DOMINASI KEKUASAAN PEMILIK MEDIA DALAM WACANA PEMBARUAN UU PENYIARAN

POWER DOMINATION OF MEDIA OWNERS IN THE DISCUSSION OF UPDATING THE BROADCASTING LAW

Mokhammad Naigam Mahriva1, Eka Wenats Wuryanata2 1,2 Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto No. Kav. 97 Jakarta Selatan E-mail: [email protected], [email protected] (Diterima: 10-02-2021; Direvisi: 14-06-2021; Disetujui terbit: 21-06-2021)

Abstrak

Pelaku digital di mayoritas berada pada kendali media sosial terutama pengguna layanan OTT. Hal tersebut menyebabkan migrasi pengguna layanan konvensional ke layanan OTT di sejumlah platform digital seperti YouTube, Netflix, Facebook, Whatsapp, Instagram, Line serta Muflix. Gugatan tertuju pada Pasal 1 ayat 2 UU No 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Adapun pemohon berasal dari INews TV dan RCTI yang menilai konsistensi hukum bidang penyiaran berbasis internet sangat tidak stabil. Permasalahan yang ditinjau tentang gugatan RCTI dan Inews terhadap UU Penyiaran yang ditinjau dari perspektif ekonomi politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap realitas, khususnya dominasi kekuasaan, dibalik wacana perubahan UU tentang penyiaran. Kajian ini dilakukan secara kualitatif dengan metode, teks analisis, pengumpulan data sumber primer, sekunder dan wawancara mendalam oleh ahli ekonomi politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugatan yang dilayangkan oleh RCTI dan INews dalam perspektif ahli ekonomi politik memiliki hasil bahwa dominasi kekuasaan pemilik media memiliki peran penting sebagai cara menimbulkan berita/isu yang menguntungkan bagi mereka. Kata kunci: Over The Top (OTT), UU Penyiaran, perspektif ekonomi politik.

Abstract

The majority of digital players in Indonesia are under the control of social media, especially users of OTT services. This has led to the migration of conventional service users to OTT services on a number of digital platforms such as YouTube, Netflix, Facebook, Whatsapp, Instagram, Line and Muflix. The lawsuit is addressed to Article 1 paragraph 2 of Law No. 32 of 2002 concerning Broadcasting. The applicants came from INews TV and RCTI who considered the legal consistency of internet-based broadcasting to be very unstable. The issues reviewed are regarding the lawsuit by RCTI and Inews against the Broadcasting Law from a political economy perspective. This study aims to reveal the reality, especially the domination of power, behind the discourse on changing the law on broadcasting. This study was conducted qualitatively with methods, text analysis, primary, secondary data collection and in-depth interviews by political economists. The results showed that the lawsuit filed by RCTI and INews from the perspective of political economists has the result that the dominance of the power of media owners has an important role as a means of generating news / issues that are favorable to them. Keywords: over the top (ott), broadcasting law, political economy perspective

PENDAHULUAN digital kemudian diproses dan diatur Informasi merupakan bagian utama sebagai suatu tindak digital sebagai bagian dalam mengolah suatu data sesuai dari perkembangan kemajuan teknologi kebutuhan (Edmon 2004). Informasi yang (Anan 2004). Kemajuan teknologi di era diperoleh dengan memanfaatkan teknologi digital yang semakin meningkat harus

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86 distabilkan terhadap hukum yang mengatur. UU Penyiaran. Hal tersebut ditinjau Hukum tersebut diharapkan mampu berdasarkan jumlah pengguna internet yang menanggulangi segala dampak negatif yang terus berkembang, "Apabila ketentuan akan timbul dari berbagai sisi pada dunia Pasal 1 angka 2 UU penyiaran tidak digital pada bidang penyiaran (Revilia and dimaknai mencakup penyiaran Irwansyah 2020). menggunakan internet bertentangan dengan Industri bidang penyiaran di Indonesia Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), pasal 28D menjadi perbincangan besar oleh warganet. ayat (1), dan pasal 28I ayat (2) UUD 1945," Hal tersebut berdasarkan pengajuan menurut Pemohon” pemohon pada siaran pers (MK 2020) Selanjutnya oleh Irfan Ma’ruf pada terhadap Pasal 1 ayat 2 UU No 32 Tahun Inews (2020) menyatakan bahwa 2002 Tentang Penyiaran, yakni pada “Masyarakat menyampaikan aspirasi definisi penyiaran. Pemohon berasal dari berupa aspirasinya. Melalui media sosial, PT Visi Citra Mitra Mulia (INews TV) dan warganet mengumumkan penggunaan tagar PT Rajawali Citra Televisi Indonesia #DukungUjiMateriUUPenyiaran. (RCTI) yang beranggapan bahwa adanya Masyarakat beranggapan uji tersebut sangat ketidakpastian hukum yang mengatur penting dalam melindungi kreatifitas dan tentang penyiaran. Menurut pemohon, inovasi masyarakat, terutama perlindungan negara harus ikut andil alam menciptakan dari segala macam ancaman jika siaran perlindungan hukum dalam setiap aktivitas berbasis internet tidak diatur.” penyiaran karena penyiaran sedang Beberapa hal tersebut menimbulkan memegang sendi terbesar dalam proses polemik terkait diluncurkannya wacana informasi saat ini. tersebut di berbagai media massa. Hal ini Beberapa sumber informasi menjadi beberapa patokan peneliti dalam memberikan tanggapan atas wacana yang berusaha mengungkapkan realitas yang diajukan ini, yaitu salah satunya oleh terjadi ditengah masyarakat dalam DetikNews (2020) yang menyatakan bahwa membentuk opini terhadap wacana yang “Anggota Komisi I DPR Abdul Kadir diberitakan tersebut. Hal tersebut juga Karding menyetujui gugatan tersebut. dibenarkan karena masyarakat juga mulai Karding tidak setuju apabila gugatan itu beralih dari TV nasional menuju platform mengatur perihal siaran langsung. Misalnya digital. pengaturan live di akun media sosial seperti Hal ini sejalan dengan hasil penelitian instagram dan Facebook. Namun, Karding Nielsen dalam (Iuliano et al. 2018) mengatakan, ia setuju jika gugatan itu menjelaskan bahwa durasi menonton di diajukan guna mengkritisi terkait konten platform digital seperti Youtube dan Netflix yang tidak mendidik. Selain itu, ia juga lebih tinggi dibandingkan dengan setuju jika gugatan itu ditujukan guna menonton di televisi konvensional. Hasil kepentingan bisnis” penelitian (Ismail, Sari, and Tresnawati Selanjutnya oleh CNN Indonesia 2019) menyebutkan bahwa menonton di (2020) yang menanggapi bahwa Pemohon platform digital lebih bervariasi dengan menyampaikan bahwa berkembangnya kualitas tayangan berupa kualitas audio- layanan berbasis internet, over the visual lebih bersih dan jernih sehingga dapat top (OTT), seperti YouTube dan Netflix, dikombinasi dengan layanan data (datacast) dapat dikategorikan sebagai "siaran" dalam yang interaktif. Hal tersebut yang 75

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata menyebabkan terjadinya peralihan dari konsekuansi yang mengikuti regulasi penonton konvensional ke penonton digital. tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk Akan tetapi, peralihan tersebut tidak mengungkap realitas, khususnya dominasi mewajibkan Over The Top (OTT) berada kekuasaan, di balik wacana perubahan pada naungan UU Penyiaran (Ismail, Sari, Undang-Undang tentang Penyiaran. and Tresnawati 2019). Implikasi penelitian ini agar pembaca Johnny sebagai Perwakilan pemerintah maupun peneliti berikutnya memperoleh mengatakan bahwa pemerintah tetap gambaran realitas perspektif ekonomi berpegang teguh sesuai aturan pada UU politik serta praktik kekuasaan yang Penyiaran yang masih berlaku hingga saat dihasilkan dalam gugatan yang diajukan ke ini dengan prinsip bahwa definisi penyiaran MK tersebut. yang dimaksudkan masih seputar penggunaan frekuensi radio. Ahmad M LANDASAN TEORI Ramli, sebagai wakil dari pemerintah, Perspektif Ekonomi Politik mengkoordinir hakim untuk "menolak Perspektif yang disampaikan Vincent gugatan tersebut”. Pemerintah menilai, jika Moskow dalam (Fatmawati 2018), permohonan dikabulkan, maka akan bahwasanya ada tiga tahapan yang harus menimbulkan implikasi besar dalam dunia diterapkan oleh media massa, yakni penyiaran (DetikNews 2020). komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Implikasi yang ditimbulkan jika Defenisi Komodifikasi merupakan upaya gugatan tersebut disetujui maka akan media massa dalam merubah segala konsep berpengaruh terhadap berbagai sektor. agar beberapa media menghasilkan Perubahan global mendorong media, keuntungan yang besar. Komodifikasi ekonomi dan politik untuk ikut tersebut dapat diterapkan terhadap berkembang. Sebagai landasan dalam isi/konten, audiens/penonton, dan pekerja. menelaah program di media dapat kita Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat tinjau dari perspektif ekonomi politik. penonton, diluar apakah konten digunakan (Wenerda 2015). Secara sederhana, untuk promosi maupun iklan, sehingga perspektif ekonomi-politik mennafsirkan memberikan impact terhadap pemasukan dinamika politik yang terpisah dari keuntungan untuk perusahaan. Sementara ekonominya. Analisis didasarkan pada hubungannya terhadap pekerja, terjadi saat opini bahwa industri memproduksi media pada proses eliminasi untuk berusaha sebagai determinisme ekonomi. Oleh merubah hasil laporan keuangan gaji karena itu, lebih diarahkan untuk pekerja yang berkurang dari yang menganalisis sistem kepemilikan dan cara seharusnya. kerja pasar (Heryanto 2017). Spasialisasi merupakan usaha pemilik Berdasarkan fenomena yang media dalam mengubah jarak dan waktu, ditimbulkan diatas, maka peneliti tertarik dengan memanfaatkan teknologi, untuk mengungkap realitas terhadap gugatan UU meningkatkan kinerja yang maksimal Penyiaran yang dilayangkan oleh RCTI dan dalam meningkatkan keuntungan. Inews yang ditinjau dari perspektif Beberapa upaya tersebut terbagi menjadi, ekonomi politik. Menarik untuk diteliti pertama horizontal integration, yakni usaha sejauhmana digitalisasi penyiaran melalui pemilik media untuk mengembangkan regulasi dengan memahami isi serta usahanya di berbagai sektor, dan kedua 76

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86 vertical integration, berupa kontrol yang pemberitaan. Dalam sistem ini, proses pemilik media terhadap anak medianya, produksi berita dipantau melalui sebuah dengan tujuan menyamaratakan prinsip hubungan ekonomi pada sendi produksi kerja. bisnis. Kekuasan elit yang menentukan pola Strukturasi yaitu lanjutan dari vertical dan jenis media yang akan ditampilkan. integration pada spasialisasi, bedanya hanya terhadap agen dan struktur Gugatan RCTI dan INews Giddens, yang saling berkesinambungan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadakan sidang terhadap gugatan UU terutama pada sendi produksi di media massa akibat perbedaan sistem antar No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang pekerja dan pemilik modal dengan asumsi dilaksanakan pada hari Senin 22 Juni 2020, siapa yang paling berkuasa (Wenerda pada pukul 13.00 WIB dengan agenda 2015). Pemeriksaan awal nomor perkara 39/PUU- Robert Gilpin memiliki pandangan XVIII/2020 yang diajukan Inews TV dan keterkaitan antara media dalam lingkup RCTI. UU yang yang akan diuji adalah: ekonomi dan politik, yaitu: UU 32/2002: Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “Pada suatu pihak, politik begitu sangat “Penyiaran adalah kegiatan menentukan kerangka kegiatan ekonomi dan mengarahkannya untuk melayani pemancarluasan siaran melalui sarana kepentingan kelompok mayoritas dalam pemancaran dan/atau sarana transmisi masyarakat; mereka menggunakan di darat, di laut atau di antariksa dengan kekuasaannya dalam mengatur sistem menggunakan spektrum frekuensi radio ekonomi. Di lain pihak, sistem ekonomi melalui udara, kabel, dan/atau media lebih fokus dalam meredistribusikan lainnya untuk dapat diterima secara kekuasaan dan kekayaan; ekonomi serentak dan bersamaan oleh mengubah konsep kekuasaan antar elit. Hal masyarakat dengan perangkat penerima tersebut turut merubah sendi politik dan siaran” membentuk sistem yang baru. Sehingga, pergeseran hubungan internasional di Pemohon berpendapat bahwa pasal zaman modern feedback yang terbentuk dalam sistem ekonomi dan politik” (Maiwan tersebut tidak mengatur sistem layanan 2016) yang berbasis internet. Pemohon beranggapan bahwa layanan tersebut telah Pendekatan politik-ekonomi (the membuahkan banyak OTT yang dianggap political economy approach). Menurut memiliki kedudukan sama dengan stasiun sistem ini, konten dipengaruhi oleh TV. Sehingga pemohon mengajukan kekuatan kalangan elit di luar media. Faktor gugatan agar layanan tersebut tersebut berupa pemilik, modal, iklan, disamaratakan kedudukannya dengan peraturan pemerintah lebih memfokuskan stasiun TV dalam berbagai aspek. Hal pada isi media. Fokus tersebut yang tersebut mengakibatkan ketimpangan menentukan jenis pemberitaan yang akan dalam sendi hukum penyiaran, sehingga ditampilkan pada media tersebut. Setelah pemohon merasa perlu untuk mengajukan fokus sesuai, para penguasa media penyamarataan dibidang regulasi. Dalam memberikan ruang untuk berita tersebut prakteknya Pasal 1 (2) UU Penyiaran tidak dapat dialihkan atau diarahkan kebidang membatasi dan mengatur siaran berbasis yang dianggap mampu mengalihkan isu internet dan mengakibatkan

77

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata disparitas/pembedaan status antar defenisi penyiaran dan defenisi tersebut penyelenggara penyiaran. Hal tersebut yang hanya ditempatkan pada tipe-tipe menjadi alasan pemohon mengajukan uji konvensional saja. 5. Dosen Ilmu Komunikasi UGM Wisnu hukum tersebut (MK 2020). Prasetya menilai gugatan tersebut dinilai Over-The-Top (OTT) yang dimaksud tidak tepat. Menurutnya gugatan tersebut dalam gugatan tersebut merupakan aplikasi akan lebih memperparah keadaan yang menyediakan layanan melalui menjadi tumpang tindih (Katadata.com internet. Layanan OTT memiliki hubungan 28/8). terhadap media dan komunikasi, dapat diakses dengan biaya murah dibandingkan UU No. 32 Tahun 2002 Tentang bisnis tradisional. Perkembangan OTT Penyiaran menyebabkan persaingan ketat antar Terdapat dua badan pengatur dunia perusahaan yang memiliki layanan yang penyiaran di Indonesia, yaitu pemerintah serupa. Penyelenggara jasa internet dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). berusaha menghadapi sejumlah hambatan Berdasarkan keputusan MK tahun 2004 terkait perusahaan pihak ketiga yang menyebutkan bahwa Kominfo memiliki menawarkan aplikasi OTT yang wewenang dalam mengeluarkan ditampilkan dalam bentuk layanan aplikasi, peraturan/hukum tentang penyiaran, selain video dan audio streaming, maupun jenis isi. Keputusan tersebut berdampak fatal, lainnya (Abadi et al. 2016). dimana pemerintah dianggap mengabaikan Gugatan yang ditujukan ke UU kewajiban untuk menata kehidupan industri Penyiaran atas OTT menuai banyak opini. penyiaran. Beberapa opini yang berkembang hingga Dasar utama sebagai cita-cita dan saat ini adalah sebagai berikut: tujuan disahkannya UU Penyiaran adalah 1. Mewakili Kemkominfo, Ahmad Ramli menyebutkan bahwa adanya kekeliruan peraturan untuk menghapus monopoli pada jika menyamaratakan pengaturan sekelompok pemilik modal dibidang sejumlah media dengan frekuensi yang industri penyiaran. Hal tersebut berbeda, sementara penyedia siaran dikhawatirkan akan berdampak terhadap layanan OTT di luar Indonesia tidak kontrol opini publik akan informasi yang mungkin dapat dijangkau dengan hukum berkembang dalam masyarakat luas. yang berlaku di Indonesia. 2. Ketua Dewan Pakar PAN, Dradjad Sehingga misi UU ini berupa menjamin Wibowo menyebutkan bahwa, langkah terciptanya keberagaman dan demokrasi itu tidak efisien; harusnya TV harus penyiaran hingga ke pelosok daerah. lebih berinovasi dalam bersaing untuk Sehingga pemilik frekuensi memiliki hak menunjukan kreativitas kontennya pengelolaan dan kendali terhadap (Warta Ekonomi. 30/08/2020). medianya. Namun pemilik publik tetap 3. Menurut Roy Suryo sebagai pakar diatur melalui kebijakan deregulasi informatika, multimedia, dan telematika meminta DPR untuk perijinan dalam mengoptimalkan perannya segera memperbaruhi UU yang lama agar bermanfaat bagi masyarakat menjadi UU terbaru sesuai kondisi menyeluruh dalam berbagai sendi dan tuntutan jaman. kehidupan (Akil 2014). 4. Ade Armando sebagai Pakar komunikasi UU Penyiaran No 32 Tahun 2002 Universitas Indonesia (UI) yang hanya sebagai pokok utama terbentuknya KPI. menyoroti gugatan tersebut berada pada 78

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86

Tujuannya sebagai bagian informasi publik terhadap KPI. Badan yang disebutkan yang dikelola oleh suatu badan secara bertujuan untuk sistem yang independen. Proses demokratis pengelolaannya dibawah kepentngan memposisikan masyarakat sebagai masyarakat yang bebas dari intervensi dari pengendali penting pada ranah penyiaran. pihak manapun. Sebagai bahan pengalaman Karena jangkauan frekuensi termasuk milik pada orde baru yang memanfaatkan media masyarakat dengan kriteria terbatas, maka hanya digunakan untuk mendukung harus didasarkan untuk kepentingan hegemoni rezim publik dalam kekuasaan masyarakat. Media wajib memberikan strategis, mereka juga mengambil sarana kepada publik untuk kesempatan dalam mengkombinasikan mengoptimalkan fungsi pelayanan. antar beberapa golongan penguasa dan elit Informasi dapat berupa berita fakta, (Widiyawati 2017). hiburan, pengetahuan, dan lain-lain. Hal tersebut tertuang dengan jelas pada METODE PENELITIAN Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Penelitian yang dilakukan berupa Tahun 2002 yaitu Diversity of Content kualitatif deskriptif dengan metode text (prinsip keberagaman isi) dan Diversity of analysis. Penelitian ini bermanfaat dalam Ownership (prinsip keberagaman pengembangan ilmu pengetahuan untuk kepemilikan). menempatkan beberapa literatur ahli Hal tersebut menjadi acuan kebijakan kemudian secara terperinci dijabarkan yang dilayangkan oleh KPI dan dianggap dengan luas dan mendalam. Penelitian yang mampu menciptakan persaingan yang sehat ditinjau dalam tulisan ini yaitu menyangkut antar pemilik media massa pada sektor perspektif ekonomi politik pada gugatan RCTI dan Inews terhadap UU penyiaran penyiaran di Indonesia. yang didasarkan pada beberapa pendapat Jika diperhatikan secara lebih teliti, UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ahli yang berkaitan. Analisis dilakukan memiliki dua semangat penting, pertama secara berefensi dengan kajian keilmuan struktur penyiaran yang bebas dan lainnya dan disesuaikan dengan perspektif dimanfaatkan semata-mata untuk layanan kritis. Sehingga dimaksimalkan terdapat kepada masyarakat, bukan kepentingan terintegrasi terhadap masalah yang diteliti. pemilik media. Kedua yaitu semangat Proses pengumpulan data dengan menguatkan entitas lokal yang mencakup metode case study dan wawancara semangat otonomi daerah dengan mendalam (In depth interview). in depth mencakup sistem jaringan yang interview pada penelitian ini dikaitkan pada menyeluruh hingga ke daerah terluar. penerima dan pemberi informasi baik Sejak disahkan UU tersebut terjadi secara individu maupun kelompok beberapa perubahan pokok terhadap sistem menyampaikan informasi secara lugas. layanan penyiaran, di mana intinya berupa Narasumber yang menjadi informan dalam semangat untuk mewujudkan dan wawancara ini adalah Bapak Yudha menghormati hak masyarakat menyeluruh. Kurniawan sebagai Dosen Universitas Perubahan dasar terletak pada semangat Bakrie UU berupa adanya limited transfer of authority dari layanan penyiaran yang ditujukan sebagai hak ekslusif pemerintah 79

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Komodifikasi mengarahkan isu dari berbagai berita yang a. Komodifikasi Isi UU Penyiaran terbit baik di media cetak maupun televisi Proses komodifikasi dapat dengan Beberapa isu yang berkembang disajikan mudah terlihat sejak awal tim redaksi pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1 Wacana Perubahan UU Media dan Judul Tanggal Isi Berita Wacana Sumber No Jurnalis Berita Terbit DetikNews, Anggota Anggota Komisi I DPR Pada bagian 31 Agus https://new 1. Rahel Narda DPR F-PKB Abdul Kadir Karding wacana ini tus 2020 s.detik.co Chaterine Setujui menyetujui gugatan Anggota m/berita/d- Gugatan tersebut. Karding tidak DPR yaitu 5153786/a RCTI setuju apabila gugatan itu Abdul Kadir nggota- mengatur perihal siaran menyetujui dpr-f-pkb- langsung. Misalnya gugatan setuju- pengaturan live di akun RCTI gugatan- media sosial seperti terhadap UU -ini- instagram dan Facebook. penyiaran penjelasan Namun, Karding nya mengatakan, ia setuju jika gugatan itu diajukan guna mengkritisi terkait konten yang tidak mendidik. Selain itu, ia juga setuju jika gugatan itu ditujukan guna kepentingan bisnis. Okezone Gugatan ke Direktur Program dan Pada bagian 30 Agustus https://cele 2. TV, MK Tuai Akusisi RCTI, Dini Putri wacana ini 2020 brity.okezo Pernita Kontroversi turut menanggapi maraknya menuai ne.com/rea Hestin , Pihak isu tentang gugatan stasiun berbagai d/2020/08/ Untari RCTI: Kita TV-nya dan iNews di kontroversi, 30/598/226 Justru Mahkamah Konstitusi mereka 9797/gugat Berteman (MK) yang dituding menanggapi an-ke-mk- dengan Con mematikan kreativitas bahwa hal tuai- tent content creator. Menurut tersebut kontroversi Creator Dini, gugatan tersebut semata-mata -pihak-rcti- murni terkait Undang- hanya ingin kita-justru- Undang Penyiaran. kesetaraan berteman- Pihaknya hanya hukum dengan- menginginkan kesetaraan content- regulasi antara TV creator konvensional dan layanan streaming atau Over The Top (OTT). Sehingga, lanjut Dini, Undang-undang Penyiaran tidak hanya meregulasi pihak tertentu. CNN UU Pemohon menyampaikan Wacana 29 Mei https://ww 3. Indonesia, Penyiaran bahwa berkembangnya pada media 2020 w.cnnindo Astari Tak Berlaku layanan berbasis ini lebih nesia.com/ Kusumaward ke Netflix- internet, over the menentang nasional/2 hani YouTube, top (OTT), seperti terhadap 020052918 RCTI Gugat YouTube dan Netflix, dapat gugatan 1526-12- ke MK dikategorikan sebagai RCTI 508073/uu "siaran" dalam UU karena - Penyiaran. Hal tersebut dianggap penyiaran- 80

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86

Media dan Judul Tanggal Isi Berita Wacana Sumber No Jurnalis Berita Terbit ditinjau berdasarkan jumlah berbeda tak- pengguna internet yang versi antara berlaku- terus berkembang OTT dan TV ke-netflix- "Apabila ketentuan Pasal 1 Nasional youtube- angka 2 UU penyiaran tidak rcti-gugat- dimaknai mencakup ke-mk penyiaran menggunakan internet bertentangan dengan Pasal 1 ayat (3), Pasal 27 ayat (1), pasal 28D ayat (1), dan pasal 28I ayat (2) UUD 1945," menurut Pemohon. Kompasiana, Tiga Ironi Ada yang ganjil dalam Wacana 30 Mei https://ww 4. Ruang Kala RCTI logika yang dibangun pada media 2020 w.kompasi Publik dan iNews dalam gugatan tersebut. ini lebih ana.com/b "Menggugat Bagaimana dua stasiun menekankan obby18864 "Youtube televisi ini menggugat dua untuk lebih /5ed13af9d dan Netflix penyedia hiburan berbasis cermat 541df7a8d internet lewat judicial dalam 7ebc82/tig review UU Penyiaran. memilah a-ironi- Singkat cerita, stasiun gugatan kala-rcti- televisi kita perlu lebih yang selaras dan-- cermat dan cerdik lagi menggugat dalam merancang dan -youtube- memilih konten siaran agar dan-netflix tak lekas ditinggalkan publik. INews, Trending Masyarakat menyampaikan Wacana 14 https://ww 5. Irfan Ma’ruf Topic #1, aspirasi berupa aspirasinya. pada media September w.inews.id Netizen Melalui media sosial, ini sangat 2020 /news/nasi Dukung Uji warganet mengumumkan mendukung onal/trendi Materi UU penggunaan tagar gugatan ng-topic-1- Penyiaran #DukungUjiMateriUUPeny tersebut. netizen- iaran. Masyarakat dukung- beranggapan uji tersebut uji-materi- sangat penting dalam uu- melindungi kreatifitas dan penyiaran? inovasi masyarakat, page=all terutama perlindungan dari segala macam ancaman jika siaran berbasis internet tidak diatur. Sumber: Olahan Peneliti (2020)

Berdasarkan Tabel 1 diatas terlihat OTT. Ada 4 jenis lembaga bahwa beberapa media menyajikan berita penyelenggara penyiaran, lembaga dengan isi yang berbeda-beda. Sedangkan penyiaran publik, komersial, komunitas/lokal dan berbayar. hasil wawancara dengan Dosen di Berdasarkan beberapa lembaga Universitas Bakrie yaitu Yudha tersebut belum jelas gugatan RCTI dan Kurniawan, menghasilkan beberapa hal INews mengarah ke substansi yang sebagai berikut: mana. 1. Ketika berbicara tentang UU 2. UU Penyiaran lama sedang Penyiaran, sesungguhnya belum bertransformasi yang mengakibatkan banyak yang diatur terutama di bagian posisi hukum menjadi tidak jelas 81

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata

3. Hal ini akan menjadi objek kesulitan Terkadang para wartawan juga tidak dapat bagi content creator yang upload diluar menyampaikan dengan jelas alasan region. Karena OTT mencakup banyak mereka mengambil materi isu tersebut. negara di seluruh dunia, jika OTT Hal ini sejalan dengan penelitian oleh diatur dalam UU yang mengikat maka dikhawatirkan penyedia layanan OTT Revilia dan irwansyah (Revilia and akan menarik diri dari wilayah Irwansyah 2020) yang menyatakan bahwa Indonesia yag akan berdampak pada beberapa Isu yang saat ini kurang terkenal pola hidup masyarakat dan ekonomi. tidak sebanyak saat adanya Polemik aktual 4. Pola uji materi belum mendapatkan yang benar-benar isu tersebut objek yang sama. Gugatan belum berhubungan dengan polemik. mempunyai dasar yang jelas. Menurut pandangan etimologi social 5. Dalam segi ekonomi, seharusnya bukan menggugat teknologi, melainkan Williams, sebelum menerapkan ekonomi menchallenge teknologi agar politik sebaiknya memperhatikan hal-hal seimbang. Dan bertransformasi ang mempengaruhi sistem produksi, bersaing dengan tekhnologi yang saat distribusi, dan pertukaran – Moscow ini sedang berkembang akan menjad menyebutnya sebagai konsumsi. (Hasan seimbang 2010). 6. Dalam Pandangan ekonomi Negara Dari penjelasan narasumber tersebut berusaha menjamin ketimpangan dalam usaha atas haknya masing- dapat dikaitkan dengan pandangan masing, tetapi jika diterapkan gugatan etimologi bahwa khalayak lebih kontra atas OTT maka akan terjadi dengan gugatan yang disampaikan oleh ketimpangan hukum yang kedua stasiun televisi tersebut. Hal menyebabkan OTT tidak ada di tersebut di dorong oleh keterbatasan Indonesia dan akan terjadi perubahan masyarakat dalam mengakses sistem pasar, kemudian kondisi pasar yang kosong akan diambil alih. Dan dalam digital tersebut dan larangan berekspresi bidang politik, lahan OTT akan sesuai kemauan dan kreatifitasnya. menjadi persaingan bagi lembaga Content creator sebagai bagian dari penyiaran lain dalam konteks “rebutan masyarakat merasa keberatan jika UU pasar”. penyiaran ini disetujui oleh MK. Berdasarkan hasil isu maupun wawancara, terlihat bahwa gugatan c. Komodifikasi Pekerja Media tersebut masih belum tepat sasaran. Hal Ketika bermunculan seuah polemik, tersebut sejalan dengan penelitian Tim redaksi diberikan tekanan untuk Yoedtadi dkk (Yoedtadi et al. 2020) yang menciptakan siaran baru yang mampu menimbulkan isu kepada khalayak dengan meningkatkan peringkat siaran di posisi memberikan feedback yang pro ataupun nomor satu. Hal tersebut menjadi kontra terhadap isu yang berkembang kewajiban yang tidak dibarengi bahkan ditengah publik. mengesampingkan kewajiban dalam menampilkan siaran yang berkualitas dan b. Komodifikasi Khalayak dapat diterima oleh masyarakat. Beberapa redaksi biasanya memiliki Menurut peneliti, jumlah pendengar krieria tersendiri untuk memilih isu atau bukan tolak ukur untuk menyebutkan berita yang akan ditampilkan, baik isu bahwa siaran tersebut berkualitas, yang sedang ramai maupun tidak. melainkan berdasarkan isi berita apakah

82

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86 telah menyeluruh tersampaikan ke lapisan memiliki andil besar dalam menghasilkan masyarakat dan implikasi lain yang konten yang berkaitan dengan sistem disebabkan terhadap kebijakan ekonomi dan politik. perusahaan. Implikasi dari segi kualitas tidak 2. Spasialisasi dapat diukur dengan nominal. Hanya Fungsi spasialisasi dalam dapat dikur dan dipertimangkan sisi pembahasan ini merupakan berbagai kualitas dan kuatitasnya. Hal tersebut upaya media dalam memaksimalkan kerja guna meningkatkan keuntungan. Dalam sependapat dengan yang dikemukakan Murdock dan Golding bahwa Ideology meningkatkan keuntungan, media memerlukan tiga bagian empiris hingga berupaya menggiring berita ke publik dapat diukur dengan maksimal: pemilik dengan suguhan yang dibuat lebih media menghasilkan gagasan yang menarik. Menimbulkan aspek-aspek luar kapitalis dengan mengutamakan akibat pemberitaan yang dihasilkan pemikiran yang luas dan menyeluruh termasuk tentang UU Penyiaran tersebut. dengan mempertahankan pemikiran dari Hal ini yang menyebabkan komunikasi pihak penguasa elit. (Sugiyanto 2015). dapat dilakukan secara dua arah. Hal ini Berdasarkan hal tersebut, peneliti sejalan dengan penelitian oleh menemukan fakta bahwa terdapat Mustaqbirin, Rahmanto dan Sudarmo keterkaitan antara ekonomi-politik media (Mustaqbirin, Rahmanto, and Sudarmo dalam hal menyediakan konten para 2020) yang menyatakan bahwa pekerja media dituntut untuk komunikasi dua arah antar lembaga meningkatkan rating media berdasarkan mendukung partisipasi publik yang bersifat konsultatif. Beberapa jenis isu yang berkembang dalam masyarakat. spasialisasi yang dilakukan media Hal tersebut sejalan dengan penelitian oleh (Fisipol and Makassar 2018) dirangkum peneliti dari hasil studi kasus menyatakan bahwa pekerja media sesuai Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Spasialisasi Konten Media No. Jenis Spasialisasi Kegiatan Media 1. Horizontal Integration 1. Meningkatkan produksi berita lebih padat 2. Melakukan ekspansi internal 3. Melakukan akuisisi atau merger 2. Vertical Integration 1. Mengembangkan ataupun memprediksi arah konten UU Penyiaran akan bermuara ke arah mana 2. Mengembangkan layanan dan berita perkembangan UU Penyiaran 3. Melakukan ekspansi ke jalur produksi berita menjadi lebih padat Sumber: Olahan Peneliti (2020)

3. Strukturasi terhadap kuasa media. (Wenerda 2015). Strukturasi merupakan kelanjutan dari Sejalan dengan hal tersebut, penelitian oleh vertical integration, tetapi lebih fokus Solehati, dkk(Solehati, Rahmat, and terhadap perubahan struktur yang Kosasih 2019) yang menyatakan bahwa memproduksi isu pada media antara media memiliki keterkaitan hubungan penguasa elit media yang berpengaruh penting dalam masyarakat. Hal serupa

83

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekonomi Politik Media Vincent Mosco Muntadliroh (Muntadliroh 2020) yang Dalam Pengelolaan Newsroom .” menyebutkan bahwa pemerintah ataupun Universitas Bakrie. Fisipol, Ilmu Komunikasi, and Universitas pelaku media belum secara optimal Muhammadiyah Makassar. 2018. menentukan standar evaluasi mereka. “KOMODIFIKASI KONTEN PENUTUP TELEVISI DALAM PERSPEKTIF” Kesimpulan 19 (2): 257–76. Dari hasil penelitian diatas, maka dapat Akil, Muhammad Anshar. 2014. “Regulasi disimpulkan bahwa gugatan yang Media Di Indonesia (Tinjauan UU Pers dilayangkan oleh RCTI dan INews dalam Dan UU Penyiaran).” Jurnal Dakwah Tabligh 15 (2): 137–45. perspektif oleh ahli ekonomi politik Fatmawati, Fatmawati. 2018. “Analisis memiliki hasil bahwa terdapat dominasi Ekonomi Politik Media Vincent Mosco kekuasaan pemilik media dalam gugatan Dalam Pengelolaan Newsroom Antv.” tersebut. Sedangkan bagi media terjadi pro Universitas Bakrie. dan kontra, dimana media menyediakan Fisipol, Ilmu Komunikasi, and Universitas berita/isu sesuai dengan intruksi yang Muhammadiyah Makassar. 2018. dibangun pemilik media dalam “KOMODIFIKASI KONTEN TELEVISI DALAM PERSPEKTIF” menciptakan konten yang bernilai. Kualitas 19 (2): 257–76. berita dimedia dipengaruhi oleh faktor lain Hasan, Kamaruddin. 2010. “Kapitalisme, seperti implikasi terhadap hasil berita yang Organisasi Media Dan Jurnalis disampaikan untuk diterima masyarakat Perspektif Ekonomi Politik Media.” luas yang menunjukkan bahwa masyarakat Jurnal Online Dinamika Fisip Unbara paham akan pesan yang akan disampaikan Palembang 2 (3). serta dampak terhadap kebijakan Heryanto, Gun Gun. 2017. “Ekonomi Politik Media Penyiaran: Rivalitas pemerintah. Idealisme Nilai Islami Dan Mekanisme Pasar.” Communicatus: Jurnal Ilmu Saran Komunikasi 1 (1): 85–98. Saran peneliti untuk penelitian Ismail, Ervan, Siti Dewi Sri Ratna Sari, and berikutnya agar sumber yang diambil dapat Yuni Tresnawati. 2019. “Regulasi lebih diperbanyak dan bervariasi, agar hasil Penyiaran Digital : Dinamika Peran penelitian lebih memuaskan minat publik. Negara, Peran Swasta, Dan Manfaat Bagi Rakyat.” Jurnal Komunikasi UCAPAN TERIMAKASIH Pembangunan 17 (2): 124–45. Penulis ucapkan terima kasih kepada Maiwan, Mohammad. 2016. “Teori-Teori narasumber Bpk. Yudha Kurniawan, Ekonomi Politik Internasional Dalam Perbincangan: Aliran Dan kemudian editor dan reviewer JPKOP telah Pandangan.” Jurnal Ilmu Komunikasi 1 membantu memberikan sentuhan agar (1): 109–24. jurnal ini semakin sempurna. MK. 2020. “SIARAN PERS RCTI Dan Inews Gugat Ketentuan UU Penyiaran DAFTAR PUSTAKA Ke MK.” Jakarta: Mahkamah Akil, Muhammad Anshar. 2014. “Regulasi Konstritusi Republik Indonesia. Media Di Indonesia (Tinjauan UU Pers Mudavanhu, Young. 2017. “Quality of Dan UU Penyiaran).” Jurnal Dakwah Literature Review and Discussion of Tabligh 15 (2): 137–45. Findings in Selected Papers on Fatmawati, Fatmawati. 2018. “Analisis 84

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 25 No. 1, Juli 2021: 74-86

Integration of ICT in Teaching , Role Widiyawati, Ana. 2017. “Persepsi Anggota of Mentors , and Teaching Science KPID Jawa Tengah Tentang through Science , Technology , Dakwahtainment Di Televisi: Studi Engineering , and Mathematics ( Program Islam Itu Indah Di Trans TV.” STEM ).” Academic Journals 12 (4): 189–201. UIN Walisongo. https://doi.org/10.5897/ERR2016.308 Akil, Muhammad Anshar. 2014. “Regulasi 8. Media Di Indonesia (Tinjauan UU Pers Muntadliroh. 2020. “Evaluasi Program Dan UU Penyiaran).” Jurnal Dakwah Komunikasi Pemerintah Berdasarkan Tabligh 15 (2): 137–45. Fatmawati, Fatmawati. 2018. “Analisis The Pyramid Model Of Public Ekonomi Politik Media Vincent Mosco Relations Research (Studi Kasus Dalam Pengelolaan Newsroom Antv.” Program Kantong Plastik Berbayar Universitas Bakrie. Kementerian Lingkungan Hidup Dan Fisipol, Ilmu Komunikasi, and Universitas Kehutanan Tahun 2016).” Jurnal Muhammadiyah Makassar. 2018. PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan “KOMODIFIKASI KONTEN TELEVISI DALAM PERSPEKTIF” Pembangunan) 21 (1): 15–26. 19 (2): 257–76. Mustaqbirin, Andre Noevi Rahmanto, and Hasan, Kamaruddin. 2010. “Kapitalisme, Sudarmo. 2020. “Facebook Sebagai Organisasi Media Dan Jurnalis Ruang Partisipasi Publik Dalam Perspektif Ekonomi Politik Media.” Pengelolaan Ttransportasi.” Jurnal Jurnal Online Dinamika Fisip Unbara PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan Palembang 2 (3). Pembangunan) 21 (1): 71–84. Heryanto, Gun Gun. 2017. “Ekonomi Revilia, Donna, and Irwansyah. 2020. Politik Media Penyiaran: Rivalitas “Literasi Media Sosial : Kesadaran Idealisme Nilai Islami Dan Mekanisme Keamanan Dan Privasi Dalam Pasar.” Communicatus: Jurnal Ilmu Perspektif Generasi Milenial.” Jurnal Komunikasi 1 (1): 85–98. Penelitian Komunikasi Dan Opini Ismail, Ervan, Siti Dewi Sri Ratna Sari, and Publik 24 (1): 1–15. Yuni Tresnawati. 2019. “Regulasi https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/ Penyiaran Digital : Dinamika Peran jpkop/article/download/2375/1379. Negara, Peran Swasta, Dan Manfaat Solehati, Tetti, Agus Rahmat, and Cecep Bagi Rakyat.” Jurnal Komunikasi Eli Kosasih. 2019. “Relation of Media Pembangunan 17 (2): 124–45. on Adolescents’ Reproductive Health Maiwan, Mohammad. 2016. “Teori-Teori Attitude and Behaviour.” Jurnal Ekonomi Politik Internasional Dalam Penelitian Komunikasi Dan Opini Perbincangan: Aliran Dan Publik 23 (1). Pandangan.” Jurnal Ilmu Komunikasi 1 https://doi.org/10.33299/jpkop.23.1.17 (1): 109–24. 68. MK. 2020. “SIARAN PERS RCTI Dan Sugiyanto, Dyah Rachmawati. 2015. Inews Gugat Ketentuan UU Penyiaran “Komodifikasi Berita Dibalik Ideologi Ke MK.” Jakarta: Mahkamah Ekonomi Politik Media (Studi Pada Konstritusi Republik Indonesia. Program ‘Polemik ‘Di Radio Sindo Mudavanhu, Young. 2017. “Quality of Trijaya 104.6 Fm Jakarta).” Jurnal Literature Review and Discussion of Komunikasi 7 (1): 57–69. Findings in Selected Papers on Wenerda, Indah. 2015. “Ekonomi Politik Integration of ICT in Teaching , Role Vincent Moscow Oleh Media Online TM of Mentors , and Teaching Science Entertainment Kapanlagi.Com .” through Science , Technology , Channel 3 (1): 1–14. 85

Dominasi Kekuasaan Pemilik Media Dalam Wacana Pembaruan UU Penyiaran Mokhammad Naigam Mahriva, Eka Wenats Wuryanata

Engineering , and Mathematics ( Sugiyanto, Dyah Rachmawati. 2015. STEM ).” Academic Journals 12 (4): “Komodifikasi Berita Dibalik Ideologi 189–201. Ekonomi Politik Media (Studi Pada https://doi.org/10.5897/ERR2016.308 Program ‘Polemik ‘Di Radio Sindo 8. Trijaya 104.6 Fm Jakarta).” Jurnal Muntadliroh. 2020. “Evaluasi Program Komunikasi 7 (1): 57–69. Komunikasi Pemerintah Berdasarkan Wenerda, Indah. 2015. “Ekonomi Politik The Pyramid Model Of Public Vincent Moscow Oleh Media Online Relations Research (Studi Kasus Entertainment Kapanlagi.Com TM.” Program Kantong Plastik Berbayar Channel 3 (1): 1–14. Kementerian Lingkungan Hidup Dan Widiyawati, Ana. 2017. “Persepsi Anggota Kehutanan Tahun 2016).” Jurnal KPID Jawa Tengah Tentang PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan Dakwahtainment Di Televisi: Studi Pembangunan) 21 (1): 15–26. Program Islam Itu Indah Di Trans TV.” Mustaqbirin, Andre Noevi Rahmanto, and UIN Walisongo. Sudarmo. 2020. “Facebook Sebagai Yoedtadi, Moehammad Gafar, Riris Loisa, Ruang Partisipasi Publik Dalam Gregorius Genep Sukendro, Roswita Pengelolaan Ttransportasi.” Jurnal Oktavianti, and Lusia Savitri. 2020. PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan “Challenges of Peace Journalism on Pembangunan) 21 (1): 71–84. Revilia, Donna, and Irwansyah. 2020. Post Conflict Regions.” Jurnal “Literasi Media Sosial : Kesadaran Penelitian Komunikasi Dan Opini Keamanan Dan Privasi Dalam Publik 24 (1). Perspektif Generasi Milenial.” Jurnal https://doi.org/10.33299/jpkop.24.1.27 Penelitian Komunikasi Dan Opini 30. Publik 24 (1): 1–15. https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/ jpkop/article/download/2375/1379. Solehati, Tetti, Agus Rahmat, and Cecep Eli Kosasih. 2019. “Relation of Media on Adolescents’ Reproductive Health Attitude and Behaviour.” Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik 23 (1). https://doi.org/10.33299/jpkop.23.1.17 68.

86