Peace by Neighborhood: Rukun Tetangga sebagai Asosiasi Persatuan Kejiranan dan Potensi Praktikalnya terhadap Hubungan Antar Etnik di Malaysia dan ======Oleh: Afriva Khaidir

ABSTRACT

Ethnic relation, particularly between the Malay as indigenous people and the Chinese in some Southeast Asia , is one of the most important aspects in an effort to compose a nation. Focusing on discourse of the role of social organization in maintaining peace in society, a research has conducted in Alor Setar, Malaysia and Padang, Indonesia, two with different colonial administration in the past, British and Dutch. A qualitative-quantitative research was conducted to explore the potencies of the neighborhood association in creating peace through ethnic relations between Malay and Chinese. The scheme facilitates contacts and engages people of community by various activities. Those performances in core activities have been evaluated positively by the citizens. Nevertheless, some social aspects became problematic in connecting the people through civic engagement of the ethnic groups. The management of the Rukun Tetangga in the two countries is also different. However, as a neighborhood association, Rukun Tetangga has eminent role in maintaining supportive social relationship between ethnic groups in a community. Kata Kunci: Rukun Tetangga, Hubungan antar Etnik, Perpaduan, Konflik, Kejiranan

I. PENDAHULUAN nity“1. Karena Rukun Tetangga pada Rukun Tetangga di Indonesia meru- umumnya berada dalam lingkungan di pakan aplikasi dari konsep persatuan kejiranan. Beberapa sarjana meng- 1 Dwiyanto, Raphaella D. 2001. The Existing gunakan istilah —neighborhood Form of Urban Locality Groups in jakarta: association“. Sedangkan sebagian Reexamining the RT/RW in the post-New lagi menyebutnya sebagai —urban Order Era. Atmajaya Catholic University Indonesia; Galster. C. 2001. —On the Nature locality groups“ atau —urban commu- of Neighborhood“. Urban Studies. volume 38: 12. page 2111-2124.

Peace by Neighborhood … 103 wilayah perkotaan, dan mewakili perkotaan-perkotaan besar. Secara suatu persatuan setempat (locality) di nasional, keadaan berikutnya setelah wilayah perkotaan. Satu Rukun tahun 1999 cenderung memberikan Tetangga terdiri dari beberapa (30 kebebasan yang lebih lebar kepada hingga 50) Kepala Keluarga/KK dan masyarakat sipil sekaligus melemah- di Indonesia, satu /RW kan kekuasaan dari negara dalam terdiri dari beberapa (3 hingga 5 mengendalikan kehidupan masya- buah) Rukun Tetangga (Peraturan rakat. Sebagai dampak berikutnya, Daerah Kota Padang Nomor 32 tahun kolumnis N.D. Kristof3 dalam New 2002). York Times 25 Mei tahun 1998 Dwiyanto2 berpendapat bahwa berpendapat bahwa kebebasan baru di sebagai persatuan kejiranan, Rukun Indonesia memberi peluang kepada Tetangga diberikan tugas dan fungsi terjadinya perpecahan etnik. Perko- oleh pemerintah untuk memajukan taan sebagai wilayah padat penduduk dan membantu proses integrasi di yang bersifat multi budaya sangat antara warga dan perhubungan antara berpotensi terhadap pertikaian dan warga dengan negara. Di samping itu, ketegangan etnik ini. Keadaan sosial Rukun Tetangga secara komprehensif yang jika tidak diurus dengan baik juga diharapkan mampu mengatur akan mencetuskan konflik bersifat urusan-urusan harian di dalam etnik. komunitas. Oleh karena itu, Rukun Menggunakan terminologi yang Tetangga telah ditentukan tugas digunakan oleh Nurhadiantomo4 yang mereka oleh negara. Pendekatan mengikuti pemikiran Ralf Dahrendorf, melalui mekanisme —top-down“ konflik sosial terdiri dari ”konflik seperti ini pada masa Orde Baru tersurat‘ atau ”konflik manifest‘ dan adalah arus perdana bagi keberadaan ”konflik tersirat‘ atau ”konflik laten‘. Rukun Tetangga di Indonesia. Konflik tersirat sangat sulit untuk Gerakan Reformasi di diungkapkan. Pada saat konflik manfest Indonesia dimulai dengan krisis yang terjadi pada antara 13 hingga 15 ekonomi pada tahun 1996 dan disusul dengan kejatuhan Presiden General 3Kristof, Nicholas D. 1998. In Indonesia, Soeharto sebagai ikon regim Orde New Freedom Feeds Ethnic Friction, New Baru. Situasi ini memberi begitu York Times, May 25, 1998. 4Nurhadiantomo. 2004. Hukum Reintegrasi banyak perubahan dalam asas Sosial: Konflik-konflik Sosial Pro-Non Pri komunitas di Indonesia, terutama di dan Hukum Keadilan Sosial. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. hal: 2 Dwiyanto, Raphaella D. 2001. Op cit. hal: 1 41.

104 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

Mei tahun 1997 di beberapa kota utama mereka sebagai anggota bangsa di Indonesia seperti Jakarta, Solo, Indonesia ataupun tidak. Yogya termasuk Padang. Konflik ini Persitiwa di atas merupakan menampilkan wujudnya kekerasan gejala keruntuhan sosial (social kolektif dalam bentuk kerusuhan dalam deprivation). Ini sekaligus menun- skala besar yang melibatkan korban jukkan betapa rapuhnya sistem sosial termasuk komunitas Cina yang yang ada. Banyak kajian menunjuk- diakibatkan oleh tindakan ”spontan‘ kan keadaan ini dan dimulai sejak saat kaum pribumi. Peristiwa ini berbentuk lebih awal6. Namun demikian, ada kerusuhan, pembakaran, mencuri harta juga yang menyimpulkan bahwa benda, penganiayaan, perkosaan dan dalam sudut pandang legal formal sebagainya. dalam lima tahun terakhir tindakan Tidak lama setelah kerusuhan yang dilakukan oleh pemerintah itu, banyak orang Cina yang dalam usaha melindungi, memajukan, melarikan diri ke luar negeri. Menurut menegakkan dan memenuhi hak asasi data dari pemerintah Indonesia yang dan kebebasan fundamental etnik kemungkinan angka sebenarnya lebih Cina di Indonesia di peringkat besar, jumlah warga negara Indonesia nasional maupun internasional sudah keturunan Cina meninggalkan Indo- cukup memuaskan. nesia mencapai angka 80 ribu orang. Sementara itu di wilayah jiran Mereka adalah 1.5 persen dari terdekat di kawasan Asia Tenggara penduduk Cina Indonesia yang seperti Malaysia, Rukun Tetangga berasal dari kelas menengah yang juga mendapat tempat dalam mempunyai kekuatan keuangan untuk kebijakan negara dalam membangun lari ke luar negara5. Sebagian mereka kehidupan sosial kemasyarakatan. mengalami trauma dan memutuskan Skim Rukun Tetangga yang untuk tidak lagi kembali ke Indonesia. diperkenalkan pada tahun 1975 pada Meskipun banyak beranggapan mulanya bertujuan untuk meletakkan mereka masih menjadi sebagian dari bangsa Indonesia, namun ada 6Masyhuri. 2006. Bakar Pecinan Konflik keraguan sama ada orang Indonesia Pribumi vs Cina di Kudus tahun 1918. asli akan dapat terus menerima Jakarta: Pensil-234; Nurhadiantomo. 2004. Hukum Reintegrasi Sosial: Konflik-konflik 5Leo Suryadinata. 2003. —Etnik Tionghoa, Sosial Pro-Non Pri dan Hukum Keadilan Pribumi Indonesia dan Kemajemukan: Sosial. Surakarta: Universitas Muhammadi- Peran negara, sejarah dan budaya dalam yah Surakarta; Alo Liliweri. 2005. hubungan antaretnis“. Antropologi Indo- Prasangka dan Konflik. Komunikasi Lintas nesia tahun xxvii no. 71, Mei Agustus 2003. Budaya Masyarakat Multikultur. Yogya- hal: 10 karta: LKSI

Peace by Neighborhood … 105

tanggungjawab bersama-sama untuk menyimpulkan bahwa perpaduan di mempertahankan keselamatan dan Malaysia masih belum bisa dikatakan kesejahteraan negara di bahu rakyat mantap dan mungkin terdedah kepada sendiri. Secara formal fungsi dan ketegangan pada bila-bila masa. tanggungjawab Rukun Tetangga ini Shamsul Amri8, misalnya, mengisti- diatur dalam Peraturan-Peraturan lahkan perpaduan di Malaysia sebagai Perlu Rukun Tetangga 1975. Tugas berada dalam keadaaan ”stable dan kewajiban ini mencakup juga: tension‘. Keadaan yang secara tersurat pendampingan sosial, peningkatan terlihat aman damai, namun secara ekonomi dan berdikari, pendidikan tersirat wujud keadaan yang dan memperkuat komunitas. Dalam mengandungi ketegangan dan Konvensyen Rukun Tetangga melalui kecurigaan di antara kaum yang kertas kerja Yahya Ibrahim7 terbabit. Dalam sejarah Malaysia dinyatakan bahwa Rukun Tetangga terdapat beberapa peristiwa penting dibentuk untuk mengakselerasi dan yang senantiasa mengingatkan resiko memperlancar proses pemantapan yang terkandung dalam masalah kesatuan dan integrasi nasional. Oleh kesatuan antara kaum ini. Diantara karena itu dirasakan penting untuk yang merupakan detik hitam ialah dikaji bagaimana korelasi dan peristiwa 13 Mei 1969 yang orientasi skim Rukun Tetangga dalam menimbulkan kekacauan dari segi pemikiran integrasi bangsa. Artinya politik, ekonomi, sosial dan psikologi skim Rukun Tetangga merupakan di kalangan masyarakat Malaysia. bentuk pengurusan komunitas dalam Comber9 yang senada dengan upaya penciptaan harmoni hubungan Abraham10 menyimpulkan bahwa ini antara etnik di Malaysia.

8 II. KAJIAN TEORITIS Shamsul Amri Baharuddin. 2005. —Making Sense of National Unity in Malaysia: Perpaduan bangsa merupakan salah ”Break-down‘ versus ”break out‘ satu dari permasalahan yang Perspectives“. In Abu Daud Silong (ed). senantiasa menjadi perhatian utama 2005. Readings on Ethnic Relations in a Multicultural Society. Serdang: Fakulti dari pemerintah negara Malaysia. Pengajian Pendidikan UPM Beberapa peneliti di Malaysia 9Comber, Leon. 1983. 13 May 1969: A Historical Survey fo Sino-Malay Relations. 7 Yahya Ibrahim. 1995. Pembandaran dan Kuala Lumpur: Heinemann Asia. 10 Kejiranan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Abraham, Collin. 2004. The Naked Social dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Order; the roots of racial polarisation in Malaysia. Malaysia. Subang Jaya: Pelanduk Publications

106 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

mencerminkan setidaknya adanya rantau Asia Tenggara dan Asia. ”Sino-Malay friction‘ terjadi. Kedua Sehingga ke saat ini masih kutub memiliki persepsi yang sangat berlangsung pelarian modal (capital berbeda. Orang Cina diandaikan flight) yang mengiringi pasca tragedi sebagai xenophobic dan sinocentric. Mei 1998 di Indonesia. Isu ini Manakala struktur sosial dan akhirnya terus berkembang menjadi keagamaan kaum Melayu tidak masalah hubungan antara bangsa memungkinkan untuk persatuan etnik utamanya dalam hal kasus perjanjian dan agama lain, kecuali Arab atau ekstradisi dan perpindahan modal India Muslim (disebut Mamak) untuk antara Indonesia dengan Singapura. berintegrasi dengan mereka. Perka- Negara harus mengambil winan silang di antara kedua tindakan dalam mengurus masalah komunitas Melayu dan Cina yang persatuan kejiranan ini sebagai asas diharapkan dapat memecah dinding dalam pembangunan kebangsaan. perkauman jarang sekali terjadi. Demi memastikan masalah dan Bagaimanapun keretakan antara etnik mengatur manajemen keberagaman, masih terus mengancam. Silong11 negara telah mendirikan sebuah (2005) menyatakan bahwa pada lembaga khusus untuk menangani peristiwa Medan, Selangor permasalahan hubungan etnik. hari 12 Maret 2002 terjadi sebagai Institusi ini dinamakan Lembaga manifestasi ketegangan antara kaum Perpaduan Negara yang diletakkan Melayu dengan kaum India yang di bawah Kementrian Perpaduan mengorbankan tujuh nyawa. Begitu Negara dan Pembangunan Masya- juga insiden di kampung Rawa Pulau rakat. Pada tahun 2004, lembaga ini Pinang pada tahun 1997 dengan skala akhirnya dipindahkan ke bawah yang tidak begitu masif dan tanpa koordinasi Lembaga Perdana korban nyawa. Menteri. Lembaga ini menjadi Masalah perpaduan bangsa bertanggung jawab terhadap adalah sangat penting. Masalah ini program skim Rukun Tetangga yang tidak hanya berdampak secara dimaksudkan untuk menjalin hu- nasional namun juga melangkah bungan antara etnik di peringkat menjadi masalah wilayah regional di komunitas. Kajian-kajian tentang komu- nitas menyatakan bahwa organisasi- organisasi lokal yang keberadaannya 11 Abu Daud Silong (ed). 2005. Readings on Ethnic Relations in a Multicultural tercipta dari masyarakat sipil atau Society. Serdang: Fakulti Pengajian masyarakat madani merupakan Pendidikan UPM potensi yang kuat untuk mencegah

Peace by Neighborhood … 107

berbagai bentuk perpecahan yang demografis urban Malaysia secara berpotensi menciptakan konflik. keseluruhan dengan dominasi populasi Perubahan sosial yang terjadi melalui kaum Melayu. Populasi dominan pada reformasi dipengaruhi oleh krisis peringkat selanjutnya adalah kaum Cina. ekonomi dan peralihan kekuasaan. Penelitian di Indonesia dilaku- Keadaan kekosongan sosial yang kan di Kota Padang. Kota yang terjadi ini mengundang potensi merupakan sebuah kawasan yang berlakunya konflik dalam komunitas memiliki mayoritas penduduk yang mendapatkan kebe-basan dari Minangkabau. Minangkabau diandai perjuangan reformasi. sebuah bangsa yang dengan Salah satu alternatif potensi meminjam konsep canopy pluralism terbesar dalam meredakan konflik berada pada puak Melayu12. Kota ini melalui penciptaan hubungan dan memiliki komposisi penduduk Cina harmoni antara etnik adalah pem- yang cukup signifikan. Kajian oleh bangunan hubungan di peringkat Columbijn13 membuktikan bahwa kejiranan. Sementara itu di peringkat Padang juga merupakan sebuah negara tidak terbangun hubungan wilayah perkotaan yang berkembang yang erat antara warga di tingkat akar cepat dan multikultural. Kota Padang rumput (grassroots). Begitu juga di juga mewakili wilayah yang pernah peringkat keluarga kurang memberi- mengalami kerusuhan etnik pada kan pengaruh secara sosial yang beberapa masa yang lalu terutama bermakna. Ini merupakan perbahasan pada masa peralihan kekuasaan utama untuk menjadikan penelitian politik Indonesia tahun 1997. ini menjadi lebih sistematik dan serius Pengambilan lokasi di dua tentang Rukun Tetangga sebagai kota ini dilakukan dengan pertim- persatuan masyarakat kejiranan di bangan karena program skim Rukun wilayah perkotaan. Tetangga di kedua negara ini merupakan kebijakan negara dan III. METODE PENELITIAN dikendalikan dengan satu model Penelitian ini menilai secara deskriptif 12 kasusan Rukun Tetangga pasca tahun Kahn, Joel S. 2006. Other Malays: 2000 di wilayah perkotaan di dua lokasi. Nationalism and Cosmopolitanism in the Modern Malay World. Singapore: Lokasi pertama adalah Kota Alor Setar, Singapore University Press and ASAA. Negeri Kedah Darul Aman di Malaysia. 13 Columbijn, Freek. 2006. Paco-Paco (Kota) Lokasi ini di pilih karena diasumsikan Padang, sejarah sebuah kota di Indonesia mewakili karakteristik keragaman etnik. pada abad ke-20 dan penggunaan ruang Alor Setar memiliki karakteristik kota. Yogyakarta: Ombak

108 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

struktur dan budaya organisasi yang Organisasi seperti Rukun Tetangga monolitik. Wilayah penelitian cukup sebagaimana halnya lizhang, mewakili ciri program di peringkat cunzhang, inzhang di Taiwan, nasional. Namun pada dasarnya Resident‘s commitee di Singapura, penelitian yang dilakukan adalah chokai, jichikai, chonnakai di Jepang, kajian kasus yang induktif dengan jumin wiyuanhui di China, mengambil lokasi terbatas dan tidak banshanghoe di Korea Selatan dan dimaksudkan untuk digeneralisasikan cam dan cu atau to dan pho di ke dalam unit analisis yang lebih Vietnam adalah organisasi yang makro. memiliki keterlibatan populer namun pada masa yang sama juga IV. HASIL PENELITIAN DAN mempunyai hubungan sebagai bagian PEMBAHASAN dari negara untuk memikul multi tujuan dan tugas yang diberikannya15. Hasil Penelitian Organisasi ini ditemui di banyak 1. Model Organisasi Kejiranan tempat di dunia. Jumlah yang cukup Dalam konteks pembahasan dalam besar boleh ditemui di wilayah Asia. kajian ini adalah menjadi pertanyaan Beberapa pihak yang penting bahwa apakah sebagai sebuah mengambil pengertian masyarakat organisasi perpersatuan kejiranan atau sipil secara sempit, meragukan dalam literatur dikenal dengan tepatnya penggolongan organisasi ini neighborhood association, Rukun sebagai sebuah masyarakat sipil. Tetangga adalah persatuan bercirikan Menurut mereka masyarakat sipil lokal yang pada level tertentu adalah haruslah bebas dari negara. sebuah bentuk nyata dari masyarakat sipil? Banyak kajian menyatakan Masyarakat Madani: pemikiran, teori dan bahwa masyarakat sipil meningkatkan relevansinya dengan cita-cita reformasi. keterlibatan dan partisipasi masya- Jakarta: Rajawali Press; Abu Daud Silong rakat, memberikan sumbangan kepada (ed). 2005. Readings on Ethnic Relations in a Multicultural Society. Serdang: kesehatan dan keberlangsungan Fakulti Pengajian Pendidikan UPM; demokrasi, dan membuat negara Docherty, Iain, Robangun Goodlad & menjadi lebih responsif dan efektif14. Ronan Paddison. 2001. —Civic Culture, Community and Citizen Participation in Contrasting “. Urban 14 Vedi R. Hadiz & Daniel Dhakidae (ed). Studies, Vol. 38. 2006. Ilmu Sosial dan Kekuasaan di 15 Jungmin Seo. 2002. Bansanghoe (1976- Indonesia. Jakarta-Singapore: Equinox present) and the Politics of Symbolism in Publishing; Sugiyanto. 2002. Lembaga Korea. paper presented at Annual Meeting Sosial. Yogyakarta: Penerbit Global of the American Political Science Pustaka Utama.; Adi Suryadi Culla. 2002. Associations.

Peace by Neighborhood … 109

Eisenstadt, Carl Lande, Steffen agensi penegakan hukum di Amerika Schmidt dan James Scott16 Serikat untuk menjaga keamanan menyampaikan pemikiran bahwa secara nasional. organisasi yang berkaitan dengan Read dan Pekkanen menyebut negara menciptakan —erzats organisasi ini sebagai straddler involvement“ dari warga melalui groups. Ini berarti bahwa organisasi cara-cara tekanan, hubungan patron- berdiri dalam wilayah batas antara client, atau bahkan manipu-lasi. negara dengan masyarakat. Karena Partisipasi semacam ini tidak itu, organisasi ini tidak dapat menciptakan modal sosial karena dipetakan sebagai persatuan swadaya terjadi gangguan terhadap kebebasan masyarakat. Namun juga tidak arus informasi dan berlaku pemba- merupakan sebagian dari organisasi tasan perdebatan politik. Tanpa publik yang dimiliki oleh negara kebebasan sepenuhnya dari negara, sepenuhnya. Organisasi seperti ini kelompok komunitas tidaklah dapat dapat ditemukan bukan saja di negara secara sepenuhnya mengawasi dan dengan sistem demokrasi tetapi juga membatasi kekuasan negara. authoritarian. Karena itu bentuknya Penelitian yang lebih dalam memiliki rentangan keragaman yang tentang keterlibatan negara dalam sangat luas. aktivitas komunitas mempunyai sum- China Residents‘ Commitee bangan yang besar dalam memper- adalah salah satu yang dikendalikan kuat dan mempertajam organisasi secara ketat oleh pemerintah negara kewargaan. Banyak sekali pemerintah China. Beberapa kajian menunjukkan lokal yang melibatkan warga dalam bahwa organisasi ini berkembang pengambilan keputusan yang meli- menjadi alat represi oleh negara batkan warga. Sebagai contoh, setelah terhadap warganegara. Namun pada terjadinya insiden 11 September saat yang sama mereka juga terlibat 2001, persatuan kejiranan Neighbor- dalam aktivitas kemasyarakatan hood Watch dilibatkan secara seperti program sosial bahkan signifikan dan berkerjasama dengan pemberian derma dan bantuan. Organisasi lain menunjukkan otonomi 16 Dalam Read, Benjamin L & Robert yang cukup besar. Mayoritas dari Pekkanen. 2004. Straddling State and organisasi kejiranan di Jepang Society: Challenges and Insights from Ambiguous Associations paper in A menunjukkan ikatan kedaerahan yang Benjamin Shambaugh Memorial sangat kuat dan mampu berdiri secara Conference Department fo Political mandiri. Mereka juga membantu Science University of Iowa melaksanakan pemungutan sumbang-

110 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

an, menyebarluaskan informasi dan 3. menyelenggarakan kegiatan- tugas lain dari pemerintahan daerah. kegiatan kemasyarakatan; Jungmin Seo17 dalam penelitiannya di 4. menyelenggarakan aktivitas per- Korea menyimpulkan bahwa orga- kawinan dan kematian; nisasi ini lahir sebagai sebuah latihan 5. mengumpulkan iuran anggota dan administratif bagi masyarakat dengan lain-lain kewajiban masyarakat; tujuan dasarnya adalah untuk 6. mengurus bantuan-bantuan untuk membangun kesatuan nasional. golongan miskin; Organisasi ini terbukti menunjukkan 7. Menciptakan keharmonian dalam keberagaman fungsi yang cukup kaya kejiranan; dan sekaligus menampilkan peranan 8. Melakukan registrasi atau mem- yang representatif dan baik. buat catatan tentang para Berdasarkan diskusi di atas, penghuni; Rukun Tetangga dapat dipetakan 9. Mendukung pelaksanaan sensus secara teroritik. Pada prinsipnya dan membantu penyelenggaraan setiap rumah tangga atau kepala pilihan umum. keluarga (households) adalah anggota Rukun Tetangga berinteraksi dari organisasi Rukun Tetangga. secara vertikal dan horizontal dengan Walaupun dibentuk oleh pemerintah berbagai organisasi dalam wilayah melalui kebijakan yang diatur dalam dimaksud, seperti arisan (rotating sebuah undang-undang yang formal, credit association), Pembangunan persatuan kejiranan ini mengelola Kesejahteraan Keluarga/PKK (family administrasi dan beberapa kepen- welfare group), Karang Taruna (youth tingan komunitas. Penelitian yang association), dan Posyandu (com- dilakukan Dwiyanto18 di Indonesia munity-based health care group). mengidentifikasi urusan-urusan terse- Interaksi ini membentuk struktur but termasuk: tertentu dalam masyarakat di paras 1. memelihara lingkungan yang akar umbi. sehat; Di antara kajian-kajian ter- 2. mencegah kriminalitas; dahulu tentang Rukun Tetangga di Indonesia dilakukan oleh Sullivan19. yang melaksanakan kajian di Kalasan 17Dalam Read, Benjamin L & Robert Pekkanen. 2004. Straddling State and Society: Challenges and Insights from 19 Sullivan, J.A. 1980. Back Alley Neigh- Ambiguous Associations paper in A borhood: Kampung as Urban Community Benjamin Shambaugh Memorial in Yogyakarta. Melbourne Centre of Conference Department fo Political Southeast Asian Studies Monash Science University of Iowa. University (Working Paper no. 18) 18 Dwiyanto, Raphaella D. 2000. Loc cit.

Peace by Neighborhood … 111

Jawa Tengah. Ia menemukan bahwa Mansor Mohd. Noor22, Azizoh23, sejak awalnya Rukun Tetangga secara Omar Mohammad24 dan Alagiri- organisatoris berintegrasi secara samy25. Ada perkembangan yang vertikal dengan pemerintahan daerah. cukup signifikan yang memperluas Kedudukan Rukun Tetangga terletak fungsi Rukun Tetangga dibandingkan pada tingkatan terbawah sebagai unit dengan pada saat awal terbentuknya. terkecil dalam sistem administrasi Perkembangan terakhir melalui motto pemerintahan daerah. Namun demi- Rukun Tetangga Alaf 21 lebih kian, bagaimanapun kedua penulis menekankan kepada memperbaiki tersebut memberikan penekanan kepada aspek semangat gotong Relations in a Multicultural Society. royong dan kasusukarelawanan Serdang: Fakulti Pengajian Pendidikan (mutual assistance) sebagai inti UPM. 21 Azman Amin Hassan. 1995. Pengurusan ke kepada organisasi ini. Arah Pemantapan Skim Rukun Tetangga. Sulivan menyimpulkan bahwa Makalah dalam Seminar Kepemimpinan semangat gotong royong adalah AJK Rukun Tetangga. Lembaga produk dari penerapan kebijakan yang Perpaduan Negara Negeri Perak Darul bercirikan —top-down“ yang Ridzuan. 22 Mansor Mohd. Noor. 2005. Sejarah, ditekankan oleh pemerintah pada Perubahan dan Cabaran Masa Depan zaman Orde Baru. Sullivan lebih Rukun Tetangga. Fakulti Pengurusan menekankan kepada aspek Awam dan Undang-Undang. University administratif Rukun Tetangga. Ini Utara Malaysia dan Lembaga Perpaduan merupakan pembenaran dari Negara dan Integrasi Nasional Lembaga Perdana Menteri kedudukan Rukun Tetangga sebagai 23 Muhamad Sukur B. Azizoh Azizam. 2000. sebuah —straddler group“ dengan Respons Masyarakat Terhadap Rukun dimilikinya secara simultan sifat Tetangga: Suatu Kajian di Wilayah Rukun sebagai —administrative body“ dan Tetangga Taman Satria dab Taman —community-based“ sebagai kekuatan Teratai, Alor Setar, Kedah. Tesis Ijazah Sarjana Muda Pengurusan Kerja Sosial, konseptual bagi perkem-bangan Sintok: SPS, UUM kajian. 24 Omar Mohammad. 1979. Rukun Tetangga: Berbagai kajian tentang Peranan dan Fungsi. Latihan Ilmiah Rukun Tetangga juga dilakukan di Sarjana Muda Sastera. Lembaga Malaysia seperti yang dilakukan Alias Antropologi dan Sosiologi: Universiti 20 21 Kebangsaan Malaysia. Mohamad Azman Amin Hassan , 25 Rathnasamy s/o Alagirisamy. 1986. The Revised Rukun Tetangga Scheme: An 20 Alias Mohamad. 2005. —Managing Rukun Appraisal, Unpublished Master of Public Tetangga in Multiracial Society“. In Abu Administration Thesis, Universiti Malaya. Daud Silong (ed). Readings on Ethnic

112 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

kualitas hidup penghuni dan memberi sosial di daerah ini. Tidak semua isu ruang kepada berbagai upaya dan sosial cukup diatasi secara sepenuh- penciptaan kerjasama dengan pihak- nya melalui aktivitas dan jangkauan pihak yang tidak terbatas. pengaruh Rukun Tetangga di wilayah Dengan demikian Rukun penelitian. Tetangga berubah dari sekedar fokus Rukun Tetangga bermanfaat kepada aspek keamanan dan registrasi untuk meningkatkan kesejahteraan serta perpaduan kepada pember- penduduk, demikian pengakuan dari dayaan komunitas. Pada perkem- 52.8 persen responden. Dengan bangan terbaru Rukun Tetangga juga adanya berbagai bentuk manfaat dari diperkuat dengan adanya berbagai Rukun Tetangga yang dirasakan biro dan kelompok komunitas seperti warga, maka pada gilirannya dapat Jiran Muda, Jiran Wanita, Jiran Emas meningkatkan toleransi di antara dan Tunas Jiran dengan khalayak warga. Sebanyak 60.6 persen sasaran yang lebih spesifik. responden menyetujui pernyataan di atas, meskipun jumlah etnik Melayu 2. Pengaruh Rukun Tetangga pada dengan 64.7 persen sedikit lebih Hubungan Antara Etnik tinggi dari pengakuan etnik Cina dengan 52.4 persen. Perbedaan Penelitian menunjukkan bahwa perolehan ini menjadi tipis ketika responden di Alor Setar mulai kepada kedua kelompok diajukan merasakan bahwa Rukun Tetangga pertanyaan tentang apakah Rukun adalah penting dalam kehidupan Tetangga cukup melibatkan hubungan masyarakat di wilayah tempat mereka multi etnik di kalangan penduduk tinggal. Sebanyak 78.8 persen etnik dimana 60 persen responden Melayu merasakan ini dan sedikit di menyetujuinya. bawahnya dengan 71.4 persen etnik Namun demikian kurang dari Cina menyetujui pernyataan ini. setengah responden melihat Rukun Selaras dengan keadaan di atas, Tetangga bermanfaat untuk mening- ternyata semangat kejiranan di antara katkan perasaan saling menerima etnik di wilayah penelitian cukup perbedaan dengan proporsi 47.2 terbangun melalui lembaga Rukun menyatakan setuju dan 8.7 persen Tetangga. Manfaat ini bahkan lebih membantahnya. Dirasakan angka 8.7 tinggi jika dibandingkan dengan persen patut menjadi tumpuan manfaat yang diberikan kepada perhatian. Masih ada ditemukan peningkatan rasa aman kepada sebagian kecil dari warga yang penduduk. Meskipun Rukun Tetangga merasakan adanya perbedaan antara belum cukup menjadi mediator secara etnik dalam komunitas mereka. Hal maksimal dalam menangani isu-isu

Peace by Neighborhood … 113 ini sebenarnya bukanlah merupakan bahwa Rukun Tetangga penting untuk sebuah masalah yang wajar dalam meningkatkan rasa keamanan kepada pola kehidupan masyarakat yang penduduk di wilayah mereka. majemuk. Jawaban responden me- Meskipun demikian kaum Cina lebih nunjukkan bahwa keharmonisan melihat Rukun Tetangga merupakan hubungan antar etnik di wilayah alternatif sebagai mediator dalam isu- penelitian tidak hanya dibangun isu dan masalah sosial di wilayah melalui Rukun Tetangga. Masih ada kejiranan mereka. Sebanyak 76.4 organisasi lain yang lebih berperanan persen diantara mereka memberikan dalam membangun keharmonisan persetujuan. Bandingkan dengan hubungan antara etnik. Hampir 30 responden Melayu yang mencapai persen responden menyetujui pernya- angka 32 persen. Ada kesan bahwa taan ini. Hanya 13.4 persen yang bagi orang Melayu, ada intitusi lain membantahnya. yang lebih berpotensi menjadi Total 66.7 persen responden penengah isu-isu sosial. etnik Minang di Kota Padang Walaupun dapat dilihat adanya menganggap Rukun Tetangga adalah apresiasi kepada peranan Rukun institusi penting dalam kehidupan Tetangga dengan memberikan masyarakat di lokasi penelitian, manfaat untuk peningkatan kesejah- bahkan 88.9 persen responden Cina teraan penduduk, namun hanya 36.1 bersetuju dengan pernyataan ini. persen dari jawaban setuju sepenuh- Sebanyak 57.1 persen responden nya. Sejumlah 53.7 persen menyetujui merasakan bahwa Rukun Tetangga pernyataan ini secara sebagian. Kaum penting untuk meningkatkan Cina lebih melihat hubungan timbal semangat kejiranan antara etnik di balik antara Rukun Tetangga dengan wilayah penelitian. Kaum Melayu peningkatan keejahteraan ini pada memberikan jawaban membenarkan angka 43.1 persen, sementara itu sepenuhnya sejumlah 60 persen dan kaum Melayu hanya 29.3 persen. etnik Cina sebesar 54.2 persen, Kedua kelompok etnik terlihat adanya pola arah jawaban mengakui adanya partisipasi hubung- yang mirip di antara kedua kelompok. an multi etnik di antara warga dalam Sejauh ini salah satu bentuk aktivitas Rukun Tetangga. Sebanyak aktivitas Rukun Tetangga yang paling 41.3 persen kaum Melayu mem- aktif adalah bidang keamanan. Ini berikan pengakuannya dan 43.1 menjelaskan mengapa sebanyak 68 persen bagi kaum Cina. 53.3 persen persen responden Melayu dan 84.7 kaum Melayu menyimpulkan Rukun persen responden Cina merasakan Tetangga bermanfaat untuk mening-

114 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

katkan rasa toleransi di antara 55.6 persen responden Melayu dan penduduk. Responden etnik Cina 50,0 persen responden Cina memberikan jawaban yang lebih merasakan ini. Fungsi Rukun meyakinkan dengan capaian 81.9 Tetangga sebagai pusat komunitas persen mengakui hubungan kedua yang meningkatkan kesejahteraan variabel tersebut. Pola jawaban yang masyarakat lebih mendapatkan sama juga terjadi pada pernyataan apresiasi di kalangan etnik Melayu manfaat Rukun Tetangga untuk dengan 55.6 persen dan 53.1 persen meningkatkan perasaan saling mene- serta untuk etnik Cina 61.5 persen di rima perbedaan. Sebanyak 80.6 wilayah aktif dan hanya 31.3 persen persen responden Cina setuju dan di wilayah kurang aktif. 41.3 persen bagi responden Melayu Kaum Cina di wilayah Rukun setuju tentang pernyataan di atas. Tetangga aktif merasakan bahwa Meskipun demikian, sebanyak 33.3 aktivitas Rukun Tetangga berhasil persen responden Melayu melihat ada meningkatkan perasaan saling mene- organisasi lain yang lebih berperanan rima di antara penduduk. Jawaban dalam menjaga keharmonian antara yang lebih optimis tidak ditemukan di etnik. Demikian pula halnya dengan kalangan etnik Melayu di kedua jenis 48.6 persen responden kaum Cina. wilayah. Namun demikian dalam hal melibatkan hubungan multi etnik dan 3. Taraf Keaktifan Rukun Tetangga manfaat Rukun Tetangga dalam di Alor Setar meningkatkan toleransi kedua-dua Di seluruh kawasan penelitian baik di etnik sepakat. Data menunjukkan Rukun Tetangga aktif ataupun Rukun bahwa di samping Rukun Tetangga Tetangga kurang aktif, responden tidak ada organisasi lain yang lebih menyatakan bahwa Rukun Tetangga berperanan dalam menjaga kehar- adalah penting bagi kehidupan monian hubungan antara etnik di masyarakat. Di samping itu, Rukun wilayah lokasi penelitian. Kalaupun Tetangga juga bermanfaat untuk ada tidak mencapai taraf signifikansi membangun semangat kejiranan serta yang menandingi Rukun Tetangga. memberikan rasa aman di wilayah Dengan demikian dalam hal tersebut. Meskipun demikian, hanya perasaan saling menerima perbedaan di wilayah Rukun Tetangga aktif dan mediator isu-isu sosial, Rukun penduduk merasakan bahwa Rukun Tetangga yang aktif lebih baik dari Tetangga telah memainkan peranan Rukun Tetangga kurang aktif. Makna sebagai mediator dalam menyele- peranan Rukun Tetangga dalam saikan masalah dan isu-isu sosial menjaga keharmonisan antara etnik dalam wilayah tersebut. Sebanyak juga lebih baik di wilayah Rukun

Peace by Neighborhood … 115

Tetangga aktif jika dibandingkan persen. Rukun Tetangga aktif lebih dengan Rukun Tetangga yang kurang melibatkan hubungan multi etnik aktif. Ada kasus kesepakatan di antara dengan 52.6 persen etnik Melayu dan responden penelitian bahwa Rukun 55.9 persen etnik Cina menye- Tetangga sebagai organisasi yang tujuinya. Dengan demikian Rukun berperanan dalam meningkatkan Tetangga belum berhasil memberikan hubungan diantara etnik diakui secara peningkatan kesejahteraan penduduk. penuh tanpa adanya perbedaan pola Peranan ini merupakan bentuk yang jawaban yang sangat bermakna untuk lebih maju dan bermakna pada saat kasus di semua wilayah. kondisi sosial kemasyarakatan sudah stabil dan memiliki struktur yang 4. Taraf Keaktifan Rukun Tetangga kokoh. di Kota Padang Pola yang sama juga ditemu- kan pada pengaruh Rukun Tetangga Secara rerata, responden merasakan dalam meningkatkan rasa toleransi. bahwa Rukun Tetangga adalah Responden Rukun Tetangga di penting dalam kehidupan masyarakat, wilayah aktif lebih mengakui ini jika membangun semangat kejiranan dan dibandingkan dengan Rukun Tetang- memberikan rasa aman di wilayah ga yang kurang aktif. Penduduk Cina mereka tinggal. Penduduk etnik Cina dengan 88.2 persen di wilayah aktif lebih merasakan bahwa Rukun dan 63.6 persen di wilayah Rukun Tetangga telah memainkan peranan Tetangga kurang aktif melihat sebagai mediator untuk menyelesai- aktivitas Rukun Tetangga meningkat- kan masalah dan isu-isu sosial di kan perasaan saling menerima wilayah tersebut. Sebanyak 88.2 perbedaan di antara penduduk. Etnik persen etnik Cina di wilayah aktif dan Cina lebih memandang Rukun 50.0 persen di wilayah kurang aktif Tetangga menjadi mediator dalam bersetuju hal ini. Pola jawaban seperti isu-isu sosial, termasuk juga di ini tidak didapatkan pada responden wilayah Rukun Tetangga yang kurang etnik Melayu. aktif. Meskipun tidak mencapai angka Secara umum, Rukun Tetang- yang signifikan, di wilayah Rukun ga belum melaksanakan fungsinya Tetangga aktif dilihat keberadaan sebagai pusat komunitas untuk organisasi lain yang lebih berperanan peningkatan kesejahteraan pendu-duk. dalam menjaga keharmonian hubung- Kaum Cina di wilayah kurang aktif an antara etnik di wilayah ini. Peranan mempunyai pendapat yang sama, organisasi lain ini tidak ditemukan di namun tidak demikian dengan etnik wilayah dimana Rukun Tetangga Melayu dengan skor hanya 26.7

116 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

kurang aktif. Dengan demikian didapati perbedaan taraf hidup yang kurang aktifnya Rukun Tetangga cukup kentara antara si kaya dan si dalam menangani isu harmoni antara miskin di wilayah mereka tinggal. etnik di sini bukan disebabkan karena Peranan negara mendapatkan nilai wujudnya organisasi lain yang lebih positif dari semua wilayah responden. efektif. Negara dianggap sudah mendukung Pergaulan lintas batas etnik di hubungan antara etnik, serta mem- peringkat komunitas berlangsung berikan pelayanan publik yang lebih dengan sangat baik. Rresponden baik dan menyediakan fasilitas umum merasa puas dengan kehidupan dalam wilayah komunitas. seharian di komunitas, kecuali warga Peran komunitas mendapat etnik Cina yang tinggal di wilayah tanggapan yang sangat baik dari Rukun Tetangga kurang aktif. Konflik responden untuk semua isu hubungan masa lalu mekipun terjadi di wilayah lintas batas sehari-hari. Penduduk lain yang disebarkan oleh media tidak merasa puas dengan kehidupan di mempengaruhi kehidupan di kawasan kedua jenis wilayah. Tidak ditemukan penelitian. Semua etnik sepakat adanya pengaruh konflik pada masa bahwa, seandainya ada, konflik yang lalu. Sekiranya ada konflik yang ada tidak disebabkan karena terjadi tidak ada hubungannya dengan perbedaan etnik. perbedaan etnik. Aktivitas keagaama- Beberapa jawaban negatif an meningkat dan semua warga dapat yang didapatkan mengindikasikan menjalankan ibadah agama dengan bahwa pada kalangan responden etnik bebas di wilayah itu. Hampir semua Cina di wilayah Rukun Tetangga pertanyaan dijawab dengan komposisi yang kurang aktif hanya 42.3 persen jawaban di atas 50 persen. Perbedaan dan mereka setuju bahwa aktivitas jawaban hanya didapati dalam keagamaan meningkat dalam 5 tahun pertanyaan tentang kedudukan terkahir. Hanya sebesar 15.4 persen ekonomi. Etnik Melayu di wilayah menyatakan kedudukan ekonomi Rukun Tetangga aktif menjawab komunitas sudah baik dan hanya 46.2 dengan rendah pada proporsi 32.4 persen yang setuju bahwa lingkungan persen. Namun pada Rukun Tetangga tempat tinggal mereka sudah baik. kurang aktif, etnik Cina-lah yang Sementara itu jiran mereka dari etnik menjawab dengan skor serendah 36.4 Melayu memberikan jawaban positif persen. Pada rerata di peringkat kota, di atas 50 persen. Meskipun demikian isu kedudukan ekonomi inilah yang ada kecenderungan dimana kesepa- mendapat tanggapan paling rendah. katan dari kedua etnik di semua Keamanan dan perdagangan di Rukun Tetangga bahwa masih mata warga dinilai dengan cukup

Peace by Neighborhood … 117 baik. Etnik Melayu di Rukun tersebut ditambahkan dengan dua Tetangga kurang aktif masih syarat yaitu (1) ruang dan institusi merasakan adanya jurang antara si sipil tersebut mengandung juga kaya dan si miskin. Penghargaan keperluan dalam bidang budaya, terhadap prestasi negara terlihat sosial, ekonomi dan politik, dan (2) cukup baik, terutama dalam isu insitusi tersebut haruslah modern dan dukungan hubungan antara etnik dan volutaristik, maka Rukun Tetangga kemudahan awam. Hanya 33.3 persen memiliki semua ciri sebagai sebuah etnik Melayu di Rukun Tetangga aktif masyarakat sipil. yang memberikan jawaban positif Temuan dalam penelitian di terhadap pernyataan negara telah Malaysia dan Indonesia mendukung memberikan perkhidmatan awam pernyataan itu. Melalui skim Rukun yang lebih baik. Ada kesan etnik Tetangga sebagai kebijakan negara di Melayu lebih skeptis tentang kedua negara mengandung ciri-ciri pelayanan publik. masyarakat sipil, kecuali kaitannya dengan negara yang boleh Analisis dan Pembahasan diperdebatkan Perhubungan yang terjadi di antara warga mengandungi 1. Rukun Tetangga dan Masyarakat corak perhubungan lintas batas etnik Sipil (interethnic atau cross-cutting social Jika merujuk kepada pemahaman ties) dalam beberapa aspek, yaitu: yang dikenal secara umum dalam 1) Masyarakat dalam Rukun ilmu sosial bahwa masyarakat sipil Tetangga memiliki taraf komuni- adalah institusi yang (1) berada di kasi yang sangat baik, dengan antara keluarga, di satu sisi dengan melaksanakan hubungan sehari- negara, dari sudut lain (2) hari terutama yang berlangsung menciptakan hubungan dan kaitan di dengan sangat intensif seperti antara individu dan keluarga, dan (3) perilaku bertegur sapa, perayaan bebas dari pengaruh negara, maka umum, undangan dalam aktivitas Rukun Tetangga adalah sebuah sosial, solidaritas dalam musibah, bentuk dari masyarakat sipil26. dan kesepakatan untuk mem- Demikian juga jika pengertian bersihkan hubungan dan isu perkauman dari wacana politik.

26 Forrest, Ray & Ade Kearns. 2001. —Social 2) Secara institusi kejiranan dilihat Cohesion, Social Capital and the adanya kepuasan yang tinggi Neighborhood“. Urban Studies, vol. 38, dalam kehidupan kejiranan dalam No. 12. Rukun Tetangga. Dengan adanya

118 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

sensitivitas terhadap trauma meskipun pengurus Rukun konflik etnik warga sangat Tetangga yang berhasil cende- berhati-hati dalam isu ini, tidak rung dipilih kembali. Sudah ada ada diskriminasi antara etnik pembagian kerja (division of tetapi antara kelas sosial, suasana authority) dalam Rukun Tetangga kehidupan keagamaan yang baik, secara baik, dalam hal ketua, baiknya lingkungan alam sekitar, bendahara, sekretaris. Dalam hal baiknya keamanan, relatif pembagian pemegang tanggung baiknya pelayanan publik. jawab aktivitas, Rukun Tetangga 3) Pengurusan dalam bidang sosial di Kota Padang mempunyai seperti keagamaan, kematian, hubungan kerja yang baik dengan organisasi permodalan, organisasi Lembaga Pemberdayaan Masya- NGO, organisasi kesenian, rakat (LPM). Seterusnya warga politik, serta olah raga. juga memiliki visi untuk 4) Meskipun dibentuk berdasarkan memperkuat institusi melalui skim kebijakan negara, namun perancangan yang strategik, penglibatan warga dalam organi- kerjasama organisasi, daya sasi dan aktivitas dalam Rukun fleksibilitas, audit organisasi dan Tetangga adalah sukarela. Hal ini berbagai bentuk modernisasi ditunjukkan dengan belum me- organisasi di masa depan. ningkatnya secara signifikan taraf 6) Rukun Tetangga menjadi institusi penglibatan warga meskipun yang mengeratkan hubungan mereka merasakan bahwa Rukun antara negara dengan masyarakat Tetangga memberikan manfaat pada peringkat komunitas. Secara bagi mereka terutama dalam jelas ini dilihat dari fungsi awal meningkatkan semangat kejiran- Rukun Tetangga untuk mengajak an, toleransi, keamanan, walau- warga untuk terlibat dalam pun belum banyak mempengaruhi menjaga keamanan di peringkat menerima perbedaaan dan kejiranan mereka. Rukun Tetang- peningkatan kesejahteraan. ga juga menjadi seperti radar 5) Rukun Tetangga sudah dipolakan untuk mengidentifikasi masalah- untuk dikelola dan diurus sesuai masalah sosial dan yang cukup dengan konsep organisasi modern, penting dalam memberikan infor- meskipun memerlukan pengem- masi tentang kebijakan negara bangan lebih lanjut. Pengurus kepada masyarakat serta meme- Rukun Tetangga di Padang lihara terjaganya simbol-simbol dilantik melalui sebuah pemilihan dan etos bangsa di peringkat (elected) secara demokratis, komunitas.

Peace by Neighborhood … 119

potensi ini. Secara sosiologis, wilayah 2.Potensi Komunitas Rukun Tetangga perumahan kelas pekerja di wilayah sebagai Pembangun Perdamaian perkotaan adalah terdiri dari Rukun Tetangga memiliki potensi pendatang-pendatang yang mencari kehidupan yang lebih baik. Hampir yang besar untuk membangun semua warga adalah mereka yang perdamaian antara etnik. Secara datang dari berbagai wilayah daerah teoritik, dengan semakin banyaknya asal yang berbeda-beda. Gerakan aktivitas yang dilakukan dalam urbanisasi membuat mereka Rukun Tetangga apatah lagi dengan meninggalkan solidaritas tradisional peningkatan penglibatan antara etnik yang berasaskan primordialisme yang terjadi akan semakin genealogis dan komunalisme di meningkatkan rasa saling kenal, daerah asal mereka yang damai. saling berhubungan dan solidaritas di Kehidupan perkotaan yang sukar dan antara warga. Dengan komunikasi kompetitif memerlukan tumbuhnya yang terjadi di antara warga yang rasa komunalisme baru, melalui multi budaya maka perdamaian di aktivitas dan hubungan kejiranan peringkat komunitas akan berhasil. dalam Rukun Tetangga rasa ini Komunikasi dan rasa saling memiliki tumbuh. Responden menyatakan ini menjadi penangkal bagi timbulnya bahwa ada berbagai impak Rukun berbagai isu sosial. Rasa aman juga Tetangga ditemukan pada kehidupan tumbuh dengan keyakinan akan rasa kejiranan dan harmonis antara etnik di saling menjaga di kejiranan. 27 wilayah kejiranan. Namun demikian, Varshney menemukan bahwa pada beberapa potensi yang belum cukup masyarakat berorganisasi (asso- tergali dan dimanfaatkan dengan baik ciational society) yang aktif menjadi pada pelaksanaan skim Rukun benteng pertahanan sosial yang Tetangga, baik di Alor Setar maupun ditunjukkan pada saat adanya potensi di Kota Padang, yaitu: konflik di peringkat nasional. 1) Belum banyaknya interaksi buda- Keberadaan Rukun Tetangga ya terjadi dalam beberapa aspek di wilayah urban menjadi institusi kebudayaan seperti kulinari, pem- penting dalam diskusi terhadap batasan ini terutama ditemukan

27 pada responden Melayu; Varshney, Ashutosh. 2002. Ethnic Conflict and Civil Society: Northern Ireland. The 2) Warga etnik Melayu kurang USA, Malaysia, Sri Lanka, and Nigeria. cukup memberikan penghargaan Project Report funded by the Ford dan toleransi kepada agama dan Foundation penjalanan aktivitas keagamaan

120 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

etnik lain, dengan demikian ini dilakukan, pusat komunitas membuktikan bahwa agama merupakan infrastruktur penting menjadi batasan yang tidak boleh yang menjadikan aktivitas Rukun ditawar bagi etnik Melayu; Tetangga menjadi semakin baik 3) Belum banyaknya aktivitas kongsi dan berfungsi untuk membangun ekonomi yang diinisiasi oleh semangat kejiranan dan per- Rukun Tetangga dan warga. paduan di antara warga. Dengan meningkatnya aktivitas 7) Dengan membebaskan Rukun ekonomi akan memberikan dampak Tetangga dari pengaruh politik domino kepada kemampuan perkauman atau berasaskan ekonomi Rukun Tetangga dan pada agama, maka hubungan antara akhirnya tercipta kemandirian dari warga akan menjadi lebih peranan dan subsidi negara. Ku- kondusif dan harmoni. Meskipun rangnya kemandirian secara demikian Rukun Tetangga tetap pengurusan dan administrasi meru- memiliki potensi dalam meng- pakan salah satu kelemahan yang eratkan hubungan antara masih dimiliki Rukun Tetangga masyarakat dan negara. sehingga belum maksimum menja- Rukun Tetangga hanyalah di sebuah kekuatan masyarakat sebuah organisasi kejiranan yang sipil; memiliki pengaruh dan modularity 4) Rukun Tetangga belum berfungsi terbatas di wilayah kejiranan. Banyak sebagai mediator dalam perse- sekali terbukti bahwa usaha positif lisihan dan masalah yang tumbuh yang dilakukan pada peringkat pada kejiranan; grassroots yang bermakna, pada 5) Belum adanya lintas batas etnik akhirnya karena tidak didukung oleh dalam hal beberapa aktivitas kebijakan di peringkat negara atau yang berpotensi seperti sukan. pemerintah daerah menjadi kehi- Hasil penelitian menemukan langan potensi yang dimiliki. Hal ini bahwa sukan masih merupakan juga terbukti dalam beberapa kasus, wilayah yang sangat kental isu-isu nasional dan global yang memiliki dimensi keetnikan disampaikan melalui media dan dalam aktivitas Rukun Tetangga; desas-desus menjadi kendala bagi 6) Dari seluruh wilayah Rukun tumbuhnya inistiatif-inisiatif lokal Tetangga yang diteliti, hanya satu dalam menciptakan perdamaian antara Rukun Tetangga yang memiliki etnik. Pada peringkat tertentu, taraf pusat komunitas yang baik. kedewasaan dan daya tahan Berdasarkan kajian secara komunitas mendapatkan ujian dan pengamatan etnografis yang tantangan pada proses ini.

Peace by Neighborhood … 121

Berdasarkan temuan atau persatuan kejiranan (neighborhood pembahasan dalam artikel ini terdapat associations) sebagai modal sosial beberapa sumbangan yang diberikan dalam pembangunan bangsa. kepada teori dan konsep tentang Cross-cutting social ties atau administrasi negara dan kajian ilmu hubungan lintas batas sosial antar sosial. Penelitian yang bersifat etnik pada umumnya memiliki potensi eksploratori dan bukan eksplanatori untuk membangun keharmonian dengan mengambil posisi pada melalui semangat kebersamaan. konteks mikro dan tidak bermaksud Varshney29 berhujah hubungan ini untuk mengangkat analisis kepada boleh dilakukan sama ada melalui peringkat makro. Hal ini dimaksud- institusi atau asosiasi atau dalam kan untuk mensinergikan tiga macam bentuk lain seperti interaksi rutin konsep dalam mengungkapkan fakta dalam kehidupan harian seperti dan pemikiran terhadap potensi berkunjung ke tetangga, mengundang organisasi kemasyarakatan di pering- kenduri dan lain-lain. Penelitian kat kejiranan dalam menciptakan mendapati bahwa dalam konteks hubungan antara etnik yang damai. Malaysia dan Indonesia hubungan ini Ketiga konsep tersebut yaitu: (1) menemui kendala dalam aspek pergaulan antara etnik (cross cutting aktivitas yang bersifat keagamaan. social ties atau interethnic forms of Meskipun adanya komunikasi engagement) baik berupa insitusi dan sikap saling menghargai dalam (organized) maupun sehari-hari kehidupan keagaamaan terutamanya (quotidian);, (2) batas etnik (ethnic dalam komunitas Cina, tetapi sangat boundaries) ketika pilihan keetnikan sukar bagi komunitas Melayu yang berhadapan dengan material, status beragama Islam. Nampaknya perilaku dan ikatan sosial sebagai konsep yang keagamaan yang tidak cukup pluralis dikembangkan Barth (1971), Banton meskipun juga tidak boleh disebut (1997), dan Mansor (1999)28; dan (3) fundamentalis dan radikal menjadi kendala. Disadari ada wilayah- 28 Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan wilayah tertentu dalam kehidupan Batasannya. Jakarta: Universitas Indo- keagamaan yang sukar untuk ditawar. nesia Press; Banton, Michael. 1997. Ethnic Dengan demikian, pada peringkat nd and Racial Consciousness. 2 edition. tertentu temuan penelitian di India, London: Addison Wesley Longman Limited; Mansor Mohd. Noor. 1999. dalam kasus kerusuhan antara agama, Crossing Ethnic Borders in Malaysia: memiliki potensi untuk terjadi di measuring the fluidity of ethnic identity and group formation. Akademika 55 Julai 1999 29 Varshney, Ashutosh. 2002, Loc cit.

122 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

lingkungan di Asia Tenggara. Namun organisasi kejiranan. Namun demikian hasil penelitian tidaklah demikian, yang lebih penting adalah bermaksud untuk menggunakan logika model yang sesuai dengan struktur inferensial untuk mengambil kesim- persatuan atau komunitas yang pulan yang lebih general dari objek yang terlibat. Untuk keadaan di Indonesia diselidiki, namun hanya untuk mencari dan Malaysia, pada peringkat tertentu pola kecenderungan yang terjadi dengan model Rukun Tetangga dianggap pendekatan induktif. sesuai dan memerlukan pengem- Pada asasnya Rukun Tetangga bangan lebih jauh di masa depan. adalah digolongkan sebagai sebuah Dengan demikian konsep masyarakat persatuan kejiranan. Secara konsep- sipil versi Barat yang berasaskan tual organisasi yang dibentuk oleh ideologi individualisme hanya dapat pemerintah negara yang pada diambil dan disalin pada masyarakat prinsipnya adalah menggunakan timur pada batas-batas tertentu. pendekatan top-down diragukan untuk Diperlukan sebuah kajian yang lebih memiliki fungsi sebagai masyarakat mendasar (grounded research) dan sipil yang demokratis dan efektif, falsafah tentang rumusan ini. sehingga pengurusan organisasi Penelitian menunjukkan bahwa kejiranan haruslah berakar dari bawah masyarakat sipil sebagai sebuah untuk menangkap kehidupan budaya construct tidak harus terpisah secara persatuan yang spesifik. Namun ekstrim dari negara dan tetap secara induktif Rukun Tetangga yang memiliki kemampuan dan potensi terbukti menjadi sebuah organisasi modal sosial untuk mengukuhkan dan yang dibentuk oleh pemerintah memperkuat komunitas. sebagai sebuah bagian dari kebijakan Pencapaian penglibatan sosial negara tetap mempunyai kemung- sebagai prasayarat demokrasi tidak kinan untuk menjadi bebas tidak selalu harus berbentuk bottom up memihak dan diikuti secara sukarela menuju struktur yang lebih tinggi di meskipun masih memiliki fungsi peringkat negara. Hal ini akan lebih sebagai penghubung antara peme- sukar pada saat nilai-nilai indivi- rintah dengan masyarakat. Dengan dualisme, inklusivisme dan pende- sarana ini dapat diwujudkan sebuah wasaan sosial belum dimiliki oleh corak hubungan pemerintahan yang masyarakat. Melalui Rukun Tetangga partisipatif dan akuntabel. sebagai organisasi kejiranan yang didirikan oleh negara terlihat bahwa V. PENUTUP peranan negara boleh menjadi pemancing atau menjadi modal awal Tidak ada sebuah model yang mapan bagi proses demokrasi dan peng- untuk menjadi yang terbaik dalam

Peace by Neighborhood … 123 libatan yang lebih substansial dengan masyarakat multikultural memiliki pengembangan lebih lanjut dari potensi dalam mengembangkan komunitas. Kemajemukan dalam masyarakat sipil dan menjadi modal aspek etnik sebagaimana juga agama sosial dalam usaha penciptaan dan gender dapat dapat menjadi demokrasi, kesejahteraan masyarakat kekuatan pendorong menuju peng- dan pembangunan bangsa (nation libatan publik dan demokrasi. building). Masyarakat plural seperti juga dengan

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Abraham, Collin. 2004. The Naked Social Order; the roots of racial polarisation in Malaysia. Subang Jaya: Pelanduk Publications Abu Daud Silong (ed). 2005. Readings on Ethnic Relations in a Multicultural Society. Serdang: Fakulti Pengajian Pendidikan UPM Adi Suryadi Culla. 2002. Masyarakat Madani: pemikiran, teori dan relevansinya dengan cita-cita reformasi. Jakarta: Rajawali Press Alias Mohamad. 2005. —Managing Rukun Tetangga in Multiracial Society“. In Abu Daud Silong (ed). Readings on Ethnic Relations in a Multicultural Society. Serdang: Fakulti Pengajian Pendidikan UPM Alo Liliweri. 2005. Prasangka dan Konflik. Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: LKSI Azman Amin Hassan. 1995. Pengurusan ke Arah Pemantapan Skim Rukun Tetangga. Makalah dalam Seminar Kepemimpinan AJK Rukun Tetangga. Lembaga Perpaduan Negara Negeri Perak Darul Ridzuan. Banton, Michael. 1997. Ethnic and Racial Consciousness. 2nd edition. London: Addison Wesley Longman Limited. Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press Columbijn, Freek. 2006. Paco-Paco (Kota) Padang, sejarah sebuah kota di Indonesia pada abad ke-20 dan penggunaan ruang kota. Yogyakarta: Ombak Comber, Leon. 1983. 13 May 1969: A Historical Survey fo Sino-Malay Relations. Kuala Lumpur: Heinemann Asia

124 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

Docherty, Iain, Robangun Goodlad & Ronan Paddison. 2001. —Civic Culture, Community and Citizen Participation in Contrasting Neighbourhoods“. Urban Studies, Vol. 38 Dwiyanto, Raphaella D. 2000. The Existing Form of Urban Locality Groups in jakarta: Reexamining the RT/RW in the post-New Order Era. Atmajaya Catholic University Indonesia Forrest, Ray & Ade Kearns. 2001. —Social Cohesion, Social Capital and the Neighborhood“. Urban Studies, vol. 38, No. 12 Galster. C. 2001. —On the Nature of Neighborhood“. Urban Studies. volume 38: 12. page 2111-2124. Jungmin Seo. 2002. Bansanghoe (1976-present) and the Politics of Symbolism in Korea. paper presented at Annual Meeting of the American Political Science Associations Kahn, Joel S. 2006. Other Malays: Nationalism and Cosmopolitanism in the Modern Malay World. Singapore: Singapore University Press and ASAA Kristof, Nicholas D. 1998. In Indonesia, New Freedom Feeds Ethnic Friction, New York Times, May 25, 1998 Leo Suryadinata. 2003. —Etnik Tionghoa, Pribumi Indonesia dan Kemajemukan: Peran negara, sejarah dan budaya dalam hubungan antaretnis“. Antropologi Indonesia tahun xxvii no. 71, Mei Agustus 2003. Mansor Mohd. Noor. 1999. Crossing Ethnic Borders in Malaysia: measuring the fluidity of ethnic identity and group formation. Akademika 55 Julai 1999 ______. 2005. Sejarah, Perubahan dan Cabaran Masa Depan Rukun Tetangga. Fakulti Pengurusan Awam dan Undang-Undang. University Utara Malaysia dan Lembaga Perpaduan Negara dan Integrasi Nasional Lembaga Perdana Menteri Masyhuri. 2006. Bakar Pecinan Konflik Pribumi vs Cina di Kudus tahun 1918. Jakarta: Pensil-234 Muhamad Sukur B. Azizoh Azizam. 2000. Respons Masyarakat Terhadap Rukun Tetangga: Suatu Kajian di Wilayah Rukun Tetangga Taman Satria dab Taman Teratai, Alor Setar, Kedah. Tesis Ijazah Sarjana Muda Pengurusan Kerja Sosial, Sintok: SPS, UUM Nurhadiantomo. 2004. Hukum Reintegrasi Sosial: Konflik-konflik Sosial Pro-Non Pri dan Hukum Keadilan Sosial. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

104 DEMOKRASI Vol. V No. 2 Th. 2006

Omar Mohammad. 1979. Rukun Tetangga: Peranan dan Fungsi. Latihan Ilmiah Sarjana Muda Sastera. Lembaga Antropologi dan Sosiologi: Universiti Kebangsaan Malaysia Rathnasamy s/o Alagirisamy. 1986. The Revised Rukun Tetangga Scheme: An Appraisal, Unpublished Master of Public Administration Thesis, Universiti Malaya. Read, Benjamin L & Robert Pekkanen. 2004. Straddling State and Society: Challenges and Insights from Ambiguous Associations paper in A Benjamin Shambaugh Memorial Conference Department fo Political Science University of Iowa Shamsul Amri Baharuddin. 2005. —Making Sense of National Unity in Malaysia: ”Break-down‘ versus ”break out‘ Perspectives“. In Abu Daud Silong (ed). 2005. Readings on Ethnic Relations in a Multicultural Society. Serdang: Fakulti Pengajian Pendidikan UPM Sugiyanto. 2002. Lembaga Sosial. Yogyakarta: Penerbit Global Pustaka Utama. Sullivan, J.A. 1980. Back Alley Neighborhood: Kampung as Urban Community in Yogyakarta. Melbourne Centre of Southeast Asian Studies Monash University (Working Paper no. 18) Varshney, Ashutosh. 2002. Ethnic Conflict and Civil Society: Northern Ireland. The USA, Malaysia, Sri Lanka, and Nigeria. Project Report funded by the Ford Foundation Vedi R. Hadiz & Daniel Dhakidae (ed). 2006. Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia. Jakarta-Singapore: Equinox Publishing Yahya Ibrahim. 1995. Pembandaran dan Kejiranan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malaysia.

Peace by Neighborhood … 105