lain dari pohon sumber sapuan merah pada sayap atau ekor. Iris gelap, makanan yang disukai. Sarang berbentuk kantung paruh kehitaman, kaki kebiruan. Hidup sendirian menggantung, dari serat rumput, direkat dengan atau berpasangan. Mengunjungi semak atau jaring laba-laba dan kapas rumput. Telur jumlah 2 pohon yang berbunga. butir. Berbiak sepanjang tahun. Pada Jalur pengamatan TN. Bogani nani wartabone terlihat burung ini membuat sarang berbentuk kantung pada dahan ataupun bambu, menggantung dekat permukaan tanah, pada tepi hutan atau belukar sekunder. Telur berwarna 136 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW Burung madu sepah raja merah KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 137 (Aethoyga siparaja) DICAEIDAE

Cabai Panggul Kelabu (Dicaeum celebicum) Cabai Panggul Kuning Cabai panggul-kelabu (Dicaeum celebicum) adalah salah satu (Dicaeum aureolimbatum) spesies burung di dalam keluarga Dicaeidae. Burung ini endemik di Cabai panggul-kuning (Dicaeum aureolimbatum) adalah spesies burung Sulawesi dan Kepulauan Sula. pengicau dalam famili Dicaeidae. Cabai panggul-kuning adalah spesies burung endemik di Sulawesi. Pada individu jantan, bagian atas seluruhnya gelap dan bagian bawah kelabu (krem) dengan bercak merah besar pada dada dengan Burung ini bisa kita temui pada ketinggian 850-2000 mdpl. Penyebarannya garis hitam di perut. Pada individu betina, bagian atas coklat zaitun dari pulau Sangihe yang berada pada bagian utara pulau Sulawesi sampai dengan tunggir kemerahan, bagian bawah putih. Sulawesi Selatan. Areanya pun bervariasi mulai dari hutan primer, hutan sekunder, tepi hutan dan taman-taman kota. Cabai panggul-kelabu menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, tepi hutan. Burung jenis ini Pada dapat dijumpai hampir Pada TN. Bogani Nani Wartabone burung ini harpir dapat di jumpai di di seluruh pinggiran kawasan TNBNW pada lokasi Muarapusian, seluruh lokasi pengamatan. Lombongo, Tambun , dan Toraut.

138 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 139 DAFTAR REFERENSI: 1. BirdLife International 2004.Artamus monachus. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. Downloaded on 25 July 2007.

2. BirdLife International (2012). “Streptocitta albicolis”. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses 31 October 2013.

3. Coates, Brian and Bishop, K (2000). Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan Wallacea. Brisbane, Australia: BirdLife International-Indonesia Programme & Dove Publications Pty. ISBN 979-95794-2-2.

140 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW 142 KEANEKARAGAMAN BURUNG di TNBNW