577

Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai

Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman

Dyanti Warrahmah Dewi1, Siti Khotimah2, Delima Fajar Liana3

1Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 2Prodi Biologi, FMIPA UNTAN 3Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman fungsional yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian menunjukkan lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik. Metode. Skrining fitokimia menggunakan metode uji tabung. Aloe vera diekstraksi dengan metode infundasi menggunakan akuades steril. Uji efek antiseptik pembersih tangan menggunakan infusa lidah buaya konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. Kontrol positif menggunakan hand sanitizer sedangkan kontrol negatif menggunakan air mengalir. Sampel kuman didapat dari swab telapak tangan responden yang dimasukan kedalam tabung berisi NaCl 0,9% dan dilakukan pengenceran berseri. Suspensi kuman ditumbuhkan pada media Plate Count Agar dengan metode pour plate. Jumlah koloni kuman dihitung menggunakan colony counter dengan memenuhi Standard Plate Counts (SPC) Hasil. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang jumlah koloni kuman pada telapak tangan dengan penurunan koloni terbanyak pada penggunaan konsentrasi 350%. Kesimpulan. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang jumlah koloni kuman pada telapak tangan. Kata Kunci: Antiseptik, Infusa Aloe vera L., Koloni Kuman

Background. An antiseptic is a substance that can inhibit the growth and development of pathogenic microorganisms such as viruses, bacteria, parasites and fungi. Aloe vera L. is a functional plant which widely cultivated in Indonesia. A research shows that Aloe vera L. consist of saponins, flavonoids, polyphenols, and tannins that are antiseptic. Method. Phytochemical screening test was performed by test tube method. Aloe vera were extracted by infundation method using sterile aquadest. Testing of antiseptic hand cleaner used Aloe vera infusion with concentration 150%, 250%, and 350%. Hand sanitizer was used as positive control while negative control used running water. Germ sample was obtained from respondents hand swab which put into NaCl 0,9% tube and made serial dilutions. Germ sample cultivated on Plate Count Agar with pour plate method. Amount of germs colonies counted by colony counter in accordance with Standart Plate Counts (SPC). Result. Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs colonies in hands with the highest colony decline on the use of 350% concentration. Conclusion. Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs colonies on hands.

Keywords: Antiseptic, Infusion of Aloe vera L., Germs Colonies

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

578

LATAR BELAKANG Penyakit infeksi menular

Antiseptik adalah zat yang dengan mudah salah satunya melalui dapat menghambat pertumbuhan dan tangan. Oleh karena itu sering perkembangan mikroorganisme. mencuci tangan adalah suatu

Penggunaan antiseptik didalam keharusan untuk menghilangkan upaya untuk inaktivasi atau kuman penyebab penyakit yang melenyapkan mikroba merupakan ditularkan melalui kontak yang langkah yang penting untuk sering dengan orang lain. Salah satu pencegahan terjadinya infeksi. cara pencegahan infeksi yang

Penyakit infeksi (infectious disease) ditetapkan oleh Center for Disease adalah penyakit yang terjadi akibat Control adalah dengan penggunaan mikroorganisme patogen seperti antiseptik untuk membersihkan virus, bakteri, parasit, dan jamur.1 tangan atau bagian tubuh lain yang

Menurut WHO tahun 2006, tercemar darah atau cairan tubuh lebih dari 45% kematian yang terjadi lainnya.4 di negara-negara ASEAN adalah Era modern seperti saat ini akibat penyakit infeksi.2 Penyakit dimana masyarakat disibukkan infeksi di Indonesia sendiri pada dengan berbagai kegiatan serta tahun 2010 menempati urutan kedua jadwal yang padat membuat yaitu sebesar 29,5%. Infeksi sendiri masyarakat ingin serba praktis dalam dapat terjadi di masyarakat membersihkan tangan. Dalam

(community acquired) maupun di kondisi tertentu, orang susah mencari rumah sakit (hospital acquired).3 air ataupun sabun pembersih tangan.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

579

Keberadaan sabun dan air terkadang pada kulit yang berfungsi sebagai tidak sesuai dengan yang diinginkan. pelindung terhadap infeksi

Air yang tersedia terkadang tidak mikroorganisme. Alkohol juga bersih, berbau, serta keluar dari mudah terbakar dan pada pemakaian keran yang sudah berkarat. Selain itu berulang menyebabkan kekeringan sabun yang digunakan bersama- dan iritasi pada kulit.6 sama, terkadang menimbulkan Meningkatnya keinginan kekhawatiran atas kebersihan dan masyarakat untuk menggunakan kesehatan pengguna sebelumnya.5 bahan alam atau —back to nature“,

Hand sanitizer yang ditanggapi dengan banyaknya merupakan antiseptik pembersih produk-produk topikal berbahan aktif tangan hadir sebagai jalan keluar dari tanaman untuk perawatan kesehatan, permasalahan tersebut. Namun kosmetik, dan pencegahan penyakit. beberapa jenis gel antiseptik Hand sanitizer yang berasal dari pembersih tangan (hand sanitizer) di bahan alam lebih aman digunakan, pasaran masih menggunakan alkohol tidak mengandung zat kimia dengan konsentrasi ± 50% sampai berbahaya, tidak merusak

70% sebagai bahan antibakterinya. pernafasan, dan aman untuk anak-

Penggunan alkohol dalam pembersih anak.7 tangan dirasa kurang aman terhadap Lidah buaya (Aloe vera L.) kesehatan karena alkohol merupakan merupakan tanaman yang fungsional pelarut organik yang dapat karena semua bagian dari tanaman melarutkan lapisan lemak dan sebum ini dapat dimanfaatkan baik untuk

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

580

perawatan tubuh maupun untuk Proses infundasi dan mengobati berbagai penyakit. pengujian infusa sebagai antiseptik

Tanaman ini banyak dibudidayakan pembersih tangan, dan pengambilan di Indonesia terutama di Kalimantan swab telapak tangan responden

Barat. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi dilaporkan bahwa lidah buaya (Aloe Fakultas Matematika dan Ilmu vera L.) memiliki kandungan Pengetahuan Alam Universitas saponin, flavonoid, polifenol, serta Tanjungpura Pontianak. tanin yang mempunyai kemampuan Alat Penelitian untuk membersihkan dan bersifat Alat yang digunakan pada antiseptik.8 penelitian ini antara lain gelas ukur,

pipet tetes, pipet volumetrik, vortex,

METODE labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak

Waktu dan Tempat Penelitian tabung, cawan petri, termometer,

Penelitian dilaksanakan mulai inkubator, Hot plate, timbangan bulan Agustus 2014 hingga Maret analitik, blender, batang pengaduk,

2015. Sampel lidah buaya (Aloe vera bunsen, autoklaf, lemari pendingin,

L.) didapat di Aloe Vera Center Jl. oven, penangas air, Handscun,

28 Oktober Siantan, Kecamatan masker, lidi kapas steril, penjepit

Pontianak Utara. Skrining fitokimia tabung reaksi, stopwatch, alumunium dilakukan di Laboratorium Non foil, colony counter, spuit, gelas

Mikroskopik Fakultas Kedokteran beker, label.

Universitas Tanjungpura Pontianak.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

581

Bahan Penelitian mencuci tangan menggunakan air

Bahan yang digunakan pada mengalir sebagai perlakuan kontrol penelitian ini antara lain lidah buaya, negatif, perlakuan mencuci tangan media Plate Count Agar, aquades, menggunakan hand sanitizer sebagai spiritus, asam asetat glasial, asam kontrol positif, perlakuan mencuci klorida pekat, asam sulfat pekat, besi tangan menggunakan infusa lidah

(III) klorida 1%, besi (III) klorida buaya (Aloe vera L.) konsentrasi

5%, kalium iodida (KI), serbuk 150%, konsentrasi 250%, dan magnesium, pereaksi Mayer, konsentrasi 350% sebagai kelompok kloroform, larutan NaCl 0,9%, Hand eksperimen. sanitizer. Prosedur Kerja

Responden Penelitian Pengolahan Sampel

Responden penelitian adalah Sampel yang digunakan pada

Mahasiswa/i Program Studi penelitian ini adalah pelepah lidah

Pendidikan Dokter Universitas buaya (Aloe vera L.). Pelepah lidah

Tanjungpura Angkatan 2011-2012 buaya (Aloe vera L.) yang telah berjumlah 15 orang. dikumpulkan, disortasi basah,

Rancangan Penelitian kemudian dicuci menggunakan air

Penelitian ini merupakan yang mengalir sampai bersih, penelitian eksperimental murni (true dikeringanginkan di dalam ruangan experimental design) dengan metode tanpa terkena sinar matahari

Rancangan Acak Lengkap (RAL), langsung, disortasi kering, menggunakan lima perlakuan yaitu

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

582

dihaluskan dengan menggunakan menjadi warna hijau, biru atau ungu blender.9 menunjukkan adanya senyawa

Pembuatan Infusa fenol. 11-13

Infundasi pelepah lidah buaya Pemeriksaan Flavonoid

(Aloe vera L.) dilakukan dengan Infusa sebanyak 1 ml menyari simplisia dengan akuades dimasukkan ke dalam tabung reaksi, steril pada suhu 90oC selama 15 ditambahkan dengan serbuk menit.10 magnesium sebanyak 1 g dan 1 ml

Skrining Fitokimia larutan asam klorida pekat.

Pemeriksaan Alkaloid Perubahan warna larutan menjadi

Infusa sebanyak 1 ml warna kuning menandakan adanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi flavonoid. 11-13 lalu ditambahkan 3 tetes kloroform Pemeriksaan Saponin dan 3 tetes pereaksi Mayer. Infusa sebanyak 2 ml

Terbentuknya endapan putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi, mengindikasikan adanya lalu ditambahkan 10 ml air, setelah alkaloid.11-13 itu dikocok dengan kuat selama 10

Pemeriksaan Fenol menit lalu dibiarkan selama 10

Infusa sebanyak 1 ml menit. Buih/busa yang terbentuk dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bertahan lebih dari 10 menit ditambahkan tiga tetes air panas dan menunjukkan adanya saponin. 11-13 tiga tetes pereaksi besi(III) klorida

1%. Perubahan warna larutan

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

583

Pemeriksaan Tanin Infusa Lidah Buaya digunakan untuk

Infusa sebanyak 1 ml membersihkan telapak tangan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, responden, selanjutnya telapak lalu ditambahkan 3 tetes besi(III) tangan di swab dan dimasukan ke klorida 5%. Bila terbentuk warna tabung berisi NaCl 0,9% setelah itu biru tua atau kehitaman dilakukan pengenceran berseri. menunjukkan adanya tanin. 11-13 Suspensi kuman dari masing-masing

Pemeriksaan Triterpenoid-Steroid pengencaran ditumbuhkan pada

Infusa sebanyak 1 ml media Plate Count Agar dengan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, metode pour plate, diinkubasi pada lalu ditambahkan dengan 1 ml asam suhu 37oC selama 48 jam. Koloni asetat glasial dan 1 ml larutan asam yang tumbuh dihitung menggunakan sulfat pekat. Jika warna larutan colony counter dengan memenuhi berubah menjadi biru atau ungu, Standart Plate Counts (SPC).14,15 menandakan adanya kelompok senyawa steroid, jika terdapat HASIL merah menunjukkan adanya Infusa Daun Mangga Bacang (M. kelompok senyawa triterpenoid. 11-13 foetida L.)

Infusa lidah buaya ( Aloe

Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera vera L.) menghasilkan cairan kental

L.) sebagai Antiseptik Pembersih berwarna hijau kecoklatan sebanyak

Tangan 150 ml pada konsentrasi infusa

150%, 250 ml pada konsentrasi

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

584

250% dan 300 ml pada konsentrasi penggunaan infusa 150%, 3

350% . CFU/cm2 pada penggunaan infusa

Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera 250%, dan 2 CFU/cm2 pada

L.) sebagai Antiseptik Pembersih penggunaan infusa 350%.

Tangan terhadap Jumlah Koloni Berdasarkan guideline jumlah koloni

Kuman kuman menurut interpretasi indikator

Berikut adalah hasil uji infusa kebersihan telapak tangan16 lidah buaya (Aloe vera L.) sebagai menunjukan jumlah koloni kuman antiseptik pembersih tangan terhadap pada responden kelompok kontrol jumlah koloni kuman CFU/cm2 negatif dan kelompok infusa 150% telapak tangan responden: dikategorikan sangat kontaminasi,

Hasil uji infusa lidah buaya sedangkan pada responden kelompok

(Aloe vera L.) sebagai antiseptik kontrol positif, infusa 250%, dan pembersih tangan menunjukan infusa 350% dikategorikan bersih. terdapat penurunan jumlah koloni Penurunan jumlah koloni kuman pada telapak tangan masing- kuman pada telapak tangan masing responden perlakuan yang responden setelah menggunakan menggunakan infusa dengan infusa lidah buaya (Aloe vera L.) konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. sebagai antiseptik pembersih

Hal ini ditunjukan dengan tangannya diduga akibat kandungan rerata jumlah koloni kuman pada senyawa metabolit sekunder yang responden kontrol negatif yaitu 26 terkandung pada infusa lidah buaya

CFU/cm2 menjadi 14 CFU/cm2 pada (Aloe vera L.) seperti tanin, saponin,

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

585

alkaloid, flavonoid, fenol, dan Adenosina trifosfat yang menurun triterpenoid mimiliki mekanisme mengakibatkan terhambatnya kerja yang sama seperti mekanisme pertumbuhan dan perkembangan sel kerja antiseptik dalam menghambat kuman dan selanjutnya menyebabkan atau membunuh kuman. kematian sel.17,18

Senyawa fenol mampu Mekanisme kerja flavonoid melakukan migrasi dari fase cair ke berfungsi sebagai antiseptik diduga fase lemak yang terdapat pada dengan cara berinteraksi dengan sel dinding sel yang dapat meyebabkan bakteri melalui adsorpsi yang turunnya tegangan permukaan sel, melibatkan ikatan hidrogen dengan sehingga senyawa fenol dapat masuk gugus fenol. Atom H pada kompleks ke dalam sel. Senyawa fenol juga protein yang terdapat pada dinding dapat berikatan dengan atom H dari sel berikatan dengan gugus fenol protein sehingga kerja protein pada flavonoid, selanjutnya protein terganggu. Protein yang merupakan mengalami penguraian diikuti oleh komponen enzim apabila mengalami penetrasi flavonoid ke dalam sel dan kerusakan akan menganggu kerja menyebabkan presipitasi serta enzim. denaturasi protein plasma.19

Apabila terjadi kerusakan Terpenoid dapat berikatan pada enzim, maka akan dengan protein pada membran sel mengakibatkan metabolisme mikroorganisme salah satunya pada menurun, sehingga produksi bakteri. Membran sel bakteri sendiri adenosina trifosfat (ATP) menurun. terdiri dari fosfolipid dan molekul

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

586

protein. Kerusakan membran sel bakteri dan mengganggu dapat terjadi ketika terpenoid metabolisme sel bakteri sehingga bereaksi dengan sisi aktif dari menyebabkan bakteri mengalami membran sel atau dengan melarutkan kematian.18, 21 konstituen lipid atau protein dan Mekanisme saponin sebagai meningkatkan permeabilitasnya. antiseptik diduga saponin bereaksi

Akibatnya dapat terjadi lisis sel.20 dengan porin (protein transmembran)

Mekanisme tanin yang pada membran luar dinding sel diperkirakan sebagai antiseptik mikroba, membentuk ikatan polimer adalah tanin dapat mengikat salah yang kuat sehingga mengakibatkan satu protein adhesin pada bakteri rusaknya porin. Rusaknya porin yang yang dipakai sebagai reseptor merupakan pintu keluar masuknya permukaan bakteri sehingga terjadi senyawa mengurangi permeabilitas penurunan daya perlekatan bakteri membran sel mikroba yang akan dan mengganggu sintesis dinding sel, mengakibatkan sel mikroba tersebut akibatnya terjadi pengerutan dinding akan kekurangan nutrisi, sehingga sel dan terjadi kebocoran dinding sel. pertumbuhan bakteri terhambat atau

Tanin juga dapat masuk ke mati.22 dalam membran sel dengan Senyawa alkaloid diduga menembus plasma melalui saluran dapat digunakan sebagai antiseptik porin pada membran plasma. karena terdapat gugus basa yang

Selanjutnya tanin mempresipitasi mengandung nitrogen akan bereaksi protein pada proses sintesis protein dengan senyawa asam amino yang

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

587

menyusun dinding sel mikroba dengan nilai significancy untuk seperti pada dinding sel bakteri dan masing-masing kelompok semuanya

DNA bakteri. 1,000 (> 0,05). Berdasarkan hasil uji

Reaksi ini mengakibatkan variansi data didapatkan bahwa terjadinya perubahan struktur dan variansi data juga normal p=1,000 susunan asam amino, sehingga (>0,05). menimbulkan perubahan Karena data terdistribusi dan keseimbangan genetik pada rantai bervariansi normal maka dilakukan

DNA sehingga akan mengalami uji one way analysis of variance kerusakan dan akan mendorong (ANOVA) dengan hasil nilai Sig. terjadinya lisis sel bakteri, akhirnya adalah 0,000 (<0,05) artinya terdapat menyebabkan kematian sel pada perbedaan bermakna antar kelompok bakteri.23 Senyawa metabolit data. Selanjutnya dilakukan analisis sekunder yang kompleks ini diduga Post Hoc untuk uji ANOVA adalah bekerja saling berkaitan untuk Least Significant Difference (LSD). menghambat atau membunuh kuman Uji LSD menunjukan bahwa sehingga dapat mengurangi jumlah konsentrasi ifusa lidah buaya (Aloe koloni kuman pada telapak tangan vera L.) 350% merupakan responden penelitian. konsentrasi yang paling signifikan

dalam mengurangi jumlah koloni

PEMBAHASAN kuman.

Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan data terdistribusi normal

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

588

KESIMPULAN 5. Rahman, M.A. Kitosan Sebagai bahan Antibakteri Alternatif Dalam Formulasi Gel Pembersih Tangan (Hand Infusa lidah buaya (Aloe vera Sanitizer). Institut Pertanian Bogor: Departermen Teknologi Hasil Perairan; L.) pada konsentrasi 150%, 250%, 2012. 6. Block S. Disinfection, Sterilization and th dan 350% dapat mengurangi jumlah Preservation, 4 . Edition. Williams and Wilkins. P; 2001, 7. Retnosari. Studi Efektivitas Sediaan koloni kuman pada telapak tangan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). Jurnal responden. Farmasi Indonesia; 2006; 17(4), 163- 169. 8. Hariana, A. Tumbuhan Obat dan Perlu dilakukan penelitian Khasiatnya, Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya; 2008. potensi lidah buaya (Aloe vera L.) 9. Gunawan D dan Mulyani S. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta: Penebar sebagai antiseptik pembersih tangan Swadaya; 2004. 10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sediaan Galenik. Jakarta. dengan teknik ekstraksi dengan Depkes RI. 1999. 11. Farnsworth NR. Biological and penggunaan konsentrasi yang lebih Phytochemical Screening of Plant. J. Pharm.Sci. 1966; 55:59. 12. Harborne JB. Metode Fitokimia kecil dibandingkan dengan teknik Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. : ITB; 1987. infusa. 13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi 4. Jakarta: Depkes RI; 1995. 14. Waluyo, L. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press; 2009. DAFTAR PUSTAKA 15. Harmita dan Radji, M. Buku Ajar: Analisis Hayati. Jakarta: EGC; 2008. 16. Centers for Disease Control and

1. Ministry of Health . Prevention (CDC). General Antiseptics for Skin Preparations Prior Information on Hand Hygiene. to Procedures. Kuala Lumpur, (Online) 2009. Malaysia: Health Technology http://www.cdc.gov./htm ( 27 juli Assessment Section (MaHTAS); 2010. 2014).

2. World Health Organization (WHO), 17. Brooks, GF., Butel, JS., dan Morse, Hand Hygiene: Why, How, andWhen?. SA. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi (Online) 2009. 23. Jakarta: EGC; 2007. http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_ 18. Dhayanti, A.P.Y.,Trisunuwati, P., Hygiene_Why_How_and_When_Broc Murwani, S. Efek Antimikroba Ekstrak hure.pdf (17 juli 2014). n-Hekasa Daun Kelor (Moringa

3. Kementerian Kesehatan RI. Rencana oleifera Lamk.) terhadap Escherichia Strategis Kementerian Kesehatan coli. Universitas Brawijaya, Program Tahun 2010-2014. Jakarta; 2010. Studi Pendidikan Dokter Hewan; 2013

4. Bailey, R. Bacteria And 19. Rachmawaty, F.J., Citra, D.A., Poisoning. (Online) 2010. Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan http://biology.about.com/od/bacteriolo Wibowo, E.T. Manfaat Sirih Merah gy/a/aa072706a.htm (7 April 2014). (Piper crocatum) sebagai Agen Anti

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106

589

Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Jurnal Kedokteran Mastarakat; 2009; 25: 167-175. 20. Mayanti, T., Tjokronegoro, R., Supratman, U., Mukhtar, M. R., Awang, K., dan Hamid, A. A. Antifeedant Triterpenoids from the Seeds and Bark of Lansium domesticum cv Kokossan (Meliaceae), Molecules; 2011; 16: 2785-95. 21. Juliantina, F., Citra, D.A, Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan Bowo, E.T. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Jurnal Kesehatan Indonesia, vol 1; 2013; pp. 11-21. 22. Furnawanthi, I. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2002. 23. Simbala, Herny E.I. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Pacific Journal; 2009 Vol 1 (4) : 489- 494.

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106