AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

KOMPARASI PEMIKIRAN KH. ABDUL WAHAB HASBULLAH DAN KH. ACHMAD DAHLAN ACHYAD DALAM UPAYA PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN TASWIRUL AFKAR TAHUN 1914-1926

Alifah Dinda Ismaya Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Email : [email protected]

Sumarno S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Email : [email protected]

Abstrak Pengembangan Taswirul Afkar menjadi lembaga pendidikan dilatarbelakangi oleh peran para ulama menyikapi masalah sosial agama khususnya di Kota Surabaya. Ulama tersebut antara lain yaitu KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad yang berusaha menstransformasikan forum diskusi Taswirul Afkar menjadi lembaga pendidikan MI Taswirul Afkar pada tahun 1918. Dalam sejarahnya keduanya memiliki dasar pemikiran yang sama namun terdapat perbedaan yang mempengaruhi pengembangan lembaga tersebut khususnya pada pendidikan . Dalam penelitian ini memunculkan suatu rumusan masalah (1) Bagaimana konsep pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad dalam pengimplementasian pendidikan Islam pada lembaga Taswirul Afkar ? (2) Apa faktor yang melatarbelakangi adanya persamaan dan berbedaan pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad dalam upaya pengembangan lembaga Taswirul Afkar ?. Dan untuk menjawab rumusan masalah tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, tahap pertama heuristik yaitu pengumpulan sumber yang didapatkan dari buku-buku, arsip, dokumen yang terkait dengan Taswirul Afkar. Tahap kedua kritik sumber yaitu menguji kreadibilitas sumber yang sudah dapat. Tahap ketiga interpretasi yaitu penafsiran sumber yang sudah didapat melalui analisa. Tahap keempat historiografi yaitu cara penulisan yang disesuaikan dengan kriteria penelitian ilmiah. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat komparasi pemikiran antara kedua tokoh yaitu berkembangnya rasa semangat solidaritas dan sikap kritis terhadap permasalahan bangsa yang didapat dari pengaruh paham Nasionalisme dan kebebasan berfikir oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan munculnya sikap peduli akan pelestarian adat istiadat dan budaya leluhur Islam yang diimplementasikan sesuai dengan perkembangan zaman didapat dari pengaruh paham Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah dan tradisi oleh KH. Achmad Dahlan Achyad. Sehingga dalam perkembangannya peran kedua tokoh dan dibantu para guru menghasilkan sistem pendidikan Islam kearah yang lebih modern yaitu Madrasah Islamiyah Taswirul Afkar. Dan Taswirul Afkar menjadi pendobrak munculnya sekolah Islam lain dengan sistem lembaga pendidikan modern namun tetap mengutamakan pendidikan Islam dan pengajaran nilai tradisi leluhur.

Kata Kunci : Konsep pemikiran KH.Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad, Implementasi pendidikan Islam, Pengembangan lembaga pendidikan Islam Taswirul Afkar.

Abstract The development of Taswirul Afkar into an educational institution was motivated by the role of the ulama in addressing socio-religious issues, especially in the city of Surabaya. These scholars include KH. Abdul Wahab Hasbullah and KH. Achmad Dahlan Achyad who tried to transform the Taswirul Afkar discussion forum into an MI Taswirul Afkar educational institution in 1918. In its history, both have the same premise but there are differences that affect the development of the institution, especially in Islamic education. In this study raises a problem formulation (1) How the concept of thinking KH. Abdul Wahab Hasbullah and KH. Achmad Dahlan Achyad in implementing Islamic education at the Taswirul Afkar institution? (2) What are the factors behind the similarities and differences in KH. Abdul Wahab Hasbullah and KH. Achmad Dahlan Achyad in an effort to develop the Taswirul Afkar institution? And to answer the formulation of the problem, the method used in this research is the historical research method which consists of four stages, the first stage is heuristic, namely the collection of sources obtained from books, archives, documents related to Taswirul Afkar. The second stage of source criticism is testing the credibility of sources that have been obtained. The third stage of interpretation is the interpretation of the AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

sources that have been obtained through analysis. The fourth stage of historiography is a method of writing that is adjusted to the criteria of scientific research. The results of the research that have been done show that there is a comparison of thoughts between the two figures, namely the development of a spirit of solidarity and a critical attitude towards the problems of the nation which is obtained from the influence of nationalism and freedom of thought by KH. Abdul Wahab Hasbullah and the emergence of a caring attitude towards the preservation of the customs and culture of Islamic ancestors which are implemented according to the times were obtained from the influence of the Ahl al-sunnah wa al-Jama'ah understanding and the pesantren tradition by KH. Achmad Dahlan Achyad. So that in its development the roles of the two figures and assisted by the teachers resulted in a more modern Islamic education system, namely Madrasah Islamiyah Taswirul Afkar. And Taswirul Afkar became a groundbreaker for the emergence of other Islamic schools with a modern educational institution system but still prioritizing Islamic education and teaching the values of ancestral traditions.

Keywords : Concept of thought KH. Abdul Wahab Hasbullah and KH. Achmad Dahlan Achyad, Implementation of Islamic education, Development Taswirul Afkar Islamic education institution.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

PENDAHULUAN KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Jalinan kerjasama antara tokoh intelektual dan para Dahlan Achyad menjadi tokoh sentral pada lembaga saudagar Islam sudah melekat sejak awal abad ke-20 pendidikan Islam Taswirul Afkar sejak keluarnya KH. mulai dari adanya organisasi Sarekat Islam hingga Mas Mansur pada tahun 1922. Dan dalam sejarahnya jalinan kerjasama yang dilakukan oleh organisasi Budi pengembangan lembaga Taswirul Afkar tidak lepas Utomo dengan ulama-ulama Islam yang melahirkan dari peran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. organisasi pergerakan hingga lembaga pendidikan Achmad Dahlan Achyad. Kedua ulama tersebut dengan tujuan gerakan melawan pemerintah Kolonial memiliki persamaan ideology yaitu Ahl al-sunnah wa dengan strategi yang lebih kooperatif. al-Jama’ah karena keduanya masih dalam lingkup Pengaruh jaringan pertemanan tersebut membuka ulama tradisonal namun dalam mengimplementasikan kesadaran para ulama tentang tindak diskriminasi dan pendidikan Islam keduanya memiliki perbedaan. pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah Kolonial Sehingga rumusan masalah yang dapat diambil dari terhadap aktvitas umat muslim di Hindia Belanda. penelitian ini yaitu (1) Bagaimana konsep pemikiran Pembatasan yang dilakukan pemerintah Kolonial yaitu KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan pada tahun 1905 tentang kebijakan pengawasan Achyad dalam pengimplementasian pendidikan Islam lembaga pendidikan.1 Kebijkan tersebut di kontrol oleh pada lembaga Taswirul Afkar ? (2) Apa faktor yang pejabat setempat yang biasanya dikenal dengan bupati, melatarbelakangi adanya persamaan dan perbedaan wedana atau kontroler pendidikan. Para pejabat juga pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. perlu menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan Achmad Dahlan Achyad dalam upaya pengembangan pemerintah Kolonial seperti kewajiban surat izin legal lembaga Taswirul Afkar ?. Dan adanya penelitian ini lembaga pendidikan, pengumpulan daftar identitias bertujuan untuk menganalis dan memperoleh data murid beserta kegiatannya secara periodik, pembatasan mengenai komparasi pemikiran KH. Abdul Wahab penyampaian materi pelajaran khsusnya terkait Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad dalam pendidikan agama Islam, dan sebagainya. upaya pengembangan lembaga pendidikan Taswirul Namun, kebijakan tersebut dirasa membebani para Afkar tahun 1914-1926. guru dikarenakan banyak guru pada masa itu umumnya Penelitian ini berjudul “Komparasi Pemikiran KH. belum memahami tentang administrasi kebijakan Abdul Wahab Habullah dan KH. Achmad Dahlan pendidikan pemeritah Kolonial dan juga terdapat Achyad Dalam Upaya Pengembangan Lembaga beberapa lembaga pendidikan Islam belum mempunyai Pendidikan Taswirul Afkar Tahun 1914-1926” yang alat pendukung seperti mesin ketik dan masih banyak membahas mengenai komparasi pemikiran dan peran guru yang belum bisa membaca dan menulis huruf latin kedua tokoh dalam upaya mengembangkan lembaga atau hanya bisa huruf arab ataupun pegon tetapi pendidikan Islam kearah yang lebih modern. Dan untuk berbahasa Melayu, Jawa, Sunda atau bahasa daerah mengetahui penjelasan lengkap tentang persamaan dan lainnya. Oleh sebab itu muncul rasa keprihatinan para perbedaan konsep pemikiran dan pengimplementasian ulama Islam untuk memajukan pendidikan Islam di pendidikan Islam serta upaya pengembangan lembaga Hidia Belanda. Para tokoh tersebut diantaranya ada pendidikan Taswirul Afkar oleh KH. Abdul Wahab KH. Abdul Wahab Habullah, KH. Mas Mansur dan Hasbullah dan KH. Ahyad akan KH. Achmad Dahlan Achyad yang mengembangkan dibahas mendalam pada bab berikutnya. lembaga pendidikan Islam bernama Taswirul Afkar atau Potret Pemikiran pada tahun 1918. METODE PENELITIAN Pengembangan lembaga pendidikan Taswirul Afkar Penelitian ini menggunakan metode penelitian dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial yang ada di sejarah yang dapat menjelaskan tentang gambaran Surabaya yaitu mengenai perubahan moral para aktivitas ataupun peristiwa yang terjadi pada masa pemuda yang mulai menirukan gaya hidup orang-orang lampau. Dengan metode penelitian sejarah penulis Eropa seperti tidak adanya batasan dengan lawan jenis, dapat mendeskripsikan mengenai pemikiran dan peran berpakaian gaya Barat, dan minum-minuman keras. manusia, hubungan sosial, sejarah lembaga, masalah Terdapat juga isu-isu keagaaman seperti kemunculan agama dan sosial kemasyarakatan yang dikaji secara paham Wahabi yang dikenal dengan gerakan fanatik objektif. Metode penelitian sejarah memiliki langkah yang dikhawatirkan dapat merusak pemikiran dan pelaksanaan yaitu :3 moral pemuda.2 Sehingga dari permasalahan tersebut Heuristik merupakan Heuristik merupakan alat Taswirul Afkar hadir sebagai sekolah Islam yang dapat dalam mengumpulkan sumber, rekam jejak sejarah, memberikan pendidikan atau ilmu pengetahuan pada yang digunakan peneliti dalam mengolah kajian pemuda dalam menambah wawasan, menangkal historis. Sumber dapat berupa buku, jurnal, arsip, permasalahan sosial, agama dan budaya serta majalah sejaman, koran, wawancara, dan sebagainya. menumbuhkan kembali adat istiadat dan etika Islam Sumber Primer penelitian ini berbentuk dokumen atau dalam diri pemuda melalui pendidikan agama Islam. catatan Taswirul Afkar yang diperoleh dari Museum NU keluarga tokoh yang bersangkutan. Majalah 1 Delliar Noer, Gerakan Modern Islam di 1900-1942, Otoesan Hindia (majalah sejaman) yang diperoleh dari ( : LP3ES, 1980), 190. 2 Hani’ah Mudjri, Wawancara, Surabaya, 10 Febuari 2021. 3 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2011), 100-117.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

internet sumber Delpher dan wawancara kepada PEMBAHASAN keturunan KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. A. Sumber Keilmuan KH.Abdul Wahab Hasbullah Achmad Dahlan Achyad serta kepala yayasan Taswirul KH. Abdul Wahab Hasbullah banyak dikenal Afkar. Sumber Sekunder penelitian ini berbentuk arsip melalui pemikiran dan pergerakannya dalam merebut atau dokumen Taswirul Afkar, majalah sejaman, buku kembali hak-hak rakyat yang direnggut pemerintahan dan jurnal yang mendukung tema seperti buku Kolonial. Perjuangan beliau banyak didedikasikan “Biografi Singkat KH. Abdul Wahab Hasbullah 1888- melalui perlawanan yang strategis dan kooperatif yaitu 1971” dan buku “KH. Achmad Dahlan Achyad : dengan pendirian organisasi dan lembaga pendidikan Aktivis Pergerakan dan Pembela Ideologi Aswaja” yang berpedoman pada panji-panji Islam. Tindakan karya Wasid Mansyur pada tahun 2016. beliau ini tentu bersumber dari keterbukaan pemikiran Kritik sumber merupakan proses seleksi sumber KH. Abdul Wahab Hasbullah yang peduli terhadap sumber yang sudah di kumpulkan dengan cara perkembangan ilmu pengetahuan. Sikap kritis terhadap melakukan penilaian atau kritik untuk melihat sumber ilmu pengetahuan dan ajaran agama didapatkan beliau tersebut layak ketika dibicarakan keaslian ataupun ketika menempuh pendidikan baik dalam maupun luar kebenarannya. Kritik tersebut dapat berupa penerapan negeri. 5W 1 H, menanyakan apakah ada nilai ataupun tujuan Terhapat beberapa sumber-sumber keilmuan KH. tertentu, apakah ada perbedaan arti antar sumber, dan Abdul Wahab Hasbullah yang telah didapatkan ketika sebagainya. Kritik sumber memiliki dua jenis yaitu menempuh pendidikan dari pesantren dalam negeri kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern yaitu hingga universitas di Makkah. Sumber keilmuan beliau proses peneliti menilai kreadibilitas isi sumber dari dapat dilihat pada tabel berikut :4 arsip atau dokumen serta sumber tertulis lainnya Pendidikan dan seperti buku, jurnal, majalah sejaman. Kritik ekstren No. Pendidikan pensantren organisasi di yaitu proses peneliti menguji kreadibilitas benda atau Makkah bahan misal tokoh, bangunan hasil observasi, dan 1 Pendidikan pesantren Dibimbing sumber lainnya yang sudah dikritik menjadi fakta yang Langitan Tuban, Kyai Mahfudz Termas. diakui kebenarannya. Ahmad Sholeh dengan Dengan keilmuan Interpretasi merupakan usaha penafsiran peneliti keilmuan tasawuf serta fiqih, hikam dan terhadap sumber yang telah didapatkan. Interpretasi . tasawuf. dalam penelitian ini menggunakan teknik penulisan 2 Pendidikan pesantren Dibimbing Syaikh analisis deskriptif yaitu dengan menguraikan data yang Mojosari Nganjuk, Kyai Ahmad Khatib. sudah dipilah dan hasilnya dapat menggambarkan fakta Zainuddin dengan ilmu Dengan keilmuan secara sistematis dan memperjelas karakteristik objek fiqih. fiqih. yang diteliti. Dan sumber yang sudah ditafsirkan dapat 3 Pesantren Tawangsari Dibimbing Kyai dengan benar memuat fakta yang menggambarkan Sepanjang, Kyai Mas Muchtarom, yang komparasi pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan Ali ajaran hukum Islam membantu dalam KH. Achmad Dahlan Achyad dalam membangun dan 4 Pesantren Branggahan menamatkan kitab mengembangkan lembaga pendidikan Islam khususnya Kediri, Kyai Faqihuddin, besar seperti kitab di kota Surabaya dari tahun 1914-1926. ilmu tafsir dan tasawuf. Fathul Wahab. Pada tahap ini, penulis menginterpretasi dan 5 Pesantren Kademangan Dibimbing Syaikh membandingkan data yang telah diperoleh dari arsip Bangkalan, Kyai Kholil Sa’id Al-Yamani, ataupun catatan Taswirul Afkar serta majalah sejaman Bangkalan tentang tata Syaikh Ahmad yang membahas tentang Taswirul Afkar dengan bahasa Arab. Abu Bakri Saha. pernyataan narasumber. Sehingga fakta sejarah yang 6 Pesantren Tebuireng Dengan keilmuan ditafsirkan oleh penulis dapat sinkron antara sumber Jombang, Kyai Hasyim nahwu. primer dan sumber sekunder yang telah didapatkan. Asy’ari tentang paham Historiografi merupakan cara penulisan, pelaporan kitab kuning. hasil penelitian dalam bentuk Artikel Ilmiah yang Tabel 1 : Latarbelakang sumber keilmuan pendidikan agama disusun secara sistematis, logis, kronologis dan Islam KH. Abdul Wahab Hasbullah. memenuhi kaidah peneltian karya ilmiah. Historiografi merupakan tahap akhir dalam penelitian, dimana KH. Abdul Wahab Hasbullah memiliki corak peneliti menguraikan atau menganalis sumber yang pemikiran pendidikan Islam pesantren yang membaur dikumpulkan dan diharapkan dapat memberikan dengan semangat cinta tanah air. Sikap ini terlihat jelas gambaran yang jelas mengenai komparasi pemikiran ketika beliau mendirikan organisasi Sarekat Islam KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan cabang Makkah, beliau banyak membaca buku-buku Achyad dalam upaya pengembangan lembaga dan pamflet tentang politik karena terdorong faktor pendidikan Taswirul Afkar 1914-1926. maraknya gagasan paham Nasionalisme sejak adanya Kongres Nasional di Mesir tahun 1909 yang dipelopori

4 Muhammmad Rifai, KH. Wahab Hasbullah : Biografi Singkat 1888-1971, (Jogjakarta : Garasi, 2014), 25-33.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

oleh Mustafa Kamil.5 Dari organisasi Sarekat Islam cabang Makkah beliau dapat melebarkan pertemanan B. Sumber Keilmuan KH. Achmad Dahlan Achyad terutama dengan tokoh-tokoh intelektual di Surabaya Lingkungan pesantren menjadikan KH. Achmad seperti H.O.S Tjokroaminoto dan Dr. Dahlan Achyad peduli terhadap pengembangan ilmu sehingga dapat dilakatan bahwa beberapa tokoh yang pengetahuan dan agama serta pelestarian akan budaya. dekat dengan beliau menjadi tolak ukur perkembangan Pesantren Kebondalem Surabaya, mengarahkan beliau pemikiran keilmuan dan keimanan KH. Abdul Wahab menjadi ulama yang memiliki karakter moral yang Hasbullah. dikenal dengan keluwesannya bermasyarakat seperti Bagi KH. Abdul Wahab Hasbullah ilmu bisa menerima dan menghargai perbedaan yang ada didapatkan dari mana saja dan kapan saja pengetahuan disekitarnya. akan berkembang melalui proses belajar diberbagai Hal tersebut tidak lepas dari peran ayah beliau yaitu tempat dan kesempatan semasa hidup.6 Diperlukan KH. Muhammad Achyad yang merupakan pengasuh tempat untuk mendidik umat Islam dalam belajar pesantren Kebondalem Surabaya. Selain bersumber agama seperti pendidikan pesantren yang dianggap dari lingkungan tempat tinggalnya, keilmuan beliau sebagai tempat menuntut ilmu disertai dengan ibadah juga bersumber dari ketekunan beliau yang nyantri dan dan pembelajaran perbaikan sikap moral yang baik. aktif sebagai aktivis sosial ke beberapa tempat. Namun dengan dasar pemikirannya, beliau menyadari Terhapat beberapa sumber-sumber keilmuan KH. bahwa seseorang memiliki keterbatasan sehingga tidak Achmad Dahlan Achyad yang telah didapatkan ketika semua orang mendapat pendidikan dengan baik seperti menempuh pendidikan dari pesantren hingga faktor di pesantren, oleh sebab itu beliau mengembangkan pertemanan. Sumber keilmuan beliau dapat dilihat Taswirul Afkar menjadi lembaga pendidikan Islam pada tabel berikut :8 dengan tujuan para pemuda yang kurang mampu dapat No Faktor pesantren Faktor jaringan ulama menerima pendidikan Islam hingga pelajaran umum 1. Pondok pesantren Jaringan ulama pesantren yang hampir setara dengan sekolah yang didirikan Kademangan menjadikan beliau sebagai pemerintah Kolonial. Bangkalan. pembimbing haji tahun Pemikiran beliau berdampak pada pengembangan Oleh Kyai Kholil sejak 1912-1932. Taswirul Afkar khususnya pada pembelajaran yang yang membantu Sehingga beliau sering beliau ajarkan pada muridnya. Dakwah dan ceramah dalam ilmu fiqih, berkunjung ke Makkah dan beliau melahirkan adanya kolaborasi pengetahuan yang nahwu, sharf. kenal dengan ulama Saudi menekankan kebebasan berfikir antara ilmu agama Pondok pesantren Arabia. Beliau juga dapat Islam dengan pengetahuan umum. Beliau juga tidak 2. Sidogiri Pasuruan bergabung dengan komuni membatasi muridnya dalam berargumentasi sehingga dengan kyai Mas tas Jawiyyin9 yang dapat konsep awal Taswirul Afkar sebagai wadah diskusi Bahar membantu menambah sumber ilmu tetap dilanjutkan pada MI Taswirul Afkar. dalam ilmu tafsir beliau dalam bidang fiqih, Pada Taswirul Afkar KH. Abdul Wahab Hasbullah dan hadist. tafsir, tasawuf, aqidah. mengedepankan konsep paham agama Islam dan Tabel 2 : Latarbelakang sumber keilmuan pendidikan agama paham nilai kebangsaan, hal tersebut juga didasari oleh Islam KH. Achmad Dahlan Achyad. pemikiran beliau yang berpegang teguh pada Ahl al- sunnah wa al-Jama’ah yang lekat dengan keilmuan KH. Achmad Dahlan Achyad merupakan ulama Islam tradisonal karena KH. Abdul Wahab Hasubullah yang memperjuangkan paham Ahl al-sunnah wa al- masih memiliki hubungan kerabat dengan kyai Hasyim Jama’ah yang didalamnya terdapat pengajaran untuk Asy’ari. melaksanakan seluruh syariat Islam sebagaimana yang Materi pendidikan Islam tentang implementasi yang diajarkan Rasullulah SAW dan bersumber dari Qur’an, baik dan benar, seperti pengetahuan ibadah, Qur’an, sunnah, qiyas dan ijima. Karena bagi KH. Achmad 7 fiqih, tasawuf, sharf, nahwu dan pembelajaran juga Dahlan Achyad umat Islam perlu mendapat pengajaran berpacu pada metode ceramah, musyawarah dan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan agama diskusi. Dalam perkembangannya Taswirul Afkar juga Islam yang harus sesuai dengan apa yang diajarkan sudah mengadopsi sistem modern seperti mendirikan Rasulullah SAW dan ditambah dengan kebiasaan- koperasi, mendukung usaha kecil, tata kelola anggota, kebiasaan yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan pendidikan moral kebangsaan. Dan MI Taswirul Afkar dengan keteguhan beliau yang selalu ingin membenahi menjadi sekolah pengimplementasian pendidikan dan sikap atau akhlak umat Islam dengan berpedoman pada kebudayaan Islam, pendidikan nilai moral kebangsaan, ajaran Islam ditambah dengan nilai kearifan Islam. pemberdayaan ekonomi, dan kesenian serta menjadi pendorong munculnya madrasah lain. 8 Wasid Mansyur, BiografiKH. Ahmad Dahlan Ahyad : Aktivis Pergerakan Dan Pembela Ideologi Aswaja, (Surabaya : Pustaka 5 Ubaidillah Sadewa,KH Abdul Wahab Chasbullah Pahlawan Idea, 2015), 8-27. Nasional Dari Pesantren Untuk Indonesia, (Surabaya : Lingkar 9 Komunitas Jawiyyin merupakan gabungan orang melayu-Indonesia Muda Nusantara, 2015), 15-25. yang sedang memperdalam agama Islam yang berpusat di Makkah 6 Ibid, 124. dan Madinah untuk penyebaran agama Islam di Hindia Belanda 7 Safrizal Rambe, Sang Penggerak KH. Abdul (Indonesia) dan dalam pertukaran tradisi Islam lokal dengan Wahab Hasbullah Sebuah Biografi, (Jakarta : Madani Institute), anggota diluar pulau Jawa seperti Sumatera, Semenanjung Malaka 40. dan Filipina. Ibid.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

Seperti ketika banyak pemuda mulai menirukan budaya kemampuan berorganisasi sehingga dapat memperoleh pakaian Barat yang memakai jas, topi dan sepatu kulit ilmu pengetahuan baru, wawasan menjadi luas dan diarahkan kembali pada indentitas umat Islam yang berkembang sifat kepemimpinan dan karismatik. seharusnya seperti menggunkan sarung, peci, bakiak Pengajaran bidang Tasawuf KH. Abdul Wahab dan sebagainya.10 Hasbullah mengambil sikap yang seimbang dan KH. Achmad Dahlan Achyad membuktikan bahwa moderat. Menurut paham Ahl al-sunnah wa al- Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah benar diimplementasikan Jama’ah seseorang perlu memiliki keselarasan antara beliau dan dapat diterima banyak orang dan masih iman, Islam dan ihsan sehingga dalam kehidupan, digunakan hingga sekarang, terbukti pengajaran dari mereka dapat diterima dengan baik di masyarakat beliau masih diteruskan oleh anak dan cucunya hingga sekitar namun tidak mengurangi nilai spiritual mereka. saat ini. Dimana lembaga pendidikan Taswirul Afkar Sikap fleksibel ini melahirkan tradisi ke-Islaman yang dari MI, MTS, STAI saat ini masih menggunakan dan diterima dan dilestarikan hingga saat ini seperti menerapkan penanaman konsep Ahl al-sunnah wa al- peringatan Maulid Nabi, Isra Mi’raj, tahlilan, ziarah Jama’ah sehingga hal tersebut membuktikan bahwa kubur. Kegiatan tersebut juga dapat menjadi jembatan beliau mengawal langsung proses mengajar dari awal penghubung silaturahmi semua golongan dan umat pendirian lembaga pendidikan Taswirul Afkar. dalam kehidupan bemasyarakat.

C. Implementasi Pendidikan Islam Pada Lembaga Lingkungan pesantren banyak mempengaruhi Pendidikan Taswirul Afkar landasan berpikir KH. Achmad Dahlan Achyad, KH. Abdul Wahab Hasbullah memiliki rasa seperti cara mengajar yang menggunakan pendidikan prihatin atas banyaknya umat Islam yang kurang peduli pesantren. Dasar pemikiran beliau yang berpegang akan pendidikan Islam oleh sebab itu beliau dengan teguh pada Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah rupanya suka rela dan ikhlas bergerak melalui dakwah, ceramah diteruskan kepada anak, cucu hingga murid-muridnya dan berdiskusi dengan masyarakat lingkungan sekitar sehingga pendidikan pada lembaga beliau juga banyak akan pentingnya ilmu. Semangat kesadaran persatuan mengajarkan nilai-nilai moderat atau tawasuth, tidak dan keteguhan atas pengetahuan Islam membuat fanatik atau tawazun, dan toleran atau tasamuh untuk Taswirul Afkar tidak lepas dari pemikiran beliau yang tetap menjaga kearifan lokal dengan nilai-nilai etik berpaham pada Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah dan Islam dan dapat menciptakan keadaan yang rukun pemikiran Islam pembaharu dengan mempertahankan dalam ranah kehidupan sehari hari. Implementasi nilai tradisi11. Implementasi pengajaran pendidikan pengajaran pendidikan Islam beliau adalah sebagai Islam belliau adalah sebagai berikut :12 berikut :13 Pengajaran bidang Aqidah para ulama Ahl al- Pengajaran bidang Aqidah KH. Achmad Dahlan sunnah wa al-Jama’ah termasuk KH. Abdul Wahab Achyad selalu menggunkan Aqidatul Awam untuk Hasbullah selalu berpedoman pada metode aqidah memulai aktivitas belajar dan dijadikan pedoman konsep Asy’ariyah dan Maturidiyah. Metode ini ketika ada pemula yang mulai belajar di Taswirul digunakan untuk mendidik murid seperti menerapkan Afkar (sebagai tuntunan untuk orang awam). Aqidatul kemampuan kebebasan berfikir beragumentasi untuk Awam merupakan kitab atau buku pedoman yang menciptakan inovasi sehingga diharapkan dapat mengenalkan ilmu pemantapan iman dengan materi mencapai usaha pemurnian aqidah dan tidak seperti sifat-sifat Allah, sifat-sifat malaikat, sejarah menimbulkan musyrik. Dalam hal tesebut, Qur’an dan Islam (Nabi dan Rasul), dan sebagainya, penerapan Hadist didahulukan dan diteruskan oleh penggunaan tersebut digunakan untuk memperteguh keimanan serta akal sebab memanfaatkan akal merupakan wujud menambah wawasan pemula dalam pengetahuan syukur menghargai dengan baik pemberian dari Allah agama Islam. SWT. Pengajaran bidang Fiqih KH.Achmad Dahlan Pengajaran bidang Fiqih KH. Abdul Wahab Achyad menerapkan pemahaman tentang kegiatan Hasbullah lebih merujuk pada pendekatan fiqih sosial ibadah dan muamalah. Bagi beliau ibadah beserta tata Ahl al-sunnah wa al-Jama’ah. Beliau selalu caranya harus dilakukan dengan benar sesuai ketentuan mendorong muridnya untuk berfikir kritis dan analisis agama Islam, hal tersebut dibuktikan dengan adanya dalam menanggapi perubahan sosial. Pemikirannya karya beliau Tadzkirat al-Naf’ah yang membahas diturunkan kepada muridnya bahwa seseorang perlu tentang bab sholat sehingga dapat dikatakan bahwa melakukan pemberdayaan sosial untuk memiliki beliau sangat memperhatikan praktik-praktik ibadah. Sedangkan muamalah dan aspek yang bersifat sosial 10 harus sesuai dengan hubungan yang ada disekitarnya Hani’ah Mudjri, Wawancara, Surabaya, 10 Febuari 2021. atau menghargai dan menerima menyangkut hubungan 11 Menurut teori Geertz KH. Abdul Wahab Hasbullah masuk dalam kategori santri konservatif yaitu bahwa beliau menyelaraskan sosial seperti aturan jual beli, aturan sosial politik, antara tradisi dengan modernisasi dan realisasinya seperti aturan pidana dan perdata, dan sebagainya. membentuk lembaga pendidikan Islam model baru salah satunya Pengajaran bidang Tasawuf KH. Achmad Dahlan yaitu MI Taswirul Afkar. Subair, Abangan, Santri, Priyayi : Islam Achyad menerapkan sikap tawasuth atau berada di dan Politik Identitas Kebudayaan Jawa, Vol. 9 No. 2. Januari Desember 2015, 34. 12 Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, (Surabaya : PT Duta Aksara Mulia , 2010), 143-159. 13 Hani’ah Mudjri, Wawancara, Surabaya, 10 Febuari 2021.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

tengah yang menjelaskan mengenai upaya dalam mencegah munculnya sifat mendekatkan hubungan dengan Allah dan masyarakat atau karakter sombong dan sosial melalui penjernihan akhlak dan penerapan ini serakah dalam diri murid. perlu dilakukan dengan dinamis dan humanis dalam 2. Metode KH. Abdul Wahab penyesuaian nilai agama dengan konteks kehidupan Ceramah Hasbullah dan KH. Achmad sosial. Dengan pengajaran sikap tawasuth ini, KH. Dahlan Achyad lahir dari Achmad Dahlan Achyad ingin umat Islam untuk keluarga didikan pesantren. memiliki tanggung jawab serta kebijaksanaan atas Lingkungan tempat tinggal perbuatannya dan dapat aktif melakukan gerakan mempengaruhi pemikiran kebaikan untuk memiliki kesalehan individu ataupun dan tindakan beliau dalam sosialnya sehingga dapat diterima dimasyarakat dengan berdakwah serta mengajar, penuh keikhlasan. seperti dalam implementasi metode belajar kedua ulama D. Komparasi Pemikiran KH. Abdul Wahab tersebut masih menggunakan Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad ceramah dalam memberikan Rekam jejak perkembangan Taswirul Afkar tidak materi pengajaran kepada lepas dari sumbangsasih ilmu pengetahuan dan usaha murid khususnya di lembaga KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Taswirul Afkar. Achyad. Keduanya memiliki tujuan yang sama dalam Taswirul Afkar merupakan mendirikan lembaga pendidikan. Akan tetapi dalam perpaduan antara sistem pengimplementasian dan pergerakan mereka memiliki pesantren dan sistem sekolah ciri yang berbeda, Oleh sebab itu terdapat beberapa modern. Pendidikan agama faktor-faktor yang memunculkan adanya persamaan Islam lebih dominan dari dan perbedaan pemikiran. Hal tersebut akan dijelaskan pada mata pelajaran umum pada tabel berikut : sehingga proses belajar juga mirip dengan pendidikan ala No. Faktor-faktor Penjelasan pesantren. Akan tetapi dalam persamaan perubahannya menjadi MI pemikiran Taswirul Afkar metode 1. Paham Ahl al- Paham Ahl al-sunnah wa ceramah guru diinovasikan sunnah wa al- al-Jama’ah banyak diterima menjadi lebih klasikal seperti Jama’ah dan disepakati oleh ulama adanya kegiatan diskusi, tradisional salah satunya tanya jawab, dan pemecahan yaitu KH. Abdul Wahab masalah-masalah sosial dan Hasbullah dan KH. Achmad agama. Dahlan Achyad. MI Taswirul Afkar masih Keduanya sepakat dalam mempertahankan metode ini menerapkan paham ini pada karena para guru kurang lembaga Taswirul Afkar. Hal menguasai ilmu pengetahuan tersebut dikarenkan paham modern yaitu ragam metode ini mengajarkan pentingnya belajar (hanya menguasai pendidikan Islam tidak hanya pendidikan agama Islam) berpandang pada Qur’an dan sehingga pengajaran masih Hadist saja, namun Islam mengunakan ceramah mirip juga mengajarkan penalaran pesantren akan tetapi tidak atau atau Ijtihad seperti memakai metode wetonan tradisi Rasulullah SAW dan serogan14 seperti yang sehingga materi dan konteks diajarkan di pesantren. yang dibahas pada pelajaran Tabel 3. Komparasi pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dapat dimengerti dan cocok dan KH. Achmad Dahlan Achyad yang menunjukan adanya dengan kondisi bangsa yang faktor persamaan dalam pengembangan lembaga Taswirul pada saat itu sedang dijajah. Afkar. Proses penalaran paham Ahl al-sunnah wa al- Jama’ah menerapkan ajaran kebebasan berfikir namun 14 Metode Wetonan yaitu pengajaran Kyai yang membacakan dan pendidikan Islam dijadikan menerangkan kitab kepada para santri dan santri harus mendengar yang utama seperti ajaran serta menyimak seperti belajar kolektif atau kelompok. sedangkan metode Serogan yaitu para santri belajar individual dan nilai-nilai moral dan dasar mengajukan bacaan kitabnya untuk dengar dan dikoreksi para keimanan yang kuat untuk Kyai. Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam : Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia, (Medan : LPPPI Pres, 2016), 171.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

No. Faktor-faktor Penjelasan Gerakan pemuda Ansor. perbedaan 2. Tradisi Adanya pengaruh paham pemikiran Pesantren. Nasionalisme menjadikan 1. Paham Pada dasarnya KH. Abdul KH.Abdul Wahab Hasbullah Nasionalisme Wahab Hasbullah dan KH. memiliki fokus pergerakan Achmad Dahlan Achyad mengarah ke politik sehingga memiliki tujuan yang sama pengajaran ilmu pesantren yaitu dengan menggerakkan beliau sudah bercampur pemikiran pemuda kearah dengan ajaran paham rasa yang lebih maju. Namun persatuan bangsa. seiring perjalanan sejarah Sedangkan KH. Achmad keduanya memiliki ciri yang Dahlan Achyad konsisten menonjolkan pemikiran dan akan tradisi pesantren ajaran pergerakan yang berbeda. amaliyah Rasulullah SAW Paham kebangsaan atau yang diwariskan secara turun Nasionalisme banyak mem- temurun. Kegiatan amaliyah pengaruhi KH. Abdul Wahab ini diimplementasikan beliau Hasbullah. Pengaruh paham dalam kehidupan sosial dan ini dilatarbelakangi oleh luas ternyata dapat diterima baik nya pergaulan beliau seperti di masyarakat. saat beliau menimba ilmu di Keilmuan tradisi pesantren Makkah mendirikan Sarekat ini dianggap beliau sebagai Islam cabang Makkah. Pada benteng diri dan pemuliaan organisasi ini beliau banyak akhlak umat Islam dalam berteman dengan para tokoh melengkapi keutuhan agama pergerakan dan intelektual dan budaya yang wajib di yang membuka kesadaran jalankan. akan kondisi bangsa yang Kearifan yang dijaga oleh sedang terjajah. KH. Achmad Dahlan Achyad Semangat kebangsaan ini hingga saat ini masih diguna semakin mudah diterima kan sebagai bahan ajar pada ketika munculanya gerakan murid,keturunan, masyarakat Pan Islamisme Jamal al-Din sekitar dan lembaga yang al-Afghani15 sehingga ditangani beliau seperti MI banyak ulama termasuk KH. Taswirul Afkar, Pesantren Abdul Wahab Hasbullah Kebondalem, TPA / Taman terinspirasi untuk Pendidikan Al-, dan di membangkitkan rasa masjid-masjid ketika beliau perjuangan dan kemerdekaan berdakwah.16 bangsa serta agama. Tabel 4. Komparasi pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah Oleh sebab itu, mulai dan KH. Achmad Dahlan Achyad yang menunjukan adanya dibentukalah organisasi dan faktor perbedaan dalam pengimplementasian pendidikan lembaga pendidikan untuk agama Islam mewujudkan penerapan akan pembaruan dan pemurnian Islam serta penanamam dan pemahaman sikap bela 16 Pada masa pemerintahan Jepang KH. Achmad Dahlan Achyad bangsa pada pemuda sejak menggajukan izin untuk melepaskan nama Surya Sumirat dari dini melalui organisasi yang Taswirul Afkar. Kesepakatannya pada tanggal 7 Desember 1942 didirikan beliau yaitu Islam dan diberikan izin pelepasan nama Surya Sumirat dengan perjanjian-perjanjian sebagai berikut : 1. Semua guru pelajaran Study Club, Taswirul Afkar, harus diajarkan oleh orang Indonesia, 2. Guru Taswirul Afkar Nahdlatul Wathan, Nahdlatul harus bersumpah setia pada balatentara Dai Nippon, 3. Pemilik Ulama, Syubban Al Wathan, sekolah dan pengurus sekolah yaitu kepala sekolah dan para guru harus bertanggung jawab pada semua pelajaran yang diajaran di sekolah, 4. Buku-buku pelajaran harus ditulis menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Buku-buku dapat digunakan terus 15 Pan Islamisme Jamal al-Din al-Afgani dalam pergerakannya yang hingga buku baru mulai diterbitkan lagi namun terdapat pula buku menjelaskan bahwa Islam harus bersifat rasional dan mampu yang harus dirubah dan dihapuskan. Hal tersebut diwajibkan menyeimbangi zaman sehingga melahirkan dan menerima ilmu karena terdapat maklumat tentang buku-buku dan daftar buku yang modern seperti pendirian organisasi dan lembaga pendidikan harus ditepati semua lembaga pendidikan yang ada di Indonesia dengan dengan sistem ala Barat. Safrizal Rambe, Sang Penggerak pada masa pemerintahan Jepang. Arsip, No. 442/6, 10 Desember Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah Sebuah Biografi, 2620, Surat Perizinan Taswirul Afkar (Sekolah Agama Islam) (Jakarta : Madani Institute), 101. Masa Pemerintahan Jepang.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

E. Hasil Komparasi Pemikiran KH. Abdul Wahab disertai tanda bukti berupa kertas segel yang Hasbullah dan KH. Achmad Dahlan Achyad ditandatangani oleh pemegang saham. Pada Pengembangan Lembaga Taswirul Afkar Pelaksanaan koperasi ini dimulai dengan kegiatan Tahun 1914 - 1926 penggabungan saham untuk meningkatkan asset Dalam perkembangannya lembaga Taswirul Afkar (menambah keuntungan) dan setiap pembelian saham menunjukan administrasi lembaga pendidikan yang harus membayar f 10.000 serta hasilnya (keuntungan cukup jelas meskipun tidak banyak catatan sejarahnya, ataupun kerugian) dibagikan sesuai dengan ketentuan terdapat beberapa bukti peran para tokoh yang ingin yang sudah disepakati (tertulis dikertas segel).19 memajukan pendidikan Islam khususnya kalangan ulama tradisional. Hal ini dilatarbelakangi oleh sikap 3. Kegiatan Ke-Islaman para ulama tradisional yang memiliki misi menjaga Kegiatan Maulid Nabi bagi umat Islam merupakan warisan budaya Islam dan keinginanan untuk mengejar peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang ketertinggalan diri dari adanya perkembangan ilmu dikenalkan sejak perkembangan agama Islam oleh pengetahuan dan teknologi. Pengembangan tersebut Wali Songo. Menjadi lembaga yang dipelopori ulama dapat dilihat dari adanya perubahan yang dilakukan tradisional KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Achmad Dahlan Achmad Dahlan Achyad menjadikan Taswirul Afkar Achyad beserta para guru MI Taswirul Afkar pada juga ikut melestarikan budaya peringatan Maulid Nabi tahun 1914 - 1926, seperti : yang dilakukan setiap tahun dan dilaksanakan pada sore hari di masjid Sunan Ampel Surabaya. Terbukti 1. Mengimduk Pada Organisasi Surya Sumirat sejak tahun 1918 peringatan Maulid Nabi sudah Pada masa pemerintahan Belanda pendirian dilaksanakan oleh anggota Taswirul Afkar, mulai dari lembaga pendidikan Islam sangat sulit dan diawasi bupati, pejabat kolonial, orang arab (ulama) dan dengan ketat oleh kontroler pendidikan pemerintah pribumi (murid dan warga sekitar). Kolonial, oleh sebab itu KH. Abdul Wahab Hasbullah Peringatan Maulid Nabi dibuka dengan sambutan menyarankan agar Taswirul Afkar bergabung dengan doa dan dilanjut ceramah serta ditutup dengan kegiatan oranisasi pergerakan Nasional yang sudah diakui makan malam dan didampingi dengan musik rebana. pemerintah Kolonial. Dengan segera KH. Achmad Kegiatan Maulid Nabi ini diharapkan dapat membuat Dahlan Achyad menghubungi rekannya sesama ulama orang Surabaya khususnya bisa menjaga kerukukan pesantren Kebondalem yang ikut dalam organisasi meskipun berbeda ras dan keyakinan sehingga nilai Surya Sumirat untuk membantu dalam mempermudah moderat dan paham kebangsaan dapat memberi jalan perizinan Taswirul Afkar menjadi lembaga pendidikan persaudaraan hubungan yang harmonis.20 yang legal sesuai peraturan pemerntah Kolonial. Dan Taswirul Afkar berhasil menginduk pada organsasi 4. Pemilihan Lokasi Surya Sumirat17 sehingga nama Taswirul Afkar Pembelihan lahan yang terletak di Ampel Suci menjadi Madrasah Islamiyyah (MI) Surya Sumirat tahun 1921 dilatarbelakangi oleh bertambahnya jumlah Afdeling Taswirul Afkar pada tanggal 7 Oktober tahun murid MI Taswirul Afkar selain itu pemilihan tempat 1918.18 tersebut juga memiliki tujuan lain yaitu untuk menarik perhatian orang awam yang sedang berziarah di Sunan 2. Membuka Koperasi Ampel. Untuk menuntun jalannya administrasi dan Dan pada awalnya Taswirul Afkar hanya dibangun kemajuan lembaga pendidikan tentu saja dibutuhkan dengan papan kayu hasil sumbangan para tokoh pendiri dana untuk memenuhi kebutuhan kegiatan belajar oleh dan setelah menjadi lembaga formal yang memiliki karena itu MI Taswirul Afkar membentuk koperasi administrasi yang jelas pada tahun 1952 lembaga Syirkatul Amaliyah pada 7 Oktober 1918. Koperasi Taswirul Afkar dapat membeli tanah yang cukup luas Syirkatul Amaliyah merupakan usaha kemitraan jual dan dibangun bangunan yang layak untuk proses beli saham para tokoh atau anggota pengurus Taswirul belajar mengajar sehingga MI Taswirul Afkar Afkar dengan kesepakatan perjanjian keuntungan dan berpindah di Jalan Pegirian Surabaya.21 kerugian melalui tiga ketentuan yaitu, pertama untuk sebagian boeat Aandeellhouder (pemegang saham), 5. Metode Mengajar kedua untuk sebagian yang ditambahkan pada uang Mempertahankan pembelajaran dan ilmu pesantren kapital, dan ketiga sebagian untuk Taswirul Afkar dan membuat guru-guru di MI Taswirul Afkar mengajar menggunakan metode ceramah. Guru menyampaikan materi secara runtut dan tidak tergesa-gesa sehingga 17 Surya Sumirat merupakan organisasi yang telah mendapat murid dapat menyimak dan mengerti materi yang pengesahan dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda dibentuk oleh keanggotaan dari perhimpunan Budi Utomo Surabaya. Luasnya jaringan KH. Abdul Wahab Hassbullah membawa ide 19 Arsip, Dukumen Akta Obligasi F 10.000 Taswirul Afkar Tahun pengembangan Taswirul Afkar menyebar hingga anggota perhimpunan Budi Utomo (beberapa tokoh ada dari kalangan 1918. 20 pesantren). Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, I.P.O. No.1, Ikhtisar Pers Inlandsche (Perayaan Mauloed), (Surabaya : PT Duta Aksara Mulia , 2010), 29. Oetosan Hindia, 1919. 18 Hani’ah Mudjri, Wawancara, Surabaya, 10 Febuari 2021. 21 Hani’ah Mudjri, Wawancara, Surabaya, 10 Febuari 2021.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

disampaikan. Terdapat pula kegiatan hafalan, diskusi 1351 H oleh pimpinan besar Nahdlatul Ulama dan tanya jawab (dengan bahasa sopan), Hal ini Surabaya.24 bertujuan membahas permasalahan yang belum dipahami oleh murid. Penggunaan metode ceramah ini Pengembangan lembaga pendidikan Taswirul Afkar membuat murid menjadi jenuh dan bosan sehingga juga dapat dilihat dari dari peran para guru. Para guru disela-sela pembelajaran guru juga mengajarkan lagu- terus belajar dan menyesuaikan diri dengan sistem lagu ke-Islaman dan adanya pengaruh pengajaran KH. pendidikan seiring perkembangan zaman. Terbukti Abdul Wahab Hasbullah MI Taswirul Afkar juga terdapat beberapa catatan yang dibuat oleh guru MI mengajarkan lagu hymne pahlawan sebagai penanaman Taswirul Afkar yang menjelaskan tentang tata kelola nilai budaya dan sikap Nasionalisme. lembaga mulai dari administrasi anggota, adminsitrasi Dalam pembelajaran pendidikan karakter para guru keuangan, sistem dan materi pengajaran hingga sangat mengedepankan nilai disiplin dan tanggung kegiatan ke-Islaman lain yang dapat menumbuhkan jawab. Jika terdapat murid yang melanggar peraturan semangat masyarakat Surabaya untuk belajar di MI seperti mengobrol, tidur, bercanda, dan sebagainya Taswirul Afkar. Riwayat atau catatan yang dibuat pada guru akan memberikan peringatan yaitu berupa nasihat, tahun 1920-1930-an yaitu menjelaskan mengenai : teguran bahkan hukuman. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki moral atau perilaku murid dan dapat 8. Kurikulum memahami rasa tanggung jawab.22 MI Taswirul Afkar menjadi lembaga pendidikan yang digurui ulama tradisional sehingga memembuat 6. Tingkatan Kelas pembelajarannya didominasi dengan pendidikan agama Sejak tahun 1920 MI Taswirul Afkar dikenal Islam dan ditambah beberapa pelajaran umum, yaitu sebagai madrasah yang menggunakan pola pendidikan sebagai berikut :25 sistem berjenjang. Sistem ini merupakan hasil dari • Kelas sifr awwal (nol A) pembelajarannya dimuali perpaduan ilmu pesantren yang ditransformasikan oleh dari membaca Qur’an dan menulis arab. para tokoh pendiri dan guru MI Taswirul Afkar • Kelas kedua sifr Tsani (Nol B) pembelajarannya menjadi lembaga pendidikan Islam formal sistem menggunakan materi sifr awwal tetapi lebih intensif klasikal. Akan tetapi pada tahun ini tidak banyak dan lebih difokuskan pada persiapan ke tingkatan catatan yang menjelaskan secara rinci bagaimana selanjutnya. sistem tersebut. Dan pada tahun 1929 terdapat catatan • Kelas satu pembelajarannya menulis halus arab, tentang MI Taswirul Afkar yang memiliki sistem ilmu tajwid dan pego, serta menghafal tutunan atau jenjang yaitu enam tingkatan kelas. doa-doa dalam bahasa Jawa. Dua kelas untuk tingkat pemula biasa disebut sifr • Kelas dua pembelajarannya seperti kelas satu awal (nol A) dan sifr tsani (nol B) dan tingkat kelas ditambah ilmu gramatika atau nahwu-sarf, ilmu berikutnya yaitu kelas satu hingga empat. Pada theology atau tauhid, dan ilmu hitung atau hisab. awalnya MI Taswirul Afkar mendidik siswa laki-laki • Kelas tiga pembelajarannya sama menggunakan saja namun seiring berjalannya waktu sudah mulai materi sebelumnya tetapi lebih intensif dan lebih menerima siswi peremuan dan terdapat pembagian difokuskan pada persiapan ke tingkatan waktu belajar yaitu pada pagi hari hingga siang kelas selanjutnya. ditempati oleh siswa laki-laki setelah itu pada waktu 23 • Kelas empat pembelajarannya sama seperti kelas siang hingga sore kelas ditempati siswi perempuan. sebelumnya dan ditambah ilmu pengetahuan umum seperti ilmu bumi atau Geografi dan ilmu hitung 7. Bergabung Sebagai Cabang Nahdlatul Ulama atau Matematika. Keaktifan KH. Abdul Wahab Hasbullah dalam berorganisasi membuat beliau lebih aktif dalam dunia 9. Kegiatan Ke-anggotaan. perpolitikan. Sehingga pada tahun 1926 KH. Abdul Seiring perjalanan sejarahnya MI Taswirul Afkar Wahab Hasbullah lebih fokus pada Nahdlatul Ulama mengalami kemajuan karena seiring diadakannya rapat yang merupakan lembaga atau organisasi pergerakan anggota atau rapat staf pengurus. Terdapat beberapa yang juga didirikan beliau. Beliau juga menyarankan agenda dalam rapat pada tahun 1929 - 1935 :26 bahwa Taswirul Afkar dapat bergabung dengan Nahdlatul Ulama karena memiliki misi yang sejalan • Rapat penyusunan laporan tahunan mengenai kas yaitu pembibitan paham dan nilai-nilai Ahl al-sunnah lembaga dan pemeriksaan surat keterangan yang wa al-Jama’ah. KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. disimpan oleh sekertaris ataupun anggota yang ikut Achmad Dahlan Achyad merupakan anggota Nahdlatul dalam lembaga koperasi Taswirul Afkar. Rapat ini Ulama sehingga Taswirul Afkar mudah mendapatkan diadakan setiap tiga bulan sekali yang dihadiri oleh pengesahan menjadi cabang Nahdlatul Ulama dapat seluruh anggota (ketua,wakil, bendahara, sekertaris, diresmikan pada tahun 1930 tepatnya 13 jumadil akhir 24 Arsip, Surat pengakuan Hoofd Bestuur perkumpulan cabang Nahdlatul Ulama. 22 Ibid. 25 Ibid. 23 Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan NU, (Surabaya : 26 Arsip, No. B120090167.2. Riwayat Taswirul Afkar. Oleh Hamid PT Duta Aksara Mulia, 2010), 87. Tasyhid salah satu guru MI Taswirul Afkar

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

dan master komisaris) Taswirul Afkar dan bisa diadakan kapanpun jika terdapat urusan mendesak F. Penutup dan penting yang berhubungan dengan lembaga. 1. Kesimpulan • Rapat lideng perchading atau rapat anggota setiap Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan satu tahun sekali. Rapat ini membicarakan tentang yang sudah diuraikan diatas dalam judul “Komparasi laporan para pemimpin dalam mengurus Pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. perkembangan lembaga dan urusan hasil usaha dari Achmad Dahlan Achyad Dalam Upaya Pengembangan koperasi, mengenai neraca keluar masuknya uang Lembaga Pendidikan Taswirul Afkar 1914-1926” yaitu untuk keperluan lembaga dalam satu tahun, sebagai berikut : mengenai pengangkatan pimpinan baru untuk a. KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad lembaga, dan kegiatan musyawarah atau tanya Dahlan Achyad merupakan ulama dari jaringan jawab anggota dalam menyepakati sesuatu yang pesantren yang pernah menimba ilmu di Makkah akan direncanakan. dan mendirikan cabang Sarekat Islam. Pada tahun 1914 KH. Abdul Wahab Hasbullah kembali dari • Dan dari adanya rapat tersebut terdapat beberapa Makkah dan melanjutkan perjuangannya dengan rencana dalam mengembangkan lembaga MI mendirikan forum diskusi Taswirul Afkar. Forum Taswirul Afkar seperti : diskusi Taswirul Afkar memiliki tiga tokoh pendiri a) Membentuk tiga jenis madrasah Taswirul Afkar yaitu KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH.Achmad • Madrasah Ibtidaiyah. Mulai masuk pukul 08.00 Dahlan Achyad dan KH. Mas Mansur namun dalam pagi hingga12.00 siang yang terdiri dari kelas 1 perkembangannya kemunduran KH. Mas Mansur hinga kelas 5. Biaya uang sekolah Rp. 1 hingga menjadikan KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Rp. 2.50. Achmad Dahlan Achyad sebagai tokoh sentral • Madrasah Abnam Wabnal Masakin. Mulai dalam pengembangan lembaga Taswirul Afkar. masuk pukul 13.00 hingga 16.30 yang terdiri b. KH. Abdul Wahab Hasbullah memiliki konsep dari kelas 1 hingga kelas 3. Tidak dipungut pemikiran bahwa pendidikan merupakan proses biaya karena madrasah ini dikhususkan untuk belajar yang bisa didapatkan dari mana saja, kapan anak yang kurang mampu dan anak yatim piatu saja sehingga ilmu pengetahuan juga dapat sehingga diberi bantuan berupa pendidikan diperoleh dari pengalaman hidup dan pengalaman gratis, alat tulis beserta buku-bukunya. tersebut dapat membawa dirinya menjadi teladan • Madrasah Ibtidaiyah untuk orang-orang dewasa yang lebih baik serta bermanfaat bagi sesama umat yang ingin belajar pendidikan agama Islam. Islam sedangkan KH. Achmad Dahlan Achyad Mulai pukul 19.00 hingga 21.00 dalam tiga kali memiliki konsep pemikiran bahwa pendidikan seminggu. Dipimpin oleh H. Tohir Bakri dan merupakan proses belajar ilmu dan nilai-nilai yang diserahkan pada yayasan Da’watus Syaban diajarkan Rasulullah SAW dengan ditambah yang berada di madrasah Al-Khoiriah masjid pelajaran moral dan adat istiadat lokal sehingga Ampel. umat Islam mendapatkan berkah dan keselamatan yang bisa diterima baik diakhirat ataupun dunia. b) Pembentukan gerakan dakwah Taswirul Afkar c. Implementasi komparasi pemikiran kedua ulama Membentuk gerakan dakwah yang merupakan tersebut dalam perkembangan MI Taswirul Afkar bentuk dari ajaran Rasulluah SAW sehingga para yaitu keduanya memiliki persamaan ideology guru Taswirul Akar meneruskkan tradisi beliau karena tergolong ulama tradisional akan tetapi tidak hanya membimbing umat Islam di lembaga mereka mempunyai semangat pembaruan dan tidak atau organisasi saja tetapi juga di masjid-masjid membuat beliau menjadi ulama yang kolot yaitu ataupun langgar-langgar yang ada di Surabaya. dengan memberikan pembelajaran nilai-nilai Ahl Para guru Taswirul Afkar mengadakan tabligh al-sunnah wa al-Jama’ah. Pendidikan agama Islam hampir setiap hari khususnya masjid di wilayah dengan menerapkan nilai-nilai Ahl al-sunnah wa al- Ampel selain itu juga banyak berkunjung di masjid- Jama’ah tidak mengajarkan materi keagamaan saja masjid seperti di Gembong, Botoputih, Semampir, tetapi juga duniawi sebab ilmu pengetahuan baru Lawang Sekateng dan masih banyak lagi. Tercatat itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri beberapa nama guru Taswirul Afkar yang mengajar umat Islam. Penggunaan nilai-nilai Ahl al-sunnah pendidikan agama Islam dan mengadakan tabligh wa al-Jama’ah di Taswirul Afkar juga dapat tahun 1929 – 1935 seperti KH. Achmad Dahlan mengembangkan kemampuan sosial karna terdapat Achyad, KH. Ali, KH. Hamid Tashid, KH. Dahlan pengajaran etika dan moral, sikap tidak fanatik, Kertosono, KH. Muhammad Hasbullah, KH. Zein, serta cinta pada tanah airnya yang bertujuan untuk 27 KH. Usman Gipo dan masih banyak lagi. menghindari perpecahan antar umat Islam.

27 Dalam catatan riwayat Taswirul Afkar para guru menyampaikan keinginan dan harapan mereka kepada para murid-muridnya sering bersilaturahmi sembari mendoakan guru-guru terdahulunya diantaranya yaitu mengharapkan alumni MI Taswirul Afkar dapat di MI Taswirul Afkar serta para guru mengharapkan keilmuan selalu mengamalkan ilmu mereka dan berusaha memperbaiki yang diterima semasa sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan pendidikan di MI Taswirul Afkar. Para guru juga mengharapkan sehari-hari dan selalu waspada pada serangan Islam yang fanatik. bahwa alumni dapat selalu memegang rasa persaudaraan dan Ibid.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

d. Terdapat pula implementasi komparasi pemikiran kedua ulama tersebut yang menunjukan perbedaan. DAFTAR PUSTAKA Hal tersebut dilatarbelakangi oleh keaktifan dan pergaulan kedua tokoh memiliki arah yang bebeda A. ARSIP / DOKUMEN seiring berjalannya waktu. KH. Abdul Wahab Arsip, Dukumen Akta Obligasi F 10.000 Taswirul Hasbullah aktif dalam dunia organisasi dan politik Afkar Tahun 1918. sehingga pengajaran pendidikan Islam beliau sudah Arsip. No.132, 12 Febuari 1921. bercampur dengan paham persatuan bangsa Arsip. No 507/47/2602. Surat Keterangan akan jadi sedangkan KH. Achmad Dahlan Achmad Dahlan guru mengaji 1925. Achyad konsisten bergulat dengan dunia organisasi Arsip, No. B120090167.2. Riwayat Taswirul Afkar dan lembaga pendidikan sehingga pengajaran Arsip, No. 442/6, 10 Desember 2620. Surat pendidikan agama Islam beliau masih berpedoman Perizinan Taswirul Afkar (Sekolah Agama pada ajaran dan nilai-nilai tradisi pesantren. Islam) Masa Pemerintahan Jepang. e. Dalam perkembangannya para guru dan anggota Arsip. No.38 1933. Akta Wakaf Taswirul Afkar. pengurus MI Taswirul Afkar juga berperan penting Asip. Surat turunan atau balasan notaris. dalam upaya pengembangan lembaga yaitu dengan mengadopsi sistem lembaga pendidikan modern B. MAJALAH SEJAMAN seperti mendirikan koperasi, menggunakan metode INL. Vereenigingen, No.35 Ini Asosiasi Taswirul mengajar sistem musyawarah, diskusi, tanya jawab, Afkar. Oetosan Islam, 1918 menggunakan buku dan materi pelajaran umum, I.P.O. No.1, Ikhtisar Pers Inlandsche (Perayaan mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan, dan Mauloed), Oetosan Hindia, 1919. seiring perkembangan sejarahnya menunjukan I.P.O. No.48, Taswirul Afkar (Perubahan sistem dan struktur lembaga pendidikan yang jelas. Pemikiran Di Surabaya), Oetosan Hindia, 1918. 2. Saran a. Dari penulisan skripsi yang berjudul “Komparasi Pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. C. JURNAL Achmad Dahlan Achyad Dalam Upaya Farah Nailah. Pola Pemikiran Kelompok Pengembangan Lembaga Pendidikan Taswirul Tradisonalis dan Modernis Dalam Islam. Afkar 1914-1926” penulis menyadari penelitian ini Yaqzhan. 2016 masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis Safe’I Abdulah. Redefinisi Ijtihad dan Taqlid : menyarankan kepada peneliti lain untuk melakukan Upaya Reaktualisasi dan Revitalisasi menelitian lanjutan yang lebih baik dan mendalam Perspektif Sosio-Historis. Adliya. 2017. karena masih banyak permasalahan yang dapat Subair. Abangan, Santri, Priyayi : Islam dan Politik dikaji dalam penulisan sejarah pendidikan Islam Identitas Kebudayaan Jawa. Dialektika. Taswirul Afkar. 2015. b. Dari penulisan skripsi yang berjudul “Komparasi Pemikiran KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. D. BUKU Achmad Dahlan Achyad Dalam Upaya Abdurahman Dudung, 2011. Metodologi Penelitian Pengembangan Lembaga Pendidikan Taswirul Sejarah Islam, (Yogyakarta : Penerbit Afkar 1914-1926” diharapkan dapat bermanfaat Ombak. dan memberi pencerahan bagi pembaca sehingga Anam Choirul. 2010. Pertumbuhan dan penulis berharap skripsi ini memberikan sedikit Perkembangan NU. Surabaya : PT Duta sumbangan pengetahuan khususnya kepada Jurusan Aksara Mulia. Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Surabaya. Hidayat Rahmat. 2016. Ilmu Pendidikan Islam : Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia. c. Selain itu penulis juga berharap kepada pembaca Medan : LPPPI Pres. dari skripsi yang berjudul “Komparasi Pemikiran Ma’mur Jamal. 2016. Menatap Masa Depan NU : KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Achmad Membangkitkan Spirit Taswirul Afkar, Dahlan Achyad Dalam Upaya Pengembangan Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Tujjar. Lembaga Pendidikan Taswirul Afkar 1914-1926” Yogyakarta : Aswaja Pressindo. dapat meningkatkan rasa semangat perjuangan Kasdi Aminuddin, Wisnu, Rojil Nugroho B.A. tokoh dengan mengenalkan tokoh Islam yang 2005. Memahami Sejarah, Surabaya : Unesa belum banyak dikenal banyak orang dan menyadari University Press. bahwa perjuangannya juga sangat penting bagi Mansyur Wasid, 2015. BiografiKH. Ahmad Dahlan bangsa khusnya sejarah pendidikan Islam. Ahyad : Aktivis Pergerakan Dan Pembela Ideologi Aswaja. Surabaya : Pustaka Idea. Muchtar Masyhudi, dkk. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya : Khalista.

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 10, No. 3 Tahun 2021

Noer Delliar. 1980. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ES. Rambe Safrizal. Sang Penggerak Nahdlatul Ulama KH. Abdul Wahab Hasbullah Sebuah Biografi. Jakarta : Madani Institute. Rifai Muhammmad. 2014. KH. Wahab Hasbullah : Biografi Singkat 1888-1971. Jogjakarta : Garasi. Sadewa Ubaidillah. 2015. KH Abdul Wahab Chasbullah Pahlawan Nasional Dari Pesantren Untuk Indonesia. Surabaya : Lingkar Muda Nusantara. Subaidi. 2019. Pendidikan Islam Risalah Ahl al- sunnah wa al-Jama’ah An-Nahdliyah Kajian Tradisi Islam Nusantara. Jepara, Unisnu Press. Suyitno. 2018. Metode Penelitian Kualitatif : Konsep, Prinsip dan Operasionalnya. Tulungagung : Akademia Pustaka. Zuhri, Saifuddin. 2010. Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU. Yogyakarta : PT. LkiS.

E. WAWANCARA Wawancara Ibu Hani’ah Mudjri. Surabaya, 10 Febuari 2021. Salah satu cucu dari KH. Achmad Dahlan Achyad yang sekarang aktif sebagai guru di yayasan Taswirul Afkar. Wawancara Bapak Achmad Zaini. Surabaya ,22 Maret 2021, Salah satu cucu dari KH. Achmad Dahlan Achyad yang sekarang aktif sebagai kepala yayasan Taswirul Afkar.