LITERASI Volume 3 No. 2, Desember 2013 Halaman 133 - 143

Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan -

SEBATIK ISLAND AS A SMALL DOOR OF THE INDONESIA-MALAYSIA RELATIONS

Purnawan Basundoro Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Pos-el: [email protected]

Abstrak

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara bertetangga yang memiliki batas darat dan laut. Salah satu batas darat antara kedua negera itu adalah di sebuah pulau kecil, yaitu Pulau Sebatik. Pulau Sebatik terbelah menjadi dua, satu bagian masuk ke wilayah Malaysia dan satu bagian yang lainnya masuk wilayah Indonesia. Sebagai pulau yang menjadi batas negara menjadikan posisi Pulau Sebatik menjadi sangat strategis bagi kedua negara. Persahabatan kedua negara menjadi sangat kentara di pulau ini karena di pulau kecil inilah dua warga negara dapat saling mengunjungi tanpa direpotkan dengan permasalahan administrasi lintas negara yang biasanya rumit. Namun tidak jarang pula ketegangan antarkedua negara dapat muncul di Pulau Sebatik karena di pulau kecil tersebut ditempatkan pasukan militer dari kedua negara untuk menjaga perbatasan negara masing-masing. Terlepas dari ketegangan-ketegangan yang sering muncul di kedua negara, Indonesia dan Malaysia, yang disebabkan dinamika politik, Pulau Sebatik telah memerankan diri sebagai pintu kecil yang menjadi jalan untuk membangun hubungan damai antara Malaysia dan Indonesia, yang diperlihatkan oleh hubungan keseharian antarwarga setempat.

Kata kunci: Sebatik, Indonesia, Malaysia, diplomasi

Abstract

Indonesia and Malaysia are two neighbouring countries that share land marine boundaries. One of the boundaries of the two countries is situated in a small island called Sebatik. The island is devided into two parts, one part is under the Indonesia’s jurisdiction and the other one is under the Malaysia’s juridiction. As a boundary island, Sebatik has a strategic role for the two countries. The friendship betwen them is very obvious because in this tiny island the citizens of the wo counties can visit each other without being bothered by complicated administrative issues and procedures. However, it is quite frequent that tensions between the two countries arise in the island where military personnels are present to guard the borders. Apart from the often-emerging tensions between the two countries due to the political dynamics Sebatik island has played a role as a small door to build peaceful relation between Malaysia and Indonesia, as demonstrated by daily contacts among the local people.

Keywords: Sebatik, Indonesia, Malaysia, diplomacy

133 Vol. 3, No. 2, Desember 2013

A. Pendahuluan wilayah yang klaimnya adalah semua kawasan Pulau Sebatik adalah salah satu pulau kecil yang semula dijajah oleh Belanda. Masuknya dari puluhan ribu pulau yang dimiliki oleh Irian Jaya ke pangkuan NKRI merupakan negara Indonesia. Secara umum pulau ini tidak langkah paling akhir untuk menggenapi ada bedanya dengan pulau-pulau kecil lain di klaim tersebut. Pertengahan tahun 1970-an Indonesia yang berada di lepas pantai, namun Indonesia berusaha memperluas klaim atas pulau Sebatik sejatinya adalah sebuah pulau wilayah yang dianggap dapat menjadi­ bagian yang unik dan istimewa. Secara administratif dari NKRI, yaitu dengan menjadikan Timor- pulau ini dimiliki oleh dua negara yang Timur menjadi propinsi ke-27. Secara historis berbeda, yang dibelah oleh sebuah garis lurus kawasan tersebut merupakan penyimpangan yang merupakan perbatasan antarnegara. dari sejarah Indonesia, karena tidak pernah Pulau Sebatik bagian selatan dikuasai oleh dijajah oleh Belanda. Pada akhirnya kisah negara Indonesia sedangkan bagian utara perluasan wilayah yang dilakukan dengan dikuasai oleh negara Malaysia. Pembelahan susah payah kembali ke titik paling awal. Pada Pulau Sebatik menjadi dua merupakan warisan tahun 1999 Timor-Timur lepas dari Negara dari periode kolonialisme Barat di negara- Kesatuan Republik Indonesia (Kuntari, 2008). negara Ketiga. Pada periode kolonialisme, Kasus lepasnya Timor-Timur menjadi satu kawasan-kawasan dunia dibagi-bagi untuk pertanda bahwa persoalan wilayah merupakan kepentingan mereka dengan anggapan bahwa sesuatu yang sangat krusial bagi sebuah negara, kawasan tersebut merupakan kawasan tidak karena negara sangat ditentukan oleh keluasan bertuan. Konsekuensi dari kebijakan politik wilayahnya. Semakin luas wilayah sebuah kolonialisme tersebut dirasakan ketika negara- negara, ia semakin disegani. Kehormatan negara yang dijajah memerdekakan diri karena sebuah negara ditentukan seberapa luas wilayah dengan rumpun budaya yang hampir wilayah yang menjadi kekuasaannya. Tidak sama ternyata harus terbelah-belah oleh sistem heran jika sebuah negara akan cepat-cepat administrasi pemerintahan yang berbeda. menghunus pedang atau segera mengokang Pulau Sebatik adalah contoh riil dari kondisi senjata manakala perbatasan negaranya semacam itu. Secara sosial budaya penghuni dilanggar. Sejarah telah membuktikan bahwa pulau Sebatik adalah masyarakat dari rumpun banyak peperangan berkobar disebabkan yang sama, yaitu masyarakat Melayu, namun sengketa wilayah perbatasan. Hal tersebut karena mereka kemudian hidup dalam wilayah menjadikan posisi strategis kawasan per­ administratif yang berbeda maka secara politis batasan. Negara rela mengeluarkan ongkos juga berbeda. yang sangat besar agar batas negaranya tidak dilanggar oleh negara lain. Bahkan ketika B. aspek Strategis Pulau Sebatik sebagai ide-ide tentang globalisasi yang seakan-akan Kawasan Perbatasan menegasikan batas negara (borderless) terus Ketika Irian Jaya (saat ini Papua) disahkan digemakan, pada saat yang sama upaya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik untuk terus menjaga wilayah perbatasan tetap Indonesia (NKRI) melalui sebuah Penentuan menguat. Wilayah perbatasan antarnegara Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969, persoalan tetap menjadi persoalan yang aktual sepanjang wilayah Indonesia seolah-olah telah menjadi masa manakala klaim atas wilayah dengan final. Indonesia mendapatkan keseluruhan dasar geografis tetap dipertahankan.

134 Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia Purnawan Basundoro

Tabel 1: Sebaran Pulau-Pulau Kecil pada Kawasan Perbatasan Laut

No Propinsi Kawasan Perbatasan Laut Pulau-Pulau Kecil Kota-Kota Orientasi 1 Riau Kws. Kepulauan Riau P. Nipah, P. Karimun, P. Nongsa, P. Sentut, Batam, Tg. Balai (dengan Singapura dan Malaysia) P. Pelampong Karimun, Kuala Enok 2 Riau Kws. Kep. Natuna P. Tongkong Malang Biru, P. Tongkong Natuna, Singkawang (dengan Malaysia dan China) Berlayar, P. Damar, P. Mangklai, P. Sekatung dan P. Subiu Kecil 3 Kaltim Kws. Kep. Nunukan P. Sebatik dan P. Nunukan Nunukan, , (dengan Malaysia) (Malaysia) 4 Sulut Kws. Kep. Sangihe – Talaud P. , P. Kawio, P. Batubawaikang, Tahuna, Manado, (dengan Philipina) P. Kakarutan, P. Intata, P. Marote dan Bitung, Beo P. Marampit 5 Papua Kws. Kep. Diatas Kepala Burung P. Brass, P. Liki, P. Bepondi, P. Fanildo, Sorong, Manokwari, (dengan negara Palau) P. Fani, P. Jiew, P. Budd dan P. Mioussu Biak 6 Maluku Kws. Gugus Kep. Leti dan Babar P. Meatimiarang, P. Masela, P. Batarkusu, Atambua, Kupang (dengan Timor Leste) P. Selaru Barat dan P. Asutubun 7 NTT Kws. Kep. Alor P. Dana dan P. Mangudu Kupang (dengan Timor Leste dan Australia)

Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan

Indonesia adalah salah satu negara yang negara-bangsa identik dengan ”negara-etnis”. memiliki batas wilayah antarnegara yang Pada awalnya batas-batas teritorial negara- sangat panjang, baik batas laut maupun batas bangsa merupakan refleksi dari batas-batas darat. Sebagai negara kepulauan, Indonesia geografis sebuah etnik tertentu. Pada perkem­ berbatasan dengan sepuluh negara, yaitu: bangan selanjutnya, dari negara-bangsa India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, mem­perlihatkan bahwa kesamaan cita-cita, Filipina, Myanmar, Papua Nugini, Timor yang tidak jarang bersifat lintas etnik, lebih Leste, dan Australia (Tirtosudarmo, 2010:334). mengemuka sebagai dasar eksistensi sebuah Menurut Tirtosudarmo, persoalan perbatasan negara-bangsa (Tirtosudarmo, 2005:1). Kasus negara Indonesia dengan negara tetangga Indonesia dan Malaysia menunjukkan bahwa sangat kompleks karena wilayah perbatasan kesamaan cita-cita yang melatarbelakangi negara Indonesia tidak hanya mencakup terbentuknya kedua bangsa tersebut adalah perbatasan di daratan, tetapi juga menyangkut adanya perbedaan nasib pada masa lalu. Kedua perbatasan laut dan perbatasan dengan pulau- bangsa dengan latar belakang etnik yang pulau terluar. Perbatasan di Pulau Sebatik sama tersebut dijajah oleh dua penjajah yang merupakan perbatasan yang sangat unik. Satu berbeda. Indonesia dijajah oleh Belanda dan terbagi dua dan dimiliki dua negara, yaitu Malaysia dijajah oleh Inggris. Aspek historis Indonesia dan Malaysia, dan dihuni oleh etnis telah menyebabkan bangsa yang serumpun dengan budaya yang sama, yaitu budaya harus terbelah menjadi dua dengan entitas Melayu. Dengan posisi tersebut, Pulau Sebatik politik yang berbeda. Suasana perbedaan merupakan pulau paling strategis di Indonesia tersebut sangat jelas terlihat di Pulau Sebatik dengan kedudukan yang unik. yang terbagi dua hampir sama luas, masing- Posisi pulau Sebatik yang unik berkaitan masing dikuasai oleh Indonesia dan oleh dengan sejarah kelahiran dua bangsa satu Malaysia. rumpun, yaitu Indonesia dan Malaysia. Perbatasan yang membagi dua sebuah Menurut Smith, sebagaimana dikutip oleh etnis yang sama tentu saja jauh lebih rumit Tirtosudarmo, pada awal sejarah kelahirannya, implikasi sosialnya dibandingkan dengan

135 Vol. 3, No. 2, Desember 2013

sebuah perbatasan yang semata-mata hanya secara aktual dapat ditemukan di wilayah membagi kawasan secara geografis. Perbatasan perbatasan di Pulau Sebatik. Masyarakat pada awalnya adalah sebuah pengertian dan yang tinggal di wilayah perbatasan, baik yang konsep yang bersifat geografis-spasial. Ia baru tinggal di wilayah hukum Indonesia maupun menjadi konsep sosial ketika pembicaraan di wilayah hukum Malaysia, sebagian besar bergeser kepada masyarakat yang menjadi masih berkerabat. Oleh karena itu, dalam penghuni atau melintasi kawasan perbatasan. keseharian mereka saling berhubungan dengan

Problem perbatasan dalam konsep geografis- baik dan saling berkunjung layaknya dengan spasial jauh lebih sederhana karena problem tetangga biasa. Aktivitas sosial sehari-hari tersebut dengan mudah dapat diselesaikan mereka difasilitasi oleh pemerintah dengan manakala negara-negara yang saling berba­ dikeluarkannya Pas Lintas Batas (PLB), yaitu tasan sudah saling menyetujui mengenai sebuah dokumen yang mirip dengan sebuah garis perbatasan tersebut. Permasalahan paspor, berwarna merah, berisi lima puluh justru muncul ketika perbatasan dilihat halaman, yang dikeluarkan oleh Pos Imigrasi dalam perspektif sosial karena sejak itulah Sebatik di Sungai Pancang. Setiap kali mereka perbatasan yang bersifat konvensional akan melintas batas, mereka harus melapor mencair. Menurut Tirtosudarmo, perbatasan ke Pos Imigrasi, PLB mereka akan distempel memperolah makna yang baru sebagai oleh petugas Pos Imigrasi, layaknya sebuah konstruksi sosial dan kultural yang tidak lagi paspor.1 Dinamika masyarakat Sebatik yang terikat pada pengertian yang bersifat teritorial melintas batas selama tahun 2011 dapat dilihat (Tirtosudarmo, 2005:2). pada tabel 2. Pergeseran konsep perbatasan dari Memandang perbatasan dari aspek sosial- geografis-spasial ke perspektif sosial-kultural kultural memang lebih menguntungkan,

1 Wawancara dengan Fery, petugas Pos Imigrasi Sebatik di Sungai Pancang, 5 April 2012. 1 Wawancara dengan Fery, petugas Pos Imigrasi Sebatik di Sungai Pancang, 5 April 2012.

136 Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia Purnawan Basundoro karena seolah-olah kondisi di kawasan per­ ini. Sebagai contoh, Pos Imigrasi Sebatik akan batasan senantiasa dalam keadaan harmoni, sulit dinaikkan statusnya menjadi Kantor damai, dan tidak pernah ada masalah. Negara Imigrasi jika status administrasi kawasan ini tampaknya lebih memandang kondisi di Pulau masih kecamatan. Penambahan personil ke­ Sebatik sebagai kawasan perbatasan yang polisian sulit dilaksanakan, jika kantor polisi di nyaris tidak ada masalah, sehingga kehadiran kawasan ini berstatus Polisi Sektor (Polsek). negara di kawasan perbatasan tersebut hanya untuk memfasilitasi aspek sosial-kultural C. Pulau Sebatik sebagai Basis Pertahanan masyarakat setempat. Sebagai contoh, fasilitas Keamanan wilayah perbatasan menjadi untuk menjaga keamanan wilayah Sebatik perhatian setiap pemerintah yang wilayah hanya terdiri satu Polisi Sektor (Polsek) dengan negaranya berbatasan langsung dengan negara jumlah personil 19 orang, dengan jumlah lain. Penanganan perbatasan negara pada penduduk 34.619 jiwa. Perbandingan antara hakikatnya merupakan bagian dari upaya jumlah personil dengan jumlah penduduk perwujudan ruang wilayah nusantara sebagai masih terlalu besar. Fasilitas keimigrasian satu kesatuan geografi, politik, ekonomi, sosial, di Pulau Sebatik juga hanya merupakan Pos budaya, dan pertahanan (Sabarno, 2003). Imigrasi yang hanya melayani pembuatan Menurut penelitian dari Departeman Kelautan dan pengesahan Pas Lintas Batas (PLB), tanpa dan Perikanan, terdapat beberapa isu penting memiliki kewenangan untuk menerbitkan berkaitan dengan kawasan perbatasan. paspor. Pembuatan paspor hanya dilayani 1. Kesenjangan ekonomi dengan negara di kantor imigrasi Nunukan. Perlu diketahui tetangga yang semakin tajam dari waktu bahwa Pas Lintas Batas (PLB) merupakan ke waktu. dokumen untuk melintasi negara yang bersifat 2. Pergeseran batas wilayah negara (termasuk istimewa dan hanya ada di Pulau Sebatik. patok-patok) yang cenderung merugikan Fasilitas tersebut hanya boleh digunakan kepentingan ekonomi dan membahayakan untuk melintas ke Malaysia, utamanya di kedaulatan RI (misalnya kasus – kawasan Pulau Sebatik dan kota Tawau. Bagi yang telah lepas atau kasus P. masyarakat yang ingin mengunjungi Malaysia Miangas di Kep. Satal–Sulut yang rawan secara formal, dalam arti menggunakan fasilitas sengketa). paspor, hanya dilayani di kota Nunukan. 3. Semakin maraknya illegal fishing, illegal Kondisi ini menyulitkan, mengingat jarak logging, illegal labour, dan berbagai antara Pulau Sebatik dengan Pulau Nunukan penye­lundupan lainnya dari kota-kota cukup jauh, dengan melalui jalur laut. Fasilitas perbatasan (misalnya Nunukan–Malaysia, Pas Lintas Batas, pada satu sisi menguntungkan Tahuna–Davao, Batam–Singapura, dan masyarakat setempat, namun pada sisi yang Dumai–Malaysia), yang mengakibatkan lain sangat rawan disalahgunakan oleh orang- hilangnya potensi devisa RI yang cukup orang yang tidak bertanggung jawab, baik besar. untuk kejahatan antarnegara maupun untuk 4. Pelayanan prasarana dan sarana wilayah menetap secara ilegal di negara lain. Banyak pada pulau-pulau kecil pada kawasan TKI ilegal yang bermasalah di Malaysia, perbatasan laut masih sangat terbatas awalnya menyeberang ke negara tetangga sehingga kawasan tersebut menjadi relatif tersebut dengan menggunakan fasilitas Pas terisolir. Lintas Batas. Status administrasi kawasan 5. Potensi ekonomi pulau-pulau kecil pada Sebatik yang saat ini hanya berupa kecamatan kawasan perbatasan belum dikembangkan tampaknya cukup sulit untuk meningkatkan secara optimal, misalnya potensi pengem­ status berbagai fasilitas negara di kawasan bangan sektor-sektor unggulan, pusat-

137 Vol. 3, No. 2, Desember 2013

pusat pertumbuhan, berikut outlet-outlet­ Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor nya. Pada saat ini, sebagian besar kawasan 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat perbatasan laut dapat dikelompokkan Geografis Titik-Titik Garis Pangkal Kepulauan status perkembangannya ke dalam Indonesia, peristiwa Pulau Sipadan dan ‘kawasan tertinggal’. Ligitan telah menimbulkan permasalahan baru Berdasarkan uraian di atas, dapat disim­ terhadap Indonesia, yaitu hilangnya tiga Titik pulkan bahwa kawasan perbatasan merupakan Dasar (TD), yaitu satu TD di Pulau Sipadan kawasan yang rawan menyangkut hubungan (TD-36A) dan dua TD di Pulau Ligitan (TD-36B antarnegara. Persoalan yang sangat krusial di dan TD-36C) (Abubakar, 2006:2). Hilangnya perbatasan adalah persoalan garis batas itu tiga TD tersebut memerlukan dibangunnya sendiri, yaitu menyangkut keinginan kedua TD baru yang letaknya di sekitar Pulau Sebatik belah pihak untuk menggeser patok batas sebagai awal penentuan batas negara baru negara. Banyak negara di dunia yang memiliki dengan Malaysia. keinginan untuk memperluas wilayah teritori Ketegangan menyangkut garis perbatasan mereka, karena hal tersebut menyangkut antara Indonesia dengan Malaysia menem­ gengsi sebuah negara (semakin luas sebuah patkan Pulau Sebatik sebagai kawasan yang negara, akan semakin dianggap kuat), serta sangat strategis sebagai basis pertahanan. menyangkut eksplorasi sumber daya alam. Dengan kata lain Pulau Sebatik merupakan Sumber daya alam yang langka dan tidak “gardu penjagaan” paling depan dalam terbarukan biasanya menjadi incaran hampir memantau wilayah perbatasan dengan semua negara. Hubungan Indonesia dan Malaysia, terutama menyangkut perbatasan di Malaysia menyangkut wilayah perbatasan perairan laut beserta pulau-pulau kecil yang juga mengalami naik-turun berkaitan dengan ada di kawasan tersebut. Untuk mendukung isu-isu kekayaan sumber daya alam yang posisi tersebut, di Pulau Sebatik terdapat terkandung di wilayah perbatasan. beberapa satuan militer, yaitu satu Komando Salah satu isu paling hangat menyangkut Rayon Militer (Koramil) yang meng-cover persoalan tersebut di atas adalah sengketa lima kecamatan, satu kompi Marinir, satu perbatasan di sekitar kawasan Pulau Sebatik. kompi Angkatan Darat (TNI AD), serta TNI Pertama, sengketa Pulau Sipadan dan Angkatan Laut yang menempati beberapa pos Ligitan. Sengketa mengenai status kedua pengamanan perbatasan. Mereka terbagi dalam pulau kecil tersebut berlangsung sangat beberapa pos antara lain: Pos Angkatan Laut panjang dan berbelit-belit dengan hasil akhir di Sungai Pancang, Sungai Nyamuk, Tanjung Indonesia harus kehilangan pulau itu, karena Aru, dan Tanjung Karang. Pos Pengamanan Mahkamah Internasional menunjuk Malaysia Perbatasan Angkatan Darat (AD) di Gunung sebagai pemilik yang sah dari Pulau Sipadan Menangis, Aji Kuning, dan Balan Siku. Selain dan Ligitan. Kedua, sengketa blok itu juga terdapat Pos Polisi Air dan Udara 2 dan Karang Unarang yang sempat hampir (Polairud) di Desa Bukit Aru Indah. saja memicu kontak senjata antara Tentara Pascalepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Diraja ke tangan negara Malaysia memang baru Malaysia. Pada Blok Ambalat diduga terjadi terasakan betapa tinggi nilai pulau-pulau kecil tumpang tindih kegiatan eksplorasi minyak di perbatasan. Pulau tersebut tidak hanya antara Pertamina (Indonesia) dan Petronas strategis sebagai bagian depan dari kedaulatan (Malaysia). Kasus ini untuk sementara dalam sebuah negara, namun yang lebih penting posisi status quo, dan masing-masing pihak adalah bahwa di dalam pulau-pulau tersebut diharapkan untuk menahan diri. dan kawasan sekitarnya ternyata ter­kandung

2 Wawancara dengan Danramil Sebatik, 5 April 2012. 2 Wawancara dengan Danramil Sebatik, 5 April 2012.

138 Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia Purnawan Basundoro sumber daya alam yang luar biasa, utamanya melekat. Oleh karena itu, yang pertama harus minyak, gas alam, ikan, rumput laut, dan dilakukan adalah memberi status Daerah sumber daya mineral. Mengingat kandungan Otonomi Baru (DOB) kepada Pulau Sebatik kekayaan yang terdapat di kawasan Sebatik, untuk menjamin efektivitas pemerintahan berbagai upaya dilakukan oleh negara tetangga di kawasan tersebut. Status Daerah Otonomi untuk menguasai kawasan tersebut. Setelah Baru untuk Pulau Sebatik dapat berupa upaya merebut Pulau Sipadan dan Ligitan kabupaten atau kota. berhasil, mereka kemudian memusatkan Kedua, penegasan batas maritim untuk perhatian untuk merebut Blok Ambalat yang menjamin kepastian hukum bagi Negara kaya minyak dan ikan. Selain dengan upaya Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang militer, yaitu pengerahan kekuatan bersenjata, memiliki kedaulatan penuh (full sovereignty). mereka juga melakukan pendekatan kepada Penegasan batas maritim di Pulau Sebatik masyarakat sekitar kawasan itu, utamanya harus dilakukan bersama antara Indonesia para nelayan. Para nelayan diberi berbagai dengan Malaysia melalui serangkaian fasilitas untuk menangkap ikan dan ikannya perundingan yang didahului oleh serangkaian harus dijual kepada mereka. Jika sewaktu- pertemuan teknis untuk memperoleh garis waktu masyarakat membutuhkan ikan, batas yang sesuai dan disepakati oleh kedua mereka harus membeli ikan milik negara kita belah pihak. Selama ini masing-masing pihak tetapi harus dibeli di negara tetangga. Kasus mengklaim memiliki peta perbatasan yang semacam ini dari hari ke hari terus meningkat ternyata berbeda-beda. Malaysia misalnya sebagaimana disinyalir oleh Abubakar memiliki peta yang dibuat tahun 1979 yang (2006:116). ternyata memuat garis batas yang merugikan Maraknya berbagai kasus pelanggaran di Indonesia. Jika peta tersebut dijadikan acuan perbatasan menunjukkan bahwa penjagaan di untuk menentukan garis perbatasan, wilayah kawasan ini masih sangat lemah. Keberadaan laut Indonesia di sekitar Pulau Sebatik aparat keamanan yang terkonsentrasi di seluas hampir sama dengan Pulau Sumatera Pulau Sebatik ternyata belum cukup efektif akan berpindah tangan ke Malaysia. Dalam untuk mengamankan kawasan Pulau Sebatik penentuan garis batas perbatasan tersebut, dan sekitarnya dari berbagai kasus yang pemerintah harus melibatkan masyarakat menyangkut negara lain. Penangkapan ikan di lokal, yaitu masyarakat Pulau Sebatik. perairan Pulau Sebatik oleh nelayan-nelayan Mereka jauh lebih hapal mengenai wilayah- Indonesia dengan menggunakan kapal-kapal wilayah yang menjadi bagian dari negara penangkap ikan dari Tawau menunjukkan Indonesia, dibandingkan para pengambil lemahnya penegakan hukum dan pengawasan kebijakan di Jakarta. Kasus lepasnya Pulau di kawasan tersebut. Sipadan dan Ligitan adalah karena dalam Sebagai basis pertahanan negara dalam proses perundingan tentang perbatasan tidak menghadapi negara lain, perlu ada upaya melibatkan masyarakat lokal, sementara pihak khusus dalam menangani Pulau Sebatik. Malaysia sudah jauh-jauh hari menempat­kan Pertama, pengembangan program penga­ masyarakat lokal di kedua pulau tersebut. wasan dan pemantauan pulau-pulau kecil Mahkamah Internasional menjadikan perbatasan dengan Pulau Sebatik sebagai keberadaan masyarakat lokal di kedua pulau basis dari pemantauan tersebut. Pemanfaatan tersebut sebagai bahan pertimbang­an untuk pulau-pulau kecil perbatasan selayaknya memutuskan hak kepemilikan (title) kedua diperkuat melalui effective control yang termuat pulau itu. Dengan kata lain Mahkamah dalam administrasi pemerintahan disertai Internasional menjadikan “penguasaan efektif” dengan pengawasan secara kontinyu dan secara terus-menerus kedua pulau itu sebagai

139 Vol. 3, No. 2, Desember 2013

dasar untuk memutus­kan perkara, dan ternyata 3. Peningkatan efektivitas pembangunan terbukti bahwa Malaysialah yang selama ini di wilayah perbatasan melalui asa desen­ secara terus-menerus melakukan penguasaan tralisasi dan sektor khusus. efektif dengan melibatkan masyarakat lokal. 4. Perwujudan kepastian garis batas Ketiga, peningkatan kerjasama bilateral wilayah. dan regional dengan negara tetangga. Selama 5. Standardisasi pembangunan pos lintas ini hubungan antara Pulau Sebatik dengan batas (custom, immigration, quarantine). negara Malaysia terjadi hanya secara informal, 6. Peningkatan kerja sama bilateral (Sabarno, yaitu antarmasyarakat kedua kawasan 2003). tersebut. Hubungan tersebut terwujud dalam Standardisasi pembangunan pos lintas bentuk saling berkunjung antarkeluarga, batas di Pulau Sebatik saat ini belum dapat serta hubungan jual beli. Sebagian besar dilakukan karena status administrasi di masyarakat Pulau Sebatik sangat tergantung kawasan ini hanya setingkat kecamatan. dengan negara Malaysia, terutama dengan Sebagai contoh, urusan imigrasi belum kota Tawau, untuk memenuhi kebutuhan dapat dilakukan di Pulau Sebatik karena di hidup sehari-hari mereka. Sebagaimana telah pulau ini belum ada Kantor Imigrasi. Status diungkapkan dalam bab terdahulu, hampir lembaga imigrasi di Pulau Sebatik hanyalah semua kebutuhan sehari-hari masyarakat Pos Imigrasi yang khusus melayani Pas Lintas Pulau Sebatik dibeli di kota Tawau yang dapat Batas. Pembuatan paspor hanya dapat dilayani ditempuh dengan speed boat sekitar lima belas di kota Nunukan. Agar standardisasi pos lintas menit. Kondisi semacam ini dalam beberapa batas dapat terlaksana, harus ada peningkatan hal merugikan pihak Indonesia karena dalam status administrasi kawasan Sebatik, dari keseharian harus mengeluarkan valuta asing kecamatan menjadi kabupaten atau kota. hanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari yang mestinya dapat dipenuhi oleh dirinya- D. Pintu Gerbang Persaudaraan Indonesia- sendiri. Hubungan yang bersifat informal Malaysia tersebut harus ditingkatkan menjadi hubungan Kabupaten Nunukan merupakan kawasan yang bersifat formal antarkedua negara penting bagi Provinsi Kalimantan Timur melalui sebuah otoritas otonom di kawasan dan negara Indonesia, karena kabupaten ini tersebut. Pihak Tawau dapat diwakili oleh merupakan jalur utama, baik darat maupun Pemerintah Kota Tawau, sedangkan pihak laut antara Indonesia dengan Malaysia. Sebatik diwakili oleh pemerintah Sebatik. Terdapat dua tempat penting di Kabupaten Untuk memenuhi persyaratan tersebut, perlu Nunukan yang menghubungkan Indonesia dibentuk pemerintah otonom terlebih dahulu dengan Malaysia, yaitu kota Nunukan dan Sei di Sebatik, berupa kabupaten atau pemerintah Nyamuk di Pulau Sebatik. Dari kedua tempat kota. tersebut siapapun dapat menyeberang ke Keempat, harus ada standardisasi pem­ Malaysia, ke kota Tawau bagian negara bangunan pos lintas batas untuk mendukung dalam waktu sekitar lima belas menit. Fakta sistem pertahanan dan keamanan di pulau- lain yang perlu diperhatikan adalah, bahwa pulau kecil perbatasan. Menurut Sabarno, Pulau Sebatik merupakan sebuah pulau yang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam me­ dimiliki oleh dua negara, yaitu Indonesia dan wujudkan program tersebut adalah sebagai Malaysia karena di pulau ini terdapat garis berikut. perbatasan yang membagi pulau tersebut. Hal 1. Pendekatan kemakmuran dan keamanan. itu menunjukan betapa strategis posisi Pulau 2. Perencanaan pembangunan yang kompre­ Nunukan dan Pulau Sebatik. hensif dan terpadu.

140 Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia Purnawan Basundoro

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia. Antara Pulau Sebatik dengan Kota Sebatik sangat akrab dengan kota Tawau Tawau terdapat kesenjangan yang tajam. karena hampir semua kebutuhan sehari-hari Pulau Sebatik merupakan hinterland bagi Kota harus dibeli di kota Tawau. Bagi mereka, kota Tawau. Kondisi yang senjang tersebut dapat Tawau adalah pasar dari segala kebutuhan dilihat dari perbandingan volume kunjungan sehari-hari dan pasar untuk menjual segala masyarakat kedua kawasan, sebagaimana komoditi yang mereka miliki. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah. terjadi karena kota Tawau merupakan kota Tabel di bawah menunjukkan ketimpang­ terdekat bagi masyarakat di pulau itu. Kota an jumlah kunjungan. Selain itu, warga Sebatik tersebut secara administratif berada di luar memiliki ketergantungan terhadap kota wilayah negara Indonesia. Dengan kata lain, Tawau karena kebutuhan sehari-hari lebih kebutuhan sehari-hari masyarakat Pulau mudah didapatkan di kota tersebut. Kondisi Sebatik harus dibeli di luar negeri. Hubungan semacam itu berimplikasi besar terhadap aspek antara Pulau Sebatik dengan kota Tawau politik, sosial, dan ekonomi. Aspek politik dalam beberapa hal sebenarnya merugikan menyangkut persoalan nasionalisme warga negara Indonesia dan menguntungkan Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan. negara Malaysia. Sebagian besar masyarakat Ketergantungan mereka yang sangat tinggi Pulau Sebatik menjual komoditi yang mereka terhadap wilayah di luar negeri dapat hasilkan, seperti pisang, kelapa sawit, kelapa, menyebabkan nasionalisme mereka sedikit- buah-buahan, dan bumbu-bumbu dapur ke demi sedikit terkikis. Negara Malaysia dapat kota Tawau. Mereka membelanjakan sebagian saja sewaktu-waktu memperalat mereka untuk besar uang hasil penjualan komoditi yang melakukan infiltrasi di negeranya sendiri, mereka miliki juga di kota Tawau. Kebutuhan atau memengaruhi batas wilayah dengan cara gas untuk memasak, batu alam, dan kerikil menggeser patok batas negara, atau melakukan juga harus dibeli di Tawau (Maunati, 2010). Jika aksi teror. Dari aspek ekonomi, penyelundupan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut mudah dilakukan oleh warga yang tinggal di dihitung secara cermat, posisi perdagangan perbatasan, jika nasionalisme ekonomi mereka Indonesia di kawasan ini sebenarnya minus. luntur. Kejahatan antarnegara sangat mudah Hal tersebut tentu saja sangat merugikan terjadi di wilayah perbatasan, apalagi kondisi

Tabel 2: Jumlah Warganegara Indonesia yang Mengunjungi Kota Tawau dan Jumlah Warganegara Malaysia yang Mengunjungi Sebatik Tahun 2011

WNI Menuju ke Tawau WN Malay Menuju ke Sebatik No Bulan Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah 1 Januari 1.298 928 2.226 10 2 12 2 Februari 1.100 892 1.992 6 2 8 3 Maret 1.551 1.064 2.615 10 3 13 4 April 1.382 980 2.362 10 1 11 5 Mei 1.503 1.123 2.626 12 0 12 6 Juni 1.715 1.180 2.895 6 1 7 7 Juli 1.837 1.219 3.056 10 0 10 8 Agustus 1.372 867 2.239 0 0 0 9 September 1.300 845 2.145 10 1 11 10 Oktober 1.292 882 2.174 7 1 8 11 Nopember 1.389 1.050 2.439 7 1 8 12 Desember 1.354 984 2.338 7 1 8 Jumlah 17.093 12.014 29.107 95 13 108

Sumber: Statistik Kegiatan Pos Imigrasi Sungai Pancang Tahun 2011

141 Vol. 3, No. 2, Desember 2013

perbatasan di Pulau Sebatik sangat terbuka E. simpulan dengan penjagaan yang cukup longgar. Hubungan dua negara antara Indonesia Sebagai contoh, selama tahun 2011 terdapat dan Malaysia salah satunya tercermin dari delapan belas kali penyelundupan narkotika kondisi di Pulau Sebatik. Pulau unik yang dan obat-obatan terlarang (narkoba) dari terbagi menjadi dua, yang masing-masing Malaysia menuju Pulau Sebatik. Pelaku dari dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia tindak kejahatan antarnegara tersebut adalah menjadi perekat alamiah antara kedua negara warga negara Indonesia yang kemungkinan bertetangga tersebut. Di pulau ini rakyat besar bekerja sama dengan warga negara kedua negara saling membutuhkan layaknya 3 lain. orang bertetangga. Aspek-aspek kemanusiaan Mengacu kepada realitas yang telah di­ sangat mengemuka dan jauh dari hingar-bingar ungkapkan di bagian awal, perlu ada upaya politik yang terjadi di kedua ibukota negara. yang serius untuk memajukan kawasan Ketika Indonesia dan Malaysia bersitegang Pulau Sebatik sebagai beranda depan negara memperebutkan beberapa gugus kepulauan Indonesia yang berhadapan langsung di perbatasan, rakyat Pulau Sebatik tetap dengan negara tetangga. Selama ini, upaya bersahabat layaknya tidak terjadi apa-apa. Di memajukan kawasan pulau Sebatik terkendala Pulau Sebatik lah model hubungan negara persoalan administratif, karena kawasan yang bersahabat, membina perdamaian, tersebut berstatus kecamatan yang secara mengedepankan harmoni terbina dengan geografis terpisah oleh laut dengan kabupaten baik. Model semacam ini dapat dikembangkan induk. Sebagai sebuah wilayah dengan status untuk kawasan-kawasan perbatasan di bagian kecamatan, aparat birokrasi di Pulau Sebatik lain di negeri ini. tidak dapat memutuskan berbagai kebijakan strategis menyangkut wilayah kekuasaan mereka. Segala hal harus dilaporkan terlebih dahulu ke kabupaten induk sehingga segala Daftar Pustaka hal menyangkut pengelolaan kawasan Pulau Sebatik berjalan lamban. Jika kondisi semacam Abubakar, Mustafa. 2006. Menata Pulau-pulau ini dibiarkan terus-menerus, masyarakat yang Kecil Perbatasan: Belajar dari Kasus Sipadan, tinggal di Pulau Sebatik terus mengalami Ligitan, dan Sebatik. Jakarta: Kompas. ketergantungan dengan negara tetangga. Kuntari, C.M. Rien. 2008. Timor-Timur Satu Mereka akan memajukan kota di negara Menit Terakhir: Catatan Seorang Wartawan. tetangga, karena setiap hari membelanjakan Bandung: Mizan. uangnya di negara tersebut. Kondisi wilayah Maunati, Yekti dkk. 2010. Kontestasi Identitas yang menjadi tempat tinggal mereka akan dan Diaspora Bugis di Wilayah Perbatasan selalu tertinggal. Salah satu cara agar Pulau Kalimantan Timur-Sabah. Jakarta: LIPI Sebatik beserta masyarakat yang tinggal Press. di kawasan tersebut mengalami kemajuan Sabarno, Hari. 2003. “Arti Penting Penataan adalah dengan meningkatkan status Sebatik Batas Wilayah dalam Negara Kesatuan yang saat ini masih kecamatan menjadi kota Republik Indonesia.” Majalah Perbatasan, otonom. Dengan status tersebut, kelambanan Januari 2003. birokrasi dapat diputus sehingga mereka dapat Statistik. 2011. Statistik Kegiatan Pos Imigrasi mempercepat dalam mendorong kemajuan Sungai Pancang Tahun 2011. Pulau Sebatik.

3 Wawancara dengan KapolsekKapolsek SebatikSebatik tanggal tanggal 4 4 April April 2012. 2012.

142 Pulau Sebatik sebagai Pintu Kecil Hubungan Indonesia-Malaysia Purnawan Basundoro

Tirtosudarmo, Riwanto. 2010. Mencari Indonesia Informan: 2: Batas-batas Rekayasa Sosial. Jakarta: LIPI Kapolsek Sebatik, 2012. Press. Danramil Sebatik, 2012. Tirtosudarmo, Riwanto. 2005. “Wilayah Fery, Petugas Pos Imigrasi Sebatik di Sungai Perbatasan dan Tantangan Indonesia Abad Pancang, 2012. 21: Sebuah Pengantar,” dalam Riwanto Tirtosudarmo dan John Haba. Dari Entikong sampai Nunukan: Dinamika Daerah Perbatasan Kalimantan Malaysia Timur (Serawak-Sabah). Jakarta: Sinar Harapan.

143