Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

PERTANIAN PERKOTAAN : URGENSI, PERANAN, DAN PRAKTIK TERBAIK Urban Agricuture : Urgency, Role, and Best Practice

Ahmad Rifqi Fauzi1)*, Annisa Nur Ichniarsyah1), Heny Agustin1) 1) Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Trilogi, Jakarta Jalan Kampus Trilogi d/h STEKPI No. 1, Kalibata, Jakarta Selatan, 12760 *E-mail: [email protected]

ABSTRACT

As the cities become more attractive to people, it is predicted that in 2020 there will be around 75% of population live in the cities. The direct effects include the increase of city burden due to the poor, the jobless, and the lack access to food. The answer of the problems above could come from urban farming. A number of studies have cited that urban farming are not only solving the problem of access and food availability but also creating new job opportunities and reduce the poverty. The best practices of urban farming have developed in some countries. The case study in Africa shows that urban farming can supply 15-20% of household needs and increase the income up to 27%. Similar results are also found in Asia, America, and Europe, even though each region faces different challenges and barriers. The success of urban farming reaffirm the important roles of in improving human’s quality. in have started to develop after economic crisis at 1997 and growing rapidly since 2011 with the emergence of communities in the 33 cities and 9 university. But, the development of urban agriculture in Indonesia have barriers include low levels of community participation, extensive land holdings were small, and the lack of government support.

Keywords : best practice, role,urban agriculture, urgency

URGENSI PENGEMBANGAN Latin akan tinggal di kawasan perkotaan. PERTANIAN PERKOTAAN Kondisi ini mendorong pemerintah Pesatnya laju pertumbuhan populasi maupun masyarakat untuk di kawasan di perkotaan akan menimbulkan masalah perkotaan harus mulai mencoba untuk lingkungan, mulai dari konversi lahan memenuhi kebutuhan pangan secara sampai degradasi kualitas lingkungan mandiri (Noorsya dan Kustiwan, 2013) akibat polusi dan sampah. Apabila kondisi serta memperbaiki kondisi lingkungan agar pertumbuhan populasi penduduk lebih tercipta lingkungan yang sehat dan besar dibandingkan laju produksi bahan berkualitas. Salah satu solusinya adalah pangan, maka akan terjadi bencana krisis dengan menerapkan pertanian perkotaan. pangan. Jumlah bahan pangan yang tidak Pertanian perkotaan merupakan cukup secara paralel akan berdampak pada kegiatan pertumbuhan, pengolahan, dan ketergantungan antara suatu distribusi pangan serta produk lainnya kawasan/wilayah terhadap kawasan lain. melalui budidaya tanaman dan peternakan Hal ini terjadi terutama untuk wilayah yang intensif di perkotaan dan daerah perkotaan negara-negara berkembang, sekitarnya, dan menggunakan (kembali) dimana wilayah tersebut semakin menjadi sumber daya alam dan limbah perkotaan, pusat penduduk serta permukiman dan untuk memperoleh keragaman hasil panen kumpulan orang-orang dengan keragaman dan hewan ternak (FAO, 2008; Urban etnik (Jalil, 2005). FAO (2008) Agriculture Committee of the CFSC, memprediksi bahwa pada tahun 2020, 2003). Bentuknya meliputi pertanian dan sekitar 75% penduduk di negara-negara peternakan kecil-intensif, produksi pangan berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika di perumahan, land sharing, taman-taman

49

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) atap (rooftop ), rumah kaca di praktik-praktik terbaik pertanian perkotaan sekolah-sekolah, restoran yang terintegrasi dari berbagai negara, baik dalam negeri dengan kebun, produksi pangan pada maupun luar negeri. Di dalam tulisan ini, ruang publik, serta produksi sayuran dalam penulis juga memberikan gambaran ruang vertikal (Hou et al., 2009; Mougeot, mengenai implementasi pertanian 2005; Nordahl, 2009; Redwood, 2008). perkotaan dalam kurikulum pendidikan Pertanian perkotaan sudah menjadi praktik tinggi serta beberapa kegiatannya. umum di banyak kota dengan melibatkan masyarakat dengan cara yang bervariasi PERANAN PERTANIAN antar negara dan antar kota (Tornaghi, PERKOTAAN 2014). Kehadiran pertanian di wilayah Urgensi pertanian kota menjadi perkotaan maupun daerah sekitar meningkat ketika krisis ekonomi perkotaan memberikan nilai positif bukan menyebabkan keamanan pangan menjadi hanya dalam pemenuhan kebutuhan pertanyaan besar. Keamanan pangan, pangan tetapi juga terdapat nilai-nilai khususnya bagi masyarakat miskin kota praktis yang dapat berdampak bagi tampaknya akan menjadi isu yang penting keberlanjutan ekologi maupun ekonomi di masa depan. Dengan semakin wilayah perkotaan. Apabila praktek meningkatnya tekanan pada sumber- pertanian perkotaan dilakukan dengan sumber produksi pangan, berkembangnya memperhatukan aspek-aspek lingkungan, jumlah masyarakat miskin kota, pertanian mempunyai banyak keuntungan. Nilai kota akan menjadi satu alternatif yang kehadiran pertanian perkotaan dapat dilihat sangat penting. Hasil penelitian Smith et dari aspek ekonomi, ekologi, sosial, al. (2001) menunjukkan bahwa 800 juta estetika, edukasi, dan wisata. orang di seluruh dunia secara aktif terlibat Keberadaan pertanian dalam dalam praktik ini, dan bahwa pertanian masyarakat perkotaan dapat dijadikan perkotaan dapat menghasilkan rata-rata 15 sarana untuk mengoptimalkan sampai 20 persen dari produksi pangan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam dunia. Tingkat partisipasi masyarakat yang ada di kota dengan menggunakan dalam kegiatan pertanian perkotaan di teknologi tepat guna. Selain itu, negara-negara berkembang juga bervariasi, masyarakat kota yang umumnya sibuk mulai dari 10% di Indonesia sampai karena bekerja, pertanian perkotaan dapat hampir 70% di Vietnam dan Nikaragua menjadi media untuk memanfaatkan waktu (Zezza and Tasciotti, 2010). luang. Mengoptimalkan penggunaan lahan Melihat besarnya peranan pertanian serta memanfaatkan waktu luang untuk perkotaan tersebut, Koscica (2014) beraktivitas dalam pertanian perkotaan berpendapat bahwa pertanian perkotaan akan mendekatkan mereka terhadap akses tidak hanya sebatas mengatasi kecukupan pangan serta menjaga keberlanjutan pangan ditengah persaingan mendapatkan lingkungan dengan adanya ruang terbuka sumberdaya yang langka seperti air dan hijau. Haletky dan Taylor (2006) tanah, tetapi juga mengatasi hal-hal berpendapat bahwa pertanian kota adalah tersebut dengan cara yang inovatif dan salah satu komponen kunci pembangunan integratif untuk mengoptimalkan akses, sistem pangan masyarakat yang kuantitas, dan kualitas pangan bagi kaum berkelanjutan dan jika dirancang secara miskin kota. Semakin banyaknya tulisan tepat akan dapat mengentaskan serta informasi mengenai pertanian permasalahan kerawanan pangan. Dengan perkotaan menarik minat penulis untuk kata lain, apabila pertanian perkotaan membuat tulisan ini dengan tujuan dikembangkan secara terpadu merupakan memberikan gambaran konsep serta alternatif penting dalam mewujudkan

50

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) pembangunan kota yang berkelanjutan signifikan dalam penghijauan kota dan (Setiawan dan Rahmi, 2004). peningkatan kualitas iklim mikro kota, Peranan pertanian perkotaan jika sekaligus merangsang produktivitas ditinjau dari aspek ekonomi memiliki dengan pemanfaatan kembali sampah banyak keuntungan diantaranya yaitu organik dan mengurangi penggunaan stimulus penguatan ekonomi lokal berupa energi yang berlebihan. Dengan demikian, pembukaan lapangan kerja baru, adanya pertanian perkotaan bukan saja peningkatan penghasilan masyarakat serta untuk memperbaiki kualitas udara, mengurangi kemiskinan. Dalam situasi melainkan secara langsung dapat krisis ekonomi yang tengah dialami oleh mengurangi beban kota dalam menampung beberapa negara dalam beberapa tahun sampah-sampah yang berasal dari rumah terakhir, termasuk Indonesia, tangga maupun industri. Adanya pertanian pengembangan pertanian perkotaan secara perkotaan juga sangat bermanfaat bagi terpadu mempunyai manfaat yang sangat kelestarian lingkungan, mengurangi polusi besar, tidak hanya dari potensinya dalam udara, serta menciptakan keindahan dan menyerap tenaga kerja, tetapi juga kesejukkan di tempat tinggal masyarakat meningkatkan pendapatan masyarkat kota. (Cahya, 2014). Setiawan dan Rahmi (2004) melalui Komposisi penduduk kota yang tulisannya mengemukakan bahwa apabila padat dan heterogen menimbulkan masyarakat kota mampu memenuhi permasalahan sosial yang cukup rumit. kebutuhan pangannya sendiri, akan lebih Masalah sosial yang sering ditemui di banyak uang masyarakat kota digunakan perkotaan diantaranya adalah untuk kepentingan lain seperti kesehatan, pengangguran, kesehatan, sanitasi, mal- pendidikan, dan perumahan. Studi nutrisi, sampai kepada akses terhadap pertanian kota di pekarangan Philadelphia pangan yang cukup sulit. Pengembangan menemukan bahwa masyarakat dengan pertanian perkotaan yang berkelanjutan pendapatan rendah yang memiliki dapat menjadi solusi dalam mengatasi pekarangan dapat menghemat pengeluran masalah sosial tersebut. Menurut Setiawan pangan rata- rata $150 setiap musim dan Rahmi (2004), keuntungan sosial yang penanaman (Pinderhughes 2004). diperoleh dari pertanian perkotaan yaitu Apabila ditinjau dari aspek ekologi, meningkatkan persediaan pangan, pengembangan pertanian perkotaan dapat meningkatkan nutrisi masyarakat miskin memberikan manfaat yaitu (1) konservasi kota, meningkatkan kesehatan masyarakat, sumber daya tanah dan air, (2) mengurangi pengangguran, serta memperbaiki kualitas udara, (3) mengurangi konflik sosial. Selain itu, menciptakan iklim mikro yang sehat, dan partisipasi masyarakat kota di berbagai (4) memberikan keindahan karena negara (terutama negara berkembang) pertanian perkotaan sangat memperhatikan dalam kegiatan pertanian perkotaan sangat estetika (Blyth and Menagh, 2006; Cofie et besar. 11 dari 15 negara berkembang al., 2006; Koscica, 2014; Setiawan dan tingkat partisipasi rumah tangga dalam Rahmi, 2004; Wolfe and Mc Cans, 2009) kegiatan pertanian perkotaan mencapai 30 serta sebagai upaya mitigasi terhadap persen bahkan delapan negara diantaranya perubahan iklim (Specht et al., 2014). menunjukkan peningkatan pendapatan Pertanian perkotaan saat ini dianggap sebesar 50 persen untuk rumah tangga sebagai salah satu solusi dalam mengatasi yang berpendapatan rendah (Koscica, pencemaran udara di wilayah perkotaan 2014). Fakta tersebut menunjukkan bahwa serta solusi untuk adaptasi perubahan usahatani di perkotaan dapat memberikan iklim. Menurut De Zeeuw (2011), lapangan pekerjaan dan menjadi sumber pertanian perkotaan memainkan peranan penghasilan masyarakat serta menyangga

51

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) kestabilan ekonomi di dalam keadaan akibat kurangnya akses untuk kritis dan berkaitan langsung dengan mendapatkan bahan pangan (Lee-Smith, upaya penaggulangan kemiskinan serta 2010). Maka sejak saat itu pemerintah penciptaan lingkungan yang lestari setempat mencoba untuk mendekatkan (Sampeliling et al., 2012). akses pangan serta mencukupi kebutuhan Pengembangan pertanian perkotaan pangan kaum miskin kota dengan secara terpadu dan berkelanjutan juga membangun pertanian di kota-kota yang memiliki nilai kesehatan, edukasi serta terdampak arus urbanisasi. Praktik wisata. Wilayah perkotaan yang padat pertanian perkotaan sudah semakin dengan bangunan membuat ruang terbuka berkembang di Afrika. Beberpa studi telah hijau (RTH) semakin terbatas. Hal ini akan dipublikasikan mengenai praktik pertanian berdampak pada degradasi kualitas perkotaan di beberapa kota di Afrika. lingkungan. Dengan adanya pertanian Studi di kota Kampala (Uganda) perkotaan ruang hijau di kota bisa yang dilakukan oleh Grace et al. (2008) bertambah, wilayah penyerap CO2 menjadi menyebutkan bahwa bentuk usaha tani lebih banyak sehingga kualitas udara umumnya berupa peternakan unggas, sapi, menjadi lebih baik. Edukasi seperti ini dan babi, dimana baik anak-anak maupun yang akan muncul ketika pertanian orang dewasa mendapatkan protein serta perkotaan berkembang secara terpadu. nutrisi pelengkap dari susu yang biasa Keberadaan RTH bukan hanya digunakan diambil untuk sarapan dan disajikan sebagai tempat berkumpul penghuni setelah didihkan. Mendidihkan susu untuk bersosialisasi dan berekreasi, merupakan salah satu bentuk mitigasi yang melainkan juga memberi kontribusi tepat dan efektif dalam menangkal positif bagi peningkatan kualitas dan penyakit yang dapat ditularkan hewan keberlanjutan lingkungan hidup kawasan kepada manusia. Sementara studi di kota.Pertanian perkotaan juga memberikan Yaoundé, ibukota Kamerun, Afrika Barat nilai wisata bagi penduduk kota. memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi Terbatasnya RTH dan langkanya praktik pelengkap lainnya dengan mengkonsumsi pertanian, menjadikan contoh-contoh nyata kacang tanah dan sayuran daun segar yang pertanian perkotaan menjadi daya tarik juga menyuplai kalsium. Bopda et al. tersendiri bagi masyarakat untuk berwisata (2010) melaporkan bahwa terjadi sekaligus menjadi sarana edukatif bagi peningkatan pendapatan sebesar 27 persen anak-anak. pada rumah tangga yang berpendapatan rendah di Yaoundédari hasil sayuran daun PRAKTIK TERBAIK PERTANIAN yang mereka usahakan. Mereka juga PERKOTAAN DI DUNIA menghasilkan 10 persen ubi kayu dan daun 1. Afrika ubi kayu yang mereka konsumsi sendiri, sedangkan 5-8 persen dari cocoyam (taro), Daerah perkotaan di negara-negara pisang, serta produk olahan singkong dan Afrika (yang sebagian besar negera pepaya. Sementara di Nakuru (Kenya), berkembang), tingkat kemiskinannya terus pertanian perkotaan mensuplai 22 persen meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan rumah tangga petani arus urbanisasi. Urbanisasi ini juga dan 8 persen kebutuhan pangan dan nutrisi mempengaruhi semua aspek produksi dan seluruh kota (Foeken, 2006). Lebih lanjut, konsumsi pangan yang meliputi keamanan, Foeken (2006) juga melaporkan hasil kecukupan, akses serta ketergantungan studinya tentang produksi pangan di Dar- terhadap pasar pangan (Armar-Klemesu, es-Salam (Tanzania) yang memperlihatkan 1999) dan tahun 2004 dilaporkan bahwa proporsi yang lebih tinggi, yaitu sekitar 90 lebih dari setengah jumlah penduduk persen produksi sayuran daun dan 60 wilayah tersebut mengalami kelaparan

52

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) persen susu sapi yang dikonsumsi oleh Implementasi paling mengagumkan orang kota. dari pertanian perkotaan dapat dilihat di Havana, Kuba. Havana mengalami 2. Amerika kesulitan yang luar biasa sejak kejatuhan Pertanian perkotaan bukanlah hal Uni Soviet dan tidak mampu mengimpor baru bagi masyarakat Amerika Serikat.Hal beberapa komoditas penting bagi ini dikarenakan konsep pertanian rakyatnya seperti bahan bakar, mesin- perkotaan telah dikenal sejak 100 tahun mesin, dan pangan. Sejak tahun 1997 – lalu. Menurut Dr. Laura seorang pakar 2003 terdapat peningkatan pertanian komunitas berkebun, sejak tahun 1890-an perkotaan sebesar 38% per tahun.Hal telah muncul banyak komunitas yang giat inilah yang menyebabkan adanya dalam pertanian perkotaan di beberapa peningkatan produksi tanaman sayuran kota di Amerika Serikat seperti Detroit, sebesar 13 kali dalam masa tanam 8 New York, dan Philadelphia. Tujuan dari tahun.Produksi terjadi di organoponicos komunitas pertanian perkotaan ini adalah yang berupa bedengan yang diisi oleh untuk menyediakan pangan segar bagi campuran tanah dan bahan organik. Saat masyarakat yang berada di sekitar ini, sebagian besar lahan yang ada telah komunitas tersebut. Arah pengembangan digunakan untuk kegiatan pertanian pertanian perkotaan di Amerika Serikat perkotaan dengan jumlah total sekitar tergantung pada kondisi sosial-ekonomi 35,000 ha (Koont, 2009 ). yang terjadi pada saat itu. Sebagai contoh, Contoh lain tentang penerapan ketika masa Perang Dunia II pada tahun pertanian perkotaan dari Benua Amerika 1940-an banyak taman yang adalah Montreal, Kanada. Di sana, telah dialihfungsikan menjadi areal pertanian terdapat sistem yang sudah cukup maju perkotaan yang menyediakan pangan dan dan mampu membina hingga 97 komunitas nantinya akan dipromosikan oleh berkebun dan menyediakan 8,200 plot Pemerintah (Lawson, 2007). terpisah. Manfaat pertanian perkotaan di Saat ini, fokus pengembangan sini adalah untuk ranah sosialisasi warga, pertanian perkotaan adalah untuk pengayaan kemampuan individual, dan meningkatkan keamanan pangan maupun meningkatkan kemampuan teknis (Reid, akses untuk memperoleh makanan yang 2009). sehat. Hal ini dikarenakan banyak kotayang memiliki area yang termasuk 3. Asia ‘langka bahan pangan’ dimana Konsep pertanian perkotaan untuk penyebabnya bukan disebabkan oleh wilayah Asia diperkirakan berasal dari minimnya ketersediaan pangan, namun Shanghai, Tiongkok. Sebagai salah satu karena lebih banyak pangan olahan yang kota besar yang terus berkembang, dihasilkan dibandingkan pangan segar dan Shanghai tetap menjaga pertanian berkualitas. Oleh karena itu, pertanian perkotaan sebagai bagian dari sistem perkotaan dianggap sebagai salah satu ekonomi untuk mendukung perkembangan solusi bagi masyarakat untuk memperoleh kota. Meskipun demikian, wilayah akses ke pangan yang sehat dan bahkan pengembangan pertanian bergeser ke berpartisipasi aktif dalam proses daerah pinggiran kota karena masifnya budidayanya (Redwood, 2009). Di suatu pembangunan perumahan dan gedung lahan pertanian yang terletak di Wisconsin, perkantoran di pusat kota (Giradet, 2005). pertanian perkotaan yang intensif dan Pihak otoritas kota Shanghai membudidayakan tanaman yang memiliki menetapkan wilayah seluas kurang lebih nilai tinggi menunjukkan hasil yang sangat 300,000 hektar yang berada di pinggiran baik yaitu sekitar $100,000 per hektar. kota sebagai lahan pertanian untuk

53

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) memasok kebutuhan pangan kota. Puluhan Petersburg merupakan kota yang ribu hektar digunakan untuk penanaman penduduknya paling banyak terlibat dalam berbagai jenis sayuran. Masyarakat pertanian perkotaan. Di sana terdapat Tiongkok menyenangi sayuran yang segar sekitar 560,000 plot lahan yang diolah dan diproduksi lokal. Dampak lainnya, terletak di pinggiran kota. Bahkan di semakin banyak bangunan tanam daerah terpencil dengan musim tanam () yang dibangun agar yang pendek seperti di Irkutsk, produksi mencapai tiga hingga empat kali waktu sayuran bervariasi dan ditanam di panen tiap tahunnya (Giradet, 2005). greenhouse untuk memenuhi kebutuhan Masih di Tiongkok, pertanian sendiri maupun untuk dijual (Giradet, perkotaan di Beijing pun merupakan jenis 2005). pertanian yang multifungsi, terjadi tren baru untuk memproduksi pangan dan pada PRAKTIK PERTANIAN akhirnya menyebabkan terjadinya PERKOTAAN DI INDONESIA diversifikasi pertanian organik (Zhang et Perkembangan pertanian perkotaan al., 2009). Terdapat semakin banyak di Indonesia khususnya di Ibu Kota Jakarta bangunan tanam di Beijing yang sebetulnya sudah mulai terlihat pasca tujuannya adalah untuk menjaga pasokan krisis ekonomi 1997-1998. Fenomena pangan agar tetap berproduksi pada revitalisasi pertanian perkotaan di Jakarta musim dingin (Giradet, 2005). dapat menjadi solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan di kota 4. Eropa (Purmohadi, 2000). Setiawan dan Rahmi Barcelona merupakan salah satu kota (2004) melaporkan hasil penelitiannya besar di Eropa yang memiliki konsep tentang studi pertanian perkotaan di enam pertanian perkotaan berupa 1,200 plot kota di Indonesia yaitu Surabaya, Cirebon, lahan. Sebagian besar dari lahan tersebut Bandung, Yogyakarta, Pacitan, dan diolah oleh penduduk yang telah lewat usia Salatiga. Dalam laporannya disebutkan produktifnya. Pada awalnya, produksi bahwa jenis pertanian kota yang dilakukan dihasilkan pada skala kecil. Semakin relatif seragam dengan memanfaatkan meningkatnya hasil produksi memberikan pekarangan dan lahan terlantar. Luasan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan lahan yang digunakan antara 10 m2 – 5 ha sayuran rumahan bagi para penanamnya dan yang dominan dengan luasan 100 – (Domene dan Sauri, 2007). 500 m2. Belanda merupakan negara kecil Gerakan pertanian perkotaan di kota yang sebelum masa Revolusi Industri Surabaya sendiri mulai menjadi program terkenal dengan produksi pertanian yang pemerintah daerah sejak tahun 2007 bermutu tinggi. Konsep pertanian dengan tujuan mengentaskan kemiskinan. perkotaan didukung oleh sekitar 250,000 Gerakan pertanian perkotaan dinilai komunitas dengan lahan yang diolah sebagai kekuatan untuk meningkatkan seluas 4,000 hektar. Bahkan di Amsterdam kemandirian masyarakat dan menjadi lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk alternatif untuk menjaga ketahanan pangan pertanian perkotaan seluas 350 hektar. Hal khususnya dalam skala rumah tangga ini jelas menunjukkan bahwa pertanian miskin (Santoso dan Widya, 2014). perkotaan akan terus berkembang secara Meskipun demikian urban farming di ekstensif dan menjadi aktivitas penting di Indonesia belum menjadi prioritas utama berbagai penjuru dunia (van Leeuwen et sehingga belum banyak pihak yang al., 2011). berkewajiban menangani Konsep pertanian perkotaan di Rusia perkembangannya (Widyawati, 2013). juga bukanlah hal yang baru. St.

54

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Berbagai pihak seperti pemerintah, sudah padat penduduknya. Pertanian swasta, komunitas dan pribadi mulai perkotaan di Kota Bandung dapat terpanggil untuk ikut terlibat dalam dilakukan melalui pengendalian lahan, gerakan pertanian perkotaan demi pemanfaatan lahan sisa, lahan terwujudnya ketahanan pangan. Beberapa pekarangan/atap bangunan, lahan tahun terakhir ini aksi urban farming lingkungan milik bersama, dan lahan sudah semakin massif digalakkan dan kosong dengan sistem penanaman yang mulai dikenal secara luas, salah satunya tidak memerlukan tanah melalui komunitas Indonesia Berkebun. banyak/menggunakan pemanfaatan ruang Komunitas yang diprakarsai oleh Ridwan (verticultur). Kamil (Walikota Bandung) ini muncul Permasalahan lainnya dalam pada akhir tahun 2011 yang kemudian penerapan gerakan pertanian adalah menyebar luas ke 33 kota besar dan 9 terbatasnya lahan karena telah terjadi kampus di Indonesia (Indonesia Berkebun perubahan alih fungsi yang dikenal dengan Web/www.indonesiaberkebun.org). konversi lahan. Perubahan alih fungsi Pertanian perkotaan hadir sebagai lahan ini terjadi secara besar-besaran dari solusi dalam kelangsungan pangan di kota- lahan pertanian menjadi lahan pemukiman kota besar di Indonesia. Tidak bisa dan industri yang memang sulit untuk dihindarkan bahwa suatu kota besar dihindari. Menurut Hariyanto (2010) pola memerlukan daerah disekitarnya untuk konversi lahan pertanian di kota Semarang memasok bahan makanan setiap harinya. misalnya terjadi dalam beberapa macam Menurut Puriandi dan Indrajati (2013), seperti: sawah ke pemukiman, sawah ke 97% kebutuhan pangan kota Bandung tegalan, tegalan ke pemukiman, rawa yang dipasok oleh daerah diluar kota diurug ke tanah kering, tambak ke sawah, Bandungseperti Kabupaten Bandung, ataupun tegalan ke tanah kering. Cianjur, Karawang, Subang, Sumedang, Diprediksi dengan luas lahan sawah 3980 Garut, Majalengka hingga Provinsi Jawa ha di Kota Semarang akan habis dalam Tengah. Hal ini tentu menjadi masalah kurun waktu 66 tahun kedepan jika serius ketika terbatasnya ketersediaan dan konversi lahan terus menerus dilakukan. akses pangan terjadi akibat dari tidak Ekosistem perkotaan yang normal meratanya pendapatan penduduk yang ditunjukkan oleh perbandingan antara berakhir pada konflik kemiskinan. daerah terbangun dan tidak terbangun Program kegiatan pertanian yaitu 40%:60% dari luas wilayah. Namun perkotaan membutuhkan kajian khusus kenyataannya di Bali sebagai salah satu untuk mengetahui potensi masing-masing kota besar di Indonesia perbandingannya wilayah. Berdasarkan kajian Analisis justru terbalik. Oleh karena itu dibutuhkan (2012) setidaknya kota-kota di Bandung gerakan penanaman diberbagai tempat yang daya dukungnya layak untuk terutama di lahan pekarangan yang sangat pertanian perkotaan diantaranya Cibiru potensial. Menurut hasil kajian Lanya bagian selatan, Ujung Berung bagian (2015) Kota Denpasar masih memiliki luas tengah, Astanaanyar bagian utara, serta pekarangan rumah yang potensial sebesar Babakan Ciparay bagian utara. Menurut 8026 ha dengan asumsi 10% menjadi Noorsya dan Kustiwan (2013) daya ruang terbuka hijau. Namun pemanfaatan dukung lahan kawasan perkotaan Bandung lahan pekarangan masih belum berpotensi untuk dikembangkan menjadi membudaya disana sehingga dibutuhkan pertanian lahan basah (bagian tengah), berbagai pelatihan dan praktik dalam pertanian semusim, pertanian tahunan mengoptimalisasi pekarangan yang (bagian utara dan selatan), serta pertanian berwawasan untuk memperoleh kota yang lahan terbatas di pusat kawasan yang

55

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) bersih, hijau, asri, dan berwawasan potensi keterampilan pertanian yang budaya. dimilikinya. Meskipun demikian harus Berdasarkan hasil penelitian diakui bahwa tidak semua masyarakat RW Athariyanto dan Tauran (2013) salah satu 04 ikut terlibat dalam program ini. Perlu kelurahan yang telah sukses melaksanakan adanya pendampingan dan sosialisasi yang program pertanian perkotaan dengan baik berkesinambungan agar seluruh pihak ikut adalah Kelurahan Made di Surabaya yang terlibat. digerakkan oleh gabungan kelompok tani Kegiatan yang dilakukan oleh Made Bersinar yang beranggotakan 563 Bandung berkebun memang belum orang. Kelurahan Made telah sukses menciptakan sistem kegiatan pertanian menurunkan angka kemiskinan dan telah kota yang berlanjut secara mandiri, sebagai memiliki komoditas perdagangan dari hasil contoh belum ada satupun kebun yang pertaniannya. Hasil pemasaran komoditas memiliki sistem pengairan irigasi secara ini telah mampu meningkatkan finansial mandiri (Puriandi dan Indrajati, 2013). kepada penduduknya hingga mampu Komunitas urban harus merefleksikan memberikan semangat untuk gerakannya untuk lebih kritis terhadap mengembangkan diri dalam masyarakat. sistem pangan industrialis yang ada saat Santoso dan Widya (2014) menambahkan ini. Hal ini lahir karena wacana tentang bahwa banyak manfaat yang dirasakan kedaulatan pangan belum banyak terpapar oleh warga Surabaya dengan program bagi komunitas urban farming karena pertanian perkotaan ini diantaranya: perbedaan latar belakang dan akar historis mampu meningkatkan gizi keluarga serta perbedaan karakter sosial dan politik melalui hasil bertani sendiri, dapat pangan. Meskipun demikian kehadiran menambah penghasilan keluarga jika hasil kegiatan urban farming melalui komunitas bertaninya dijual, secara luas dapat merupakan tanda dimulainya transisis menambah pasokan bahan pangan di gerakan pangan menuju area perkotaan Surabaya sehingga kebutuhan masyarakat yang selanjutnya menjadi kesempatan akan terpenuhi dan berdampak pada harga terbuka untuk menyertakan wacana jual yang stabil serta manfaat ekologis kedaulatan pangan dalam membangun dalam meningkatkan proporsi ruang aktivisme yang lebih berkelanjutan dan terbuka hijau. adil (Nasution, 2015). Penerapan urban farming melalui Bandung Berkebun juga telah dilakukan PRAKTIK PERTANIAN salah satunya di RW 04 Tamansari PERKOTAAN DI UNIVERSITAS Bandung melalui program kampung urban TRILOGI farming. Program ini digalakkan melalui Melihat fenomena perkembangan pemanfaatan instalasi vertical farming. pertanian perkotaan yang begitu pesat serta Kajian lain menyebutkanbahwa persepsi peran penting dari pertanian perkotaan, masyarakat dalam program urban farming Universitas Trilogi sebagai salah satu cukup baik. Masyarakat mengetahui penyelenggara pendidikan tinggi yang mengenai jenis dan manfaat dari program berada di wilayah perkotaan mencoba urban farming tersebut. Masyarakat berkontribusi dalam mengembangkan berperan aktif dalam menentukan rencana pertanian perkotaan melalui pendidikan, kerja seperti tanaman yang akan ditanam, penelitian, serta pengabdian kepada bibit yang digunakan, perkakas yang akan masyarakat melalui Program Studi disiapkan, serta letak penempatan pipa dan Agroekoteknologi, Fakultas Bioindustri. pot tanaman yang sudah ditanam. Dalam bidang pendidikan, praktik Sebanyak 88.6% dari warga memiliki pertanian perkotaan secara nyata diberikan ketertarikan dan mampu mengembangkan melalui beberapa mata kuliah. Salah satu

56

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) diantaranya adalah mata kuliah Pertanian pakcoy, dan sawi. Angkatan kedua Lahan Sempit. Mata kuliah dengan bobot 3 membuat kit vertikultur tipe gantung dan SKS ini terdiri dari 100 menit tatap muka hidroponik tipe Dutch Bucket. Kit di kelas dan 150 menit praktikum di lahan. vertikultur tipe gantung digunakan untuk Materi yang diberikan di kelas antara lain budidaya sawi, pakcoy, dan mint. berupa vertikultur, tabulampot (tanaman Sedangkan hidroponik tipe Dutch Bucket buah dalam pot), dan hidroponik. Pada jam cocok untuk budidaya tanaman berakar praktikum, mahasiswa dibagi ke dalam panjang seperti tomat dan cabai. kelompok-kelompok kecil beranggotakan Praktik pembuatan kit vertikultur 3 hingga 4 mahasiswa dan wajib membuat dan hidroponik yang diperoleh dalam mata 1 kit vertikultur dan hidroponik dalam kuliah ini diharapkan mampu memberikan waktu dua bulan. Biaya pembelian alat dan pemahaman mandalam kepada mahasiswa bahan diberikan kepada tiap kelompok dan mengenai praktik pertanian perkotaan. merupakan salah satu faktor pembatas Beberapa orang mahasiswa terdorong dalam menentukan rancangan kit yang untuk membuat kit di rumah dengan akan dibuat. Desain kit berasal dari ide desain yang lebih sederhana dan biaya mahasiswa yang berlandaskan teori yang pembuatan yang lebih murah. Selain itu, sudah diperoleh di kelas. mahasiswa mampu ikut terjun dalam Evaluasi pembuatan kit vertikultur memberikan pelatihan mengenai dan hidroponik dilakukan oleh tim dosen vertikultur atau hidroponik yang secara pengampu mata kuliah Pertanian Lahan berkala dilakukan oleh Universitas Trilogi Sempit pada minggu ke-7 dan ke-14. Tiap khususnya program studi kelompok membuat makalah laporan dan Agroekoteknologi kepada para penggerak mempresentasikan hasil praktikum sebagai komunitas seperti Pos Pemberdayaan bentuk pertanggungjawaban penggunaan Keluarga (POSDAYA). Mahasiswa dana. Tim dosen mengevaluasi kinerja mampu menyampaikan materi dan kelompok dalam pembuatan kit melalui mengarahkan dalam praktik di kegiatan beberapa parameter misalnya ketepatan pelatihan secara aktif karena telah desain, keefektifan penggunaan dana, mengambil mata kuliah Pertanian Lahan kekompakan tim, dan estetika desain. Sempit. Melalui evaluasi tersebut, tim dosen Dalam bidang penelitian dan menilai pemahaman mahasiswa mengenai pengabdian kepada masyarakat, pertanian jenis kit yang telah dibuat, hasil realisasi perkotaan telah menjadi salah satu desain, dan kemampuan mahasiswa untuk penelitian unggulan yang masuk dalam bekerja di dalam tim. rencana strategis (RENSTRA) Universitas Mata kuliah Pertanian Lahan Sempit Trilogi tahun 2015-2020. Beberapa mulai diberlakukan sebagai mata kuliah penelitian yang telah dilakukan yaitu wajib mahasiswa agroekoteknologi sejak mengenai teknologi pengomposan limbah tahun 2014. Hingga saat ini, terdapat kulit (mendapatkan dana hibah masing-masing 5 kit vertikultur dan penelitian dari Kementerian Ristek Dikti), hidroponik yang sudah dibuat oleh teknologi budidaya sayuran dalam mahasiswa. Angkatan pertama peserta wiremesh (kawat bertingkat), serta studi mata kuliah ini membuat kit vertikultur tentang pemanfaatan sumberdaya lokal bertingkat dengan desain yang beragam. sebagai sumber pangan masyarakat kota. Adapun kit hidroponik yang dibuat adalah Dalam bidang pengabdian kepada kit hidroponik DFT (deep flow technique) masyarakat, Universitas Trilogi tipe bertingkat. Rancangan kit tersebut menerjunkan langsung dosen beserta ditujukan untuk budidaya sayuran berakar mahasiswa untuk membina masyarakat pendek seperti selada, bayam merah, dalam praktik pertanian perkotaan

57

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) diantaranya secara rutin memberikan seluruh tanaman sehingga produktivitas pelatihan pembuatan verticulture dan tanaman stabil. Namun sayangnya pelatihan hidroponik kepada penggerak teknologi NFT boros akan listrik. Pompa Pos Pemberdayaan Keluarga binaan harus dalam keadaan terus menyala agar Universitas Trilogi, pelatihan hidroponik seluruh nutrisi yang dibutuhkan tanaman bagi siswa/i SMA (sejak tahun 2014), terkontrol.Lain dengan NFT, hidroponik pelatihan komposting bagi ibu-ibu PKK DFT lebih irit dalam pemakaian listrik. kecamatan Pancoran, Jakarta selatan Pada saat malam hari misalnya, listrik (tahun 2014), pelatihan pembuatan tahu, dapat dimatikan dan tanaman tidak akan pelatihan pembuatan mie sayur, serta kering maupun layu karena lapisan nutrisi pelatihan pembukuan sederhana bagi cukup dalam. Namun kondisi ini masyarakat yang telah memiliki usaha. memberikan peluang busuknya akar Animo masyarakat cukup besar terhadap karena penerimaan oksigen menjadi kegiatan pertanian perkotaan ini. Hal ini minim. Penerapan hidroponik di dibuktikan dari banyaknya peserta yang masyarakat memang terasa tidak mudah hadir rata-rata 30-40 orang setiap selain perlu rajin mengontrol nutrisi dan kegiatannya. Melalui kuisioner yang kami pH air, juga biaya yang dibutuhkan berikan di setiap kegiatan, 85% peserta tidaklah murah. menilai kegiatan tersebut sangat Alternatif lain yang dipamerkan bermanfaat dan akan diterapkan di rumah adalah tower vertikultur dan vertikultur masing-masing. bertingkat yang dibuat untuk pekarangan Salah satu kontribusi Universitas yang lahannya terbatas. Penerapan Trilogi sebagai sebuah perguruan tinggi vertikultur dapat dilakukan dengan banyak yang ikut serta dalam menyukseskan cara. Sederhananya menanam secara pertanian perkotaan adalah dengan vertikal dengan tidak memakan banyak penyelenggaran “Trilogi Urban Farming”. lahan. Bahan dasar untuk pembuatan Kegiatan yang telah dilaksanakan pada vertikultur yang dipilih adalah paralon bulan Maret 2016 ini cukup banyak yang dinilai lebih awet dari segi umur menyedot perhatian berbagai pihak. pemakaian. Tower vertikal cenderung Trilogi urban farming hadir sebagai lebih sederhana karena cukup bentuk gerakan untuk mencintai pertanian menggunakan satu paralon yang dilubangi secara nyata melalui praktik pertanian secara vertikal dan diisi dengan tanaman lahan sempit khususnya di kota-kota besar yang umumnya memiliki perakaran seperti Jakarta. Acara ini hadir dalam pendek dan siklus umur yang pendek juga bentuk pameran outdoor dengan seperti sayuran sawi, pakcoy, kangkung, menghadirkan berbagai teknologi dan lain-lain. Kelemahan model tower pertanian sederhana yang sudah lama vertikultur adalah jumlah lubangnya yang berkembang namun belum banyak ditiru sedikit sehingga tanaman yang ditanam oleh banyak orang. Diantara beberapa jumlahnya terbatas. Oleh karena itu teknologi sederhana yang dipamerkan biasanya disiasati dengan menanam diantaranya: hidroponik NFT (nutrient film tanaman yang bisa dipanen berkali-kali technique), hidoponik DFT (deep flow seperti seledri ataupun daun bawang. technique), tower vertikultur, vertikultur Model lain dari vertikultur yang bertingkat, planter box dan wiremash. diperkenalkan adalah vertikultur bertingkat Teknologi hidroponik dengan model dengan ukuran yang lebih besar agar lebih NFT memiliki kelebihan seperti mudahnya banyak jumlah tanaman yang dapat mengontrol sirkulasi air, nutrisi dan ditanam. Namun sayangnya kedua jenis itu oksigen pada tanaman.Larutan nutrisi yang masih bersifat konvensional, sehingga diberikan bisa lebih seragam diterima oleh penyiramannya masih menggunakan

58

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016) gembor maupun selang. Sejauh ini perkotaan. Melalui kerjasama tersebut penanaman dengan model vertikultur telah dilakukan berbagai kegiatan dalam memang paling banyak disukai masyarakat pemberdayaan masyarakat di DKI Jakarta karena mudah ditiru. dalam memanfaatkan ruang sempit untuk Selanjutnya planter box. Jenis melakukan praktik pertanian perkotaan. teknologi sederhana ini diperuntukan bagi Pemanfaatan ruang dengan berbagai model area yang sudah tidak memiliki tanah alias urban farming telah memberikan hasil sudah dibeton seluruhnya. Modelnya kotak secara nyata dalam kontribusi pangan bisa bertingkat dan cukup ditambah media keluarga. tanam tanpa harus mencangkul seperti konvensional pada umumnya. Namun REKOMENDASI PENERAPAN karena bahan yang digunakan adalah kayu PERTANIAN PERKOTAAN DI sehingga mudah hancur karena terpaan DAERAH cuaca maupun rayap sehingga tidak tahan Peranan penting serta praktik-praktik lama. terbaik dari berbagai belahan dunia Teknologi terakhir yang mengenai pertanian perkotaan telah diperkenalkan adalah wiremash. penulis uraikan di atas. Melihat besarnya Pengembangan wiremash di Universitas peranan dan potensi pertanian perkotaan, Trilogi menggunakan kawat jaring yang sudah selayaknya pertanian perkotaan ditambahkan trashbag dan media tanam tidak lagi dipandang sebelah mata. Sudah didalamnya. Sejauh ini cukup membantu saatnya ada perhatian juga pengembangan untuk wadah tanam dengan model yang terhadap pertanian perkotaan, karena, tidak hampir mirip dengan tower vertikultur. bisa dipungkiri, bahwa pertanian perkotaan Sayangnya, penanaman dengan wiremash menjadi salah satu pendukung dalam masih berlum seragam sehingga ukuran mewujudkan ketahanan pangan serta tanaman yang dipanen berbeda-beda. pengentasan kemiskinan di wilayah kota. Selain itu tidak mobile sehingga sulit Praktik di berbagai negara dapat dijadikan dipindahkan dan terkadang pemakaian contoh baik bagi penerapan pertanian dengan trashbag tidak tahan lama. Biaya perkotaan di Indonesia. Beberapa kota di pembuatan wiremash termasuk murah dan Indonesia sudah mulai menerapkan dan ramah dikantong sehingga model ini juga mengembangkan pertanian perkotaan banyak disukai oleh masyarakat. namun masih banyak juga kota-kota di Dalam memperkuat konsep serta Indonesia yang masih mengandalkan program pertanian perkotaan Universitas kebutuhan pangan dari daerah lain. Trilogi telah melakukan komunikasi serta Praktik pertanian perkotaan dapat kerjasama ke berbagai pihak mulai dari dimulai dari rumah sendiri dengan lembaga pemerintahan, instansi swasta, memanfaatkan sumber daya lokal dan sekolah-sekolah, serta komunitas yang teknologi sederhana. Apabila praktik ini bergerak pada bidang pertanian dan berhasil, bukan tidak mungkin akan ada lingkungan. Pada instansi pemerintahan rumah tangga lain yang melakukan praktik Provinsi DKI Jakarta, Universitas Trilogi pertanian perkotaan. Bagi kota-kota yang telah menjalin kemitraan dengan Dinas akan menerapkan praktik pertanian Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan, perkotaan, penulis mencoba memberikan Biro Ekonomi Provinsi DKI Jakarta, serta rekomendasi sebagai berikut : Bank Indonesia Kantor Wilayah DKI 1. Manfaatkan sumberdaya lokal. Jakarta. Untuk instansi swasta, Universitas Keanekaragaman biodiversitas Trilogi telah bekerja sama dengan salah Indonesia sangatlah besar sehingga satu industri benih nasional yang juga setiap daerah mempunyai sumberdaya bergerak dalam pengembangan pertanian lokal yang khas. Oleh karena itu, dalam

59

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

praktik pertanian perkotaan dapat Cahya, D.L. 2014. Kajian Peran Pertanian dijadikan sebagai sarana dalam Perkotaan Dalam Pembangunan mengembangkan sumberdaya alam Perkotaan Berkelanjutan (Studi Kasus: khas setempat. Pertanian Tanaman Obat Keluarga di 2. Aplikasi teknologi sederhana dan tepat Kelurahan Slipi, Jakarta Barat). Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3. Hal 324- guna yang mudah dilakukan oleh 333. seluruh kalangan masyarakat. 3. Manfaatkan kembali (reuse) limbah Cofie, O., A. Bradford, and P. Drechsel. 2006. organik kota sebagai sumber hara dan Recycling of urban orgaic waste for nutrisi bagi tanaman. Kotoran-kotoran urban agriculture. Cit ies Farming for the Future; Urban Agriculture for Green ternak dapat dimanfaatkan sebagai and Productive Cit ies” by René van sumber biogas. Sehingga limbah- Veenhuizen (ed.), RUAF Foundation, limbah organik dapat memberikan nilai the Netherlands, IDRC, Canada and tambah bagi masyarakat. IIRR publishers, the Philippines, 2006. 4. Praktik pertanian perkotaan diterapkan dengan konsep berkelanjutan dan De Zeeuw, H. 2011. Cities, climate change and urban agriculture. Urban berwawasan lingkungan. Sehingga Agriculture Magazine 25: 39–42. dengan adanya konsep seperti itu diharapkan dapat menciptakan Domene, E.; Sauri, D. 2007. Urbanization and lingkungan yang sehat, aman, nyaman, class-produced natures: Vegetable gardens in the Barcelona Metropolitan dan bersih. Region. Geoforum, 38, 287–298. 5. Dukungan pemerintah terhadap pelaku pertanian perkotaan berupa insentif Foeken, D. 2006. “To Subsidize my Income” – maupun kepastian hukum. Urban Farming in an East African Town Brill, Leiden, Boston DAFTAR PUSTAKA Food and Agriculture Organization (FAO). Armar-Klemesu M. 1999. Urban agriculture 2008. Urban Agriculture For and food security, nutrition and health. Sustainable Poverty Alleviation and Paper presented at Growing Cities Food Security. 84p. Growing Food Workshop, Havana, Girardet, H. 2005. Urban agriculture and Cuba, October 1999. sustainable urban development. In Blyth, A and L. Menagh. 2006. From Rooftop CPULS: Continuous Productive Urban to Restaurant : A University Cafe Fed Landscapes—Designing Urban By A Rooftop . The Canadian Agriculture for Sustainable Cities; Organic Grower. P 50-56. www.cog.ca Viljoen, A., Ed.; Elsevier: Amsterdam, The Netherlands; pp. 32–39. Bopda, A, R Brummett, S Dury, P Elong, S FotoMenbohan, J Gockowski, C Kana, J Grace, D, G Nasinyama, T F Randolph, F Kengue, R Ngonthe, N Soua, E Tanawa, Mwiine and E Kang’ethe. 2008. “City Z Tchouendjeu and L Temple. 2010. dairying in Kampala: integrating “Urban farming systems in Yaoundé – benefits and harms”, in Cole et al. building a mosaic”, in Prain et al. (editors) (2008), Healty city Harvests: (editors). African Urban Harvest: Generating Evidence to Guide Policy on Agriculture in the Cities of Cameroon, Urban Agriculture CIP/Urban Harvest Kenya and Uganda Springer, New York, and Makerere University Press, and IDRC, Ottawa. Kampala, Uganda, and Lima, Peru. pages 193–210.

60

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Haletky ,N. and O. Taylor. 2006. Urban Pinderhughes, R. 2004. Alternative Urban Agriculture as a Solution to Food Futures: Planning for Sustainable Insecurity: West Oakland and People’s Development in Cities Throughout the Grocery. Urban Agriculture in West World. Lanham, Boulder, New York, Oakland. Toronto, Oxford: Rowman & Littleield Publishers. Hariyanto. 2010. Pola dan Intensitas Konversi Lahan Pertanian di Kota Semarang Puriandi F. Dan PN Indrajati. 2013. Proses Tahun 2000 – 2009. Jurnal Geografi FIS Perencanaan Kegiatan Pertanian Kota Universitas Negeri Semarang. Vol. 7 Yang Dilakukan Oleh Komunitas No. 1. Hal 1-10 Berkebun Di Kota Bandung Sebagai Masukan Pengembangan Pertanian Kota Hou J, Johnson JM and Lawson LJ. 2009. Di Kawasan Perkotaan. Jurnal Greening Cities, Growing Communities: Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 1 Learning from Seattle’s Urban No. 2. Hal 497-506. Community Gardens. Seattle, WA: University of Washington Press. Redwood, M. 2008. Agriculture in Urban Planning: Generating Livelihoods and Jalil, A. 2005. Kota: Dari Perspektif Food Security.London: Earthscan. Urbanisasi. Jurnal Industri dan Perkotaan Volume IX Nomor 15. Hal Reid, D. 2009. Community gardens and food 833-845. security. Open House Int, 34, 91–95. Koont, S. 2009. The urban agriculture of Sampelilling, S, S.R.P Sitorus, S. Nurisyah, Havana. Mon. Rev. 60, 44–63. dan B. Pramudya. 2012. Kebijakan Pengembangan Pertanian Perkotaan : Koscica, M. 2014. The Role of Urban Studi Kasus di DKI Jakarta. Hal 257- Agriculture in Addressing Food 267. Insecurity in Developing Cities. Journal of International Affairs. Vol. 67 No. 2. P Santoso, EB dan RR Widya. 2014. Gerakan 177-186. Pertanian Perkotaan dalam Mendukung Kemandirian Masyarakat di Kota Lawson, Laura J. 2007. “City Bountiful: A Surabaya. Makalah Seminar Nasional Century of in Cities 2014. 11 halaman. America”. Geographical Review: vol 97 no.3, Geosurveillance (Jul., 2007), p Setiawan, B. Dan D.H Rahmi. Ketahanan 428-430. Pangan, Lapangan Kerja, dan Keberlanjutan Kota : Studi Pertanian Lee-Smith, D. 2010. Cities feeding people: an Kota di Enam Kota di Indonesia. 2004. update on urban agriculture in equatorial Warta Penelitian Universitas Gadjah Africa. Environment & Urbanization. Mada (edisi khusus). Hal 34-42. International Institute for Environment and Development (IIED). Vol 22(2): Smith, J., J. Nasr, and A. Ratta. 2001. Urban 483–499. Agriculture, Food, Jobs, and Sustainable Cities. United Nations Development Mougeot L (ed.). 2005. Agropolis: The Social, Programme. Political and Environmental Dimensions of Urban Agriculture. London: Specht, K et al. 2014. Urban agriculture of the Earthscan. future: an overview of sustainability aspects of food production in and on Noorsya, AO dan I Kustiwan. 2013. Jurnal buildings. Agric Hum Values. 31:33– Perencanaan Wilayah dan Kota B. 51. SAPPK ITB. Bandung. Hal 89-99. Tornaghi, C. 2014. Critical geography of Nordahl D. 2009. Public Produce: The New urban Agriculture. Progress in Human Urban Agriculture. Washington, DC: Geography. Vol. 38(4) 551–567. Island Press.

61

Pertanian Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik Jurnal Agroteknologi, Vol. 10 No. 01 (2016)

Urban Agriculture Committee of the African Ccity: Kkampala, Uganda. Community Food Security Coalition Open House International. Vol. 34 No. (CFSC) (2003) Urban agriculture and 2. p 25-35. community food security in the United Zezza, A and L. Tasciotti. 2010. Urban States: Farming from the city center to agriculture, poverty, and food security: the urban fringe. Empirical evidence from a sample of van Leeuwen, E.; Nijkamp, P.; Vaz, T.D. developing countries. Journal of Food 2010. The multifunctional use of urban Policy. Vol. 35, Issue 4. p 265-273. greenspace. Int. J. Agric. Sustain. 8, Zhang, F. F; Cai, J.M; Liu, G. 2009. How 20–25 Urban Agriculture is Reshaping Peri- Wolfe, J M and S. McCans. 2009. Designing urban Beijing? Open House Int. Vol 34, Ffor Uurban Aagriculture Iin Aan p 15-24.

62