UJPH 3 (4) (2014)

Unnes Journal of Public Health

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN IODIUM PADA MAKANAN TAMBAHAN BALITA

Aster Prihatmi Dewi, Mardiana, Irwan Budiono

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Kendal termasuk daerah endemis Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) ringan dengan Diterima September 2013 prevalensi 8,44%. Penanganan GAKY dapat dilakukan dengan pemberian makanan tambahan Disetujui Oktober 2013 kaya iodium, namun makanan tambahan di Kendal hanya 8,04% Angka Kecukupan Gizi (AKG) Dipublikasikan Oktober iodium. Padahal terdapat potensi rumput laut mencapai 0,4 juta ton per tahun. Rumput laut dapat 2014 dimanfaatkan sebagai makanan tambahan kaya iodium. Penelitian menggunakan rancangan ______percobaan single factor dengan sampel tiga kudapan yang biasa dijadikan makanan pada Pemnerian Keywords: Makanan Tambahan (PMT) yakni , putu ayu dan nagasari. Ketiga makanan tersebut Iodine; Organoleptic; disubtitusi tepung rumput laut 0%, 20%, 30% dan 40%. Hasil penelitian menunjukkan Seaweed; Supplementary pengaruh subtitusi tepung rumput laut terhadap kadar iodium dan nilai organoleptik makanan. Food; Toddler Semakin tinggi prosentase subtitusi maka semakin tinggi kandungan iodiumnya, namun nilai ______organoleptiknya semakin menurun. Makanan dengan subtitusi 30% tepung rumput laut dapat menjadi makanan kaya iodium dengan kadar iodium yang cukup tinggi namun dengan nilai organoleptik yang baik. Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tepung rumput laut sebagai salah satu bahan makanan tinggi iodium.

Abstract ______Kendal is including mild endemic areas of Iodium Deficiency Disorder (IDD) with prevalence up to 8,44%. Supplementary food with hight iodium can be use to handle IDD, but supplementary food in there only 8,04% of iodium Recommended Dietary Allowances (RDA). Whereas Kendal has potential of seaweed reached 0,4 million tons per year. Seaweed can be use to make hight iodium food. This research used single factor experimental design with three samples food which usual had been using as supplementary food for toddlers, they were bolu kukus, putu ayu, and nagasari. Samples got seaweed flour substitution 0%, 20%, 30% and 40% on each sample. Results of this research were seaweed flour substitution given effect in iodium content and favorite standard of panelist. Seaweed flour that had higher substitution could increasd iodium content in food more than lower substitution, but point of organoleptik in samples were decreased. Food with 30% substitution is recommended food with hight iodium content and kind organoleptik aspect. This research will expect people to take advantage seaweed flour as an ingredient of foods with high iodine.

© 2014 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528 Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Email: [email protected]

65

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

PENDAHULUAN

Masalah gizi masih menjadi perhatian Angka tersebut berbanding terbalik pemerintah Indonesia. Salah satu masalah gizi dengan keadaan potensi bahan pangan di yang masih dapat dijumpai di Indonesia adalah Kendal. Dimana Kendal memiliki potensi Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). subber bahan makanan kaya iodium yang Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi banyak. Hal ini dikarenakan letak Kabupaten Jawa Tengah, prevalensi GAKI di Jawa Tengah Kendal yang memiliki kawasan pantai dan laut. mencapai 9,68% pada tahun 2004. Salah satu Rumput laut merupakan salah satu bahan kabupaten yang memiliki kasus GAKI adalah pangan yang dihasilkan di daerah ini. Kendal Kendal dengan prevalensi 8,44% pada tahun memiliki banyak lahan tambak yang digunakan 2012 (Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, untuk budidaya ikan bandeng, dimana tambak 2012). tersebut digunakan pula untuk budidaya rumput GAKI dapat menyerang semua laut. Salah satu jenis rumput laut yang golongan umur, baik anak-anak, dewasa, dikembangkan di Kendal adalah jenis Gracilaria maupun orang tua. Namun salah satu kelompok sp yang dapat hidup di air keruh seperti air yang rentan dan perlu mendapat perhatian tambak ikan bandeng yang ada di Kendal adalah balita atau kelompok anak usia 1 samapi tersebut. Hasil budidaya rumput laut jenis ini 5 tahun, dimana pada kelompok umur tersebut dapat mencapai 0,4 juta ton per tahun (Catur, tubuh anak sedang mengalami masa tumbuh B.B Sulis, 2010). Rumput laut merupakan kembang sehingga memerlukan asupan gizi sumber iodium yang baik, rumput laut jenis yang baik dan dalam jumlah yang dapat Gracilaria sp. termasuk dalam kelompok rumput memenuhi kebutuhannya. Kekurangan gizi laut merah yang memiliki kandungan iodium dapat menghambat pertumbuhan dan ±9,05 mg/100g (Pereira Leonel, 2011 : 19). menimbulkan berbagai macam masalah gizi Menurut Ismawati Cahyo (2010 : 31), (Waryono, 2010 : 73-76). makanan tambahan berbeda-beda setiap daerah, Penanggulangan GAKI dapat tergantung pada bahan pangan yang tersedia di dilakukan dengan menggunakan program daerah tersebut. Adanya rumput laut sebagai jangka panjang maupun janga pendek. potensi bahan pangan yang tersedia banyak di Penanggulangan jangka panjang dapat Kabupaten Kendal dapat dimanfaatkan sebagai dilakukan dengan berbagai macam cara dengan bahan pangan kaya iodium guna pencegahan tujuan melakukan pencegahan terhadap dan penanggulangan GAKI. Salah satu upaya munculnya GAKI. Salah satu upaya jangka pencegahan GAKI yakni dengan menggunakan panjang yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan tambahan kaya iodium. melakukan Pemberian Makanan Tambahan Hal ini sebagai salah satu upaya atau PMT penyuluhan penanggulangan GAKI penanggulangan GAKI jangka panjang. (Bappenas, 2004). Makanan tambahan yang biasanya diberikan pada balita di posyandu METODE biasanya berupa makanan ringan atau kudapan maupun , namun terkadang dapat Bahan dan Alat diberi makanan berat misalnya bubur maupun Bahan yang digunakan dalam sup, sedangkan makanan kudapan yang biasa pembuatan kudapan berbeda pada masing- digunakan sebagai PMT misalnya kacang hijau, masing kudapan sesuai dengan resep dasarnya. bolu kukus, puding, telur rebus, dan lain Bahan pembuatan bolu kukus yakni tepung sebagainya. Makanan tersebut hanya memenuhi terigu, gula, telur ovalet, vanili soda dan garam. 8,04% AKG iodium, dimana angka kecukupan Bahan yang diperlukan untuk membuat putu gizi iodium pada balita antara 90-120 µg/hari ayu adalah tepung terigu, santan kental, gula, (Sulistyoningsih Haryani, 2011 : 229). telur, pasta pandan, vanili, garam, dan kelapa

66

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014) parut. Sedangkan bahan yang diperlukan untuk dilakukan dengan menggunakan panelis agak membuat nagasari yakni tepung beras, tepung terlatih Mahasiswi Jurusan Tata Boga kanji, santan, garam, gula, pisang raja, dan Universitas Negeri Semarang yang sebelumnya daun pisang sebagai pembungkus. telah mengikuti tahap penyaringan. Tahap Bahan subtitusi untuk perlakuan pada penyaringan dilakukan dengan penyaringan ketiga sampel yakni tepung rumput laut. Bahan panelis berdasarkan kesediaan dan kondisi yang digunakan untuk membuat tepung rumput kesehatan calon panelis, pengetahuan mengenai laut adalah rumput laut Gracilarria segar. Alat bahan makanan yang akan digunakan sebagai yang digunakan dalam pembuatan tepung sampel dan pengetahuan mengenai pemberian adalah pisau, ember, tampi, blender, dan makanan tambahan serta makanan yang disukai saringan tepung. Sedangkan alat yang balita dilihat dari aspek rasa, tekstur, warna dan digunakan dalam pembuatan kudapan yakni aroma, serta peyaringan ketepatan rasa dan timbangan, mixer, cetakan bolu kukus dan putu konsistenitas panelis dalam menilai makanan ayu, serta panci pengukus. dari berbagai aspek organoleptik. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode spektrofotometer yang memerlukan alat Sampel yang digunakan adalah bolu berupa spektrofotometer serta printer kukus, putu ayu dan nagasari. Masing-masing spektrofotometer. Sedangkan dalam uji sampel akan diberi 4 perlakuan subtitusi tepung organoleptik, penelitian ini menggunakan panelis agak terlatih, yakni Mahasiswi Jurusan rumput laut dengan prosentase 0%, 20%, 30% tata Boga yang telah mengetahui tentang tata dan 40% (Gambar 1). Berat sampel yang cara pelaksanaan dan penilaian uji organoleptik digunakan pada uji spektrofotometri adalah rata- secara indrawi, panelis diharuskan mengisi rata 5 gram pada masing masing kudapan yang lembar kuesioner yang digunakan dalam uji organoleptik pada waktu yang bersamaan telah diberi perlakuan. dengan penilaian indrawi untuk menghindari kesalahan pengisian nilai. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisi univariat dilakukan dengan Komposisi kimia rumput laut mendeskripsikan masing-masing variabel yang Rumput laut yang digunakan dalam diteliti yakni hasil uji iodium dan hasil uji penelitian ini adalah rumput laut jenis Gracilaria organoleptik pada keempat aspeknya, yakni yang sudah dikeringkan dan kemudin dioleh aspek rasa, warna, aroma, dan tekstur. Analisis terlebih dahulu menjadi tepung sebelum bivariat yang digunakan untuk menganalisi kemudian digunkana sebagai bahan subtitusi. kandungan iodium adalah dengan Kandungan iodium pada rumput laut kering menggunkaan Uji Anova. Sebelum diuji dengan mencapai 0,1 – 0,15% per gramnya. (Purwanti menggunakan uji Anova, data di uji terlebih Sri : 2010) dahulu dengan uji normalitas. Jika data terdistribusi normal maka uji dapat dilanjutkan Metode Penelitian dengan uji anova., namun jika data tidak Jenis penelitian yang digunakan adalah terdistribusi normal maka data diuji dengan uji rancangan percobaan dengan single factor design. non parametrik. Sedangkan untuk uji Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia organoleptik dengan menggunakan Uji Friedman Universitas Negeri Semarang. Uji kandungan Test. iodium dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri, sedangkan uji organoleptik

67

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

Rumput Laut

Perendaman dan Pencucian

Pengecilan ukuran

Penjemuran

Penggilingan

Pengayakan

Subtitusi tepung rumput laut ke adonan sampel

0% 20% 30% 40%

Kudapan kontrol Kudapan eksperimen

Uji Organoleptik Uji Spektrofotometri

Gambar 1. Proses Pembuatan Kudapan Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN Penggantian sebagian tepung dasar Subtitusi dengan tepung rumput laut tidak dilakukan Formulasi produk PMT bolu kukus, secara keseluruhan atau 100% hasil putu ayu dan nagasari yang dibuat pada kudapan yang diperoleh memiliki tekstur, rasa, penelitian ini untuk bolu kukus yaitu dengan aroma dan warna yang tidak terlalu berbeda perbandingan tepung terigu dan rumput laut jauh dengan kudapan aslinya. Jika tekstur, rasa, 80:20; 70:30 dan 60:40, untuk putu ayu yaitu aroma dan warna makanan yang dihasilkan dengan perbandingan tepung terigu dan tepung berbeda jauh, maka dikhawatirkan makanan rumput laut 80:20; 70:30 dan 60:40, sedangkan tersebut memiliki ciri yang berbeda dengan untuk nagasari yaitu dengan perbandingan makanan asli dan diidentifikasikan sebagai jenis tepung beras dan tepung rumput laut 80:20; makanan yang berbeda. Hal ini dikarenakan 70:30 dan 60:40. Serta perbandingan 100:0 rumput laut memiliki sifat fisik dan kimia yang untuk kudapan kontrol pada masing-masing berbeda dengan tepung terigu maupun tepung kudapan yang telah ditentukan. beras. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan iodium pada penambahan. Pada subtitusi yang pertama makanan yang sudah ada bukan membuat jenis adalah subtitusi 0% yang digunakan sebagai makanan baru kaya iodium dengan kontrol. Pembuatan dilakukan pada 100g menggunakan tepung rumput laut. tepung terigu, maka tidak dilakukan subtitusi Pembuatan pada masing-masing sama sekali pada adonan pertama. Sedangkan perlakuan dibuat dalam adonan yang berbeda, pada adonan kedua dilakukan subtitusi 20%, hal ini dikarenakan subtitusi berbeda dengan dimana 100g tepung terigu akan disubtitusi

68

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014) sebanyak 20% menjadi 80g tepung terigu, 20g Pembuatan bolu kukus dilakukan dengan tepung terigu yang lain disubtitusi dengan 20g mengocok telur, gula, ovalet, dan garam dengan tepung rumput laut. Begitu pula pada subtitusi menggunakan mixer hingga mengembang, 30%, maka tepung terigu yang digunakan dalam kemudian ditambah dengan tepung terigu yang adonan sejumlah 70g dan 30g tepung terigu telah disubtitusi dengan tepung rumput laut, dan yang lain disubtitusi dengan 30g tepung rumput menambahkan air soda, kemudian tuang dalam laut. Serta subtitusi 40% berarti adonan cetakan yang telah diberi cup kertas dan kukus. menggunakan 60g tepung terigu dan 40g tepung Pengolahan putu ayu dilakukan dengan rumput laut. mengocok telur, pasta pandan, gula, vanili dan Tepung terigu hanya digunakan untuk garam hingga mengembang, kemudian tambah adonan bolu kukus dan putu ayu, sedangkan dengan santan dan tepung terigu yang telah pada pembuatan nagasari, tepung yang disubtitusi dengan tepung rumput laut, lalu digunakan adalah tepung beras. Namun pada tuang dalam cetakan yang telah diolesi dengan pembuatan nagasari dengan bahan dasar tepung minyak goring dan kukus. beras, subtitusi dilakukan dengan takaran yang Sedangkan pengolahan nagasari sama dengan bahan pembuatan bolu kukus dan dilakukan dengan mencampur santan, garam, putu ayu yang berbahan dasar tepung terigu. gula, tepung kanji dan tepung beras yang telah disubtitusi dengan tepung rumput laut, masak Proses Pembuatan hingga mengental dan tuang di atas daun pisang Proses pembuatan kudapan meliputi yang telah dberi potongan pisang terlebih tahap persiapan bahan dan pengolahan. dahulu kemudian bungkus dan kukus. Persiapan bahan dilakukan dengan pembuatan tepung rumput laut. Pembuatan tepung rumput Hasil Uji Spektrofotometri laut dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci Uji Spektrofotometri pada sampel bersih rumput laut Gracillaria segar, kemudian dilakukan dua kali untuk memastikan tidak menjemurnya hingga kering benar (mudah terjadi kesalahan yang fatal dalam pembacaan dipatahkan), setelah itu rumput laut kering nilai. Selisih nilai dari ulangan yang pertama dihaluskan, untuk mendapatkan tepung yang (U1) tidak terpaut terlalu jauh dari nilai hasil halus maka penyaringan dilakukan dengan ulangan yang kedua (U2) menggunkan saringan tepung dengan ukuran 40-50 Mes.

Tabel 1. Kandungan Iodium per 5g (Sumber Data Penelitian, 2013) Produk Perlakuan (%) U1 (µg) U2 (µg) Jumlah (µg) Rata-rata (µg) Bolu Kukus 0 0.76908 0.69217 1.46125 0.73062 20 0.93835 0.92297 1.86132 0.93066 30 1.04599 0.99984 2.04583 1.02291 40 1.61490 1.63413 3.24903 1.62451 Putu Ayu 0 0.98446 0.92293 1.90739 0.95369 20 1.27700 1.23084 2.50784 1.25392 30 2.18418 2.21494 4.39912 2.19956 40 2.64642 2.69258 5.33900 2.66950 Nagasari 0 3.80655 3.74888 7.55543 3.77771 20 2.81555 2.84633 5.66188 2.83094 30 3.09249 3.04634 6.13883 3.06942 40 2.64436 2.61361 5.25796 2.62898

69

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

Penilaian kandungan iodium dilakukan Hasil Uji Organoleptik pada keduabelas sampel, baik pada pada Hasil uji organoleptik pada sampel perlakuan subtitusi 0% maupun pada sampel dilakukan dengan mendeskripsikan tingkat dengan perlakuan subtitusi 20%. 30% dan 40%. kesukaan panelis terhadap kudapan (Tabel 2). Kadar iodium pada kontrol (subtitusi 0%) Penilaian dilakukan dengan rentang nilai 1-7, menjadi pembanding untuk sampel dengan dengan kriteria sangat tidak suka hingga kriteria perlakuan subtitusi tepung rumput laut. sangat suka. Penilaian organoleptik dilakukan Hasil uji kandungan iodium pada keduabelas sampel baik kontrol maupun menunjukkan adanya peningkatan kadar pada sampel perlakuan. Namun untuk menentukan kudapan. Semakin tinggi kadar tepung rumput tingkat kesukaan pada sampel, kontrol tidak laut yang disubtitusi ke dalam kudapan maka diikut sertakan. Hal ini dilakukan karena panelis semakin tinggi kadar iodium pada kudapan hanya diminta untuk menilai sampel penelitian tersebut. dengan membandingkan sampel perlakuan dengan sanpel kontrol.

Tabel 2. Penilaian Uji Organoleptik (Sumber: Data Penelitian, 2013) Skor Masing-masing Aspek Aspek Bolu Kukus Putu Ayu Nagasari Penilaian 0% 20% 30% 40% 0% 20% 30% 40% 0% 20% 30% 40% Rasa 5.92 5.25 3.50 2.58 6.33 5.67 4.17 3.08 6.33 5.58 4.25 3.00 Aroma 5.83 4.92 4.00 3.00 6.58 5.58 4.33 3.33 6.25 5.00 4.33 3.83 Tekstur 5.83 4.42 3.42 2.08 6.75 5.50 4.08 2.33 6.50 5.58 4.50 3.50 Warna 5.83 4.58 3.17 2.08 6.75 5.67 4.17 2.42 6.42 4.75 3.67 2.58 Jumlah 23.41 19.17 14.09 9.74 26.41 22.42 16.75 11.16 25.50 20.91 16.75 12.91 Rata-rata 5.85 4.79 3.52 2.44 6.60 5.61 4.19 2.79 6.38 5.23 4.19 3.23

Agak Agak Agak Tidak Sangat Agak Kriteria Suka Netral Suka Netral Tidak Suka Netral Tidak Suka Suka Suka Suka Suka Suka

Analisis Kandungan Iodium Hasil analisis kandungan iodium Hasil analisis dengan menggunakan Uji menunjukkan adanya perbedaan nilai pada Anova, menunjukkan bahwa pada ketiga keduabelas sampel yang diuji. Terlihat pada kudapan yakni bolu kukus, putu ayu dan Gambar 2 bahwa pada bolu kukus dan putu ayu nagasari menunjukkan adanya pengaruh semakin banyak tepung rumput laut yang penambahan tepung rumput laut pada makanan disubtitusikan maka semakin tinggi nilai terhadap kandungan iodium pada makanan kandungan iodiumnya. Sedangkan pada tersebut, ditunjukkan dengan nilai p value 0,000 nagasari nilai kandungan iodium naik turun. (p<0,05). Hal ini disebabkan karena adanya Hal ini disebabkan karena ketebalan penggantian tepung terigu yang berasal dari pembungkus berbeda satu dengan yang lain. tanaman darat yang umumnya miskin iodium Pembungkus dapat mempengaruhi kandungan dengan tanaman laut yang kaya iodium (Made iodium dalam makanan (Uken S.S, dkk, Astawan, dkk., 2004:67). 1985:21)

70

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

Gambar 2. Kandungan Iodium

Analisis aspek organoleptik rasa asli dari kudapan tersebut namun tetap Hasil analisis aspek organoleptik terasa adanya rumput laut dalam kudapan meliputi aspek rasa, aroma, tekstur dan warna. tersebut. Hasil analisis aspek organoleptik menunjukkan Penambahan vanili pada bolu kukus bawa adanya pengaruh (p<0,05) pernambahan dan putu ayu dilakukan untuk mengurangi bau tepung rumput laut pada bolu kukus, putu ayu amis dari telur yang digunakan dalam dan nagasari terhadap tingat kesukaan panelis pembuatan adonan. Sedangkan pada nagasari berdasarkan aspek organoleptik. dibungkus dengan daun pisang yang dapat Kudapan tanpa perlakuan dijadikan menimbulkan aroma khas yang sedap. Namun sebagai kontrol dalam aspek rasa, aroma, sekalipun telah menggunakan vanili maupun tekstur maupun warna. Kudapan dengan pembungkus dari daun pisang, aroma dari prosentase 20% paling disukai dibandingkan rumput laut tetap dapat dicium dari ketiga kudapan dengan prosentase penambahan kudapan. Dari kedelapan sampel yang diuji, tepung rumput laut yang lebih besar, hal ini putu ayu dengan prosentase subtitusi tepung terlihat baik pada bolu kukus, putu ayu, rumput laut 20% memiliki tingkat kesukaan maupun nagasari (Gambar 3). pada aspek aroma paling tinggi. Hal ini Putu ayu dengan prosentase 20% dikarenakan semakin banyak prosentase tepung merupakan kudapan yang memiliki rasa paling rumput laut yang ditambahkan maka semakin disukai dibandingan dengan tujuh sampel lain kuat aroma rumput laut yang tercium sehingga yang diberi perlakuan. Hal ini disebabkan dapat membuat aroma dari kudapan kurang karena prosentase subtitusi tepung rumput laut sedap, berbau amis khas rumput laut. tidak terlalu banyak sehingga tidak mengubah

71

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

Gambar 3. Uji Organoleptik

Hasil analisis fisik berupa tekstur dari DAFTAR PUSTAKA kudapan menunjukkn bahwa panelis lebih menyukai tektur dari nagasari dengan prosentae Astawan, Made, dkk, 2004, Pemanfaatan Rumput subtitusi tepung rumput laut 20%. Hal ini Laut (Euchema cottonii) untuk Meningkatkan Kadar Iodium dan Serat Pangan pada Selai karena rumput laut jenis Gracilaria memiliki sifat dan , Jurnal Teknologi dan Industri agar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pangan, Vol. XV, No. 1, Th. 2004, hlmn. 61- jenis rumput laut yang lain (Hasanah Rina 69. Uswatun, 2007:4), sehingga dapat menimbulkan Bappenas. 2004. Rencana Aksi Nasional, rasa kenyal pada nagasari. Serta kudapan Kesinambungan Program Penanggulangan dengan prosentase subtitusi 20% lebih disukai Gaky, RAN KPP GAKY-21 Oktober 2004. dibandingkan kudapan dengan prosentase yang Catur, B.B Sulis. 2010. Tantangan Petani Tambak di lebih tinggi karena semakin banyak tepung Masa Depan, diakses tanggal 3 April 2013, rumput laut dalam pembuatan adonan maka (http://diskanlut- jateng.go.id/index.php/read/news/detail/64) semakin terlihat butiran-butiran rumput laut Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal. 2012. Profil dalam kudapan. Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal : Kendal. SIMPULAN Hasanah, Rina Uswatun, 2007, Pemanfaatan Rumput Laut Gracilaria sp dalam Terdapat pengaruh penambahan tepung meningkatkan Kandungan Serat Pangan rumput laut baik terhadap kandungan iodium dalan Sponge , Skripsi, Institut Pertanian maupun pada tingkat kesukaan panelis terhadap Bogor. kudapan PMT dengan p value 0,000 (p<0,05). Ismawati, Cahyo., 2010, Posyandu dan Desa Siaga, Kudapan dengan prosentase subtitusi terendah Nuha Medika : . yakni 20% merupakan produk yang paling Pereira, Leonel., 2011, A Review of The Nutrient disukai oleh panelis, dengan nilai rata-rata 5,61. Composition of Selected Edible Seaweeds, Nova Science publisher, Inc, ISBN 978-1- Kadar iodium tertinggi pada kudapan adalah 61470-878-0. 3,07 µg/5g, yakni pada nagasari dengan Purwanti, Sri, 2010, Subtitusi Tepung Rumput Laut prosentase subtitusi 30%. Kudapan yang pada Pembuatan Mi Basah sebagai Alternatif direkomendasikan adalah kudapan dengan Sumber Makanan Tinggi Iodium di Daerah prosentase 30%, dengan kandungan iodium Endemis GAKI (Uji Kandungan Iodium dan yang cukup tinggi namun tetap dengan nilai Daya Terima), Skripsi, Universitas Negeri yang cukup baik bedasarkan aspek Semarang. organoleptiknya.

72

Aster Prihatmi Dewi / Unnes Journal of Public Health 3 (4) (2014)

Sulistyoningsih, Haryani, 2011, Gizi untuk Menurunkan Kadar Iodium dalam Garam Kesehatan Ibu dan Anak, Graha Ilmu, Beryodium, Penelitian Gizi dan makanan Th. Yogyakarta. 1985, 8:20-28. Uken S.S, Soetrisno, Almasjhuri, dan Hermana, Waryono, 2010, Gizi Reproduksi, Pustaka Rihama, 1985, Beberapa Faktor yang dapat Yogyakarta.

73