<<

Vol. 11 No. 2, Desember 2016

WORKSHOP PEMBUATAN INSTRUMEN DAN PENYUSUNAN MUSIK BAMBU UNTUK PESERTA “FESTIVAL SWARA DELING 2015” DI SURAKARTA

Al. Suwardi, Darno, Risnandar Institut Seni Surakarta

ABSTRAK

Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan adalah bentuk kegiatan pelatihan yang lebih ditekankan pada proses alih kemampuan tentang membuat instrumen musik bambu, cara menyajikan, dan cara-cara menyusun musik inovatif. Ada beberapa metode yang digunakan dalam proses ini yaitu: tahap pemaparan organologi bambu, eksplorasi instrumen, penyusunan karya baru, dan tahap penyajian. Berdasarkan ruang lingkup program yang dirancang maka kegiatan ini menghasilkan luaran sebagai beri- kut: (1) dokumentasi audio visual proses pembuatan instrumen musik bambu, (2) dokumentasi pergelaran karya musik hasil workshop penciptaan karya inovatif dalam bentuk audio visual, (3) menelorkan generasi pengrajin instrumen musik bambu, (4) menelorkan penyusun musik bambu yang inovatif, (5) menumbuh- kan animo generasi penerus terhadap musik bambu baik dalam bentuk tradisional maupun inovasi, dan (6) artikel ilmiah (jurnal lokal) tentang proses pembuatan instrumen musik bambu.

Kata kunci: Musik bambu, workshop, instrumen

ABSTRACT

The Community Service Program has implemented a training program that emphasizes the process of transferring skills about making bamboo musical instruments, how to provide, and ways to make innovative music. There are several methods used in this process, namely: preparation, instrument preparation, preparation, preparation, and prepara- tion. Based on the program distribution space designed, this activity produces output as follows: (1) the process of making audio visual music of bamboo instruments, (2) documentation of musical work performances resulting from workshops, producing innovative works in audio visual form, (3) bringing forth generations of instrument craftsmen bamboo music, (4) bringing forth innovative bamboo music composers, (5) growing the interest of the next generation of bamboo music in both traditional and innovative forms, and (6) scientific articles (local journals) about the process of making bamboo musical instruments.

Keywords: Bamboo music, workshops, instruments

Analisis Situasi Bagi masyarakat jawa, bambu dianggap Musik bambu merupakan salah satu jenis sebagai salah satu jenis tumbuhan yang dimuliakan. kesenian tradisional yang kebanyakan berkembang Berbagai jenis alat musik bambu sering digunakan di wilayah kebudayaan agraris petani. Kehidupan dalam setiap penyelenggaraan ritual tradisi musik bambu, sebagai bentuk kesenian tradisional petani. Selain bambu sering digunakan sebagai akan terbawa arus perkembangan lingkungan dan sarana ritual, juga banyak dimanfaatkan oleh kebudayaan masyarakatnya. Dilihat dari pengertian sebagian masyarakat sebagai media eksplorasi kebudayaan dan peradaban secara umum keduanya bunyi. Berbicara mengenai bambu di Indonesia memiliki kemiripan akan tetapi sebenarnya terdapat adalah sama halnya membahas keragaman budaya makna yang berbeda. Kebudayaan melahirkan nusantara. Bambu yang berkait erat dalam setiap peradaban dan peradaban lahir dari kebudayaan. kehidupan masyarakat agraris memiliki perlakuan Tidak ada manusia yang tidak berbudaya karena dan cara ungkap yang berbeda-beda. Perbedaan cara manusia tidak ada yang hidup sendirian, maka ungkap dalam memperlakukan bambu sebagai alat sekelompok manusia yang membentuk masyarakat musik tentu tidak lepas dari latar belakang budaya pasti akan membentuk sebuah kebudayaan yang di sekelilingnya. Begitu pula ketika masyarakat berkembang menjadi peradaban. menciptakan bentuk-bentuk fisik dari bahan baku

86 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

bambu sebagai alat musik. Aneka jenis bentuk Medere, 1993): alat musik bambu di nusantara sebagaian besar 1. Pelestarian budaya lebih di arahkan upaya diciptakan sebagai representasi dari karakteristik menjaga semangat atau jiwa kualitas esensi nilai- masyarakat pemiliknya. nilai fundamental Bangsa dari pada wujud fisik/ Keragaman musik bambu telah menjadi luar budaya yang lebih terbuka bagi perubahan cirikhas pada setiap lokal di wilayah nusantara yang sesuai selera zaman. kemudian oleh masing-masing daerah dinamakan 2. Pelestarian budaya lebih menitik beratkan sebagai gaya lokal. Dalam perjalannya musik bambu peningkatan kesadaran akan pentingnya akar tradisional telah mengalami pergeseran baik fungsi budaya yang dapat dipakai sebagai faundasi maupun wujudnya yang salah satu diantarnya agar dapat berdiri kokoh serta tegar didalam akibat dari pengaruh pola pikir pemiliknya yang menghadapi segala bentuk ancaman kebudayaan tidak sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal. sebagai akibat dari kemajuan era globalisasi Jika demikian maka, tidak mustahil ketika musik informasi seperti yang terjadi sekarang ini. bambu tradisional semakin punah. Dampak dari 3. Pelestarian kebudayaan pada dasarnya tidaklah pergeseran persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai menghalang-halangi perubahan (termasuk yang kearifan lokal maka kemungkinan berpengaruh di timbulkkan oleh penerimaan unsur-unsur kepada keberagaman kekayaan musik bambu budaya luar) apalagi yang memang diperlukan tradisional yang ada di nusantara. dalam upaya peningkatan harkat serta kualitas Dewasa ini sudah banyak dilakukan upaya- hidup bangsa. Namun yang terpenting dalam upaya pelestarian budaya bambu, namun berbagai hal ini perubahan atau unsur-unsur luar itu tidak kegiatan yang sudah dilakukan belum banyak sampai mengggoncangkan atau meruntuhkan yang menunjukkan kemanfaatan bambu sebagai kerangka dasar kehidupan budaya (Supra kelangsungan pelestarian dalam konteks musik struktur) tradisional. Beberapa contoh kegiatan yang 4. Pelestarian budaya menuntut agar selalu mencari sudah dilakukan adalah bentuk-bentuk festival atau mengembangkan upaya agar kita tidak lepas bambu yang diselenggarakan di kota surakarta. dari akar budaya kita yang secara dialektis harus Diantaranya adalah festival musik bambu yang diartikan sebagai upaya untuk mendinamisasikan diselenggarakan di padepokan gedong putih di budaya (unsur-unsur budaya) agar mampu tetap Pelesungan Karanganyar, festival bambu di beteng seirama dengan derap kehidupan pendukungnya Vastenburg. Dari dua peristiwa tersebut, kami selalu berubah sebagai akibat imbas perubahan tidak melihat ada indikasi keberlangsungan yang zaman. Hal ini di perkuat oleh alasan yang substansial dari makna pelestarian sebenarnya, menyatakan bahwa tanpa upaya dinamisasi yakni tentang nilai-nilai yang terkandung dari budaya itu akan cepat dirasakan sangat usang, keragaman setiap tradisi lokal tertentu. Pelestarian ketinggalan zaman, atau tidak menjiwai diri tidak hanya sekedar dimaknai sebagai bentuk pendukungnya yang selalu bersifat dinamis.1 pertahanan dari keberadaan nilai-nilai musik Surakarta sebagai salah satu wilayah yang tradisional seperti apa adanya di masa lalu. menjadi pilar budaya nusantara maka sudah Namun lebih dari itu adalah sudah diorientasikan selayaknya untuk membangun ruang-ruang pada bentuk-bentuk pengembangan yang bersifat kegiatan sebagai ajang generasi penerus untuk adaptasi terhadap kondisi jaman. turut serta mengokohkan keberadaan musik Berlandaskan pada hal di atas maka sangat nusantara sebagai tonggak ideologi bangsa. kelirulah jika kita memandang bahwa nilai-nilai Berpijak dari pemikiran tersebut maka kami suatu kebudayaan itu tidak dapat disesuaikan dan berinisiatif untuk membuat suatu kegiatan tidak berubah (Dube, dalam Atal dan Pairis,1980:94). yang bertajuk Festival Swara Deling yang fokus Maka dari itu janganlah sekali sekali mengartikan perhatiannya pada tiga jenis capaian yakni : bahwa pelestarian budaya adalah sebagai upaya (1) Workshop pembuatan instrumen bambu mempertahankan budaya, tidak dapat berubah, tradisional dengan pendekatan teknologi sesuai dengan keadaan aslinya, tetapi maknailah masakini. (2) Transfer of knowledge (memindahkan bahwa pelestarian budaya mencakup hal-hal keahlian praktek instrumen tradisional dari yang sangat pokok diantaranya sebagai berikut pakar musik bambu ke generasi penerus). (3) (Sudhartha, Ardana, Ardika, Geriya, Sukartha, Menyajikan karya inovasi yang bersumber dari

87 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

musik bambu tradisional melalui penggabungan bencana kebakaran, pemanggil berkumpul dalam delapan jenis ensambel musik bambu dari daerah mengajak masyarakat bergotong royong, alat , Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa tradisional ini juga lazim digunakan sebagai alat Jogjakarta, daerah Jawa Barat. musik sederhana. Kenthongan tradisional dibuat dan dibentuk Jenis-jenis Alat Musik Bambu secara sederhana baik dari segi fisik maupun 1. Kenthongan bunyinya. Melihat fungsinya yang lebih dominan digunakan sebagai sarana komunikasi masa, maka unsur-unsur bunyi dan pola-pola permainan yang disajikannyapun juga sangat sederhana. Pola sajian kenthongan tradisional sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan penggunannya itu sendiri. Disamping tidak memiliki system nada yang sengaja dibuat, kenthongan tradisional juga lazim digunakan oleh siapapun yang membutuhkannya, sehingga tidak memiliki aturan tabuhan yang ketat seperti dalam tatanan musik tradisional. Karena sifat sajiannya yang sangat sederhana dan kecendrungan statis/monoton, maka menjadi kurang menarik dan membosankan ketika disajikan dalam durasi waktu yang lama. Kesederhanaan musik kenthongan tradisional dapat dilihat pada bentuk tabuhannya yang hanya memiliki dua pola yaitu pola ritme serempak (unison) dan pola (interlocking).

2. Kenthur / Kenthong Jinjing /Kenthong Jinjing / Jinjing

Kenthongan merupakan media komunikasi tradisional yang dalam kalangan masyarakat desa masih tetap bertahan dan sangat familiar. Sebelum hadirnya alat komunikasi modern seperti Kenthur dan kenthong jinjing (Banyumas), handphone, telepon, pager dan lain-lain, dulu adalah alat musik bambu bentuk pengembagan kentongan menjadi bagian terpenting yang hampir dari alat musik kenthongan yang berada di daerah ada di setiap sudut perempatan jalan pada pos-pos Banyumas. Jenis alat musik yang serupa yakni jaga malam kampung (gardu/ poskamling). Selain Calung jinjing adalah jenis alat musik yang sudah sebagai alat untuk memanggil jika ada maling, lama dikenal oleh masyarakat Sunda di daerah

88 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

Sindang Heula yang merupakan pengembangan hanya terdiri dari satu instrumen bongkel dan vokal dari bentuk calung rantay.2 saja, sedangan pada kesenian gandalia terdiri dari Kenthur dan Kenthong Jinjing Banyumas empat isntrumen gandalia, dhendhem, , muncul di awal tahun 2000-an yang dibuat oleh , , vokal, dan tari. para seniman tradisional Banyumas yang sengaja Spesifikasi pada musik gandalia dan dikembangkan sebagai pemenuhan kebutuhan bongkel adalah disamping pada setiap instrumen ekspresi masyarakat dalam kegiatan festival musik memiliki urutan nada pentatonik/ (2,3,5,6), rakyat kenthongan. Spesifikasi dari empat jenis alat juga memiliki melodi, lagu, karakter bunyi yang tersebut di atas adalah di samping memiliki karakter lebih khas. Instrumen gandalia dan bongkel bunyi yang lebih nyaring/jernih (kung), juga telah dibunyikan dengan teknik diorog/digoyang atau tersusun nada-nada pentatonik slendro secara teratur. digetar sehingga dari aspek bunyi memiliki durasi Pada instrumen kenthur dan kenthong Banyumas gaung yang lebih panjang ketika dibanding dengan masing terdapat dua nada yang berurutan yaitu a) dipukul seperti pada instrumen kenthongan. nada 2-3, b) nada 5-6, dan c) nada 1.2 tinggi. Begitu pula yang terdapat pada instrumen Calung Jinjing 4. Sunda Sunda juga memiliki susunan nada secara teratur dengan menggunakan sistem nada pentatonik dan atau diatonik. Dengan terdapatnya susunan nada- nada ini maka menjadikan instrumen ini memiliki keleluasaan garap yang lebih kompleks dibanding dengan instrumen kenthongan tradisional. Empat jenis instrumen tersebut memiliki cara produksi bunyi yan sama yakni dengan ditabuh (dipukul) dengan menggunakan alat tabuh satu tangan. Angklung adalah alat musik tradisional multitonal (bernada ganda) yang telah mengalami 3. Bongkel, Gandalia perberkembangan di wilayah Jawa Barat (masyarakat Sunda). Instrumen ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Secara fisik instrumen Angklung hampir sama dengan istrumen Gandalia dan Bongkel yang ada di Banyumas. Perbedaannya adalah pada sistem nada, dan lagu yang dimainkan pada setiap Gandalia adalah jenis kesenian tradisional pertunjukan Perbedaan lain adalah pada setiap Banyumas yang lazim disajikan setiap musim panen instrumen Angklung hanya terdapat dua nada padi. Kesenian ini merupakan bentuk hiburan (satu oktaf) yang jika dimainkan untuk membentuk rakyat yang awalnya dipergelarkan sebagai wujud melodi harus dimainkan oleh setidaknya tujuh rasa kegembiraan dan rasa syukur para petani orang, namun pada insrumen Bongkel atau karena hasil kerja kerasnya dalam memelihara Gandalia bisa dimainkan cukup oleh satu pemain tanaman padi/jagung telah berhasil dipanen dengan (orang) saja. Sifat dari ketiga instrumen ini memiliki melimpah. Kesenian ini secara utuh terdiri dari karakter yang sama yakni menyajikan melodi alat musik gandalia, dhendhem, kenong, kendang, dengan cara digoyang atau diorog. vokal dan tari. Oleh karena dalam pertunjukan didominasi oleh sajian instrumen gandalia maka kemudian dinamakan kesenian gandalia. Instrumen gandalia adalah bentuk pengembangan dari kesenian bongkel, yang hanya dibedakan pada jumlah instrumennya yakni kalau kesenian bongkel

89 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

5. Calung dan Buncis Rindik dibingkai dalam gending atau komposisi musik maka mampu menghasilkan bentuk bangunan musikal yang enerjik dan dinamis. Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Rindik terbuat dari bambu yang bernada selendro. Alat musik ini biasa di mainkan oleh 2-4 orang pemain atau 2-5 orang pemain. Alat musik ini dimainkan dengan teknik tabuh tangan dua yang di gunakan untuk iringan tari ‘joged bumbung’ dan juga untuk upacara pernikahan. Calung Banyumas adalah seperangkat alat Keunikan dan spesifikasi dari instrumen Rindik musik tradisional yang sangat populer di wilayah adalah disamping memiliki karakter bunyi yang Banyumas dengan system nada pentatonik slendro. khas, juga memiliki tingkat kesulitan garap yang Seperangkat Calung memiliki enam jenis instrumen rumit, karena sajian dua tangan yang dimainkan yaitu: , Dhendhem, Kenong, Gong secara bersamaan dengan pola yang masing-masing bumbung, Kendang gembyakan, dan Ketipung. Alat berjalan pada ritme yang berbeda-beda. musik ini lebih dikenal oleh masyarakat Banyumas sebagai iringan Lengger/ronggeng. Masing-masing 6. Basek, Bansi, dan , instrumen dari ensamble Calung Banyumas memiliki spesifikasi bunyi dan pola tabuhan yang berbeda-beda. Instrumen Gambang memiliki spesifikasi bunyi dengan ambitus tiga oktaf, yaitu satu oktaf nada rendah, satu oktaf nada sedang, dan satu oktaf nada tinggi. Dari spesifikasi ini maka pengrawit Banyumas dalam tradisinya biasa menyajikan beberapa pola baku antara lain; pola melodi/ (teknik nggambang), pola onelan, dan pola buka tutup (mlebu-metu). Instrumen Gambang ditabuh dengan menggunakan tangan dua. Instrumen Dhendhem memiliki spesifikasi bunyi yang bernada rendah, kuat, dan tegas dengan menggunakan tabuh tangan dua/satu. Isntrumen Kenong memiliki spesifikasi bunyi di wilayah nada Alat musik Basek yang dibuat dari bambu tengah, yang secara tradisional berfungsi sebagai wulung ini diciptakan oleh Joko Suranto. Merupakan penegas ritme ataupun melodi. Gong bumbung alat musik bambu yang dimainkan dengan teknik adalah satu-satunya instrumen dalam gamelan digesek diciptakan oleh Seniman yang berasal dari Calung yang disajikan dengan teknik ditiup. Dalam Depok. Joko telah menggeluti Basek ini sejak tahun tradisinya ia difungsikan sebagai penguat melodi 1996. Saat ini alat musik dengan panjang sekitar atau penegas jatuhnya melodi berat. Ia memiliki 75 cm. menyerupai alat musik Biola dan , ia karakater bunyi yang sangat halus pada wilayah memiliki tiga buah senar, dimainkan dengan cara nada rendah. Kendhang gembyakan dan ketipung menggesek untuk membentuk pola yang bersifat adalah satu kesatuan isntrumen dalam gamelan melodis.3 Calung yang secara tradisi lazim disajikan untuk Bansi, Suling, dan adalah tiga jenis alat memainkan pola (sekaran). Dalam instrumen ini musik tradisional yang ada di wilayah Jawa, sunda lebih menonjol pada permainan pola ritme yang dan Sumatra Barat. Instrumen ini memiliki teknik sekaligus juga difungsikan sebagai pembentuk tabuh dengan cara ditiup. Selain memiliki karakter karakter gending. bunyi yan halus, ia juga memiliki spesifikasi Keistimewaan pada gamelan Calung Banyumas nada/system nada yang berbeda-beda. Walaupun adalah memiliki ragam garap dengan masing- instrumen ini disajikan dengan teknik tiup, namun masing instrumen terdapat pola sajian yang berbeda- pada dasarnya jenis sajian musikal yang dimainkan beda sehingga ketika menjadi satu kesatuan yang adalah sama dengan instrumen Besek yakni bersifat

90 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

melodis. 2. Surakarta sebagai pilar kesenian tradisional (Jawa) belum pernah menyelenggarakan keg- 7. iatan penggalian dan preservasi musik bambu tradisional yang bermuara pada alih regenerasi. Hal ini dipandang penting karena pelestarian merupakan bentuk tindak lanjut yang berkes- inambungan dengan tidak mengabaikan unsur nilai dan filosofi yang berkait dengan tradisi dari setiap lokal. Pengembangan kearifan lokal dalam konteks musik bambu tradisional. 3. Pembuatan instrumen musik bambu tradis- ional sudah banyak dilakukan oleh pengrajin- Sasando adalah sebuah alat instrumen petik. pengrajin bambu di daerah. Namun selama ini Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa pengetahuan tentang artistik visual, organologi Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando dan akustik mengenai instrumen bambu di- menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, kalangan pengrajin tradisional masih terbatas, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. sehingga hasil yang diproduksi belum mencapai Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat kualitas yang maksimal. Dengan demikian maka Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya perlu diadakannya perubahan pola pikir para dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola pengrajin agar ke depan dapat menghasilkan dan kecapi. produk-produk instrumen musik bambu yang Bagian utama sasando berbentuk tabung menarik dan inovatif. panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah Solusi yang Dilakukan diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar Kegiatan workshop yang dilakukan pada (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari program ini adalah lebih ditekankan pada proses atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini alih kemampuan tentang membuat instrumen memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap musik bambu tradisional, cara menyajikan secara petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh konvensional, dan cara-cara mengembakannya ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam dalam bentuk karya musik inovasi. Berdasarkan anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. kontent yang dimaksud, maka diperlukannya Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando. strategi atau metode pelaksanaan yang tepat demi tercapainya tujuan yang ideal. Ada beberapa Permasalahan Mitra metode yang digunakan dalam proses ini yang salah Berdasarkan hasil observasi yang didapat satu diantaranya adalah diambil dari metode yang dari kondisi mitra tersebut yaitu Solo Creative dilakukan oleh I Wayan Seriyoga Parta (Dosen Seni City Network dapat dijelaskan kedalam dua aspek Kriya UNG). Secara Metodelogis (ilmiah) terdapat permasalahan dari mitra, yaitu : tiga tahapan yaitu: tahap pemaparan organologi 1. Masih minimnya aksesbilitas akan pelatihan bahan, tahap eksplorasi, perancangan, dan tahap ketrampilan musik bambu tradisional untuk perwujudan.4 meningkatkan keterampilan yang bermanfaat Tahap pemaparan organologi yang dimaksud bagi pengembangan diri dan sebagai bekal adalah proses awal dimana seorang narasumber yang untuk melakukan kegiatan inovasi yang ber- dalam hal ini pengrajin musik bambu menjelaskan sumber dari musik bambu tradisional nusantara. kegiatan workshop yang akan dilakukan pada Surakarta yang memiliki slogan “kota budaya” program ini adalah lebih ditekankan pada proses dipandang perlu memfasilitasi ruang-ruang alih kemampuan tentang membuat isntrumen kreativitas khususnya penggalian musik bambu musik bambu tradisional, cara menyajikan secara tradisioanal, karena selain sebagai bentuk pen- konvensional, dan cara-cara mengembakannya ke gayaan terhadap keberagaman musik nusantara dalam bentuk karya musik inovasi. juga bisa menjadi tolok ukur bagi keberlanjutan Berbagai aspek organologi bambu dengan musik tradisional secara umum. perspektifnya sebagai bahan baku instrumen

91 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

musik tradisional (angklung Sunda, calung dan unsur estetis, aspek filosofi dan fungsi sosial Banyumas, Krumpyung Kulon Progo, Rindik Bali, kultural serta estimasi keunggulan pemecahan dan angklung Banyuwangi. Berbagai hal yang masalah yang ditawarkan. mendukung proses pembentukan isntrumen baik 3. Perancanagan untuk menuangkan ide atau dari aspek media baku dan media pendukung gagasan dari deskripsi verbal hasil analisis ke dijelaskan secara detil sesuai dengan fungsinga dalam bentuk visual dalam batas rancangan dua masing-masing. dimensional. Hal yang menjadi pertimbangan Tahap Eksplorasi yaitu aktivitas penjelajahan dalam tahap ini meliputi aspek material, teknik, menggali interpretasi ide, merujuk sumber referensi, proses, metode, konstruksi, ergonomi, keamanan, pengolahan bahan, hasil dari penjelahan atau kenyamanan, keselarasan, keseimbangan, bentuk, analisis bahan dijadikan dasar untuk membuat unsur estetis, gaya, filosofi, pesan makna, nilai rancangan atau desain bentuk visual. ekonomi serta peluang pasar ke depan. Tahap Perancangan yaitu memvisualisasikan 4. Realisasi rancangan atau desain terpilih menjadi hasil dari penjelajahan atau eksplorasi bahan model prototipe. Model prototipe dibangun ber- baku kedalam berbagai alternatif desain bentuk, dasarkan gambar teknik yang telah disiapkan. untuk kemudian ditentukan rancangan yang 5. Perwujudan realisasi rancangan/prototipe ke- sesuai dengan ide, untuk dijadikan acuan dalam dalam karya nyata sampai finishing dan kemasan. pembuatan rancangan final atau visual bentuk, 6. Melakukan evaluasi terhadap hasil dari per- dan racangan final ini (proyeksi, potongan, wujudan. Hal ini bisa dilakukan dalam bentuk detail, perspektif) dijadikan acuan dalam proses pergelaran karya musik yang diresponse oleh perwujudan karya instrumen musik tradisi. masyarakat, dengan maksud untuk mengkritisi Tahap perwujudan yaitu proses akhir dalam pencapaian kualitas karya, menyangkut segi fisik mengimplementasikan rancangan terpilih menjadi dan non-fisik, untuk karya fungsional jika berba- wujud model (prototipe) sampai terciptakannya gai pertimbangan/kreteria telah terpenuhi maka kesempurnaan bentuk karya sesuai dengan desain/ karya tersebut siap diproduksi. Akan berbeda ide. Tahapan ini merupakan penentuan model jika karya instrumen musik sebagai ungkapan yang sudah dalam bentuk karya yang sebenarnya, pribadi/murni, yang kekuatannya terletak pada sehingga jika hasil tersebut dianggap telah kesuksesan mengemas segi spirit, ruh, dan jiwa sempurna maka diteruskan dengan pembuatan keseniannya, termasuk penuangan wujud fisik, karya --diproduksi. Langkah-langkah kerja seperti makna, dan pesan sosial kultural yang dikand- ini biasanya digunakan lazimnya dalam pembuatan ungnya. karya-karya fungsional. Langkah yang demikian memiliki perbedaan Target Luaran jika dibandingkan antara penciptaan seni kriya Kegiatan pelatihan atau workshop alih murni dengan kriya fungsional, sebab penciptaan keahlian membuat isntrumen musik tradisi dan seni kriya sebagi ekspresi pribadi sejak awal cara menyajikannya merupakan bentuk upaya belum diketahui hasil akhir yang hendak dicapai penggalian potensi generasi penerus di dalam secara pasti (masih terjadi ekplorasi, inovasi dan melestarikan kesenian tradisi khsusnya musik improvisasi dalam proses perwujudan), sedang seni bambu nusantara. Melihat fenomena dewasa ini kriya fungsional/layanan publik, sejak awal telah telah terjadi pergeseran animo masyarakat terhadap diketahui hasil yang hendak dicapai berdasarkan keberlangsungan musik bambu tradisional, maka desain atau gambar teknik yang lengkap. Ketiga program ini berharap mampu memproteksi dini agar tahap di atas dapat diuraikan menjadi enam langkah ke depan generasi penerus memiliki minat terhadap yaitu: pelestarian yang dimaksud. Berbagai faktor yang 1. Langkah pengembaraan jiwa, pengamatan menjadi kendala atas keberlangsungannya musik lapangan, dan penggalian sumber referensi & bambu tradisional diantaranya adalah: tidak adanya informasi, untuk menemukan tema atau berbagai fasilitas kegiatan yang melibatkan unsur-unsur persoalan yang memerlukan pemecahan. yang berkompeten dibidangnya seperti misalnya: 2. Penggalian landasan teori, sumber dan referensi pengrajin musik bambu, generasi penerus, dan serta acuan visual. Usaha ini untuk memperoleh akademisi. Unsur-unsur yang berkopenten dalam data material, alat, teknik, konstruksi, bentuk perogram ini antara lain: pengrajin instrumen musik

92 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

bambu tradisi, empu musik bambu tradisi, dan budaya bambu Nusantara. Suatu perpaduan inovator musik bambu. antara pengenalan, pemahaman, dan peningkatan Pengrajin musik bambu tradisi dimaksud ketrampilan, juga krativitas dan inovasi yang dalam hal ini adalah sebagai orang yang memiliki bermartabat. keahlian khusus dibidang pembuatan instrumen Pertimbangan atas berbagai aspek dalam musik bambu tradisi untuk diberdayakan program ini bermaksud agar luaran yang dicapai sebagai narasumber untuk memberikan cara-cara mampu membumikan kembali sumber daya alam pembuatan instrumen musik bambu tradisi kepada bambu sebagai media seni khususnya seni musik peserta wosrkshop. Empu musik tradisi adalah ramah lingkungan. Di samping pemberdayaan orang yang ahli dibidang musik bambu tradisi bambu itu sendiri, juga upaya mendekatkan yang secara keterampilan/skil dan penyampaian masyarakat kepada bambu agar masyarakat dalam mentransfer keahliannya. Inovator sekarang dapat mengenal lebih dekat sehingga instrumen musik bambu adalah orang yang ahli bambu dapat menjadi bidikan alternatif dalam merekayasa instrumen musik bambu sebagai upaya menumbuhkan minat usaha industri kreatif sumber pengembangan musik baru. yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan. Berdasarkan ruang lingkup program yang Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dirancang di atas maka kegiatan ini menghasilkan dengan teknologi dan rekayasa, bambu dapat luaran sebagai berikut: diproduk dalam berbagai bentuk dengan kekuatan 1. Dokumentasi audio visual proses pembuatan alat yang tidak kalah dengan kayu. Hasil produknya musik bambu tradisional maupun inovasi baru. dapat berbentuk balok, papan dalam ukuran yang 2. Dokumentasi sajian karya musik hasil workshop tidak terbatas sehingga memudahkan pengguna penciptaan karya inovatif dalam bentuk audio dalam memanfaatkannya. Dalam konstruksi visual. produk ini dapat dipakai sebagai bahan bangunan 3. Menelorkan generasi pengrajin musik bambu struktural dan non-struktural dalam bentuk bahan tradisi dengan menggunakan pola pikir dan komposit. Bambu sebagai bahan pengganti kayu teknologi baru. yang sekaligus dapat menyelamatkan dunia dari 4. Menelorkan hasil karya baru dalam bentuk in- kerusakan hutan, akan sangat berperan pada tahun strumen bambu dalam rangka untuk mengem- mendatang mengingat keberadaan kayu yang bangkan karya musik inovasi dari sumber tradisi semakin berkurang. nusantara yang dipergelarkan di kota Surakarta. Bambu bagi kehidupan masyarakat Jawa 5. Menumbuhkan animo generasi penerus terhadap merupakan jenis tumbuh-tumbuhan yang sangat musik bambu baik dalam bentuk tradisional familiar. Ia mudah tumbuh dimana-mana, bisa maupun inovasi. didapat dimana-mana, dapat dibeli dengan harga 6. Artikel ilmiah (jurnal lokal) tentang proses pem- yang sangat murah. Atas dasar pertimbangan buatan alat musik bambu tradisional maupun itulah maka tim PKM terdorong untuk membuat bentuk instrumen baru. program pembuatan, dan pelatihan musik bambu, di samping juga didasarkan akan pertimbangan Orientasi Kegiatan kebutuhan eksploratif bagi dunia penyusunan Workshop dan penyajian musik bambu musik yang berbahan baku bambu. dalam program Pengabdian Pada Masyarakat Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PKM) kali ini adalah sebuah upaya kerja sama workshop pembuatan, dan penyajian musik bambu antar masyarakat akademisi, masyarakat awam, kali ini lebih diutamakan pada prosesnya, yang dan organisasi sosial yang konsern dibidang di dalamnya mengandung berbagai pengatahuan pengembangan budaya lokal yang dalam hal ini penting bagi dunia penciptaan musik ketika ingin Solo Creative City Network (SCCN). Workshop memahami dan mendalami perihal potensi bambu. musik bambu sebuah program yang direncanakan Proses-proses pembuatan instrumen musik bambu dan diadakan berdasar semangat untuk melihat dalam pengamatan tim PKM tampaknya jarang lebih dekat bambu yang sebenarnya jaman dahulu sekali dilakukan melalui kajian tentang bahan secara pernah akrab dengan kehidupan budaya kita. Event mendalam, sehingga sering dijumpai berbagai ini digagas dan diangankan sebagai suatu skenario instrumen musik bambu secara kualitas bunyi serta atau strategi untuk menegakkan dan memperkuat keawetannya tidak bagus. Melihat keberadaan yang

93 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

demikian itulah lalu tim PKM merasa perlu untuk kulit luar yang hitam (wulung), sehingga secara memberikan sebuah program edukasi berkenaan estetika warna menarik jika dijadikan media untuk dengan langkah-langkah membuat instrumen performa, (3) memiliki serat yang teratur sehingga musik bambu agar kehidupan dan kualitas karya mudah untuk bentuk. Bambu petung dipilih karena musik bambu memiliki daya saing yang sebanding di samping memiliki karakter daging ruas yang dengan jenis-jenis musik lainnya. padat juga memiliki berbagai ukuran dari yang kecil hingga yang paling besar. Jenis bambu petung Langkah-langkah Kegiatan Pra Workshop dalam speciesnya adalah termasuk rumpun bambu Beberapa rangkaian kegiatan yang telah yang terbesar diantara jenis-jenis bambu yang lain, dijalankan dalam kegiatan workshop musik bambu sehingga dalam keperluannya untuk alat musik adalah: (1). Pemilihan lokasi, (2). Pemilihan jenis dapat dijadikan media dengan berbagai ambitus bambu, (3). Penentuan waktu tebang, (4). Penentuan suara/bunyi. potong, (5). Waktu pengeringan bambu. Sekalipun dua jenis bambu di atas memiliki beberapa kelebihan secara spesifik, namun 1. Survei Lapangan kualitas bambu untuk media bunyi agar mampu Lapangan dimaksud dalam kegiatan ini adalah memproduksi bunyi yang bagus tidaklah mudah tempat yang telah dipilih untuk menentukan begitu saja didapat. Ada beberapa kreiteria jenis satu daerah yang dianggap memiliki jenis bambu bambu yang berkualitas bagus untuk pembuatan sesuai dengan kebutuhan pembuatan instrumen instrumen musik antara lain: (1). Jenis bambu musik. Dalam hal ini tim kerja menemukan satu berada di dataran tinggi dengan jenis tanah yang daerah tertentu yang secara geografis memiliki curam, (2). Jenis bambu yang sudah tua, (3). Posisi berbagai jenis bambu sesuai dengan katagori batang bambu berdiri tegak lurus, (4). Tidak yang dikehendaki dalam pembuatan instrumen memiliki penyakit dalam batangnya, (5). Bambu musik bambu. Desa Jurug, Kecamatan Jumapolo, yang utuh dari pangkal hingga ujung (tidak pugag)5. Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang Menurut Sukendar sebagai salah satu menjadi tempat pemilihan tim kerja menentukan narasumber dalam kegiatan workshop musik lokasi pencarian bambu. bambu menyatakan bahwa, lokasi bambu yang Tepat pada hari selasa tanggal 21 April 2015 berada di dataran tinggi dengan kondisi tanah yang tim survei melakukan pemilihan jenis bambu yang curam memiliki kadar air yang rendah, sehingga hendak diambil sebagai bahan baku pembuatan kualitas bambu secara alami tingkat kepadatan instreumen musik. Berdasarkan hasil survei di Desa yang tinggi. Bambu yang memiliki kepadatan tinggi Jurug, tim kerja mendapatkan empat jenis bambu berpengaruh pada kemampuan produksi bunyi yang berkualitas bagus sesuai dengan kebutuhan lebih nyaring dibanding dengan bambu dengan pembuatan instrumen musik. Berikut tim PKM kadar airnya yang tinggi.6 melakukan pemlihan bambu di sebuah ladang yang curang Desa Jurug, Jumantono, Kabupaten Karanganyar: 1.1. Pemilihan Jenis Bambu Berkaitan dengan kebutuhan workshop pembuatan instrumen musik bambu, yang dalam penggunaannya lebih dipentingkan pada aspek kualitas bunyi dan keawetannya, maka dipilihlah dua jenis bambu yang secara organologi memiliki spesifikasi karakter yang tepat dijadikan media Bambu yang baik sebagai bahan instrumen sumber bunyi. Dua jenis bambu yang dimaksud musik memiliki usia dalam rumpunnya minimal adalah bambu wulung dan petung. Bambu wulung tiga tahun. Di samping syarat usia dengan ukuran dipilih berdasarkan karakternya yang memiliki waktu tertentu, bambu yang baik juga memiliki beberapa kelebihan antara lain: (1) memiliki salah satu tanda-tanda berwujud jamur yang serat yang padat sehingga disamping mampu tumbuh di bagian kulit luar batang bambu, serta menghasilkan bunyi yang nyaring juga memiliki ditandai dengan tanggalnya sarung-sarung bambu kekuatan/ketahanan yang cukup lama, (2) memiliki (slumpring) dari batangnya.

94 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

Bambu yang baik dan sehat adalah bambu sebagian besar meyakini dengan adanya ilmu yang berdiri tegak lurus di permukaan tanah, serta “titen”, adalah sebuah pemahaman tentang alam memiliki warna daun yang segar. Dengan posisi yang ditengarai oleh adanya tanda-tanda yang yang tegak lurus itulah maka bambu akan memiliki terjadi secara alami pada setiap putaran waktu tingkat kepadatan dan kadar air yang merata, secara ajeg. Berbagai petunjuk tentang perubahan sehingga jika digunakan sebagai instrumen musik musim tertentu biasanya memiliki tanda yang akan mampu menghasilkan bunyi yang bergaung berbeda-beda tetapi secara alami akan terjadi panjang. Warna daun yang segar dan berseri sebagai dengan ajeg pada setiap tahunnya. Tanda-tanda pertanda bahwa bambu tersebut dalam kondisi alami yang dimaksud antara lain: suara binatang sehat, ia juga menjadi salah satu unsur yang sangat (anjing kawin, katak, ayam, gangsir nyenthir7, berpengaruh terhadap kekuatan dan ketahanan burung terbang berkelompok ), arah angin, bintang bambu ketika telah dijadikan instrumen musik. di langit, mangsa mareng8, dan masih banyak yang Bambu yang bagus sebagai bahan instrumen lainnya. Dalam penebangan bambu ada banyak musik secara fisik harus tidak memiliki cacat dan syarat yang harus dilakukan, empat pantangan di tidak memiliki penyakit dalam batangnya, yang antaranya adalah: (1) tidak boleh menebang bambu secara fisik tidak terdapat lubang baik akibat dari pada saat terang bulan, (2) saat muncul rebung, (3) serangan hewan ataupun akibat dari hal lain yang pada pagi hari, dan (4) saat rumpun bambu mulai mengakibatkan bambu tersebut menjadi tidak berbunga. utuh. Bambu yang cacat seperti terdapatnya lubang Pengetahuan masyarakat lokal dalam men­ pada batang di masa pertumbuhannya maka juga duga iklim pada dasarnya selalu didasarkan berpengaruh terhadap kualitasnya keseluruhan pa­da ekosistem, iklim serta peristiwa-peristiwa batang bambu. ben­cana maupun musibah yang terkait erat pada Bambu yang baik sebagai bahan instrumen hubungan alam dan manusia. Dengan pemahaman musik di samping berbagai kriteria tersebut di ini, kemudian terjadi interaksi antara manusia atas juga sebaiknya memiliki batang yang utuh dengan alam yang melahirkan berbagai kearifan dari pangkal hingga ujung. Batang bambu yang serta pengetahuan lokal dalam menghadapi segala pada bagian ujungnya patah dan kemudian lepas kemungkinan dari batangnya dalam bahasa Jawa disebut dengan kemungkinan berbagai bencana yang akan istilah pugag atau pring gandhor. Secara kualitas, terjadi. Secara umum, pengetahuan masyarakat atas bambu tersebut memiliki bunyi yang sangat nyaring perubahan cuaca, iklim, dan fenomena alam lainnya dan jernih, namun karena kondisi bambu yang berangkat dari pengamatan terhadap perilaku pertumbuhannya tidak sempurna maka kemudian mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan, dinamika cuaca, berdampak pada fisik bambu menjadi tidak dan pergerakan benda-benda langit. bertahan lama. Jenis-jenis bambu yang ditentukan Sebagai salah satu contoh misalnya saat oleh tim sebagai bahan instrumen musik yang tumbuhnya tunas baru pada setiap pohon akan dimaksud adalah: bambu petung, dan wulung. Dua tumbuh lebih awal banyak pada bagian barat jenis bambu yang dipilih tersebut adalah didasarkan pohon, tandanya sudah mendekati musim hujan. atas kebutuhan yang dirancang oleh tim di dalam Secara logika, sebelum hujan ada angin dingin membuat ragam instrumen musik. datang dari arah barat. Hujan datang dari arah barat dan utara saat hujan awal, sesekali, untuk daerah pantai hujan akan datang dari arah selatan sangat jarang terjadi. Tanda-tanda lain juga ketika munculnya bulan dengan dilingkari cincin awan, yang merupakan pertanda bahwa besoknya akan hujan atau paling lambat lima hari sejak sejak saat kemunculan bulan dengan dikelilingi cincin awan akan terjadi hujan.9 Begitu pula yang terjadi pada sifat-sifat bambu, berdasarkan pengamatan secara alami 1.2. Penentuan Waktu Tebang bahwa bambu tidak bisa ditebang saat terang bulan Masyarakat dalam kebudayaan agraris petani karena kadar airnya sedang tinggi. Kadar air yang

95 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

tinggi menimbulkan kadar gula yang tinggi juga. Sementara itu, bambu yang berbunga menandakan bambu sudah akan mati karena stres dengan keadaan di sekitarnya. Stres pada bambu bisa disebabkan oleh banyaknya zat kimia beracun di sekitar rumpun bambu atau terpaan angin besar.10 Untuk kondisi daerah tropis, penebangan dilakukan pada musim kemarau supaya kadar 1.4. Waktu Pengeringan Bambu air yang ada dalam buluh bambu lebih rendah Pengeringan bambu membutuhkan durasi sehingga tidak mudah diserang kumbang bubuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan basah. Teknik penebangan dilakukan dengan pengeringan kayu yang memiliki kepadatan memotong bambu setinggi kurang dari 30 cm dari struktur yang sama. Ini disebabkan bambu permukaan tanah. Pemotongan dapat dilakukan memiliki komponen yang sangat mudah menyerap dengan menggunakan golok atau alat sejenisnya. kelembaban. Saat bambu mulai mengering, batang Penebangan dengan gergaji akan membuat bagian bambu akan berkontraksi dan mengkerut. Proses yang terpotong tidak membusuk sehingga akan pengkerutan ini dimulai sejak bambu ditebang, dan merusak pertumbuhan akar baru, demikian pula dapat mengurangi diameter bambu hingga 16% dan kerusakan pada bagian terpotong secara melintang mengurangi ketebalannya hingga 17%11. Bambu akan mempersulit air hujan untuk masuk ke muda sebaiknya tidak digunakan untuk keperluan dalamnya. konstruksi, karena tingkat pengerutannya sangat Menurut Pearson, 1 batang bambu baru tinggi, selain itu bambu muda juga sangat rentan akan tumbuh dari setiap 4 batang bambu lama terhadap serangan serangga dan organisme lain. dan memerlukan waktu lebih dari 4 tahun Proses pengeringan secara tradisional untuk memindahkan batang bambu lama. banyak dilakukan oleh beberapa pengrajin musik Dengan demikian maka usia ideal bambu bambu, karena ia terbukti menjadi satu langkah dari tumbuhnya rebung hingga tua dan layak pembentukan sifat bambu untuk mencapai kualitas tebang adalah antara tiga hingga empat tahun. yang ideal.12 Kualitas yang dimaksud bukan saja sekedar memiliki kadar keawetan namun juga mampu menghasilkan warna bunyi yang nyaring, bergaung panjang dan atau“kung”.13 Proses pengeringan bambu sebagai bahan instrumen musik yang tepat tidak dilakukan secara instan. Salah satu cara pengeringan yang biasa dilakukan oleh para pengrajin musik bambu yakni dengan diasap atau ditaruh di dekat dapur rumah tangga yang memiliki tungku pembakaran untuk memasak dengan jarak kurang lebih lima meter ke samping 1.3. Penentuan Waktu Potong dan ketinggian kurang lebih 2.5 cm. Pengasapan Waktu potong merupakan langkah sebaiknya tidak dilakukan dengan cara dipaksakan kedua yang benar-benar harus difahami sebagai agar cepat kering, namun akan lebiuh baik jika pengetahuan penting dalam rangka memperoleh proses pengasapannya terjadi secara natural. kulaitas bambu yang bagus sebagai bahan instrumen Dengan proses pengasapan secara natural maka musik. Beberapa ketentuan yang menandakan diperlukan waktu yang cukup lama yakni minimal bambu sudah layak dipotong antara adalah; (1) sembilan bulan. Ada beberapa hal yang perlu jika bambu yang sudah ditebang dan posisi masih diperhatikan saat proses pengeringan bambu: berada dirumpunnya berdiri tegak lurus dengan • Hindari bambu kontak langsung dengan tanah kondisi daun seluruhnya telah rontok dari tangkai- untuk menghindari jamur dan serangga, serta tangkainya, (2) jika air yang ada di dalam batang menghindari kelembaban. bambu telah mengering, (3) jika warna batang • Disarankan hanya menggunakan bambu yang bambu sudah tampak layu/mengering. cukup tua, yakni yang berumur sekitar 3- 4 tahun untuk mencegah pengerutan bambu.

96 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

• Singkirkan bambu yang terserang hama atau Musik Bambu kali ini adalah sebagai salah bubuk supaya tidak menjangkiti bambu lain. satu usaha untuk memuliakan bambu dengan • Upayakan ada ventilasi yang baik untuk sirkulasi mengajak masyarakat melihat potensi bambu udara dari perspektif bunyi dan organologinya. SCCN • Hindari perubahan kelembaban yang drastis, mencoba mensinergikan apa saja yang ada di misalnya dengan menjemur bambu pada sinar wilayah Kota Surakarta menjadi suatu kekuatan matahari secara langsung, karena ini akan dapat yang besar untuk bisa menuju ekonomi industri membuat bambu retak dan bahkan pecah teru- kreatif Kota Surakarta. tama pada bambu utuh. Suyut Nugrahawati selaku ketua pelaksana • Penyimpanan secara vertikal akan dapat men- workshop musik bambu dari SCCN pada acara geringkan bambu lebih cepat dan menghindari pembukaan menjelaskan bahwa kegiatan workshop kemungkinan terserang jamur. Jika posisi penger- pembuatan instrumen musik bambu merupakan ingan secara tegak terlalu lama dapat membuat tahapan awal di dalam rangkaian acara besar bambu menjadi bengkok. yakni pergelaran Swara Deling Festival (SDF) yang • Jika pengeringan dalam jumlah besar maka se- diselenggarakan pada tanggal 22-24 Oktober 2015. baiknya ditarus secara horizontal. Bambu harus Kegiatan ini sengaja dibuat melalui tahapan proses diletakkan diatas struktur umpak atau alas agar panjang, karena panitia tidak ingin menyajikan tidak kontak langsung dengan tanah. Ini berguna sebuah kegiatan yang hanya akan menjadi untuk menghindari kelembaban. Disarankn di- tontonan masyarakat tanpa ada output lain tanpa antara tumpukan bambu diberi alas agar ada menimbulkan efek apapun kepada masyarakat. sirkulasi yang baik antara batang bambu. Dengan demikian maka panitia bersama tim kerja • Sebaiknya dilakukan posisi bolak-balik bambu samanya membuat konsep workshop pembuatan agar pengeringannya merata. Berikut gambar instrumen, penyajian instrumen (eksplorasi sumber posisi proses pengeringan bambu di samping bunyi) dan akhirnya berujung dipergelaran SDF atas perapian: dalam tampilan yang berbeda dengan bentuk festival-festival bambu sebelumnya.

Tujuan workshop pembuatan instrumen musik bambu adalah lebih menitik beratkan kepada dampak produktif agar masyarakat C. Brain Storming Workshop Musik Bambu mampu membuat suatu produk instrumen Sebelum pelaksanaan workshop dilakukan musik bambu yang inovatif dan dilakukan oleh terlebih dahulu panitia membuat satu bentuk peserta workshop untuk disosialisasikan pada pertemuan khusus untuk menjelaskan kepada lingkungannya, sehingga musik bambu yang hadir peserta tentang tujuan diadakannya kegiatan kali ini menjadi lebih menarik dibanding dengan workshop musik bambu tahun 2015. Pelaksanaan bentuk instrumen musik bambu dimasa lalu. Di pembuatan instrumen dimulai dari penjelasan sisi lain adalah sebuah upaya pembentukan ruang- tentang visi dan misi program oleh perwakilan ruang kreativitas musik bambu di setiap sudut SCCN dan ISI Surakarta kepada para pesarta kota Surakarta melalui kelompok-kelompok kecil workshop dan narasumber di kantor Kecamatan (Pokdarwis) disetiap kelurahan. Harapan yang Jebres, Surakarta pada tanggal 24 Agustus 2015. lebih mulia adalah bagaimana ekses dari kegiatan Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa workshop ini dapat menciptakan spirit kebersamaan agar antar mereka terjadi interaksi dan kompetisi kreatif

97 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

menciptakan karya-karya musik baru menuju sifatnya inovatif, seperti gumbeng dan kenthur. kemandirian yang berkualitas khususnya bagi para Sedangkan Bapak Sukendar dan Budi Prastyo ia perwakilan Pokdarwis Kelurahan yang dikirim ditugaskan sebagai pelatih pembuatan instrumen sebagai peserta workshop. musik yang bersifat tradisional, yakni calung Para peserta workshop merupakan perwakilan dan angklung. Berikut ini foto saat narasumber dari delapan kelompok Pokdarwis kota Surakarta memberi pengarahan dan penjelasan tentang teknik yang masing-masing mengirimkan tiga orang. Dari pelaksanaan workshop pembuatan instrumen setiap perwakilan yang dikirim adalah hasil seleksi gumbeng, kenthur, gambang calung dan angklung. dari Pokdarwis yang setidaknya memiliki spesialisai bidang tertentu terutama dalam mengoperasikan alat-alat pertukangan dan memiliki kedekatan dengan musik tradisional. Pada pertemuan pertama panitia menyampaikan perihal tekhnis pelaksanaan pada peserta bahwa kegiatan worshop musik bambu menjadi bagian yang sangat penting diikuti secara tertib dan cermat, karena peserta adalah delegasi yang dipercaya oleh Pokdarwisnya, sehigga nantinya memiliki tanggung jawab untuk bisa menularkannya. Kegiatan workshop pembuatan instrumen Untuk memperlancar dan menunjang musik bambu dalam program ini didukung oleh keberhasilan kerja maksimal, pada kesempatan beberapa narasumber ternama yang masing-masing awal pertemuan, narasumber terlebih dahulu memiliki keakhlian yang spesifik pada pembuatan menjelaskan perihal berbagai aspek yang berkenaan jenis instrumen yang berbeda-beda. Narasumber dengan pelaksanaan pembuatan instrumen yang sengaja diundang dalam kegiatan ini adalah: musik bambu. Asek-aspek yang disampaikan di (1) Bapak Sukendar dari Banyumas. Beliau adalah awal menjelang praktik pembuatan antara lain; pengrajin instrumen musik bambu Banyumas yang (1) dijelaskan tentang teknik-teknik pembuatan juga sekaligus sebagai pimpinan grup Lengger instrumen, (2) alat-alat yang digunakan untuk Langen Budaya Banyumas, (2) Bapak AL Suwardi pembuatan instrumen, serta (3) jenis-jenis instrumen dari Surakarta, adalah dosen akustika instrumen, yang hendak dibuat. dosen komposisi karawitan, serta pengampu Untuk memenui target pencapaian luaran matakuliah karawitan gaya Surakarta, (3) Bakap dengan hasil kerja workshop secara terukur Darno, adalah dosen Jurusan Karawitan sebagai maka dalam kegiatan ini dibatasi pada empat pengambu matakuliah Komoisi Karawitan, jenis instrumen, yakni pembuatan bilah calung, pengampu matakuliah musik bambu (calung), serta angklung, gumbeng, dan kenthur. Pemilihan empat matakuliah Karawitan Gaya Surakarta, (4) Bapak instrumen tersebut didasarkan atas kebutuhan bagi Budi Prasetyo dari Kulonprogo, adalah pengrajin para peserta workshop yang dalam kelompoknya instrumen bambu spesial angklung. Dengan di masing-masing Pokdarwis akan digunakan masing-masing keakhlian yang spesifik tersebut sebagai media dalam berelaburasi dengan alat- maka kemudian setiap narasumber diminta untuk alat musik kentongan yang telah ada sebelumya. melatih para pesrta membuat salah satu instrumen Adapun penentuan atas empat jenis instrumen yang melalui metode tutorial dan driil sehingga para dimaksud adalah atas pertimbangan kebutuhan peserta langsung dapat menyerap baik secara musikal yakni dengan memiliki spesifikasi yang pengetahuan dan aplikasinya. berbeda-beda berdasarkan unsur-unsur musikal Berdasarkan kompetensinya tiga nara­ agar bisa saling melengkapi. sumber telah melakukan tugas sesuai dengan juknis Instrumen calung dan angklung dipilih atas pelakasanaan yang direncanakan sebelumnya. dasar spesifikasinya yang memiliki sifat melodis. Bapak Al Suwardi yang memiliki kemampuan serta Dalam sajian musik melodi merupakan hal yang pengetahuan pembuatan instrumen bambu secara sangat penting, karena melodi sering digunakan akademis, lebih diposisikan sebagai pengarah dan sebagai pembentukan karakter lagu apalagi jika pelatih di dalam membuat instrumen bambu yang instrumen tersebut akan digunakan sebagai media

98 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

musik kerakyatan. Instrumen yang berikutnya untuk melebarkan lobang dalam bentuk lingkar adalah gumbeng dan kentur, dari fungsinya atau setengah lingkar. Pêthèl digunakan untuk instrumen tersebut memiliki sifat ritmis yakni membuat bakalan lambé resonator angklung, calung difungsikan sebagai pembentukan pola-pola ritme atau sejenisnya. Pisau pipih digunakan untuk yang jika digabungkan dengan melodi maka akan membuat lobang nada instrumen tiup. Palu kayu membentuk satu kesatuan yang saling menguatkan. berfungsi sebagai alat pemukul pahat.

1. Workshop Pembuatan Instrumen Pertama-tama menentukan jenis bambu yang akan dipilih untuk nada instrumen tertentu yang lalu kemudian dipotong sesuai dengan ukuran panjang pendeknya ruas. Setelah satu nada ditentukan, maka nada-nada berikutnya dapat tentukan berdasarkan penjang pendek dan besar kecilnya diameter bumbungan yang hendak dipilih sebagai bilah nada. Ke dua menentukan dan menjelaskan jenis-jenis alat pertukangan oleh narasumber semua peserta mempersiapkan diri untuk membawa dari rumah masing-masing. Pembuatan innstrumen musik bambu merupakan pekerjaan dengan menggunakan alat kusus. Kekususan alat ini merupakan pertimbangan keefaektivan dan keefisiensian kerja mengingat bahan bambu memiliki keunikan sifat yang tersendiri. Adapun alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan instrumen musik bambu antara lain: gergaji potong, gergaji belah, gergaji segrek, gergaji lingkar, sabit (arit), pangot, susruk biasa, susruk pipih, boor, pahat lengkung, pethel, pisau pipih, palu kayu (gandhen). Setiap alat memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Untuk memotong bambu diperlukan gergaji potong yang posisi geriginya tegak. Gergaji belah (bergerigi condong) difungsikan untuk membelah seturut serat bambu. Gergagji segrek digunakan untuk memotong atau membelah bagian yang relatif pendek. Gergaji lingkar digunakan untuk membuat lobang bulat 1.1. Instrumen Calung dengan diameter minimal satu setengah centimeter. Pada instrumen calung karena akan lebih Sabit digunakan untuk membelah, mencongkel banyak digunakan sebagai melodi maka penentuan bagian bambu dan memotong. Pangot digunakan bentuk nada-nada bilahnya dapat disusun secara untuk melobang dengan bentuk yang tidak bulat urut yang dimulai dari nada rendah dengan ukuran (dalam hal ini berfungsi sebagai pahat) dan juga diameter terbesar serta terpanjang kemudian dapat difungsikan untuk mengelupas. Susruk dilanjutkan nada-nada urut semakin tinggi dengan fungsinya untuk memipihkan bagaian bambu ukuran besar/kecil dan panjang/pendek ke atas. yang perlu dipipihkan, sedangkan susruk pipih Berikut langkah-langkah pembuatan instrumen digunakan untuk mengelupas bagian bambu dalam calung oleh Bapak Sukendar sebagai narasumber bentuk setengah lingkar. Boor digunakan untuk pembuatan instrumen calung: membuat lobang tempat pluntur atau membuat awalan permukaan tabung resonator kenthur, dan 1.1.1. Pemotongan bahan bilah calung berbagai pelobangan. Pahat lengkung digunakan Langkah awal pembuatan instrumen gambang

99 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

calung yakni dengan cara terlebih dahulu memotong bahan bilah-bilah gambang sejumlah 16 ruas secara urut mulai dari bilah terbesar (nada terendah) hingga bilah terkecil (nada tertinggi). Berikut foto cara Sukendar melakukan langkah awal menentukan bilah-bilah yang hendak dijadikan instrumen gambang calung:

1.1.3. Tahap pelarasan Jika setelah tahap pencowakan bilah nada belum tepat (pleng), maka ada dua langkah yang dilakukan yakni meninggikan dan merendahkan nada. Untuk meninggikan nada Bapak Sukendar mempunyai dua cara yaitu dengan dipotong pada Langkah kedua yaitu melaras bilah-bilah bagian ujung bilah atau dicowak pada bagian instrumen. Pada bagian ini yang paling penting tabung resonansi mengarah mendekat ke titik ruas. disiapkan dan difahami bagi para peserta workshop adalah cara menentukan tempat pelubangan awal 1.1.4. Tahap deteksi ketepatan nada sebagai titik nada yang hendak disetem. Melihat Pada saat melaras untuk mendeteksi nada betapa sulitnya bagi penglaras dalam menentukan sudah tepat atau belum dilakukannya pengecekan titik awal tersebut maka secara tradisional pengrajin dengan cara ditiup pada lubang resonansi, dipukul menggunakan ilmu tafsir. Berikut tahapan pelarasan dengan tabuh pada bagian tabung resonansi, bilah gambang calung/angklung: ataupun bisa dengan cara dihentakan kebenda padat (bisa lantai keramik) pada bagian ujung ruas 1.1.2. Tahap pencowakan 14 bilah. Berikut dibawah ini gambar langkah-langkah Pencowakan adalah proses yang paling harus teknik pelarasan bilah gambang calung/angklung. hati-hati karena di bagian ini pengrajin benar-benar dituntut kecermatannya didalam menentukan langkah-langkah kinerjanya setiap menggoreskan pisau pangotnya ke bilah bambu yang hendak dicowak. Pertama kali pengrajin melakukan pencowakan adalah ditentukan oleh besaran diameter bambu dan bilah nada yang hendak ditentukan. Para pengrajin tradisional seperti juga yang dilakukan oleh Bapak Sukendar ketika Berikut hasil akhir pembuatan instrumen menentukan bilah pertama untuk dilaras, ia selalu gambang calung: mengambil salah satu nada gambang calung di bagian biah tengah nada 6 (nem) tengah sebagai nada kunci, dengan maksud agar pada pelarasan nada-nada berikutnya tinggal menyesuaikan secara urut baik besaran diameter maupun nadanya. Jika bilah pertama yang ditentukan nada 6 tengah diameter 8 cm dan panjang 50 cm, maka menentukan titik cowak disekitar 20 cm dari titik ruas. Berikut tahap pencowakan dalam pelarasan instrumen gambang calungg: 1.2. Instrumen Gumbeng

100 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

Gumbeng dalam nama-nama jenis instrumen kerja pembuatan instrumen gumbeng versi Bapak musik bambu merupakan salah sau bentukan Al Suwardi dari karya inovasi pengembangan dari alat musik tradisional dari bahan baku bambu yang bernama kentongan. Bapak Darno yang dalam pelatihan ini menjadi asisten narasumber, menyatakan bahwa sebetulnya alat musik sejenis gumbeng sejak dulu sudah ada, namun bentuk dan penamaannya tidak ada pernah yang memastikan. Lalu mengapa dinamakan instrumen gumbeng? Bapak Darno memperkirakan karena karakter bunyinya yang unik, kulem, bergaung pendek lalu berbunyi beng, maka kemudian dinamakan gumbeng. Seperti pada pembuatan instrumen gambang­ calung, instrumen gumbeng juga memiliki langkah yang serupa, namun yang membedakan adalah pada teknik pelarasannya. Hal ini dikarenakan instrumen gumbeng memiliki bentuk fisik yang berbeda dengan instrumen gambang calung. Instrumen gumbeng memiliki bentuk tabung dari pangkal sampai ujung yang utuh, sehingga dalam pelarasannya totalitas pada permukaan daun tabung. Pembuatan instrumen gumbeng karena secara tradisional belum memliiki ukuran yang standar, maka pada kegiatan kali ini dibuat sesuai dengan standar kepatutan. Artinya ukuran besaran dan banjangnya bambu dibentuk berdasarkan aspek 1.3 Instrumen Kenthur kesesuaian menurut tafsir estetika pembuat. Berikut Kenthur adalah jenis instrumen musik baru langkah-langkah pembuatan instrumen gumbeng: yang merupakan bentuk pengembangan instrumen- instrumen tradisional kenthongan. Munculnya 1.2.1. Tahap pemotongan bahan bilah gumbeng. instrumen tersebut terinspirasi oleh bunyi Bahan bilah gumbeng dipotong berdasarkan instrumen kentongan yang memiliki bentuk dan perbandingan antara besaran diameter tabung teknik pembunyian yang sama yakni terdapatnya dengan panjangnya ruas bambu. Jika tabung ruas lubang ditengah-tengah ruas daun bambu namun bambu berdiameter 12 cm untuk nada terendah dari memiliki karakter bunyi yang bias, sehingga pada tujuh nada, maka panjangnya dibuat 90 cm. Dengan workshop kali ini bermaksud mensosialisasikan cara yang sama seperti pembuatan bilah gambang instrumen kenthur yang secara spesifik memiliki calung maka pada pembuatan gumbengpun jika karakter bunyi bergaung pendek namun lebih jelas telah ditentukan nada yang terendah penentuan pelarasan nadanya. nada-nada berikutnya akan semakin memendek Kenthur merupakan instrumen pukul dan mengecil. menyerupai kentongan tetapi nadanya dapat direncanakan dengan pasti. Ada dua hal pokok 1.2.2. Tahap pelarasan bilah gumbeng. dalam penentuan nada yaitu nada tabung resobnator Pada tahap ini pertama kali ditentukan dan nada bilahnya. Nada tabung ditentukan olkeh adalah letak titik penentuan untuk lubang kedalam tabung, semakin dalam semakin rendah resonansi, yang kemudian ketika posisi sudah pasti bunyi tabung tersebut. Sebaliknya, semakin dangkal dilanjutkan pelubangan yakni dengan cara digergaji tabung itu frekwensi getaran udara didalamnya menggunakan jenis gergaji khusus. Untuk ukuran akan semakin tinggi. untuk mneghasilkan bunyi tabung ruas berdiameter 12 cm, letak titik lubang yang sempurna (kung) antara bunyi tabung dan yang hendak digergaji kurang lebih berjarak 40 bunyi bilah harus sama, sehingga kalau bilah cm dari ruas bawah. Berikut ini langkah-langkah ditabuh akan terjadi suatu proses sympathetic

101 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

(frekwensi tabung merespon getaran bilah sehingga yang biasanya berada di wilayah tengah dari delapan kedua obyek akan saling memperbesar amplitudo) rentetan tabung bilah pada instrumen kenthur. Pemilihan bahan kenthur hendaknya Rentetan nada dalam instrumen kenthur terdiri diurutkan besar kecilnya bambu agar kepentingan dari satu gembyang (oktaf) lebih dua nada yang urutan laras dapat lebih terpenuhi, begitu pula nada-nadanya memiliki urutan sebagai berikut: y secara visual dapat terlihat lebih rapih semakin dalam sistem laras pentatonik 1 2 3 5 6 ! @ rendah nadanya semakin besar dan panjang ukuran slendro. Untuk pertama kali menentukan tabung bambunya. Untuk melaras kenthur, pertama, kenthur yang akan dilaras, pengrajin mengambil menentukan laras bumbungan atau tabung salah satu tabung yang berposisi dinada 3 sampai resonator. Caranya dengan membuat lobang pada 6, dengan maksud jika satu nada telah berhasil tempat yang telah ditentukan dengan cara di boor dilaras maka nada-nada berikutnya tinggal berdiameter 1 cm. Kemudian bambu dibelah dari menyesuaikan mengikuti panjangnya tabung yang tepi bambu kearah lobang sehingga membentuk hendak dilubangi. Artinya bahwa jika satu tabung lobang memanjang. Lalu bunyi tabung dicek telah dilaras, kemudian titik-titik lubang tabung nadanya dengan meniup bibir tabung. berikutnya tinggal menyesuaikan tabung yang Larasan tabung diberi sedikit tenggang/ sudah jadi dilaras. Titik lubang untuk tabung yang suspansi lebih rendah dari pada nada yang akan hendak dilaras sangat bergantung dari diameter dan dibuatnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi nada panjangnya tabung kenthur. Jika diameter tabung tabung terlalu tinggi, karena ketika panjang bilah berukuran 8 cm dengan panjang 30 cm untuk dilaras dikurangi (dilakukan pemotongan bilah), akan dengan nada 6 atas, maka titik lubang laras berada terjadi perubahan frekwensi tabung yang menjadi dikisaran 14 cm dari ruas tabung bawah. Proses lebih tinggi. Setelah nada tabung sudah mendekati pelubangan pada titik pelarasan instrumen kenthur nada yang dikehendaki, lalu dilakukan pemotongan dilakukan dengan menggunakan bur listrik, bilah hingga mencapai nada yang diinginkan. dengan maksud agar bekerja dengan cepat dan Apabila nada tabung ikut berubah dan perubahan tidak menimbulkan retak atau pecah pada lokasi menjadikan nada sesuai dengan yang diinginkan yang dilubangi tersebut. Berikut gambar proses maka seleseailah proses pembuatan kenthur. pengeburan lubang pelarasan pada instrumen Namun, jika masih diperlukan penccocokan nada kenthur: tabung, maka bibir tabung itu dipangkas sedikit demi sedikit dan setiap pemangkasan selalu dilakukan pengecekan bunyi. Berikut tahapan pembuatan instrumen kenthur:

1.3.1. Tahap pemotongan bahan tabung kenthur. Tahap ini merupakan proses awal pengrajin menentukan bilah-bilah bahan instrumen kenthur, yang selanjutnya masuk tahap pelubangan. Tahap pemotongan ditentukan berdasarkan aspek keseimbangan antara ukuran diameter besaran bumbung dengan ukuran panjang. Perbandingan 1.3.3. Tahap pelarasan instrumen kenthur. antara panjang dan lebar diameter yang seimbang Pelarasan instrumen kenthur dilakukan setelah yaitu antara 1 dibanding 4. Jadi kalau umpamanya dilakukan pengeburan titik awal lubang pelarasan. diemeter 8 cm maka panjangnya kisaran 30 cm. Tahap pelarasan dimulai dari pelubangan pada daun tabung dengan besaran lubang kurang lebih 1.3.2. Pelubangan tabung kenthur. 1 cm yang diambil dari ujung tabung sampai titik Langkah pertama adalah menentukan lubang pelarasan. titik pelubangan. Titik pelubangan ditentukan Hasil akhir proses pembuatan instrumen berdasarkan dua hal yakni ukuran panjang lebar kenthur. Hasil akhir instrumen kenthur tiap satu tabung dan nada apa yang hendak dibuat. Pada rancak terdiri dari dua buah tabung kenthur atau tahap penentuan nada pengrajin terlebih dahulu dua buah nada. Rangkaian nada-nada pada setiap menentukan tabung akan dilaras terlebih dahulu, rancak disusun berdasarkan nada urut, seperti: y

102 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

contohnya dengan , dengan dengan dengan 1 2 3, 5 6, ! • Pengertian tentang laras (sistem nada) beserta . Berikut contoh satu ricikan instumen kenthur: @ dengan contoh-contohnya • Pengertian tentang melodi (cengkok/lagu) beserta dengan contoh-contohnya • Pengertian tentang ritme beserta dengan contoh- contohnya • Pengertian tentang udar beserta dengan contoh- contohnya • Pengertian tentang sirep beserta dengan contoh- contohnya • Pengertian tentang senggak beserta dengan contoh- contohnya • Pengertian tentang gregel beserta dengan contoh- 2. Worshop Penyajian Instrumen contohnya Workshop penyajian instrumen dalam kegiatan ini merupakan bentuk implementasi 2.2. Penjelasan Tentang Tekhnik Penyajian Instru- instrumen yang dititik beratkan pada teknik men pembunyian dan cara-cara menyusun dalam Instrumen musik bambu dimaksud kesatuan musikalitasnya. Sebelum para peserta disini adalah salah satu media pokok yang workshop mendapat pelatihan praktik menyajikan berupa alat-alat musik terbuat dari bahan baku instrumen, terlebih dahulu narasumber menjelaskan bambu. Ada beberapa instrumen yang digunakan unsur-unsur musikal yang disertai beberapa contoh sebagai media workshop penyajian musik musikal secara praktis melalui media instrumen yang telah antara lain: gumbeng, kenthur, gambang calung, dibuat oleh masing-masing peserta workshop. dan kenthongan. Berikut foto saat narasumber Berikut foto pertemuan pertama saat narasumber menjelaskan prinsip-prinsip dasar penyusunan menjelaskan prinsip-prinsip dasar penyusunan karya baru: musik di rumah Wakil Walikota Surakarta.

2.2.1. Instrumen gumbeng 2.1. Unsur-unsur Musikal Gumbeng adalah satu jenis instrumen yang Mengingat bahwa peserta workshop sebagian memiliki karakter bunyi ulem15, bergaung pendek, besar tidak memiliki keterampilan, pengatahuan berlaras slendro, memiliki tujuh tabung dan atau serta dasar-dasar musikal yang memadai maka tujuh nada ( ). Berdasarkan atas narasumber memberikan pengetahuan dan teknik y 1 2 3 5 6 ! potensi sumber bunyi dan teknik cara membunyikan yang dimuai tingkat yang paling dasar. Beberapa dengan cara ditabuh (dipukul) dengan alat tabuh unsur musikal yang disampaikan oleh narasumber yang lunak, maka gumbeng dikatagorikan pada pada tingkat dasar dalam pertemuan pertama jenis instrumen yang bersifat ritmis/melodis. antara laian: Artinya ia lebih tepat jika untuk menyajikan pola- • Pengertian tentang beserta dengan contoh- pola melodi pendek dengan diperkuat hentakan contohnya pola ritme sehingga perpaduan antara melodi • Pengertian tentang beserta dengan contoh-

103 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

dengan ritme menjadi melodi yang ritmis. Berikut penyajian instrumen gambang calung juga lebih salah satu contoh bentuk melodi yang ritmis pada perankan sebagai penyaji melodi. Namun karena sajian instrumen gumbeng: gambang calung memiliki banyak potensi musikal, maka dalam pelatihan penyajian instrumen digunakan juga untuk menyajikan berbagai unsur Pola tersebut akan lebih tepat dan lebih musikal antara lain pola ritme, pola imbal, dan berimbang jika dimainkan dengan tabuh dua. pola cengkok pendek. Instrumen gambang calung dimainkan dengan menggunakan tabuh dua, yang 2.2.2. Instrumen kenthur bentuk tabuhnya menyerupai tabuh gambang Kenthur merupakan salah satu instrumen gamelan ageng. Tabuh instrumen gambang dibalut baru yang dibuat berdasarkan kebutuhan estetika dengan karet ban dalam sepeda motor, agar bunyi bunyi yang dalam jenis musik bambu belum ada. yang dihasilkan bisa bergaung/bergema serta Instrumen kenthur pertama dibuat sekitar yahun tidak cepat merusak/memecahkan bilah gambang. 2008 yang pada saat itu ada salah satu mahasiswa Berikut salah satu contoh dari pola permainan Jurusan Karawitan bernama Eko Kunto Wibowo instrumen gambang calung: mendapat tugas Matakuliah Organologi dan Akustika. Pada waktu dibuat alat tersebut belum terpikirkan nama, namun kemudian dalam kebutuhan tertentu lalu alat tersebut dinamakan kenthur yang konon katanya nama tersebut diambil dari bunyi teknik getar (turrr). Instrumen kenthur dibunyikan dengan satu tabuh yang pada ujung tabuh tersebut dibalut karet (ban dalam sepeda motor) agar bunyi yang dihasilkan menggema. Kenthur memiliki karakter bunyi yang lunak, 2.3. Pelatihan Tekhnik Menyusun ulem, jernih dan berambitus nada yang lebih tinggi Unsur-unsur Musikal dibanding dengan instrumen gumbeng. Bentuk Tekhnik menyusun unsur-unsur musikal permainan instrumen kenthur lebih bersifat adalah bagian yang cukup sulit untuk dilakukan interaksi pola ritme, yakni permainan pola-pola oleh seorang komponis, karena pada bagian pendek yang dipadukan antar instrumen kenthur ini komponis benar-benar dituntut memiliki sehingga menjadi sebuah jalinan yang indah. kemampuan dalam mencermati unsur-unsur Berikut contoh pola ritme permainan instrumen musikal yang hendak dirangkai untuk menjadi kenthur: sebuah karya baru. Pada tahap ini penyusun Kentur satu nada 2-3 dimainkan dengan pola (komposer) harus menentukan jenis karya yang diinginkan, yaitu jika penyusun akan membuat [ j.2 j3k33 ] Kentur dua nada 5-6 dimainkan dengan pola karya bentuk aransmen maka langkah awal yang harus ditentukan adalah lagu pokok sebagai [ j66 k5j5. ] Kentur tiga nada - dimainkan dengan pola sumber pengembangan. Dalam hasil wosrkshop ! @ kali ini salah satu sumber yang diaransmen oleh [ j.@ j!@ j.! j@! ] 2.2.3. Instrumen gambang calung pelatih adalah lagu kaji-kaji, yang lagu tersebut Gambang calung adalah salah satu berkarakter gembira berlaras slendro. Berdasarkan instrumen yang ada pada gamelan tradisional karakter tersebut maka komposer harus memilih yang bernama calung. Ada lima jenis instrumen unsur-unsur lain yang mampu mendukung dalam seperangkat gamelan calung adalah: karakter lagu pokok. Unsur-unsur pendukung gambang 1, gambang 2, dhendhem, kenong, gong dalam membangun karakteristik karya baru bumbung, dan kendhang. Seperti dalam tradisinya, tersebut lalu disusun berdasarkan rancang bentuk instrumen gambang calung dalam workshop ini karya yang direncanakan sebelumnya. Di samping juga difungsikan sebagai penyaji melodi, karena rancang bentuk dalam pengertian format garapan pola-pola yang disajikan lebih bersifat melodis musikal, juga dirancang pula tentang pembentukan atau dalam istilah jawa “nglagu”. Sesuai dengan dinamika sajiannya yang di dalamnya terdapat perannya sebagai penyaji lagu, maka pada pelatihan unsur keras lirih, cepat lambat, dan bentuk-bentuk

104 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

repetisi pola. Salah satu bentuk rancangan karya dalam pelatihan kali ini sebagai berikut: ⁻ Membuat intro ⁻ Membuat rambatan ⁻ Lagu pokok dan instrumentasinya ⁻ Membuat pengembangan garap instrumen ⁻ Membuat penutup Berikut salah satu karya aransmen bentuk pengembangan dari lagu kerakyatan Banyumas dengan judul Kaji-kaji:

Kaji-kaji Karya Aransmen Foto penyajian hasil tihan:

Lagu yang diaransmen pada kegiatan pelatihan seluruhnya ada tiga repertoar yaitu: Kaji-kaji, Ijo-ijo, dan Jolio. Berikut tiga lagu yang dimaksud: 1. Jolio

105 Vol. 11 No. 2, Desember 2016

Kesimpulan mumpuni dibidang kesenian dari sebuah lembaga Workshop pembuatan instrumen dan perguruan tinggi seni. Besar harapan masyarakat penyusunan musik bambu pada kegiatan kota Surakarta bahwa kegiatan pelatihan bidang Pengabdian Pada Masarakat Kelompok kali ini kesenian khususnya musik baik tradisional maupun merupakan bentuk pembekalan yang mendasari inovasi dijadikan program kemampuan psikomotorik, koknitif dan afektif pada para peserta workshop. Pembekalan akan Catatan Akhir pengetahuan, keterampilan, dan kepekaan 1 http://marthagunaw.blogspot.com/2012/06/mak- adalah kemampuan pundamental yang harus na-pelestarian-budaya.html dibentuk sejak awal agar terbentuk pula 2 Ganjar Kurnia. 2003. Deskripsi kesenian Jawa Barat. dalam diri peserta memiliki interes yang tinggi Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Ban­ terhadap hal-hal yang bersifat progresif. Dengan dung diselenggarakannya kegiatan workshop yang 3 http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata. telah dirancang maka kegiatan ini menghasilkan 4 https://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/ luaran sebagai berikut: metode-penciptaan-seni-kriya/ ⁻ Dokumentasi audio visual proses pembuatan 5 Pugag merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang instrumen musik bambu. biasa digunakan pada penamaan jenis bambu yang ⁻ Dokumentasi penyajian karya musik hasil work- ujungnya patah/hilang, sehingga batang bambu shop penciptaan karya inovatif dalam bentuk tersebut tidak memiliki kepadatan yang sempurna. audio visual. 6 Wawancara pada tanggal 19 April 2015 ⁻ Menghasilkan beberapa instrumen musik bambu 7 Binatang sejenis jengkerik yang berukuran lebih baik yang bersifat tradisional maupun inovasi besar sedang mengerik tradisi. 8 Binatang sejenis lalat berukuran lebih besar yang ⁻ Menghasilkan tiga karya aransmen penyusunan biasa hidup di pohon-pohon besar sedang berbunyi musik baru yang menggunakan media hasil keg- 9 Geru, Polonaris. 4705. “Iklim di Kabupaten iatan workshop. Kupang”, Badan Meteorologi Klimatologi dan ⁻ Menelorkan generasi pengrajin instrumen musik Geofisika, Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang. bambu. Presentasi pada Pertemuan Forum Iklim Lintas ⁻ Menumbuhkan animo generasi penerus terhadap Aktor, Agustus 2013 musik bambu baik dalam bentuk tradisional 10 Wawancara tanggal 24 Agustus 2014 dengan Suk- maupun inovasi. endar seorang pengrajin Calung Banyumas. ⁻ Artikel ilmiah (jurnal lokal) tentang proses pem- 11 http://www.bambuawet.com/tentang-bambu/ buatan instrumen musik bambu. cara_mengawetkan_bambu 12 Wawancara tanggal 24 Agustus 2014 dengan Suk- Saran endar seorang pengrajin Calung Banyumas. Setelah dilaksanakannya workshop ini, 13 “Kung” adalah kualitas bunyi yang memiliki ge- ada dua grup Pokdarwis yang sangat antusias taran panjang dan nyaring minta diadakan workshop lanjutan secara rutin. 14 Pencowakan istilah dalam bahasa Jawa yang Adapun dua grup pokdarwis tersebut adalah dari artinya melubangi benda menggunakan pisau atau Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Sondakan. lading dengan arah menyamping. Mengingat semangat, minat dan harapan kedua 15 Ulem merupakan bahasa Jawa yang lazim di- kelompok tersebut, tim kerja PKM Kelompok gunakan sebagai pencirian karakter bunyi yang menyarankan kepada LPPMPP ISI Surakarta untuk lembut, jernih, dan memiliki wilayah nada yang dapat memfasilitasi kelanjutan kegiatan workshop “rendah”. tersebut. Seyogyanya ISI Surakarta ada perhatian khusus DAFTAR PUSTAKA terhadap kegiatan PKM yang berada di wilayah lingkungan kampus, karena kenyataannya potensi Doelle, Leslie L dan Lea Prasettio, 1986. Akustik Sumber Daya Manusia dan potensi kesenian Lingkungan. Erlangga, Jakarta. yang ada sekitar kampus sangat membutuhkan uluran tangan tenaga ahli yang benar-benar Forster, Cris, 2010. Musical Mathematics on the Art

106 Al. Suwardi: Workshop Pembuatan Instrumen Dan Penyusunan Musik Bambu Untuk Peserta “Festival Swara Deling 2015” Di Surakarta

and Science of Acoustic Instruments. Chronicle Books, San Francisco.

Ganjar, Kurnia, 2003. Deskripsi kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung

Hall, Donald E, 1980. Musical Accoustics: An Introduc- tion. Belmont, California.

The Diagram Group, 1976. Musical Instruments of the World. Paddington Press, New York.

White, Harvey E. and Donald H. White, 1980. Physics and Music: The Science of Musical Sound. Sound- ers College, Philadelphia.

Webtografy https://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/ metode-penciptaan-seni-kriya http://marthagunaw.blogspot.com/2012/06/makna- pelestarian-budaya.html http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata. https://yogaparta.wordpress.com/2009/06/14/ metode-penciptaan-seni-kriya/

Narasumber

Sukendar 63 tahun, pengrajin musik bambu Banyu- mas dan sekaligus pimpinan grup sanggar Langen Budaya Desa Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas

107