MAKALAH

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

Dosen: Dr. H. Wadi Masturi

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN PANGSA PASAR (Studi Kasus pada Pengembangan Bisnis Mie )

Disusun Oleh:

MUMUH MULYANA

Magister Manajemen Universitas Ibnu Khaldun Bogor

1

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabal‘alamin . Dengan ijin Allah SWT makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan mata kuliah Manajemen Pemasaran pada Program Magister Manajemen Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Mata kuliah Manajemen Pemasaran merupakan mata kuliah yang mampu mengembangkan pemahaman dan pemikiran sehingga mengarahkan kita untuk bisa berpikir kreatif dan inovatif. Di sinilah kunci tujuan pembelajarannya. Dengan penugasan berupa penyusunan makalah strategi pemasaran, diharapkan mampu mengkondisikan pemahaman dan pola pikir mahasiswa sehingga jiwa entrepreneurship dapat melekat pada diri mahasiswa yang pada akhirnya bisa diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Harapan akhir, makalah ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membaca dan mendalami manajemen pemasaran. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah turut serta membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Bogor, November 2009

Penulis

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... iii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1. Latar Belakang ...... 1 1.2. Tujuan ...... 2 1.3. Identifikasi Masalah ...... 2 BAB II LANDASAN TEORI ...... 3 2.1. Pengertian Produk ...... 3 2.2. Motif Pembelian Konsumen ...... 4 2.3. Proses Keputusan Pembelian ...... 4 2.4. Perencanaan Pengembangan Produk ...... 8 BAB III PEMBAHASAN ...... 9 3.1. Sejarah Mie Bakso ...... 9 3.2. Strategi Pengembangan Produk Mie Bakso ...... 12 3.3. Strategi Pengembangan Pelayanan Penjualan Mie Bakso ...... 14 3.4. Kendala yang dimungkinkan muncul dalam Proses Pengembangan Produk dan Layanan ...... 17 BAB IV KESIMPULAN ...... 18 DAFTAR PUSTAKA ...... 20 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Mie Bakso. Hampir setiap orang pernah mengkonsumsi mie bakso. Bahkan tidak sedikit orang yang sangat menyukai dan doyan mie bakso. Salah satu makanan yang sangat menyegarkan ini dengan mudah kita dapatkan dimana-mana. Terutama di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Banyak konsumen yang sudah merasa pas lidahnya dengan cita rasa mie bakso. Maka tidak aneh, banyak pengusaha yang menjalankan bisnis berjualan mie bakso ini, mulai dari pedagang kecil sampai dengan pedagang besar, mulai dari pedagang keliling sampai dengan pedagang di mall-mall besar bahkan sebagian lagi berdagang mie bakso dengan gaya resto. Dengan potensi konsumen yang sangat besar ini, tentunya peluang berbisnis mie bakso ini masih terbuka luas. Dari sekian banyak pebisnis yang berjualan mie bakso, tentunya terdapat sebagian pedagang yang hanya memiliki omset sekedarnya saja, namun sebagian lainnya mampu meraup keuntungan besar dari bisnis mie bakso yang beromset besar. Untuk menggapainya tentu butuh strategi dan persiapan yang handal. Di sinilah peran strategi pemasaran yang harus diperhatikan oleh para pebisnis mie bakso. Strategi dimaksud bisa dimulai dari pengembangan produk dan pengembangan layanan dalam bisnis mie bakso. Untuk menguraikannya lebih lanjut, makalah ini mencoba untuk membahas strategi pengembangan produk dan strategi pelayanan yang bisa dilakukan dan dikembangkan sehingga berimplikasi langsung terhadap peningkatan pangsa pasar. Adapun judul makalah yang diambil untuk membahasnya adalah “Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pelayanan dalam Meningkatkan Pangsa Pasar (Studi Kasus pada Pengembangan Bisnis Mie Bakso)“.

5

1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain: a. Untuk memenuhi tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan mata kuliah Manajemen Pemasaran pada program Magister Manajemen Universitas Ibnu Khaldun Bogor b. Mengetahui dan memahami tentang konsep pemasaran yang bisa diterapkan dalam bisnis c. Mengetahui strategi pengembangan produk dan pengembangan pelayanan dalam bisnis

1.3. Identifikasi Masalah Untuk membatasi pembahasan makalah ini sehingga tidak melebar pada uraian yang tidak berkaitan, penulis mencoba merumuskan identifikasi masalah pembahasan sebagai berikut : a. Strategi Pengembangan Produk Mie Bakso untuk meningkatkan pangsa pasar b. Strategi Pelayanan yang dikembangkan dalam memikat dan memberikan kepuasan pada konsumen Mie Bakso. c. Hambatan yang muncul dalam proses pengembangan produk dan peningkatan pelayanan Mie Bakso.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Produk Hampir sebagian besar masyarakat mengetahui apa yang disebut dengan produk. Produk dapat kita temui setiap saat dimana saja. Di kala berada di rumah, kita dapat menemui produk, demikian pula di tempat kerja, di jalan-jalan umum, di pantai, di gunung, dimana saja kita akan dengan mudah menemukan benda atau sesuatu yang lain yang dinamakan produk. Dengan kata lain, sebenarnya istilah produk itu sudah sangat akrab dengan kehidupan kita. Seribu tahun lalu, orang menciptakan produk mereka. Dengan penuh perasaan, seorang pengukir memahat batu inci demi inci untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat atau indah atau kedua-duanya. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan produk itu? Banyak para ahli yang mendefinisikan produk dengan definisi yang hampir mendekati kesamaan di antara masing-masing pengertian tersebut. Philip Kotler (1995) , mendefinisikan produk sebagai berikut : Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Sejalan dengan Kotler, Sofyan Assauri (1996) mendefinisikan produk sebagai berikut : Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.

Produk merupakan unsur pertama dan unsur yang paling penting dalam strategi barang pemasaran (marketing mix) . Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas barang produk, lini produk, merek, pengemasan dan pelabelan. Karena memang dalam suatu produk terkandung faktor-faktor seperti mutu (quality) , penampilan (features) , pilihan yang ada (options) , gaya (styles) , merek (brand names) , pengemasan (packaging) , ukuran (sizes) , jenis (product

6

7

lines) , macam (products items) jaminan (warranty) dan pelayanan (services) . 2.2. Motif Pembelian Konsumen Setiap orang selaku konsumen atau pun bukan sudah dapat dipastikan memiliki keinginan atau pengharapan. Demikian pula dalam masalah pembelian atas suatu produk. Suatu produk dicari, dipilih dan dibeli oleh konsumen, karena ia memiliki harapan atau keinginan atas produk tersebut. Demikian pula mereka memiliki hal yang sama terhadap tempat dimana ia dapat memperoleh produk tersebut. Dengan demikian, keberhasilan suatu kegiatan pemasaran dari perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan dan pengharapan konsumen. Oleh karena itu, dalam memasarkan produk perlu diketahui dan dianalisa, mengapa seseorang lebih senang membeli suatu produk pada tempat tertentu dan apa yang diharapkan atau diinginkan oleh konsumen di saat berbelanja produk yang diinginkannya. Kedua hal ini sering dikenal dengan istilah motif pembelian (buying motives). Motif Pembelian perlu diketahui oleh para tenaga dan pimpinan pemasaran, dengan demikian dapat diterapkan strategi pemasaran secara tepat dan terarah kepada pembeli atau konsumen yang menjadi pasar sasaran (market target) . Usaha untuk mengetahui motif pembelian tersebut merupakan rangkaian usaha pengenalan konsumen. Dalam mendalami motif pembelian, terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana proses penjualan terjadi, yang sekaligus merupakan proses pembelian. Terdapat empat tingkatan atau tahapan dalam proses penjualan : 1. Mempunyai perhatian (attention) terlebih dahulu 2. Timbulnya minat (interest) terhadap produk yang ditawarkan 3. Adanya keinginan (desire) untuk memiliki atau mencoba memakai produk 4. Terjadinya tindakan (action) transasksi yang didukung dengan kemampuan dana yang dimiliki calon pembeli. 2.3. Proses Keputusan Pembelian Setiap konsumen akan berbeda dalam cara mereka melakukan proses pembelian atas suatu produk. Perbedaan tersebut akan sangat 8

ditentukan oleh banyak faktor pengaruh, baik faktor pengaruh intern maupun faktor pengaruh ekstern. Berikut tahap-tahap yang dilakukan calon pembeli dalam proses keputusan pembelian atas suatu produk (Kotler, 1995) :

PENGENALAN KEBUTUHAN

PENCARIAN INFO RMASI

EVALUASI ALTERNATIF

KEPUTUSAN PEMBELIAN

PERILAKU SETELAH PEMBELIAN

Gbr. 4. Model Proses Pembelian Lima Tahap

PENGENALAN KEBUTUHAN Suatu proses pembelian dimulai ketika pembeli mengetahui atau mengenal, bahwa dirinya memiliki kebutuhan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh stimuli intern dan ekstern. Untuk menghilangkan rasa butuh tersebut, seseorang akan melakukan tindakan pemenuhan, salah satunya dengan melakukan pembelian. PENCARIAN INFORMASI Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi tentang produk yang dapat memberikan pemenuhan atas kebutuhannya tersebut, baik mengenai penjualnya, harganya, mutunya dan sebagainya. EVALUASI ALTERNATIF Setelah memperoleh beberapa informasi mengenai produk yang dibutuhkan, konsumen akan memilih produk yang sekitanya dapat 9

memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhannya. Hal ini akan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti yang terungkap terdahulu. KEPUTUSAN PEMBELIAN Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya. Termasuk di dalamnya adalah toko dimana dia akan membelinya serta cara pembayaran yang akan dilakukannya. Apakah dia membayar tunai atau cicilan. Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh kosumen bisa digolongkan ke dalam tiga macam (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995), yaitu sebagai berikut : 1. Pembelian yang Terencana Sepenuhnya. Pembelian semacam ini terjadi apabila konsumen telah menentukan pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Pembelian yang terencana sepenuhnya biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau keterlibatan yang tinggi. 2. Pembelian yang Separuh Terencana. Konsumen seringkali sudah mengetahui ingin membeli suatu produk sebelum masuk ke swalayan, namun mungkin ia tidak tahu merek yang akan dibelinya sampai ia bisa memperoleh informasi yang lengkap dari pramuniaga atau display di swalayan. Ketika ia sudah tahu produk yang ingin dibelinya sebelumnya dan memutuskan merek dari produk tersebut di took, maka ini termasuk pembelian yang separuh terencana. 3. Pembelian yang Tidak Terencana. Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di toko atau di mall. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Sebagian besar pembelian produk terutama barang-barang konsumen (consumer-goods purchase) dilakukan di toko eceran. PERILAKU SETELAH PEMBELIAN Setiap orang setelah melakukan pembelian produk tertentu, akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Selain itu, konsumen juga akan melakukan tindakan setelah pembelian dan 10

menggunakan produk tersebut yang secara tidak langsung berpengaruh kepada perusahaan pemasar dalam memasarkan produk tersebut. Konsumen yang merasa puas setelah melakukan pembelian atau menggunakan suatu produk, secara tidak langsung akan membantu pemasar dalam memasarkan produk tersebut kepada orang lain atau bahkan mempengaruhi orang lain untuk membelinya pula. Tetapi di kala konsumen merasa tidak puas, maka ia akan mencampakkan produk tersebut dan bertindak tidak akan membelinya lagi. Tindakan tersebut, masih tergolong tindakan dalam batas kewajaran, akan sangat berbahaya jika konsumen tersebut menceritakannya pula kepada orang lain, bahkan memperingatkan orang lain untuk tidak membeli produk tersebut. Kondisi ini yang harus dihindarkan oleh pemasar. Untuk mengetahui puas tidaknya konsumen, kita dapat meneliti elemen-elemen pemberi kepuasan (Wellington, 1998) , sebagaimana yang terdapat dalam gambar berikut :

Elemen Produk

Elemen Elemen Budaya Penjualan

KEPUASAN

PELANGGAN

Elemen Waktu Elemen Purna Jual

Elemen Lokasi

Gbr. 5. Berbagai Elemen Pemberi Kepuasan

11

2.4. Perencanaan Pengembangan Produk Perencanaan pengembangan produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki produk lama, memperbanyak kegunaan dari prodyuk yang sudah ada dan mengurangi biaya produksi serta biaya pembungkus (Alma, 2004). Biasanya pengembangan produk dilakukan apabila : a. Bila suatu organisasi mempunyai produk yang sukses yang berada dalam tahap dewasa dalam daur hidup produk b. Bila suatu organisasi bersaing dalam industri dengan karakteristik perkembangan teknologi yang cepat c. Bila pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih baik dengan harga yang pantas d. Bila suatu organisasi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi e. Bila suatu organisasi amat kuat dalam kemampuan penelitian dan pengembangan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Mie Bakso Dalam bahasa Bakso itu berasal dari bahasa china yang terdiri dari 2 kata Bak dan So, dimana Bak artinya daging babi dan So itu Mie ditambah Sup. Tapi kemudian di indonesia sendiri daging babi itu dirubah menjadi daging sapi tapi tetap menggunakan kata Bak. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi dan tepung , tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam atau ikan, untuk jenis bakso daging sapi, ayam, dan ikan sekarang mulai banyak di tawarkan dalam bentuk frozen yang dijual di super market, swalayan dan mall-mall. Dalam penyajiannya bakso biasa dicampur dengan kuah bening dan mi . Dalam proses pembuatanya biasa dicampurkan boraks atau bleng untuk membuat tepung menjadi lebih kenyal mirip daging, hal ini membuat bakso pernah dianggap makanan yang kurang aman oleh BPOM . Bakso sangat populer di Indonesia, tempat yang terkenal menjadi sentra Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Kota Malang malahan di kota Malang terdapat kuliner Bakso Bakar. Dipercaya bakso awalnya berasal dari Republik Rakyat Cina . Bakso atau yang dikenal dengan mempunyai nama dan cara penyajian yang berbeda beda di setiap negara. Situs wikipedia menguraikan cara penyajian bakso di beberapa Negara : • Di Afghanistan, digunakan sebagai hidangan tradisional dengan sup buatan rumah. • Albania meatballs digoreng (Qofte të fërguara) • Di Belgia, meatballs dipanggil ballekes atau bouletten di Flandersdan Brussels dan boulettes atau boulets di Wallonia. Mereka biasanya dibuat dengan saus tomat atau saus dan disajikan dengan french fries, kentang atau steamed potatoes. small meatball sering ditambahkan sebagai hiasan untuk sup tomat. • Dalam Portugal dan Brazil meatballs dipanggil 'almôndegas' dan biasanya digoreng dan disajikan dengan spaghetti. • Chinese meatballs (secara khusus, suatu hidangan umum di Shanghai masakan) yang paling sering dibuat dari daging babi dan biasanya

12

13

steamed atau direbus, baik apa adanya, atau dengan penambahan kecap. • Denmark meatballs dikenal sebagai frikadeller dan biasanya digoreng, dan mereka biasanya dibuat dari tanah babi, anak sapi, bawang, telur, garam dan merica, ini dibentuk menjadi bola dan flattened sedikit, sehingga mereka pan siap. • Di Finlandia meatballs (lihapullat) tanah yang dibuat dengan daging sapi atau campuran daging sapi dan babi tanah, atau bahkan dengan tanah rusa kutub daging, dicampur dengan breadcrumbs kebasahan dalam susu dan bawang dicacah halus. Meatballs biasanya disajikan dengan saus, kentangrebus (atau kentang pure), lingonberry jam, dan kadang- kadang diasamkanketimun. • Di Jerman, meatballs dipanggil Frikadellen (di Utara, dari Italia frittatella) atau Fleischpflanzerl atau Fleischküchle jika Anda telah berada di selatan. In Bavaria , Di Bavaria, Fleischpflanzerl biasanya dibuat dari daging sapi muda, sedangkan sebagian besar wilayah Jerman lainnya menggunakan babi. Di Berlin dan berbagai bagian dari Jerman Timur, nama "Bulette" adalah umum. Yang paling terkenal adalah meatballs Jerman Königsberger Klopse yang berisi anchovy atau ikan asin dan dimakan dengan saus caper. Sebuah istilah umum untuk meatballsadalah Hackbällchen. • Di Austria, fried meatballs dipanggil Fleischlaibchen atau Fleischlaberl. • Di Yunani, fried meatballs dipanggil 'keftedes' (JKLMNOKP) dan biasanya termasuk dalam campuran bawang dan daun mint. Rebusan meatballs dipanggil 'yuvarlakia' (QRSTUVWXYJRV). • Di Bulgaria, meatballs dipanggil 'kyufte' dan biasanya dibuat dari campuran daging sapi dan babi dengan breadcrumbs dan iris bawang. Ada banyak variasi lainnya termasuk berbagai jenis daging cincang dan sayuran. • Di Iran, beberapa jenis meatball yang dikonsumsi. Jika mereka sudah matang dalam keadaan direbus mereka disebut "kufteh". Jika digoreng (biasanya meatballs kecil), mereka disebut "kal-e gonjeshki". Kedua jenis tersebut dikonsumsi dengan roti atau beras. Biasanya ditambahkan sayuran dan dalam kasus kufteh, bakso yang biasanya diisi dengan telur rebus atau buah-buahan kering. Ada beberapa 14

(setidaknya 10) jeniskufteh. Yang paling terkenal adalah "kufteh tabrizi", secara tradisional dari Tabriz di barat laut Iran. • Di Italia, meatballs dikenal sebagai polpette dan biasanya dimakan sebagai hidangan utama atau dalam sup. Bahan utama dari Italia bakso adalah: daging sapi dan babi dan kadang-kadang atau kalkun, garam, merica hitam, bawang putih bubuk, minyak zaitun, Romano keju, telur, bubuk roti dan peterseli, dicampur dan dibentuk menjadi sebesar bolagolf. Dalam Abruzzo Daerah di Italia, khususnya di Provinsi Teramomeatballs yang biasanya ukuran kelereng dan dipanggil polpettine. • Di Norwegia, meatballs dipanggil kjøttkaker ( "daging cakes") dan menyerupai frikadeller Denmark. • Di Filipina, meatballs dipanggil almondigas atau bola-bola dan biasanya disajikan dalam sup vermicelli disebut dengan padi , dicampur bawang putih, labu dan babi cincang. • Dalam Polandia mereka dipanggil "pulpety" atau "pulpeciki" danbiasanya disajikan matang dan dicampur dalam berbagai sauces (seperti tomat atau jenis saus yang dikentalkan menggunakan tepung dan jamur.) dengan kentang, beras atau segala jenis "Kasha" (sejenis bubur yang populer di negara-negara Slavia). "Pulpety" biasanya dibuat dari tanah berbumbu daging dengan bawang merah dan dicampur dengan telur dan tepung terigu atau remah roti yang dicampur air. "pulpety" yang digoreng lebih besar dari yang biasa dimasak. • Di Swedia köttbullar (meatballs) yang dibuat dengan daging sapi atau campuran daging sapi dan babi dicampur dengan remah roti yang dicampur susu dan bawang dicacah halus. Mereka yang mencampurkan dengan lada putih atau rempah-rempah dan garam. Swedia meatballs biasanya disajikan dengan saus, kentang rebus, dan kadang-kadang dengan • Di Belanda, meatball dikenal dengan nama 'gehaktbal' ("chopped (merujuk kepada daging) bola") dan biasanya disajikan dengan kentang rebus dan sayuran. Kombinasi ini telah hidangan yang paling umum di Belanda rumah tangga sepanjang sejarah. • Di Turki masakan ini memiliki lebih dari 80 jenis meatballs (köfte), 15

• Di Hungaria, serta dari wilayah negara-negara tetangga Hungaria meatball dikenal dengan nama 'Fasirt' atau 'Fasirozott' (atau sheertfuh- fuh-Shee-roh-zoh-t) mungkin berasal dari Austria Jerman 'faschierteLaibchen '. • Di Amerika Serikat meatballs biasanya disajikan dengan spaghetti. Di Amerika dalam pembuatannya mereka biasanya dibuat lebih besar daripada meatball di Italia. di Italia, meatballs biasanya disajikan bukan saja dengan , dan gagasan mereka makan bersama di piring yang sama. • Meatball juga ditemukan dalam kumpulan resep Apicius yang katanya merupakan kumpulan resep masakan roma dari akhir abad ke 4 atau awalabad ke 5. • Di Indonesia sendiri, bakso sudah banyak macamnya. Di Indonesia, meatballs dipanggil "bakso" yang biasanya disajikan dalam mangkuk, seperti sup, dengan mi, tahu, telur, '', dan atau digoreng daging.

3.2. Strategi Pengembangan Produk Mie Bakso Sedemikian populernya Mie Bakso di Indonesia sehingga tidak sedikit pebisnis yang membuka gerai untuk menjual mie bakso. Namun banyaknya pelaku bisnis di bidang penjualan mie bakso tidak menyurutkan pelaku-pelaku bisnis baru juga melakukan bisnis yang sama, yaitu menjajakan mie bakso. Alasan yang mendasarinya adalah karena memang pangsa pasar masih memiliki potensi yang sangat tinggi. Dengan banyaknya pelaku bisnis mie bakso, butuh strategi pengembangan produk agar mie bakso yang dijajakan memiliki keunikan dan perbedaan dengan mie bakso lainnya. Dengan keunikan dan perbedaan itulah yang akan menjadi competitive advantage (keuntungan bersaing) bagi pebisnis mie bakso sehingga konsumen tertarik dan melakukan proses pembelian. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan antara lain : a. Penciptaan Cita Rasa Bakso yang unik Kebanyakan Konsumen menginginkan bakso yang higienis dan tampilan yang sehat. Menciptakan bakso dengan bahan pilihan yang terbaik merupakan strategi yang bisa berdampak panjang dalam pemeliharaan kesetiaan konsumen. Bakso dibuat dari tepung yang 16

masih segar, tidak diberi zat pengawet, tidak diberi zat pewarna, di dalamnya diberi isi daging segar yang telah diolah menggunakan tertentu yang semakin memberi rasa nikmat di saat mengunyahnya, dimasak dengan teknik tertentu yang tidak membuat bakso alot atau lembek, dan berbagai teknik lainnya yang semakin membuat bakso terasa gurih. b. Penciptaan Kuah Mie Bakso Di samping membuat bakso yang enak dan gurih, kuah mie bakso pun memegang peranan penting dalam memanjakan konsumen di saat mengkonsumsi mie bakso. Variasi kuah mie bakso yang bisa dibuat dan dikembangkan adalah kuah daging sapi segar, kuah daging ayam segar, kuah daging ayam kampung, kuah campur kunyit, kuah ikan, kuah udang dan sebagainya. Dengan strategi pelayanan yang dikembangkan berupa prasmanan, pilihan kuah ini bisa disajikan secara bersamaan. Konsumen dapat dengan bebas mengeksplor cita rasa sesuai keinginan dan cita rasanya. Strategi kedua yang bisa dikembangkan adalah menjadwal menu kuah berdasarkan hari. Misalnya, hari senin disajikan kuah daging ayam kampung, hari selasa disajikan kuah udang dan seterusnya. Namun khusus untuk kuah daging sapi segar selalu disajikan di setiap harinya. c. Penciptaan varian Bakso yang beragam Kebanyakan Bakso yang kita kenal adalah bakso yang berisi daging sapi segar atau telur ayam rebus. Dengan tujuan pengembangan produk dapat diciptakan bakso dengan rasa yang beraneka ragam, di antaranya bakso isi daging ayam kampung, bakso isi ikan cangkalang, bakso isi udang, bakso isi cumi, bakso isi keju dan sebagainya. Bahkan untuk mengakomodir kaum vegetarian, bisa diciptakan bakso isi buah, strawbery, nanas, mangga dan sebagainya atau pun bakso isi sayuran. Bentuk baksonya pun bisa diragamkan dengan berbagai bentuk, di antaranya berbentuk bakso kotak, bakso gepeng, bakso segitiga, bakso bintang, bakso lonjong dan sebagainya termasuk berbentuk tokoh-tokoh favorit anak-anak. d. Penciptaan Varian Campuran Mie Bakso Mie bakso biasanya disajikan dengan dicampur sayuran, mie dan atau bihun. Sayuran yang digunakan adalah daun saecin. 17

Penggunaan sayuran dapat dikembangkan dengan menggunakan daun kailan, daun kangkung, daun sawi atau pun sayuran lainnya. Mie Telor dapat diganti dengan mie jagung, mie sagu, kwe tiau, mie ubi jalar, mie ubi merah dan sebagainya. Berbagai strategi pengembangan produk tersebut dapat digabungkan satu sama lain sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Harapannya, dengan pengembangan produk tersebut semakin banyak segmen pasar yang bisa digarap dan keuntungan pun bisa dioptimalkan.

3.3. Strategi Pengembangan Pelayanan Penjualan Mie Bakso Setelah dilakukan strategi pengembangan produk, langkah selanjutnya yang sangat penting untuk diperhatikan dan diterapkan oleh pebisnis mie bakso adalah strategi pelayanan prima bagi pelanggan mie bakso. Sebagus dan seenak apapun mie bakso yang dijajakan, sering terkendala dan tidak sampai kepada pencapaian omset pasar yang memuaskan di kala aspek pelayanan tidak dalam kondisi yang memadai dan memberi kepuasan kepada konsumen. Pebisnis tentunya tidak boleh memandang sebelah mata aspek pelayanan ini. Karena tidak sedikit bisnis menjadi sukses dikarenakan pelayanan yang diberikan sangat memuaskan konsumen. Strategi Pengembangan Pelayanan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penyajian dengan gaya prasmanan Salah satu bentuk penyajian mie bakso yang bisa meningkatkan minat konsumen adalah dengan penyajian gaya prasmanan. Setiap konsumen yang datang dipersilahkan untuk mengambil mie, bihun, sayur atau campuran mie bakso lainnya termasuk penyedap rasa sesuai selera dan keinginan konsumen. Lalu pramusaji akan menambahkan bakso ke dalam mangkok yang dibawa konsumen sesuai keinginan dan permintaan konsumen. Pilihan bakso dan kuahnya bisa diragamkan seperti yang telah diuraikan di atas. Namun penyajian seperti ini tentunya membutuhkan resources yang tidak sedikit dan tidak mudah. Penerapannya bisa disesuaikan dengan kemampuan pebisnis. Yang jelas, konsep intinya adalah mencoba 18

mengakomodir atau memfasilitasi keinginan konsumen sehingga terpuaskan dengan ragamnya pilihan produk dan gaya penyajian yang unik sekaligus berbeda dengan yang lainnya. b. Pelayanan Pramusaji yang handal Dengan adanya produk yang beragam dan gaya penyajian yang unik, belum tentu bisa mensukseskan program pemasaran, jika tidak didukung strategi pelayanan pramusaji yang handal. Pebisnis harus memiliki pramusaji yang handal yang mampu memberikan layanan prima (service exellent) kepada konsumen. Layanan handal ini dimulai dari pakaian pramusaji yang seragam, unik, simple, memberikan nuansa segar, dan tidak jorok. Misalnya, pakaian yang berwarna cerah dan bertopi yang menampilkan logo perusahaan atau gambar-gambar unik. Setelah itu, pramusaji pun harus paham betul tentang bagaimana memberikan layanan yang baik kepada konsumen, seperti tanggap terhadap apa yang diinginkan konsumen, cepat merespon, tersenyum, memberikan sapaan kepada konsumen yang baru datang atau kembali pulang setelah mengkonsumsi mie bakso, berhati-hati dalam membawa dan memberikan sajian kepada konsumen, cermat dalam menghitung uang pembayaran konsumen termasuk uang yang harus dikembalikan kepada konsumen dan sebagainya. Untuk bisa menghadirkan dan memiliki pramusaji yang handal, perusahaan harus mengalokasikan dana untuk melakukan pelatihan dan pendidikan bagi pramusaji tersebut. Sehingga mereka paham betul tentang budaya organisasi, budaya bisnis, strategi pelayanan yang baik dan handal, tata cara bersikap, etika berbicara, etika berperilaku dan sebagainya. c. Pelayanan Take A Way Tidak semua konsumen mengkonsumsi mie bakso di tempat. Sebagian konsumen ada yang menginginkan mie bakso yang dipesannya bisa dibawa pulang dan dikonsumsi di rumah bersama keluarga atau sendiri. Untuk mengakomodir permintaan konsumen seperti ini, tentunya pebisnis mie bakso harus mampu menyediakan fasilitas yang memungkinkan konsumen membawa mie bakso ke rumah 19

atau ke tempat lainnya. Fasilitas dimaksud adalah sarana atau wadah untuk membawa mie bakso ke tempat lain (pesanan take away ). Biasanya pedagang mie bakso hanya menyediakan kantong plastik sebagai wadah mie bakso dan bumbunya. Pebisnis yang cerdik tentunya tidak hanya menyediakan kantong plastik yang polos. Kantong plastik tersebut bisa dikreasikan dengan memberinya logo perusahaan, berikut keterangan-keterangan tentang produk yang bisa memberikan informasi kepada konsumen dan bisa semakin membuat konsumen tertarik kepada produk tersebut, misalnya informasi tentang kandungan mie bakso yang diproduksi, logo halal, keterangan higienis dan kesehatan, informasi alamat perusahaan dan sebagainya. Kantong plastik yang digunakan bisa dibuat berwarna sehingga menarik. Atau bisa dibuat juga dengan menggunakan wadah semacam tupper-ware yang mampu mengkondisikan mie bakso tetap hangat / panas sekalipun dibawa pulang atau ke kantor atau tempat lainnya. Layanan seperti ini tentu tidak murah. Untuk mewujudkannya butuh pertimbangan dan perhitungan kalkulasi biaya yang dikeluarkan dengan harga jual produk. d. Pelayanan Delivery Order Dengan semakin sempitnya waktu luang yang dimiliki masyarakat/konsumen akibat semakin kompleknya aktivitas mereka, semakin membuat konsumen berada pada kondisi yang tidak leluasa untuk melakukan proses konsumsi produk yang diinginkannya. Kesibukan mereka semakin tidak memungkinkan untuk pergi berkunjung ke outlet atau pedagang mie bakso yang diinginkannya. Konsep Layanan Delivery Order bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Mie Bakso dapat dipesan dari tempat mana pun (rumah, kantor dan sebagainya) untuk kemudian dikirimkan pada tempat yang diinginkan. Layanan ini harus mempertimbangkan pesanan minimal dan jarak yang dimungkinkan untuk ditempuh terkait armada yang tersedia dan area yang tergarap, termasuk mengkondisikan produk tetap dalam kondisi panas. Penganekaragaman bentuk pelayanan yang diterapkan tersebut diharapkan mampu memberi kontribusi yang nyata dalam peningkatan omset penjualan dan perluasan pangsa pasar yang digarap. 20

3.4. Kendala yang Dimungkinkan Muncul dalam Proses Pengembangan Produk dan Pelayanan Dari sekian strategi pengembangan produk dan pengembanan pelayanan yang bisa dilakukan oleh pebisnis mie bakso, terdapat beberapa kendala yang mungkin saja muncul saat proses penerapannya. Pebisnis harus siap menghadapi dan mengatasinya agar bisnisnya bisa berjalan dan menghasilkan dengan sukses. Kendala tersebut antara lain : a. Membutuhkan dana yang tidak sedikit. b. Membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan terampil c. Membutuhkan lokasi yang strategis agar bisa dijangkau oleh konsumen d. Tidak semua konsumen memiliki selera yang sama, sehingga bisa jadi mie bakso yang sudah disajikan dengan berbagai rasa tidak cocok dengan selera konsumen e. Masih mahalnya kemasan tupperware yang digunakan dalam layanan take away. f. Konsumen butuh waktu untuk melakukan penyesuaian di kala konsep prasmanan diterapkan dalam bisnis mie bakso. Dalam proses penyesuaian tersebut dibutuhkan petugas yang cepat tanggap untuk meresponnya.

BAB IV KESIMPULAN

Dari uraian di atas, pada bab ini Penulis mencoba menarik kesimpulan makalah ini. Berikut ini beberapa hal yang bisa disimpulkan : 1. Mie Bakso merupakan makanan yang sudah tidak asing lagi di mata konsumen. Hampir di setiap Negara kita dapat menemukan produk ini, sekalipun berbeda bentuk dan cara penyajiannya. 2. Pebisnis yang bergerak dalam penjualan mie bakso tidaklah sedikit. Untuk bisa memenangkan persaingan, butuh competitive advantage dari bisnis mie bakso yang dijalankan. Dua Strategi yang bisa dilakukan pebisnis mie bakso adalah Strategi Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Pelayanan. 3. Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan antara lain : a. Penciptaan Cita Rasa Bakso yang unik b. Penciptaan Kuah Mie Bakso c. Penciptaan varian Bakso yang beragam d. Penciptaan Varian Campuran Mie Bakso 4. Strategi Pengembangan Pelayanan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: a. Penyajian dengan gaya prasmanan b. Pelayanan Pramusaji yang handal c. Pelayanan Take A Way d. Pelayanan Delivery Order

5. Kendala-kendala yang mungkin mucul dalam proses pengembangan produk dan Pelayanan Bisnis Mie Bakso, antara lain : a. Membutuhkan dana yang tidak sedikit. b. Membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan terampil c. Membutuhkan lokasi yang strategis agar bisa dijangkau oleh konsumen d. Tidak semua konsumen memiliki selera yang sama, sehingga bisa jadi mie bakso yang sudah disajikan dengan berbagai rasa tidak cocok dengan selera konsumen

21

22

e. Masih mahalnya kemasan tupperware yang digunakan dalam layanan take away . f. Konsumen butuh waktu untuk melakukan penyesuaian di kala konsep prasmanan diterapkan dalam bisnis mie bakso. Dalam proses penyesuaian tersebut dibutuhkan petugas yang cepat tanggap untuk meresponnya. 23

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan, 1996, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi , Rajawali Press, Jakarta

Buchari Alma, 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Alfabetia, .

Kertajaya, Hermawan, 1997, Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Phillip, 1995, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian , Buku Satu, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.

______, 1995, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian , Buku Dua, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta

Stanton, William J., 1993. Prinsip Pemasaran , Erlangga, Jakarta

Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran , Ghalia Indonesia, Jakarta

Wellington, Patricia, 1998, Kepedulian Pada Pelanggan: Kaizen Strategies for Customer Care , Interaksara, Batam http://kopi-luwak.lefora.com/2009/02/21/sejarah-bakso/page1/ (diakses pada Selasa, 24 November 2009) http://id.wikipedia.org/wiki/Bakso (diakses pada Selasa, 24 November 2009)