Vol. 39, No. 1, Juni 2016

ISSN : 0126-396X

PENGARAH Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

PENANGGUNGJAWAB Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

MITRA BESTARI Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Prof. Dr. Muhammad Hisyam (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, M.A. (Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

PEMIMPIN REDAKSI Dr. Fakhriati

SEKRETARIS REDAKSI Ir. Hj. Sunarini, M.Kom.

DEWAN REDAKSI Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Puslitbang Kehidupan Keagamaan) Prof. Dr. H. Imam Tholkhah (Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan) Dr. Hayadin, M.Pd. (Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan) Dr. H. Zainuddin Daulay (Puslitbang Kehidupan Keagamaan) Dr. Acep Arifudin (Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan) Lukmanul Hakim (LaKIP Jakarta)

SEKRETARIAT REDAKSI Heny Lestari, S.Pd. Rahmatillah Amin, S.Kom. Wawan Hermawan, S.Kom. Dewi Indah Ayu D., S.Sos. Sri Hendriani, S.S.i.

SETTING LAYOUT & DESAIN GRAFIS Taufik Budi Sutrisno, S.Sos. Abas, M.Si. M. Nasir

REDAKSI DAN TATA USAHA Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat – Telp./Fax. (021) 3920688 – 3920662 e-mail :[email protected]

Jurnal Dialog diterbitkan satu tahun dua kali, pada Bulan Juni dan Desember oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Jurnal Dialog sebagai media informasi dalam rangka mengembangkan penelitian dan kajian keagamaan di Indonesia. Jurnal Dialog berisi karya tulis ilmiah, hasil kajian dan penelitian sosial keagamaan. Redaksi mengundang para peneliti agama, cendekiawan dan akademisi untuk berdiskusi dan menulis secara ilmiah demi pengembangan penelitian maupun kajian sosial keagamaan di Indonesia dalam Jurnal DIALOG ini.

Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 i PENGANTAR REDAKSI

Islam adalah agama yang menekankan masyarakat. Bahkan dalam kasus Syattariyah pentingnya kehidupan dunia dan akherat. Kedua Cirebon, Sulistiana memaparkan peranan tarekat kehidupan ini merupakan bagian integral dalam Syattariyah dalam pengembangan industry batik konteks memahami agama. Maka sebuah hadis masyarakat. Hal ini menjadi menarik dalam Rasul yang agung menyakan: laysa Minna man perspektif kesalehan sosial yang dikembangkan taraka dunyaahu liakhiratihi wa taraka akhiratahu oleh gerakan tarekat. lidunyaahu. “Bukanlah dari kami yang Tulisan selanjutnya tentang Kendala dan meninggalkan dunianya untuk akhiratnya dan Permasalahan Implementasi UU No 23 Tahun meninggalkan akhiratnya untuk dunianya”. 2011 Tentang Pengelolaan Zakat: Studi Kasus Pesan dari hadis ini sesungguhnya adalah OPZ di Surabaya yang ditulis oleh Arif Gunawan perintah untuk memahami hakekat menjalankan Santoso. Artikel ini memberikan gambaran dan agama dari sisi kesalehan pribadi sekaligus analisis tentang implementasi pengelolaan zakat kesalehan sosial. Oleh karena itulah, dalam Islam, dan kaitannya dengan hukum negara. Tulisan hubungan keduanya disebutkan sebagai hablum ini menarik untuk dicermati karena persoalan minallah dan hablum minannas (Hubungan zakat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat manusia dengan Allah dan hubungan manusia sebagai bagian dari tujuan bernegara, yaitu dengan manusia). Kedua hubungan ini mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan sesungguhnya mensyaratkan kajian keagamaan sejahtera. Tulisan ini menunjukkan bahwa yang terus menerus dari kedua aspek tersebut. menjalankan ajaran agama adalah bagian yang Berkaitan dengan hal tersebut, Dialog pada tidak terpisahkan dari menjalankan tugas dan edisi ini menyajikan beberapa tulisan Islam yang kewajiban dalam bernegara. Keterkaitan agama beragam. Tulisan-tulisan yang beragam ini dan negara oleh karenanya menjadi penting dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh untuk dipahami. Kemudian, artikel Novita perspektif yang beragam dalam melihat isu-isu Siswayanti membahas tentang peranan ulama keagamaan yang muncul dan berkembang di daerah Minangkabau, dalam hal ini, Siswayanti masyarakat. Keragaman artikel ini dimaksudkan mengambil contoh kasus Haji Abdul Karim agar pembaca mendapatkan gambaran yang lebih Amrullah ulama pembaharu Islam di luas tentang hakekat kajian Islam yang tidak Minangkabau. Artikel ini memberikan gambaran hanya berkaitan dengan kesalehan pribadi tetapi dan analisis tentang urgensi peranan ulama juga kesalehan sosial yang bertumpu pada dalam perubahan sosial masyarakat. pemahaman keagamaan dari yang menerapkan Berkaitan dengan hal ini, contoh ulama dari ajaran Islam. Tulisan Ivan Sulistiana tentang Minangkabau, , yang diangkat sebagai Tarekat dan Perubahan Sosial: Kontribusi Tarekat contoh ulama pembaharu Islam Minangkabau Syattariyah Terhadap Perubahan Sosial di memberikan pesan penting akan pentingnya Institusi Keraton, Pondok , dan ulama memahami ajaran agama dan realitas sosial Industri Batik di Cirebon misalnya, memberikan masyarakatnya. Tulisan Muhammad Husni gambaran tentang peranan tarekat yang lebih Arafat tentang Hermeneutika Psikologi Al- luas dalam konteks keagamaan, yaitu ikut Qur’an, memberikan gambaran tentang dinamika memberikan andil dalam perubahan sosial dan dialektika penafsiran dalam konteks keilmuan keagamaan masyarakat. Kasus Tarekat di Islam. Dalam kajiannya Arafat berfokus pada Cirebon yang diangkat oleh Sulistiana berusaha perdebatan tentang istilah hermeneutika yang untuk memberikan gambaran bahwa tarekat dikembangkan oleh Friedrich Schleiermacher yang selama ini dipersepsikan sebagai gerakan dalam kajian Al-Qur’an. Meskipun keagamaan yang berfokus pada zikir dan sesungguhnya substansi hermenutika sebagai kesalehan individual ternyata dapat memainkan bagian dari ilmu bahasa telah diterapkan oleh peranan yang signifikan dalam perubahan sosial banyak pemikir dan ulama Islam dalam mengkaji keagamaan sekaligus menjaga tradisi budaya dan Al-Qur’an. Artikel ini memberikan gambaran dan agama yang menjadi basis dari kehidupan analisis tentang pentingnya seorang pengkaji Al- ii Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 Qur’an memahami subtansi ilmu pengetahuan yang memperkenalkan tasbih digital tidak lagi plus istilah-istilah dan ilmu bantu yang membatasi jumlah bilangan zikir . digunakan. Pada artikel selanjutnya, Muhammad Artikel terakhir dari jurnal edisi ini ditulis War’i berusaha untuk menyoroti aspek suka dan oleh M. Taufik Hidayatulloh tentang Metakondisi tidak suka (like and dislike) yang terdapat dalam Pengurus DKM di Kota Bogor: Dari Karakteristik tulisan-tulisan di media sosial Indonesia tentang Personal hingga Kinerja. Tulisan ini mencoba untuk Syiah. Dalam tulisannya War’i menekankan mendeskripsikan motivasi, kinerja dan pentingnya pandangan yang berimbang dalam karakteristik personal pengurus DKM serta menilai kelompok minoritas. Hal ini menjadi mendeskripsikan kepemimpinan dan kompetensi penting untuk meminimalisir kebencian yang manajerial ketua DKM masjid. Rangkaian tulisan mungkin akan terjadi antar kelompok mayoritas dalam jurnal edisi ini ditutup dengan review vs minoritas yang disebabkan oleh tidak buku oleh Asep Setiawan yang memaparkan imbangnya informasi yang beredar di media tentang apa yang seharusnya dilakukan Barat sosial. dalam memahami Islam. Menurut Asep, buku Artikel berikutnya berkaitan dengan sikap yang ditulis oleh Carole Hillenbrand, Profesor Mahasiswa Muslim di Universitas Emeritus untuk Sejarah Islam di Universitas Kendari yang ditulis oleh Edinburg dan Profesor Sejarah Islam Universitas Muhammad Dachlan dalam menghadapi ide dan St Andrew di Skotlandia mengajak pembacanya pemikiran kelompok Hizbut Tahrir Indonesia. untuk memahami Islam dari perspektif perjalanan (HTI). Dachlan menyoroti fenomena merosotnya historisnya. Dengan demikian, distorsi rasa kebangsaan yang disebabkan oleh pemahaman tentang Islam dapat diminimalisir pemahaman keagamaan yang tidak berpijak pada dan dapat memperbaiki hubungan antara Barat gerakan dan ideologi negara, seperti dalam kasus dan Islam. sikap Mahasiwa Muslim di Universitas Keseluruhan tulisan dalam jurnal Dialog Muhammadiyah Kendari dalam merespon ide dan tersebut diatas menunjukkan bahwa aspek-aspek pemikiran HTI yang dalam hal ini berasal dari sosial kehidupan masyarakat yang lebih luas luar Indonesia. Artikel Vilya Lakstian Catra Mulia dalam kehidupan keagamaan seyogyanya dalam jurnal ini lebih teoritis tentang pengaruh menjadi perhatian siapapun yang menaruh hubungan pembaca dan bacaan (teks) dalam perhatian besar pada kajian-kajian agama yang kaitannya dengan konteks perkembangan mendalam dan komprehensif. Sebagaimana pesan masyarakat. Dalam kaitannya dengan kajian Islam sebagai agama yang menjadi Rahmat bagi agama, Catra Mulia menekankan kembali pesan semesta Alam (Islam Rahmatan Lil Alamin), maka Islam dalam kaitannya dengan membaca, ilmu kajian-kajian keagamaan seyogyanya terus pengetahuan dan perkembangan masyarakat. mengembangkan dua aspek penting yang integral Catra Mulia mengajak pembaca untuk menyadari dalam beragama dan menjalankan ajaran agama, kembali bahwa menciptakan suatu sikap yaitu aspek kesalehan pribadi dan sosial. Kedua membaca sebagai “sebuah sistem dari perasaan aspek ini sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, pembaca terkait sebuah bacaan menjadi amat dan keduanya menjadi bagian yang utuh dalam penting untuk membangun budaya membaca memahami agama dalam kehidupan. Untuk pada masyarakat untuk memperkuat konteks inilah, Jurnal Dialog berusaha untuk persaudaraan umat. menyajikan kajian-kajian keagamaan yang Muhammad al Fatih Suryadilaga membahas beragam dalam rangka mewujudkan Islam tentang urgensi zikir dan doa dalam kehidupan Rahmatan Lil Alamin. Selamat membaca. muslim. Namun, al Fatih tidak berhenti pada urgensinya saja, lebih jauh lagi al Fatih menyoroti tehnis zikir yang berkembang seiring perkembangan informasi dan teknologi. Apabila Redaksi zikir yang selama ini dilakukan secara konvensional menggunakan tasbih sebagai alat hitung dengan jumlah tertentu, selanjutnya, perkembangan zaman dan informasi teknologi

Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 iii UCAPAN TERIMAKASIH (ACKNOWLEDGEMENT)

Kami segenap Redaksi DIALOG Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan mengucapkan terimakasih kepada Mitra Bestari yang senantiasa terlibat aktif dalam proses telaah dan saran perbaikan untuk penerbitan Jurnal DIALOG yang berkualitas:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) 2. Prof. Dr. M. Hisyam, M.Hum. (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) 3. Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) 4. Prof. Dr. M. Atho Mudzhar, M.A. (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) 5. Prof. Dr. Iik Arifin Mansur Noor (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

iv Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 DAFTAR ISI ISSN : 0126-396X Jurnal DIALOG Vol. 39, No. 1, Juni 2016

IVA N SULISTIANA Tarekat Syattariyah dan Perubahan Sosial di Cirebon: Kajian Sosio-Historis: 1-16

ARIF GUNAWAN SANTOSO Kendala dan Permasalahan Pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat: Studi Kasus OPZ Surabaya: 17-32

NOVITA SISWAYANTI Haji Ulama Pembaharu Islam di Minangkabau: 33-42

MUHAMMAD HUSNI ARAFAT Hermeneutika Psikologi Al-Qur’an: Aplikasi Teori Psychological Hermeneutic Schleiermacher dalam Tafsir Ahkam Al-Quran Karya Ibnu Al-‘Arabi Al-Maliki: 43-56

MUHAMMAD WAR’Í Kekang Subaltern dalam Negasi Media tentang Syiáh: Kajian Cyber-Semiotic Tulisan-Tulisan Anti Syi’ah di Media Sosial Indonesia: 57-68

MUHAMMAD DACHLAN Pergeseran Ideologi Mahasiswa Muslim di Universitas Muhammadiyah Kendari: 69-80

VILYA LAKSTIAN CATRA MULIA Motif Ketertarikan Pembaca: Tinjauan Aspek Internal Teks Hingga Metakognisi: 81-88

MUHAMMAD ALFATIH SURYADILAGA Zikir Memakai Biji Tasbih dalam Perspektif Living Hadis: 89-106

M. TAUFIK HIDAYATULLOH Metakondisi Pengurus DKM di Kota Bogor: Dari Karakteristik Personal sampai dengan Kinerja: 107-116

BOOK REVIEW

ASEP SETIAWAN Sejarah Islam dari Sudut Pandang Baru: 117-120

Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 v vi Dialog Vol. 39, No. 1, Juni 2016 TOPIK

HAJI ABDUL KARIM AMRULLAH ULAMA PEMBAHARU ISLAM DI MINANGKABAU

N O V I T A S I S W A Y A N T I*

ABSTRAK Haji Abdul Karim Amrullah merupakan ulama pembaharu Islam di Minangkabau yang berperan dan berkiprah dalam dakwah dan tablig memurnikan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam yang sudah bercampur dengan bid’ah, taklid, dan khurafat. sehingga selaras dengan filsafat Minangkabau ‘adat basandi syara’ syara’ basandi kitabullah. Haji Abdul Karim Amrullah yang familiar dikenal dengan nama Haji Rasul seorang mubaligh purifikator yang menyiarkan dakwah Islam secara lisan maupun tulisan. Ia bersama Kaum Mudo Minangkabau mencurahkan gagasan dan pemikiran pembaharuannya melalui Majalah Al-Munir.Ia menegakkan pondasi pembaharuan Islam di Minangkabau melalui pendidikan di Jembatan Besi (Madrasah Sumatera Thawalib) dan Muhammadiyah sebagai lembaga sosial yang memberikan perhatian kepada nasib bangsa. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji profil ketokohan peran dan kiprah Haji Rasul dalam perkembangan dan pembaharuan Islam di Minangkabau. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan sejarah dengan mengkaji seluruh aspek kehidupan sang tokoh. Dengan perspektif ini, diharapkan dapat diungkap keseluruhan sosok Haji Rasul, mulai dari latar belakang keluarga, latar sosial, pendidikan, corak pemikiran dan karya-karya keagamaannya, perannya dalam kegiatan dakwah dan pendidikan,warisan kelembagaan, dan pengaruh pemikirannya bagi masyarakat.

KATA KUNCI: Haji Rasul, Ulama, Pembaharu Islam

ABSTRACT Haji Abdul Karim Amrullah is an Islamic reformer from Minangkabau who played a significant role in dawah and tabligh in the spirit of purifying the practice of Islamic values from the practice of bid’ah, taqlîd, and khurafat. His struggle was in line with the philosophy of traditional Minangkabau ‘adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah’. Haji Abdul Karim Amrullah who was known as Haji Rasul preached Islamic teaching both in oral and in writing. Along with Kaum Mudo Minangkabau (the youth of Minangkabau), he shared his thoughts through the Al-Munir magazine. He enforced the foundation of Islamic reformation through education by establishing Surau Jembatan Besi (Madrasah Sumatra Thawalib) and Muhammadiyah as social foundations that concern about the nation. This study examines the figure and the role of Haji Rasul in the development and renewal of Islam in Minangkabau. By employing qualitative method, particularly the historical approach, this study investigates all aspects of Haji Rasul’s life. With this perspective, the profile of Haji Rasul is intensively revealed, ranging from his family background, social background, education, patterns of thought, religious works, dawah activities, his role in education, his institutions, and his impact to the society.

KEY WORDS: Haji Rasul, Scholar, Islamic Reformer

*Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, Jl. MH. Thamrin, No. 6, Jakarta Pusat-Indonesia. Email: [email protected]. ** Naskah diterima Oktober 2015, direvisi penulis Mei 2016, disetujui untuk diterbitkan Juni 2016

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 33 A. PENDAHULUAN melepaskan penganut Islam dari jumud, Haji Abdul Karim Amrullah yang dikenal kebekuan dalam masalah dunia serta menafsirkan dengan nama Haji Rasul ialah salah seorang dari dan mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Islam tiga serangkai pembaharu Islam di Minangkabau secara modern. Ulama mengadakan berbagai Haji dan Syeh Muhammad Jamil kegiatan dakwah Islam di bidang pendidikan dan Jambek pada awal abad ke-20 Masehi. Haji Rasul pengajaran, mendiskusikan masalah-masalah dan kedua sahabatnya dikenal sebagai penggagas Islam serta menerbitkan buku-buku, surat kabar pertama gerakan pembaharu Kaum Mudo dan majalah.3 Minangkabau yang menebarkan ide dan Haji Rasul seorang ulama purifikator yang pemikiran pembaharuannya murni mengabdikan hidupnya untuk menegakkan mengedepankan intelektualisme yang bertumpu agama dan berdakwah menyiarkan agama. Ia pada kekuatan penalaran bukan kekuatan fisik. berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunah Iapelopor pembaharuan Islam bercorak Rasulullah. Ia mentashih, memurnikan agama pemikiran moderat dengan mendirikan dan dari kemusyrikan, bid’ah, khurafat, maupun memajukan pendidikan Islam di Minangkabau.1 tahayul yang dapat menyesatkan dan Sistem adat Minangkabau bertalian erat menjerumuskan seseorang pada penyimpangan dengan Islam. Menurut filsafat hidup orang terhadap agama. Ia membetulkan pemahaman Minangkabau, antara adat dan agama berjalan keagamaan dan melepaskan kejumudan berpikir secara sinergis, tidak ada pertentangan antara taklid buta terhadap pendapat ulama tanpa adat dan agama. Hubungan antara adat dan mengetahui ataupun mengkaji dasar hukumnya.4 agama diungkapkan dalam sebuah falsafah Haji Rasul seorang mubalig, orator yang ahli Minangkabau yang sangat terkenal;”Adat Basandi berpidato. Pidatonya tegas dan lugas selalu Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah. Syara’ Mangato memberikan pencerahan dan pendewasaan Adat Mamakai. Cermin Nan Indak Kabua, Palito Nan berpikir kepada masyarakat. Ia menyerukan agar Indak Padam.2 Namun kenyataan yang terjadi, umat Islam berpikir cerdas dalam berijtihad. Ia masyarakat melakukan perbuatan yang berusaha memecahkan tembok kejumudan melanggar dan menyimpang dari aturan agama. berpikir dan kebekuan taklid dalam menyikapi Mereka melakukan ritual ibadah yang masalah dunia. Ia berdakwah mengisi ceramah, mengandung syirik, bid’ah dan khurafat. Mereka pengajian, atau diskusi keagamaan berkeliling pun terikat kepada kejumudan dan kebekuan dari surau ke surau, dari majlis ke majlis di pemikiran dalam masalah dunia yang jauh dari seluruh negeri Minangkabau maupun luar pedoman Al-Qur’an Hadis. negeri.5 Oleh karena itu untuk dapat menghantarkan Haji Rasul menegakkan pondasi penanaman dan pemahaman nilai-nilai Islam pembaharuan Islam di Minangkabau melalui kepada masyarakat Minangkabau sehingga jalur pendidikan dengan mendirikan Surau selaras, sesuai dan sejalan antara adat Jembatan Besi yang kemudian berkembang Minangkabau dengan nilai-nilai Islam, maka menjadi Sumatera Thawalib tahun 1918. Ia ulama merupakan tokoh kunci dalam berjasa dalam membawa ajaran Muhammadiyah membangun karakteristik Minangkabau yang sebagai organisasi pembaharu di Minangkabau berasaskan adat basandi syarak, syarak basandi pada tahun 1925. Selain itu Haji Rasul kitabullah. Ulama merupakan salah satu figur mencurahkan ide, pemikirannya melalui tulisan sentral penting dalam dakwah Islam di yang tersebar luas di masyarakat. Ia bersama Minangkabau; Ulama berupaya untuk dengan ketiga kawannya menerbitkan Majalah memperbaharui dan memurnikan dasar kepercayaan umat kepada tuntunan Al-Quran dan Hadits, bersih dari syirik,bid’ah dan khurafat, 3 Silfia Hanani, Pendekatan Pendidikan Dalam Pendiffusian Ajaran Dan Pemikiran Ulama, 2006 (http://minangkabauku.wordpress.com/category/agama- 1Tim Peneliti Fakultas Adab IAIN , Riwayat Hidup 30 islam-di-minangkabau). Ulama Sumatera Barat (Padang: Lembaga Penelitian IAIN 4 Tamrin Kamal, Purifikasi Ajaran Islam pada Masyarakat Padang, 2007), 1. Minangkabau (Padang: Angkasa Raya, 2005), 5. 2Mansoer, Sedjarah Adat Minangkabau (Jakarta: Bharata, 5Tamar Djaya, Pusaka Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang, 1966), 1970), 8. 741.

34 Haji Abdul Karim Amrullah ... Al-Munir (1911) sebagai media untuk dilakukan. Namun secara umum, kajian-kajian menyebarluaskan gagasan dan pemikiran tersebut mayoritas bersifat parsial-individual, pembaharuannya.6 parsial-tematik, parsial-spasial maupun parsial- Haji Rasul seorang ulama Minangkabau temporal. yang memiliki peran dan pengaruh yang sangat Ada sebuah buku yang dikarang langsung penting dalam perkembangan dan pembaharuan oleh HAMKA anak tertua Haji Rasul yang Islam di Minangkabau. Begitu juga dengan ide menuliskan karakter dan pengalaman hidup dan pemikirannya dalam menyiarkan nilai-nilai ayahandanya yang diberi judul Ayahku. Buku Islam di masyarakat dengan metode dakwah dan yang diterbitkan oleh penerbit UMMINDA tablig. Oleh karena itu kajian ini menarik untuk Jakarta memaparkan riwayat hidup Dr. H. Abdul ditelaah lebih detail mengenai peran dan kiprah Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama Haji Rasul dalam pembaharuan Islam di di Sumatera dalam bentuk novel atau kisah yang Minangkabau diketahui dan diamati oleh sang penulis HAMKA. HAMKA menyeritakan setiap kejadian atau Rumusan Masalah peristiwa yang dialami oleh ayahnya yang Berdasarkan uraian permasalahan, inti dari dikumpulkannya dari berbagai sumber lisan kajian ini ialah bagaimana profil ketokohan, maupun tulisan karya Haji Rasul. peran dan kiprah Haji Rasul terhadap Selain itu ada beberapa penelitian dalam pembaharuan Islam di Minangkabau. Untuk itu bentuk Buku Bunga Rampai tentang Biografi objek kajian difokuskan pada hal berikut: Ulama Sumatera Barat yang tidak hanya terfokus 1. Bagaimana profil dan latar belakang historis pada personal-individual, tematik, spasial-area sosio kultural Haji Rasul maupun time-temporal. Beberapa buku tersebut 2. Bagaimana peran dan kiprah Haji Rasul antara lain: Tim Islamic Centre Sumatera Barat, terhadap perkembangan pembaharuan Islam Riwayat Hidup Ulama Sumatera Barat dan di Minangkabau Perjuangannya, Padang: Angkasa Raya, 2001 dan Tim Islamic Centre Sumatera Barat Riwayat Hidup Tujuan dan Signifikansi Penelitian 10 Ulama Sumatera Barat, Padang: Angkasa Raya Melalui kajian profil Haji Rasul sebagai 1991. ulama pembaharu Islam di Minangkabau, maka Secara garis besar buku-buku tersebut diharapkan dapat: membahas tentang riwayat hidup ulama-ulama 1. Mendeskripsikan profil dan latar belakang Minangkabau. Buku yang pertama dan kedua historis sosio kultural Syeh Haji Rasul sebagai hanya berbeda dalam aspek kuantitatif saja di ulama pembaharu Islam di Minangkabau mana buku pertama (2001) menulis Biografi 20 2. Mengungkapkan peran dan kiprah Haji Rasul Ulama Sumatera Barat, sementara buku kedua dalam pembaharuan Islam di Minangkabau (1991) tentang Biografi 10 Ulama. Objek atau fokus 3. Memberikan kontribusi dalam melihat kajian yang pertama dan kedua umumnya pengaruh pemikiran Haji Rasul baik secara tentang riwayat hidup Ulama Sumatera Barat langsung maupun tidak langsung dalam dan perjuangannya. Pembahasan antara riwayat membentuk mainstream sejarah pembaharuan hidup ulama yang satu dengan lainnya terkadang Islam di Minangkabau. tidak memiliki paralelitas biografis. Bahkan cenderung memiliki kesan parsial-terpisah. Kajian Kepustakaan Artinya kajiannya tidak memiliki karakteristik Secara umum kajian epistimologis tentang khas, lebih bersifat naratif-sekriptif. biografi Haji Abdul Karim Amrullah sebagai Kajian tentang Biografi Ulama Minangkabau Ulama Sumatera Barat terkait riwayat hidup serta jaringan yang dibangun umumnya tidak secara dekriptif maupun kajian-kajian yang pure-research banyak tersebar dalam berbagai situs bersifat net-working analisis baik aspek transformasi budaya Minangkabau di internet. Di antara keilmuwan maupun guru-murid sudah banyak website yang cukup aktif dan responsif terhadap kajian-kajian ini ialah www.ranah-minang.com dan www.cimbuak.com Situs-situs ini memuat 6Usria Dhavida, Beberapa ulama di Sumatera Barat (Museum Adityawarman, 2008), 191-193. beberapa penelitian (tepatnya opini dan artikel)

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 35 tentang ulama-ulama dari para penulis, kolumnis, Luhak Agam Sumatera Barat. Haji Abdul Karim jurnalis, maupun para pakar. Namun karena memiliki nama kecil Muhammad Rasul. Sejak mungkin merupakan konsumsi publik di dunia sekembalinya dari menunaikan ibadah haji ‘maya’ penyampaian narasi-deskripsinya lebih namanya diganti menjadi Abdul Karim Amrullah. bersifat opini dan artikel dengan mayoritas Setelah ia memperoleh gelar kehormatan ‘Doktor menampilkan data-data yang bersifat naratif- Homoris Causa’ di bidang Agama di Mesir tahun deskriptif-informatif. 1926 ia akrab dipanggil ‘Inyiak De-er’ (DR) atau ‘Inyiak Rasul’. 8 Metodologi Penelitian Haji Rasul berasal dari keturunan ulama Metodologi dalam kajian ini ialah penelitian terpandang di negerinya dan tokoh yang kualitatif yang bertujuan untuk memahami profil berpengaruh pada zamannya. Kakeknya Syeh dan peran tokoh dalam hal ini Haji Rasul dalam Abdullah Arif dari garis keturunan ibu Siti Saerah konteks sosial kehidupannya sebagai ulama yang dikenal sebagai Tuanku Pariaman, Tuanku pembaharu Islam Minangkabau dengan Nan Tuo di Koto Tuo IV salah seorang ulama mengedepankan proses interaksi komunikasi yang menyebarkan Islam di Minangkabau. ia pun yang mendalam antara peneliti dengan fenomena dikenal sebagai salah seorang pahlawan yang yang diteliti 7 gigih melawan Belanda dalam Perang Paderi yang Adapun sumber data dalam kajian ini bertugas mempertahankan daerah IV Koto, diperoleh dari data primer melalui dokumen atau Lawang dan Andalas. 9 Ayahnya sendiri Syeh bahan bacaan, naskah, dan sumber lain yang Muhammad Amrullah Tuanku Abdullah Saleh berhubungan dengan penelitian ini dan data yang dikenal dengan sebutan ‘Tuan Kisai’ sekunder yang diperoleh melalui observasi dan seorang guru Tarekat Naqsyabandiah yang wawancara kepada keluarga, tokoh masyarakat, istiqomah dalam mengikuti Mazhab Syafei di dan tokoh agama terkait latar belakang sosio Maninjau. kultural pengaruh peran dan kiprah Haji Rasul sejak kecil sudah diarahkan pembaharuan Haji Rasul dalam kehidupan dan ayahnya untuk menuntut ilmu agama dengan praktik keagamaan. ulama-ulama Minangkabau. Bahkan Haji Rasul Sedangkan pendekatan dalam penelitian tidak pernah menimba ilmu di sekolah umum ialah pendekatan sejarah dengan melihat dan yang didirikan oleh Pemerintah Belanda seperti mengkaji seluruh aspek kehidupan sang tokoh. Sekolah Raja. Pada usia tujuh tahun dia sudah Dengan perspektif ini, diharapkan dapat diajarkan shalat dan berpuasa oleh ayahnya. Usia diungkap keseluruhan sosok Haji Rasul mulai sepuluh tahun belajar mengaji membaca Al- dari latar belakang keluarga, latar sosial, Qur’an kepada gurunya Tuangku Haji Hud dan pendidikan, perannya dalam dakwah dan Tuangku Pakieh Samun di Terusan Kecamatan pendidikan, corak pemikiran dan karya-karya Koto XI Kabupaten Pesisir Selatan. Haji Rasul keagamaannya, kitab-kitab dan tokoh yang memiliki suara yang merdu dan syahdu saat mempengaruhinya, warisan kelembagaan, melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dan pengaruh pemikirannya bagi masyarakat, murid- menyandungkan barzanji. muridnya, dan sebagainya. Setelah tamat mengaji Al-Qur’an, Haji Rasul kembali ke Sungai Batang dan belajar menulis B. PEMBAHASAN huruf Arab dengan Tuangku Said dan Tuangku I. Profil dan Latar Belakang Sosio Historis Adam. Kemudian pada usia tiga belas tahun ia Kultural Haji Rasul belajar tata bahasa Arab nahwu sharaf langsung Haji Abdul Karim Amrullah dilahirkan pada dengan ayahnya Syeh Amrullah dan gurunya hari Ahad, 10 Februari 1879/ 17 Safar 1296 Hijriah Haji Muhammad Salih. Setelah Haji Rasul merasa di Kampung Kepala Kebun Jorong Betung Pajang cukup menguasai Bahasa Arab, lalu meneruskan Sungai Batang Kanagarian Maninjau Dalam 8Hoeve, Van, Ensiklopedia Indonesia (Amsterdam: Ihtisar Baru- dan Elsevier Publishing Project, 1982, Vol.3 Han Kol), 202. 9 HAMKA, Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim 7 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Amarullah Dan Perjuangan Kaum Agama Di Sumatera (Jakarta: Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), 9. UMMINDA,1982), 57.

36 Haji Abdul Karim Amrullah ... belajar ilmu agama ke Sungai Rotan Pariaman kompromi atau dalam istilah Minangkabau ‘tibo Sumatera Barat bersama gurunya Tuangku Sutan di mato dipicingkan,tibo diparuik dikampihkan’ Muhammad Yusuf selama dua tahun mengaji Buktinya ia menolak tradisi kenduri tujuh hari sampai tamat kitab Minhajuth Thalibin karangan kematian ayahanda nya dan menurutnya Imam Nawawi dan Tafsir Jalalain.10 merupakan perbuatan bidah.13 Setelah menuntut ilmu agama dengan para II. Peran dan Kiprah Inyiak Rasul dalam ulama di Minangkabau, pada tahun 1894 M (1312 Pembaharuan Islam di Minangkabau H) ia berangkat ke Mekah untuk menunaikan 1. Berdakwah dan Bertbaligh ibadah haji serta mengkaji dan memperdalam Sekembalinya dari menuntut ilmu di Mekah, ilmu-ilmu agama. Dia belajar di Mekah selama Haji Rasul menerjunkan dirinya pada penyiaran tujuh tahun (1894-1901) bersama guru yang dakwah Islam. Dalam berdakwah Haji Rasul merupakan tokoh pembaharu diantaranya Syeh berupaya memurnikan akidah Islam yang Ahmad Khatib al-Minangkabawi dan Syeh Taher bercampur dengan kemusyrikan, doa-doa Jalaluddin (keduanya berasal dari , bercampur dengan sihir dan bid’ah yang Sumatera Barat), Syeh Abdul Hamid, Syeh mengacaukan ajaran Islam yang murni. Ia Usman Serawak, Syeh Umar Bajened, Syeh Shalih meluruskan akidah dan keyakinan masyarakat Bafadal, Syeh Hamid Jeddah, Syeh Sa’id Yamani dari praktek kemusyrikan di mana kebiasaan yang tinggal di Mekah. Selain itu beliau juga mereka mendatangi tukang sihir dan ahli nujum belajar dengan Syeh Yusuf Nabbani seorang syeh untuk meramal nasib dan keberuntungan. Mereka yang sangat benci dengan prinsip-prinsip mempercayai azimat sebagai penangkal sial atau Muhammad Abduh. 11 penolak kemudaratan. Mereka mendatangi Dalam menuntut ilmu Haji Rasul termasuk tempat-tempat yang dianggap keramat berdoa orang yang kritis dan cerdas. Dia menolak membaca mantera-mantera bercampur dengan kebiasaan para pelajar yang hanya menerima saja sihir.14 apa yang diajarkan oleh gurunya dan mereka Ia berusaha menghidupkan kembali suasana menganggap jika membantah keterangan guru keagamaan yang hanya tampak pada upacara adalah pantangan. Haji Rasul banyak bertanya kematian, kenduri, peringatan Maulid Nabi dan kepada guru-gurunya terhadap berbagai Isra Mi’raj. Haji Rasul juga berupaya menegakkan persoalan yang tidak dimengertinya dan tidak nilai-nilai keislaman dari kerusakan moral dan jarang pula ia berdebat ataupun menyanggah budi pekerti yang dapat menimbulkan kekacauan pendapat gurunya yang tidak seide dengan dan ketidakamanan negeri seperti berjudi, pemikirannya dan tidak memiliki argumen yang mengadu ayam, meminum arak dan candu yang kuat untuk menjawab setiap pertanyaannya. Dari biasa dilakukan oleh masyarakat. sekian gurunya, Ahmad Khatib merupakan guru Bahkan Haji Rasul mengoreksi dan yang sangat dikagumi dan disebut-sebutnya.12 mengkritisi kitab karangan Datuk Sangguno Sekembalinya dari menuntut ilmu di Mekah, mengenai tarikh dan hukum adat yang berjudul Haji Rasul aktif memberikan pengajian, tablig, Curai Paparan Adat Lembaga Alam Minangkabau. atau diskusi dengan orang yang berpaham taklid, Haji Rasul bersama murid-muridnya mengkaji isi bid’ah dan khurafat. Haji Rasul dikenal sebagai kitab tersebut dalam debating club dan ulama yang ahli berpidato yang selalu mensyarahkannya dari sudut pandang hukum memberikan pencerahan dan pendewasaan Islam. Ia pun menolak isi kitab tersebut dengan berpikir pada masyarakat. Ia juga dikenal sebagai menulis buku yang berjudul Pertimbangan guru agama yang fanatik memperjuangkan Lembago Adat Alam Minangkabau. Dalam bukunya pemurnian agama. Usahanya dalam menegakkan ia menceritakan asal-usul nenek moyang orang amar ma’ruf nahi munkar lugas dan tegas tanpa Minang yang berisi dongeng (legenda) yang tidak dapat dipertanggunggjawabkan menurut ilmu sejarah atau ilmu akal karena membandingkan 10 Sanusi Latief, Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat (Padang, Islamic Centre Sumetera Barat, 1981), 123. 11 Idem, 177. 13 Op.Cit, Beberapa ulama di Sumatera Barat, 178-179. 12 Op. Cit, Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim 14HAMKA, Sejarah Perkembangan Pemurnian Ajaran Islam Amarullah Dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera, 49. di Indonesia (Jakarta:Tintamas,1961), 11-12.

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 37 hukum adat jahiliah dengan fikih Islam yang dan segan dengan Haji Rasul. 17 tidak ada dasar hukumnya yang pasti.15 Dalam berpidato Haji Rasul selalu Haji Rasul aktif memberikan pengajian, menyampaikan kalimat-kalimat yang nasihat, dan fatwa kepada jamaah baik itu di argumentatif,faktual,penuh sindiran yang Minangkabau, Jawa hingga ke Malaysia, mengkritisi atau menanggapi beragam fenomena Singapore. Murid-muridnya beraneka profesi ada peristiwa yang terjadi di masyarakat. Ia petani, pedagang, guru, tokoh agama, pemuka berkhutbah dan berpidato tidak dengan Bahasa adat, maupun ahli sihir. Haji Rasul juga Arab seperti yang dilakukan oleh ulama mengadakan pengajian di Surau Muara Pauh Minangkabau lainnya, namun berpidato dengan yang diikuti oleh guru-guru ilmu kebal dan ahli Bahasa Melayu. Ia juga memperbaharui sistem sihir. Haji Rasul mengajarkan ilmu tauhid kepada penyampaian khutbah Jumat yang pada mereka dan menumbuhkan kepercayaan tauhid umumnya disampaikan oleh para khatib dengan yang teguh dalam hati para ahli sihir sehingga Bahasa Arab. Haji Rasul berkhutbah Jumat tidak ada lagi peluang dan tempat buat percaya dengan bahasa Melayu atau bahasa penduduk kepada selain Allah. Hingga suatu hari diadakan setempat yang mudah dipahami dan dimengerti upacara membakar azimat dan catatan pelajaran oleh mereka.18 sihir dan tasawuf yang salah dipahamkan. Menurutnya khutbah Jumat dimaksudkan Azimat dari kulit harimau, tanduk rusa yang untuk memberi wasiat, peringatan dan sudah dimatrakan, semuanya dilonggokkan di pengajaran guna meningkatkan keimanan dan muka surau dan dibakar. Maka menggulunglah ketakwaan kepada Allah. Tentu saja tidak akan asap ke udara membawa sirna segala sisa khurafat berhasil maksud dan tujuan dari khutbah jika dan tahayul yang selama ini mengasapi otak disampaikan dengan Bahasa Arab bahasa yang orang-orang yang masih jahil akan hakikat tidak dipahami dan dimengerti oleh jamaah. Jadi agama hendaknya khutbah itu diucapkan dengan Dalam berdakwah Haji Rasul berpegang bahasa jamaahnya, supaya terang dan jelas teguh terhadap kebenaran dan tidak segan maksudnya dan menjadi peringatan atau mengkritisi pemahaman Islam para Sultan dan pengajaran. bangsawan, serta ulama yang menurutnya Haji Rasul juga mengekspresikan menyimpang dari akidah atau sendi-sendi dasar dakwahnya melalui cara berpakaian. Ia ingin Islam. Walaupun kehadirannya di Malaysia mengubah pandangan masyarakat bahwa mendapat tantangan dari mufti Syeh Abdullah seorang ulama selalu digambarkan memakai Shaleh yang sama-sama belajar di Mekah dan jubbah dan sorban. Haji Rasul terkadang bahkan menuduhnya sebagai Wahabi dan Kaum memakai jas pentolan lengkap berdasi saat Mudo. 16 menghadiri acara resmi seperti konferensi, Selain itu Haji Rasul juga secara nyata dan mengajar di surau ataupun ceramah. Walaupun terang-terangan menolak untuk melakukan Sai mendapat teguran dari para ulama atau tokoh Keirei yang intinya memberikan puji-pujian masyarakat seperti saat Haji Rasul menghadiri kepada Kaisar Jepang dan menyatakan bahwa Muktamar Khilafah Islamiyah di Kairo yang Kaisar itu adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang diikuti oleh pemimpin dunia Islam karena ia tidak menganugerahkan kehidupan bagi Kepulauan berpenampilan seperti ulama yang lain memakai Yamato. Haji Rasul menjelaskannya secara jujur sorban dan jubah. Selain itu ia juga tidak mau mengenai keyakinan Bangsa Jepang dalam berbahasa Arab ‘Amm (pasaran) Mesir tetapi pandangan Islam melalui suatu tulisan yang bahasa Arab fasih. Haji Rasul berpendapat bahwa berjudul ‘Hanya Allah’. Atas sikapnya yang tegas pakaian tersebut bukanlah berarti meniru gaya didukung dengan argumen yang jelas, kaum kafir dalam berpakaian dan bukanlah Pemerintah Jepang semakin simpatik, hormat pakaian yang haram untuk dikenakan karena

15HAMKA, Op. Cit, 130-133. 17Deliar Noer, Partai Islam di Pentas Nasional (Jakarta: Grafiti 16Tim Peneliti Fakultas Adab IAIN Padang, Riwayar Hidup Press, 1987), 25. 30 Ulama Sumatera Barat (Lembaga Penelilitan IAIN Padang, 18HAMKA, Sejarah Perkembangan Pemurnian Ajaran Islam 2007), 183. di Indonesia (Jakarta:Tintamas, 1961), 13-15.

38 Haji Abdul Karim Amrullah ... Islam tidak menentukan corak pakaian tertentu. mandiri dan terampil. 21 Pakaian tersebut adalah pakaian modern agar Haji Rasul memformulasikan sistem tampak terlihat rapi dan elegan. 19 pendidikan di Surau Jembatan Besi dengan metode Selain berpidato Haji Rasul juga mengajar yang variatif membangkitkan mengekspresikan gagasan dan pemikirannya kemandirian dan keberanian dalam melalui tulisan. Karya tulisnya muncul sebagai mengungkapkan pendapat dan pemikirannya. respon terhadap beragam fenomena Santri dibiasakan untuk bereksplorasi atau permasalahan kontekstual yang terjadi di berijtihad terhadap ilmu yang dipelajari, tidak masyarakat Minangkabau pada zamannya. menjumud atau taklid kepada pendapat gurunya. Karya tulisnya dikarang dan ditulis sendiri Santri dididik untuk berakhlak mulia. Nilai-nilai dengan tangannya beraksara Arab Melayu dalam budi pekerti luhur seperti kejujuran,kesesuaian bahasa yang lugas, jelas, mudah dipahami dan kata dengan perbuatan, kesungguhan dalam aplikatif. Karya tulisnya dijadikan pedoman dan berusaha diberikan melalui contoh dalam praktek bahan rujukan bagi masyarakat Minangkabau kehidupan guru sehari-hari. Murid meneladani dan umat Islam di Indonesia. Karya tulisnya ada dan meniru pribadi mulia dengan contoh yang yang berbentuk buku atau artikel yang termuat nyata. dalam Majalah Al-Munir. Karya tulisnya hingga Haji Rasul mengarahkan para santri untuk kini terawat dan terpelihara di perpustakaan mempelajari nahwu sharaf ilmu sebagai alat Kutubul Khannah di rumah beliau Danau untuk menguasai Bahasa Arab dan mengkaji Maninjau. kitab-kitab yang bereferensi Arab karya ulama- Adapun ide dan pemikiran Haji Rasul yang ulama Islam. Ia juga menganjurkan kepada terimplementasikan dalam karya-karya tulisnya santrinya untuk mempelajari dua ilmu jika diantaranya: Al-Burhan, Pelita, Cermin Terus, Sendi dikuasai maka tidak akan sesat, yaitu ilmu ushul Aman Tiang Selamat, Pertimbangan Limbago Adat fikih dan mantiq. Kedua ilmu tersebut dapat Alam Minangkabau, Al-Bashair: Dalil-Dalil yang membuka wawasan berpikir untuk berijtihad Kuat, Asy-Syir’ah fi Radd ‘ala man Qala al-Qunut fi serta melepaskan kejumudan dan taklid buta ash-Shubh, Bid’ah wa anna al-Jahr bi al-Basmallah terhadap ulama tanpa mengetahui dasar Bid’ah aidhan, Pemandangan yang Hebat Penolak hukumnya. 22 Segala Kesamaran dan Kesyubahatan, Al-Fawaid al- Haji Rasul menerapkan metode sorogan dan ‘Aliyyah fi Ikhtilafil Ulama fi Hukmi Talafuzh bin diskusi tiap kali mengajarkan Niyyah, Al-Kawakib ad-Durriyyah20 kepada para santrinya. Haji Rasul mengadakan 2. Mengajar pada Surau Jembatan Besi sistem debating club melatih santrinya untuk berani Haji Rasul menaruh perhatian terhadap mengungkapkan pendapatnya sehingga pembentukan karakter dan kepribadian anak terciptalah forum saling bertukar pikiran dan didik menjadi pribadi yang cerdas, berbudi pekerti pengalaman satu sama lain antarsantri. Hasil luhur dan mampu beradaptasi dengan diskusi dicatat dan disalin oleh hoofredacteur’ lingkungannya. Sekembalinya dari belajar di pengumpul dan penyusun tiap-tiap topik Mekah, tahun 1911 Haji Rasul menetap di Padang pembahasan menjadi tema yang menarik dan Panjang dan memimpin pengajian Surau diterbitkan dalam majalah kecil bernama ‘Khatibul Jembatan Besi. Pada waktu itu surau sebagai Ummah’. 23 tonggak pendidikan Islam. Dari surau penguatan Haji Rasul mengajarkan pendidikan madrasah dimulai. Orientasi pendidikan berorganisasi pada santrinya Ia berpandangan ditekankan pada penanaman akidah. Didukung bahwa dengan berorganisasi segala sesuatu akan dengan ilmu ilmu agama, pembinaan fisik, dan mudah dicapai, sebaliknya usaha yang bersifat mental (melalui latihan silat), pelajaran kesenian perseorangan tidak terorganisir, pasti akan dan ketrampilan, pendidikan di surau melahirkan berkesudahan dengan kegagalan. Untuk melatih para ulama yang berjiwa seni dan patriotik, 21Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia Tahun 19Hanif Rasyid, HAMKA Sang Inspirator, Bab III, 4. 1855-1945 (Jakarta: LP3ES, 1980), 135. 20Apria Putra, Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal 22Op. Cit, Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Abad XX (Padang: Komunitas Suluah (Suaka Luhung Naskah) Amarullah Dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera, 120. Indonesia Heritage Centre, , 2011),74-91. 23Ibid, 150.

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 39 murid-muridnya berorganisasi, maka pada tahun pembaharuan dalam rangka perbaikan umat dan 1915 atas inisiatif Haji Habib pada Surau pemurnian ajaran Islam yang sudah Jembatan Besi didirikan Koperasi Pelajar. bercampuraduk dengan adat istiadat atau Pendirian koperasi sebagai lembaga sosial yang mengalami beragam penyimpangan. 26 diadopsi dari Barat merepresentasikan bahwa Majalah Al-Munir sebagai salah satu media Surau Jembatan Besi bersifat terbuka dan yang dimanfaatkan oleh tokoh modernis Islam menerima sesuatu yang baru dalam dunia Islam dalam mengomunikasikan dan menyampaikan yang baik bagi kemaslahatan umum. 24 ide-ide pembaharuannya kepada masyarakat. Dalam proses perjalanannya Surau Jembatan Melalui majalah Al-Munir, Kaum Mudo Besi terus berkembang pesat menjadi lembaga Minangkabau mengemukakan ijtihad dan pendidikan modern diberi nama Sumatera pendapatnya terhadap beberapa masalah yang Tawalib pada tahun 1918. Sumatera Tawalib sebelumnya diharamkan oleh ulama tradisional, menyebarluas mendirikan sekolah cabang di membedah beragam problematika praktek pelosok negeri Minangkabau dan mencetak keagamaan yang dikatakan bid’ah seperti talqin kader-kader pembaharuan Islam yang menyebar terhadap si mayat atau membaca barzanji.27 di seluruh pelosok tanah air. Sumatera Thawalib Dalam penerbitan majalah Al-Munir Haji terus mengadakan inovasi dan pembaharuan Rasul berperan sebagai promotor membantu sistem pendidikan. Haji Rasul menerapkan sistem ketua dewan redaksi Haji Abdullah Ahmad. Selain klasikal dengan menyusun kurikulum lengkap itu ia juga sebagai pengarang dan penulis utama dengan jadwal dan materi pelajaran sesuai dengan dalam rubrik tanya jawab terkait berbagai tingkatannya. Guru mengajar sesuai dengan permasalahan kehidupan yang dikaji dan keahliannya dan menerapkan metode dan teknik ditelaah dalam perspektif keagamaan. Dalam mengajar yang bervariasi. Pengelolaan rubrik ini Haji Rasul menjawab pertanyaan yang administrasi ditertibkan dan diorganisir sebaik diajukan oleh para pembaca, menyampaikan dan mungkin.25 menuliskan pemikiran dan fatwanya yang 3. Sebagai Editor dan Penulis pada Majalah Al- mencerahkan khazanah ilmu agama. Munir Majalah Al-Munir dirancang untuk Pada tahun 1911 Haji Rasul bersama-sama memberikan pelajaran tentang berbagai hal yang dengan Abdullah Ahmad, Muhammad Djamil berhubungan dengan pelaksanaan ajaran Islam Jambek, dan Haji Muhammad Thaib Umar dalam masyarakat. Pada sampul halaman menerbit kan majalah Islam pertama di Majalah Al-Munir tertulis kata-kata: Majalah Islam Minangkabau bernama Majalah Al-Munir. pada Pelajaran,Pengetahuan Perkhabaran. Majalah Majalah Al-Munir majalah pertama dan terbaru Al-Munir memberi penerangan hakikat agama, dalam sejarah persuratkabaran di Minangkabau. membersihkan waham dan prasangka Majalah Al-Munir terbit dua minggu sekali edisi menangkis serangan yang bukan-bukan, juz pertamanya terbit tanggal 1 Rabiul Akhir 1329 memberantas kebodohan tentang agama, H atau 1 April 1911 M. terutama sekali memperbaiki i’tikad dan Majalah dua mingguan ini memuat artikel- kepercayaan. Dalam pada itu tetap pula menjaga artikel keagamaan yang inspiratif, informatif dan kesetiaan kepada pemerintah.28 kontekstual terhadap beragam fenomena dan 4. Mendirikan Muhammadiyah di Minangkabau problematika keagamaan yang terjadi di Pada tahun 1925 Haji Rasul mengadakan masyarakat. Majalah Al-Munir memberikan kunjungan ke Yogyakarta dan berjumpa dengan pencerahan bagi khazanah ilmu-ilmu agama, adat Haji Fakhruddin salah seorang tokoh istiadat dan kehidupan sehari-hari. Majalah ini Muhammadiyah. Haji Rasul tertarik dengan juga sebagai pembawa suara Kaum Mudo organisasi Muhammadiyah, karena disamping Minangkabau dalam menyuarakan berbagai ideologinya mengacu kepada ajaran Al-Qur‘an dan Hadis, juga amal usahanya mencakup 24Soelahudin Hamid, Seratus Tokoh Islam yang Paling Berpengaruh di Indonesia (Jakarta: Penerbit Intimedia, 2003), 281. 25Burhanudin Daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: 26Ibid, 86. Kasus Sumatera Tawalib (Yogyakarta: Tiara Wacana, cetakan 1, 27Deliar Noer, Op. Cit., 4-47, 51-52. 1990), 112. 28HAMKA, Op. Cit., 100.

40 Haji Abdul Karim Amrullah ... berbagai aspek sosial kehidupan dalam rangka Muhammadiyah yang didirikan dan dibina menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar. Selain itu secara spiritual oleh Haji Rasul semakin maju dan juga Muhammadiyah merupakan organisasi memperoleh banyak dukungan baik dari kaum yang bertumpu pada realitas kehidupan umat ulama, kaum adat, maupun masyarakat dengan menitik beratkan gerakannya untuk Minangkabau. Pada tanggal 20 Juni 1925 memperbaiki nasib umat sesuai dengan filosofis didirikan Tabligh Muhammadiyah yang latar belakang didirikannya Muhammadiyah oleh sekaligus menerbitkan jurnal pertamanya yang KH. . 29 disebut Khotibul Ummah.32Muhammadiyah Sekembalinya ke Minangkabau, Haji Rasul bagaikan sebuah kendaraan baginya untuk menyosialisasikan pengalamannya kepada teman- mempercepat laju pembaharuannya. temannya tentang Muhammadiyah dan amal Muhammadiyah berperan sebagai lembaga sosial usahanya dalam rangka menegakkan amar makruf bukan lembaga yang mewakili agama ataupun nahi mungkar. Haji Rasul mengajak teman- mengabaikan fungsi tradisional penghulu dan temannya untuk mendirikan Muhammadiyah adat. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial pertama di Sungai Batang Maninjau dengan yang bertumpu pada realitas kehidupan umat nama Lembaga Sendi Anam. Sutan Mansur Islam untuk memperbaiki nasib umat. menggagas agar sekolah Sendi Anam menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan cabang C. KESIMPULAN Muhammadiyah pertama di Minangkabau.30 Haji Rasul merupakan ulama pembaharu Lembaga Sendi Anam sebagai salah satu Minangkabau keturunan ulama penyebar Islam cabang Muhammadiyah di Minangkabau terus dan tokoh pejuang Paderi Minangkabau. berkembang dan mendapat dukungan dari para Ayahnya Tuan Kisai’ guru Tarekat datuk dan penghulu di Maninjau. Untuk belajar Naqsyabandiah berMazhab Syafei di Maninjau. memperdalam administrasi dan strukturisasi Sejak kecil Haji Rasul menuntut ilmu agama gerakan Muhammadiyah, Lembaga Sendi Anam dengan ulama-ulama Minangkabau dan tidak mengutus tiga orang datuk yaitu Datuk Majolelo, pernah belajar di sekolah umum Pemerintah Datuk Nan Bareno, dan Sutan Marajo ke Belanda. Ia dikenal sebagai anak yang kritis dan Yogyakarta. Untuk menyebarluaskan cerdas. Ia menghidupkan nilai-nilai Islam melalui Muhammadiyah hingga berkembang ke seluruh ijtihad dan membebaskan diri dari kejumudan dan wilayah di Minangkabau, Haji Rasul mengangkat taklid tanpa alasan yang jelas. para datuk dan penghulu untuk menjadi Haji Rasul seorang ulama purifikator yang pemimpin Muhammadiyah di wilayahnya masing meluruskan dan memurnikan agama dari masing dengan status adat yang tinggi. kemusyrikan, bid’ah, khurafat, maupun tahayul Lembaga Sendi Anam yang berubah nama yang dapat menyesatkan dan menjerumuskan dan peran menjadi Muhammadiyah terus seseorang pada penyimpangan terhadap agama. disosialisasikan oleh para datuk. Mereka Haji Rasul menyampaikan ide, gagasan, dan menjalankan misi Muhammadiyah sebagai pemikiran pembaharuannya secara lisan maupun organisasi sosial yang mengacu kepada Al- tulisan. Ia berdakwah dan bertabligh secara tegas Qur’an Hadis yang berperan untuk dan lugas berbahasa Melayu yang mudah mencerdaskan bangsa, menolong orang dipahami dengan masyarakat. Haji Rasul bersama kesusahan dan tidak mampu dengan mendirikan Kaum Mudo Minangkabau menerbitkan Majalah sekolah melaksanakan amal sosial dengan Al-Munir sebagai media untuk mencurahkan ide- mendirikan panti asuhan anak yatim piatu, ide pembaharuan di Minangkabau. Ia aktif sebagai rumah sakit, dan asrama orang-orang fakir promotor dan penulis utama dalam rubrik tanya miskin. Selain itu Haji Rasul menganjurkan jawab terkait berbagai permasalahan kehidupan kepada kaum perempuan untuk berpakaian yang dikaji dan ditelaah dalam sudut pandang sesuai dengan Islam.31 keagamaan. Haji Rasul menegakkan pondasi 29Tamrin Kamal,Op.Cit., 191-192. pembaharuan Islam di Minangkabau melalui 30HAMKA, Op.Cit, Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amarullah, 148-149. 31Sanusi Latief, Op.Cit., 129. 32 Burhanudin Daya, Op.Cit., 253.

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 41 pendidikan dan kegiatan sosial. Melalui mendirikan Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan, ia mendirikan Surau Jembatan Besi sosial yang berperan untuk mencerdaskan bangsa yang berkembang menjadi Madrasah Sumatera dan menolong orang kesusahan dan tidak mampu Thawalib. Ia memformulasikan sistem pendidikan dengan mendirikan sekolah, panti asuhan anak membangkitkan kemandirian santri dalam yatim piatu, rumah sakit, dan asrama orang- berijtihad mengeksplorasikan ilmunya dan orang fakir miskin.[] berakhlak mulia. Dalam kegiatan sosial Haji Rasul

DAFTAR PUSTAKA

Djaja,Tamar. Pusaka Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia tahun 1966. 1855-1945. Jakarta: LP3ES, 1980. Daya, Burhanudin. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Putra, Apria. Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Islam: Kasus Sumatera Tawalib. Yogyakarta: tiara Abad XX. Padang: Komunitas Suluah (Suaka Wacana,Cetakan 11990. Luhung Naskah) Indonesia Heritage Centre, 2011. Hoeve, Van. Ensiklopedia Indonesia. Amsterdam: Ihtisar Baru- dan Elsevier Publishing Project, Rasyid, Hanif. HAMKA Sang Inspirator dan Karyanya. 1982,Vol.3 Han Kol. Padang: Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka,t.th. Hamid, Soelahudin. Seratus Tokoh Islam yang Paling Berpengaruh di Indonesia. Jakarta: Penerbit Tim Peneliti Fakultas Adab IAIN Padang. Riwayat Intimedia, 2003. Hidup 30 Ulama Sumatera Barat. Padang: Lembaga Penelitian IAIN Padang, 2007 HAMKA. Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amarullah dan Perjuangan Kaum Agama di TIM Peneliti FIBA IAIN Padang. Khazanah Islam Sumatera. Jakarta: Jayamurni,1967. Minangkabau. Diposkan pada hari Senin, 11 Januari 2010 di http://ulama- Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif minang.blogspot.com. untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Silfia Hanani. Pendekatan Pendidikan Dalam Pendiffusian Ajaran dan Pemikiran Ulama http:// Kamal, Tamrin. Purifikasi Ajaran Islam pada Masyarakat minangkabauku.wordpress.com/agama- Minangkabau: Konsep PembaharuanH. Abdul Karim islam-di-minangkabau, 2006. Amrullah Awal Abad ke-20. Padang: Angkasa Raya, 2005. Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Pustaka Mahmudiah, 960. Latief, Sanusi. Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat. Padang: Islamic Centre Sumetera Barat, 1981. Mansoer. Sedjarah Adat Minangkabau. Jakarta: Bharata, 1970.

42 Haji Abdul Karim Amrullah ... INDEKS PENULIS

A

Arif Gunawan Santoso Balai Litbang Agama Semarang, Jl. Untung Suropati Kav. 70 Bambankerep Ngaliyan Semarang 50185-Jawa Tengah. Email: [email protected] “KENDALA DAN PERMASALAHAN PEMBERLAKUAN UU NO. 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT: STUDI KASUS OPZ DI SURABAYA” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 17-32

Asep Setiawan Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta “SEJARAH ISLAM DARI SUDUT PANDANG BARU” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 117-120

I Ivan Sulistiana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Email: [email protected] “TAREKAT SYATTARIYAH DAN PERUBAHAN SOSIAL DI CIREBON: KAJIAN SOSIO-HISTORIS” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 1-16

M Muhamad Husni Arafat Fakultas Syari’ah dan Hukum, UNISNU Jepara. Jl. Taman Siswa, Pekeng, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah, 59451. Email: [email protected]. “HERMENEUTIKA PSIKOLOGI AL-QUR’AN:APLIKASI TEORI PSYCHOLOGICAL HERMENEUTIC SCHLEIERMACHER DALAM TAFSIR AHKAM AL-QUR’AN KARYA IBNU AL-‘ARABI AL-MALIKI” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 43-56

Muhammad Dachlan Balai Litbang Agama Makassar Kota Makassar, Jl Andi Pangerang Pettarani N0 72. Email : [email protected] “PERGESERAN IDEOLOGI MAHASISWA MUSLIM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 69-80

Muhammad Alfatih Suryadilaga UIN Yogyakarta. [email protected] “ZIKIR MEMAKAI BIJI TASBIH DALAM PERSPEKTIF LIVING HADIS” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 89-106

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 127 Muhammad War’í Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Email:[email protected]/ Telp: 0856-0106 6525 “KEKANG SUBALTERN DALAM NEGASI MEDIA TENTANG SYIAH: KAJIAN CYBER-SEMIOTIC TULISAN-TULISAN ANTI-SYIAH DI MEDIA SOSIAL INDONESIA” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 57-68

M. Taufik Hidayatulloh Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Bogor, Jl. Bersih No. 1, Komplek Pemda Cibinong Bogor, email; [email protected] “METAKONDISI PENGURUS DKM DI KOTA BOGOR: DARI KARAKTERISTIK SAMPAI DENGAN KINERJA” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 105-114

N Novita Siswayanti Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat, Jl. MH. Thamrin, No. 6, Jakarta Pusat. Email: [email protected] “HAJI ABDUL KARIM AMRULLAH ULAMA PEMBAHARU ISLAM DI MINANGKABAU” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 33-42

V Vilya Lakstian Catra Mulia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Email: [email protected] . Alamat: Jl. Maluku no 12 Keprabon Tengah, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. HP: 085 628 347 15 “MOTIF KETERTARIKAN PEMBACA: TINJAUAN ASPEK INTERNAL TEKS HINGGA METAKOGNISI” Jurnal Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016. hal: 81-88

128 Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 KETENTUAN PENULISAN

1. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berupa pemikiran dan hasil penelitian yang menyangkut masalah sosial dan keagamaan. Naskah belum pernah dimuat atau diterbitkan di media lain. 2. Naskah tulisan berisi sekitar 15-20 halaman dengan 1,5 (satu setengah) spasi, kertas kuarto (A 4), 3. Abstrak dan kata kunci dibuat dalam dwibahasa (Inggris dan Indonesia), 4. Jenis huruf latin untuk penulisan teks adalah Palatino Linotype ukuran 12 dan ukuran 10 untuk catatan kaki, 5. Jenis huruf Arab untuk penulisan teks adalah Arabic Transparent atau Traditional Arabic ukuran 16 untuk teks dan ukuran 12 untuk catatan kaki, 6. Penulisan kutipan (footnote) dan bibliografi berpedoman pada Model Chicago Contoh:

Buku (monograf) Satu buku Footnote 1. Amanda Collingwood, Metaphysics and the Public (Detroit: Zane Press, 1993), 235-38.

Bibliografi Collingwood, Amanda. Metaphysics and the Public. Detroit: Zane Press, 1993. 7. Artikel pemikiran memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, kata kunci, dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta persentasenya dari jumlah halaman sebagai berikut: a. Pendahuluan (10%) b. Isi Pemikiran dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep (70%) c. Penutup (20%) 8. Artikel hasil penelitian memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, kata kunci, dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta presentase jumlah halaman sebagai berikut: a. Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian (10%) b. Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan (15%). c. Metode Penelitian yang berisi rancangan/model, sampel dan data, tempat dan waktu, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data (10%). d. Hasil Penelitian dan Pembahasan (50%). e. Penutup yang berisi simpulan dan saran (15%). f. Daftar Pustaka 9. Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis/email. Naskah yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Contact Person: Abas Jauhari, M.Sos HP: 0856 8512504 Naskah diemail ke: [email protected]

Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016 129 130 Dialog Vol. 39, No.1, Juni 2016