AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 9 No. 1 Tahun 2020)

INVASIVE STATUS OF Tarebia granifera BASED ON DENSITY OF POPULATION IN RIVER OF GUNUNG SEJUK VILLAGE, SOUTH

LM. Junaidin Sirza1 · Muhammad Fajar Purnama2 · Khoirul Anwar3 · Salwiyah2 · Abdullah2

Abstract This research was conducted fera sampling using simple random sam- from May to August 2020, located in pling or T. granifera sampling is done the Wandoke Watershed, Gunung Se- randomly in a square transect measur- juk Village, South . This ing 100 m2 , using a quadratic transect study aims to analyze the invasive sta- measuring 1 m2, with the assumption tus of the alien species Tarebia grani- that each point in the transect measur- fera based on the perspective of its pop- ing 100 m2 has homogeneous condi- ulation density in the river of Gunung tions. The population density of T. gran- Sejuk village. This research is intended ifera at each station in the months of to examine the dominance of T. gran- May - August (Spatial and Temporal) ifera species to local gastropod com- shows the size is not much different, modities in the typical habitats and niches where the density range is 21 ind/m2- of the Wandoke river. Determination of 43.33 ind/m2. The results of measure- the station or location of the observa- ment and population density analysis tion begins with a preliminary survey, of T. granifera in the waters of the Wan- making it easier to select and deter- doke river, Gunung Sejuk village is the mine research stations. Determination massive empirical evidence of the in- of research stations using purposive sam- vasive pattern of the thiaridae snail. pling technique or method of designat- ing stations deliberately, based on the Keywords invasive, status, population, presence of invasive alien species pop- density, management, Tarebia granifera ulations of T. granifera and T. grani-

1) Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, PENDAHULUAN Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Bu- ton, Jl. Betoambari, Kota Bau-Bau, Tenggara 93724 2) Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Kabupaten Buton Selatan merupakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Jl. H.E.A. Mokodompit, Kota , Su- salah satu wilayah di Pulau Buton den- lawesi Tenggara 93232 3) Asca Amoghasida Enginer- gan potensi perikanan darat yang be- ing Consultant, Jl. Bayem V No.8, Sendangguwo, Kec. sar. Sebagai wilayah eksisting berba- Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50273 In- donesia gai karakteristik perairan darat alami E-mail: [email protected] dan buatan (sungai, danau, rawa, ben- 876 LM. Junaidin Sirza1 et al. dungan, situ, embung dan drainase/tanggul) granifera berdasarkan perspektif kepa- menjadikan ekosistem perairan tawar datan populasinya, maka penelitian ini Kabupaten Buton Selatan sumber plasma menjadi sangat penting untuk dilakukan, nutfah komoditi ekonomis penting khas sebagai langkah awal dan sumber in- perikanan darat, salah satunya adalah formasi vital dalam upaya pengendalian komoditi gastropoda. Gastropoda atau dan pengelolaan spesies asing invasif kelompok siput banyak dimanfaatkan di perairan darat Sulawesi Tenggara, khusus- oleh masyarakat pribumi sebagai sum- nya pulau Buton. ber pangan. Saat ini keberdaan komoditi gastropoda lokal perlahan mulai terdegradasi oleh kehadiran spesies asing invasif T. MATERI DAN METODE granifera di Perairan Darat Kabupaten Buton Selatan khususnya di daerah ali- Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bu- ran sungai (DAS) Wandoke Desa Gu- lan yaitu Mei sampai dengan Agustus nung Sejuk. 2020, bertempat di DAS (Daerah Ali- ran Sungai) Wandoke Desa Gunung Se- Merujuk penelitian sebelumnya oleh Pur- juk, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten nama et al.(2019) bahwa spesies as- Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Teng- ing invasif T. granifera telah mengin- gara. Penentuan stasiun atau lokasi penga- vasi seluruh wilayah daratan provinsi matan diawali oleh kegiatan survey pen- Sulawesi Tenggara (Kota Kendari, Kabu- dahuluan, sehingga memudahkan dalam paten Konawe, Kabupaten Selatan, Kabu- pemilihan dan penetapan lokasi pengam- paten Utara, Kabupaten Bombana, Kabu- bilan sampel. Penentuan stasiun peneli- paten Kolaka Timur, Kabupaten Kolaka tian menggunakan teknik purposive sam- dan Kabupaten Kolaka Utara), hal terse- pling atau metode penunjukkan stasiun but terlihat dari kehadiran dan domi- secara sengaja, berdasarkan keberadaan nasi T. granifera pada seluruh tipikal populasi spesies asing invasif (SAI) T. habitat dan relung di perairan darat (alami granifera dan pengambilan sampel T. dan buatan), seperti sungai berarus de- granifera menggunakan metode simple ras dan berarus tenang, sungai berbatu random sampling atau pengambilan sam- dan bersubstrat pasir/kerikil, kali (sun- pel T. granifera dilakukan secara acak gai kecil), air terjun, persawaan, DAM, di dalam transek kuadrat berukuran 100 bendungan dan tanggul/drainase. m2, menggunakan transek kuadrat uku- Kehadiran siput invasif tersebut dipastikan ran 1 m2, dengan asumsi bahwa setiap selalu mendominasi system relung dan titik di dalam transek ukuran 100 m2 habitat di perairan tawar Sulawesi Teng- memiliki kondisi yang homogen. Kegiatan gara Klaster Daratan. Dasar empirik in- eksplorasi dan pengambilan sampel spe- ilah yang menjadi landasan mengapa sies asing invasif pada setiap stasiun, penelitian ini dilakukan, mengingat in- dilakukan secara manual tanpa meng- formasi ilmiah atau data penelitian men- gunakan alat tangkap khusus, dengan genai spesies asing invasif T. granifera alat bantu sarung tangan. Hal ini di- belum pernah dilakukan di Pulau Bu- dasarkan oleh kebiasaan hidup alami ton khususnya di Desa Gunung Sejuk T. granifera di alam, yaitu mayoritas Kabupaten Buton Selatan. Oleh karena menempel pada bebatuan dan substrat itu untuk mengetahui status invasif T. keras lainnya, serta juga ditemukan di Invasive statur of Tarebia granifera 877

Table 1 Rerata kepadatan T. granifera di setiap stasiun selama periode penelitian

Kepadatan Populasi (Ind/m2) Stasiun Penelitian Mei Juni Juli Agustus

Stasiun 1 21.33 24.33 30.33 31.66

Stasiun 2 22 26.33 29 43.33

Stasiun 3 21 24.66 29 33.33

Figure 2 Rerata Kepadatan Populasi T. granifera

di DAS Wandoke pada masing-masing stasiun selama periode penelitian, me- nunjukan besaran yang tidak jauh berbeda, dimana kisarannya yaitu 21 Ind/m2 – 43,33 Ind/m2. Selain itu, hasil anali- sis juga memperlihatkan jumlah kepa- datan berdasarkan stasiun dan periode Figure 1 Peta Lokasi Penelitian (Desa Gn. Sejuk – penelitian relatif berbeda, dimana se- Kabupaten Buton Selatan) cara temporal kepadatan tertinggi diper- oleh pada bulan Agustus (31,66 - 43,33 permukaan substrat (epifauna), sehingga Ind/m2) dan Juli (29 - 30,33 Ind/m2) sangat memudahkan dalam proses pengam- dan terendah berturut-turut pada bulan bilannya. Pola invasif gastropoda T. gran- Mei (21-24,33 Ind/m2) dan Juni (21,33 ifera di sungai Wandoke Desa Gn. Se- - 24,66 Ind/m2), sedangkan secara spasial juk, dianalisis berdasarkan perspektif kepadatan tertinggi terdapat di stasiun kepadatan populasinya, menggunakan 2 (43,33 Ind/m2) pada periode Agus- formulasi menurut Odum(1993) . Berikut tus dan terendah terdapat di stasiun 3 adalah peta detail lokasi dan stasiun pengam-(21 Ind/m2) pada periode Mei. Tabu- bilan sampel T. granifera di Desa Gn. lasi rerata kepadatan populasi T. gran- Sejuk Kabupaten Buton Selatan. ifera di DAS Wandoke Desa Gunung Sejuk Kabupaten Buton Selatan (spasial dan temporal) disajikan pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Fluktuasi detail kepadatan populasi (Ind/m2) pada setiap stasiun selama periode peneli- Hasil analisis rata-rata kepadatan pop- tian disajikan dalam bentuk grafik pada ulasi spesies asing invasif T. granifera Gambar 2. 878 LM. Junaidin Sirza1 et al.

kisaran yang sangat rendah (1,33 Ind/m2 - 4,66 Ind/m2). Status invasif spesies asing T. grani- fera di perairan sungai Wandoke Desa Gunung Sejek Kabupaten Buton Sela- tan, terbilang tinggi (massive) berdasarkan Figure 3 Kepadatan Populasi Spesies Asli, (a) Thiara perspektif kepadatan populasi dan kom- scabra dan (b) Neritina pulligera parasinya terhadap kepadatan populasi spesies asli (indigenous species) di se- Grafik kepadatan populasi spesies as- tiap periode penelitian pada masing-masing ing invasif T. granifera di atas mem- stasiun. Perbandingan minimal antara perlihatkan pola peningkatan setiap bu- T. granifera dan spesies asli (T. scabra lannya di masing-masing stasiun. Hal dan N. pulligera) pada ruang relung beruku- ini terlihat dari kenaikan nilai rerata kepa- ran 1 m2 adalah 1 : 21 (Individu), hal datan setiap periode penelitian. Contoh ini menunjukan bahwa dominasi spe- pada Stasiun 1, berturut-turut selama sies asing invasif tersebut sangat tinggi periode penelitian (Mei-Agustus) yaitu terhadap spesies asli. Kondisi demikian 2 2 2 21.33 Ind/m , 24.33 Ind/m , 30.33 Ind/m hanya terjadi pada spot sampling yang 2 dan 31.66 Ind/m ). Tren yang samapun bersentuhan langsung dengan pinggir terjadi pada stasiun 2 dan stasiun 3 se- atau dinding sungai, sedangkan pada lama periode penelitian. areal tengah sampai mendekati dind- Hasil analisis kepadatan populasi spe- ing sungai hanya ditemukan spesies as- sies asli di setiap stasiun selama peri- ing invasif T. granifera dengan kisaran 2 ode penelitian, memperlihatkan besaran kepadatan yang tinggi yaitu 21-43 Ind/m . kepadatan yang sangat rendah (1.33 Ind/m2 Selain itu terlihat bahwa pada bulan agus- - 4,66 Ind/m2), meskiput tren nilai kepa- tus merupakan puncak kepadatan tert- datan pada setiap periode penelitian men- inggi populasi T. granifera maupun spe- galami peningkatan. Kenaikan besaran sies asli, hal ini pada dasarnya dise- nilai kepadatan populasi spesies asli (T. babkan oleh faktor makanan. Pada pe- scabra dan N. pulligera) juga terlihat riode Agustus, substrat dasar perairan rendah. Berikut adalah grafik kepadatan berbatu sungai Wandoke, ditutupi oleh populasi spesies asli (T. scabra dan N. komunitas makroalga dalam hal ini lu- pulligera) di perairan sungai Wandoke, mut dan merupakan sumber makanan Desa Gunung Sejuk Kabupaten Buton dari spesies asing invasif T. granifera selatan. dan spesies asli, dikarenakan kebiasaan Grafik di atas menunjukan tren yang makan T. granifera, T. scabra dan N. sama antara kedua spesies asli terse- pulligera adalah herbivora atau pemakan but, dimana besaran nilai kepadatan pop- tumbuhan (Purnama et al., 2020; Pur- ulasinya selalu mengalami peningkatan nama et al., 2019; Rustiasih et al., 2018). setiap bulan (Periode penelitian), walaupun Pernyataan di atas sejalan dengan hasil fluktuasinya tidak signifikan atau nilai penelitian mutakhir Purnama et al (2020) rerata kepadatan T. scabra dan N. pul- bahwa T. granifera merupakan spesies ligera pada masing-masing stasiun, se- asing invasif (SAI) yang tersebar di selu- lama periode penelitian berada dalam ruh perairan darat alami dan buatan Provinsi Invasive statur of Tarebia granifera 879

Sulawesi Tenggara Klaster Daratan (Kabu- tem reproduksi ini, menjadikan betina paten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka, dapat memproduksi sel telur yang berkem- Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten bang tanpa melalui proses fertilisasi (Rus- Bombana, Kabupaten Konawe, Kabu- tiasih et al., 2018; Didham et al., 2007; paten Konawe Utara, Kabupaten Kon- Charles and Dukes, 2008; Moslemi et al., awe Selatan dan Kota Kendari). Kehadi- 2012 dan Rangel et al., 2011). Aktivi- ran populasi T. granifera selalu men- tas dominasi oleh spesies asing invasif dominasi habitat dan relung tempat gas- T. granifera secara alami di alam meru- tropoda thiaridae tersebut hidup, selain pakan ancaman besar bagi keberlanju- itu kemampuan adaptasi terhadap pa- tan dan kelesteraian spesies asli/lokal rameter lingkungan (fisik-kimia) dan berba- (Native species) di perairan sungai Wan- gai bentuk karakteristik morfologi perairan doke Desa Gunung Sejuk Kabupaten darat (Sungai, Danau, Rawa, Situ Ben- Buton Selatan. Meyerson and Mooney dungan, DAM, Tanggul/Drainase dan (2007): Didham et al.(2007) meny- Embung), membuat T. granifera mampu atakan bahwa degradasi lingkungan pada menempati seluruh tipe ekosistem terse- dasarnya disebabkan oleh konversi la- but. Kemudian, selain resistensi yang han dan umum konversi lahan meru- tinggi terhadap perubahan kualitas perairan, pakan penyebab utama terjadinya pe- T. granifera juga memiliki tipe repro- rubahan lingkungan yang secara spe- duksi dengan mekanisme kerja cepat, sifik memicu penyebaran spesies asing tanpa memerlukan kehadiran pejantan invasif. Alaydrus(2013) mengidentifikasi dalam proses pembuatan sel telur, sis- bahwa kemerosotan keanekaragaman hay- tem reproduksi tersebut adalah partheno- ati disebabkan oleh berbagai hal, an- genesis atau sistem reproduksi tanpa kop- tara lain karena konservasi lahan, ek- ulasi atau kawin, sehingga memungkinkan sploitasi yang berlebihan, dan introduksi bagi T. granifera mempercepat proses spesies asing (invasive alien species; rekruitmen populasinnya di alam dan IAS). secara langsung menyebabkan ledakan populasi T. granifera yang tidak terk- Salah satu komponen utama perubahan endali. lingkungan adalah introduksi spesies as- ing invasif, dimana penyebaran spesies Beberapa penelitian terdahulu juga men- asing invasif pada dasarnya menjadi salah erangkan hal yang sama, yaitu siput Thiari- satu ancaman signifikan terhadap keanekaraga- dae jenis T. granifera merupakan spe- man hayati fauna akuatik lokal (endemik). sies asing invasif, yang keberdaannya Wittenberg and Cock(2001) menyatakan dapat mengganggu kesetimbangan eko- bahwa Spesies asing invasif selain men- sistem, terlebih lagi apabila kawasan gancam keanekaragaman hayati juga mem- tersebut menyediakan kondisi lingkun- bebankan biaya yang sangat besar pada gan yang sesuai dengan preferensi habi- bidang perikanan. Secara lebih spesifik tat atau relungnya. Selain itu, kemam- menyatakan bahwa spesies asing yang puan reproduksi dengan sistem parteno- invasive diduga menjadi penyebab lang- genesis membuat siput T. granifera den- sung dari hilangnya biodiversitas di dunia. gan cepat dapat melakukan reproduksi Introduksi spesies asing dapat berpen- tanpa melakukan kopulasi terlebih dahulu garuh terhadap keseimbangan sistem ekologi dengan lawan jenis, dikarenakan sis- dan secara langsung dapat berakibat pada 880 LM. Junaidin Sirza1 et al. hilangnya spesies endemik lokal, sehingga Didham, R. K., Tylianakis, J. M., Gemmell, N. J., eksistensi alien spesies dikhawatirkan Rand, T. A., and Ewers, R. M. (2007). Interactive effects of habitat modification and species invasion dapat mengancam biodiversitas hayati on native species decline. Trends in ecology & evo- akuatik dunia khususnya , ter- lution, 22(9):489–496. Meyerson, L. A. and Mooney, H. A. (2007). Invasive lebih lagi Indonesia berada pada posisi alien species in an era of globalization. Frontiers in yang penting dalam peta keanekaraga- Ecology and the Environment, 5(4):199–208. Moslemi, J. M., Snider, S. B., MacNeill, K., Gilliam, man hayati di dunia karena termasuk J. F., and Flecker, A. S. (2012). Impacts of an inva- dalam sepuluh Negara dengan keanekaraga- sive snail (tarebia granifera) on nutrient cycling in tropical streams: the role of riparian deforestation man hayati yang tinggi (Alaydrus, 2013). in trinidad, west indies. PLoS One, 7(6):e38806. Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar ekologi edisi ketiga. Gadjah Mada Univesity Press, Yogyakarta. SIMPULAN Purnama, M., Sari, S., Admaja, A., et al. (2020). Spa- tial distribution of invasive alien species tarebia granifera in , indonesia. AACL Status invasif T. granifera di perairan Bioflux, 13(3):1355–1365. Purnama, M. F., Admaja, A. K., and Haslianti, H. sungai Wandoke, Desa Gunung Sejuk (2019). Bivalvia dan gastropoda perairan tawar di Kabupaten Buton Selatan “sangat tinggi sulawesi tenggara. Jurnal Penelitian Perikanan In- donesia, 25(3):191–202. (massive)” berdasarkan data kepadatan Rangel, R., Anguilar, Gamboa Anguilar, J., Gar- populasi-nya (21-43,33 Ind/m2), ruang cia Morales, M., and Ortiz Lezama Oscar, M. (2011). Tarebia granifera (lamarck, 1822) en la relung di sepanjang permukaan substrat region hidrologica grijalva usumacinta en tabasco, seluruh bagian sungai, hanya ditemukan mexico. Acta zoologica mexicana, 27(1):103–114. Rustiasih, E., Arthana, I. W., and Sari, A. H. W. spesies asing invasif tersebut, spesies (2018). Keanekaragaman dan kelimpahan makroin- asli (indigenous species) khas sungai vertebrata sebagai biomonitoring kualitas perairan wandoke seperti jenis Thiara scabra dan tukad badung, bali. Current Trends in Aquatic Sci- ence, 1(1):16–23. Neritina pulligera serta beberapa siput Wittenberg, R. and Cock, M. J. (2001). Invasive alien bangsa Melanoides, hanya menempati species: a toolkit of best prevention and manage- ment practices. CABI. bebatuan pinggiran atau dinding sun- gai, dengan kepadatan populasi yang 2 Kontribusi: Sirza, L.M.J: Mengambil data Lapangan; sangat rendah (1,33-4,66 Ind/m ) dan Purnama, M.F:Mengambil Data Lapangan, Anal- juga terdapat spesies asing invasif T. isis Data dan Menulis Hasil Penelitian dan Pem- granifera bahasan; Anwar, K: Membuat Peta Penelitian; Sal- diantara beberapa spesies asli wiyah dan Abdullah: Mengambil Data Lapangan tersebut. & Editing.

Acknowledgements : Penulis mengucapkan terimkasih yang sebesar-besarnya kepada rekan tim sampling la- pangan (Sdr. Aksa Julianto AM, Muh. Arjuna Sakti dan Nurfajar) atas perkenaannya membantu dan mem- fasilitasi pada saat penelitian di Pulau Buton khusus- nya Pengamatan sampel di DAS Wandoke Desa Gu- nung Sejuk Kabupaten Buton Selatan.

References

Alaydrus, R. (2013). Spesies tumbuhan asing in- vasif (invasive alien plant species) dan peluang pen- gawasannya dalam penyelenggaraan perkarantinaan tumbuhan. Charles, H. and Dukes, J. S. (2008). Impacts of inva- sive species on ecosystem services. In Biological invasions, pages 217–237. Springer.