TRANSPORTASI PERKOTAAN

Pengantar Perancangan Kota

Cynthia Puspitasari 31 Mei 2018 PENGERTIAN TRANSPORTASI

Transportasi adalah suatu tindakan, proses, atau hal memindahkan atau sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. (Morlok, 1978)

Sistem Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut dan mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan- tujuan tertentu. (Fidel Miro, 2002)

PERENCAANAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman, nyaman dan murah (Pignataro, 1973).

Perencanaan Transportasi merupakan proses yang dinamis, dan harus tanggap terhadap perubahan tata guna lahan, keadaan ekonomi, dan pola arus lalu lintas.

KONDISI TRANSPORTASI PERKOTAAN Tingginya jumlah pengguna kendaraan pribadi mobil dan motor (pertumbuhan kendaraan roda dua sekitar 8-12 % per tahun selama lima tahun terakhir). Rendahnya jumlah dan kualitas pelayanan angkutan umum baik berbasis jalan raya maupun jalan rel (kereta api). Kemacetan yang semakin massif di wilayah perkotaan mendorong terjadi pemborosan BBM dan memperburuk kondisi lingkungan dan polusi udara sehingga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan penghambat laju kegiatan perekonomian di kota-kota besar di . PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

Perubahan Fungsi Kapasitas Polusi Akibat Peningkatan Pola pergerakan Penurunan Peran Lahan Akibat Kota Infrastruktur Kemacetan Kendaraan Angka Kecelakaan Masyarakat Angkutan Umum Pengguna Pendukung Bermotor Lalu Lintas Meningkat Transportasi

Kota Metropolitan - √ √ √ √ √ √

Kota Besar √ √ √ √ √ √ √

Kota Menengah √ - √ √ √ √ √

Kota Kecil √ - √ - √ - -

• Penurunan Peran Angkutan Umum dan Peningkatan Kecelakaan Lalu lintas menjadi masalah di seluruh Kota di Indonesia

• Kurangnya Kapasitas pendukung menjadi tantangan bagi Kota Besar,  Menengah dan Kota Kecil Slide - 8 ANALISIS PERMINTAAN TRANSPORTASI Kebutuhan akan transportasi berasal dari:  Interaksi antara aktivitas sosial dan ekonomi yang tersebar di suatu daerah.  Keanekaragaman aktivitas dan pola interaksi yang kompleks menghasilkan berbagai faktor yang menentukan kebutuhan akan transportasi.  Alasan orang untuk melakukan perjalanan: Berkisar antara pencarian untuk makanan dan naungan untuk mobilitas kegiatan atau kebutuhan rekreasi. KONSEP & DEFINISI STRUKTUR PERKOTAAN

Konsep dasar yang menyangkut bentuk perkotaan (Urban) adalah pola/ tatanan ruang dari setiap elemen perkotaan (gedung, parkir, aktivitas masyarakat, aktivitas ekonomi, dan intuisi masyarakat)

Interaksi perkotaan adalah serangkaian hubungan yang terjadi untuk memadukan dan mengikat pola dan perilaku setiap tata guna lahan. KEBUTUHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN (URBAN TRAVEL DEMAND)

Kebutuhan Transportasi Perkotaan selalu bergerak dinamis dan komplek (bergerak setiap saat) berinteraksi dengan ekonomi.

Kebutuhan transportasi perkotaan, tergantung kepada tingkat aktivitas tata guna lahan pada daerah tersebut.

Makin tinggi tingkat aktivitas tata guna lahan, semakin tinggi pula tingkat kemampuan menarik lalu lintas . MEWUJUDKAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

 Penerapan sistem transportasi yang berkelanjutan terletak pada kondisi pelayanan transportasi: a. Sistem jaringan transportasi perkotaan terintegrasi secara baik, b. Penyediaan fasilitas untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor (non-motorized mobility). c. Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor penting d. Prasarana fasilitas khusus jalur sepeda di kota-kota besar sangat minim. PARADIGMA KEBUTUHAN TRANSPORTASI MASYARAKAT

Poin-poin penting paradigma kebutuhan transportasi masyarakat :

. Jika fasilitas jalur pedestrian di perkotaan aman dan nyaman, maka setiap perjalanan kurang dari 500 meter dapat ditempuh dengan berjalan kaki;

. Jika akses terhadap angkutan umum mudah, aman, nyaman, terjangkau dan memiliki kepastian waktu, maka setiap orang akan tertarik menggunakannya; LANJUTAN

. Sistem transportasi yang berkelanjutan tercapai jika: angkutan umum sudah dapat mengangkut seluruh kebutuhan pelaku perjalanan, dan menjadi moda andalan masyarakat.

. Angkutan umum yang dapat menjadi tulang punggung di kota- kota besar adalah (BRT) dan Mass Rapid Transit (MRT). LANJUTAN

. Dalam pencapaiannya, angkutan umum harus terintegrasi satu sama lain, . Pusat-pusat aktivitas dan kegiatan seperti :stasiun kereta api, terminal bis, bandar udara, pelabuhan laut dapat terkoneksi langsung ke dalam jaringan . Integrasi yang dimaksudkan mencakup integrasi fisik, sistem (jadwal), maupun aspek ticketing. Why public transport priority? Corridor Capacity (people per hour on 3.5 m wide lane in the city - pphpd)

Suburban Mixed Regular BRT BRT Cyclists Pedestrians Heavy Rail Rail Traffic Bus single lane double lane (e.g. Hong Kong) (e.g. Mumbai)

                                                                              2 000 9 000 14 000 18 000 19 000 20 000 43 00080 000 100 000 Source: Botma & Papendrecht, TU Delft 1991 and own figures

07.06.2018 Sistem Transit di kota-kota pada tahun 2012

KOTA NAMA TAHUN 1 Jakarta* Busway Trans Jakarta 2004 2 Batam Trans Batam 2005 3 Bogor Trans Pakuan 2008 4 Yogyakarta 2008 5 Semarang Trans Semarang 2009 6 Pekanbaru Trans Metro 2009 Pekanbaru 7 Bandung Trans Metro Bandung 2009 8 Manado Trans Kawanua 2009 9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010 10 Palembang Trans Musi 2010 11 Solo 2010 12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011 13 Ambon Trans Amboina 2011 14 Tangerang Trans Jabodetabek 2012 Tangerang 07.06.2018 Jakarta: BRT -perkembangan lanjut dari Sistem Transit KOTA YANG SUDAH MEMILIKI BRT KOTA NAMA TAHUN 1 Jakarta* Busway Trans Jakarta 2004 2 Batam Trans Batam 2005 3 Bogor Trans Pakuan 2008 4 Yogyakarta Trans Jogja 2008 5 Semarang Trans Semarang 2009 6 Pekanbaru Trans Metro Pekanbaru 2009

7 Bandung Trans Metro Bandung 2009 8 Manado Trans Kawanua 2009 9 Gorontalo Trans Hulontalangi 2010 10 Palembang Trans Musi 2010 11 Solo Batik Solo Trans 2010 12 Sarbagita Trans Sarbagita 2011 13 Ambon Trans Amboina 2011 14 Tangerang Trans Jabodetabek Tangerang 2012

Lampung: iBRT dikembangkan atas inisiatif operator angkutan bus , sejak tahun 2010 Padang dan Makassar serta Surabaya diharapkan segera menyusul secepatnya. TARGET MODAL SPLIT PERKOTAAN GAMBARAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN BERKELANJUTAN

FASILITAS INTERMODA BERUPA PARK AND RIDE