PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL - (STUDI KECAMATAN KANDIS KABUPATEN SIAK) Oleh : Jefrizal

Pembimbing I : Dr.Maryati Bachtiar, SH., M.Kn Pembimbing II : Ulfia Hasanah, SH., M.Kn Alamat: Jalan Sakuntala Gang Telaga IV Email :[email protected]

ABSTRACT

Since the first land is very closely related to everyday human life and is a basic human needs of life. The amount of land that is not belanced with the large needs of the community to do the development for the implementation of various activities. The problem of compensation provided is not feasible or far exceeds the feasibility may cause riot. Therefore the grant of the compensation shall not cause the person to be deprived of his/her place of residence for not being able to purchase the land for the compensation. The government mechanism for compensation based on the value of the land, as per article 33 of law Nomor 12 of 2012 on land acuisiton for development for the public interest. The purpose of waiting this thesis, namely: First, the implementation of compensation in the procurement of land for the contruction of toll reoads Pekanbaru-Dumai (study Kandis Sub- district of Siak Regency), Secondly, the obstacle that cause the completion of compensation in the contruction of toll reoads Pekanbaru-Dumai (study Kandis Sub-district of Siak Regency). This type of research can be classified in the type of sociological juridical research, because in this study the authors directly conduct research on the location or place studied in order to provide a complete and clear picture of the problem under study. This research was conducted in Kandis Sub-district of Siak Regency, while the population and sample were all parties related to the problem studied in this research, data source used, primary data, secondary data and tertiary data, data collection technique in research this is by interview and literature review. From the results of research problems there are two main things that can be concluded. First, the implementation in the form of compensation in the construction of Pekanbaru-Dumai toll road especially in Kandis District is not suitable as regulated in Law Number 2 Year 2012 About Land Procurement for Development for Public Interest. The government can only provide compensation in the form of money and adjusted to the budget of the government regardless of the condition of community land. Second, the obstacle to the completion of compensation in the construction of Pekanbaru-Dumai toll road is caused by several factors, namely: factors of society, factors of government, and factors of the company. Suggestion Writer, First, the government expected according to Law Number 12 of 2012 compensation should be fair and fair to the public. Secondly, the community must know the purpose of this development and if it is necessary to relinquish its land rights for the common good the community must be willing to voluntarily free the land.

Keywords: Land - Indemnification - Procurement

JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 1

Pendahuluan e. Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah A. Latar Belakang pihak.4 sendiri terkenal sebagai negara Pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan agraris dengan memiliki banyak sekali ladang, Tol Pekanbaru-Dumai merupakan salah satu sawah, maupun perkebunan. Sekitar 70% bentuk dari berbagai macam proyek pembangunan penduduk masih menggantungkan hidupnya Pemerintah untuk kepentingan umum atau fasilitas sebagai petani, dimana ketersedian tanah sebagai umum. Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai modal pokok yang diharapkan.1 Penguasaan yang direncanakan sepanjang 199,45 km ini tanah diupayakan semaksimal mungkin untuk menimbulkan hambatan dalam pengerjaannya, dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. ialah belum terselesaikannya masalah pembebasan Berbagai upaya dilakukan oleh manusia untuk lahan masyarakat. Pelaksana Pengadaan Tanah dapat menguasai tanah dan tentunya Tol Pekanbaru-Dumai menyebutkan seluruh total mempertahankannya juga dari pihak lain.2 lahan yang dibutuhkan mencapai 1086,45 ha dan Pengertian “penguasaan” dapat dipakai dalam arti 131,475 Km. Lahan yang masih belum dibebaskan fisik, juga dalam arti yuridis. Juga beraspek privat mencapai 841,47 ha dan 103,50 Km atau 77,49%.5 dan beraspek publik. Penguasaan dalam arti Bila hal ini tidak diantisipasi maka dengan jelas yuridis adalah penguasaan yang dilandasi hak, dapat mengganggu jalannya pembangunan negara, yang dilindungi oleh hukum dan pada umumnya sementara itu hak atas tanah oleh individu memberi kewenangan kepada pemegang hak merupakan hal yang perlu mendapat perhatian untuk menguasai secara fisik tanah yang dihaki, secara seimbang oleh Pemerintah. misalnya pemilik tanah menggunakan atau Dapat dikatakan bahwa pada banyak kasus mengambil manfaat dari tanah yang dihaki, tidak pengadaan tanah untuk kepentingan diserahkan kepada pihak lain.3 pembangunan maka bentuk dan besaran ganti Pemerintah membentuk suatu mekanisme rugi menjadi persoalan utama. Seringkali terjadi pengadaan tanah bagi kepentingan umum yang masyarakat yang tanahnya terkena dalam rencana selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Nomor pembangunan dalam kenyataannya menolak dan 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi besaran ganti rugi bahkan menolak untuk Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Serta negosiasi yang dilakukan oleh panitia pengadaan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tanah dengan berbagai alasan pribadi Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Berdasarkan latar belakang yang telah Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. diuraikan di atas, penulis tertarik untuk Menurut pasal 36 Undang-Undang Nomor 2 memaparkan dan menerangkan sebuah gagasan Tahun 2012 Pemberian Ganti Kerugian dapat yang diberi judul dalam penelitian ini adalah: “ diberikan dalam bentuk : Pemberian Ganti Kerugian Dalam Pengadaan a. Uang; Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol b. Tanah pengganti; Pekanbaru-Dumai (Studi di Kecamatan Kandis c. Permukiman kembali; Kabupaten Siak).” d. Kepemilikan saham; atau

1 Winahyu Erwiningsih, Hak Menguasai Negara Atas Tanah, Total Media, Yogyakarta, 2009, hlm. 2. 4 Lihat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang 2 Marihot Pahala Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah Pengadaan Tanah Bagi Bembangunan Untuk Kepentingan dan Bangunan (Teori dan Praktek), Rajawali Pers, Jakarta, Umum, Pasal 36. 2003, hlm. 1. 5 Wawancara dengan Bapak Samsul Lubis, Staf Badan 3 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, Pertanahan Nasional Provinsi , Panitia Pengadaan Tanah Jakarta, Kencana, 2012, hlm. 75. Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 2

B. Rumusan Masalah D. Kerangka Teori 1. Bagaimana pelaksanaan pelaksanaan 1. Teori Keadilan pemberian ganti kerugian dalam pengadaan Mengenai keadilan yang oleh orang tanah untuk pembangunan jalan tol Romawi diterjemahkan dalam bahasa Latin Pekanbaru-Dumai (Studi Kecamatan Kandis ius suum cuique tribuere atau dalam bahasa Kabupaten Siak)? Indonesia “setiap orang mendapatkan 2. Apa kendala yang menyebabkan belum bagiannya”. Akan tetapi, keadilan tidak boleh selesainya pemberian ganti kerugian dalam disamakan dengan persamaan. Keadilan, tidak pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai berarti setiap orang mendapatkan bagian yang (Studi Kecamatan Kandis Kabupaten Siak)? sama.6 Keadilan menurut Aristoteles adalah C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian kelayakan dalam tindakan manusia. 1. Tujuan Penelitian Kelayakan diartikan sebagai titik tengah a. Untuk mengetahui pelaksanaan diantara ke dua ujung ekstern yang terlalu pelaksanaan pemberian ganti kerugian banyak dan dan terlalu sedikit. Kedua ujung dalam pengadaan tanah untuk ekstern itu menyangkut 2 orang atau benda. pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai Bila 2 orang tersebut punya kesamaan dalam (Studi Kecamatan Kandis Kabupaten ukuran yang telah ditetapkan, maka masing- Siak). masing orang harus memperoleh benda atau b. Untuk mengetahui kendala yang hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka menyebabkan belum selesainya akan terjadi pelanggaran terhadap proporsi pemberian ganti kerugian dalam tersebut berarti ketidak adilan. pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai Kata adil berarti tengah, adil pada (Studi Kecamatan Kandis Kabupaten hakikatnya bahwa kita memberikan kepada Siak). siapa saja apa yang menjadi haknya. Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan 2. Kegunaan Penelitian sesuatu di tengah-tengah, tidak memiha. a. Kegunaan Teoritis Keadilan juga diartikan sebagai suatu keadaan Secara teoritis, diharapkan dapat dimana setiap orang baik dalam kehidupan menambah wawasan penulis tentang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pelaksanaan ganti kerugian dalam memperoleh apa yang terjadi haknya, pengadaan tanah untuk pembangunan sehingga dapat melaksanakan kewajibannya.7 jalan tol Pekanbaru-Dumai serta dapat memberikan kontribusi bagi pemegang 2. Konsep Fungsi Sosial Hak Atas Tanah hak atas tanah, instansi terkait, dan Pasal 2 Ayat (1) UUPA yang kalangan pemerhati permasalahan menyebutkan bahwa :“Atas dasar ketentuan pertanahan. dalam Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang b. Kegunaan Praktis Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud Hasil penelitian ini diharapkan dapat dalam Pasal 1, bumi, air, dan ruang angkasa, memberikan masukan dan sumbangan termasuk kekayaan alam yang terkandung pemikiran serta memberikan informasi didalamnya itu pada tingkatan tertinggi hukum kepada kalangan masyarakat luas, dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi 6 aktivitas akademis, khususnya bagi Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 151. Fakultas Hukum Universitas Riau. 7 W. Friedmann, Teori Dan Filsafat Hukum (Legal Theory), Diterjemahkan oleh Mohamad Arifin, Susunan I, Cetakan II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm. 110. JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 3

dikuasaioleh Negara, sebagai organisasi 2. Ganti kerugian adalah penggantian yang seluruh rakyat”. Lebih lanjut disebutkan layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam Pasal 2 ayat (2) sebagai berikut : “Hak dalam proses pengadaan tanah.11 menguasai dari Negara termaksud dalam Ayat 3. Pengadaan tanah adalah kegiatan (1) menyediakan tanah dengan cara memberi Pasal 6 Undang-Undang Pokok Agraria ganti kerugian yang layak dan adil kepada menyebutkan bahwa : “Semua hak atas tanah pihak yang berhak. 12 mempunyai fungsi sosial”.8 Hal tersebut 4. Pembangunan adalah proses, perbuatan, cara menjelaskan bahwa hak atas tanah apapun membangun.13 yang ada pada seseorang, tidaklah dapat 5. Jalan Tol adalah (di Indonesia disebut juga dibenarkan bahwa tanahnya itu akan sebagai jalan bebas hambatan) adalah dipergunakan atau tidak dipergunakan suatu jalan yang dikhususkan untuk semata-mata untuk kepentingan pribadinya, kendaraan bersumbu lebih dari dua (mobil, apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bus, truk) dan bertujuan untuk mempersingkat bagi masyarakat luas. jarak dan waktu tempuh dari satu tempat ke Dalam arti bahwa tanah tidak hanya tempat lain.14 berfungsi bagi pemegang hak atas tanahnya saja tetapi juga bagi bangsa Indonesia F. Metode Penelitian seluruhnya, dengan konsekuensi bahwa 1) Jenis Penelitian penggunaan hak atas sebidang tanah juga Jenis penelitian ini adalah penelitian harus meperhatikan kepentingan masyarakat. hukum sosiologis yaitu pada penelitian Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan hukum yang sosiologis, hukum dikonsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil keadaan dan sifat daripada haknya sehingga 15 bermanfaat baik bagi kesejahteraan dan dikaitkan dengan fakta sosial yang lain. Sifat kebahagian yang mempunyainya maupun penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk bermanfaat pula bagi masyarakat dan Negara. memberikan data yang seteliti mungkin Namun hal tersebut bukan berarti kepentingan tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala 16 seseorang terdesak oleh kepentingan lainnya. masyarakat atau Negara, dan diantara dua Berdasarkan uraian tersebut di atas kepentingan tersebut haruslah seimbang.9 dapat dikatakan bahwa penelitian deskritif umumnya bersifat menggambarkan atau E. Kerangka Konseptual melukiskan secara lengkap fakta-fakta dari 1. Pelaksanaan adalah kegiatan yang objek yang diteliti, kemudian dianalisa dan dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah

secara berencana, teratur dan terarah guna 11 Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 10 mencapai tujuan yang diharapkan. Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 12 Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 8 Lihat Pasal 6 Undang-Undang Pokok Agraria Tahun 13 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Reality 1960. Publisher, Surabaya, 2008, hlm. 9 Mohammad Paurindra Ekasetya, Pelaksanaan Pengadaan 14 https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tol diakses pada Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum tanggal 30 Januari 2017, Pukul 14.30 WIB (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa 15 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Di Kabupaten Brebes), Skripsi, Program Sarjana Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2012, Universitas Negeri Semarang, 2015, hlm. 25. hlm. 133. 10 Kamus Besar Bahasa Indoenesia Departemen Pendidikan 16 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1996, hal. 488. Press, Jakarta: 2006, hlm. 10. JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 4

ditafsirkan untuk dapat diambil suatu objek penelitian.18 Metode yang kesimpulan. digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dan metode purposive. Metode sensus yaitu menetapkan sampel 19 Table 1.1 berdasarkan jumlah populasi yang ada. Populasi dan Sampel Metode purposive adalah menetapkan jumlah sampel yang mewakili jumlah Persentase populasi yang ada, yang kategori No. Jenis Populasi Populasi Sampel % sampelnya itu telah ditetapkan sendiri Bagian Pengadan Tanah Badan oleh si peneliti.20 1. Pertanahan Nasional Provinsi 1 1 100 Riau Ketua Seksi Pengadaan Tanah 4) Sumber Data 2. Badan Pertanahan Nasional 1 1 100 a. Data Primer Kabupaten Siak Data primer yaitu data atau Pemilik tanah yang dirugikan di 9 5 50 4. Kecamatan Kandis keterangan yang diperoleh dari responden 11 7 - Jumlah secara langsung sesuai dengan Sumber Data: Data Olahan Penelitian 2017 permasalahan. Yaitu dari Pimpinan Tertinggi atau Datuk Kepenghuluan Adat 2) Lokasi Penelitian Peranap. Lokasi penelitian yang penulis ambil b. Data Sekunder yaitu data yang adalah di Kecamatan Kandis, Kabupaten diperoleh melalui kepustakaan yang Siak. Penulis mengambil lokasi penelitian ini bersifat mendukung data primer. dikarenakan penulis ingin mengetahui 1) Bahan Hukum Primer, yaitu pelaksanaan ganti kerugian Pengadaan tanah bahan-bahan hukum yang untuk pembangunan jalan tol Pekanbaru- mengikat yang dapat terdiri dari : Dumai serta kendala yang menyebabkan a. Undang-Undang Dasar belum selesainya ganti kerugian di kecamatan Republik Indonesia Tahun Kandis Kabupaten Siak. 1945; b. Undang-Undang Nomor 1 3) Populasi dan Sampel Tahun 1974 Tentang a. Populasi Perkawinan; Populasi atau universe adalah 2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu keseluruhan unit atau manusia (dapat pula bahan hukum yang memberikan berbentuk gejala atau peristiwa) yang penjelasan bahan hukum primer mempunyai ciri yang sama.17 Adapun yaitu dapat berupa rancangan yang menjadi populasi dalam penelitian undang-undang, hasil-hasil ini adalah Pihak Kepenghuluan Adat penelitian, hasil karya ilmiah dari Peranap yaitu Datuk Kepenghuluan Adat kalangan hukum, dan lainnya. Peranap. 3) Bahan Hukum Tersier yaitu bahan b. Sampel hukum yang memberikan petunjuk Sampel merupakan bagian dari atau penjelasan terhadap bahan populasi yang akan dijadikan sebagai hukum primer dan sekunder,

18 Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Hukum, Pekanbaru, 2012, hlm. 15 17 Amiruddin, Pengantar Penelitian Hukum, PT.Grafindo 19 Ibid. hlm.15 Persada, Jakarta, 2012, hlm. 95 20 Ibid JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 5

minsalnya kamus, ensiklopedia, Tinjauan Pustaka dan lainnya. A. Tinjauan Umum Tentang Hak-Hak Penguasaan Atas Tanah dalam Hukum Tanah 5) Teknik Pengumpulan Data Nasional Sesuai dengan masalah pokok 1. Pengertian Hak Penguasaan Atas Tanah yang diteliti dalam penelitian ini maka Istilah hak atas tanah berasal dari bahasa alat pengumpulan data berupa: Inggris, yaitu land right sedangkan dalam a. Wawancara bahasa Belanda disebut dengan landrechten, Penulis mengajukan suatu sementara itu, dalam bahasa Jermannya yaitu pertanyaan secara bebas kepada landrechten, sementara itu, dalam bahasa responden yaitu kepada Kecamatan Jermannya yaitu landrechte. Ada dua suku Peranap dan Pimpinan Tertinggi atau kata yang terkandung pada istilah hak atas Datuk Kepenghuluan Adat Peranap, pihak tanah, yaitu hak dan tanah. Hak disebut juga yang gagal melakukan perkawinan dan right (bahasa Inggris), recht (Belanda), atau pihak yang melakukan perkawinan tidak rechts (Jerman).Hukum adat merupakan memenuhi syarat perkawinan adat. produk dari budaya yang mengandung melalui tanya jawab langsung dan pihak substansi tentang nilai-nilai budaya cipta, yang terkait dengan syarat perkawinan karsa, rasa manusia. Dalam arti bahwa hukum berupa mengaku induk. adat lahir dari kesadaran atas kebutuhan dan b. Kajian Kepustakaan keinginan manusia untuk hidup secara adil Metode pengumpulan data melalui dan beradab sebagai aktualisasi peradaban literatur yang ada di kepustakaan yang ada manusia. Selain itu hukum adat juga korelasinya dengan permasalahan yang merupakan produk sosial yaitu sebagai hasil diteliti. Metode ini digunakan untuk kerja bersama (kesepakatan) dan merupakan mecari data sekunder guna mendukung karya bersama secara bersama (milik sosial) data primer. dari suatu masyarakat hukum adat.22

6) Analisa Data Penguasaan tanah oleh negara Setelah diperoleh data baik data primer dimaknakan sebagai kewenangan negara maupun data sekunder, kemudian data untuk mengatur peruntukkan dan penggunaan tersebut dikelompokkan sesuai dengan jenis dari tanah tersebut, sehingga dapat data dikumpulkan dan dikelompokkan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif bagi kesejahteraan masyarakat banyak. merupakan cara penelitian yang menghasilkan Pengertian hak atas tanah dirumuskan data deskriptif, dalam pengertian apa yang dalam Pasal 4 Ayat (1) dan Ayat (2) UUPA dinyatakan secara tertulis.21 Hasil analisis ini adalah “Hak yang dapat diberikan kepada dan disimpulkan secara deduktif, yaitu cara dipunyai oleh orang-orang, baik diri sendiri berfikir yang menarik suatu kesimpulan dari maupun secara bersama-sama dengan orang- suatu pernyataan atau dalil yang bersifat orang lain serta badan-badan hukum untuk umum menjadi suatu pernyataan atau dalil mempergunakan tanah yang bersangkutan, yang bersifat khusus. demikianlah pula tubuh bumi, air serta ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-

21 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI 22 Djamanat Samosir, Hukum Adat Indonesia, Nuansa Press, Jakarta, 1983, hlm. 32. Aulia, Bandung, 2013, hlm.2 JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 6

batas menurut undang-undang ini dan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun peraturan-peraturan hukum lain yang lebih 2006, serta dalam undang-undang Nomor tinggi.”23 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang pengadaan 2. Macam-Macam Hak Penguasaan Atas tanah bagi pembangunan untuk Tanah kepentingan umum. Dalam hukum agrarian nasional, khusus Pengadaan tanah ini merupakan mengenai hukum tanah terdapat macam- pengganti istilah “Pembebasan Tanah” macam hak penguasaan atas tanah yang dapat yang dipakai dalam Peraturan Menteri disusun dalam hirarki sebagai berikut:24 Dalam Negeri yang mengatur tentang a) Hak bangsa Indonesia diatur dalam Pasal Pembebasan Hak Atas Tanah sebelumnya. 1; Pembebasan hak atas tanah dalam b) Hak menguasai dari Negara diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Pasal 2; Tahun 1985 tentang tata cara pengadaan c) Hak ulayat masyarakat-masyarakat tanah untuk keperluan proyek hukum adat sepanjang menurut pembangunan di wilayah kecamatan, kenyataannya masih ada diatur dalam Pasal 1 huruf c bahwa pengadaan tanah Pasal 3; adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan d) Hak-hak individu atau hak-hak tanah dengan cara memberikan ganti rugi perorangan yang terdiri dari: kepada yang berhak atas tanah itu.26

3. Hubungan Hukum Antara Tanah dengan 2. Pengertian Kepentingan Umum Tanaman dan Bangunan di Atasnya Pembangunan pertanahan tidak Mengenai hubungan hukum antara lepas dari pemahaman tentang tanah dengan tanaman dan bangunan yang kepentingan umum. menurut John ada di atas tanah yang dihaki adalah dapat Salindeho belum ada definisi yang sudah diuraikan sebagai berikut:25 dikentalkan mengenai pengertian a. Hukum tanah kita berdasarkan Hukum kepentingan umum, namun cara Adat. sederhana dapat ditarik kesimpulan atau b. Dalam praktik dimungkinkan suatu pengertian bahwa kepentingan umum perbuatan hukum mengenai tanah dapat saja dikatakan untuk keperluan, meliputi juga bangunan dan tanaman di kebutuhan atau kepentingan orang banyak atasnya. atau tujuan sosial yang luas. Oleh Karena itu rumusan demikian Tinjauan Umum Tentang Pengadaan terlalu umum, luas dan tak ada batasnya, Tanah maka untuk mendapatkan rumusan 1. Pengertian Pengadaan Tanah terhadapnya, kiranya dapat dijadikan Istilah “Pengadaan Tanah” menjadi pegangan sambil menanti pengentalannya terkenal setelah diterbitkan Keputusan yakni kepentingan umum adalah termasuk Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang kepentingan bangsa dan Negara serta Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan kepentingan bersama dari rakyat, dengan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. memperhatikan segi-segi sosial, politik, Pengadaan tanah juga dipakai dalam psikologis dan hankamnas atas dasar azas-

23 Ibid, hlm.84 26 Maria SW Sumardjono, Kebijakan Pertanahan antara 24 Ibid, hlm.85 Regulasi dan Implementasi, Buku Kompas, Jakarta, 2001, 25 Ibid, hlm.87 hlm 72. JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 7

azas Pembangunan Nasional dengan Pembentukan Peraturan Perundang- mengindahkan Ketahanan Nasional serta undangan maka RUU tersebut menjadi wawasan Nusantara.27 sah sebagai undang-undang paling lama 30 hari sejak RUU tersebut disahkan. 3. Dasar Hukum Pengadaan Tanah Diharapkan dengan adanya Undang- Sejak tahun 1961 sampai dengan Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang sekarang telah berlaku Undang-Undang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Nomor 20 Tahun 1961 tentang Untuk Kepentingan Umum yang disahkan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan pada tanggal 14 Januari 2012 maka benda-benda yang ada diatasnya mulai Indonesia memiliki payung hukum yang berlaku tanggal 26 September 1961, kuat setingkat undang-undang guna disusul kemudian dengan Peraturan memperlancar pelaksanaan pembangunan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah infrastruktur untuk kepentingan umum. Nomor 39 tahun 1973 tentang Tata cara penetapan ganti rugi oleh pengadilan 4. Tujuan Pengadaan Tanah untuk tinggi sehubungan dengan Pencabutan Kepentingan Umum Hak-Hak Atas Tanah dan benda-benda Tujuan pengadaan tanah untuk yang ada diatasnya mulai berlaku tanggal kepentingan umum adalah menyediakan 17 November 1973 dan Intruksi Presiden tanah bagi pelaksanaan pembangunan Nomor 9 Tahun 1973 tentang pelaksanaan guna meningkatkan kesejahteraan dan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan kemakmuran bangsa, negara, dan benda-benda yang ada diatasnya yang masyarakat dengan tetap menjamin mulai berlaku tanggal 17 November 1973. kepentingan hukum Pihak yang berhak. Selanjutnya pemerintah Semakin banyaknya pelaksanaan mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam pembangunan untuk kepentingan umum Negeri Nomor 15 tahun 1975 pada pada hakikatnya pengadaan tanah untuk tanggal 3 Desember 1975 tentang kepentingan umum penting di lakukan, ketentuan-ketentuan mengenai tata cara dimana memerlukan bidang tanah dalam pembebasan tanah yang diikuti oleh jumalah yang besar. Tetap saja, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 pelaksanaannya perlu dilakukan secara Tahun 1976 tertanggal 5 April 1976 cepat dan transparan dengan tentang penggunaan acara pembebasan memperhatikan prinsip penghormatan tanah oleh pihak swasta dan Peraturan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.29 Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1985 tentang tata cara pengadaan tanah 5. Asas-Asas dalam Pengadaan Tanah untuk keperluan proyek pembangunan di untuk Kepentingan Umum wilayah kecamatan pada tanggal 1 Untuk pengadaan tanah dalam Agustus 1985.28 bentuk pelepasan hak atau pembebasan Pada tanggal 16 Desember 2011 tanah pada dasarnya memenuhi asas-asas yang lalu sesuai dengan pasal 73 Undang- hukum yang berlaku. Asas-asas hukum Undang nomor 12 Tahun 2011 tentang tersebut antara lain : a. Asas kesepakatan; b. Asas keadilan; 27 John Salindeho, Masalah Tanah dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, 1988, hlm. 40 28 Akhmad Safik, Tanah Untuk Kepentingan Umum, 29 Benhard Limbong, Pengadaan Tanah Untuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2006, Pembangunan Regulasi Kompensasi Penegakan Hukum, hlm.1. Margaretha Pustaka, Jakarta, 2011, hlm.130 JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 8

c. Asas kemanfaatan; Bentuk ganti kerugiannya diatur d. Asas kepastian hukum; pada Pasal 13, yang menyatakan bahwa : e. Asas musyawarah; bentuk ganti kerugian dapat berupa:31 f. Asas keterbukaan; a) uang; g. Asas partisipasi; b) tanah pengganti; h. Asas kesetaraan; c) pemukiman kembali; i. Asas minimalisasi dampak dan d) gabungan dari dua atau lebih untuk kelangsungan kesejahteraan ekonomi. banti kerugian sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c; 6. Bentuk dan Nilai Ganti Rugi dan Di lain pihak, pemerintah sering e) bentuk lain yang disetujui oleh pihak- beralasan demi kepentingan umum dan pihak yang bersangkutan. keterbatasan anggaran, ganti kerugian Berdasarkan Peraturan Presiden yang ditetapkan benar-benar memberikan Nomor 65 Tahun 2006 dapat dilakukan kerugian bagi masyarakat dengan ganti kerugian uang yang pemilik/pemegang Hak Atas Tanah. dititipkan kepada Pengadilan Negeri yang Sebenarnya, jangankan untuk kepentingan wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah umum, seringkali dijumpai seseorang yang bersangkutan. Cara ganti kerugian melepaskan sebagian tanahnya karena dengan menitipkan sejumlah uang di tetangga sebelahnya berniat memperluas Pengadilan Negeri ini dikenal dengan rumahnya tentunya dengan harga jual istilah “ Konsinyasi .” layak yang disepakati bersama. Namun sering kali harga jual ini lebih tinggi dari C. Tinjauan Umum Tentang Fungsi Sosial nilai pasar, karena pembelipun bersedia Hak Atas Tanah untuk membayar lebih tinggi mengingat Sebelum lahirnya UUPA ketentuan dalam posisi butuh karena tidak ada mengenai fungsi sosial ini diatur dalam Pasal pilihan lain. 26 Ayat (3) UUDS 1950 yang menyatakan Ganti kerugian sebagaimana “hak milik itu adalah fungsi sosial”. Setelah dimaksud dalam Keputusan Presiden lahirnya UUPA ketentuan mengenai fungsi Nomor 55 tahun 1993 adalah : soial diatur dalam Pasal 6 yang berbunyi penggantian atas nilai tanah berikut “semua hak atas tanah mempunyai fungsi bangunan, tanaman, dan atau benda-banda sosial”. Hal ini berbeda dengan ketentuan lain yang terkait dengan tanah sebagai dalam UUDS 1950 dimana hanya hak milik akibat pelepasan atau penyerahan hak atas yang mempunyai fungsi sosial. tanah. Ganti kerugian dimaksud diberikan Setelah Indonesia merdeka, terutama berdasarkan ketentuan Pasal 12, yaitu dengan berlakunya Undang-undang Nomo 5 untuk: 30 Tahun 1960 (UUPA) hak eigendom tersebut a. hak atas tanah; dihapuskan demikian pula hak-hak lainnya b. bangunan; yang diatur dengan KUHPdt karena tidak c. tanaman; dan sesuai dengan kepribadian/sosialisme d. benda-benda lain yang berkaitan Indonesia yang berdasarkan gotong royong dengan tanah. yang dipateri dengan nilai-nilai Pancasila. Tanah mempunyai fungsi sosial berarti harus

30 Lihat Pasal 12 Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 31 Lihat Pasal 13 Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan 1993 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Untuk Kepentingan Umum Pembangunan Untuk Kepentingan Umum JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 9

ada keseimbangan antara kepentingan tanah tersebut sesuai dengan konsepsi individu (pemilik, penguasa, penyewa) hubungan antara negara dengan tanah sebagai dengan kepentingan masyarakat dan negara hubungan kepemilikan (tanah sebagai domein dalam pendayagunaan tanah tersebut.32 negara/domein verklaring) dalam dimensi Pasal 6 UUPA menyatakan bahwa hubungan yang bersifat keperdataan.33 semua hak atas tanah mempunyai fungsi Dikeluarkan Undang-Undang Nomor 20 sosial. Hal tersebut mengandung pengertian tahun 1961 tentang pencabutan hak-hak atas bahwa semua hak atas tanah apapun yang ada tanah dan benda-benda yang ada di atasnya. pada seseorang tidak boleh digunakan Dalam Pasal 1 tersebut disebutkan untuk semata-mata untuk kepentingan pribadinya kepentingan umum, termasuk kepentingan tetapi penggunaan tanah tersebut harus juga bangsa dan Negara serta kepentingan memberikan manfaat bagi kepentingan pembangunan, maka presiden dalam keadaan masyarakat dan negaraFungsi sosial hak-hak yang mamaksa setelah mendengar menteri atas tanah mewajibkan pada yang mempunyai agrarian, menteri kehakiman dan menteri hak untuk mempergunakan tanah yang yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak bersangkutan sesuai dengan keadaannya, atas tanah dan benda-benda yang ada artinya keadaan tanah, sifatnya dan tujuan diatasnya. pemberian haknya. Hal tersebut dimaksudkan Pelaksanaan Perpres No 65 tahun 2006 agar tanah harus dapat dipelihara dengan baik dipandang belum dapat menjamin perolehan dan dijaga kualitas kesuburannya serta tanah untuk pelaksanaan pembangunan secara kondisi tanah sehingga kemanfaatan tanahnya adil dan layak. Maka dari itulah setelah 6 dinikmati tidak hanya oleh pemilik hak atas (enam) tahun sejak diterbitkannya Perpres tanah saja tetapi juga masyarakat lainnya. tersebut, pemerintah menerbitkan Undang- undang No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Hasil Penelitian dan Pembahasan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan A. Pelaksanaan Pemberian Ganti Kerugian Umum Pasal 1 Undang-undang Nomor 2 Dalam Pengadaan Tanah untuk Pembangunan tahun 2012 menyebutkan bahwa yang Jalan Tol Pekanbaru-Dumai (Studi dimaksud dengan pengadaan tanah adalah Kecamatan Kandis Kabupaten Siak) kegiatan menyediakan tanah dengan cara 1. Pengaturan Tentang Pengadaan Tanah memberi ganti kerugian yang layak dan adil Byblad Nomor 1137 Junto Nomor kepada pihak yang berhak. 12746 (gouvernementsbesluit Nomor 7 Tahun 1927 Junto Nomor 23 Tahun 1932). Peraturan 2. Pelaksanaan Pemberian Ganti Kerugian yang terkait pengadaan tanah ada sejak dalam Pengadaan Tanah untuk sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru- 5 Tahun 1960 tentang ketentuan dasar pokok- Dumai (Studi Kecamatan Kandis pokok agraria atau lebih dikenal dengan Kabupaten Siak) sebutan Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang 2 (UUPA). Peraturan tersebut dibuat oleh Tahun 2012, ganti rugi adalah penggantian pemerintah belanda yang mengatur pembelian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak tanah oleh pemerintah untuk keperluan dinas, dalam proses pengadaan tanah. Bentuk ganti pembelian tanah tersebut dilakukan melalui kerugian yang ditawarkan seharusnya tidak suatu panitia dengan tujuan untuk hanya ganti kerugian fisik yang hilang, tetapi memperoleh suatu kesepakatan dengan juga harus menghitung ganti kerugian non pemegang hak atas tanah, istilah “pembelian” 33 Maria SW Sumardjono, Kebijakan Pertanahan antara 32 Ibid, hlm.53 Regulasi dan Implementasi, Kompas, Jakarta, 2001, hlm 2 JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 10

fisik seperti pemulihan kondisi sosial melalui tahapan perencanaan, persiapan, ekonomi masyarakat yang dipindahkan pelaksanan dan pengesahan hasil.” kelokasi yang baru. Sepatutnya pemberian Pembangunan jalan tol Pekanbaru- ganti kerugian tersebut harus tidak membawa Dumai yang direncanakan sepanjang 199,45 dampak kerugian kepada pemegang hak atas km ini menimbulkan hambatan dalam tanah yang kehilangan haknya tersebut pengerjaannya, ialah belum terselesaikannya melainkan membawa dampak pada tingkat masalah pembebasan lahan masyarakat. Ruas kehidupan yang lebih baik atau minimal sama tol ini memiliki enam seksi. Pelaksana pada waktu sebelum terjadinya kegiatan Pengadaan Tanah Tol Pekanbaru-Dumai 34 pembangunan. menyebutkan seluruh total lahan yang Penilaian besarnya ganti kerugian oleh dibutuhkan mencapai 1086,45 ha dan 131,475 penilai dilakukan bidang per bidang tanah Km. Lahan yang masih belum dibebaskan terdapat dalam Pasal 33 yang menyebutkan mencapai 841,47 ha dan 103,50 Km atau bahwa: “Penilaian besarnya nilai ganti 77,49%.35 kerugian oleh penilai sebagaimana dimaksud Jalan Tol Pekanbaru-Dumai adalah jalan didalam Pasal 32 Ayat (1) dilakukan bidang tol bagian dari jalan Trans-Sumatera yang per bidang tanah”, meliputi: menghubungkan Pekanbaru dengan Dumai a. tanah; yang berada di Riau. Jalan tol ini dibagi b. ruang atas tanah dan bawah tanah; menjadi 6 Seksi, yaitu Seksi I Pekanbaru- c. bangunan; Minas, Seksi II Minas-Kandis Selatan, Seksi d. tanaman; III Kandis Selatan-Kandis Utara, Seksi IV e. benda yang berkaitan dengan tanah; Kandis Utara-Duri Selatan, Seksi V Duri dan/atau Selatan-Duri Utara, dan Seksi VI Duri Utara- f. kerugian lain yang dapat dinilai. Dumai. Panjang keseluruhan jalan tol yaitu 131.5 km (81,7 mil). Bentuk ganti rugi di atas dapat Sepanjang kasus ini, faktanya bahwa disimpulkan bahwa ganti rugi yang diberikan promotor kebijakan dan panel yang berbeda oleh instansi Pemerintah hanya diberikan dari pengadilaan ini yang menetapkan kepada faktor fisik semata. Namun demikian, kebijakan tersebut telah mengajukan berbagai seharusnya patut dipertimbangkan tentang versi sifat, konten, interprestasi dan kebijakan adanya ganti rugi faktor-faktor non-fisik lain.36 (immaterial). Pengadaan tanah, kompensasi Pelaksanaan dalam bentuk ganti didefinisikan sebagai penggantian atas faktor kerugian dalam pembangunan jalan tol fisik (materiil) dan non-fisik (immaterial). Pekanbaru-Dumai khususnya di Kecamatan Bentuk dan besarnya kompensasi haruslah Kandis tidak sesuai sebagaimana diatur dalam sedemikian rupa hingga masyarakat yang Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 terkena dampak kegiatan pembangunan tidak Tentang Pengadaan Tanah Bagi mengalami kemunduran dalam bidang sosial Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. maupun pada tingkat ekonominya. Hal ini ditunjukan dengan hasil penelitian di Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan 35 Umum menyebutkan bahwa: “Pengadaan Wawancara dengan Bapak Samsul Lubis, Staf Badan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan Pertanahan Nasional Provinsi Riau, Panitia Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai. 36 R. Lee Aamodt, “State Of New Mexico Ex. Rel”, Jurnal Westlaw, No. 6639-M Civil, Sept 18, 1985, United States 34 Ibid Distric Court, D’ New Mexico. JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 11

Pemerintah hanya dapat memberikan ganti dengan dasar memberikan ganti rugi hak atas kerugian dalam bentuk uang dan disesuaikan tanah yang diperlukan oleh para pihak yang dengan anggaran dari pemerintah tanpa membutuhkan tanah untuk proyek melihat kondisi tanah masyarakat tersebut. pembangunan untuk kepentingan umum. Sehingga, dapat disimpulkan oleh Adapun kendala belum selesainya penulis bahwa pemberian ganti kerugian oleh pemberian ganti kerugian dalam pemerintah tidak sesuai dengan yang pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai disebutkan dalam Undang-Undang. Ganti disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: kerugian tanah masyarakat yang masih belum 1. Faktor dari masyarakat membebaskan tanah untuk pembangunan Faktor dari maasyarakat adalah jalan tol ini yang dipermasalahkan faktor utama yang menyebabkan masyarakat yaitu luas tanah yang besar terkendalanya proses pembangunan. dengan kecil penilaiannya disamakan. Masyarakat ingin tanah yang terkena pembangunan diganti sesuai yang B. Kendala yang Menyebabkan Belum diinginkan. Keadilan mereka anggap Selesainya Pemberian Ganti Kerugian untuk pembangunan ini kurang didapat. dalam Pembangunan Jalan Tol Adanya ketidaksesuaian antara ganti Pekanbaru-Dumai (Studi Kecamatan kerugian antara masyarakat satu dengan Kandis Kabupaten Siak) yang lain menjadikan proses Pelepasan hak atas tanah dapat pembangunan tidak terselesaikan. dilakukan atas dasar persetujuan dari 2. Faktor dari pemerintah pemegang hak baik mengenai teknis Faktor dari pemerintah yaitu pelaksanaannya maupun bentuk atau besar terkendala dari segi dana. Sebelum ganti rugi kalau si pemegang hak tidak pembangunan dimulai pemerintah telah bersedia melepaskan atau menyerahkan menyiapkan anggaran ganti kerugian tanahnya maka pemerintah melalui sesuai dengan yang pemerintah musyawarah baik dengan instansi terkait serta anggarkan. Pemerintah hanya bisa para pemilik tanah yang terkena proyek mengganti kerugian masyarakat dalam pembangunan pembuatan pelebaran jalan bentuk uang. umum dengan diberikan ganti rugi agar tanah 3. Faktor dari Perusahaan tersebut bisa digunakan proyek tersebut. Faktor ketiga yang menyebabkan Namun untuk pembebasan hak atas terkendalanya pembangunan jalan Tol tanah apabila dikaitkan dengan kepentingan Pekanbaru-Dumi adalah dari pihak umum para pemegang hak atas tanah dituntut perusahaan. Dalam pembangunan ini, kesadaran lain tidak hanya terdapat pemerintah juga harus berurusan dengan pertimbangan harga ganti rugi yang telah pihak perusahaan yaitu perusahaan diberikan para pihak yang memerlukan tanah Chevron yang bergerak dibidang untuk proyek pembangunan untuk perminyakan. Alasan Perusahaan swasta kepentingan umum tersebut, karena maksud ini tidak ingin membebaskan tanah yang dan tujuan pelepasanan hak atas tanah terkena imbas untuk membangunan tersebut sekedar melihat dari pandangan dikarena pipa-pipa minyak yang telah ada kepentingan individu saja melainkan tidak dapat dipindahkan ketempat lain. dihubungkan dengan kepentingan umum. Dilihat dari sudut pelepasan hak atas tanah adalah melepaskan hak dari pemilik kepada para pihak yang memerlukannya

JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 12

Penutup A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA 1. Pelaksanaan pemberian ganti kerugian dalam A. Buku pengadaan tanah untuk pembangunan jalan Ali, Zainudin, 2010, Metode Penelitian Hukum, tol Pekanbaru-Dumai khususnya di Sinar Grafika, Jakarta. Kecamatan Kandis tidak sesuai sebagaimana Ashsafah, Burhan 2010, Metode Penelitian diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Hukum, Rineka Cipta, Jakarta. Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Daliyo, JB, 2001, Hukum Agraria, Prenhallindo, Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Jakarta Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian di Darmodiharjo dan Shidarta, Darji, 1995, Pokok- Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Pokok Filsafat Hukum, PT Gramedia Pemerintah hanya dapat memberikan ganti Pustaka Utama, Jakarta. kerugian dalam bentuk uang dan besarnya Danuza, Okky, 2005, Perpres 36 & Nilai Ganti ganti kerugian tanah masyarakat disesuaikan kerugian, MAPPI, Jakarta. dengan anggaran dari pemerintah tanpa Erwiningsih, Winahyu, 2009, Hak Menguasai melihat kondisi tanah masyarakat tersebut. Negara Atas Tanah, Total Media, 2. Pelepasan hak dilihat dari para pemegang hak Yogyakarta. yaitu melepaskan haknya kepada Negara Fakultas Hukum Universitas Riau, 2015, untuk kepentingan umum atau kepentingan Pedoman Penulisan Skripsi, Pekanbaru. bersama diberikan ganti rugi yang layak Gautama, Sudargo, 1984, Tafsiran Undang- sesuai dengan harga dasar yang ditentukan Undang Pokok Agraria, Alumni, Bandung. pada tempat proyek pembangunan tersebut G.Kartasapoetra, 2010, Hukum Tanah Jaminan dilaksanakan. Kendala belum selesainya UUPA Bagi Keberhasilan Pendayagunaan pemberian ganti kerugian dalam Tanah, PT. Rineka Cipta pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai Hanitijo, Ronny, 1988, Metode Penelitian Hukum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta. a. faktor dari masyarakat; Harsono, Boedi, 2003, Hukum Agraria Indonesia b. faktor dari pemerintah; ( Sejarah Pembentukan Undang-Undang c. faktor dari perusahaan. Pokok Agraria, Isi dan Pelaksaannya), Djambatan, Jakarta. Saran Lebacqz, Karen, 2006, Teori-Teori Keadilan (Six 1. Bagi pemerintah sesuai Undang-Undang Theories of Justice), Nusamedia, Bandung. Nomor 12 Tahun 2012 pemberian ganti kerugian harus layak dan adil kepada Limbong, Benhard, 2011, Pengadaan Tanah masyarakat untuk itu harus bersikap Untuk Pembangunan Regulasi Kompensasi transpran mengenai proses penilaian dan Penegakan Hukum, Margaretha Pustaka, harus bermusyawarah dengan semua Jakarta masyarakat yang tanahnya digunakan untuk Lubis, M. Solly, 1994, Filsafat Ilmu dan pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai ini. Penelitian, Mandar Maju, Bandung. 2. Bagi masyarakat harus mengetahui tujuan Mahmud Marzuki, Peter, 2008, Pengantar Ilmu dari pembangunan ini dan harus melepaskan Hukum, Kencana, Jakarta. hak atas tanahnya untuk kepentingan umum Mudjiono, 1997, Politik dan Hukum Agraria, Cet. dengan cara sukarela membebaskan tanah Pertama, Liberty, Yogyakarta. miliknya yang telah diganti sesuai dengan M. Arba, 2015, Hukum Agraria Indonesia, Sinar ganti kerugian yang adil dan layak yang telah Grafika, Jakarta. diberikan pemerintah.

JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 13

Pahala Siahaan, Marihot, 2003, Bea Perolehan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Hak Atas Tanah dan Bangunan (Teori dan Tahun 2012 Guna Mewujudkan Praktek), Rajawali Pers, Jakarta. Perlindungan Hukum, Jurnal Ilmiah Rubaie, Ahmad, 2007, Hukum Pengadaan Tanah Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Untuk Kepentingan Umum, Bayumedia, Paurindra Ekasetya, Mohammad, 2015 Surabaya. Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok Hukum Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Perikatan, Bina Cipta, Bandung. (Studi Analisis Pada Pembangunan Jalan Safik, Akhmad, 2006, Tanah Untuk Kepentingan Tol Trans Jawa Di Kabupaten Brebes), Umum, Fakultas Hukum Universitas Skripsi, Program Sarjana Universitas Negeri Indonesia, Jakarta. Semarang. Salindeho, John, 1988, Masalah Tanah dalam Eric F. Melgren,2003,”Defendants’ Response To Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta. Plaintiff's Apa Brief And Memorandum In Santoso, Urip, 2012, Hukum Agraria Kajian Support Of Defendants' Motion To Dismiss Komprehensif, Jakarta, Kencana. And/Or For Summary Judgment”, Case No. Soetomo, 1984, Pembebasan, Pencabutan, 03-2042-Gtv. Permohonan Hak Atas Tanah, Usaha F.Supp, Certain Parcels Of Land Situate In Nasional, Surabaya. Cattaraugus County, State Of New York, Soekanto, Soerjono, 2006, Pengantar Penelitian 1970, Westlaw, Hukum, UI Press, Jakarta. http://1.next.westlaw.com/Document/I5D9F Soimin, Soedharyo, 1993, Status Hak dan 3239550211D9A99C85A9E6023FFA/View Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta. /FullText.html? Sutedi, Adrian, 2008, Implementasi Prinsip Ismi, Hayatul, “ Pengakuan dan Perlindungan Kepentingan Umum Dalam Pengadaan Hukum Hak Masyarakat Adat Atas Tanah Tanah Untuk Pembangunan, Ed. 1, Cet. 2, Ulayat Dalam Upaya Pembaharuan Hukum Sinar Grafika, Jakarta. Nasional,”Jurnal Ilmu Hukum, Volume 3 SW Sumardjono, Maria, 2001, Kebijakan No. 1. Pertanahan antara Regulasi dan Kamus Besar Bahasa Indoenesia Departemen Implementasi, Buku Kompas, Jakarta Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, W. Friedmann, 1993, Teori Dan Filsafat Hukum Jakarta, 1996. (Legal Theory), Diterjemahkan oleh Mohamad Arifin, Susunan I, Cetakan II, PT Thomson Reuters, National Defense, 2017, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Westlaw, Yamin Lubis dan Abdul Rahim Lubis, http://1.next.westlaw.com/Document/ND3E Muhammad, 2011, Pencabutan Hak, 48BA11D98CF4E08B65F42E6DA/View/F Pembebasan dan Pengadaan Tanah, ullText.html? Mandar Maju, Jakarta. R. Lee Aamodt, “State Of New Mexico Ex. Rel”, Zainal Asikin, Amiruddin, 2012, Pengantar Jurnal Westlaw, No. 6639-M Civil, Sept 18, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja 1985, United States Distric Court, D’ New Grafindo Persada, Jakarta. Mexico. Tim Reality, 2008, Kamus Terbaru Bahasa B. Jurnal/Kamus Indonesia, Reality Publisher, Surabaya. Marten Sarbono, Ratumela, 2015, “Tinjauan Yuridis tentang Bentuk Ganti Kerugian C. Peraturan Perundang-Undangan dalam Pengadaan Tanah Bagi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pokok-Pokok Dasar Agraria

JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 14

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Bembangunan Untuk Kepentingan Umum. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelanggaaan Pengadaan Tanah.

D. Website https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tol diakses pada tanggal 30 Januari 2017, Pukul 14.30 WIB

JOM, Fakultas Hukum, Volume V, Nomor 2, Oktober 2018 Page 15