METODE DAKWAH HABIB RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB PADA MAJLIS TA’LIM JAMI AL-ISHLAH JAKARTA PUSAT
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Program Starata Satu (S I)
Oleh: SITI MASYITOH 107053002485
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011
i PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan Sosial Islam (S.Sos.I) pada hari kamis tanggal 29 September 2011 program Studi Komunikasi Penyiaran Islam.
Jakarta, 21 september 2011 Sidang Munaqosyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. Cecep Castrawijaya, MA H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM NIP: 19670818 199803 1 002 NIP: 19550101 198302 1 001
Penguji 1 Penguji 2
Drs. Study Rizal LK, MA Drs. M. Hudri, MA NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 19720606 199803 1 003
Pembimbing
Dr. A Wahib Mu’thi, MA 19481212 197803 1 001
ii
METODE DAKWAH HABIB RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB PADA MAJLIS TA’LIM JAMI AL-ISHLAH JAKARTA PUSAT
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Program Starata Satu (S1)
Oleh: SITI MASYITOH 107053002485
Di Bawah Bimbingan
Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA NIP: 19481212 197803 1 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
iii LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika bahwa karya ini hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 21 juli 2011
(Siti Masyitoh)
iii ABSTRAK
Siti Masyitoh, Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat, di bawah Bimbingan Dr. H. A. Wahib Mu’thi MA Metode dakwah adalah cara–cara dakwah yang di pergunakan oleh seseorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai kegiatan tertentu. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam), dalam menyampaikan pesan suatu pesan dakwah metode sangat penting perannya suatu peran walaupun baik tetapi disampaikannya lewat metode yang tidak benar pesan itu bisa saja ditolak oleh sipenerima pesan. Metode dakwah yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu dengan metode bil hikmah yang mencakup metode ceramah, metode bil hal dan metode bil qalam. Cara penyampain metode ceramah dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan oleh da’i sedangkan jama’ahnya duduk melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan. Sedangkan metode bil hal bagian yang terpenting dari metode ceramah dengan perbuatan–perbuatan yang baik. Metode bil qalam adalah penyampaian dakwah dengan tulisan–tulisan yang dibantu dengan media. Metode hikmah artinya dengan dalil atau hujjah yang nyata atau jelas. Sehingga menampakan kebenaran dan menghilangkan kesamaran. Cara ini tertuju kepada mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran yang sesungguhnya, yakni mereka yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi atau sempurna, seperti para ulama, pemikir dan para cendikiawan. Metode dakwah merupakan proses penyampaian atau cara–cara tertentu yang dilakukan seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Metode juga merupakan cara dakwah seorang da’i kepada mad’unya dalam menyampaikan materi atau pengajian di majelis ta’lim. Hal ini juga yang dilakukan oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan materi dakwah di Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah. Lalu bagaimana metode yang di gunakan oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan ajaran Islam melalui Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Adapun metodologi yang digunakan dalam pembahasan ini ialah menggunakan metode deskriftif analisis yang bersifat kualitatif yaitu menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetaui bagaimana metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab dalam menyampaikan materi dakwah di Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah dan aktifitas dakwah majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah dalam menjalankan aktifitasnya. Perkembangan metode yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab dapat dilihat dari antusias para jama’ahnya untuk mengikuti kegiatan–kegiatan yang di adakan Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah.
iv KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, atas segala rahmat dan nikmat serta hidayah yang telah di berikannya kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat ”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Starata 1 (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada manusia yang mengangkat manusia dari peradaban jahiliyah menuju peradaban cahaya yaitu Islam, beliau Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta mereka yang istiqomah mengikuti ajarannya.
Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Pembantu Dekan I. Drs.
Mahmud Djalal, MA selaku Pembantu Dekan II. Drs. Study Rizal, LK,
MA.
2. Bapak Drs Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manejemen
Dakwah.
v 3. Bapak Drs. Mulkanasir, BA. S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah.
4. Bapak Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA., selaku pembimbing. Terimakasih
yang sebesar- besarnya atas kesabaran, bimbingan dan perhatian beliau
semoga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Manajemen dakwah yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang sangat
berharga.
6. Pemimpin dan karyawan Perusahaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
7. Kedua orang tua Bapak Misan dan Ibu Hayati, yang tak kenal lelah
berjuang dan berkorban memberikan yang terbaik kepada peneliti. Setiap
untaian do’a yang mereka ucapkan di saat sujud mereka merupakan sumber
kekuatan bagi peneliti untuk menjalani segala cobaan dan rintangan dalam
menjalani hidup dan mencapai masa depan. Mereka yang selalu
memberikan semangat untuk menjadi lebih maju. Untuk kakakku Abdul
Hakim S.Fil.I atas segala do’a dan bantuannya. Untuk sahabatku Yoga dan
Dwi yang sudah membantu peneliti, terimakasih atas waktunya.
8. Habib Rizieq Bin Husein Syihab, terimakasih atas waktunya dan mau
diwawancara, jarang sekali saya mendapatkan sosok habib yang mau
berbagi langsung seperti beliau. Maaf suka merepotkan dan sering
mengganggu sukses terus habib. Terimakasih juga untuk umi fadlun yang
vi paling cantik (Istri habib Rizieq) yang membantu untuk menemui peneliti
dan habib.
9. Bang Ahmad adalah seorang jama’ah dari Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah,
terimakasih sebanyak-banyaknya atas bantuannya. Dan maafkan saya jika
sering memberi celotehan–celotehan yang kurang menyenangkan pada saat
wawancara. sukses terus.
10. Sahabat-sahabatku, yang selalu memberikan keceriaan dalam hari-hari
peneliti, Dien makasih sudah baik banget sama aku makasih bangat atas
dukungan dan supportnya selama ini dan makasih juga sudah mau dengerin
semua keluhan, tangisan, dan tawa selama ini. Tak lupa pula saya haturkan
terimakasih kepada sahabat-sahabat civitas di kelas: mila, ika, rina, dara,
lutfi, eka, kholiah, ani, hiqmah, abi, fery, woro, nia, omen pokonya semua
teman-teman yang sudah membantu skripsi aku dan MD B angkatan 2007
yang telah menemani hari-hari ku selama 4 tahun, dan temikasih juga buat
ade kelas MD khususnya Omar yang tiap malam mendengarkan curhatan
aku. Buat ka rizki apriansyah terimakasih banget buat bantuannya walaupun
kaka lagi di Istanbul turki dan sibuk dengan kuliah juga kerjaan kaka, kaka
masih sempet buat membantu aku walau Cuma lewat telfon terimaksih atas
waktunya.
11. Semua orang yang telah menyayangi dan mencinta ku dengan tulus.
Berkatnya aku menjadi manusia yang kuat, tegar, akan tetap berdiri dengan
masalah yang terjadi di hidupku, berkatnya pula aku bisa lebih menghargai
hidup dan menjadi tau bagaimna kerasnya kehidupan.
vii 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dan
yang tak tertuliskan satu persatu, pada intinya penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan terimakasih yang tak terhinggga, semoga tuhan
membalas semuanya. Amien.
Peneliti berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri dan para pembaca. Amien.
Jakarta, Agustus 2011
Peneliti
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...... i LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...... ii LEMBAR PERNYATAAN ...... iii ABSTRAK ...... iv KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 7 1. Tujuan Penelitian ...... 7 2. Manfaat Penelitian ...... 7 D. Metodologi Penelitian ...... 8 1. Metode Penelitian ...... 8 2. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 9 3. Tehnik Pengumpulan Data ...... 9 4. Tehnik Analisis Data ...... 9 E. Tinjauan Pustaka ...... 10 F. Sistematika Penulisan ...... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Dakwah ...... 11 1. Pengertian Metode Dakwah ...... 11 2. Macam–Macam Metode Dakwah ...... 12
ix B. Pengertian Dakwah dan Unsur-Unsurnya ...... 16 1. Pengertian Dakwah ...... 16 2. Unsur–Unsur Dakwah ...... 23 C. Majlis Ta’lim ...... 28 1. Pengertian Majlis Ta’lim ...... 28 2. Fungsi Majlis Ta’lim ...... 29 3. Macam – macam Majlis Ta’lim ...... 29
BAB III PROFIL HABIB RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB dan GAMBARAN UMUM MAJLIS TA’LIM JAMI AL- ISHLAH A. Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin Husein Syihab ...... 29 1. Sejarah Singkat Kehidupan Habib Rizieq Bin Husein Syihab ...... 29 2. Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab ..... 33 3. Pendidikan dan Karier Habib Rizieq Bin Husein Syihab .. 34 4. Tujuan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab ...... 35 5. Karya Tulis Habib Rizieq Bin Husein Syihab ...... 36 B. Gambaran Umum Majlis Ta’lim ...... 35 1. Letak Geografis Majlis Ta’lim ...... 35 2. Sejarah dan Perkembangan Majlis Ta’lim ...... 36 3. Visi Misi dan Tujuan Majlis Ta’lim ...... 36 4. Tujuan Majlis Ta’lim ...... 38 5. Struktur Organisasi majlis Ta’lim ...... 39 C. Program Kerja Majlis Ta’lim ...... 39
x BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN A. Metode Dakwah Habib Riziq Bin Husein Syihab...... 42 B. Analisis Metode Dakwah Habib Rizieq Pada Jama’ah Majlis Jami Al-Ishlah ...... 49
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 53 B. Saran – Saran ...... 54 DAFTAR PUSTAKA ...... 55
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xi BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan,
panggilan, undangan. Dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang sesuai dengan ajaran Tuhan, untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. 1
Menurut W Arnold dakwah merupakan bagian dalam kehidupan umat
beragama. Oleh karena itu dakwah sangat penting dalam Islam, kegiatannya
menyatu dengan kehidupan manusia di dunia yang menjadi bukti adanya
hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dan alam semesta.
Sehingga Islam menjadi agama dakwah dalam teori dan praktiknya yang telah
dicontohkan oleh junjungan nabi Muhammad S.A.W dalam kehidupannya.2
Islam adalah agama dakwah3. Artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, mengajak dan
menyeru orang lain untuk menerima Islam, dan meyakininya dengan cara
tersendiri.4
Dakwah harus dikemas dengan metode yang tepat dan sesuai dengan
materi yang disampaikan. Dakwah harus disampaikan dengan aktual, faktual
1 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), Cet. 1, h. 67 2 Thomas w Arnold, Sejarah Dakwah Islam, (Jakarta: PT. Bumirestu, 1985), Cet. 1, h.4 3 M. Mansyur Amin, Dakwah Islam Dalam Pesan Moral, Jakarta Al- Amin Press, 1997 4 Said Abdullah Bin Alwi Al-hadad, Kesempurnaan dan Kemuliaan Dakwah Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1, hal. 55 1 2
dan konsektual. Aktual dalam arti konkrit memecahkan masalah yg sedang
terjadi dan hangat di tengah masyarakat. Faktual dalam arti konkrit dan nyata.
Konsektual dalam arti relevan dan menyangkut problematika yang sedang
dihadapi masyarakat.
Oleh karena itu, para da’i haruslah memilih metode yang tepat agar
dakwah menjadi aktual, faktual dan kontektual. Sedangkan materi dakwah itu
mencakup segala aspek kehidupan manusia dengan landasan agama Islam.
Pada kenyataannya, dalam berdakwah tidak bisa terlepas dari berbagai godaan
atau problematika. Namun dengan niat yang ikhlas untuk menjunjung tinggi
kalimat-kalimat Allah Swt, apapun bentuk problematika dakwah yang kita
hadapi bukan menjadi penghalang aktivitas dakwah. Bahkan dakwah haruslah
senantiasa ditingkatkan untuk perbaikan kualitas dengan tidak lupa
mengkoreksi kelemahan-kelemahannya. 5
Dakwah merupakan suatu yang harus dilaksanakan oleh pribadi
muslim sesuai dengan perintah Allah yang Artinya “Dan hendaklah ada
diantara kamu golongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang –
orang yang beruntung (Q.s Ali- imran: 104).”
Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.
5 Hamka, Prinsip dan Kewajiban Dakwah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), hal.74 3
Islam merupakan agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan berkualitas. Selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran, agar mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan apa yang dinamakan sebagai dakwah.6
Tugas kewajiban dakwah dalam Islam bukan sesuatu yang difikirkan sambil lalu, melainkan sesuatu sejak semula diwajibkan bagi pengikut- pengikutnya. 7
Berdasarkan hal tersebut, setiap muslim berkewajiban menegakan agama Allah dan menjalankanya yaitu jalan yang diridhai Allah swt. Karena amar ma’ruf nahi munkar mengajak manusia ke jalan yang benar yaitu jalan yang diridhai Allah S.W.T. Sebagai firman Allah dalam surat an-Nahl: 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Ayat ini menjelaskan sekurang – kurangnya ada 3 metode dakwah, yakni metode hikmah, mau’izatil hasanah, dan mujadalah. Ketiga metode ini
6 Muhammad Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet ke-1, h. 1 7 Thomas w. Arnold, The Preaching Of Islam (Jakarta: Widjaya, 1981) h.4 4
dapat dipergunakan sesuai dengan objek yang dihadapi seorang da’i di tempat
ia berdakwah. 8
Ayat di atas memberikan pedoman atau ajaran – ajaran pokok untuk
dijadikan patokan bagaimana seharusnya cara-cara melaksanakan dakwah,
yakni harus dilakukan dengan metode dan pendekatan yang bersifat persuasif
penuh hikmah dengan cara pengajaran yang baik, serta tidak dibenarkan
dengan adanya cara yang bersifat memaksa. Oleh karena itu, dalam
penyampaiannya dakwah seorang da’i memerlukan disiplin keilmuan dan
metode dalam penyampaian. Sedangkan dakwah dalam arti yang luas adalah
kewajiban yang harus dipikul oleh tiap-tiap muslim muslimah menghindar
darinya. Tidak boleh seorang muslim dan muslimah menghindar darinya.
Dalam dakwah, banyak faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau
tidaknya da’i dalam mempengaruhi mad’u. meskipun keberhasilan dakwah
tidak hanya ditentukan oleh faktor da’i atau da’iyah itu sendiri, akan tetapi
da’i atau da’iyah memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan
da’i dalam berdakwah.
Al-Qur’an adalah kitab Allah terakhir yang diwahyukan kepda nabi
Muhammad S.A.W, guna memberikan pedoman hidup kepada manusia
sepanjang masa al-Quran memberikan pedoman hidup dalam bidang akhlak,
ibadah, aqidah dan muamalah, dunia atau pembinaan masyarakat dalam
pembinaan masyarkat dan pengelolaan dunia yang menjalin para penganutnya
untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat,
8 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, ( Jakarta Pustaka Panjimas, 1990, hal. 244 5
Al-Qur’an juga memberikan petunjuk hidup kepada umat manusia untuk menjalin hidup di dunia secara tepat sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk ciptaan Allah yang akhirnya akan kembali kepadanya untuk memetik hasil perbuatan yang baik dan buruk pula.
Selanjutnya dalam suasana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, masalah hakekat manusia dan kewajiban manusia semakin banyak dibahas. Masalah ini memang cukup penting, karena itu memang merupakan titik tolak dalam memberikan pembatasan fungsi manusia dalam kehidupan ini, urgensi pembahasan ini lebih terasa lagi setelah disadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi selama ini nilai-nilai spiritual.
Kepentingan-kepentingan yang berimbang akan selalu berjolak dipermukaan antara kehidupan dunia dan akhirat. Menonjolnya kepentingan duniawi akan selalu muncul disegala aspek kehidupan tidak terkecuali dibidang dakwah. Budaya meniru dan mengadopsi sistem jahiliyah terus berkembang dikalangan masyarakat modern tanpa pertimbangan sesuai atau tidaknya sistem tersebut. Berhasil atau tidaknya sebuah aktivitas sangat ditentukan oleh faktor metode. Sebab dengan adanya metode dapat dikemukakan hasil yang optimal dan maksimal. 9
Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab atau populer dengan panggilan Habib Rizieq lahir di Jakarta 24 Agustus 1965 adalah salah satu pendiri FPI. Kini ia menjabat sebagai ketua umum Majelis Tanfidzi dewan pimpinan pusat FPI periode 2003-2008, dan pendiri majlis ta’lim.
9 Al-Bayanuni, Al-madkhal ila llmi al-Da’wah, (Muassash Al-Risalah,Beirut 1991), h.130 6
Otoritas Rizieq sendiri berasal dari pengikut lokalnya di daerah sekitar tempat tinggalnya di Jakarta, Betawi karena mereka percaya bahwa Habib Rizieq adalah keturunan Nabi Muhammad. Walaupun pengikut Habib Rizieq kebanyakan lokal namun FPI sendiri mengklaim didukung oleh 15 juta simpatisan.
Basis pesantren FPI adalah pesantren Al-Umm, namun hampir seluruh aktivitas FPI berasal dari markasnya di Petamburan dekat rumah Habib
Rizieq. Organisasi FPI yang dipimpinnya termasuk kontroversial karena aksi- aksinya, dan Habib Rizieq sendiri cukup vokal dalam menyuarakan pendapatnya seperti yang dimuat dalam media.
Pada bulan Juni 2008 Habib Rizieq ditangkap sebagai tersangka
Insiden monas dan dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 221 KUHP tentang melindungi atau menyembunyikan pelaku kejahatan, pasal permusuhan dan penghasutan, serta organisasi yang kerap melakukan aksi anarki. Sementara anggota FPI lainnya yang ikut ditahan dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang penyerangan.
Pasca tragedi World Trade Center Habib Rizieq bersama anggota FPI giat melakukan kampenye anti Amerika dan mengutuk penyerangan Amerika terhadap Afghanistan. Sampai-sampai Habib Rizieq mengajak anak-anaknya yang semula sangat suka makanan McDonald dan Kentucky memboikot produk Amerika. FPI juga melakukan sweeping terhadap warga negeri tersebut. FPI juga giat merazia tempat-tempat hiburan lebih dari setahun yang lalu. 7
Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah terhadap
seorang da’i dalam menyampaikan pesan kepada mad’unya. Maka penulis
tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul ” Metode
Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Jama’ah Majelis Ta’lim
Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat” . Dan penulis tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai dakwah yang dilakukan beliau terhadap masyarakat terutama
mengenai metode dakwah di masyarakat luas.10
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan
masalah hanya pada Metode Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah saja, berdasarkan pembatasan di atas maka
permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
“Bagaimana metode dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
“Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dakwah apa
yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim
Jami Al-Ishlah”.
1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis: Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam upaya
10 Profil . Habib rizieq Bin Husein Syihab 8
mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. Sehingga pesan
dakwah dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan tujuan.
b. Manfat Praktis: Untuk menambah wawasan aktivitas akademik dan
praktis dakwah agar dapat mengembangkan metode dakwahnya
dilapangan serta dakwah yang disampaikannya mudah dimengerti dan
diterima oleh masyarakat.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan proposal ini penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif, maksudnya yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau
perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif yaitu menghimpun data, mengelola,
menganalisis dan menafsirkan, angka–angka hasil perhitungan statistik.11
Kirk dan Miller (1986:9) bahwa penelitian kualitatif yaitu tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya.12
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah, cara
menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tulis atau lisan dari orang –
orang dan perilaku yang diamati, dengan desain penelitiannya deskriftif
11 Wardhi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet ke- 1, h. 21 12 Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lmbaga penelitian UIN Jakarta, 2006), Cet ke-1, h. 7 9
analisis, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan
mengembangkan langsung dilapangan mengenai objek yang akan diteliti.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah Habib Rizieq Bin Husein Syihab
dan di Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah di Petamburan Jakarta pusat.
Pengamatan ini langsung melalui Habib Rizieq sendiri dan salah satu
jama’ah majlis.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan melalui:
a. Wawancara (interview), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian
yang langsung secara lisan, di mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi–informasi atau
keterangan.13
b. Observasi dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan,
peneliti berposisi sebagai jama’ah non partisipan (ikut menjadi
jama’ah tetapi tidak terlibat dalam kegiatan) pada acara keagamaan di
Majlis Ta’lim Jami Al-ishlah.
c. Dokumentasi, yakni dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip,
dan sebagainya yang berkaitan dengan perusahaan dan produknya,
terutama mengenai proses ataupun rapat-rapat kerja manajemen yang
sangat dibutuhkan sebagai pendukung hasil wawancara
4. Tekhnik Analisis Data
Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriftif, yaitu upaya
13 Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1997), Cet, ke-1 h.83. 10
analisis dengan mengumpulkan data dengan melakukan tahap wawancara
dan studi dokumentasi.
E. Tinjauan Pustaka
Penulis ini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, seperti berikut ini:
1. Pada tahun 2009, Siti Nurjanah, NIM 104051001878, dengan judul
“Metode Dakwah K.H Abdullah Gyimnastiar” dalam skripsi ini
menganalisa terhadap metode dakwah K. H Abdullah Gymnastiar.
2. Pada tahun 2010, Samsuri, dengan Judul “Metode dakwah Ali Bin Abi
Thalib” dalam skripsi ini menganalisa terhadap dakwah Ali bin Abi Thalib.
Secara umum pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sama
yaitu mengenai metode dakwah seorang tokoh. Namun perbedaan dan yang
menjadi kelebihan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian,
yakni seorang da’i yang sudah dikenal pada masyarakat luas yakni Al-Habib
Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Dimana masing–masing
bab dibagi kedalam sub–sub dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I, Pendahuluan, Yang meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian ,
Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II, Pengertian Metode, yang meliputi Pengertian, Hakekat 11
Dakwah, Macam–Macam Dakwah, Tujuan dan Landasan Dakwah.
Pengertian Dakwah, yang meliputi Pengertian, Unsur–Unsur Dakwah.
Pengertian Majlis Ta’lim, meliputi Pengertian, Fungsi Majlis Ta’lim, Macam-
Macam Majlis Ta’lim.
BAB III, Pembahasan Mengenai Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin
Husein Syihab, Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab
BAB IV, Pembatasan Mengenai Konsep Metode Dakwah Habib
Rizieq Bin Husein Syihab, Hambatan–Hambatan yang dihadapi serta penanggulangannya
BAB V, Penutup Meliputi, Kesimpulan Saran, Daftar Pustaka, dan
Lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Dakwah
1. Pengertian Metode Dakwah
Secara etimologi, istilah metodologi berasal dari bahasa yunani
yakni dari kata “metodos” yang berarti cara atau jalan dan “logos” artinya
ilmu..1
Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang
efektif dan efisien. Efektif artinya antara biaya, tenaga dan waktu
seimbang. Dan efisien artinya suatu yang berkenaaan dengan pencapaian
suatu hasil.2
Dari beberapa pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa pengertian metode adalah suatu cara atau jalan dengan sistematis
untuk mencapai suatu tujuan yang dinginkan sehingga tujuan tersebut
dapat diperoleh dengan semaksimal mungkin.
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa metode adalah cara
yang sistematis dan teratur pelaksanaan suatu cara dan dakwah adalah cara
yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah. Jadi
dapat diartikan metode dakwah adalah cara–cara dakwah yang
dipergunakan oleh seseorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah
1 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h, 99. 2 Ibid., h. 99 12 13
yaitu al Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai kegiatan tertentu.3
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah
untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam), dalam menyampaikan
pesan suatu pesan dakwah metode sangat penting perannya suatu peran
walaupun baik tetapi disampaikannya lewat metode yang tidak benar
pesan itu bisa saja ditolak oleh sipenerima pesan.4
Menurut beberapa ahli metode dakwah yaitu:
a. Raifuddin, metode dakwah adalah cara berdakwah yang tepat sehingga
materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah.5
b. Dr Abdul Karim Zaidan, metode dakwah yaitu ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan cara penyampaian dan berusaha menyelamatkan
yang akan merintangi.6
2. Macam–Macam Metode Dakwah
Pada prinsipnya metode berpijak pada dua aktivitas yaitu aktivitas
bahasa lisan atau tulisan dan aktivitas badan. Aktivitas lisan dalam
menyampaikan pesan dapat berupa metode ceramah, diskusi, dialog,
petuah, nasehat, wasiat, ta‟lim, peringatan, dan lain–lain. Aktivitas tulisan
berupa penyampaian pesan dakwah melalui berbagai media massa cetak
(buku, majalah, Koran, pamplet, dan lain-lain). Aktivitas badan dalam
menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai aksi amal sholeh,
contohnya tolong menolong melalui materi, lingkungan, penataan
organisasi atau lembaga-lembaga keIslaman.
3 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Perenada Media, 2004), Cet. Ke- 1,h. 122 4 Ibid., h. 123 5 Raipuddin, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung Pustaka Setia, 1997), Cet. ke-1,h. 48 6 Abdul Karim Zaidan, Uslud Dakwah, (Bandung: Darul Amar Khatab, 1995), h. 6 14
Ada tiga pokok menjelaskan tentang pembagian metode dakwah yang terdapat dalam surat An-Nahl 125 adalah sebagai berikut:
a. Metode Hikmah (kebijaksanan)
Yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,
sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya,
mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.7
Kata “hikmah” dalam al-Qur‟an disebutkan sebanyak 20 kali
baik dalam bentuk nakiroh atau m‟rifat. Bentuk masdarnya adalah
“hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika
dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika
dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang
kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
Metode ini sasarannya adalah orang-orang yang berpendidikan.
Terhadap mereka harus dengan ucapan yang tepat, logis, diiringi
dengan dalil-dalil yang sifatnya memperjelas bagi kebenaran yang
disampaikan, sehingga menghilangkan keraguan mereka. Untuk itu
diharapkan bahwa ucapan dihadapan mereka itu benar-benar sesuai
dengan daya fikir mereka, yakni jelas, tepat, tegas dan ringkas.
b. Metode Mau’idzah Hasanah (Nasehat yang Baik)
Secara bahasa, mau‟idzah hasanah terdiri dari dua kata yaitu
mau‟idzah dan hasanah. Kata mau‟idzah berasal dari kata wa‟adza-
ya‟idzu-wa‟adzan-„idzatan yang berarti nasihat, bimbingan,
7 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana 2004), Cet ke-1 h. 136 15
pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan
dari sayyi‟ah yang artinya kebalikan lawannya kejelekan. Maka dapat
dipahami bahwa mauidzah dapat berupa kebaikan dapat juga berupa
kejahatan. Hal ini tergantung pada isi yang disampaikan pada
seseorang dalam memberikan nasihat dan anjuran, juga tergantung
pada metode yang dipakai pada pemberi nasihat.
Sasaran metode ini adalah orang-orang awam, materi yang akan
disampaikan kepada mereka harus sesuai dengan daya tangkap
mereka. Dihadapan mereka penyesuaian kata-kata harus logis dan
mudah difahami.
Dalam metode ini Mereka membutuhkan pelajaran yang baik
(mauidzah hasanah) ucapan yang mengenalkan (qaul baligh) serta
penjelasan tentang kebaikan mengikuti kebenaran, serta ancaman
(tarhib) mengikuti kebatilan, serta penjelasan atas dosa dan nista yang
terdapat dalam kebatilan. Begitu pula seterusnya sampai benar-benar
jelas kepada mereka ke jalan yang lurus dan cahaya yang terang serta
dapat menghilangkan keraguan mereka untuk masuk kedalam barisan
orang-orang mukmin di bawah panji Nabi dan Rasulallah yang paling
mulia. c. Metode Mujadalah/mujaddalah billati hiya ahsan (berdebat
dengan cara yang lebih baik)
Metode dakwah ketiga yang di sodorkan Al-Qur‟an dalam surat
An-Nahl, adalah mujadalah, yakni upaya dakwah melalui jalan
bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang baik, sopan, saling
menghargai dan tidak arogan. 16
Mujaddalah yaitu berdiskusi atau bertukar fikiran, diantara
manusia ada golongan yang tidak mudah menerima panggilan dan
keterangan hikmah, ilmiyah, filsafat, juga tidak mudah dipanggil
dengan seruan mau‟idah hasanah. Mereka ini harus dihadapi dengan
mujadalah atau diskusi dan bertukar fikiran. Kepadanya harus
ditunjukan hujjah dan argumentasi yang meyakinkan. 8
Dapat difahami bahwa metode dakwah adalah cara bagaiman
seseorang da‟i biasa menempatkan posisi ketika menyampaikan
pesan-pesan dakwah sesuai dengan pendengar (mad’u) yang sedang
dan akan dihadapi. Oleh karena itu, seorang da‟i diharapkan dapat
mengetahui latar belakang mad‟u sebelum menyampaikan materinya.
B. Pengertian Dakwah dan Unsur - Unsurnya
1. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, seruan,
panggilan, undangan. Jadi definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu
ilmu pengetahuan yang berisi cara–cara dan tuntunan–tuntunan,
bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk pendapat
pekerjaan yang tertentu.
Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.9
8 Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencan, 2004), Cet ke-1, h.137 9 M. Toha Yahya Omar, Islam dan Dakwah, (Jakarta: PT. Al-mawardi Prima. 2004) Cet ke-1 h. 67 17
Selain Pengertian di atas, Dakwah secara bahasa mempunyai makna yang bermacam – macam: a. Memanggil dan menyeru, seperti dalam firman Allah surat Yunus ayat
25:
Artinya: Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (syurga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus (Islam). b. Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar maupun yang
salah yang positif maupun yang negatif.
c. Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik
seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.
d. Do‟a (Permohonan), seperti dalam firman Allah;
“..... Aku mengabulkan permohonan jika ia meminta kepada ku....”
e. Meminta dan mengajak seperti ungkapan, do‟a bi-asyai‟i yang
meminta dihidangkan makanan atau minuman.
Dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti yang beraneka ragam. Banyak ahli ilmu dakwah memberikan definisi dakwah yang berbeda–beda. Hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan pandangannya tentang dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan beberapa definisi menurut para ahli di antaranya: a. Menurut M Quraisy Shihab.
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada ke insyafan/usaha untuk
mengubah situasi yang lebih baik atau sempurna, baik terhadap pribadi 18
maupun masyarakat.10 Ia Melihat bahwa dakwah bukanlah hanya
sekedar amar ma’ruf nahi munkar, tetapi merupakan usaha penyadaran
manusia sehingga bersedia diajak kepada kehidupan yang lebih baik
dan lebih sempurna, dengan melaksanakan ajaran Islam dalam seluruh
aspek kehidupan.
b. Menurut Amin Rais
Dakwah adalah setiap usaha reskontruksi masyarakat yang masih
mengandung unsur–unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islam.
Oleh karena itu, dakwah juga berarti Islamisasi seluruh kehidupan
manusia. Menurut Muhammad Naquib Al-Attas Islamisasi adalah
proses pembebasan manusia, pertama–tama dari segenap tradisi yang
bersifat animistis dan budaya nasional yang irasional. 11
c. Menurut M. Natsir
Dakwah adalah usaha–usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat. Konsepsi Islam dalam
pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar
ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam
perikehidupan dalam berumah tangga (usrah), perikehidupan
bermasyarakat dan kehidupan bernegara.12
d. Menurut H.M.S. Nasrudin Latief
Dakwah artinya setiap usaha atau aktifitas dengan lisan atau tulisan
10 Quraisy shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1993), Cet ke- 19, h. 194 11 Amien Rais, Cakrawala Islam, (Bandung: Mizan, 1996), h. 25-26 12 M. Nastir, Fungsi Dakwah Islam Dalam Rangka Perjuangan. (Jakarata: Media Dakwah, 1979), Jilid 1, h. 7 19
yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk
beriman dan menta‟ati Allah SWT sesuai dengan garis–garis aqidah,
dan syari‟ah akhlak Islamiyah.13
Dari beberapa pendapat di atas tentang pengertian dakwah.
Sebenarnya masih banyak lagi pengertian–pengertian dakwah yang
dikemukakan oleh para ulama yang lain akan tetapi beberapa
pengertian di atas sudah dapat memberikan gambaran pengertian
dakwah itu.
Walaupun beberapa pengertian dakwah di atas berbeda redaksinya,
akan tetapi setiap redaksinya memiliki tiga unsur pengertian pokok
yaitu:
1) Dakwah adalah proses penyampaian agama Islam dari seorang
kepada orang lain
2) Dakwah adalah penyampaian ajaran Islam tersebut dapat berupa
amar ma’ruf nahi munkar (ajaran kepada kebaikan dan mencegah
kemunkaran).
3) Usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya
suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan
sepenuhnya seluruh ajaran Islam.
4) Dakwah adalah interaksi dan dakwah adalah merupakan
perubahan.
5) Dengan demikian dakwah merupakan proses penyelenggaraan
13 Nasaruddin Latief, Teory Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Firma Dana tt), h. 11 20
suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi
cara-cara dan tuntutan bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan, suatu
ideologi, untuk mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT
menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat.14
2. Unsur – Unsur Dakwah
Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya
kegiatan–kegiatan Karena dakwah merupakan suatu usaha untuk
mengajarkan dan mewariskan suatu kewajiban bagi pemeluk setiap agama,
tidak hanya menjadi kewajiban setiap da‟i. Hal ini di sadari pada tugas
dasar manusia yang hidup di muka bumi ini, yaitu:
a. Sebagai hamba Allah SWT
b. Sebagai khalifah di muka bumi
c. Berdakwah di jalan Allah
Dari tugas manusia di atas jelaslah bahwa berdakwah merupakan
sebuah kewajiban. Dalam kegiatan dakwah kebutuhan adanya saling
mendukung antara unsur–unsur dakwah tersebut. Dan unsur–unsur
dakwah antara lain:
a. Subjek Dakwah (Da‟i)
Faktor subjek dakwah sangat menentukan keberhasilan aktifitas
dakwah. Maka subjek dakwah dalam hal ini da‟i atau lembaga dakwah
14 Samsul Munir Amin, Reskonstruksi Pemikiran Dakawah Islam, (Jakarta: Amzah, 1998), Cet ke- 1, h. 8 21
hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah yang professional. Baik
gerakan dakwah yang dilakukan individu maupun kolektif.
Profesionalisme sangat dibutuhkan, termasuk profesionalisme lembaga-
lembaga dakwah.15
Disamping professional kesiapan subjek dakwah baik
penguasaan terhadap materi, maupun penguasaan terhadap metode,
media dan psikologi sangat menentukan gerakan dakwah untuk
mencapai keberhasilannya.
Seorang da‟i harus memiliki bekal yang cukup dalam berdakwah
dan harus mampu membimbing untuk memahami realitas,
memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan akhirnya memperbaiki
objek dakwah (mad‟u). Dengan demikian dakwah yang di sampaikan
oleh da‟i menjadi luas, tidak terbatas hanya sekedar penyampaian ayat-
ayat Allah SWT secara harafiah semata–mata, lebih dari itu bagaimana
da‟i bisa mengantarkan mad‟u dari yang buruk menjadi lebih baik,
dengan menggunakan segala metode yang benar dan dapat di
pertanggung jawabkan.
Selain itu didalam berdakwah seorang da‟i harus memiliki
akhlakul karimah sebagaimana yang terkandung di dalam al-Qur‟an dan
As-Sunnah, di antaranya adalah: jujur, ikhlas, arif, sabar, lembut, kasih
sayang, pemaaf, rendah hati, tepat janji, wara‟ dan sebagainya.
Sebagaimana di wariskan oleh Rasulallah SAW.
15 Samsul Munir Amin, Reskonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, ( Jakarta: Amzah, 1998), Cet-1 h. 26 22
b. Objek Dakwah (Mad‟u)
Mad‟u (penerima dakwah) sebagai objek dakwah, perlu
diklasifikasi oleh da‟i dalam aktivitas dakwahnya, sehingga dengan
klasifikasi tersebut, akan memudahkan da‟i dalam menyampaikan
pesan–pesan dakwahnya.16
Objek dakwah (mad‟u) Merupakan penerima pesan dakwah dari
subjek dakwah. Keberadaan mad‟u yang sangat heterogen baik dalam
ideology, pendidikan, status sosial, serta pekerjaan dan sebagainya.
Dalam kegiatan dakwah unsur ini harus diperhatikan karena ini
merupakan sasaran dakwah yang melaksanakan tujuan dakwah. Oleh
sebab itu, dalam berdakwah seorang da‟i harus memahami karakteristik
objek dakwah agar dakwah yang disampaikan dapat diterima dan
diamalkan. d. Message Dakawah ( Materi Dakwah)
Adapun Message atau pesan-pesan dakwah, harus disampaikan
secara menarik tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah
untuk mengkaji tema–tema islam yang pada gilirannya objek dakwah
ingin mengkaji materi agama Islam dan meningkatkan kualitas
pengetahuan ke Islaman untuk pengalaman keagamaan objek dakwah.17
Hal yang terpenting dalam pemberian materi (Pesan Dakwah) adalah
tidak boleh menyimpang dari Al-Qur‟an dan hadits.
16 Ibid. 28 17 Ibid., 28 23
e. Media Dakwah
Selain materi, media dakwah juga menentukan sebuah
keberhasilan dakwah. Penggunaan media dan alat–alat modern bagi
pengembangan dakwah adalah suatu keharusan, antara lain: media
cetak, media broadcasting, film, media, audio visual, internet, maupun
media elektronik lainnya.18
Media juga bisa dijadikan perantara. Maka sebagai perantara atau
alat bantu yang digunakan oleh da‟i untuk menyampaikan dakwahnya
kepada mad‟u itulah yang disebut sebagai media dakwah. Media
dakwah saat ini mulai berkembang tidak hanya mimbar ke mimbar
tetapi telah mengikuti perkembangan zaman. Dakwah kini biasa
dilakukan diberbagai media, mulai dari media cetak sampai media
elektronik seperti internet. Oleh karena itu da‟i harus mampu
memanfaatkan berbagai hal yang dapat mendukung proses dakwah
termasuk media–media yang saat ini mulai digandrungi. f. Metode Dakwah
Metode dakwah artinya cara atau jalan yang ditempuh untuk
menarik atau mengajak manusia baik dengan perkataan atau perbuatan
menuju jalan yang diridhoi Allah ta‟ala secara efektif dan efisien.
Metode dakwah dalam menjalankan fungsinya memiliki beberapa
bentuk yang setiap bentuknya memiliki fungsi masing–masing. Bentuk
metode dakwah bersumber pada al-qur‟an surah An-Nahl. Ayat 125:
18 Ibid., 27 24
Artinya: Serulah pada jalan tuhanmu dengan Hikmah, dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat di jalannya. g. Tujuan Dakwah
Dalam melaksanakan usaha dakwah agar sesuai dengan rencana
harus memiliki tujuan yang jelas.
Tujuan merupakn pernyataan bermakna, keinginan yang
dijadikan pedoman manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil
tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertenu.
Tujuan dakwah itu adalah tujuan yang diturunkan ajaran Islam bagi
umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki
kualitas aqidah, ibadah serta akhlak yang tinggi.19
Ada beberapa faktor yang mengartikan tujuan dakwah yaitu
sebagai berikut:
1) Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa selaras dengan misi dan visi
dakwah itu sendiri.
2) Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah
konkrit dan bisa diantisipasi kapan terjadinya.
3) Layak (feasible) tujuan dakwah hendaknya berupa suatu tekad yang
bisa diwujudkan (realitas).
4) Luwes (fleksibel), itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka
(sensitive) terhadap perubahan situasi dan kondisi umat.
19 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana 2004), Cet ke-1 h. 60 25
5) Bisa di pahami (undrenstandable), tujuan dakwah haruslah mudah
di pahami dan di cerna.
Secara umum tujuan dakwah dalam al-Qur‟an yaitu bertujuan
untuk menghidupkan hati yang mati, surah al-Anfal 24
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.20
C. Majlis Ta’lim
1. Pengertian Majlis Ta’lim
Majlis ta‟lim adalah lembaga swadaya masyarakat murni, yang
dikelola, dipelihara, dikembangkan dan didukung oleh anggotanya.
Oleh karena itu merupakan wadah masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. 21
2. Fungsi Majlis Ta’lim
Manfaat majlis akan terasa mempunyai makna bagi jama‟ahnya
apabila kebutuhan masing–masing jama‟ah terpenuhi. Para mubaligh
atau da‟i sangat penting untuk mengetahui kebutuhan–kebutuhan
mereka, agar ia dapat menyesuaikan atau mengarahkan jama‟ah pada
tujuan yang ingin dicapai.22
20 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet ke-1, h. 61-62 21 Tuty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim, (Bandung: Mizan, 1997), h. 75 22 Ibid., 75 26
Majlis ta‟lim hanya akan mampu memeuhi kebutuhan sesuai
kemampuan dan fungsinya, adapun beberapa fungsi majlis ta‟lim
sebagai berikut:23
1) Tempat memberi dan memperoleh tambahan ilmu dan kemampuan
2) Tempat mengadakan kontak dan pergaulan sosial
3) Tempat bersama–sama mewujudkan minat sosial
4) Tempat untuk mendorong agar lahir kesadaran dan pengamalan
yang menyejahterakan hidup rumah tangga.
3. Macam–Macam Majlis Ta’lim
Majlis ta‟lim yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat
Indonesia jika di kelompokan ada berbagai macam yaitu.24
a. Dilihat dari dari Jama‟ahnya
Bila dilihat dari jama‟ah atau anggota masyarakat yang mengikuti
majlis ta‟lim, ada beberapa macam yaitu:
1) Majlis ta‟lim kaum ibu/muslimah/perempuan
2) Majlis ta‟lim kaum bapa/muslimin/laki-laki
3) Majlis ta‟lim kaum remaja
4) Majlis ta‟lim anak–anak
5) Majlis Ta‟lim campuran laki–laki dan perempuan/kaum bapak dan
ibu
b. Dilihat dari Organisasinya
Jika dilihat dari organisasinya, majlis ta‟lim ada beberapa macam
yaitu:
23 Ibid., 76 24 Muhsin MK, Manajemen Majlis Ta’lim, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), h. 9-12 27
1) Majlis ta‟lim biasa
Majlis ta‟lim ini hanya di bentuk oleh masyarakat atau lingkungan
setempat tanpa memiliki legalitas formal, kecuali hanya
memberitahu kepada lembaga pemerintah setempat.
2) Majlis ta‟lim berbentuk yayasan
Majlis ta‟lim ini telah resmi dijadikan yayasan yang telah terdaftar
dan telah memiliki akte notaris.
3) Majlis ta‟lim berbentuk ormas
Majlis ta‟lim dapat berbentuk ormas jika sudah memiliki pimpinan
ditingkat pusat, wilayah, dan daerah hingga cabang dan ranting.
4) Majlis ta‟lim di bawah ormas
Majlis ta‟lim ini di bawah naungan ormas keagamaan atau dakwah,
yang mana pengurusnya ditetapkan oleh pimpinan ormas tersebut.
5) Majlis ta‟lim di bawah orsospol
Majlis ta‟lim ini dibawah naungan orsospol tertentu dan
pengurusnya merupakan aktifis atau pengurus orsospol tersebut. c. Dilihat dari Tempatnya
Bila dilihat dari tempatnya yang di gunakan dalam
melaksanakan kegiatannya, majlis ta‟lim ada beberapa macam yaitu:
1) Majlis ta‟lim masjid atau mushola
Majlis ta‟lim ini berada dilingkungan masjid atau mushola dan
merupakan dari salah satu kegiatan dari masjid atau mushala
bersangkutan 28
2) Majlis ta‟lim perkantoran
Majlis ta‟lim ini berada dilingkungan perkantoran dan umumnya
merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis di perkantoran
tersebut
3) Majlis ta‟lim perhotelan
Majlis ta‟lim ini berada dilingkungan perhotelan dan umumnya
merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis di perhotelan
tersebut
4) Majlis ta‟lim industri/pabrik
Majlis ta‟lim ini berada dilingkungan pabrik dan umumnya
merupakan salah satu kegiatan dari organisasi rohis dipabrik
tersebut
5) Majlis ta‟lim perumahan
Majlis ta‟lim ini berada dilingkungan komplek perumahan yang di
bentuk dan di dirikan oleh para keluarga muslim yang berada di
perumahan tersebut. BAB III
PROFIL HABIB RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB dan GAMBARAN UMUM
MAJELIS TA’LIM JAMI AL-ISHLAH JAKARTA PUSAT
A. Riwayat Hidup Habib Rizieq Bin Husein Syihab.
1. Sejarah Singkat Kehidupan Habib Rizieq Bin Husein Syihab
Seorang habib merupakan kelompok elit dari sebagian masyarakat,
baik dilihat dari segi pemahaman ke agamaan (ilmu agama) ataupun dari
segi sosial ekonomi.1 Sebab sebagai suatu kelompok para habib/kiai
memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam masyarakat.
Sebutan atau gelar habib dikalangan Arab-Indonesia dinisbatkan
secara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-
Zahra (berputra Husain dan Hasan) dan Ali bin Abi Thalib atau keturunan
dari orang yang bertalian keluarga dengan Nabi Muhammad (sepupu Nabi
Muhammad). Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan
Husain bin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib dan Fatimah bin Nabi
Muhammad. Dilain pihak Ali bin Abi Thalib juga memiliki keturunan dari
isteri-isteri lainnya. Gelar Habib tersebut terutama ditujukan kepada
mereka yang memiliki pengetahuan agama Islam yang mumpuni dari
golongan keluarga tersebut. Gelar Habib juga berarti panggilan
kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari golongan keluarga tersebut.
Diperkirakan di Indonesia terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang masih
1 Bisri Effendy, A.Nuqoyyah, Gerak Transformasi Scocial Madura, (Jakarta : P3M, 1985), h. 51 29 30
hidup yang berhak menyandang sebutan ini. Di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut.
Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang diseluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (disebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.
Dalam perkembangannya, khususnya dikalangan masyarakat muslim Indonesia, gelar ini tidak hanya disandang oleh para da’i dari
Yaman saja, karena warga telah memuliakan mereka sebagai pemimpin mereka tanpa melihat asal-usul keturunan dengan alasan seorang menjadi alim tidak diakibatkan oleh asal keturunannya. Selain itu terjadi pula pelanggaran terhadap aturan, dengan menarik garis keturunan secara matrilineal (keturunan dari perempuan juga diberi hak menyandang
"habib") walaupun akhirnya pernyataan ini hanyalah sebuah fitnah dari kaum orientalis untuk menghilangkan rasa hormat masyarakat idonesia terhadap kaum kerabat Nabi Muhammad.
Para habib sangat dihormati pada masyarakat muslim Indonesia karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari Nabi Muhammad. Penghormatan ini sangat membuat gusar para kelompok anti-sunnah yang mengkait-kaitkan hal ini dengan bid'ah. Para Habaib (jamak dari Habib) di Indonesia sangatlah banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama islam. Sudah tak terhitung jumlah orang yang akhirnya memeluk agama
Islam ditangan para Habaib. 31
Beberapa habib yang populer
a. Habib Ali Kwitang, pendiri Majelis Ta'lim Kwitang Jakarta.
b. Habib Ali Alatas, mantan menteri luar negri
c. Habib Rizieq, pendiri dan ketua FPI
d. Husein Ali Alhabsi, ulama tuna netra ketua Ikhwanul Muslimin
Indonesia
e. Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf, Pemimpin Majelis Ta'lim Nurul
Musthofa Jakarta
f. Habib Munzir AlMusawa, pemimpin Majelis Ta'lim Majelis
Rasululloh SAW Jakarta
g. Habib Nabil Al Musawa (adik Habib Munzir) wakil rakyat
Kalimantan Selatan di DPR dari Partai Keadilan Sejahtera
h. Habib Aboe Bakar Alhabsi, wakil rakyat Kalimantan Selatan di DPR
dari Partai Keadilan Sejahtera
i. Habib Salim Segaf Al-Jufri, Menteri Sosial Kabinet Indonesia Bersatu
II
j. Habib Muhammad Ridwan Al-Jufrie, Qari & Hafidz Muda dari Jawa
Barat yang Kuliah di Al-Azhar University Cairo
Al-Habib Mohammad Rizieq bin Husein Syihab atau populer dengan panggilan Habib Rizieq lahir di Jakarta 24 Agustus 1965 adalah salah satu pendiri FPI. Kini ia menjabat sebagai Ketua Umum Majelis
Ta’lim Tanfidzi Dewan Pimpinan Pusat FPI periode 2003-2008. Otoritas
Rizieq sendiri berasal dari pengikut lokalnya di daerah sekitar tempat 32
tinggalnya di Jakarta/ Betawi karena mereka percaya Rizieq adalah
keturunan Nabi Muhammad. Walaupun pengikut Rizieq kebanyakan lokal
namun FPI sendiri mengklaim di dukung oleh 15 juta simpatisan.2 Selain
itu juga beliau seorang pendiri Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah Petamburan
Jakarta Pusat. 3
Habib Rizieq Bin Husein Syihab sudah berkeluarga dan memiliki
tujuh orang anak, satu laki – laki dan enam perempuan. Istri Habib Rizieq
bernama Syarifah Fadlun Binti Yahya. Habib Rizieq mempunyai tujuh
orang anak, pertama Rufaidah, kedua Humaira, ketiga Zulfa, keempat
Najwa, kelima Mumtaz, keenam Fairus, ketuju Zahra.4 Di dalam keluarga
beliau memiliki keluarga yang romantis dan sangat humoris, cara beliau
bertutur sapa kepada anak istri sangatlah halus di tengah-tengah
kesibukannya. Beliau melaksanakan dakwah islamiah biarpun membagi
waaktunya untuk keluarga kepada putra dan putrinya dan beliau sangat
menekankan pendidikan agama sejak kecil. 5
Al-habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab adalah generasi
ke-38 dari Rasulallah SAW. Ia menyelesaikan pendidikan S1 bidang Fiqih
dan Ushul di King Saud University Riyadh Saudy Arabia dan meraih S2
bidang Syari’ah di University Malaya Kuala Lumpur Malaysia. Kini
kandidat Doktor di bidang dan universitas yang sama.
Penulis adalah seorang Sarjana yang aktif sebagai pendidik di
2 Pofil Pendiri dan Pengasuh Majlis Ta’lim Jami AL-Ishlah. (Amar Ma’ruf Nahi Munkar, 2008), Edisi. Kedua 3 Irfan Syaifuddin, Jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, Jakarta, mei 2011 4 Profi, Pendiri dan Pengasuh Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, ( Amar Ma’ruf Nahi Munkar 2008), Edisi ke dua, h. 5 Ust. Shaleh Mahmud, Sekertariat. Wawancara Pribadi, Jakarta, 5 mei 2011. 33
sekolah, Pengajar di Majelis Ta’lim da’i diatas mimbar, pimpinan
organisasi, orator dalam aksi, panglima di medan juang, mengubah Syair
Islami, penulis buku dan Pembina para preman dan narapidana diberbagai
lembaga permasyarakatan.
2. Perjuangan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab
Sejak mendeklarasikan dan memimpin Front Pembela Islam tahun
1998 hingga kini dirinya senantiasa menjadi sasaran tembak, kritik,
kecaman, tuduhan, tudingan, hinaan, fitnah dan caci maki, bahkan teror,
ancaman dan intimidasi serta target pembunuhan. 6
Ditahun 2002, penulis dijebloskan dalam sel tahanan salemba kini
di tahun 2008 kembali dikurung dalam sel tahanan polda meto jaya.
Sebabnya sederhan yaitu dakwahnya dianggap provokasi dan hasutan,
Amar Ma’ruf Nahi Munkarnya dianggap radikal dan anarkis, sedangkan
kritik dan protesnya dianggap penghinaan dan penistaan terhadap
penguasa.
Sejarah mencatat, di akhir tahun 2004 pasca Tsunami, Habib
Rizieq memimpin langsung seribu relawan FPI ke aceh untuk
mengevakuasi, mengurus dan memakamkan tidak kurang dari 70.000
mayat, selama empat bulan.
Sikap hidupnya lembut terhadap ikhwan keras terhadap kejahatan
santun dalam kema’rufan tegas melawan kemunkaran penuh canda riang
dalam keseharian geram menggetarkan para ahli kezhaliman karenanya ia
disegani kawan ditakuti lawan.
6 Habib. Faishal, Asisten Habib, Humas, Koordinator Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, Wawancara Pribadi, Jakarta 15 mei 2011 34
Basis pesantren FPI adalah Pesantren Al-Umm, namun hampir
seluruh aktivitas FPI berasal dari markasnya di Petamburan dekat rumah
Rizieq. Organisasi FPI yang dipimpinnya termasuk kontroversial karena
aksi-aksinya, dan Rizieq sendiri cukup vokal dalam menyuarakan
pendapatnya seperti yang dimuat dalam media.
Pada bulan Juni 2008 Rizieq ditangkap sebagai tersangka Insiden
Monas dan dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 221 KUHP tentang
melindungi atau menyembunyikan pelaku kejahatan pasal permusuhan dan
penghasutan, serta organisasi yang kerap melakukan aksi anarki.
Sementara anggota FPI lainnya yang ikut ditahan dijerat dengan pasal 170
KUHP tentang penyerangan.
3. Pendidikan dan Karir Habib Rizieq Bin Husein Syihab
Habib Rizieq tidak dididik di pesantren. Namun sejak berusia
empat tahun, ia sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Ibunya yang
sekaligus berperan sebagai bapak dan bekerja sebagai penjahit pakaian
serta perias pengantin, sangat memperhatikan pendidikan Habib Rizieq
dan satu anaknya yang lain.
Setelah lulus SDN 1 Petamburan tahun 1975 Habib Rizieq masuk
ke SMP 40 Pejompongan Jakarta Pusat. Ternyata jarak sekolah dengan
rumahnya di Petamburan juga terlalu jauh. Ia pun kemudian dipindahkan
ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, SMP Kristen
Bethel Petamburan tahun 1979. Tahun 1982 beliau lulus di SMA Islamic
Village Tangerang lalu beliau meneruskan studinya di King Saud 35
University Arab Saudi, jurusan studi agama islam (fikih dan ushul) yang di
selesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Tahun
1990 beliau mengambil S2 di bidang Syari’ah di University Malaya di
Malaysia di universitas antar bangsa dan kini kandidat Doktor di bidang
dan Universitas yang sama.
Sekarang beliau menjabat sebagai kepsek Madrasah Aliyah Jamiat
Kheir Jakarta, Dewan Syariat BPRS At-Taqwa Tangerang,
Pimpinan/pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek, Ketua Umum Front
Pembela Islam (FPI).
Ayah Habib Rizieq bernama Husein Syihab (Almarhum) Ibunya
bernama Sidah Alatas dan istrinya bernama Fadlun Yahya. Beliau
mempunyai tujuh orang anak yaitu Rufaidah Syihab, Humaira Syihab,
Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Muntaz Syihab, Fairus Syihab, Zahra Syihab.
4. Tujuan Dakwah Habib Rizieq Bin Husein Syihab
Tujuan Dakwah Habib Rizieq bin Husein Syihab adalah amar
ma’ruf nahi munkar, yaitu menyeru kepada kebajikan mencegah
kemunkaran dan mengajak para muslimin dan muslimat untuk:
a. Membaca Al-Qur’an.
b. Mengenalkan berbagai kitab–kitab dan menjelaskannya.
c. Mengenalkan dengan cara mempraktekan shalat, haji dan sebagainya.
d. Mengagungkan dan membesarkan nama Rasulallah SAW dengan
pembacaan maulid dan shalawat.
e. Mempraktekan kegiatan bakti sosial bencana alam dengan terjun
langsung ke lapangan. 36
5. Karya-Karya Tulis Habib Rizieq Bin Husein Syihab
Adapun karya–karya yang telah dicapai adalah:
1. Koleksi MP3 ceramah. CD ini berisi kumpulan dakwah ceramah al
Habib Rizieq Shihab. Isi dalam CD ini adalah:
a. Kajian ilmiah kritik tafsir liberal
b. Hikmah haji dan umroh
c. Kemaksiatan terorganisir
d. Ketika amar makruf nahi mungkar ditinggalkan
e. Membongkar kebohongan ahmadiyah
2. Kumpulan–kumpulan shalawat yang disusun oleh Habib Rizieq Bin
Husein Syihab.
3. Karangan buku Habib Rizieq Bin Husen Syihab dengan judul “Amar
Ma’ruf Nahi Munkar” cetakan pertama dan ke dua, tentang perjuangan
Front Pembela Islam (FPI), profil dan Tanya jawab tentang berbagai
tuduhan terhadap gerakan nasional anti ma’siat di Indonesia
B. Gambaran Umum Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah
1. Letak Geografis Majelis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah terletak didekat rumah Habib Rizieq
tempatnya di masjid, di jalan petamburan III rt.004 rw.04 kel. Petamburan
Kec. tanah abang Jakarta pusat. Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ini
bergabung dengan masjid Jami Al-Ishlah, oleh karena itu maka nama
Majlis ini disamakan oleh nama masjid. Dan kepengurusannya pun
digabung. 37
2. Sejarah dan Perkembangan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Sejarah terbentuknya majlis ta’lim Jami Al-Ishlah pada tahun 1993
oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab dan dibantu oleh ust dan habib-
habib lain, pada awalnya majlis ta’lim jami al-Ishlah diikuti hanya 10
sampai 20 jama’ah saja. Pada tahun 1998 jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al-
Ishlah mulai berkembang dan jama’ahnya lebih dari 200 orang.
3. Visi, Misi dan Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ialah organisasi keagamaan yang
yang mayoritas jama’ahnya adalah pemuda pemudi. Dari hal demikian
dapat diselaraskan dengan visi, misi dan tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-
Ishlah yaitu:
a. Visi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
1. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk
mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya
para pemuda untuk lebih mengenal islam secara kaffah.
2. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru
kepada kaum muslimin dan muslimat khususnya para Pemuda untuk
menteladani akhlak dan sifat Rasulalalah.
b. Misi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
1. melaksanakan syi’ar islam melalui pengajian dan pelajaran
2. mengajarkan tentang islam secara menyeluruh dan kaffah
3. tidak hanya mengajarkan secara teori tapi juga secara praktek 38
c. Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
1. Menjadi wadah organisasi yang memberikan manfaat kepada
masyarakat baik dunia maupun akhirat
2. menegakan hisbah dalam rangka untuk menerapkan syari’at islam
secara kaffah
4. Tujuan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Setiap majlis ta’lim tentunya memiliki tujuan yang luhur dalam
meningkatkan kwalitas ketakwaan dan mensyiarkan islam. Tujuannya
adalah berusaha menyampaikan pesan Al-Qur’an dan Al-Hadist dan
sunan-sunah Rasulallah Saw dalam satu wadah atau perkumpulan agar
mereka mengerti hukum-hukum Allah SWT sehingga mereka mau
menjalankan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan Allah Swt agar
terhindar dari azab Allah Swt dari tujuan inilah Majlis ta’lim Shalawat
menyampaikan dakwah islam, adapun tujuan tersebut adalah:
a. Untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan kpada Allah SWT
b. Untuk membentuk jama’ah Majlis Jami Al-Ishlah dan masyarakat yang
islami yang melaksanakan ajaran agama islam dengan penuh kesadaran.
mewujudkan rasa ukhuwah islamiyah diantara para jama’ah majlis Jami
Al-Ishlah dan mempererat tali silaturahmi masyarakat dan
mempersatukan ulama di antaranya habib KH dan Ustad.
c. Menambah tempat pendidikan nonformal berupa majlis ta’lim guna
membantuk masyarakat setempat untuk belajar.
d. Untuk lebih dimengerti oleh jama’ah maka tidak hanya di adakan teori
saja melainkan dipraktekan juga. 39
e. Untuk melaksanakan dakwah, dalam rangka untuk menerapkan islam
secara kaffah.
5. Struktur Organisasi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Pelindung : KH. Drs. Misbahul Anam
Pembina : Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab
Penasehat : Al-Habib Ali Bin Sahil
Al-Habib Muhsin Umar Alatas.Lc
Pengawas : KH. Cecep Bustomi
Ketua Umum : KH. Drs. Munif Ahmad
Sekretariat Umum : Ust. Sholeh Mahmud (Ust. Solmet)
Bendhara Umum : Sobari
Divisi – Divisi
Divisi Keagamaan : Ust. Ahmad
Muhaimin
Divisi Sosial : Bahri
Irfan Syaifuddin
Divisi Keuangan : Imron Khusyairi
Rifky
Divisi Humas : Ma’mun Salim, Ahmad yani
C. Program Kerja Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Dalam rangka mengembangkan konsep dakwah yang dimiliki Majlis
Ta’lim Jami Al-Ishlah, maka segenap pengurus merumuskan dan menyusun
segala kegiatan dakwahnya secara sistematis, terarah dan kesinambungan. 40
Berhasil atau tidaknya ditentukan oleh perencanaan dan perumusan yang matang.
Adapun Program kerja Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah terdiri dari:
1. Program Jangka Pendek
a. Mengajarkan ta’lim muta’alim
b. Syarah arba’ain nawawiyah
c. Fiqhul haji karangan imam syafi’i
d. Shalawat-shalawat yang diiringi dengan hadroh dan marawis
e. Praktek shalat dan haji
f. Ujian setiap enam bulan sekali
2. Program Jangka Panjang
a. Peringatan Maulid
b. Perayaan haplah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
c. Buka puasa bersama
d. Santunan anak yatim piatu dan kaum duafa
e. Baksos sekaligus menjadi relawan bencana alam
f. Takling (Takbir keliling)
g. Halal Bihalal di kediaman Habib Rizieq Bin Husein Syihab
3. Kegiatan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Kegiatan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah setiap malam kamis ba’da
magrib sampai selesai, ta’lim ditutup minimal jam 10 malam, sebelum
ta’lim di mulai, di buka dengan shalawat hadroh dan marawis setelah itu
ta’lim dimulai dengan pelajaran Ta’lim Muta’alim yang d iajarkan oleh
KH. Zuanda Iswanda kemudian di lanjutkan dengan ustad sobri dengan 41
pelajaran Syarah Arba’in Nawawiyah, dan kemudian beberapa Ustad
lainnya seperti Ustad Misbah mengajarkan Kitab-kitab yang lainnya
seperti aqidah akhlak.
Ba’da isya baru dimulai ta’lim inti yang diajarkan oleh habib rizieq
yaitu kitab Fiqih haji yaitu kitab utama, stelah ta’lim selesai baru didakan
tanya jawab, setiap selesai membuka kitab fiqih selalu ada sesi tanya
jawabnya, dan setelah tanya jawab selesai lalu di buka sesi mimbar bebas,
sesi mimbar bebas itu maksudnya jika ada ustad yang mau menyampaikan
ilmu atau pesannya kepada jamaa’ah dipersilahkan untuk menyampaikan.
Ta’lim selesai minimal jam 10 malam. Setelah pembahasan materi yang
diajarkan habib rizieq selesai maka di adakan sesi praktek, sesi praktek
biyasanya di ajarkan satu bulan sekali. Sesi praktek diguna agar para
jama’ah lebih memahami teori yang telah di ajarkan.
4. Fasilitas Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah
Diantara fasilitas Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu:
a. Infocus,
b. Laptop.
c. OHP.
d. Set sound system.
e. Layar slide dengan power point.
f. Lembar foto copy.
g. Marawis dan hadroh.
h. White board.
i. 2 buah bus untuk di gunakan apabila ada praktek haji dan baksos. BAB IV
TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Metode Dakwah Habib Rizieq
Da’i adalah subyek dalam kegiatan dakwah. Da’i memiliki peranan
yang dominan dalam menentukan keberhasilan dakwah. Maka seorang da’i
harus benar–benar memiliki kemampuan yang baik dalam bidang dakwah
Islam. Kemampuan seorang da’i dapat dilihat dari ilmu yang dimilikinya dan
metode yang digunakannya dalam berdakwah. Metode dakwah adalah salah
satu komponen utama dakwah yang penting diketahui bagi seorang da’i. Da’i
yang baik akan mampu memilih metode yang menurutnya baik dan sesuai
dengan kemampuannya dan sasaran mad’unya.
Di dalam surat an-Nahl ayat 125 dijelaskan beberapa metode dakwah
yang dapat digunakan seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya.
Metode–metode tersebut adalah bil hiqmah, mauidzah hasanah, dan
mujaddalah. Sebagaimana telah tertera dalam Al-Qur’an surat an-Nahl ayat
125.
Habib Rizieq dalam menyampaikan dakwahnya beliau selalu
berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Selain itu penyampain
dakwahnya dilakukan dengan pendekatan dengan mad’unya. Ini berarti
bahwa Habib Rizieq memilih metode bil hikmah dalam menyampaikan
dakwahnya. Dalam bahasa komunikasi hikmah itu menyangkut situasi total
yang mempengaruhi sikap komunikan. Dengan kata lain apa yang dimaksud
42 43
bil hikmah itu merupakan salah satu metode pendekatan komunikasi yang
dilakukan atas dasar persuasif.1
Metode dakwah bil hikmah ini sesuai digunakan terutama bagi mad’u
yang memiliki intelektual yang tinggi. Prinsip-prinsip metode dakwah bil
hikmah ini ditunjukan terhadap mad’u yang kapasitas intelektual
pemikirannya terkategorikan khas, cendikiawan, atau ilmuan.2
Dengan berpedoman kepada kitab suci al-qur’an dan Hadits Nabi
SAW bagi manusia perintah dakwah wajib bagi muslim dan muslimat yang
sudah terkena hukum syara dalam Islam maka wajib hukumnya menegakan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan mengajak atau berdakwah kepada
kebenaran dan mengajak manusia kepada jalan yang lurus yang dirahmati dan
diridhoi Allah SWT.
Adapun metode dakwah Habib Rizieq yang direalisasikan dan
dikembangkan di dalam Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu metode bil
hikmah.
Kata “hikmah” dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 20 kali baik
dalam bentuk nakiroh atau ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman”
yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan
hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah
maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan
tugas dakwah.
1 Toto Tasamara, Kominikasi Dakwah ( Jakara:Gaya Media Pratama, 1997), cet Ke-1, h. 2 Asep Muhidin, Dakwah Dalam Persfektif Al-qur’an: Study Krisis Atas Visi dan Misi, dan Wawasan, (Bandung: CV, Pustaka Setia, 2002), h.164 44
Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl (keadilan), al-haq
(kebenaran), al-hilm (ketabahan), al’ilm (pengetahuan), dan an nubuwwah
(kenabian).
Metode hikmah artinya dengan dalil atau hujjah yang nyata atau jelas.
Sehingga menampakan kebenaran dan menghilangkan kesamaran.
Cara ini tertuju kepada mereka yang ingin mengetahui hakikat kebenaran yang sesungguhnya, yakni mereka yang memiliki kemampuan berfikir yang tinggi atau sempurna, seperti para ulama, pemikir dan para cendikiawan
Orang yang memiliki hikmah disebut al-hakim yaitu orang yang memiliki pengetahuan yang paling utama dari segala sesuatu.
Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama dan tuhan.
Sesuai yang dijelaskan dalam al-qur’an surat An-Nahl ayat 125 bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan hikmah yaitu dengan perkataan yang jelas dan benar yang dapat membedakan yang hak dengan yang bathil.
Setiap orang yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwahnya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dapat memahami betul apa yang disampaikan da’i tersebut.
Dalam melaksanakan dakwahnya Habib Rizieq menggunakan metode bil hikmah agar pesan dakwah yang disampaikan oleh Habib Rizieq dapat diterima dengan baik oleh mad’u. 45
Oleh karena itu Habib Rizieq menggunakan metode dakwah pada jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah dengan bentuk ceramah agama melalui metode bil hikmah.
Bentuk dari metode bil hikmah yang digunakan Habib Rizieq dalam dakwahnya antara lain:
1. Ceramah
Ceramah merupakan metode dakwah yang dilakukan dengan
menggunakan lisan atau ucapan dan dapat dilakukan dengan ceramah,
ceramah merupakan teknik yang banyak digunakan oleh seorang da’i
untuk berdakwah.
Audio visual merupakan alat komunikasi yang digunakan
dengan memanfaatkan indra penglihatan dengan menangkap data,
jadimedia komunikasi sangat berperan penting dalam kelangsungan
dakwah.
Media merupakan alat bantu atau perantara yang sangat penting
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u,
mediapun merupakan alat pendukung yang sangat penting untuk
berdakwah. Sebagai media komunikasi, audio visual juga dapat
memainkan peran penting sebagai seruan menarik untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwah untuk manusia, termasuk pesan-
pesan keagamaan yang dikemas dengan pesan-pesan dakwah.
Selain menggunakan dakwah bil lisan, Habib Rizieq juga
berdakwah dengan salah satu media dakwah yakni dengan media audio
visual dengan merekam dakwah setiap melakukan majlis ta’lim. 46
Habib Rizieq dalam menyampaikan materi ceramah dalam majlis
Jami al-Ishlah yaitu setiap malam Kamis ba’da magrib sampai selesai, ta’lim ditutup minimal jam 10 malam, sebelum ta’lim dimulai dibuka dengan shalawat hadroh dan marawis setelah itu ta’lim dimulai dengan pelajaran ta’lim muta’alim karangan Imam Al-Gozali yang diajarkan oleh
KH. Zuanda Iswanda kemudian dilanjutkan dengan Ustad Sobri Lubis dengan pelajaran syarah arba’in nawawiyah, kemudian beberapa ustad lainnya seperti ustad misbah mengajarkan kitab kitab tambahan lainnya.
Ba’da isya baru dimulai ta’lim inti yang diajarkan oleh Habib
Rizieq dengan kitab al-Fiqhul haji karangan Imam Syafi’i yaitu kitab utama yang membahas tentang haji. Setelah ta’lim selesai baru diadakan tanya jawab, setiap selesai membuka kitab fiqih selalu ada sesi tanya jawab dan setelah tanya jawab selesai lalu dibuka sesi mimbar bebas.
Ta’lim selesai minimal jam 10 malam, setelah pembahasan materi yang diajarkan Habib Rizieq selesai maka diadakan sesi praktek. Sesi praktek biasanya diajarkan satu bulan sekali bertujuan untuk jama’ah lebih memahami teori yang telah diajarkan.
Habib Rizieq mempunyai ciri khas ketika beliau ceramah. Selain beliau menggunakan logika dalam pembahasan ceramah, Habib Rizieq juga mempunyai gaya bahasa yang lemah lembut dan sejuk dalam ceramah. Dengan sedikit humor yang mendidik sehingga jam’ah yang mendengarkan merasa mudah dipahami dan tidak merasa jenuh serta tidak monoton. Selain itu, Habib Rizieq sangat tegas dalam ceramah sehingga 47
para mad’u yang mendengarkan menjadi lebih semangat dan tidak
mengantuk.
Dengan menerapakan metode seperti ini banyak sekali membawa
hasil yang diinginkan para da’i hal ini terbukti dengan bertambah banyak
murid atau jama’ah Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah. Dengan metode bil lisan
atau ceramah suatu metode yang sangat baik dalam berdakwah karena
menurut beliau cara ini yang dapat dilakukan oleh seorang da’i untuk
melakukan dakwah secara tatap muka langsung dengan para jama’ah
Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah.
Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah pimpinan Habib Rizieq senantiasa
dipenuhi dengan pembacaan kitab-kitab yang sangat bermanfaat dan
perbincangan mengenai keagamaan sehingga jama’ah tidak akan berbicara
perkara yang mengakibatkan berbuat dosa seperti gibah, namimah ataupun
mencaci atau juga bicara yang kosong yang tidak ada hasilnya dan tidak
bermanfaat sama sekali. Apa yang dituturkan hanyalah dzikir, diskusi
tentang agama, bershalawat dan nasihat untuk para jama’ah khususnya
para kaum muslimin dan muslimat.
2. Dakwah Bil Hal
Metode dakwah bil hal adalah metode yang dilakukan da’i melalui
perbuatan dan perilaku nyata yang dilakukan secara langsung.3 Seorang
da’i harus mampu menjadi contoh yang nyata bagi mad’u dalam bertindak
adalah suatu bentuk nyata dari metode bil hal yang seharusnya tidak boleh
3 Ki Moesa A. Machfoeld. Filsafat Dakwah, Ilmu Dakwah dan Penerapannya (Jakarta: Bulan Bintang. 2004), h.109 48
ditinggalkan oleh seorang da’i. Dengan cara amalan yang real yang dilihat langsung oleh mad’unya, da’i tidak harus berbicara banyak karena pengalaman jauh lebih efektif dari sekedar berbicara tanpa pengalaman.
Dalam menjalankan dakwah, Habib Rizieq selalu berusaha memberikan contoh bagi para jama’ah Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah baik dalam hal perkataan maupun perbuatan dan pengalaman-pengalaman yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Habib Rizieq memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat dalam hal keagamaan serta berjiwa sosial yang tinggi. Hal tersebut tercermin dari sikap beliau yang melayani segala urusan umat dengan penuh keadilan tanpa membedakan kedudukan, status dan profesi seseorang.
Habib Rizieq juga memberikan pekerjaan kepada para jama’ah atau murid-murid seperti markas syari’ah, perpustakaan dan outlet yang menjual baju-baju muslim, kain, jaket, mukena, minyak wangi, pin dan lain-lain dengan merk dan logo Habib Rizieq.
Selain itu Habib Rizieq memberikan santunan kepada fakir miskin, yatim piatu dan kaum dhuafa setiap tanggal 10 Muharam. Habib Rizieq pernah membantu korban sunami di Aceh dengan menugaskan para jama’ahnya untuk membagikan sembako dan membuat tenda-tenda untuk korban bencana. Ciri khas berpakaian yang sangat melekat pada Habib
Rizieq yaitu seperti sarung, gamis putih, kopiah, sorban serta selalu menggunakan minyak wangi yang dipakai sebelum shalat. Selain itu, 49
beliau dan jama’ah mengerjakan shalat dan puasa sunah.
3. Dakwah Bil Qalam
Dakwah bil qalam adalah dakwah dengan menggunakan media
tulisan. Dakwah bil qalam merupakan bentuk dakwah yang telah
dipraktekan oleh Rasulallah SAW.
Dakwah dalam bentuk tulisan yang dilakukan Rasulallah adalah
dengan mengirim surat yang berisi tentang seruan atau panggilan untuk
menganut agama Islam kepada raja-raja dan kepala pemerintahan dari
negara yang bertetangga dengan negara Arab.4
Dakwah bil qalam juga dikembangkan oleh Habib Rizieq
diantaranya kisah-kisah Nabi-Nabi, para wali yang berjuang di jalan Allah
dan kisah para Habib. Karangan buku yang dibuat oleh Habib Rizieq
berjudul “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” terdapat syair-syair islami seperti
kosidah, biografi dan perjalanan tentang perjuangan dakwah beliau.
B. Analisis Metode Dakwah Habib Rizieq Pada Jama’ah Majlis Ta’lim
Jami Al-Ishlah Jakarta Pusat.
Lembaga dakwah yang banyak dikenal masyarakat, khususnya pada
masyarakat Jakarta Pusat adalah Majlis Ta’lim. Salah satunya adalah Majlis
Ta’lim Jami al-Ishlah.
4 Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka 2002), 50
Metode dakwah Habib Rizieq pada jama’ah Majlis Ta’lim Jami al-
Ishlah di Jakarta Pusat melalui kegitan–kegiatan sebagai berikut:
1. Bidang Keagamaan :
a. Memperingati hari-hari besar Islam meliputi: Maulid Nabi Muhammad
S.A.W, Isra Mi’raj, dan Takling (takbir keliling).
b. Melaksanakan kegiatan bulan ramadhan meliputi: buka puasa bersama
dan menyantunkan anak-yatim piatu dan kaum dhuafa.
c. Melaksanakan pemotongan hewan qurban pada saat hari raya qurban.
2. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan :
a. Mengadakan santunan anak yatim piatu, dan kaum dhuafa pada tanggal
10 muharam yang dilaksanakan di kediaman Habib Rizieq.
b. Membantu korban bencana alam, dan mengutus para santri untuk
membagikan sembako, baju tenda dan keperluan lain yang dibutuhkan
untuk korban bencana.
c. Mengadakan buka puasa bersama anak yatim piatu di rumah Habib
Rizieq.
3. Bidang Humas :
Bertujuan untuk menumbuhkan komunikasi yang baik dan positif
antar Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah dengan masyarakat sekitar dan
mengajak para remaja yang belum bergabung di Majlis Ta’lim Jami al-
Ishlah.
Materi yang disampaikan di pengajian Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah
meliputi tentang kehidupan atau keimanan kepada Allah SWT. Di dalam 51
pengajian Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah tidak hanya diajarkan akhlak saja
tetapi juga diajarkan fiqih yang meliputi ibadah seperti bersuci, sholat,
puasa dan zakat.
4. Bidang Pendidikan dan Dakwah:
Sesuatu yang dapat membentuk kepribadian yang baik bagi
manusia adalah agama karena agama adalah faktor yang paling kuat untuk
membentuk moral manusia sebagai makhluk sosial yang suka
bermasyarakat.
Untuk itu kegiatan yang dilakukan Majlis Talim Jami al-Ishlah
untuk membina akhlak remaja agar menjadi benteng kokoh di dalam
dirinya untuk menjalani samudra kehidupan ini dengan ikatan tali
keimanan yang kuat.
Namun untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program kegiatan
di Majlis Jami Al-Ishlah, penulis mencoba untuk menjabarkan melalui
data-data yang diperoleh hasil wawancara dan mengikuti jalannya
pengajian di Majlis Ta’lim jami al-Ishlah, mengenai kegiatan yang
dilaksanakan oleh Majlis Ta’lim jami al-Ishlah.
a. Pengajian rutin yang diadakakan setiap malam kamis ini dilaksanakan
di Masjid jami al-Ishlah di dekat rumah Habib Rizieq di petamburan
tiga tanah abang.
b. Pengajian rutin tiap malam kamis ini dilaksanakan ba’da magrib sampai
selesai, biasanya majlis ditutup minimal jam 10 malam dengan merujuk
kepada kitab-kitab yang meliputi ta’lim muta’alim karangan Imam al- 52
gozali (qitab akhlak), al-fiqhul haji karangan imam syafi’i ( kitab
tentang haji), dan Sarah arbain nawawiyah (tentang hadits arba’in) c. Materi meliputi:
1. Ta’lim Muta’alim
Ta’lim Muta’alim yaitu kitab yang membahas tentang akhlak dan
adab kepada guru, teman dan sesama manusia lainya. Kitab ini
diajarkan agar para santri dapat lebih mengerti dan memahami
bagaimana cara berakhlak dan beradab yang baik terhadap sesama,
khususnya dapat meneladani akhlak dan adab Rasulallah S.A.W.
2. Al-Fiqhul Haji
al-Fiqhul Haji yaitu kitab yang membahas tentang fiqih haji seperti
rukun-rukun haji, syarat syahnya haji, dan hal-hal yang membatalkan
haji, diajarkan kitab ini guna agar para santri mengerti tentang cara-
cara haji dan tak lupa pula dipraktekan langsung ketika materi
selesai dipelajari.
3. Sarah Arba’in Nawawiyah
Sarah Arba’in Nawawiyah yaitu kitab yang membahas tentang
rencana atau detail hadits-hadits arba’in (hadis 40), diajarkan dalam
majlis ini agar santri mengetahui hadits-hadits setelah itu
menerapkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan, mempelajari dan menganalisis berbagai
macam dalam skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Habib Rizieq Bin
Husein Syihab Pada Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah “ akhirnya penulis
sampai pada tahap kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam bab-bab
tersebut, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
Metode dakwah yang digunakan Habib Rizieq Bin Husein Syihab
pada Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah Jakarta Pusat yaitu dengan metode bil
hikmah, dengan mencakup tiga hal seperti ceramah, bil hal dan bil qolam.
Ceramah yaitu dakwah yang disampaikan dengan melalui lisan dan ta’lim, ini
telah terbukti dengan semakin bertambah jama’ah atau santri Majlis Ta’lim
Jami al-Ishlah yang dipimpin oleh al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein
Syihab. Sedangkan Bil hal yaitu dakwah dengan perbuatan dan prilaku yang
nyata yang dilakukan secara langsung agar menjadi contoh bagi para
jama’ahnya, diantaranya yaitu sifat yang mulia dengan membantu orang-
orang yang lemah atau kaum yang tidak mampu, memberikan sodaqoh
kepada fakir miskin dan kaum duafa, menjenguk jama’ahnya apabila sakit,
membantu korban bencana alam. Selanjutnya metode bil qalam yaitu Habib
Rizieq Bin Husein Syihab memberikan manfaat yang sangat besar bagi
masyarakat dengan menulis sebuah buku hasil karangannya sendiri.
53 54
B. Saran – saran
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dakwah Habib Rizieq Bin
Husein Syihab di Majlis Jami al-Ishlah, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Kepada Jama’ah Majlis Ta’lim Jami al-Ishlah dan semua pihak yang
terkait sebaiknya mendukung program dengan memberikan gagasan dan
ide-ide demi berlanjutnya dakwah yang dilakukan oleh Habib Rizieq Bin
Husein Syihab. Selain itu selalu terus berkarya, berakhlak mulia dengan
meneladani akhlak Rasulallah dan selalu menjaga tali silaturahmi kepada
semua umat manusia tanpa pandang latar belakang.
2. Mengembangkan metode dakwah sehingga lebih kreatif dalam berdakwah
sesuai dengan kondisi zaman. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Narboko, Chalid . 1997. Metode penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Alawiyah, Tuty. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim. Bandung: Mizan.
. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim. Bandung:
Mizan.
Al-Bayuni. 1991. Al-madkhal ila ilmi al-Da’wah. Beirut: Muassash Al-Risalah.
Ali, Azis Muhammad. Ilmu Dakwah. Jakarta: kencana.
Alwi, Al-Hadad Bin Abdullah. kesempurnaan dan kemuliaan Dakwah Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Amin, M Mansyur. 1997. Dakwah isalam dalam pesan moral. Jakarta: Al- Amin press.
Alawiyah, Tuty. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim. Bandung: Mizan.
Amin, Samsul Munir. 1998. Reskonstruksi Pemikiran Dakawah Islam. Jakarta: Amzah.
Arnold, W Thomas. 1981. The Peaching of Islam. Jakarta: Widjaya.
______. 1985. Sejarah Dakwah Islam. Jakarta: PT. Bumirestu.
Muhidi, Asep M.A. 2002. Dakwah Dalam Persfektif Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
Azis, Ali Moh. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Perenada Media.
Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
______. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
Fadhlullah, Muhammad Husain. 1997. Metodologi Dakwah Dalam Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Basritama.
Faishal, Habib. 2011. Asisten Habib Humas koordinator Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah. Jakarta: Wawancara Pribadi.
55 56
Hamka. 1990. prinsip dan kewajiban Dakwah Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Hidayati, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta.
Latief, Nasaruddin. 1997. Teory Praktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Firma Dana.
Machfoeld, A moesa. 2004. Ilmu Dakwah dan Penerapannya. Jakarta: Bulan Bintang.
Mahmud, Ust Shaleh. 2011. Sekertariat. Jakarta: Wawancara Pribadi.
Muhidin, Asep. 2002. Dakwah Dalam Persfektif Al-qur’an Study Krisis Atas Visi dan Misi, dan wawasan. Bandung: CV, Pustaka Setia.
Muhsin, MK. 2009. Manajemen Majlis Ta’lim. Jakarta: Pustaka Intermasa.
Muriah, Siti. 2002. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Natsir. M. 1979. Fungsi Dakwah Islam Dalam Rangka Perjuangan. Jakarata: Media Dakwah.
Nuqoyyah, A Bisri Effendy. 1985. Gerak Transformasi Scocial Madura. Jakarta : P3M.
Pofil. 2008. Pendiri dan Pengasuh Majlis Ta’lim Jami AL-Ishlah. Jakarta: Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Profi. 2008. Pendiri dan pengasuh Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah. Jakarta: Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Profil . Habib Rizieq Bin Husein Syihab.
Raipuddin. 1997. Prinsip Dan Strategi Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.
Rais, Amin. 1996. Cakrawala Islam. Bandung: Mizan.
Shihab, Quraisy. 1993. Membumikan Al-Qur’an. Jakarta: Mizan.
Syaifuddin, Irfan. 2011. Jama’ah Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah. Jakarta.
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al- Ikhlas.
Syukir, Asmuni. 1983. DAsar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Syukir, Asmuni. 1983. DAsar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. 57
Tasamara, Toto. 1997. Kominikasi Dakwah. Jakara: Gaya Media Pratama.
Tata, Taufik dan Rohadi, Abdul Fatah. 2004. Manajemen Dakwah Diera Global. Jakarata: CV. Fauzan Inti Kreasi.
Toha, Yahya Omar, MA. 2004. Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. Al-mawardi Prima.
Toha, Yahya Omar, MA. 2004. Islam dan Dakwah. Jakarta: PT. Al-mawardi Prima.
Wasit, Woyo. 1974. Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta: Cy Press.
Wragg. E.C. 1994. An Introduction to classroom observation. London: Routladge.
Zaidan, Karim Abdul. 1995. Uslud Dakwah. Bandung: Darul Amar Khatab. TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Habib Rizieq Bin Husein Syihab Pewawancara : Siti Masyitoh Waktu : 01 Juni 2011 Pukul : 01.30 WIB – selesai
Pewawancara : Bisakah habib ceritakan tentang biografi atau riwayat habib sendiri? Narasumber : Saya di lahirkan di Jakarta, 24 Agustus 1965, saya tidak dididik di pesantren. Namun sejak berusia empat tahun, saya sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Ibu saya yang sekaligus berperan sebagai bapak dan bekerja sebagai penjahit pakaian serta perias pengantin, sangat memperhatikan pendidikan saya dan satu anaknya yang lain. Setelah lulus SD saya masuk ke SMP Pejompongan Jakarta Pusat. Ternyata jarak sekolah dengan rumah saya di Petamburan terlalu jauh. Lalu sayapun kemudian dipindahkan ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggal saya yaitu SMP Kristen Bethel Petamburan. Setelah lulus SMA, saya meneruskan studi di King Saud University, Arab Saudi, yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Saya juga pernah kuliah untuk mengambil S2 bidang Syari’ah di University Malaya di Malaysia,tetapi hanya setahun.dan kini kandidat Doktor di bidang dan Universitas yang sama. Pendidikan: SDN 1 Petamburan Jakarta (1975), SMP 40 Pejompongan Jakarta, SMP Kristen Bethel Petamburan Jakarta (1979), SMAN 4 Gambir Jakarta, SMA Islamic Village Tangerang (1982), Jurusan Studi Agama Islam (Fikih dan Ushul) King Saud University(S1) Riyadh ArabSaudi(1990), Studi Islam Universitas Antar-Bangsa (S2) Malaysia. Karir: Kepsek Madrasah Aliyah Jamiat Kheir Jakarta, Dewan Syariat BPRS At-Taqwa Tangerang, Pimpinan/Pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek, Ketua Umum Front Pembela Islam. Keluarga: Ayah : Husein Syihab (almarhum), Ibu : Sidah Alatas, Istri : Fadlun Yahya, Anak : Rufaidah Syiha, Humaira Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Muntaz Syihab, Fairus-Zahra. Pewawancara : Bisakah Habib ceritakan silsilah habib sendiri? Narasumber : Silsilah saya yaitu mulai dari Nabi Muhammad Rasulallah SAW: Fatimah Azzahra R.a, Al-Husain As-Sibith R.a, Ali Zainul Abidin Ass-Sajad, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shodiq, Ali Al-‘Aridi, Muhammad Jamaluddin, Isa An-naqib, Ahmad Al- Muhajir, Ali Walidu Faqih, Muhammad Shohib Mirbath, Ali Kholi Kasam, Alwi Shohib Baiti Jubair, Muhammad Maula Asha-Shouma’ah, Alwi Al-Mukhobir, Asy-Sayyid Ubaidillah, Muhammad Al-Faqih Al-Muqoddam, Alwi Ibnu Faqih, As- Sayyid Ali, Muhammad Maula Ad-Dawawiyah, Abdurahman AS-Seggaf, Abu Bakar AS-Sakran, Asy-Syeikh, Muhammad, Ali, Muhammad, Ahmad Syihabuddin Al-Ashghar, Abdurahman Al-Qadhi, Ahmad Syihabuddin Al-Akbar, As-Sayyidi Abdurahman, Syeikh, Muhammad, Husain, Abdullah, Husain, Muhammad, Husain, Muhammad Rizieq, Rufaidah, Humairah, Zulfa, Najwa, Mumtaz, Fairus, Zahra. Pewawancara : Apakah Habib sendiri sudah berkeluarga? Narasumber : Untuk saat ini saya sudah mempunyai keluarga dan memiliki tujuh orang anak, satu laki – laki dan enam perempuan. Istri saya bernama Syarifah Fadlun Binti Yahya. anak, pertama Rufaidah, kedua Humaira, ketiga Zulfa, ke empat Najwa, ke lima Mumtaz, ke enam Fairus dan ketujuh Zahra. Pewawancara : Apa tujuan dakwah habib rizieq? Narasumbeer : Tujuan dakwah saya yaitu amar ma’ruf nahi munkar seperti yang saya sudah paparkan dalam karangan buku saya sendiri yang berjudul dialog FPI amar ma’ruf nahi munkar cetakan pertama dan kedua. Saya mempunyai tujuan dakwah seperti itu karna rosulallahpun menyuruh kita melakukan perbuatan amar ma’ruf nahi munkar. Seperti surat al-imran ayat 104, 110 dan 114:
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
Narasumber : Siapakah yang mendirikan Majlis Jami Ta’lim Al-Ishlah? Pewawancara : Yang mendirikan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu saya sendiri dan di bantu juga oleh habib – habib dan ustad – ustad yang lain seperti ustad misbahul anam dan ustad sobri. Pewawancara : Sejak kapan Majlis Ta’li Al-Ishlah di dirikan? Narasumber : Majlis Ta’lim Al-Ishlah berdiri pada tahun 1993, saya mulai merintis majlis ini dari jama’ahnya hanya 20 orang dan bertambah terus menjadi 200, sampai saat inipun bertambah dan semakin bertambah. Pada tahun 1998 Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah ini mulai menjadi sentral informasi Pewawancara : Karya tulis apa yang sudah dibuat oleh habib? Narasumber : Alhamdulillah pada saat ini saya sudah membuat: Koleksi MP3 Ceramah. CD ini berisi kumpulan dakwah ceramah al Habib Rizieq Shihab. Isi dalam CD ini adalah: a. Bagaimana Membedakan Bom Syahid dengan Bom Bunuh Diri b. Hikayat Sang Anak Kerbau c. Hikmah Haji dan Umroh d. Islam V.S. Demokrasi e. Kalimatul Haq Yuroodu Biha Baathil f. Kemaksiatan Terorganisir g. Ketika Amar Makruf Nahi Mungkar ditinggalkan h. Membongkar Kebohongan Ahmadiyah i. Mewaspadai Gerakan Sepilis dan Kesesatan Ahmadiyah j. Nabipun Memperingati Maulidnya k. Perang Melawan Ahmadiyah L. Strategi Kaum Kafir Merusak Kaum Muslimin m. Tata Tertib Aksi FPI 2. Kumpulan – kumpulan shalawat yang di susun oleh Habib Rizieq Bin Husein Syihab Karangan buku Habib Rizieq bin Husen Syihab dengan judul “Amar Ma’ruf Nahi Munkar” cetakan pertama dan ke dua, tentang perjuangan Front Pembela Islam (FPI), profil dan Tanya jawab tentang berbagai tuduhan terhadap gerakan nasional anti ma’siat di Indonesia. Pewawancara : Apa Visi dan Misi Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Visi dan misi majlis ta’lim yaitu melaksanakan dakwah dan menegakan hisbah , membekali umat tentang pengertian dakwah Pewawancara : Metode apa saja yang digunakan habib pada Majlis Ta’lim jami Al-Ishlah? Narasumber : Metode yang di terapkan dalam Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu ta’lim muta’alim, syarah arba’in nawawiyah dari matan takrim adalah kifayatul akhyar dan sebagai referensi pelengkap juga di terapkan fiqhul haji karangan imam syafi’i. selain itu juga diajarkan kitab – kitab yang lain dan diajarkan juga shalawat – shalawat hadroh dan marawis. Pewawancara : Selain Habib siapa lagi yang mengajar di Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah? Narasumber : Selain saya ada beberapa ustad yang mengajar di Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu seperti, Kh. Zuanda Iswanda beliau mengajarkan Ta’lim Muta’alim, Ust. Sobri beliau mengajarkan Syarah Arba’in Nawawiyah dan saya sendiri mengajar fiqih Pewawancara : Apa saja fasilitas yang ada di Majlis Ta’lim Al-Ishlah? Narasumber : Alhamdulillah infocus, Layar, Laptop, OHP, Slide dengar power point, Lembar foto copy, Marawis dan hadroh, White board Saya mengadakan fasilitas ini agar para jama’ah majlis ta’lim lebih mudah memahami dan mencatat dari materi yang penting. Dan pada majlis ini diadakan juga foto copy guna lebih mempermudah para jama’ah juga. Apabila ada materi yang penting lalu di fotocopy setelah itu di jelaskan oleh habib. Dan saya menyediakan hadroh dan marawis itu agar para jama’ah khususnya para remaja lebih dapat mencintai musik-musik Islami dan dapat lebih mencintai rasulalllah dengan lantunan sya’ir shalawat. Pewawancara : Bagaimana program kerja Majlis Ta’lim Al-Ishlah? Narasumber : Program kerja pada majlis ta’lim ini yaitu mengadakan praktek bagi materi yang memang membutuhkan praktek. Contohnya seperti praktek memandikan jenazah. Pewawancara : Apa saja yang menjadi faktor pendukung kelancaran Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Yang menjadi faktor pendukung pada majlis ta’lim jami Al- ishlah ini yaitu ada tiga 1. Ikutsertaan para ustad dan pengurus di dalam mengelola majlis. Ikut sertaan disini maksudnya jika habib ada keperluan konsolidasi FPI atau panggilan ceramah ke luar kota maka pengajian tidak di liburkan. Para ustad - ustad inilah yang menggantikan saya mengajar. 2. Dari pengurus majlis itu sendiri akrab kepada kita semua 3. Adanya donator – donator dari majlis itu sendiri Pewawancara : Apa saja faktor yang menjadi penghalang dalam Majlis Ta’lim Al-Ishlah? Narasumber : Untuk saat ini belum ada penghalang dalam Majlis Ta’lim jami Al-Ishlah, saat ini hanya ada satu kendala dalam Majlis Ta’lim Al- Ishlah contohnya seperti: jama’ah yang sudah tua dan tidak bisa mengikuti majlis lagi di karnakan sudah banyak urusan dari situlah maka pelajaran yang tadinya sudah jauh maka harus di ulangi lagi dan itupun kendalanya teratasi karna di gantikan oleh anak – anak dari jama’ah itu. Bahkan anak – anak dari jama’ah yang keluar itu tidak hanya satu bahkan dua sampai tiga yang masuk ke majlis ta’lim jami al-ishlah. Itulah kendala yang ada dalam majlis ini, tapi menurut saya itu hanlah kendala kecil saja. Pewawancara : Bagaimana upaya atau menghilangkan upaya atau kendala tersebut? Narasumber : Seperti yang saya sudah jelaskan di atas kendalanya Cuma satu itu saja, jadi hal yang harus di atasi itu mengajak anak – anak dari jama’ah yang sudah tidak bisa mengikuti kegiatan majlis ta’lim khususnya para kaula muda atau regenerasinya untuk senantiasa selalu hadir dalam majlis ini. Pewawancara : Bagaimana harapan habib ke depan untuk Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah? Narasumber : Harapan saya ke depan untuk Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah cukup seperti yang ada pada saat ini, majlis t’lim di jadikan sentral informasi Pewawancara : Bagaimana respon jama’ah untuk Majlis Ta’lim jami Al-Ishlah? Narasumber : Respon jama’ah sangat baik dan bagus, para jama’ah juga sangat antusias sekali untuk menghadiri dan duduk di majlis ini khususnya para remaja dan anak-anak. Pewawancara : Syukron ya Habib atas waktu dan jawabanya, saya sangat berterimakasih karna habib sudh mau meluangkan waktunya Narasumber : Na’am kalau ada pertanyaan yang kurang anti bisa datang kembali melalui asisten saya. Terimakasih.
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Ahmad (Jama’ah Majlis Al-Ishlah) Pewawancara : Siti Masyitoh Waktu : 23 Juli 2011 Pukul : 19.00 WIB – selesai
Pewawancara : Sejak kapan anda mengikuti Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Saya mengikuti Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ini sejak baru mulainya majlis ini tepatnya pada tahun 1998 Pewawancara : Bisakah Anda ceritakan tentang biografi atau riwayat Habib Rizieq? Narasumber : Beliau di lahirkan di Jakarta tanggal 24 Agustus 1965, beiau tidak dididik di pesantren tapi sejak beliau umur empat tahun beliau sudah rajin mengaji di masjid-masjid. Pendidikan beliau di SDN 1 Petamburan Jakarta, SMP 40 Pejompongan Jakarta, SMP Kristen Bethel Petamburan Jakarta, SMAN 4 Gambir Jakarta, SMA Islamic Village Tangerang, Jurusan Studi Agama Islam (Fikih dan Ushul) King Saud University (S1), Riyadh ArabSaudi Studi Islam, Universitas Antar-Bangsa (S2), Malaysia. Untuk saat ini beliau menjadi Kepsek Madrasah Aliyah Jamiat Kheir Jakarta, Dewan Syariat BPRS At-Taqwa Tangerang, Pimpinan/pembina sejumlah majelis ta’lim Jabotabek, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI). Beliau adalah keturunan ke-38 dari Rasulallah Saw. Ayahanda beliau bernama Husein Syihab (almarhum) Ibundanya bernama Sidah Alatas, istrinya bernama Fadlun Yahya, beliau mempunyai tujuh orang anak yaitu: Rufaidah Syiha, Humaira Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, Muntaz Syihab, Fairus, Zahra. Pewawancara : Sejak kapan Habib Rizieq mulai berdakwah? Narasumber : Semenjak beranjak remaja beliau sudah mulai menggeluti bidang dakwah sampai sekarang ini Narasumber : Siapakah yang mendirikan Majlis Jami Ta’lim Al-Ishlah? Pewawancara : Yang mendirikan Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu Habib Rizieq Bin Huesein Syihab. Pewawancara : Sejak kapan Majlis Ta’li Al-Ishlah di dirikan? Narasumber : Majlis Ta’lim Al-Ishlah berdiri pada tahun 1993 sampai sekarang dan jama’ahnya pun semakin bertambah. Pewawancara : Karya tulis apa yang sudah dibuat oleh habib Rizieq? Naarasumber : Beliau sudah membuat karya tulis buku yang berjudul Amal Ma’ruf Nahi Munkar selain karya tulis beliau juga sudah membuat banyak kepingan koleksi MP3 Ceramah dan CD ini berisi kumpulan dakwah ceramah al Habib Rizieq Shihab. Pewawancara : Metode apa saja yang digunakan Habib Rizieq pada Majlis Ta’lim jami Al-Ishlah? Narasumber : Metode yang di terapkan dalam Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah ini yaitu ta’lim muta’alim, syarah arba’in nawawiyah dari matan takrim adalah kifayatul akhyar dan fiqhul haji karangan imam syafi’i. selain itu juga diajarkan kitab – kitab yang lain dan diajarkan juga shalawat – shalawat hadroh dan marawis. Pewawancara : Selain Habib Rizieq siapa lagi yang mengajar di Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Selain beliau yang mengajar ada juga beberapa ustad yang mengajar di Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu seperti, Kh. Zuanda Iswanda, Ust. Sobri dan kadang-kadang ust.solmet pun mengajar di majlis ini menggantikan Habib rizieq ketika beliau sibuk. Pewawancara : Apa saja fasilitas yang ada di Majlis Ta’lim Al-Ishlah? Narasumber : Fasilitas yang ada di majlis ta’lim unuk sekarang ini infocus, Layar, Laptop, OHP, Slide dengar power point, Lembar foto copy, Marawis dan hadroh, White board Pewawancara : Apa saja yang menjadi faktor pendukung kelancaran Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Yang menjadi faktor pendukung pada majlis ta’lim ini yaitu banyaknya jama’ah yang berdatangan bukan hanya dari petamburan saja tetapi dari daerah-daerah lain, setiap minggunya para jama’ah yang datang semakin bertambah terus. Semua jama’ahnya yang hadir tertib dan sopan ketika majlis sedang berlangsungpun seperti itu. Pewawancara : Bagaimana respon warga terhadap Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah? Narasumber : Respon jama’ah Alhamdulillah sangat baik dan positif, para jama’ah senang dengan dibukanya pengajain ini maka para anak- anak muda di daerah ini lebih senang menghadiri majlis dibandingkan mengikuti kegitan yang tidak bermanfaat. Para anak –anak mudanyapun menjadi lebih kreatif dalam hal-hal agama. Pewawancara : Apa saja faktor yang menjadi penghalang dalam Majlis Ta’lim Al-Ishlah? Narasumber : Untuk saat ini saya belum menemukan penghalang dari majlis ini. Pewawancara : Bagaimana Perjuangan dakwah Habib? Narasumber : Sejak mendeklarasikan dan memimpin Front Pembela Islam tahun 1998 hingga kini, dirinya senantiasa menjadi sasaran tembak, kritik, kecaman, tuduhan, tudingan, hinaan, fitnahdan caci maki, bahkan terror, ancaman dan intimidasi serta target pembunuhan. Di tahun 2002, beliau di jebloskan dalam sel tahanan salemba. Kini di tahun 2008 kembali di kurung dalam sel tahanan polda meto jaya. Sebabnya sederhana, yaitu dakwahnya di anggap provokasi dan hasutan, Amar Ma’ruf Nahi Munkarnya di anggap radikal dan anarkis, sedangkan kritik dan protesnya di anggap penghinaan dan penistaan terhadap penguasa. Sejarah mencatat, di akhir tahun 2004 paska Tsunami, Habib Rizieq memimpin langsung seribu relawan FPI ke aceh untuk mengevakuasi, mengurus dan memakamkan tidak kurang dari 70.000 mayat, selama empat bulan. Sikap hidupnya lembut terhadap ikhwan, keras terhadap kejahatan, santun dalam kema’rufan, tegas melawan kemunkaran, penuh canda, riang dalam keseharian, geram menggetarkan para ahli kezhaliman, karenanya ia di segani kawan, di takuti lawan. Basis pesantren FPI adalah Pesantren Al-Umm, namun hampir seluruh aktivitas FPI berasal dari markasnya di Petamburan, dekat rumah Rizieq. Organisasi FPI yang dipimpinnya termasuk kontroversial karena aksi-aksinya , dan Habib Rizieq sendiri cukup vokal dalam menyuarakan pendapatnya seperti yang dimuat dalam media. Pada bulan Juni 2008 Habib Rizieq ditangkap sebagai tersangka Insiden Monas dan dijerat pasal berlapis yaitu Pasal 221 KUHP tentang melindungi atau menyembunyikan pelaku kejahatan, pasal permusuhan dan penghasutan, serta organisasi yang kerap melakukan aksi anarki. Sementara anggota FPI lainnya yang ikut ditahan dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang penyerangan. Pewawancara : Bagaimana harapan anda ke depan untuk Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah? Narasumber : Harapan saya ke depan untuk Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah yaitu para jama’ah bertambah terus yang datang ke majlis ta’lim ini dan besar harapan saya agar para-remaja dapat lebih kreatif lagi.