Agri-sosioekonomi œ Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 87 - 94

PEMETAAN WILAYAH BERDASARKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI UTARA

Adrianus Maabuat Theodora M. Katiandagho O. Esry H. Laoh

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe the mapping of province based on the economic growth and the percentage of poverty in the regencies and the cities. This research was conducted over four months during January to April 2016. The data that used in this research is secondary data which gathered from Central Bureau Statistics. The analysis that used in this research is descriptive analysis which describe in table and quadrant based on number of economic growth and the percentage of poverty.The results of this research concluded that Sangihe and Talaud Islands are the areas that have not experienced the changing over 2010 œ 2014. The Regency of Sitaro Island in 2010-2014 succeeds to maintain the economic growth and the percentage of poverty above average. and North was able to sustain the economic growth above the average and poverty below the average during 2010-2014, regencies experienced the changing in quadrant position of economic growth and percentage of poverty during 2010-2014. —er“

Key words: mapping, the economic growth, the percentage of poverty, North Sulawesi province,

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemetaan wilayah Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan persentase jumlah penduduk miskin di kabupaten dan kota. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, sejak bulan januari sampai pada bulan April 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara. analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang dideskripsikan dalam bentuk table dan kuadran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Kep. Sangihe dan Kep. Talaud merupakan daerah yang tidak mengalami perubahan selama tahun 2010-2014 yaitu dengan pertumbuhan ekonomi dibawah rata- rata dan persentase penduduk miskin di atas rata-rata, Kabupaten Sitaro pada tahun 2010-2014 berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata namun persentase penduduk miskindi atas rata-rata. Kota Kotamobagu dan Kabupaten Minahasa Utara mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dan persentase penduduk miskin di bawah rata-rata selama tahun 2010-2014, Kabupaten/kota lainnya mengalami perubahan posisi kuadran pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk miskin dari tahun 2010-2014.

Kata Kunci : Pemetaan, pertumbuhan ekonomi, persentase kemiskinan, Provinsi Sulawesi Utara

PENDAHULUAN menuju ke arah yang lebih baik yakni mewujudkan masyarkat yang sejahtera. Latar Belakang Pemerintah menyadari bahwa Proses pembangunan memerlukan pembangunan nasional merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi yang cepat. proses upaya dalam mencapai tujuan Pembangunan adalah suatu proses perubahan masyarakat yang adil dan makmur. Proses

87 Pemetaan Wilayah Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi...... (Adrianus Maabuat, Theodora Katiandagho,Esry Laoh)

pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan tepatnya adalah mengurangi terjadinya masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, kemiskinan di setiap daerah. Permasalahan maupun budaya. mengenai kemiskinan telah menjadi suatu Dibanyak daerah syarat utama bagi masalah utama yang dihadapi berbagai terciptanya penurunan kemiskinan adalah daerah, namun sampai saat ini kemiskinan pertumbuhan ekonomi yang cepat. tidak dapat dihilangkan secara menyeluruh. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting dalam melakukan analisis Pengertian Pertumbuhan Ekonomi tentang pembangunan ekonomi di Indonesia, Pertumbuhan ekonomi adalah proses terjadinya pertumbuhan ekonomi menunjukan sejauhmana kenaikan produk nasional bruto atau pendapatan aktivitas perekonomian akan menghasilkan nasional riil, dengan kata lain, perekonomian tambahan pendapatan masyarakat pada suatu mengalami perkembangan jika terjadi periode tertentu. Salah satu tujuan dari pertumbuhan output riil. Pertumbuhan ekonomi pemerintah Indonesia memberikan otonomi merupakan target yag ingin dicapai oleh daerah adalah untuk meningkatkan perekonomian dalam jangka panjang, dengan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang semaksimal mungkin konsisten dengan sulit di jangkau oleh pemerintah. Sekalipun pertumbuhan ekonomi jangka pedek. Pertum- demikian pertumbuhan ekonomi tidak cukup buhan ekonomi dapat menerangkan dan dapat untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya mengukur prestasi perkembangan suatu pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang perekonomian. sangat dibutuhkan. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai Konsep Kemiskinan perkembangan kegiatan dalam perekonomian Kemiskinan adalah keadaan dimana yang menyebabkan barang dan jasa yang terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari Makmum (2003) mengaakan bahwa Kemis- perkembangan suatu perekonomian dari suatu kinan dipahami dalam berbagai cara, pema- periode ke periode lainnya, serta kemampuan haman utamanya mencakup: (1). Gambaran suatu daerah untuk menghasilkan barang dan kekurangan materi, yang biasanya mencakup jasa akan meningkat. Dilihat dari sudut pandang kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, ekonomi pertumbuhan ekonomi menimbulkan perumahan, dan pelayanan kesehatan. dua efek penting, yaitu kemakmuran atau taraf Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai hidup meningkat dan penciptaan kesempatan situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan kerja baru . Masalah kemiskinan memberikan dasar. (2) Gambaran tentang kebutuhan sosial, dampak negatif, selain timbulnya masalah- termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, masalah sosial, kemiskinan juga dapat dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu dalam masyarakat. Hal ini termasuk negara. Jumlah penduduk miskin yang tinggi pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial akan menyebabkan biaya yang harus biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena dikeluarkan untuk melakukan pembangunan hal ini mencakup masalah-masalah politik ekonomi menjadi lebih besar, sehingga secara tidak langsung akan menghambat pembangunan dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. ekonomi. (3). Gambaran tentang kurangnya Dalam hal ini pemerintah memiliki penghasilan dan kekayaan yang memadai. peran penting untuk menghilangkan Makna "memadai" di sini sangat berbeda- kemiskinan, sebagaimana tujuan pem- beda melintasi bagian-bagian politik dan bangunan nasional (Indonesia) yaitu ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang mewujudkan masyarakat yang adil dan ini dapat diatasi dengan mencari objek makmur, namun dapat diketahui bahwa penghasilan di luar profesi secara halal. sebenarnya kemiskinan itu belum dapat Perkecualian apabila institusi tempatnya dihilangkan seutuhnya, tetapi yang lebih bekerja melarang.

88 Agri-sosioekonomi œ Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 87 - 94

Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dan 2. Dapat menjadi bahan pertimbangan atau Kemiskinan dikembangkan lebih lanjut, serta refernsi Kemiskinan telah membuat terhadap penelitian sejenis. pengangguran semakin bertambah banyak, inflasi naik, dan pertumbuhan ekonomi melambat. Tetapi pertumbuhan ekonomi yang METODOLOGI PENELITIAN tinggi merupakan gambaran terhadap kesejahteraan faktor produksi yang turut serta Waktu Dan Tempat Penelitian menciptakan kesejahteraan tersebut, artinya Penelitian ini bertempat di Provinsi semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang terdiri dari 15 kabupaten maka semakin tinggi pula produktifitas faktor dan kota. Penelitian ini dilaksanakan pada produksi dan semakin tinggi pula upah yang bulan Januari sampai dengan bulan April di terima oleh para pekerja. Pertumbuhan Tahun 2016. ekonomi memang merupakan syarat keharusan untuk mengurangi kemiskinan Jenis Dan Sumber Data tetapi itu belum cukup. Syarat kecukupannya Data yang digunakan dalam penelitian ialah, misalnya: laju inflasi serta lau populasi ini adalah data sekunder yakni data time penduduk yang terkendali, indistrialisasi series. Data sekunder biasanya telah pertanian/perdesaan yang tepat, akumulasi dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data modal manusia yang relatif cepat, harus dan dipublikasikan kepada masyarakat dipenuhi pula (Hilmawan, 2012.). Karena itu pengguna data (Sarwono, 2006) pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan Data dalam penelitian ini diperoleh dengan masalah kemiskinan, karena dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat Utara, literatur-literatur lain yang membahas apabila kemiskinan ditanggulangi secara mengenai materi penelitian yang efektif. bersangkutan.

Rumusan Masalah Konsepsi Pengukuran Variabel Berdasarkan pada latar belakang yang Adapun Variabel yang diteliti dan telah diuraikan, maka yang menjadi diukur dalam penelitian ini adalah : permasalahan adalah bagaiman pemetaan wilayah Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan 1. Pertumbuhan Ekonomi kabupaten/kota di pertumbuhan ekonomi dan persentase Provinsi Sulawesi Utara dalam (%), yaitu penduduk miskin di kabupaten dan kota ? laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Provinsi Tujuan Penelitian Sulawesi Utara selama Tahun 2010-2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemetaan wilayah Provinsi 2. Penduduk Miskin di Sulawesi Utara Sulawesi Utara berdasarkan pertumbuhan selama tahun 2010-2014 dalam (%). ekonomi dan persentase penduduk miskin di kabupaten dan kota. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam Manfaat Penelitian penelitian ini adalah analisis deskriptif yang Adapun manfaat penulisan penelitian ini disajikan/deskripsikan dalam bentuk tabel dan diharapkan dapat : bentuk kuadran berdasarkan angka persentase pertumbuhan ekonomi dan penduduk miskin 1. Memberikan wawasan bagi penulis untuk melihat pemetaan wilayah berdasarkan mengenai hubungan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi dan persentase jumlah eknomi dan tingkat kemiskinan penduduk miskin dari tahun 2010-2014.

89 Pemetaan Wilayah Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi...... (Adrianus Maabuat, Theodora Katiandagho,Esry Laoh)

Pemetaan Wilayah Berdasarkan Pertum- buhan Ekonomi Dan Persentase Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010-2014 Pemataan wilayah berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara dapat dilihat dari pola sebaran pada masing- masing kabupaten/kota dengan menggunakan data pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk miskin pada masing-masing kabupaten/kota yang diolah dan kemudian digambarkan menggunakan analisis kuadran. Analisis kuadran ini menggunakan dua perbandingan indikator yang dibagi empat wilayah plot berdasarkan nilai rata-rata Keterangan penempatan kuadran : pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk miskin. Kuadran I ditempati oleh kabupaten/kota dengan nilai pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata dan persentase penduduk miskin di atas rata-rata. Kuadran II ditempati oleh kabupaten/kota dengan nilai pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dan persentase penduduk miskin di atas rata-rata. Kuadran III ditempati oleh kabupaten/kota dengan nilai pertumbuhan ekonomi di di atas rata-rata dan persentase penduduk miskin di bawah rata- rata. Kuadran IV ditempati oleh kabupaten/kota dengan nilai pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata dan persentase penduduk miskin di bawah rata- Pada tahun 2010 Kabupaten Bolaang rata. Mongondow Selatan, Kep. Sangihe, Kep. Talaud dan Minahasa Selatan menempati kuadran I yang termasuk kategori dengan HASIL DAN PEMBAHASAN wilayah pertumbuhan ekonomi di bawah rata- rata Provinsi Sulawesi Utara dan persentase Gambaran Umum Lokasi Penelitian penduduk miskin di atas rata-rata Provinsi Provinsi Sulawesi Utara adalah Sulawesi Utara. Kondisi ini menunjukan bahwa wilayah di ujung utara Pulau Sulawesi, tantangan yang harus di atasi oleh pemerintah daerah adalah menjaga efektivitas dan efisiensi berbatasan langsung dengan Negara Filipina. kebijakan dan program pengurangan Provinsi Sulawesi Utara yang beribukota di kemiskinan, dan secara bersama mendorong dengan batas-batas wilayah sebagai percepatan pembangunan ekonomi dengan berikut : prioritas sektor atau kegiatan ekonomi yang

1. Sebelah Utara : Republik Filipina dan mempunyai potensi perkembangan seperti Laut Pasifik pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan serta

2. Sebelah Timur : Laut Maluku perdagangan dan jasa. 3. Sebelah Selatan : Teluk Tomini Kuadran II menggambarkan 4. Sebalah Barat : Provinsi Gorontalo pertumbuhan ekonomi yang berada di atas rata-

90 Agri-sosioekonomi œ Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 87 - 94

rata dan persentase penduduk miskin di atas memiliki kondisi dimana pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi Sulawesi Utara. Wilayah ini di atas rata-rata namun persentase penduduk di tempati oleh dua kabupaten, yaitu miskin tetap berada di atas rata-rata pula. Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Sementara itu Kabupaten Kep. Sangihe dan Kep. Sitaro. Kondisi ini menunjukan bahwa Kabupaten Talaud masih berada pada wilayah pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum bisa kuadran I sejak tahun 2010 dan juga Kabupaten mengatasi atau berdampak pada pengurangan Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten jumlah persentase penduduk miskin secara Bolaang Mongondow Utara dan Kabupaten efektiv, kususnya pada kedua daerah tersebut. Kep. Sitaro masih menempati kuadran II. Hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah untuk tidak hanya memperhatikan pembangunan ekonomi saja tetapi juga bagaimana upaya pemerintah dalam program pengurangan kemiskinan. Sedangkan pada Kuadran III yaitu wilayah kuadran yang paling ideal hanya di tempati oleh tiga kabupaten/kota saja, yaitu Kota Manado, Kota Kotamobagu dan Kabupaten Minahasa Utara, di mana kondisi wilayah pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata namun persentase penduduk miskin di bawah rata-rata Provinsi Sulawesi Utara. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tiga kabupaten/kota tersebut dapat mendorong pengurangan kemiskinan secara lebih cepat. Dengan kondisi ini, pemerintah harus menjaga laju pertumbuhan ekonomi dengan tetap meningkatkan upaya pengurangan Wilayah kuadran III ditempati oleh kemiskinan. tiga kabupaten/kota yaitu Kota Kotamobagu, Berdasarkan gambar enam, dilihat dari Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten pola penyebaran kabupaten/kota berdasarkan Bolaang Mongondow Timur, artinya ketiga pertumbuhan ekonomi dan persentase penduduk kobupaten/kota ini memiliki kondisi yang miskin, penyebaran di dominasi pada kudran IV ideal yaitu berada pada kondisi pertumbuhan yang di tempati oleh enam kabupaten/kota, ekonomi di atas rata-rata dan persentase yaitu Kota , Kebupaten Bolaang penduduk miskin dibawah rata-rata, Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow disamping itu Kota Kotamobagu dan Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Minahasa Utara berhasil Kota dan Kabupaten Minahasa mempertahankan prestasinya sejak Tahun dengan wilayah kuadran pertumbuhan ekonomi 2010 sampai dengan tahun 2014. Sedangkan di bawah rata-rata dan persentase penduduk miskin di bawah rata-rata pula Provinsi Kota Manado yang sejak Tahun 2010 sampai sulawesi Utara. Kondisi ini menggambarkan tahun 2013 berada pada wilayah kuadran III, bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk sekarang mengalami penurunan pada mondorong percepatan pembangunan ekonomi pertumbuhan ekonomi sehingga Kota Manado serta lebih meningkatkan lagi dalam program bergeser pada kuadran IV, namun sekalipun penanggulangan kemiskinan. demikian Kota Manado tetap saja memiliki Dapat dilihat bahwa tahun 2014 terjadi persentase penduduk miskin yang paling perpindahan posisi kuadran bagi beberapa rendah dibandingkan dengan kabupaten/kota kabupaten/kota, seperti Kabupaten Minahasa yang lain. Selain Kota Manado Kuadran IV di Tenggara dan Minahasa Selatan yang sejak tempati oleh Kabupaten Minahasa, Kota tahun 2011-2013 berada pada wilayah kuadran I Bitung, Kota Tomohon dan Kabupaten berhasil meningkatkan pertumbuhan Bolaang Mongondow. ekonominya sehingga menempati wilayah Tahun 2014 Badan Pusat Statistik kuadran II, artinya kedua kabupaten tersebut mencatat gini rasio Provinsi Sulawesi Utara

91 Pemetaan Wilayah Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi...... (Adrianus Maabuat, Theodora Katiandagho,Esry Laoh)

menunjukan posisi pemerataan distribusi sehingga kembali menempati kuadran IV. pendapatan yang sedang dengan nilai 0,42. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada Berdasarkan pengelompokan pertumbuhan tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami ekonomi dan Persentase penduduk miskin peningkatan pada pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara namun disamping itu persentase penduduk yang disajikan melalui tabel selama tahun miskin juga mengalami peningkatan, hal ini 2010 -2014, menunjukan bahwa Kabupaten dikarenkan pertumbuhan ekonomi yang tidak Kep. Sangihe dan Kabupaten Kep. Talaud dirasakan oleh semua masyarakat atau pun merupakan daerah yang tidak mengalami berdampak positif terhadap penurunan tingkat perubahan posisi kuadran, dimana dapat kemiskinan pada daerah tersebut, hal ini dapat dilihat dari tahun 2010 œ 2014 kedua dilihat bahwa rata-rata PDRB per kapita kabupaten/kota tesebut berada pada kuadran I. Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 2014 Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi utara adalah 1,39 juta per bulan sedangkan Mencatatat bahwa pengeluaran per kapita pengeluaran per kapita kabupaten Bolaang kabupaten Kep. Talaud di dominasi oleh Mongondow Utara di dominasi oleh 27,49 20,49 persen jumlah penduduk dengan persen penduduk dengan pengeluaran Rp. pengeluaran Rp.300.000 œ Rp. 500.000 dan 200.000 œ Rp. 300.000 per bulan, pada Kep. Sangihe oleh 19,27 persen jumlah kondisi ini menggambarkan daerah tersebut penduduk dengan pengeluaran Rp. 200.000 œ memiliki dayabeli masyarakat yang relatif Rp.300.000 hal ini menggambarkan bahwa rendah. pada kedua kabupaten tersebut masih banyak penduduk yang memiliki dayabeli yang rendah di samping itu pada kuadran II KESIMPULAN DAN SARAN terdapat Kabupaten Kep. Sitaro yang tidak berubah dari tahun 2010 œ 2014, sekalipun Kesimpulan kabupaten Kep. Sitaro memiliki pertumbuhan ekonomi yag tinggi namun masih banyak Berdasarkan dengan data yang masyarakat yang memiliki dayabeli yang diperoleh dan diolah maka dapat disimpulkan rendah, hal ini dapat dilihat bahwa sebagian bahwa : besar penduduk kabupaten Kep. Sitaro memiliki pengeluaran yang hanya Rp. 1. Kabupaten Kep. Sangihe dan Kabupaten Kep. Talaud merupakan daerah yang tidak 300.000 œ 750.000, sedangkan berdasarkan mengalami perubahan selama tahun 2010- PDRB per kapita, daerah kabupaten Kep. 2014, yaitu pertumbuhan ekonomi di Sitaro memiliki rata-rata pendaptan 1,46 juta bawah rata-rata Provinsi Sulawesi Utara per bulan, kondisi ini menggambarkan bahwa dan persentase penduduk miskin di atas pertumbuhan ekonomi yang di alami rata-rata Provinsi Sulawesi Utara. kabupaten tersebut tidak dapat dirasakan oleh semua masyarakat melainkan hanya golongan 2. Kabupaten Sitaro pada tahun 2010-2014 tertentu saja. Pada kuadran III ada Kota berhasil mempertahankan pertumbuhan Kotamobagu dan Kabupaten Minahasa Utara ekonomi di atas rata-rata Provinsi Sulawesi yang berhasil mempertahankan prestasinya Utara tetapi belum berhasil dalam dengan tidak mengalami perubahan posisi pengurangan kemiskinan yang tetap berada kuadran sejak tahun 2010-2014 dan yang di atas rata-rata Provinsi Sulawesi Utara. terakhir ada Kabupaten Bolaang Mongondow yang selama tahun 2010-2012 berada pada 3. Kota Kotamobagu dan Kabupaten kuadran IV kemudian berhasil meningkatkan Minahasa Utara mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan bergeser pada pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dan kuadran III pada tahun 2013, namun pada persentase penduduk miskin di bawah rata- tahun 2014 kebupaten tersebut mengalami rata Provinsi Sulawesi Utara selama tahun penurunan pada pertumbuhan ekonomi 2010-2014.

92 Agri-sosioekonomi œ Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 87 - 94

4. Kabupaten/Kota lainnya yaitu, Kabupaten Badrudin, R. 2012. Ekonomika Otonomi Bolaang Mongondow, Kabupaten Daerah. Penerbit UPP STIM YKPN. Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Hilmawan, R. 2012. Perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Indonesia: Beberapa Telaah Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kontemporer. Penerbit LPFE Bolaang Mongondow Timur, Kota Universitas Borneo Tarakan. Manado, Kota Bitung dan Kota Tomohon merupakan daerah-daerah yang mengalami Kuncoro, M. 2015. Indikator Ekonomi. perubahan posisi kuadran pertumbuhan Penerbit Erlangga. ekonomi dan persentase penduduk miskin

Provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2010- Kuznet, 2009.Membuka Cakrawala Ekonomi. 2014. Penerbit Pusat Perbukuan

Depertemen Pendidikan Nasional. Saran

Maipita, I. 2014. Mengukur Kemiskinan dan Hasil penelitian yang disajikan Distribusi Pendapatan. Penerbit UPP menunjukan tidak semua daerah yang STIM YKPM. mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan persentase Makmum. 2003. Gambaran Kemiskinan dan penduduk miskin. Daerah yang mengalami Action Plan Penanganannya.“ pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. Provinsi Sulawesi Utara menjadi tantangan 7, No. 2. bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan produktivitas sektor atau kegiatan ekonomi, Panji, I. 2015. Peranan Pertumbuhan terutama pada sektor atau kegiatan ekonomi Ekonomi Terhadap Tingkat yang mampu menyerap tenaga kerja lebih Kemiskinan di Provinsi Bali. Skripsi banyak. Bersamaan dengan itu pemerintah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, harus mengoptimalkan program Universitas Udayana Denpasar. penanggulangan kemiskinan terutama pada daerah-daerah yang berada pada persentase Rahardja, P. 2005.Teori Ekonomi Makro penduduk miskin di atas rata-rata Provinsi Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Sulawesi Utara. Ekonomi Universitas Indonesia.

Ricardo, D. 2013. Perekonomian Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Penerbit Galia Indonesia.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Rofiq, A. 2014. Pertumbuhan Ekonomi dan 2014. Perkembagan Pembangunan Kemiskinan. Penerbit Republika Provinsi Sulawesi Utara 2014. Seri Penerbit. Analisis Pembangunan Daerah.

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kuantitatif dan Kualitatis. Penerbit 2013. Simpadu-pk.bappenas.go.id/ Graha Ilmu. ajax_datamart/download_file/7. Di

akses pada tanggal 28 Januari 2016. Smith, A. 2007. Ekonomi dan Akuntansi:

Membina Kompetensi Ekonomi. Badan Pusat Statistik, 2015. www.bps.go.id. Penerbit PT Grafindo Media Di akses pada tanggal 25 Oktober Pratama. 2015.

93 Pemetaan Wilayah Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi...... (Adrianus Maabuat, Theodora Katiandagho,Esry Laoh)

Sumbayak, D. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Yacoub, Y. 2012. Pengaruh Pengangguran Ekonomi Terhadap Tingkat Terhadap Tingkat Kemiskinan Kemiskinan di Provinsi Sumatera Kabupaten Kota di Provinsi Utara. Research Universitas Kalimantan Barat. Jurnal Volume 8, Indonesia, Fakultas Ekonomi No. 3.

Tambunan, T. 2013. Perekonomian Indonesia. Penerbit Galia Indonesia.

94