Jurnal Abdi Masyarakat PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Sri Mulyaningsih, Suhartono, Dina Tania, dan Nur Widi A. Agus Tri Heriyadi

Sejarah Artikel Pendampingan Pemanduan Geowisata Kawasan Cagar Diterima Desember 2020 Alam Geologi Gunungkidul: Menuju Kebangkitan Revisi Thoughtful Indonesia Desember 2020 Disetujui Assistance in Geotourism Guidance of Gunungkidul Maret 2021 , Facing Awakening of Thoughtful Indonesia Terbit Online Maret 2021

Sri Mulyaningsih1, Suhartono2, Dina Tania1

dan Nur Widi A. Agus Tri Heriyadi2

*Penulis 1 Koresponden: Program Studi Teknik Geologi FTM Institut Sains & Teknologi AKPRIND , [email protected] Jl. Kalisaak No 28, Yogyakarta, 55222 2Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widya Mataram Yogyakarta, RT d III/237, Jalan Dalem Mangkubumen, Kadipaten, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta 55132

Abstrak Dalam menghadapi kenormalan baru sektor pariwisata di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terkait pandemi Covid-19, perlu disiapkan paradigma pariwisata yang berbasis konservasi dengan menyelaraskan antara kebutuhan para wisatawan dan kebutuhan masyarakat lokal. Konservasi tersebut meliputi unsur abiotik, biotik dan budaya, yang harus disosialisasikan kepada para pemandu, terutama pemandu lokal. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk melakukan pendampingan kepada para pemandu wisata sebagai garda terdepan sektor pariwisata, terkait dengan langkah konservasinya. Pendampingan yang dilakukan meliputi sosialisasi, pelatihan pemanduan (di dalam kelas dan lapangan), jejaring kerjasama antar-pemandu lokal, strategi pemasaran dan promosi Unesco Global Kata Kunci: Gunungsewu. Pendampingan dilaksanakan kepada 40 pemandu lokal dari beberapa destinasi wisata dengan predikat Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) di ● geowisata Gunungkidul, yaitu Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Ireng, Gunung Gentong, ● kenormalan baru Bioturbasi Kali Ngalang, Taman Batu Nglirong, Pantai Wediombo dan Sampang- ● konservasi Gedangsari. Melalui pendampingan ini, para pemandu kini memiliki pemahaman ● pemandu lokal tentang konservasi, sebagai bagian dari tujuan geopark, yang harus dilaksanakan untuk ● pendampingan menjamin keberlanjutan terpenuhinya kebutuhan lingkungan, masyarakat lokal (sosial,

ekonomi dan budaya) dan para wisatawan.

Abstract Facing the new normal of tourism at Gunungkidul Yogyakarta Special Region, during the pandemic covid-19, tourism-based conservation as synergisms of local people and tourism needs should be formulated, then socialized and implemented shortly. These include biotic, abiotic and culture as geopark’s main purpose especially learned then implemented by the local guides, as in front of the sustainability. This community service aimed to help local guides to implement the conservation included its socialization, training, networking, and marketing and promotion strategies related to the Keywords: Gunungsewu Unesco Global Geopark. This training was followed by 40 guides that came from some geo-destinations i.e., Gunung Nglanggeran Paleo-Volcano Geosite, ● Assistance Gunung Ireng Geosite, Gunung Gentong Geosite, Kali Ngalang Bioturbation Geosite, ● Conservation Nglirong Stone Park, Wediombo Beach Geosite, and Sampang-Gedangsari Geosite. By ● Geo-tourism this community service, most guides at Gunungkidul know geo-conservation, which ● Local guide should be implemented to guarantee the sustainability of the environment, local people (social, economic, and culture), and the tourism needs. ● New normal

31

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi

1. PENDAHULUAN masyarakat (PkM) ini dilakukan dengan Dampak pandemi covid-19 pada sektor tujuan mengajarkan sinergitas pemenuhan pariwisata begitu dirasakan oleh pemandu kebutuhan wisatawan, masyarakat lokal dan wisata, hotel dan restoran yang sepi lingkungan. PkM ini dilakukan melalui pengunjung. Disparekraf Gunungkidul pendampingan pemanduan geowisata, bersinergi dengan akademisi, secara aktif kepada 40 calon pemandu wisata dari menyusun strategi baru pengembangan berbagai destinasi geowisata di destinasi wisata yang ramah lingkungan, Gunungkidul. Waktu pelaksanaan kegiatan serta melindungi kebutuhan masyarakat adalah selama enam bulan (Mei-Oktober lokal dan wisatawan, sehingga mampu menjamin laju pembangunan selaras dengan 2020). konservasi. Kegiatan semacam ini Kegiatan meliputi berbagai pelatihan sebenarnya telah dilaksanakan secara rutin dasar kegeologian, keragaman warisan oleh daerah-daerah di tingkat kabupaten geologi di destinasi wisata, geopark dan maupun provinsi, dengan menghadirkan geowisata, penyiapan informasi geowisata, para narasumber berkompeten di bidangnya, memimpin perjalanan geowisata, melakukan seperti di Kabupaten Bangli-Bali (Gunatama interpretasi, mengakhiri pemanduan dan dkk., 2019), Bakauheni-Lampung Selatan pelaporan. Pendampingan di lapangan (Mulyanto & Maulana, 2019), Ciletuh- dilakukan secara bertahap, meliputi Sukabumi (Hindersih dkk., 2017), dan penggunaan atribut (peralatan) geologi dan Sukoharjo-Jawa Tengah (Yuliati dkk, 2020). geo-konservasi, presentasi teknik Indonesia terletak pada cincin api interpretasi di lapangan, dan teknik dunia, sehingga menjadikannya sebagai mengakhiri pemanduan di destinasi. Pada wilayah yang beragam kondisi geologinya akhir kegiatan, peserta didampingi untuk (geodiversity). Sebagian wilayah di melakukan penyusunan pelaporan kegiatan. Indonesia memiliki keunikan sebagai Tujuan akhir pendampingan adalah warisan geologi () yang harus mempersiapkan para pemandu lokal untuk dilindungi. Gunungsewu yang meliputi mendapatkan sertifikat pemanduan Gunungkidul di DIY, Wonogiri di Jawa geowisata, sehingga mampu bersaing Tengah dan Pacitan di Jawa Timur telah dengan pemandu asing dan nasional, saat ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pandemi covid-19 berakhir. (UGG). Geopark ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan 2. METODE masyarakat lokal, nasional dan PKM ini dilakukan antara bulan Maret 2010 internasional, seperti untuk geowisata, hingga Oktober 2010 (Tabel 1). Kegiatan sehingga terjamin keberlanjutannya. diawali dengan sosialisasi tentang pelatihan Pemahaman konsep geopark yang geodiversity, geoheritage, geokonservasi, berkaitan dengan pengembangan wisata, pemanfaatan Geopark Gunungsewu, masih belum dipahami secara holistik, pengembangan geo-wisata, pendampingan terutama oleh pemandu wisata sebagai garda pemanduan dan sertifikasi pemanduan terdepan industri pariwisata. Konsep geowisata dengan pihak Dinas Pariwisata mendatangkan tamu sebanyak-banyaknya dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) masih dipandang sebagai satu-satunya Gunungkidul. Kegiatan ini bertujuan untuk metode yang efektif di sektor pariwisata. Hal memastikan program kerja dapat dijalankan. tersebut harus disinergikan dengan konsep Langkah selanjutnya adalah koordinasi konservasi lingkungan (abiotik, biotik dan kegiatan dengan masyarakat lokal, pengelola budaya). Kegiatan pengabdian kepada dan POKDARWIS di 19 Kawasan Cagar

32

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi

Alam Geologi (KCAG) di lingkungan pendaftar, telah ditindaklanjuti dengan Kabupaten Gunungkidul, yang difasilitasi seleksi. Berdasarkan hasil seleksi, telah oleh Disparekraf Gunungkidul. ditetapkan sebanyak 40 calon pemandu geowisata, berdasarkan kemampuan dasar Tabel 1. Jadwal kegiatan pengabdian kepada pemanduan, yang berpotensi menjadi duta masyarakat pendampingan pemanduan wisata Gunungkidul. geowisata Seluruh 40 calon pemandu geowisata No. Nama Kegiatan Waktu Tempat 1. Sosialisasi 3-10 Kantor tersebut selanjutnya dilatih untuk menambah kepada Maret Disparekraf pengetahuannya tentang dasar-dasar ilmu Disparekraf 2020 geologi, potensi Geowisata Gunungkidul, Gunungkidul 2. Koordinasi 10 Maret Kantor materi dan teknik interpretasi pemanduan dengan pengelola 2020 Disparekraf geowisata, serta pelaporan kegiatan dan Gunungkidul pemanduan geowisata. Pandemi covid-19 POKDARWIS 3. Pendaftaran 20-30 Kantor yang telah berlangsung dari Maret 2020 peserta Maret Disparekraf ditindaklanjuti dengan pendampingan jarak 2020 Gunungkidul 4. Seleksi peserta 1-3 April Kantor jauh (daring). Mulai Juni 2020, pelatihan- 2020 Disparekraf pelatihan intensif dilakukan secara luring, Gunungkidul dan mulai Juli 2020 pelatihan dilakukan 5. Pelatihan daring 15-20 Lewat tentang April Aplikasi secara langsung di lapangan, yaitu teknik geodiversity, 2020 Zoom 2 jpl / interpretasi geologi (abiotik), biotik (flora geoheritage, pertemuan dan fauna), dan budaya dilakukan secara geopark dan geowisata intensif langsung di destinasi wisata. 6. Pelatihan luring 1 Juni-10 Pada destinasi Dikarenakan peserta juga memiliki tentang teknik Juli 2020 masing- interpretasi masing secara pekerjaan dan urusan pribadi yang lain, geologi (abiotik), bergiliran kegiatan ini membutuhkan waktu selama biotik (flora dan dua bulan. Pelatihan di lapangan mencakup fauna), dan budaya deskripsi geomorfologi, litologi (susunan 7. Pelatihan luring 20-23 Grand Santika batuan), struktur geologi (arsitekturnya), secara intensif September Hotel, sejarah geologi yang membentuknya dan tentang teknik- 2020 Yogyakarta teknik serving, proses geologi yang berlangsung di speaking, dalamnya. Kondisi dan proses-proses interpreting, closing, and geologi tersebut diinterpretasikan dengan reporting adat-istiadat masyarakat setempat dan 8. Evaluasi, 10-15 LPK budaya yang berkembang di dalamnya, pendaftaran dan Oktober Pramindo, seleksi untuk 2020 Jakarta untuk selanjutnya dilakukan interpretasi sertifikasi umum dan khusus di kawasan destinasi, serta pemanduan dihubungkan dengan unsur-unsur biologi geowisata 9. Sertifikasi 20-23 Oleh LPK yang terdapat di kawasan destinasi. Untuk Pemanduan Oktober Pramindo, di memantapkan pengetahuan dan kemampuan Geowisata 2020 Grand Premier Hotel para pemandu lokal, sekali lagi dilakukan Yogyakarta pelatihan pemanduan selama tiga hari secara berturut-turut sebanyak 16x3 jam pelajaran Kegiatan koordinasi tersebut (JPL), dengan 1 JPL setara dengan 50 menit, ditindaklanjuti dengan pendaftaran calon serta 12x1 JPL praktek di lapangan (Gambar pemandu geowisata. Banyaknya jumlah 1).

33

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi

Gambar 1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan pemanduan di dalam kelas dan di lapangan, yang diikuti oleh 40 calon pemandu geowisata

3. HASIL DAN PEMBAHASAN geoheritage (Mulyaningsih dkk., 2019a; Keberadaan geoheritage diatur sepenuhnya Bentivenga, dkk., 2019). Geoheritage perlu dalam Peraturan Menteri ESDM No. 1 tahun dilindungi dan diwariskan ke generasi 2020. Di dalamnya mengatur tentang berikutnya. Upaya perlindungan untuk geodiversity, geoheritage, geokonservasi, melestarikan geodiversity dengan aspek geopark dan geowisata. Geodiversity adalah geologi pentingnya dilakukan dalam bentuk gambaran keunikan komponen geologi, Kawasan Lindung Geologi atau Cagar Alam seperti mineral, batuan, fosil, struktur Geologi (Mulyaningsih dkk., 2019b). geologi, dan bentang alam yang menjadi Pelestarian, pemanfaatan serta kekayaan hakiki suatu daerah serta pengelolaan situs warisan geologi secara keberadaan, kekayaan penyebaran dan holistik bersama sumberdaya alam lainnya, keadaannya yang dapat mewakili proses dengan konsep pembangunan berkelanjutan evolusi geologi daerah tersebut. adalah tujuan utama dari geopark (Yuliawati Keragaman geologi yang memiliki nilai dkk., 2019). Upaya pelestarian dengan lebih sebagai suatu warisan karena menjadi memanfaatkan komponen geodiversity dan rekaman yang pernah atau sedang terjadi di nilai warisan geologi dengan konsep wisata bumi yang karena nilai ilmiahnya tinggi, berbasis geologi disebut geowisata (Badan langka, unik, dan indah, sehingga dapat Geologi, 2020). digunakan untuk keperluan penelitian dan Peserta pendampingan diajarkan secara pendidikan kebumian, yang disebut sebagai intensif tentang konsep-konsep geodiversity,

34

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi geoheritage, geokonservasi, geopark dan Gunungsewu. Materi yang diajarkan geowisata tersebut. Selama pelatihan, meliputi fosil, stratigrafi, mineral dan disisipkan pemahaman-pemahaman tentang batuan, stratigrafi, struktur geologi, geologi dasar yang mendasari variabel- magmatisme dan vulkanisme, geomorfologi, variabel geoheritage dalam Geopark sedimentologi, dan geotermal (Gambar 2).

Gambar 2. Tipe-tipe warisan geologi yang dapat dijumpai di permukaan bumi, meliputi fosil, bentang alam, batuan, proses geologi dan pengaruh-pengaruh ekstraterestrial yang telah diajarkan kepada peserta (gambar-gambar diambil dari berbagai sumber terpercaya).

Geoheritage adalah warisan geologi Camelia & Josan menggambarkan yang terbentuk secara alami dan memiliki geoheritage sebagai suatu area bentang alam nilai tinggi karena merepresentasikan khusus yang memiliki indentitas yang kuat rekaman proses geologi yang saling dan unik, yang terbentuk dan dipengaruhi berhubungan sehingga secara keilmuan oleh proses yang spesifik. Geosite dan merupakan bagian penting dari sejarah morfosite yang layak jual untuk kepentingan dinamika bumi. Keberadaan geosite (situs geowisata meliputi fosil, mineral, batuan, warisan geologi) dengan titik-titik minatan proses geologi dan lain-lain, yang telah geologi, biologi dan budaya, serta mendapatkan predikat sebagai geopark kumpulannya dengan dilengkapi data nasional maupun Unesco Global Geopark, deliniasi yang jelas, yang menjadi obyek dan diajarkan kepada peserta (Gambar 3). daya tarik kunjungan wisata diatur dalam Pelatihan tentang geoheritage peraturan pemerintah (daerah dan nasional), mengajarkan kepada peserta untuk keberadaannya harus dilestarikan (Samodra, memahami dan mengimplementasikan 2016 dalam Anwar & Barlian, 2019). bahwa alam sebagai satu kesatuan proses memiliki nilai urgent untuk dilindungi.

35

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi

Geoheritage dan culture-heritage di keberlanjutannya. Dalam hal ini pemandu area destinasi dapat menjadi obyek yang geowisata adalah duta wisata yang akan sangat menarik untuk tujuan pariwisata, jika menyosialisasikannya ke masyarakat. dimanfaatkan secara arif dan dijaga

Gambar 3. Beberapa contoh geopark di dunia yang telah diajarkan kepada peserta pendampingan (gambar-gambar didapatkan dari situs-situs terkait dengan situs web geopark-geopark tersebut)

Sesuai dengan kesepakatan dalam Patuk; Kali Ngalang dan Gunung Genthong keputusan Lokakarya Geowisata di di Kapanewon Gedangsari; dan Taman Batu Puslitbang Geologi Bandung, 16 Maret Nglirong dan Goa Berlian di Kapanewon 1998, geowisata adalah wisata yang Panggang, Kabupaten Gunungkidul. memanfaatkan seluruh aspek geologi Antusiasme peserta menjadi (Brahmantyo, 2013; dan Faishal dkk., 2018). penyemangat tersendiri bagi tim untuk terus Pelatihan telah dilaksanakan di lapangan. dengan sabar melakukan pendampingan Para peserta diberikan gambaran tentang (Gambar 4). Ruang lingkup geowisata seluruh aspek geologi, teknik interpretasi adalah tiap jenis sumberdaya alam non- data geologi sebagai unsur abiotik, flora dan hayati, seperti air, tanah, bahan galian, fauna khas di daerah destinasi, budaya dan bentang alam dan formasi geologis atau kearifan lokal, serta hubungan ketiga unsur perwujudan proses alam yang sangat indah geowisata tersebut dengan kealamian dan dan penting, termasuk untuk kepentigan kondisi nyata tata kehidupan dan tata ruang ilmu pengetahuan dengan obyek berupa destinasi. Praktek interpretasi dilakukan di penciptaan dan pengelolaan produk Kampung Pitu, Dusun Nglanggeran dan (Dowling & Newsome, 2010; Newsome & Gunung Ireng di Desa Pengkok Kapanewon Dowling, 2018). Pemandu wisata sebagai

36

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi ujung tombak dunia pariwisata harus mampu gowisata. Pemandu harus tersertifikasi melakukan interpretasi dan inventarisasi sebagai pramuwisata geowisata, sehingga objek wisata yang diperkaya dengan harus sangat memahami seluk-beluk geologi informasi geologi yang berkaitan dengan dan geokonservasinya, di samping atraksi, legenda, mitos dan sejarah. Legenda dan aktivitas, akomodasi dan amenitas, serta mitos dapat memperkaya khazanah budayanya.

Gambar 4. Sinergitas pemanfaatan geodiversity, penelitian dan keilmuan, dan culture-heritage dalam pengembangan destinasi geowisata yang berkelanjutan Sebelum pendampingan dilaksanakan, perkembangannya, pada industri pariwisata peserta belum memahami seluk-beluk dan juga dikenal istilah ekowisata, yaitu konsep tujuan geopark, kini mereka memahami pengembangan wisata alam dan budaya geopark sebagai konsep pengembangan area yang berbasis komunitas lokal (community- berbasis pemanfaatan geodiversity secara based ectourism), yang diselenggarakan terintegrasi dengan biodiversity dan cultural sesuai standar tertentu dengan diversity, dengan menerapkan prinsip memanfaatkan aspek biodiversity, cultural konservasi yang disinergikan dengan diversity, dan geodiversity (Gordon, 2018; rencana tata ruang. Suhartono dkk., 2019). Pemahaman tersebut Geowisata mengembangkan wisata telah lebih dulu dipelajari dan diamalkan minat khusus dengan memanfaatkan oleh peserta, sehingga sampai dengan informasi geologi popular, untuk pendampingan berakhir, implementasi menjelaskan keindahan, keunikan dan pemanduan geowisata masih sebatas dengan kelangkaan objek-objek geodiversity pemanduan ekowisata. Hal yang membuat (Mulyaningsih dkk, 2019b). Konsep tersebut senang dan menambah semangat para belum sepenuhnya dan secara sempurna anggota Tim pelaksana PkM adalah diterima dan dijalankan oleh peserta. Dalam sebagian peserta telah sedikit demi sedikit

37

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi melakukan penyesuaian materi dan perilaku Bentivenga M, Cavalcante F, Mastronuzzi konservasi. G, Palladino G, Prosser G. (2019). Geoheritage: the Foundation for 4. KESIMPULAN Sustainable Geotourism. Geoheritage. Kegiatan PKM ini telah memberi manfaat 11(4):1367-9 bagi peserta, berupa pengayaan keilmuan Brahmantyo B. (2013). Geotourism in tentang geodiversity, geoheritage, geopark Indonesian Perspective. Proceeding dan geowisata, sebagai langkah konservasi HAGI-AIGI Joint Convention biotik, abiotik dan budaya pada suatu Dipowiguno, A. P., Setiawan, V. E., Arifin, destinasi wisata. Pemandu sebagai tulang A. S., & Kusworo, A. (2019). punggung sektor pariwisata yang menjadi Geological History of Natuna Island: kunci keberhasilan edu-konservasi Geodiversity, Geoheritage, and (geowisata) di masyarakat telah dibekali Sustainable Development Based on dengan kecakapan dalam teknik interpretasi, Geodiversity Inventory and sehingga diharapkan mampu mempengaruhi Geoheritage Assessment. Proceeding perilaku wisatawan dari normal leisure Joint Convention Yogyakarta 2019, menjadi experience conservation leisure. HAGI, IAGI, IATMI, PERHAPI Secara bertahap, kondisi ini akan menjadi Dowling RK, Newsome D. (2010). kebiasaan bagi pemandu dan wisatawan Geotourism A Global Activity. sehingga dapat menjaga keberlanjutan Goodfellow Publishers Limited destinasi. Faizal M, Arisandy RF, Wijaksono SH, Alansa FR, Arifin MN, Mulyaningsih Ucapan Terima Kasih S. (2018). Efforts on Geological Conservation to Watuadeg-Basalt Kegiatan PkM ini terselenggara atas Pillow Lavas at West Sumber, Berbah pembiayaan hibah PkM skema PPDM dari District, Sleman , Yogyakarta DRPM Kemenristek Brin tahun kedua Special Region-Indonesia. Journal of (2020), sesuai dengan Perjanjian Penugasan Geoscience, Engineering, Pelaksanaan Program Pengabdian Environment, and Technology. Masyarakat Nomor: 103/SP2H/PPM/2020, 18;3(3):174-9 tanggal 28 Februari 2020. Ucapan terima Gordon JE. (2018). Geoheritage, kasih sebesar-besarnya untuk DRPM geotourism and the cultural landscape: Kemenristek Brin atas pembiayaannya, Enhancing the visitor experience and LPPM IST AKPRIND atas kesempatannya promoting geoconservation. Journal dan masyarakat Srumbung, Desa Pengkok, Geosciences. Vol 8(4):136 Kabupaten Gunungkidul atas kerjasama dan Gunatama G, Divayana DG, Parma IP, pengalamannya selama kegiatan Mardana IB. PPDM. (2019). Geowisata berlangsung. Bali Aga Di Desa Trunyan Kecamatan

Referensi Kintamani-Bali. Seminar Nasional Anwar S, Barlian E. (2019). The Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 4, geodiversity potential of Tanah Datar pp. 1227-1236 District developing into a geotourism Hindersah H, Asyiawati Y, Akliyah LS, asset as a geopark in Indonesia. IOP Ramadhan TA. (2017). Tantangan Conference Series: Earth and Pembangunan Pariwisata Inklusif Environmental Science. Vol. 314, No. Geopark Ciletuh, Desa Ciwaru 1, p. 012051) Kabupaten Sukabumi–Provinsi Jawa

38

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PENDAMPINGAN PEMANDU GEOWISATA KAWASAN CAGAR ALAM GEOLOGI e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 GUNUNG KIDUL: MENUJU THOUGHTFUL INDONESIA Volume 3 No. 1, Maret 2021 Mulyaningsih, Suhartono, Tania, dan Heriyadi

Barat. In Prosiding-Seminar-Nasional- International Conference on Science, Perencanaan-Pembangunan-Inklusif- Engineering and Technology. pp 5-10 Desa-Kota. pp. 125-134 Yulliati U, Sugiarti R, Hastuti TK, Istiqomah Mulyaningsih S, Heriyadi NW, Tania D, S. (2020). Pengembangan Geowisata Suhartono S. (2019). Identifikasi Berbasis Folklore Di Desa Gentan Jelajah Geologi Gunung Api Purba Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Gunung Ireng Desa Pengkok, Prosiding Konferensi Nasional Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pariwisata. Vol 6(2):154-68. Corporate Social Responsibility (PKM- Mulyaningsih, S., Muchlis, Kiswiranti, D., CSR). 3:990-9. and Heriyadi, N.W.A.A.T. Design of Yuliawati AK, Rofaida R, Gautama BP, Volcanic Educational-based Natural Hadian MS. (2019). Geoproduct Tourism at Giriloyo, Wukirsari Village, Development as Part of Geotourism at District, , Geopark Belitong. 1st International Yogyakarta-Indonesia. In Proceedings Conference on Economics, Business, of the Second International Conference Entrepreneurship, and Finance. Atlantis on Science, Engineering and Press. pp. 110-112 Technology - Volume 1: ICoSET, ISBN 978-989-758-463-3, 2019b; pages 349- 356. DOI: 10.5220/0009435703490356 Mulyanto, B.S., dan Maulana, N. (2019). Pelatihan Manajemen Geowisata dan Mitigasi Bencana di Desa Totoharjo Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan, Prosiding Senapati Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Teknologi dan Inovasi Pengabdian Masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 Bandar Lampung, ISSN: 2685-0427. Hal. 10 Newsome D., and Dowling R. (2018). Geoheritage and Geotourism. Geoheritage (pp. 305-321). Elsevier. Suhartono, Mulyaningsih, S., Kiswiranti, D., Sukirman, Heriyadi, N.W.A.A.T., Muchlis, and Mindhayani, I. (Proceedings of the Second International Conference on Science, Engineering and Technology. pp 5-10 ). Design of Community-based Ecotourism at Cengkehan and Giriloyo, Wukirsari Village, Imogiri District, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. Proceedings of the Second

39